21 May 2019
Hamil anggur adalah tumor jinak yang tumbuh dalam rahim. Kondisi ini terjadi ketika sel telur y
ang sudah dibuahi dan plasenta tidak berkembang secara normal. Akibatnya sel-sel abnormal ter
sebut akan membentuk sekumpulan kista.
Hamil anggur pada awalnya menyebabkan gejala yang sama dengan kehamilan normal. Namun
setelah beberapa waktu, gejala-gejala berikut bisa muncul:
Rahim yang tampak lebih besar dari usia kandungan yang seharusnya.
Hipertensi.
Kista ovarium.
Anemia.
Penyebab hamil anggur adalah ketidakseimbangan kromosom. Kelainan ini dapat terjadi jika sel t
elur yang dibuahi tidak memiliki infromasi genetika atau satu sel telur normal dibuahi oleh dua
sperma secara bersamaan. Penyebab inilah yang akan mengelompokkan hamil anggur dalam du
a kategori, yaitu hamil anggur lengkap dan parsial.
Hamil anggur lengkap terjadi ketika sel telur tanpa informasi genetika dibuahi oleh sperma dan
tidak berkembang menjadi fetus, melainkan sekumpulan jaringan abnormal yang lama-kelamaan
dapat memenuhi rahim.
Hamil anggur parsial muncul jika satu sel telur normal dibuahi oleh dua sperma. Jaringan plasen
ta abnormal akan tumbuh bersamaan dengan fetus yang juga abnormal. Jaringan fetus tersebut
umumnya akan mengalami kerusakan fatal dan tidak akan berkembang secara normal.
Operasi pengangkatan jaringan abnormal pada hamil anggur merupakan metode penanganan ut
ama yang umumnya disarankan. Langkah ini dapat dilakukan melalui beberapa prosedur yang m
eliputi:
Kuret Histerektomi atau pengangkatan rahim. Proses ini hanya dilakukan jika pengidap hamil ang
gur tidak ingin memiliki keturunan lagi.
Proses pemeriksaan HCG dilakukan tiap dua minggu selama setengah hingga satu tahun untuk
memastikan tidak ada sel-sel abnormal yang kembali tumbuh dan memantau gejala-gejala dari p
enyakit trofoblastik. Sel-sel tersebut umumnya akan mati dalam rahim pada sebagian besar peng
idap. Tetapi jika terdapat indikasi dari penyakit trofoblastik, pengidap akan membutuhkan penang
anan melalui kemoterapi. Selama menjalani proses pemantauan ini, dianjurkan untuk menunda ke
hamilan. dan jika menjalani kemoterapi umumnya akan kembali mengalami siklus menstruasi dala
m setengah tahun setelah proses pengobatan selesai.
Khusus bagi pengidap hamil anggur yang dalam masa kehamilan, disarankan untuk memeriksaka
n kandungan secara rutin pada dokter obgyn, agar dapat mengetahui sejak awal adanya tanda
kelainan yang dialami.