Anda di halaman 1dari 8

Hubungan Kesiapan Belajar Mandiri Dengan Keaktifan Mahasiswa Saat Mengikuti

Tutorial Blok Pada Mahasiswa Angkatan 2018 FK Unimus

Feny Sinta dewi

H2A016047

ABSTRACK

Latar Belakang : Kesiapan belajar mandiri adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang
untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, prestasi dan pengembangan diri individu.
Kesiapan belajar mandiri dibutuhkan dalam proses pembelajaran PBL (Problem Based
Learning). Salah satu sarana pembelajaran yang digunakan dalam PBL adalah tutorial.
Tutorial adalah suatu proses belajar aktif dimana mahasiswa distimulasi oleh problem
(skenario) yang bertujuan untuk mengaktifkan prior knowledge mahasiswa dan difasilitasi
oleh seorang fasilitator. Dalam tutorial dibutuhkan beberapa hal untuk mendapatkan hasil
yang baik salah satunya adalah keaktifan dari mahasiswa yang mengikuti tutorial. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kesiapan belajar mandiri dengan keaktifan
mahasiswa dalam mengikuti tutorial.

Metode Penelitian : Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel total sampling dengan sampel
sebanyak 150 mahasiswa. Data didapatkan melalui pengisian kuesioner SDLR dan
pengambilan instrumen penilaian tutorial pada fasilitator. Uji analisis menggunakan uji
korelasi spearman.

Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian didapatkan p=0,000 hal tersebut menunjukan bahwa
terdapat hubungan antara kesiapan belajar mandiri dengan keaktifan mahasiswa saat
mengikuti tutorial blokpada mahasiswa ankatn 2018 FK Unimus.

Simpulan : Terdapat hubungan antara kesiapan belajar mandiri dengan keaktifan mahasiswa
saat mengikuti tutorial blok pada mahasiswa ankatn 2018 FK Unimus.

Kata Kunci: kesiapan belajar mandiri, SDLR, Keaktifan mahasiswa, tutorial


Pendahuluan

Universitas Muhammadiyah Semarang merupakan perguruan tinggi milik


Yayasan Muhammadiyah yang memiliki berbagai macam fakultas salah satunya
Fakultas Kedokteran. Sistem pembelajaran di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang (FK Unimus) memakai sistem kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) dengan memakai metode pembelajaran Problem-Based Learning
(PBL). PBL merupakan inovasi dalam suatu metode pembelajaran dengan tujuan
untuk melatih mahasiswa berfikir kritis, kreatif, rasional dan meningkatkan
pemahaman materi serta memberikan pengalaman nyata terhadap mahasiswa. Proses
pendekatan ini diharapkan membuat mahasiswa belajar dengan aktif untuk
meningkatkan pengetahuannya dengan dosen bertindak sebagai tutor.1
Salah satu metode pembelajaran dalam PBL adalah tutorial. Tutorial
merupakan jantung bagi PBL. Aktivitas pembelajaran bertumpu pada proses tutorial.
Di dalam proses tutorial ini mahasiswa bersama-sama dengan tutor melakukan
pemahaman dan pencarian pengetahuan yang tersimpan di dalam masalah yang tersaji
di skenario melalui langkah-langkah yang terstruktur guna mencapai tujuan belajar
yang telah ditetapkan maupun tujuan belajar yang lebih dari itu.2 Berdasarkan hasil
wawancara tidak terstruktur dengan mahasiswa FK Unimus 2016 didapatkan bahwa
mahasiswa menyatakan diskusi tutorial yang dilaksanakan tiap 1 minggu 2 kali dirasa
membosankan, semangat hanya saat dosen tertentu, malas untuk mencari referensi,
malas untuk menyalin referensi di buku tutorial, mendapatkan referensi pada saat hari
H diskusi tutorial dengan meminjam referensi teman lain yang sudah menyelesaikan
tutorial, mulai membaca referensi pada saat tutorial dimulai.
Penilaian kompetensi mahasiswa dalam tutorial penting tidak saja untuk
mahasiswa sebagai legitimasi hasil belajarnya tetapi juga untuk pihak-pihak lain yang
terlibat dalam proses belajar mengajar. Penilaian keaktifan serta pemahaman bagi
mahasiswa penting untuk menilai sejauh mana dirinya mampu mencapai pengetahuan
dan kompetensi yang diinginkan. Selain itu terdapat penilain seperti kedisiplinan ,
kesiapan dalam tutorial, mendengarkan saat kelompok berdiskusi, serta relevan dan
referensi yang tepat.3 Keterlibatan aktif mahasiswa dalam proses ini merupakan syarat
mutlak untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Upaya meningkatkan keterlibatan
aktif mahasiswa dalam proses tutorial adalah suatu cara untuk mengembangkan
kemampuan mahasiswa belajar mandiri. Kemampuan kesiapan belajar mandiri
mahasiswa diperlukan untuk terus belajar dan memperbaharui ilmu pengetahuan.
Tingkatan kemampuan belajar mandiri pada setiap mahasiswa berbeda–beda,
akibatnya mahasiswa dalam menjalankan proses belajar akan berbeda pula.4
Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai seorang mahasiswa di FK Unimus, interaksi
dalam kelompok tutorial masih belum memuaskan. Mahasiswa lebih banyak pasif dan
diskusi hanya dilakukan oleh beberapa orang mahasiswa. Maka dari itu untuk
mengembangkan kemampuan mahasiswa perlu adanya kesiapan mahasiswa untuk
belajar mandiri agar dalam proses tutorial mahasiswa dapat aktif saat melakukan
tutorial tersebut. sehingga dalam hal itu mahasiswa dapat mendapat nilai yang
memuaskan dan IPK yang lebih baik.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zulfa (2014) dengan judul
hubungan antara self-directed learning (SDL) dengan student performance dalam
tutorial pada mahasiswa PSIK (Prgram Studi Ilmu Keperawatan) FK UGM
menunjukan hasil bahwa terdapat hubungan yang positif antara selfdirected learning
dengan student performance dalam tutorial pada mahasiswa keperawatan. Penelitian
lain yang dilakukan oleh Nyambe (2015) berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi
self-directed learning readiness pada mahasiswa tahun pertama, kedua dan ketiga di
FK Universitas Hasanudin dalam PBL menunjukan bahwa rata-rata skor SDLR paling
rendah dimiliki oleh mahasiswa tahun pertama FK Unhas sedangkan SDLR paling
tinggi oleh mahasiswa tahun kedua.
Salah satu metode untuk mengetahui tingkat kesiapan dari SDL dapat diukur
dengan menggunakan instrumen Self-Directed Learning Readiness Scale (SDLRS).
SDLRS dikembangkan oleh Guglielmino pada tahun 1978 melalui disertasinya yang
berjudul “Development of the self-directed learning readiness scale”. Instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur kemampuan belajar mandiri seseorang.6
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti bermaksud melakukan
penelitian untuk mengetahui hubungan kesiapan belajar mandiri dengan keaktifan
mahasiswa dalam mengikuti kegiatan tutorial pada mahasiswa angkatan 2018 di FK
Unimus.

Metode Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan


pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
angkatan 2018 FK Unimus dengan sampel sebanyak 150 mahasiswa. Teknik
pengambilan sampel yaitu total sampling, dimana peneliti mengambil semua sampel
yang ada.

Data didapatkan melalui pengisian kuesioner SDLR dan pengambilan


instrumen penilaian tutorial pada fasilitator. Uji analisis menggunakan uji korelasi
spearman. Variabel bebas adalah kesiapan belajar mandiri mahasiswa angkatan 2018
Fk Unimus. Variabel terikat adalah keaktifan mahasiswa pada saat tutorial.

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Jumlah (orang) Persen (%)
usia ≥19 105 70
<19 45 30
Jenis Laki-laki 49 32,7
kelamin perempuan 101 67,3
domisili Kos 121 80,7
rumah 29 19,3

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan mayoritas subyek dengan usia ≥19 tahun
berjumlah 105 mahasiswa (70%), untuk subyek berjenis kelamin perempuan
mayoritas berjumlah 101 mahasiswa (67,3), dan untuk subyek yang berdomisili di kos
mayoritas berjumlah 121 mahasiswa (80,7).

Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Kesiapan Belajar Mandiri di Fakultas Kedokteran


Unimus angkatan 2018

Kategori Kesiapan Belajar Mandiri


jumlah persen
Rendah 42 28,0
Sedang 88 58,7
Tinggi 20 13,3
total 150 100,0
Berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan mayoritas mahasiswa dengan kesiapan
belajar mandiri yang berjumlah 88 mahasiswa berada pada tingkatan sedang yaitu
58,7%

Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Keaktifan Mahasiswa di Fakultas Kedokteran Unimus


Angkatan 2018

Kategori Keaktifan Mahasiswa


jumlah persen
Sangat 0 0
buruk
Buruk 45 30,0
Sedang 70 46,7
Baik 35 23,3
Total 150 100,0

Berdasarkan tabel 1.3 menunjukkan bahwa mayoritas keaktifan mahasiswa


yang berjumlah 70 orang berada pada tingkatan sedang yaitu 46,7%

Tabel 1.4 Hubungan Kesiapan Belajar Mandiri Dengan Keaktifan Mahasiswa Saat Mengikuti
Tutorial di Fakultas Kedokteran Unimus angkatan 2018

Keaktifan mahasiswa Total P


value
Sangat Buruk Sedang Baik Jumlah %
buruk 100
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % 0,000
Rendah 0 0 33 78,6 7 16,7 2 4,8 42
Kesiapan
Sedang 0 0 12 13,6 63 71,6 13 14,8 88 100
Belajar
Tinggi 0 0 0 0 0 0 20 100 20 100
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan ada hubungan signifikan antara kesiapan
belajar mandiri dengan keaktifan mahasiswa saat mengikuti tutorial di fakultas
kedokteran Unimus angkatan 2018 dengan p value 0,000.

Pembahasan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer yaitu data yang di dapatkan
dengan menggunakan kuesioner SDLR untuk mengetahui tingkat kesiapan belajar mahasiswa
dan sedangkan untuk instrumen keaktifan mahasiswa di dapatkan dari penilaian tutorial dari
dosen atau fasilitator.

Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada atau tidaknya hubungan yang
signifikan antara kesiapan belajar mandiri dengan keaktifan mahasiswa saat mengikuti
tutorial blok angkatan 2018 FK Unimus.

Pada penelitian sebelumnya yang membahas tentang hubungan kesiapan belajar


mandiri dengan performa mahasiswa FK Unila angkatan 2015 dalam mengikuti tutorial blok
Special Sense. Dalam penelitiannya terdapat hubungan yang signifikan, namun dalam
penelitiannya membahas tentang performa mahasiswanya, sedangkan peneliti membahas
tentang keaktifan mahasiswa dalam mengikuti tutorial.

Self-directed Learning (SDL) atau belajar mandiri adalah usaha individu yang
otonomi untuk mencapai kompetensi akademis. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
mandiri dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu faktor internal (inteligensi,
perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan) dan faktor eksternal (faktor
keluarga dan faktor asal sekolah).Belajar mandiri merupakan faktor penting dalam sistem
pembelajaran Problem-Based Learning (PBL). Salah satunya yaitu tutorial, dalam tutorial
kita di tuntut untuk aktif dalam mengikuti diskusi tutorial. Penilaian keaktifan berperan
penting dalam tutorial yang maka dari itu mahasiswa di tuntut untuk melaksanakan kesiapan
belajar yang maksimal agar nilai yang di dapatkan juga maksimal.

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner SDLR mahasiswa
Fk Unimus angkatan 2018 dengan kesiapan belajar mandiri berada pada tingkatan
sedang

2. Berdasarkan hasil penelitian yang di dapatkan dari penilaian pada saat tutorial
keaktifan mahasiswa di FK Unimus angkatan 2018 berada pada tingkatan sedang

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kesiapan belajar mandiri dengan


keaktifan mahasiswa saat mengikuti tutorial blok pada angkatan 2018 di fakultas
kedokteran unimus.

B. Saran

1. Bagi mahasiswa diharapkan dapat memahami faktor lain selain kesiapan belajar
mandiri (SDLR) guna meraih prestasi belajar yang memuaskan.

2. Bagi institusi perlu pengembangan lebih jauh baik secara konsep atau aplikasi dalam
proses pembelajaran mahasiswa secara mandiri dengan harapan dapat meningkatkan
prestasi belajar.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diperlukan penelitian secara holistik baik faktor internal
maupun eksternal dari berbagai aspek yang dapat meningkatkan keaktifan dalam tutorial.

Anda mungkin juga menyukai