Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

Memahami Dan Dapat Melaksanakan Prosedur Keperawatan


Pada Klien Dengan Gangguan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan
Dasar
Dosen Pengampu: Ns. St Nuryanti, S.Kep., M.Pd

Disusun Oleh:
Amalia P07220118063
Dhevi Kharismaa P07220118077
Jordy Ryan Elvano P07220118089
Putri Cahayaty P07220118099

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN


TIMUR
PRODI D-III KEPERAWATAN KELAS BALIKPAPAN
TINGKAT 1 / SEMESTER II
TAHUN AJARAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
nikmat, rahmat Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Harapan kami sebagai penyusun yaitu agar para pembaca
memahami tentang Melaksanakan Prosedur Keperawatan pada Klien
dengan gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit,Kami pun mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyusun
makalah ini menjadi lebih baik lagi. Kami juga mengharapkan saran yang
membangun demi tersusunnya makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Balikpapan, 24 Januari 2019

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. 1


DAFTAR ISI ............................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 3
A. Latar Belakang .................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ............................................................... 4
C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan ............................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 6
A. Konsep dasar kebutuhan cairan dan elektrolit. .................... 6
B. Prosedur tindakan kebutuhan cairan dan elektrolit. ............. 6
C. Pemberian Cairan Per oral. ................................................. 8
D. Prosedur pemanganan infus dan transfusi darah. ............... 9
E. Prosedur melepas pemanganan infus dan transfuse darah
. ............................................................................................ 30
F. Mengganti cairan infus dan memonitor tetesan infus. .......... 32
BAB III PENUTUP ................................................................................ 38
A. Kesimpulan ......................................................................... 38
Daftar Pustaka ....................................................................................... 39

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam
berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan
elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri
jarang trjadi dalam bentuk berlebihan atau kekurangan. Cairan dan
elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuhtetap
sehat.
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia
secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh,
hampir 90% dari total berat badan tubuh. Sementara itu, sisanya
merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, katagori
persentase cairan tubuh berdasarkan umur adsalah; bayi baru lahir
75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan,
wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari
total berat badan. Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung
pada faktor usia, lemak dalam tubuh, dan jenis kelamin.
Sedangkan elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh.

Cairan tubuh mengandung oksigen, dan sisa metabolisme, seperti


karbondioksida, yang semuanya disebut dengan ion. Beberapa jenis
garam dalam air akan dipecah menjadi ion Na+ dan Cl+. Pecahan
elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat menghantarkan arus
listrik. Ion yang bermuatan negatif disebut anion sedangkan ion yang
bermuatan positif disebut kation.

3
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan
salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan
elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan
tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan
zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi
yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.

B. Rumusan masalah

1. Apa saja tujuan Pemberian cairan Per oral?


2. Apa saja Persiapan Alat dan bahan pemberian cairan per oral?
3. Apa saja Jenis cairan yang akan diberikan dalam pemberian cairan
per oral?
4. Apa Indikasi tiap dari tiap jenis cairan?
5. Bagaimana Prosedur pemberian cairan per oral?
6. Berapa jumlah cairan per oral?
7. Apa saja yang harus dievaluasi setelah pemberian cairan per oral?
8. Apa Tujuan pemberian cairan via infus?
9. Apa saja Persiapan alat pemberian cairan via infus?
10. Bagaimana Kondisi yang harus dievaluasi setelah pemberian
cairan per infus?

4
11. Bagaimana Mengganti cairan infus dan memonitoring tetesan
infus?
12. Apa saja penilaian keseimbangan cairan dan elektrolit?

C. Tujuan penulisan

1. Agar membantu Maha Siswa mengetahui masalah tentang Konsep


dasar pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
2. Agar membantu Maha Siswa mengetahui cara Pemberian Cairan
per oral
3. Agar membantu Maha Siswa mengetahui Prosedur kolaboratif
pemanganan infus dan transfuse darah
4. Agar membantu Maha Siswa mengetahui Prosedur kolaboratif
melepas pemanganan infus dan transfuse darah
5. Agar membantu Maha Siswa mengetahui cara mengganti cairan
infus dan memonitor tetesan infus
6. Agar membantu Maha Siswa mengetahui Penilaian keseimbangan
cairan dan elektrolit

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dasar pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam
sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang
berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler
(plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler
(plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah
cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan
sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi
saluran cerna.

B. Prosedur tindakan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit

Cairan dan Elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh


manusia. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit bagi manusia berbeda-beda
sesuai dengan tingkat usia seseorang, seperti bayi mempunyai kebutuhan
cairan yang berbeda dengan usia dewasa. Bayi mempunyai tingkat
metabolisme air lebih tinggi mengingat permukaan tubuh yang relatif luas
dan persentase air lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa
Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh dalam mengangkut zat makanan
ke dalam sel, sisa metabolisme, sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit,
memelihara suhu tubuh, mempermudah eliminasi dan membantu
pencernakan.
Disamping kebutuhan cairan, elektrolit (natrium, kalium, kalsium, klorida dan
fosfat) sangat penting untuk menjaga keseimbangan asam-basa, konduksi
saraf, kontraksi muskuler dan osmolalitas. Kondisi tidak terpenuhinya

6
kebutuhan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi sistem organ tubuh
terutama ginjal

Untuk mempertahankan kondisi cairan dan elektrolit dalam keadaan


seimbang, maka pemasukan harus cukup sesuai dengan kebutuhan.
Prosedur pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam pelayanan
keperawatan dapat dilakukan melalui pemberian per-oral atau intravena

1. Pembentukan cairan peroral


a. Tujuan pemberian cairan peroral
1) Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan nutrisi, cairan dan elektrolit
sesuai dengan program pengobatan.
2) Mempertahankan volume cairan dalam keadaan seimbang.
3) Memberikan cairan kepada pasien yang mengalami kekurangan cairan
atau hipovolume.
4) Menjaga keseimbangan elektrolit dan cairan dalam tubuh.

b. Persiapan alat dan bahan


1) Meja/ Baki
2) Lap/Tissue
3) Sedotan .
4) Perlak
5) Sendok Obat
6) Buku catatan
7) Gelas Ukur
8) Jenis dan nama cairan
9) Air minum (hangat)

c. Jenis cairan yang akan diberikan dalam pemberian cairan peroral


1) Menurut WHO : 4 g NaCl, 2 g NaHCO3, 20 g Glukosa dan 1½ g Na citrat
dalam 1 liter air.

7
2) 7g NaCl, 2½ g NaHCO3 , 3½ g K citrat dan 20 g Glukosa dalam 1 liter air.
3) Cairan 5 : 4 : 1 yang terdiri dari 5 g NaCl, 4 g NaHCO3 dan 1 g KCL
dalam 1 liter air.
4) Garam diare/elektrolit

d. Indikasi indikasi tiap dari tiap jenis cairan


Indikasi : Mencegah dan mengobati kekurangan cairan (dehidrasi) akibat
diare, mencret dan muntaber.

Dehidrasi dibagi menjadi 3 macam yaitu :


1) Dehidrasi ringan, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : kehilangan
cairan mencapai 5% BB atau 1,2 ± 2 liter.
2) Dehidrasi sedang, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Kehilangan cairan mencapai 5 ± 10% BB atau 2 ± 4 liter dan mata
terlihat cekung.
3) Dehidrasi berat, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Pengeluaran cairan sebanyak 4 - 6 liter atau mencapai 10% BB,
hipotensi, turgor kulit, nadi dan napas meningkat.

e. Jumlah cairan peroral


bayi baru lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat
badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari
total berat badan. Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada
faktor usia, lemak dalam tubuh, dan jenis kelamin.

C. Pemberian cairan peroral


1) Cuci tangan
2) Periksa 5B (Benar obat, benar dosis, benar pasien, benar rute, benar
waktu)

8
3) Letakan baki disamping pasien
4) Pasangkan perlak/ kain pada pasien
5) Tanyakan kepada pasien apakah meminum cairan dengandibantu atau
sendiri
6) Tuangkan jenis cairan kedalam cangkir sesuai kebutuhanyang diperlukan
7) Cairan diberikan dengan tepat
8) Tanya pasien dapat minum dengan gelas atau tidak. Apabila tidak dapat
langsung menggunakan gelas, pakai sedotan
9) Bantu pasien saat meminum cairan tersebut
10) Pasien didampingi sampai ia selesai meminum cairan tersebut.
11) Bereskan kembali perlengkapan pemberian cairan peroral

D. Prosedur Kolaboratif Pemanganan Infus dan Transfusi Darah


a.Tujuan Pemasangan Infus

1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air,


elektrolit,vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan
secara adekuatmelalui oral

2. Memperbaiki keseimbangan asam basa

3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah

4. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh

5. Memonitor tekan Vena Central (CVP)

6. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan

9
Persiapan Alat Dan Bahan

Alat-alat untuk pemasangan infus secara umum yaitu :

- Cairan infus

Hal-hal yg wajib diketahui Petugas:

- Infus set (Makro/Mikro)

- Kateter infus (sediakan 3 ukuran)

Hal-hal yg wajib diketahui Petugas:

- Alkohol swabper

- Balutan infus, plester

- Alas

- Tali pembendung (Torniquet)

- Tiang infus

- Bengkok/tempat sampah

- Troley

- Spalk (bila perlu)

10
Jenis Cairan yang diberikan dalam pemberiann cairan via infus

A. Asering
Cairan dalam tiap liternya memiliki komposisi sebagai berikut :

1. Na 130 mEq
2. Cl 109 mEq
3. Ca 3 mEq
4. K 4 mEq
5. Asetat/garam 28 mEq
Fungsi cairan ini dapat diberikan saat pasien dehidrasi (keadaan
shock hipovolemik dan asidosis), demam berdarah dengue,
trauma, dehidrasi berat, luka bakar dan shock hemoragik.

Adapun manfaat cairan asering yaitu:

1. Dapat menjaga suhu tubuh sentral pada anestasi dan isofluran


terutama kandungan asetatnya pada saat pasien dibedah

2. Meningkatkan tonisitas sehingga dapat mengurangi resiko edema


serebral

11
B. Cairan Kristaloid
1. Normal Saline
Komposisi : Na: 154 mmol/l,Cl:154 mmol/l

Kegunaan :

a) Mengganti cairan saat diare

b) Mengganti elektrolit dan cairan yang hilang di intravaskuler

c) Menjaga cairan ekstra seluler dan elektrolit serta membuat


peningkatan pada metabolit nitrogen berupa ureum dan kreatinin
pada penyakit ginjal akut.

2. Ringer Laktat (RL)


Komposisi : (mmol/100 ml : Na = 130, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-
110, Basa = 28-30 mEq /L)

Manfaat cairan Ringer Laktat : Kandungan kaliumnya bermanfaat untuk


konduksi saraf dan otak, mengganti cairan hilang karena dehidrasi, syok
hipovolemik dan kandungan natriumnya menentukan tekanan osmotik
pada pasien.

c.) Deaktrosa
Cairan terdiri dari beberapa komposisi yakni :

Glukosa = 50 gr/l,100 gr/l,200 gr/l

12
Manfaat deaktrosa adalah cairan yang diperlukan pasien pada saat terapi
intravena,dan diperlukan untuk hidrasi ketika pasien sedang dan selesai
operasi.

d.) Ringer Asetat (RA)


Komposisi cairan ini hampir sama dengan cairan Ringer Laktat namun
keduanya memiliki manfaat yang berbeda bagi pasien yaitu :

1. berguna sebagai cairan metabolisme di otot pasien


2. Bermanfaat bagi pasien resusitasi (kehilangan cairan akut) yang
mengalami dehidrasi yang berat dan syok maupun asidosis
3. bagi pasien diare (yang kehilangan cairan dan bikarbonat masif)
4. demam berdarah
5. luka bakar (syok hemoragik)
Manfaat yang dirasakan pasien dengan cairan ini 3-4 kali lebih cepat dan
efektif daripada cairan Ringer Laktat (RL).

3. Cairan Koloid
Cairan ini merupakan cairan yang terdiri dari molekul besar yang sulit
untuk menembus pada membran kapiler. Biasanya cairan digunakan
untuk mengganti cairan yang hilang yakni cairan intravaskuler, digunakan
untuk membuat tekanan osmose plasma lebih terjaga dan mengalami
peningkatan. Jenis cairan koloid yaitu :

a.) Albumin
Komposisi : Protein 69-kDa yang mendapat pemurnian yang berasal dari
plasma manusia (misalnya 5 %).

13
Adapun manfaat albumin yaitu mengganti jumlah volume yang hilang
atau protein ketika pasien mengalami syok hipovolemia,
hipoalbuminemia, saat operasi ,trauma, gagal ginjal yang akut dan luka
bakar. Selain itu, ketika pasien diterapi dengan albumin dapat memberi
pengaruh diuresis yang berkelanjutan serta membantu dalam penurunan
berat badan.

b.) Hidroxyetyl Starches (HES)


Komposisi : Starches (memiliki 2 tipe polimer glukosa:amilosa dan
amilopektin).

Manfaat cairan HES yakni membantu menurunkan permeabilitas


pembuluh darah pada pasien post trauma. sSehingga resiko kebocoran
kapiler dapat terhindarkan dan membantu menambah jumlah volume
plasma walaupun pasien mengalami kenaikan permeabilitas.

c.) Dextran
Komposisi : Polimer glukosa (hasil sintesis bakteri Leuconosyoc
mesenteroides melalui media sukrosa)

Manfaat dextran, membantu menambah plasma ketika pasien mengalami


trauma, syok sepsis, iskemia celebral, vaskuler perifer dan iskemia
miokard. Selain itu, cairan dextran memberi efek anti trombus yakni
dapat menurunkan viskositas darah dan mencegah agregasi platelet.

d.) Gelatin
Komposisi: hidrolisi kolagen bovine

14
Manfaat : Memberi efek antikoagulan, Dapat membantu menambah
volume plasma pada pasien

4. Cairan Mannitol
Komposisi terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen (C6H14O6).
Manfaatnya yaitu membantu tekanan intrakranial yang tingga menjadi
normal atau berkurang, memberi peningkatan diuresis pada proses
pengobatan gagal ginjal (oliguria), membuateksresi senyawa toksik
menjadi meningkat. Bermanfaat juga sebagai larutan irigasi genitouriner
ketika pasien sedang menjalani operasi prostat atau transuretral.

5. KA-EN 1B
Komposisinya dalam tiap 1000 ml yaitu :

a) Sodium klorida 2,25 g


b) Anhidrosa dekstros 37,5 g
c) Elektrolit (meq/L) yang terdiri dari : Na+ (38,5),Cl- (38,5),dan glukosa
(37,5 g/L
Manfaat cairan KA-EN 1B :

Dapat menjadi cairan elektrolit pasien pada kasus pasien yang sedang
dehidrasi karena tidak mendapat asupan oral dan pasien yang sedang
demam. Selain itu cairan ini bisa diberikan kepada bayi prematur maupun
bayi yang baru lahir sebagai cairan elektrolitnya.

15
6. KA-EN 3A & KA-EN 3B
Komposisi :

a) KA-EN 3A
b) Sodium klorida 2,34 g
c) Potassium klorida 0,75 g
d) Sodium laktat 2,24 g
e) Anhydrous dekstros 27 g
f) Cairan elektrolit (meq/L): Na + 60,K+10,Cl-50,glukosa 27g/L,kcal/L:108
g) KA-EN 3B
h) Sodium klorida 1,75 g
i) Ptasium klorida 1,5 g
j) Sodium laktat 2,24
k) Anhydrous dekstros 27 g
l) Cairan elektrolit (mEq/L) : Na + (50),K+ (20),Cl- (50),laktat-
(20),glukosa (27g/L),kcal/L (108)
Manfaat kedua larutan ini adalah :

Membantu memenuhi kebutuhan pasien akan cairan dan elektrolit karena


kandungan kaliumnya (pada KA-EN 3A mengandung kalium 10 mEq/L
dan KA-EN 3B mengandung kalium 20 mEq/L) yang cukup walaupun
pasien sudah melakukan ekskresi harian.

7. KA-EN MG3
Komposisi :

a) Sodium klorida 1,75 g


b) Anhydrous dekstros 100 g
c) Sodium laktat 2,24 g

16
d) Cairan elektrolit (mEq/L) yang terdiri dari: Na+ (50),K+ (20),Cl-
(50),laktat- (20),glikosa (100 g/L),kcal/l (400)
Manfaatnya yakni membantu cairan elektrolit harian pasien maupun saat
pasien mendapat asupan oral terbatas, memenuhi kebutuhan kalium
pasien (20 mEq/L) dan sebagai suplemen NPC yang dibutuhkan pasien
(400 kcal/L).

8. KA-EN 4A
Memiliki komposisi (per 1000 ml), yang mengandung :

a) Na 30 mEq/L
b) Cl 20 mEq/L
c) K 0 mEq/L
d) Laktat 10 mEq/L
e) Glukosa 40 gr/L
Manfaat larutan ini yakni dapat diberikan sebagai larutan infus untuk bayi
dan anak-anak, menormalkan kadar konsentrasi kalium serum pada
pasien, membantu pasien mendapatkan cairan kembali ketika mengalami
dehidrasi hipertonik.

9. KA-EN 4B
Komposisinya yaitu :

a) Na 30 mEq/L
b) K 8 mEq/L
c) Laktat 10 mEq/L
d) Glukosa 37,5 gr/L
e) Cl 28 mEq/L

17
Manfaat cairan infus KA-EN 4B :

Dapat diberikan pada bayi dan anak–anak usia kurang dari 3 tahun
sebagai cairan infus bagi mereka, mengurangi resiko hipokalemia ketika
pasien kekurangan kalium dan mengganti cairan elektrolit pasien ketika
dehidrasi hipertonik.

10. Otsu-NS
Komposisinya terdiri dari elektrolit (mEq/L) :

a) Na+=154
b) Cl- +154
Manfaat cairan Otsu-NS yakni mengganti Na dan Cl ketika pasien
diare,mengganti kehilangan natrium pada pasien saat asidosis
diabetikum,insufisiensi adrenokortikal,dan luka bakar. Selain itu,
mengganti cairan saat pasien mengalami dehidrasi akut.

11. Otsu-RL
Komposisi terdiri dari cairan elektrolit (mEq/L), yaitu :

a) Na+ =130
b) K+ = 4
c) Cl- =108.7
d) Laktat = 28
e) Ca++ = 2.7
Manfaatnya yaitu memberi pasien ion bikarbonat dan sebagai cairan
asidosi metabolik dan sebagai resuisitasi.

18
12. MARTOS-10
Komposisi : 400 kcal/L

Manfaat cairan ini adalah dapat membantu mencukupi suplai air dan
karbohidray pada pasien diabetik secara parental dan dapat memberi
nutrisi eksogen pada pasien kritis penderita tumor,infeksi berat,pasien
stres berat maupun pasien mengalami defisiensi protein.

13. AMIPAREN
Komposisi tiap liter dari Amiparen terdiri dari beberapa kandungan yaitu:

L-leucine 14g, L-isoleucine 8g, L-valine 8g,lysine acetate 14,8g (L-lysine


equivalent 10,5g), L-threonine 5,7g,L-tryptophan 2g,L-methionine 3,9g,L-
phenylalanine 7g,L-cysteine 1g,L-tyrosine 0,5g, L-arginine 10,5g,L-
histidine 5g,L-alanine 8g, L-proline 5g,L-serine 3g,aminoacetic acid
5,9g,L-aspartic acid 30 w/w%,total nitrogen 15,7g,sodium kurang lebih 2
mEq,acetate kira-kira 1220 mEq dan kandungan Sodium bisulfit
ditambahkan sebagai stabilisator.

Cairan ini bermanfaat bagi pasien yang mengalami stres metabolik berat,
mengalami luka bakar, kwasiokor dan sebagai kebutuhan nutrisi secara
parental.
14. AMINOVEL- 600
Komposisi cairan ini tiap 600 liter terdiri atas :

a) amino acid (L-form) 50g


b) D-sorbitol 100g
c) ascorbic acid 400mg
d) inositol 500mg

19
e) nicotinamide 60mg
f) pyridoxine HCl 40mg,
g) riboflavin sodium phosphate 2,5mg.
h) Selain itu komposisinya terdiri dari elektrolit:
i) Sodium 35 mEq
j) potassium 25 mEq
k) magnesium 5 mEq
l) acetate 35 mEq
m) maleate 22 mEq
n) chloride 38 mEq
Manfaatnya adalah meningkatkan kebutuhan metabolik pada pasien
yang mengalami luka bakar, trauma pasca operasi serta pasien yang
mengalami stres metabolik sedang. Selain itu, cairan diberikan kepada
pasien GI sebagai penambah nutrisi.

15. TUTOFUSIN OPS


Komposisi tiap liternya adalah:

a) Natrium = 100 mEq


b) Kalium = 18 mEq
c) Kalsium = 4 mEq
d) Klorida = 90 mEq
e) Magnesium =6 mEq
Manfaatnya yakni memenuhi kebutuhan pasien akan air dan cairan
elektrolit baik saat sebelum,sedang dan sesudah operasi. Selain itu,
dapat membantu pasien mendapatkan kembali air dan cairan elektrolit
saat mengalami dehidrasi isotonik dan kehilangan cairan intarselular,
juga memenuhi kebutuhan pasien akan makanan yang mengandung
karbohidrat

20
Indikasi Tiap dari Tiap jenis cairan

Indikasi Pemasangan Infus melalui Jalur Pembuluh Darah Vena


(Peripheral Venous Cannulation)

1. Pemberian cairan intravena (intravenous fluids).

2. Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam


jumlah terbatas.

3. Pemberian kantong darah dan produk darah.

4. Pemberian obat yang terus-menerus (kontinyu).

5. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya


pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus
intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan
pemberian obat)

6. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko


dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum
pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang
jalur infus.

Jumlah cairan via Infus

Istilah yang sering digunakan dalam pemasangan infus

a) gtt= makro tetes


b) mgtt= mikro tetes
c) jumlah tetesan = banyaknya tetesan dalam satu menit

Rumus Tetap Tetesan Infus

a) 1 gtt = 3 mgtt
b) 1 cc = 20 gtt
c) 1 cc = 60 mgtt
d) 1 kolf = 1 labu = 500 cc
e) 1 cc = 1 Ml

21
f) mggt/menit = cc/jam
g) konversi dari gtt ke mgtt kali (x) 3
h) konversi dari mgtt ke gtt bagi (:) 3
i) 1 kolf atau 500 cc/ 24 jam = 7 gtt
j) 1 kolf atau 500 cc/24 jam = 21 mgtt
k) volume tetesan infus yang masuk per jam infus set mikro ialah =
jumlah tetesan X 1
l) volume tetesan infus yang masuk per jam infus set makro ialah =
jumlah tetesan X 3

Rumus :
Untuk lebih memahami, kita harus terlebih dahulu mengetahui rumus
untuk menghitung jumlah tetesan cairan dalam hitungan menit dan jam.

Rumus dasar dalam hitungan menit

Rumus dasar dalam jam


Faktor tetes rumus dewasa

Biasanya Untuk Faktor Tetes Dewasa : 20


Faktor Tetes anak : 60

Contoh soal
Seorang pasien datang ke rumah sakit dan membutuhkan 500 ml RL
cair. Bagaimana infus diperlukan jika kebutuhan cairan pasien harus
dicapai dalam 100 menit?

Mengingat:
Cairan = 500 ml (cc)
Waktu = 100 menit
Faktor tetes = 20 tetes

22
Jawaban:
Dengan demikian, pasien ini memerlukan infus untuk menghabiskan 100
hingga 500 ml cairan dalam 100 menit menggunakan infus set Terumo.

Anak-anak (drip mikro)


Seperti orang dewasa, anak dengan berat badan kurang dari 7 kg
membutuhkan infus set dengan tetes faktor yang berbeda.
Tetes mikro, faktor tetes:
1 ml (cc) = 60 tetes / cc
Penurunan rumus anak

Berikut adalah cepat kehilangan hasil formula dari rumus dasar (dalam
jam) untuk pasien anak:

Lalu bagaimana mencari jumlah tetesan/ detik ? kita hanya tinggal


merubah rumus dan menggunakan angka angka yang ada.

Prosedur Pemberian Cairan Per Oral

Prosedur Kerja:

1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Kaji kondisi pasien
4. Bantu untuk meminumkannya
5. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian, dan evaluasi respon
pasien
6. Cuci tangan
Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada
diare. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis). Hal ini

23
terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme
lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh,
terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan.
Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat
dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan
ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.

Pemberian cairan per oral dengan cara :

1. Minum biasa
Menggunakan gelas yang berisi air dan sedotan.

2. Cara membuat larutan gula garam :


a) gula dua sendok teh penuh
b) Garam satu sendok the
c) Air masak 1 gelas
d) Campuran diaduk sampai larut benar
3. Larutan Oralite
Siapkan :

1 gelas (200 ml) air yang telah dimasak / air teh


2. Kemudian masukan 1 bungkus bubuk oralit kedalam gelas
3. Aduk sampai larut benar

Simulasi : Pemberian Cairan Per Oral

Nama mahasiswa : Heryanto Wibowo

24
Tingkat / Semester : 1 A/ Akper KIMIA 17

Kebutuhan Dasar
Kode Unit Manusia II

Pemberian cairan
Judul Unit Per Oral

cairan per oral


untuk
memenuhi
kebutuhan
UraianUnit nutrisi

N
o Y
. Elemen Kegiatan a

1. Salam
terapeutik
disampaikan
Persiapan : kepada klien
dengan
Melakukan ramah
pengkajian 2. Kaji kondisi
kebutuhan pasien
1 nutrisi 3. Tujuan
intervensi

25
dijelaskan
4. Prosedur
yang
dijelaskan
1. Siapkan
peralatan
2. Atur posisi
pasien
dengan posisi
yang nyaman
3. mencuci
tangan
4. Kaji
kemammpua
n pasien
untuk dapat
minum per
oral
(kemapuan
menelan,
mual dan
Pelaksanaan : muntah, akan
dilakuakn
Melakukan penghisapan
tindakan caiaran
pemberian lambung,
cairan per atau tidak
oral kepada boleh makan/
pasien minum).
5. Berikan

26
minum pada
waktu dan
cara yang
benar

 Selama
memberikan
cairan per
oral kepada
pasien ,
respon pasien
Evaluasi di observasi
dengan
Melakukan cermat
pengkajian
data fokus
tentang  Pencapaian
pasien tujuan
diidentifikasi
1. Tindakan yan
g dilakukan
dituliskan
Pendokumentasia 2. Respons klien
n: setelah
tindakan di
Mendokumentasik catat
an hasil 3. Catatan
tindakan keperawatan
ditanda

27
tangani

Kondisi yang harus di evaluasi setelah pemasangan infus

KONTRAINDIKASI

1. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan


infus.
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada
tindakan hemodialisis (cuci darah).
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil
yang aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan
kaki).

Tindak Lanjut Evaluasi Sesuai dengan Kemungkinan hasil

Tindakan Keperawatan
Pemberian cairan melalui infus

ORIENTASI.

1. Salam Terapeutik : assalamualaikum,selamat pagi bu ,perkenalkan


nama saya muftiawati Ibu bisa panggil saya mufti,saya yang akan
merawat Ibu pagi ini mulai dari jam 07.00 sampai14.00,kalau boleh tau
nama Ibu siapa? K :Ibu Nani.
Ibu Nani bagaimana keadaan Ibu hari ini?

2. Evaluasi/validasi :
Biasanya BAB sehari berapa kali bu?Bagaimana karakteristik feses
Ibu?Apa Ibu masih mual dan muntah?

28
3. Kontrak : topic : baiklah bu karena Ibu BAB lebih dari 6 kali sehari
saya akan melakukan tindakan Pemberian cairan melalui infuswaktu :
15 menit
tempat :ditempat tidur saja
tujuan Interaksi : agar seimabng cairan dan elektrolit Ibu

KERJA
Kita mulai ya bu pertama saya cuci tangan terlebih dahulu dan
mempersiapkan alat.ibu sebelum saya menyuntikan infus sudah saya
cek botolnya dan menghitung tetesannya,kita mulai ya bu saya klem
dulu infusannya dan saya sambungkan ke cairan infus,selanjutnya ibu
ulurkan tangannya saya cek kondisi vena yang akan ditusuk dan saya
pasang tourniquet,saya bersihkan area yang akan ditusuk,saya mulai
tusuk ya bu ibu bisa tarik nafas ketika merasa sakit,sudah masuk bu
saya sambungkan dengan selangnya dan saya itung
tetesannya,sekarang saya plester dan menaruh kasa diatasnya,dan
terakhir saya plester kembali sudah selesai bu.

TERMINASI1.
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subyektif) :
P: ibu bagaimana perasaannya setelah dipasang infus
K: agak kurang nyaman sus dengan infusan yang dipasang,dan terasa
pegal-pegal sus
Evaluasi perawat :
klien sudah terpasang infus dengan …x/tpm
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil
tindakan yang telah dilakukan)
baiklah bu tindakan pemasangan infus sudah dilakukan,saya minta

29
kerjasamanya dari ibu untuk tidak membuka plesternya dan menjaganya
agar tidak kotor.

3. Kontrak yang akan datang : baiklah bu,karena tindakan Pemberian


cairan melalui infus
sudah selesai saya akan kembali lagiuntuk melakukan tindakan
pemberian obat.
Topic : memberikan obat
Waktu : 10.00
Tempat : tempat tidur

Evaluasi Pemberian Cairan Per Oral

Evaluasi

a) Perhatiakan kelancaran infus


b) Perhatiakan respon klien terhadap pemberian tindakan
c) Kebutuhan intake cairan pasien terpenuhi

E. Prosedur Kolaboratif Melepas Penanganan Infus dan tranfusi


darah

a. Tujuan Melepas Infus


SOP PELEPASAN INFUS

PENGERTIAN Pencabutan cairan yang telah dimasukkan ke


dalam tubuh pasien melalui pembuluh darah
karena keadaan pasien yang sudah membaik

TUJUAN Agar tidak timbulnya reaksi alergi, emboli udara,

30
infeksi, edema paru-paru pada pasien

KEBIJAKAN Pasien yang mendapat izin dari dokter untuk


pulang, sembuh dan bagi pasien yang sudah
terpenuhi oksigennya

PETUGAS Perawat

PERALATAN 1. Perlak pengalas

2. Sarung tangan

3. Kapas alcohol larutan antiseptic


(klorheksidin glukonat 2%, alcohol 60-90% atau
PVI 10%)

4. Plester bedah atau band aid steril, kassa


2x2 cm

5. Gunting plester

6. Bengkok

PROSEDUR A. Tahap pra interaksi


PELAKSANAAN
1. Melaksanakan verifikasi data

2. Mencuci tangan

3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan


benar

B. Tahap orientasi

1. Memberi salam sebagai pendekatan


terapeutik

31
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/ klien

3. Menanyakan kesiapan pasien

C. Tahap kerja

1. Memasang perlak pengalas

2. Memakai sarung tangan

3. Membasahi plester yang melekat pada


kulit dengan kapas alcohol

4. Melepas plester dan kassa dari kulit

5. Menekan tempat tusukan dengan kapas


alcohol dan mencabut nfus pelan-pelan

6. Menekan kapas alcohol dengan plester

7. Melepas sarung tangan

D. Tahap terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Melakukan kontrak untuk kegiatan


selanjutnya

3. Berpamitan dengan klien

4. Membereskan alat

5. Mencuci tangan

6. Melakukan pendokumentasian

32
F. Teknik Mengganti Cairan Infus

1. Pastikan kebutuhan klien akan penggantian botol cairan infus dan cek
cairan infus sesuai 5 benar : > benar nama pasien, benar cara, benar
cairan, benar waktu, benar dosis
2. Sampaikan salam
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada pasien
4. Dekatkan alat ke samping tempat tidur, jaga kesterilan alat
5. Buka plastic botol cairan, jika ada obat yang perlu di drip dalam cairan
sekalian dimasukkan dengan spuit melalui mulut botol, usap dengan
kapas alkohol, lalu tutup kembali
6. Matikan klem infus set, ambil botol yang terpasang
7. Ambil botol yang baru, buka tutupnya, swab dengan kapas alkohol,
kemudian tusukkan alat penusuk pada infus set ke mulut botol infus
dari arah atas dengan posisi botol tegak lurus
8. Gantung kantung/botol cairan
9. Periksa adanya udara di selang, dan pastikan bilik drip terisi cairan
10. Atur kembali tetesan sesuai program atau instruksi dokter
11. Evaluasi respon pasien dan amati area sekitar penusukan infus
12. Bereskan alat
13. Sampaikan salam
14. Cuci tangan
15. Catat pada lembar tindakan

C. MEMONITOR TETESAN INFUS

Rumus Tetesan Infus – Setiap ahli medis harus tahu bagaimana cara
menghitung tetesan infus dengan tepat dan benar. Menghitung tetesan
infus tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa sangat berbahaya.
Untuk itu harus memakai dasar karena ada cairan yang dimasukkan ke
dalam tubuh pasien.

33
Memang setiap pasien yang dehidrasi atau kehilangan cairan bisa
dikembalikan lagi dengan cara memberikan infus yang didalamnya
terdapat natrium.

Tujuan dari penggunaan infus tersebut supaya cairan pada tubuh


seseorang bisa tetap normal, namun tentu saja ada tata caranya dan
anda sebagai seseorang yang terjun di dunia kesehatan harus tahu
bagaimana cara menghitung tetesan infus.

Jika pasien kehilangan cairan maka bisa diperbaiki dalam waktu 2 hari,
untuk hari pertama bisa dimasukkan melalui mulut dan anus per infus.
Jika diberikan infus dengan tetesan yang terlalu cepat maka cukup
berbahaya karena bisa menyebabkan keracunan dan kejang. Untuk
itulah kita harus benar-benar teliti dalam memberikannya.

Istilah yang sering digunakan dalam pemasangan infus

a) gtt= makro tetes


b) mgtt= mikro tetes
c) jumlah tetesan = banyaknya tetesan dalam satu menit

Rumus Tetap Tetesan Infus

a) 1 gtt = 3 mgtt
b) 1 cc = 20 gtt
c) 1 cc = 60 mgtt
d) 1 kolf = 1 labu = 500 cc
e) 1 cc = 1 mL
f) mggt/menit = cc/jam
g) konversi dari gtt ke mgtt kali (x) 3

34
h) konversi dari mgtt ke gtt bagi (:) 3
i) 1 kolf atau 500 cc/ 24 jam = 7 gtt
j) 1 kolf atau 500 cc/24 jam = 21 mgtt
k) volume tetesan infus yang masuk per jam infus set mikro ialah =
jumlah tetesan X 1
l) volume tetesan infus yang masuk per jam infus set makro ialah =
jumlah tetesan X 3

Rumus :
Untuk lebih memahami, kita harus terlebih dahulu mengetahui rumus
untuk menghitung jumlah tetesan cairan dalam hitungan menit dan jam.

Rumus dasar dalam hitungan menit

Rumus dasar dalam jam

Faktor tetes rumus dewasa

Biasanya Untuk Faktor Tetes Dewasa : 20


Faktor Tetes anak : 60

Anak-anak (drip mikro)


Seperti orang dewasa, anak dengan berat badan kurang dari 7 kg
membutuhkan infus set dengan tetes faktor yang berbeda.
Tetes mikro, faktor tetes:
1 ml (cc) = 60 tetes / cc

35
Penurunan rumus anak

Berikut adalah cepat kehilangan hasil formula dari rumus dasar (dalam
jam) untuk pasien anak:

Lalu bagaimana mencari jumlah tetesan/ detik ? kita hanya tinggal


merubah rumus dan menggunakan angka angka yang ada.

Rumus :

Untuk yang makro


a) 20 tetes/menit=1cc = 60 cc/jam, Lamanya habis= 500 cc/60= 8,3
=8 jam (bulatkan )
b) 15 tetes/menit= 11 jam
c) 10 tetes permenit=17 jam artinya dalam waktu 1 jam=30 cc
d) 5 tetes permenit= 33 jam
e) 60 tetes/menit= 3 jam
f) 40 tetes/menit= 4 jam

36
g) 30 tetes/ menit= 6 jam
Untuk yang mikro
Silahkan di hitung sendiri saja yah sesuai rumus.
Sedikit patokan tambahan mengenai pola pemberian tetesan infus yang
harus habis sebagai berikut :

a) 1 kolf = 500 cc = 7 tts/mnt, habis dalam 24 jam.


b) 2 kolf = 1000 cc = 14 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 12 jam,
sehingga 24 jam habis 2 kolf.
c) 3 kolf = 1500 cc = 20 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 8 jam,
sehingga 24 jam habis 3 kolf.
d) 4 kolf = 2000 cc = 28 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 6 jam,
sehingga 24 jam habis 4 kolf.
e) 5 kolf = 2500 cc = 35 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 4.5 jam,
sehingga 24 jam habis 5 kolf.

Cara Menghitung Tetesan Infus

Menurut Purohito, cara menghitung tetesan infus per menit (TPM)


secara sederhana adalah:
Tetes Per Menit = Jumlah cairan infus (ml)
(Makro) Lamanya infus (jam) x 3
Tetes Per Menit = Jumlah cairan infus (ml)
(Mikro) Lamanya infus (jam)

37
Bab III

Penutup

A. Kesimpulan

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam
sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang
berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler
(plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler
(plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah
cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan
sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi
saluran cerna.

Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh dalam mengangkut zat makanan


ke dalam sel, sisa metabolisme, sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit,
memelihara suhu tubuh, mempermudah eliminasi dan membantu
pencernakan.
Disamping kebutuhan cairan, elektrolit (natrium, kalium, kalsium, klorida dan
fosfat) sangat penting untuk menjaga keseimbangan asam-basa, konduksi
saraf, kontraksi muskuler dan osmolalitas.

38
DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka
hamzah, m. f. (2012, May 12). Kebutuhan cairan dan elektrolit. Retrieved january 26, 2019,
from mochfaizalhamzah.blogspot.com:
http://mochfaizalhamzah.blogspot.com/2013/11/kdk1-kebutuhan-cairan-dan-
elektrolit_3.html

menghitung tetesan infus. (2017, april thursday). Retrieved from cara harian:
http://caraharian.com/cara-menghitung-tetesan-infus.htm

sigit, j. (2015, maret 25). konsep kebutuhan cairan. Retrieved january 27, 2019, from
jokosigit976.blogspot.com: https://jokosigit976.blogspot.com/2015/03/konsep-
kebutuhan-cairan.html

39

Anda mungkin juga menyukai