Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

EKSPOSI PROSESSUS MASTOIDEUS


Instruktur Pembimbing : Muhammad Rizqi, SST

Disusun oleh :

Akram Sujana
1A
P21140218004

Jurusan DIII Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi


Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI . ................................................................................................ 1
BAB I TEORI DAN INDIKASI PROSESSUS MASTOIDEUS . ............ 2
1.1 Anatomi Fisiologi Prosessus Mastoideus ....................................... 2
1.2 Indikasi pada Prosessus Mastoideus. ................................................. 4
BAB II ALAT, BAHAN DAN TEKNIK RADIOGRAFI ..........................5
2.1 Alat dan Bahan ................................................................................ 5
2.2 Teknik Radiografi ......................................................................... 5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 7
3.1 Hasil Radiografi .............................................................................. 7
3.2 Pembahasan/ kriteria gambaran ...................................................... 7
BAB IV ANALISA DAN KESIMPULAN ................................................. 8
4.1 Analisa Gambaran .......................................................................... 8
4.2 Kesimpulan ..................................................................................... 8
BAB I
TEORI DAN INDIKASI PROSESSUS MASTOIDEUS

DASAR TEORI PROSESSUS MASTOID

ANATOMI :

Mastoid merupakan rongga berisi udara yang terdapat di dalam tulang temporal yang
berhubungan dengan nasofaring melalui tuba eustachius dan berhubungan dengan mastoid air
cell (rongga mastoid) melalui antrum timpanic (aditus ad antrum). Rongga timpanik dan
mastoid merupakan kelanjutan dari saluran pernafasan dan menjadi tempat yang mengalami
infeksi yang berasal dari saluran pernafasan melalui tuba eustachius (Zarra, 2010).

Gambar 2.1
Gambar 2.1. Anatomi Cranium Lateral (Bontrager, 2001)
Keterangan gambar :
1. Tulang Frontal 7. Tulang Occipital
2. Tulang Sphenoid 8. Tulang Temporal
3. Tulang Zygomatikum 9. Prosesus Mastoideus
4. Sutura Coronal 10. External acousticus meatus
5. Tulang Parietal 11. Prosesus Styloideus
6. Sutura Lambdoidal 12. Ramus Mandibula

Menurut Ballinger (2003), petrosum dan mastoid bersama-sama membentuk bagian


petromastoid (petromastoid portion). Bagian petromastoid ini terdiri dari :
a. Bagian Mastoid (mastoid portion)
Mastoid membentuk bagian bawah dan bagian belakang tulang temporal yang memanjang
menuju prosesus mastoideus yang berbentuk kerucut. Mastoid berartikulasi dengan tulang
parietal di batas atas sutura parietomastoid dan dengan tulang oksipital di batas belakang
sutura occipitomastoid, yang berdekatan dengan sutura lambdoidal. Prosesus mastoideus
memiliki ukuran yang bervariasi, tergantung pada pneumatisasi, namun ukuran pada laki-laki
lebih besar daripada perempuan.
b. Sel udara mastoid (mastoid air cells)
Sel udara mastoid terletak di bagian atas di depan prosesus mastoideus yang disebut antrum
mastoid. Sel udara ini memiliki ukuran yang cukup besar dan berhubungan dengan rongga
timpanik. Sesaat sebelum atau setelah lahir, sel-sel udara yang kecil mulai berkembang di
sekitar antrum mastoid dan terus meningkat dalam jumlah maupun ukuran sampai sekitar usia
pubertas. Jumlah dan ukuran dari sel udara sangat bervariasi.
c. Petrosum (petrous portion)
Bagian petrosum atau sering disebut petrous pyramid, merupakan tulang padat di cranium,
berbentuk kerucut atau piramida dan tebal. Bagian dari tulang temporal ini berisi organ
pendengaran dan keseimbangan. Dari dasar squama dan mastoid, petrosum terlihat di bagian
medial dan bagian depan antara greater wing dari tulang sphenoid dan tulang oksipital ke
badan tulang sphenoid yang terdapat di puncak artikulasi. Arteri karotis interna di karotis
kanalis memasuki bagian bawah petrosum, melewati atas koklea, kemudian melewati bagian
medial untuk keluar menuju petrous apex. Dekat petrous apex adalah foramen kasar yang
disebut foramen lacerum. Saluran karotis membuka foramen ini, dan di dalamnya berisi arteri
karotis interna. Di tengah bagian belakang petrosum terdapat internal acoustic meatus (IAM),
yang menyebarkan vestibulocochlear dan saraf wajah. Batas atas dari petrosum sering disebut
sebagai petrous ridge. Bagian atas ridge disebut top of ear attachment (TEA).
Indikasi Pemeriksaan :

Indikasi pemeriksaan yang sering diminta untuk membuat radiografi Mastoid ialah
Otitis Media Akut, Otitis Media Kronis, dan Masdoitis. Namun ada juga Otitis Media
Serosa dan Otitis Media Eksterna.
1. Matoiditis
ialah infeksi sinus mastoideus kepala yang terletak tepat dibelakang telinga.
Kondisi ini sering terjadi akibat penyebaran infeksi dari telinga tengah dan
dirasakan sebagai nyeri umum di daerah tersebut. Biasanya terjadi setelah otitis
media akut.
2. Otitis Media Akut (OMA)
ialah infeksi pada telinga bagian tengah yang disebabkan oleh bakteri atau virus
yang menyerang pada telinga bagian tengah. Penyakit ini biasanya merupakan
komplikasi infeksi saluran pernafasan atas, virus atau bakteri dari tenggorokan bias
sampai ke telinga tengah melalui tuba eustakius atau melalui aliran darah.
3. Otitis Media Kronis
infeksi menahun pada telinga tengah yang mengenai mukosa dan struktur telinga
luar. Otitis media kronis dapat terjadi jika otitis media akut sudah berjalan 8 minggu
tidak semuh dan malah lebih parah . OMK dibagi dua macam yaitu tipe benigna
dan tipe maligna.
Tipe benigna ialah proses keradangan terbatas pada mukosa telinga tengah dan
jarang menyebabkan komplikasi tipe ini adalah tipe aman.
Tipe maligna adalah tipe bahaya yaitu proses keradangan selain mengenai mukosa
juga mengenai tulang. Terjadi osteomelitis atau destruksi tulang atau kolesteatoma
, jenis ini cnderung megalami komplikasi.
4. Otitis Media
ialah infeksi virus atau bakteri yang menyebabkan radang telinga tengah. Kondisi
ini biasanya terjadi bersamaan dengan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).
Gejala termasuk sakit telinga , demam , mual tinggi , muntah dan diare. Selain itu
dapat menyebabkan gangguan pendengaran , kelumpuhan wajah dan meningitis
dapat terjadi.
5. Otitis Media Serosa
suatu kondisi dimana cairan berada di telinga tengah. Kondisi ini dapat disebabkan
oleh infeksi telinga atau kondisi lain dimana tabung pendengaran tidak dapat
mongering dengan baik. Kondisi ini paling umum terjadi pada anak – anak dan
terjadi dengan atau tanpa gejala.
6. Otitis Eksterna
peradangan pada bagian luar telinga yang mencakup hingga ke saluran
pendengaran.
BAB II
ALAT, BAHAN DAN TEKNIK RADIOGRAFI

2.1 ALAT DAN BAHAN :


 Pesawat Radiologi Shimadzu Kapasitas 500 mA
 Kaset ukuran 18 x 24 cm
 Film ukuran 18 x 24 cm
 Marker R / L
 Penggaris / alat ukur
 Phantom Kepala
 Label
 Angle Block
 Sand bag

2.2 TEKNIK RADIOGRAFI :


► Posisi Pasien :
► Pasien diposisikan Supine di atas meja pemeriksaan, dengan MSP tubuh
tepat pada Mid Line meja pemeriksaan.

► Posisi Objek :
► Kepala diposisikan dari posisi AP membentuk sudut 550 terhadap bidang film
ke arah objek yang tidak di foto.

► Posisikan Infra Orbito Meatal Line (IOML) tegak lurus dengan bidang film.

► Pastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepala

► Lakukan fiksasi bagian kepala dengan menggunakan spon dan sand bag agar
tidak terjadi pergerakan objek.

► Atur Central Ray membentuk sudut 10° ke arah caudal terhadap film tepat
dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan
penyinaran sesuai dengan besarnya objek.

► Atur Central Point pada daerah 2,5 cm superior dari ujung processus
mastoideus dengan memposisikannya tepat dipertengahan bidang film.

► Atur faktor ekposi KV : 66 dan mAs : 16


► Jika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan faktor eksposi yang telah
disesuaikan untuk pemotretan kepala posisi AP.

► Lakukan ke dua sisi kanan dan kiri.

► Selesai eksposi lanjutkan proses pencucian film

Posisi pasien prosessus mastoideus


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL RADIOGRAFI

3.2 PEMBAHASAN/KRITERIA RADIOGRAFI


( PEMBAHASAN/ KRITERIA DARI PROSESSUS MASTOIDEUS )
► Tampak processus mastoideus terproyeksi di bawah os occipitale tanpa superposisi
dengan tulang2 kepala

► Marker R/L tampak di tepi gambar


BAB IV
ANALISA DAN KESIMPULAN

ANALISA GAMBARAN :
1. Densitas : pada hasil gambaran, densitas
terlihat jelas dan layak. Tampak terlihat
juga gambaran struktur anatomi pada
prossesus mastoideus
2. Detail : pada hasil gambaran, detail
mampu memperlihatkan gambaran hingga
sekecil kecilnya, detail pada gambar ini
sangat baik, jelas dan mampu
memperlihatkan struktur anatomi prosessus
mastoideus
3. Kontras : pada hasil gambaran, kontras
terlihat jelas, karena sudah memperlihatkan
perbandingan antara gambaran putih dan
gambaran hitam di dekatnya, dan sudah
memperlihatkan garis tegas pada gambaran
4. Labelling terlihat pada gambaran
radiografi tetapi terbalik tulisannya
5. Marker terlihat jelas

KESIMPULAN :

1. Hasil radiografi ini layak dan bagus jika memenuhi kriteria dari densitas, detail
dan kontrasnya bagus.
2. Memenuhi kriteria gambaran hingga ke bagian garis tegas pada gambaran
3. Sebaiknya saat pemeriksaan prosessus mastoideus perhatikan kolimasi harus
dibatasi agar pasien tidak menyerap radiasi yang berlebihan.
4. Perhatikan penempatan marker dengan benar,baik posisi dan letaknya.
5. Perhatikan juga identitas pada pasien

Anda mungkin juga menyukai