Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan :


Melakukan pemeriksaan fisik dasar (general survey)

Nama Klien : An. S


Diagnosa medis : Fraktur Clavicula Sinistra

2. Diagnosa keperawatan :
Nyeri akut b.d agen injury biologis

3. Prinsip – prinsip tindakan dan rasional :


Pemeriksaan fisik pasien gastritis
1) Keadaan umum : bagaimana keadaan pasien yang menyebabkan dirawat.
Dilakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi dan suhu. Pasien akan merasakan
nyeri apabila beraktivitas
2) Kepala dan leher : apakah pasien mengeluh sakit kepalam penglihatan apakah ada
masalah seperti kabur, penglihatan ganda, pakai kacamata atau tidak, apakah
pernah operasi mata. Pendengaran pakaah ada gangguan seperti nyeri, radang
atau berdengung. Hidung apakah ada polip, epitaksis, sinus, dan alergi.
Tenggorokan dan mulut dilihat apakah ada caries, gigi palusi, gangguan bicara,
gangguan menela, dan apakah ada pembesaran kelenjar leher.
3) System pernapasan : nilai frekuensi nafas, kualitas, suara dan jalan nafas. Pada
perkusi apakah ada cairan atau massa, apakah ada ronchi, wheezing, krepitasi.
Apakah ditemukan clubbing finger.
4) System pencernaan : turgor kulit elastic atau tidak, bibir lembab atau tidak,
mukosa adakah radang, warna kemerahan atau pucat. Kaji abdomen pada ke
empat kuadran. Adakah nyeri. Auskultasi bising usus
5) System kardiovaskuler : observasi bentuk dada klien, apakah ada sianosis, CRT,
apakah tampak atau teraba ictus cordis, pembesaran jantung, BJ I, BJ II, gallop,
murmur.
6) System persyarafan : kaji bagaimana tingkat kesadaran, GCS, adanya kejang,
kelumpuhan, adakah gangguan dalam mengatur gerak, reflex abnormal, kaji
cranial nerves
7) System musculoskeletal : kaji adanya nyeri otot, reflex sendi, kekuatan otot,
atropi, ROM
8) System integument : nilai warna, turgor, kelembaban, kelainan dari kulit.
9) System reproduksi : pada wanita bagaimana menstruasinya, apakah ada
keputihan, apakah sudah menopapuse
10) System perkemihan, nilai frekuensi buang air kecil dan jumlahnya, dan apakah
ada keluhan saat buang air kecil
r/ untuk mengetahui adakah faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi diagnosa

Intervensi berdasarkan diagnosa

1) Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas nyeri, dan skala nyeri
r/ mengetahui letak nyeri dan memudahkan intervensi yang akan dilakukan
2) Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri segera saat mulai terasa nyeri.
r/ intervensi dini pada control nyeri memudahkan pemulihan oto dengan menurunkan
tegangan otot.
3) Pantau TTV
r/ respon autonomic meliputi, perubahan pada tekanan darah, nadi, RR, yang
berhubungan dengan penghilangan nyeri.

4) Jelaskan sebab dan kaibat nyeri pada klien serta keluarganya


r/ dengan sebab dan akibat nyeri diharapkan klien berpartisipasi dalam perawatan
untuk mengurangi nyeri.
5) Anjurkan istirahat selama vase akut
r/ mengurangi nyeri yang diperberat oleh gerakan.
6) Anjurkan teknik distraksi dan relaksasi
r/ menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi, dan meningkatkan rasa control
dan kemampuan koping.
7) Berikan situasi lingkungan yang kondusif
r/ memberikan dukungan (fisik, emosional, meningkatkan rasa kontrol, dan
kemampuan koping)
8) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian tindakan
r/ menghilangkan atau mengurangi keluhan nyeri pasien

4. Bahaya – bahaya yang mungkin terjadi akibat tindaakn tersebut dan cara pencegahannya:
1) Ada pengkajian fisik yang terlewati sehingga salah melakukan diagnose
Pencegahan : melakukan pengkajian dengan cermat dan teliti
2) Pasien sedang mengalami nyeri sehingga tidak dapat dilakukan pengkajian
Pencegahan : lakukan pengkajian segera setelah keadaan memadai

5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan :


1) Mendapatkan data – data untuk menegakkan diagnosa
2) Nyeri berkurang, pasien tenang dan keadaan umum cukup baik

6. Hasil yang didapat dan maknanya :


1) Klien mengungkapkan nyeri berkurang
2) TTV dalam batas normal
3) Intensitas nyeri berkurang
4) Klien terlihat rileks, istirahat nyaman, peningkatan aktivitas.

7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi


masalah/diagnose tesebut. (mandiri atau kolaborasi) :
Banjarbaru, November 2016

Ners muda,

(…………………………………….…)

Preseptor klinik,

(………………………………………)

Anda mungkin juga menyukai