1. PENDAHULUAN
Sistem pengajaran sekarang ini, kaya akan model-model pengembangan yang amat beragam.
Banyak orang yang sejauh ini mampu mengembangkan pola-pola pengajaran agar lebih
berfariativ. Pola pengajaran juga disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang dijadikan target
agar ilmu yang diberikan bisa diterima dan diterapkan dengan baik. Ada beberapa pola pengajaran
yang sering diterapkan di lingkungan sekitar kita :
Pada pola pengajaran ini, pengajar (atau guru) memegang peran utama dalam menentukan isi
dan metode pengajaran, termasuk dalam menilai kemajuan belajar siswa. Guru merupakan satu-
satunya sumber belajar bagi siswa. Dalam pola interaksi edukatif ini, guru kelas mendominasi
kegiatan belajar mengajar. (Esthi Santi Ningtyas, 2017)
Biasanya pola pengajaran tradisional tidak menggunakan media-media pengajaran yang lain,
sehingga menjadikan pengajar sebagai pemegang peran utama.
Dalam pola ini, sikap pengajar hendaknya jangan terlampau otoriter atau terlampau
“permissive” akan tetapi harus realistis. Pengajar memerlukan kebebasan akan tetapi juga
pengendalian.(Handoko, 2014)
Penetapan isi
Tujuan Guru mahasiswa
dan metode
Pola pengajaran dibantu media
Banyak nya kemajuan teknologi baru-baru ini ikut mengembankan pola-pola pembelajaran
pembelajaran yang digunakan. Selain karna ekonomi yang semakin baik pengembangan ini juga
terjadi karena memudahkan perbaikan control dalam proses pengajaran.
Munculnya media pengajaran merupakan sumber belajar lain selain guru di dalam pola
pengajaran model ini. Dalam pola ini, guru masih tetap memegang peranan menentukan dalam
mengontrol kegiatan belajar mengajar di kelas, namun tidak mutlak 100% karena sudah didukung
oleh sumber belajar lain, yaitu media. (Esthi Santi Ningtyas, 2017)
Pola pengajaran ini menggabungkan antara pola pengajaran tradisional dan pola pengajaran
media, pengajar dan media sama-sama memiliki peran yang penting dalam menunjang
keberhasilan sistem pembelajaran.
Dalam dunia kedokteran, mahasiswa dituntut harus baik dalam bidang keilmuan dan
penerapanya. Salah satu metode pembelajaran di Fakultas Kedokteran adalah Skills Lab yang
merupakan sarana mahasiswa untuk melatih ketrampilan klinis, karena itu Skills Lab memiliki
peran yang besarv dalam melatih keterampilan klinis mahasiswa kedokteran.
Dalam penerapanya, metode Skills Lab ini menggunakan pola pengajaran campuran karna
selain pengajar yang dijadikan sebagai peran utama dalam proses pengajaran, media pembelajaran
juga sangat diperlukan dan tidak boleh lepas dari pelaksanaanya.
Skill lab juga berperan penting untuk dapat mempersiapkan mahasiswa kedokteran sebelum
memasuki pendidikan profesi dengan berlatih keterampilan klinis baik keterampilan
berkomunikasi, pemeriksaan fisik, ataupun tindakan medik dan prosedur invasif.(Panggabean & S,
2015)
Ketrampilan dari pengajar Skills Lab sangat penting dalam hal ini, pengajar harus mampu
menyampaikan informasi, gagasan, dan emosi secara baik dan benat. Pengajar harus mampu
menciptakan suasana belajar yang nyaman dan tidak terlalu serius. Jika pengajar membawakan
suasana yang terlalu serius, akan cenderung menegangkan dan kaku. Hal tersebut dapat
menimbulkan rasa takut dan cemas dalam diir mahasiswa yang menyebabkan mahasiswa akan
enggak dalam mengajukan diri secara sukarela baik dalam melakukan latihan ketrampilan ataupun
mengungkapkan gagasan/ide.
Proses belajar dalam mematangkan kemampuan klinis dengan real patients akhir-akhir ini
menjadi tantangan sendiri bagi mahasiswa kedokteran UNS. Proses pembelajaran Skills Lab
adalah dengan pembagian kelompok yang terdiri dari 10 sampai 11 orang. Setiap kelompoknya
akan di bimbing oleh satu dokter yang berperan sebagai pengajar. Dalam pelaksanaanya, banyak
sekali perbedaan persepsi antar satu pengajar dengan pengajar lainya yang seringkali membuat
mahasiswa menjadi merasa kurang jelas dalam penerapanya.
2. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif
adalah metode yang kehadiran nilai penelitinya bersifat eksplisit dalam situasi yang terbatas, serta
melibatkan subjek dengan jumlah relatif sedikit. (Somantri, 2004)
Penerapanya adalah dengan membagikan kuisioner kepada 10 mahasiswa kedokteran UNS di
macam-macam angkatan yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan tentang pengaruh
pola pembelajaran skills lab terhadap mahasiswa di FK UNS.
ya
terkadang
50% 50%
tidak
Lalu sebagian besar mahasiswa berpendapat bahwa materi yang disampaikan oleh instruktur
sudah sesuai dengan blok yang sedang di pelajari. walaupun masih terdapat beberapa materi yang
dirasa tidak relevan dengan blok yang sedang berjalan. Pada saat mengajar seorang instruktur
penting untuk meminta feedback kepada mahasiswa, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
mahasiswa terhadap materi yang diajarkannya dan untuk mengetahui bagaimana performanya
dalam mengajar. Melalui pemberian umpan balik maupun meminta umpan balik maka pengajar
dapat membantu mahasiswa dalam pencapaian sasaran belajar.(Somantri, 2004)
20%
ya
terkadang
tidak
80%
Sistematika pembelajaran Skills Lab di FK UNS dilaksanakan selama 2 kali dalam satu
minggu dan dilaksanakan dalam jangka waku 3 bulan pertama dalam 1 semester. Dengan
banyaknya materi yang harus dipelajarari sebagian besar mahasiswa sudah dapat menerima materi
dengan baik, walaupun blm bisa menghafal keseluruhan prosedur dengan baik.
20%
ya
terkadang
50%
tidak
30%
Dalam rangka menunjang pembelajaran Skills Lab, sebelum praktik biasanya diadakan
terlebih dahulu kuliah pengantar. Kuliah ini menjelaskan materi apa saja yang akan diajarkan saat
praktik Skills Lab, dengan harapan mahasiswa dapat mempelajari terlebih dahulu materi yang
akan disampaikan, sehingga antara mahsiswa dan pengajar dapat lebih kooperatif. Sebagian besar
mahaisiswa di FK UNS juga terbantu dengan adanya kuliah pengantar Skills Lab untuk
menunjang pembelajaran mereka.
20%
ya
terkadang
10%
tidak
70%
Setelah beberapa kali melaksanakan Skills Lab terbimbing, biasanya akan diadakan responsi
Skills Lab yang bertujuan untuk mengulang kembali materi-materi yang pernah disampaikan, juga
untuk mepersiapkan ujian Skills Lab atau yang biasa disebut OSCE. Banyak mahasiswa
kedokteran UNS yang terkadang merasa terbantu dengan adanya responsi Skills Lab tersebut.
10%
40% ya
terkadang
tidak
50%
4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data, mahsiswa Kedokteran UNS banyak yang masih mengeluhkan
tentang perbedaan persepsi antar donter pnengampu Skills Lab.Namun diluar itu, sebagian besar
mahasiswa dapat menerima pengajaran Skills Lab dengan baik. Hasil penelitian menunjukan
bahwa sistem-sistem penunjang yang di laksanakan sebelum dan setelah Skills Lab mampu
meningkatkan pemahaman terhadap pembelajaran Skills Lab sehingga mahasiswa dapat menerima
materi dengan baik.
5. SARAN
Karena banyaknya perbedaan persepsi yang diberikan oleh pengajar Skills Lab kepada
mahasiswa, sebaiknya diantara pengajar Skills Lab menyamakan persepsi terlebih dahulu agar saat
diturunkan kepada mahasiswa tidak banyak perbedaan. Karna perbedaan persepsi tersebut akan
sangat mempengaruhi praktik yang dilakukan oleh mahasiswa.
6. DAFTAR PUSTAKA
Handoko, Z. P. (2014). Hubungan antara Gaya Belajar dengan Metode Pengajaran Guru SMA di
Kawasan Surabaya. Jurnal Psikologi Klinis Dan Kesehatan Mental, 03(Gaya belajar dengan
Metode Pengajaran), 90–96.
Panggabean, A. F., & S, N. N. A. (2015). Gambaran Performa Instruktur Skill Lab Program Studi
Kedokteran Di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Ksehatan Universitas Jambi.
Sari, M. I., Lisiswanti, R., & Oktaria, D. (2016). Pembelajaran di Fakultas Kedokteran :
Pengenalan bagi Mahasiswa Baru Learning in Medical Education : Introduction for New Medical
Students. 1, 399–403.
Somantri, G. R. (2004). Out-source call center operates in the Moscow region. Elektrosvyaz, 9(5),
26. https://doi.org/10.7454/mssh.v9i2.122
S, A. A. L., & Oktaria, D. (2017). Peranan Pendekatan Belajar dalam Pendidikan Kedokteran. J
Agromedicine, 4(2), 342–347.