Perlit ( SiO2 )
Perlit terbentuk bersamaan dengan tuff yaitu pada pertengahan gunung berapi.
Kandungan perlit : SiO2 , Al2O3 , TiO , Ko2 .
Perlit memiliki sifat yang ketika dipanaskan akan mengembang sampai 20x volume aslinya.
Kegunaan atau menfaat perlit , yaitu :
1. Beton ringan Beton ringan cocok dipakai untuk gedung atau gedung pencakar langit karena selain ringan juga
mampu menahan panas. Perlit dapat digunakan sebagai beton ringan yang biasanya dicampur dengan air dan semen
portland atau bitumen (cairan yang belum sampai pada derajat). Hasilnya dapat digunakan sebagai langit – langit
bangunan, pengisi lantai, untuk sistem dinding pembatas khususnya kesemua ini diperuntukkan untuk bangunan yang
bertingkat. Berat jenis (BJ) sebelum dipanaskan = 1 – 2,5 tetapi jika dipanaskan menjadi BJ = 0,11 – 0,30.
2. Plester Perlit digunakan untuk konstruksi beton tahan api yang juga digunakan untuk langit – langit. Plester ini
berfungsi sebagai penghambat panas, setelah itu akan mengeluarkan uap air. 60% plester ini lebih ringan dari plester
pasir dengan tahan panas 4x lebih baik.
3. Isolator / penghambat panas Perlit dapat digunakan sebagai isolator pada temperatur tinggi, misalnya pada
pengecoran logam atau besi. Perlit digunakan sebagai lapisan pada permukaan cetakan dengan maksud untuk
mencegah panas yang hilang selama proses pengecoransehingga tidak terjadi perlapisan – perlapisan. Sebagai isolator
temperatur rendah digunakan untuk keperluan penyimpanan cairan atau gas yang memiliki titik didih yang rendah sebab
salah satu sifat perlit adalah dapat menahan dan menyerap panas dan non higroscopis (tidak menyerap air).
Diatomea ( SiO2 )
Kegunaan atau manfaat diatomea, yaitu :
1. Beton ringan Diatomea dapat digunakan sebagai beton ringan yang berfungsi dalam bentuk bata ringan atau wall
board (dinding pembatas) pada bangunan tinggi, dengan berat jenis 0,45.
2. Isolator / penghambat panas Diatomea (SiO2) memiliki sifat yang ringan dengan bahan perekat tertentu dapat
dicetak dan digunakan sebagai pipa untuk gas ataupun cairan yang menghasilkan panas. Lempung (clay) digunakan
sebagai perekat yang akan dicampur dengan diatomea.
Gypsum
Tesis dengan judul “Genesa Perlit dan Rekayasa Pemanfaatannya Sebagai Bahan Pembuatan Beton Ringan (Studi
Kasus Perlit Doro Donggomasa Kecamatan Lambu Kabupaten Bima)”dilaksanakan di Kecamatan Lambu, Kabupaten
Bima, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis, daerah penelitian terletak pada 119°00’00” - 119°03’00” BT dan
08°38’30” - 08°43’00” LS. Metode penelitian yang digunakan terdiri atas 2 metode, yaitu penelitian lapangan dan
penelitian laboratorium Berdasarkan pengamatan lapangan dan analisis laboratorium, perlit daerah Doro Donggomasa
merupakan perlit granular atau banded perlite yang bertipe dasitik, terbentuk sebagai hasil aliran magma yang bersifat
dasitik dan membeku dengan tiba-tiba. Cadangannya mencapai 8.948.688,75 m3 atau sekitar 20.159.606 ton.
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis laboratorium, perlit memiliki berat jenis 1,862 sehingga termasuk jenis agregat
ringan dan beton ringan yang dihasilkan pada rasio volume semen/perlit (1/5; 1/6; 1/7; 1/8) memiliki berat isi berturut-turut
adalah 1.621; 1.567; 1.475; dan 1.402 kg/m3, dan kuat tekan berturut-turut adalah 13,623; 8,3035; 4,585; dan 2,603 MPa.
Dari hasil uji kuat tekan, beton ringan perlit muai (BRPM) pada semua variasi campuran secara teknis dapat digunakan
pada semua jenis konstruksi dinding berdasarkan standar PUBI-1982. Variasi campuran 1/5 dan 1/6 dapat digunakan
pada konstruksi dinding yang menahan beban, dan variasi campuran 1/7 dan 1/8 dapat digunakan pada konstruksi
dinding yang tidak menahan beban, terutama untuk konstruksi dinding bangunan bertingkat dan bangunan di daerah
rawan gempa, sebagai akibat berkurangnya berat bangunan.
Telah dilakukan pembuatan panel beton ringan (beton perlit I dan II) dari campuran semen - perlit dan semen - agregat
(campuran perlit dan pasir). Kualitas beton ringan secara umum sangat ditentukan oleh komposisi bahan baku dan
proses pengeringannya.Prosedur pembuatan beton perlit I menggunakan bahan baku (semen + perlit) dan beton perlit II
(semen + perlit + pasir), diaduk hingga rata dan dicetak berbentuk selinder(diameter 27 mm dan tinggi 90 mm),
sedangkan bentuk balok berukuran 160 x 40 x 40cm3. Kemudian sampel tersebut dikeringkan secara alami (7, 14, 21
dan 28 hari) serta menggunakan autoclave dengan tekanan 1,5 bar (selama 20, 30, 60 dan 90 menit). Karakteristik beton
ringan yang diukur meliputi: densitas, kuat tekan, kuat patah, kuat tarik, penyerapan air, penyusutan, firing resistance
(firing retardant), konduktivitas termal, dan analisa mikrostrukturnya dengan XRD. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
beton perlit I dan II dengan komposisi: 80,00; 85,72; dan 88,89 % (volum perlit atau volum agregat) yang dikeringkan
selama 28 hari (secara alami) dan dengan autoclave selama 90 menit memiliki sifat fisis, mekanik dan termal, memenuhi
persyaratan sebagai panel beton ringan. Nilai densitas dari beton perlit I yang diperoleh dari proses pengeringan alami
(28 hari), dan dikeringkan dengan menggunakan autoclave bertekanan 1,5 bar (90 menit) adalah sekitar: 315,22 - 662,08
kg/m3 (0,315 - 0,662 g/cm3). Panel beton ringan (beton perlit II) yang dikeringkan selama 28 hari (alami) dan dikeringkan
selama 90 menit (menggunakan autoclave) menghasilkan densitas pada rentang: 1050,22 - 1420,35 kg/m3. Penyerapan
air beton perlit I dan II pada komposisi terbaik adalah: 8 - 20 % dan penyusutannya sekitar 0,05 - 0,17 %. Ketahanan api
terbaik dari beton perlit I dan II yang dibakar selama 4 jam (titik nyala api) adalah pada komposisi 80,00 dan 85,72 %
volum perlit, dan 80,00; 85,72 dan 88,89 % agregat. Panel beton perlit I dan II memiliki kamampuan meredam panas
dengan nilai konduktivitas panas sekitar: 0,61 - 0,97 W/m2.K, sehingga dapat dipergunakan sebagai panel isolasi panas.
Beton perlit I didominasi oleh fasa-fasa: Ca2SiO4 (C2S), Ca3SiO5 (C3S), dan Ca3Al2SiO6 (C3A), dan fasa minor SiO2
yang berasal dari perlit. Beton perlit II memiliki fasa dominan SiO2 yang berasal dari pasir dan perlit: quarzt, tridymit dan
crystobalit, sedangkan fasa dari semen: Ca2SiO4 (C2S), dan Ca3SiO5 (C3S)
Pembuatan Panel Beton Ringan Berbasis Perlit Dan Efek.... Available from:
Suatu kesempatan yang langka, ketika saya berkunjung untuk mengikuti seminar internasional di Thailand, saya
mendapat kesempatan untuk berkunjung ke salah satu tambang perlit, di Pnomchat hill, di Provinsi Lopburi. Provinsi
berjarak 200 km dari Bangkok, dan ditempuh dengan perjalanan darat sekitar 3 jam dari Bangkok menggunakan shuttle
bus.
Pemilik tambang ini merupakan dosen dari salah satu universitas di Thailand, yang namanya susah untuk diingat, namun
dari penjelasan yang dia buat dari slide nya, di gubug tempat dia menyimpan perlit yang sudah diolah, menunjukkan dia
sangat mengenal baik karakteristik dari endapan tersebut. Memang, tidak banyak orang yang bisa bergerak pada 2 sisi
yang berbeda, menjadi pengajar, namun juga menjadi pengusaha di bidang yang dia tekuni
Sebagai pendahuluan, perlite(perlit) adalah salah satu batuan piroklastik, salah satu tipe dari volkanik-glass, yang dapat
mengembang dan menjadi sangat berpori ketika dipanaskan. Berasal dari bahasa Perancis "Pearl", yang menunjukkan
kilap mutiara dari batuannya. Ketika dipanaskan, perlit dapat mengembang hingga 20x dari volume sebenarnya.
Prinsipnya sama seperti kita membuat pop corn, dimana volume akan mengembang, namun menjadi lebih ringan. Perlit
umumnya berwarna abu-abu hingga hijau, namun bisa berwarna cokelat, biru, ataupun merah. Setelah dipanaskan, perlit
akan berwarna abu-abu hingga putih.
Volcanic glass umumnya terbentuk akibar adanya lava yang membeku dari letusan gunung berapi dan membeku dengan
cepat. Karena membeku dengan cepat, tidak terbentuk kristal secara sempurna, dan tidak ada kesempatan air akan
keluar dari material tersebut. Perlit merupakan grup silikat, yang mempunyai kadar silika yang sangat tinggi.
Pada daerah yang saya kunjungi, perlit berasosasi dengan tuff dan batu-apung (pumice), yang juga merupakan produk
dari batuan piroklastik, dan juga berasosiasi dengandevitrified perlite. Klasifikasi dari material tersebut dibagi berdasakan
kenampakan fisik dari batuan.
Banyak struktur minor yang bisa diamati, seperti adanya laminasi, micro-folding atau perlipatan mikro, serta adanya
fragmen batuan yang terperangkap dan terkompaksi, sebagai produk adanya letusan di masa lampau.
Setelah perlit diberaikan dengan menggunakan bahan peledak, perlit kemudian diangkut menggunakan dumptruck dan
back hoe, untuk kemudian di remukkan dengan menggunakancrusher, dan dibakar sehingga perlit mengembang, dan
menjadi sangat ringan. Bahkan perlit yang semula keras, ketika sudah menjadi serbuk dan diletakkan di atas air, perlit
akan mengambang di atas air tersebut.
Perlit mempunyai banyak manfaat. Menyerupai bentonit, zeolit, yang dimanfaatkan sebagai penukar ion, perlit juga dapat
dipakai untuk keperluan tersebut. Pembuatan beton ringan, kosmetik, campuran bahan makanan hewan dan tumbuhan,
penjernih air, merupakan sebagian kecil dari manfaat perlit. Di akhir kesempatan. pemilik tambang tersebut berbaik hati
memberikan kami kosmetik, yang diyakini bisa memutihkan wajah. Minat mencoba?
Di Indonesia, tambang perlit berasosiasi dengan obsidian, yang berada di Samarang, Garut yang ulasan singkatnya
pernah saya tuliskan disini.
Kalau coba ditengok dari geologi-nya, Garut itu termasuk pegunungan Selatan Jawa Barat. Disini, saya ga akan terlalu
banyak membahas tentang geologinya, daripada nanti terlalu berat untuk dibaca, saya coba share yang dasar aja ya. Kita
mulai satu-satu ya.
Kenapa pasir vulkanik disini bagus untuk dijadikan konstruksi bangunan? Karena disini pasir nya merupakan hasil erupsi
dari gunung Guntur. Pasir ini masih belum terlontar jauh dari sumbernya, sehingga kalau dilihat, pasir ini mempunyai
bentuk yang hampir menyudut, sehingga kalau teman-teman menggunakan pasir ini untuk bahan bangunan, ikatan antar
butir nya akan melekat lebih kuat satu sama lain. Jadi, sangat logis kenapa pasir gunung berapi lebih mahal dibanding
pasir pantai. :D
Perlite dan Obsidian merupakan batuan vulkanik yang sebagian besar tersusun atas silikaglass (SiO2) tanpa adanya
struktur kristal. Obsidian dihasilkan dari lavariolitik yang mendingin secara cepat sehingga hanya memungkinkan
terbentuknya glass sementara perlite adalah hasil proses hidrasi sekunder dari obsidian maupun tipe batuan
vulkanik glass setelah pengendapan sehingga memiliki kandungan air lebih besar daripada obsidian
Perlite merupakan produk dari proses pendinginan cepat dari magma berkomposisi riolit membentuk tipe batuan
riolit glass yang amorf atau tanpa kristal. Magma riolit kental menyisakan lava yang masih mengandung SiO 2tinggi.
Pendinginan lava kaya silika dengan cepat dapat membentuk lapisan endapan obsidian.
Eksplorasi perlite di Samarang bermula saat W. Kartawa (1974) (dalam Kurniawati 2010) pernah melakukan peninjauan
singkat yang ditujukan terhadap lokasi keterdapatan dan arah sebaran Perlite. Hasil peninjauan yang dilakukan oleh tim
ini dapat diperoleh gambaran bahwa sebaran obsidian sebaran obsidian pada sekitar G. Kiamis ini berbentuk singkapan
maupun bongkah-bongkah. Singkapan yang representatif terdapat di S. Cibodas, S. Cikaniri, dekat Kampung Penagan
dan tebing baratdaya G.Kiamis. Arah sebaran baratlaut-tenggara dengan kemiringan timurlaut dan sebaran baratdaya-
timur laut dengan kemiringan kearah barat laut. Hal ini memberikan gambaran bahwa awalnya Obsidian terdapat dalam
kubah. Bongkahanya banyak tersebar mulai Kampung Gadog/ Patrol sampai barat dekat jembatan S. Cibodas (sekitar
Cipanas) ke utara menyebar sampai Cibatuipis, Pangkalan, Lemahgandu dan Lereng Baratdaya G.Kiamis. Saya pernah
mengunjungi tambang perlit di Thailand, yang ulasannya bisa dibaca disini.
Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non logam seperti,
kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin.mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit,
ilmenit, limonit, dan hematit, Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup penting merupakan ubahan dari magnetit
dan ilmenit. Magnetit adalah komoditas utama dalam endapan pasir besi dimana kandungan Fe nya besar dan dapat
dimanfaatkan dalam berbagai industri besi dan baja.Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan
andesitik
-------------------------------------
Sebenarnya masih banyak komoditi Garut yang masih belum diangkat, seperti tambang emas rakyat di Cihideung, batu
mulia Krisopras di Caringin, Bungbulang, panas bumi di Kamojang dan Darajat... Tulisan lainnya saya masukkan ke
dalam halaman ini tentang potensi panas bumi di Kamojang,panas bumi di gunung Ciremay serta tentang
Papandayan.
Potensi daerah lain juga sudah saya tulis, untuk Sukabumi dan Tasikmalaya.
AYAH
Di jembatan Bambu yang melintas di Sungai Cikandang, tambang Emas Ciarinem, Papandayan
Perlit adalah batuan yang terbentuk oleh lava riolit. Pada waktu lava mengalir, bagian bawahnya bersentuhan dengan
media air dan akibat beban diatasnya dan aliran lava yang tertahan akan terjadi pendinginan sangat cepat, maka
terbentuklah perlitisasi. Batuan ini berwarna abu-abu kehijauan hingga abu-abu kehitaman dan mempunyai sifat yang
khas, apabila dipanaskan akan mengembang antara 4 hingga 20 kali, serta batuan ini tahan terhadap api.
Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung api bersusunan asam hingga basa
yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk gelas atau kaca daripada kristal dominan. Obsidian adalah
batuan yang disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
Manfaat dari perlit dan obsidian adalah sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan, plesteran, isolator temperatur
tinggi/rendah, bahan penggosok, saringan/filter, bahan pembawa (media) dan campuran makanan ternak. Lokasi
ditemukan bahan galian ini antara lain di Gunung Kiamis dan sekitarnya, Kecamatan Pasirwangi dengan jumlah
cadangan diperkirakan sebesar 72 juta ton. Berdasarkan mutu dengan index pemuaian antara 120 -160 kali, prospek
penambangan perlit di masa mendatang cukup menjanjikan.