Anda di halaman 1dari 25

PENGETAHUAN TENTANG GIGI

a. Anatomi dan Fungsi Gigi


Gigi merupakan salah satu struktur berkalsifikasi dan keras yang terdapat di dalam mulut
manusia. Gigi memiliki 3 lapisan, yaitu:
1. Email  merupakan lapisan terluar dan terkeras pada gigi serta memiliki warna
yang putih.
2. Dentin  merupakan lapisan kedua yang berada di bawah email dan memiliki
warna lebih kuning dibanding email.
3. Pulpa  merupakan lapisan terdalam pada gigi yang berisi pembuluh darah dan
saraf-saraf.

Gigi terdiri dari 2 bagian yaitu mahkota dan akar. Bagian akar gigi dilindungi oleh gusi di
bagian terluar dan tulang alveolar sebagai penopang agar gigi tidak mudah goyang atau lepas.
Struktur gigi yang bervariasi memungkinkan gigi melakukan banyak fungsi seperti:
 Mengunyah makanan agar mudah ditelan sehingga dapat membantu proses
pencernaan dilambung dan usus
 Mengucapkan kata-kata dengan jelas
 Membentuk wajah menjadi harmonis
 Untuk kecantikan agar penampilan terlihat lebih baik

1
b. Macam-macam Bentuk Gigi
Gigi terdiri dari berbagai macam bentuk, yaitu:

Gigi Seri Gigi Taring Gigi Geraham


Gigi seri memiliki bentuk Gigi taring berbentuk runcing Gigi geraham terdiri dari 2
seperti pahat dan berfungsi dan berfungsi untuk jenis yaitu geraham kecil
untuk memotong makanan mencabik atau merobek dan geraham besar yang
makanan. berfungsi untuk menggiling /
menghaluskan makanan.
Gigi geraham memiliki
bentuk yang berlekuk-lekuk
dan berbenjol-benjol.

c. Pertumbuhan Gigi
Pertumbuhan gigi terdiri dari 2 tahap yaitu tahap gigi sulung (susu) dan gigi permanen
(dewasa). Gigi sulung (susu) pertama kali tumbuh pada usia sekitar 6 bulan dimulai dengan
gigi seri pertama. Gigi sulung (susu) akan tanggal dan digantikan oleh gigi permanen (dewasa)
dimulai pada usia sekitar 6 tahun dengan gigi dewasa yang tumbuh pertama kali adalah gigi
geraham besar pertama.
Gigi sulung (susu) berjumlah 20 buah yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring, 4 gigi
geraham kecil, dan 4 gigi geraham besar.Sedangkan gigi permanen (dewasa) berjumlah 32
buah yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring, 8 gigi geraham kecil, dan 12 gigi geraham besar.
 Urutan Pertumbuhan Gigi Sulung (Susu)

2
 Urutan Pertumbuhan Gigi Permanen (Dewasa)

GIGI BERLUBANG

Definisi Gigi Berlubang:


Gigi berlubang (Karies) merupakan proses
kerusakan gigi yang diawali dengan
menumpuknya sisa-sisa makanan pada
permukaan gigi (plak). Plak tersebut akan
menjadi tempat bakteri untuk berkembang biak
dan menghasilkan produk asam yang
menyebabkan gigi berlubang. Ditandai dengan terdaptnya warna coklat kehitaman pada gigi,
yang awalnya kecil jika dibiarkan akan semakin membesar dan membentuk lubang akhirnya
menyebabkan makanan terselip di lubang tersebut.

Penyebab Gigi Berlubang

sisa makanan tempat


kuman gigi berlubang
yang tidak bersarang
menghasilkan karena terkikis
terbersihkan bakteri
produk asam oleh asam
(plak) (kuman)

3
Penyebab lain gigi berlubang:
 Bentuk gigi yang tidak berarturan
 Air ludah yang kental
 Bakteri penyebab karies
 Banyak mengkonsumsi makanan manis, lengket dan mudah menempel pada gigi seperti
permen, coklat, kue-kue dan jajanan pasar.
 Kesadaran akan pemeliharaan kesehatan gigi yang kurang (malas menggosok gigi)

Tanda-tanda Gigi Berlubang


 Permukaan gigi berwarna coklat kehitaman
 Gigi terasa linu jika terselip makanan (sudah sampai dentin), dan akan nyeri hebat
walaupun tidak sedang makan atau melakukan apa-apa (sudah mencapai pulpa)
 Gusi bengkak dan berwarna kemerahan  mudah berdarah
 Napas terasa bau busuk

Mencegah Gigi Berlubang


 Menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut dengan baik
o Menyikat gigi yang benar dan teratur
o Menggunakan benang gigi setelah selesai sikat gigi
 Mengurangi makan-makanan yang manis dan lengket (coklat, permen, kue, jajanan pasar,
makanan yang mengandung tepung)  mengurangi makanan berkabohidrat
 Sikat gigi menggunakan pasta gigi yang berfluoride.

4
 Kontrol 6 bulan sekali ke dokter gigi. JANGAN MENUNGGU SAMPAI GIGI
TERASA SAKIT, KARENA MENCEGAH LEBIH BAIK DARIPADA
MENGOBATI

ABSES GIGI

Definisi Abses Gigi


Abses gigi merupakan terbentuknya kantung atau
benjolan yang berisi nanah pada gusi gigi yang
disebabkan oleh infeksi bakteri. Abses gigi biasanya
muncul pada ujung akar gigi. Infeksi bakteri
penyebab abses gigi umumnya terjadi pada orang
yang dengan kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut yang buruk. Nanah yang berkumpul dan
membentuk benjolan, semakin lama akan terasa lebih sakit.

Gejala Abses Gigi


 Demam
 Terasa linu atau sakit ketika dipakai mengunyah
atau menggigit
 Terasa linu atau sakit ketika terkena
makanan/minuman panas atau dingin
 Nyeri hebat dan berdenyut pada gigi, yang dapat
menyebar ke tulang rahang, leher, atau telinga
 Pembengkakan pada wajah atau pipi
 Kelenjar getah bening di rahang atau bawah leher membengkak dan terasa nyeri
 Saat benjolan abses pecah, akan tercium bau tidak enak dari dalam rongga mulut, lidah
terasa agak-agak asin campur rasa busuk.
 Kemerahan pada daerah yang bengkak di dalam atau luar mulut

5
Penyebab dan Faktor Risiko Abses Gigi

bakteri masuk ke
bakteri yang menyebabkan
dalam pulpa gigi
berkembang pada peradangan pada
melalui rongga gigi
rongga mulut pulpa
atau retakan gigi

sel-sel radang dan


Abses/nanah pada
bakteri yang mati
gigi
berkumpul

Faktor risiko abses gigi:


 Makanan tinggi gula. Gula merupakan makanan favorit bakteri. Jika tersisa makanan
yang mengandung gula dalam rongga mulut, maka akan memudahkan bakteri untuk
berkembang biak
 Buruknya kebersihan rongga mulut. Orang yang tidak memperhatikan kebersihan
rongga mulutnya dan rendahnya motivasi untuk membersihkan rongga mulut berisiko
mengalami masalah pada gigi.

Perawatan Pada Abses


SEGERA DATANG KE DOKTER GIGI AGAR DILAKUKAN PENANGANAN
SEGERA
Perawatan yang diberikan dokter gigi:
 Membuka gigi dengan cara dibur ke bagian bawah gigi, mengangkat pulpa yang
terinfeksi, dan mengeringkan abses. Cara ini biasa disebut dengan perawatan saraf gigi
yang bertujuan untuk menyelamatkan gigi *dengan syarat dan ketentuan gigi yang dapat
dilakukan perawatan saraf gigi
 Mengeringkan abses, dengan cara membuat sayatan kecil pada benjolan abses dan
mengeluarkan cairan nanah dari dalamnya, dan dokter akan menutupnya dengan kain
kassa steril
 Meresepkan antibiotic. Jika infeksi sudah menyebar ke daerah lain, dokter akan
meresepkan antibiotic untuk menghentikan penyebaran bakteri
 Mencabut gigi yang terinfeksi. Jika memang tidak bisa diselamatkan, maka gigi yang
abses akan dicabut. Kemudian, dokter akan mengeringkan abses.

6
Komplikasi jika abses tidak ditangani:
 Penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain seperti rahang, leher atau kepala
 SEPSIS  infeksi menyebar ke seluruh tubuh. Biasanya akan menyebabkan kematian.

KARANG GIGI DAN PENANGANANNYA

Karang gigi merupakan merupakan bakteri plak yang termineralisasi dan menempel pada
permukaan gigi, biasanya berwarna kuning atau kecoklatan. Karang gigi biasanya terbentuk
ketika ada sisa makanan yang tidak terbersihkan dan akan mengalami proses mineralisasi
dalam waktu 2-14 hari. Karang gigi biasanya paling sering terbentuk pada gigi depan bawah
yang menghadap lidah dan juga gigi geraham atas.

Kiri: sebelum dilakukan skeling, Kanan: setelah dilakukan skeling

Hal apa saja yang dapat menyebabkan terbentuknya karang gigi:

1. Gigi berjejal  membuat sisa makanan sulit dibersihkan sehingga akan terjadi
penumpukan plak yang kemudian akan menjadi karang gigi
2. Sisa akar gigi
3. Jarang menyikat gigi
4. Gigi hilang dan tidak diganti  posisi gigi sebelahnya akan miring sehingga sulit
dibersihkan  terjadi penumpukan plak  karang gigi
5. Kebiasaan merokok
6. Menggunakan gigi tiruan tapi jarang dibersihkan
7. Kebiasaan mengunyah makanan di 1 sisi

7
Pembersihan karang gigi harus dilakukan secara mekanis.
Pembersihan karang gigi dilakukan melalui prosedur
“skeling”. Skeling merupakan proses pengambilan plak,
karang gigi, dan stain dari permukaan gigi dengan
menggunakan alat bernama skeler.

Hal-hal yang dapat terjadi apabila karang gigi tidak dibersihkan:

1. Penurunan gusi  tereksposnya akar gigi  linu ketika


minum dingin atau terkena angin
2. Penurunan (resorpsi) tulang rahang  hilangnya dukungan
tulang pada gigi  gigi menjadi goyang
3. Gigi hilang  apabila gigi hilang dan tidak diganti 
gangguan fungsi pengunyahan  menurunkan kualitas hidup
karena asupan makanan yang kurang
4. Gusi bengkak
5. Gusi mudah berdarah
6. Bau mulut

Pencegahan timbulnya karang gigi:

1. Menyikat gigi 2x sehari (pagi 30 menit setelah makan dan malam sebelum tidur)
2. Menggunakan alat bantu dalam menyikat gigi (benang gigi, sikat interdental, tongue
scraper)

3. Kontrol rutin ke dokter gigi 6 bulan sekali


4. Makan makanan bergizi

8
PENCABUTAN GIGI

Ekstraksi gigi cabang dari ilmu kedokteran gigi yang


menyangkut pencabutan gigi dari soketnya pada tulang
alveolar. Ekstraksi gigi yang ideal yaitu penghilangan
seluruh gigi atau akar gigi dengan minimal trauma atau
nyeri yang seminimal mungkin sehingga jaringan yang
terdapat luka dapat sembuh dengan baik.

Yang boleh untuk dilakukan pencabutan :

 Gigi yang berlubang parah dan tidak bisa diperbaiki


 Infeksi gigi
 Penyakit pada gusi yang menyebabkan gigi goyang
 Alasan penggunaan kawat gigi
 Gigi yang retak/trauma
 Gigi yang pertumbuhannya tidak sesuai posisi

Yang tidak boleh dilakukan pencabutan :

 Adanya infeksi dan peradangan pada gusi


 Gigi yang masih terasa sakit
 Penyakit kencing manis yang tidak terkontrol
 Penyakit darah tinggi yang tidak terkontrol
 Penyakit jantung
 Ibu hamil

Setelah dilakukan pencabutan gigi, biasanya dokter gigi akan memberikan isntruksi
kepada pasien yaitu :

 Menggigit kapas/kassa pada daerahyang telah dicabut selama 30 menit – 1 jam


 Meminum obat yang telah diberikan sesuai petunjuk dokter gigi
 Makan dan minum yang dingin untuk menghentikan perdarahan
 Jangan mainkan luka setelah pencabutan dengan lidah
 Jangan membuang ludah dan menghisap-hisap daerah bekas pencabutan
 Tidak berkumur terlalu keras

9
 tidak meminum alkohol setelah dilakukan pencabutan
 tidak merokok setelah pencabutan

Yang akan terjadi jika gigi yang harusnya dicabut tetapi dibiarkan saja dirongga mulut,
hal tersebut akan menyebabkan :

 Pembengkakan dirongga mulut sampai ke pipi


 Munculnya nanah di gigi tersebut
 Bau mulut yang tidak sedap
 Rasa tidak nyaman dirongga mulut
 Tidak nyaman dipakai untuk mengunyah

PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA LANSIA


Fungsi dari pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut adalah untuk kesejahteraan rongga
mulut, termasuk gigi geligi dan struktur serta jaringan pendukungnya bebas dari penyakit dan
rasa sakit, berfungsi secara optimal, yang akan menjadikan percaya diri serta hubungan
personal menjadi baik. Kesehatan mulut dapat mempengaruhi kualitas hidup pada lansia.
Kelainan yang bersifat kronis pada gangguan pada rongga mulut mulut yang sering dialami
lansia adalah kehilangan gigi, karies gigi dan penyakit periodontal. Rasa sakit, terganggunya
fungsi mengunyah dan infeksi merupakan gejala dari penyakit mulut dapat menurunkan
kualitas hidup lansia.
Masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada lansia adalah:
1. Karies Gigi
Masalah gigi yang paling umum dijumpai dan penyakit utama pada
lansia. Mayoritas karies gigi pada lansia merupakan karies akar.
Terbukanya permukaan akar disertai dengan status kesehatan dan
pemakaian berbagai obat membuat lansia beresiko tinggi untuk terkena
karies akar.
Faktor-faktor penyebab terjadinya karies gigi antara lain:
- Perubahan air ludah akibat faktor penuaan
- Pola makan yang tidak seimbang Karies akar
- Terbukanya sebagian akar gigi akibat penurunan gusi
- Pemakaian obat-obatan yang menyebabkan mulut menjadi kering

10
Akibat dari adanya karies ini, biasanya
akan terjadi rasa sakit yang dapat tentunya
menganggu kehidupan sehari-hari. Pada tahap
awal ditandai dengan ngilu gigi yaitu gigi yang
sensitif terhadap rangsangan suhu dingin dan
panas. Ngilu gigi dimulai dari adanya lubang
kecil pada gigi yang jika tidak segera diobati
dapat bertambah besar dan menyebabkan rasa ngilu semakin parah karena infeksi bakteri
semakin meluas ke akar gigi. Apabila kondisi ini didiamkan, akan menyebabkan kematian
pada gigi.
Perawatan paling baik yang dilakukan dalam mengatasi masalah karies gigi pada
lansia adalah dengan menghilangkan jaringan gigi yang terkena karies gigi atau
dilakukan penambalan.
Penambalan yang dilakukan
Penambalan Gigi harus sedini mungkin ketika sudah terlihat ada yang
berwarna hitam segera ditambal. Selain itu juga menitikberatkan pada pemberian mineral
fluoride pada gigi lewat pasta gigi yang berfluoride. Hal ini dimaksudkan untuk
memperbaiki kualitas hidup para pasien lansia dalam menjaga gigi asli mereka
dibandingkan dengan mencabut gigi.
2. Penyakit pada gusi dan jaringan periodontal
Masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada lansia adalah terjadinya
peningkatan penyakit pada gusi dan periodontal. Kelompok lansia lebih mudah terjadi
dibandingkan pada kelompok usia lainnya. Penyakit gusi seperti gusi berdarah dan gusi
bengkak kerap terjadi karena lansia tidak rutin menyikat gigi, menyikat gigi dengan cara
yang salah, masih sering merokok, mengkonsumsi makanan lengket dan manis. Penyakit
gusi dan periodontal merupakan penyakit kronis yang meliputi kerusakan pada jaringan
lunak seperti gusi dan tulang alveolar pembentuk dan pendukung soket gigi atau biasanya
disebut dengan gingivitis
dan periodontitis.
Gangguan ini merupakan
masalah yang paling
sering ditemukan pada
lansia.
Tahapan terjadi gingivitis hingga periodontitis

11
Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan plak dan
karang gigi, sehingga menyebabkan peradangan gusi
sampai kerusakan tulang alveolar. Selain bisa
menyebabkan kehilangan gigi, penyakit periodontal juga
bisa berdampak pada keadaan sistemik.
Penyakit serius yang sering dikaitkan dengan penyakit periodontal adalah gigi
Plak dan karang diabetes
mellitus atau kencing manis dan penyakit jantung. Pada lansia penderita diabetes mellitus
dengan gula darah yang tinggi akan mengalami penyakit periodontitis lebih berat.
Perawatan yang tepat saat menangani periodontitis terbukti dapat memperbaiki kadar gula
darah pasien tersebut.
Perawatan yang diperlukan dalam penanganan penyakit ini bila ada karang gigi segera
untuk dilakukan pembersihan karang gigi, lalu perbaiki cara menyikat gigi yang baik dan
benar agar mencegah karang gigi dapat timbul kembaii, selalu ingat bahwa sikat gigi
dilakukan 2 kali sehari yaitu 30 menit sesudah
makan pagi dan sebelum tidur di malam hari lalu
sebaiknya lansia mulai makan makanan yang
bergizi dan seimbang.
Perbanyaklah mengkonsumsi sayur-sayuran,
buah-buahan, air putih dan protein seperti ikan dan
kacang-kacangan. Mulailah berhenti merokok dan
menghindari makanan manis, terlalu asin dan
berlemak. Piramida Makanan untuk Lansia

3. Gigi Ompong
Hal wajar pada lansia, namun bukan berarti
kondisi ini dapat didiamkan. Sebaiknya lansia
segera ke dokter gigi untuk dibuatkan gigi tiruan,
agar fungsi mengunyah tetap optimal dan lansia
masih tetap percaya diri. Pada saat pemasangan
gigi tiruan, pastikan gigi tiruan pas di dalam
mulut, tidak longgar dan tidak terlalu ketat
sehingga nyaman dipakai saat mengunyah maupun berbicara. Pasien dengan kehilangan
seluruh gigi sudah pasti akan menggunakan gigi palsu jenis lepasan. Setelah dibuatkan
gigi tiruan, lakukan pemeliharaan gigi tiruan secara rutin karena permukaan gigi palsu

12
berbahan akrilik ini biasanya bila tidak rajin dibersihkan akan menjadi sarangnya bakteri
serta jamur.
Efek dari kehilangan seluruh gigi yang paling utama adalah masalah pengunyahan dan
ketidakseimbangan nutrisi. Hal ini akan mengakibatkan penurunan kualitas hidup bahkan
berkontribusi dalam faktor penyebab kematian. Selain itu, dampak pemakaian gigi palsu
lepasan pada lansia bisa mengakibatkan sariawan atau luka pada jaringan lunak. Hal ini
dikarenakan pola makan dan pola hidup yang tidak sehat. Ditambah lagi dengan kondisi
rongga mulut yang buruk, konsumsi alkohol serta tembakau yang berlebihan. Oleh karena
itu perawatan dan pembersihan yang rutin dari gigi palsu pada lansia sangat penting agar
terhindar dari masalah kesehatan lainnya.
4. Mulut Kering
Mulut kering dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Keadaan-keadaan fisiologis
seperti berolahraga, berbicara terlalu lama, bernafas melalui mulut, stress dapat
menyebabkan keluhan mulut kering. Faktor penyebab mulut kering sebagai berikut:
a. Gangguan !okal pada kelenjar saliva/air liur
Kista-kista dan tumor kelenjar saliva, baik yang jinak maupun ganas dapat
menyebabkan penekanan pada struktur-struktur kelenjar saliva dan dengan demikian
mempengaruhi pengeluaran saliva.
b. Efek samping obat-obatan
Obat-obatan seperti obat penurun tekanan darah dapat mempengaruhi aliran saliva
dengan meniru aksi sistem saraf atau dengan secara langsung beraksi pada proses sel
untuk penghasil air libur. Obat-obatan juga dapat secara tidak langsung mempengaruhi
air liur tetapi dengan mengubah keseimbangan cairan dan elektrolit atau dengan
mempengaruhi aliran darah ke kelenjar
c. Kesehatan umum terganggu
Pada orang-orang yang menderita penyakit-penyakit yang menimbulkan dehidrasi
seperti demam, diare yang terlalu lama,diabetes, gagal ginjal kronis dan keadaan
sistemik lainnya dapat mengalami pengurangan aliran saliva. Hal ini disebabkan karena
adanya gangguan dalam pengaturan air dan elektrolit, yang diikuti dengan terjadinya
keseimbangan air yang negatif yang menyebabkan turunnya pengeluaran air luar.
Penyakit-penyakit infeksi pernafasan biasanya menyebabkan mulut terasa kering. Pada
rnfeksi pemafasan bagian atas, penyumbatan hidung yang terjadi menyebabkan
penderita bernafas melalui mulut.

13
d. Keadaan sehari-hari
Aliran air liur biasanya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan normal. Pada saat
berolahraga, berbicara yang lama dapat menyebabkan berkurangnya aliran air liur
sehingga mulut terasa kering. Bernafas melalui mulut juga akan memberikan pengaruh
mulut kering. Gangguan emosional, seperti stress, putus asa dan rasa takut dapat
menyebabkan mulut kering. Hal ini disebabkan keadaan emosional tersebut
berpengaruh terhadap saraf untuk mengeluarkan air liur.
Perawatan-perawatan gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu
Anda mengatasi mulut kering: Jaga agar mulut tetap lembap dengan minum air atau
minuman bebas gula, atau kunyah permen karet bebas gula, hindari bernapas melalui
mulut, bernapaslah melalui hidung, lembapkan bibir untuk menyejukkan area yang kering,
jaga kesehatan mulut Anda dengan menggunakan pasta gigi dengan fluoride, bersihkan
dengan benang gigi dan lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi untuk mencegah mulut
kering dan kerusakan gigi.
5. Sariawan
Munculnya sariawan di bibir, lidah, atau dinding mulut memang bikin tidak enak.
Selain perih, makan dan minum pun jadi susah. Dan ternyata, sariawan bisa terbagi
menjadi tiga jenis, yaitu:
- Sariawan kecil, berdiameter sekitar 2-8 mm dan biasanya sembuh dalam waktu 10 hari
sampai 2 minggu.
- Sariawan besar, ukurannya lebih lebar dan lebih dalam dengan pinggiran yang tidak
teratur, butuh waktu beberapa minggu untuk sembuh, bisa meninggalkan bekas luka di
mulut.
- Sariawannya kecil-kecil namun banyak dan berkelompok.
Sariawan bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti
bibir tidak sengaja tergigit, mengunyah makanan
yang keras, tambalan gigi tidak sempurna, atau Bufacomb; Triamnicolone Acetonide
pemakaian gigi palsu yang tidak pas. Selain itu,
sariawan di bibir juga bisa dipicu oleh stres, merasa cemas, mengonsumsi makanan
tertentu atau sedang mengalami perubahan hormon. Namun, sariawan kadang-kadang
dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti: kekurangan zat besi atau B12.
Biasanya, sariawan di bibir tidak perlu diobati karena bisa sembuh sendiri dalam satu
atau dua minggu. Kalau sariawan terasa sakit berikan obat salep oles yang berisi
Triamnicolone Acetonide yang berguna untuk meredakan peradangan yang terjadi dan
14
berkumur-kumur dengan menggunakan Chlorhexidine Glucanoate. Namun jangan ragu
untuk pergi ke dokter secepatnya.

KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA IBU HAMIL

Pada masa kehamilan biasanya wanita mengalami perubahan-perubahan termasuk


perubahan fisik, psikologis atau tingkah laku. Biasanya pada ibu hamil yang memasuki
trimester I (0-3 bulan) mengalami morning sickness (rasa mual dan muntah pada pagi hari),
rasa lemas dan hilang selera makan, dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat menjadi salah satu
penyebab ibu hamil mengabaikan kebersihan dirinya termasuk kebersihan giginya, sehingga
ibu hamil termasuk ke dalam kelompok yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut.
a. Masalah Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil
Masalah gigi dan mulut yang umum terjadi pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
1. Gusi Bengkak dan Berdarah (Gingivitis)
Gusi akan terlihat lebih merah dan mudah berdarah terutama pada saat menyikat
gigi. Penyebabnya adalah perubahan hormonal pada ibu hamil, namun faktor
penyebab utama gusi bengkak adalah
kebersihan gigi yang kurang baik dan didukung
oleh perubahan hormonal sehingga memberikan
respon yang berlebihan terhadap faktor iritasi
lokal.

2. Epulis Gravidarum
Epulis Gravidarum atau granuloma kehamilan
atau tumor kehamilan merupakan hal yang biasa
terjadi pada ibu hamil disebabkan oleh
pertumbuhan berlebih pada gusi, kebersihan
mulut yang buruk, trauma dan perubahan
hormon. Hal ini tidak berbahaya dan akan menghilang setelah bayi lahir.

15
3. Gigi Berlubang (Karies Gigi)
Kehamilan tidak secara langsung menyebabkan gigi berlubang. Proses gigi
berlubang akan meningkat pada masa kehamilan karena suasana rongga mulut
wanita yang hamil cenderung lebih asam dan konsumsi camilan-camilan yang
mengandung gula. Rasa mual dan muntah dapat menyebabkan suasana rongga
mulut menjadi lebih asam sehingga menyebabkan gigi lebih mudah berlubang.

b. Cara Merawat dan Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut selama Kehamilan
1. Sikat gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi berfluoride
2. Menggunakan alat bantu sikat gigi seperti benang gigi (dental floss) dan alat
pembersih lidah (tongue scraper)

3. Jika muntah, segeralah berkumur dengan air untuk menetralkan suasana asam di
dalam rongga mulut
4. Makan makanan yang bernutrisi seperti daging, sayuran, buah-buahan, kacang-
kacangan, dan susu. Hal ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan gigi yang
baik, karena benih gigi pada janin mulai terbentuk pada usia kehamilan 3-6 bulan.
5. Perawatan gigi umum hanya bisa dilakukan pada trimester II (4-6 bulan) dan
trimester III (7-9 bulan) kehamilan. Namun tetap harus dengan indikasi dokter dan
dokter gigi.
6. Selalu beritahu dokter gigi mengenai status kehamilan.
c. Manfaat Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Selama Kehamilan
 Menurunkan resiko terjadinya penyakit gusi karena perubahan hormonal selama
kehamilan
16
 Menurunkan resiko kelahiran bayi prematur dan bayi lahir dengan berat badan
rendah
 Mencegah penyebaran bakteri perusak gigi kepada bayi
d. Hal yang Harus Diwaspadai dalam Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Ibu
Hamil
1. Pencabutan gigi pada ibu hamil apabila sangat diperlukan dapat dilakukan pada usia
kehamilan trimester II (4-6 bulan), sedangkan penambalan dan pembersihan karang
gigi dapat dilakukan selama masa kehamilan.
2. Ibu hamil tidak boleh makan/minum obat sembarangan tanpa resep dan pengawasan
dari dokter/dokter gigi, karena beberapa jenis obat dapat mengakibatkan gangguan
pada pertumbuhan janin. Obat tersebut antara lain:
- Antibiotik golongan tetracyclin yang dapat menyebabkan pewarnaan pada
bagian dalam gigi janin dan lain-lain.
3. Sebaiknya tidak melakukan prosedur dental x-ray (foto rontgen) jika tidak dalam
keadaan darurat. Walaupun menurut American College of Radiology, dosis radiasi
tunggal x-ray tidak cukup signifikan untuk menyebabkan efek buruk pada
perkembangan embrio atau janin, tetapi lebih baik untuk menghindar dari segala
risiko.

CARA MEMBERSIHKAN MULUT PADA BALITA

1. Usia 0-6 Bulan

menggunakan gusi diusap


kassa atau secara
kain steril yang perlahan
dibasahi air setiap sesudah
hangat minum asi

17
2. Usia 7-12 Bulan

TANPA
PASTA GIGI

3. Usia 13-24 Bulan


1. Gunakan sikat gigi yang sesuai dengan
ukuran rongga mulut
2. Mulai perkenalkan pasta gigi berflouride
3. Dampingi saat menyikat gigi
4. Sikat dengan cara metode berputar
5. Ganti sikat gigi setiap 3 bulan sekali

REHABILITASI RONGGA MULUT PADA LANSIA


Gigi yang sehat jika tidak dirawat dengan baik akan menyebabkan timbulnya masalah,
antara lain gigi tanggal. Setiap individu idealnya mempertahankan gigi permanen sepanjang
hidup, namun demikian gigi dapat lepas atau perlu dicabut dengan berbagai alasan. Kehilangan
gigi antara lain dapat disebabkan oleh karies, penyakit periodontal dan trauma. Kehilangan gigi
dapat berpengaruh terhadap aktivitas sosial. Kehilangan gigi dapat memengaruhi keadaan fisik
seperti penampilan estetik, terganggunya sistem pengunyahan dan memengaruhi kenyamanan
bicara.
Kehilangan gigi juga dapat dihubungkan dengan tingkat sosial ekonomi seseorang, dengan
tingkat pendidikan dan penghasilan yang tinggi, seseorang akan mengetahui serta rutin
melakukan perawatan gigi dan mulut. Beberapa faktor yang memengaruhi masyarakat terhadap
kebutuhan pemakaian gigi tiruan diantaranya estetis, sosial, fungsional, pendidikan, dan faktor
kebudayaan. Banyaknya jumlah kehilangan gigi tentunya akan membuat tuntutan atau
keinginan akan pembuatan gigi tiruan meningkat guna mengembalikan fungsi gigi geligi yang
hilang. Perawatan dengan pemakaian gigi tiruan sebagai pengganti gigi yang hilang sangat
penting karena pemakaian gigi tiruan akan menolong pasien dalam memperbaiki estetis,

18
mengembalikan mekanisme pengunyahan, memulihkan fungsi bicara, memelihara atau
mempertahankan kesehatan jaringan sekitar mulut, hubungani rahang dan meningkatkan
kualitas hidup.
Gigi palsu adalah gigi tiruan yang dapat dilepas-pasang. Terbuat dari bahan plastik atau
logam yang diproduksi khusus agar sesuai gigi dan gusi asli, gigi palsu dapat memberi efek
tampilan yang alami. Ada 2 jenis gigi palsu yaitu gigi palsu lengkap dan gigi palsu sebagian
a. Gigi Palsu Lengkap
Gigi palsu jenis ini digunakan jika semua gigi
Anda hilang. Gigi palsu lengkap ada yang dapat dibuat
‘segera’ dan dipasang setelah gigi Anda dicabut.
Karena pembuatannya yang cepat, gigi palsu ini
memerlukan penyesuaian lebih lama di mulut karena
gusi dan tulang di bawah gigi yang sudah dicabut
biasanya akan mengecil. Maka biasanya gigi ini hanya dijadikan solusi sementara.
Tapi ada pula yang pemasangannya harus menunggu dua hingga tiga bulan pasca mencabut
gigi atau setelah jaringan gusi sembuh. Jenis ini dinamakan gigi palsu lengkap ‘konvensional’
dan bisa dipasang untuk menggantikan pemakaian gigi palsu lengkap ‘segera’.
b. Gigi Palsu Sebagian
Jenis ini bisa disebut gigi palsu satuan. Anda bisa
menggunakan gigi palsu ini jika Anda hanya kehilangan
satu gigi atau lebih. Gigi palsu ini biasanya terdiri dari gigi
pengganti yang melekat pada dasar plastik berwarna
merah muda (menyerupai gusi). Gigi ini kemudian
dihubungkan dengan kerangka logam. Kerangka tersebut
berfungsi sebagai pengait agar gigi palsu pada mulut agar tidak lepas. Gigi palsu parsial bisa
Anda lepas-pasang dengan mudah.
Rasanya memakai gigi tiruan
Saat baru pertama kali memakai gigi palsu mungkin Anda akan merasa tidak nyaman atau
gigi terasa longgar. Namun setelah beberapa minggu pemakaian, otot-otot di pipi dan lidah
mulai bisa beradaptasi sehingga Anda bisa terbiasa menggunakannya. Kadang-kadang juga
bisa timbul luka pada dinding rongga mulut akibat gesekan bahan gigi palsu dan produksi air
ludah yang terasa banyak, tapi ini semua juga akan mereda. Rasa tidak percaya diri mungkin
Anda alami ketika baru memakai gigi palsu. Namun Anda tidak perlu minder karena gigi palsu
telah dirancang khusus agar menyerupai bentuk alami gigi manusia dan bahkan mungkin bisa

19
mempercantik wajah Anda. Umumnya, gigi palsu dapat dipakai tanpa harus diganti dalam
jangka waktu yang cukup lama, bahkan bertahun-tahun. Namun hal ini tergantung dengan
bagaimana Anda dapat menjaga kebersihan serta kesehatan gigi dan mulut. Gigi buatan ini
akan sama saja seperti gigi Anda yang lain, bisa terkena bakteri dan plak, sehingga penting
untuk menjaga kebersihannya agar dapat bertahan lama.
Rawat Gigi Palsu Anda dengan Benar
Sama seperti gigi asli, gigi palsu pun harus dirawat agar tidak menimbulkan efek negatif
bagi kesehatan mulut Anda seperti bau mulut, sariawan, penyakit gusi, kerusakan gigi, dan
infeksi mulut. Agar hal tersebut tak terjadi, berikut tips merawat gigi palsu Anda:
- Bersihkan gigi palsu. Anda bisa mencucinya sebelum dipasang pada mulut. Anda juga
disarankan mencuci gigi palsu dibawah air mengalir setelah makan agar tidak terjadi
penumpukan makanan. Cara membersihkan gigi palsu yaitu gosok gigi palsu menggunakan
sikat gigi berbulu halus atau sikat khusus. Lalu olesi gigi palsu dengan sabun dan air hangat.
Hindari mencucinya memakai pasta gigi atau deterjen karena zat ini bersifat mengikis
permukaan gigi palsu.
- Rendam semalaman. Gigi palsu yang sedang tidak dipasang di mulut harus direndam dalam
cairan khusus atau air hangat atau air biasa. Jangan direndam di air panas karena bisa
mengubah bentuknya. Biasanya gigi direndam saat malam hari ketika Anda tidak memakai
gigi palsu.
- Hati-hati memegangnya. Jika terlepas dari pegangan Anda, terutama saat mencucinya, gigi
palsu akan mudah pecah. Untuk mengantisipasi itu, Anda bisa melapisi meja dengan handuk
atau mencucinya di wadah berisi air.
Selain merawat gigi palsu, Anda juga harus menjaga kebersihan mulut Anda dengan
membersihkan gusi, lidah dan langit-langit menggunakan sikat gigi berbulu halus setiap pagi
sebelum memakai gigi palsu dan malam hari setelah melepasnya. Gunakan pasta gigi
mengandung fluoride untuk mencegah penyakit gusi, kerusakan gigi dan masalah gigi lainnya.
Beri perhatian khusus saat menggosok bagian gigi yang dikaitkan dengan kerangka logam
gigi palsu. Plak yang terjebak di kerangka logam itu akan meningkatkan risiko kerusakan gigi.
Anda juga disarankan untuk memijat dan merelaksasi gusi Anda secara rutin serta berkumur-
kumur tiap hari menggunakan air garam hangat agar kebersihan gusi terjaga.
Memakai gigi palsu membutuhkan perhatian yang lebih. Oleh karena itu Anda harus lebih
rutin mengunjungi dokter gigi sesuai perintah yang diberikan. Kontrol rutin untuk melihat
apakah gigi palsu Anda sesuai dan masih layak pakai atau tidak terbilang penting. Biasanya
gigi palsu lengkap harus diganti setelah lima hingga tujuh tahun pemakaian. Selain itu, dokter

20
gigi juga bisa segera mengetahui jika ada tanda-tanda penyakit mulut akibat pemakaian gigi
palsu. Bagi Anda yang menggunakan gigi palsu, penting untuk berkunjung ke dokter gigi
secara rutin. Sebab, dengan melakukan
kontrol rutin, Anda dapat mengetahui
tanda-tanda penyakit mulut akibat
pemakaian gigi palsu yang mungkin saja
terjadi.
Dengan melakukan kontrol rutin pula,
kelayakan dari gigi palsu yang dipakai
juga dapat diketahui sehingga Anda dapat
mengetahui kapan gigi palsu tersebut
harus segera diganti. Pada gigi palsu
lengkap misalnya, pemakaian gigi palsu
dalam kurun waktu lima hingga tujuh
tahun perlu untuk diganti sesegera mungkin. Cara membersihkan Gigi Palsu

GEJALA DAN PERAWATAN RONGGA MULUT PADA PENDERITA DIABETES &


HIPERTENSI

DIABETES (KENCING MANIS)


Diabetes biasanya disebut juga dengan kencing manis. Yaitu penyakit gangguan metabolisme
tubuh dimana hormon insulin tidak bekerja sebagai mana mestinya.
Bagaimana awal terjadinya permasalahan dirongga mulut penderita diabetes??

Bakteri
Air ludah Menghasilkan
Diabetes tidak berkembang
mengandung plak pada
terkontrol biar di rongga
glukosa (gula) rongga mulut
mulut

Salah satu penyakit yang akan terjadi:

peradangan pada gusi infeksi karena jamur mulut terasa terbakar & kering

21
Untuk mengatasi agar tidak terjadi hal seperti itu, maka perawatan yang dilakukan :

 Kontrol gula darah dan rutin ke dokter umum


 Melakukan diet khusus untuk penderita diabetes/kencing manis
 Menjaga kebersihan rongga mulut dengan sikat gigi 2x sehari dengan teknik penyikatan
gigi yang benar dan tepat
 Memeriksakan keadaan rongga mulut ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali

HIPERTENSI (DARAH TINGGI)

Hipertensi atau yang bisa disebut darah tinggi adalah keadaan dimana terjadi peningkatan
tekanan darah diatas normal.

Biasanya terjadi penyakit dirongga mulut dikarenakan :

Penggunaan obat Terdapat efek Permasalahan di


anti hipertensi samping rongga mulut

Salah satu penyakit yang terjadi dirongga mulut penderita darah tinggi ialah :

Peradangan & pembesaran gusi mulut kering & terasa terbakar

Untuk mencegah dan perawatan yang dilakukan adalah dengan cara :

 Kontrol tekanan darah ke dokter umum


 Menjaga kebersihan rongga mulut dengan sikat gigi 2x sehari dengan teknik penyikatan
gigi yang benar dan tepat
 Kontrol ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali
 Menjaga pola makan dan hidup sehat dengan olahraga yang rutin

22
KEBIASAAN BURUK

1. Bernafas melalui mulut  disebabkan karena adanya penyumbatan saluran


pernafasan. Biasanya tidak disadari.
o Dampak bernafas melalui mulut:
 Langit-langit mulut tinggi
 Rahang atas maju ke depan
 Mulut kering
 Bentuk muka panjang
2. Menghisap ibu jari
Kebiasaan menempatkan ibu jari ke dalam mulut
dengan bibir tertutup disekitar ibu jari. Anak memilih
menghisap ibu jari, karena ukuran ibu jari dinilai lebih
sesuai dan tepat sebagai pengganti dot. Kebiasaan ini
membuat anak merasa aman, bahagia dan tenang.
Anak melakukan kebiasaan ini saat berada dalam keadaan yang sulit misalnya saat
harus berpisah dengan orang tua dalam berapa waktu, dikelilingi orang asing, saat
berada dilingkungan yang kurang familiar, saat anak lelah, saat tidur, saat lapar, saat
anak takut ataupun saat anak bosan.Kebiasaan ini dapat menyebabkan gigi berjejal.
3. Mendorong lidah ke depan  Hal ini
menyebabkan gigi depan mengalami tekanan
secara terus menerus sehingga terdorong ke arah
depan dan menyebabkan gigi depan tidak
berkontak

4. Mengigit bibir  pada saat menggigit bibir seringkali melibatkan bibir bawah yang
diletakkan ke dalam dan memberikan tekanan pada permukaan belakang gigi depan
rahang atas.

23
o Hal tersebut dapat menyebabkan:
 Gigi depan rahang atas maju dan gigi depan rahang bawah mundur

5. Kebiasaan mengunyah pada satu sisi  biasanya disebabkan karena adanya masalah
gigi pada salah satu sisi rahang sehingga tidak nyaman untuk digunakan ketika
mengunyah.
o Hal ini dapat menyebabkan:
 Terdapatnya karang gigi pada sisi yang tidak digunakan mengunyah
 Kelainan pada sendi rahang
 Bentuk wajah tidak simetris
6. Mengedot dengan botol susu  dapat menyebabkan “nursing bottle caries”

CARA MENYIKAT GIGI

Dalam proses menyikat gigi dibutuhkan sikat gigi yang dapat membersihkan kondisi rongga
mulut tanpa membahayakan dan disesuaikan dengan spesifikasi dari ADA (American Dental
Association). Sikat gigi yang digunakan harus memiliki bulu sikat yang tidak tajam atau
bergerigi. Ukuran dan bentuk sikat gigi dapat digunakan oleh orang dewasa maupun anak-anak
disesuaikan dengan ukuran rongga mulutnya.

Pemilihan sikat gigi berdasarkan ADA adalah sebagai berikut:

1. Kepala sikat:
a. Panjang: 25,4 – 35,8 mm

24
b. Lebar: 7,9 – 9,5 mm
c. 2-4 baris berkas bulu sikat
d. Setiap baris terdiri dari 5 – 12
bulu sikat
e. Permukaan bulu sikat rata, ujung
bulu sikat membulat
f. Kepala sikat dan tangkai
merupakan garis lurus
2. Diameter serta kekerasan bulu sikat:
a. Soft: 0,2 mm
b. Medium: 0,3 mm
c. Hard: 0,4 mm

Hal yang perlu diperhatikan dalam menyikat gigi adalah frekuensi, waktu, serta durasi dalam
penyikatan gigi. Waktu menyikat gigi yang direkomendasikan adalah dua kali sehari yaitu pagi
hari ½ jam setelah makan dan malam hari sebelum tidur. Durasi selama sikat gigi adalah 3 – 5
menit, namun yang terpenting adalah membersihkan seluruh permukaan gigi. Selain itu,
penggunaan sikat gigi dianjurkan untuk diganti setiap 3 bulan sekali.

Cara menyikat gigi:

1. Penempatan pasta gigi pada sikat gigi  didalam


bulu sikat
2. Bulu sikat diletakkan tegak lurus dengan
permukaan gigi
3. Penempatan bulu sikat membentuk sudut 45
derajat antara gusi dan gigi
4. Pergerakan sikat dari gusi ke gigi dengan tekanan
ringan dengan pergerakan getaran
5. Sikat bagian kunyah dari arah belakang ke depan
6. Menyikat lidah dari belakang ke depan
7. Menggunakan alat bantu menyikat gigi (benang gigi, sikat interdental, tongue scraper)
8. Berkumur sebanyak 1 kali

25

Anda mungkin juga menyukai