Anda di halaman 1dari 68

NO NAMA NPM INSTANSI

1 BIRRUL MUHASNI 1762002079 KELURAHAN GAMBIR PEMDA DKI

KELURAHAN UTAN PANJANG PEMDA DKI


2 ISROMI APRILIAYANTI 1762002081

KELURAHAN PETOJO SELATAN PEMDA DKI


3 RINDA WIDYAHARDIANA 1762002082

KELURAHAN MENTENG PEMDA DKI


4 SRITA KIRANA 1762002100

5 GABRIEL SEDIK 1762002155 PAPUA BARAT PEMDA PAPUA


LATAR BELAKANG

Persoalan sampah menjadi salah satu


persoalan terbesar bagi kota-kota besar di
dunia, termasuk Jakarta yang menjadi ibukota
negara Indonesia. Pertambahan penduduk dan
mobilitas kota yang semakin kompleks menjadi
sumber pemicunya
LATAR BELAKANG

Jika pengelolaan sampah tidak tertangani, maka


akan menyebabkan berbagai permasalahan,
seperti :

• Gangguan kesehatan
• Banjir
• Pencemaran sungai
IDENTIFIKASI MASALAH

• Bagaimana Dinas Lingkungan Hidup Provinsi


DKI Jakarta melakukan pengelolaan sampah
dan limbah?
• Apa tugas dan fungsi pokok Dinas
Lingkungan Provinsi DKI Jakarta?
• Apa saja inovasi yang dilakukan oleh Dinas
Lingkungan Provinsi DKI Jakarta?
• Bagaimana kredibilitas Dinas Lingkungan
Hidup DKI Jakarta?
LANDASAN TEORITIS

Landasan teori bab 27 pengembangan


organisasi terlatih yaitu

“Kunci sukses suatu organisasi adalah


kredibilitas fungsi pengembangan organisasi
internal dipengaruhi integritas, kesadaran diri
dan manajemen diri” (scott, 2000)
2014 2016
DINAS
KEBERSIHAN
DINAS
LINGKUNGAN
BADAN HIDUP
PENGELOLAAN
LINKUNGAN
HIDUP DAERAH
STRUKTUR ORGANISASI BADAN
PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
SESUAI PERGUB 230 TAHUN 2014
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KEBERSIHAN
SESUAI PERGUB 226 TAHUN 2014
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
SESUAI PERGUB 284 TAHUN 2016
TUGAS DAN FUNGSI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
a. penyusunan Rencana Strategis dan Rencana Kerja dan Anggaran Dinas Lingkungan
Hidup;

b. pelaksanaan Rencana Strategis dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Lingkungan


Hidup;

c. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pedoman dan standar teknis di bidang


perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta kebersihan;

d. pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan, pedoman dan standar


teknis di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta kebersihan;

e. pembinaan, bantuan teknis dan pengawasan kepada Suku Dinas di bidang program dan
kegiatan;

f. penyusunan dan pelaksanaan KLHS untuk KRP Daerah, RPPLH Daerah serta Amdal dan
UKL-UPL;

g. penyelenggaraan inventarisasi sumber daya alam dan emisi gas rumah kaca;

h. pengelolaan keanekaragaman hayati Daerah;

i. perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penempatan, pemeliharaan, perawatan dan


pemanfaatan prasarana dan sarana penanganan lingkungan dan kebersihan;

j. pengawasan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi pemanfaatan, ketersediaan,


kelaikan dan kecukupan prasarana dan sarana penanganan lingkungan dan kebersihan;
TUGAS DAN FUNGSI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
k. pemantauan, evaluasi, pengumpulan, pemilahan, pengangkutan,
penempatan, pengolahan dan pemanfaatan limbah;

l. penelitian/pengkajian, pengujian, pengembangan, penerapan dan


pemasyarakatan sistem, metode dan/atau teknik pengolahan dan teknik
pemanfaatan limbah yang efektif, efisien, mudah, tepat, dan ramah
lingkungan;

m. pemantauan, evaluasi dan penanganan lingkungan dan kebersihan di


seluruh wilayah daerah/kota Jakarta secara rutin, konsisten dan
berkesinambungan sehingga terjamin lingkungan dan kebersihan kota;

n. pembangunan, pengembangan, pembinaan, pengawasan, pemantauan,


pengendalian dan evaluasi perilaku masyarakat dalam membuang sampah
serta evaluasi peran serta masyarakat dalam penanganan, pengolahan dan
pemanfaatan limbah;
o. pemantauan, pengawasan dan pengendalian sampah di bantaran kali,
prasarana dan sarana umum, permukiman, perumahan, area kerja;

p. pemantauan, pengawasan dan pengendalian Limbah B3;

q. pengembangan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak dalam


pengelolaan lingkungan dan kebersihan;
TUGAS DAN FUNGSI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

r. pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan dan pertanggungjawaban


penerimaan retribusi bidang pelayanan lingkungan dan kebersihan;

s. pemantauan kualitas lingkungan;

t. Pengembangan dan penerapan instrument lingkungan hidup;

u. pemberian rekomendasi untuk penerbitan Izin Lingkungan pada tingkat Daerah;

v. pemantauan, penanggulangan dan pemulihan sumber pencemar institusi dan non


institusi;

w. pengoordinasian dan pelaksanaan pengendalian (pencegahan, penanggulangan dan


pemulihan) pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup;

x. pengoordinasian, penyediaan fasilitas, pelaksanaan mediasi dan penyelesaian


pengaduan lingkungan hidup dan kebersihan;

y. pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan


terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan peraturan perundang-undangan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kebersihan;

z. penegakan hukum di bidang lingkungan hidup dan kebersihan;


TUGAS DAN FUNGSI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
aa. penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan peny-uluhan lingkungan hidup untuk
lembaga kemasyarakatan;

ab. pengembangan dan sosialisasi pemanfaatan teknologi ramah lingkungan hidup;

ac. pemberian penghargaan lingkungan hidup tingkat Daerah;

ad. pelaksanaan standar pelayanan minimal;

ae. pengelolaan informasi lingkungan hidup dan kebersihan;

af. pengadaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan


sarana dibidang lingkungan dan kebersihan;

ag. pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang Dinas Lingkungan Hidup;

ah. pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Dinas Lingkungan Hidup;

ai. pengelolaan kearsipan, data dan informasi Dinas Lingkungan Hidup;

aj. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Lingkungan
Hidup.
PERMASALAHAN
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Sampah

1. Penumpukan sampah karena kendaraan jumlahnya tidak seimbang dengan


volume sampah

2. Kurang Pengemudi. Jumlah pengemudi sama dengan jumlah truk


sehingga jika pengemudi mendapat jadwal off, truk tidak berjalan.

3. Kesadaran Masyarakat kurang akan pentingnya membuang sampah


pada tempatnya, memilah sampah yang bisa di daur ulang.

Limbah

1. Kurang memahami tentang Lingkungan Hidup antara lain pengelolaan


limbah

2. Kurang memahami tentang Amdal (Analisis Dampak Lingkungan)


Buldozer, Shovel Dozer, Wheel Loader,
Derek, Street Sweaper
Persentase Komposisi Sampah
Persentase Komposisi Sampah
ALUR SAMPAH DI PEMDA DKI JAKARTA
INOVASI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

1. PENGELOLAAN SAMPAH MENJADI SUMBER LISTRIK


INOVASI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

2. MENGURANGIN ANTRIAN TRUK MASUK KE BANTAR


GEBANG

DAHULU SEKARANG

15 unit Alat Berat 60 unit Alat Berat


INOVASI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

3. TRUK SAMPAH KELILING

DAHULU SEKARANG
INOVASI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

4. STREET SWEEPER

DAHULU SEKARANG
INOVASI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

5. PENGOLAHAN LIMBAH MINYAK BEKAS

DAHULU SEKARANG
INOVASI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

6. PEMILAHAN SAMPAH

SEBELUM SESUDAH
INOVASI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

7. BANK SAMPAH PRODUKTIF

DAHULU SEKARANG
INOVASI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

8. COMPOSTING

DAHULU SEKARANG
INOVASI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

9. PENGANGKUTAN SAMPAH MALAM HARI

DAHULU SEKARANG
INOVASI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

10. SANKSI TEGAS UNTUK PEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN

DAHULU SEKARANG
INOVASI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

11. MENGURANGIN SAMPAH DI SALURAN AIR

DAHULU SEKARANG
INOVASI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

12. MENGURANGIN BANJIR

DAHULU SEKARANG
INOVASI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

13. Uji Emisi Kendaraan Bermotor


INOVASI
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

14. Hari Bebas Kendaraan Bermotor

DAHULU SEKARANG
HASIL KUISIONER
HASIL KUISIONER
KESIMPULAN

1. Untuk meningkatkan kredibilitas Dinas Lingkungan Hidup Provinsi


DKI Jakarta diperlukan integritas, kesadaran diri dan manajemen
diri

2. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mempunyai 12


inovasi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat DKI
Jakarta dalam bidang kebersihan sehingga tidak mudah banjir

3. Masyarakat DKI Jakarta cukup puas akan kinerja Dinas Lingkungan


Hidup Provinsi DKI Jakarta
KESIMPULAN
“ Selamat Bertugas “
TUGAS TERAPAN
REVIEW BUKU PRACTICING
ORGANIZATION DEVELOPMENT BAB 25-28
DAN APLIKASI DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP
PEMPROV DKI JAKARTA

NO NAMA NPM INSTANSI TEMPAT TUGAS


Pemprov DKI Kelurahan Gambir
1 BIRRUL MUHASNI 1762002079
Jakarta
ISROMI Pemprov DKI Kelurahan Utan
2 1762002081
APRILIAYANTI Jakarta Panjang
RINDA Pemprov Kelurahan Petojo
3 1762002082
WIDYAHARDIANA DKI Jakarta Selatan
Pemprov DKI Kelurahan Menteng
4 SRITA KIRANA 1762002100
Jakarta
5 GABRIEL SEDIK 1762002155 Pemprov Papua Satpol PP

Mata Kuliah : Teori Organisasi dan Aplikasi


Dosen : Dr. Kemala Sophia
Program Studi : Administrasi Pembangunan Negara

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI


LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JAKARTA
PROGRAM PASCASARJANA
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai: 1.Daerah di
mana sesuatu mahluk hidup berada. 2.Keadaan/kondisi yang
melingkupi suatu makhluk hidup. 3.Keseluruhan keadaan yang
meliputi suatu makhluk hidup atau sekumpulan mahluk hidup,
terutama: 1. Kombinasi dari berbagai kondisi fisik di luar mahluk hidup
yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kemampuan
makhluk hidup untuk bertahan hidup. 2. Gabungan dari kondisi sosial
and budaya yang berpengaruh pada keadaan suatu individu makhluk
hidup atau suatu perkumpulan/komunitas makhluk hidup.
Istilah lingkungan dan lingkungan hidup atau lingkungan hidup
manusia seringkali digunakan silih berganti dalam pengertian yang
sama. Apabila lingkungan hidup itu dikaitkan dengan hukum/aturan
pengelolaannya, maka batasan wilayah wewenang pengelolaan dalam
lingkungan tersebut harus jelas.
Pertambahan penduduk ini diperkirakan tidak akan tersebar
merata, tetapi akan terkonsentrasi di daerah perkotaan. Hal ini
dikarenakan kawasan perkotaan merupakan tempat yang sangat
menarik bagi masyarakat untuk mengembangkan kehidupan sosial
ekonomi. Selain itu, pembangunan ekonomi Indonesia melalui jalur
industrialisasi berpengaruh langsung terhadap perbangunan
perkotaan.
Tentang kerusakan lingkungan hidup berhembus begitu kuat
akhir-akhir ini. Kendati begitu, terkesan bahwa belum begitu banyak
orang mau peduli terhadap keadaan tersebut. Di DKI Jakarta,
permasalahan kerusakan lingkungan hidup terlihat dari penampilan
wajah garang yang ditunjukkan oleh sampah dan polusi entah itu
berupa air, udara dan tanah.
Persoalan sampah menjadi salah satu persoalan terbesar bagi
kota-kota besar di dunia, termasuk Jakarta yang menjadi ibukota
negara Indonesia. Mobilitas kota yang semakin kompleks menjadi
sumber pemicunya. Data kementrian Lingkungan Hidup lebih detail
menunjukan Hasil hitungan tersebut, dengan menggunakan asumsi
sampah yang dihasilkan per invidu setiap harinya sebesar 0,8
kilogram. Selanjutnya menurut data kementrian tersebut, jumlah
2
timbunan sampah rata-rata harian di kota metropolitan, di mana jumlah
penduduknya lebih dari 1 juta jiwa dan kota besar yang jumlah
penduduknya 500 ribu sampai 1 juta jiwa, masing-masingnya adalah
1.300 ton dan 480 ton.
Akibat dari semakin bertambah tingkat konsumsi masyarakat
serta aktifitas lainnya adalah bertambahnya buangan/limbah yang
dihasilkan. Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktifitas dan
konsumsi masyarakat yang lebih dikenal sebagai limbah domestik
telah menjadi permasalahan lingkungan yang harus ditangani oleh
pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Limbah domestik tersebut, baik
itu berupa limbah cair maupun limbah padat menjadi permasalahan
lingkungan karena secara kuantitas maupun tingkat bahayanya
mengganggu kesehatan manusia, mencemari lingkungan, dan
mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya.
Selanjutnya berdasarkan hasil studi di tahun 2008 yang
dilakukan yakni di area DKI Jakarta sendiri , tumpukan sampah di
pinggiran pesisir pantai terus menumpuk. Sampah-sampah tersebut
berasal dari limbah keluarga, gedung perkantoran, hotel, dan gedung-
gedung lainnya.
Limbah-limbah tersebut mengalir melalui sembilan sungai yang
bermuara di Teluk Jakarta. Pencemaran sampah yang terjadi saat ini
telah mencapai 60 kilometer. Jaraknya pun dapat mencapai kepulauan
Kep. Seribu. Dari sejumlah penelitian yang dilakukan, perairan di Teluk
Jakarta saat ini terkandug logam berat seperti timbal, tembaha, dan
cadmium.
Jika pengelolaan sampah tersebut tetap tidak ditangani dengan
baik akan menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan, seperti :
1. Gangguan kesehatan, misalnya :
a. Kumpulan sampah dapat menjadi tempat berkembang biaknya
lalat, dan lalat dapat membawa berbagai penyakit dengan cara
penularan infeksi kepada manusia.
b. Sampah tersebut dapat menimbulkan penyakit yang terkait
dengan tikus, seperti pes, leptospirosis, salmonelosis, tikus
endemic, demam gigitan tikus, dan beberapa infeksi arbovarial.
c. Pada kejadian pasca banjir 2002 lalu, jumlah kasus
leptospirosis tercatat meningkat akibat tertimbunnya sampah di
beberapa wilayah di Jakarta.
2. Penanganan sampah yang tidak baik dapat menyebabkan
timbunan sampah yang tidak dapat menjadi sumber kebakaran dan
3
bahaya kesehatan yang serius bagi anak-anak yang bermain di
dekatnya.
3. Dapat menutup saluran air sehingga meningkatkan masalah-
masalah kesehatan yang berkaitan dengan tanah-tanah yang
tergenang sehingga menimbulkan banjir.
4. Sebanyak 20% sampah yang dihasilkan dibuang secara
sembarangan ke kali sehingga dapat menyumbang sekitas 60%-
70% pencemaran sungai.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
melakukan pengelolaan sampah dan limbah?
2. Apa tugas dan fungsi pokok Dinas Lingkungan Provinsi DKI
Jakarta?
3. Apa saja inovasi yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Provinsi
DKI Jakarta?
4. Bagaimana kredibilitas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta?

C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Berdasarkan data-data yang
diperoleh menurut normatif (perpustakaan) dan empiris (lapangan).

1. Metode penelitian perpustakaan (Library research), yaitu


melakukan penelitian dengan cara membaca bahan–bahan
kepustakaan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang ada
dalam penulisan ini. Sedangkan penelitian kepustakaan itu terbagi
atas dua macam yaitu :
a. Data primer, yaitu data yang diambil langsung dari sumbernya.
Yang dimaksud narasumber disini ialah Lembaga yang memiliki
kewenangan dalam melakukan pengelolaan sampah yaitu
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.
b. Data sekunder, yaitu data yang telah tersedia baik dari buku,
dari makalah-makalah, ataupun dari sumber–sumber hukum
lainnya.

2. Metode penelitian lapangan (Field research),yaitu melakukan


penelitian secara langsung kepada pihak – pihak yang berwenang

4
yang terdapat dalam objek permasalahan, yakni dengan
melakukan penyebaran kuesioner kepada warga sebagai
pengguna layanan Dinas Provinsi DKI Jakarta.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis
Landasan Teori yang digunakan adalah Bab 27 yakni melatih
Pengembangan Organisasi Internal

KEUNTUNGAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INTERNAL


1. Meneruskan dasar organisasi dengan pengetahuan secara
mendalam tentang isu sensitif, norma-norma budaya, dan sejarah
organisasi
2. Mempunyai akses meneruskan kehidupan organisasi dengan
mengetahui tindakan kepemimpinan, keputusan staf, isu pelanggan,
dan tantangan bisnis seperti biasanya
3. Menyediakan sumber daya langsung untuk kepemimpinan, mitra
perubahan internal dan tenaga kerja

KUNCI UNTUK SUKSES


Satu kunci kesuksesan sebagai praktisi internal adalah mendapatkan
kepercayaan dan kredibilitas kepemimpinan dan tenaga kerja. Bagian
dari kepercayaan dan kredibilitas ini adalah dasar kompetensi dan
integritas pribadi. Lebih dari fungsi lainnya, kredibilitas fungsi internal
pengembangan organisasi dipengaruhi oleh integritas, kesadaran diri
dan dan pengelolaan diri praktisi individual. Karena praktisi internal
pengembangan organisasi berhasil menerapkan keahlian mereka, ini
memerlukan membangun hubungan yang terpercaya dengan
memanfaatkan kesadaran diri dan pengelolaan diri. Meskipun
penggunaan diri penting bagi praktisi eksternal juga. Keaslian yang lebih
besar dituntut oleh praktisi internal, yang harus membangun
kepercayaan terhadap hubungan di semua tingkat organisasi dan
mempertahankannya sepanjang karir mereka di dalam organisasi.
Kesalahpahaman tentang kesalahpahaman bersama atau
kesalahpahaman tentang perilaku atau kesepakatan dapat dengan
cepat menghancurkan usaha bertahun-tahun oleh praktisi internal.
Manajer akan menilai seluruh fungsi pengembangan organisasi oleh
setiap interaksi dengan masing-masing praktisi internal pengembangan
organisasi

6
MEMBANGUN ATAU MEMBELI "KEPUTUSAN Bagaimana keputusan
dibuat untuk membentuk fungsi OD internal atau mempekerjakan
praktisi OD eksternal berdasarkan organisasi yang sangat dibutuhkan
yang mendukung fungsi OD internal telah bergumul dengan sejumlah
pertanyaan yang kadang berulang, tergantung pada kebutuhan untuk
oD pada berbagai tahap dalam siklus hidup organisasi Pertanyaan-
pertanyaan tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut: Strategi OD -
bagaimana strategi keseluruhan organisasi - Bagaimana fungsi inte
mendukung strategi? Sejauh mana penting bagi organisasi yang semua
unitnya konsisten di bidang seperti visi, nilai, budaya, ekspektasi kinerja,
praktik SDM, dan sebagainya? Bagaimana fungsi OD internal
membantu mengembangkan dan menyebarluaskan strategi
perusahaan?

MEMASANG FUNGSI INTERNAL OD Salah satu aspek terpenting


untuk menjadi praktisi internal adalah menjadi mitra bisnis dalam
organisasi. Internal (Scott, 2000) dan penulis (Varney, 1977) sering
menganjurkan agar fungsi OD internal melapor langsung kepada
eksekutif senior. Kesempatan untuk menjadi penasihat dan mitra
tepercaya dengan kepemimpinan senior berakar pada keuntungan
praktis praktisi internal terhadap pengetahuan bisnis yang mendalam.
Agar efektif sebagai mitra bisnis, internal harus membangun kredibilitas
mereka dan memanfaatkan kesempatan untuk mempelajari masalah
bisnis dan strategis, terus mengikuti perkembangan kompetisi,
mengetahui peraturan pemerintah, memahami harapan pelanggan, dan
belajar sebanyak mungkin tentang lingkungan di mana fungsi
organisasi. Posisi tersebut menawarkan beberapa keuntungan: Akses
kepada pengambil keputusan strategis kesempatan untuk duduk di meja
dan memengaruhi strategi, memaksimalkan cakupan dan efektivitas
secara keseluruhan Kesempatan untuk benar-benar memahami
masalah bisnis yang penting; dan Kesempatan untuk menyelaraskan
perubahan usaha dengan visi dan strategi organisasi.

SIKLUS HIDUP ORGANISASI Dalam melayani sebagai mitra bisnis,


praktek internal OD dapat bervariasi berdasarkan kebutuhan organisasi
dalam tahap siklus hidupnya. Tabel 27.1 menunjukkan contoh
bagaimana upaya internal OD berbeda tujuannya. bentuk, dan fokus.
tergantung sebagian pada tahap siklus hidup organisasi. Berbeda
dengan praktisi OD eksternal, yang melihat diri mereka bertanggung
7
jawab kepada klien yang memiliki kontrak dengan mereka, internal
sering melihat diri mereka bertanggung jawab kepada organisasi.
Perspektif ini mengharuskan praktisi internal untuk fokus dan
menyesuaikan layanan yang diberikan saat organisasi bergerak melalui
tahapan siklus hidupnya.

MEMPERKENALKAN FUNGSI INTERNAL OD Kesuksesan internal


OD juga bergantung pada kemampuan mereka untuk com bagaimana
klien, dari eksekutif puncak hingga pekerja lini, pemahaman tentang
fungsi OD dapat memberi nilai tambah bagi organisasi. internal adalah
proses membangun reputasi yang serupa dengan apa yang organisasi
lain lakukan untuk mempromosikan kontribusinya kepada organisasi.
Daripada menjual "pendekatan tertentu, praktisi berlatih untuk bertemu
secara teratur dengan pemangku kepentingan kunci untuk menentukan
kebutuhan organisasi, kemampuan apa yang mungkin dibutuhkan
praktisi internal. Mereka menawarkan layanan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, yang lain menganjurkan fungsi staf seperti oD
Harus membuat pilihan dan risiko bertanggung jawab atas hasil
(Sullivan & Olson, 2003). Pendekatan yang direkomendasikan oleh
beberapa praktisi internal adalah mengembangkan piagam, didukung
oleh pimpinan senior, yang dengan jelas menggambarkan visi, misi,
modus operandi, kunci produk dan layanan, dan akuntabilitas Piagam
ini menjadi dasar untuk kontrak antara fungsi OD internal dan organisasi
dan dapat digunakan untuk memilih dan memprioritaskan proyek.

KOMPETENSI KHUSUS PADA PRAKTISI INTERNAL


Ada beberapa faktor yang dapat berkontribusi dalam keberhasilan
praktisi PO (Pengembangan Organisasi) internal yakni peran, konteks,
dan posisi. Selain itu kompetensi dalam bidang pengembangan
organisasi yang meliputi keterampilan, pengetahuan, dan sikap juga
menjadi kesuskesan praktisi PO. Bidang dasar kompetensi PO
mencakup pengetahuan tentang teori, teknik, dan metode profesional
yang relevan, nilai-nilai kemanusiaan, kesadaran diri, dan keterampilan
kinerja (lihat Bab Lima).

8
Berikut adalah lima kompetensi yang dapat menjadi kesukesan praktisi
PO :
1. Menunjukkan Keahlian Berorganisasi
Kunci keberhasilan bagi internal organisasi ialah adanya pengetahuan
dari pihak internal dengan mempelajari organisasi, mengetahui
bagaimana cara organisasi bermanuver, mematuhi semua norma,
protokol kebiasaan, dan peraturan baik formal maupun informal.
Kemudian juga bagaimana membangun hubungan dengan pimpinan
dan semua tingkat level karyawan dalam mengembangkan organisasi,
dan pengaruh pihak internal dalam menghadapi isu organisasi.

2. Mengerti Bisnis
Kemampuan praktisi internal ialah bagaimana memahami
perkembangan bisnis dan tren pasar untuk merekomendasikan langkah
strategis yang bernilai untuk klien. Dengan mengetahui bisnis yang
dijalankan dengan baik merupakan kunci dari strategi serta dapat
berpikir strategis dan mendapatkan dukungan yang selaras dengan
organisasi.

3. Membangun Kredibilitas
Penting bagi praktisi internal untuk memiliki kesepakatan tentang
kerahasiaan, anonimitas, dan batasan intervensi, yang menjadi
komitmen kuat dalam praktik etis. Membangun kredibilitas juga dengan
melakukan pekerjaan yang baik, memberikan nilai dan mencapai hasil.
Berpegang teguh pada etika, menjaga integritas melalui
profesionalisme, etika, dan kontrak.

4. Mempertahankan Hubungan
Terdapat dua dimensi dari kompetensi ini yang terdiri dari (1) hubungan
interpersonal, yang memungkinkan praktisi PO internal dapat diterima
dalam organisasi untuk memberikan pelayanan efektif, (2) hubungan
jangka panjang dengan klien, untuk mempertahankan netralitas dan
objektivitas. Tidak hanya sejalan dengan organisasi klien sehingga
dapat diterima tetapi juga mampu menjaga pola pikir eksternal untuk
memberikan perspektif yang seimbang.

9
5. Memasarkan Nilai PO
Mengubah layanan manajemen dan berbagai konsultasi dapat
ditawarkan oleh beberapa pekerja, seperti fasilitator, staf manajemen
keuangan, internal auditor, pelatih, staf sumber daya manusia, staf
manajemen mutu, proyek staf manajemen, staf TI, dan lain-lain. Semua
ini bisa bekerja dengan kelompok dalam organisasi untuk melakukan
perbaikan dan perubahan. Secara internal, praktisi internal harus
membangun dan memelihara nilai dalam organisasi. Salah satu bagian
penting yang sering diupayakan oleh praktisi internal adalah bagaimana
menawarkan metode dan pemikiran untuk menyelaraskan upaya
organsiasi dalam mendukung strategi bisnis utama atau tujuan
organisasi.

Kelima kompetensi ini dibandingkan dengan penelitian lain yang


dilakukan oleh Sullivan dan Olson (2003), di mana kompetensi berikut
dicatat oleh praktisi PO internal sebagai yang paling penting untuk
kesuksesan mereka:
• Melayani sebagai konsultan internal ke pimpinan dimana orang bisa
memfasilitasi perubahan seluruh sistem perusahaan serta pengambilan
keputusan pimpinan;
• Berada di meja keputusan bisnis sebagai titik kunci organisasi;
• Mengetahui dan memahami bisnis;
• Memiliki orientasi sistem;
• Menjadi cerdas secara politis dan memiliki kekuatan dinamis;
• Mengembangkan hubungan yang terbuka dan saling percaya dengan
klien internal.

BEKERJA DENGAN PRAKTISI PO EKSTERNAL


Pihak eksternal dipekerjakan karena berbagai alasan. Organisasi
mungkin tidak memiliki kemampuan khusus sehingga pemimpin
menginginkan pembaharuan pada organisasi atau memilih untuk
melengkapi staf PO yang terbatas. Misalnya, pengetahuan bisnis sangat
membantu para pemimpin senior, tetapi jika luasnya pengalaman
dibutuhkan, eksternal bisa menjadi pilihan. Mengetahui bahwa
perangkap budaya bisa menjadi sesuatu yang kritis, eksternal sebagai
pihak luar kadang kala bisa dapat dengan mudah menghadapi situasi
tersebut sesuai dengan kebutuhan organisasi.

10
Ada sejumlah pertimbangan untuk internal yang bekerja dengan
eksternal. Hal ini menjadi penting bagi praktisi internal untuk
mengetahui mengapa praktisi eksternal dipekerjakan karena dapat
dianggap menjadi peluang dan ancaman. Mempekerjakan seorang
praktisi eksternal bisa menjadi kesempatan untuk berkolaborasi dan
pertukaran pengetahuan dari dalam dan luar organisasi. Eksternal dapat
membawa fokus yang lebih dalam dan pengalaman yang lebih luas, dan
bisa menjadi pembelajaran bagi pihak internal. Dalam perencanaan
terbaik, peran dan tugas yang diharapkan antara praktisi internal dan
eksternal haruslah jelas dari awal sudah ditetapkan. Sedangkan jika
perencanaan kurang matang, pihak eksternal bisa menjadi ancaman
bagi praktisi internal. Jika terjadi demikian maka pihak internal haruslah
mengelola kontrak dengan praktisi ekternal.

Dalam kedua kasus tersebut, praktisi internal mungkin diminta untuk


mengelola kontrak. Mereka haruslah berperan aktif dalam pengajuan
proposal kepada pimpinan senior untuk hubungan antara praktisi
internal dan eksternal, harus jelas dengan adanya kompetensi dalam
fungsi internal, dan dipersiapkan untuk membantu praktisi eksternal
agar mengerti realitas organisasi karena keduanya berusaha
memberikan kontribusi terhadap efektivitas sistem klien (Scott, 2000).

KARIR DI PO INTERNAL?
Meskipun "konsultan" sering dianggap sebagai pebisnis mandiri, adalah
mungkin untuk memiliki seluruh karir sebagai praktisi OD internal di
dalam satu atau lebih organisasi. Selain memiliki kompetensi,
mengelola keuntungan dan tantangan, dan melayani dalam berbagai
peran, internal harus pertimbangkan jenis karir yang diinginkan dalam
organisasi. Akankah perannya menjadi Konsultan "ahli" atau "proses"
konsultan atau keduanya? Jawabannya akan tergantung pada bobot
yang diberikan pada faktor berikut: kekuatan dan karakteristik individu
dari praktisi internal, kebutuhan organisasi, hubungan antara praktisi
dan organisasi, dan karakteristiknya dari organisasi (Scott, 2000).

11
B. Tugas Dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi D Jakarta
A. penyusunan Rencana Strategis dan Rencana Kerja dan Anggaran
Dinas Lingkungan Hidup;
B. pelaksanaan Rencana Strategis dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Dinas Lingkungan Hidup;
C. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pedoman dan standar teknis
di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
kebersihan;
D. pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan,
pedoman dan standar teknis di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup serta kebersihan;
E. pembinaan, bantuan teknis dan pengawasan kepada Suku Dinas di
bidang program dan kegiatan;
F. penyusunan dan pelaksanaan KLHS untuk KRP Daerah, RPPLH
Daerah serta Amdal dan UKL-UPL;
G. penyelenggaraan inventarisasi sumber daya alam dan emisi gas
rumah kaca;
H. pengelolaan keanekaragaman hayati Daerah;
I. perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penempatan,
pemeliharaan, perawatan dan pemanfaatan prasarana dan sarana
penanganan lingkungan dan kebersihan;
J. pengawasan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi pemanfaatan,
ketersediaan, kelaikan dan kecukupan prasarana dan sarana
penanganan lingkungan dan kebersihan;
K. pemantauan, evaluasi, pengumpulan, pemilahan, pengangkutan,
penempatan, pengolahan dan pemanfaatan limbah;
l. penelitian/pengkajian, pengujian, pengembangan, penerapan dan
pemasyarakatan sistem, metode dan/atau teknik pengolahan dan
teknik pemanfaatan limbah yang efektif, efisien, mudah, tepat, dan
ramah lingkungan;
m. pemantauan, evaluasi dan penanganan lingkungan dan kebersihan di
seluruh wilayah daerah/kota Jakarta secara rutin, konsisten dan
berkesinambungan sehingga terjamin lingkungan dan kebersihan kota;
n. pembangunan, pengembangan, pembinaan, pengawasan,
pemantauan, pengendalian dan evaluasi perilaku masyarakat dalam
membuang sampah serta evaluasi peran serta masyarakat dalam
penanganan, pengolahan dan pemanfaatan limbah;
o. pemantauan, pengawasan dan pengendalian sampah di bantaran kali,
prasarana dan sarana umum, permukiman, perumahan, area kerja;
12
p. pemantauan, pengawasan dan pengendalian Limbah B3;
q. pengembangan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak
dalam pengelolaan lingkungan dan kebersihan;
r. pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan dan
pertanggungjawaban penerimaan retribusi bidang pelayanan
lingkungan dan kebersihan;
s. pemantauan kualitas lingkungan;
t. Pengembangan dan penerapan instrument lingkungan hidup;
u. pemberian rekomendasi untuk penerbitan Izin Lingkungan pada tingkat
Daerah;
v. pemantauan, penanggulangan dan pemulihan sumber pencemar
institusi dan non institusi;
w. pengoordinasian dan pelaksanaan pengendalian (pencegahan,
penanggulangan dan pemulihan) pencemaran dan/ atau
kerusakan lingkungan hidup;
x. pengoordinasian, penyediaan fasilitas, pelaksanaan mediasi dan
penyelesaian pengaduan lingkungan hidup dan kebersihan;
y. pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggungjawab usaha
dan/atau kegiatan terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan
peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dan kebersihan;
z. penegakan hukum di bidang lingkungan hidup dan kebersihan;
aa. penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan peny-uluhan lingkungan
hidup untuk lembaga kemasyarakatan;
bb. pengembangan dan sosialisasi pemanfaatan teknologi ramah
lingkungan hidup;
cc. pemberian penghargaan lingkungan hidup tingkat Daerah;
dd. pelaksanaan standar pelayanan minimal;
ee. pengelolaan informasi lingkungan hidup dan kebersihan;
ff. pengadaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan
perawatan prasarana dan sarana dibidang lingkungan dan kebersihan;
gg. pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang Dinas Lingkungan
Hidup;
hh. pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Dinas Lingkungan
Hidup;
ii. pengelolaan kearsipan, data dan informasi Dinas Lingkungan Hidup;
jj. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Dinas Lingkungan Hidup.

13
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

A. Permasalahan di Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta


Sampah
1. Penumpukan sampah di bantar gebang
2. Antrian truk sampah yang masuk bantar gebang
3. Kesadaran Masyarakat kurang akan pentingnya membuang sampah
pada tempatnya, memilah sampah yang bisa di daur ulang.

Limbah
1. Kurang memahami tentang Lingkungan Hidup antara lain
pengelolaan limbah
2. Kurang memahami Amdal (Analisis Dampak Lingkungan)

B. Inovasi di Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta


Untuk mengatasi permasalahan di lapangan, Dinas Provinsi DKI
Jakarta mempunyai inovasi – inovasi untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat, inovasinya sebagai berikut
1. Pengelohan sampah menjadi sumber tenaga listrik
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mempunyai
permasalahan mendasar yaitu masalah sampah. terutama di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang. Untuk
mengatasi hal tersebut Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI
Jakarta bekerjasama dengan Pihak Swasta PT Godang Tua Jaya
(GTJ). Pihak swasta tersebut mengklaim sudah bekerjaa
maksimal menjalankan tugasnya mengolah sampah kiriman dari
Ibu Kota. Perusahaan pengelola sampah di Tempat Pembuangan
Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, itu
mengolah aneka sampah dari Jakarta untuk diubah menjadi
tenaga listrik dan kompos.
Direktur PT GTJ Douglas Manurung mengakui mengolah
sampah Jakarta tidak mudah. Apalagi kuota sampah yang masuk
ke Bantar Gebang mencapai 7000 ton per hari. Sampah-sampah
kiriman itu melalui proses yang panjang sebelum menjadi tenaga
listrik atau kompos.

14
Sampah yang tiba di TPST Bantar Gebang langsung
ditimbang dengan dua proses. Pertama, begitu sampai TPST
Bantar Gebang truk sampah yang berisi muatan langsung
ditimbang. Setelah itu, truk menuju tempat landfill untuk
membuang muatan sampah (unloading).
Setelah muatan kosong, truk ditimbang lagi. Dari dua kali
timbangan itu baru diketahui berat bersih sampah.
PT GTJ mengolah sampah dengan beberapa cara. Pertama, ada
komposting, untuk buat pupuk kompos. Kedua, ada daur ulang
plastik dengan teknologi yang baik, ramah lingkungan.
PT GTJ juga membangun pabrik daur ulang plastik untuk
membuat tenaga listrik dari sampah. PT GTJ menggunakan
teknologi sanitary landfill dengan metode Gassifikasi Landfill –
Anaerobic Digestion (GALFAD) untuk menghasilkan tenaga
listrik. Gas methane dari sampah organik dimanfaatkan sebagai
bahan bakar pembangkit listrik.
Sementara sampah anorganik diolah dengan teknologi
gassifikasi. Saat ini, pembangkit listrik tenaga sampah Bantar
Gebang baru mampu memproduksi listrik sebesar 16,5 MW.
Pada tahun 2023, ditargerkan kapasitasnya penuh 26 MW. Untuk
mencapai target itu, saat ini telah dibangun gas engine, fuel skid,
flare stack, dan trafo.

2. Mengurangin antrian masuk bantar gebang


Dari segi pelayanan, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi
DKI Jakarta telah menambah jumlah alat berat agar proses
pengolahan sampah lebih optimal. Saat ditangani pihak ketiga,
hanya ada 15 alat berat. Sehingga antrian truk-truk sampah bisa
mengular sampai ke luar area TPST Bantargebang.
Setelah di take over, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi
DKI Jakarta sudah menambah jumlah alat berat hingga lebih
dari 60 unit. Sehingga sudah tidak ada lagi antrian kendaraan
sampah sampai ke jalan.
Pada Juli 2016 lalu, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi
DKI Jakarta memutuskan kontrak PT Godang Tua Jaya (GTJ)
dan Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI) sebagai
pengelola TPST Bantargebang. Sejak saat itu, otomatis
Pemprov DKI Jakarta mengelola secara langsung TPST
Bantargebang.
15
3. Truk sampah keliling
Dahulu, masyarakat membuang sampah di container
dipasar sehingga sampah menumpuk sehingga sampah
berserakan di tempat sehingga menimbulkan bau yang tidak enak
dan tidak enak dipandang.
Sekarang, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
membuat inovasi yakni pengadaan truk sampah keliling terutama
di jalan rumah warga yang padat penduduknya. untuk
mengangkut sampah yang sudah ditaruh warga dipinggir jalan
kemudian truk sampah mengambil sampah

4. Street Sweaper
Dahulu, untuk membersihkan sampah (sampah plastik dan
sampah daun-daun kering) yakni petugas kebersihan
membersihkan secara manual dengan memakai sapu dan
memakai tenaga manusia yang banyak
Sekarang, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
mempunyai inovasi pengadaan street sweaper untuk
membersihkan sampah di jalan memakai alat untuk mengurangin
tenaga manusia, membersihkan sampah lebih cepat dan lebih
akurat.

5. Pengolahan minyak goreng bekas


Dahulu, restoran atau rumah makan membuang minyak
goreng bekas dibuang ke saluran air sehingga membuat saluran
air mampet dan membuat limbah.
Sekarang, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
mempunyai inovasi pengadaan alat pengolahan limbah yang
mengolah minyak goreng bekas menjadi minyak goreng yang
jernih yang bisa dipakai lagi sehingga mengurangin limbah
minyak goreng bekas di saluran air.

6. Pemilahan sampah
Dahulu, tempat pembuangan sampah hanya satu tempat
untuk berbagai macam jenis sampah sehingga tidak dapat
digunakan kembali.
Sekarang, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
mempunyai inovasi pengadaan tong sampah pilah yang terdiri
dari warna merah, kuning dan hijau.
16
Tempat sampah organik di tandai dengan warna hijau dan
bertuliskan organik, sampah inilah yang dijadikan bahan pupuk
kompos seperti daun-daunan, bekas sayuran, dll. Adanya tempat
sampah ini dapat mempercepat pembuatan kompos karena
sudah di pisahkan dengan sampah anorganik maupun B3.
Tempat sampah non organik di tandai dengan warna kuning
bertuliskan non organik, seperti plastik bekas, gelas bekas air
mineral kemasan jenis plastik dll. Dengan adanya tempat sampah
ini dapat mempermudah pemanfaatannya sebagai kerajinan daur
ulang atau di daur ulang di pabrik.
Tempat sampah B3 di tandai dengan warna merah
bertuliskan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), seperti sampah
beling, kaca, gelas beling, bekas detergen, obat nyamuk dll.
Dengan adanya tempat sampah ini agar tidak membahayakan
bagi orang lain.
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mempunyai
program 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle.

A. Reduce
Reduce berarti kita mengurangi penggunaan bahan-bahan
yang bisa merusak lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi
belanja barang-barang yang anda tidak “terlalu” butuhkan seperti
baju baru, aksesoris tambahan atau apa pun yang intinya adalah
pengurangan kebutuhan. Kurangi juga penggunaan kertas tissue
dengan sapu tangan, kurangi penggunaan kertas di kantor
dengan print preview sebelum mencetak agar tidak salah, baca
koran online, dan lainnya.

Contoh kegiatan reduce sehari-hari:


1. Memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
2. Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan
sampah dalam jumlah besar.
3. Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya
alat tulis yang bisa diisi ulang kembali).
4. Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai.
5. Menggunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat

17
B.Reuse
Reuse sendiri berarti pemakaian kembali seperti
contohnya memberikan baju-baju bekas anda ke yatim piatu.
Tapi yang paling dekat adalah memberikan baju yang
kekecilan pada adik atau saudara anda, selain itu baju-baju
bayi yang hanya beberapa bulan dipakai masih bagus dan
bisa diberikan pada saudara yang membutuhkan.

Contoh kegiatan reuse sehari-hari:


1. Memilih wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan
beberapa kali atauberulang-ulang. Misalnya, menggunakan
sapu tangan dari pada menggunakan tissu, menggunakan
tas belanja dari kain dari pada menggunakan kantong plastik
2. Menggunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat
dihapus dan ditulis kembali.
3. Menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.

C. Recycle
Recycle adalah mendaur ulang barang. Paling mudah
adalah mendaur ulang sampah organik di rumah anda,
menggunakan bekas botol plastik air minum atau apapun
sebagai pot tanaman, sampai mendaur ulang kertas bekas
untuk menjadi kertas kembali. Daur ulang secara besar-
besaran belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Tempat
sampah yang membedakan antara organik dan non-organik
saja tidak jalan. Malah akhirnya lebih banyak gerilyawan
lingkungan yang melakukan daur ulang secara kreatif dan
menularkannya pada banyak orang dibandingkan
pemerintah.

Contoh kegiatan recycle sehari-hari:


1. Memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan
mudah terurai. Mengolah sampah kertas menjadi kertas atau
karton kembali.
2. Melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.
3. Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi barang
yang bermanfaat dan bahkan memiliki nilai jual.

18
7. Bank sampah produktif
Dahulu, sampah hanya di buang ke bank sampah dan
langsung dijual ke pabrik yang membutuhkan bahan mentah.
Sekarang, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
mempunyai inovasi bank sampah produktif sehingga jika
masyarakat membuang sampah yang sudah dipilah ke bank
sampah maka bank sampah bisa bahannya ke warga yang
mempunyai kemampuan untuk mengubahnya menjadi barang
yang bisa dipakai kembali kemudian dijual sehingga menambah
penghasilan kepada warga tersebut.

8. Composting
Dahulu, Sampah sering menjadi masalah yang susah
penyelesaiannya terutama di perkotaan. Rumah tangga salah
satu penghasil sampah, terdiri dari sampah organik dan
sampah anorganik. Sampah organik terbagi dua macam yaitu
sampah organik hijau dan sampah organik hewan.
Sampah Organik Hijau adalah sisa sayur mayur dari dapur
seperti tangkai/daun singkong, papaya, kangkung, bayam, kulit
terong, wortel, labuh siam, ubi, singkong, kulit buah-buahan,
nanas, pisang, nangka, daun pisang, semangka, ampas kelapa,
sisa sayur, dan sampah dari kebun seperti rumput, daun-daun
basah. Sampah ini banyak mengandung Nitrogen, salah satu
unsur hara penyubur tanaman. Sampah Organik Hewan adalah
sampah dari sisa makanan seperti ikan, udang, ayam, daging,
telur dan sejenisnya.
Salah satu jalan untuk mengatasi masalah sampah rumah
tangga adalah dengan dibuat kompos. Proses pengomposan
(composting) adalah proses dekomposisi (penguraian) yang
dilakukan oleh mikroorganisme terhadap buangan organik yang
biodegradable. Pengomposan dapat dipercepat dengan mengatur
faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga berada dalam
kondisi yang optimum untuk proses pengomposan.

19
Tujuan pengomposan:
1. Mengubah bahan organic yang biodegradable menjadi
bahan yang secara biologi bersifat stabil dan demikian
mengurangi volume dan massanya.
2. Bila prosesnya pembuatan secara aerob (memerlukan
oksigen), maka proses ini akan membunuh bakteri
pathogen, telur serangga, dan mikroorganisme lain yang
tidak tahan pada temperature si atas temperature normal.
3. Memanfaatkan nutrient dalam buangan secara maksimal
seperti nitrogen, phosphor, potassium.
4. Menghasilkan produk (humus) yang dapat digunakan untuk
memperbaiki sifat tanah.

Manfaat kompos dalam memperbaiki sifat tanah


- Memperkaya bahan makanan untuk tanaman
- Memperbesar daya ikat tanah berpasir
- Memperbaiki struktur tanah berlempung
- Mempertinggi kemampuan menyimpan air
- Memperbaiki drinase dan porositas tanah
- Menjaga suhu tanah agar stabil
- Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara
- Dapat meningkatkan pengaruh pupuk buatan.

Pengomposan aerobik (memerlukan oksigen) lebih


banyak dilakukan dari pada pengomposan anaorobik (tidak
memerlukan oksigen) karena tidak menimbulkan bau, waktu
pengomposan lebih cepat (20-30 hari), temperature proses
pembuatannya tinggi (40 derajat Celcius) sehingga dapat
membunuh bakteri pathogen dan telur cacing, sehingga kompos
yang dihasilkan lebih higienis.

9. Pengangkutan sampah di malam hari


Dahulu, untuk pengangkutan sampah dilakukan pada pagi
sampai sore hari.
Sekarang, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
mempunyai inovasi pengangkutan pada malam hari sehingga
sampah bisa diangkut lebih banyak.

20
10. Sanksi tegas untuk pembuang sampah sembarangan
Dahulu, masyarakat membuang sampah sembarangan di
saluran air dibiarkan saja.
Sekarang, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
mempunyai inovasi yaitu membuat payung hukum untuk
membuat sanksi atau hukuman bagi masyarakat yang
membuang sampah sembarangan dan melakukan OTT di HBKB
Sudirman-Thamrin dengan hukuman Rp. 100.000 – Rp. 500.000
dan bagi yang tidak mempunyai uang, hukuman diganti dengan
memungut sampah di bunderan Hotel Indonesia.

11. Mengurangin sampah di saluran air


Dahulu, masyarakat membuang sampah sembarangan
apalagi di saluran air sehingga menghambat saluran air yang
menyebabkan banjir di Jakarta dimana-mana (5 tahunan ada
banjir)
Sekarang, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
mempunyai inovasi melalui UPT Badan Air sehingga tidak ada
sampah yang menumpuk di saluran air jika volume sampahnya
besar. Jika volume sampahnya sedikit bisa dikerjakan oleh PPSU
(Penanganan Prasarana dan Sarana Umum)

12. Mengurangin banjir


Dahulu, masyarakat membuang sampah sembarangan
apalagi di saluran air sehingga menghambat saluran air yang
menyebabkan banjir di Jakarta dimana-mana (5 tahunan ada
banjir)
Sekarang, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
mempunyai inovasi mengurangi intensitas banjir di Jakarta
dengan kerjasama dengan unit terkait untuk mengurangi sampah
di saluran air.

21
13. Uji Emisi Kendaraan Motor
Kendaraan-kendaraan seperti mobil ini kan 70 persen
penyumbang terbesar terhadap kualitas udara perkotaan.
Uji emisi ini sendiri bermanfaat untuk memastikan
pembakaran mesin kendaraan agar lebih sempurna, menjadi irit
BBM dan life time mesin.
“Dan yang pasti bisa kendalikan gas buang yang melebihi
baku mutu untuk CO karbon monoksida ambang batas 3% dan
Hidrokarbon HC 700ppm sesuai Pergub 31 tahun 2008 tentang
ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor.
Guna memudahkan rencana itu, di Jakarta Dinas
Lingkungan Hidup mulai pertengahan Juli 2017 telah
menerapkan sistem uji emisi bernama e-uji emisi. Sistem
pengujian berbasis aplikasi itu memanfaatkan ratusan bengkel
yang akan menguji emisi kendaraan.
Setelah lulus uji, data kendaraan akan dimasukan ke
dalam sistem. Data kemudian akan terhubung tidak hanya ke
Dinas Lingkungan Hidup tetapi juga ke Kementerian
Perhubungan dan Samsat.

14. Mengadakan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB)


Dari hasil perhitungan status mutu kualitas udara lima wilayah
Kota Administrasi DKI Jakarta, menunjukkan bahwa kondisi
status mutu Kualitas Udara termasuk kategori tercemar, dengan
data sebagai berikut
ISM: 0,268 (Jakarta Pusat: Bunderan HI);
ISM: 0,219 (Jakarta Utara: Kelapa Gading);
ISM: 0,173 (Jakarta Selatan: Jagakarsa);
ISM: 0,224 (Jakarta Timur: Lubang Buaya);
ISM: 0,189 (Jakarta Barat: Kebon Jeruk)
Dari data diatas, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta
mempunyai inovasi mengadakan Hari Bebas Kendaraan
Bermotor yang dilakukan setiap minggu di Jl. Sudirman.

22
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Kuesioner
NO. URUT RESPONDEN:

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN
A. USIA RESPONDEN:
1. < 20 Tahun
2. 20-30 Tahun
3. 31-40 Tahun
4. 41-50 Tahun
5. > 50 Tahun

B. TINGKAT PENDIDIKAN
1. SD
2. SLTP
3. SLTA
4. Diploma 3
5. Diploma 4/Strata 1
6. Strata 2
7. Strata 3

C. JENIS KELAMIN
1. Laki-laki
2. Perempuan

II. PERTANYAAN/ KUISIONER ( SKALA RATING )

Sangat
Kurang Cukup Sangat
NO Pertanyaan tidak
baik baik baik
baik

A Pelayanan kebersihan di masyarakat

Bagaimana keadaan sampah di lingkungan


1 rumah anda? (LPS, jalan protokol dan aliran 1 2 3 4
sungai)

2 Bagaimana menurut anda perilaku 1 2 3 4


masyarakat dalam menjaga kebersihan?

Bagaimana pengetahuan anda tentang


3 inovasi-inovasi dari Dinas Lingkungan Hidup 1 2 3 4
DKI Jakarta?

Bagaimana pendapat anda tentang program


4 pemanfaatan barang tak terpakai menjadi 1 2 3 4
bernilai ekonomis? (bank sampah,
komposting)

Bagaimanapendapatandatentangpemanfaat
5 anteknologiuntukmengatasimasalahankebe 1 2 3 4
rsihan di DKI Jakarta?

23
6 Bagaimana ketegasan penerapan sanksi 1 2 3 4
bagi Pelanggar aturan kebersihan?

7 Bagaimana kondisi sarana dan prasarana 1 2 3 4


kebersihan di lingkungananda?

Bagaimana penetapan formasi jumlah


8 petugaskebersihan dalam penanganan 1 2 3 4
kebersihan?

Bagaimana penanganan sampah yang ada


9 saat ini bila dibandingkan dengan 5 tahun 1 2 3 4
kebelakang?

Bagaimana respon Dinas Lingkungan Hidup


10 DKI terhadap pengaduan/ keluhan 1 2 3 4
masyarakat?

B KinerjaPetugas

1 Bagaimana sikap petugas kebersihan saat 1 2 3 4


bertugas?

2 Bagaimana ketepatan waktu pengangkutan 1 2 3 4


sampah oleh petugas?

3 Bagaimana hasil pekerjaan petugas 1 2 3 4


kebersihan di lingkungan?

4 Bagaimana kemampuan petugas dalam 1 2 3 4


pengoperasian alat berbasis teknologi?

5 Bagaimana sosialisasi kebersihan yang 1 2 3 4


dilakukan oleh petugas?

Analisis Kuesioner Terkait Dengan Kinerja Dinas Lingkungan Hidup


Pemprov DKI Jakarta

Rating Scale adalah salah satu alat untuk memperoleh data yang
berupa suatu daftar yang berisi tentang sfat/ciri-ciri tingkah laku yang ingin
diselidiki yang harus dicatat secara bertingkat. Rating Scale ini lebih fleksibel,
tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi
responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status
sosial ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain.

Kuesioner diberikan kepada 20 responden yang merupakan warga


masyarakat, secara acak tanpa karakteristik tertentu. Berikut adalah hasil dari
kuesioner yang telah dilakukan:

24
Karakteristik responden

1. Usia Responden
a. 20 – 30 tahun : 5 Responden
b. 31 – 40 tahun : 6 Responden
c. 41 – 50 tahun : 6 Responden
d. 51 tahun keatas : 3 Responden

2. Tingkat Pendidikan
a. SD : 0 Responden
b. SLTP : 0 Responden
c. SLTA : 15 Responden
d. Diploma 3 : 3 Responden
e. Diploma 4/ strata 1 : 2 Responden
f. Strata 2 : 0 Responden
g. Strata 3 : 0 Responden

3. Jenis Kelamin
a. Laki – Laki : 8 Responden
b. Perempuan : 12 Responden

Jawaban dari Pertanyaan/ Kuisioner

1. Pelayanan kebersihan di masyarakat


a. Bagaimana keadaan sampah di lingkungan rumah anda? (LPS, jalan
protokol dan aliran sungai)
Jawaban :
• Sangat tidak baik : 0 Responden = 0%
• Kurang baik : 8 Responden = 40%
• Cukup baik : 11 Responden = 55%
• Sangat baik : 1 Responden = 5%

Dari data diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat


menilai keberadaan sampah – sampah dilingkungan wilayahnya
terutama di LPS, jalan protokol dan sungai sudah cukup baik, yakni
tidak terlalu banyak sampah yang menumpuk, berserakan ataupun
yang menghambat lajunya air sungai.

b. Bagaimana menurut anda perilaku masyarakat dalam menjaga


kebersihan?
Jawaban :
• Sangat tidak baik : 2 Responden = 10%
• Kurang baik : 9 Responden = 45%
• Cukup baik : 9 Responden = 45%
• Sangat baik : 0 Responden = 0%
25
Dari jawaban diatas dapat dilihat penilaian terhadap faktor perilaku
masyarakat dalam menjaga kebersihan sama-sama seimbang antara
sudah kurang baik dan cukup baik, bahkan ada yang memilih sangat
tidak baik dan tetapi tidak ada yang memilih sangat baik. Dalam arti
kinerja petugas kebersihan masih belum sepenuhnya didukung oleh
kesadaran warga dalam menjaga kebersihan lingkungan.

c. Bagaimana pengetahuan anda tentang inovasi-inovasi dari Dinas


Lingkungan Hidup DKI Jakarta?
Jawaban :
• Sangat tidak baik : 0 Responden = 0%
• Kurang baik : 3 Responden = 15%
• Cukup baik : 15 Responden = 75%
• Sangat baik : 2 Responden = 10%

Dari jawaban tersebut diatas, sebagian besar masyarakat


sudah cukup baik dalam mengetahui inovasi-inovasi dan program
yang telah atau sedang dilakukan oleh organisasi Dinas KLH DKI
Jakarta dalam mengatasi permasalahan kebersihan di DKI Jakarta,
dalam arti kegiatan inovasi sudah berjalan dan sering dilakukan.

d. Bagaimana pendapat anda tentang program pemanfaatan barang tak


terpakai menjadi bernilai ekonomis? (bank sampah, komposting)
Jawaban :
• Sangat tidak baik : 0 Responden = 0%
• Kurang baik : 3 Responden = 15%
• Cukup baik : 4 Responden = 20%
• Sangat baik : 13 Responden = 65%

Dari jawaban diatas dengan mayoritas responden menjawab


sangat baik, maka terlihat bahwa masyarakat sangat menyambut
baik, mendukung dan mau bekerjasama dalam program/kinerja
petugas Dinas LH DKI Jakarta dalam menciptakan nilai tambah bagi
perekonomian masyarakat.

e. Bagaimana pendapat anda tentang pemanfaatan teknologi untuk


mengatasi masalah kebersihan di DKI Jakarta?
Jawaban :
• Sangat tidak baik : 0 Responden = 0%
• Kurang baik : 4 Responden = 20%
• Cukup baik : 11 Responden = 55%
• Sangat baik : 5 Responden = 25%

26
Dari jawaban diatas sebagian responden menjawab cukup
baik, dimana dapat diartikan bahwa masih terdapat pendapat yang
belum mendukung sepenuhnya penggunaan teknologi sebagai sarana
yang efektif dan efesien dalam penyelesaian masalah kebersihan di
DKI Jakarta. Ini dimungkinkan karena tidak seluruhnya masyarakat
dapat mengikuti perkembangan teknologi.

f. Bagaimana ketegasan penerapan sanksi bagi pelanggar aturan


kebersihan?
Jawaban :
• Sangat tidak baik : 0 Responden = 0%
• Kurang baik : 10 Responden = 50%
• Cukup baik : 7 Responden = 35%
• Sangat baik : 3 Responden = 15%

Setengah dari keseluruhan responden menjawab bahwa


penerapan sanksi yang diberikan kepada pelanggar aturan kebersihan
masih kurang baik, yakni petugas dari Dinas LH masih belum memiliki
ketegasan dalam penerapan sanksi/ hukuman kepada pelanggar,
perlunya peningkatan SDM dan koordinasi yang baik dengan instansi
terkait sehingga masyarakat yang tidak tertib aturan tidak lagi leluasa
membuang sampah sembarangan.

g. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana kebersihan di lingkungan


anda?
Jawaban :
• Sangat tidak baik : 0 Responden = 0%
• Kurang baik : 5 Responden = 25%
• Cukup baik : 11 Responden = 55%
• Sangat baik : 4 Responden = 20%

Dari jawaban dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana


kebersihan yang ada di masyarakat sudah cukup baik, ini berarti
kinerja petugas Dinas LH dalam hal pengadaan untuk peningkatan
mutu pelayanan kebersihan di masyarakat juga sudah cukup baik.

27
h. Bagaimana penetapan formasi jumlah petugas kebersihan dalam
penanganan kebersihan?
Jawaban :
• Sangat tidak baik : 0 Responden = 0%
• Kurang baik : 5 Responden = 25%
• Cukup baik : 13 Responden = 65%
• Sangat baik : 2 Responden = 10%

Persentase yang tinggi pada pilihan jawaban cukup baik,


menunjukkan bahwa jumlah petugas Dinas LH di lapangan sudah
mencukupi sebanding dengan peruntukkannya dalam penyelesaian
persoalan kebersihan.

i. Bagaimana penanganan sampah yang ada saat ini bila dibandingkan


dengan 5 tahun kebelakang?
Jawaban :
• Sangat tidak baik : 0 Responden = 0%
• Kurang baik : 3 Responden = 15%
• Cukup baik : 10 Responden = 50%
• Sangat baik : 7 Responden = 35%

Sebagian besar responden menjawab cukup baik dan sangat


baik, dalam arti kinerja petugas Dinas LH mengalami kemajuan,
berhasil dengan inovasi-inovasi yang dilakukan untuk mengatasi
masalah kebersihan di DKI Jakarta.

j. Bagaimana respon Dinas Lingkungan Hidup DKI terhadap pengaduan/


keluhan masyarakat?
Jawaban :
• Sangat tidak baik : 0 Responden = 0%
• Kurang baik : 5 Responden = 25%
• Cukup baik : 15 Responden = 75%
• Sangat baik : 0 Responden = 0%

Responden sebagian besar memilih jawaban cukup baik untuk


mencerminkan respon Dinas LH terhadap pengaduan/keluhan
masalah kebersihan di masyarakat, dalam arti organisasi ini sudah
cukup responsif dengan aspirasi yang ada di masyarakat.

28
2. Kinerja petugas
a. Bagaimana sikap petugas kebersihan saat bertugas?
Jawaban :
• Sangat tidak baik : 0 Responden = 0%
• Kurang baik : 4 Responden = 20%
• Cukup baik : 11 Responden = 55%
• Sangat baik : 5 Responden = 25%

b. Bagaimana ketepatan waktu pengangkutan sampah oleh petugas?


Jawaban :
• Sangat tidak baik : 0 Responden = 0%
• Kurang baik : 7 Responden = 35%
• Cukup baik : 13 Responden = 65%
• Sangat baik : 0 Responden = 0%

c. Bagaimana hasil pekerjaan petugas kebersihan di lingkungan?


Jawaban :
• Sangat tidak baik : 0 Responden = 10%
• Kurang baik : 3 Responden = 25%
• Cukup baik : 14 Responden = 75%
• Sangat baik : 3 Responden = 0%

d. Bagaimana kemampuan petugas dalam pengoperasian alat berbasis


teknologi?
Jawaban :
• Sangat tidak baik : 0 Responden = 0%
• Kurang baik : 6 Responden = 30%
• Cukup baik : 12 Responden = 60%
• Sangat baik : 2 Responden = 10%

e. Bagaimana sosialisasi kebersihan yang dilakukan oleh petugas?


Jawaban :
• Sangat tidak baik : 0 Responden = 10%
• Kurang baik : 7 Responden = 35%
• Cukup baik : 10 Responden = 50%
• Sangat baik : 3 Responden = 15%

29
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Untuk meningkatkan kredibilitas Dinas Lingkungan Hidup Provinsi
DKI Jakarta diperlukan integritas, kesadaran diri dan manajemen
diri
2. Masyarakat DKI Jakarta cukup puas akan kinerja Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi DKI Jakarta
3. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mempunyai 12
inovasi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat DKI
Jakarta dalam bidang kebersihan sehingga tidak mudah banjir
4. Cara mengurangin sampah dengan cara sebagai berikut
a. Menghabiskan makanan
b. Menghindari pemakai produk dengan umur pakai pendek
c. Memilih produk dengan kemasan besar
d. Daur ulang

B. Daftar Pustaka
1. Peraturan Gubernur Nomor 230 Tahun 2014 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengelola Lingkungan Hidup
2. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 226 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan
3. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 284 Tahun 2016
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup
4. Rothwell & Sullivan. Practicing Organization Development. Pleifer.
San Fransisco:2005

30

Anda mungkin juga menyukai