Anda di halaman 1dari 143

Modul Pelatihan Pratugas Tim

Pelaksana Kegiatan Desa

KECAMATAN KARANGTENGAH
KABUPATEN WONOGIRI
TA. 2019
1| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

1 1
Lembar Informasi
Pelatihan Pratugas Tim
Pelaksana Kegiatan Desa

2| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


Daftar Isi
Daftar Isi 3

Pokok Bahasan 1: Tugas Fungsi Tim Pelaksana Kegiatan Desa


1.1. Lembar Informasi Tugas Pokok Tim Pelaksana Kegiatan Desa 5

Pokok Bahasan 2: Tahapan Pelaksanaan Pembangunan Desa


2.1. Lembar Informasi Tahapan Pelaksanaan Pembangunan Desa 10

Pokok Bahasan 3: Kemampuan Dasar Tim Pengelola Kegiatan


3.1. Lembar Informasi Ketrampilan Survei Lokasi dan Harga 20
3.2. Lembar Informasi Ketrampilan Teknis TPK 26

Pokok Bahasan 4: Perencanaan Pembangunan Sarana


Prasarana Desa
4.1 Lembar Informasi Pembuatan Desain Dan Rab 32
4.2 Lembar Informasi Pengenalan Bahan dan Alat 39
4.3 Lembar Informasi Analisis Dampak Lingkungan 76

Pokok Bahasan 5: Pengelolaan Pembangunan Sarana Prasarana


Desa
5.1 Lembar Informasi Pengadaan Barang dan Jasa 80
5.2 Lembar Informasi Pengendalian Kualitas/Mutu, Waktu dan 88
Biaya

Pokok Bahasan 6: Standart Administrasi TPK Desa


6.1 Lembar Informasi Administrasi Pembukuan TPK 109
6.2 Lembar Informasi Administrasi SPP, RPD, LPD 115
6.3 Lembar Informasi Administrasi Pengiriman Material dan 119
Tenaga Kerja dan Sewa Alat

Pokok Bahasan 7: Pelaporan Kegiatan


7.1 Lembar Informasi Pertanggungjawaban TPK dan Penyusunan 123
Laporan Akhir

Lampiran – Lampiran

3| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

3 3
TUGAS POKOK
TIM PELAKSANA KEGIATAN DESA

4| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


TUGAS POKOK DAN TANGGUNGJAWAB TPK LENGKAP

TPK menjadi bagian penting dalam pembangunan sarana prasarana Desa.


Pembentukan TPK harus dari unsur masyarakat setempat.
Beberapa kewajiban dan tugas pokok yang harus diketahui oleh TPK; Ketua,
Bendahara, Sekretaris dan para anggota sebagai berikut.
Secara umum tugas dan tanggung jawab TPK sebagai berikut :
A. Mengelola dan melaksanakan kegiatan yang didanai oleh Pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Sarana Prasarana Desa Dengan Mekanisme Swakelola Dan Padat
Karya :
1. Pembuatan rencana kerja detail dan Rencana Penggunaan Dana (RPD) untuk
memanfaatkan biaya pelaksanaan kegiatan
2. Penyiapan dokumen administrasi sesuai ketentuan Pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Sarana Prasarana Desa Dengan Mekanisme Swakelola Dan
Padat Karya
3. Pembuatan rencana anggaran biaya (RAB) dan desain gambar serta
pelaksanaan proses pengadaan bahan dan alat, mengkoordinasikan tenaga
kerja, pembayaran insentif dan bahan sesuai ketentuan
4. Memastikan bahwa tenaga kerja diutamakan berasal dari masyarakat setempat
5. Pemeriksaan hasil kerja dan penerimaan bahan kemudian mengajukan
sertifikasi untuk mendapat persetujuan dari pendamping Desa
6. Pengawasan dan pengendalian kualitas pekerjaan
7. Pembuatan laporan.
B. Menyelenggarakan dan menyampaikan laporan pertanggung-jawaban dana
Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana Prasarana Desa Dengan Mekanisme
Swakelola Dan Padat Karya dan kemajuan pelaksanaan kegiatan setiap tahap
pencairan dana melalui pertemuan musyawarah desa;
C. Menyelenggarakan dan melaporkan pertanggungjawaban seluruh penggunaan
dana dan hasil akhir pelaksanaan kegiatan melalui pertemuan musyawarah desa;
D. Menyelenggarakan musyawarah desa yang diperlukan;
E. Membuat dan menandatangani Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan
Kegiatan (SP3K);
F. Bersama Tim Pemelihara membuat rencana operasional dan pemeliharaan aset
hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana Prasarana Desa Dengan
Mekanisme Swakelola Dan Padat Karya.

5| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

5 5
Secara khusus tugas dan tanggung jawab masing-masing pengurus TPK sebagai
berikut:

KETUA TPK
1. Membantu memberikan penjelasan mengenai Pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Sarana Prasarana Desa dengan Mekanisme Swakelola dan
Padat Karya kepada Masyarakat.
2. Melaksanakan pengendalian terhadap pelaksanaan Kegiatan Pembangunan
Sarana Prasarana Desa dengan Mekanisme Swakelola dan Padat Karya.
3. Memeriksa dan menandatangani hasil sertifikasi setiap tahapan kegiatan
bersama Pendamping Desa.
4. Memeriksa dan menandatangani rencana kerja detail dan rencana
penggunaan Dana.
5. Memimpin TPK dalam rapat perencanaan, Pra pelaksanaan dan Evaluasi.
6. Memastikan bahwa tenaga kerja diutamakan berasal dari masyarakat
setempat.
7. Memeriksa Buku Kas umum dan mendorong penyelenggaraan administrasi
yang tertib dan transparan.
8. Membuat dan menandatangani Berita Acara Revisi hasil Musyawarah Desa, jika
terjadi perubahan pekerjaan dari rencana.
9. Menandatangani berkas-berkas penarikan dan pencairan dana.
10. Menyusun, memeriksa dan menandatangani laporan bulanan.
11. Menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama (SPK), Buku Kas Umum TPK,
Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K), Surat Kesanggupan
Menyelesaikan Pekerjaan (SKMP), Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanan
Kegiatan (SP3K).
12. Mendorong setiap kelompok penerima manfaat untuk bertanggung jawab
dalam operasional dan pemeliharaan kegiatan yang sudah dibangun atau
dikerjakan.
13. Mempelajari dan menanggapi terhadap catatan PD/PLD di Buku Bimbingan
serta meneruskan bimbingan kepada Tim pengelola kegiatan yang
bersangkutan.
14. Menyelenggarakan Musyawarah Desa yang diperlukan sesuai tahapan
kegiatan.

6| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


SEKERTARIS TPK
1. Membantu Ketua TPK dalam melaksanakan tugas-tugas administratif.
2. Mengisi formulir, membuat surat serta administrasi lain yang diperlukan oleh
Tim Pengelola kegiatan (TPK).
3. Menyajikan informasi tentang Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana
Prasarana Desa dengan Mekanisme Swakelola dan Padat Karya dan laporan
penggunaan dana kepada masyarakat melalui papan informasi.
4. Memperbaharui informasi dan laporan penggunaan dana yang ditempel pada
papan informasi.
5. Mengarsipkan seluruh dokumen dan berkas administrasi Pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Sarana Prasarana Desa dengan Mekanisme Swakelola dan
Padat karya.
6. Menghitung HOK dan besarnya insentif berdasarkan daftar hadir pekerja dari
mandor atau kepala kelompok.
7. Membantu ketua TPK dalam pengisian format laporan bulanan.
8. Memelihara dan menjaga semua Arsip.
9. Mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Pendamping Desa.
10. Membuat catatan seluruh aktifitas dan administrasi yang berkaitan dengan
Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana Prasarana Desa dengan
Mekanisme Swakelola dan Padat Karya.

BENDAHARA TPK (BILA ADA)


1. Menyimpan dan menjaga uang kas Kegiatan Pembangunan Sarana Prasarana
Desa dengan Mekanisme Swakelola dan Padat Karya.
2. Menyiapkan kwitansi-kwitansi setiap pembayaran dalam Pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Sarana Prasarana Desa dengan Mekanisme Swakelola dan
Padat Karya.
3. Melaksanakan pembayaran insentif langsung kepada pekerja/masyarakat dan
pembayaran bahan kepada supplier setelah diketahui dan di setujui oleh ketua
TPK.

7| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

7 7
4. Melaksanakan pencatatan pada buku kas umum setiap pengeluaran dan
penerimaan barang sesuai dengan penggunaanya dan aturan yang telah
disepakati.
5. Membantu ketua TPK membuat Rencana penggunaan dana (RPD) dan
Laporan penggunaan Dana (LPD ).
6. Melengkapi LPD dengan semua bukti-bukti pembayaran dan nota penerimaan
barang.
7. Menyiapkan administrasi untuk pengajuan dan pengambilan dana Kegiatan
Pembangunan Sarana Prasarana Desa dengan Mekanisme Swakelola dan
Padat Karya.
8. Menyiapkan data-data keuangan Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana
Prasarana Desa dengan Mekanisme Swakelola dan Padat Karya sebagai bahan
pembuatan laporan bulanan oleh ketua TPK.
9. Menjaga dan memelihara arsip semua tanda bukti pembelian dan
pembayaran.
10. Mengikuti pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Pendamping Desa.

ANGGOTA TPK
1. Membantu ketua TPK dalam persiapan pelaksanaan.
2. Memantau dan menjaga kualitas pelaksanaan kegiatan.
3. Membantu Ketua, Bendahara dan Sekertaris TPK dalam Pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Sarana Prasarana Desa dengan Mekanisme Swakelola dan
Padat Karya.
4. Membantu menangani permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Sarana Prasarana Desa dengan Mekanisme Swakelola dan
Padat Karya.
5. Melaporkan kepada ketua TPK tentang perkembangan pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Sarana Prasarana Desa dengan Mekanisme Swakelola dan
Padat Karya.

8| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


TAHAPAN PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN DESA

2.1. Lembar Informasi Tahapan Pelaksanaan


Pembangunan Desa

9| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

9 9
A. RUANG LINGKUP
Kepala desa mengoordikasikan kegiatan pembangunan desa yang dilaksanakan
oleh perangkat desa dan/atau unsur masyarakat desa. Pelaksanaan kegiatan
pembangunan desa meliputi:

a. Pembangunan desa berskala lokal desa.


b. Pembangunan sektoral dan daerah yang masuk ke desa.

Pelaksanaan pembangunan desa yang berskala lokal dikelola melalui swakelola


desa, kerjasama antardesa dan/atau kerjasama desa dengan pihak ketiga. Kepala
desa mengoordikasikan persiapan dan pelaksanaan pembangunan desa
terhitung sejak ditetapkan APB Desa.

Pembangunan desa yang bersumber dari program sektoral dan/atau program


daerah, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari pemerintah, pemerintah
daerah provinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota.

Dalam hal ketentuan menyatakan pelaksanaan program sektor dan/atau program


daerah diintegrasikan ke dalam pembangunan desa, maka program sektor
dan/atau program daerah di desa dicatat dalam APB Desa.

Dalam hal ketentuan menyatakan pelaksanaan program sektor dan/atau program


daerah didelegasikan kepada desa, maka desa mempunyai kewenangan untuk
mengurus pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah.

B. TAHAPAN PERSIAPAN
Tahapan persiapan meliputi:

1. Penetapan pelaksana kegiatan.


2. Penyusunan rencana kerja.
3. Sosialisasi kegiatan.
4. Pembekalan pelaksana kegiatan.
5. Penyiapan dokumen administrasi.
6. Pengadaan tenaga kerja.
7. Pengadaan bahan/material.

10| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


1. Penetapan Pelaksana Kegiatan

Pelaksana kegiatan adalah pihak yang ditunjuk melalui keputusan kepala


desa yang bertugas membantu kepala desa dalam tahapan persiapan dan
pelaksanaan kegiatan. Kepala desa memeriksa daftar calon pelaksana
kegiatan yang tercantum dalam dokumen RKP Desa yang ditetapkan dalam
APB Desa. Kemudian, kepala desa menetapkan pelaksana kegiatan dengan
keputusan kepala desa. Dalam hal pelaksana kegiatan mengundurkan diri,
pindah domisili keluar desa, dan/atau dikenai sanksi pidana, kepala desa
dapat mengubah pelaksana kegiatan.

2. Penyusunan Rencana Kerja


Pelaksana kegiatan menyusun rencana kerja bersama kepala desa yang
memuat antara lain:
a. Uraian kegiatan.
b. Biaya.
c. Waktu pelaksanaan.
d. Lokasi.
e. Kelompok sasaran.
f. Tenaga kerja.
g. Daftar pelaksana kegiatan.
Rencana kerja dituangkan dalam format rencana kerja untuk ditetapkan
dengan keputusan kepala desa.
Untuk Formnya dapat dilihat dalam Lampiran
3. Sosialisasi Kegiatan
Kepala desa menginformasikan dokumen RKP Desa, APB Desa, dan rencana kerja
kepada masyarakat melalui sosialisasi kegiatan. Sosialisasi dapat dilakukan melalui:
a. Musyawarah pelaksanaan kegiatan desa.
b. Musyawarah dusun.
c. Musyawarah kelompok.
d. Sistem informasi desa berbasis website.
e. Papan informasi desa.
f. Media lain sesuai kondisi desa.

11| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

11 11
4. Pembekalan Pelaksana Kegiatan
Kepala desa mengoordinasikan pembekalan Pelaksana Kegiatan di desa.
Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota
melaksanakan pembekalan. Pelaksanaan pembekalan dilakukan dengan
pembimbingan teknis. Peserta pembimbingan teknis meliputi:
a. Kepala desa.
b. Perangkat desa.
c. Badan Permusyawaratan desa.
d. Pelaksana kegiatan.
e. Panitia pengadaan barang dan jasa.
f. Kader pemberdayaan masyarakat desa.
g. Lembaga pemberdayaan masyarakat.
Materi pembekalan, di antaranya:
a. Pengelolaan keuangan desa.
b. Penyelenggaraan pemerintahan desa.
c. Pembangunan desa.
Kegiatan pembekalan pengelolaan keuangan desa antara lain teknis administrasi
pengelolaan keuangan dan teknis penyusunan dokumen pertanggungjawaban
keuangan. Kegiatan pembekalan penyelenggaraan pemerintahan, antara lain
teknis administrasi kesekretariatan, pendataan, penetapan, dan penegasan batas
desa. Kegiatan pembekalan pembangunan desa seperti pendayagunaan teknologi
tepat guna dalam pengelolaan sumberdaya lokal, mekanisme pengadaan barang
dan jasa, penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan, serta pengelolaan informasi
desa.
5. Penyiapan Dokumen Administrasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan melakukan penyiapan dokumen administrasi kegiatan.
Pelaksana Kegiatan dalam melakukan penyiapan dokumen berkoordinasi dengan
kepala desa. Dokumen administrasi sekurang-kurangnya memuat:
a. Dokumen RKP Desa beserta lampiran.
b. Dokumen APB Desa.
c. Dokumen administrasi keuangan.
d. Dokumentasi foto/gambar sebelum kegiatan pembangunan dilakukan.
e. Daftar masyarakat penerima manfaat.
f. Pernyataan kesanggupan Pelaksana Kegiatan menyelesaikan pekerjaan.
g. Penyiapan dokumen peralihan hak melalui hibah dari warga masyarakat
12| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa
h. kepada desa atas lahan/tanah yang menjadi aset desa sebagai dampak kegiatan
pembangunan desa.
i. Penyiapan dokumen jual beli antara warga masyarakat dan desa atas lahan/tanah
yang terkena dampak kegiatan pembangunan desa.
j. Penyiapan dokumen pernyataan kesanggupan dari warga masyarakat untuk tidak
meminta ganti rugi atas bangunan pribadi dan/atau tanaman yang terkena dampak
kegiatan pembangunan desa.
k. Penyiapan dokumen pembayaran ganti rugi atas bangunan pribadi dan/atau
tanaman yang terkena dampak kegiatan pembangunan desa.
l. Laporan hasil analisis sederhana perihal dampak sosial dan lingkungan.

Untuk Formnya dapat dilihat dalam Lampiran


6. Pengadaan Tenaga Kerja dan Bahan/Material
Pelaksanaan kegiatan pembangunan desa mengutamakan pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber daya alam yang ada di desa serta mendayagunakan
swadaya dan gotong royong masyarakat. Pelaksana Kegiatan mendayagunakan
sumber daya manusia yang ada di desa sekurang-kurangnya melakukan:
a. Pendataan kebutuhan tenaga kerja.
b. Pendaftaran calon tenaga kerja.
c. Pembentukan kelompok kerja.
d. Pembagian jadwal kerja.
e. Pembayaran upah dan/atau honor.
Besaran upah dan/atau honor sesuai dengan perhitungan besaran upah dan/atau
honor yang tercantum di dalam RKP Desa yang ditetapkan dalam APB Desa.
Pelaksana Kegiatan mendayagunakan sumber daya alam yang ada di desa,
sekurang-kurangnya melakukan:
a. Pendataan kebutuhan material/bahan yang diperlukan.
b. Penentuan material/bahan yang disediakan dari desa.
c. Menentukan cara pengadaan material/bahan.
Besaran harga material/bahan sesuai dengan perhitungan harga yang tercantum
di dalam RKP Desa yang ditetapkan dalam APB Desa. Pelaksana Kegiatan
mendayagunakan swadaya dan gotong royong masyarakat desa, sekurang-
kurangnya melakukan:
a. Penghimpunan dan pencatatan dana swadaya masyarakat, sumbangan dari pihak
ketiga, dan tenaga sukarela dari unsur masyarakat.

13| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

13 13
b. Pendataan sumbangan masyarakat desa dan/atau pihak ketiga yang berbentuk
barang.
c. Pendataan hibah dari masyarakat desa dan/atau pihak ketiga. d. Pembentukan
kelompok tenaga kerja sukarela.
d. Penetapan jadwal kerja.

Jenis dan jumlah swadaya masyarakat serta tenaga sukarela sekurang-kurangnya


sesuai dengan rencana yang tercantum di dalam RKP Desa yang ditetapkan dalam
APB Desa.
PENGADAAN TENAGA KERJA DAN BAHAN/MATERIAL
MELALUI GOTONG ROYONG DAN SWADAYA
MASYARAKAT

Dalam mendayagunakan swadaya dan gotong royong masyarakat desa, kepala desa
dapat mengadministrasikan dokumen pendukung sebagai berikut:

a. Pernyataan pemberian hibah dari warga masyarakat desa dan/atau pihak ketiga
kepada desa atas lahan/tanah yang menjadi aset desa sebagai dampak kegiatan
pembangunan desa dan diikuti dengan proses pembuatan akta hibah oleh
kepala desa;
b. Pernyataan kesanggupan dari warga masyarakat desa dan/atau pihak ketiga untuk
tidak meminta ganti rugi atas bangunan pribadi dan/atau tanaman yang terkena
dampak kegiatan pembangunan desa.

Pembiayaan yang dibutuhkan dalam rangka akta hibah dapat dilakukan melalui APB
Desa.

Pelaksanaan kegiatan pembangunan desa dilakukan tanpa merugikan hak-hak rumah


tangga miskin atas aset lahan/tanah, bangunan pribadi dan/atau tanaman yang terkena
dampak kegiatan pembangunan desa. Oleh karena itu dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan desa, dilakukan dengan cara:

a. Peralihan hak kepemilikan atas lahan/tanah melalui jual beli; dan


b. Pemberian ganti rugi atas bangunan pribadi dan/atau tanaman.

Pembiayaan yang dibutuhkan dalam rangka perlindungan hak-hak rumah tangga miskin
dilakukan melalui APB Desa. Penentuan besaran ganti rugi diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Kepala desa mengutamakan pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada di desa serta mendayagunakan
swadaya dan gotong royong masyarakat melalui mekanisme pembangunan desa secara
swakelola.

14| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


Apabila mekanisme swakelola tidak dapat dilakukan oleh kepala desa, maka dapat
diselenggarakan pengadaan barang dan/atau jasa. Pengadaan barang dan/jasa di desa
diatur dengan peraturan bupati/ walikota dengan berpedoman pada Peraturan Kepala
(Perka) LKPP Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor
13 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/ Jasa Di desa, bahwa
penyelenggaraan barang/jasa di desa dapat
dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa yang dianggap mampu.

C. TAHAPAN PELAKSANAAN
Pada tahap pelaksanaan kegiatan kepala desa mengoordinasikan tahapan pelaksanaan kegiatan yang
sekurang-kurangnya meliputi:

(1) Rapat kerja dengan pelaksana kegiatan.


(2) Pemeriksaan pelaksanaan kegiatan infrastruktur desa.
(3) Perubahan pelaksanaan kegiatan.
(4) Pengelolaan pengaduan dan penyelesaian masalah.
(5) Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan.
(6) Musyawarah pelaksanaan kegiatan desa dalam rangka pertanggungjawaban hasil
pelaksanaan kegiatan.
(7) Pelestarian dan pemanfaatan hasil kegiatan.

1. Rapat Kerja Pelaksana Kegiatan


Kepala desa menyelenggarakan rapat kerja Pelaksana Kegiatan dalam rangka pembahasan tentang
perkembangan pelaksanaan kegiatan. Pembahasan berdasarkan laporan pelaksana kegiatan kepada
kepala desa. Rapat kerja dilaksanakan sekurang-kurangnya setiap akan melakukan tahapan pencairan
dana desa yang bersumber dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara
Rapat kerja membahas antara lain:
a. Perkembangan pelaksanaan kegiatan;
b. Pengaduan masyarakat;
c. Masalah, kendala dan hambatan;
d. Target kegiatan pada tahapan selanjutnya; dan
e. Perubahan kegiatan.
Kepala desa dapat menambahkan agenda pembahasan rapat kegiatan sesuai dengan kondisi
perkembangan pelaksanaan kegiatan yang ada di desa.
2. Pemeriksaan Kegiatan Infrastruktur Desa
Kepala desa mengoordinasikan pemeriksaan tahap perkembangan dan tahap akhir kegiatan
infrastruktur desa. Pemeriksaan dapat dibantu oleh tenaga ahli di bidang pembangunan infrastruktur
15| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

15 15
sesuai dengan dokumen RKP Desa. Dalam rangka penyediaan tenaga ahli, kepala desa
mengutamakan pemanfaatan tenaga ahli yang berasal dari masyarakat Desa. Dalam hal tidak tersedia
tenaga ahli, kepala desa meminta bantuan kepada bupati/walikota melalui camat perihal kebutuhan
tenaga ahli di bidang pembangunan infrastruktur yang dapat berasal dari satuan kerja perangkat
daerah kabupaten/kota yang membidangi pekerjaan umum atau menggunakan pendamping
profesional.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara memeriksa dan menilai sebagian dan/atau seluruh hasil
pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur desa. Pemeriksaan dilakukan dalam 3 (tiga) tahap
meliputi:
a. Tahap pertama: penilaian dan pemeriksaan terhadap 40% (empat puluh per seratus) dari
keseluruhan target kegiatan.
b. Tahap kedua: penilaian dan pemeriksaan terhadap 80% (delapan puluh per seratus)
dari keseluruhan target kegiatan.
c. Tahap ketiga: penilaian dan pemeriksaan terhadap 100% (seratus per seratus) dari
keseluruhan target kegiatan.

Pemeriksa melaporkan kepada kepala desa perihal hasil pemeriksaan pada setiap tahapan. Laporan
hasil pemeriksaan menjadi bahan pengendalian pelaksanaan kegiatan oleh kepala desa.

3. Perubahan Pelaksanaan Kegiatan


Pemerintah daerah kabupaten/kota menetapkan peraturan tentang kejadian khusus yang berdampak
pada perubahan pelaksanaan kegiatan pembangunan, yaitu:

a. Kenaikan harga yang tidak wajar.


b. Kelangkaan bahan material, dan/atau.
c. Terjadi peristiwa khusus seperti bencana alam, kebakaran, banjir, dan/atau kerusuhan
sosial.

Kepala desa mengoordinasikan perubahan pelaksanaan kegiatan pembangunan di desa. Perubahan


kegiatan dilakukan dengan ketentuan:
a. Penambahan nilai pagu dana kegiatan yang ditetapkan dalam APB Desa dilakukan melalui:
 Swadaya masyarakat.
 Bantuan pihak ketiga, dan/atau.
 Bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah
 kabupaten/kota.

b. Tidak mengganti jenis kegiatan yang ditetapkan dalam APB Desa.


c. Tidak melanjutkan kegiatan sampai perubahan pelaksanaan kegiatan disetujui oleh kepala
desa.

16| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


Kepala desa menghentikan proses pelaksanaan kegiatan apabila Pelaksana Kegiatan tidak mentaati
ketentuan yang telah ditetapkan. Kepala desa memimpin rapat kerja untuk membahas dan
menyepakati perubahan pelaksanaan kegiatan. Hasil kesepakatan dituangkan dalam berita acara.
Berita acara dilampiri perubahan gambar desain dan perubahan rencana anggaran biaya dalam hal
terjadi perubahan pelaksanaan kegiatan di bidang pembangunan infrastruktur desa. Berita acara
menjadi dasar bagi kepala desa

4. Pengelolaan Pengaduan dan Penyelesaian Masalah


Kepala desa mengoordinasikan penanganan pengaduan masyarakat dan penyelesaian masalah dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan desa. Koordinasi penanganan pengaduan masyarakat dan
penyelesaian masalah sekurang-kurangnya meliputi kegiatan:
a. Penyediaan kotak pengaduan masyarakat.
b. Pencermatan masalah yang termuat dalam pengaduan masyarakat.
c. Menetapkan status masalah.
d. Penyelesaian masalah dan penetapan status penyelesaian masalah.
Penanganan pengaduan dan penyelesaian masalah berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
a. Menjaga kerahasiaan identitas pelapor.
b. Mengutamakan penyelesaian masalah di tingkat pelaksana kegiatan.
c. Menginformasikan kepada masyarakat desa perkembangan penyelesaian masalah.
d. Melibatkan masyarakat desa dalam menyelesaikan masalah.
e. Mengadministrasikan bukti pengaduan dan penyelesaian masalah.
Penyelesaian masalah dilakukan secara mandiri oleh desa berdasarkan kearifan lokal dan
pengarusutamaan perdamaian melalui musyawarah desa. Dalam hal musyawarah desa menyepakati
masalah dinyatakan selesai, hasil kesepakatan dituangkan dalam berita acara Musyawarah Desa.

5. Penyusunan Laporan Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksana kegiatan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada kepala
desa. Penyampaian laporan disesuaikan dengan jenis kegiatan dan tahapan penyaluran dana
kegiatan. Laporan kegiatan disusun sesuai penggunaan dana yang diterima dan tahapan
perkembangan pelaksanaan kegiatan.
Laporan dituangkan dalam format laporan hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan desa, dilampiri
dokumentasi hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan desa yang sekurang- kurangnya meliputi:
a. Realisasi biaya beserta lampiran bukti-bukti pembayaran.
b. Foto kegiatan infrastruktur desa kondisi 0%, 40%, 80%, dan 100% yang diambil dari sudut
pengambilan yang sama.
c. Foto yang memperlihatkan orang sedang bekerja dan/atau melakukan kegiatan secara
beramai-ramai.

17| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

17 17
d. Foto yang memperlihatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan pembangunan desa.
e. Foto yang memperlihatkan pembayaran upah secara langsung kepada tenaga kerja kegiatan
pembangunan desa.
f. Gambar purna laksana untuk pembangunan infrastruktur desa.
g. Kepala desa menyusun laporan penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan laporan
pelaksanaan kegiatan.

6. Musyawarah Desa dalam Rangka Pelaksanaan Kegiatan

Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah desa dalam rangka pelaksanaan


pembangunan desa, yang pertanggungjawabannya diselenggarakan pada Juni dan Desember.
Pelaksana kegiatan menyampaikan laporan akhir pelaksanaan kegiatan dengan cara:
a. Menyampaikan laporan akhir pelaksanaan kegiatan kepada kepala desa.
b. Menyerahkan hasil pelaksanaan kegiatan untuk diterima kepala desa dengan disaksikan
oleh Badan Permusyawaratan Desa dan masyarakat desa.
Kepala desa menyampaikan laporan pelaksanaan pembangunan desa kepada Badan
Permusyawaratan Desa berdasarkan laporan akhir dari Pelaksana Kegiatan. Masyarakat desa
berpartisipasi menanggapi laporan pelaksanaan pembangunan desa. Tanggapan masyarakat desa
disampaikan dengan memberikan masukan kepada kepala desa. Badan Permusyawaratan Desa,
kepala desa, pelaksana kegiatan dan masyarakat desa membahas
dan menyepakati tanggapan dan masukan masyarakat desa. Hasil kesepakatan dituangkan dalam
berita acara.
Kepala desa mengoordinasikan pelaksana kegiatan untuk melakukan perbaikan hasil kegiatan
berdasarkan berita acara hasil kesepakatan musyawarah desa.

7. Pelestarian dan Pemanfaatan Hasil Kegiatan Pembangunan Desa


Pelestarian dan pemanfaatan hasil pembangunan desa dilaksanakan dalam rangka memanfaatkan
dan menjaga hasil kegiatan pembangunan desa, dengan cara:
a. melakukan pendataan hasil kegiatan pembangunan yang perlu dilestarikan dan dikelola
pemanfaatannya;
b. membentuk dan meningkatkan kapasitas kelompok pelestarian dan pemanfaatan hasil
kegiatan pembangunan desa; dan
c. pengalokasian biaya pelestarian dan pemanfaatan hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan
desa.

Ketentuan pelestarian dan pemanfaatan ditetapkan dengan peraturan desa. Kepala desa membentuk
kelompok pelestarian dan pemanfaatan hasil kegiatan pembangunan desa dengan keputusan kepala
desa.

18| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


KEMAMPUAN DASAR TIM PENGELOLA
KEGIATAN

3.1 Lembar Informasi Ketrampilan Survei Lokasi dan Harga

19| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

19 19
Survei Teknis

Sebelum dilakukan penyusunan desain bangunan maka terlebih dahulu harus dilakukan
survei teknis. Sasaran survei teknis ini adalah untuk mendapatkan data-data/informasi

kondisi/situasi awal lokasi pembangunan infrastruktur yang sebenarnya. Jenis


data/informasi yang diperlukan tergantung pada jenis infrastruktur yang akan dibangun.

Seperti: Kondisi fisik lokasi (luasan, batas-batas, topografi), kondisi tanah (keras/lunak),
keadaan air tanah, peruntukan lahan, rincian penggunaan lahan, perkerasan,

penghijauan, dan lain-lain.Data-data atau informasi tersebut selanjutnya akan


dipergunakan dalam menentukan desain atau rancangan dan gambar rencana

bangunan yang akan dibangun. Pelaksanaan survei ini dilakukan surveyor yang harus
memahami teknik survei mencakup: Jadwal, urutan kegiatan, cara pelaksanaan dan hasil

surveiyang akan diperoleh; cara penggunaan formulir surveidan cara penggunaan alat
surveiyang akan digunakan; kebutuhan dan penyediaan peralatan dan instrument yang

dibutuhkan, seperti : patok-patok, meteran, formulir suirvey, peta, dll.Pada kegiatan


surveiteknis ini, juga sekaligus membuat dokumentasi/photo awal (0%) pada lokasi yang

akan dibangun Infrastruktur. Jumlah titik lokasi yang diambil/potret disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan jenis infrastruktur yang akan dibangun, misalnya untuk

Jalan/drainase/saluran irigasi/air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik


lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap penting). Penting

untuk diperhatikan bahwa titik lokasi dan arah pengambilan gambar kondisi 0% ini,
nantinya akan menjadi pengambilan gambar pada saat pelaksanaan konstruksi, yaitu
kondisi 50% dan 100%. Selain survey teknis prasarana juga perludilakukan
surveiketersediaan tenaga kerja/bahan/alat. Hal ini untuk membantu dalam pemilihan

teknologi konstruksi yang akan dipergunakan dimana sedapat mungkin menggunakan


konstruksi/bahan lokal yangberkualitas dan konstruksi yang mudah dilaksanakan oleh

tenaga kerja setempat.


Secara umum komponen yang harus diperhatikan dalam survey teknis antara lain;

20| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


 Pengumpulan Pengumpulan data Primer dan sekunder (Primer : survey lokasi, sumber
air, jalur jalan rencana, data penduduk,. Data Sekunder : peta topografi, study pendahulu,
hidrologi/klimatologi,demografi;
 Luasan tanah/panjang jalan yang akan dibangun;
 Batas administrasi/batas topografi;
 Membuat Peta lokasi dan Gambar situasi;
 Kondisi fisik tanah permukaan/Geologi permukaan;
 Land use and land covering (penggunaan tanah dan tutupan lahan);
 Tata ruang tanah / peruntukan tanah;
 Elevasi awal bangunan;
 Bahan Quary/timbunan/lokasi buangan tanah;
 Bahan lokal;
 Jalur/jalan masuk kerja;
 Catatan data iklim setempat;
 Harga satuan bahan;
 Harga upah; dan

 Membuat dokumen foto awal.

Kegiatan ini merupakan kegiatan kunci dalam perencanaan jalan, karena survey teknis

dilakukan untuk menjamin pemilihan dan penentuan proyek harus memenuhi kriteria
yang disyaratkan, dapat memberikan manfaat yang diharapkan, dapat dibangun dengan

harga seimbang/sesuai, tidak mempunyai masalah teknis yang berat, dan tidak merusak
lingkungan.

Survei teknis yang dianjurkan adalah survey antar patok, karena sistem tersebut dapat
dilakukan tanpa menggunakan alat yang canggih dan tanpa perhitungan yang rumit.

Prinsip dasar dari survey antar patok adalah jalan dibagi menjadi segmen kecil-kecil,
dan survey, perhitungan volume, dan perhitungan tenaga dicari tiap segmen yang

kemudian dijumlahkan untuk ruas keseluruhan.

21| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

21 21
Cara mengisi formulir Survei Antar Patok (SAP) :
1. Kabupaten, kecamatan, dan desa; diisi sesuai lokasi proyek
2. Bahan, lebar, dan tebal perkerasan; diisi sesuai bahan yang akan digunakan,
lebar jalan termasuk saluran tepi, dan tebal yang disyaratkan.
3. Lebar badan jalan; termasuk bahu kiri dan kanan, tidak termasuk saluran
pinggir
4. Panjang jalan; diisi panjang keseluruhan termasuk cabang-cabang yang akan
dikerjakan.
5. Dimensi saluran; ukuran lebar dan kedalaman saluran.
6. Jenis gorong-gorong; diisi jenis yang akan digunakan pada umumnya. Bila
ada jenis lain di tempat tertentu, harus disebutkan pada kotaknya.
7. Nomor patok; penomoran patok dimulai dari Patok 0 dan setiap patok 50 m
diberi nomor. Patok harus semipermanen agar bertahan sampai akhir proyek.
8. Jarak antar patok; biasanya 50 m, tetapi boleh kurang bila dirasa perlu, seperti
di lokasi yang ada perubahan arah/ tanjakan/situasinya cukup besar.
9. Jarak komulatif; jarak dari awal proyek. Bila ada cabang dapat dimulai dari nol
lagi.
10. Arah trase; perkiraan arah dari patok pertama melihat ke patok kedua. Ditulis
dengan satuan derajat dari utara 0o, timur 90o, dst. Diukur dengan kompas
tangan.
11. Tanjakan; persentase tanjakan pada bagian tercuram antara dua patok. Tanda
„+‟ digunakan bila jalan naik dari patok pertama, dan tanda ‟-„ bila jalan
menurun.
12. Panjang tanjakan; panjangnya tanjakan yang dicatat diatas. Bila tanjakan lebih
panjang dari satu kotak, kotak tersebut diberi tanda “→”.
13. Keadaan sekitar jalan; dicatat keadaan seperti hutan, sawah, lewat sungai,
rawa, dll.
14. Keadaan jalan lama; lebar jalan yang sudah ada, apakah pernah diperkeras.
15. Jumlah pohon; jumlah pohon besar yang perlu ditebang untuk
pembangunan.
16. Penebasan; rata-rata lebar dan panjang penebasan yang diperlukan, tidak
termasuk bagian yang tidak perlu ditebas seperti jalan lama.
17. Pembersihan; rata-rata lebar dan panjang pembersihan / pengupasan yang
diperlukan, termasuk saluran dan dasar timbunan.

22| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


18. Jenis galian; galian biasa, tanah keras, batu, lumpur, dsb. Bila terdapat dua
atau lebih jenis gaian yang bervolume besar, perlu dicatat data masing-
masing.
19. Volume galian; estimasi/perhitungan volume galian antar dua patok dengan
cara rata-rata luas penampang dikalikan panjangnya.
20. Volume timbunan; perhitungan volume timbunan antar dua patok.
21. Jarak dari sumber timbunan; bila tanah timbunan harus diangkut dengan
jarak lebih dari 50 m ke patok-patok. Kurang dari 50 m tidak perlu diisi.
22. Saluran; diisi jumlah saluran pinggir jalan yang diperlukan. Diisi dengan KR
(kiri saja), KN (kanan saja), 2 (ki-ka), atau 0 (tidak perlu)
23. Bangunan yang ada; catatan mengenai gorong-gorong, jembatan, dan
tembok yang sudah ada dan tidak perlu diganti. Dicatat jenis dan dimensi
pokoknya.
24. Letak dan jenis bangunan baru; perkiraan jumlah jembatan, gorong-gorong,
atau tembok yang diperlukan, dengan jarak dari patok pertama (misal “+25
m”)
25. Ukuran bangunan baru; ukuran pokok bangunan yang diperlukan diatas.
26. Jarak dari sumber_________; tempat disediakan untuk tiga bahan yang
diperlukan. Dicatat bila jarak > 50 m dan diangkut oleh manusia. Bila
diangkut dengan kendaraan meke jarak tidak perlu dicatat.
27. Kebutuhan gebalan rumput; dicatat jumlah ruas yang perlu dilindungi
gebalan rumput.
28. Jarak dari sumber gebalan; dicatat bila > 50 m saja.
Sket kondisi tanah asli untuk perencanaan jalan; untuk mencatat keadaan tanah

asli dan perkiraan kebutuhan galian dan atau timbunan. Pada tiap patok disket
potongan memanjang dan melintang jalan pada titik tersebut, kemudian ditandai

bagian galian dan atau timbunan dengan perkiraan dimensi dan luas
penampangnya.
Untuk Detail Dapat Dilihat Form SAP

23| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

23 23
Survei Harga Satuan Upah/Bahan/Alat

Sesuai dengan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas pemanfaatan dana kegiatan


maka harga-harga satuan upah/bahan/alat yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan
kegiatan harus merupakan hasil survei sekurang-kurangnya dari 3 toko/pemasok
setempat/terdekat sebagai referensi data/informasi harga satuan upah/bahan/alat bagi
pelaksana untuk menyusun RAB proposal pelaksanaan kegiatan atau menggunakan
dasar harga yang sudah ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Apabila seluruh harga
satuan upah/bahan/alat terendah hasil survei pelaksana adalah sama dengan harga
satuan terendah yang telah ditentukan maka pelaksana dapat langsung menggunakan
harga hasil ketetapan.

Untuk Detail Dapat Dilihat Form Survei Harga

Survei Calon Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang akan terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan diprioritaskan dan
diharapkan sebanyak mungkin dari masyarakat setempat. Informasi ketersediaan tenaga
kerja proyek sangat penting diketahui dalam perencanaan pelaksanaan kegiatan
pembangunan infrastruktur. Hal ini terutama karena akan menjadi dasar pemilihan
teknologi/metode kerja pelaksanaan pembangunan fisik. Selain jumlah, kualifikasi
tenaga kerja juga sangat penting diketahui dari hasil survei, terutama untuk memperoleh
kepastian apakah kegiatan pembangunan dapat dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
ada dan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan program.
Pengalaman/keterampilan yang dimiliki calon tenaga kerja (seperti Mandor/Ketua regu

kerja, Tukang dan Pekerja) terutama guna menjamin cara pelaksanaan pekerjaan

dapat dilaksanakan secara benar sehingga dapat memenuhi kualitas fisik yang

baik.
Untuk Detail Dapat Dilihat Form Calon Tenaga Kerja

24| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


KEMAMPUAN DASAR TIM PENGELOLA
KEGIATAN

3.2 Lembar Informasi Ketrampilan Teknis TPK

25| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

25 25
KETRAMPILAN DASAR TEKNIS

Mengukur Panjang, Tinggi dan menghitung Volume dan Kecepatan

SATUAN
1. JARAK = Panjang, Lebar , Tinggi, Tebal

(Centimeter / Cm, Meter / m, Kilometer/Km)


2. LUAS

(meter persegi/m2 , Hektar/ha)


3. ISI

(meter kubik / m3 )
4. BERAT

(kilogram/kg, Tonase / ton)

RUMUS LUAS
1. LUAS SEGI EMPAT

= Panjang x Lebar = P x L
2. LUAS SEGITIGA

= ½ ( Alas x Tinggi ) = ½ ( L x T )
3. LUAS TRAPESIUM

= ½ ( garis sejajar bawah + atas) x tinggi T


=½(a+b) xT
4. LUAS LINGKARAN

= ¼ x 22/7 x diameter kuadrat = ¼ x 3,14 x d² L

La

d
Lb
T
26| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa
Soal 3.1. Hitung Luas daerah ini

4m

Jawab :
2m

8m

Rumus isi / Volume

 Dalam teknik bangunan sebagian besar rumus isi / volume dapat menggunakan
rumus dibawah ini :

VOLUME = LUAS X TINGGI

contoh :
Silinder : Luas Alas lingkaran x tinggi
Kubus : Luas Alas segi empat x tinggi
Prisma : Luas alas segi tiga x 1/3 tinggi, dll.

Soal 3.2. Hitunglah Volume Bangun dibawah ini

Jawab :
4 4

m m
2
m
8m

27| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

27 27
Menghitung Debit Air
Cara sederhana dilapangan untuk mengukur debit air dengan menggunakan alat
sederhana, ada 2 cara pengukuran :
1. Menggunakan ember dan jam tangan yang ada jarum detik.
Dihitung waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ember dengan
penuh. Besarnya isi ember harus diketahui, misalnya 5 liter.
Pengukuran dilakukan tiga atau empat kali dan menggunakan hasil
rata-rata

Contoh soal :
Ember 8 liter. Terisi setelah 15 detik, 12 detik, 17 detik, dan 12 detik
15 + 12 + 17 + 12 = 56, atau rata-rata 14,0 detik
Debit air adalah 8 liter dibagi 14 detik, sama dengan 0,57 liter per
detik
2. Menggunakan jam tangan yang ada jarum detik dan alat mengukur
panjang (pita ukur, meteran). Metode ini menggunakan rumus Debit
= Kecepatan X Luas Penampang. Basah. Penampang boleh
berbentuk segi empat panjang, atau trapesium, atau bentuk bebas.
Penampang diperkirakan dengan satuan M2. Kecepatan diukur
dengan melihat berapa detik diperlukan untuk benda ringan mengalir
sekian meter, dengan satuan Meter per detik

Contoh soal
1.a. Menghitung Debit pada Saluran Air yang berbentuk trapesium.
Dalamnya air adalah 40 cm. Dasar trapesium berukuran 30 cm.
Lebarnya

trapesium di permukaan air adalah 60 cm. Benda ringan perlu 12


detik untuk berjalan 5 meter.
 Luas Penampang Basah adalah (0,30+0,60)/2 X 0,40 = 0,18 M2

 Kecepatan air adalah 5,0 / 12 = 0,417 M/detik

 Debit air adalah 0,18 M2 X 0,417 Meter/Detik = 0,075 M3/Detik


atau 75 Liter/Detik

.b. Menghitung Debit Sungai  Metode yang paling umum


menggunakan prinsip matematika dari kalkulus, yaitu benda dibagi

28| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


menjadi banyak segi empat panjang, seperti contoh di bawah ini:

L = 9,0 meter

SUNGAI

Sungai dibagi lima bagian. Pertengahan bagian pertama adalah L/10 dari
pinggir. Kemudian pertengahan keempat kotak lainnya adalah L/5 di
sebelah kanan. Pertengahan kotak terakhir seharusnya L/10 dari tebing
sebelah sana.

L/10 L/5 L/5 L/5 L/5 L/10


0,90 1,80 1,80 1,80 1,80 0,90 m

A B C D E

Luas penampang basah adalah jumlah luas dari lima kotak, dengan
kedalamannya seperti yang dapat diukur di titik A, B, C, D, dan E. Lebarnya
tiap kotak adalah seperlima dari lebar saluran/sungai.
 Misalnya kedalaman air di A = 0,9 meter Lebar = 9 meter

B = 1,2
C = 1,0
D = 0,3
E = 0,5
 Penampang basah adalah (0,9 + 1,2 + 1,0 + 0,3 + 0,5)/5 X 9,0 = (3,9/5) X
9 = 7,02 M2

 Debit air adalah luas penampang basah kali kecepatan air:

7,02 M2 X 0,85 M/detik = 5,97 M3/detik


Semakin banyak bagian, semakin tepat perkiraannya. Minimal dibagi lima.
Kalau dasar sungai banyak variasi, sebaiknya lebar sungai dibagi sepuluh.
Bisa juga memilih angka yang mudah dalam pembagian – jika lebar 9,60
meter akan lebih mudah jika dibagi 6 atau 8 bagian (80 cm atau 60 cm).
2. Perhitungan jumlah semen yang harus dipesan dalam pembuatan beton,

29| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

29 29
beton campuran 1:2:3 dan semen campuaran 1:2:4, kebutuhan semen bisa
dilihat pada tabel dibawah

Rasio Beton Jumlah Zak semen PC


yang dibutuhkan
untuk 1m3 beton
40 kg/zak 50
kg/Zak
1:2:3 9,5 7,5
1:2:4 8,0 6,5

30| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PERENCANAAN PEMBANGUNAN
SARANA PRASARANA DESA

5.1 Lembar Informasi Pembuatan Desain dan RAB

31| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

31 31
PENYUSUNAN RENCANA KERJA
a. Menyusun Desain dan RAB Kegiatan.

Desain & RAB suatu jenis sarana dan prasarana dapat disusun/dibuat setelah
dilakukan survei (survei teknis dan survei harga). Hal pokok yang terpenting diingat
dalam survei teknis adalah catat (atau dapat dengan gambar penjelas) semua hal yang
berpengaruh dan mempengaruhi perencanaan , pelaksanaan dan perkembangan sarana
dan prasrana yang akan direalisasikan.
Dokumen desain dan RAB yang disusun dengan daftar isi sebagai berkut :
Contoh : Susunan Dokumen desain & RAB Daftar isi dokumen desain & RAB
A. Rekapitulasi Anggaran Biaya Jalan Desa
B. Rencana Anggaran Biaya (detail) Jalan Desa
C. Lampiran-lampiran
Lampiran:
I. Peta Desa dan Lokasi Prasarana (jalan yang akan dibangun)
II. Denah Jalan Desa yang akan dibangun
III. Gambar Detail
Potongan Memanjang (long section)
Gambar Tipikal pada jalan untuk tiap jenis medan jalan :
Datar, atau pegunungan, atau bukit pada kondisi jalan lurus, belok kiri dan
belok kanan (cross section)
Detail Kontruksi seperti: parit tepi/samping, gorong-gorong, bahu jalan,
konstruksi perkerasan, tembok penahan tanah (TPT) dan sebagainya.
IV. Take Of Sheet (TOS)
Sketsa hasil survei lapangan dan dimensi
Sketsa gambar rencana dan dimensi
Perhitungan volume
SAP,VAP,MAP
Analisa BOW, dan analisa lainnya yang dipakai (jika ada).
V. Rekapitulasi Survei Harga Satuan Bahan dan Alat
Rekapitulasi Survei Harga Satuan Bahan & Alat (TPK)
Data Survei Harga Bahan & Alat
VI. Upah Kerja
Hasil Kesepakatan Upah Kerja Masyarakat, per HOK
Data Kesanggupan Swadaya Masyarakat.
Dalam penyusunannya desain & RAB dapat dibuat dengan mempertimbangkan
langkah-langkah (Bagan Alir) sebagai berikut :

32| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


BAGAN ALIR PENYUSUNAN DESAIN & RAB
Desain & RAB
Hasil Survei
Teknis, SAP &
survei harga
Titik awal/akhir
lokasi, arah mata Peta Situasi
angin, kelengkapan & Denah
denah, potensi Rencana
prasrana lain.

Tdk Lengkap
Denah Rencana Jalan/Jembatan, Denah rencana
ruang/pondasi/instalasi listrik, air bersih, air kotor; Denah
Rencana Irigasi dan Daerah Pengairan, Denah Jaringan & Bak
Lengkap

Gambar Material penyusun,


Detail kemiringan jalan,
komposisi campuran-
plesteran-tulangan,
cara dll
Tdk Lengkap
Gambar potongan (cross section), gambar tampak, detail
prasarana dan bagian-bagiannya.

Lengkap
VAP (Form. 17), Rencana
Faktor susut material, Kerja, MAP (Form.20),
standar produktivitas Hasil estimasi volume
pekerjaan, hasil survei Volume, (ToS-Form 19), Hasil
harga (form.23), hasil Produktifitas, estimasi HOK &
perhitungan Galian & dan metode kerja kebutuhan bahan dg
timbunan, dll konstruksi Analisa BOW
/sejenisnya.

Dokumen Desain & RAB : (Hasil survei teknis


dan harga, Peta situasi, denah rencana, gambar RAB Detail ,
detail, Perhitungan volume-bahan-tenaga, analisa, Rekapitulasi
Hasil Kesepakatan Upah Kerja Masyarakat, per RAB
HOK,Data Kesanggupan Swadaya Masyarakat.

33| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

33 33
Penjelasan Bagan Alir Penyusunaan Desain & RAB
Pembuatan GAMBAR DENAH

Dari hasil survei yang berupa sketsa kondisi lapangan diperjelas dengan gambar
denah, yang merupakan gambar rencana /desain dari jenis sarana dan prasarana yang
akan di bangun.
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam pembuatan denah rencana :

1. Dimensi atau panjang dan notasi-notasi yang mewakili, dengan kriteria


misalnya :
Pasangan Bata 1/2 batu tampak samping

Pasangan Batu Kali

Pasangan Bata Tampak Atas

Bahan Campuran Beton

Material Pasir atau tanah urug

Muka air (sungai, tanah, dll)

Muka tanah
Dan notasi-notasi yang lain .

2. Skala yang digunakan


Denah umumnya dibuat dengan perbandingan (skala) 1 : 100, 1 : 200, atau
lebih kecil untuk jenis sarana dan prasarana tertentu misal jalan desa, air bersih,
dll.
3. Arah Mata angin
4. Keterangan penjelas lainnya, misalnya
o Nama ruang/jalan/bak/stasiun (Patok) jalan,
o lokasi titik awal/akhir,
o Lokasi atau prasarana perlengkapan yang lain (jalan lain disekitarnya, letak
saluran pembuang atau saluran air bersih, letak septictank, dll) lengkap
dengan dimensinya.
o Tempat-tempat kritis terhadap masalah teknis, misalnya tanjakan jalan,
kemiringan tebing, arah aliran air kotor/drainase, jarak antara sumber air
bersih dengan sumur peresapan (ketersediaan lahan), dll
o Lokasi prasarana baru lain yang dibutuhkan.

34| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


Berikut contoh Denah Rencana :

H I Ventilasi
K.Mandi

Ventilasi
K.Mandi

D4
Ventilasi
K.Mandi
D3 A1 A2
Partisi Los
t = 1,2 m

Pasangan bata Partisi Los


D1 t = 10 cm t = 1,2 m

D2

GU
G
E

C2 B B B B

1810
Ventilasi Kios Ventilasi Kios Ventilasi Kios Ventilasi Kios

F
Keterangan :
Pas Paving Blok A1 & A2 = Los Pasar
B = Kios Pasar
C1 & C2 = Lahan Parkir
D1 = Bak Cuci
D2 = Lantai Cuci
C1 D3 = Kmr. Mandi
D4 = WC
E = Bak Sampah
F = SAB
DENAH TATA RUANG PASAR DESA G = Drainase Pasar
GU = Drainase Utama
H = Sumur Peresapan
2420 I = Septictank

35| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

35 35
Pembuatan GAMBAR DETAIL
Gambar detail digunakan untuk memperlihatkan bentuk, dimensi, bahan dan cara
konstruksi semua bangunan baru. Berikut pembuatan contoh gambar detail untuk
masing-masing prasarana :
a) Prasarana Jalan
a. Potongan Memanjang (long section)
b. Gambar Tipikal pada jalan untuk tiap jenis medan jalan :
o Kondisi Medan : Datar, atau pegunungan, atau bukit
o Kondisi trase jalan lurus, belok kiri dan belok kanan (cross section)
c. Detail Kontruksi seperti: parit tepi/samping, gorong-gorong, bahu jalan,
konstruksi perkerasan, tembok penahan tanah (TPT) dan sebagainya.

b) Prasarana Jembatan
a. Tampak Samping
b. Potongan Melintang
c. Detail Kontruksi seperti:
o Bangunan atas, (gelagar, lantai, hand railing)
o Landasan (perletakan),
o Bangunan bawah (abutment, pilar,pondasi),
o Oprit,
o Bangunan pengaman jembatan,
o Gambar pembesian.

c) Prasarana Air Bersih


a. Bak Penampung
b. Bak Penangkap Air (broncaptering)
c. Bak Pelepas Tekan
d. Bak Pembagi
e. Pipa Transmisi
f. Bangunan detail lain, seperti:
o Bangunan Penangkap Air Permukaan (PAP),
o Pengolahan air dengan Instalasi Pengolahan Air Sederhana (IPAS, SPAL)
o Perpipaan
o Pompa air
o Sumur Gali (SG), Pompa Tangan(SPT)
o Bangunan Penampungan Air Hujan (PAH)
o Gambar pembesian,

d) Prasarana Air Bersih


36| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa
a. Tampak Samping dan Depan
b. Potongan Memanjang dan Melintang
c. Detail Kontruksi seperti;
o Pekerjaan Tanah
o Pondasi,
o Pekerjaan pembesian.
o Pekerjaan Struktur (sloof, kolom, balok)
o Pekerjaan Kusen pintu dan jendela, serta gantungan dan assesoris
o Arsitektural (penyekat ruangan, trasram, plesteran dan acian)
o Pekerjaan plafon, lantai, dinding
o Pekerjaan atap, talang air dan lisplang
o Pekerjaan saluran air kotor dan air bersih
o Saluran drainase permukaan dan sumur resapan air hujan

Berikut Form. 24. Lembar Gambar Desain

METODE KERJA KONTRUKSI

Metode kerja kontruksi tertuang dalam suatu rencana pelaksanaan pekerjaan yang
biasanya meliputi beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa saja yang dikerjakan dan spesifikasi dari masing-masing perkerjaan tersebut :
Contoh : Pasangan Bata ½ batu dengan spesifikasi spesi campuran 1pc : 4ps untuk
pasangan bata biasa dan 1pc : 3ps untuk pasangan bata trasraam, Lapisan Aspal
Goreng dengan spesifikafi AC 60/80 dengan tebal lapisan 2 – 3 cm, dll
2. Bagaimana cara-cara dan petunjuk pengerjaan dari bagian-bagian rencana ?

37| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

37 37
Contoh : Pekerjaan Beton berupa pekerjaan penulangan – pekerjaan pemasangan
bekisting - pembuatan campuran beton & pemadatan campuran – dan pembongkaran
bekisting. Dengan petunjuk singkat untuk tiap pekerjaan misalnya Lapisan split 2/3 di
hamparkan sedemikian hingga tidak terjadi segregasi butiran halus (hamparan
merata/lapis) dengan ketebalan sekiter 5 cm dan dipadatkan hingga kepadatan
maksimum.
3. Siapa yang mengerjakan dan penanggung jawab tenaga kerja.
4. Dimana pekerjaan itu dapat dilakukan apakah dapat dilakukan ditempat atau
dilakukan di tempat lain
5. Alat bantu apa yang harus digunakan
6. Apa, dimana dan kapan rencana itu dilaksanakan.
Bentuk aplikasi dalam menyusun pokok-pokok metode kerja konstruksi biasanya
digabungkan dengan target dan volume pekerjaan dalam bentuk : Kurva „S‟; diagram
balok

RENCANA ANGGARAN BIAYA


Rencana untuk setiap ruas jalan dituangkan pada selembar Rencana Anggaran
Biaya. Formulir ini terdiri dari tiga bagian yaitu : Bahan, Alat, dan tenaga.

Bahan
Kebutuhan bahan merupakan jumlah dari keseluruhan bahandan ongkos
pengangkutan yang harus dibeli oleh proyek, tidak termasuk yang dikumpulkan oleh
masyarakat. Harganya termasuk ongkos pengangkutan sampai lokasi. Sebagian besar,
bahan untuk jalan terdiri dari bahan untuk perkerasan dan pembuatan gorong-gorong.

Alat
Alat untuk pembuatan jalan daapt dimasukkan pada formulir RAB, dan termasuk
semua alat yang harus dibeli atau disewa. Alat yang disewa harus ditandai dengan jelas
pada RAB. Alat yang disewsa termasuk mesin gilas untuk pemadatan perkerasan jalan,
dan harganya termasuk segala pengeluarannya : termasuk pengeluaran untuk operator
alat, bahan bakar, pengangkutan ke termpat lan, dll. Alat yang lain terdiri dari peralatan
yang dibutuhkan masyarakat untuk membuat jalan, dan kebuthan haus disesuaikan
kebutuhan setempat : cangkul, linggis, palu besar, martil, alat untuk memasang gorong-
gorong, dll. Untuk alat yang dibeli sebaiknya yang bermutu agar dapat dipakai untuk
pemeliharaan.

Tenaga
Termasuk seluruh pekerja biasa dan tukang yang dibutuhkan. Dapat diperkirakan
bahwa 1/3 dari HOK gorong-gorong diperlukan untuk pekerjaan tukang batu. Kegiatan
rutin yang lain daapt dikerjakan oleh pekerja biasa dibawah supervisi mandor.

38| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PERENCANAAN PEMBANGUNAN
SARANA PRASARANA DESA

5.2 Lembar Informasi Pengenalan Bahan Dan Alat

39| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

39 39
PENGENALAN BAHAN

Berbagai macam bahan bangunan telah digunakan manusia untuk


pembangunan infrastruktur penunjang kehidupan manusia itu sendiri. Berikut ini
beberapa jenis bahan bangunan yang umum digunakan manusia untuk konstruksi
bangunan khususnya rumah tinggal.

2.1. Genteng

Genteng merupakan penutup rumah dan berfungsi sangat vital bagi


kelangsungan kehidupan di dalam rumah. Seindah apapun rumah tanpa genteng
belum bisa dikatakan sebuah rumah, fungsinya yg sebagai pelindung dan
kenyamanan tuk penghuninya baik itu siang atau malam hujan maupun panas
menjadi buktinya. Namun seiring perkembangan arsitektur, genteng tidak hanya
sebatas pelindung sebuah rumah semata, kini peranan genteng bergeser kearah
yang lebih luas.

Penyesuaian model rumah yang hendak dibangun sangat mempengaruhi


warna dan jenis genteng yang akan diambil, karena penyesuai bangunan rumah dan
pemilihan genteng yang tepat dapat menambah nilai estetika pada sebuah hunian.
Sehingga ketika akan memilih atap genteng, sebaiknya di sesuaikan degan desain
rumah secara keseluruhan.

Semestinya juga genteng tersebut memiliki kualitas yang baik semakin kuat
dan awet genteng rumah, maka rumah juga akan semakin awet dan tahan bocor.
Genteng yang baik juga harus tahan bocor dan tidak mudah pecah.

Berikut beberapa jenis genteng yang digunakan orang sebagai


penutup atap rumah.

1. Genteng tanah liat


Genteng tanah liat merupakan genteng yang paling banyak
detimui saat ini. Hampir seluruh rumah menggunakan genteng tipe ini
karena menurut asumsi orang bahwa daya tahan genteng jenis ini sangat

40| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


kuat sekali. Material ini umunya banyak dipergunakan diberbagai rumah.
Gentang yang dari tanah liat, kekuatannya cukup baik. Genteng tanah liat
membutuhkan rangka untuk pemasangannya.

Genteng ini merupakan salah satu genteng yang terbuat dari


bahan alami yang diambil langsung dari alam yaitu tanah liat. Tanah liat
diambil dari alam masih dalam bentuk campuran dengan lumpur dan
lain-lain dan perlu diolah

lebih lanjut untuk mendapatkan tanah liat yang bagus untuk pembuatan
genteng tanah liat ini.

Genteng Tanah Liat

Genteng tanah liat ini dibuat dengan cara ditekan / di-press


menggunakan alat press kemudian dipanaskan menggunakan bara api
dengan derajat kepanasan tertentu.

Keuntungan penggunaan genteng tanah liat adalah genteng ini


mempunyai daya tahan yang sangat kuat, harganya relatif murah,
mempunyai beban yang ringan sehingga meminimalisir beban atap, dan
memiliki kuat tekan sehingga dapat diinjak.

Sedangakan kekurangan dari genteng ini yaitu diperlukan


ketelitian pada saat pemasangan reng sehingga tidak terjadi kebocoran

41| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

41 41
di dalam rumah selain itu akan mudah berlumut atau berjamur jika tidak
dilapisi cat atau glasur.

Untuk pemasangan, diperlukan teknik pemasangan kunci / kaitan


genteng pada rangka penopang atau inter-locking system.

2. Genteng Keramik

Genteng ini memiliki warna yang cukup beragam karena pada saat
proses finishingnya, dilapisi pewarna pada bagian atasnya (glazur). Bahan
utama genteng ini adalah keramik. Genteng keramik ini diproses dengan
pembakaran dengan suhu 1100 ° C.

Kelebihan dari genteng ini adalah lebih tahan lama dan kuat menahan
beban manusia, warna akan tahan lama, lebih anti-bocor karena, sistem
interlock yang

memungkinkan adannya celah untuk mengaitkan dan tak mudah terlepas.


Genteng keramik merek tertentu bahkan menggunakan sistem double
interlocking..

Genteng Keramik

Sedangkan untuk kelemahannya adalah harga yang lumayan mahal dan


perlu konstruksi atap kayu atau baja yang kuat dikarenakan genteng keramik

42| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


berbobot lebih berat selain itu diperlukan ketelitian pada saat pemasangan
reng sehingga tidak terjadi kebocoran di dalam rumah, dan juga diperlukan
kemiringan atap minimum 30° agar air hujan dapat mengalir sempurna dan
genting tidak dapat terlepas ketika diterpa angin (jika dipasang pada sudut
kemiringan 45 – 60 °, perlu bantuan baut ketika memasangnya agar genting
tidak terlepas dan lebih kuat. Pemasangannya, bertumpu pada rangka kayu,
baja atau beton.

3. Genteng Aspal
Berbeda dengan jenis genteng yang lainnya, bahan meterial yang satu ini
dari campuran lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia lain.
Material ini diolah sehingga menghasilkan sebuah genteng yang ringan,
lentur, dan tahan air.

Genteng Aspal

Aspal dalam hal ini berfungsi sebagai water proofing sehingga atap
menjadi tahan terhadap kebocoran. Keuntungannya selain anti bocor, genteng
aspal juga lebih ringan dibandingkan genteng tanah liat, beton, atau keramik.
Dengan bobot yang ringan konstruksi atap pun bisa diminimalkan, sehingga
biaya pun bisa dihemat. Keuntungan lainnya yaitu bisa digunakan untuk
kemiringan genteng 22,5° sampai 90°, mudah dan praktis dalam
pemasangannya, tahan terhadap api dan mampu menahan tekanan angin,
memiliki pilihan warna dan dilindungi lapisan anti jamur dan anti pudar.
Sedang kelemahannya adalah pada harganya yang relatif mahal.

43| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

43 43
Ada dua model yang tersedia di pasar. Pertama, model datar bertumpu
pada multipleks yang menempel pada rangka. Multipleks dan rangka dikaitkan
dengan bantuan sekrup. Genteng aspal dilem ke papan. Untuk jenis kedua,
model bergelombang, ia cukup disekrup pada balok gording.

Bentuknya yang lebar dan ringan, membuat atap ini sering diapakai
untuk atap pada bangunan tambahan seperti garasi.

4. Genteng Kaca

Genteng ini dipakai agar sinar matahari dapat masuk ke dalam


ruangan secara langsung. Sehingga, menghemat konsumsi listrik untuk
penerangan. Material genteng ini terbuat dari kaca. Genteng ini mempunyai
bentuk yang terbatas, sehingga kompatibel/sesuai dengan beberapa jenis
genteng tertentu saja.

Genteng Kaca
Keunggulannya adalah bahannya yang bersifat transparan, bisa
memberikan pencahayaan alami di dalam rumah, kaca memiliki kesan
modern sehingga cocok dipadukan di rumah yang bergaya modern dan
minimalis. untuk kekurangannya bahannya yang mudah pecah, juga
penggunaan yang berlebihan akan berakibat meningkatnya suhu ruangan
dibawahnya.

44| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


5. Genteng Beton
Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genteng tanah tradisiona.
Geteng ini terbuat dari beton, yaitu campuran pasir, semen, kerikil, dan bahan
aditif. Bahan
dasarnya adalah campuran semen PC (Portland Cement) adalah semen yang
paling banyak terdapat di pasaran, masyarakat Indonesia biasa menyebut
semen abu-abu untuk membedakan dengan semen warna (semen pengisi
nat). Bahan baku semen PC adalah batu kapur/gamping berkadar kalsium
tinggi yang dimasak dalam tanur bertekanan tinggi dan pasir kasar, kemudian
diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan kedap air.
Sebenarnya atap ini bisa bertahan hampir selamanya, tetapi lapisan
pelindungnya hanya akan bertahan antara 30 tahun hingga 40 tahun.

.
Genteng Beton

Bentuknya yang bergelombang dan ada juga yang datar. Bentuk datar
muncul seiring dengan gaya arsitektur rumah yang modern dan minimalis
sehingga perlu adanya penyesuaian bentuk atap yang lebih sederhana.
Keunggulannya adalah kuat dan tahan lama dan daya tahan terhadap
tekanan tinggi sehingga tidak mudah goyah oleh angin. Kekurangannya
memiliki tekstur yang kasar dan mudah timbul lumut pada permukaannya.

45| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

45 45
6. Genteng Metal
Bentuknya lembaran, mirip seng. Genteng ini ditaman pada balok
gording rangka atap, menggunakan sekrup. Bentuk lain berupa genteng
lembaran. Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan genteng tanah liat
hanya ukurannya saja yang lebih besar. Ukuran yang tersedia bervariasi, 60-
120cm (lebar),dengan ketebalan 0.3mm dan panjang antara 1.2-12m

Genteng Metal

Pilihan warna genteng metal yg tersedia sangat variatif dan menarik.


Kombinasi warna atap dan dinding fasade bangunan dapat menciptakan
harmoni warna yg menarik.

Keunggulannya dari genteng metal ini adalah mudah dan cepat dalam
pemasangannya, hemat material karena bentangnya yang lebih lebar, dilapisi
bahan anti karat, menngunakan bahan anti pecah jadi lebih aman dari
kebocoran, teknologi baru yang membuat genteng tidak menimbulkan panas
dan tidak mudah terbakar, selain itu dilapisi bahan anti lumut sehingga tidak
perlu khawatir untuk mengecet ulang yang tentunya memerlukan biaya
tambahan.

Untuk kelemahannya yang perlu diperhatikan adalah ketika


pemasangannya, karena jika tidak rapi maka akan sangat tidak indah dilihat.

46| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


7. Genteng Polimer
Genteng berbasis polimer merupakan suatu alternatif pengganti
genteng yang kita kenal selama ini,dibuat dengan mencampur polimer
sebagai matriks dan pengisi (filler) dari bahan alam.

Genteng komposit polimer dibuat secara partikel komposit dengan


terlebih dahulu mengubah bentuk bahan pengisi menjadi partikel,partikel ini
kemudian dicampur dengan matrik polimer pada suhu titik leleh polimer
tersebut. Matrik yang digunakan adalah polietilen, polipropilen, dan paduan
polietlen – karet alam.

Mutu genteng komposit polimer yang dihasilkan bergantung pada


bahan matriks,pengisi dan perbandingan antara matrik dan pengisi. Terhadap
komposit yang diperoleh dilakukan uji fisik, mekanik,dan termal.

Komposit polimer yang memberikan sifat yang diinginkan lalu dicetak


dengan bentuk genteng sehingga diperoleh genteng komposit polimer.
Secara keseluruhan genteng komposit polimer mempunyai beberapa
keunggulan seperti ringan, kuat, ekonomis dan elastis serta menggunakan
bahan alam yang berlimpah sebagai bahan pengisi

2.2. Kayu

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang
mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Penyebab terbentuknya kayu
adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di
batang.

Salah satu kegunaan kayu adalah untuk bahan bangunan yang dibedakan
sebagai kayu struktural (memikul beban) dan non struktural (tidak memikul beban).
Baik untuk tujuan struktural maupun non struktural, diperlukan dukungan data
teknis diantaranya sifat mekanis.

47| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

47 47
Kayu
Sifat mekanis ada beberapa macam yang berhubungan dengan macam
penggunaannya antara lain sebagai bahan bangunan, misalnya untuk tiang
diperlukan data keteguhan tekan sejajar serat, untuk kuda-kuda diperlukan data
keteguhan lentur static, keteguhan tekan sejajar serat, keteguhan geser.

Balai penyelidikan Kehutanan Bogor telah mengklasifikasi kayu di Indonesia


dalam 5 kelas keawetan berdasarkan kriteria :

* Pengaruh kelembaban/kayu diletakkan di tempat yang lembab.


* Pengaruh iklim dan panas matahari tetapi terlindung terhadap pengartuh
air.
* Pengaruh iklim, tetapi terlindung terhadap panas matahari.
* Terlindungi dan terawat baik.
* Pengaruh rayap dan serangga lainnya.

1. Klasifikasi Kayu berdasarkan kelas keawetan dan kekuatan:

Kelas 1 dan 2 : Untuk bangunan-bangunan heavyduty , yang selalu


berhubungan dengan tanah yang lembab, angin atau panas matahari.
Kayu yang termasuk jenis antara lain : Jati, Merbau, bangkirai (Meranti
Telur)

Kelas 3 : Untuk bangunan dan perabot dalam naungan atap yang tidak
berhubungan dengan tanah dan lembab. Antara lain :Kamfer, Keruing.

48| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


Kelas 4 : Untuk bangunan dan perabot ringan dalam naungan atap.
Misal:Meranti, Suren (Surian)
Kelas 5 : Untuk pekerjaan sementara / non permanent, seperti untuk
papan
bekisting, perancah ataupun peti.

2. Jenis-jenis Kayu :

Kayu Jati : Karakteristiknya stabil, kuat dan tahan lama. Termasuk kayu
dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati sudah terbukti tahan
terhadap jamur, rayap, dan serangga lainnya karena kandungan minyak
di dalam kayu itu sendiri.

Kayu Merbau : Jika dibandingkan dengan kayu jati, karakteristiknya


cukup keras dan stabil. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II, dan Kelas
Kuat I, II. Kayu Merbau sudah terbukti tahan terhadap serangga.

Kayu Mahoni : Memiliki tekstur yang cukup halus, seratnya indah dan
berwarna merah muda sampai merah tua. Banyak digunakan sebagai
elemen dekorasi ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III dan
Kelas Kuat II, III.

Kayu Bangkirai : Karakteristiknya cukup awet dan kuat. Termasuk kayu


dengan kelas Awet I, II, III dan kelas kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai
tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut
dipermukaan. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material
konstruksi berat seperti atap kayu.

Kayu Kamper : Memiliki karakteristik tidak setahan kayu jati dan sekuat
bangkirai, kamper memiliki sert kayu yang yang halus dan indah

Kayu Meranti Merah : Termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda
tua hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. Selain
tidak bertekstur halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap

49| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

49 49
cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk
kayu dengan Kelas Awet III, IV.

Kayu Sonokeling : Memiliki serat kayu yang sangat indah, berwarna ungu,
bercoret-coret hitam, atau hitam keunguan berbelang dengan coklat
kemerahan. Selain indah kayu ini juga kuat dan awet. Termasuk kayu
dengan Kelas Awet I dan Kelas Kuat II.

Kayu Sungkai : Teksturnya cukup halus, seratnya indah dan berwarna


kuning pucat. Kayu sungkai sering digunakan sebagai bahan elemen
dekoratif. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III dan Kelas Kuat II, III.

Kayu Kelapa : Merupakan salah satu sumber kayu alternatif baru yang
berasal dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi
(berumur 60 tahun

ke atas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang
baru. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat/fiber yaitu berbentuk
garis pendek-pendek.

2.3. Semen

Semen adalah suatu bahan perekat hidrolis berupa serbuk halus yang dapat
mengeras apabila tercampur dengan air. Semen terdiri dari batu lapur / gamping
yang mengandung kalsium oksida (CaO), tanah liat (lempung) yang mengandung

silika oksida (SiO2), aluminium oksida (Al2O3), besi oksida(Fe2O3) dan gips yang
berfungsi untuk mengontrol pengerasan. Semen memiliki 4 unsur pokok, yaitu :

1. Batu kapur (Cao) sebagai sumber utama, terkadang terkotori oleh SiO2, Al2O3,

dan Fe2O3.

2. Tanah liat yang mengandung senyawa SiO2, Al2O3, dan Fe2O3.

3. Bila perlu ditambahkan pasir kwarsa / batu silika, ini di tambahkan apabila pada
tanah liat mengandung sedikit SiO2.

50| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


4. Pasir besi / biji besi, ini ditambahkan apabila tanah liat mengandung sedikit
Fe2O3.

Semen Portland

1. Tipe-tipe semen, dan penggunaan sesuai tipenya:

Tipe I, merupakan semen yang digunakan untuk bangunan umum tanpa


syarat khusus. Nama lain dari semen ini adalah Ordinary Portland Cement
(OPC).

Tipe II, dapat digunakan bila ada gangguan dari sulfat yang sedang dan
panas hidrasi sedang.

Tipe III, semen ini memiliki proses pengerasan yang cepat. Biasanya
digunakan untuk pembangunan yang penyelesaiannya cepat atau di batasi
waktu.

Tipe IV, semen yang panas hidrasinya rendah.

Tipe V, semen ini digunakan apabila pembangunan ada di sekitar tepian


pantai atau bangunan tersebut memiliki gangguan sulfat yang tinggi.

2. Jenis-jenis semen yang sering digunakan yaitu :

Semen Portland Pozolan (SPP)

Semen ini merupakan hasil dari semen Portland ditambah dengan


pozolan, yang mana pozolan yang di tambahkan bekrisar 10-30%. Nama lain
dari semen ini Traz Portland Cement, semen ini sering dipakai di Negara
Jerman. Tras yang di gunakan adalah Tras Andernach.

51| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

51 51
Semen ini digunakan untuk bangunan bertingkat namun dalam skala
keci, dua lantai atau tiga lantai saja.

Semen Putih

Campuran semen ini memiliki kadar Fe2O3-nya rendah, karena warna


abu-abu pada semen portland disebabkan oleh serbuk besi. Semen ini dibuat
dari batu kapur dan tanah liat putih (kaolin), kadar Fe2O3 tidak boleh lebih
dari 1,5%. Pengolahannya sama dengan pengolahan semen biasa, tapi tidak
menggunakan alat-alat yang mengandung besi.

Mansory cement

Semen ini berfungsi untuk pasangan tembok dan plasteran. Semen ini
dibuat dari semen Portland dan di campur dengan hasil gilingan batu kapur.
Namun semen tipe I lebih baik dibandingkan dengan semen ini.

Semen sumur minyak

Berfungsi untuk menyemen pipa pengeboran minyak, melapisi bocoran


air atau gas. Semen ini di pakai dalam bentuk bubur cair yang di pompakan
kg 2
dengan tekanan tinggi yang mencapai 1200 /cm dengan suhu rata-rata
o
lebih dari 170 dalam keadaan belum mengeras.

Hidropobic cement
Klinker yang di giling dengan tambahan asam oleat atau asam streat.

Waterproofed cement

Semen yang digunakan di Inggris yang terbuat dari semen Portland


yang ditambahkan calsium, aluminium, atau sterat logam lainnya.

Semen alumina

Terbuat dari batu kapur dicampur dengan bauksit dengan kadar


campuran 60-70% (batu kapur), dan 30-40% (bauksit). Campuran dibakar

52| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


o
pada suhu 1600 C dalam tungku listrik sampai cair, kemudian hasil baker tadi

di tambahkan gips.

2.4. Pasir

Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya


berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon
dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari
batu kapur. Pasir merupakan bahan bangunan yang banyak dipergunakan dari
struktur paling bawah hingga paling atas dalam bangunan. Baik sebagai pasir urug,
adukan hingga campuran beton.

1. Pasir Urug
Penggunaan sebagai urugan, misalanya untuk menambah level lantai,
sebagai landasan kerja, atau urug pondasi, pasir urug dibawah pemasangan
paving block dan lain lain.

Pasir Urug

Ketika mau memasang paving blok, biasanya setelah di ratakan


permukan tanah diberi lapisan pasir. Jenis pasir yang digunakan adalah pasir
urug. Ciri utamanya adalah warnanya agak kecoklatan. Bentuk butiran pasir ini
lebih halus jika dibanding dengan pasir beton. Kelebihan dari pasir jenis ini
adalah mampu menampung air lebih banyak sehingga sangat bagus untuk
penyerapan. Namun jika digunakan untuk bangunan akan mengakibatkan
mutu bangunan tidak kuat. Karena pasir urug tidak bisa mengikat lebih kuat
bahan semen yang dicampurkan.

53| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

53 53
2. Pasir Pasang
Penggunaan pasir ini biasanya untuk pekerjaan pasangan dinding,
pondasi, pasangan batu kali, plesteran.

Pasir Pasang
Penggunaan sebagai mortar atau spesi, biasanya digunakan sebagai
adukan untuk lantai kerja, pemasangan pondasi batu kali, pemasangan
dinding bata, spesi untuk pemasangan keramik lantai dan keramik dinding,
spesi untuk pemasangan batu alam , plesteran dinding dan lain lain.

Berdasarkan tempat penambangan, maka pasir pasang di bedakan


dalam 2 jenis sebagai berikut :

Pasir Gunung, adalah pasir yang diperoleh dari hasil galian , butirannya
kasar dan tidak terlalu keras. Biasanya pasir jenis ini mengandung pozolan
(jika dicampur dengan kapur padam dan air setelah beberapa waktu
dapat mengeras sehingga membentuk suatu massa padat dan sukar
dalam air)

Pasir Sungai, adalah pasir yang diperoleh dari sungai yang merupakan
hasil gigisan batu-batuan yang keras dan tajam, pasir jenis ini butirannya
cukup baik (antara 0,063 mm – 5 mm) sehingga merupakan adukan yang
baik untuk pekerjaan pasangan.
3. Pasir Beton
Pasir beton dipergunakan sebagai campuran beton baik untuk beton
bertulang maupun tidak bertulang, bisa kita jumpai dalam struktur pondasi

54| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


beton bertulang, sloof, lantai, kolom , plat lantai, cor dak, ring balok dan lain -
lain.

Pasir Beton

Ciri dari pasir ini adalah warnanya hitam dan kasar. Pasir jenis ini
biasanya didapat dari kawah gunung atau aliran sungai. Selain untuk
pengecoran pasir ini juga digunakan untuk plester penutup dinding dan
pemasangan ubin.

Agar bisa mendapatkan pasir beton yang punya kualitas bagus, wajib
memilih jenis pasir yang punya kandungan lumpur lebih sedikit. Untuk
mengetahui banyak atau sedikitnya kandungan lumpur ini bisa dilakukan
dengan cara dipegang langsung. Jika terasa kasar dan keras serta tajam,
kemungkinan besar kandungan lumpurnya lebih sedikit. Namun jika terasa
lebih lembut dan jadi menggumpal jika diberi air maka bisa dipastikan pasir
tersebut punya kandungan lumpur yang lebih banyak.

Cara lain untuk mengenal pasir beton yang baik adalah mengamati
warna larutan air yang disiramkan pada pasir tersebut. Jika warnanya coklat
dan keruh kandungan lumpur didalam pasir tersebut pasti lebih banyak. Pasir
yang tidak mengandung lumpur airnya tidak akan berubah warna.

55| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

55 55
2.4.1. Sumber Pasir
Saat ini sumber pasir ada dua jenis :
1. Pasir Alam , yaitu pasir yang bersumber dari gunung, sungai, pasir laut, bekas
rawa dan ada juga dari pasir galian .

2. Pasir Pabrikasi, yaitu pasir yang didapatkan dari penggilingan bebatuan yang
kemudian diolah dan disaring sesuai dengan ukuran maksimum dan minimum
aggregat halus.

2.4.2. Pengolahan
Semua pasir yang diambil dari sumbernya harus tetap diolah sebelum
dijual di pasaran. Pasir harus di cuci dari kotoran dan harus dilakukan
penyaringan sesuai dengan gradasi yang di syaratkan. Terutama pasir yang
diambil harus benar benar dicuci untuk menghilangkan kandungan kandungan
organik yang tergandung didalam pasir.

2.4.3. Persyaratan Pasir Yang Bagus Sebagai Bahan Banguna

Menurut standar nasional indonesia (SK SNI – S – 04 – 1989 – F : 28)


disebutkan mengenai persyaratan pasir atau agregat halus yang baik sebagai
bahan bangunan sebagai berikut :
1. Agregat halus harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras dengan
indeks kekerasan < 2,2.

2. Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut:
 jika dipakai natriun sufat bagian hancur maksimal 12%.
 jika dipakai magnesium sulfat bagian halus maksimal 10%.
 Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dan apabila pasir
mengandunglumpur lebih dari 5% maka pasir harus dicuci.
 Pasir tidak boleh mengadung bahan-bahan organik terlalu banyak,
yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrans–Harder
dengan larutan jenuh NaOH 3%.
 Susunan besar butir pasir mempunyai modulus kehalusan antara 1,5
sampai 3,8 dan terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam.
 Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi reaksi pasir
terhadap alkali harus negatif.
 Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua
mutu beton kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemerintahan
bahan bangunanyang diakui.
56| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa
 Agreagat halus yang digunakan untuk plesteran dan spesi terapan
harus memenuhi persyaratan pasir pasangan

3. Syarat batas gradasi pasir

2.4.4. Pengecekan Pasir

Pengecekan kualitas pasir bisa menggunakan cara sederhana sebagai berikut:


1. Untuk mengecek kandungan lumpur pasir, dapat dilakukan dengan
memasukkan pasir kedalam gelas yang sudah terisi dengan air. Kemudian
botol digoncang dengan kuat dan kemudian biarkan hingga isi dalam
gelas sampai tenang. Jika
pasir banyak mengandung lumpur, akan kelihatan dengan jelas dimana
lapisan lumpur akan tertumpu diatas pasir.

2. Untuk mengecek apakah pasir mengandung kotoran oraganik, dapt


dilakukan dengan cara berikut : ambilkan segemgam pasir kemudian
letakkan di sebuah wadah, kemudian tuangkan soda (sodium hydroxide)
ke pasir tersebut. Kemudian tunggu beberapa saat, jika warna pasir
berubah menjadi coklat, berarti pasir tersebut banyak mengandung bahan
kimia organik.
2.5. Batu Kali

Ciri utama dari batu kali adalah berupa bongkah-bongkahan dan ukurannya
tidak teratur. Batu kali berasal dari sungai maupun gunung. Salah satu batu kali
yang banyak dijumpai adalah batu belah.
57| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

57 57
Batu Kali

Batu belah merupakan bahan konstruksi pondasi yang paling banyak


digunakan, karena batu belah yang umumnya didapatkan dari batu kali tidak
mengalami perubahan bentuk dan kualitas bila tertanam di dalam tanah.

Persyaratan batu belah sebagai bahan konstruksi pondasi adalah batu


tersebut mempunyai permukaan yang kasar, berukuran ± 25 cm, bersih dari segala
kotoran. Batu belah yang permukaannya halus kurang baik dipakai sebagai bahan
pondasi, sehingga harus dipecah terlebih dahulu agar didapatkatkan permukaan
yang kasar. Demikian juga dengan batu belah yang berpori sebaiknya tidak
digunakan untuk bahan konstruksi pondasi. Permukaan batu yang kasar akan
membuat ikatan yang kokoh.

Pada umumnya tampang lintang dari badan pondasi batu belah berbentuk
trapesium dengan lebar sisi bagian atas paling sedikit 25 cm, sehingga didapatkan
susunan batu yang kokoh. Sebelum dipasang, batu belah harus disiram air terlebih
dahulu. Bila tanah dasar

pondasi banyak mengandung air, maka sebelum pondasi dipasang harus disusun
terlebih dahulu pasangan batu kosong yang diisi pasir pada rongga-rongganya.

Kelebihan dari batu kali merupakan batuan yang tergolong kuat, dengan
harga relatif murah, sedangkan kekurangannya berupa ukuran nya yang sulit
disesuaikan dengan desain.

58| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


2.6. Batu Bata
Batu bata merupakan salah satu komponen material yang penting
peranannya dalam membuat rumah, karena dari batu bata tersebut suatu dinding
bisa berdiri kokoh.

Batu bata merah dibuat dari tanah liat yang dicetak, kemudian dibakar. Tidak
semua tanah lihat bisa digunakan. Hanya yang terdiri dari kandungan pasir tertentu.
Umumnya memiliki ukuran: panjang 17 – 23 cm, lebar 7 – 11 cm, tebal 3 – 5 cm.
Berat rata-rata 3 kg/biji (tergantung merek dan daerah asal pembuatannya).

Bahan baku yang dibutuhkan untuk pasangan dinding bata merah adalah
semen dan pasir ayakan. Untuk dinding kedap air diperlukan campuran 1:2 atau 1:3
(artinya, 1 takaran semen dipadu dengan 3 takaran pasir yang sudah diayak). Untuk
dinding yang tidak harus kedap air, dapat digunakan perbandingan 1:4 hingga 1:6.

Berikut beberapa jenis batu bata yang umum digunakan orang dalam
pembangunan suatu rumah hunian.

1. Batu Bata Tanah Liat


Batu bata tanah liat terbuat dari tanah liat dengan 2 kategori yaitu bata
biasa dan bata muka. Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak
menentu, bata ini digunakan untuk dinding dengan menggunakan morta
(campuran semen) sebagai pengikat. Bata jenis ini sering disebut sebagai
bata merah.

BatuBata Tanah Liat

59| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

59 59
Bata muka , memiliki permukaan yang baik dan licin dan memupnyai
warna dan corak yang sragam . Disamping dipergunakan sebagai dinding
juga digunakan sebagai penutup d dan sebagai dekoratif.

2. Batu Bata Pasir – Kapur


Sesuai dengan namanya batu bata ini dibuat dari campuran kapur dan
pasir dengan perbandingan 1 : 8 serta air yang ditekankan kedalama
campuran sehingga membentuk batu bata

.
Batu Bata Pasir - Kapur

Walaupun bata bata merah umum digunakan orang dalam membangun


rumah, tidak selamanya memiliki efek yang bagus bagi hunian orang tersebut.
Terdapat berbagai kelebihan pada bata merah ini tapi juga ada kekurangan-
kekurangan di dalamnya.
Kelebihan dinding bata merah:
Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembol akibat air hujan.
Keretakan relatif jarang terjadi.
Kuat dan tahan lama.

Penggunanaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12


m2.
Kekurangan dinding bata merah:
Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan
dinding lainnya.
Biaya lebih tinggi.

60| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


Saat ini ukuran batu bata yang beredar dipasaran mempunyai ukuran
dimensi bervariasi baik yang dijumpai dari hasil pabrikasi maupun hasil pekerjaan
lokal atau industri rumah tangga. Untuk bangunan, ukuran standard yang biasa
dipergunakan adalah :
Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 mm
Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 mm
Penyimpangan yang diijinkan untuk ukuran tersebut adalah : Panjang
maksimum 3%, Lebar maksimum 4 % dan Tebal maksimum 5%.

Pada penerapan di lapangan ada berbagai cara pemasangan batu bata


sebagai dinding rumah. Ikatan-ikatan batu bata merah bermacam macam.

Ikatan Setengah Bata

Ikatan jenis ini merupakan ikatan yang paling ekonomis karena pemotongan
yang sangat minim dan karena siar tegak yang tidak begitu banyak oenggunaan
mortel pun akan menjadi berkurang

Ikatan Setengah

Ikatan Klesor

Ikatan ini sama seperti ikatan setengah bata, namun perbedaanya terletak pada
sejumlah klesor disudut-sudutnya. Ikatan ini dapat menimbulkan kerugian banyak
dibanding dengan ikatang setengah bata

Ikatan Klesor

61| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

61 61
Ikatan Liar
Jenis ikatan ini sesuai dengan namanya yaitu ikatan yang liar, yang berarti ikatan
bata-bata tersusun tidak beraturan dan terkesan seperti acak-acakan. Ikatan liar ini
banyak digunakan pada tahun perta,a setelah perang dunia ke-2

Ikatan Liar

2.7. Batako

Salah satu penunjang dinding adalah batako. Batako bisa digunakan sebagai
pengganti dari batu bata merah sebagai elemen dinding rumah, namun dari segi
bahan sangat berbeda dari batu bata merah.

Batako dibuat dengan bahan dasar berupa kapur, pasir, semen dan air
sebagai media pembuatnya. Rumus yang biasa digunakan ialah empat truk pasir
dan satu ton kapur kembang.

Batako

Proses pembuatan batako yaitu setelah pencampuran bahan dasar selesai


dilanjutkan dengan proses pengeringan batako. Proses ini tidak menggunakan sinar
matahari secara langsung, tetapi cukup diangin-anginkan saja. Bila kena sinar
matahari secara langsung, batako akan banyak yang pecah sehingga akan
merugikan perusahaan. Berbeda hasilnya apabila batako tersebut hanya diangin-
anginkan saja. Batako akan lebih kuatdan tidak banyak yang pecah, sehingga akan
62| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa
menguntungkan perusahaan. Pengeringan ini membutuhkan waktu selama dua
minggu.

Salah satu perbedaan batako dengan bata merah ialah dalam


prosespembuatannya. Batako tidak perlu dibakar, sehingga walaupun musim hujan
produksi dapat terus berjalan dengan lancar.

Keuntungan yang didapatkan dari penggunaan batako ini adalah lebih


kuatnya batako dibandingkan dengan batu bata biasa selain itu lebih ekonomis dan
praktis. Namun batako ini dalah segi pembuatan memerlukan waktu lama dan
kalaupun lebih kuat dari batu bata, batako ini mjudah sekali pecah dan patah.
Apalagi kalau terkena sinar matahari secara langsung secara terus menerus
menyebabkan retak-retak atau pecah-pecah pada batako tersebut. Terkadang juga
pembuat batako juga kurang memperhatikan mengenai komposisi bahan yang
digunakan sehingga terkadang batako lebih tidak awet.

Pengaplikasian batako tidak jauh berbeda dengan batu bata biasa karena

kedua bahan tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu bisa digunakan sebagai

tembok ataupun pagar.

Ukuran batako sendiri bisa dibilang lebih besar dimensinya dibandingkan


dengan batu bata biasa namun sebenarnya ukuran batako sangat bervariasi sesuai
kebutuhan. Salah satunya ada yang berukurang 60cm.

2.8. Kapur

Kapur telah dikenal sejak zaman dahulu digunakan dalam berbagai keperluan
yang dalam bidang bangunan digunakan sebagai bahan adukan untuk pasangan
dinding maupun plesteran, pembuatan kapur ribuan tahun yang lalu dilakukan
dengan cara pembakaran melalui tungku sederhana kemudian hasil pembakaranya
dicampur dengan bahan air sehingga terccipta bahan perekat bangunan,
perkembangan penggunaan kapur saat ini adalah dalam bidang pertanian, industri
pembuatan kertas, industri semen dan lain sebagainya.
63| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

63 63
Kapur sebagai bahan bangunan terdapat beberapa macam antara lain

1. Kapur Tohor
Kapur Tohor yaitu hasil pembakaran batu alam yang komposisinya
sebagian besar adalah kalsium karbonat, pada suhu sedemikian tinggi. Jika
diberi air dapat terpadamkan (dapat bersenyawa dengan air membentuk
hidrat).

2. Kapur Padam
Kapur Padam merupakan hasil pembakaran kapur tohor dengan air
membentuk hidrat.

3. Kapur Udara
Kapur Udara adalah kapur padam yang apabila duaduk dengan air dan
membentuk setelah beberapa waktu hanya dapat mengeras di udara
karena pengikatan karbondioksida (CO2).
4. Kapur Hidrolis
Kapur Hidrolis adalah kapur padam yang apabila diaduk dengan air
setelah beberapa waktu dapat menegras baik di dalam air maupun di
udara.

5. Kapur Magnesia
Kapur Magnesia, kapur yang mengandung lebih dari 5 % magnesium
oksida (MgO) dihitung dari contoh kapur yang dipijarkan

Proses pembuatan kapur bangunan ini dengan cara pembakaran


o o
menggunakan tungku pembakaran pada suhu 6000 C – 8000 C panasnya harus
terbagi rata diseluruh bagian tungku agar mendapatkan hasil batu kapur yang baik.

Jenis-jenis kapur bangunan ini memberikan beberapa fungsi jika dipakai


untuk konstruksi bangunan antara lain :

64| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


Memberikan sifat pengerasan hidrolik bila dicampur air untuk kapur hidrolis.
Pada kapur udara mengerasnya kapur setelah bereaksi dengan karbon
dioksida, bukan dengan air
Memudahkan pengolahan pada adukan (mortar) semen
Mengikat kapur bebas, yang timbul pada ikatan semen

Kapur-kapur bangunan ini yang berupa kapur yang telah dibakar atau kapur
hidup perlu penanganan khusus dalam hal penyimpanan yaitu :

Di simpan di ruangan yang tidak bocor ataupun lembab

Diatas lantai perlu dilapis papan atau bambu serta diberi lapisan kapur mati
setebal 15 – 20 cm, kemudian diatasnya ditumpukkan batu-batu kapur hidup
yang belum disiram, dan seluruhnya disiram dengan kapur mati agar celah-
celah batu dapat terisi. Semua itu akan mencegah penyerapan air dari udara
lembab
2.9. Plywood

Kayu lapis atau plywood merupakan hasil perekatan/press dari beberapa


lembaran kayu/triplek/multiplek dengan tekanan tinggi. Kayu lapis memiliki
beberapa jenis ketebalan. Ketebalan plywood menentukan kekuatan furniture
tersebut.

Plywood

Kayu lapis yang terdiri dari tiga lembar kayu disebut tripleks. Sedangkan yang
terdiri dari lebih dari tiga lembar kayu, disebut multipleks. Harga plywood sudah
65| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

65 65
pasti lebih murah dari pada kayu solid. Umumnya plywood digunakan untuk
membuat lemari pakaian, kitchen set, meja, tempat tidur, ataupun rak buku.

Salah satu tipe playwood yang memiliki kelebihan anti air adalah Melaminto.
Tipe ini pada penggunaannya biasa dipasang pada bagian dalam kitchen set atau
furniture lainnya. Melaminto yang tersedia dipasaran saat ini telah memiliki
beberapa pilihan warna.

Ordinary Plywood dikenal di Indonesia dengan istilah Triplek / Tripleks


atau
Multiplek / Multipleks. Plywood jenis ini berdasarkan kayunya terbagi dalam 2 jenis
yaitu :

1. Soft Wood Plywood


Soft Wood Plywood adalah kayu lapis yang berbahan dasar kayu
lunak, biasanya terbuat dari kayu Albasia Falcata atau di daerah Jawa
Barat disebut kayu Jingjing sedang di Jawa Tengah disebut kayu Sengon
di beberapa daerah disebut dengan kayu Angsana.

Karena bobotnya yang ringan plywood jenis ini banyak dipergunakan


untuk pembuatan furniture dalam ruangan, kotak packing dan lain lain.

2. Hard Wood Plywood,


Hard Wood Plywood adalah kayu lapis yang berbahan dasar kayu
Keras, biasanya terbuat dari kayu Meranti atau ada juga yang terbuat dari
kayu dari pohon buah buahan.

Karena bobotnya yang Berat plywood jenis ini banyak juga


dipergunakan untuk pembuatan furniture dalam ruangan, bekesting atau
papan penahan pengecoran.

Ketebalan kayu lapis dipasaran bervariasi, mulai dari 3mm, 4mm, 9mm, dan
18mm dengan ukuran penampang standart yaitu 120cm x 240cm. Untuk plywood

66| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


yang memiliki beberapa motif, diantaranya adalah motif jati, sungkai, nyatoh, dll.
Masing-masing motif mempunyai ciri khas dan warna tersendiri.

Untuk fungsinya, Papan plywood kerap digunakan sebagai pelapis bagian


atas lemari ataupun kitchen set. Untuk Plywood yang polos atau tanpa motif,
biasanya dilapisi dengan HPL, veneer PVC atau melaminto untuk memberikan
motif/tekstur finishing pada permukaannya.

Kelebihan plywood adalah karena daya tahannya terhadap penyusutan kayu


dan ukuran panjang lebar yang tidak mungkin didapatkan dari kayu solid pada
posisi kualitas yang sama. Selain itu bahan ini sangat tahan terhadap resiko
pecah/retak, melengkung atau melintir yang tergantung pula pada ketebalannya

Tetapi bukan berarti plywood punya daya tahan yang sama kuatnya terhadap
cuaca, material ini hanya direkomendasikan untuk perabot di dalam ruangan
(indoor). Kelemahan
paling besar pada plywood terdapat pada sisi tebalnya. Sisi tebal plywood
merupakan bagian yang paling mudah menyerap air dan permukaannya sangat
kasar. Untuk mendapatkan kehalusan yang baik harus ditambahkan penutup sisi
tebal.

2.10. Besi

Besi, atau istilah dalam bangunan disebut baja atau steel adalah salah satu
material dalam bangunan yang memiliki peranan penting dalam struktur &
konstruksi, sebagai struktur utama atau sebagai penguat struktur beton bertulang.
Besi dibuat melalui biji besi yang dilebur dan hanya dikerjakan oleh pabrik.
Setiap produk besi memiliki pengawasan dalam pembuatannya, sesuai dengan apa
yang dipesan oleh suplier, baik ukuran maupun kandungannya, karena itu tidak
semua besi memiliki peruntukan yang sama.

67| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

67 67
Setiap besi yang dikeluarkan oleh pabrik memiliki sertifikasi. Didalamnya

terdapat beberapa keterangan, seperti ukuran besi, kandungan besi, bahkan sampai

ke peruntukannya. Toko bangunan yang bijaksana, tentu memiliki fotocopy

sertifikasi besi yang dijual.

Ada beberapa bentuk besi, yaitu profile ataupun besi batangan.

Besi bisa dikatakan material fleksibel, baik secara sifatnya yang bisa
dibengkokkan juga sifatnya yang dapat dilebur lagi (reject). Besi yang baik mutunya
adalah besi yang sekali lebur, dan bukan besi yang didaur ulang (lebih dari 1x lebur)
Ada beberapa cara melihat besi bermutu baik, secara kasat mata adalah:
1. Besi mulus (karat pada besi tidak terlalu parah)
2. Tidak ada “kuping” pada besi
3. Besi berkuping bukan berarti tanpa sebab dan bukan lebih baik karena
volumenya ditambahkan kuping. Besi berkuping lebih dikarenakan
barang reject (daur ulang), besi mengalami gagal produksi saat
peleburan namun

“ditimpa/ditambah” lagi masa besi sehingga sesuai yang diinginkan


4. Diameter sama dari pangkal awal, tengah dan akhir
5. Panjang besi sesuai dengan ketentuan, 12 meter atau sesuai
kesepakatan
68| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa
6. Untuk mengukur daya lentur, bengkokkanlah besi 180 derajat kearah
berlawanan dan dikembalikan 180 derajat kearah berlawanan. Besi yang
baik adalah yang memiliki tingkat kelenturan tinggi dan tidak mudah
patah.

2.11. Cat

Tanpa dekorasi cat, rumah akan terasa kaku dan hambar, bahkan terkesan
dingin (seperti candi). Warna warni cat akan menciptakan keindahan tersendiri
bagi rumah karena kenyamanan dan suasana rumah sering kali mampu
membangkitkan suasana hati atau mood seseorang.

Salah satu faktor yang bisa menentukan kenyamanan rumah adalah


permainan dekorasi pada interior, termasuk di dalamnya cat atau warna pada
dinding ruang. Ada 2 jenis cat yang sering digunakan yaitu cat untuk kayu dan cat
khusus untuk tembok atau beton.

1. Cat Kayu
Secara garis besar cat kayu dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu cat solid,
cat transparan, dan cat efek khusus. Banyak orang sering salah dalam
menyebut istilah pelitur dengan cat kayu atau meni kayu. Padahal pelitur
hanya sebagian saja dari beragam jenis cat kayu.
a. Cat Solid
Cat ini oleh sebagian produsen disebut opaque finish. Pigmen yang
terkandung di dalam cat mampu menyebar dan menutupi seluruh
permukaan kayu. Untuk kayu yang teksturnya tidak menarik atau
terdapat cacat di sana sini, cat jenis ini mampu menutupi dan
menyembunyikan cacat kayu dengan sempurna.

Ada dua jenis cat solid yaitu cat duco dan cat minyak (sintetik). Cat
duco banyak dipakai untuk otomotif tetapi dapat juga diaplikasikan
pada kayu. Cat ini memiliki ketahanan yang baik terhadap cuaca, namun
69| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

69 69
harga cat jenis ini relatif mahal dan harus menggunakan alat
penyemprot untuk mendapatkan hasil optimal. Sementara cat jenis
minyak/sintetik dapat diaplikasikan dengan kuas dan harganya pun
murah.

b. Cat Transparan
Sesuai namanya, cat ini tidak menutup permukaan kayu secara
rapat.
Warna alami kayu tetap dipertahankan dan serat maupun teksturnya
tetap terlihat. Bila Anda memakai kayu yang serat maupun teksturnya
unik, cat jenis ini sangat cocok untuk menampilkan keunikan tersebut.
Salah satu jenis cat transparan untuk kebutuhan eksterior adalah pelitur.

c. Cat Efek Khusus


Selain kedua jenis cat diatas, ada cat yang dapat memberikan efek
khusus. Hasil pengamplikasian cat jenis ini menghasilkan efek seperti
tekstur granit, kesan antik, retak-retak, bahkan besi tempa.

2. Cat Tembok
Cat tembok yang bisa digunakan untuk mengecat dinding rumah ada 2
macam yaitu cat tembok untuk interior dan cat tembok untuk eksterior.

a.Cat Eksterior
Cat jenis ini untuk bagian luar rumah, digunakan sebagai
perlindungan terhadap hujan dan sinar matahari, di samping memberi
aspek estetika pada tembok dan juga berfungsi melindungi tembok
dari cuaca.

Terpaan sinar matahari dan hujan serta perubahan suhu akibat


perubahan cuaca membuat tembok luar cepat mengalami
kerusakan,misalnya retak-retakakibat proses pemuaian dan penyusutan.

70| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


Dibutuhkan cat tembok yang bersifat fleksibel atau berbahan lateks
acrillic.

Selain itu, terpaan polusi asap kendaraan sangat mempengaruhi


durasi kecemerlangan cat. Untuk itu dperlukan cat eksterior yang tahan
terhadap cuaca dan polusi serta memiliki daya tahan yang baik.

71| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa

71 71
b. Cat Interior
Cat interior digunakan untuk mengecat bagian dalam rumah. Jenis
cat ini dapat dilihat dari kehalusan penampilan lapisan cat dan
warnanya. Jenis cat ini juga mudah dibersihkan jika ada noda atau
kotoran sehingga mudah dalam perawatan dan berbahan dasar air
(water based).

Dilihat dari tingkat kilapnya, biasanya cat tembok berbahan dasar


air dapat dibedakan menjadi 2 yaitu doff dan semi kilap.

PENGENALAN ALAT/PERALATAN

ALAT BERAT
 Penggunaan Alat berat dalam Desa hanya diperbolehkan jika memang tidak
bisa dikerjakan oleh tenaga kerja dan Harus mendapat persetujuan Tenaga Ahli
Teknik Kabupaten Kecuali Penggilas dan Molen

TRUCK
 Kecepatan Lebih Tinggi

 Kapasitas besar

 Biaya Operasional Relatif Murah

 Kebutuhan Dapat disesuaikan dengan Alat penggali

ALAT PEMADAT
Alat pemadat yang biasa gigunakan Untuk Pemadatan Jalan adalah
Smoot-Wheel Roller
 Cocok Untuk Material Berbutir seperti Pasir, Kerikil dan Splite (Batu pecah)

 Spesifikasi 8-14 Ton

 Berat Tanpa pemberat adalah 8 ton

 Pemberat maksimal 6 ton

139
PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

 Pemadatan dari jalur tepi/dari yang rendah kearah yang lebih tinnggi ( Untuk
menghindari pergeseran tanah)

ALAT GALI (EXCAVATOR)


Alat gali yang biasa digunakan untuk galian saluran dan penampungan air
adalah Backhoe
 Pekerjaan Galian yang tidak bisa dilakukan oleh tenaga manusia.

 Tanah Cukup Keras

 Pekerjaan yang memerlukan waktu yang singkat. Misal Menghindari Banjir

 Untuk Pekerjaan Yang Beresiko Tingggi. Misal Lokasi Tebing tinggi/ Rawan
longsor.

BULLDOZER
Adalah alat untuk pengolahan lahan
 Mengupas Lapisan Permukaan

 Meratakan Tanah

 Membuka Jalan baru

140| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN
SARANA PRASARANA DESA

5.3 Lembar Informasi Analisis Dampak Lingkungan

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 141


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

Petunjuk Pengisian Formulir Penanganan Masalah Dampak Negatif Terhadap


Lingkungan

Pada petunjuk dijelaskan berbagai jenis masalah yang biasa muncul di proyek
prasarana desa dan bagaimana penanganannya. Sekaligus dikembangkan sebuah
formulir untuk mencatat secara cepat jenis penanganan yang diperlukan untuk tiap
lokasi proyek. Pada format tersebut, hanya perlu dicentangi item-item yang akan
dibuat dari daftar yang sudah disediakan. Kemudian di tengah pelaksanaan dicentangi
lagi bila telah dilakukan. Dan pada saat akhir pelaksanaan dicentangi bila sudah
dilaksanakan.
Terdapat kelemahan dalam pengisian format yang disediakan. Pertama, keadaan di
lapangan semakin banyak variasi, sehingga item-item di ceklis semakin tidak sesuai
dengan realitas di lapangan. Pernah disarankan untuk melengkapi daftar, akan tetapi
pasti berkembang terus. Masalah kedua, pengisian kelihatan semakin menjadi
formalitas saja – tidak mengajak konsultan memikirkan masalah yang akan timibul.
Masalah ketiga, pengisian pada saat 50% dan 100% sering dilupakan, atau lebih jelek
lagi diisi walaupun tidak diperhatikan di lapangan.
Akhirnya disepakati untuk mengubah pola penanganan. Pada blangko baru yang
terlampir, penanggung jawab desain mengisi empat kotak utama tentang jenis
masalah dampak lingkungan yang mungkin akan timbul di lapangan, bersama cara
menanganinya agar masalah dapat dihindari atau dampaknya diperkecil.
Dua kotak diisi dengan keterangan tentang masalah yang berpotensial untuk
paling serius, dari pandangan kerugian kepada masyarakat. Jenis masalah dipilih
menurut pengalaman dan menurut pembacaan situasi di lapangan. Kemudian
dijelaskan apa yang akan dilaksanakan secara spesifik untuk mencegah masalah atau
memperkecil dampaknya.
Dua kotak lain diisi dengan masalah yang lebih besar kemungkinan untuk
timbul, karena barangkali hampir selalu timbul pada proyek jenis ini. Kemudian
dijelaskan apa yang akan dilaksankan untuk menjamin bahwa dampak negatif akan
sekecil mungkin.
Tentu saja, dalam pengisian format ini, peran Pendamping desa dan tim pengelolaan
kegiatan diharapkan sebesar mungkin. Sebaiknya mereka dilatih untuk mengisi
blangko, dan Pendamping teknis membantu dengan memberi umpan balik dan bila
perlu dengan pertanyaan yang sedikit memancing pemilihan masalah yang paling
rawan dan paling sering muncul.
Juga pada saat pelaksanaan, akan dilihat bagaimana tindakan di lapangan:

142| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

 Apakah dilaksanakan sesuai dengan perlakuan yang disarankan?


 Bagaimana kualitas perlakuan?
 Apakah berhasil mencegah dampak negatif atau mengurangi kerusakan yang
timbul?

Desa: Jenis Kegiatan:


Kecamatan: Desain oleh:
Kabupaten: Tanggal:
Mohon diisi untuk dua jenis dampak lingkungan negatif yang paling besar potensi untuk
merugikan masyarakat (keterangan dilanjutkan ke lembar tambahan, bila perlu):
1. Masalah dampak negatif yang mungkin akan timbul di lokasi ini:

Apa saja yang telah direncanakan untuk mencegah masalah ini atau untuk mengurangi
dampak negatif yang mungkin timbul?

2. Masalah dampak negatif yang mungkin akan timbul di lokasi ini:

Apa saja yang telah direncanakan untuk mencegah masalah ini atau untuk mengurangi

dampak negatif yang mungkin timbul?

Mohon diisi untuk dua jenis dampak lingkungan negatif yang paling besar kemungkinan
untuk timbul di lokasi ini (keterangan dilanjutkan ke lembar tambahan, bila perlu):
3. Masalah dampak negatif yang mungkin akan timbul di lokasi ini:

Apa saja yang telah direncanakan untuk mencegah masalah ini atau untuk mengurangi

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 143


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

dampak negatif yang mungkin timbul?

4. Masalah dampak negatif yang mungkin akan timbul di lokasi ini:

Apa saja yang telah direncanakan untuk mencegah masalah ini atau untuk mengurangi

dampak negatif yang mungkin timbul?

144| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

PENGELOLAAN PEMBANGUNAN
SARANA PRASARANA DESA

6.1 Lembar Informasi Pengadaan Barang Dan Jasa

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 145


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

Bahan Bacaan Pengadaan Barang dan Jasa di Desa


A. Prinsip-Prinsip

Pengadaan Barang/Jasa menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:


a. Efisien, berarti Pengadaan Barang/ Jasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran
dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan
untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum;

b. Efektif, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan


sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya;

c. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan


Barang/Jasa bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh masyarakat dan
Penyedia Barang/Jasa yang berminat;

d. Pemberdayaan masyarakat, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus dijadikan


sebagai wahana pembelajaran bagi masyarakat untuk dapat mengelola
pembangunan desanya;

e. Gotong-royong, berarti penyediaan tenaga kerja oleh masyarakat dalam


pelaksanaan kegiatan pembangunan di desa; dan
f. Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan terkait dengan
Pengadaan Barang/Jasa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan.

B. Ruang Lingkup

Secara umum ruang lingkup kegiatan pengadaan barang/jasa di Desa


mencakup:
a. Pengadaan barang/jasa melalui swakelola, dimana pelaksanaan swakelola
dilakukan oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK) adalah tim yang ditetapkan oleh
Kepala Desa dengan Surat Keputusan, terdiri dari unsur Pemerintah Desa dan
unsur lembaga kemasyarakatan desa untuk melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa;

146| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

b. Pengadaan barang/jasa melalui swakelola meliputi kegiatan persiapan,


pelaksanaan, pengawasan, penyerahan, pelaporan, dan pertanggung-jawaban
hasil pekerjaan;

c. Pengadaan barang/jasa melalui penyedian barang/jasa, dimaksudkan untuk


memenuhi kebutuhan barang/jasa dalam rangka mendukung pelaksanaan
Swakelola maupun memenuhi kebutuhan barang/jasa secara langsung di Desa.

C. Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelol


Dalam pelaksanaan Swakelola oleh TPK yang meliputi kegiatan persiapan,
pelaksanaan, pengawasan, penyerahan, pelaporan, dan pertanggung-jawaban hasil
pekerjaan. Khusus untuk pekerjaan konstruksi yang memiliki tingkat kerumitan yang
tinggi atau tidak sederhana, yaitu pekerjaan konstruksi yang membutuhkan tenaga
ahli dan/atau peralatan berat, tidak dapat dilaksanakan cara Swakelola.
Rencana pelaksanaan swakelola, meliputi:
1. jadwal pelaksanaan pekerjaan;

2. rencana penggunaan tenaga kerja, kebutuhan bahan, dan peralatan;

3. gambar rencana kerja (untuk pekerjaan konstruksi);

4. spesifikasi teknis (apabila diperlukan); dan

5. perkiraan biaya (Rencana Anggaran Biaya/RAB).

Pelaksanaan kegiatan dengan cara swakelola, mengikuti ketentuan sebagai


berikut:
1. Pelaksanaan swakelola dilakukan berdasarkan rencana pelaksanaan pengadaan
barang/jasa melalui swakelola;
2. Kebutuhan barang/jasa termasuk didalamnya bahan/material untuk mendukung
kegiatan swakelola yang tidak dapat disediakan dengan cara swadaya, dilakukan
oleh penyedia barang/jasa yang dianggap mampu oleh TPK;
3. Khusus untuk pekerjaan konstruksi :
a. Ditunjuk satu orang penanggung jawab teknis pelaksanaan pekerjaan dari
anggota TPK yang dianggap mampu atau mengetahui teknis
kegiatan/pekerjaan; dan

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 147


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

b. Dapat dibantu oleh personil yang ditunjuk dari dinas teknis terkait dan/atau
pekerja (tenaga tukang dan/atau mandor).

B. Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia Barang/Jasa

Jika Desa mengalami kesulitan atau dianggap tidak mampu melakukan


pekerjaan secara swakelola sesuai dengan potensinya, maka dilakukan pengadaan
barang/jasa melalui penyedia barang/jasa. Hal ini dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan barang/jasa dalam rangka mendukung pelaksanaan swakelola maupun
memenuhi kebutuhan barang/jasa secara langsung di Desa.
Bagi penyedia barang/jasa yang dianggap mampu dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa harus memenuhi persyaratan memiliki tempat atau lokasi
usaha kecuali untuk tukang batu, tukang kayu dan sejenisnya. Penyedia barang/jasa
untuk pekerjaan konstruksi, mampu menyediakan tenaga ahli dan/atau peralatan
yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan
TPK menyusun rencana pelaksanaan pengadaan meliputi:
a. Rencana Anggaran Biaya (RAB) berdasarkan data harga pasar setempat atau
harga pasar terdekat dari desa tersebut;

b. Dalam penyusunan RAB dapat memperhitungkan ongkos kirim atau ongkos


pengambilan atas barang/jasa yang akan diadakan;

c. Spesifikasi teknis barang/jasa (apabila diperlukan); dan

d. Khusus untuk pekerjaan konstruksi, disertai gambar rencana kerja (apabila


diperlukan).

C. Tatacara Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

Tatacara pelaksanaan barang/jasa diuraikan sebagai berikut:


a. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa dengan nilai sampai dengan Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) TPK membeli barang/jasa kepada 1 (satu) penyedia barang/jasa;

(2) pembelian dilakukan tanpa permintaan penawaran tertulis dari TPK dan
tanpa penawaran tertulis dari penyedia barang/jasa;

148| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

(3) TPK melakukan negosiasi atau tawar menawar dengan penyedia barang/jasa
untuk memperoleh harga yang lebih murah; dan

(4) penyedia barang/jasa memberikan bukti transaksi berupa nota, faktur


pembelian atau kuitansi untuk dan atas nama TPK.
b. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah),
dengan ketentuan sebagai berikut :

(1) TPK membeli barang/jasa kepada 1 (satu) penyediabarang/jasa;

(2) pembelian dilakukan TPK dengan cara meminta penawaran tertulis dari
penyedia barang/jasa dengan dilampiri daftar barang/jasa (rincian
barang/jasa atau ruang lingkup pekerjaan, volume dan satuan)

(3) penyedia barang/jasa menyampaikan penawaran tertulis yang berisi daftar


barang/jasa (rincian barang/jasa atau ruang lingkup pekerjaan, volume dan
satuan) dan harga;

(4) TPK melakukan negosiasi atau tawar menawar dengan penyedia barang/jasa
untuk memperoleh harga yang lebih murah; dan

(5) penyedia barang/jasa memberikan bukti transaksi berupa nota, faktur


pembelian atau kuitansi untuk dan atas nama TPK.

c. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa dengan nilai di atas Rp. 200.000.000,00 (dua


ratus juta rupiah), dengan ketentuan sebagai berikut:
1) TPK mengundang dan meminta 2 (dua) penawaran secara tertulis dari 2 (dua)
penyedia barang/jasa yang berbeda dengan dilampiri daftar barang/jasa (rincian
barang/jasa atau ruang lingkup pekerjaan, volume dan satuan) dan spesifikasi teknis
barang/jasa.
2) Penyedia barang/jasa menyampaikan penawaran tertulis yang berisi daftar
barang/jasa (rincian barang/jasa atau ruang lingkup pekerjaan, volume dan satuan)
dan harga;
3) TPK menilai pemenuhan spesifikasi teknis barang/jasa yang memasukkan penawaran;
4) Apabila spesifikasi teknis barang/jasa yang ditawarkan:
a) dipenuhi oleh kedua Penyedia Barang/Jasa, maka dilanjutkan dengan proses
negosiasi (tawar-menawar) secara bersamaan.

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 149


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

b) dipenuhi oleh salah satu Penyedia Barang/Jasa, maka TPK tetap melanjutkan
dengan proses negosiasi (tawar-menawar) kepada Penyedia Barang/Jasa yang
memenuhi spesifikasi teknis tersebut.
c) tidak dipenuhi oleh kedua Penyedia Barang/Jasa, maka TPK membatalkan proses
pengadaan.
5) Apabila spesifikasi teknis tidak dipenuhi oleh kedua Penyedia Barang/Jasa, maka TPK
melaksanakan kembali proses pengadaan.
6) Negosiasi (tawar-menawar) untuk memperoleh harga yang lebih murah.
7) Hasil negosiasi dituangkan dalam surat perjanjian antara Ketua TPK dan Penyedia
barang/jasa yang menjelaskan:
a) tanggal dan tempat dibuatnya perjanjian;
b) ruang lingkup pekerjaan;
c) nilai pekerjaan;
d) hak dan kewajiban para pihak;
e) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan;
f) ketentuan keadaan kahar; dan
g) sanksi.

F. Perubahan Ruang Lingkup Pekerjaan

Apabila terjadi perubahan ruang lingkup pekerjaan, maka:


a. TPK dapat memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia Barang/Jasa untuk
melakukan perubahan ruang lingkup pekerjaan yang meliputi:

(1) menambah atau mengurangi volume pekerjaan;

(2) mengurangi jenis pekerjaan;

(3) mengubah spesifikasi teknis; dan/atau

(4) melaksanakan pekerjaan tambahan.

b. Perubahan ruang lingkup pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa menyampaikan


penawaran tertulis kepada TPK.

c. TPK melakukan negosiasi (tawar-menawar) dengan Penyedia Barang/Jasa untuk


memperoleh harga yang lebih murah.

150| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

d. Untuk nilai Pengadaan Barang/Jasa di atas Rp 200.000.000,- (dua ratus juta


rupiah), dilakukan adendum surat perjanjian yang memuat perubahan ruang
lingkup dan total nilai pekerjaan yang disepakati.
Apabila terdapat perubahan oleh sebab kekeliruan di lapangan atau
terjadinya bencana alam termasuk perubahan harga tertentu secara nasional dan
sifatnya sudah mengganggu kelancaran pekerjaan, pada prinsipnya TPK dapat
mengusulkan revisi tetapi harus melalui pemeriksaan PDTI dan TA-ID. Jika hasil
pemeriksaan tidak berhasil atau mengalami kegagalan maka TA-ID dapat
menyarankan secara tertulis perubahan yang harus disampaikan secara terbuka
kepada masyarakat dan jika dilakukan dibuat berita acaranya.
Hasil revisi tersebut dipakai dasar untuk mengadakan peninjauan ulang
dengan pemasok (bilamana pemasok memang tidak akan mampu melanjutkan
kegiatan) dan perundingan dapat untuk mengubah spesifikasi, harga, dan jadwal.
Bila terjadi perubahan maka revisi kegiatan tetap mengikuti prosedur sesuai form,
harus dibuat Berita Acara Revisinya.
Beberapa contoh kasus yang mempengaruhi kemampuan pemasok untuk
memenuhi perjanjian antara lain:
a. Faktor cuaca yang tidak dapat diantisipasi yang menyebabkan terlambat
pengiriman

b. Terjadinya bencana alam yang mempengaruhi jalan yang digunakan untuk


mengirim bahan sehingga terlambat pengriman

c. Keterlambatan TPK untuk menyiapkan lokasi yang menyebabkan pengiriman


ditunda

d. Kenaikan harga bahan standar (misalnya harga besi, pipa, atau semen), yang
mempengaruhi semua pemasok
e. Kenaikan harga bahan bakar kendaraan

Bila TPK tidak menyetujui adanya perubahan, maka perjanjian berjalan terus
dan sanksi berlaku bila pemasok tidak memenuhi persyaratan.Jika perjanjian
dibatalkan, maka TPK dan Panitia wajib mengadakan pelelangan ulang.

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 151


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

G. Pengawasan, Pembayaran, Pelaporan, dan Serah Terima

a. Pengawasan
(1) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa diawasi oleh Bupati/ Wallkota dan
masyarakat setempat.

(2) Pengawasan oleh Bupati/Walikota dapat dldelegasikan kepada Camat.

b. Pembayaran
Pembayaran alas pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara Swakelola
dan/atau melalui penyedia barang/jasa dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
(1) setiap pengeluaran belanja atas beban APB Desa harus didukung dengan
bukti yang lengkap dan sah; dan

(2) bukti sebagaimana dlmaksud pada angka 1 harus mendapat pengesahan


oleh Sekretaris Desa untuk keabsahan penggunaan bukti yang dimaksud.

c. Pelaporan dan Serah Terima


(1) Kemajuan pelaksanaan pengadaan barang/jasa dilaporkan oleh TPK kepada
Kepala Desa.

(2) Setelah pelaksanaan pengadaan barang/jasa selesal 100% (sasaran akhir


pekerjaan telah tercapai), TPK menyerahkan hasil pengadaan barang/jasa
kepada Kepala Desa dengan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.

152| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

PENGELOLAAN PEMBANGUNAN
SARANA PRASARANA DESA

6.2 Lembar Informasi Pengendalian Kualitas/Mutu, Waktu


Dan Biaya

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 153


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

Pengendalian Proyek

Suatu proyek tidak akan terlaksana dengan baik apabila pimpinan proyek tidak

dapat mengendalikan jalannya proyek tersebut dengan baik. Pengendalian proyek

harus dilakukan terus menerus selama proyek tersebut berlansung. Peninjauan secara

periodik sangat efektif dalam membandingkan kemajuan proyek. Metode

pengendalian proyek didasarkan pada perencanaan dan rencana kerja sebagai dasar

untuk membandingkan kemajuan proyek.

Pengendalian proyek mutlak diperlukan untuk mencapai pekerjaan yang

diharapkan. Kualitas pekerjaan menjadi target tanpa meninggalkan segi ekonomis dan

waktu pelaksanaan pekerjaan. Pengendalian pekerjaan proyek yang dilakukan antara

lain :

a) Pengendalian mutu ( Quality Control ).

b) Pengendalian biaya ( Budget Control ).

c) Pengendalian waktu ( Time Control ).

Pengawasan adalah proses penilaian pekerjaan dengan tujuan agar hasil

pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua anggota

kelompok dapat melaksanakan kegiatan dengan berpedoman pada perencanaan serta

154| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

mengadakan tindakan koreksi dan perbaikan atau penyesuain bila terjadi

penyimpangan.

Keberhasilan suatu proyek dilihat dari beberapa hal,yaitu :

a) Kualitas hasil pekerjaan ( mutu bangunan ) yang dihasilkan.

b) Biaya yang digunakan selama proyek tersebut berlangsung.

c) Waktu penyelesaian pekerjaan.

Pengendalian dalam setiap proyek harus selalu ada dan harus diutamakan sebab

menyangkut keberhasilan proyek tersebut.Secara umum pengendalian meliputi hal- hal

sebagai berikut :

1. Penentuan standar,yaitu penentuan tolak ukur dalam menilai hasil pekerjaaan dari segi

kualitas dan ketepatan waktu.

2. Pemeriksaaan,yaitu melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan untuk

mengetahui sejauh mana kemajuan hasil pekerjaan.

3. Perbandingan,yaitu membandingkan hasil pekerjaan yang telah dikerjakan dan dicapai

dengan rencana yang telah ditentukan.Dari pebandingan ini dapat diketahui progress

pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

4. Tindakan korektif,yaitu evaluasi terhadap pelaksanaan proyek. Evaluasi ini diadakan

dalam bentuk rapat yang diadakan setiap minggunya ataupun pada saat diperlukan,

bila ada kesalahan atau penyimpangan maka perlu dipikirkan pemecahanya dan

pelaksaan selanjutnya.

5.

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 155


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

1.1 Pengendalian Mutu (Quality Control)

Pengendalian mutu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengawasan dan pengarahan

pelaksanan serta uji mutu bahan material selama pelaksanan berlangsung maupun setelah

selesai pekerjaan.Dari pengendalian mutu diharapkan akan menghasilkan mutu pekerjan

yang sesuai dengan persyaratan yang tercantum dikontrak.

Pengendaliandan pengawasan mutu dilakukan oleh kontraktor dan konsultan Manajemen

Konstruksi. Kontraktor melakukan pengendalian dan pengawasan melalui tim- tim yang

telah dibentuk sesuai dengan struktur organisasi Kontraktor.Setiap tim melakukan

pengendalian mutu dengan tugas dan wewenangnya masing-masing. Setiap tim

memberikan laporan secara berkala kepada Project Manajer untuk dilaporkan kepala

Direktur Utama.

Alat pengendalian mutu proyek yang harus dikuasai oleh Pengawasan/Direksi Pekerjaan

adalah sebagai berikut :

a. Spesifikasi teknis (Pabrikan, RKS)

b. Metode pelaksanaan ( Pabrikan, RKS )

c. Gambar Kerja

d. Hasil tes bahan dari Laboratorium

e. Peraturan – peraturan Pemerintah

f. Peraturan- Peraturan khusus yang harus diikuti dan tercantum dalam kontrak.

1.1.1 Pengendalian mutu bahan

156| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

Kualitas pekerjaan yang baik salah satunya didapat dari bahan standar yang ditetapkan.

Untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan untuk suatu pekerjaan konstruksi

ada beberapa standar acuan,diantaranya yaitu :

1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971,NI- 2

2. Peraturan semen portland Indonesia, NI- 8

3. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1961, NI-3

4. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI- 5

5. American Standard for Testing Material

Pengendalian mutu bahan dilapangan meliputi inspeksi dan test yang dilakukan

dilaporatoriu maupun dilapangan saat bahan tersebut datang kedalam lapangan

pengendalian produk yang tidak sesuai, serta pengendalian catatan mutu.

1.1.2 Pengendalian Mutu Beton

a. Uji Beton dengan Slump Test

Untuk pengawasan terhadap mutu beton yang akan digunakan ini, pihak kontraktor

dan pengawas lapangan telah melakukan pengujian terhadap mutu beton antara lain

dengan metode slump test. Adapun tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui

kekentalan/keenceran adukan sebelum pengecoran dengan mengukur tinggi

penurunan/slump adukan. Pengujian ini dilakukan untuk tiap adukan dalam truck mixer.

Apabila terjadi hasil slump test dari adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan slump

test pada spesifikasi teknis, maka pengawas berhak menolak adukan tersebut.

Peralatan yang digunakan pada pengujian slump test adalah:

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 157


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

a. Kerucut Abrams , yaitu kerucut dari besi terpancung dengan ukurannya.

b. Tongkat besi dengan diameter 16 mm dan panjang 60 cm dengan ujung

yang dibulatkan.

c. Alas kerucut dari plat baja.

d. Alat pengukur tinggi slump yang berskala seperti meteran.

e. Cetok dan ember.

Adapun pelaksanaan uji slump test adalah sebagai berikut:

a. Kerucut Abrams dan alas dibersihkan, kerucut diletakkan diatas alas dengan

posisi diameter besar berada dibawah.

b. Adukan diambil dari truck mixer dengan ember.

c. Adukan dimasukkan dalam kerucut Abrams dengan cetok dalam tiga lapisan

dan setiap lapisan dijojoh/ditusuk dengan tongkat besi sebanyak minimal

sepuluh kali.

d. Setelah pemasukan adukan selesai, permukaan adukan pada atas kerucut

diratakan dan didiamkan selama kurang lebih 30 detik.

e. Selang waktu tersebut adukan beton yang jatuh disekitar kerucut

dibersihkan, selanjutnya kerucut diangkat vertikal keatas secara perlahan

dengan diputar-putar.

f. Setelah kerucut terangkat adukan akan mengalami penurunan dari puncak

adukan semula, penurunan ini kemudian diukur dengan meteran.


158| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa
PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

g. Hasil pengukuran tersebut merupakan nilai slump adukan dimana nilai

penurunan yang diijinkan dalam spesifikasi teknis adalah 8-10 cm bila terjadi

shear slump (bagian penurunan adukan jatuh dalam bidang miring), maka

pengujian slump test harus diulang.


Beton dituangkan tongkat pemadat Ø 16 mm, l=60
cm

angkat
330

nilai Slump Test


hH

Gambar Skeksa alur pengujian slump test

Gambar uji slump test

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 159


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

b. Compressive Strength Test

Test ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton dengan memberikan tekanan

pada sampel beton dengan mesin tekan di laboratorium setelah umur beton

mencapai 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Pengujian dilakukan sebanyak 3 sampel dalam

benda uji berbentuk silinder tiap 1 truck mixer (kapasitas 5 m3).

Peralatan yang digunakan adalah:

 Tiga buah cetakan beton berbentuk silinder.

 Tongkat besi penjojoh dengan diameter 16 mm, panjang 600 mm. dengan

ujung yang dibulatkan.

 Ember, sekop dan sendok perata.

Adapun langkah-langkah tes kuat tekan beton adalah sebagai berikut:

1. Silinder beton dibersihkan dari kotoran dan diolesi dengan pelumas atau oli pada

dinding silinder yang dimaksudkan untuk memudahkan pelepasan ketika beton

telah mengeras.

2. Sampel adukan diambil dari truck mixer pengangkut beton dengan cetok dan

ditempatkan di ember yang telah disiapkan.

3. Adukan dimasukkan ke dalam cetakan silinder beton dalam tiga lapisan dan

dijojoh/ditusuk dengan dengan besi penjojoh sebanyak 25 kali secara merata.

Pada saat pemadatan lapisan pertama tongkat tidak boleh mengenai dasar

160| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

cetakan, sedangkan pada lapisan kedua dan ketiga tongkat penjojoh boleh

mengenai lapisan bawah.

4. Setelah pemadatan pada lapisan teratas selasai, cetakan diketuk sampai lubang

tusukan menutup.

5. Adukan pada permukaan cetakan silinder beton diratakan dan ditutup dengan

bahan yang kedap air dan tahan karat, kemudian silinder beton diletakan ditempat

yang terlindung dan bebas getaran.

6. Setelah selama 2 jam, silinder beton kemudian direndam pada air dengan suhu

25°C-27°C sampai waktu yang dikehendaki untuk pematangan atau curring.

7. Setelah berumur 7 hari tiga sampel diangkat, dan dibersihkan dengan kain yang

lembab dan ditimbang beratnya serta diukur luasannya.

8. Sampel dilapisi dengan gemuk, kemudian dilapisi dengan mortar belerang di atas

lapisan gemuk.

9. Dilakukan pengujian tekanan dengan mesin tekan (compressor) pada arah sentries

dengan menaikan tekanan secara berangsur-angsur sampai sampel hancur.

10. Untuk tiga buah sampel lainnya dilakukan pengujian tekanan setelah beton

berumur 28 hari.

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 161


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

Gambar Sampel silinder beton

Gambar Alat Uji tekan beton

1.1.3 Pengendalian Mutu agergat

Agregat berfungsi sebagai bahan pengisi (filler0 dalam campuran mortar atau

beton.Agregat dalam beton merupakan isian material yang menempati kira-kira 70-75

% volume beton. Gradasi dari agregat tersebut secara keseluruhan harus menghasilkan

ikatan yang baik dengan semen dan air dalam proporsi campuran yang dipakai

162| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

sehingga dapat menghasilkan mutu beton yang dinginkan serta sesuai dengan syarat

dan ketentuan yang ada.

 Agregat Halus

Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami

dari batuan - batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat - alat pemecah

batu.

Persyaratan Agregat halus dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 NI-2

adalah :

1. Agregat halus harus terdiri dari butir - butir yang tajam dan keras, butir - butir

Agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-

pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan.

2. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan dengan

berat kering).

3. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan - bahan organis terlalu banyak yang

harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams - Harder (dengan larutan

NaOH).

4. Agregat halus harus terdiri dari butir - butir yang beraneka ragam besarnya dan

apabila diayak harus memenuhi syarat - syarat berikut :

a. Sisa di atas ayakan 4 mm, harus minimum 2 % berat

b. Sisa di atas ayakan 1 mm, harus minimum 10 % berat


Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 163
PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

c. Sisa di atas ayakan 0.25 mm, harus berkisar antara 80 % dan 95 % berat.

Adapun syarat-syarat agregat halus menurut spesifikasi teknis proyek adalah:


1. Agregat halus yang dipakai terdiri dari:

1. Pasir alam, yaitu pasir yang disediakan oleh kontraktor dari sungai atau sumber
lainnya yang disetujui oleh pengawas.

2. Pasir buatan, yaitu pasir yang dihasilkan oleh pemecah batu.

3. Kombinasi pasir alam dan pasir buatan.

2. Agregat halus yang digunakan harus lebih bersih dan diusahakan bebas dari tanah
liat, karang, serpihan-serpihan mika, bahan-bahan organik dan alkali.

3. Jumlah bahan-bahan yang merugikan maksimum 5 %.

4. Agregat halus digunakan hendaknya mempunyai gradasi yang baik sesuai

Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971.

Gambar agregat halus

 Agregat Kasar

Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari

batuan - batuan atau berupa batu pecah yang di peroleh dari pemecahan batu. Pada

164| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

umumnya yang di maksudkan dengan agregat kasar adalah agregat dengan besar

butir lebih dari 5 mm.

Persyaratan Agregat kasar dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 NI-2

adalah :

1. Agregat kasar harus terdiri dari butir - butir yang keras dan tidak berpori. Agregat

kasar yang mengandung butir - butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah

butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya.

Butir- butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh

pengaruh - pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.

2. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap

berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian - bagian yang dapat

melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat

kasar harus dicuci.

3. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat - zat yang dapat merusak beton,

seperti zat - zat yang reaktif alkali.

4. Agregat kasar harus terdiri dari butir - butir yang beraneka ragam besarnya dan

apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat (1),

harus memenuhi syarat - syarat berikut :

a. Sisa - sisa diatas ayakan 31.5 mm, harus 0 % berat.

b. Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat.


Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 165
PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

c. selisih antara sisa - sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah

maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.

Gambar Agregat Kasar

1.1.4 Pengendalian Mutu Tulangan

Berdasarkan SK-SNI M- 104 - 1990 – 03, benda uji ditentukan sebagai berikut :

a. Benda uji merupakan batang proporsianal dengan perbandingan antara

panjang dan luas penampang sebelum pengujian adalah sama.

b. Apabila benda uji memiliki diameter < 15 mm, gaya tarik maksimum lebih kecil

dari kapasitas mesin tarik, maka benda uji yang digunakan adalah penampang

utuh.

c. Apabila benda uji memiliki diameter > 15 mm, gaya tarik maksimum melebihi

kapasitas mesin tarik, maka bentuk dan dimensi benda uji dibuat dengan

memperkecil penampang bagian tengah benda uji sesuai dengan ketentuan

pada manual pengujian.

Syarat dan ketentuan menurut SNI- 03 – 1792 – 2002 adalah sebagai berikut:

166| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

1. Bebas dari kotoran, lapisan lemak minyak,karat dan tidak cacat (retak-retak,

mengelupas,luka dan lain-lain).

2. Mempunyai penampang yang sama rata

3. Baja tulangan yang diameternya berbeda dikelompokan ditempat yang terpisah.

4. Penimbunan baja tulangan di udara terbuka dilakukan untuk jangka waktu yang

lama harus dicegah.

Untuk mendapat jaminan atas kualitas baja tulangan yang diminta, maka disamping

harus adanya certificate dari pabrikan (melalui suplier) njuga harus terdapat sertificate

dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara periodik minimum 2

contoh percobaan (stress-strain test) dan pelengkungan untuk setiap 20 ton baja

tulangan.

1.1.5 Pengendalian Mutu Semen

Semen/Portland Cement adalah bahan pengikat yang sangat penting, terutama dalam
pembuatan konstruksi beton bertulang. Semen yang digunakan harus memenuhi
syarat-syarat SII dan NI-8.
Adapun persyaratan semen yang tercantum dalam syarat-syarat spesifikasi teknik

proyek adalah sebagai berikut:


1. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement jenis II menurut

NI-8 atau type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut standart cement
Portland yang digariskan oleh Asosiasi Cement Indonesia.

2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa persetujuan

Pengawas lapangan.

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 167


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

3. Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila dipasaran tidak diperoleh semen dari

merk yang telah dipilih dan telah digunakan.

4. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang sudah

digunakan harus disertai jaminan dari kontraktoryang dilengkapi dengan data


teknis yang membuktikan bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan mutu

semen yang digantinya.

5. Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus mendapat


persetujuan oleh Pengawas lapangan.

Semen merupakan bahan ikat hidrolis, yaitu bahan yang akan mengeras jika dicampur

dengan air dan merupakan bahan utama dalam pembuatan adukan beton. Semen
yang digunakan pada proyek mempunyai mutu yang disyaratkan dalam NI-8-1972

dan SK SNI T-15-1991-03.


Semen jenis ini mempunyai sifat-sifat antara lain:

6. Kehalusan butir, semakin halus permukaan butiran semakin luas permukaan butiran
semen tersebut, sehingga semakin sempurna pengikatan dan pengerasannya.

7. Pengikatan awal baru dimulai satu jam setelah dicampur dengan air. Tenggang

waktu ini dipergunakan untuk mengolah, mengangkut dan menempatkan adukan


semen.

8. Kekuatan adukan setelah mengeras mempunyai nilai tertentu.

Dalam pelaksanaan di lapangan untuk mencegah terjadinya kerusakan semen


maka dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Semen harus didatangkan dan disimpan dalam kantung/zak yang utuh. Berat
semen harus sama dengan yang dicantumkan dalam zak.

168| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,

berventilasi cukup dan lantai yang bebas dari tanah.

3. Semen harus dalam keadaan yang belum mulai mengeras jika ada bagian yang

mulai mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh tangan bebas
(tanpa alat) dan jumlah bagian yang mulai mengeras ini tidak lebih dari 5% berat

semen.

4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen dalam jumlah
yang sama dengan syarat bahwa kualitas beton yang dihasilkan harus sesuai dengan yang
diminta perencana.
1.1.6 Pengendalian Mutu Air

Adapun syarat- syarat air yang dapatdigunakan sebagai pencampuran beton antara lain :

1. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton kecuali ketentuan

berikut terpenuhi (SNI 03-2847-200) :

a. Pemilihan proposi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton

yang menggunakan air dari sumber yang sama.

b. Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang dibuat dari

addukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai sekurang-

kurangnya sama dengan 90 % dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan air

yang dapat diminum (menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi 50mm

).(ASTM C 109)

2. Air mempunyai PH 4,5 -7 (SNI 03-2847-200)

3. Air tidak mengandung debu atau coloid (SNI 03-2847-200

4. Air harus bersih (PUBI – 1982 Ps 2.1).


Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 169
PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

5. Tidak mengandung lumpur, minyak, dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat

secara visual (PUBI – 1982 Ps 2.2).

6. Tidak mengandung benda - benda tersuspensi lebih dari 2 g/lt (PUBI – 1982 Ps 2.3).

7. Tidak mengandung garam - garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-

asam, zat organik, dsb) lebih dari 15 g/lt (PUBI – 1982 Ps 2.4).

8. Air untuk pembuatan dan perawatan tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali,

garam - garam, bahan-bahan organis atau bahan - bahan lain yang dapat merusak

beton dan baja Tulangan (PUBI 1971 Ps 1).

1.2 Pengendalian Biaya (Budget Control )

Pengendalian biaya pelaksanaan bertujuan agar biaya yang dikeluarkan pada proyek tidak

menyimpang atau melebihi dari biaya yang telah direncanakan. Pengendalian biaya

pelaksanan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan penekanan pengeluaran beberapa hal.

a. Material atau Bahan

Dalam pemakaian bahan harus diusahakan seefisien mungkindan diusakan tidak terjadi

pembuangan material secara berlebihan. Hal tersebut dapat dicapai dengan

memperhitungkasn secara teliti kebutuhan bahan yang digunakan.

Penggadaan bahan dilokasi proyek harus sesuai dengan kepentinganya. Jadwal

kedatangan material berdasarkan volume kegiatan yang dapat dihitung dari jumlah

dan jenis material yang diperlukan sehingga tidak terjadi pembuatan material secara

percuma, misalnya: pasir atau kerikil yang datang diperiksa oleh pengawas apakah

volume material tersebut sesuai dengan volume yang direncanakan, yaitu dengan cara

mengukur bak truk dikaitkan dengan ketinggian material yang ada di dalamnya.
170| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa
PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

Pengendalian material digunakan untuk mengetahui mutu pekerjaan yang dihasilkan

apakah sesuai dengan persyaratan dalam kontrak kerja. Pengendalian material yang

digunakan ini, misal : bahan material semen dimana pengawas berhak memeriksa

semen yang disimpan di gudang pada setiap waktu dan dapat menyatakan menerima

atau menolak semen tersebut.

b. Peralatan

Perencanaan secara cermat trehadap jenis peralatan yang dipakai sangat diperlukan

karena sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan kemudahan pelaksanaaan

pekerjaan yang akhir akan berpengaruh pada biaya operasi yang akan dikeluarkan.

Peralatan yang digunakan pada proyek ini telah sesuai dengan jumlah dan volume

pekerjaan yang telah direncanaka. Jika terdapat keterlambatan waktu kedatangan

peralatan maka hal ini disebabkan adanya masalah teknis.

c. Tenaga Kerja

Pemakaian tenaga kerja pada suatu pekerjaan harus disesuaikan dengan volume

pekerjaan yang sedang dilaksanakan sehingga dapat dicapai kondisi yang optimal

antara jumlah tenaga kerja yang ada dengan volue pekerjaan yang harus dilaksanakan.

Pada proyek yang ditinjau dapat diamati jumlah tenaga kerja yang digunakan sesuai

dengan pekerjaan, hal ini daat dibuktikan dengan tidak adanya pekerjan yang

beristirahat saat jam kerja.

Dari point – point tersebut dapat diketahui bahwa pengendalian biaya pelaksanaan

proyek telah dilaksankandengan baik.

1.3 Pengendalian Waktu (Time Control)


Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 171
PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

Pengendalian waktu pelaksanaan adalah upaya untuk mengontrol agar pelaksanaan

proyek tidak melebihi waktu yang telah direncanakan, yang didalmnya dibantu

pengawasan aktivitas utama yang berada pada lintasan kritis dalam suatu kerangka target

waktu.Pada lintasan kritis tidak boleh terjadi keterlambatan waktu, karena akan

mempengaruhi umur proyek. Dalam monitoring dan pengendalian waktu juga digunnakan

bar chart dan network planning yang selanjutnya digunakan CPM,untuk dapat

mengendalikan waktu dengan tepat.Pengendalian terhadap waktu pelaksanan dititik

beratkan pada upaya menyelesaikan proyek dalam waktu yang ditetapkan. Pengendalian

waktu sangat penting terutama menyangkut waktu pelaksanaan proyek.

a. Man Power Schedule

Man Power Schedule merupakan bagian yang manganalisis kebutuhan tenaga kerja

untuk menjaga waktu tertentu. Man power schedule disusun berdasarkan bobot

kegiatan pada time schedule yaitu dengan meninjau kemampuan satu orang pekerjaan

untuk menyelesaikan satu satuan volume pekerjaan dalam satuan volume pekerjaan

dalam satuan waktu (hari/minggu/bulanan). Pekerjaan alat berat, jumlah pekerjaan

yang dibutuhkan,dihitung dengan mempertimbangan kapasitas alat. Kebutuhan

pekerjaan saat awal kegiatan akan mengalami peningkatan sampai pertengahan

kegiatan dan akan menurun saat akhir pekerjaan.

b. Material Schedule

Material schedule disusun berdasarkan bobot kegiatan pada time schedule.

172| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

Material schedule menyatakan jumlah material dan peralatan yang dibutuhkan untuk

jangka waktu tertentu. Penyusunan material schedule diperlukan untuk menjamin

ketersediaan material dan peralatan yang dip[erlukan di lapangan. Jenis material yang

diperlukan tergantung pada metode pelaksanaan proyek.

Dalam proyek pembangunan pengendaliaan waktu secara rill dapat dimonitoring

langsung dengan kurva S sehingga dapat diketahui perencanaan, pelaksanaan,dan

kemajuaan pekerjaan proyek, serta kontrol terhadap waktu bisa dikendalikan. Bentuk

material schedule yang dierapkan dalam kurva s merupakan grafik hubungan antara

bobot prestasi pekerjaan dengan waktu pelaksanaan.

Untuk mengetahui prestasi pekerjaan, caranya dengan menghitung bobot tiap jenis

pekerjaan dalam suatu interval waktu. Setelah menentukan bobot prestasi kemudian

dibuat cara rencana waktu pelaksanaan untuk menyelaisaikan masing-masing

pekerjaan, kemudian menentukan waktu pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan

terlebih dahulu.

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 173


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

STANDART ADMININSTRASI TPK


DESA

7.1 Lembar Informasi Standart Administrasi Pembukuan

174| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

PENYIAPAN DOKUMEN ADMINISTRASI KEGIATAN


a. Dokumentasi foto/gambar sebelum kegiatan pembangunan dilakukan.

Pada umumnya dokumentasi menjadi bagian dari sebuah kegiatan.


Dokumentasi menjadi hal penting karena keberadaan dokumen menjadi bentuk
sebuah pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan kegiatan.
Pendokumentasian pada umumnya meliputi pendokumentasian terhadap
administrasi, rekaman pelaksanaan dan gambar-gambar (photo) kegiatan dan
lainnya.

Dalam Sebuah Kegiatan, tahapan atau perjalanannya juga tidak terlepas dari
sebuah dokumentasi. Berbagai kegiatan yang sudah terlaksana dapat kembali
dilihat dalam sebuah dokumentasi gambar atau photo-photo kegiatan.
Selanjutnya pembahasan terkait dokumentasi adalah dokumentasi photo.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini juga


menuntut kita pelaku Desa untuk bisa mengikuti dan menguasai teknologi
tersebut. Begitu juga terhadap sebuah photo, untuk menghasilkan sebuah
dokumen photo yang bagus maka teknik dan cara-cara yang tepat perlu kita
kuasai.

I. Mengapa Dokumentasi Photo menjadi Penting?

Beberapa hal yang menjadi alas an mengapa dokumentasi (photo) menjadi hal
yang penting antara lain:
- Bisa membantu sebagai bahan dalam pertanggungjawaban
- Menjadi sebuah alat bukti.
- Bentuk transparansi terhadap masyarakat.
- Membantu dalam sosialisasi atau penjelasan.
- Menjadikan daya tarik bagi yang melihat.
- Membuka memori (pengingat) dan lainnya.

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 175


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

Beberapa contoh photo yang menggambarkan mengapa dok. photo menjadi


penting.

II. Dokumentasi Kegiatan dalam DESA

Pada dasarnya photo kegiatan diambil mulai dari awal (perencanaan) sampai
dengan kegiatan berakhir. Beberapa kegiatan perlu dibuat dokumentasi foto-
foto untuk arsip desa.
Photo-photo yang ditampilkan meliputi antara lain:

a. Photo-photo kegiatan mulai dari perencanaan sampai dengan kegiatan


berakhir.

Photo kegiatan dari awal sd akhir kegiatan.

176| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

b. Photo prasarana kondisi 0 %, 50 %, 100 % yang diambil dari sudut


pengambilan yang sama, pada minimal 3 (tiga) titik pengambilan, sehingga
jumlahnya minimal ada 9 foto terangkum dalam 3 halaman. 1 halaman terdiri 3
foto.

Kondisi 0% Kondisi 50 % Kondisi 100 %


c. Photo yang memperlihatkan orang sedang bekerja beramai-ramai
(menunjukkan partisipasi masyarakat). 1 halaman terdiri dari 3 foto.

Partisipasi Masyarakat Partisipasi Masyarakat Partisipasi Masyarakat


d. Photo yang memperlihatkan peran serta perempuan dalam kegiatan
prasarana. 1 halaman terdiri dari 3 foto.

Partisipasi Perempuan Partisipasi Perempuan Partisipasi Perempuan


e. Photo yang memperlihatkan sebuah proses atau tahapan kegiatan dalam
DESA. 1 halaman terdiri dari 3 foto.

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 177


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

Musdes Lesehan Ada apa disana?


f. Photo yang memperlihatkan sebuah kegiatan yang menarik dalam DESA.

Sambil belajar minum Setia sampai akhir…. kerja‟$‟ama


susu

Berapa jumlah duri ikan Sikompak „Mingkem‟ lebih baik drpd


lele? „mlongo‟

III. Masalah-masalah yang di hadapi.

Beberapa masalah dan kendala yang sering terjadi dan dihadapi di lapangan
adalah antara lain:
1. Ketinggalan momen. Hal ini banyak disebabkan karena dalam pengambilan
photo TPK menggantungkan kepada PL atau yang lain.
2. Titik pengambilan photo tidak sama, karena lupa atau hal yang lain.
3. Photo tidak focus.
4. Photo tidak jelas (kabur)
5. Lainnya.

178| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

Lebih pas antara 0% dan 90% Tidak focus

Bergeser dari posisi/titik pengembilan. Kabur-tidak jelas.

b. Pernyataan kesanggupan Pelaksana Kegiatan menyelesaikan pekerjaan.

Surat Perjanjian yang dibuat antara TPK dan Kepala Desa yang menjelaskan bahwa TPK
sanggup menyelesaikan pekerjaan 100% selesai sampai waktu yang telah di tentukan.
Adapaun format nya dapat dilihat pada Untuk Formnya dapat dilihat dalam Lampiran
Penyiapan dokumen Hibah dan Tidak Menuntut Ganti Rugi
Kepala Desa menjamin pelaksanaan swadaya dan gotong royong masyarakat,
sekurang-kurangnya mengadministrasikan dokumen:
1. pernyataan pemberian hibah dari warga masyarakat Desa dan/atau pihak ketiga
kepada Desa atas lahan/tanah yang menjadi aset Desa sebagai dampak kegiatan
pembangunan Desa dan diikuti dengan proses pembuatan akta hibah oleh kepala
Desa;
2. pernyataan kesanggupan dari warga masyarakat Desa dan/atau pihak ketiga untuk
tidak meminta ganti rugi atas bangunan pribadi dan/atau tanaman yang terkena
dampak kegiatan pembangunan Desa. Adapun pembiayaan pembuatan dokumen
akta hibah dilakukan melalui APBDesa.
Contoh Surat Pernyataan Hibah dan Surat Pernyataan tidak menuntut ganti rugi atas
bangunan, dan atau tanaman sebagaimana format Tidak Menuntut Ganti Rugi

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 179


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

STANDART ADMININSTRASI TPK


DESA

7.2 Lembar Informasi Administrasi SPP, RPD, LPD

180| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

Menyusun Rencana Penggunaan Dana (RPD) dan Surat


Permintaan Pembayaran (SPP) Oleh TPK

a. Bila Menggunakan Definitif


Definitif digunakan apabila Barang dan Jasa sudah di adakan atau dikirim sehingga
Suplier Tinggal meminta pencairan.
Langkah – Langkahnya
1. Material/ Bahan Baku atau Alat yang dikirim Dilokasi dilakukan Pengecekan
Barang oleh Tim Pemeriksa Barang (Cheker) Bersama Tim Pengadaan
Barang Dan Jasa Desa.
2. Kemudian Tim Cheker Membuat Bukti Penerimaan Material (Delevery
Order) Atau Nota.
3. Tim PBJ Desa Melakukan Rekapitulasi Penerimaan Material Dengan Form
Buku Material Desa untuk material yang sudah dilakukan Droping
4. Hasil Pengisian Buku Material Dilaporkan Kepada TPK Desa.
5. TPK Melihat Dokumen APBDes dan Melihat Dokumen Rencana Anggaran
Biaya.
6. TPK Desa Memvalidasi Kebenarannya dan MemBuat Rencana Penggunaan
Dana (RPD) Dan Menyusun SPP
7. Dalam Penulisan Dokumen RPD dan SPP Volume disesuaikan dengan
material yang sudah dikirim. Sedangkan Harga Satuan Disesuaikan Dengan
Harga Negoisasi Toko/Suplier pada saat proses pengadaan barang/jasa.

Material Di Drop Oleh Material dichek Oleh Tim PBJ


Suplier Cheker Bersama Tim PBJ Menyusun Bukti
Penerimaan/ Nota

TPK Menyusun RPD Tim PBJ Melaporkan


Kepada TPK dalam Tim PBJ
dan SPP
Bentuk Buku Material Menyusun Bukti
Penerimaan/ Nota

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 181


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

Siklus Keuangan Definitif

PPPKD/TPK/Bend. Bendahara Desa

Melakukan Pencairan SPP


Membuat SPP
Defenitif
Saldo Kas Mencukupi untuk
Pencairan ?
a. SPP

b. Rincian SPP Ya Tidak

c. Bukti
Pengeluaran a. Lakukan Penarikan
Tunai
d. Input Potongan
Pajak
b. Bukukan Penarikan
ke Siskeudes (Mutasi Kas
– Pengambilan )

Pencairan

Laporan Penatausahaan
dan Pembukuan

182| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

b. Bila Menggunakan Panjar


Panjar digunakan apabila Barang dan Jasa Belum di adakan atau Belum dikirim
sehingga Bendahara Desa melakukan Pencairan Dana Dulu.
Langkah – Langkahnya
1. TPK Desa Membuka Dokumen APBDes dan RAB untuk mengetahui jumlah
anggaran dan volume barang dan Jasa.
2. TPK Menyusun RPD dan SPP berdasarkan RAB yang ada baik berupa
volume maupun Biaya.
3. SPP dan RPD di validasi oleh Sekretaris desa.
4. Seketaris Desa Melaporkan Kepada Kepala Desa Untuk Mendapatkan
Persetujuan.
5. Bila Kepala Desa Menyetujui maka memerintahkan Bendahara Desa Untuk
melakukan Pencairan Sesuai SPP, Kepada TPK.
6. TPK melakukan Belanja Material sesuai yang ada dalam RPD Maksimal 7
hari semenjak dana diterima.
7. Material/ Bahan Baku atau Alat yang dikirim Dilokasi dilakukan Pengecekan
Barang oleh Tim Pemeriksa Barang (Cheker) Bersama Tim Pengadaan
Barang Dan Jasa Desa.
8. Kemudian Tim Cheker Membuat Bukti Penerimaan Material (Delevery
Order) Atau Nota.
9. Tim PBJ Desa Melakukan Rekapitulasi Penerimaan Material Dengan Form
Buku Material Desa untuk material yang sudah dilakukan Droping
10. Hasil Pengisian Buku Material Dilaporkan Kepada TPK Desa.
11. TPK Desa Memvalidasi Kebenarannya dengan melihat dokumen Rencana
Penggunaan Dana (RPD) Dan SPP
12. TPK Mencairkan Dana Maksimal .

Untuk Formnya dapat dilihat dalam Lampiran

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 183


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

Siklus Keuangan Panjar

TPK / PPKD Sekretaris Desa


PPPKD/TPK/Bend
Mengajukan Verifikasi
Dokumen untuk Ketersediaan Membuat SPP Defenitif
pembuatan SPP Anggaran, RAB dan
defenitif Bukti Transaksi
Rencana/Rincian Dokumen Pengajuan Dokumen SPP dicetak dan
Penggunaan Dana SPP yg telah diajukan kepada Kepala
(RPD) + RAB Diverifikasi Desa untuk disetujui

Bukti Belanja
(Kwitansi Belanja
dan
Kelengkapannya) Bendahara Desa
Kepala Desa
Melakukan Pencairan SPP
Menyetujui dan
Menandatangani
Pencairan SPP
SPP
TPK/ a. Uang diserahkan Dokumen SPP
PPKD kepada TPK/PPKD lengkap yang telah
dengan bukti disetujui dan ditanda
pencairan tangani
b. Hasil input SPP langsung
menjadi Laporan

Laporan Penatausahaan dan


Pembukuan

184| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

STANDART ADMININSTRASI TPK


DESA

7.2 Lembar Informasi Administrasi Pengiriman Material


dan Tenaga Kerja dan Sewa Alat

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 185


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

Buku Material ( BM )
a. Buku Material adalah tempat mencatat materi / bahan yang telah diterima dan bahan /
material yang telah dibayar.
b. Buku Material berguna untuk menyiapkan RPD, menyiapkan pembayaran,
mengendalikan pengadaan agar sesuai target, dan mengevaluasi pengadaan bahan.
c. Bentuk buku material sesuai dengan format buku material ( BM ) yang terdapat dalam
buku formulir.
d. BM dibuat oleh sekretaris TPK, ditutup setiap bulan mengikuti buku kas. Setiap
penutupan harus diperiksa oleh ketua TPK dan FK Teknis.
e. Nomor bukti yang dicatat dalam BM adalah nomor bukti penerimaan barang.

Penerimaan Bahan Konstruksi


1. Contoh Hal-Hal yang Harus Dilakukan oleh Checker.
a. Mencatat nomor polisi kendaraan
b. Mengatur tempat penurunan bahan
c. Mengukur bak kendaraan
d. Mencatat waktu
e. Mencatat ukuran kendaraan
f. Mencatat jenis dan volume bahan
g. Mendapat tanda tangan sopir
h. Memberi salinan D.O. kepada sopir
2. Contoh Hal-Hal yang Harus Diperhatikan oleh Checker.
a. Isi bak setelah bahan diturunkan
b. Kualitas bahan
c. Kualitas dan kerusakan jalan akses
d. Kepadatan bahan dalam bak kendaraan
e. Kelengkapan D.O.
f. Ketertiban penurunan bahan
g. Cuaca
h. Keamanan penyimpanan bahan

Untuk Formnya dapat dilihat dalam Lampiran

186| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

Pemilihan Calon Tenaga Kerja :


a. Pengumuman dan pendaftaran kesempatan kerja secara terbuka bagi seluruh
penduduk desa dengan tidak membedakan jenis kelamin
b. Penduduk miskin diprioritaskan untuk berperan serta.
c. Tim Pengelola Kegiatan, Kepala Desa, memverifikasi kemampuan tenaga kerja :
i. Mandor / Kepala tukang, yang dapat mengelola tenaga kerja.
ii. Tukang yang mempunyai ketrampilan di bidangnya (mis : tukang batu,
tukang kayu, tukang aspal)
iii. Tenaga kerja biasa atau kasar (tidak memiliki ketrampilan khusus)
d. Apabila tenaga kerja melebihi kebutuhan, bisa dibuat secara bergiliran
e. Tenaga Kerja memprioritaskan masyarakat lokal dan sifatnya padat karya

Musyawarah penentuan Upah Kerja


Semua calon pekerja dikumpulkan untuk menyepakati :
iv. Upah pekerja perhari (HOK = 8 jam kerja)
v. Sistem pembayaran pekerja
vi. Sistem pembagian waktu secara bergilir
vii. Sistem swadaya, bisa tanpa insentif atau dengan insentif lebih rendah.

Catatan : Semua daftar calon pekerja dan hasil musyawarah harus ditempel di Papan
Informasi, tempat-tempat umum, Kantor Pemerintah.
Untuk Formnya dapat dilihat dalam Lampiran

Pembuatan Papan Proyek

Sebagai informasi mengenai kegiatan sarana prasaran yang memuat :


 Jumlah alokasi dana untuk kegiatan sarana prsarana yang terdiri dari dana dari
APBDes dan Swadaya.
 Volume dari jenis kegiatan sarana prasarana
 Waktu pelaksanaan

Pembuatan Perjanjian Sewa Alat


Surat perjanjian sewa menyewa ini menjadi dasar hukum terkait perjanjian pihak
pertama dengan pihak kedua soal penyewaan. Surat perjanjian ini nantinya
dijadikan sebagai lampiran untuk penyusunan LPJ diakhir kegiatan. Tidak hanya
kegiatan desa, namun semua kegiatan yang berkaitan dengan penyewaan maka
tentulah surat ini menjadi penting. Pada format ini tersedia juga beberapa pasal
yang bisa menjadi acuan dasar kesepakatan antara kedua belah pihak.
Untuk Formnya dapat dilihat dalam Lampiran

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 187


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

PELAPORAN KEGIATAN

8.1 Lembar Informasi Pertanggungjawaban TPK dan


Penyusunan Laporan Akhir

188| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN


1. Pelaporan Dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Kegiatan
Laporan hasil pelaksanaan kegiatan dituangkan dalam format laporan hasil
pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa. Format laporan dilampiri
dokumentasi hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa yang sekurang-
kurangnya meliputi:

a. realisasi biaya beserta lampiran bukti-bukti pembayaran;


b. foto kegiatan infrastruktur Desa kondisi 0%, 40%, 80% dan 100% yang
diambil dari sudut pengambilan yang sama;

c. foto yang memperlihatkan orang sedang bekerja dan/atau melakukan


kegiatan secara beramai-ramai;
d. foto yang memperlihatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan
pembangunan Desa;

e. foto yang memperlihatkan pembayaran upah secara langsung kepada


tenaga kerja kegiatan pembangunan Desa; dan
f. gambar purna laksana untuk pembangunan infrastruktur Desa.
Kepala desa menyusun laporan penyelenggaraan pemerintahan Desa
berdasarkan laporan pelaksanaan kegiatan. Pelaksana kegiatan menyampaikan
laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada kepala Desa.
Penyampaian laporan disesuaikan dengan jenis kegiatan dan tahapan
penyaluran dana kegiatan. Laporan disusun berdasarkan pertanggungjawaban
terhadap penggunaan dana yang diterima dan tahapan perkembangan
pelaksanaan kegiatan.

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 189


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

Musyawarah Desa dalam rangka Pelaksanaan Pembangunan Desa


Setelah laporan dibuat, Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan
musyawarah Desa dalam rangka pelaksanaan pembangunan Desa. Musyawarah
desa pelaksanaan pembangunan Desa diselenggarakan setiap semester yaitu
pada bulan Juni dan bulan Desember tahun anggaran berkenaan.

Mekanisme penyampaian laporan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :


a. Pelaksana kegiatan menyampaikan laporan akhir pelaksanaan kegiatan kepada
kepala Desa dan menyerahkan hasil pelaksanaan kegiatan untuk diterima
kepala Desa dengan disaksikan oleh Badan Permusyawaratan Desa dan unsur
masyarakat Desa.

b. Kepala Desa menyampaikan kepada Badan Permusyawaratan Desa


tentang laporan pelaksanaan pembangunan Desa berdasarkan laporan
akhir pelaksana kegiatan.
c. Masyarakat desa berpartisipasi menanggapi laporan pelaksanaan
pembangunan Desa. Tanggapan masyarakat Desa disampaikan dengan
memberikan masukan kepada kepala Desa.
d. Badan Permusyawaratan Desa, Kepala Desa, pelaksana kegiatan dan
masyarakat Desa membahas dan menyepakati tanggapan dan masukan
masyarakat Desa. Hasil kesepakatan tersebut dituangkan dalam berita
acara.
e. Kepala Desa mengoordinasikan pelaksana kegiatan untuk melakukan
perbaikan hasil kegiatan berdasarkan berita acara hasil kesepakatan

musyawarah desa.

190| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

LAMPIRAN-LAMPIRAN FORM
KEGIATAN

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 191


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

192| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 193


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

194| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 195


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

196| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 197


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

198| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 199


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

SURAT PERNYATAAN HIBAH


Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ...................................................
Jenis Kelamin : ...................................................
Tempat Tanggal Lahir : ...................................................
Pekerjaan : ..................................................
No. KTP : ...................................................
Alamat : ...................................................
Selanjutnya disebut sebagai Pemberi Hibah atau Pihak Pertama.
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ...................................................
Jenis Kelamin : ...................................................
Tempat Tanggal Lahir : ...................................................
Pekerjaan : ..................................................
No. KTP : ...................................................
Alamat : ...................................................
Selanjutnya Disebut sebagai Penerima Hibah atau Pihak Kedua.
Bahwa dengan ini saya melepaskan Tanah Hak Milik saya seluas ± ......m²
yang terletak di Desa..... Kecamatan...... Kab......., dan menyerahkan kepada
Penerima Hibah atau Pihak Kedua yang akan digunakan untuk
pembangunan Sarana dan Prasana Desa.
Adapun batas-batas tanah tersebut sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan : ..............................
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan : ..............................
3. Sebelah Timur berbatasan dengan : ..............................
4. Sebelah Barat berbatasan dengan : ..............................
Demikian surat Pelepasan Hak milik Tanah ini dibuat dengan sebenar-
benarnya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta tanpa ada paksaan
dan atau tekanan dari pihak manapun juga. Apabila dikemudian hari ada
gugatan dari ahli waris saya, maka sepenuhnya saya bertanggung jawab.
............., tanggal, ...., tahun
Mengetahui Yang menyatakan
Kepala Desa ..................... ………………………..

...................... .............................
Menyetujui:
Ahli waris:
Suami/Istri Anak:
...................... ....................
....................... ......................
SAKSI – SAKSI
1. …………………..... (………………..)
2. …………………..... (………………..)

200| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

SURAT PERNYATAAN TIDAK MENUNTUT GANTI RUGI


ATAS BANGUNAN, DAN ATAU TANAMAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : …………………………………………………….
Bertindak untuk dan atas nama : …………………………………………………….
Umur : …………………………………………………….
Alamat : …………………………………………………….
Nomor KTP : …………………………………………………….
Dengan ini menyatakan bahwa saya tidak keberatan/tidak menuntut
kerugian/biaya apapun terhadap kerugian berupa bangunan/gedung dan
atau tanaman yang terkena dampak kegiatan pembangunan
sarana/prasarana Desa…………………berupa :

Pekerjaan Pembangunan : …………………………………………………….


Objek yang terkena dampak : …………………………………………………….
Lokasi Kegiatan : …………………………………………………….

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan


penuh rasatanggungjawab untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

.................., tanggal, bulan, tahun


Yang Menyatakan
……………………..

MATERAI
Rp. 6.000

(_________________)

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 201


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

BERITA ACARA PERUBAHAN KEGIATAN


Nomor : ………………2014

Pekerjaan : ………………………………………………………………………

Volume Kegiatan :…………………………………………………………………………

Lokasi : ………………………………………………………………………..

Biaya : Rp. …………………………………………………………………...

Pada hari ini bertempat di ……………… pada ………….(tanggal, bulan, tahun)


telah dilakukan musyawarah perubahan kegiatan, dikarenakan adanya hal-
hal yang menyangkut pengurangan/penambahan target fisik atau perubahan
spesifikasi berdasarkan pertimbangan teknis dengan dihadiri oleh pihak-
pihak terkait antara lain :
1. Kepala Desa
2. Wakil-Wakil Masyarakat
3. Pelaksana Kegiatan ……………..
Adapun penjelasan secara spesifik berkenaan dengan hal-hal yang diubah,
hal-hal sebelum diubah, hal-hal setelah diubah dan alasan-alasan teknis
terjadinya perubahan kegiatan disajikan dalam format terlampir.

Demikian berita acara ini kami dibuat agar pihak-pihak yang


berkepentingan dapat mengetahuinya

Mengetahu/Menyetujui Pelaksana Kegiatan…………..


Kepala Desa ………… Ketua

(________________) (__________________)

202| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 203


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

BERITA ACARA
MELALUI MUSYAWARAH DESA DALAM RANGKA PENYELESAIAN MASALAH
Berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada pengelolaan kegiatan
pembangunan desa, pada hari ini.
Hari/ Tanggal :
Tempat :
Telah dilaksanakan Musyawarah Desa untuk menyepakati penyelesaian
masalah yang dihadiri oleh kepala Desa, unsur perangkat Desa, BPD, wakil-
wakil kelompok masyarakat, sebagaimana daftar hadir terlampir.
A. Permasalahan yang dibahas:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………
B. Upaya yang dilakukan dalam penyelesaian masalah:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………
C. Bantuan pihak-pihak dalam penyelesaian masalah:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………
Setelah dilakukan pembahasan terhadap permasalahan yang terjadi, peserta
musyawarah bersepakat serta memutuskan beberapa hal yang berketetapan
menjadi keputusan akhir dari musyawarah penyelesain masalah ini, yaitu:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………
Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggungjawab
agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
……………Tanggal,…., ……,…………
Mengetahui Ketua BPD
Kepala Desa (…………………………….)
(…………………………….)
Wakil Masyarakat

(…………………………….)

204| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

DAFTAR PESERTA MUSYAWARAH DESA


DALAM RANGKA PENYELESAIAN MASALAH

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

dst

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 205


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

SISTEMATIKA LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR TABEL …….. ............................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN……………………………………………... ..

2.1 Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan ...............................

2.2 Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan ...............................

2.3 Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan ...............................

BAB III REALISASI BIAYA . ..................................................................

BAB IV PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT .............................

BAB IV PENYELESAIAN PERMASALAHAN, KENDALA DAN HAMBATAN

3.1 Penyelesaian Permasalahan ..............................................

3.2 Penyelesaian Kendala dan Hambatan ..............................

BAB V PERUBAHAN KEGIATAN . .......................................................

BAB VI SERTIFIKASI KEGIATAN

BAB VII KESIMPULAN ..........................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................

206| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

BERITA ACARA
MUSYAWARAH DESA DALAM RANGKA
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Desa tahun anggaran ........... di


Desa........ Kecamatan ………… Kabupaten …………Provinsi …………. maka
pada:

Hari dan Tanggal : ………………………………………………


Jam : dari pukul………s.d. pukul ………
Tempat : ……………………..………..................

Telah diselenggarakan pertemuan Musyawarah Desa dalam rangka


Pertanggungjawaban Kegiatan yang dihadiri oleh wakil–wakil dari
masyarakat, desa serta unsur lain yang terkait dengan pelaksanaan
pembangunan sebagaimana tercantum dalam lampiran Daftar Hadir.

Materi atau topik yang dibahas dalam Forum ini serta yang bertindak selaku
unsur pimpinan rapat dan narasumber adalah :

A. Materi Bahasan
Materi yang dibahas dalam musyawarah desa ini antara lain:
1. Laporan pelaksanaan kegiatan;
2. Tanggapan/ masukan masyarakat atas laporan pelaksanaan
kegiatan;
3. Pembahasan tanggapan dan masukan masyarakat;
4. Merumuskan tindaklanjut tanggapan dan masukan masyarakat;
5. dst…
………………………………………………………………………………………
…………

B. Unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber


Pemimpin Rapat : .………………… dari …………………………
Sekretaris / Notulis : .………………… dari …………………………
Narasumber : 1. …………….…dari …………………………
2. ………….……dari …………………………
3. ……….………dari ………………………..
4. …….…………dari ………………………..
5. ….……………dari ………………………..

-60-

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 207


PRATUGAS TIM PELAKSANA KEGIATAN KAB. WONOGIRI

Setelah dilakukan pembahasan terhadap materi bahasan sebagaimana


tersebut di atas, selanjutnya seluruh peserta musyawarah desa dalam rangka
pelaksanaan pembangunan Desa memutuskan dan menyepakati beberapa
hal yang berketetapan menjadi Keputusan Akhir dari Musyawarah Desa ini,
yaitu :
1. ………………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………………………
5. ………………………………………………………………………………………
6. ………………………………………………………………………………………
7. ………………………………………………………………………………………
8. ………………………………………………………………………………………
9. ………………………………………………………………………………………
10. ………………………………………………………………………………………
11. Dst………

Demikian berita acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung
jawab agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

……………Tanggal,…., ……,…………

Mengetahui Ketua BPD


Kepala Desa

(…………………………….) (…………………………….)

Wakil Masyarakat

(…………………………….)

208| Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa


PRATUGAS TPK PELAKSANA DESA

DAFTAR PESERTA MUSYAWARAH DESA


DALAM RANGKA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

dst

Modul Pelatihan Pratugas TPK Pelaksana Desa | 209

Anda mungkin juga menyukai