30 August 2019
Gigi yang sehat sedari dini diperlukan untuk tumbuh kembang bayi dan anak. Gigi pada bayi atau
anak bermanfaat untuk mengunyah makanan. Selain itu, gigi juga merupakan salah satu
komponen penting untuk berbicara.
Gangguan pada gigi bayi atau anak dapat mengakibatkan infeksi serta nyeri yang menyebabkan
gangguan perkembangan bicara dan makan yang dapat bermanifestasi dengan berat badan
yang kurang dan tidak lincah, seperti anak pada umumnya. Penyebab gangguan pada gigi bayi
dan anak ada berbagai macam. Namun, kebanyakan kasus penyakit baby bottle tooth decay bisa
dicegah.
Tooth decay atau pembusukan gigi pada bayi atau anak yang masih kecil disebut juga sebagai
baby bottle tooth decay, karena sering terjadi pada bayi atau anak yang menggunakan dot atau
botol bayi. Penyakit ini terjadi ketika ada cairan yang manis atau yang mengandung gula
menempel di gigi bayi atau anak dalam waktu yang lama. Jenis-jenis makanan yang mengandung
gula dapat beragam, misalnya susu, jus buah, minuman bersoda, sisa permen ataupun manisan.
Kejadian ini meningkat pada bayi atau anak yang diberikan susu pada jam tidur, karena pada saat
tidur produksi air liur (saliva) berkurang, sehingga sisa-sisa gula akan menempel lama pada gigi.
Menempelnya sisa-sisa gula ini merangsang bakteri di mulut berkembang biak dan menghasilkan
asam yang dapat merusak gigi. Biasanya, pembusukan gigi terjadi pada gigi atas bagian depan,
namun dapat juga terjadi pada gigi lainnya.
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang bayi atau anak untuk mengalami
baby bottle tooth decay:
Mengonsumsi susu atau minuman mengandung gula sebelum tidur atau pada malam hari saat
waktu tidur
Penyebab baby bottle tooth decay adalah asam yang dihasilkan oleh bakteri yang ada di dalam
mulut bayi. Bakteri ini merupakan bakteri penghasil asam yang akan melarutkan bagian luar gigi
yang menyebabkan pembusukan pada gigi bayi atau anak jika terdapat banyak sisa-sisa gula yang
menempel.
Tanda awal dari pembusukan gigi biasanya adalah adanya titik atau tanda putih atau kekuningan
pada gigi depan atas. Pada tahap yang sangat dini, tanda ini biasanya hanya dapat dilihat oleh
dokter gigi pada saat pemeriksaan rutin. Jika tidak diterapi dan dicegah lebih lanjut, maka kondisi
ini akan makin berat dan meluas yang akan timbul gejala:
Gigi bayi atau anak berubah warna menjadi kekuningan, cokelat, ataupun hitam
Gusi membengkak
Terapi pada penyakit ini bergantung pada tingkat keparahan pembusukan gigi. Pada kondisi
ringan, gigi dapat dibersihkan dan kerusakan gigi dapat ditambal. Selain itu, suplemen fluoride
juga dapat diberikan. Pada kondisi yang lebih berat, dapat dilakukan tindakan, seperti
pemasangan crown atau pencabutan gigi.
Beberapa cara untuk mencegah agar bayi atau anak terhindar dari penyakit pembusukan gigi
adalah dengan:
Memberikan susu dengan terjadwal dan hindari memberi susu sebelum atau saat tidur tanpa
sikat gigi setelahnya
Membersihkan gigi dan gusi bayi dengan kasa atau kain bersih yang lembap setiap setelah makan
Mulai menyikat gigi bayi sedari dini. Sikat gigi dapat dimulai dengan tanpa menggunakan pasta
gigi saat gigi bayi sudah mulai tumbuh. Jika ingin menggunakan pasta gigi, pakailah pasta gigi
yang tidak mengandung fluoride
Hindari memberikan pacifier (empeng) saat baru makan/minum yang mengandung gula
Apabila anak sudah terbiasa dengan minum susu (biasanya dengan menggunakan botol susu)
saat tidur, apa yang dapat dilakukan? Saatnya untuk memperbaiki kebiasaan ini. Berikut ini
adalah beberapa cara yang dapat dilakukan: