Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Radiologi adalah salah satu sarana penunjang medis yang memberikan layanan
pemeriksaan radiologi dengan hasil pemeriksaan berupa foto/gambar/citra yang dapat
membantu dokter dalam menegakkan diagnosis pasien. Untuk menghasilkan citra dengan
kriteria radiografi yang baik maka diperlukan teknik pemeriksaan radiografi yang tepat dan
sesuai dengan kondisi klinis pasien.
Pembuatan citra radiograf akan lebih sulit jika dihadapkan pada pasien anak-anak
dibanding dengan pasien dewasa. Kesulitan dalam pembuatan citra pada anak-anak
disebabkan oleh berbagai hal.Sifat alami seorang anak-anak untuk merasa takut pada orang
baru atau radiografer dan masuk dalam sebuah ruangan tanpa ditemani orang tua nya
merupakan suatu hal yang dapat menghambat pembuatan citra radiograf pada anak
tersebut.Hambatan ini dapat berlaku pada semua pemeriksaan jika radiografer tidak dapat
mengatasinya.Bahkan pada pemeriksaan yang sangat rutin dilakukan dan persentasinya
tinggi di setiap rumah sakit, yaitu pemeriksaan radiografi thorax dan abdomen.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Pediatric Radiography ?

2. Apa indikasi pemeriksaan pediatrik ?

3. Apa saja alat imobilisasi pada pemeriksaan pediatrik ?

4. Bagaimana teknik pemeriksaan pediatric di RSUD Kraton Pekalongan?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum :
Memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan I
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui pengertian dari Pediatric Radiography.
b. Mengetahui indikasi pemeriksaan pediatrik.
c. Mengetahui alat imobilisasi pada pemeriksaan pediatrik.
d. Mengetahui teknik pemeriksaan pediatric di RSUD Kraton Pekalongan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pediatrik Radiography


Pediatrik Radiography merupakan teknik pemeriksaan radiography untuk anak usia 0-12

tahun. Pemeriksaan ini tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan radiografi pada orang dewasa

hanya saja ada berapa hal yang berbeda seperti persiapan pemeriksaan, alat fiksasi, faktor

eksposi, dan lain-lain.

Pasien pediatrik harus ditangani dengan penuh perhatian dan pengertian. Pada

pediatricada dua kunci penting yaitu : perilaku petugas untuk melakukan pendekatan dan

persiapan petugas dalam ruangan pemeriksaan. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan

dalam pemeriksaan ini yaitu: Pengulangan minimal, Proteksi terhadap gonad, Proteksi

terhadap orang tua pasien

B. Indikasi Pemeriksaan Pediatrik

1. Indikasi Pemeriksaan Ekstrimitas


Indikasi pemeriksaan radiografi Ekstremitas antara lain:
a. Fraktur
b. Striktura
c. Dislokasi
d. Corpus Alienum
e. Talipes
f.Asteomyelitis

2. Indikasi pemeriksaan skull


a. Osteopetrosis
b. Hydrochephalusosteogenesis
c. Imperfecta

3. Indikasi pemeriksaan pelvis dan hip


a. fracture
b. dislokasi
c. congenital anomalies

4. Indikasi Pemeriksaan Thorax


Indikasi pemeriksaan radiografi thorax antara lain :
a. Bronkhitis
Bronkhitis adalah suatu peradangan pada bronkus Penyakit ini biasanya bersifat
ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Bronkitis infeksiosa disebabkan
oleh virus, bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma
pneumoniae dan Chlamydia) Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok
dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun.Infeksi berulang
bisa merupakan akibat dari, sinustis kronis, bronkiektasis, alergi, pembesaran
amandel dan adenoid pada anak-anak.
Bronkhitis iritatif bisa disebabkan oleh :
1) Berbagai jenis debu.
2) Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida,
sulfur dioksida dan bromin.
3) Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida.
4) Tembakau dan rokok lainnya.
b. Atelektasis
Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan
saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasan yang sangat
dangkal.
c. Trauma
Trauma thorax adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat
menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang
disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan
gawat thorax akut.
d. Tumor/Massa
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam mediastinum yaitu rongga
di antara paru-paru kanan dan kiri yang berisi jantung, aorta, dan arteri besar,
pembuluh darah vena besar, trakea, kelenjar timus, saraf, jaringan ikat, kelenjar getah
bening dan salurannya.Tumor mediastinum dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas.
e. Pneumo Thorax
Pneumo thorax adalah adanya udara atau gas dalam rongga pleura, yang dapat terjadi
secara spontan, sebagai akibat truma disebabkan oleh trauma dada yang dapat
mengakibatkan kebocoran sehingga cairan masuk ke dalam ruang fleura menjadi
meningkat dan mengakibatkan peningkatan tekanan intra thorax, jika peningkatan
intra thorax terjadi, maka distress ( kengerian ) pernapasan dan gangguan jantung dan
sirkulasi sistemik.
f. Efusi Pleural
Efusi Fleura adalah pengumpulan cairan di dalam rongga pleura, dimana rongga
pleura merupakan rongga yang terletak di antara selaput yang melapisi paru-paru dan
rongga dada di sebabkan oleh ketidak seimbangan antara pembentukan dan
pengeluaran cairan pleura.dalam keadaan normal jumlah cairan dalam rongga pleura
sekitar 10 - 200 ml.

5. Indikasi Pemeriksaan Abdomen


Indikasi pemeriksaan radiografi abdomen antara lain :
a. Perforasi
Setiap organ pencernaan berongga bisa menjadi berlubang (bocor), yang
menyebabkan terlepasnya isi gastrointestinal dan menyebabkan kejutan dan kematian
jika operasi tidak segera dilakukan.Perforasi membuat makanan, cairan pencernaan,
atau isi usus bocor ke dalam perut (atau kadang kala dada, jika kerongkongan
terlubangi).Benda-benda ini sangat melukai dan mengandung bakteri, dimana
menyebabkan peradangan hebat dan infeksi yang biasanya fatal bila tidak di obati.
b. Ileus obstruksi
Ileus obstruktif adalah obstruksi usus akibat dari penghambatan motilitas usus yang
dapat ditimbulkan oleh banyak penyebab. Mekanisme terjadinya ileus obstruksi
dapat digolongkan dalam 3 kelompok utama, yaitu:
1) Intraluminal (misalnya: badan asing, bezoars, bolus makanan yang besar)
2) Obstruksi akibat lesi pada dinding usus (misalnya: tumor, penyakit Crohn)
3) Ekstrinsik (misalnya: adhesi, hernia, dan volvulus)
c. Ileus paralitik
Ileus paralitik / ileus adinamik adalah suatu keadaa dimana pergerakan kontraksi
normal dinding usus untuk sementara waktu berhenti.Seperti halnya penyumbatan
mekanis, ileus juga menghalangi jalannya isi usus, tetapi ileus jarang menyebabkan
perforasi.
d. Invaginasi
Invaginasi adalah keadaan dimana terjadi obstruksi usus parsial atau komplit, sebagai
akibat masuknya bagian proksimal usus ke bagian yang lebih distal ( sinopsis
pedriatri: 263, 2009 ).
e. Trauma Abdomen
Trauma abdomen adalah trauma yang terjadi pada daerah abdomen yang meliputi
daerah retroperitoneal, pelvis dan organ peritroneal.

C. Alat Imobilisasi
1. Pigg-o-stat
Pigg-o-stat merupakan alat bantu radiografi yang secara umum digunakan untuk

pemeriksaan thorax dan abdomen dalam posisi tegak untuk anak usia di atas 2 tahun.

Anak tersebut didudukkan pada sejenis tempat duduk sepeda kecil dengan kaki diletakan

ke bawah pada bukan tempat duduk tersebut. Ketinggian dapat disesuaikan. Lengan

diangkat ke atas kepala dan dua buah penghimpit berupa plastik bening dapat diatur

untuk mejaga agar tubuh tidak bergerak. Terdapat dua jenis penghimpit yang dengan

mudah dapat disesuaikan dengan ukuran tubuh anak (Bontrager, 2010).


Tempat duduk dan penghimpit tersebut berada pada swivel base yang dapat diputar bebas

dari penyangga film sehingga anak dapat diposisikan AP, PA, lateral maupun oblique.

Pada alat bantu ini terdapat tabir pelindung dan film marker, serta memiliki roda dan

kunci sehingga alat ini dapat dipindahkan sesuai dengan kebutuhan (Bontrager, 2010).

Gambar 2.11 Pigg-o-stat (Ballinger, 2003)

2. Tam-em Board and Plexyglass Hold-down Paddle


Tam-em Board adalah alat bantu pemeriksaan thorax maupun abdomen, dengan

beberapa sabuk pengikat Velcro yang digunakan untuk menjaga pergerakan dari tungkai

atas sampai tungkai bawah. Plexyglass Hold-down Paddle adalah bagian berupa alas
yang terdapat dibagian depan dari tam-em board dibuat dari selembar plexyglass bening

dengan ketabalan yang cukup sehingga tidak dapat dibengkokkan. Bagian ini dapat

digunakan untuk menahan tungkai atas dan tungkai bawah tanpa menutupi bagian

anatomi yang penting (Bontrager, 2010).

Gambar 2.12 Tam-em Board

(Bontrager, 2010)

3. Octagonal
Octagonal merupakan alat bantu imobilisasi pada anak yang efektif, namun

kurang nyaman dan memberi rasa sakit dalam penggunaannya. Seperti pada Pigg-o-stat,

untuk melakukan pemosisian anak dengan alat ini membutuhkan dua orang. Satu orang

radiografer dan satu orang bukan radiografer untuk membantu memberikan instruksi

(Frank, 2012).

Gambar 2.13 Octagonal (Frank,

2012)

4. Head

Clamp dan Weig hted Angel Block


Head Clam dapat digunakan pada semua anak bahkan dalam keadaan anak

tertidur. Walaupun faktor pergerakan tidak menjadi alasan utama, kepala anak yang
tertidur membutuhkan alat bantu untuk menjaga posisi. Alat ini bisa digunakan pada

berbagai proyeksi kepala yaitu proyeksi AP, Lateral dan Submentovertex (Frank, 2012).
Weighted AngleBlock juga merupakan alat bantu pemeriksaan kepala yang terbuat dari

spon radiolusen dan harganya lebih murah dari head clamp. Alat ini efektif untuk

mengurangi pergerakan namun diperlukan kombinasi alat bantu lain seperti perekat

ataupun sandbag (Bontrager, 2010).

Gambar 2.14. Weighted

Angle Block (Bontrager,

2010)

5. Perekat
Terdapat berbagai jenis perekat lembut yang digunakan dalam prosedur

pembedahan dan untuk kulit yang sesitif. Bahan perekat mungkin nampak pada radiograf

dan menimbulkan artefak yang mengganggu bagian anatomi yang penting. Ada beberapa

pasien yang alergi terhadap bahan perekat. Kulit pasien dalam usia balita juga dapat

terluka, terkecuali bagian perekatnya dibelitkan sehingga tidak begitu mengenai kulit

(Bontrager, 2010).

Gambar 2.15 Perekat pada kaki (Bontrager,

2010)
6. Sandbag
Sebagian besar digunakan sebagai imobilisasi berat badan atau alat bantu untuk

orang dewasa sandbag tidak boleh terasa kaku, harus lentur sehingga pasien nyaman.

Pasir kasar dianjurkan, karena jika sandbag terbuka, pasir akan lebih mudah untuk

dibersihkan dan kemungkinan timbulnya artefak dalam radiograf dapat diminimalisir.

Ukuran sandbag yang disarankan, 8 x 18 inci (20 x 46 cm) dan 13 x 20 inci (33 x 50 cm).

Alat imobilisasi ini menimbulkan tekanan yang biasa menyebabkan ketidaknyamanan

pada pasien.

Gambar

2.16.Penggunaan Sandba

g (Bontra ger, 2010)

7. Bantuan Orang Tua/Keluarga


Untuk anak yang aktif dengan umur kisaran 2-7 tahun, yang mana anak ini

biasanya sangatagresif bila bertemu dengan orang asing, perlu bantuan dari orang

tua/keluarga. Selain itu, radiographer diharuskan dapat melakukan komunikasi yang baik

dengan orang tua si anak dan memastikan bahwa pemeriksaan yang dilakukan tidakakan

menyakiti sang anak. Jika memang terpaksa dilakukan oleh sebab sang anak tidak mau

dilakukan pemeriksaan tersebut, sang anak harus dilakukan imobilisasi guna menjamin

kelancaran, keselamatan, dan menjamin anak tersebut merasa aman selama pemeriksaan

berlangsung.
Bentuk bantuan orang tua dapat dilakukan oleh salah satu orang tua pasien atau kedua

orang tua pasien. Cara melakukanimobilisasi dengan cara :


a. Memberikan edukasi pada salah satu atau kedua orang tua pasien mengenai

pemeriksaan yang akan dilakukan guna memastikan pemeriksaan ini aman,


b. Memberikan alat proteksi pada anak dan orang tua yang membantu jalannya

pemeriksaan berupa apron,


c. Memberikan contoh melakukan tindakan imobilisasi pada anak jika hanya salah

satu orang tua pasien yang bersedia melakukan imobilisasi.


d. Kedua knee joint anak di ikat dengan menggunakan pengikat yang terbuat dari

kain lembut dan diikatkan pada kedua sisi meja pemeriksaan,


e. Memberikan contoh pada orang tua pasien untuk memegang dan menahan kedua

elbow joint anak yang diletakkan tepat di samping kedua MAE anak, sehingga

sang anak tidak dapat menggerakkan hip dan bahunya lagi dan pemeriksaan dapat

dilaksanakan.
f. Jika terdapat keterbatasan alat, pemeriksaan tetap dapat dilaksanakan dengan

bantuan kedua orang tua anak. Salah satu orang tua anak memengang dan

menahan elbow joint yang diletakkan tepat disamping kedua MAE (kuping) anak

dan salah satu orang tua anak lainnya memegang dan menahan knee joint sang

anak untu tetap lurus atau ekstensi maksimal.

8. Swaddling/Gedong
A B
Gambar A, Letakan selembar kain halus di atas meja pemeriksaan.
Gambar B,Tidurkan anak di ataskain halus tersebut.

C D
Gambar C, Lalu lipat kain sebelah kanan ke sebelah kiri melalui atas tubuh anak.

Gambar D, Begitupun pada sisi sebelah kiri dilipat ke kanan melalui atas tubuh anak

sehingga anak terbungkus.

9. Stockinette and ace bandage


10. Comperessions band and head clamps

D. Teknik pemeriksaan pediatrik di Instalasi Radiologi RSUD Kraton

1. Kasus
Identitas Pasien
a. Nama : By. X
b. Umu : 5 hari
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. No. RM : 451xxx
e. Tanggal Pemeriksaan : 19 November 2017
f. Pemeriksaan : Babygram
Pada tanggal 19 November 2017 pasien yang bernama An. X dibawa ke Instalasi

Radiologi RSUD Kraton untuk dilakukan pemeriksaan dengan sinar-x. Penderita datang

bersama orangtuanya dan membawa lembar permintaan foto babygram dari dokter

ruangan yang memeriksa.

2. Tata Laksana Pemeriksaan


Pada Instalasi Radiologi RSUD Kraton Pekalongan, pemeriksaan babygram pada

anak biasanya menggunakan proyeksi AP saja. Tidak tersedia ruang khusus untuk

pemeriksaan pediatrik. Sehingga kurang menarik pasien dalam melakukan pemeriksaan.

Tidak terdapat tabel faktor eksposi khusus untuk pemeriksaan pediatrik melainkan,

hanya terdapat tabel eksposi umum. Pada rumah sakit ini, alat imobilisasi untuk

pemeriksaan pediatrik hanya terdapat sandbag dan softbag saja jadi, peran orang
tua/wali sangat penting dalam menunjang kelancaran pemeriksaan. Komunikasi

radiografer juga sangat berperan penting dalam pemeriksaan ini untuk menenangkan

pasien dan harus dapat memberikan instruksi/arahan kepada wali pasien dengan tepat

sehingga pemeriksaan dapat berjalan dengan lancar tanpa ada pengulangan.

3. Teknik Pemeriksaan Babygram

Foto Babygram merupakan pemeriksaan radiology dari bagian dada dan perut
dengan 1 kali exposure untuk visualisasi anomali perkembangan seluruh sistem rangka
dada dan perut pada bayi baru lahir

a. Proyeksi AP
1) Posisi Pasien : Supine di atas meja pemeriksaan
2) Posisi Obyek : MSP pasien tegak lurus pada pertengahan kaset, kedua tangan

pasien dijauhkan dari tubuh lalu diberi sandbag diatas tangan tersebut dan

juga pada kaki untuk mengurangi pergerakan pasien. Bisa gunakan softbag

juga jika diperlukan.


3) Arah Sumbu Sinar : Vertikal tegak lurus
4) Titik Bidik : Mid Thorax
5) FFD : 127 – 212 cm
6) Kolimasi secukupnya, tampak thorax dan abdomen
7) Kaset : 18x24 cm / 24x30 cm (membujur)
8) Gambar radiograf

9) Imobilisasi pemeriksaan

babygram
Softbag

sandbag
10) Ruang pemeriksaan pediatrik

11) Proteksi Radiografi


(a)

(a) Luas lapangan penyinaran secukupnya.


(b) Memakaikan apron pada wali yang memegangi pasien. Pada RSUD

Kraton, setiap wali yang mendampingi pasien maupun pasien tidak

diberikan alat proteksi apapun, cukup dengan membatasi lapangan

penyinaran saja.
(c) Menggunakan faktor eksposi dengan sesegera mungkin untuk

menghindari pergerakan pasien yang dapat menyebabkan terjadinya

pengulangan foto.

BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Dalam pelaksaaan teknik radiografi anak perlu diperhatikan keahlian berkomunikasi

dan teknik imobilisasi, untuk meghindari terjadinya pengulangan foto. Macam-

macam alat bantu immobilisasi pada pasien anak : pig-o-stat and plexyglass hpld
down paddle,octagonal, head clamp, perekat, sandbag, bantuan orang tua atau wali,

swadding/gedong, stokinette and acebandage, compression band and head clamps.

2. Pemeriksaan pediatrik babygram yang rutin digunakan pada RSUD Kraton

Pekalongan ini adalah proyeksi AP saja. Tidak terdapat ruangan dan tabel eksposi

khusus untuk pemeriksaan pediatrik. Pada pemeriksaan ini, alat immobilisasi yang

digunakan hanya softbag dan sandbag saja

B. SARAN

Untuk melindungi pasien anak dari radiasi yang tidak perlu, kita harus selalu

menjunjung tinggi prinsip ALARA pada setiap pemeriksaaan.

DAFTAR PUSTAKA

Bontrager, Kenneth. L, 2014, Text Book Of Radiographic Positioning And Related

Anatomi, Eight Edition, The Mosby, St. Louis

www.slideshare.net/mobile/nonazesifa/ppt-teknik-radiografi-3-pediatric

https://id.scribd.com/doc/274498584/Babygram-docx

Anda mungkin juga menyukai