Anda di halaman 1dari 9

TOBAT SEBAGAI SEBUAH TERAPI

(Kajian Psikoterapi Islam)


Erba Rozalina Yulianti
(Pengajar di Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Kontak: Jln. Kemang Pratama 2 Jl. Anggrek 4 Blok AO no 19 Bekasi, Hp 081310289372

Abstract
This paper will discuss how the concept of repentance ( tobat) in Islam can be used as therapy for human souls who
are mired in a life of vice and sin. Either a sin will be cause a negative behaviour or negative thought. It is
obvious that when someone is doing a lot of sin, so all the thoughts, feelings and behaviors are getting disorder. Based
on this effect a sin will disturb the balance of man thinking, feeling and behavior. So it may not find tranquility and
peace of mind. Indeed, it appears the anxiety and restlessness that lead to the emergence of a
more severe psychological symptoms. Tobat which has a combination of psychological functions can fill the rest of
Islamic Psychoterapy. This is understandable because Tobat process has formed as a variety of positive psycholocical
functioning. They are: 1) Awareness to change behavior, 2) Self evaluation ( comfession), 3) Positve feelings ( remorse
), 4). Positive attitudes ( commitment), 5). Change of behavior consitently.
Key Words
Tobat; sins; Islamic therapy; behavior; thought

A. Pendahuluan mengakui dosa dan menyesali kesalahan yang


Jika kita memperhatikan kehidupan para telah banyak dilakukannya. Sampai saat ini
artis, baik yang masih aktif maupun tidak, maka beliau berkomitmen untuk selalu istiqomah
kesan pertama yang akan muncul adalah dalam menjalani kehidupan yang Islami. Hari
berbagai pandangan kehidupan glamor, serba Mukti telah bertobat. Alhasil kini beliau
mewah, night club, dan lain sebagainya. merasa hidupnya lebih tenang dan lebih
Betulkan gaya hidup artis memang hanya berkah, walaupun tidak sekaya dulu. Kang
sedemikian itu saja? Jawabannya ternyata Hari (panggilan akrabnya) menegaskan bahwa
tidak. Hal ini tidak berlaku pada sebagian artis, nikmat yang paling berharga dan paling
contohnya, kehidupan Hari Mukti, mantan penting adalah nikmat iman dan nikmat
penyanyi rok era 80-an yang kini aktif beribadah kepada Allah SWT.
berdakwah, dan mengajak kepada jalan agama. Makalah ini akan membahas tentang
Hari Mukti yang terkenal dengan lagunya bagaiman konsep tobat dalam Islam dapat
“Hanya Satu Kata” memilih jalan hidup agama dijadikan terapi jiwa bagi manusia yang
dengan mengambil aktivitas sebagai merasa terjerumus dalam kehidupan yang
pendakwah sejak tahun 90-an. Menurutnya, penuh maksiat dan dosa.
dunia artis lebih banyak mudharatnya daripada
maslahah dan manfaatnya. B. Dosa dan Kondisi Psikologis Manusia
Proses transformasi diri Hari Mukti diawali Dosa dan kesalahan merupakan masalah
dengan kesadarannya bahwa hidup penting yang menjadi fokus perhatian dalam
bergelimang harta tidak menjamin dirinya ajaran dan nilai-nilai Islam karena keduanya
menjadi bahagia. Dalam setiap dakwahnya menyangkut hubungan antara manusia dengan
beliau selalu bercerita bahwa dulu hidupnya manusia,manusia dengan lingkungannya,
bergelimang harta dan terkenal, namun manusia dengan Tuhannya dan manusia
hidupnya resah dan penuh dengan rasa sakit dengan dirinya sendiri. Bahkan dosa dan
hati. Perusahaan gulung tikar satu persatu da kesalahan juga berkaitan dengan
perusahaannya hancur. Kemudian beliau rajin ketenteraman, kesejahteraan dan kebahagiaan
menghadiri pengajian di Hizbur Tahrir dan seseorang atau ketidaktenangan, penderitaan
meninggalkan dunia artis. Disana beliau dan ketidakbahagiaan (kesengsaraan).
Erba Rozalina Yulianti Tobat Sebagai Sebuah Terapi (Kajian Psikoterapi Islam)

Rasulullah SAW menyampaikan bahwa seseorang berhubungan dengan Allah, sesama


“Dosa merupakan sesuatu yang terasa manusia dan lingkungannnya serta dirinya
menggelisahkan jiwa dan kamu tidak mau sendiri, pada hakekatnya setiap dosa yang
menampakkannya kepada orang lain. dilakukan manusia akan meninggalkan bekas
Selanjutnya Beliau menambahkan bahwa (noda hitam) dalam kalbunya. Semakin banyak
perbuatan baik adalah perbuatan yang noda hitam yang melekat dalam kalbu (qalb)
membuat jiwa tenteram dan hati menjadi sehingga akan mengotori kejernihan hatinya.72
tenang, sedangkan perbuatan dosa adalah Kotornya hati akibat dosa yang dilakukan
perbuatan yang menjadikan jiwa goncang dan akan berpengaruh kuat terhadap munculnya
hati gusar, sekalipun kamu mendapatkan perilaku negatif seseorang karena hati (qalb)
nasehat dari ahli fatwa. (HR.Imam Ahmad).71 merupakan raja yang dapat memerintahkan
Dari hadits diatas dapat dipahami bahwa segala bentuk perilaku yang akan muncul.73
perbuatan dosa sangat berhubungan dengan Begitu pula dengan emosi dan pikiran negatif
kondisi psikologis seseorang. Dosa dan lainnya yang muncul dapat menganggu
kesalahan dalam bentuk apapun, baik yang kejernihan perasaan dan pikiran seseorang.
berhubungan dengan Allah, dengan lingkungan Nyatalah bahwa ketika seseorang banyak
dan sesama manusia serta dengan dirinya melakukan dosa (pelanggaran) maka seluruh
sendiri akan membuat ketidaktenangan, pikiran, perasaan dan perilakunya mengalami
kegelisahan dan perasaan bersalah. Bahkan gangguan (tidak sesuai dengan fitrahnya). Ia
pada beberapa kasus tertentu seseorang yang akan semakin jauh dari nilai-nilai agama dan
dengan sengaja (sadar) melakukan perbuatan norma kesusilaan tanpa ia sadari serta lambat
jelek akan berusaha menyembunyikannya dari laun akan menjauhkan dirinya dari kesadaran
orang lain dan hal ini dapat merangsang untuk kembali kepada sistem nilai dan norma
kegelisahan dan stress yang berkepanjangan yang baik.
karena membutuhkan energi untuk Melihat kenyataan ini maka perbuatan dosa
menghindarkan diri agar tidak diketahui oleh yang dilakukan seseorang akan menganggu
orang lain. keseimbangan pola pikir, perasaan dan
Dosa (pelanggaran) yang dilakukan perilaku seseorang, sehingga tidak dijumpai
berhubungan dengan orang lain tentunya akan ketentraman dan ketenangan batin. Justru yang
memberikan dampak psiko-sosial yang lebih muncul adalah kegelisahan dan
berat dibandingkan dengan pelanggaran yang ketidaktenangan yang mengarah pada
berhubungan dengan Allah maupun dengan munculnya gejala psikologis yang lebih parah
dirinya sendiri. Hal ini dikarenakan adanya (berat). Kondisi ini apabila terus dipertahankan
kewajiban mengembalikan hak-hak orang lain (qalbun mayyit) dapat memunculkan penyakit
yang telah diambil atau dirusak dan jiwa (anti sosial dan spiritual) sehingga
membutuhkan kerelaannya sebagai syarat seseorang tidak dapat lagi membedakan antara
ampunan dari Allah SWT. Disamping itu sesuatu yang baik dan buruk. Bahkan sudah
pelanggaran yang berhubungan dengan orang terpecahnya kepribadian (disharmonisasi
lain akan mengganggu pola hubungan atau pikiran-perasaan-perilaku) dapat membawa
komunikasi antara sesama manusia dan pada penyakit jiwa yang berat.
akhirnya akan dapat mengganggu sistem social
kemasyarakatan yang telah ada. C. Tobat
Meskipun ada perbedaan kondisi psikologis
antara dosa (pelanggaran) yang dilakukan

71
Imam an-Nawawi dkk, Syarah Hadits Arba’in: Alih Bahasa Fauzy Bahresy (Jakarta: Serambi Ilmu
Kompilasi Empat Ulama Besar (Jakarta: Niaga Semesta,2004), 31.
Swadaya,2008), 299. 73
Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al-Hilali, Syarah
72
Ibn Qayyim al-Jauziah, Al-Da’ wa al-Dawa’: al- Riyadhus Shalihin, Alih Bahasa M.Abdul Ghoffar
Jawab al-Kaafi li-Man Sa’ala ‘an al-Dawa’ al-Syafi, (Jakarta: Pustaka Imam Al-Syafi;I, 2005), 465.

23 Syifa al-Qulub, vol, 1 No. 2, Januari 2017


Erba Rozalina Yulianti Tobat Sebagai Sebuah Terapi (Kajian Psikoterapi Islam)

1. Pengertian Tobat pengetahuan dan kesadaran maka dalam


Pengertian tobat menurut bahasa, oleh Al- hatinya akan merasa sedih dan takut
Ghazali diartikan dengan “kembali” (ruju’), kehilangan sesuatu yang dicintainya sehingga
yaitu kembali dari kemaksiatan kepada menimbulkan penyesalan yang teramat dalam.
ketaatan, kembali dari jalan yang jauh ke jalan Jika perasaan ini menguasai hatinya maka akan
yang dekat.74 Imam Haramain ( Abdul Ma’ali timbul kehendak atau keinginan untuk
Al-Juwaini) mengatakan tobat itu ialah melakukan sesuatu perbuatan yang berkaitan
meninggalkan keinginan untuk melakukan dengan masa sekarang yaitu segera
kejahatan seperti yang pernah dilakukannya meninggalkan perbuatan dosa selama-
karena membesarkan Allah SWT dan lamanya, berkaitan dengan masa lampau yaitu
menjauhkan diri dari kemurkaannya.75 Dalam cepat-cepat mengerjakan kembali kebaikan-
pengertian syariat, tobat adalah dari perbuatan kebaikan yang pernah ditinggalkan atau
dosa, baik itu dosa kecil maupun dosa besar. memperbaikinya kembali sepanjang masih
Pengertian dosa disini adalah karena melanggar dapat diperbaiki. Dengan demikian tobat dapat
ketentuan-ketentuan Allah, yaitu meninggalkan diartikan sebagai kesadaran yang diikuti
apa yang diperintahkan Allah dan mengerjakan dengan penyesalan dan keinginan kuat untuk
apa yang dilarang oleh Allah.76 meninggalkan perbuatan dosa dan berupaya
Tobat dalam ajaran Islam memiliki memperbaiki kesalahan masa lalu.
pengertian yang sangat luas karena tobat
menyangkut penataan kembali kehidupan 2. Syarat-syarat Tobat
manusia yang sudah berantakan dan perbaikan Secara terminologis, tobat itu mencakup
kembali mental seseorang yang sudah rusak tiga syarat, 78 yaitu meninggalkan perbuatan
akibat dosa yang diperbuat. Anjuran dan dosa, menyesali perbuatannya, dan bertekad
perintah tobat banyak kita jumpai dalam Al- untuk tidak akan melakukannya kembali.
Quran dan Hadits bahkan keutamaannya juga Menurut ketentuan syariat, “syarat
dibahas dalam ilmu syari;ah, tasauf dan akhlak. melakukan tobat adalah adanya perasaan
Tobat dapat diartikan meminta ampun kepada menyesal atas dosa yang telah diperbuat”. 79
Allah atas seg la perbuatan dosa dan Kemudian membaca “istighfar”, yaitu
kesalahannya melebihi dari “istighfar”. Tobat memohon ampunan kepada Allah atas dosanya
juga diartikan sebagai pengakuan, penyesalan tersebut. Sesudah itu harus bertekad yang kuat
dan meninggalkan dosa serta berjanji tidak untuk tidak mengulangi lagi perbuatandosa
mengulangi perbuatan dosa tersebut. Tobat serupa. Kalau dosanya berkaitan dengan
bermakna telah meninggalkan perbuatan sesama manusia, maka terlebih dahulu ia harus
dosanya dan Allah telah mengampuni dan islah dulu kepada orang yang bersangkutan.
menyelamatkannya dari kemaksiatan. Tobat Salah satu unsur penting dari tobat adalah
pada hakikatnya mempunyai 3 (tiga) makna rasa penyesalan. Sebab rasa ini mempunyai
yang saling berurutan yaitu mengandung pengaruh yang sangat besar di dalam merubah
pengetahuan dan kesadaran (‘ilm), kondisi hati sikap seseorang dari keadaan jelek menjadi
(hal) dan tindakan (fi’il). 77 Makna pertama baik. Tobat adalah penyesalan yang benar, dan
(‘ilm) adalah timbulnya pengetahuan dan tobat mendorong seseorang untuk merubah
kesadaran akan besarnya bahaya perbuatan tingkah lakunya yang dipenuhi dengan dosa
dosa yang ia lakukan. Apabila telah muncul menjadi bersih dan baik kembali
74
Imam Al-Ghazali, Mukhtashar Ihya’ 77
Afif Abdullah Fatah Thabbarah, Dosa dalam
‘Ulumuddin,Cetakan I ( Beirut: 1990 Muassah Al- Pandangan Islam (Bandung: Risalah, 1986), 23.
78
Kutub Al-Tsaqafiyah),72. Afif Abdullah Fattah Thabbarah, Dosa Dalam
75
Lihat dalam Abdul Manan bin Muhammad Pandangan Islam, (Bandung: Risalah, 1986), 27.
Sobari, Keagungan Rajab dan Sya’ban (Jakarta: 79
Muhaimin Aziz, Majalah Sufi, Edisi 28 Desember
Republika, 2006),12. 2003, 18.
76
Al-Qozin, Sunan Ibn Majah, Jilid I, (Mesir: Darul
Fikr.t.t.)659.

24 Syifa al-Qulub, vol, 1 No. 2, Januari 2017


Erba Rozalina Yulianti Tobat Sebagai Sebuah Terapi (Kajian Psikoterapi Islam)

3. Tingkatan-tingkatan Tobat (terkadang imannya yang menang, terkadang


Ada beberapa tingkatan dalam tobat, yaitu: dorongan nafsunya), sebagaimana firman
menurut kelangsungan tobatnya, menurut Allah dalam surat Ali Imran ayat 135 yang
tingkatan kelompok, dan menurut waktunya. artinya: “Orang-orang yang memperoleh
a. Penggolongan orang yang bertobat bahagia adalah orang-orang yang apabila
menurut kelangsungan tobatnya dan sikapnya melakukan keburukan atau menganiaya
sesudah itu dapat dibagi menjadi empat dirinya sendiri, lalu segera ingat kepada
golongan, yaitu:80 Allah, kemudian memohon pengampunan dari
Pertama: Orang yang fitrahnya sehat, dosa-dosa mereka itu”.
mempunyai kemauan keras terhadap perkara Keempat: Orang yang melakukan dosa,
kebaikan. Kalau terjerumus kepada perbuatan kemudian ia bertobat dan minta ampun tetapi
dosa, maka ia akan menyesal dan bertobat ia melakukan perbuatan dosa itu lagi, dan
dengan selalu berbuat keutamaan serta kembali mencela dirinya, menyesal dan minta
berpaling dari perbuatan rendah. Tobat orang ampun. Demikianlah seterusnya. Orang-orang
semacam itu dinamakan dengan “Tobat seperti ini berada pada derajat paling bawah
Nasuha” atau mempunyai kemantapan dalam orang-orang yang bertobat, sebagaimana
tobatnya (istiqomah). firman Allah dalam surat Al-Taubah ayat 102
Kedua: Seseorang yang syahwatnya lebih yang artinya: “Ada pula orang-orang lain yang
kuat daripada jiwanya, dan lebih mendalam sudah mengakui dosa-dosanya, tetapi mereka
dalam hatinya. Jika orang tersebut menuruti itu suka mencampurkan amalan baiknya
hawa nafsunya, kemudian melakukan suatu dengan amalan buruknyaOrang yang bertobat
perbuatan maksiat, maka dorongan-dorongan menurut tingkatan kelompoknya:
Ilahi akan bangkit dan memeranginya, dan Pertama: Tobat umum: yaitu tobat orang
mencela dirinya hingga dapat menang dan kebanyakan atau masyarakat pada umumnya.
memaksa dorongan nafsu tunduk padanya. Ketika orang itu melakukan dosa maka dia
Setelah itu ia tidak akan terjerumus ke dalam langsung bertobat, setelah dia sadar akan
perbuatan durhaka. Orang-orang sebagaimana perbuatannya.
di atas itu adalah orang yang berhak Kedua: Tobat khusus (khass), yaitu tobat
mendapatkan janji baik dari Allah swt, orang-orang ma’shum (suci, bebas dari
sebagaimana firman Allah dalam surat al-Najm kesalahan dan dosa). Tobat ini dilakukan oleh
ayat 32 yang artinya : Orang-orang yang Nabi Adam as dan Nabi-nabi yang lain.
mendapatkan kebaikan yaitu yang menjauhi Ketiga: Tobat khususnya khusus
dosa-dosa besar dan beberapa kemaksiatan, (ashkhass), yaitu tobat yang menempuh jalan
kecuali yang hanya merupakan lintasan dalam suluk. Tobat ini adalah tobat yang dilakukan
hati. Sesungguhnya Tuhanmu adalah amat luas oleh Rasulullah saw sebagaimana haditsnya
pengampunan-Nya.81 “Sungguh, hal-hal ragawi telah membayang-
Ketiga: Seseorang yang mempunyai bayangi hatiku, dan karenanya aku meminta
kapabilitas kuat dalam mujahadah untuk ampun kepada Allah tujuh puluh kali setiap
menjauhi dosa-dosa besar dan segala macam hari”.
perbuatan fahisyah (zina), tetapi tidak untuk Tobat tersebut sesuai dengan pernyataan
dosa-dosa kecil. Di dalam dirinya selalu terjadi Dzun Nun al-Mishry yaitu “tobat di kalangan
peperangan antara kemauan untuk menetapi publik itu dari dosa, tobat di kalangan khawash
perbuatan dosa kecil dan dorongan Ilahi yang itu dari alpa, dan tobat para rasul dan nabi itu
merupakan pertanda keimanan. Maka karena tidak mendekatkan diri kepada
peperangan itu silih berganti di dalam jiwanya Allah”.82

80 82
Ahmad Mustafa al-Maraghi, Terjemah Tafsir al- Hamka, Tasawuf: Perkembangan dan
Maraghi, Vol. 4, (Semarang: Toha Putra, 1993), 376. Pemurniannya, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1993), 91.
81
Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama
RI.

25 Syifa al-Qulub, vol, 1 No. 2, Januari 2017


Erba Rozalina Yulianti Tobat Sebagai Sebuah Terapi (Kajian Psikoterapi Islam)

b. Tobat menurut tingkatan waktunya: merevitalisasi kondisi psikologis manusia.


Pertama: Yang berhubungan dengan masa lalu. Adapung nilai-nilai psikologis tersebut adalah:
Tobat berkaitan dengan penyesalan terhadap
dosa-dosa yang telah dilakukannya, dan
perbuatan-perbuatan yang menunjukkan 1. Kesadaran
penyesalan tersebut. Perbuatan tersebut Kesadaran adalah pikiran yang terintegrasi
menyangkut tiga aspek, yaitu yang dan terorganisasi berupa pengalaman
berhubungan dengan Allah, yang berhubungan subjektif, emosi dan proses mental
dengan diri sendiri, dan yang berhubungan seseorang.83 Kesadaran diri adalah keadaan
dengan orang lain. dimana seseorang secara subjektif dapat
Kedua: Yang berhubungan dengan masa memahami dirinya sendiri dengan setepat-
kini. Aspek tobat yang berhubungan dengan tepatnya, dan mengenal dengan sadar
masa kini yaitu menahan diri dari melakukan mengenai pikiran , perasaan dan evaluasi diri
dosa dan memberikan kompensasi tertentu yang ada dalam dirinya. Dalam tobat,
terhadap kesalahan yang telah dilakukan. seseorang yang akan melangkan pada proses
Ketiga: Yang berhubungan dengan masa pertobatan yang sesungguhnya telah
depan yaitu bertekad untuk tidak melakukan mempunyai pengetahuan yang sebenar-
dosa lagi di masa mendatang dan bersabar benarnya tentang keburukan akibat perbuatan
dengan tekadnya tersebut. yang telah dilakukan. Pengetahuan ini berasal
dari pengalaman hidup yang telah dijalaninya,
D. Nilai-nilai Psikologis dalam Tobat perjalanan hidup orang lain yang mempunyai
Tobat merupakan usaha manusia untuk pengalaman perilkau yang sejenis dan
membebaskan dirinya dari pengaruh perbuatan bimbingan spiritual dari seseorang yang
dosa dan menata kembali kehidupannya. Tobat mengingatkan akibat perilaku tersebut.
merupakan usaha mandiri yang dilakukan Kedalam pengetahuan yang telah dimiliki ini
individu untuk membebaskan dirinya dari akan membawa pada tingkat kesadaran
perasaan bersalah dan keinginan sendiri untuk sepenuhnya tentang buruknya perilaku dosa
memperbaiki keadaan. Permohonan ampunan dan maksiat, penerimaan diri yang
dalam perilaku tobat dianjurkan untuk setiap sesungguhnya, menata kembali kehidupannya,
dosa yang telah dilakukan, sehingga manusia mengadakan integrasi diri dengan orang lain
menyadari dengan sebenar-benarnya tentang dan lingkungannya, sehingga pada akhirnya
konsekuensi pertobatan terhadap dosa yang dapat menemukan keterpaduan dirinya
telah ia lakukan yaitu tidak mengulangi kembali setelah terpecah akibat perilaku dosa
kembali kehidupannya. Tobat merupakan yang tidak ia sadari sebegitu besar
usaha mandiri yang dilakukan individu untuk pengaruhnya dalam kehidupan. Kesadaran ini
membebaskan dirinya dari perasaan bersalah pula yang akan menuntun seseorang untuk
dan keinginan sendiri untuk memperbaiki memahami keberadaan dirinya dan berfikir
keadaan. tentang tuhannya untuk segera bertobat.
Permohonan ampunan dalam perilaku tobat 2. Pengakuan dosa
dianjurkan untuk setiap dosa yang telah Dalam bahasa Psikoanalisa Freud, kondisi
dilakukannya, sehingga manusia menyadari pengakuan dosa dikenal dengan istilah
dengan sebenar-benarnya tentang konsekuensi abtraction, yaitu suatu proses menghilangkan
pertobatan terhadap dosa yang telah ia lakukan ketegangan jiwa atau pelepasan suatu perasaan
yaitu tidak mengulangi kembali perbuatan yang terpendam dan pengalaman yang tidak
tersebut. Pada hakekatnya tobat jika dilihat dari disenangi dalam hidup melalui pengungkapan
aspek kejiwaan adalah suatu kombinasi dari kembali dengan lisan, tulisan, maupun hati apa
fungsi-fungsi kejiwaan yang mampu yang menjadi kegundahan dan sumber
83
Carole Wade & Carol Tavris, Psikologi, Edisi 9,
Jilid (Jakarta: Erlangga, 2007), 179.

26 Syifa al-Qulub, vol, 1 No. 2, Januari 2017


Erba Rozalina Yulianti Tobat Sebagai Sebuah Terapi (Kajian Psikoterapi Islam)

kegelisahan tersebut. Freud mengatakan bahwa dinamis yang tidak berhenti pada masa lalu
jiwa setiap pembuat kesalahan (neurosis) tetapi masa sekarang dan masa yang akan
merasa tertekan oleh suatu beban rahasia. datang. Artinya penyesalan tersebut akan
Dengan memberinya kesempatan mengarahkan dirinya untuk berbuat yang lebih
mengutarakan isi hatinya dia akan terbebas dari baik dengan menguatkan dan
tekanan dan akhirnya ia akan merasa lega. menyempurnakan keimanan dan ketaqwaan.
Pengakuan dosa dapat mempunyai efek Penyesalan seperti ini dipahami dapat
psikologis yaitu perasaan lega. 84 meluruskan kepribadian seseorang karena
Tak jauh berbeda dengan pendapat Freud, adanya sinkronisasi afeksi antara pengalaman
para Sufi mengatakan bahwa pengakuan dosa masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan
atau al I’tiraf merupakan suatu unsur penting datang.
dalam proses pertobatan. pengakuan dosa 4. Komitmen
adalah pengungkapan kembali perbuatan dosa Richard mengatakan bahwa komitmen
dan kesalahan yang pernah dilakukan secara adalah sebuah usaha mengungkapkan apa yang
jujur dan benar. Menurut al-Ghazali, dalam penting bagi seseorang dan apa yang dinilai
pengakuan dosa (al-I’tiraf bi Zhulm) orang penting bagi mereka. Nilai-nilai yang
akan mengungkapkan dosa dan kesalahan yang terkandung dalam prinsip komitmen adalah
ia lakukan secara sadar. 85Abu Laits nilai kognitif. 88 Komitmen mendasari pilihan
Samarqandi menyarankan agar dalam orang berbuat atau mempersiapkan diri untuk
pengakuan dosa ini disebutkan sifat (jenis)n mempertahankan dan mencapai tujuan yang
dosa yang telah diperbuatnya sebagai hasil diinginkan. Sikap yang dimiliki seseorang
perenungan atas tingkat kesadaran yang telah untuk tetap berada dalam lingkungannya
dimiliki.86 Pengakuan dosa yang dilakukan sebagai hasil interaksi pemahaman dan
secara benar dan jujur sangat penting dalam pengalamannya.
usaha mendapatkan kelegaan batin karena ini Penyesalan yang telah dialami oleh
berarti ia telah merelakan perilaku dosa tersebut seseorang akan memunculkan keinginan kuat
diakui secara lisan maupun batin sehingga akan untuk bertahan pada suatu kondisi tertentu
menghilangkan tekanan kegelisahan akibat yaitu keinginan untuk tidak mengulangi
simpanan dosa tersebut. perbuatan dosa yang pernah dilakukan,
3. Penyesalan keinginan untuk lebih menngkatkan keimana
Nilai psikologi yang lain dalam proses dan ketaqwaan (berpedoman pada nilai moral
pertobatan adalah menyesali perbuatan dosa dan agama) serta keinginan untuk
yang telah diperbuat dan menyesali telah memperbaiki diri melalui peningkatan amal
meninggalkan berbagai perilaku baik lainnya ibadah yang selama ini banyak ditinggalkan.
seiring dengan perjalanan waktu yang telah Komitmen ini memungkinkan seseorang tidak
berlalu. Al-Ghazali membedakan pengakuan larut dalam penyesalan akibat dosa yang ia
dosa dengan penyesalan, kalau pengakuan dosa perbuat tetapi keluar dari diri yang sebelumnya
diungkapkan secara sadar sedangkan menjadi diri baru yang seutuhnya. Dan
penyesalan (al-nadam) orang menginsyafi atau akhirnya komitmen akan mendorong
menyesali dirinya karena telah berbuat dosa seseorang berperilaku positif menuju hasil
dan salah, serta berniat untuk yang diinginkan.
87
memperbaikinya. Penyesalan memiliki nilai
84 86
K. Bertens,Psikoanalisis Sigmund Freud, Al-Faqih Abul Laits Assamarqandi, Tanbihul
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), 185. Ghafilin, Alih Bahasa, Salim Nabhan (Surabaya: Al-
85
Imam al-Ghazalial, Mukhtashar Ihya’ Manar,1990), 182.
‘Ulumuddin,Cetakan I ( Beirut: 1990 Muassah Al- 87
Imam Al-Ghazali, Mukhtashar Ihya’
Kutub Al-Tsaqafiyah),83. ‘Ulumuddin,Cetakan I ( Beirut: 1990 Muassah Al-
Kutub Al-Tsaqafiyah),60.
88
Richard S. Lazarus, Susan Folkman, Stress,
Apprasial and Coping, (New York: Springer, 1984),56.

27 Syifa al-Qulub, vol, 1 No. 2, Januari 2017


Erba Rozalina Yulianti Tobat Sebagai Sebuah Terapi (Kajian Psikoterapi Islam)

E. Tobat dan Psikoterapi Islami (cermin) ini kotor oleh perbuatan dosa dan
Seiring perkembangan dunia modern saat ini maksiat maka manusia tidak dapat lagi
banyak dijumpai tragedi-tragedi kemanusia dan membedakan kebenaran dan keburukan,
kehidupan modern yang menempatkan sehingga manusia akan menderita, hilangnya
manusia posisi sebagai pelaku dan korban rasa bahagia marah, dan,cinta dan sayang serta
tragedy tersebut. Kemajuan yang tekah dicapai timbulnya rasa benci, dengki, sombong,dan
saat ini seharusnya membawa kepada kemajuan gelisah.
kehidupan pribadi manusia bukan sebaliknya. Perasaan, pikiran dan tngkah laku yang
Artinya kebahagiaan dan ketenteraman negative ini memiliki muara dari perbuatan
semakin sulit dijangkau oleh orang-orang yang dosa dan kesalahan yang dilakukan oleh
maju. Kesulitan material (harta duniawi) kini seseorang dengan objek dan kapasitas
diganti dengan kesukaran mental (psikologis) manapun. Dosa yang tergolong besar atau dosa
sehingga menimbulkan beban jiwa yang kecil yang dilakukan terus menerus tentunya
semakin berat. Kegelisahan, ketenangan, akan memberikan dampak yang lebih berat
ketidakpastian dan tekanan perasaan lebih dibandingan dosa kecil atau yang langsung
terasa menekan sehingga mengurangi disertai dengan perbuatan baik (proses
kebahagiaan. Kondisi ini telah lama bertahan pertobatan). “Dan bertobatlah kamu sekalian
akibat kebutuhan hidup yang semakin kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
meningkat, sikap individualistic dan egois, supaya kamu beruntung”89. Sedangkan hadits
persaingan gaya hidup dan didukung oleh Nabi menyebutkan “Ikutilah segera perbuatan
keadaan yang tidak stabil. buruk dengan kebaikan, agar kamu
Individu yang terlarut dalam kondisi ini menghapuskannya”.
dapat dipastikan karena kehilangan control atas Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kehidupannya sendiri yang bersumber perbuatan dosa dan salah yan mengakibatkan
hilangnya nilai-nilai spiritual dan visi munculnya pikiran, perasaan dan perilaku
keilahian. Orang yang telah lupa akan visi-visi negatif dapat diminimalkan dan bahkan
hidup yang sebenarnya akan makin terpuruk dihapuskan dengan bersegera meminta
dengan perilaku negative yang tidak disadari ampunan dan bertobat kepada Allah. Ketika
telah dikerjakannya tersebut. Seseorang tidak tobat diterima dan ampunan diberikan maka
dapat membedakan mana yang benar hati yang tadinya kotot lambat laun akan
(dikehendaki oleh Tuhan) dan mana yang salah kembali bersih dan dapat dijadikan cermin
(diarahkan oleh syahwat). Keadaan ini dapat kemali sehingga seseorang dapat membedakan
membahayakan kehidupan seseorang karena mana yang benar dan mana yang salah.
akan terjerumus pada perilaku bebas tidak
berketuhanan (beragama). Ia tidak lagi dapat F. Fungsi Tobat dalam Psikoterapi Islam
membedakan perilaku positif dan negatif yang Secara umum menurut Brammer, fungsi
berhubungan dengan Tuhannya, sesame psikoterapi mengarah pada reeducational of
manusia (lingkungannya) dan dengan dirinya individual mencari persepsi dan pertobatan
sendiri, sehingga perilakunya tidak berarah secara jelas, mengintegrasikan ke dalam
tujuan. Kondisi diatas merupakan cermin kehidupan sehari-hari dan memagri perasaan
ketika seseorang dan masyarakatnya telah sedih yang berasal dari pengalaman buruk di
terjebak dalam perilaku dosa dan salah yang masa lalu. Sedangkan fungsi lainnya adalah
berkepanjangan. bahwa psikoterapi dapat bertindak sebagai
Dosa membuat hati manusia menjadi kotor, kuratif (penyembuhan), preventif
kusam, dan hitam, padahal hati berfungsi (pencegahan) dan konstruktif (pemeliharaan
sebagai cermin diri guna mengetahui hakekat dan pengembangan). Dengan demikian fungsi
kebenaran. Dapat dibayangkan apabila hati psikoterapi dapat dikembankan bukan hanya

89
An-Nur: 31

28 Syifa al-Qulub, vol, 1 No. 2, Januari 2017


Erba Rozalina Yulianti Tobat Sebagai Sebuah Terapi (Kajian Psikoterapi Islam)

untuk seseorang yang mengalami kesulitan dengan dibersihkan terlebih dahulu akan
psikologis tetapi juga pengembangan diri untuk mengurangi noda dan dapat membantu proses
optimalisasi potensi yang dimiliki. pemulihan mental psikologis seseorang.
Tobat yang memiliki kombinasi dengan Proses pembersihan awal ini dapat dilakukan
fungsi-fungsi kejiwaan dapat mengisi bagian dengan lisan (ucapan) memohon ampun
lain dalam fungsi psikoterapi Islam. Hal ini kepada Allah dan dibarengi dengan aktivitas
dapat dipahami dikarenakan dalam proses sholat tobat seperti yang dicontohkan Nabi.
pertobatan telah terbentuk berbagai fungsi 2. Penguat pikiran dan perasaan
positif kejiwaan yaitu: Proses pertobatan yang diikuti dengan
1. Adanya keinginan untuk perubahan kegiata pengakuan dosa (evaluasi diri) da
perilaku (kesadaran) penyesalan dapat menumbuhkan pikiran dan
2. Terbukanya pintu evaluasi diri perasaan positif. Hal ini dapat terlihat dengan
(pengakuan dosa) tumbuhnya optimism menjalani kehidupan,
3. Menguatnya perasaan positif tidak putus asa, mampu mengenali dan
(penyesalan) menerima diri dengan lebih baik serta mampu
4. Terbentuknya sikap hidup yang positif berfikiran positif terhadap setiap kejadian.
(komitmen) Tumbuhnya sifat seperti ini akan sangat
5. Perubahan perilaku secara konsisten membantu seseorang yang sedang menghadapi
Secara umum gangguan mental (psikologi) masalah atau gangguan mental dan ini
seseorang banyak disebabkan oleh (a) merupakan langkah terbaik untuk mengatasi
perbuatan maksiat; (b) pelanggaran terhadap gangguan tersebut. Munculnya sifat positif
hokum (aturan) Allah baik yang berkaitan tersebut dapat dikatakan sebagai kesemuhan
langsung dengan Allah dalam ibadah mahdhoh, tingkat awal para klien yang mengalami
dengan sesame manusia dan lingkungannya gangguan mental.
(muamalah) maupun dengan dirinya sendiri 3. Pendorong berkembangnya potensi
(mendholimi diri); (c) kesalahan dalam manusia
persepsi dan kehendak serta mensikapi Tobat dapat merangsang seseorang untuk
kehidupan (disorientasi). Gejala-gejala meingkatkan amal perbuatannya melalui
gangguan mental yang ringan sampai berat evaluasi diri, pemetaan dan perencanaan
merupakan proses berkelanjutan dari akibat kegiatan baik lainnya, baik yang pernah
dosa yang dilakukan akan mengakibatkan ditinggalkan maupun yang belum pernah
gangguan mental yang semakin berat dan dilakukan. Seseorang akan selalu mencari
kompleks. tambahan amal kebaikan untuk menutupi
Fungsi tobat dalam psikoterapi Islam kesalahan (dosa) yang pernah dilakukan dan
memegang peranan penting dalam proses tidak ada hari tanpa menyempurnakan amal
penyembuhan dan mengembalikan kembali kebaikan. Kondisi ini dapat mengakibatkan
potensi fitrah yang dimiliki seseorang. Tobat terbukanya potensi diri yang selama ini tidak
yang dilakukan dengan benar (nasuhah) dapat diketahui atau tertutup oleh perbuatan
berfungsi sebagai: buruknya, sehingga memungkinkan akan
1. Alat pembersih noda hitam dalam hati. melejitnya potensi diri yang dimiliki.[]
Pembersihan noda ini akan sangat
membantu pemulihan mental-psikologis
seseorang yang sedang mengalami gangguan DAFTAR PUSTAKA
(penyakit) mental. Hal ini dapat dipahami
bahwa fungsi tobat dalam psikoterasi Islam Al-Jauziah, Ibn Qayyim. Al-Da’ wa al-
memegang peranan penting dalamwa noda Dawa’: al-Jawab al-Kaafi li-Man Sa’ala
hitam dalam hati (qalb) inilah yang menjadi ‘an al-Dawa’
sumber munculnya gangguan penyimpangan al-Syafi, Alih Bahasa Fauzy Bahresy. Jakarta:
pikiran, perasaan, perilaku seseorang sehingga Serambi Ilmu Semesta, 2004.

29 Syifa al-Qulub, vol, 1 No. 2, Januari 2017


Erba Rozalina Yulianti Tobat Sebagai Sebuah Terapi (Kajian Psikoterapi Islam)

Al-Ghazali, Imam. Mukhtashar Ihya’ Lazarus, Richard S, Susan Folkman. Stress,


‘Ulumuddin,Cetakan I. Beirut: Muassah Al- Apprasial and Coping. New York:
Kutub Al-Tsaqafiyah, 1990. Springer, 1984.
Al-Hilali, Abu Usamah Salim bin ‘Ied. Syarah MM., Sukanto.Nafsiologi, Suatu Pendekatan
Riyadhus Shalihin, Alih Bahasa. M.Abdul Alternatif Atas Psikologi. Jakarta: Integritas
Ghoffar. Jakarta: Pustaka Imam Al-Syafi;I, Press, 1985.
2005 Sobari, Abdul Manan bin Muhammad.
Al-Maraghi, Ahmad Mustafa, Terjemah Tafsir Keagungan Rajab dan Sya’ban. Jakarta:
al-Maraghi, Vol. 4. Semarang: Toha Putra, Republika, 2006.
1993 Salim, Agus. Tauhid, Taqdir dan Tawakkal.
Al-Qozin, Sunan Ibn Majah, Jilid I. Mesir: Jakarta: Tinta Mas, 1960.
Darul Fikr.t.t. Shaleh, Qamaruddin dan Dahlan, AA.
Al-Razi. Ruh dan Jiwa: Tinjauan Filosofis Asbabun Nuzul, Latar Belakang Historis
Dalam Perspektif Islam. Surabaya: Risalah Turunnya Ayat-ayat al-Qur'an. Bandung:
Gusti, 2000. Diponegoro, 1996.
Assamarqandi, Al-Faqih Abul Laits. Tanbihul Syarif, Adnan. Psikologi Qur’ani, Bandung:
Ghafilin, Alih Bahasa, Salim Nabhan. Pustaka Hidayah, 2002.
Surabaya: Al-Manar,1990. Thabbarah, Afif Abdullah Fattah, Dosa Dalam
al-Thusi, Khawajah Nashiruddin. Menyucikan Pandangan Islam. Bandung: Risalah1986.
Hati Menyempurnakan Jiwa. Jakarta: Wade, Carole & Carol Tavris. Psikologi,
Pustaka Zahra, 2003. Edisi 9, Jilid. Jakarta: Erlangga, 2007.
Aziz, Muhaimin. Majalah Sufi, Edisi 28
Desember 2003.
Bahreisj, Hussein. Hadits Shahih: Bukhari-
Muslim. Surabaya: Karya Utama, t.t.
Bertens,K. Psikoanalisis Sigmund Freud.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006.
Daradjat, Zakiyah, Kesehatan Mental. Jakarta,
Haji Masagung 1990.
Departemen Agama RI., Al-Qur'an dan
Terjemahnya, Gema Risalah, Bandung,
1986.
Hamka. Tasawuf: Perkembangan dan
Pemurniannya. Jakarta: Pustaka Panjimas,
1993.
Hasan, Muhammad. al-Qur'an dan
Pengobatan Jiwa. Yogyakarta: Bintang
Cemerlang, 2001.
Jalaluddin, Psikologi Agama. Jakarta: Raja
Graffindo Persada, 2001.
Jaya, Yahya. Peranan Tobat Dan Ma’at Dalam
Kesehatan Mental. Jakarta: Yayasan
Pendidikan Islam Ruhana, 1992
Imam An-Nawawi, Imam, dkk. Syarah Hadits
Arba’in: Kompilasi Empat Ulama Besar.
Jakarta: Niaga Swadaya,2008.
Kartono, Kartini.Kamus Psikologi. Bandung:
Yayasan Pendidikan Islam 2000.

30 Syifa al-Qulub, vol, 1 No. 2, Januari 2017

Anda mungkin juga menyukai