Anda di halaman 1dari 10

SEGEMENTASI CITRA DIGITAL IKAN MENGGUNAKAN

METODE THRESHOLDING DAN K-MEANS


Diah Anggraeni P, Vinda Arista Putri, Siti Fatimah Al-Uswah, M.Fadjrin Hidayah Tulloh, M.Syaifuddin Zuhri
Email : diahanggraeni91@gmail.com , vinda.arista23@gmail.com, sfaluswah@gmail.com,
fadjrinfaa@gmail.com, zhureyneutron@gmail.com

ABSTRAK
Sistem ini bertujuan untuk melakukan segmentasi objek mata ikan dan bagian tubuh
lainnya dengan menggunakan beberapa metode yaitu thresholding dan K-Means. Untuk
metode thresholding, proses dimulai dengan menginputkan citra digital kemudian dilakukan
proses grayscale. Selanjutnya pemilihan metode thresholding lokal atau global, proses deteksi
tepi dengan operator Canny atau Laplacian dan terakhir adalah proses dilasi. Sebagai
pembanding, Segmentasi dengan metode K-Means dimulai dari input citra, kemudian proses
grayscale dan klustering dengan metode K-Means untuk segmentasi citra. Hasil segmentasi
berhasil memisahkan objek mata ikan dengan menggunakan metode thresholding local.
Sistem ini dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman C#.
Kata kunci : Mata Ikan, Segmentasi Citra, Thresholding, K-Means

ABSTRACT
This system aims to segmentation fish eyelets object and the other body parts by using
several methods namely thresholding and k-means clustering. For the thresholding method,
the process can be start from input the digital image and the system will alter image to
grayscale. The next step, use one of kind of thresholding local or global, edge detection
process with canny operator or laplacian, and last the dilation process. As a comparison, the
segmentation using K-Means method start from input image and then alter image to
grayscale and klustering with K-Means method for image segmentation. The result
segmentation successfully separate the fish eyelets object using local thresholding method.
This system was developed using C# Programming.
Keywords : Fish Eyelets, Segmentation Image, Thresholding, K-Means

PENDAHULUAN Pada proses pengenalan ikan ini


Latar Belakang berdasarkan pada gambaran bentuk, pola
Terdapat beberapa hewan air yang ada. beserta dengan isinya (Suharto,2006). Ciri
Ikan merupakan salah satu hewan air. Ikan adalah aspek pembeda kualitas atau
sendiri mempunyai banyak jenis-jenis atau karakteristik, seperti intensitas piksel, tepi,
spesies yang beragam. Terkadang beberapa kontur, wilayah dan sebagainya (Khrisna,
orang sulit membedakan mana jenis yang 2004). Ekstrasi ciri dilakukan berdasarkan isi
satu dengan yang lainnya. Hanya orang yang visual dari citra yaitu warna, bentuk dan
ahli di bidangnya yaitu bidang perikanan tekstur (Kusumaningsih, 2009). Dengan citra
yang bisa dengan mudah untuk membedakan. yang ada dapat dilakukan proses segmentasi
Hal itu, menjadikan dasar untuk membuat untuk mendapatkan data yang diperlukan.
sebuah aplikasi yang dapat membantu dalam
pengenalan jenis ikan dengan menggunakan Segmentasi merupakan proses yang
citra digital. Dengan adanya citra dari ikan penting dalam pengolahan citra. Metode K-
dapat diolah menjadi sebuah data yang Means adalah teknik yang paling umum
menunjukkan jenis dari ikan tersebut. digunakan dalam segmentasi berbasis
clustering. Dengan menggunakan metode
tersebut maka dapat mempermudah
segmentasi ikan untuk pengenalan jenis ikan. Citra RGB
Dikarenakan tidak semua orang dapat Suatu citra RGB (Red, Green, Blue)
mengenal jenis-jenis ikan lewat ciri-ciri fisik terdiri dari tiga bidang citra yang saling
yang tampak secara visual. lepas, masingmasing terdiri dari warna
utama, yaitu : merah, hijau dan biru di setiap
Rumusan Masalah pixel.
Bagaimana membangun suatu system
yang dapat melakukan pemisahan ciri-ciri Citra Grayscale
fisik ikan yang tampak pada citra digital Citra grayscale yaitu citra yang setiap
ikan? pixelnya merupakan sampel tunggal, yaitu
informasi intensitas. Citra jenis ini hanya
Tujuan Project terbentuk dari warna abu-abu yang memiliki
Tujuan penelitian ini adalah memisahkan intensitas berbeda.
objek mata dengan menggunakan metode Untuk melakukan perubahan suatu gambar
thresholding dan K-means. Dengan fullcolor(RGB) menjadi suatu citra
menggunakan metode tersebut diharapkan grayscale(gambar keabuan), metode yang
dapat mempermudah dalam proses umum digunakan, yaitu:
pengenalan ikan dengan menggunakan citra. (R + G + B)/3
Manfaat penelitian ini adalah sebagai dimana :
dasar untuk membentuk basis pengetahuan R : Unsur warna merah
dalam proses pengenalan ikan berdasarkan G : Unsur warna hijau
ciri-ciri ikan dan membangun pengetahuan B : Unsur warna biru
tentang identifikasi ikan yang berbasis pada Nilai yang dihasilkan dari persamaan diatas
pengolahan citra. akan diinputke masing-masing unsur warna
dasar citra grayscale.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Citra Metode Thresholding
Citra adalah gambar pada bidang dua
dimensi yang dihasilkan dari gambar analog Secara umum proses
dua dimensi dan kontinus menjadi gambar thresholdingterhadap citragrayscalebertujuan
diskrit, melalui proses sampling gambar menghasilkan citra biner, secara matematis
analog dibagi menjadi M baris dan N kolom dapat ditulis sebagai berikut.
sehingga menjadi gambar diskrit (Purba,
2010). Citra digital secara matematis dapat
ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut:
Dengan g(x,y) adalah citra biner dari
citra grayscale f(x,y), dan T menyatakan
nilai threshold. Nilai T ditentukan dengan
menggunakan metode thresholding global
Besar intensitas yang diterima sensor dan thresholding local.
disetiap titik (x,y) disimbolkan oleh f(x,y) Thresholding Global
dan besarnya tergantung pada intensitas yang Thresholding global adalah metode
dipantulkan oleh objek. Ini berarti f(x,y) dengan seluruh pixel pada citra dikonversi
sebanding dengan energi yang dipancarkan menjadi hitam dan putih dengan satu nilai
oleh sumber cahaya, sehingga besar thresholding(Darma, 2010). Dalam
intensitas f(x,y) adalah (Suhendra. 2012) penelitian ini thresholding global
sebagai berikut : menggunakan fungsi otomatis metode otsu.
0<𝑓(𝑥,𝑦)<∞
Thresholding Local
Thresholding local menggunakan
operasi ambang tunggal, yaitu batas
pembaginya hanya satu dengan menghitung
median nilai dari keseluruhan pixel. Nilai
pixel akan dikelompokkan menjadi 2
kelompok, yaitu pixel yang akan dibulatkan
nilainya menjadi 255 dan 0. Menghitung
nilai T dengan mengambil nilai :

Deteksi Tepi
Tujuan operasi deteksi tepi adalah
meningkatkan penampakan garis batas suatu
daerah atau objek di dalam citra. Operator
Dengan W menyatakan blok yang diproses, gradien pertama yang digunakan untuk
𝑁𝑤 menyatakan banyaknya pixelpada setiap mendeteksi tepi di dalam citra, yaitu operator
blok W dan C menyatakan suatu konstanta gradien selisih terpusat, operator Sobel,
yang ditentukan secara bebas. Bila C = 0, operator Prewitt, operator Roberts, operator
berarti nilai threshold (T) sama dengan nilai Canny(Munir, 2004).
rata-rata setiap pixel pada blok bersangkutan.

Metode Canny
Metode Otsu
Pendekatan algoritma canny
Tujuan dari metode otsu adalah membagi dilakukan dengan konvolusi fungsi gambar
histogram citra gray level kedalam dua dengan operator Gaussian dan turunan-
daerah yang berbeda secara otomatis tanpa turunannya. Turunan pertama dari fungsi
membutuhkan bantuan user untuk citra yang dikonvolusikan dengan fungsi
memasukkan nilai ambang. Metode otsu gaussian,
melakukan analisis diskriminan dengan g(x,y) = D[gauss(x,y) * f(x,y)]
menentukan suatu variable dengan
membedakan antara dua atau lebih kelompok ekivalen dengan fungsi citra yang
secara alami. Metode otsu dimulai dengan dikonvolusikan dengan turunan pertama dari
normalisasi histogram citra sebagai fungsi fungsi gaussian,
probability discrete density sebagai : g(x,y) = D[gauss(x,y)] * f(x,y)

Dimana : Oleh karena itu, memungkinkan untuk


n = total jumlah piksel dalam citra. mengkombinasikan tingkat kehalusan dan
𝑛𝑞 = jumlah pixel𝑟𝑞. pendektesian tepi kedalam suatu konvolusi
L = total jumlah level intensitas citra. dalam satu dimensi dengan dua arah yang
Kemudian menentukan nilai T pada berbeda (vertical dan horizontal).
persamaan diatas dengan memaksimalkan
between class variance yang didefenisikan Metode Laplacian
sebagai berikut: Laplacian dapat digunakan untuk deteksi
tepi pada sebuah citra. Deteksi tepi ini
menggunakan zero crossing yang dihasilkan
Dimana :
dari turunan kedua f(x). Dengan prinsip zero
crossing tersebut, bukan hanya pada citra Start

tapi Laplacian dapat digunakan pada kurva 1


dimensi. Inisialisasi jumlah
cluster (K)

Laplacian satu dimensi dirumuskan :


𝐿 𝑥, 𝑦 = ∇2 𝑓 𝑥, 𝑦 Tentukan centre cluster awal
𝜕 2 𝑓(𝑥, 𝑦) secara random

=
𝜕𝑥 2
2
𝜕 𝑓(𝑥, 𝑦) Hitung jarak data ke center cluster dengan
+ Eucledian Distance
𝜕𝑦 2
Jika digunakan Gaussian satu dimensi
sebagai fungsi f(x) nya maka Laplacian Klasifikasikan data ke dalam cluster
terdekat

menjadi :
𝑥 2 − 𝜎 2 − 𝑥 22
𝐿𝑜𝐺 = 𝑒 2𝜎 Update centre dariYrata-rata tiap cluster
𝜎4  ( t  1) s
j
e 1
x j
Kemudian ini disebut Laplacian of Gaussian. N Sj j Sj

yang kemudian penerapannya menggunakan


langkah berikut :
 j (t  1)   j
Yes
a. Isyarat atau data terlebih dahulu
dikonvolusikan dengan fungsi gaussian.
No
b. Hasil konvolusi kemudian ditemukan
zero crossingnya dengan - output cluster
- centre cluster

mengkonvolusikannya dengan fungsi


laplacian. End

c. Lokasi dari zero crossing merupakan


titik dimana terjadi perubahan nilai dari
Keterangan :
positif kenegatif atau negative kepositif
 Algoritma menentukan jumlah
atau bias saja dari nol kepositif atau dari
cluster (K) yang ditentukan
nol kenegatif pada isyarat asli.
sebelumnya dan dataset yang akan
Sementara indicator pada fungsi
dikelompokkan kedalam cluster.
LoGnya adalah perubahan nilai dari
negative kepositif atau positif kenegatif.  Dibentuk cluster awal sejumlah yang
telah ditentukan. Cluster awal ini
Metode K-Means diambi ldari dataset tsecara acak.
 Menghitung rata-rata aritmatika dari
Algoritma yang diperkenalkan oleh J.B. setiap cluster yang dibentuk dalam
Mac Queen pada tahun 1976, salah satu dataset. Rata-rata dari suatu cluster
algoritma clustering umum yang adalah rata-rata dari semua record
mengelompokkan data sesuai dengan yang terdapat di dalam cluster
karakteristik atau ciri-ciri bersama yang tersebut. Karena di dalam semua
serupa (cluster). Data di dalamsuatu cluster cluster pertama hanya ada satu
mempunyai ciri-ciri (atau fitur, karakteristik, record maka rata-ratanya adalah nilai
atribut, properti) serupa dan tidak serupa record tersebut.
dengan data pada cluster lain.  Masukkan tiap satuan data ke dalam
Langkah-langkah algoritma K-Means cluster yang jarak nilai dengan pusat
sehingga dapat mengelompokkan data massa-nya paling dekat. Pusat massa
kedalam cluster-cluster : ini merupakan rata-rata dari suatu
cluster.
 Ubah pusat massa masing-masing
cluster dengan menghitung lagi rata-
rata dari suatu cluster.
 K-Means memasukkan lagi satuan Dimana himpunan B adalah strel, sedangkan
data kedalam cluster seperti langkah A himpunan (obyek citra) yang terdilasi.
4.
 Langkah 5 dan 6 diulang secara terus METODE PENELITIAN
menerus hingga menghasilkan pusat Analisis Data
massa cluster yang stabil. Penelitian ini menggunakan data
Cluster stabil terbentuk ketika iterasi atau sekunder berupa citra digital ikan. Teknik
perulangan dari K-Means tidak membuat pengolahan data menggunakan program
cluster baru sebagai pusat cluster atau nilai aplikasi Visual Studio 2010 C# terhadap
rata-rata aritmatika dari semua cluster baru matriks citra grayscale dengan ukuran
sama dengan cluster lama. Terdapat matriks 569 x 788, class data uint8 dengan
beberapa teknik untuk menentukan kapan tingkat keabuan 256 untuk menghitung nilai
suatu cluster stabil terbentuk atau kapan threshold (T) dengan metode thresholding
algoritma K-Means berakhir. Untuk global dan thresholding local.
menentukan jarak antara data dengan pusat
massa cluster digunakan Euclidian Distance Analisis Penelitian
Space. Penelitian ini mengikuti diagram alir
penelitian seperti ditunjukan pada gambar
dibawah ini. terhadap citra digital ikan
dengan model warna RGB (Red, Green,
dimana : Blue) dengan ekstensi JPG (Joint
dij = Jarak objek antara objek i dan j Photographic Experts Group).
P = Dimensi data Input Citra
Xik = Koordinat dari obyek i pada
dimensi k
Xjk = Koordinat dari obyek j pada Konversi Citra

dimensi k
Segmentasi Citra
Segmentasi citra adalah proses Thresholding Thresholding
Global Local
pengolahan citra yang bertujuan memisahkan
wilayah (region) objek dengan wilayah latar
belakang agar objek mudah dianalisis dalam
Segmentasi Citra Segmentasi Citra
rangka mengenali objek yang banyak
melibatkan persepsi visual.
Dilasi
Dipilih Hasil
Segmentasi
Proses dalam dilasi adalah penumbuhan
atau penebalan dalam citra biner. Jika A dan
B adalah anggota 𝑍2, dilasi antara A dan B
dinyatakan dengan A⊕B. Secara matematis Deteksi Tepi Operator “canny”,
k-means, laplasian
dapat ditulis dengan persamaan dibawah ini :
𝐴⊕𝐵= 𝑧|𝐵𝑧∩𝐴 ≠ ∅
Persamaan diatas didasarkan pada Dilasi
refleksi B terhadap originnya, dan
penggeseran refleksi oleh z. dilasi A dan B
adalah himpunan semua displacementz, Selesai
persamaan diatas dapat ditulis kembali
secara ekivalen sebagai:
𝐴⊕𝐵= 𝑧|[𝐵𝑧∩𝐴]⊆𝐴
PEMBAHASAN
Input Citra
Citra yang di inputkan adalah citra digital
ikan dengan model warna RGB(Red, green,
Blue). Citra digital ikan ini berekstensi JPG
(Joint Photographic Group ). Untuk
a. Citra RGB b. citra Grayscale
Sourcecode input citra :
private void btnBrowse_Click(object Gambar Perubahan citra RGB ke Grayscale
sender, EventArgs e)
Proses Segmentasi Citra
{
Sebelum proses segmentasi citra akan
if (openFileDialog1.ShowDialog() ==
DialogResult.OK) ditentukan dahulu nilai threshold (T)
menggunakan metode thresholding
{ global(metode otsu) dan thresholding
bitmap = new local(T1, T2, T3) terhadap citra grayscale
Bitmap(openFileDialog1.FileName); (Gambar 3b).
pictureBox1.Image = (Image)bitmap;
Thresholding Global
txtFileName.Text =
openFileDialog1.FileName; Analisis terhadap citra grayscale
dengan menggunakan metode otsu
}
menghasilkan nilai T = 147
} menunjukan hasil segmentasi citra dengan
menggunakan metode thresholding global.

Konversi Citra
Selanjutnya citra RGB di konversi
ke dalam model warna citra grayscale
dengan menggunakan perintah :
grayscale = new byte[mati, matj];
Gambar Segmentasi Citra Dengan Metode
for (int i = 0; i < mati; i++) Thresholding Global
{
Thresholding Local
for (int j = 0; j < matj; j++)
Dengan metode thresholding local
{ nilai threshold diambil T1 = 128 , T2 =
grayscale[i, j] = 133 dan T3 = 61. Hasil segmentasi citra
Convert.ToByte((red[i, j] + green[i, dengan menggunakan metode thresholding
j] + blue[i, j]) / 3); local ditunjukan pada Gambar 5.
}

Sehingga hanya memiliki satu nilai


kaeabuan dalam tiap piksel. Proses
perubahan citra RGB ke grayscale
ditunjukan pada Gambar 3b
Iterasi 1
T1

Iterasi 2

T2

Iterasi 3
Gambar Segmentasi citra berbasis clustering
menggunakan metode k-means
T3

Gambar Segmentasi Citra Dengan Metode Proses Deteksi Tepi


Thresholding Local
Proses deteksi tepi bertujuan untuk
K-means meningkatkan penampakan garis batas pada
citra. Pada proses detesi tepi ini,kami
K-means dalam pengolahan citra menggunaan beberapa pilihan operator
merupakan salah satu metode segmentasi antara lain operator “canny”, operator “K-
berbasis clustering menggunakan data means” dan operator “laplacian”.
multidimensi untuk mengelompokkan pixel
citra ke dalam beberapa cluster. Metode Operator “canny”
iterasi adalah bentu khusus dari k-means di
mana K=2. Metode iterasi di mulai dengan Proses deteksi tepi mengggunaan
memilih nilai threshold secara sembarang operator “canny” memilih citra biner hasil
sebagai nilai awal, lalu secara iterasi nilai segmentasi citra menggunakan thresholding
tersebut diperbaiki berdasarkan sebaran nilai global di tunjukkan dengan gambar 7a
intensitas citra yang bersangkutan. Nilai dengan nilai thresholding 147.
threshold yang baru di harapkan akan
menghasilkan pemisahan yang lebih baik Sedangkan untuk deteksi tepi
memilih citra biner hasil segmentasi citra
dari citra sebelumnya.
menggunakan thresholding local T1 = 128,
Inputan adalah citra RGB(gambar 3a) T2 =133 , T3 = 61 di tunjuk dengan gambar
yang akan di segmentasi menggunakan 7b, 7c, 7d. Hasil deteksi tepi dipertebal
metode k-means. Hasil dari segmentasi dengan proses dilasi untuk lebih
berbasis clustering menggunakan metode k- memperjelas penampakan garis batas.
means di tungjukkan pada gambar 6.
Thresholding global
Thresholding global

Thresholding local T1
Thersholding local T1

Thresholding local T2
Thersholding local T2

Gambar Deteksi tepi menggunakan operator


“canny”

Operator “Laplacian”

Operator Laplacian mendeteksi Thresholding local T3


lokasi tepi khususnya pada citra tepi yang
curam. Pada tepi yang curam, turunan Gambar Deteksi tepi menggunakan operator
keduanya mempunyai persilangan nol, yaitu laplacian
titik di mana terdapat pergantian tanda nilai Proses Dilasi
turunan kedua, sedangkan pada tepi yang
landai tidak terdapat persilangan nol. Proses dilasi terhadap citra hasil
deteksi tepi bertujuan mempertajam atau
Hasil dari Proses deteksi tepi memilih mempertebal hasil deteksi tepi dengan
citra biner hasil segmentasi citra struktur elemen matriks berukuran 3 x 3
menggunakan thresholding global di dengan komponen matriksnya adalah 1.
tunjukkan dengan gambar 7a dengan nilai
thresholding 147. sedangkan untuk deteksi int[,] dilasi = {
tepi memilih citra biner hasil segmentasi { 1, 1, 1},
citra menggunakan thresholding local T1 = { 1, 1, 1},
128, T2 =133 , T3 = 61 di tunjuk dengan { 1, 1, 1} };
gambar 7b, 7c, 7d. Hasil deteksi tepi Operator “Canny”
dipertebal dengan proses dilasi untuk Hasil dilasi terhadap citra deteksi
lebih memperjelas penampakan garis batas. tepi menggunakan operator “Canny”
terhadap thresholding global dengan nilai
thresholding 147 (gambar 8a), terhadap
thresholding local T1 = 128 (gambar 8b), T2
=133(gambar 8c) ,dan T3 = 61(gambar 8d).

Thresholding global

Thresholding global

Thresholding local T1

Thresholding local T1

Thresholding local T2

Thresholding local T2

Thresholding local T3

Gambar Hasil dilasi menggunakan operator


Laplacian

PENUTUP
Thresholding local T3 Kesimpulan
Gambar Hasil dilasi menggunakan operator Berdasarkan hasil evaluasi yang telah
“Canny” dilakukan dalam pembuatan sistem pengolah
segmentasi citra digtal pada mata ikan dapat
Operator laplacian disimpulkan bahwa Tugas Akhir telah sesuai
Hasil dilasi terhadap citra deteksi dengan tujuan. Berikut adalah beberapa poin
tepi menggunakan operator “Canny” kesimpulan dari pengerjaan Tugas Akhir ini:
terhadap thresholding global dengan nilai 1. Sistem telah berhasil menangani
thresholding 147 (gambar 9a), terhadap
pengolahan citra dari proses input
thresholding local T1 = 128 (gambar 9b), gambar hingga normalisasi dengan
T2 =133(gambar 9c) ,dan T3 = 61(gambar
memakai beberapa persamaan.
9d).
2. Sistem telah mengimplementasikan
metode thresholding local dan global.
3. Sistem dapat menerapkan metode otsu,
laplacian, k-means dan canny
4. Sistem ini memiliki keunggulan dalam
pengolahan titik mata ikan sehingga bisa
terdeteksi secara jelas

DAFTAR PUSTAKA

ANIL Z CHITADE, Colour Based Image


Segmentation Using K-means Clustering,
International Journal of Engineering Science
and Technology, 2010

H.P. Ng, Medical Image Segmentation Using


K-means Clustering And Improved
Watershed Algorithm, NUS Graduate School
for Integrative Sciences and Engineering,
Singapore, 2006

Max R. Kumaseh1), Luther Latumakulita1),


Nelson Nainggolan1),
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=
&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved
=0CDgQFjAB&url=http%3A%2F%2Fejour
nal.unsrat.ac.id , diakses 12 Desember 2013

Suman Tatiraju, Image Segmentation using


k-means clustering, EM and Normalized
Cuts, Department of EECS, University Of
California – Irvine, Irvine, 2007

Suhendra, A. 2012. Catatan Kuliah


Pengantar Pengolahan Citra
Http://http.Gunadarma.Ac.Id/Handouts/S1_S
istem%20informasi/Pengolahancitra.Pdf
World Health Organization. 2010.
Cardiovaskuler Disease : prevention and
control,(Online),
(http://www.who.int/dietphysicalactivity/pub
lications/facts/cvd/en , diakses 1 Januari
2014).
Yayasasan Stroke Indonesia. 2009. 2 Macam
Jenis Stroke dan Teknik Deteksi. (Online),
(www.yastroki.or.id/read.php?id=205 ,
diakses 7 Januari 2014).

Anda mungkin juga menyukai