Anda di halaman 1dari 6

Nama : Agustina Dwi Pangestuti

NPM : P21140218003
Kelas : D3 TRO 1A

UAS KEPERAWATAN RADIOLOGI

1. Jelaskan prinsip mobilisasi pasien!


Imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara
bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya
mengalami trauma tulang belakang, cidera otak berat disertai fraktur pada
ekstrimitas, dan sebagainya.
Prinsip mobilisasi pada pasien ada 3 yaitu:
a. Sifat dasar pergerakan
b. Kesejajaran dan keseimbangan
c. Gravitasi dan gaya gesek

Prinsip mobilisasi pasien adalah mobilisasi post operasi yaitu suatu pergerakan,
posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan pasien setelah beberapa jam
post/pasca operasi mobilisasi. Tujuan mobilisasi pasien sendiri meliputi:
- Mempertahankan fungsi tubuh
- Memperlancar peredaran darah
- Membantu pernafasan menjadi lebih baik
- Memperlancar BAK dan BAB
- Mempercepat proses penutupan jahitan operasi
- Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal
dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian

2. Jelaskan prinsip pencegahan infeksi!


Prinsip pencegahan infeksi merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya resiko penularan infeksi mikroorganisme dari lingkungan
pasien dan tenaga kesehatan. Pencegahan infeksi sering diartikan dalam
pengertian sempit sebagai tindakan suci hama/pemutusan rantai transmisi
penyakit. Tujuan pencegahan infeksi pada pelayanan kesehatan:
a. Mencegah terjadinya komplikasi infeksi pasca tindakan (terutama untuk
tindakan atau prosedur klinik menggunakan instrumen).
b. Menghindari terjadinya penularan penyakit infeksi berbahaya (HIV,
Hepatitis B), bukan hanya pasien ke pasien, tetapi juga dari pasien ke
petugas kesehatan atau sebaliknya.

Dalam menjalankan upaya kewaspadaan standar, dianjurkan memperhatikan


prinsip-prinsip, sbb:
a. Setiap individu (pasien dan petugas kesehatan) dianggap berpotensi
menularkan penyakit.
b. Cuci tangan adalah prosedur praktis dlam menghindari kontaminasi silang.
Cuci tangan dilakukan: sebelum dan sesudah memeriksa pasien; sebelum
dan setelah memakai sarung tangan; setelah terpapar darah atau cairan tubuh
lainnya; cuci tangan selama 10-15 detik dengan sabun dan air mengalir;
sebagai pengganti cuci tangan dengan air, gunakan larutan alcohol (100ml
alcohol 60-90% + 2ml gliserin).
c. Gunakan sarung tangan setiap akan terjadi kontak dengan bagian atau bahan
berpotensi menularkan penyakit (laserasi kulit, membrane mukosa, darah,
secret, cairan tubuh lain). Sarung tangan digunakan: saat melakukan
tindakan; saat menangani alat/bahan terkontaminasi; saat membuang bahan-
bahan/limbah terkontaminasi. Ganti sarung tangan setiap kali memeriksa
pasien yang berbeda. Sarung tangan dapat digunakan kembali apabila telah
didekontaminasi dalam larutan klorin 0,5%, kemudian dicuci dan dibilas,
selanjutnya disterilisasi atau di-DTT.
d. Gunakan pelindung fisik (kaca mata pelindung, masker, apron atau pelepas
plastic) untuk menghindari percikan secret atau cairan tubuh.
e. Gunakan bahan antiseptic untuk membersihkan kulit atau membrane
mukosa sebelum melakukan operasi, membersihkan luka, atau menggosok
tangan sebelum operasi dengan bahan antiseptic berbahan dasar alcohol.
f. Buang bahan-bahan terinfeksi setelah terpakai dengan aman untuk
melindungi petugas pembuangan dan mencegah cidera maupun penularan
infeksi kepada orang lain/masyarakat.
g. Bekerja hati-hati (perhatikan factor keamanan). Gunakan langkah dan teknik
yang baik serta aman saat menggunakan dan menangani benda tajam (jarum
suntik, pisau bedah)
- Mencegah luka tusuk jarum di kamar operasi : gunakan wadah yang
aman; jangan memberikan alat tajam selain menggunakan wadah yang
aman; beritahu petugas kesehatan sebelum memberikan alat-alat tajam
dalam wadah yang aman.
- Menggunakan jarum dan alat suntik yang benar : gunakan jarum dan
suntik sekali pakai; jangan melepaskan jarum dari alat suntik setelah
digunakan; jangan memasang tutup jarum, membengkokkan atau
mematahkan jarum sebelum dibuang; lakukan dekontaminasi terhadap
jarum dan alat suntik sebelum dibuang (yang disposibel) atau sebelum
diproses (dipakai ulang); buang jarum dan alat suntik ke dalam wadah
tahan tusuk; hancurkan jarum dan alat suntik dengan dibakar
(incenerated).
h. Keterbatasan sumber daya bukan merupakan alasan bagi petugas untuk
merubah prosedur atau bahan-bahan yang dipergunakan untuk pencegahan
infeksi karena masih banyak proses alternative yang memenuhi kaidah
ilmiah dan terbukti cukup efektif.

3. Jelaskan tahap kehilangan pada pasien dengan penyakit kronis!


a. Kehilangan Fisiologis
Kehilangan pertukaran udara yang adekuat, kehilangan fungsi pancreas yang
adekuat, kehilangan suatu ekstrimitas, dan gejala atau kondisi somatic lain
yang menandakan kehilangan fisiologis.
b. Kehilangan Keselamatan
Kehilangan lingkungan yang aman, seperti kekerasan dalam rumah dan
kekerasan public, dapat menjadi titik awal proses duka cita yang panjang
misalnya, sindrm stress pasca trauma. Terungkapnya rahasia dalam
hubungan professional dapat dianggap sebagai suatu kehilangan keselamatan
psikologis sekunder akibat hilangnya rasa percaya antara pasien dengan
pemberi perawatan.
c. Kehilangan Keamanan dan Rasa Memiliki
Kehilangan terjadi ketika hubungan berubah akibat kelahiran, perkawinan,
perceraian, sakit, dan kematian. Ketika makna suatu hubungan berubah,
peran dalam keluarga atau kelompok dapat hilang. Kehilangan seseorang
yang dicintai mempengaruhi kebutuhan untuk mencintai dan dicintai.

Saat seseorang mengalami kesedihan atau kehilangan, untuk kembali pada


kondisi normal yakni menerima apa yang terjadi dengan ikhlas bukan
merupakan tindakan yang mudah. Fase fase yang dinamakan "5 tahapan
Kehilangan Kubler - Ross" yaitu :
a. Denial (Penyangkalan)
Penyangkalan ini ada pada tahap pertama. Seseorang yang baru saja
kehilangan biasanya mengatakan : "ini tidak mungkin terjadi" "saya tidak
percaya" dan lain lain yang merupakan tanda bahwa dia menyangkal.
Contohnya seperti:
- Penyangkalan dari pasien mengenai diagnosa penyakit kronis
- Pasien menolak untuk mempercayai diagnosa penyakitnya
- Muncul karena merasa sangat cemas akan penyakitnya
- Berusaha keras mencegah kenyataan itu masuk ke kesadaran
- Bagi pasien yang mengetahui dan memahami kenyataan tersebut,
mereka memilih untuk tidak memikirkannya
- Tetap berusaha memperbaiki dan memperbesar kesempatan hidup
dengan melakukan tindakan yang dianggap positif
- Selama tahap denial, pasien mencari-cari cara coping sesuai dengan
dirinya
- Denial kemudian akan menghilang setelah beberapa waktu dan berganti
menjadi anger
b. Anger (Marah)
Setelah penyangkalan, seseorang biasanya marah dan merasa apa yang
terjadi padanya sungguh tidak adil. Contohnya seperti:
- Setelah denial, muncul anger atau kemarahan karena kecemasan yang
belum hilang
- Pasien biasanya merasa marah dengan diagnosa yang diberikan dokter,
sehingga memutuskan untuk mencari pendapat dari dokter lain
- Kemarahan muncul karena adanya keinginan seseorang untuk tetap
hidup
- Perlu diperhatikan bahwa ekspresi marah dapat menjauhkan pasien dari
orang-orang terdekatnya, seperti keluarga dan para perawat
c. Bargaining (Tawar Menawar)
Semisal dengan mengatakan : andai saja, saya yang ada di posisi tersebut.
Contohnya seperti:
- Beberapa pasien akhirnya menunjukkan usaha yang rasional untuk
bertahan hidup sehingga dapat memperbesar kesempatan untuk hidup
- Ada juga yang melakukan usaha namun usaha tersebut tidak memiliki
efek langsung terhadap penyakitnya
- Contohnya: pasien yang religius bisa saja mengucap janji kepada Tuhan
untuk berubah menjadi orang yang lebih baik dan akan menjalani hidup
dengan sungguh-sungguh jika diberikan kesempatan hidup lebih lama
olehNya
- Usaha seperti itu membuat pasien merasa lebih baik dari sisi emosional,
namun menghalangi usaha-usaha untuk meningkatkan kesempatan
hidup
d. Depression (Depresi)
Ini merupakan puncaknya. Seseorang bisa saja menjadi sangat tidak berdaya
dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai pada tahap
berikutnya. Contohnya seperti:
- Depresi bisa terjadi seketika ataupun beberapa lama setelah bargaining
- Pasien yang gagal dalam berusaha menjadi depresi karena usahanya
tidak membuat mereka sembuh
- Depresi muncul ketika pasien merasa waktu hidupnya akan segera habis
- Merasa tidak memiliki harapan
- Muncul penyesalan akan apa yang terjadi di masa lalu dan akan hal-hal
yang akan mereka lewati di masa mendatang
- Depresi dapat berlangsung cukup lama dan rentang waktunya berbeda-
beda di setiap pasien
- Depresi merupakan reaksi awal dari seorang pasien yang telah menyerah
tanpa berusaha terlebih dahulu
- Pasien yang depresi tidak lagi berusaha bertahan hidup dan melewatkan
kesempatan untuk menjalani hidup sebaik mungkin
e. Acceptance (Penerimaan)
Seseorang mulai dapat menerima dengan ikhlas apa yang terjadi. Contohnya
seperti:
- Setelah depresi, pasien biasanya menerima kondisinya (acceptance) yang
akan berakhir pada kematian
- Dalam tahap ini mereka sudah paham bahwa kematian tidak dapat
dihindari
- Pasien berusaha menghadapi kematian dengan tenang
- Pasien cenderung berusaha sebaik mungkin untuk memahami arti hidup
yang telah dijalani
- Ada kalanya ketika pasien sudah mengalami rasa sakit berkepanjangan
dan kelelahan akibat usaha-usaha yang dilakukan untuk hidup, mereka
menilai bahwa kematian merupakan suatu kelegaan / pembebasan
dari terminal illness

4. Jelaskan prinsip bantuan emergency pada pasien!


Penanganan gawat darurat merupakan hal yang sangat penting karena
menentukan keselamatan pasien itu sendiri. Karenanya dalam penanganan gawat
darurat diterapkan prinsip ABC.
A untuk airway (jalur napas)
Sangat penting untuk melihat apakah pasien mengalami gangguan dengan jalur
napasnya atau tidak (misalnya napas terengah-engah), jika ada gangguan maka
harus segera dibebaskan. Hal yang harus diperhatikan adalah tulang leher harus
tetap lurus agar tidak mengganggu jalur napas. Jika pasien datang dengan luka
parah di wajahnya maka harus segera ditangani karena biasanya gumpalan darah
atau muntah bisa menghalangi jalur napas.

B untuk breath (pernapasan)


Periksa pernapasannya apakah mengalami gangguan atau tidak, jika pasien sulit
bernapas segera berikan napas bantuan. Karena pernapasan yang terganggu akan
membuat oksigen tidak bisa masuk ke dalam darah.

C untuk circulation (sirkulasi)


Jika seseorang mengalami luka perdarahan yang parah harus segera dihentikan
agar tidak mengganggu sirkulasi darah di tubuh. Kalau darah banyak yang
keluar akan membuat transportasi oksigen terhambat yang bisa membuat kerja
jantung semakin berat atau capek.

5. Jelaskan pendapat anda tentang keperawatan!


Untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan kesehatan, dipandang perlu
antara lain menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Untuk ini banyak syarat
yang harus diperhatikan. Termasuk diantaranya adalah syarat menyeluruh.
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan menyeluruh tersebut,
diperlukan kerjasama antar berbagai profesi, termasuk profesi keperawatan.
Karena tujuan dari pelayanan keperawatan itu sendiri adalah untuk
mencapai kemandirian pasien dalam meningkatkan status kesehatan secara
optimal dengan pencegahan sakit dan peningkatan keadaan sehat. Pelayanan
keperawatan juga ditujukan kepada penyediaan pelayanan keseahatan utama
dalam usaha mengadakan perbaikan sistem pelayanan kesehatan sehingga
memungkinkan setiap orang mencapai hidup sehat dan produktif. Keperawatan
mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia serta
mempelajari berbagai upaya untuk mencapai kebutuhan dasar tersebut.

Anda mungkin juga menyukai