MINI PROJECT
Oleh :
dr. Ardiansyah
Pendamping :
PUSKESMAS UBUNG
2019
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan tingkat dasar untuk masyarakat di Indonesia adalah melalui Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang merupakan unit organisasi fungsional Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kotamadya dan bertanggung jawab sebagai pengelola kesehatan di tiap wilayah
kecamatan dan kabupaten/kotamadya bersangkutan.1,2,3
Salah satu harapan pasien saat datang ke pelayanan kesehatan yaitu mendapatkan
kepuasan terhadap pelayanan yang diterimanya. Kepuasan pasien menjadi tolak ukur dalam mutu
pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan menjadi faktor yang dapat meningkatkan
kepuasan seorang pasien. Pasien akan mendapatkan kepuasan dari pelayanan yang diberikan jika
pelayanan tersebut memenuhi kualitas pelayanan dan sesuai atau lebih dengan harapan yang
diharapkan oleh pasien. Oleh karena itu, perlu diperhatikan kualitas pelayanan kesehatan untuk
memberikan kepuasan kepada pasien. 1,2,3
Kepuasan pasien adalah sauatu tingkat perasaan pasien yang timbul akibar dari kinerja
layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang
diharapkannya. Kepuasan pasien merupakan keluaran layanan kesehatan. Dengan demikian,
kepuasan pasien merupakan salah satu tujuan dari peningkatan mutu layanan kesehatan. Pasien
baru akan merasa puas jika kineeja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi
harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila
kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapan yang merupakan
konsep dari kepuasan. Pengukuran tingkat kepuasan pasien menjadi kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari pengukuran kualitas layanan kesehatan 1,2,3
Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap
berbagai aspek pelayanan Unit Kesehatan Perorangan dan Unit Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas Ubung periode bulan Desember 2018 hingga Februari 2019. Penelitian ini merupakan
kelanjutan dari penelitian sebelumnya, dimana penelitian sebelumnya dilakukan dalam waktu
satu bulan, yaitu dibulan Oktober 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan di unit Pelayanan Balai pengobatan Puskesmas Ubung, kecamatan Jonggar=t periode
tanggal 1 Desember 2018 sampai dengan 28 Februari 2019.
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pembaca kajian ilmu
pengetahuan terutama yang berkaitan di bidang operasional umumnya atau tentang
kualitas pelayanan.
2. Pihak Puskesmas :
- Sebagai landasan pemikiran bagi Puskesmas yang bersangkutan dalam
meningkatkan jasa pelayanan kesehatan.
- Sebagai input untuk perbaikan kulaitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi
tingkat kepuasan pasien, sehingga dapat menentukan upaya selanjutnya dengan lebih
bijaksana dikemudian hari.
3. Bagi Peneliti :
- Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta member gambaran
tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan kualitas pelayanan jasa
kesehatan di Puskesmas dan memberikan alternative solusi dari permasalahan yang
ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Misi
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat
beserta lingkungan.
b. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
c. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota,
sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan
kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota sesuai
dengan kemampuannya.
d. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan.
Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung
jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikam keutuhan
konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut
secara operasional bertanggungjawab langsung kepada dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
C. Tujuan
D. Fungsi Puskesmas :
a) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
b) Pusat pemberdayaan masyarakat
c) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama, yaitu:
d) Pelayanan kesehatan perseorangan
e) Pelayanan kesehatan masyarakat
2.1.2 Teori Kepuasan1,2,3
Pasien adalah pelanggan utama Puskesmas yang menjadi fokus semua bentuk pelayanan
Puskesmas dan pasien adalah pemberi nilai terbaik atas pelayanan yang diterimanya. Kepuasan
pasien dipengaruhi banyak faktor, antara lain yang bersangkutan dengan :
a. Pendekatan dan perilaku petugas berhubungan dengan perasaan pasien terutama saat
pertama kali datang.
b. Mutu informasi yang diterima, seperti keadaan kesehatan gigi dan mulut, apa yang
seharusnya dikerjakan dan tindakan lanjutan bila diperlukan.
c. Prosedur perjanjian
d. Waktu tunggu
e. Fasilitas umum (toilet, parkir, ruang tunggu, loket pembayaran) yang tersedia.
f. Kepuasan Pasien / Pelanggan
Satisfaction adalah kata dari bahasa latin, yaitu satis yang berarti enough atau cukup, dan
facere yang berarti to do atau melakukan. Jadi, produk atau jasa yang bisa memuaskan adalah
produk atau jasa yang sanggup memberikan sesuatu yang dicari oleh konsumen sampai pada
tingkat cukup. Dalam konteks teori consumer behavior, kepuasan lebih banyak didefinisikan dari
perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk atau
jasa. Salah satu definisi menyatakan bahwa kepuasan sebagai persepsi terhadap produk atau jasa
yang telah memenuhi harapannya. Karena itu, pelanggan tidak akan puas, apabila pelanggan
mempunyai persepsi bahwa harapannya belum terpenuhi.
Pelanggan akan merasa puas jika persepsinya sama atau lebih dari yang diharapkan. Dari
hal ini terlihat bahwa yang penting adalah persepsi dan bukan aktual. Jadi, bisa terjadi bahwa
secara aktual, suatu produk mempunyai potensi untuk memenuhi harapan pelanggan, tetapi
ternyata hasil dari persepsi pelanggan tidak sama dengan yang diinginkan oleh produsen. Ini bisa
terjadi karena adanya gap dalam komunikasi
Faktor yang mempengaruhi pasien, yang disampaikan para ahli, antara lain menurut
Wemdy Leebov et al, yaitu:
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
4.1.1 Lokasi
Puskesmas Ubung merupakan puskesmas yang ada diwilayah kecamatan Jonggat yang
dilengkapi dengan sarana rawat inap. Puskesmas Ubung dibangun pada Tahun 1980 di atas
area 4.800 m2, dengan luas wilayah kerja 80,147 Ha dengan batasan sebagai berikut :
Tabel 11. Pendapat Kepuasan Terhadap Penjelasan Petugas Puskesmas terhadap Sistem
pelayanan BPJS
Tabel 14. Pendapat Kepuasan Terhadap Kebersihan di Balai pengobatan, UGD, dan
Rawat Inap Puskesmas
PEMBAHASAN
Jumlah pasien yang mengikuti survei adalah 90 orang dengan jumlah 63 orang pasien
wanita dan 27 orang laki-laki yang sedang menjalani pengobatan di Puskesmas Ubung. Jumlah
responden terbanyak adalah pada balai pengobatan (BP) dengan persentase 67%, lalu IGD dan
Bangsal sebesar 22%, sedangkan KIA dan Gizi masing-masing 5.5%. Adapun dari usia
responden, responden terbanyak adalah pada usia 31-40 tahun sedangkan yang paling sedikit
adalah usia lebih dari 60 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah responden terbanyak
adalah dengan tingkatan pendidikan SD sebesar 20%, SLTP sebesar 15%, SLTA sebesar 46 %
yang merupakan persentase terbanyak, lalu D1-D3 sebanyak 3%, dan S1-S2 sebesar 6%.
Menurut hasil wawancara dan pengisian kuesioner, tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan loket sebagian besar (89%) memilih sangat bagus dan cepat, namun ada 1 responden
dengan persentase 1% menyatakan kurang dan lambat, hal ini dikarenakan pasien pernah
mengalami rekam medis yang di antar ke tempat yang salah sehingga pasien menunggu lama.
Adapun tingkat kepuasan terhadap pelayanan obat didapatkan bahwa sebesar 83%
menyatakan sudah sangat bagus dan cepat, sedangkan sisanya sebesar 17% menyatakan bagus
dan cepat. Pasien memberikan pendapat bahwa pemberian obat dijelaskan dengan baik dan telah
pelayanan dirasakan baik dan cepat.
Kepuasan pasien terhadap pelayanan di Laboratorium sebesar 52% sangat bagus dan
cepat, namun sebesar 11% memilih kurang dan lambat dikarenakan jumlah antrian yang banyak
dan terkadang pemeriksaan tidak tersedia.
Pada penilaian mengenai perlakuan yang sama dalam mendapatkan kesehatan sudah
sangat baik, sebesar 96% pasien merasa sangat puas, sisanya memilih puas. Hal ini karena baik
pasien BPJS maupun umum telah mendapatkan pelayanan yang sama dengan biaya yang tidak
mahal untuk pasien umum. Sedangkan gambaran responden terhadap keramahan petugas
puskesmas sebesar 88% memilih sangat bagus, namun 2% mengatakan kurang, sisanya
mengatakan bagus. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa petugas yang tampak tidak terlalu
ramah saat melayani pasien.
Kepuasan pasien pada penjelasan mengai BPJS sebesar 58% mengatakan sangat bagus,
19% bagus, dan sisanya memilih kurang sebesar 23%. Hal ini berkaitan dengan system
perujukan yang pasien masih kurang bisa mengerti mengenai alur, dan pasien pernah diminta
kembali dengan alasan rujukan sudah tidak dapat digunakan.
Gambaran tingkat kepuasan pasien terhadap waktu antre untuk mendapatkan pelayanan
adalah sebesar 11% memilih sangat memuaskan, 73% memuaskan, dan sisanya 16% tidak
memuaskan. Hal ini dikarenakan banyaknya pasien dan dihari tertentu pasien sangat lama
menunggu.
Pada aspek kebersihan ruangan dan lingkungan puskesmas, sebesar 14% merasa sangat
bersih, 60% memilih bersih, dan sisanya dengan angka yang cukup besar yaitu 26% menjawab
kotor. Hal ini dikeluhkan terutama pada ruang rawat inap yang sering berbau, kemudian saat
hujan dimana kondisi puskesmas yang sering tergenang air di beberapa bagian, dan banyaknya
sampah yang berceceran di lingkungan rumah sakit. Pada kepuasan mengenai kebersihan kamar
mandi, sebagian besar pasien merasa kamar mandi sudah bersih (19%), bersih (67%), dan ada
beberapa pasien yang menilai kamar mandi kotor (7%), hal ini terutama dirasakan pada kamar
mandi UGD, pasien mengatakan bahwa kamar mandi UGD berbau dan tidak bersih. Dalam hal
keamanan, sebesar 3% pasien menjawab kurang aman, namun sisanya merasa aman.
BAB V
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
1. Wijono, Djoko, MS. 2008. Manajemen Puskesmas – Kebijakan dan Strategi. Surabaya: CV. DUTA
PRIMA AIRLANGGA.
2. Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas. Jakarta: CV. SAGUNG SETO
3. Jurnal Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Jasa Pelayanan Kesehatan
(Menggunakan Metoda Performance Importance Analysis di Unit Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Sumedang) oleh Prima Naomi pada :
http://jurnal.upi.edu/file/Prima_Naomi.pdf
4. Jurnal Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut Terhadap Kepuasan Pasien di
Puskesms Simpang Tiga Pekanbaru – Riau Tahun 2009.
5. Jurnal Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Kualitas Pelayanan (Studi
Kasus : Rsu Bhakti Asih Tangerang) oleh Velma Fidelia Rahmani