Anda di halaman 1dari 6

Kewirausahaan

Lampu Hias dari Botol Bekas


Membuat lampu hias dengan memanfaatkan botol bekas merupakan hal yang bukan tidak mungkin kita
buat. Karena membuat lampu hias dari botol bekas ini tidak terlalu rumit dan sulit. Kamu bisa
membuatnya sendiri di rumah dengan bahan dan peralatan yang cukup sederhana. Berikut ini bahan
yang dibutuhkan dan cara membuatnya.

Bahan dan Peralatan yang Dibutuhkan Antara Lain:

1. Botol bekas

2. Sendok plastik

3. Gunting atau silat

4. Lem pelekat plastik

Cara Membuat Lampu Hias dari Botol Bekas

1. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memotong botol bekas menjadi dua bagian.

2. Sendok plastik yang sudah disiapkan juga dipotong. (Lihat gambar)

3. Setelah sendok dipotong, tempelkan sendok tersebut ke botol bekas dengan menggunakan lem
hingga seluruh botol tertutup dengan sendok plastik.

4. Lampu hias dari botol bekas bisa kamu gunakan untuk hiasan lampu di rumah kamu.

# Materi Kerajinan dari Limbah tekstil Prakarya dan Kwu


Materi Kerajinan dari Limbah tekstil :
1. Perngertian limbah tekstil
Istilah “limbah” sebenarnya memiliki kesan yang kurang baik, sebab biasanya berupa sisa buangan yang
berpotensi mencemari lingkungan alam sekitar. Namun limbah tekstil yang dimaksudkan disini
adalah sisa-sisa potongan kain yang berasal dari industri garmen atau proses produksi konveksi
(pakaian).
Istilah umum untuk sisa potongan-potongan kain itu adalah kain perca, meskipun limbah industry garmen
tidaklah selalu berupa kain perca (bisa juga berupa tali majun, benang dsb). Untuk mendapatkan limbah
garmen kita bisa mendatangi kawasan industry garmen dan membelinya disana atau melalui jasa
pemasok khusus limbah garmen. Kita bisa membeli bahan baku kerajinan dari mereka.

2. Aneka karya kerajinan limbah tekstil


Produk kerajinan dari limbah tekstil telah banyak yang dijual di pasaran, namun dari sekian banyak jenis
itu produk-produk kerajinan limbah tekstil sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi dua
kategori berdasarkan fungsinya, yaitu:
a. Benda-pakai
Sebuah produk kerajinan dari limbah tekstil dikategorikan sebagai benda-pakai jika produk kerajinan itu
sengaja dibuat sebagai benda untuk fungsi pemakaian sehari-hari. Contohnya adalah taplak meja, keset,
guling, selimut dsb.
b. Benda-hias
Berkebalikan dengan pengertian benda-pakai, benda-hias merupakan produk kerajinan limbah tekstil
yang sengaja dibuat untuk fungsi sebagai hiasan semata. Contoh untuk kategori ini misalnya boneka,
gantungan kunci, bross, hiasan dinding dsb.
Klasifikasi produk limbah tekstil:
a. Produk limbah tekstil daur ulang ( Recycle ):
Kainperca yang dibuat kembali menjadi sebuah lembaran kain dengan teknik patchwork
( menggabungkan potongan-potongan kain perca yang satu dengan lainnya dan memiliki motif atau wrna
yang berbeda-beda lalu menjadi satu bentuk baru )
b. Produk limbah tekstil yang digunakan kembali ( Reuse )
Pakain yang dirancang ulang seolah olah menjadi baru, misalnya kaos yang sudah usang dicelup dan
ditambah teknik sablon diatasnya.

3. Fungsi karya kerajinan limbah tekstil


Karakteristik limbah tekstil:
a. Sulit menyatu kembali dengan lingkungan alam
Limbah garmen yang berupa sisa potongan kain akan sulit hancur meskipun sudah bertahun-tahun
lamanya tertimbun didalam tanah, terlebih lagi jika kain itu terbuat dari bahan serat sintetis dan bukan
serat alami.
b. Dapat merusak biota yang ada didalam tanah dalam jangka waktu tertentu
Akibat dari tidak dapat terurainya limbah garmen seiring berjalannya waktu maka hal ini dapat membawa
dampak berupa rusaknya biota tanah dimana limbah garmen itu dibuang.
c. Apabila dibakar asapnya bisa mencemari udara
Pembakaran limbah garmen dalam jumlah yang besar akan berdampak pada lingkungan udara
disekitarnya. Asap dan bau yang ditimbulkannya bisa mengganggu pernafasan dan iritasi mata.
d. Bisa menjadi media berkembangnya bibit penyakit
Gumpalan-gumpalan limbah garmen yang bercampur dengan jenis sampah lainnya merupakan media
yang baik bagi berkembangnya bibit-bibit penyakit.
e. Bisa menyumbat saluran-saluran air yang pada akhirnya bisa menimbulkan banjir
Limbah garmen yang menggumpal bersama tanah dan sampah plastik bisa menyumbat selokan-selokan
dan saluran air lainnya, sehingga pada akhirnya bisa menimbulkan banjir.
f. Membutuhkan lahan yang luas sebagai tempat pembuangannya
Limbah dari industri garmen ada dalam volume yang besar sehingga penanganannya membutuhkan
lahan yang luas pula. hal ini akan menjadi kesulitan tersendiri jika industri garmen penghasil limbah itu
berada pada daerah yang padat penduduknya, dimana tidak tersedia lagi lahan yang cukup untuk
penimbunan limbah tersebut.
Untuk itu salah satu solusi yang tepat adalah dengan memanfaatkan limbah garmen itu dengan
mengolahnya menjadi barang berguna yang bisa mendatangkan penghasilan. Salah satu faktor
tumbuhnya kerajinan limbah tekstil di suatu daerah adalah karena mudahnya mendapatkan bahan baku
dengan harga yang murah. Pada daerah dimana banyak berdiri industri garmen biasanya juga akan
tumbuh usaha-usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari industri garmen itu.

4. Unsur estetika dan ergonomis karya kerajinan limbah tekstil

Unsur Estetika dan Ergonomis Produk Kerajinan dari limbah tekstil


Pembuatan produk kerajinan harus memperhatikan unsur
estetika dan ergonomis.
a) Unsur Estetika
Unsur estetika sering kita kenal dengan istilah keindahan.
Keindahan adalah nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah
karya seni. Keindahan juga diartikan sebagai pengalaman
estetis yang diperoleh ketika seseorang mencerap objek seni
atau dapat pula dipahami sebagai sebuah objek yang memiliki
unsur keindahan.

Nilai-nilai keindahan (estetik) atau keunikan karya seni memiliki


prinsip: kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), keseimbangan
(balance), dan kontras (contrast) sehingga menimbulkan
perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa
senang.

b. Unsur Ergonomis
Unsur ergonomis karya kerajinan selalu dikaitkan dengan
aspek fungsi atau kegunaan. Adapun unsur ergonomis karya
kerajinan adalah seperti berikut:
1. Keamanan (security) yaitu jaminan tentang keamanan
orang menggunakan produk kerajinan tersebut.
2. Kenyamanan (comfortable), yaitu kenyamanan apabila
produk kerajinan tersebut digunakan. Barang yang enak
digunakan disebut barang terap. Produk kerajinan terapan
adalah produk kerajinan yang memiliki nilai praktis yang
tinggi.
3. Keluwesan (flexibility), yaitu keluwesan penggunaan.
Produk kerajinan adalah produk terap/pakai, yaitu produk
kerajinan yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau
terapannya. Produk terap/pakai dipersyaratkan memberi
kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai
tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.

5. Motif ragam hias pada kerajinan limpah tekstil

.Ragam hias disebut juga dengan ornament adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi
pola yang diulang-ulang dalam suatu karya seni/kerajinan.

a.Ragam Hias Murni, ialah ragam hias yang hanya berfungsi untuk memberi
nilai tambah estetika pada benda tersebut dan tidak berhubungan dengan
nilai fungsi benda tersebut.

b. Ragam Hias Simbolis, ialah ragam hias yang selain berfungsi memperindah
juga memiliki makna tertentu yang bersumber dari adat istiadat, agama
maupun sistem sosial, yang harus ditaati norma-normanya untuk meng-
hindari salah pengertian bagi pengguna ragam hias tersebut. Contoh ragam
hias ini di antaranya kaligrafi , ragam hias pohon hayat, ragam hias burung
phoenix, ragam hias swastika, dan sebagainya.
Adapun bentuk-bentuk ragam hias yang dibuat dengan mengambil inspirasi
dari lingkungan alam sekitar biasanya yang memberikan manfaat dan berguna
bagi kehidupan suatu suku bangsa. Akibatnya, bentuk motif suatu daerah
memiliki kandungan makna loso kehidupan suku bangsa tersebut.

a. Ragam Hias Geometris adalah ragam


hias yang mengulang suatu bentuk baku
tertentu dengan ukuran tertentu dalam
komposisi yang seimbang pada seluruh
sisinya.
b.Ragam Hias Tumbuh-tumbuhan ( Flora ) adalah
ragam hias yang mengambil inspirasi dari
tumbuh-tumbuhan pada wilayah tertentu
untuk dimodi kasi menjadi ragam hias yang
mencerminkan ciri khas wilayah tersebut.

c. Ragam Hias Mahluk Hidup ( Fauna ) adalah ragam hias yang mengambil inspirasi
dari mahluk hidup di darat, laut, dan udara pada wilayah tertentu dan dimo-
di kasi menjadi ragam hias khas wilayah tersebut. Ragam hias ini biasanya
dimasukkan dalam kelompok ragam hias untuk menggambarkan dunia
tengah.

e. Ragam Hias Dekoratif


Merupakan penggabungan dari beberapa inspirasi ragam hias
pada kelompok yang ada sebelumnya yang dimodifikasi sehingga menjadi
sebuah bentuk ragam hias yang baru dan memiliki nilai estetika tersendiri.

f. Ragam hias Figuratif


Ragam hias yang mengambil inspirasi berupa obyek manusia yang digambar dengan mendapatkan
penggayaan bentuk.

e. Ragam hias polygonal


Ragam hias yang menggunakan garis-garis sebagai unsur pembentuk hiasan, misalnya bentuk tumpal,
segi empat, segi enam dll

Pola Ragam Hias :


Desain ragam hias yang terdapat di wilayah Indonesia ini beberapa di
antaranya sudah merupakan pola baku ragam hias wilayah tertentu. Desain
ragam hias dapat dikelompokkan dalam jenis pola sebagai berikut.
a. Jenis pola tunggal (pattern), yaitu bentuk pola yang disusun dengan
ukuran yang berdiri sendiri tanpa diberi bentuk yang lain.
b. Jenis pola ulang himpunan (assemblage), yaitu bentuk pola yang tiap
bagian merupakan suatu kelompok dan kumpulan dari beberapa bentuk
atau unsur yang masih bersifat satu kesatuan.
c. Jenis pola ulang menyeluruh, yaitu ragam hias dengan kombinasi-kombi-
nasi ulangan disertai dengan membubuhkan bentuk lain yang tidak tercak-
up dalam kelompok tanpa merusak bentuk pokok dari ragam hias tersebut.
Teknik pembuatan benda kerajinan limbah tekstil
a. Teknik Quilting
Pengertian quilting adalah teknik aplikasi imbuh dengan menyatukan potongan-potongankain dengan
pola tertentu.

Langkah teknik quilting adalah sebagai berikut.


1. Buatlah gambar pola sesuai ukuran yang diinginkan pada kertas kotak-kotak.
2. Jiplak gambar pola tersebut di atas kain perca dengan menggunakan kertas karbon.
3. Gunting kain perca sesuai pola yang telah dibuat.
4. Letakkan potongan kain perca tersebut di atas kain lain sebagai dasar.
5. Agar kain perca tidak bergeser saat dijahit, maka potongan kain perca yang telah disusun ditempelkan
pada kain dasar dengan jarum pentul.
6. Jahit semua potongan kain perca pada kain dasar dengan teknik jahit aplikasi

b. Teknik Aplikasi Perca


Aplikasi perca adalah menempelkan kain perca pada bahan atau produk lain untuk menghias produk
tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan adalah seperti berikut.
1. Pilih motif atau gambar pada kain.
2. Gunting motif atau gambar pada sekeliling tepinya.
3. Rekatkan motif atau gambar tadi pada produk yang ingin dihias dengan menggunakan teknik jahit atau
lem.

c. Makrame
Makrame adalah bentuk kerajinan simpul-menyimpul benang atau tali. Teknik yang digunakan pada
pembuatan makrame adalah pilin, anyam, dan beragam simpul. Teknik makrame pada kehidupan sehari-
hari contohnya jaring dan jala ikan.

d. Teknik Anyam
Teknik anyam pada dasarnya adalah teknik menggabungkan atau menjalin bagian-bagian menjadi
struktur yang lebih kuat.Teknik anyam biasanya digunakan untuk limbah panjang dan serupa dengan tali,
misalnya sisa garmen dari bahan kaos.

e. Teknik untuk Bentuk Tiga Dimensi


Kerajinan dari limbah tekstil dapat berbentuk tiga dimensi, seperti tas, boneka, asesoris pakaian, dan
lain-lain. Teknik pembuatannya pada dasarnya serupa dengan membuat busana, yaitu membuat pola,
memotong bahan, dan membentuknya dengan bantuan teknik jahit atau lem. Bentukan kerajinan dapat
diperoleh dengan mengisi bagian dalam dengan bahan isian seperti kapas, kapuk, dakron, dan kain
perca kecil, atau dengan membuat struktur dari bahan sehingga membentuk tiga dimensi.

7. Pengemasan karya kerajinan limbah tekstil


Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk
ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat
membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi
dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran)

Anda mungkin juga menyukai