KECAMATAN KARANGTENGAH
KABUPATEN WONOGIRI
TA. 2019
1| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa
1 1
Lembar Informasi
Pelatihan Pratugas Tim
Pelaksana Kegiatan Desa
Lampiran – Lampiran
3 3
TUGAS POKOK
TIM PELAKSANA KEGIATAN DESA
5 5
Secara khusus tugas dan tanggung jawab masing-masing pengurus TPK sebagai
berikut:
KETUA TPK
1. Membantu memberikan penjelasan mengenai Pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Sarana Prasarana Desa dengan Mekanisme Swakelola dan
Padat Karya kepada Masyarakat.
2. Melaksanakan pengendalian terhadap pelaksanaan Kegiatan Pembangunan
Sarana Prasarana Desa dengan Mekanisme Swakelola dan Padat Karya.
3. Memeriksa dan menandatangani hasil sertifikasi setiap tahapan kegiatan
bersama Pendamping Desa.
4. Memeriksa dan menandatangani rencana kerja detail dan rencana
penggunaan Dana.
5. Memimpin TPK dalam rapat perencanaan, Pra pelaksanaan dan Evaluasi.
6. Memastikan bahwa tenaga kerja diutamakan berasal dari masyarakat
setempat.
7. Memeriksa Buku Kas umum dan mendorong penyelenggaraan administrasi
yang tertib dan transparan.
8. Membuat dan menandatangani Berita Acara Revisi hasil Musyawarah Desa, jika
terjadi perubahan pekerjaan dari rencana.
9. Menandatangani berkas-berkas penarikan dan pencairan dana.
10. Menyusun, memeriksa dan menandatangani laporan bulanan.
11. Menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama (SPK), Buku Kas Umum TPK,
Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K), Surat Kesanggupan
Menyelesaikan Pekerjaan (SKMP), Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanan
Kegiatan (SP3K).
12. Mendorong setiap kelompok penerima manfaat untuk bertanggung jawab
dalam operasional dan pemeliharaan kegiatan yang sudah dibangun atau
dikerjakan.
13. Mempelajari dan menanggapi terhadap catatan PD/PLD di Buku Bimbingan
serta meneruskan bimbingan kepada Tim pengelola kegiatan yang
bersangkutan.
14. Menyelenggarakan Musyawarah Desa yang diperlukan sesuai tahapan
kegiatan.
7 7
4. Melaksanakan pencatatan pada buku kas umum setiap pengeluaran dan
penerimaan barang sesuai dengan penggunaanya dan aturan yang telah
disepakati.
5. Membantu ketua TPK membuat Rencana penggunaan dana (RPD) dan
Laporan penggunaan Dana (LPD ).
6. Melengkapi LPD dengan semua bukti-bukti pembayaran dan nota penerimaan
barang.
7. Menyiapkan administrasi untuk pengajuan dan pengambilan dana Kegiatan
Pembangunan Sarana Prasarana Desa dengan Mekanisme Swakelola dan
Padat Karya.
8. Menyiapkan data-data keuangan Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana
Prasarana Desa dengan Mekanisme Swakelola dan Padat Karya sebagai bahan
pembuatan laporan bulanan oleh ketua TPK.
9. Menjaga dan memelihara arsip semua tanda bukti pembelian dan
pembayaran.
10. Mengikuti pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Pendamping Desa.
ANGGOTA TPK
1. Membantu ketua TPK dalam persiapan pelaksanaan.
2. Memantau dan menjaga kualitas pelaksanaan kegiatan.
3. Membantu Ketua, Bendahara dan Sekertaris TPK dalam Pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Sarana Prasarana Desa dengan Mekanisme Swakelola dan
Padat Karya.
4. Membantu menangani permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Sarana Prasarana Desa dengan Mekanisme Swakelola dan
Padat Karya.
5. Melaporkan kepada ketua TPK tentang perkembangan pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Sarana Prasarana Desa dengan Mekanisme Swakelola dan
Padat Karya.
9 9
A. RUANG LINGKUP
Kepala desa mengoordikasikan kegiatan pembangunan desa yang dilaksanakan
oleh perangkat desa dan/atau unsur masyarakat desa. Pelaksanaan kegiatan
pembangunan desa meliputi:
B. TAHAPAN PERSIAPAN
Tahapan persiapan meliputi:
11 11
4. Pembekalan Pelaksana Kegiatan
Kepala desa mengoordinasikan pembekalan Pelaksana Kegiatan di desa.
Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota
melaksanakan pembekalan. Pelaksanaan pembekalan dilakukan dengan
pembimbingan teknis. Peserta pembimbingan teknis meliputi:
a. Kepala desa.
b. Perangkat desa.
c. Badan Permusyawaratan desa.
d. Pelaksana kegiatan.
e. Panitia pengadaan barang dan jasa.
f. Kader pemberdayaan masyarakat desa.
g. Lembaga pemberdayaan masyarakat.
Materi pembekalan, di antaranya:
a. Pengelolaan keuangan desa.
b. Penyelenggaraan pemerintahan desa.
c. Pembangunan desa.
Kegiatan pembekalan pengelolaan keuangan desa antara lain teknis administrasi
pengelolaan keuangan dan teknis penyusunan dokumen pertanggungjawaban
keuangan. Kegiatan pembekalan penyelenggaraan pemerintahan, antara lain
teknis administrasi kesekretariatan, pendataan, penetapan, dan penegasan batas
desa. Kegiatan pembekalan pembangunan desa seperti pendayagunaan teknologi
tepat guna dalam pengelolaan sumberdaya lokal, mekanisme pengadaan barang
dan jasa, penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan, serta pengelolaan informasi
desa.
5. Penyiapan Dokumen Administrasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan melakukan penyiapan dokumen administrasi kegiatan.
Pelaksana Kegiatan dalam melakukan penyiapan dokumen berkoordinasi dengan
kepala desa. Dokumen administrasi sekurang-kurangnya memuat:
a. Dokumen RKP Desa beserta lampiran.
b. Dokumen APB Desa.
c. Dokumen administrasi keuangan.
d. Dokumentasi foto/gambar sebelum kegiatan pembangunan dilakukan.
e. Daftar masyarakat penerima manfaat.
f. Pernyataan kesanggupan Pelaksana Kegiatan menyelesaikan pekerjaan.
g. Penyiapan dokumen peralihan hak melalui hibah dari warga masyarakat
12| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa
h. kepada desa atas lahan/tanah yang menjadi aset desa sebagai dampak kegiatan
pembangunan desa.
i. Penyiapan dokumen jual beli antara warga masyarakat dan desa atas lahan/tanah
yang terkena dampak kegiatan pembangunan desa.
j. Penyiapan dokumen pernyataan kesanggupan dari warga masyarakat untuk tidak
meminta ganti rugi atas bangunan pribadi dan/atau tanaman yang terkena dampak
kegiatan pembangunan desa.
k. Penyiapan dokumen pembayaran ganti rugi atas bangunan pribadi dan/atau
tanaman yang terkena dampak kegiatan pembangunan desa.
l. Laporan hasil analisis sederhana perihal dampak sosial dan lingkungan.
13 13
b. Pendataan sumbangan masyarakat desa dan/atau pihak ketiga yang berbentuk
barang.
c. Pendataan hibah dari masyarakat desa dan/atau pihak ketiga. d. Pembentukan
kelompok tenaga kerja sukarela.
d. Penetapan jadwal kerja.
Dalam mendayagunakan swadaya dan gotong royong masyarakat desa, kepala desa
dapat mengadministrasikan dokumen pendukung sebagai berikut:
a. Pernyataan pemberian hibah dari warga masyarakat desa dan/atau pihak ketiga
kepada desa atas lahan/tanah yang menjadi aset desa sebagai dampak kegiatan
pembangunan desa dan diikuti dengan proses pembuatan akta hibah oleh
kepala desa;
b. Pernyataan kesanggupan dari warga masyarakat desa dan/atau pihak ketiga untuk
tidak meminta ganti rugi atas bangunan pribadi dan/atau tanaman yang terkena
dampak kegiatan pembangunan desa.
Pembiayaan yang dibutuhkan dalam rangka akta hibah dapat dilakukan melalui APB
Desa.
Pembiayaan yang dibutuhkan dalam rangka perlindungan hak-hak rumah tangga miskin
dilakukan melalui APB Desa. Penentuan besaran ganti rugi diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Kepala desa mengutamakan pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada di desa serta mendayagunakan
swadaya dan gotong royong masyarakat melalui mekanisme pembangunan desa secara
swakelola.
C. TAHAPAN PELAKSANAAN
Pada tahap pelaksanaan kegiatan kepala desa mengoordinasikan tahapan pelaksanaan kegiatan yang
sekurang-kurangnya meliputi:
15 15
sesuai dengan dokumen RKP Desa. Dalam rangka penyediaan tenaga ahli, kepala desa
mengutamakan pemanfaatan tenaga ahli yang berasal dari masyarakat Desa. Dalam hal tidak tersedia
tenaga ahli, kepala desa meminta bantuan kepada bupati/walikota melalui camat perihal kebutuhan
tenaga ahli di bidang pembangunan infrastruktur yang dapat berasal dari satuan kerja perangkat
daerah kabupaten/kota yang membidangi pekerjaan umum atau menggunakan pendamping
profesional.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara memeriksa dan menilai sebagian dan/atau seluruh hasil
pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur desa. Pemeriksaan dilakukan dalam 3 (tiga) tahap
meliputi:
a. Tahap pertama: penilaian dan pemeriksaan terhadap 40% (empat puluh per seratus) dari
keseluruhan target kegiatan.
b. Tahap kedua: penilaian dan pemeriksaan terhadap 80% (delapan puluh per seratus)
dari keseluruhan target kegiatan.
c. Tahap ketiga: penilaian dan pemeriksaan terhadap 100% (seratus per seratus) dari
keseluruhan target kegiatan.
Pemeriksa melaporkan kepada kepala desa perihal hasil pemeriksaan pada setiap tahapan. Laporan
hasil pemeriksaan menjadi bahan pengendalian pelaksanaan kegiatan oleh kepala desa.
17 17
d. Foto yang memperlihatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan pembangunan desa.
e. Foto yang memperlihatkan pembayaran upah secara langsung kepada tenaga kerja kegiatan
pembangunan desa.
f. Gambar purna laksana untuk pembangunan infrastruktur desa.
g. Kepala desa menyusun laporan penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan laporan
pelaksanaan kegiatan.
Ketentuan pelestarian dan pemanfaatan ditetapkan dengan peraturan desa. Kepala desa membentuk
kelompok pelestarian dan pemanfaatan hasil kegiatan pembangunan desa dengan keputusan kepala
desa.
19 19
Survei Teknis
Sebelum dilakukan penyusunan desain bangunan maka terlebih dahulu harus dilakukan
survei teknis. Sasaran survei teknis ini adalah untuk mendapatkan data-data/informasi
Seperti: Kondisi fisik lokasi (luasan, batas-batas, topografi), kondisi tanah (keras/lunak),
keadaan air tanah, peruntukan lahan, rincian penggunaan lahan, perkerasan,
bangunan yang akan dibangun. Pelaksanaan survei ini dilakukan surveyor yang harus
memahami teknik survei mencakup: Jadwal, urutan kegiatan, cara pelaksanaan dan hasil
surveiyang akan diperoleh; cara penggunaan formulir surveidan cara penggunaan alat
surveiyang akan digunakan; kebutuhan dan penyediaan peralatan dan instrument yang
akan dibangun Infrastruktur. Jumlah titik lokasi yang diambil/potret disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan jenis infrastruktur yang akan dibangun, misalnya untuk
untuk diperhatikan bahwa titik lokasi dan arah pengambilan gambar kondisi 0% ini,
nantinya akan menjadi pengambilan gambar pada saat pelaksanaan konstruksi, yaitu
kondisi 50% dan 100%. Selain survey teknis prasarana juga perludilakukan
surveiketersediaan tenaga kerja/bahan/alat. Hal ini untuk membantu dalam pemilihan
Kegiatan ini merupakan kegiatan kunci dalam perencanaan jalan, karena survey teknis
dilakukan untuk menjamin pemilihan dan penentuan proyek harus memenuhi kriteria
yang disyaratkan, dapat memberikan manfaat yang diharapkan, dapat dibangun dengan
harga seimbang/sesuai, tidak mempunyai masalah teknis yang berat, dan tidak merusak
lingkungan.
Survei teknis yang dianjurkan adalah survey antar patok, karena sistem tersebut dapat
dilakukan tanpa menggunakan alat yang canggih dan tanpa perhitungan yang rumit.
Prinsip dasar dari survey antar patok adalah jalan dibagi menjadi segmen kecil-kecil,
dan survey, perhitungan volume, dan perhitungan tenaga dicari tiap segmen yang
21 21
Cara mengisi formulir Survei Antar Patok (SAP) :
1. Kabupaten, kecamatan, dan desa; diisi sesuai lokasi proyek
2. Bahan, lebar, dan tebal perkerasan; diisi sesuai bahan yang akan digunakan,
lebar jalan termasuk saluran tepi, dan tebal yang disyaratkan.
3. Lebar badan jalan; termasuk bahu kiri dan kanan, tidak termasuk saluran
pinggir
4. Panjang jalan; diisi panjang keseluruhan termasuk cabang-cabang yang akan
dikerjakan.
5. Dimensi saluran; ukuran lebar dan kedalaman saluran.
6. Jenis gorong-gorong; diisi jenis yang akan digunakan pada umumnya. Bila
ada jenis lain di tempat tertentu, harus disebutkan pada kotaknya.
7. Nomor patok; penomoran patok dimulai dari Patok 0 dan setiap patok 50 m
diberi nomor. Patok harus semipermanen agar bertahan sampai akhir proyek.
8. Jarak antar patok; biasanya 50 m, tetapi boleh kurang bila dirasa perlu, seperti
di lokasi yang ada perubahan arah/ tanjakan/situasinya cukup besar.
9. Jarak komulatif; jarak dari awal proyek. Bila ada cabang dapat dimulai dari nol
lagi.
10. Arah trase; perkiraan arah dari patok pertama melihat ke patok kedua. Ditulis
dengan satuan derajat dari utara 0o, timur 90o, dst. Diukur dengan kompas
tangan.
11. Tanjakan; persentase tanjakan pada bagian tercuram antara dua patok. Tanda
„+‟ digunakan bila jalan naik dari patok pertama, dan tanda ‟-„ bila jalan
menurun.
12. Panjang tanjakan; panjangnya tanjakan yang dicatat diatas. Bila tanjakan lebih
panjang dari satu kotak, kotak tersebut diberi tanda “→”.
13. Keadaan sekitar jalan; dicatat keadaan seperti hutan, sawah, lewat sungai,
rawa, dll.
14. Keadaan jalan lama; lebar jalan yang sudah ada, apakah pernah diperkeras.
15. Jumlah pohon; jumlah pohon besar yang perlu ditebang untuk
pembangunan.
16. Penebasan; rata-rata lebar dan panjang penebasan yang diperlukan, tidak
termasuk bagian yang tidak perlu ditebas seperti jalan lama.
17. Pembersihan; rata-rata lebar dan panjang pembersihan / pengupasan yang
diperlukan, termasuk saluran dan dasar timbunan.
asli dan perkiraan kebutuhan galian dan atau timbunan. Pada tiap patok disket
potongan memanjang dan melintang jalan pada titik tersebut, kemudian ditandai
bagian galian dan atau timbunan dengan perkiraan dimensi dan luas
penampangnya.
Untuk Detail Dapat Dilihat Form SAP
23 23
Survei Harga Satuan Upah/Bahan/Alat
Tenaga kerja yang akan terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan diprioritaskan dan
diharapkan sebanyak mungkin dari masyarakat setempat. Informasi ketersediaan tenaga
kerja proyek sangat penting diketahui dalam perencanaan pelaksanaan kegiatan
pembangunan infrastruktur. Hal ini terutama karena akan menjadi dasar pemilihan
teknologi/metode kerja pelaksanaan pembangunan fisik. Selain jumlah, kualifikasi
tenaga kerja juga sangat penting diketahui dari hasil survei, terutama untuk memperoleh
kepastian apakah kegiatan pembangunan dapat dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
ada dan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan program.
Pengalaman/keterampilan yang dimiliki calon tenaga kerja (seperti Mandor/Ketua regu
kerja, Tukang dan Pekerja) terutama guna menjamin cara pelaksanaan pekerjaan
dapat dilaksanakan secara benar sehingga dapat memenuhi kualitas fisik yang
baik.
Untuk Detail Dapat Dilihat Form Calon Tenaga Kerja
25 25
KETRAMPILAN DASAR TEKNIS
SATUAN
1. JARAK = Panjang, Lebar , Tinggi, Tebal
(meter kubik / m3 )
4. BERAT
RUMUS LUAS
1. LUAS SEGI EMPAT
= Panjang x Lebar = P x L
2. LUAS SEGITIGA
= ½ ( Alas x Tinggi ) = ½ ( L x T )
3. LUAS TRAPESIUM
La
d
Lb
T
26| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa
Soal 3.1. Hitung Luas daerah ini
4m
Jawab :
2m
8m
Dalam teknik bangunan sebagian besar rumus isi / volume dapat menggunakan
rumus dibawah ini :
contoh :
Silinder : Luas Alas lingkaran x tinggi
Kubus : Luas Alas segi empat x tinggi
Prisma : Luas alas segi tiga x 1/3 tinggi, dll.
Jawab :
4 4
m m
2
m
8m
27 27
Menghitung Debit Air
Cara sederhana dilapangan untuk mengukur debit air dengan menggunakan alat
sederhana, ada 2 cara pengukuran :
1. Menggunakan ember dan jam tangan yang ada jarum detik.
Dihitung waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ember dengan
penuh. Besarnya isi ember harus diketahui, misalnya 5 liter.
Pengukuran dilakukan tiga atau empat kali dan menggunakan hasil
rata-rata
Contoh soal :
Ember 8 liter. Terisi setelah 15 detik, 12 detik, 17 detik, dan 12 detik
15 + 12 + 17 + 12 = 56, atau rata-rata 14,0 detik
Debit air adalah 8 liter dibagi 14 detik, sama dengan 0,57 liter per
detik
2. Menggunakan jam tangan yang ada jarum detik dan alat mengukur
panjang (pita ukur, meteran). Metode ini menggunakan rumus Debit
= Kecepatan X Luas Penampang. Basah. Penampang boleh
berbentuk segi empat panjang, atau trapesium, atau bentuk bebas.
Penampang diperkirakan dengan satuan M2. Kecepatan diukur
dengan melihat berapa detik diperlukan untuk benda ringan mengalir
sekian meter, dengan satuan Meter per detik
Contoh soal
1.a. Menghitung Debit pada Saluran Air yang berbentuk trapesium.
Dalamnya air adalah 40 cm. Dasar trapesium berukuran 30 cm.
Lebarnya
L = 9,0 meter
SUNGAI
Sungai dibagi lima bagian. Pertengahan bagian pertama adalah L/10 dari
pinggir. Kemudian pertengahan keempat kotak lainnya adalah L/5 di
sebelah kanan. Pertengahan kotak terakhir seharusnya L/10 dari tebing
sebelah sana.
A B C D E
Luas penampang basah adalah jumlah luas dari lima kotak, dengan
kedalamannya seperti yang dapat diukur di titik A, B, C, D, dan E. Lebarnya
tiap kotak adalah seperlima dari lebar saluran/sungai.
Misalnya kedalaman air di A = 0,9 meter Lebar = 9 meter
B = 1,2
C = 1,0
D = 0,3
E = 0,5
Penampang basah adalah (0,9 + 1,2 + 1,0 + 0,3 + 0,5)/5 X 9,0 = (3,9/5) X
9 = 7,02 M2
29 29
beton campuran 1:2:3 dan semen campuaran 1:2:4, kebutuhan semen bisa
dilihat pada tabel dibawah
31 31
PENYUSUNAN RENCANA KERJA
a. Menyusun Desain dan RAB Kegiatan.
Desain & RAB suatu jenis sarana dan prasarana dapat disusun/dibuat setelah
dilakukan survei (survei teknis dan survei harga). Hal pokok yang terpenting diingat
dalam survei teknis adalah catat (atau dapat dengan gambar penjelas) semua hal yang
berpengaruh dan mempengaruhi perencanaan , pelaksanaan dan perkembangan sarana
dan prasrana yang akan direalisasikan.
Dokumen desain dan RAB yang disusun dengan daftar isi sebagai berkut :
Contoh : Susunan Dokumen desain & RAB Daftar isi dokumen desain & RAB
A. Rekapitulasi Anggaran Biaya Jalan Desa
B. Rencana Anggaran Biaya (detail) Jalan Desa
C. Lampiran-lampiran
Lampiran:
I. Peta Desa dan Lokasi Prasarana (jalan yang akan dibangun)
II. Denah Jalan Desa yang akan dibangun
III. Gambar Detail
Potongan Memanjang (long section)
Gambar Tipikal pada jalan untuk tiap jenis medan jalan :
Datar, atau pegunungan, atau bukit pada kondisi jalan lurus, belok kiri dan
belok kanan (cross section)
Detail Kontruksi seperti: parit tepi/samping, gorong-gorong, bahu jalan,
konstruksi perkerasan, tembok penahan tanah (TPT) dan sebagainya.
IV. Take Of Sheet (TOS)
Sketsa hasil survei lapangan dan dimensi
Sketsa gambar rencana dan dimensi
Perhitungan volume
SAP,VAP,MAP
Analisa BOW, dan analisa lainnya yang dipakai (jika ada).
V. Rekapitulasi Survei Harga Satuan Bahan dan Alat
Rekapitulasi Survei Harga Satuan Bahan & Alat (TPK)
Data Survei Harga Bahan & Alat
VI. Upah Kerja
Hasil Kesepakatan Upah Kerja Masyarakat, per HOK
Data Kesanggupan Swadaya Masyarakat.
Dalam penyusunannya desain & RAB dapat dibuat dengan mempertimbangkan
langkah-langkah (Bagan Alir) sebagai berikut :
Tdk Lengkap
Denah Rencana Jalan/Jembatan, Denah rencana
ruang/pondasi/instalasi listrik, air bersih, air kotor; Denah
Rencana Irigasi dan Daerah Pengairan, Denah Jaringan & Bak
Lengkap
Lengkap
VAP (Form. 17), Rencana
Faktor susut material, Kerja, MAP (Form.20),
standar produktivitas Hasil estimasi volume
pekerjaan, hasil survei Volume, (ToS-Form 19), Hasil
harga (form.23), hasil Produktifitas, estimasi HOK &
perhitungan Galian & dan metode kerja kebutuhan bahan dg
timbunan, dll konstruksi Analisa BOW
/sejenisnya.
33 33
Penjelasan Bagan Alir Penyusunaan Desain & RAB
Pembuatan GAMBAR DENAH
Dari hasil survei yang berupa sketsa kondisi lapangan diperjelas dengan gambar
denah, yang merupakan gambar rencana /desain dari jenis sarana dan prasarana yang
akan di bangun.
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam pembuatan denah rencana :
Muka tanah
Dan notasi-notasi yang lain .
H I Ventilasi
K.Mandi
Ventilasi
K.Mandi
D4
Ventilasi
K.Mandi
D3 A1 A2
Partisi Los
t = 1,2 m
D2
GU
G
E
C2 B B B B
1810
Ventilasi Kios Ventilasi Kios Ventilasi Kios Ventilasi Kios
F
Keterangan :
Pas Paving Blok A1 & A2 = Los Pasar
B = Kios Pasar
C1 & C2 = Lahan Parkir
D1 = Bak Cuci
D2 = Lantai Cuci
C1 D3 = Kmr. Mandi
D4 = WC
E = Bak Sampah
F = SAB
DENAH TATA RUANG PASAR DESA G = Drainase Pasar
GU = Drainase Utama
H = Sumur Peresapan
2420 I = Septictank
35 35
Pembuatan GAMBAR DETAIL
Gambar detail digunakan untuk memperlihatkan bentuk, dimensi, bahan dan cara
konstruksi semua bangunan baru. Berikut pembuatan contoh gambar detail untuk
masing-masing prasarana :
a) Prasarana Jalan
a. Potongan Memanjang (long section)
b. Gambar Tipikal pada jalan untuk tiap jenis medan jalan :
o Kondisi Medan : Datar, atau pegunungan, atau bukit
o Kondisi trase jalan lurus, belok kiri dan belok kanan (cross section)
c. Detail Kontruksi seperti: parit tepi/samping, gorong-gorong, bahu jalan,
konstruksi perkerasan, tembok penahan tanah (TPT) dan sebagainya.
b) Prasarana Jembatan
a. Tampak Samping
b. Potongan Melintang
c. Detail Kontruksi seperti:
o Bangunan atas, (gelagar, lantai, hand railing)
o Landasan (perletakan),
o Bangunan bawah (abutment, pilar,pondasi),
o Oprit,
o Bangunan pengaman jembatan,
o Gambar pembesian.
Metode kerja kontruksi tertuang dalam suatu rencana pelaksanaan pekerjaan yang
biasanya meliputi beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa saja yang dikerjakan dan spesifikasi dari masing-masing perkerjaan tersebut :
Contoh : Pasangan Bata ½ batu dengan spesifikasi spesi campuran 1pc : 4ps untuk
pasangan bata biasa dan 1pc : 3ps untuk pasangan bata trasraam, Lapisan Aspal
Goreng dengan spesifikafi AC 60/80 dengan tebal lapisan 2 – 3 cm, dll
2. Bagaimana cara-cara dan petunjuk pengerjaan dari bagian-bagian rencana ?
37 37
Contoh : Pekerjaan Beton berupa pekerjaan penulangan – pekerjaan pemasangan
bekisting - pembuatan campuran beton & pemadatan campuran – dan pembongkaran
bekisting. Dengan petunjuk singkat untuk tiap pekerjaan misalnya Lapisan split 2/3 di
hamparkan sedemikian hingga tidak terjadi segregasi butiran halus (hamparan
merata/lapis) dengan ketebalan sekiter 5 cm dan dipadatkan hingga kepadatan
maksimum.
3. Siapa yang mengerjakan dan penanggung jawab tenaga kerja.
4. Dimana pekerjaan itu dapat dilakukan apakah dapat dilakukan ditempat atau
dilakukan di tempat lain
5. Alat bantu apa yang harus digunakan
6. Apa, dimana dan kapan rencana itu dilaksanakan.
Bentuk aplikasi dalam menyusun pokok-pokok metode kerja konstruksi biasanya
digabungkan dengan target dan volume pekerjaan dalam bentuk : Kurva „S‟; diagram
balok
Bahan
Kebutuhan bahan merupakan jumlah dari keseluruhan bahandan ongkos
pengangkutan yang harus dibeli oleh proyek, tidak termasuk yang dikumpulkan oleh
masyarakat. Harganya termasuk ongkos pengangkutan sampai lokasi. Sebagian besar,
bahan untuk jalan terdiri dari bahan untuk perkerasan dan pembuatan gorong-gorong.
Alat
Alat untuk pembuatan jalan daapt dimasukkan pada formulir RAB, dan termasuk
semua alat yang harus dibeli atau disewa. Alat yang disewa harus ditandai dengan jelas
pada RAB. Alat yang disewsa termasuk mesin gilas untuk pemadatan perkerasan jalan,
dan harganya termasuk segala pengeluarannya : termasuk pengeluaran untuk operator
alat, bahan bakar, pengangkutan ke termpat lan, dll. Alat yang lain terdiri dari peralatan
yang dibutuhkan masyarakat untuk membuat jalan, dan kebuthan haus disesuaikan
kebutuhan setempat : cangkul, linggis, palu besar, martil, alat untuk memasang gorong-
gorong, dll. Untuk alat yang dibeli sebaiknya yang bermutu agar dapat dipakai untuk
pemeliharaan.
Tenaga
Termasuk seluruh pekerja biasa dan tukang yang dibutuhkan. Dapat diperkirakan
bahwa 1/3 dari HOK gorong-gorong diperlukan untuk pekerjaan tukang batu. Kegiatan
rutin yang lain daapt dikerjakan oleh pekerja biasa dibawah supervisi mandor.
39 39
PENGENALAN BAHAN
2.1. Genteng
Semestinya juga genteng tersebut memiliki kualitas yang baik semakin kuat
dan awet genteng rumah, maka rumah juga akan semakin awet dan tahan bocor.
Genteng yang baik juga harus tahan bocor dan tidak mudah pecah.
lebih lanjut untuk mendapatkan tanah liat yang bagus untuk pembuatan
genteng tanah liat ini.
41 41
di dalam rumah selain itu akan mudah berlumut atau berjamur jika tidak
dilapisi cat atau glasur.
2. Genteng Keramik
Genteng ini memiliki warna yang cukup beragam karena pada saat
proses finishingnya, dilapisi pewarna pada bagian atasnya (glazur). Bahan
utama genteng ini adalah keramik. Genteng keramik ini diproses dengan
pembakaran dengan suhu 1100 ° C.
Kelebihan dari genteng ini adalah lebih tahan lama dan kuat menahan
beban manusia, warna akan tahan lama, lebih anti-bocor karena, sistem
interlock yang
Genteng Keramik
3. Genteng Aspal
Berbeda dengan jenis genteng yang lainnya, bahan meterial yang satu ini
dari campuran lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia lain.
Material ini diolah sehingga menghasilkan sebuah genteng yang ringan,
lentur, dan tahan air.
Genteng Aspal
Aspal dalam hal ini berfungsi sebagai water proofing sehingga atap
menjadi tahan terhadap kebocoran. Keuntungannya selain anti bocor, genteng
aspal juga lebih ringan dibandingkan genteng tanah liat, beton, atau keramik.
Dengan bobot yang ringan konstruksi atap pun bisa diminimalkan, sehingga
biaya pun bisa dihemat. Keuntungan lainnya yaitu bisa digunakan untuk
kemiringan genteng 22,5° sampai 90°, mudah dan praktis dalam
pemasangannya, tahan terhadap api dan mampu menahan tekanan angin,
memiliki pilihan warna dan dilindungi lapisan anti jamur dan anti pudar.
Sedang kelemahannya adalah pada harganya yang relatif mahal.
43 43
Ada dua model yang tersedia di pasar. Pertama, model datar bertumpu
pada multipleks yang menempel pada rangka. Multipleks dan rangka dikaitkan
dengan bantuan sekrup. Genteng aspal dilem ke papan. Untuk jenis kedua,
model bergelombang, ia cukup disekrup pada balok gording.
Bentuknya yang lebar dan ringan, membuat atap ini sering diapakai
untuk atap pada bangunan tambahan seperti garasi.
4. Genteng Kaca
Genteng Kaca
Keunggulannya adalah bahannya yang bersifat transparan, bisa
memberikan pencahayaan alami di dalam rumah, kaca memiliki kesan
modern sehingga cocok dipadukan di rumah yang bergaya modern dan
minimalis. untuk kekurangannya bahannya yang mudah pecah, juga
penggunaan yang berlebihan akan berakibat meningkatnya suhu ruangan
dibawahnya.
.
Genteng Beton
Bentuknya yang bergelombang dan ada juga yang datar. Bentuk datar
muncul seiring dengan gaya arsitektur rumah yang modern dan minimalis
sehingga perlu adanya penyesuaian bentuk atap yang lebih sederhana.
Keunggulannya adalah kuat dan tahan lama dan daya tahan terhadap
tekanan tinggi sehingga tidak mudah goyah oleh angin. Kekurangannya
memiliki tekstur yang kasar dan mudah timbul lumut pada permukaannya.
45 45
6. Genteng Metal
Bentuknya lembaran, mirip seng. Genteng ini ditaman pada balok
gording rangka atap, menggunakan sekrup. Bentuk lain berupa genteng
lembaran. Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan genteng tanah liat
hanya ukurannya saja yang lebih besar. Ukuran yang tersedia bervariasi, 60-
120cm (lebar),dengan ketebalan 0.3mm dan panjang antara 1.2-12m
Genteng Metal
Keunggulannya dari genteng metal ini adalah mudah dan cepat dalam
pemasangannya, hemat material karena bentangnya yang lebih lebar, dilapisi
bahan anti karat, menngunakan bahan anti pecah jadi lebih aman dari
kebocoran, teknologi baru yang membuat genteng tidak menimbulkan panas
dan tidak mudah terbakar, selain itu dilapisi bahan anti lumut sehingga tidak
perlu khawatir untuk mengecet ulang yang tentunya memerlukan biaya
tambahan.
2.2. Kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang
mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Penyebab terbentuknya kayu
adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di
batang.
Salah satu kegunaan kayu adalah untuk bahan bangunan yang dibedakan
sebagai kayu struktural (memikul beban) dan non struktural (tidak memikul beban).
Baik untuk tujuan struktural maupun non struktural, diperlukan dukungan data
teknis diantaranya sifat mekanis.
47 47
Kayu
Sifat mekanis ada beberapa macam yang berhubungan dengan macam
penggunaannya antara lain sebagai bahan bangunan, misalnya untuk tiang
diperlukan data keteguhan tekan sejajar serat, untuk kuda-kuda diperlukan data
keteguhan lentur static, keteguhan tekan sejajar serat, keteguhan geser.
Kelas 3 : Untuk bangunan dan perabot dalam naungan atap yang tidak
berhubungan dengan tanah dan lembab. Antara lain :Kamfer, Keruing.
2. Jenis-jenis Kayu :
Kayu Jati : Karakteristiknya stabil, kuat dan tahan lama. Termasuk kayu
dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati sudah terbukti tahan
terhadap jamur, rayap, dan serangga lainnya karena kandungan minyak
di dalam kayu itu sendiri.
Kayu Mahoni : Memiliki tekstur yang cukup halus, seratnya indah dan
berwarna merah muda sampai merah tua. Banyak digunakan sebagai
elemen dekorasi ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III dan
Kelas Kuat II, III.
Kayu Kamper : Memiliki karakteristik tidak setahan kayu jati dan sekuat
bangkirai, kamper memiliki sert kayu yang yang halus dan indah
Kayu Meranti Merah : Termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda
tua hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. Selain
tidak bertekstur halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap
49 49
cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk
kayu dengan Kelas Awet III, IV.
Kayu Sonokeling : Memiliki serat kayu yang sangat indah, berwarna ungu,
bercoret-coret hitam, atau hitam keunguan berbelang dengan coklat
kemerahan. Selain indah kayu ini juga kuat dan awet. Termasuk kayu
dengan Kelas Awet I dan Kelas Kuat II.
Kayu Kelapa : Merupakan salah satu sumber kayu alternatif baru yang
berasal dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi
(berumur 60 tahun
ke atas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang
baru. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat/fiber yaitu berbentuk
garis pendek-pendek.
2.3. Semen
Semen adalah suatu bahan perekat hidrolis berupa serbuk halus yang dapat
mengeras apabila tercampur dengan air. Semen terdiri dari batu lapur / gamping
yang mengandung kalsium oksida (CaO), tanah liat (lempung) yang mengandung
silika oksida (SiO2), aluminium oksida (Al2O3), besi oksida(Fe2O3) dan gips yang
berfungsi untuk mengontrol pengerasan. Semen memiliki 4 unsur pokok, yaitu :
1. Batu kapur (Cao) sebagai sumber utama, terkadang terkotori oleh SiO2, Al2O3,
dan Fe2O3.
3. Bila perlu ditambahkan pasir kwarsa / batu silika, ini di tambahkan apabila pada
tanah liat mengandung sedikit SiO2.
Semen Portland
Tipe II, dapat digunakan bila ada gangguan dari sulfat yang sedang dan
panas hidrasi sedang.
Tipe III, semen ini memiliki proses pengerasan yang cepat. Biasanya
digunakan untuk pembangunan yang penyelesaiannya cepat atau di batasi
waktu.
51 51
Semen ini digunakan untuk bangunan bertingkat namun dalam skala
keci, dua lantai atau tiga lantai saja.
Semen Putih
Mansory cement
Semen ini berfungsi untuk pasangan tembok dan plasteran. Semen ini
dibuat dari semen Portland dan di campur dengan hasil gilingan batu kapur.
Namun semen tipe I lebih baik dibandingkan dengan semen ini.
Hidropobic cement
Klinker yang di giling dengan tambahan asam oleat atau asam streat.
Waterproofed cement
Semen alumina
di tambahkan gips.
2.4. Pasir
1. Pasir Urug
Penggunaan sebagai urugan, misalanya untuk menambah level lantai,
sebagai landasan kerja, atau urug pondasi, pasir urug dibawah pemasangan
paving block dan lain lain.
Pasir Urug
53 53
2. Pasir Pasang
Penggunaan pasir ini biasanya untuk pekerjaan pasangan dinding,
pondasi, pasangan batu kali, plesteran.
Pasir Pasang
Penggunaan sebagai mortar atau spesi, biasanya digunakan sebagai
adukan untuk lantai kerja, pemasangan pondasi batu kali, pemasangan
dinding bata, spesi untuk pemasangan keramik lantai dan keramik dinding,
spesi untuk pemasangan batu alam , plesteran dinding dan lain lain.
Pasir Gunung, adalah pasir yang diperoleh dari hasil galian , butirannya
kasar dan tidak terlalu keras. Biasanya pasir jenis ini mengandung pozolan
(jika dicampur dengan kapur padam dan air setelah beberapa waktu
dapat mengeras sehingga membentuk suatu massa padat dan sukar
dalam air)
Pasir Sungai, adalah pasir yang diperoleh dari sungai yang merupakan
hasil gigisan batu-batuan yang keras dan tajam, pasir jenis ini butirannya
cukup baik (antara 0,063 mm – 5 mm) sehingga merupakan adukan yang
baik untuk pekerjaan pasangan.
3. Pasir Beton
Pasir beton dipergunakan sebagai campuran beton baik untuk beton
bertulang maupun tidak bertulang, bisa kita jumpai dalam struktur pondasi
Pasir Beton
Ciri dari pasir ini adalah warnanya hitam dan kasar. Pasir jenis ini
biasanya didapat dari kawah gunung atau aliran sungai. Selain untuk
pengecoran pasir ini juga digunakan untuk plester penutup dinding dan
pemasangan ubin.
Agar bisa mendapatkan pasir beton yang punya kualitas bagus, wajib
memilih jenis pasir yang punya kandungan lumpur lebih sedikit. Untuk
mengetahui banyak atau sedikitnya kandungan lumpur ini bisa dilakukan
dengan cara dipegang langsung. Jika terasa kasar dan keras serta tajam,
kemungkinan besar kandungan lumpurnya lebih sedikit. Namun jika terasa
lebih lembut dan jadi menggumpal jika diberi air maka bisa dipastikan pasir
tersebut punya kandungan lumpur yang lebih banyak.
Cara lain untuk mengenal pasir beton yang baik adalah mengamati
warna larutan air yang disiramkan pada pasir tersebut. Jika warnanya coklat
dan keruh kandungan lumpur didalam pasir tersebut pasti lebih banyak. Pasir
yang tidak mengandung lumpur airnya tidak akan berubah warna.
55 55
2.4.1. Sumber Pasir
Saat ini sumber pasir ada dua jenis :
1. Pasir Alam , yaitu pasir yang bersumber dari gunung, sungai, pasir laut, bekas
rawa dan ada juga dari pasir galian .
2. Pasir Pabrikasi, yaitu pasir yang didapatkan dari penggilingan bebatuan yang
kemudian diolah dan disaring sesuai dengan ukuran maksimum dan minimum
aggregat halus.
2.4.2. Pengolahan
Semua pasir yang diambil dari sumbernya harus tetap diolah sebelum
dijual di pasaran. Pasir harus di cuci dari kotoran dan harus dilakukan
penyaringan sesuai dengan gradasi yang di syaratkan. Terutama pasir yang
diambil harus benar benar dicuci untuk menghilangkan kandungan kandungan
organik yang tergandung didalam pasir.
2. Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut:
jika dipakai natriun sufat bagian hancur maksimal 12%.
jika dipakai magnesium sulfat bagian halus maksimal 10%.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dan apabila pasir
mengandunglumpur lebih dari 5% maka pasir harus dicuci.
Pasir tidak boleh mengadung bahan-bahan organik terlalu banyak,
yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrans–Harder
dengan larutan jenuh NaOH 3%.
Susunan besar butir pasir mempunyai modulus kehalusan antara 1,5
sampai 3,8 dan terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam.
Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi reaksi pasir
terhadap alkali harus negatif.
Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua
mutu beton kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemerintahan
bahan bangunanyang diakui.
56| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa
Agreagat halus yang digunakan untuk plesteran dan spesi terapan
harus memenuhi persyaratan pasir pasangan
Ciri utama dari batu kali adalah berupa bongkah-bongkahan dan ukurannya
tidak teratur. Batu kali berasal dari sungai maupun gunung. Salah satu batu kali
yang banyak dijumpai adalah batu belah.
57| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa
57 57
Batu Kali
Pada umumnya tampang lintang dari badan pondasi batu belah berbentuk
trapesium dengan lebar sisi bagian atas paling sedikit 25 cm, sehingga didapatkan
susunan batu yang kokoh. Sebelum dipasang, batu belah harus disiram air terlebih
dahulu. Bila tanah dasar
pondasi banyak mengandung air, maka sebelum pondasi dipasang harus disusun
terlebih dahulu pasangan batu kosong yang diisi pasir pada rongga-rongganya.
Kelebihan dari batu kali merupakan batuan yang tergolong kuat, dengan
harga relatif murah, sedangkan kekurangannya berupa ukuran nya yang sulit
disesuaikan dengan desain.
Batu bata merah dibuat dari tanah liat yang dicetak, kemudian dibakar. Tidak
semua tanah lihat bisa digunakan. Hanya yang terdiri dari kandungan pasir tertentu.
Umumnya memiliki ukuran: panjang 17 – 23 cm, lebar 7 – 11 cm, tebal 3 – 5 cm.
Berat rata-rata 3 kg/biji (tergantung merek dan daerah asal pembuatannya).
Bahan baku yang dibutuhkan untuk pasangan dinding bata merah adalah
semen dan pasir ayakan. Untuk dinding kedap air diperlukan campuran 1:2 atau 1:3
(artinya, 1 takaran semen dipadu dengan 3 takaran pasir yang sudah diayak). Untuk
dinding yang tidak harus kedap air, dapat digunakan perbandingan 1:4 hingga 1:6.
Berikut beberapa jenis batu bata yang umum digunakan orang dalam
pembangunan suatu rumah hunian.
59 59
Bata muka , memiliki permukaan yang baik dan licin dan memupnyai
warna dan corak yang sragam . Disamping dipergunakan sebagai dinding
juga digunakan sebagai penutup d dan sebagai dekoratif.
.
Batu Bata Pasir - Kapur
Ikatan jenis ini merupakan ikatan yang paling ekonomis karena pemotongan
yang sangat minim dan karena siar tegak yang tidak begitu banyak oenggunaan
mortel pun akan menjadi berkurang
Ikatan Setengah
Ikatan Klesor
Ikatan ini sama seperti ikatan setengah bata, namun perbedaanya terletak pada
sejumlah klesor disudut-sudutnya. Ikatan ini dapat menimbulkan kerugian banyak
dibanding dengan ikatang setengah bata
Ikatan Klesor
61 61
Ikatan Liar
Jenis ikatan ini sesuai dengan namanya yaitu ikatan yang liar, yang berarti ikatan
bata-bata tersusun tidak beraturan dan terkesan seperti acak-acakan. Ikatan liar ini
banyak digunakan pada tahun perta,a setelah perang dunia ke-2
Ikatan Liar
2.7. Batako
Salah satu penunjang dinding adalah batako. Batako bisa digunakan sebagai
pengganti dari batu bata merah sebagai elemen dinding rumah, namun dari segi
bahan sangat berbeda dari batu bata merah.
Batako dibuat dengan bahan dasar berupa kapur, pasir, semen dan air
sebagai media pembuatnya. Rumus yang biasa digunakan ialah empat truk pasir
dan satu ton kapur kembang.
Batako
Pengaplikasian batako tidak jauh berbeda dengan batu bata biasa karena
kedua bahan tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu bisa digunakan sebagai
2.8. Kapur
Kapur telah dikenal sejak zaman dahulu digunakan dalam berbagai keperluan
yang dalam bidang bangunan digunakan sebagai bahan adukan untuk pasangan
dinding maupun plesteran, pembuatan kapur ribuan tahun yang lalu dilakukan
dengan cara pembakaran melalui tungku sederhana kemudian hasil pembakaranya
dicampur dengan bahan air sehingga terccipta bahan perekat bangunan,
perkembangan penggunaan kapur saat ini adalah dalam bidang pertanian, industri
pembuatan kertas, industri semen dan lain sebagainya.
63| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa
63 63
Kapur sebagai bahan bangunan terdapat beberapa macam antara lain
1. Kapur Tohor
Kapur Tohor yaitu hasil pembakaran batu alam yang komposisinya
sebagian besar adalah kalsium karbonat, pada suhu sedemikian tinggi. Jika
diberi air dapat terpadamkan (dapat bersenyawa dengan air membentuk
hidrat).
2. Kapur Padam
Kapur Padam merupakan hasil pembakaran kapur tohor dengan air
membentuk hidrat.
3. Kapur Udara
Kapur Udara adalah kapur padam yang apabila duaduk dengan air dan
membentuk setelah beberapa waktu hanya dapat mengeras di udara
karena pengikatan karbondioksida (CO2).
4. Kapur Hidrolis
Kapur Hidrolis adalah kapur padam yang apabila diaduk dengan air
setelah beberapa waktu dapat menegras baik di dalam air maupun di
udara.
5. Kapur Magnesia
Kapur Magnesia, kapur yang mengandung lebih dari 5 % magnesium
oksida (MgO) dihitung dari contoh kapur yang dipijarkan
Kapur-kapur bangunan ini yang berupa kapur yang telah dibakar atau kapur
hidup perlu penanganan khusus dalam hal penyimpanan yaitu :
Diatas lantai perlu dilapis papan atau bambu serta diberi lapisan kapur mati
setebal 15 – 20 cm, kemudian diatasnya ditumpukkan batu-batu kapur hidup
yang belum disiram, dan seluruhnya disiram dengan kapur mati agar celah-
celah batu dapat terisi. Semua itu akan mencegah penyerapan air dari udara
lembab
2.9. Plywood
Plywood
Kayu lapis yang terdiri dari tiga lembar kayu disebut tripleks. Sedangkan yang
terdiri dari lebih dari tiga lembar kayu, disebut multipleks. Harga plywood sudah
65| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa
65 65
pasti lebih murah dari pada kayu solid. Umumnya plywood digunakan untuk
membuat lemari pakaian, kitchen set, meja, tempat tidur, ataupun rak buku.
Salah satu tipe playwood yang memiliki kelebihan anti air adalah Melaminto.
Tipe ini pada penggunaannya biasa dipasang pada bagian dalam kitchen set atau
furniture lainnya. Melaminto yang tersedia dipasaran saat ini telah memiliki
beberapa pilihan warna.
Ketebalan kayu lapis dipasaran bervariasi, mulai dari 3mm, 4mm, 9mm, dan
18mm dengan ukuran penampang standart yaitu 120cm x 240cm. Untuk plywood
Tetapi bukan berarti plywood punya daya tahan yang sama kuatnya terhadap
cuaca, material ini hanya direkomendasikan untuk perabot di dalam ruangan
(indoor). Kelemahan
paling besar pada plywood terdapat pada sisi tebalnya. Sisi tebal plywood
merupakan bagian yang paling mudah menyerap air dan permukaannya sangat
kasar. Untuk mendapatkan kehalusan yang baik harus ditambahkan penutup sisi
tebal.
2.10. Besi
Besi, atau istilah dalam bangunan disebut baja atau steel adalah salah satu
material dalam bangunan yang memiliki peranan penting dalam struktur &
konstruksi, sebagai struktur utama atau sebagai penguat struktur beton bertulang.
Besi dibuat melalui biji besi yang dilebur dan hanya dikerjakan oleh pabrik.
Setiap produk besi memiliki pengawasan dalam pembuatannya, sesuai dengan apa
yang dipesan oleh suplier, baik ukuran maupun kandungannya, karena itu tidak
semua besi memiliki peruntukan yang sama.
67 67
Setiap besi yang dikeluarkan oleh pabrik memiliki sertifikasi. Didalamnya
terdapat beberapa keterangan, seperti ukuran besi, kandungan besi, bahkan sampai
Besi bisa dikatakan material fleksibel, baik secara sifatnya yang bisa
dibengkokkan juga sifatnya yang dapat dilebur lagi (reject). Besi yang baik mutunya
adalah besi yang sekali lebur, dan bukan besi yang didaur ulang (lebih dari 1x lebur)
Ada beberapa cara melihat besi bermutu baik, secara kasat mata adalah:
1. Besi mulus (karat pada besi tidak terlalu parah)
2. Tidak ada “kuping” pada besi
3. Besi berkuping bukan berarti tanpa sebab dan bukan lebih baik karena
volumenya ditambahkan kuping. Besi berkuping lebih dikarenakan
barang reject (daur ulang), besi mengalami gagal produksi saat
peleburan namun
2.11. Cat
Tanpa dekorasi cat, rumah akan terasa kaku dan hambar, bahkan terkesan
dingin (seperti candi). Warna warni cat akan menciptakan keindahan tersendiri
bagi rumah karena kenyamanan dan suasana rumah sering kali mampu
membangkitkan suasana hati atau mood seseorang.
1. Cat Kayu
Secara garis besar cat kayu dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu cat solid,
cat transparan, dan cat efek khusus. Banyak orang sering salah dalam
menyebut istilah pelitur dengan cat kayu atau meni kayu. Padahal pelitur
hanya sebagian saja dari beragam jenis cat kayu.
a. Cat Solid
Cat ini oleh sebagian produsen disebut opaque finish. Pigmen yang
terkandung di dalam cat mampu menyebar dan menutupi seluruh
permukaan kayu. Untuk kayu yang teksturnya tidak menarik atau
terdapat cacat di sana sini, cat jenis ini mampu menutupi dan
menyembunyikan cacat kayu dengan sempurna.
Ada dua jenis cat solid yaitu cat duco dan cat minyak (sintetik). Cat
duco banyak dipakai untuk otomotif tetapi dapat juga diaplikasikan
pada kayu. Cat ini memiliki ketahanan yang baik terhadap cuaca, namun
69| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa
69 69
harga cat jenis ini relatif mahal dan harus menggunakan alat
penyemprot untuk mendapatkan hasil optimal. Sementara cat jenis
minyak/sintetik dapat diaplikasikan dengan kuas dan harganya pun
murah.
b. Cat Transparan
Sesuai namanya, cat ini tidak menutup permukaan kayu secara
rapat.
Warna alami kayu tetap dipertahankan dan serat maupun teksturnya
tetap terlihat. Bila Anda memakai kayu yang serat maupun teksturnya
unik, cat jenis ini sangat cocok untuk menampilkan keunikan tersebut.
Salah satu jenis cat transparan untuk kebutuhan eksterior adalah pelitur.
2. Cat Tembok
Cat tembok yang bisa digunakan untuk mengecat dinding rumah ada 2
macam yaitu cat tembok untuk interior dan cat tembok untuk eksterior.
a.Cat Eksterior
Cat jenis ini untuk bagian luar rumah, digunakan sebagai
perlindungan terhadap hujan dan sinar matahari, di samping memberi
aspek estetika pada tembok dan juga berfungsi melindungi tembok
dari cuaca.
71 71
b. Cat Interior
Cat interior digunakan untuk mengecat bagian dalam rumah. Jenis
cat ini dapat dilihat dari kehalusan penampilan lapisan cat dan
warnanya. Jenis cat ini juga mudah dibersihkan jika ada noda atau
kotoran sehingga mudah dalam perawatan dan berbahan dasar air
(water based).
PENGENALAN ALAT/PERALATAN
ALAT BERAT
Penggunaan Alat berat dalam Desa hanya diperbolehkan jika memang tidak
bisa dikerjakan oleh tenaga kerja dan Harus mendapat persetujuan Tenaga Ahli
Teknik Kabupaten Kecuali Penggilas dan Molen
TRUCK
Kecepatan Lebih Tinggi
Kapasitas besar
ALAT PEMADAT
Alat pemadat yang biasa gigunakan Untuk Pemadatan Jalan adalah
Smoot-Wheel Roller
Cocok Untuk Material Berbutir seperti Pasir, Kerikil dan Splite (Batu pecah)
139
PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI
Pemadatan dari jalur tepi/dari yang rendah kearah yang lebih tinnggi ( Untuk
menghindari pergeseran tanah)
Untuk Pekerjaan Yang Beresiko Tingggi. Misal Lokasi Tebing tinggi/ Rawan
longsor.
BULLDOZER
Adalah alat untuk pengolahan lahan
Mengupas Lapisan Permukaan
Meratakan Tanah
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
SARANA PRASARANA DESA
Pada petunjuk dijelaskan berbagai jenis masalah yang biasa muncul di proyek
prasarana desa dan bagaimana penanganannya. Sekaligus dikembangkan sebuah
formulir untuk mencatat secara cepat jenis penanganan yang diperlukan untuk tiap
lokasi proyek. Pada format tersebut, hanya perlu dicentangi item-item yang akan
dibuat dari daftar yang sudah disediakan. Kemudian di tengah pelaksanaan dicentangi
lagi bila telah dilakukan. Dan pada saat akhir pelaksanaan dicentangi bila sudah
dilaksanakan.
Terdapat kelemahan dalam pengisian format yang disediakan. Pertama, keadaan di
lapangan semakin banyak variasi, sehingga item-item di ceklis semakin tidak sesuai
dengan realitas di lapangan. Pernah disarankan untuk melengkapi daftar, akan tetapi
pasti berkembang terus. Masalah kedua, pengisian kelihatan semakin menjadi
formalitas saja – tidak mengajak konsultan memikirkan masalah yang akan timibul.
Masalah ketiga, pengisian pada saat 50% dan 100% sering dilupakan, atau lebih jelek
lagi diisi walaupun tidak diperhatikan di lapangan.
Akhirnya disepakati untuk mengubah pola penanganan. Pada blangko baru yang
terlampir, penanggung jawab desain mengisi empat kotak utama tentang jenis
masalah dampak lingkungan yang mungkin akan timbul di lapangan, bersama cara
menanganinya agar masalah dapat dihindari atau dampaknya diperkecil.
Dua kotak diisi dengan keterangan tentang masalah yang berpotensial untuk
paling serius, dari pandangan kerugian kepada masyarakat. Jenis masalah dipilih
menurut pengalaman dan menurut pembacaan situasi di lapangan. Kemudian
dijelaskan apa yang akan dilaksanakan secara spesifik untuk mencegah masalah atau
memperkecil dampaknya.
Dua kotak lain diisi dengan masalah yang lebih besar kemungkinan untuk
timbul, karena barangkali hampir selalu timbul pada proyek jenis ini. Kemudian
dijelaskan apa yang akan dilaksankan untuk menjamin bahwa dampak negatif akan
sekecil mungkin.
Tentu saja, dalam pengisian format ini, peran Pendamping desa dan tim pengelolaan
kegiatan diharapkan sebesar mungkin. Sebaiknya mereka dilatih untuk mengisi
blangko, dan Pendamping teknis membantu dengan memberi umpan balik dan bila
perlu dengan pertanyaan yang sedikit memancing pemilihan masalah yang paling
rawan dan paling sering muncul.
Juga pada saat pelaksanaan, akan dilihat bagaimana tindakan di lapangan:
Apa saja yang telah direncanakan untuk mencegah masalah ini atau untuk mengurangi
dampak negatif yang mungkin timbul?
Apa saja yang telah direncanakan untuk mencegah masalah ini atau untuk mengurangi
Mohon diisi untuk dua jenis dampak lingkungan negatif yang paling besar kemungkinan
untuk timbul di lokasi ini (keterangan dilanjutkan ke lembar tambahan, bila perlu):
3. Masalah dampak negatif yang mungkin akan timbul di lokasi ini:
Apa saja yang telah direncanakan untuk mencegah masalah ini atau untuk mengurangi
Apa saja yang telah direncanakan untuk mencegah masalah ini atau untuk mengurangi
PENGELOLAAN PEMBANGUNAN
SARANA PRASARANA DESA
B. Ruang Lingkup
b. Dapat dibantu oleh personil yang ditunjuk dari dinas teknis terkait dan/atau
pekerja (tenaga tukang dan/atau mandor).
(2) pembelian dilakukan tanpa permintaan penawaran tertulis dari TPK dan
tanpa penawaran tertulis dari penyedia barang/jasa;
(3) TPK melakukan negosiasi atau tawar menawar dengan penyedia barang/jasa
untuk memperoleh harga yang lebih murah; dan
(2) pembelian dilakukan TPK dengan cara meminta penawaran tertulis dari
penyedia barang/jasa dengan dilampiri daftar barang/jasa (rincian
barang/jasa atau ruang lingkup pekerjaan, volume dan satuan)
(4) TPK melakukan negosiasi atau tawar menawar dengan penyedia barang/jasa
untuk memperoleh harga yang lebih murah; dan
b) dipenuhi oleh salah satu Penyedia Barang/Jasa, maka TPK tetap melanjutkan
dengan proses negosiasi (tawar-menawar) kepada Penyedia Barang/Jasa yang
memenuhi spesifikasi teknis tersebut.
c) tidak dipenuhi oleh kedua Penyedia Barang/Jasa, maka TPK membatalkan proses
pengadaan.
5) Apabila spesifikasi teknis tidak dipenuhi oleh kedua Penyedia Barang/Jasa, maka TPK
melaksanakan kembali proses pengadaan.
6) Negosiasi (tawar-menawar) untuk memperoleh harga yang lebih murah.
7) Hasil negosiasi dituangkan dalam surat perjanjian antara Ketua TPK dan Penyedia
barang/jasa yang menjelaskan:
a) tanggal dan tempat dibuatnya perjanjian;
b) ruang lingkup pekerjaan;
c) nilai pekerjaan;
d) hak dan kewajiban para pihak;
e) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan;
f) ketentuan keadaan kahar; dan
g) sanksi.
d. Kenaikan harga bahan standar (misalnya harga besi, pipa, atau semen), yang
mempengaruhi semua pemasok
e. Kenaikan harga bahan bakar kendaraan
Bila TPK tidak menyetujui adanya perubahan, maka perjanjian berjalan terus
dan sanksi berlaku bila pemasok tidak memenuhi persyaratan.Jika perjanjian
dibatalkan, maka TPK dan Panitia wajib mengadakan pelelangan ulang.
a. Pengawasan
(1) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa diawasi oleh Bupati/ Wallkota dan
masyarakat setempat.
b. Pembayaran
Pembayaran alas pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara Swakelola
dan/atau melalui penyedia barang/jasa dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
(1) setiap pengeluaran belanja atas beban APB Desa harus didukung dengan
bukti yang lengkap dan sah; dan
PENGELOLAAN PEMBANGUNAN
SARANA PRASARANA DESA
Pengendalian Proyek
Suatu proyek tidak akan terlaksana dengan baik apabila pimpinan proyek tidak
harus dilakukan terus menerus selama proyek tersebut berlansung. Peninjauan secara
pengendalian proyek didasarkan pada perencanaan dan rencana kerja sebagai dasar
diharapkan. Kualitas pekerjaan menjadi target tanpa meninggalkan segi ekonomis dan
lain :
penyimpangan.
Pengendalian dalam setiap proyek harus selalu ada dan harus diutamakan sebab
sebagai berikut :
1. Penentuan standar,yaitu penentuan tolak ukur dalam menilai hasil pekerjaaan dari segi
dengan rencana yang telah ditentukan.Dari pebandingan ini dapat diketahui progress
dalam bentuk rapat yang diadakan setiap minggunya ataupun pada saat diperlukan,
bila ada kesalahan atau penyimpangan maka perlu dipikirkan pemecahanya dan
pelaksaan selanjutnya.
5.
Pengendalian mutu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengawasan dan pengarahan
pelaksanan serta uji mutu bahan material selama pelaksanan berlangsung maupun setelah
Konstruksi. Kontraktor melakukan pengendalian dan pengawasan melalui tim- tim yang
memberikan laporan secara berkala kepada Project Manajer untuk dilaporkan kepala
Direktur Utama.
Alat pengendalian mutu proyek yang harus dikuasai oleh Pengawasan/Direksi Pekerjaan
c. Gambar Kerja
f. Peraturan- Peraturan khusus yang harus diikuti dan tercantum dalam kontrak.
Kualitas pekerjaan yang baik salah satunya didapat dari bahan standar yang ditetapkan.
Pengendalian mutu bahan dilapangan meliputi inspeksi dan test yang dilakukan
Untuk pengawasan terhadap mutu beton yang akan digunakan ini, pihak kontraktor
dan pengawas lapangan telah melakukan pengujian terhadap mutu beton antara lain
dengan metode slump test. Adapun tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui
penurunan/slump adukan. Pengujian ini dilakukan untuk tiap adukan dalam truck mixer.
Apabila terjadi hasil slump test dari adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan slump
test pada spesifikasi teknis, maka pengawas berhak menolak adukan tersebut.
yang dibulatkan.
a. Kerucut Abrams dan alas dibersihkan, kerucut diletakkan diatas alas dengan
c. Adukan dimasukkan dalam kerucut Abrams dengan cetok dalam tiga lapisan
sepuluh kali.
dengan diputar-putar.
penurunan yang diijinkan dalam spesifikasi teknis adalah 8-10 cm bila terjadi
shear slump (bagian penurunan adukan jatuh dalam bidang miring), maka
angkat
330
Test ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton dengan memberikan tekanan
pada sampel beton dengan mesin tekan di laboratorium setelah umur beton
mencapai 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Pengujian dilakukan sebanyak 3 sampel dalam
Tongkat besi penjojoh dengan diameter 16 mm, panjang 600 mm. dengan
1. Silinder beton dibersihkan dari kotoran dan diolesi dengan pelumas atau oli pada
telah mengeras.
2. Sampel adukan diambil dari truck mixer pengangkut beton dengan cetok dan
3. Adukan dimasukkan ke dalam cetakan silinder beton dalam tiga lapisan dan
Pada saat pemadatan lapisan pertama tongkat tidak boleh mengenai dasar
cetakan, sedangkan pada lapisan kedua dan ketiga tongkat penjojoh boleh
4. Setelah pemadatan pada lapisan teratas selasai, cetakan diketuk sampai lubang
tusukan menutup.
5. Adukan pada permukaan cetakan silinder beton diratakan dan ditutup dengan
bahan yang kedap air dan tahan karat, kemudian silinder beton diletakan ditempat
6. Setelah selama 2 jam, silinder beton kemudian direndam pada air dengan suhu
7. Setelah berumur 7 hari tiga sampel diangkat, dan dibersihkan dengan kain yang
8. Sampel dilapisi dengan gemuk, kemudian dilapisi dengan mortar belerang di atas
lapisan gemuk.
9. Dilakukan pengujian tekanan dengan mesin tekan (compressor) pada arah sentries
10. Untuk tiga buah sampel lainnya dilakukan pengujian tekanan setelah beton
berumur 28 hari.
Agregat berfungsi sebagai bahan pengisi (filler0 dalam campuran mortar atau
beton.Agregat dalam beton merupakan isian material yang menempati kira-kira 70-75
% volume beton. Gradasi dari agregat tersebut secara keseluruhan harus menghasilkan
ikatan yang baik dengan semen dan air dalam proporsi campuran yang dipakai
sehingga dapat menghasilkan mutu beton yang dinginkan serta sesuai dengan syarat
Agregat Halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami
dari batuan - batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat - alat pemecah
batu.
Persyaratan Agregat halus dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 NI-2
adalah :
1. Agregat halus harus terdiri dari butir - butir yang tajam dan keras, butir - butir
Agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-
2. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan dengan
berat kering).
3. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan - bahan organis terlalu banyak yang
harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams - Harder (dengan larutan
NaOH).
4. Agregat halus harus terdiri dari butir - butir yang beraneka ragam besarnya dan
c. Sisa di atas ayakan 0.25 mm, harus berkisar antara 80 % dan 95 % berat.
1. Pasir alam, yaitu pasir yang disediakan oleh kontraktor dari sungai atau sumber
lainnya yang disetujui oleh pengawas.
2. Agregat halus yang digunakan harus lebih bersih dan diusahakan bebas dari tanah
liat, karang, serpihan-serpihan mika, bahan-bahan organik dan alkali.
Agregat Kasar
Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari
batuan - batuan atau berupa batu pecah yang di peroleh dari pemecahan batu. Pada
umumnya yang di maksudkan dengan agregat kasar adalah agregat dengan besar
Persyaratan Agregat kasar dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 NI-2
adalah :
1. Agregat kasar harus terdiri dari butir - butir yang keras dan tidak berpori. Agregat
kasar yang mengandung butir - butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah
butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya.
Butir- butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
2. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap
berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian - bagian yang dapat
melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat
3. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat - zat yang dapat merusak beton,
4. Agregat kasar harus terdiri dari butir - butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat (1),
c. selisih antara sisa - sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah
Berdasarkan SK-SNI M- 104 - 1990 – 03, benda uji ditentukan sebagai berikut :
b. Apabila benda uji memiliki diameter < 15 mm, gaya tarik maksimum lebih kecil
dari kapasitas mesin tarik, maka benda uji yang digunakan adalah penampang
utuh.
c. Apabila benda uji memiliki diameter > 15 mm, gaya tarik maksimum melebihi
kapasitas mesin tarik, maka bentuk dan dimensi benda uji dibuat dengan
Syarat dan ketentuan menurut SNI- 03 – 1792 – 2002 adalah sebagai berikut:
1. Bebas dari kotoran, lapisan lemak minyak,karat dan tidak cacat (retak-retak,
4. Penimbunan baja tulangan di udara terbuka dilakukan untuk jangka waktu yang
Untuk mendapat jaminan atas kualitas baja tulangan yang diminta, maka disamping
harus adanya certificate dari pabrikan (melalui suplier) njuga harus terdapat sertificate
dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara periodik minimum 2
contoh percobaan (stress-strain test) dan pelengkungan untuk setiap 20 ton baja
tulangan.
Semen/Portland Cement adalah bahan pengikat yang sangat penting, terutama dalam
pembuatan konstruksi beton bertulang. Semen yang digunakan harus memenuhi
syarat-syarat SII dan NI-8.
Adapun persyaratan semen yang tercantum dalam syarat-syarat spesifikasi teknik
NI-8 atau type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut standart cement
Portland yang digariskan oleh Asosiasi Cement Indonesia.
2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa persetujuan
Pengawas lapangan.
3. Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila dipasaran tidak diperoleh semen dari
4. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang sudah
Semen merupakan bahan ikat hidrolis, yaitu bahan yang akan mengeras jika dicampur
dengan air dan merupakan bahan utama dalam pembuatan adukan beton. Semen
yang digunakan pada proyek mempunyai mutu yang disyaratkan dalam NI-8-1972
6. Kehalusan butir, semakin halus permukaan butiran semakin luas permukaan butiran
semen tersebut, sehingga semakin sempurna pengikatan dan pengerasannya.
7. Pengikatan awal baru dimulai satu jam setelah dicampur dengan air. Tenggang
1. Semen harus didatangkan dan disimpan dalam kantung/zak yang utuh. Berat
semen harus sama dengan yang dicantumkan dalam zak.
2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,
3. Semen harus dalam keadaan yang belum mulai mengeras jika ada bagian yang
mulai mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh tangan bebas
(tanpa alat) dan jumlah bagian yang mulai mengeras ini tidak lebih dari 5% berat
semen.
4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen dalam jumlah
yang sama dengan syarat bahwa kualitas beton yang dihasilkan harus sesuai dengan yang
diminta perencana.
1.1.6 Pengendalian Mutu Air
Adapun syarat- syarat air yang dapatdigunakan sebagai pencampuran beton antara lain :
1. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton kecuali ketentuan
b. Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang dibuat dari
addukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai sekurang-
kurangnya sama dengan 90 % dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan air
yang dapat diminum (menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi 50mm
).(ASTM C 109)
5. Tidak mengandung lumpur, minyak, dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat
6. Tidak mengandung benda - benda tersuspensi lebih dari 2 g/lt (PUBI – 1982 Ps 2.3).
7. Tidak mengandung garam - garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-
asam, zat organik, dsb) lebih dari 15 g/lt (PUBI – 1982 Ps 2.4).
8. Air untuk pembuatan dan perawatan tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali,
garam - garam, bahan-bahan organis atau bahan - bahan lain yang dapat merusak
Pengendalian biaya pelaksanaan bertujuan agar biaya yang dikeluarkan pada proyek tidak
menyimpang atau melebihi dari biaya yang telah direncanakan. Pengendalian biaya
Dalam pemakaian bahan harus diusahakan seefisien mungkindan diusakan tidak terjadi
kedatangan material berdasarkan volume kegiatan yang dapat dihitung dari jumlah
dan jenis material yang diperlukan sehingga tidak terjadi pembuatan material secara
percuma, misalnya: pasir atau kerikil yang datang diperiksa oleh pengawas apakah
volume material tersebut sesuai dengan volume yang direncanakan, yaitu dengan cara
mengukur bak truk dikaitkan dengan ketinggian material yang ada di dalamnya.
170| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa
PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA
apakah sesuai dengan persyaratan dalam kontrak kerja. Pengendalian material yang
digunakan ini, misal : bahan material semen dimana pengawas berhak memeriksa
semen yang disimpan di gudang pada setiap waktu dan dapat menyatakan menerima
b. Peralatan
Perencanaan secara cermat trehadap jenis peralatan yang dipakai sangat diperlukan
pekerjaan yang akhir akan berpengaruh pada biaya operasi yang akan dikeluarkan.
Peralatan yang digunakan pada proyek ini telah sesuai dengan jumlah dan volume
c. Tenaga Kerja
Pemakaian tenaga kerja pada suatu pekerjaan harus disesuaikan dengan volume
pekerjaan yang sedang dilaksanakan sehingga dapat dicapai kondisi yang optimal
antara jumlah tenaga kerja yang ada dengan volue pekerjaan yang harus dilaksanakan.
Pada proyek yang ditinjau dapat diamati jumlah tenaga kerja yang digunakan sesuai
dengan pekerjaan, hal ini daat dibuktikan dengan tidak adanya pekerjan yang
Dari point – point tersebut dapat diketahui bahwa pengendalian biaya pelaksanaan
proyek tidak melebihi waktu yang telah direncanakan, yang didalmnya dibantu
pengawasan aktivitas utama yang berada pada lintasan kritis dalam suatu kerangka target
waktu.Pada lintasan kritis tidak boleh terjadi keterlambatan waktu, karena akan
mempengaruhi umur proyek. Dalam monitoring dan pengendalian waktu juga digunnakan
bar chart dan network planning yang selanjutnya digunakan CPM,untuk dapat
beratkan pada upaya menyelesaikan proyek dalam waktu yang ditetapkan. Pengendalian
Man Power Schedule merupakan bagian yang manganalisis kebutuhan tenaga kerja
untuk menjaga waktu tertentu. Man power schedule disusun berdasarkan bobot
kegiatan pada time schedule yaitu dengan meninjau kemampuan satu orang pekerjaan
untuk menyelesaikan satu satuan volume pekerjaan dalam satuan volume pekerjaan
b. Material Schedule
Material schedule menyatakan jumlah material dan peralatan yang dibutuhkan untuk
ketersediaan material dan peralatan yang dip[erlukan di lapangan. Jenis material yang
kemajuaan pekerjaan proyek, serta kontrol terhadap waktu bisa dikendalikan. Bentuk
material schedule yang dierapkan dalam kurva s merupakan grafik hubungan antara
Untuk mengetahui prestasi pekerjaan, caranya dengan menghitung bobot tiap jenis
pekerjaan dalam suatu interval waktu. Setelah menentukan bobot prestasi kemudian
terlebih dahulu.
Dalam Sebuah Kegiatan, tahapan atau perjalanannya juga tidak terlepas dari
sebuah dokumentasi. Berbagai kegiatan yang sudah terlaksana dapat kembali
dilihat dalam sebuah dokumentasi gambar atau photo-photo kegiatan.
Selanjutnya pembahasan terkait dokumentasi adalah dokumentasi photo.
Beberapa hal yang menjadi alas an mengapa dokumentasi (photo) menjadi hal
yang penting antara lain:
- Bisa membantu sebagai bahan dalam pertanggungjawaban
- Menjadi sebuah alat bukti.
- Bentuk transparansi terhadap masyarakat.
- Membantu dalam sosialisasi atau penjelasan.
- Menjadikan daya tarik bagi yang melihat.
- Membuka memori (pengingat) dan lainnya.
Pada dasarnya photo kegiatan diambil mulai dari awal (perencanaan) sampai
dengan kegiatan berakhir. Beberapa kegiatan perlu dibuat dokumentasi foto-
foto untuk arsip desa.
Photo-photo yang ditampilkan meliputi antara lain:
Beberapa masalah dan kendala yang sering terjadi dan dihadapi di lapangan
adalah antara lain:
1. Ketinggalan momen. Hal ini banyak disebabkan karena dalam pengambilan
photo TPK menggantungkan kepada PL atau yang lain.
2. Titik pengambilan photo tidak sama, karena lupa atau hal yang lain.
3. Photo tidak focus.
4. Photo tidak jelas (kabur)
5. Lainnya.
Surat Perjanjian yang dibuat antara TPK dan Kepala Desa yang menjelaskan bahwa TPK
sanggup menyelesaikan pekerjaan 100% selesai sampai waktu yang telah di tentukan.
Adapaun format nya dapat dilihat pada Untuk Formnya dapat dilihat dalam Lampiran
Penyiapan dokumen Hibah dan Tidak Menuntut Ganti Rugi
Kepala Desa menjamin pelaksanaan swadaya dan gotong royong masyarakat,
sekurang-kurangnya mengadministrasikan dokumen:
1. pernyataan pemberian hibah dari warga masyarakat Desa dan/atau pihak ketiga
kepada Desa atas lahan/tanah yang menjadi aset Desa sebagai dampak kegiatan
pembangunan Desa dan diikuti dengan proses pembuatan akta hibah oleh kepala
Desa;
2. pernyataan kesanggupan dari warga masyarakat Desa dan/atau pihak ketiga untuk
tidak meminta ganti rugi atas bangunan pribadi dan/atau tanaman yang terkena
dampak kegiatan pembangunan Desa. Adapun pembiayaan pembuatan dokumen
akta hibah dilakukan melalui APBDesa.
Contoh Surat Pernyataan Hibah dan Surat Pernyataan tidak menuntut ganti rugi atas
bangunan, dan atau tanaman sebagaimana format Tidak Menuntut Ganti Rugi
c. Bukti
Pengeluaran a. Lakukan Penarikan
Tunai
d. Input Potongan
Pajak
b. Bukukan Penarikan
ke Siskeudes (Mutasi Kas
– Pengambilan )
Pencairan
Laporan Penatausahaan
dan Pembukuan
Bukti Belanja
(Kwitansi Belanja
dan
Kelengkapannya) Bendahara Desa
Kepala Desa
Melakukan Pencairan SPP
Menyetujui dan
Menandatangani
Pencairan SPP
SPP
TPK/ a. Uang diserahkan Dokumen SPP
PPKD kepada TPK/PPKD lengkap yang telah
dengan bukti disetujui dan ditanda
pencairan tangani
b. Hasil input SPP langsung
menjadi Laporan
Buku Material ( BM )
a. Buku Material adalah tempat mencatat materi / bahan yang telah diterima dan bahan /
material yang telah dibayar.
b. Buku Material berguna untuk menyiapkan RPD, menyiapkan pembayaran,
mengendalikan pengadaan agar sesuai target, dan mengevaluasi pengadaan bahan.
c. Bentuk buku material sesuai dengan format buku material ( BM ) yang terdapat dalam
buku formulir.
d. BM dibuat oleh sekretaris TPK, ditutup setiap bulan mengikuti buku kas. Setiap
penutupan harus diperiksa oleh ketua TPK dan FK Teknis.
e. Nomor bukti yang dicatat dalam BM adalah nomor bukti penerimaan barang.
Catatan : Semua daftar calon pekerja dan hasil musyawarah harus ditempel di Papan
Informasi, tempat-tempat umum, Kantor Pemerintah.
Untuk Formnya dapat dilihat dalam Lampiran
PELAPORAN KEGIATAN
musyawarah desa.
LAMPIRAN-LAMPIRAN FORM
KEGIATAN
...................... .............................
Menyetujui:
Ahli waris:
Suami/Istri Anak:
...................... ....................
....................... ......................
SAKSI – SAKSI
1. …………………..... (………………..)
2. …………………..... (………………..)
MATERAI
Rp. 6.000
(_________________)
Pekerjaan : ………………………………………………………………………
Lokasi : ………………………………………………………………………..
(________________) (__________________)
BERITA ACARA
MELALUI MUSYAWARAH DESA DALAM RANGKA PENYELESAIAN MASALAH
Berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada pengelolaan kegiatan
pembangunan desa, pada hari ini.
Hari/ Tanggal :
Tempat :
Telah dilaksanakan Musyawarah Desa untuk menyepakati penyelesaian
masalah yang dihadiri oleh kepala Desa, unsur perangkat Desa, BPD, wakil-
wakil kelompok masyarakat, sebagaimana daftar hadir terlampir.
A. Permasalahan yang dibahas:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………
B. Upaya yang dilakukan dalam penyelesaian masalah:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………
C. Bantuan pihak-pihak dalam penyelesaian masalah:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………
Setelah dilakukan pembahasan terhadap permasalahan yang terjadi, peserta
musyawarah bersepakat serta memutuskan beberapa hal yang berketetapan
menjadi keputusan akhir dari musyawarah penyelesain masalah ini, yaitu:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………
Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggungjawab
agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
……………Tanggal,…., ……,…………
Mengetahui Ketua BPD
Kepala Desa (…………………………….)
(…………………………….)
Wakil Masyarakat
(…………………………….)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
dst
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................
BERITA ACARA
MUSYAWARAH DESA DALAM RANGKA
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA
Materi atau topik yang dibahas dalam Forum ini serta yang bertindak selaku
unsur pimpinan rapat dan narasumber adalah :
A. Materi Bahasan
Materi yang dibahas dalam musyawarah desa ini antara lain:
1. Laporan pelaksanaan kegiatan;
2. Tanggapan/ masukan masyarakat atas laporan pelaksanaan
kegiatan;
3. Pembahasan tanggapan dan masukan masyarakat;
4. Merumuskan tindaklanjut tanggapan dan masukan masyarakat;
5. dst…
………………………………………………………………………………………
…………
-60-
Demikian berita acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung
jawab agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
……………Tanggal,…., ……,…………
(…………………………….) (…………………………….)
Wakil Masyarakat
(…………………………….)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
dst