Anda di halaman 1dari 11

SKENARIO 3: NASTI DAN DONI

Nasti 13 tahun dibawa ibunya ke dokter keluarga dengan keluhan kejang berulang sebanyak
3 kali sejak kemarin. Dari alloanamnesa diketahui bahwa selama kejang ia tidak sadar dan sadar
antara kejang. Kejang sudah sering berulang sejak berumur 7 tahun, tiap bulan selalu ada kejang.
Sebelumnya sudah dibawa berobat, namun tidak teratur minum obat. Dari riwayat penyakit juga
diketahui bahwa pada usia 2 tahun, anaknya beberapa kali mengalami kejang bila demam, namun
setelah berusia sekitar 4 tahun tidak pernah lagi. Disamping itu ibunya juga mengeluh bahwa anaknya
susah diatur, suka berontak bila keinginan tidak terpenuhi, anaknya juga belum mandiri, makan masih
disuapi, mempersiapkan peralatan sekolah masih dibantu ibu. Ibu khawatir dan takut jika anaknya
mengalami gangguan jiwa seperti Doni sepupunya yang harus minum obat haloperidol dari rumah
sakit jiwa. Sebelum sakit dia cenderung memaksakan kehendak dan akan selalu menyalahkan orang
lain saat dia menghadapi masalah. Bila putus obat Doni tampak gelisah, mondar mandir, tidak mau
tidur, ia akan berhalusinasi, berwaham meyakini dirinya adalah artis ibu kota dan kadang-kadang
sampai mengamuk pada anggota keluarganya.

Bagaimanakah anda menerangkan kedua kasus diatas ?

STEP 1 : TERMINOLOGI

1. Alloanamnesa/heteroanamnesis : adalah wawancara medis yeng dilakukan dokter ke orang-orang


sekitar pasien untuk memberikan informasi apa yang sebenarnya sedang terjadi pada pasien.
2. Kejang : Konvulsi (bahasa Inggris: convulsion) atau lebih umum dikenal dengan kejang adalah
suatu kondisi medis saat otot tubuh mengalami fluktuasi konstraksi dan peregangan dengan sangat
cepat sehingga menyebabkan gerakan yang tidak terkendali.
3. Obat haloperidol : adalah obat dengan fungsi untuk mengobati gangguan mental/mood
(misalnya skizofrenia, gangguan skizoafektif). Obat ini membantu Anda berpikir lebih jernih,
lebih tidak gugup, dan berpartisipasi setiap hari dalam hidup. Obat ini juga dapat mencegah ide
bunuh diri pada orang yang ingin melukai dirinya. Obat ini juga mengurangi agresi dan keinginan
untuk melukai orang lain. Obat ini dapat mengurangi pikiran negatif dan halusinasi.
Haloperidol dapat juga digunakan untuk mengobati pergerakan tak terkontrol dan kata-kata/suara
semburan berkaitan dengan gangguan Tourette. Haloperidol juga dapat digunakan untuk masalah
perilaku berat pada anak hiperaktif saat terapi atau obat lain tidak bekerja.
Haloperidol adalah obat kejiwaan (tipe antipsikotik) yang bekerja dengan menjaga keseimbangan
substansi kimia otak tertentu (neurotransmiter).
4. Berhalusinasi : suatu kejadian tidak nyata pada pancra indra tanpa adanya stimulasi dari luar.
5. Berwaham : adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan.
STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH

1. Mengapa Nasti 13 tahun mengeluhkan kejang berulang sebanyak 3 kali sejak kemarin?

2. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin pada keluhan Nasti?

3. Mengapa Nasti selama kejang ia tidak sadar dan sadar antara kejang? Apa kemungkinan diagnosisnya?

4. Bagaimana akibat kejang sering berulang sejak umur 7 tahun dan tiap bulan selalu ada kejang?

5. Apa jenis obat yang diberikan ke pasien? Dan bagaimana akibat tidak teratur minum obat tersebut?
6. Bagaimana hubungan keluhan sekarang dengan keluhan terdahulu? (dulu usia 2 tahun beberapa kali kejang
bila demam, namun setelah usia 4 tahun tidak lagi)

7. Bagaimana hubungan keluhan ibu mengenai anaknya yang susah diatur, suka memberontak bila keinginan
tidak terpenuhi, anaknya belum mandiri, makan masih disuapi, mempersiapkan alat sekolah masih dibantu
ibu dengan keluhan anaknya? (interpretasi hasil dan penyebabnya)

8. Mengapa bisa terjadi gangguan jiwa pada Doni?

9. Apa indikasi minum obat haloperidol dan manfaatnya untuk pasien yang mengalami gangguan jiwa?

10. Mengapa sebelum terjadi gangguan jiwa dia cenderung memaksakan kehendak dan akan selalu
menyalahkan orang lain saat dia menghadapi masalah?

11. Mengapa bila putus obat Doni tampak gelisah, mondar mandir tidak mau tidur, berhalusinasi, berwaham
meyakini dirinya artis ibukota, dan kadang kadang sampai mengamuk pada anggota keluarganya? Dan
bagaimana tanda gejala lainnya?

STEP 3 : BRAIN STORMING

1. Mengapa Nasti 13 tahun mengeluhkan kejang berulang sebanyak 3 kali sejak kemarin?
Kejang pada anak bermacam penyebabnya, di antaranya adalah demam, epilepsi, trauma pada otak,
pengobatan tertentu, kelainan metabolik, dsb. Bila kejang terjadi pada saat anak mengalami panas tinggi
maka disebut dengan kejang demam. Namun emngingat usia anak Anda yang berusia 13 tahun,
kemungkinan hal ini terjadi sangat kecil, karena kejang demam terjadi umumnya sekitar usia anak 6 bulan
sampai 5 tahun. Yang perlu diketahui adalah ketika anak Anda mengalami kejang, apakah kejang terjadi
hanya di beberapa bagian tubuh atau kah seluruh tubuh? Berapa lama kejang berlangsung? Setelah kejang
apakah anak Anda tersadar atau tidur? Apakah pernah mengalami kejang bila tidak demam?

Kemungkinan lain yang harus dipertimbangkan adalah gangguan listrik otak (epilepsi), gangguan
metabolik atau infeksi (jika disertai tanda-tanda infeksi seperti: demam, nyeri kepala, penuruna
kesadaran).

Bisa juga EPILEPSI karena kejang berulang 2 kali atau lebih tanpa penyebab. Sebelum kejang anak
masih beraktifitas seperti biasa, setelah kejang anak juga kembali beraktifitas seperti biasa. Kejang pada
epilepsi tidak harus kejang kelojotan dan mengeluarkan busa, serangan kejang dapat berupa kaku di
seluruh tubuh, kejang kaku/kelojotan sebagian lengan atau tungkai bawah, kedutan di sebelah mata dan
sebagian wajah, hilangnya kesadaran sesaaat (anak tampak bengong/seperti melamun), tangan atau kaki
tiba-tiba tersentak atau anak tiba-tiba jatuh seperti kehilangan tenaga. Gejala klinis kejang
sangat tergantung dari area otak yang menjadi fokus kejang.
Jika seorang anak mengalami kejang berulang 2 kali atau lebih pada episode yang berbeda dan tidak ada
penyebab lain (unprovoked seizure), maka anak tersebut sudah dikatakan epilepsi.

2. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin pada keluhan Nasti?


Faktor resiko terjadinya epilepsi sangat beragam, di antaranya adalah infeksi SSP, trauma kepala, tumor,
penyakit degeneratif, dan penyakit metabolik. Meskipun terdapat bermacam-macam faktor resiko tetapi sekitar
60 % kasus epilepsi tidak dapat ditemukan penyebab yang pasti. Berdasarkan jenis kelamin, ditemukan bahwa
insidensi epilepsi pada anak laki – laki lebih tinggi daripada anak perempuan.
Epilepsi paling sering terjadi pada anak dan orang lebih tua (di atas 65 tahun). Pada 65 % pasien, epilepsi
dimulai pada masa kanak-kanak. Puncak insidensi epilepsi terdapat pada kelompok usia 0-1 tahun, kemudian
menurun pada masa kanak-kanak, dan relatif stabil sampai usia 65 tahun. Menurut data yang ada, insidensi per
tahun epilepsi per 100000 populasi adalah 86 pada tahun pertama, 62 pada usia 1 – 5 tahun, 50 pada 5 – 9 tahun,
dan 39 pada 10 – 14 tahun.

3. Mengapa Nasti selama kejang ia tidak sadar dan sadar antara kejang? Apa kemungkinan
diagnosisnya?
 epilepsi
4. Bagaimana akibat kejang sering berulang sejak umur 7 tahun dan tiap bulan selalu ada kejang?
Epilepsi memang dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak, terutama jika frekuensi kejang
sering. Gangguan akibat epilepsi dapat berubah perkembangan terlambat, gangguan emosional,
gangguan fungsi kognitif (kecerdasan), anak menjadi hiperaktif, dan sebagainya.

5. Apa jenis obat yang diberikan ke pasien? Dan bagaimana akibat tidak teratur minum obat
tersebut?
Terapi medikamentosa Merupakan terapi lini pertama yang dipilih dalam menangani penderita
epilepsi yang baru terdiagnosa. Jenis obat anti epilepsi (OAE) baku yang biasa diberikan di
Indonesia adalah obat golongan fenitoin, karbamazepin, fenobarbital, dan asam valproat.
Obat-obat tersebut harus diminum secara teratur agar dapat mencegah serangan epilepsi
secara efektif. walaupun sudah tidak kejang, karena kemungkinan untuk kambuh lebih tinggi.
Walaupun serangan epilepsi sudah teratasi, penggunaan OAE harus tetap diteruskan kecuali
ditemukan tanda-tanda efek samping yang berat maupun tanda-tanda keracunan obat.
Prinsip pemberian obat dimulai dengan obat tunggal dan menggunakan dosis terendah yang
dapat mengatasi kejang

6. Bagaimana hubungan keluhan sekarang dengan keluhan terdahulu? (dulu usia 2 tahun beberapa
kali kejang bila demam, namun setelah usia 4 tahun tidak lagi)
Kejang demam merupakan kejang yang paling sering dialami oleh bayi dan anak, lebih dari 90 % terjadi
pada anak usia di bawah 5 tahun. Kejang demam merupakan kejang yang berkaitan dengan kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal diatas 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Sebagian besar kejang
demam sembuh dengan sempurna, namun sebagian dapat berkembang menjadi epilepsi. Pada saat kejang
demam akan timbul kenaikan konsumsi energi di otak, jantung, otot, dan terjadi gangguan pusat pengatur
suhu. Pireksia akan menyebabkan kejang bertambah lama, sehingga kerusakan otak makin bertambah.
Pada kejang yang lama akan terjadi perubahan sistemik berupa hipotensi arterial, hiperpireksia sekunder
akibat aktifitas motorik, dan hiperglikemia. Hal ini akan mengakibatkan iskemia neuron karena kegagalan
metabolisme di otak. Sehingga dapat menimbulkan kerusakan anatomi otak berupa kehilangan neuron dan
gliosis terutama di daerah hipokampus dan amigdala. Kerusakan di daerah ini merupakan prekursor
timbulnya epilepsi lobus temporalis yang berlatar belakang kejang demam.

Kejang demam dapat berkembang menjadi epilepsi apabila terdapat


beberapa hal berikut sebagai faktor risiko:
• Adanya kelainan saraf atau gangguan perkembangan yang jelas sebelum
kejang demam pertama.
• Adanya kejang demam kompleks (kejang demam dengan ciri: kejang
lama > 15 menit, kejang fokal, kejang berulang lebih dari sekali dalam 24
jam).
• Adanya riwayat epilepsi pada orangtua atau saudara kandung.
Masing-masing faktor risiko di atas meningkatkan kemungkinan kejadian
epilepsi hingga 4%—6%, Adanya kombinasi dari faktor risiko tersebut
meningkatkan kemungkinan epilepsi menjadi 10%—49%.
7. Bagaimana hubungan keluhan ibu mengenai anaknya yang susah diatur, suka memberontak bila
keinginan tidak terpenuhi, anaknya belum mandiri, makan masih disuapi, mempersiapkan alat
sekolah masih dibantu ibu dengan keluhan anaknya? (interpretasi hasil dan penyebabnya)
Skizofrenia merupakan gangguan perkembangan neurologis yang ditandai adanyadefisit
kognitif, afek dan relasi sosial. Gangguan ini ditandai dengan adanya gejala psikosis, seperti
halusinasi dan waham. Sedangkan, gangguan kognisi atau gangguan pengelolaan informasi
merupakan salah satu gejala yang dapat muncul namun kurang jelas.
Skizofrenia masa anak merupakan suatu gangguan psikiatrik berat yang mempengaruhi hampir
seluruh aspek kehidupan anak. Skizofrenia masa anak merupakan kasus yang jarang ditemukan,
terutama pada anak di bawah usia 10 tahun,namun jumlah kasus bertambah seiring dengan
bertambahnya usia sampai menjelang usia dewasa muda. Skizofrenia pada anak-anak ditandai
dengan onset gejala psikotik pada usia 12 tahun.
Penyebab dari skizofrenia belum dapat dipastikan, namun beberapa teori mengatakan
skizofrenia pada anak disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Selain itu juga diketahui
bahwa adanya kelainan pada anatomi otak, neurotransmiter, infeksi, dan trauma merupakan
beberapa penyebab dari skizofrenia.3,4 Kebanyakan anak-anak dengan skizofrenia memiliki
gangguan perilaku dan kognisi sebelum onset gejala khas psikosis. Sekitar sepertiga anak-anak
menunjukkan gejala kurangnya perhatian, hiperaktif, agresi, atau kemarahan.

8. Mengapa bisa terjadi gangguan jiwa pada Doni?


Gejala yang khas pada pasien skizofrenik berupa waham, halusinasi,perubahan dalam berpikir,
perubahan dalam persepsi disertai dengan gejala gangguan suasana perasaan baik itu manik
maupun depresif.3,4,6 Pada pasien didapatkan gejala psikosis berupa gejala postif yaitu kesan
umum pasien tampak penampilan tidak wajar, roman muka sesuai umur dengan kontak visual
maupun verbal kurang. Pasien juga memiliki kesadaran yang jernih dan mood/afek irritable.
Proses pikir pasien tampak kesan bentuk pikir nonlogis nonrealis, arus pikir inkoheren, isi pikir
dengan waham bizarre. Disamping itu, pasien memiliki halusinasi audiotorik dan visual disertai
raptus. Psikomotor pasien meningkat pada saat pemeriksaan (hiperaktivitas). Pasien talah
mengalami gejala tersebut selama 1 bulan. Gejala klinis yang ada pada pasien mengakibatkan
adanya hambatan pada kegiatan sehari-hari, dan pendidikannya. Berdasarkan hal tersebut
diagnosis skizofrenia pada anak dapat ditegakkan.
Penyebab dari skizofrenia belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa penyebab
yang mendasari. Faktor genetik dan lingkungan merupakan salah satu contohnya. Resiko
skizofrenia meningkat pada 1% pada keluarga yang tidak memiliki riwayat, 10% pada
keturunan pertama dari keluarga yang memiliki riwayat, dan 50% pada saudara kembar
identik. Stresor yang terjadi pada pasien dapat mencetuskan terjadinya skizofrenia. Stresor
tersebut dapat diperoleh dari permasalahan dalam keluarga, sosial, ekonomi, dan lain-lain.
Adanya komorbiditas gangguan kejiwaan yang lain juga dapat meningkatkan gejala- gejala
skizofrenia pada anak. 3,4 ADHD merupakan riwayat penyakit yang dimiliki pasien pada saat
pasien masih berumur 7 tahun. Adanya gangguan ini akan mengakibatkan gejala skizofrenia
memberat. Pada Pittsburgh High-Risk Study dilaporkan bahwa diantara anak-anak dengan
skizofrenia ternyata memiliki proporsi yang cukup tinggi pada anak yang memiliki riwayat
ADHD dan gangguan perilaku lainnya. Pada penelitian kohort oleh Oie, et all dilaporkan
bahwa terjadi kemunduran kognitif pada skizofrenia pada anak-anak dengan ADHD
dibandingkan dengan yang tidak. Hal ini menunjukkan adanya komorbiditas gangguan jiwa
memper- buruk gejala psikosis dan prognosis pada anak.

9. Apa indikasi minum obat haloperidol dan manfaatnya untuk pasien yang mengalami gangguan
jiwa?

Indikasi dan Kegunaan

Haloperidol obat apa? Berdasarkan mekanisme kerja yang dimiliki obat ini, maka obat ini dapat digunakan
untuk:

 Meredakan gejala skizofrenia.


 Mengobati skizoafektif.
 Mengobati gerakan dan ucapan spontan yang tidak terkontrol pada penderita sindrom Tourette.
 Mengatasi perilaku tidak terkontrol pada anak-anak hiperaktif.
 Meredakan gangguan mania (perasaan senang yang luar biasa dan begitu aktif).
 Mengatasi tindakan agitasi.
 Membantu mengobati tindakan agresi.
 Menurunkan pikiran negatif dan halusinasi

Haloperidol adalah obat dengan fungsi untuk mengobati gangguan mental/mood (misalnya skizofrenia,
gangguan skizoafektif). Obat ini membantu Anda berpikir lebih jernih, lebih tidak gugup, dan berpartisipasi
setiap hari dalam hidup. Obat ini juga dapat mencegah ide bunuh diri pada orang yang ingin melukai dirinya.
Obat ini juga mengurangi agresi dan keinginan untuk melukai orang lain. Obat ini dapat mengurangi pikiran
negatif dan halusinasi.

Haloperidol dapat juga digunakan untuk mengobati pergerakan tak terkontrol dan kata-kata/suara semburan
berkaitan dengan gangguan Tourette. Haloperidol juga dapat digunakan untuk masalah perilaku berat pada anak
hiperaktif saat terapi atau obat lain tidak bekerja.

Haloperidol adalah obat kejiwaan (tipe antipsikotik) yang bekerja dengan menjaga keseimbangan substansi
kimia otak tertentu (neurotransmiter).

PENGGUNAAN LAIN: Section ini berisi penggunaan obat yang tidak disebutkan di label yang disetujui
profesional namun dapat diresepkan oleh dokter Anda. Gunakan obat ini pada kondisi yang disebutkan pada
section ini hanya bila diresepkan oleh dokter Anda.

Kadang-kadang, Haloperidol juga dapat digunakan pada pasien yang dirawat dengan masalah perilaku berat
atau kebingungan dalam waktu singkat. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati mual dan muntah akibat
terapi kanker.

Fungsi Haloperidol & Manfaat Haloperidol

Fungsi Haloperidol adalah dapat digunakan untuk mengobati skizofrenia, penyakit mental, kegelisahan,
kecemasan, dan jenis penyakit gangguan jiwa lainnya.

Manfaat Haloperidol adalah dapat juga digunakan untuk mengendalikan motorik dan tiks bicara pada orang-
orang dengan sindrom Tourette (tiks adalah membuat gerakan atau suara tiba-tiba yang ditemukan pada orang
dengan sindrom Tourette). Sedangkan komposisi Haloperidol adalah Haloperidol.

Obat Haloperidol adalah obat yang juga dapat digunakan untuk tujuan yang tidak tercantum dalam panduan
pengobatan ini. Perlu Anda perhatikan jika penggunaan obat ini harus sesuai dengan resep yang diberikan oleh
dokter. Dosis Haloperidol dan pembelian obat Haloperidol tidak dapat dilakukan sendiri dan dibeli di apotek,
melainkan harus dengan resep dokter.

10. Mengapa sebelum terjadi gangguan jiwa dia cenderung memaksakan kehendak dan akan selalu
menyalahkan orang lain saat dia menghadapi masalah?

Persepsi tentang Sifat Manusia

Menurut Sigmund Freud, perilaku manusia itu ditentukan oleh kekuatan irrasional yang tidak disadari
dari dorongan biologis dan dorongan naluri psikoseksual tertentu pada masa enam tahun pertama dalam
kehidupannya. Pandangan ini menunjukkan bahwa aliran teori Freud tentang sifat manusia pada dasarnya adalah
deterministik. Namun demikian menurut Gerald Corey yang mengutip perkataan Kovel, bahwa dengan tertumpu
pada dialektika antara sadar dan tidak sadar, determinisme yang telah dinyatakan pada aliran Freud luluh. Lebih
jauh Kovel menyatakan bahwa jalan pikiran itu adalah ditentukan, tetapi tidak linier. Ajaran psikoanalisis
menyatakan bahwa perilaku seseorang itu lebih rumit dari pada apa yang dibayangkan pada orang tersebut.

id, bagian jiwa paling liar, berpotensi jahat. Ada yang menafsirkan id sebagai nafsu manusia yang
mementingkan kebutuhan perut ke bawah. Di sisi lain, id, tidak mempertimbangkan akibat dari pemenuhan
hasratnya. Intinya, id adalah bagian jahat dari manusia yang beresiko merugikan orang lain dan diri sendiri. Id
sebenarnya adalah yang menguasai manusia pada umur 0-2 tahun.

Ego, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan id. Ego juga ditafsirkan sebagai nafsu untuk memanuhi
nafsu. Hanya saja telah ada kontrol dari manusia itu sendiri. Sudah ada pertimbangan, dan telah memikirkan
akibat dari yang telah dilakukannya. Tepatnya, ego adalah pengontrol id. Contoh nyata dari ego adalah
peraturan. Semua rule yang dibuat adalah untuk mencegah manusia menjadi liar dan tak terkontrol. Freud
menyatakan bahwa ego banyak mendominasi manusia pada umur 2-3 th.

Superego, atau yang lebih sering di sebut dengan hati nurani. Pembentukan dan perkembangan
superego sangat ditentukan oleh pengarahan atau bimbingan lingkungan sejak usia dini. Bila seseorang di asuh
dalam lingkungan yang serba cuek dan mau menang sendiri, bisa dipastikan, superego atau nuraninya tumpul.
sedangkan superego ada dan muncul pada diri manusia pada umur 3 tahun ke atas. Tapi jangan salah, walaupun
telah dikelompokkan ke dalam tahun-tahun munculnya, id, ego dan superego mutlak ada pada diri manusia.
Mereka memang muncul pada umur sekian dan sekian, tapi bukan berarti tidak akan pernah muncul lagi. Ketiga
bagian jiwa ini akan terus menghiasi keseharian manusia. Tergantung bagaimana mereka memanajemen bagian
jiwa tersebut. Manusia dewasa yang IDnya lebih dominan akan menjadi cikal bakal psiko(pat), tidak berperi
kemanusiaan seperti Hitler, dan mereka adalah tikus-tikus kotor yang mencuru uang-uang rakyat. Yang mereka
adalah orang-orang kejam. Tapi perlu kita ketahui, betapapun kejamnya, mereka tak lebih dari anak kecil yang
berumur tak sampai 3 tahun.

Sedangkan bila IDnya telah dikuasai ego, ia akan menjadi orang yang mulai memikirkan. Benar atau
salah, Tapi pemikiran seringkali tumpul dan sangan tergantung dengan suasana di sekitarnya. Itulah lemahnya id.
Sangat beruntung bila seseorang bisa mengoptimalkan fungsi superegonya. Dia memikirkan dan dia merasakan.
Dia mempertimbangkan dan lebih berpikir objektif dalam menghadapi masalah. Dengan superego manusia
belajar memengerti dan menindak lanjuti dengan kepala dingin. Berusaha seoptimal mungkin untuk tidak
merugikan siapapun, karena ia tahu betapa sakit dan sedihnya bila dirugikan, apalagi dirugikan secara moral,
sosial dan psikologi. Dan mempelajari psikologi adalah hal yang paling menyenangkan, dalam tanda kutip, bila
kau berniat mempelajarinya.

Dalam teori psikoanalisa dinyatakan bahwa hampir sebagian besar perilaku dipengaruhi oleh
kekuatan dariunconscious dan energi fisik yang kita miliki juga banyak digunakan untuk menemukan ekspresi
yang sesuai dalamunconscious. Sigmund Freud membagi kepribadian ke dalam tiga tingkatan kesadaran.
a. Alam sadar (conscious). Kita sadar akan segala sesuatu yang ada di sekitar kita, yang dapat kita
lihat dan rasakan. Mencakup semua sensasi dan pengalaman yang kita sadari. Freud menganggap
alam sadar itu aspek yang terbatas karena hanya porsi kecil dari pikiran, sensasi, dan ingatan yang
siaga di alam sadar. Ia menghubungkan pikiran dengan sebuah gunung es dimana alam sadar
berada di ujung es yang terapung.
b. Alam pra-sadar (preconscious). Bagian dimana kita dapat menjadi sadar jika kita
menghadirkannya. Waktu yang diperlukan untuk membawa informasi ke tahap conscious inilah
yang disebut sebagai preconscious. Merupakan gudang dari memori, persepsi, dan pikiran kita
dimana kita tidak secara sadar, siaga setiap waktu tetapi kita dapat dengan mudah memanggilnya
ke alam kesadaran.
c. Alam bawah sadar (unconscious). Proses mental yang terjadi tanpa adanya conscious atau mungkin
terjadi dengan adanya pengaruh yang khusus. Merupakan fokus dari teori psikoanalisa. Bagian
yang besar di dasar gunung es yang tidak kelihatan yang merupakan rumah dari instink,
pengharapan, dan hasrat yang mengarahkan perilaku kita dan tempat penyimpanan kekuatan yang
tidak dapat kita lihat dan kita kendalikan.

Menurut S. Hall dan Lindzey, dalam Sumadi Suryabarata, cara kerja masing-masing struktur dalam
pembentukan kepribadian adalah:
1) apabila rasa id-nya menguasai sebahagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan bertindak primitif,
implusif dan agresif dan ia akan mengubar impuls-impuls primitifnya,
2) apabila rasa ego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya bertindak dengan cara-cara
yang realistik, logis, dan rasional, dan
3) apabila rasa superego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan bertindak pada
hal-hal yang bersifat moralitas, mengejar hal-hal yang sempurna yang kadang-kadang irrasional.

Jadi untuk lebih jelasnya sistem kerja ketiga struktur kepribadian manusia tersebut adalah: Pertama,
Id merupakan sistem kepribadian yang orisinil, dimana ketika manusia itu dilahirkan ia hanya memiliki Id saja,
karena ia merupakan sumber utama dari energi psikis dan tempat timbulnya instink. Id tidak memiliki organisasi,
buta, dan banyak tuntutan dengan selalu memaksakan kehendaknya. Seperti yang ditegaskan oleh Supratika,
bahwa aktivitas Id dikendalikan oleh prinsip kenikmatan dan proses primer. Kedua, Ego mengadakan kontak
dengan dunia realitas yang ada di luar dirinya.

Di sini ego berperan sebagai eksekutif yang memerintah, mengatur dan mengendalikan kepribadian,
sehingga prosesnya persis seperti polisi lalulintas yang selalu mengontrol jalannya id, superego dan dunia luar.
Ia bertindak sebagai penengah antara instink dengan dunia di sekelilingnya. Ego ini muncul disebabkan oleh
kebutuhan-kebutuhan dari suatu organisme, seperti manusia lapar butuh makan. Jadi lapar adalah kerja Id dan
yang memutuskan untuk mencari dan mendapatkan serta melaksanakan itu adalah kerja ego. Sedangkan yang
ketiga, superego adalah yang memegang keadilan atau sebagai filter dari kedua sistem kepribadian, sehingga
tahu benar-salah, baik-buruk, boleh-tidak dan sebagainya. Di sini superego bertindak sebagai sesuatu yang ideal,
yang sesuai dengan norma-norma moral masyarakat.

11. Mengapa bila putus obat Doni tampak gelisah, mondar mandir tidak mau tidur, berhalusinasi,
berwaham meyakini dirinya artis ibukota, dan kadang kadang sampai mengamuk pada anggota
keluarganya? Dan bagaimana tanda gejala lainnya?

Halusinasi adalah persepsi suara, bau, penglihatan, pengecap, dan perasaan yang kita rasakan, meskipun pada
kenyataannya tidak benar-benar ada secara fisik. Sensasi ini dapat terjadi tanpa stimulus atau dorongan apapun.
Pada dasarnya, asal usul kata “halusinasi” mengandung dua unsur, yaitu mimpi dan kebingungan. Oleh karena
itu, halusinasi dapat diartikan sebagai sesuatu keadaan yang tidak nyata, membingungkan, dan bersifat
sementara. Ada banyak penyebab halusinasi, salah satunya adalah dari penyakit mental seperti skizofrenia atau
masalah sistem saraf seperti penyakit Parkinson. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab halusinasi, mari
kita lihat di bawah ini.

Berbagai penyebab halusinasi

1. Skizofrenia

Lebih dari 70% dari orang yang menderita gangguan mental ini akan mengalami halusinasi visual, dan sekitar
60-90% dapat mendengar suara-suara yang sebenarnya tak ada. Namun, beberapa juga mungkin dapat mencium
bau dan mengecap sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

Skizofrenia dibedakan menjadi lima subtipe, yakni:

1. Paranoid

Orang yang mengalami hal ini akan sering berkhayal dan mengalami halusinasi, biasanya pada pendengaran.
Penderitanya sering mendengar suara-suara pada telinganya, padahal suara itu tidak didengarkan oleh orang lain.
Namun, fungsi intelektual dari penderitanya biasanya relatif normal. Jika seseorang mengalami paranoid,
biasanya penderitanya biasanya lebih sering menunjukkan kemarahan, bersikap acuh tak acuh, dan cemas.
Namun, hal ini masih bisa disembuhkan.

2. Katatonik

Orang yang mengalami subtipe dari skizofrenia ini seringkali melakukan kegiatan dan gerakan yang tidak
berarti. Mereka juga akan menarik diri dari lingkungan sosial. Mereka lebih senang menyendiri dan tidak
melakukan interaksi dengan orang lain.

3. Tidak teratur
Jenis skizofrenia ini ditandai dengan ucapan dan perilaku yang tidak teratur atau sulit dipahami, misalnya
tertawa tanpa alasan yang jelas. Mereka juga sering meluapkan emosi yang tidak pantas. Selain itu, orang yang
mengalami hal ini akan terlihat sibuk dengan pemikiran atau persepsi mereka sendiri. Sangat kecil kemungkinan
untuk menyembuhkan jenis skizofrenia ini.

4. Diferentiatif

Dibandingkan dengan subtipe lainnya, jenis skizofrenia ini adalah jenis yang paling banyak dialami oleh para
penderitanya. Gejala yang ditimbulkan merupakan kombinasi dari beberapa subtipe dari skizofrenia.

5. Residual

Orang yang mengalami hal ini biasanya tidak akan menunjukkan gejala-gejala positif dari penyakit skizofrenia,
seperti berkhayal, halusinasi, tidak teratur dalam berbicara dan berperilaku. Biasanya, jenis penyakit ini akan
terdiagnosa setelah salah satu dari empat subptipe skizofrenia telah terjadi.

Meski sudah dijelaskan mengenai subtipe dari penyaki skizofrenia, namun sangat sulit untuk menentukan jenis
skizofrenia mana yang dialami oleh si penderita. Sebab, mayoritas dari penderita akan menunjukkan gejala-
gejala yang hampir sama dengan penderita lainnya.

Namun, bila penderita sudah menunjukkan beberapa gejala yang dianggap sudah mewakili penyakit ini, maka
pengobatan harus dilakukan dengan cepat. Sebab, bila tidak, hal ini dapat menimbulkan beberapa masalah lain.
Seringkali, penderita ingin berbuat sesuatu yang dapat menyakiti dirinya sendiri. Bila hal itu tidak berhasil
dilakukan, mereka mungkin akan mencoba untuk bunuh diri.

Gejala

Tanda dan gejala yang dialami oleh penderita skizofrenia seringkali dikaitkan dengan penyakit mental lainnya.
Sebab, tanda dan gejala dari penyakit ini memang hampir sama dengan tanda dan gejala dari penyakit mental
lainnya. Hal ini yang menyebabkan penyakit skizofrenia sulit untuk didiagnosis.

Tanda dan gejala dari penyakit ini dibagi menjadi tiga kategori:

1. Gejala positif

Fungsi otak dari penderita penyakit skizofrenia akan bekerja lebih aktif atau bisa dikatakan berlebihan. Hal ini
menyebabkan otak bekerja dengan tidak normal. Akibatnya, penderita akan mengalami beberapa hal seperti
berikut ini:

 Berkhayal

Ini merupakan hal yang paling umum dialami oleh para penderita skizofrenia. Mereka memiliki keyakinan yang
berbeda dengan orang normal. Mereka akan melihat realitas yang berbeda pula. Selain itu, penderita juga sering
salah menafsirkan persepsi.

 Halusinasi

Orang yang mengalami penyakit ini sering berhalusinasi. Mereka seringkali melihat atau mendengar hal-hal
yang sebenarnya tidak ada.

 Gangguan pikiran
Penderita skizofrenia akan kesulitan berbicara dan mengatur pikirannya sehingga hal ini mengganggu
kemampuan berkomunikasi.

 Perilaku tidak teratur

Orang yang mengalami skizofrenia sering berperilaku aneh, seperti anak kecil yang melakukan hal-hal konyol.

Selain keempat hal di atas, para penderitanya juga sering curiga dan mereka seolah-olah berada di bawah
pengawasan yang ketat. Hal itu menyebabkan mereka merasa tertekan.

2. Gejala negatif

Gejala ini mengacu pada berkurangnya atau bahkan tidak adanya karakteristik fungsi otak yang normal. Gejala
ini mungkin muncul disertai atau tanpa adanya gejala positif. Gejala-gejala yang ditimbulkan antara lain:

 Sulit mengekspresikan emosi


 Menarik diri dari lingkungan sosial
 Kehilangan motivasi
 Tidak minat melakukan kegiatan sehari-hari
 Mengabaikan kebersihan pribadi

Gejala-gejala tersebut seringkali dianggap sebagai kemalasan yang biasa dialami oleh tiap orang. Namun, hal itu
ternyata keliru.

3. Gejala kognitif

Jenis gejala ini akan menimbulkan masalah pada proses berpikir. Tanda dan gejala yang mungkin timbul, antara
lain:

 Masalah dalam membuat informasi yang masuk akal dan dapat dimengerti
 Sulit berkonsentrasi
 Masalah pada memori otak

Selain ketiga gejala di atas, penyakit skizofrenia juga akan menimbulkan masalah pada suasana hati. Para
penderitanya akan mengalami depresi, cemas, dan seringkali mencoba untuk bunuh diri. Gejala-gejala dari
penyakit ini lambat laun dapat melumpuhkan para penderitanya. Sebab, hal ini sangatlah mengganggu
kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan rutin sehari-hari.

Namun, apabila penderitanya masih berusia remaja, gejala yang ditimbulkan sulit untuk dideteksi dan kemudian
dianggap sebagai penyakit skizofrenia. Sebab, pada usia tersebut mereka pasti akan mengalami hal-hal ini yang
ternyata merupakan gejala dari penyakit skizofrenia:

 Menarik diri dari keluarga dan teman


 Penurunan kinerja di sekolah
 Sulit tidur
 Cepat emosi

Namun, bila dibandingkan dengan orang dewasa, anak muda kurang cenderung mengalami khayalan dan lebih
cenderung mengalami halusinasi visual.

Penyebab
Penyebab pasti dari penyakit skizofrenia belum diketahui. Namun, beberapa peneliti percaya bahwa penyakit ini
dapat terjadi akibat unsur kimia pada otak bermasalah, termasuk neurotransmiter dopamin dan glutamat. Hal ini
terlah dibuktikan dari sebuah studi neuroimaging yang menunjukkan perbedaan dalam struktur otak dan sistem
saraf pusat dari penderita skizofrenia. Selain itu, para peneliti juga percaya bahwa faktor genetika dan
lingkungan turut berkontribusi dalam perkembangan penyakit ini. Namun, ada beberapa faktor yang tampaknya
dapat meningkatkan risiko penyakit ini timbul dan berkembang, seperti:

 Kondisi hidup yang penuh stres


 Sering mengkonsumsi obat psikoaktif selama masa remaja dan dewasa muda
 Sering terkena paparan virus, racun, atau kekurangan gizi selama masa kehamilan, khususnya pada
trimester pertama dan kedua

2. Parkinson

Hingga separuh dari orang-orang yang memiliki kondisi ini kadang melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada.

3. Alzheimer dan bentuk lain dari demensia

Kedua penyakit ini menyebabkan perubahan dalam otak yang dapat membawa seseorang pada halusinasi. Ini
mungkin akan sering terjadi jika penyakit yang Anda alami semakin parah.

4. Migrain

Sekitar sepertiga dari orang-orang dengan jenis sakit kepala migrain memiliki “aura”, salah satu jenis dari
halusinasi visual. Aura biasanya terlihat seperti cahaya bulan sabit yang berwarna warni.

5. Tumor otak

Halusinasi dapat terjadi tergantung pada lokasi tumor di otak. Jika tumor berada di daerah yang berkaitan
dengan penglihatan, maka Anda dapat memiliki halusinasi visual. Anda mungkin akan melihat bintik-bintik atau
bentuk cahaya. Tumor pada bagian lain di otak juga dapat menyebabkan halusinasi penciuman dan pengecapan.

6. Sindrom Charles Bonnet

Kondisi ini menyebabkan orang-orang yang memiliki masalah kesehatan seperti degenerasi makula, glaukoma,
atau katarak untuk mengalami halusinasi visual. Pada awalnya, Anda mungkin tidak menyadari bahwa itu
adalah halusinasi, tapi pada akhirnya Anda akan mengetahui bahwa hal yang Anda lihat itu tidak nyata.

7. Epilepsi

Kejang yang disertai dengan epilepsi dapat membuat Anda lebih mungkin untuk memiliki halusinasi. Jenis yang
Anda dapatkan tergantung pada bagian otak yang terpengaruh.

8. Disabilitas

Orang dengan masalah sensorik yang sangat spesifik, seperti buta atau tuli sering mengalami halusinasi. Orang-
orang yang tuna rungu sering mengatakan bahwa mereka mendengar suara-suara. Demikian pula dengan mereka
pernah mengalami amputasi kaki, akan merasakan phantom limb (halusinasi memiliki anggota tubuh yang telah
diamputasi) dan bahkan phantom pain (halusinasi merasakan rasa sakit pada anggota tubuh yang tidak ada).

9. Post-traumatic stress disorder (PTSD)

Mereka yang memiliki PTSD sering mengalami kilas balik. Ketika mereka mendengar suara-suara tertentu atau
mendeteksi bau tertentu, mereka akan terkenang kembali pada trauma yang mereka alami, seperti saat perang
dan kecelakaan, dan mungkin memiliki halusinasi kilas balik yang kuat dari peristiwa tertentu. Pada saat
mengalami stres yang luar biasa dan pada saat berduka, beberapa orang mendengar suara-suara yang
menentramkan dan dapat menenangkan mereka.

Anda mungkin juga menyukai