Disusun Oleh:
Amalia P07220118063
Dhevi Kharismaa P07220118077
Jordy Ryan Elvano P07220118089
Putri Cahayaty P07220118099
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
nikmat, rahmat Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Harapan kami sebagai penyusun yaitu agar para pembaca
memahami tentang Melaksanakan Prosedur Keperawatan pada Klien
dengan gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit,Kami pun mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyusun
makalah ini menjadi lebih baik lagi. Kami juga mengharapkan saran yang
membangun demi tersusunnya makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kelompok 3
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam
berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan
elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri
jarang trjadi dalam bentuk berlebihan atau kekurangan. Cairan dan
elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuhtetap
sehat.
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia
secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh,
hampir 90% dari total berat badan tubuh. Sementara itu, sisanya
merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, katagori
persentase cairan tubuh berdasarkan umur adsalah; bayi baru lahir
75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan,
wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari
total berat badan. Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung
pada faktor usia, lemak dalam tubuh, dan jenis kelamin.
Sedangkan elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh.
3
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan
salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan
elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan
tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan
zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi
yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.
B. Rumusan masalah
4
11. Bagaimana Mengganti cairan infus dan memonitoring tetesan
infus?
12. Apa saja penilaian keseimbangan cairan dan elektrolit?
C. Tujuan penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam
sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang
berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler
(plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler
(plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah
cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan
sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi
saluran cerna.
6
kebutuhan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi sistem organ tubuh
terutama ginjal
7
2) 7g NaCl, 2½ g NaHCO3 , 3½ g K citrat dan 20 g Glukosa dalam 1 liter air.
3) Cairan 5 : 4 : 1 yang terdiri dari 5 g NaCl, 4 g NaHCO3 dan 1 g KCL
dalam 1 liter air.
4) Garam diare/elektrolit
8
3) Letakan baki disamping pasien
4) Pasangkan perlak/ kain pada pasien
5) Tanyakan kepada pasien apakah meminum cairan dengandibantu atau
sendiri
6) Tuangkan jenis cairan kedalam cangkir sesuai kebutuhanyang diperlukan
7) Cairan diberikan dengan tepat
8) Tanya pasien dapat minum dengan gelas atau tidak. Apabila tidak dapat
langsung menggunakan gelas, pakai sedotan
9) Bantu pasien saat meminum cairan tersebut
10) Pasien didampingi sampai ia selesai meminum cairan tersebut.
11) Bereskan kembali perlengkapan pemberian cairan peroral
9
Persiapan Alat Dan Bahan
- Cairan infus
- Alkohol swabper
- Alas
- Tiang infus
- Bengkok/tempat sampah
- Troley
10
Jenis Cairan yang diberikan dalam pemberiann cairan via infus
A. Asering
Cairan dalam tiap liternya memiliki komposisi sebagai berikut :
1. Na 130 mEq
2. Cl 109 mEq
3. Ca 3 mEq
4. K 4 mEq
5. Asetat/garam 28 mEq
Fungsi cairan ini dapat diberikan saat pasien dehidrasi (keadaan
shock hipovolemik dan asidosis), demam berdarah dengue,
trauma, dehidrasi berat, luka bakar dan shock hemoragik.
11
B. Cairan Kristaloid
1. Normal Saline
Komposisi : Na: 154 mmol/l,Cl:154 mmol/l
Kegunaan :
c.) Deaktrosa
Cairan terdiri dari beberapa komposisi yakni :
12
Manfaat deaktrosa adalah cairan yang diperlukan pasien pada saat terapi
intravena,dan diperlukan untuk hidrasi ketika pasien sedang dan selesai
operasi.
3. Cairan Koloid
Cairan ini merupakan cairan yang terdiri dari molekul besar yang sulit
untuk menembus pada membran kapiler. Biasanya cairan digunakan
untuk mengganti cairan yang hilang yakni cairan intravaskuler, digunakan
untuk membuat tekanan osmose plasma lebih terjaga dan mengalami
peningkatan. Jenis cairan koloid yaitu :
a.) Albumin
Komposisi : Protein 69-kDa yang mendapat pemurnian yang berasal dari
plasma manusia (misalnya 5 %).
13
Adapun manfaat albumin yaitu mengganti jumlah volume yang hilang
atau protein ketika pasien mengalami syok hipovolemia,
hipoalbuminemia, saat operasi ,trauma, gagal ginjal yang akut dan luka
bakar. Selain itu, ketika pasien diterapi dengan albumin dapat memberi
pengaruh diuresis yang berkelanjutan serta membantu dalam penurunan
berat badan.
c.) Dextran
Komposisi : Polimer glukosa (hasil sintesis bakteri Leuconosyoc
mesenteroides melalui media sukrosa)
d.) Gelatin
Komposisi: hidrolisi kolagen bovine
14
Manfaat : Memberi efek antikoagulan, Dapat membantu menambah
volume plasma pada pasien
4. Cairan Mannitol
Komposisi terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen (C6H14O6).
Manfaatnya yaitu membantu tekanan intrakranial yang tingga menjadi
normal atau berkurang, memberi peningkatan diuresis pada proses
pengobatan gagal ginjal (oliguria), membuateksresi senyawa toksik
menjadi meningkat. Bermanfaat juga sebagai larutan irigasi genitouriner
ketika pasien sedang menjalani operasi prostat atau transuretral.
5. KA-EN 1B
Komposisinya dalam tiap 1000 ml yaitu :
Dapat menjadi cairan elektrolit pasien pada kasus pasien yang sedang
dehidrasi karena tidak mendapat asupan oral dan pasien yang sedang
demam. Selain itu cairan ini bisa diberikan kepada bayi prematur maupun
bayi yang baru lahir sebagai cairan elektrolitnya.
15
6. KA-EN 3A & KA-EN 3B
Komposisi :
a) KA-EN 3A
b) Sodium klorida 2,34 g
c) Potassium klorida 0,75 g
d) Sodium laktat 2,24 g
e) Anhydrous dekstros 27 g
f) Cairan elektrolit (meq/L): Na + 60,K+10,Cl-50,glukosa 27g/L,kcal/L:108
g) KA-EN 3B
h) Sodium klorida 1,75 g
i) Ptasium klorida 1,5 g
j) Sodium laktat 2,24
k) Anhydrous dekstros 27 g
l) Cairan elektrolit (mEq/L) : Na + (50),K+ (20),Cl- (50),laktat-
(20),glukosa (27g/L),kcal/L (108)
Manfaat kedua larutan ini adalah :
7. KA-EN MG3
Komposisi :
16
d) Cairan elektrolit (mEq/L) yang terdiri dari: Na+ (50),K+ (20),Cl-
(50),laktat- (20),glikosa (100 g/L),kcal/l (400)
Manfaatnya yakni membantu cairan elektrolit harian pasien maupun saat
pasien mendapat asupan oral terbatas, memenuhi kebutuhan kalium
pasien (20 mEq/L) dan sebagai suplemen NPC yang dibutuhkan pasien
(400 kcal/L).
8. KA-EN 4A
Memiliki komposisi (per 1000 ml), yang mengandung :
a) Na 30 mEq/L
b) Cl 20 mEq/L
c) K 0 mEq/L
d) Laktat 10 mEq/L
e) Glukosa 40 gr/L
Manfaat larutan ini yakni dapat diberikan sebagai larutan infus untuk bayi
dan anak-anak, menormalkan kadar konsentrasi kalium serum pada
pasien, membantu pasien mendapatkan cairan kembali ketika mengalami
dehidrasi hipertonik.
9. KA-EN 4B
Komposisinya yaitu :
a) Na 30 mEq/L
b) K 8 mEq/L
c) Laktat 10 mEq/L
d) Glukosa 37,5 gr/L
e) Cl 28 mEq/L
17
Manfaat cairan infus KA-EN 4B :
Dapat diberikan pada bayi dan anak–anak usia kurang dari 3 tahun
sebagai cairan infus bagi mereka, mengurangi resiko hipokalemia ketika
pasien kekurangan kalium dan mengganti cairan elektrolit pasien ketika
dehidrasi hipertonik.
10. Otsu-NS
Komposisinya terdiri dari elektrolit (mEq/L) :
a) Na+=154
b) Cl- +154
Manfaat cairan Otsu-NS yakni mengganti Na dan Cl ketika pasien
diare,mengganti kehilangan natrium pada pasien saat asidosis
diabetikum,insufisiensi adrenokortikal,dan luka bakar. Selain itu,
mengganti cairan saat pasien mengalami dehidrasi akut.
11. Otsu-RL
Komposisi terdiri dari cairan elektrolit (mEq/L), yaitu :
a) Na+ =130
b) K+ = 4
c) Cl- =108.7
d) Laktat = 28
e) Ca++ = 2.7
Manfaatnya yaitu memberi pasien ion bikarbonat dan sebagai cairan
asidosi metabolik dan sebagai resuisitasi.
18
12. MARTOS-10
Komposisi : 400 kcal/L
Manfaat cairan ini adalah dapat membantu mencukupi suplai air dan
karbohidray pada pasien diabetik secara parental dan dapat memberi
nutrisi eksogen pada pasien kritis penderita tumor,infeksi berat,pasien
stres berat maupun pasien mengalami defisiensi protein.
13. AMIPAREN
Komposisi tiap liter dari Amiparen terdiri dari beberapa kandungan yaitu:
Cairan ini bermanfaat bagi pasien yang mengalami stres metabolik berat,
mengalami luka bakar, kwasiokor dan sebagai kebutuhan nutrisi secara
parental.
14. AMINOVEL- 600
Komposisi cairan ini tiap 600 liter terdiri atas :
19
e) nicotinamide 60mg
f) pyridoxine HCl 40mg,
g) riboflavin sodium phosphate 2,5mg.
h) Selain itu komposisinya terdiri dari elektrolit:
i) Sodium 35 mEq
j) potassium 25 mEq
k) magnesium 5 mEq
l) acetate 35 mEq
m) maleate 22 mEq
n) chloride 38 mEq
Manfaatnya adalah meningkatkan kebutuhan metabolik pada pasien
yang mengalami luka bakar, trauma pasca operasi serta pasien yang
mengalami stres metabolik sedang. Selain itu, cairan diberikan kepada
pasien GI sebagai penambah nutrisi.
20
Indikasi Tiap dari Tiap jenis cairan
a) 1 gtt = 3 mgtt
b) 1 cc = 20 gtt
c) 1 cc = 60 mgtt
d) 1 kolf = 1 labu = 500 cc
e) 1 cc = 1 Ml
21
f) mggt/menit = cc/jam
g) konversi dari gtt ke mgtt kali (x) 3
h) konversi dari mgtt ke gtt bagi (:) 3
i) 1 kolf atau 500 cc/ 24 jam = 7 gtt
j) 1 kolf atau 500 cc/24 jam = 21 mgtt
k) volume tetesan infus yang masuk per jam infus set mikro ialah =
jumlah tetesan X 1
l) volume tetesan infus yang masuk per jam infus set makro ialah =
jumlah tetesan X 3
Rumus :
Untuk lebih memahami, kita harus terlebih dahulu mengetahui rumus
untuk menghitung jumlah tetesan cairan dalam hitungan menit dan jam.
Contoh soal
Seorang pasien datang ke rumah sakit dan membutuhkan 500 ml RL
cair. Bagaimana infus diperlukan jika kebutuhan cairan pasien harus
dicapai dalam 100 menit?
Mengingat:
Cairan = 500 ml (cc)
Waktu = 100 menit
Faktor tetes = 20 tetes
22
Jawaban:
Dengan demikian, pasien ini memerlukan infus untuk menghabiskan 100
hingga 500 ml cairan dalam 100 menit menggunakan infus set Terumo.
Berikut adalah cepat kehilangan hasil formula dari rumus dasar (dalam
jam) untuk pasien anak:
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Kaji kondisi pasien
4. Bantu untuk meminumkannya
5. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian, dan evaluasi respon
pasien
6. Cuci tangan
Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada
diare. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis). Hal ini
23
terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme
lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh,
terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan.
Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat
dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan
ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.
1. Minum biasa
Menggunakan gelas yang berisi air dan sedotan.
24
Tingkat / Semester : 1 A/ Akper KIMIA 17
Kebutuhan Dasar
Kode Unit Manusia II
Pemberian cairan
Judul Unit Per Oral
N
o Y
. Elemen Kegiatan a
1. Salam
terapeutik
disampaikan
Persiapan : kepada klien
dengan
Melakukan ramah
pengkajian 2. Kaji kondisi
kebutuhan pasien
1 nutrisi 3. Tujuan
intervensi
25
dijelaskan
4. Prosedur
yang
dijelaskan
1. Siapkan
peralatan
2. Atur posisi
pasien
dengan posisi
yang nyaman
3. mencuci
tangan
4. Kaji
kemammpua
n pasien
untuk dapat
minum per
oral
(kemapuan
menelan,
mual dan
Pelaksanaan : muntah, akan
dilakuakn
Melakukan penghisapan
tindakan caiaran
pemberian lambung,
cairan per atau tidak
oral kepada boleh makan/
pasien minum).
5. Berikan
26
minum pada
waktu dan
cara yang
benar
Selama
memberikan
cairan per
oral kepada
pasien ,
respon pasien
Evaluasi di observasi
dengan
Melakukan cermat
pengkajian
data fokus
tentang Pencapaian
pasien tujuan
diidentifikasi
1. Tindakan yan
g dilakukan
dituliskan
Pendokumentasia 2. Respons klien
n: setelah
tindakan di
Mendokumentasik catat
an hasil 3. Catatan
tindakan keperawatan
ditanda
27
tangani
KONTRAINDIKASI
Tindakan Keperawatan
Pemberian cairan melalui infus
ORIENTASI.
2. Evaluasi/validasi :
Biasanya BAB sehari berapa kali bu?Bagaimana karakteristik feses
Ibu?Apa Ibu masih mual dan muntah?
28
3. Kontrak : topic : baiklah bu karena Ibu BAB lebih dari 6 kali sehari
saya akan melakukan tindakan Pemberian cairan melalui infuswaktu :
15 menit
tempat :ditempat tidur saja
tujuan Interaksi : agar seimabng cairan dan elektrolit Ibu
KERJA
Kita mulai ya bu pertama saya cuci tangan terlebih dahulu dan
mempersiapkan alat.ibu sebelum saya menyuntikan infus sudah saya
cek botolnya dan menghitung tetesannya,kita mulai ya bu saya klem
dulu infusannya dan saya sambungkan ke cairan infus,selanjutnya ibu
ulurkan tangannya saya cek kondisi vena yang akan ditusuk dan saya
pasang tourniquet,saya bersihkan area yang akan ditusuk,saya mulai
tusuk ya bu ibu bisa tarik nafas ketika merasa sakit,sudah masuk bu
saya sambungkan dengan selangnya dan saya itung
tetesannya,sekarang saya plester dan menaruh kasa diatasnya,dan
terakhir saya plester kembali sudah selesai bu.
TERMINASI1.
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subyektif) :
P: ibu bagaimana perasaannya setelah dipasang infus
K: agak kurang nyaman sus dengan infusan yang dipasang,dan terasa
pegal-pegal sus
Evaluasi perawat :
klien sudah terpasang infus dengan …x/tpm
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil
tindakan yang telah dilakukan)
baiklah bu tindakan pemasangan infus sudah dilakukan,saya minta
29
kerjasamanya dari ibu untuk tidak membuka plesternya dan menjaganya
agar tidak kotor.
Evaluasi
30
infeksi, edema paru-paru pada pasien
PETUGAS Perawat
2. Sarung tangan
5. Gunting plester
6. Bengkok
2. Mencuci tangan
B. Tahap orientasi
31
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/ klien
C. Tahap kerja
D. Tahap terminasi
4. Membereskan alat
5. Mencuci tangan
6. Melakukan pendokumentasian
32
F. Teknik Mengganti Cairan Infus
1. Pastikan kebutuhan klien akan penggantian botol cairan infus dan cek
cairan infus sesuai 5 benar : > benar nama pasien, benar cara, benar
cairan, benar waktu, benar dosis
2. Sampaikan salam
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada pasien
4. Dekatkan alat ke samping tempat tidur, jaga kesterilan alat
5. Buka plastic botol cairan, jika ada obat yang perlu di drip dalam cairan
sekalian dimasukkan dengan spuit melalui mulut botol, usap dengan
kapas alkohol, lalu tutup kembali
6. Matikan klem infus set, ambil botol yang terpasang
7. Ambil botol yang baru, buka tutupnya, swab dengan kapas alkohol,
kemudian tusukkan alat penusuk pada infus set ke mulut botol infus
dari arah atas dengan posisi botol tegak lurus
8. Gantung kantung/botol cairan
9. Periksa adanya udara di selang, dan pastikan bilik drip terisi cairan
10. Atur kembali tetesan sesuai program atau instruksi dokter
11. Evaluasi respon pasien dan amati area sekitar penusukan infus
12. Bereskan alat
13. Sampaikan salam
14. Cuci tangan
15. Catat pada lembar tindakan
Rumus Tetesan Infus – Setiap ahli medis harus tahu bagaimana cara
menghitung tetesan infus dengan tepat dan benar. Menghitung tetesan
infus tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa sangat berbahaya.
Untuk itu harus memakai dasar karena ada cairan yang dimasukkan ke
dalam tubuh pasien.
33
Memang setiap pasien yang dehidrasi atau kehilangan cairan bisa
dikembalikan lagi dengan cara memberikan infus yang didalamnya
terdapat natrium.
Jika pasien kehilangan cairan maka bisa diperbaiki dalam waktu 2 hari,
untuk hari pertama bisa dimasukkan melalui mulut dan anus per infus.
Jika diberikan infus dengan tetesan yang terlalu cepat maka cukup
berbahaya karena bisa menyebabkan keracunan dan kejang. Untuk
itulah kita harus benar-benar teliti dalam memberikannya.
a) 1 gtt = 3 mgtt
b) 1 cc = 20 gtt
c) 1 cc = 60 mgtt
d) 1 kolf = 1 labu = 500 cc
e) 1 cc = 1 mL
f) mggt/menit = cc/jam
g) konversi dari gtt ke mgtt kali (x) 3
34
h) konversi dari mgtt ke gtt bagi (:) 3
i) 1 kolf atau 500 cc/ 24 jam = 7 gtt
j) 1 kolf atau 500 cc/24 jam = 21 mgtt
k) volume tetesan infus yang masuk per jam infus set mikro ialah =
jumlah tetesan X 1
l) volume tetesan infus yang masuk per jam infus set makro ialah =
jumlah tetesan X 3
Rumus :
Untuk lebih memahami, kita harus terlebih dahulu mengetahui rumus
untuk menghitung jumlah tetesan cairan dalam hitungan menit dan jam.
35
Penurunan rumus anak
Berikut adalah cepat kehilangan hasil formula dari rumus dasar (dalam
jam) untuk pasien anak:
Rumus :
36
g) 30 tetes/ menit= 6 jam
Untuk yang mikro
Silahkan di hitung sendiri saja yah sesuai rumus.
Sedikit patokan tambahan mengenai pola pemberian tetesan infus yang
harus habis sebagai berikut :
37
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam
sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang
berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler
(plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler
(plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah
cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan
sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi
saluran cerna.
38
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka
hamzah, m. f. (2012, May 12). Kebutuhan cairan dan elektrolit. Retrieved january 26, 2019,
from mochfaizalhamzah.blogspot.com:
http://mochfaizalhamzah.blogspot.com/2013/11/kdk1-kebutuhan-cairan-dan-
elektrolit_3.html
menghitung tetesan infus. (2017, april thursday). Retrieved from cara harian:
http://caraharian.com/cara-menghitung-tetesan-infus.htm
sigit, j. (2015, maret 25). konsep kebutuhan cairan. Retrieved january 27, 2019, from
jokosigit976.blogspot.com: https://jokosigit976.blogspot.com/2015/03/konsep-
kebutuhan-cairan.html
39