(PKL)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
AN. G DENGAN MORBILI
DI
RS BHAYANGKARA
OLEH :
LEMBAR PENGESAHAN
Balikpapan,…………………2017
Guru
Pembimbing
_________
_________
LAPORAN AKHIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
TAHUN PELAJARAN 2016-2017
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji Kaprodi
_________________ ______________
Ketua Sekretaris
Mengetahui :
Kepala SMK Kesehatan Airlangga Balikpapan
Maksud dan tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai pemenuhan tugas
yang dimaksudkan untuk memenuhi nilai dan kelengkapan bukti kerja.
Karena bantuan dari berbagai pihak baik berupa moral maupun materi yang
mendorong semangat penulis sehingga laporan ini terwujud dengan tepat waktu.
Laporan ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih yang setulusnya
kepada :
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi
penulisan maupun dari isi laporan. Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
SAMPUL LUAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 42
B. Saran-saran............................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PRAKERIN
Praktek Kerja Industri merupakan suatu kegiatan pangalaman belajar bagi
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dalam memberikan pelayanan
dasar keperawatan bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan. Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan dengan bidang studi keahlian kesehatan, kompetensi
keperawatan mengikuti KTSP yang bertujuan memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan yang terampil.
Pengalaman praktek kerja industri membantu peserta didik mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh di kelas pada situasi nyata
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi saat ini.
Sehingga Saya sebagai Siswi dapat mengikuti praktek kerja industry dengan baik
dan sesuai dengan KTSP serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
saat ini.
B. Tujuan PRAKERIN
Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan praktek kerja industri, Saya diharapkan mampu
memberikan pelayanan dasar keperawatan secara komprehensif dan mampu
melakukan komunokasi terapeutikpada klien dan keluarga.
Tujuan Khusus
Setelah melaksanakn praktek kerja industry saya diharapkan dapat
membantu dalam pelaksanaan :
a. Pencegahan Infeksi
o Memcuci tangan
o Perlindungan diri
d. Pemberian Obat
o Menjelaskan cara-cara pemberian obat pada pasien.
o Melakukan pemberian obat kepada pasien sesuai dengan resep
dokter (Oral, supositoria) dan intravena serta intramuskuler dengan
pengawasan pembimbing klinik.
LANDASAN TEORI
VISI :
MISI :
MOTO :
B. Klarifikasi Kasus
Penyakit campak terdiri dari 3 stadium,yaitu:
1. StadiumKataral(prodormal)
2. Stadium Erupsi
3. Stadium konvalesensi
H. Penatalaksanaan Medis
Kecuali tindakan pendukung umum, tidak ada terapi terbaru bagi
pasien yang tidak mengalami komplikasi. Walaupun ribavirin menghambat
replikasi virus campak invitro, tidak terlihat hasil yang nyata pada
pemberian invivo. Penggunaan antipiretik yang bijaksana untuk demam
tinggi dan obat penekan batuk mungkin bermanfaat secara simptomatik.
Pemberian pengobatan yang lebih spesifik seperti pemberian anti mikroba
yang tepat harus digunakan untuk mengobati komplikasi infeksi bakteri
sekunder.
FORMAT PENGKAJIAN
DATA KEPERAWATAN
BIODATA
Nama : An. G
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 5 thn
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : -
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : Belum sekolah
Alamat : Jln Arjuna Gn. polisi Rt.70 No.26
Tanggal MRS : 27-03/2017
Tanggal Pengkajian : 27-03/2017
RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit :
Demam sejak 3 hari yang lalu
POLA ELIMINASI
1. BAB : 1 kali sehari
3. Jumlah dan Jenis Cairan : ± 2000 ml, susu dan air putih
DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komunikasi :
Sangat baik,pasien selalu menjawab pertanyaan sesuai dengan yg ditanyakan
C. Rekreasi
Hobby : tidak terkaji
Penggunaan Waktu Senggang : tidak terkaji
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum/Keadaan Umum : sedang
B. Tanda-Tanda Vital :
Suhu Tubuh :38’5ºC Nadi :20 x/i
Tekanan darah :- Respirasi :24 x/i
Tinggi Badan :- Berat Badan :13 Kg
b. Rambut :
Penyebaran dan Keadaan Rambut : Merata
Warna : Hitam
c. Wajah : simetris
Warna Kulit : sawo matang
Struktur Wajah : tidak terkaji
2. Mata :
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan : simetris, tidak ada kelainan
3. Hidung :
a. Tulang Hidung dan Septum Nasi : tidak terkaji
4. Telinga :
a. Bentuk Telinga : simetris
Ukuran Telinga : normal
Ketegangan Telinga : elastis
6. Leher :
a. Posisi Tracea : tidak terkaji
E. Pemeriksaan Thoraks/Dada
1. Inspeksi Thoraks
a. Bentuk : tidak terkaji
b. Pernafasan : normal
Frekuensi : 20 x/i
Irama : tidak terkaji
Kedalaman : tidak terkaji
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi Getaran Suara (Vokal Fremitus) : tidak terkaji
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi : tidak terkaji
Pulsasi : tidak terkaji
Ictus Cordis : tidak terkaji
b. Perkusi : tidak terkaji
Batas-Batas Jantung : tidak terkaji
F. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi : tidak terkaji
Bentuk Abdomen : cembung
I. Pemeriksaan Neurologi
a. Tingkat Kesadaran (GCS) : 15
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : observasi febris hari ke 3 + morbili
B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Medis :
1. Laboratorium :
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
HEMATOLOGI
2. Rontgen :
3. ECG :
4. USG :
5. Lain-lain :
ANALISA DATA
RR :24 x/i
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
antihistamin kulit
21/03/17 2 Gatal diseluruh tubuh Setelah dilakukan 1. Berikan banyak 1. untuk mengkompensasi
berhubungan dengan asuhan minum (sari buah- adanya peningkatan suhu
peningkatan suhu
keperawatan 1 x buahan, sirup yang tubuh dan merangsang
tubuh
24 jam tidak memakai es). nafsu makan
diharapakan 2. Berikan susu porsi 2. untuk memenuhi
pasien sedikit tetapi sering kebutuhan nutrisi melalui
menunjukkan (susu dibuat encer cairan bernutrisi.
peningkatan nafsu dan tidak terlalu
makan dengan. manis.
3. Berikan makanan 3. Untuk memudahkan
Kriteria Hasil :
lunak, misalnya mencerna makanan dan
· - BB meningkat bubur yang memakai meningkatkan asupan
· - Nafsu makan kuah, dengan porsi makanan.
meningkat. sedikir tetapi dengan
kuantitas yang
sering.
21/03/17 3 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan 1. Libatkan keluarga 1. Agar keluarga lebih
kurang dari askep selama 1 x dalam perawatan serta kooperatif dalam terapi
kebutuhan
24 jam diharapkan ajari cara menurunkan
berhubungan dengan
kurangnya Nutrisi suhu badan pasien suhu tubuh
berkurang 2. Berikan kompres 2. untuk membantu dalam
NO TGL/JAM NO IMPLEMENTASI TD
DX
1 27/03/2017 1
2
1. Memberikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup
09.20
yang tidak memakai es)
12.30 2. Memberikan susu porsi sedikit tetapi sering (susu
-
3
1. Melibatkan keluarga dalam perawatan serta ajari cara
15.00
menurunkan suhu tubuh
15.15 2. Memberikan kompres hangat.
16.00
4. Monitor perubahan suhu tubuh
28/03/2017 1
06.00 1. Memberikan obat antipruritus topikal, dan anestesi
-
topikal
10.00
2. Memberikan antihistamin
2
1. Memberikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup
08.00
yang tidak memakai es).
14.00 2. Memberikan susu porsi sedikit tetapi sering (susu
dibuat encer dan tidak terlalu manis, dan berikan susu
tersebut dalam keadaan yang hangat ketika diminum).
12.00 3. Memberikan makanan lunak, misalnya bubur yang
memakai kuah, sup atau bubur santan memakai gula
dengan porsi sedikir tetapi dengan kuantitas yang
sering.
3
1. Melibatkan keluarga dalam perawatan serta ajari cara
15.20
menurunkan suhu tubuh
16.00 3. Pantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan linen
tempat tidur sesuai indikasi
29/03/2017 1
12.00
1. Memberikan antihistamin
2
1. Memberikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup
09.00
yang tidak memakai es).
13.00 2. -Memberikan susu porsi sedikit tetapi sering (susu
dibuat encer dan tidak terlalu manis, dan berikan susu
tersebut dalam keadaan yang hangat ketika diminum).
12.00 3. Memberikan makanan lunak, misalnya bubur yang
memakai kuah, sup atau bubur santan memakai gula
dengan porsi sedikir tetapi dengan kuantitas yang
sering.
3
1. Monitor perubahan suhu tubuh
12.00
EVALUASI
1 S: Pasien mengatakan kulitnya terasa S: pasien mengatakan rasa gatalnya S: pasien mengatakan kulitnya sudah tidak
gatal masih ada gatal
O: pasien terlihat menggaruk kulitnya O: pasien terkadang terlihat menggaruk O: pasien terlihat sudah tidak menggaruk
kulitnya kulitnya
A : A: Masalah belum teratasi
A : Masalah belum teratasi A : A: Masalah belum teratasi
P : lanjutkan Intervensi
P : lanjutkan intervensi P: hentikan intervensi
2 S: pasien mengatakan mulutnya pahit S: pasien mengatakan mulutnya sudah S: pasien mengatakan mulutnya sudah
bila makan tidak terlalu pahit bila makan tidak pahit pada saat makan
O : O : pasien terlihat tidak mau makan O : O : nafsu makan pasin terlihat meningkat O: pasien terlihat menghabiskan makanan
yang diberikan
A : A: Masalah belum teratasi A : A: Masalah belum teratasi
A : A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan Intervensi P: lanjutkan intervensi
P: hentikan intervensi
3 S: pasien mengatakan badannya terasa S: pasien mengatakan badannya S: pasien mengatakan badannya sudah tak
panas kedinginan terasa panas lagi
O: badan pasien terlihat merah O: pasien terlihat menggigil O: suhu tubuh pasien normal
P: hentikan intervensi
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pengobatan campak dilakukan dengan mengobati gejala yang timbul. Demam
yang terjadi akan ditangani dengan obat penurun demam. Jika anak mengalami diare
maka diberi obat untuk mengatasi diarenya. Batuk akan diatasi dengan mengobati
batuknya. Dokter pun akan menyiapkan obat antikejang bila anak punya bakat kejang.
Intinya, segala gejala yang muncul harus diobati karena jika tidak, maka campak
bisa berbahaya. Dampaknya bisa bermacam-macam, bahkan bisa terjadi komplikasi.
Perlu diketahui, penyakit campak dikategorikan sebagai penyakit campak ringan dan
yang berat. Disebut ringan, bila setelah 1-2 hari pengobatan, gejala-gejala yang timbul
membaik. Disebut berat bila pengobatan yang diberikan sudah tak mempan karena
mungkin sudah ada komplikasi.
Komplikasi dapat terjadi karena virus campak menyebar melalui aliran darah ke
jaringan tubuh lainnya. Yang paling sering menimbulkan kematian pada anak adalah
kompilkasi radang paru-paru (broncho pneumonia) dan radang otak (ensefalitis).
Komplikasi ini bisa terjadi cepat selama berlangsung penyakitnya.
Gejala ensefalitis yaitu kejang satu kali atau berulang, kesadaran anak menurun, dan
panasnya susah turun karena sudah terjadi infeksi “tumpangan” yang sampai ke otak.
Lain halnya, komplikasi radang paru-paru ditandai dengan batuk berdahak, pilek, dan
sesak napas. Jadi, kematian yang ditimbulkan biasanya bukan karena penyakit campak
itu sendiri, melainkan karena komplikasi. Umumnya campak yang berat terjadi pada anak
yang kurang gizi.
Saran
Penyakit Campak dapat dicegah dengan melakukan pemberian imunisasi pada anak
yang masih bayi.
1. Imunusasi aktif
Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan vaksin campak hidup yang telah
dilemahkan. Vaksin hidup yang pertama kali digunakan adalah Strain Edmonston
B. Pelemahan berikutnya dari Strain Edmonston B. Tersbut membawa
perkembangan dan pemakaian Strain Schwartz dan Moraten secara luas. Vaksin
tersebut diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung
lama.
Pada penyelidikan serulogis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai mengurang
8-10 tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan agar vaksinasi campak rutin tidak dapat
dilakukan sebelum bayi berusia 15 bulan karena sebelum umur 15 bulan
diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada
antibodi dari ibu. Pada suatu komunitas dimana campak terdapat secara endemis,
imunisasi dapat diberikan ketika bayi berusia 12 bulan.
2. Imunusasi pasif
Imunusasi pasif dengan serum oarng dewasa yang dikumpulkan, serum stadium
penyembuhan yang dikumpulkan, globulin placenta (gama globulin plasma) yang
dikumpulkan dapat memberikan hasil yang efektif untuk pencegahan atau
melemahkan campak. Campak dapat dicegah dengan serum imunoglobulin dengan
dosis 0,25 ml/kg BB secara IM dan diberikan selama 5 hari setelah pemaparan atau
sesegera mungkin.
Terdapat indikasi pemberian obat sedatif, antipiretik untuk mengatasi demam
tinggi. Istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat. Mungkin
diperlukan humidikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk mengganggu
dan lebih baik mempertahanakan suhu ruangan yang hangat.
DAFTAR PUSTAKA