Anda di halaman 1dari 4

SEPUTAR EPILEPSI PADA ANAK

04.03.2016

Epilepsi merupakan problem neurologi kronis yang cukup banyak dialami anak-anak, akan tetapi
masyarakat masih kurang mendapat pengetahuan yang benar tentang epilepsi pada anak. Beriku
t ini adalah pertanyaan yang sering dilontarkan oleh orang tua ketika anaknya didiagnosis epilep
si :

Q : Mengapa anak saya dikatakan epilepsi, setahu saya epilepsi atau ayan itu kejangnya samp
ai mengeluarkan busa dari mulut.

A : Epilepsi adalah kejang berulang 2 kali atau lebih tanpa penyebab. Sebelum kejang anak
masih beraktifitas seperti biasa, setelah kejang anak juga kembali beraktifitas seperti biasa. Kej
ang pada epilepsi tidak harus kejang kelojotan dan mengeluarkan busa, serangan kejang dapat
berupa kaku di seluruh tubuh, kejang kaku/kelojotan sebagian lengan atau tungkai bawah, kedut
an di sebelah mata dan sebagian wajah, hilangnya kesadaran sesaaat (anak tampak bengong/sep
erti melamun), tangan atau kaki tiba-tiba tersentak atau anak tiba-tiba jatuh seperti kehilangan t
enaga. Gejala klinis kejang sangat tergantung dari area otak yang menjadi fokus kejang.

Q : Apakah anak saya sudah dikatakan epilepsi jika baru 1 kali mengalami kejang tanpa penye
bab ? (first unprovoked seizure)

A : Jika baru 1 kali mengalami kejang tanpa penyebab belum dapat dikatakan epilepsi. Akan t
etapi pemberian obat antiepilepsi akan dipertimbangkan jika risiko berulangnya kejang cukup bes
ar yang dapat dilihat dari pemeriksaan EEG yang tidak normal (banyak fokus kejang) atau anak
walaupun baru 1 kali mengalami kejang tapi kejang berlangsung lama (lebih dari 30 menit).
Q : Keluarga besar saya dan suami tidak ada keturunan epilepsi, mengapa anak saya bisa mend
erita epilepsi ?

A : Faktor genetik memang berperan dalam epilepsi, akan tetapi tidak semua jenis epilepsi me
nunjukkan faktor genetik sebagai penyebab. Pada anak dengan gangguan perkembangan otak, p
ernah mengalami perdarahan di kepala, riwayat radang otak, radang selaput otak dsb da pat terj
adi kerusakan sel-sel saraf di otak. Sel-sel saraf yang rusak itulah yang suatu saat dapat menjadi
fokus timbulnya kejang pada epilepsi.

Q : Apakah diagnosis epilepsi pada anak saya sudah pasti? Karena dokter mengatakan EEG anak
saya normal.

A : Jika seorang anak mengalami kejang berulang 2 kali atau lebih pada episode yang berbed
a dan tidak ada penyebab lain (unprovoked seizure), maka anak tersebut sudah dikatakan epilep
si. Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) terutama untuk melihat fokus kejang berasal dari otak
sebelah mana (kanan/kiri, bagian depan/samping/belakang) , adakah penyebaran kejang ke daer
ah lain di otak serta untuk melihat jenis epilepsi. Semuanya bermanfaat untuk menentukan obat
antiepilepsi yang akan diberikan, jenis epilepsi, dan menentukan prognosis (perjalanan penyakit
epilepsi itu sendiri) di kemudian hari.

Q : Berapa lama anak saya harus minum obat?

A : Sebagian besar jenis epilepsi pada anak memerlukan pengobatan sampai 2 tahun bebas kej
ang, bukan 2 tahun minum obat. Hal ini sudah dibuktikan oleh banyak penelitian dan literatur
bahwa angka kekambuhan kejang akan semakin kecil jika anak minum obat sampai 2 tahun beb
as kejang dibandingkan hanya minum obat sampai 1 tahun bebas kejang.

Q : Apakah anak saya harus minum obat seumur hidup ?


A : Sebagian besar tidak. Ada jenis epilepsi tertentu (Juvenile myoclonic epilepsy) yang memerl
ukan pengobatan seumur hidup. Jenis epilepsi yang berat juga memerlukan pengobatan yang le
bih lama dengan lebih dari 1 macam obat antiepilepsi.

Jika setelah 2 tahun bebas kejang ternyata pada pemeriksaan EEG ulang masih terdapat gelomb
ang kejnag, makan pengobatan diteruskan sampai 3 tahun bebas kejang.

Q : Setelah 2 atau 3 tahun bebas kejang, apakah obat anti epilepsi dapat langsung dihentikan
?

A : Obat anti epilepsi tidak boleh langsung dihentikan, penghentian obat harus dilakukan seca
ra bertahap selama 3-6 bulan, tergantung dari jumlah obat yang diminum. Rata-rata memerluka
n waktu 3-4 bulan penurunan obat. Hanya dokter yang boleh memutuskan kapan penghentian
obat anti epilepsi, demikian juga dengan penyesuaian dosis. Orangtua tidak boleh menghentikan
sendiri, menambah atau mengurangi dosis tanpa konsultasi dengan dokter.

Q : Berapa macam obat epilepsi yang harus diminum ?

A : Dokter akan memberikan 1 macam obat epilepsi terlebih dahulu dimulai dari dosis miimal. Ji
ka kejang masih ada, dokter akan menaikkan dosis secara bertahap sampai dosis optimal yang
dapat mengontrol kejang. Dosis optimal akan terus dipertahankan sampai 2 tahun bebas kejang,
dosis akan disesuaikan jika terdapat kenaikan berat badan anak. Jika dengan 1 macam obat (do
sis maksimal) kejang masih ada, dokter akan memberikan obat antiepilepsi kedua sebagai tamba
han.

Q : Apakah obat epilepsi tidak menimbulkan ketergantungan karena dikonsumsi dalam waktu ya
ng lama ?

A : Obat antiepilepsi tidak termasuk golongan obat hipnotik-sedatif atau obat narkotik sehingga
tidak akan menimbulkan ketergantungan. Selama minum obat antiepilepsi dokter akan melakuka
n pemantauan efek samping obat dengan melihat gejala efek samping, pemeriksaan darah leng
kap, fngsi hati, fungsi ginjal.

Q : Apa saja yang harus diperhatikan selama anak saya minum obat epilepsi ?

A : Keteraturan minum obat sangat penting. Jika obat harus diminum 2 kali sehari, berarti jarak
minum obat adalah 12 jam, demikian juga jika dosis obat 3 kali sehari, maka interval pemberian
obat adalah 8 jam. Jika kita lupa memberi obat, maka berikan sesegera mungkin begitu kita te
ringat, jangan menunggu keesokan harinya. Lihat tips pengobatan epielpsi dibawah.

Q : Apakah ada makanan yang perlu dipantang selama minum obat anti epilepsi ?

A : Tidak ada makanan yang perlu dipantang.

Q : Apakah epilepsi penyakit menular ?

A : Epilepsi bukan penyakit menular, bukan juga penyakit kutukan Tuhan. Epilepsi sama saja den
gan penyakit kronis lain seperti asma, diabetes, hipertensi, sehingga penyandang epilepsi janganl
ah diberikan stigma negatif.

Anda mungkin juga menyukai