Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN

(PKL)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
AN. G DENGAN MORBILI
DI
RS BHAYANGKARA

OLEH :

NAMA : NUR SYIFA AL NISA


NIS : 2015147
JURUSAN : KEPERAWATAN

SMK KESEHATAN AIRLANGGA BALIKPAPAN


TAHUN PELAJARAN 2016 – 2017
LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
TAHUN PELAJARAN 2016-2017

LEMBAR PENGESAHAN

Telah diteliti dan diperiksa oleh Guru Pembimbing

selanjutnya dinyatakan : DAPAT / TIDAK DAPAT untuk diujikan

Balikpapan,…………………2017

Guru
Pembimbing

_________
_________
LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
TAHUN PELAJARAN 2016-2017

LEMBAR PENGESAHAN

Telah diujikan oleh Penguji

selanjutnya dinyatakan : LULUS PRAKERIN

Balikpapan, Juni 2017

Penguji Kaprodi

_________________ ______________

Ketua Sekretaris

Hega Valentine, SKM Octavia


Anggraeni

Mengetahui :
Kepala SMK Kesehatan Airlangga Balikpapan

Agung Sakti Pribadi, SH, MH


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan bagi
kami sehingga kami dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan juga
dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Maksud dan tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai pemenuhan tugas
yang dimaksudkan untuk memenuhi nilai dan kelengkapan bukti kerja.

Karena bantuan dari berbagai pihak baik berupa moral maupun materi yang
mendorong semangat penulis sehingga laporan ini terwujud dengan tepat waktu.
Laporan ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih yang setulusnya
kepada :

1. Bapak Agung Sakti Pribadi, S.H.,M.H., selaku Kepala Sekolah Sekolah


Menengah Kejuruan Kesehatan Airlangga Balikpapan.
2. Ibu Dina Dwi Banowati S.Kep,Ns, selaku Ketua Prodi Jurusan
Keperawatan.
3. Ibu Nelly Noviyanti, S.Kep,Ns, selaku pembimbing kami dalam
melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan selama ± 4 bulan.
4. Pemimpin, Staff, Karyawan dan Keluarga Besar Rumah Sakit Bhayangkara
Balikpapan yang telah memberi izin, pengarahan, dan ilmu yang sangat
bermanfaat bagi kami.
5. Bapak dan Ibu selaku orang tua yang telah mendukung dan membimbing
kami.
6. Semua pihak yang telah membantu terwujudnya penyusunan laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi
penulisan maupun dari isi laporan. Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Penyusun berharap dengan adanya laporan kunjungan industry ini akan


bermanfaat bagi semua pihak, baik itu penyusun, pembaca maupun adik-adik kelas
yang juga akan melakukan Praktek Kerja Lapangan dan membuat laporan Praktek
Kerja Lapangan.
DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR............................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAAN LAPORAN...................................................... ii

KATA PENGANTAR...................................................................................... iii

DAFTAR ISI..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PRAKERIN.................................................................. 1


B. Tujuan PRAKERIN............................................................................... 1
C. Waktu PRAKERIN................................................................................ 2
D. Tempat Pelaksanaan PRAKERIN.......................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Tempat Lahan Praktek......................................................... 3


B. Manfaat Tempat Lahan Praktek............................................................. 7
C. Tipe-tipe Tempat Lahan Praktek............................................................ 8

BAB III TINJAUAN KASUS..

I. KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Definisi Kasus............................................................................... 9
B. Klasifikasi Kasus........................................................................... 9
C. Etiologi Kasus.............................................................................. 10
D. Tanda dan Gejala Kasus............................................................... 10
E. Patofisiologi Kasus....................................................................... 11
F. Pemeriksaan Kasus....................................................................... 11
G. Pemeriksaan Diagnostik............................................................... 12
H. Penatalaksanaan Medis................................................................. 12
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.......................................................................................... 22
B. Analisa Data....................................................................................... 33
C. Diagnosa Keperawatan....................................................................... 34
D. Rencana Keperawatan (Intervensi).................................................... 35
E. Tindakan Keperawatan (Implementasi)............................................. 38
F. Evaluasi.............................................................................................. 39

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................ 42
B. Saran-saran............................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PRAKERIN
Praktek Kerja Industri merupakan suatu kegiatan pangalaman belajar bagi
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dalam memberikan pelayanan
dasar keperawatan bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan. Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan dengan bidang studi keahlian kesehatan, kompetensi
keperawatan mengikuti KTSP yang bertujuan memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan yang terampil.
Pengalaman praktek kerja industri membantu peserta didik mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh di kelas pada situasi nyata
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi saat ini.
Sehingga Saya sebagai Siswi dapat mengikuti praktek kerja industry dengan baik
dan sesuai dengan KTSP serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
saat ini.

B. Tujuan PRAKERIN
 Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan praktek kerja industri, Saya diharapkan mampu
memberikan pelayanan dasar keperawatan secara komprehensif dan mampu
melakukan komunokasi terapeutikpada klien dan keluarga.
 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakn praktek kerja industry saya diharapkan dapat
membantu dalam pelaksanaan :
a. Pencegahan Infeksi
o Memcuci tangan
o Perlindungan diri

b. Kebutuhan Dasar Manusia


o Memasang oksigen
o Memasang dan mengganti cairan infuse
o Memasang kateter dan memberikan pot
o Personal hygiene
o Mengatur tempat tidur
o Mengatur berbagai posisi tidur pasien
o Kebersihan lingkungan kerja
o Memindahkan pasien

c. Pemeriksaan Laboratorium Dasar


o Menjelaskan jenis pemeriksaan laboratorium dasar yang diperlukan
klien / pasien.
o Menjelaskanpersiapan klien / pasien yang akan diperiksa
laboratorium.
o Mengantar klien / pasien untuk pemeriksaan laboratorium.
o Membantu persiapan alat dan bahan untuk pemeriksaan
laboratorium.

d. Pemberian Obat
o Menjelaskan cara-cara pemberian obat pada pasien.
o Melakukan pemberian obat kepada pasien sesuai dengan resep
dokter (Oral, supositoria) dan intravena serta intramuskuler dengan
pengawasan pembimbing klinik.

C. Waktu Pelaksanaan PRAKERIN


Waktu Praktek Kerja Industri dilaksanakan mulai tanggal 13 Februari
2017 sampai dengan tanggal 26 Mei 2017. Setiap hari Senin, Selasa, Rabu,
Kamis, Jum’at (sesuai jadwal dari pembimbing lapangan).

D. Tempat Pelaksanaan PRAKERIN


Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Industri pada Bulan Februari adalah
Rumah Sakit Bhayangkara Balikpapan yakni dari tanggal 13 Februari 2017
di ruangan Asoka s.d 26 Mei 2017 di ruangan Tulip.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. SEJARAH SINGKAT ORGANISASI

Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Balikpapan, mempunyai tugas


pokok memberikan bantuan kesehatan berupa pelayanan kesehatan
terhadap para anggota Polri, PNS, Masyarakat. Disamping dukungan
kesehatan bagi komando atasan merupakan proses rujukan tertinggi bagi
fasilitas kesehatan Polri yang ada di Kalimantan Timur.

Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Balikpapan pada awal tahun


1960-an adalah berbentuk poliklinik umum. Pada saat itu poliklinik ini
merupakan salah satu satker (satuan kerja) kepolisian daerah Kalimantan
Timur dibawah naungan Kasi KesDak XIV Kaltim yang dipimpin oleh Dr.
Utoyo. Dimasa tersebut poliklinik hanya terdiri dari Poli Umum, Poli Gigi
dan Poli KIA yang diperuntukkan bagi kepentingan kesehatan keluarga
besar kepolisian

Kemudian pada tahun 1990-an poliklinik perlahan mengalami


kemajuan, dimana pada tanggal 15 Agustus 1996 dibuka klinik bersalin
yang menerima pasien dari masyarakat umum. Dan poliklinik mulai
berkembang menjadi TPS (Tempat Perawatan Sementara) dengan
tambahan fasilitas 10 tempat tidur diawal tahun 2000. Selanjutnya sesuai
dengan tingkat kebutuhan rumah sakit. Maka memulai surat keputusan
kapolri No. Pol : SKEP/1549/X/2001 tanggal 30 Oktober 2001 tentang
pengesahan / penetapan dan pembentukan Rumah Sakit Bhayangkara,
maka beralihlah status TPS tersebut menjadi Rumah Sakit Tipe IV. Rumah
Sakit Bhayangkara Tk IV Balikpapan diresmikan pada tanggal 03 Mei
2003 oleh Kapolri Jendral Polisi Drs. Da’I Bachtiar, SH dimana pada masa
kepemimpinan Kabid Dokkes Polda Kaltim Kombes Pol Drg. Eddie
Raharja.
Rumah Sakit Bhayangkara Tk IV Balikpapan telah mendapatkan ijin
operasional dari departemen kesehatan Republik Indonesia yang berlaku
selama 5 (lima) tahun berdasarkan keputusan menteri kesehatan Republik
Indonesia Nomor : YM.02.04.3.1.509 tanggal 24 Januari 2007 tentang
pemberia izin penyelenggaraan kepada markas besar Kepolisian Negara
Republik Indonesia Jalan Trunojoyo No.03 Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan, DKI Jakarta untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Umum
dengan nama “Rumah Sakit Bhayangkara Balikpapan” Jalan Jend.
Sudirman No.14 Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur”.

Pada tahun 2010, Rumah Sakit Bhayangkara Balikpapan telah


berhasil mendapatkan akreditasi 5 (lima) pelayanan dasar dari
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dengan status akreditasi
penuh tingkat dasar, meliputi administrasi dan manajemen, pelayanan
medis, pelayanan gawat darurat, pelayanan keperawatan dan rekam
medis, sertifikat akreditasi tersebut ditetapkan pada tanggal 27 Desember
2010 dengan Nomor : YM.01.10/III/7765/10 dengan masa berlaku
selama 3 (tiga) tahun.

Pada tanggal 10 April 2012. Rumah Sakit Bhayangkara Balikpapan


ditetapkan sebagai unit pelaksana teknis (UPT) dilingkungan Kepolisian
Negara Republik Indonesia. Dan berlaku susunan organisasi dan tata
kerja Rumah Sakit Bhayangkara sebagaimana tercantum dalam peraturan
kapolri No.11 tahun 2011.

Dan pada akhirnya pada tanggal 26 September 2012, Rumah Sakit


Bhayangkara Tingakat III Balikpapan dikukuhkan menjadi Rumah Sakit
Bhayngkara melalui keputusan kapolri Nomor : Kep/546/IX/2012
tentang peningkatan Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Negara
Republik Indonesia.

Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Balikpapan senantiasa


berbenah dan meningkatkan eksistensinya dibidang Kedokteran
Kepolisian, yaitu dengan ditetapkan Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat
III Balikpapan menjadi Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL).

Penetapan tersebut diberikan oleh Menteri Kesehatan Republik


Indonesia berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 293/MENKES/SK/VIII/2013 tanggal 23 Agustus 2013. IPWL
adalah pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit, dan/atau Lembaga
Rehabilitasi Sosial yang ditunjukkan oleh pemerintah bagi korban
penyalahgunaan Napza.

Terkait dengan peningkatan kelas Rumah Sakit, maka


melalui keputusan Kapolri Nomor : KEP/272/III/2015 tanggal 31 Maret
2015 tentang peningkatan Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Negara
Republik Indonesia maka status Rumah Sakit Bhayangkara Balikpapan
berubah menjadi tingkat III bersama dengan 4 (empat) Rumah Sakit
Bhayangkara lainnya. Penetapan tersebut diikuti oleh penetapan kelas
dari Dinkes Kota Balikpapan sebagai Rumah Sakit kelas C berdasarkan
keputusan Kadinkes Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur
Nomor : 026/008DKKI/2015 tanggal 12 Januari 2015.

Saat ini Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Balikpapan


memiliki kepasitas tempat tidur sebanyak 80 tempat tidur, dengan 4
(empat) pelayanan medis dasar yaitu penyakit dalam, kesehatan anak,
bedah, obstetric dan ginekologi. 4 (empat) pelayanan spesialis penunjang
medis meliputi radiologi, patologi klinik, anastesiologi dan rehabilitasi
medic. 7 (tujuh) pelayanan medic spesialis lain meliputi mata, THT,
Kedokteran jiwa, orthopedic urologi, kulit dan kelamin. 1 (satu)
pelayanan medic spesialis gigi mulut yaitu bedah mulut. 2 (dua)
pelayanan sub spesialis yaitu spesialis bedah digestive dan spesialis
onkologi.

Sumber daya manusia yang memiliki sebanyak 136 orang,


terdiri dari personel organic sebanyak 30 orang dan personel TKK
sebanyak 106 orang. Tenaga tersebut meliputi tenaga kesehatan dan non
kesehatan. Tenaga kesehatan yang dimiliki meliputi tenaga medis, tenaga
keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan
tenaga keteknisan medis.

Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Balikpapan saat ini


sedang dilakukan upaya-upaya untuk mempertahankan pelanggan dan
mencari pasar pelanggan baru. Program-program layanan unggulan
Rumah Sakit sedang digalakkan untuk menciptakan peluang pasar baru,
dan untuk penetrasi pasar Rumah Sakit saat ini sedang mengevaluasi tarif

B. VISI DAN MISI ORGANISASI

VISI :

“ Rumah Sakit Bhayangkara Balikpapan yang mampu, terpercaya dan


profesional”

MISI :

A. Meningkatkan kemampuan Rumah Sakit dengan meningkatkan


sumber daya manusia dan prasarana.
B. Melayani penderita / pelanggan baik keluarga besar Polda Katim
maupun Masyarakat Umum dengan standar tinggi dan paripurna.
C. Menyelenggarakan kompartemen khusus dengan memanfaatkan
ilmu kedokteran dalam mendukung tugas operasional maupun
pembinaan Polda Kaltim.
D. Melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan
kemampuan pelayanan.

MOTO :

“ Cepat, Empati, Nyaman, Damai, Etis, Komitmen, Ikhlas, dan Aman”


C. TANGGAL PELAKSANAAN PRAKERIN

Prakerin berlangsung mulai dari 13 Februari 2017 s.d 26 Mei 2017

 Ruangan UGD : 13 Februari 2017 – 18 Februari 2017


 Ruangan Poliklinik : 20 Februari 2017 – 26 Februari 2017
 Ruangan OK : 27 Februari 2017 – 05 Maret 2017
 Ruangan Melati : 06 Maret 2017 – 26 Maret 2017
 Ruangan Tulip : 27 Maret 2017 – 16 April 2017
 Ruangan Asoka : 17 April 2017 – 07 Mei 2017
 Ruangan Anggrek : 08 Mei 2017 – 26 Mei 2017
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. Konsep Dasar Penyakit


A. Definisi Kasus
Campak adalah infeksi virus yang ditandai dengan munculnya ruam di
seluruh tubuh,penyakit virus akut yang menular.

B. Klarifikasi Kasus
Penyakit campak terdiri dari 3 stadium,yaitu:

1. StadiumKataral(prodormal)

Stadium ini berlangsung selama 4-5 hari dengan gejala


demam ringan hingga sedang, batuk ringan,coryza,fotofobia dan
konjungtivitis.menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum
timbul enatema,timbul bercak koplik berwarna putih klabu,sebesar
ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya dimukosa
bukalis berhadapan dengan molar dibawah,tetapi dapat menyebar
tidak teratur mengenai seluruh permukaan pipi,bagian tengah bibi
bawah,langit langit dan karankula lakrimalis.

2. Stadium Erupsi

Stadium ini berlangsung selama 4-7 hari.Gejala yang biasanya


terjadi adalah koriza dan batuk-batuk bertambah.Timbul eksantema
dipalatum durum dan palatum mole.Kadang terlihat pula bercak
Koplik.Terjadinya ruam atau eritema yang berbentuk makula-papula
disertai naiknya suhu badan.Mula-mula eritema timbul
dibelakang telinga, dibagian atas tengkuk, sepanjang
rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat
perdarahan ringan pada kulit.Rasa gatal, muka bengkak.Ruam
kemudian akanmenyebar kedada dan abdomen dan akhirnya
mencapai anggota bagian bawah pada hari ketiga dan akan
menghilang dengan urutan seperti terjadinya yang berakhir dalam 2-
3hari.

3. Stadium konvalesensi

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua


(hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan menghilang sendiri.
C. Etiologi kasus
Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam secret
nasofaring dan darah selama masa prodormal sampai 24 jam setelah
timbul bercak bercak.
Virus ini berupa virus RNA yang termasuk family
paramiksoviridae,genus morbili virus.

D. Tanda dan Gejala kasus


1. Gejala pertama adalah demam, lelah, batuk, hidung beringus, mata merah
dan sakit, dan terasa kurang sehat. Beberapa hari kemudian timbul ruam.
Ruam tersebut mulai pada muka, merebak ke tubuh dan berlanjut selama
4-7 hari.
2. Sampai sepertiga penderita campak mengalami komplikasi, yang
termasuk infeksi telinga, diare dan pneumonia, dan mungkin
memerlukan rawat inap. Kira-kira satu dari setiap 1000 penderita campak
terkena ensefalitis (pembengkakan otak).
E. Patofisiologi
F. Pemeriksaan fisik
- Keadaan Umum : Compos Mentis
- TB/BB : 80cm
- BB : 16 kg
- Mata (simetris KA/KI),konjungtivitis,fotofobia
- Sekresi : Dalam batas normal
- Purulen : Tidak terdapat purulent
- Strabismus: Tidak ada strabismus
- Joundice : Tidak ada jaundice
- Gerakan Bola Mata : Tidak ada kelainan pada gerakan bola mata
- Hidung
- Bentuk : Simetris
- Cuping Hidung : Tidak ada kelainan
- Mulut,Gusi,Gigi
- Bentuk Mulut: Tidak ada kelainan, Mukosa bibir kering
- Saliva : mulut terasa pahit
- Palatum : Tampak kering
- Lidah : Tampak kering, kotor,merah bagian belakang
- Telinga
- Bentuk : Simetris kanan dan kiri
- Cairan : Masih di batas normal
- Tengkuk : Normal (Tidak ada kelainan)
- Dada : Normal (Tidak ada kelainan)
- Jantung : Dalam batas normal
- Genetalia : Tidak ada kelainan pada genetalia
- Ekstremitas : Tidak ada kelainan
- Kulit : Banyak bintik merah pada kulit (rash)
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pada pemeriksaan darah didapatkan jumlah leukosit normal atau
meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri. Pemeriksaan antibodi
IgM merupakan cara tercepat untuk memastikan adanya infeksi campak
akut. Karena IgM mungkin belum dapat dideteksi pada 2 hari pertama
munculnya rash, maka untuk mengambil darah pemeriksaan IgM dilakukan
pada hari ketiga untuk menghindari adanya false negative. Titer IgM mulai
sulit diukur pada 4 minggu setelah muncul rash.

Sedangkan IgG antibodi dapat dideteksi 4 hari setelah rash muncul,


terbanyak IgG dapat dideteksi 1 minggu setelah onset sampai 3 minggu
setelah onset. IgG masih dapat ditemukan sampai beberapa tahun kemudian.
Virus measles dapat diisolasi dari urine, nasofaringeal aspirat, darah yang
diberi heparin, dan swab tenggorok selama masa prodromal sampai 24 jam
setelah timbul bercak-bercak. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-
kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.

H. Penatalaksanaan Medis
Kecuali tindakan pendukung umum, tidak ada terapi terbaru bagi
pasien yang tidak mengalami komplikasi. Walaupun ribavirin menghambat
replikasi virus campak invitro, tidak terlihat hasil yang nyata pada
pemberian invivo. Penggunaan antipiretik yang bijaksana untuk demam
tinggi dan obat penekan batuk mungkin bermanfaat secara simptomatik.
Pemberian pengobatan yang lebih spesifik seperti pemberian anti mikroba
yang tepat harus digunakan untuk mengobati komplikasi infeksi bakteri
sekunder.

Oleh karena campak jelas menurunkan cadangan vitamin A, yang


menimbulkan tingginya insiden xeroftalmia dan ulkus kornea pada anak
yang kurang gizi, WHO menganjurkan supplement vitamin A dosis tinggi
di semua daerah dengan defisiensi vitamin A. supplement vitamin A juga
telah memperlihatkan penurunan frekuensi dan keparahan pneumonia dan
laringotrakeobronkitis akibat kerusakan virus campak pada epitel traktus
respiraturius bersilia. Pada bayi usia di bawah 1 tahun diberi vitamin A
sebanyak 100.000 IU dan untuk pasien lebih tua diberikan 200.000 IU.
Dosis ini diberikan segera setelah diketahui terserang campak. Dosis kedua
diberikan hari berikutnya, bila terlihat tanda kekurangan vitamin A dimata
dan diulangi 1 sampai 4 minggu kemudian.
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN
DATA KEPERAWATAN

BIODATA
Nama : An. G
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 5 thn
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : -
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : Belum sekolah
Alamat : Jln Arjuna Gn. polisi Rt.70 No.26
Tanggal MRS : 27-03/2017
Tanggal Pengkajian : 27-03/2017

RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit :
Demam sejak 3 hari yang lalu

2. Riwayat Penyakit Sekarang :


Demam sejak 3 hari yang lalu, lemas, seluruh tubuh merah-merah terutama dada
dan perut

3. Riwayat Penyakit yang Lalu :


Sebelumnya pasien tidak pernah dirawat karena penyakit apapun

4. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Menurut keluarga ( Ibu dan ayah ) tidak ada keluarga yang menderita sakit
campak

POLA AKTIVITAS SEHARI


POLA TIDUR/ISTIRAHAT
1. Waktu Tidur : ± 8 jam

2. Waktu Bangun : ± 16 jam

3. Masalah Tidur : pasien tidak mempunyai masalah tidur

4. Hal-Hal yang Mempermudah Tidur : keadaan tenang


5. Hal-Hal yang Mempermudah Pasien Terbangun : suara berisik

POLA ELIMINASI
1. BAB : 1 kali sehari

2. BAK : 3-4 kali sehari

3. Kesulitan BAB/BAK : pasien tidak mempunyai kesulitan BAB/BAK

4. Upaya/cara mengatasi masalah tersebut : -

POLA MAKAN MINUM


1. Jumlah dan Jenis Makanan : 3 kali sehari

2. Waktu Pemberian Makan : pagi, siang, malam

3. Jumlah dan Jenis Cairan : ± 2000 ml, susu dan air putih

4. Waktu Pemberian Cairan : pagi, siang, malam, dan ketika haus

5. Pantangan : pasien tidak mempunyai pantangan


makan dan
Minuman apapun

6. Masalah Makan dan Minum :


a. Kesulitan Mengunyah : tidak ada
b. Kesulitan Menelan : tidak ada
c. Mual dan Muntah : ada
d. Tidak Dapat Makan Sendiri : pasien dapat makan sendiri

7. Upaya Mengatasi Masalah Sendiri : -


KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE
1. Pemeliharaan Badan : Badan pasien terlihat bersih

2. Pemeliharaan Gigi dan Mulut :


a. Gigi : Tidak ada carises gigi
b. Mulut : Tidak ada bau mulut, tidak ada karang gigi

3. Pemeliharaan Kuku : Tidak nampak kotoran pada kuku

DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komunikasi :
Sangat baik,pasien selalu menjawab pertanyaan sesuai dengan yg ditanyakan

B. Orang yang Paling Dekat dengan Klien :


Orang tua pasien

C. Rekreasi
Hobby : tidak terkaji
Penggunaan Waktu Senggang : tidak terkaji

D. Dampak dan Riwayat di RS:


Pasien tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasanya saat ia berada di rumah.

E. Hubungan dengan Orang Lain/Interaksi Sosial :


interaksi pasien dengan orang lain cukup baik

F. Keluarga yang Bisa dihubungi Bila diperlukan :


Orang tua pasien
DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah :
Tidak terkaji

B. Keyakinan Terhadap Sehat/Sakit :


Pasien kurang memahami penyait yang dideritanya

C. Keyakinan Terhadap Penyembuhan :


Tidak terkaji

PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum/Keadaan Umum : sedang

B. Tanda-Tanda Vital :
Suhu Tubuh :38’5ºC Nadi :20 x/i
Tekanan darah :- Respirasi :24 x/i
Tinggi Badan :- Berat Badan :13 Kg

C. Pemeriksaan Kepala dan Leher :


1. Kepala dan Rambut :
a. Bentuk Kepala : bulat simetris
Ubun-Ubun : tidak terkaji
Kulit : tidak ada lesi

b. Rambut :
Penyebaran dan Keadaan Rambut : Merata
Warna : Hitam

c. Wajah : simetris
Warna Kulit : sawo matang
Struktur Wajah : tidak terkaji

2. Mata :
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan : simetris, tidak ada kelainan

b. Kelopak Mata (Palpebra) : tidak terkaji

c. Konjungtiva dan Sclera : tidak terkaji

d. Pupil : tidak terkaji


e. Kornea dan Iris : tidak terkaji

f. Ketajaman Penglihatan/Visus : tidak terkaji

g. Tekanan Bola Mata : tidak terkaji

3. Hidung :
a. Tulang Hidung dan Septum Nasi : tidak terkaji

b. Lubang Hidung : tidak ada sekret, tidak ada pembengkakan

c. Cuping Hidung : tidak terkaji

4. Telinga :
a. Bentuk Telinga : simetris
Ukuran Telinga : normal
Ketegangan Telinga : elastis

b. Lubang Telinga : tidak kotor

c. Ketajaman Pendengaran : pasien dapat mendengar ketika dipanggil


namanya

5. Mulut dan Faring :


a. Keadaan Bibir : bersih

b. Keadaan Gigi dan Gusi : tidak terkaji

c. Keadaan Lidah : tidak terkaji

d. Orofarings : tidak terkaji

6. Leher :
a. Posisi Tracea : tidak terkaji

b. Tiroid : tidak terkaji

c. Suara : tidak terkaji

d. Kelenjar Limfe : tidak terkaji

e. Vena Jugularis : tidak terkaji


f. Denyut Nadi Carotis : tidak terkaji

D. Pemeriksaan Integumen (Kulit)


a. Kebersihan : Bersih
b. Kehangatan : Hangat
c. Warna : Sawo matang
d. Tekstur : Kasar
e. Kelembaban : Kering
f. Kelainan Pada Kulit : Tidak ada kelainan pada kulit pasien
g. Turgor Kulit : Tidak terkaji

E. Pemeriksaan Thoraks/Dada
1. Inspeksi Thoraks
a. Bentuk : tidak terkaji

b. Pernafasan : normal
Frekuensi : 20 x/i
Irama : tidak terkaji
Kedalaman : tidak terkaji

c. Tanda-Tanda Kesulitan Bernafas : pasien tidak mempunyai kesulitan


bernafas

2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi Getaran Suara (Vokal Fremitus) : tidak terkaji

b. Perkusi : tidak terkaji

c. Auskultasi : tidak terkaji


Suara Napas : tidak terkaji
Suara Ucapan : tidak terkaji
Suara Tambahan : tidak terkaji

3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi : tidak terkaji
Pulsasi : tidak terkaji
Ictus Cordis : tidak terkaji
b. Perkusi : tidak terkaji
Batas-Batas Jantung : tidak terkaji

c. Auskultasi : tidak terkaji


Bunyi Jantung I : terdengar lup

Bunyi Jantung II : terdengar bup

Bunyi Jantung Tambahan : tidak terkaji

Bising/Murmur : tidak terkaji

Frekuensi Denyut Jantung : 120 x/menit

F. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi : tidak terkaji
Bentuk Abdomen : cembung

Benjolan Massa : tidak terkaji

Bayangan Pembuluh Darah Abdomen : tidak terkaji

b. Auskultasi : tidak terkaji


Peristaltik Usus : 3 x/menit

c. Palpasi : tidak terkaji


Tanda Nyeri Tekan : tidak ada nyeri tekan

Benjolan/Massa : tidak ada benjolan

Tanda-Tanda Acites : tidak ada acites

Hepar : tidak ada pembesaran hepar

Lien : tidak ada pembesaran lien

Titik McBurney : tidak ada nyeri tekan

d. Perkusi : tifdak terkaji


Suara Abdomen : tidak terkaji
Pemeriksaan Acites : tidak terkaji
G. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
1. Genetalia
a. Rambut Pubis : tidak terkaji

b. Meathus Uretra : tidak terkaji

c. Kelainan-Kelainan pada Genetalia Eksterna dan Daerah Inguinal: tidak


terkaji

2. Anus dan Perineum


a. Lubang Anus : tidak terkaji

b. Kelainan pada Anus : tidak terkaji

c. Perineum : tidak terkaji

H. Pemeriksaan Muskuloskeletal (Ekstremitas)


a. Kesimetrisan Otot : tidak terkaji

b. Pemeriksaan Oedem : tidak terkaji

c. Kekuatan Otot : tidak terkaji

d. Kelainan-Kelainan pada Ekstremitas dan Kuku : tidak terkaji

I. Pemeriksaan Neurologi
a. Tingkat Kesadaran (GCS) : 15

b. Tanda-Tanda Rangsangan Otak : tidak terkaji

c. Syaraf Otak (Nervus Cranialis) : tidak terkaji

d. Fungsi Motorik : fungsi motorik pasien normal

e. Fungsi Sensorik : fungsi sensorik pasien normal

f. Reflek : tidak terkaji


Reflek Fisiologis : tidak terkaji
Reflek Patologis : tidak terkaji
J. Pemeriksaan Status Mental :
a. Kondisi Emosi/Perasaan : tidak terkaji

b. Orientasi : tidak terkaji

c. Proses Berpikir (Ingatan, Atensi, Keputusan, Perhitungan) : tidak terkaji

d. Motivasi (Kemauan) : tidak terkaji

e. Persepsi : tidak terkaji

f. Bahasa : tidak terkaji

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : observasi febris hari ke 3 + morbili
B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Medis :
1. Laboratorium :
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Nama pasien: an gendis Tanggal: 27 maret 2017

Umur: 5 thn Jam pemeriksaan: 17.30 WITA

Dokter: dr.anna haryanti Ruang: UGD

HEMATOLOGI

PARAMETER HASIL SATUAN NILAI


NORMAL

Hemoglobin 13.4 Gr/dl 14-18 (L) 12-


14 (P)

Erytrosit 4.99 Juta/mm3 4.5-5,5(L)


4,5-50(P)

Leukosit 7.900 /mm3 5000-10000

Thrombosit 322.000 /mm3 150000-


400000

Hematokrit 38 Vol % 42-54(L)


(P)35-38

Laju endap darah Mm 10(L) 1-20(P)


Diff Count :

Eosinofil,Basofil,Monosit 6.9 % 0,6

Neutrofil 67.2 % 40-60

Lymposit 25.9 % 20-45

2. Rontgen :

3. ECG :
4. USG :

5. Lain-lain :

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS= Pasien mengatakan badanya panas Proses Peningkatan


infeksi virus suhu tubuh
DO= - badan pasien terlihat memerah
morbili
- Bibir pasien terlihat kering
- Pasien tampak gelisah
- TTV
N/S :120/39’7

RR :24 x/i

2 DS : Pasien mengatakan gatal di seluruh Peningkatan Gatal diseluruh


tubuh suhu tubuh tubuh

DO : badan pasien terlihat bintik bintik


merah

3 DS : Pasien mengatakan muntah 3x Kurangnya Perubahan nutrisi


dalam sehari Nutrisi kurang dari
kebutuhan
DO : muntah pasien berupa cairan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi virus


morbili

2. Gatal diseluruh tubuh berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


kurangnya Nutrisi
INTERVENSI

TGL NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD


DX KEPERAWATAN KRITERIA

21/03/17 1 Peningkatan suhu Setelah dilakukan 1. Mempertahankan 1. untuk mencegah


tubuh berhubungan tindakan kuku anak tetap terjadinya luka pada
dengan proses infeksi
keperawatan pendek, saat anak menggaruk
virus morbili
selama 1 x 24 jam menjelaskan kepada
bintik-bintik anak untuk tidak
merah pada kulit menggaruk rash
akan hilang. 2. Berikan obat 2. Agar tidak merasakan
antipruritus topikal, gatal dan sakit pada
Kriteria hasil : dan anestesi topikal kulit pasien
· - Pasien tidak 3. Mandikan klien 3. Untuk mencegah
merasakan gatal dengan infeksi Untuk
dan nyaman menggunakan sabun mencegah terjadinya
dengan yang tidak perih luka pada saat anak
keadaannya menggaruk
· - Rash pada kulit
berkurang
4. Kolaborasi: 4. Agar tidak merasakan

-Pemberian gatal dan sakit pada

antihistamin kulit

21/03/17 2 Gatal diseluruh tubuh Setelah dilakukan 1. Berikan banyak 1. untuk mengkompensasi
berhubungan dengan asuhan minum (sari buah- adanya peningkatan suhu
peningkatan suhu
keperawatan 1 x buahan, sirup yang tubuh dan merangsang
tubuh
24 jam tidak memakai es). nafsu makan
diharapakan 2. Berikan susu porsi 2. untuk memenuhi
pasien sedikit tetapi sering kebutuhan nutrisi melalui
menunjukkan (susu dibuat encer cairan bernutrisi.
peningkatan nafsu dan tidak terlalu
makan dengan. manis.
3. Berikan makanan 3. Untuk memudahkan
Kriteria Hasil :
lunak, misalnya mencerna makanan dan
· - BB meningkat bubur yang memakai meningkatkan asupan
· - Nafsu makan kuah, dengan porsi makanan.
meningkat. sedikir tetapi dengan
kuantitas yang
sering.
21/03/17 3 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan 1. Libatkan keluarga 1. Agar keluarga lebih
kurang dari askep selama 1 x dalam perawatan serta kooperatif dalam terapi
kebutuhan
24 jam diharapkan ajari cara menurunkan
berhubungan dengan
kurangnya Nutrisi suhu badan pasien suhu tubuh
berkurang 2. Berikan kompres 2. untuk membantu dalam

Kriteria hasil hangat. penurunan suhu tubuh


pada pasien.
-Suhu tubuh 36,5
3. Pantau suhu 3. suhu ruangan / jumlah
– 37,50 C
lingkungan, batasi / selimut harus diubah
- Nadi normal tambahkan linen tempat untuk mempertahankan
- Badan tidak tidur sesuai indikasi. keadaan pasien
terasa panas 4. Monitor perubahan 4. untuk mengetahui dan
- Akral Normal suhu tubuh merencanakan
intervensi selanjutnya
IMPLEMENTASI

NO TGL/JAM NO IMPLEMENTASI TD
DX

1 27/03/2017 1

09.00 1. Mempertahankan kuku anak tetap pendek,


menjelaskan kepada anak untuk tidak menggaruk
rasa gatal

10.00 2. Memberikan obat antipruritus topikal, dan anestesi


topikal

2
1. Memberikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup
09.20
yang tidak memakai es)
12.30 2. Memberikan susu porsi sedikit tetapi sering (susu
-

dibuat encer dan tidak terlalu manis, dan berikan susu


tersebut dalam keadaan yang hangat ketika diminum).
12.10 3. Memberikan makanan lunak, misalnya bubur yang
memakai kuah, sup atau bubur santan memakai gula
dengan porsi sedikir tetapi dengan kuantitas yang
sering.

3
1. Melibatkan keluarga dalam perawatan serta ajari cara
15.00
menurunkan suhu tubuh
15.15 2. Memberikan kompres hangat.

16.00
4. Monitor perubahan suhu tubuh

28/03/2017 1
06.00 1. Memberikan obat antipruritus topikal, dan anestesi
-

topikal
10.00
2. Memberikan antihistamin

2
1. Memberikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup
08.00
yang tidak memakai es).
14.00 2. Memberikan susu porsi sedikit tetapi sering (susu
dibuat encer dan tidak terlalu manis, dan berikan susu
tersebut dalam keadaan yang hangat ketika diminum).
12.00 3. Memberikan makanan lunak, misalnya bubur yang
memakai kuah, sup atau bubur santan memakai gula
dengan porsi sedikir tetapi dengan kuantitas yang
sering.
3
1. Melibatkan keluarga dalam perawatan serta ajari cara
15.20
menurunkan suhu tubuh
16.00 3. Pantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan linen
tempat tidur sesuai indikasi

4. Monitor perubahan suhu tubuh


15.30

29/03/2017 1

12.00
1. Memberikan antihistamin

2
1. Memberikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup
09.00
yang tidak memakai es).
13.00 2. -Memberikan susu porsi sedikit tetapi sering (susu
dibuat encer dan tidak terlalu manis, dan berikan susu
tersebut dalam keadaan yang hangat ketika diminum).
12.00 3. Memberikan makanan lunak, misalnya bubur yang
memakai kuah, sup atau bubur santan memakai gula
dengan porsi sedikir tetapi dengan kuantitas yang
sering.

3
1. Monitor perubahan suhu tubuh
12.00
EVALUASI

DX 27/03/17 28/03/17 29/03/17

1 S: Pasien mengatakan kulitnya terasa S: pasien mengatakan rasa gatalnya S: pasien mengatakan kulitnya sudah tidak
gatal masih ada gatal

O: pasien terlihat menggaruk kulitnya O: pasien terkadang terlihat menggaruk O: pasien terlihat sudah tidak menggaruk
kulitnya kulitnya
A : A: Masalah belum teratasi
A : Masalah belum teratasi A : A: Masalah belum teratasi
P : lanjutkan Intervensi
P : lanjutkan intervensi P: hentikan intervensi

2 S: pasien mengatakan mulutnya pahit S: pasien mengatakan mulutnya sudah S: pasien mengatakan mulutnya sudah
bila makan tidak terlalu pahit bila makan tidak pahit pada saat makan

O : O : pasien terlihat tidak mau makan O : O : nafsu makan pasin terlihat meningkat O: pasien terlihat menghabiskan makanan
yang diberikan
A : A: Masalah belum teratasi A : A: Masalah belum teratasi
A : A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan Intervensi P: lanjutkan intervensi
P: hentikan intervensi
3 S: pasien mengatakan badannya terasa S: pasien mengatakan badannya S: pasien mengatakan badannya sudah tak
panas kedinginan terasa panas lagi

O: badan pasien terlihat merah O: pasien terlihat menggigil O: suhu tubuh pasien normal

A: Masalah belum teratasi A: masalah belum teratasi S: 36’5ºC

P: lanjutkan intervensi P: lanjutkan intervensi A: masalah teratasi sebagian

P: hentikan intervensi
BAB IV

PENUTUP
Kesimpulan
Pengobatan campak dilakukan dengan mengobati gejala yang timbul. Demam
yang terjadi akan ditangani dengan obat penurun demam. Jika anak mengalami diare
maka diberi obat untuk mengatasi diarenya. Batuk akan diatasi dengan mengobati
batuknya. Dokter pun akan menyiapkan obat antikejang bila anak punya bakat kejang.
Intinya, segala gejala yang muncul harus diobati karena jika tidak, maka campak
bisa berbahaya. Dampaknya bisa bermacam-macam, bahkan bisa terjadi komplikasi.
Perlu diketahui, penyakit campak dikategorikan sebagai penyakit campak ringan dan
yang berat. Disebut ringan, bila setelah 1-2 hari pengobatan, gejala-gejala yang timbul
membaik. Disebut berat bila pengobatan yang diberikan sudah tak mempan karena
mungkin sudah ada komplikasi.
Komplikasi dapat terjadi karena virus campak menyebar melalui aliran darah ke
jaringan tubuh lainnya. Yang paling sering menimbulkan kematian pada anak adalah
kompilkasi radang paru-paru (broncho pneumonia) dan radang otak (ensefalitis).
Komplikasi ini bisa terjadi cepat selama berlangsung penyakitnya.
Gejala ensefalitis yaitu kejang satu kali atau berulang, kesadaran anak menurun, dan
panasnya susah turun karena sudah terjadi infeksi “tumpangan” yang sampai ke otak.
Lain halnya, komplikasi radang paru-paru ditandai dengan batuk berdahak, pilek, dan
sesak napas. Jadi, kematian yang ditimbulkan biasanya bukan karena penyakit campak
itu sendiri, melainkan karena komplikasi. Umumnya campak yang berat terjadi pada anak
yang kurang gizi.
Saran
Penyakit Campak dapat dicegah dengan melakukan pemberian imunisasi pada anak
yang masih bayi.
1. Imunusasi aktif
Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan vaksin campak hidup yang telah
dilemahkan. Vaksin hidup yang pertama kali digunakan adalah Strain Edmonston
B. Pelemahan berikutnya dari Strain Edmonston B. Tersbut membawa
perkembangan dan pemakaian Strain Schwartz dan Moraten secara luas. Vaksin
tersebut diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung
lama.
Pada penyelidikan serulogis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai mengurang
8-10 tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan agar vaksinasi campak rutin tidak dapat
dilakukan sebelum bayi berusia 15 bulan karena sebelum umur 15 bulan
diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada
antibodi dari ibu. Pada suatu komunitas dimana campak terdapat secara endemis,
imunisasi dapat diberikan ketika bayi berusia 12 bulan.

2. Imunusasi pasif
Imunusasi pasif dengan serum oarng dewasa yang dikumpulkan, serum stadium
penyembuhan yang dikumpulkan, globulin placenta (gama globulin plasma) yang
dikumpulkan dapat memberikan hasil yang efektif untuk pencegahan atau
melemahkan campak. Campak dapat dicegah dengan serum imunoglobulin dengan
dosis 0,25 ml/kg BB secara IM dan diberikan selama 5 hari setelah pemaparan atau
sesegera mungkin.
Terdapat indikasi pemberian obat sedatif, antipiretik untuk mengatasi demam
tinggi. Istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat. Mungkin
diperlukan humidikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk mengganggu
dan lebih baik mempertahanakan suhu ruangan yang hangat.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa : Yasmin


Asih, Editor : Tim Editor EGC Edisi 26. Jakarta: EGC

Doengoes Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai