Anda di halaman 1dari 4

RETENSIO PLASENTA

Definisi, Gejala, dan Pengobatan


Retensio plasenta merupakan suatu kelainan plasenta yang ditemukan setelah kelahiran. Kelainan
tersebut berupa keterlambatan plasenta yang belum lahir selama 30 menit setelah bayi lahir.
Normalnya plasentagt;dapat keluar segera setelah baru lahir. Kondisi ini dapat menimbulkan
gangguan pada proses jalan lahir dan membahayakan ibu.

Pengertian Mengenai Plasenta


Plasenta merupakan organ yang terdapat di dalam rahim ibu saat mengandung janin. Seluruh
perkembangan janin bergantung pada hasil metabolisme yang diproduksi di dalam plasenta. Selain
itu hormon estrogen dan progersteron juga diproduksi di dalam plasenta dan memiliki peran
penting selama masa kehamilan hingga kelahiran.

Penyebab Retensio Plasenta


Dalam kelahiran normal, bayi yang sudah keluar akan segera mengeluarkan plasenta dari rahim
secara spontan tanpa tarikan dari tenaga medis. Plasenta yang sudah lepas dari dinding rahim
terjadi hambatan saat akan keluar. Penyebab yang dapat menimbulkan retensio plasenta antara
lain:
1. Kandung kemih yang penuh
2. Kontraksi uteri yang kurang
3. Kesalahan pada proses melahirkan (kala 3)
4. Kontraksi serviks yang terlalu cepat sehingga menahan plasenta keluar
5. Plasenta yang lepas akibat tarikan mekanik
6. Ukuran plasenta yang sangat kecil
Jenis Retensio Plasenta
Jenis- jenis retensio plasenta terdiri dari:
1. Plasenta akreta
Plasenta yang tertanam hinga sebagian lapisan otot rahim
2. Plasenta inkreta
Plasenta yang tertanam hingga mencapai keseluruhan otot rahm
3. Plasenta inkarserata
Tertahannya plasenta akibat mulut rahim yang menyempit
4. Plasenta adhesiva
Kegagalan mekanisme separasi fisiologis akibat tertanamnya palsenta pada rahim

Gejala Retensio Plasenta


Gejala dan tingkat keparahan yang ditimbulkan pada retensio plasenta bergantung pada jenis
perelakata plasenta seperti yang disebutkan di atas. Saat setekah kelahiran bayi, apabila plasenta
tidak segera dilahirkan akan menimbulkan gejala yaitu:

Kontraksi uterus yang kurang baik


1. Konsistensi serviks menjadi kenyal
2. Pendarahan sedang hingga berat
3. Penjuluran tali pusat tanpa melahirkan plasenta
4. Peningkatan tinggi fundus
Plasenta yang belum terlepas dari dinding rahim tidak akan menimbulkan pendarahan. Tetapi
apabila plasenta sudah terlepas, maka muncul pendarahan segera yang banyak sehingga dapat
menimbulkan resiko syok hipovolemik akibat pendarahan terus-menerus. Pendarahan sulit
berhenti akibat kontraksi uterus yang lemah sehingga pembuluh darah tetap terbuka dan
pendarahan terus berlanjut.

Kesalahan pada manajemen melahirkan kala 3 persalinan dapat mengakibatkan kntraksi uterus dan
serviks dapat bermasalah. Plasenta akan tertahan di serviks yang mengencang dan menghambat
pengeluaran plasenta.
Penanganan Pada Retensio Plasenta
Terhambatnya plasenta yang keluar dapat beresiko mengakibatkan pendarahan pada ibu. Apabila
terjadi retensio plasenta setelah lahir, penanganan dini harus segera dilakukan. Berikut tahap-tahap
retensio plasenta yang dilakukan tenaga medis untuk menyelamatkan jiwa ibu dan bayi.

Mencegah Hipovolemik
Syok hipovolemik terjadi akibat pendarahan akut yang terus keluar segera setelah plasenta lepas
dari dinding rahim. Maka dari itu pemberian infus cepat diberikan agar tekanan darah, nadi, dan
oksigen selau ada dalam angka stabil

Meningkatkan Kontraksi Uterus


Kontraksi uterus harus ditingkatkan agar plasenta lebih cepat keluar berkat bantuan kontraksi
uterus. Dokter akan memberikan oksitosin (35 unit syntocinon) yang bersamaan dengan cairan
infus.

Persiapan transfusi
Transfusi darah disiapkan apabila timbul pendarahan kronis yang membutuhkan transfusi darah
segera guna melancarkan pengeluaran plasenta tanpa membahayakan jiwa ibu.

Manual Plasenta
Metode manual plasenta dilakukan dengan melepaskan plasenta secara manual dengan bantuan
tangan sedangkan tahan lain menahan dinding rahim dari luar. Syarat yang perlu diperhatikan
sebelum melakukan plasenta manual adalah bayi sudah lahir sepenuhnya, pendarahan kurang dari
400 cc, dan plasenta tertahan di dalam uterus lebih dari 30 menit,

Kuret
Kuretase atau kuret dilakukan setelah plasenta keluar seutuhnya oleh bantuan tangan atau masih
ada jaringan sisa plasenta yang belum keluar seluruhnya. Kuretase dilakukan di rumah sakit oleh
dokter spesialis kandungan yang berpengalaman. Kesalahan dalam kuretase malah dapat beresiko
merusak dinding rahim yang tipis dan dapat memicu pendarahan kembali dari rahim
Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik bagi ibu bertujuan untuk mencegah infeksi paska persalinan dan paska
penanganan retensio plasenta.

Anda mungkin juga menyukai