Anda di halaman 1dari 51

METODE MATEMATIKA UNTUK FISIKA

Oleh : Davit Sipayung

Pokok Bahasan :

1. Sistem Bilangan Real dan Operasi Hitungan


2. Bentuk Eksponen , Akar, Notasi Ilmiah, Simbol Matematika dan Logaritma
3. Persamaan Linear, Persamaan Kuadrat, Fungsi Kuadrat dan Pertidaksamaan
4. Deret Aritmatika, Deret Geometri dan Notasi Sigma
5. Geometri, Trigonometri dan Bilangan Kompleks
6. Irisan Kerucut
7. Limit dan Turunan
8. Deret Binomial Newton , Deret Taylor dan Deret Maclaurin
9. Integral
10. Matriks
Newton adalah seorang ilmuwan fisika yang berhasil menjelaskan gerak benda ke dalam bentuk
formulasi matematika, yang kita kenal dengan hukum Newton. Matematika menjadi bahasa sains yang
banyak digunakan untuk menjelaskan gerak benda-benda. Kita dapat melakukan interpretasi fisika dari
persamaan gerak suatu benda. Misalnya, kita dapat menentukan bentuk lintasan gerak benda dari
persamaan posisi benda itu. Walaupun gerak benda tidak bisa dilihat secara langsung oleh mata , kita
tetap bisa mengetahui keadaan benda dari persamaan geraknya. Karena itu, penting untuk kita terlebih
dahulu belajar metode matematika untuk memudahkan dalam belajar sistem gerak benda. Kita akan
belajar materi matematika seperti aljabar, geometri, trigonometri dan kalkulus. Ada baiknya anda
terlebih dahulu menyelesaian pokok bahasan bab ini sebelum melangkah ke bab selanjutnya.

1. Sistem Bilangan Real dan Operasi Hitungan

Bilangan real

Bilangan real (nyata) adalah gabungan antara bilangan rasional dan bilangan irrasional.
1. Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk x/y di mana x, y bilangan
bulat dan y  0 .

Contoh 1.1 :
Contoh bilangan rasional adalah 8 ; -2; 2/3; 1/ 9  0,999..... ; 12 / 9  0,1212...  0,12

2. Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk x/y di mana x,y
bilangan bulat dan y  0 .

Contoh 1.2 :
Contoh bilangan irrasional adalah 2,34511... ; e = 2,71828...;   3,14159...

Barisan bilangan
1. Bilangan bulat : ...,-3, -2,-1,0,1,2,3,...
2. Bilangan cacah : 0,1,2,3,4,...
3. Bilangan asli : 1,2,3,4,...
4. Bilangan genap : ..., -6, -4, -2, 0, 2, 4, 6, ...
5. Bilangan ganjil : ..., -5, -3, -1, 1,3, 5, ...

Operasi hitungan

Empat operasi penting dalam aljabar :


1. penjumlahan x+y
2. pengurangan x-y
3. perkalian x × y, x·y atau xy
x
4. pembagian x:y, , atau x/y
y

Sifat-sifat operasi penjumlahan dan perkalian :


1. Hukum komutatif
x + y = y + x dan xy = yx 2+3 = 3 + 2 dan 4  5  5  4
2. Hukum asosiatif
x+(y+z)=(x+y)+z 2 + (4+6) = (2 + 4) + 6
3. Hukum distributif
x ( y + z) = xy + xz 4(7+9) = 4  7  4  9

Sifat operasi pembagian :


a c a b a d ad
:    
b d c d b c bc

2
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
Contoh 1.3 :
5 12 5 3 15 5
    
6 3 6 12 72 24
x y x 3 3x x
    
6 3 6 y 6y 2y

Perkalian khusus :
a  b  c   ab  ac
 a  b  c  d   ac  ad  bc  bd
 a  b  a  b    a  b  2  a 2  b 2  2ab
 a  b  a  b    a  b  2  a 2  b 2  2ab
 a  b  a  b   a 2  b 2
1.2 Bentuk Eksponen , Akar, Notasi Ilmiah, Simbol Matematika dan Logaritma

Bentuk Eksponen

Bentuk an menunjukkan perkalian bilangan a dengan bilangan itu sendiri sebanyak n kali.

Contoh 2.1 :
a3  a  a  a 24  2  2  2  2 x5  x  x  x  x  x

Sifat-sifat operasi pangkat :


1. a0  1 , jika a  0 50  1
2. a  n  1n , jika a  0 32 
1 1
, 32  2
a 32 3
3. a m a n  a m  n 102 105  1025  107
am 104
4.  a mn , jika a  0  1042  102
an 102
 am   a2 
n 3
5.  a mn  a 2 3  a6
6.  ab m  a mb m  2a  2  2 2 a 2
m 3
a am  4  43
7.    m , jika b  0  a   a3  4 a
3 3
b b  
8. a n  n a m
m
a5  a 3  a 3 a 3  a 3 a 2
3 5 3 2

Contoh 2.2 :
 4 5  4 3   45 43  43
64  22 
2
43 42
4
  x 2 y2 
4 1
 x y2 3 4 5 1 4
   x 2  2 y 2 2    x 2 y 2   x10 y 2
1
   
 x 2 2 y 3   2 3    
 


   x y2 

Contoh 2.3 :
Salah satu aplikasi operasi pangkat dalam mekanika adalah menentukan dimensi suatu besaran. M, L,
dan T berturut-turut adalah dimensi massa, panjang, dan waktu dalam mengukur viskositas.
Sederhanakan dimensi viskositas di bawah ini!

3
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
 MLT 2   LT 1 
 L2  : L 
  

Penyelesaian :
 MLT 2   LT 1  1
 L2   ML T dan  L   T
1 2

   
 MLT 2   LT 1 
 L2  : L   ML T : T  ML T
1 2 1 1 1

  

Persamaan pangkat :
a f ( x)  a g ( x)  f ( x)  g ( x)

Contoh 2.4 :
Hitung nilai x pada persamaan berikut ini!
a. 2 x2  4
b. L3  Lx L2 x
9 x 1 1
c. 
243 3x

Penyelesaian :
a. 2x2  22
x22
Nilai x adalah x = 4.
b. L3  Lx  2 x  L3 x
3x  3
Nilai x adalah x = 1.
32( x 1)
c.  3 x
35
3x 1  x
3
35
3x 6  3 x
Jadi ,
x  6  x
x3

Bentuk akar

Jika xn = y, maka x  n y .

Contoh 2.5 :
1 1
2
4  4  4 2   22  2  2
1 1
4
16  (16) 4  (24 ) 4  2

 
1
1
27   27    3
3 3
3 3  3
Akar pangkat dua dari suatu bilangan a umumnya dituliskan dengan a.

Sifat-sifat operasi akar :


4
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
1. a n
x  b n x   a  b n x

 x
n
2. n
x

3. n xy  n x n y
n
x x
4. n 
y ny

 
m m
5. n
xm  n
x  xn

6. n m
x  mn x

Contoh 2.6 :
Penggunaan sifat-sifat operasi akar :
1. 5 3  2 3   5  2 3  7 3 , 6 5  3 5   6  3 5  3 5

 4  5
2 3
2. 4, 3
5
3. 12  4 3  2 3 , 3 x3 y 5  3
x3 3 y 5  xy 3 y 2
3 3
9 9 3 9 9 9
4.   3 3 
2 2 2 64 64 4

 8   
4 4
5. 3
84  3 3
23  24  16

6. 3
3  6 3, 4 3
13  12 13

Contoh 2.7 :
12  27  48  2 3  3 3  4 3  3
125  20  45  5 5  2 5  3 5  0

Contoh 2.8 :
Rasionalkan penyebut dari bentuk akar di bawah ini !
2
a.
3
3
b.
2 1

Penyelesaian:
2 2 3 2 3
a.   
3 3 3 3
3 2  1 3( 2  1)
   3( 2  1)
b.
2 1 2 1 2 1

Notasi Ilmiah

Bilangan yang sangat kecil dan sangat besar dapat ditulis menggunakan notasi ilmiah untuk
memudahkan dalam penulisannya. Misalnya, kecepatan cahaya adalah 3×108 m/s, massa elektron
adalah 9,109 × 10−31 kilogram, dan massa Bumi adalah 5,9742 × 1024 kilogram.

Bentuk umum notasi ilmiah :


a  10n
di mana 1  a  10 dan 10n disebut orde.
5
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
Contoh 2.9 :
Jari-jari Bumi adalah R = 6.400.000 m = 6,4 × 106 m
Konstanta gravitasi universal adalah G = 0,0000000000667 Nm2/kg2 =6,67×10-11 Nm2/kg2
 2,31  104 5  107  m  1,155 104 m
Simbol Matematika

a  b artinya a sama dengan b


a  b artinya a lebih besar dari b
a b artinya a jauh lebih besar dari b
a  b artinya a lebih kecil dari b
a b artinya a jauh lebih kecil dari b
a  b artinya a mendekati dengan b
a b artinya a mendekati sama dengan b
a  b artinya a sebanding dengan b
a  b artinya a identik dengan b
 a artinya positif atau negatif a

Logaritma

Bentuk umum logaritma :


a x  b  a log b  x
di mana a > 0, a  1 dan b > 0 .
Bilangan a disebut sebagai bilangan basis/pokok.

Contoh 2.10 :
2x  3  x  2 log3
3b  2  b  3 log2
2
log4  x  4  2x  x2
a
log100  2  100  a2  a  10

Sifat-sifat logaritma :
1. a
log a  1
2. a
log 1  0
3. a
log an  n
4. a
log bc  a log b  a log c
b a
5. a
log  log b  a log c
c
6. log b m  m a log b
a

m a
7. a log bm 
n
log b
n
c
log b
8. a
log b  c
log a
log n b   a log b 
a n
9.

Contoh 2.11 :
Penggunaan sifat-sifat logaritma :
1. 5 log 5  1
6
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
2. 100
log 1  0
3. 3
log 34  4
4. 2
log 2x  2 log 2  2 log x  1  2 log x
4 2
5. 2
log  log 4  2 log9  2  2 log9
9
6. log32  2 6 log 3
6

2
7. 3 log 42  3 log 4
3

3
7
log 7 1
8. 5
log 7  7
 7
log5 log5
log 2 9   3 log 32 
2
9. 3
4

Contoh 2.12 :
Hitung nilai x untuk persamaan berikut ini !
5 2 x  2  3 5 x 1

Penyelesaian :
log5 2 x2  log35 x1
 2 x  2 log5   5x  1 log3
x  2log5  5log3   log3  2log5
log3  2log5
x
5log3  2log5

Logaritma dibedakan menjadi dua bagian berdasarkan nilai basisnya :


 Logaritma biasa memiliki bilangan basis adalah 10.
10
log100  log100 , 10
log 2  log100
Jika bilangan basis adalah 10 , maka tidak perlu dituliskan.
 Logaritma natural memiliki bilangan basis adalah bilangan natural (e = 2,71828182....)
e
log b  ln b
Cara membaca ln b adalah Lon b. Bentuk eksponen x  ln b adalah b  e x  exp x . Sifat
logaritma natural sama dengan sifat logaritma biasa hanya mengganti notasi log menjadi ln.

y y

1
y = exp - x
1
y = exp x
1 x x

y = ln x

Gbr. 1.1 : Kurva eksponensial

Contoh 2.13 :
ln x  3  x  e3

7
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
v v
ln  kt   e kt atau v  v0 ekt  v0 exp(kt )
v0 v0

3. Persamaan Linear, Persamaan Kuadrat, Fungsi Kuadrat dan Pertidaksamaan

Persamaan Linear

Persamaan linear memiliki variabel –variabel hanya pangkat satu. Persamaan linear dengan variabel x
dan y dapat dituliskan dalam bentuk umum :
ax  by  c  0
atau
y  mx c
di mana m dan c adalah konstanta yang dapat bernilai positif dan negatif. Konstanta c sebagai titik
potong sumbu y di x = 0. Konstanta m dinamakan kemiringan garis atau disebut gradien. Gradien
adalah rasio perubahan y terhadap perubahan x. Gradien garis yang menghubungkan titik (x1 ,y1) dan
titik (x1 ,y1) adalah

y y2  y1
m 
x x2  x1

y = mx+c
y2
m
∆y
y1
∆x

x1 x2 x

Gbr. 1.2 : Kurva persamaan linear y = m x + c

Gradien dari persamaan garis ax  by  c  0 adalah m   a / b . Perhatikan Gbr. 1.3 bahwa garis
mendatar mempunyai gradien nol, garis yang naik mempunyai gradien positif, dan garis yang turun
mempunyai gradien negatif. Gradien untuk garis tegak tidak terdefenisi.
y

Gradien positif
Garien negatif

x
Garien tak
Garien nol terdefenisi

Gbr. 1.3 : Nilai gradien garis

Dua buah garis dengan gradien m1 dan m2 sejajar jika m1 = m2.

8
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
Dua buah garis dengan gradien m1 dan m2 tegak lurus jika m1  m2  1
Persamaan garis dengan gradien m melaui titik (x1 ,y1) :
y  y1  m  x  x1 
Persamaan garis yang melaui titik (x1 ,y1) dan titik (x2 ,y2) :
y  y1 x  x1

y2  y1 x2  x1
Titik tengah garis yang menghubungkan titik A(x1 ,y1) dan titik B(x2 ,y2) :
 x1  x2 y1  y2 
 2 , 2 
 
Jarak antara titik A(x1 ,y1) dan titik B(x2 ,y2) :
d  x2  x1 2   y2  y1 2
Jarak titik (x1 ,y1) ke garis ax  by  c  0 :
ax1  by1  c
d
a 2  b2

Contoh 3.1 :
a. Tentukan gradien garis yang melalui titik A (2,2) dan titik B (4,8)!
b. Tentukan persamaan garis f yang memiliki gradien -3 dan melalui titik (2,3)!
c. Tentukan persamaan garis g yang melalui titik A (2,-1) dan titik B (0,3)!
d. Gambarkan persamaan garis y = 2x - 4 dalam koordinat kartesian!

Penyelesaian :
a. Misalkan titik A (x1 ,y1) = A(2,2) dan titik B (x2 ,y2) = B(4,8). Gradien garis yang melalui titik A
dan titik B adalah
y  y 82
m 2 1  3
x2  x1 4  2
b. Misalkan titik A (x1 ,y1) = A (2,3) dengan gradien m = -3. Persamaan garis f adalah
y  y1  m  x  x1 
y  3  3  x  2 
y  3 x  9
c. Misalkan titik A (x1 ,y1) = A(2,-1) dan titik B (x2 ,y2) = B (0,3).
Persamaan garis g adalah
y  (1) x  2

3  (1) 0  2
y  1  2  x  2 
y  2 x  3
d. Untuk mendapatkan grafik dari persamaan linear, kita terlebih dahulu menentukan titik potong
garis pada sumbu x dan sumbu y. Titik potong garis pada sumbu x ketika y = 0 adalah di titik ( 2,0).
Titik potong garis pada sumbu y ketika x=0 adalah di titik (0,-4). Letakkan kedua titik ini dalam
koordinat kartesian, kemudian tarik garis yang menghubungkan kedua titik ini.

9
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
y
y = 2x-4

2 x

-4

Gbr. 1.4 : Kurva persamaan garis y = 2x -4

Contoh 3.2 :
Tentukan titik potong antara garis x + 2y = 5 dan 2x - 4y = -6 !

Penyelesaian :
Titik potong (x,y) akan melalui kedua persamaan garis ini. Titik ini diperoleh dengan menyelesaikan
persamaan-persamaan ini secara simultan.
x = 5-2y
Sehingga,
2(5-2y ) - 4y = -6
Kita akan memperoleh bahwa titik potong kedua garis ini adalah (1,2).

Persamaan Kuadrat

Sebuah persamaan yang mengandung suatu variabel berpangkat dua dinamakan persamaan kuadrat.
Bentuk umum persamaan kuadrat adalah
a x 2  bx  c  0
dengan a,b, dan c adalah konstanta dengan a  0 . Solusi atau akar-akar persamaan kuadrat adalah
b  b 2  4ac
x1,2 
2a
dengan
b  b 2  4ac b  b 2  4ac
x1  dan x2 
2a 2a
Rumus diskriminan suatu persamaan kuadrat adalah
D  b2  4ac
Dari nilai diskriminan dapat diketahui jenis-jenis akar-akar persamaan kuadrat:
Jika D>0, kedua akarnya real dan berbeda
Jika D=0, kedua akarnya real dan sama
Jika D<0, kedua akarnya imajiner

Persamaan kuadrat yang akar-akarnya x1 dan x2 adalah


 x  x1  x  x2   0
x 2   x1  x2  x  x1 x2  0

Contoh 3.3 :
Tentukan akar-akar dari persamaan di bawah ini!
a. 2 x 2  5 x  3  0
b. 12 kx  mg ( L  x)  0
2

c. 2cos 2   12 cos   1  0

10
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
d. t  13t  36  0
4 2

e. t  t  6  0

Penyelesaian :
a. Konstanta a = 2, b = -5, dan c = -3. Akar-akar persamaan kuadrat 2 x 2  5 x  3  0 adalah
b  b 2  4ac (5)  (5) 2  4(2)(3) 5  7
x1,2   
2a 2(2) 4
57 57 1
Kita mendapatkan bahwa x1   3 dan x2  
4 4 2
b. Persamaan kuadrat 2 kx  mg ( L  x)  0 dapat dituliskan menjadi
1 2

1
2
kx 2  mg x  mgL  0
kx2  2mg x  2mg L  0
Konstanta a = k, b = -2mg, dan c = -2mgL. Karena itu,
b  b 2  4ac   2mg   (2mg ) 2  4(k )(2mgL)
x1,2  
2a 2k
mg  m2 g 2  2mgkL
x1,2 
k
c. Persamaan kuadrat ini memiliki variabel cosβ. Konstanta a = 2, b =1/2 , dan c = -1. Karena itu,
b  b2  4ac  12  ( 12 )  4(2)(1)
2
cos 1,2  
2a 2(2)
 12  1
1 18
cos  1,2   
4
33
4 8 8
d. Persamaan ini dapat diubah ke dalam bentuk persamaan kuadrat dengan memisalkan x = t2.
Sehingga,
x2  13x  36  0
 x  4  x  9   0
Jadi x = 4 dan x=9. Karena x= t2, sehingga t2 = 4 dan t2 = 9, menghasilkan
t   2 dan t   3
e. Persamaan ini dapat diubah ke dalam bentuk persamaan kuadrat dengan memisalkan x = t.
Sehingga,
x2  x  6  0
 x  2  x  3  0
Jadi x = 2 dan x= -3.
Karena x = t , dan t tidak pernah negatif, sehingga solusi yang memenuhi adalah x = 2,
menghasilkan t = 4.

Fungsi Kuadrat

Bentuk umum fungsi kuadrat adalah


y  f ( x)  a x2  bx  c
dengan a, b, dan c adalah konstanta dan a  0 .

11
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
y
Sumbu simetri x=xp

y  ax2  bx  c

x1 xp x2 x
yp
Titik balik ( xp,yp )
Gbr.1.5 : Kurva fungsi kuadrat y  f ( x)  ax 2  bx  c

Rumus persamaan sumbu simetri adalah


b
xp  
2a
Nilai maksimum dan minimum (nilai ekstrim) suatu fungsi kuadrat adalah
b 2  4ac
yp  
D
4a

4a
 
 y xp
Bentuk kurva fungsi kuadrat dinamakan parabola.
Jika a >0 , parabola akan terbuka ke atas sehingga mempunyai titik balik minimum .
Jika a <0 , parabola akan terbuka ke bawah sehingga mempunyai titik balik maksimum.

Diskriminan dari fungsi kuadrat adalah


D  b2  4ac
Dari nilai diskriminan dapat diketahui kedudukan kurva fungsi kuadrat :
Jika D>0, kurva memotong sumbu x di dua buah titik (x1,0) dan (x2,0).
Jika D=0, kurva menyinggung di sebuah titik pada sumbu x di titik (x1,0) .
Jika D<0, kurva tidak memotong sumbu x.

y a>0
D> 0

a>0
D=0 a>0
D<0
x
a<0
D> 0 a<0
D=0
a<0
D<0

Gbr.1.6 : Kurva fungsi kuadrat ditinjau nilai a dan D

Menggambar kurva fungsi kuadrat


Gambarkan kurva fungsi kuadrat y  x2  4x  3 ke dalam koordinat kartesian.
 Titik potong fungsi kuadrat pada sumbu x ketika y = 0.
x2  4x  3  0
 x  1 x  3  0
Kita akan mendapatkan bahwa x1 =3 dan x2 =1.
Titik potong fungsi pada sumbu x di titik (x1,0) dan (x2,0) adalah (3,0) dan (1,0).
 Titik potong fungsi kuadrat dengan sumbu y ketika x = 0.
y  02  4(0)  3  3
Jadi, titik potong pada sumbu y adalah (0,3)
 Titik balik fungsi kuadrat (titik maksimum atau titik minimum )
12
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
Axis titik balik disebut juga sumbu simetri,
b (4)
xp     2
2a 2(1)
Ordinat titik balik disebut juga nilai maksimum atau minimum,
D b2  4ac (4)2  4(1)(3)
yp      1
4a 4a 4(1)
atau
y p ( x p )  22  4(2)  3  1
Titika balik kurva (xp ,yp) adalah (2,-1)

 Masukkan titik-titik (x1,0), (x2,0) dan (xp ,yp) ke dalam koordinat kartesian .
y
Sumbu simetri x=2

y  x2  4 x  3

1 2 3 x
-1
Titik balik ( 2,1 )
Gbr.1.7 : Kurva fungsi kuadrat y  x 2  4 x  3

Membentuk fungsi kuadrat


Jika kita mengetahui grafik fungsi kuadrat, maka kita dapat membentuk persamaan fungsi kuadrat
tersebut. Berikut metode untuk membentuk persamaan kuadrat.
1. Grafik fungsi kuadrat memotong sumbu x di titik (x1,0) dan (x2,0) serta melalui suatu titik (x3,y3).
Persamaan fungsi kuadratnya dapat dinyatakan dalam bentuk :
y  a  x  x1  x  x2 
Nilai a diperoleh dengan mensubstitusi nilai titik (x3,y3) ke persamaan fungsi kuadrat ini.

2. Grafik fungsi kuadrat yang melalui titik balik (xp,yp ) dan melalui suatu titik (x1,y1).
Persamaan fungsi kuadratnya dapat dinyatakan dalam bentuk :
 
2
y  a x  xp  yp
Nilai a diperoleh dengan mensubstitusi nilai titik (x1,y1) ke persamaan fungsi kuadrat ini.

3. Grafik fungsi kuadrat melalui titik (x1,y1), (x2,y2) dan (x3,y3).


Persamaan fungsi kuadratnya dapat dinyatakan dalam bentuk :
y  ax2  bx  c
Nilai a,b dan c diperoleh dengan mensubstitusi nilai titik (x1,y1), (x2,y2) dan (x3,y3) ke persamaan
fungsi kuadrat ini.

Hubungan garis y  mx  n dan parabola y  a x2  b x  c adalah


mx  n  ax 2  bx  c
ax 2   b  m  x   c  n   0
Nilai D dari persamaan ini adalah
D   b  m   4a  c  m 
2

Jika:
D > 0, garis memotong parabola di dua titik
D = 0, garis memotong parabola di satu titik (hanya menyinggung parabola)
D < 0, garis dan parabola tidak berpotongan
13
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
Contoh 3.4 :
Tentukan persamaan fungsi kuadrat dari kurva di bawah ini!

y y(m)

0 1
1 4 x t(s)

Gbr.1.8a : Soal 1.3.4a Gbr.1.8b : Soal 1.3.4b

Penyelesaian :
a. Grafik fungsi kuadrat y(x) memotong sumbu x di titik (x1,0) = (1,0) dan (x2,0) = (4,0) dan melalui
titik (x3,y3) = (4,0). Persamaan fungsi kuadratnya adalah
y  a  x  x1  x  x2 
y  a  x  1 x  4 
Substitusikan nilai (0,4) ke persamaan ini, maka kita akan memperoleh
4  a  0  1 0  4 
a 1
Jadi, persamaan fungsi kuadrat Gbr.1.8a adalah
y   x  1 x  4 
y  x   x2  5x  4
b. Grafik fungsi kuadrat y(t) memiliki titik balik (yp,tp ) =(1,5) dan (y1,t1) = (0,0). Persamaan fungsi
kuadratnya adalah
 
2
y  a t  tp  yp
y  a  t  1  5
2

Substitusikan titik (0,0) ke persamaan ini, maka kita akan memperoleh


0  a  0  1  5
2

a  5
Jadi, persamaan fungsi kuadrat Gbr.1.8b adalah
y  5  t  1  5
2

y  t   5t 2  10t

Pertidaksamaan

Sifat-sifat pertidaksamaan :
1. Jika a < b , maka a + c > b + c
2. Jika a < b dan c < d, maka a + c < b + d
3. Jika a < b dan c > 0, maka ac < bc
4. Jika a < b dan c < 0, maka ac > bc
5. Jika a < b, maka an < bn tetapi a  n  b  n
1 1
6. Jika 0 < a < b maka 
a b

Contoh 3.5 :
Selesaikan solusi pertidaksamaan berikut ini !
14
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
a. 2t-5 > 4t-2
b. t2 - t >2
t 1
c. 0
t 2

Penyelesaian :
a. 2t-5 > 4t-2 (tambahkan 5 )
2t > 4t + 3 (tambahkan -4t)
-2t > 3 (kalikan dengan -1/2)
t < -3/2
b. Nolkan ruas kanan
t2 - t -2 > 0
Temukan faktor dari persamaan kuadrat dan masukkan akar-akarnya ke dalam garis bilangan.
( t+1)(t -2 > 0
+++ --- +++
-1 -2
Ambil titik-titik uji -2, 0, 3 ( sembarang titik pada ketiga selang tersebut yang memenuhi).

Titik uji Nilai (t+1)(t-2) Tanda


-2 4 +
0 -2 -
3 4 +

Kita simpulkan bahwa himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan t2 - t >2 adalah selang yang
bernilai positif, yaitu t < -1 dan t > 2.
t 1
c. Masukkan faktor dari pertidaksamaan  0 ke dalam garis bilangan dan tentukan tanda titik
t 2
uji.
+++ --- +++
-1 -2
Untuk t=2 , pertidaksamaan ini tidak terdefenisi sehingga bukan menjadi himpunan penyelesaian.
t 1
Kita simpulkan bahwa himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan  0 adalah selang yang
t 2
bernilai negatif , yaitu 1  t  2 .

Contoh 3.6 :
Tentukan solusi yang memenuhi dari kedua pertidaksamaan t  2  2 dan 2t  2  1 .

Penyelesaian :
t22 2t  2  1
t4 t  1/ 2
Solusi dari kedua pertidaksamaan ini adalah irisan dari kedua solusi pertidaksamaan ini, yaitu
t4

Nilai mutlak

Nilai mutlak suatu bilangan real x, dinyatakan oleh |x|, didefenisikan sebagai
| x | x jika x  0
| x |  x jika x < 0

Contoh 3.7 :
| 8 | 8 , | 0 | 0 , | 7 |   7   7
| x  2 | 8  x  2  8 atau x - 2   8
15
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
y
y = |x-1|

1 y = |x|

Gbr. 1.9 : Kurva fungsi mutlak

Sifat-sifat nilai mutlak :


1. ab  a b
a a
2. 
b b
3. a  b  a  b
4. a  b  a  b
5. x  x 2
6. x  a  x   a
7. x  a   a  x  a
8. x  a  x  a dan x  a
2
9. x  x 2
10. x  y  x 2  y 2

4. Deret Aritmatika, Deret Geometri dan Notasi Sigma

Deret Aritmatika

Barisan aritmatika adalah barisan yang selisih dua suku berdekatan selalu sama. Penjumlahan dari
barisan aritmatika disebut sebagai deret aritmatika.

Bentuk umum barisan aritmatika :


U1 , U 2 , U 3 , U 4 , ....
a , a  b , a  2b , a  3b, ....
dengan b  U 2  U1 U 4  U 3  U n  U n1 .

Contoh 4.1 :
Barisan aritmatika
2, 4, 6, 8,..... b = 4-2 = 6-4 = 2
20, 15, 10, 5, .... b = 15-20 = 10-15= -5
Deret aritmatika
2 + 4 + 6 + 8 + .....
20 + 15 + 10 + 5+ ....

Rumus barisan aritmatika:


1. Rumus suku ke-n adalah U n  a   n  1 b

 a  U n   2  2a   n  1 b 
n n
2. Rumus jumlah n suku pertama adalah Sn 
2
16
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
dimana :
a adalah suku pertama, n adalah jumlah suku, b adalah beda, Un adalah suku ke-n, dan Sn adalah
jumlah suku n pertama.

Contoh 4.2 :
a. Tentukan suku ke-8 dan suku ke-17 dari barisan berikut ini !
20, 15, 10, 5, ....
b. Tentukan jumlah dari dua puluh suku pertama dari deret berikut ini!
3 + 6 + 9 + 12 + ...

Penyelesaian :
a. Suku pertama a =20. Beda dari barisan ini adalah b = 15 - 20 = - 5.
Suku ke-8 adalah U8  20  8  1 5  20  35  15
Suku ke-17 adalah U17  20  17  1 5  20  80  60
b. Suku pertama a =3. Beda dari barisan ini adalah b = 6 - 3 = 3
Jumlah dua puluh suku pertama adalah
S20 
20
2
 2  3   20  1 3  630
Deret Geometri

Barisan geometri adalah barisan yang perbandingan suatu suku dengan suku sebelumnya selalu tetap.
Penjumlahan dari barisan geometri disebut sebagai deret geometri.

Bentuk umum :
U1 , U 2 , U 3 , U 4 , ....
a , ar , ar 2 , ar 3 , ....
U2 U4 U
dengan r    n .
U1 U3 U n1

Contoh 4.3 :
Barisan geometri
1, 2, 4, 8,.....
27, 9, 3, 1,....
Deret geometri
1+ 2 + 4 + 8+ .....
27 + 9 + 3 + 1 + ....

Rumus barisan geometri :


1. Rumus suku ke-n adalah U n  ar n1
a  r n  1
2. Rumus jumlah n suku pertama adalah Sn 
r 1
di mana :
a adalah suku pertama, n adalah jumlah suku, r adalah rasio (nilai perbandingan)
Un adalah suku ke-n, Sn adalah jumlah suku n pertama.

Contoh 4.4 :
a. Tentukan suku ke-8 dan suku ke-11 dari barisan berikut ini :
3, 9, 27, 81, ...
b. Tentukan jumlah dari delapan suku pertama dari deret berikut ini :
4  8  16  32  64    

Penyelesaian :
a. Suku pertama a =3. Rasio dari barisan ini adalah r  9 / 3  3
17
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
Suku ke-8 adalah U8  ar 81  3  37  6581
Suku ke-12 adalah U11  ar111  3  310  177147
b. Suku pertama a =2. Rasio dari barisan ini adalah r  2
Jumlah dari delapan suku pertama adalah
a  r 8  1 4  28  1
S9    1.020
r 1 2 1

Jumlah Deret tak berhingga


Jumlah deret tak berhingga dari setiap deret dengan 1  r  1 dinyatakan oleh
a
S 
r 1

Contoh 4.5 :
1 1 1
a. 1     
2 4 8
1
a  1 dan r 
2
a 1
S   2
1  r 1  12
b. 1  e  e2  e3   , dengan (0 < e <1).
a  1 dan r  e
a 1
S  
1 r 1 e

Notasi Sigma

Suatu deret dapat dinyatakan dalam notasi sigma. Notasi sigma disimbolkan dengan  .
Bentuk umum notasi sigma :
n
 ai
im
dimana k,m dan n adalah bilangan bulat.

Contoh 4.6 :
n
 ai  a1  a2  a3  a4    an
i 1
4
  2i  1   2  0  1   2 1  1   2  2  1   2  3  1  1  3  5  7
i 0
6
 2i 2  2 12  2  22  2  32  2  42  2  52  2  62
i 1
n
  1 i 2  12  22  32  42     1 n2
i n

i 1
 1 1 1 1
     
k 1 k  k  1 11  1 2  2  1 3  3  1

Sifat-sifat notasi sigma :


Untuk bilangan bulat a, b dan n berlaku bahwa :
n
1.  1  n
k 1

18
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
b b
2.  (c ak )  c  ak
k a k a
b b b
3.  (ak  bk )   ak   bk
k a k a k a
b b b
4.  (ak  bk )   ak   bk
k a k a k a
n n p
5.  ak   ak  p
k m k m p

Contoh 4.7 :
5
1.  1  5
k 1
6 6
2.  2  k  2   2   k  2 
k 1 k 1

 k 2  k    k 2   k
8 8 8
3.
k 3 k 3 k 3
4 10 10
4.  (k 3  1)   (k 3  1)   (k 3  1)
k 1 5 1

 n  2  1    n  4n  5
10  2
  n 2  1  
6 2 12
2
5.
n 2 n 2  2 n 0

5. Geometri, Trigonometri dan Bilangan Kompleks

Geometri

Penyiku suatu sudut


Sudut α dan β dikatakan berpenyiku jika α + β = 900. Sudut yang dibentuk oleh α + β adalah siku-
siku.

β
α

Pelurus suatu sudut


Sudut α dan β dikatakan berpelurus jika α + β = 1800. Sudut yang dibentuk oleh suatu garis adalah
1800.

β α

Sifat-sifat garis sejajar


Dua garis l dan g berpotongan di titik A dan B.

2 1 2 1
3 4 3 4
3 A3 3 B
3

19
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
1. Sudut sehadap
 A1   B1 ,  A2   B2 ,  A3   B3 ,  A4   B4
2. Sudut bertolak belakang
 A1   A3 ,  A2   A4 ,  B1   B3 ,  B2   B4
3. Sudut dalam berseberangan
 A1   B3 ,  A4   B2
4. Sudut luar berseberangan
 A2   B4 ,  A3   B1
5. Sudut dalam sepihak
 A1 dan  B2 disebut sudut dalam sepihak ,  A1 +  B2 = 180
0

 A4 dan  B3 disebut sudut dalam sepihak ,  A4 +  B3 = 180


0

6. Sudut luar sepihak


 A1 dan  B2 disebut sudut luar sepihak ,  A2 +  B1 = 180
0

 A4 dan  B3 disebut sudut luar sepihak ,  A3 +  B4 = 180


0

Jumlah sudut segi-n

Jumlah sudut segitiga = 1800


a + b + c =1800
a c b

a b

Jumlah sudut segiempat = 2×1800 = 3600


Jumlah sudut segilima = 4×1800 = 5400
Jumlah sudut segienam = 5×1800 = 7200

Hubungan sudut dan garis-garis yang saling tegak lurus :

Kesebangunan segitiga

a1 b1 c1
 
a2 b2 c2
b2

b1  a1  a2

 c2

c1

Garis singgung dari suatu titik di luar lingkaran

20
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
Garis yang menyinggung lingkaran membentuk sudut 900 terhadap garis yang menghubungkan titik
singgung dengan pusat lingkaran itu.

A α O
β

Sudut keliling dan sudut pusat

Sudut pusat (θ) sama dengan dua kali sudut keliling (α).
  2
B

A α θ

Rumus-rumus geometri :

Segitiga

b c 1 1
t Luas = at  ab sin 
2 2
θ
a

Jajaran genjang

t Luas = at

Trapesium
b
ab
Luas = t
t 2

a
Lingkaran

r Keliling = 2πr
Luas = πr2

Silinder tegak
21
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
r
Luas dinding = 2πrh
Volume = πr2h

Bola

Luas permukaan = 4πr2


r 4
Volume = πr3
3

Kerucut tegak

Luas selimut = πrs


s
t 1
Volume = πr3
3
r

Trigonometri

Sudut

Sudut dapat dinyatakan dalam satuan derajat dan radian. Satu derajat (0) didefenisikan sebagai ukuran
sudut pusat yang dibentuk oleh panjang busur lingkaran yang sama dengan 1/360 dari keliling
lingkaran. Sudut yang dibentuk satu lingkaran penuh adalah 3600. Satu menit (′) adalah 1/60 derajat ;
Satu detik (′′ ) adalah 1/60 menit, atau 1/3600 derajat.

Contoh 5.1 :
a. 30,50  300  0,5  60   30030
b. 30,110  300  0,11 60   3006,6  3006  0,6  60   30066
300 450
c. 1003045  100    100  0,50  0,01250  10,51250
60 3600

Satu radian (rad) didefenisikan sebagai sudut pusat yang dibentuk oleh panjang busur yang sama
dengan radius lingkaran.

r
1 radian

Keliling lingkaran adalah 2πr dan membentuk sudut 3600. Karena itu,.
2 radian = 3600
 radian = 1800
1800
1 radian =  57,2960

22
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com

1 derajat = radian = 0,017453rad
180
dimana  = 3,14

Contoh 5.2 :
 
a. 300  300 0
rad = rad
180 6
 5
b. 1500  1500 0
rad = rad
180 6
  1800
c. rad = = 450
4 4 
7 7 1800
d. rad = = 2100
6 6 

Panjang busur

Besar panjang busur (s) sama dengan perkalian radius (r) dengan sudut pusat (θ) dalam radian.
s r
s

θ
r

Contoh 5.3 :

a. Sebuah lingkaran memiliki radius 30 cm, panjang busur yang dibentuk oleh sudut pusat rad
3
adalah

s r 
3
 30cm  =10 cm
b. Sebuah lingkaran memiliki radius r cm, panjang busur yang dibentuk oleh sudut pusat 450 adalah

s r  r cm
4

Luas sektor lingkaran

Luas A sektor lingkaran dengan radius r dan sudut pusat θ dalam radian adalah
1
A   r2
2

A
θ
r

Contoh 5.4 :

Sebuah lingkaran memiliki radius 30 cm, panjang busur yang dibentuk oleh sudut pusat rad adalah
3
1 2 1 2 
A r    30cm  =150 cm2
2 2 3
23
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
Teorema Phytagoras

Dalam segitiga siku-siku :


c2  a2  b2

c a
c

Fungsi trigonometri dalam segitiga siku-siku

c a
c
θ
b

sisi depan a sisi miring c


sin =  cosec  
sisi miring c sisi depan a
sisisamping b sisi miring c
cos =  sec = 
sisi miring c sisisamping b
sisi depan a sisi depan b
tan =  cot  = 
sisisamping b sisisamping a
Kita akan memperoleh hubungan bahwa
1
cosec =
sin 
1
sec =
cos
1
cot =
tan 

Contoh 5.5 :

4 5
sin = cosec 
5 4
5 3 5
4 cos = sec =
5 5 3
c 4 3
θ tan = cot  
3 5
3

Contoh 5.6 :
Jika sinθ = 1/3 , maka tentukanlah nilai cosθ dan tanθ .

Penyelesaian:
Kita akan menggunakan bantuan segitiga siku-siku untuk mendapatkan nilai cosθ dan tanθ.

24
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
3 1
c
θ
b
Gunakan teorema phytagoras untuk mendapatkan nilai b,
3 2  12  b 2
b 8 2 2
Sehingga,
2 2
cos = 
3
1 1
tan =   2
2 2 4

Fungsi trigonometri dari sudut istimewa


θ sinθ cosθ Tanθ
0 0 1 0
300 1/2 1
3 1
3
2 3
370 3/5 4/5 ¾
450 1
2 1
2 1
2 2
530 4/5 3/5 4/3
600 1
3 1/2 3
2
0
90 1 0 -

Fungsi trigonometri dalam kuadran


y

sin θ = + II I
Semua
cosec θ = + positif
+ 0 0 < θ < 900
90 < θ < 1800
x

tan θ = + III IV cos θ = +


sec θ = + sec θ = +
1800 < θ < 2700 2700 < θ < 3600

Fungsi sudut negatif


sin      sin  cosec     cosec
cos     cos sec     sec
tan      tan  cot      cot 

Perbandingan sudut-sudut berelasi

25
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
sin  900     cos sin  900     cos
cos  900     sin  cos  900      sin 
tan  900     cot  tan  900      cot 

sin 1800     sin  sin 1800      sin 


cos 1800      cos cos 1800      cos
tan 1800      tan  tan 1800     tan 

sin  2700      cos sin  2700      cos


cos  2700      sin  cos  2700     sin 
tan  2700     cot  tan  2700      cot 

sin  3600      sin  sin  3600     sin 


cos  3600     cos cos  3600     cos
tan  3600      tan  tan  3600     tan 

Contoh 5.7 :
sin1500  sin 1800  300   sin 300  1/ 2
cos 2100  cos  2700  600    sin 600  3 2
tan 3300  tan  3600  300    tan 300   3 3
 
cos      sin      cos 2   cos  cos  1 1
2 

Indentitas trigonometri
sin 
tan  
cos
cos
cot  
sin 
sin 2   cos 2   1
1  cot 2   cosec 2
1  tan 2   sec 2 

Contoh 5.7 :
Buktikan relasi trigonometri berikut ini!
a. cot   tan   cosec sec
cos 2 
b.  1  sin 
1  sin 
cos sec2   cos
c.  sec
sin 2 

Penyelesaian :
cos sin  cos 2   sin 2  1
a. cot   tan       cosec sec
sin  cos sin  cos sin  cos
cos 2  1  sin 2  1  sin  1  sin  
b.    1  sin 
1  sin  1  sin  1  sin 
26
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
cos sec2   cos cos  sec   1 cos cos sin 2 
2
c.   2 tan 2   2  sec
sin 
2
sin 
2
sin  sin  cos2 

Segitiga

b γ a

α β
c

Aturan sinus :
a b c
 
sin  sin  sin 

Luas segitiga :
1 1 1
Luas  bc sin   ac sin   ab sin 
2 2 2

Contoh 5.7 :
Tentukan panjang sisi b dari segitiga di bawah ini!

b 2m

300 450

Penyelesaian :
Gunakan aturan sinus bahwa
b 2

sin 450 sin 300
2
b sin 450  2 2 m
sin 300

Aturan cosinus :
a 2  b 2  c 2  2bc cos 
b2  a2  c2  2ac cos 
c2  a2  b2  2ab cos 

Contoh 5.8 :

Tentukan panjang sisi c dari segitiga di bawah ini!

2m
c

600
3m

27
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
Penyelesaian :
Gunakan aturan kosinus bahwa
c2  22  32  2  2  3 cos600
1
c 2  4  9  12   6
2
Jadi,
c 6m

Rumus jumlah dan selisih sudut


sin  A  B   sin A cos B  cos A sin B
sin  A  B   sin A cos B  cos A sin B
cos  A  B   cos A cos B  sin A sin B
cos  A  B   cos A cos B  sin A sin B
tan A  tan B
tan  A  B  
1  tan A tan B
tan A  tan B
tan  A  B  
1  tan A tan B

Contoh 5.9 :
Tentukan nilai sinus, cosinus dan tangen dari sudut 150 !

Penyelesaian :
sin15  sin  45 0  30 0   sin 45 0 cos30 0  cos 45 0 sin 30 0
1 1 1 1 6 2
 2 3 2 
2 2 2 2 4
cos15  cos  45  30   cos 45 cos30 0  sin 45 0 sin 30 0
0 0 0

1 1 1 1 6 2
 2 3 2 
2 2 2 2 4
tan 45  tan 30 0
0
1 3 3 3 3
tan15  tan  45 0  30 0     2 3
1  tan 45 tan 30
0 0
1  1  ( 3 3) 3  3

Rumus sudut rangkap dua


sin 2 A  2sin A cos A
cos 2 A  cos 2 A  sin 2 A  1  2sin 2 A  2cos 2 A  1
2 tan A
tan 2 A 
1  tan 2 A

Contoh 5.10 :
Tentukan nilai cos 22,50 !

Penyelesaian :
cos 2 A  2cos 2 A  1
cos 2  22,50  2cos 2 22,5  1
cos 450  2cos2 22,5  1
1
2  2cos2 22,5  1
2
1 1 2 2 1
cos 22,5   2  2 2
2 4 4 2

28
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
Rumus setengah sudut
A 1  cos A A 1  cos A A 1  cos A
sin 2  cos2  tan 2 
2 2 2 2 2 1  cos A

Contoh 5.11 :
Jika cos x = k , dimana k suatu bilangan positif yang kurang dari satu. Besar sudut x < 900. Tentukan
nilai dari sin 12 x !

Penyelesaian :
x 1  cos x
sin 2 
2 2
x 1 k
sin  
2 2
Ambil nilai sin 12 x yang bernilai positif karena sudut x berada di kuadran pertama. Jadi,
x 1 k
sin 
2 2

Rumus perkalian trigonometri


2sin A cos B  sin  A  B   sin  A  B 
2cos A sin B  sin  A  B   sin  A  B 
2cos A cos B  cos  A  B   cos  A  B 
2sin A sin B  cos  A  B   cos  A  B 

Contoh 5.12 :
Tunjukkan bahwa
a. 2sin 75 0 cos15 0  1  12 3
1
b. cos 2 x cos x 
2
 cos3x  cos x 

Penyelesaian :
a. 2sin 75 0 cos15 0  sin(75 0  15 0 )  sin(75 0  15 0 )  sin90 0  sin 60 0  1  12 3
1 1
b. cos 2 x cos x 
2
 cos(2 x  x)  cos(2 x  x)    cos3x  cos x 
2

Rumus jumlah dan selisih trigonometri


sin A  sin B  2sin  A2 B  cos  A2 B 
sin A  sin B  2cos  A2 B  sin  A2 B 
cos A  cos B  2cos  A2 B  cos  A2 B 
cos A  cos B  2sin  A2 B  sin  A2 B 

Contoh 5.13 :
Tunjukkan bahwa
a. sin 40 0  sin 20 0  cos10 0
1
b. sin 75 0  sin15 0  2
2

Penyelesaian:
 40 0  20 0   40 0  20 0 
a. sin 40 0  sin 20 0  2sin   cos    2sin 30 cos10  cos10
0 0 0

 2   2 
29
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
 75 0  15 0   75 0  15 0  1
b. sin 75 0  sin15 0  2cos   sin    2cos 45 0 sin 30 0  2
 2   2  2
Invers Trigonometri

Jika sin y  x , maka y  arc sin x atau y  sin -1x


Jika cos y  x , maka y  arc cos x atau y  cos -1 x
Jika tan y  x , maka y  arc tan x atau y  tan -1x

Contoh 5.14 :
arcsin( 12 )  6
arc cos( 1)  

tan 1 (1) 
4

Persamaan trigonometri
1. sin   k
Misalkan bahwa sin 1 k  sin  , maka
    n  3600
  180     n  3600

2. cos  k
Misalkan bahwa cos 1 k  cos  , maka
    n  3600
    n  3600

3. tan   k
Misalkan bahwa tan 1 k  tan  , maka
    k  1800
di mana k adalah bilangan bulat.

Contoh 5.15 :
Carilah semua solusi persamaan trigonometri di bawah ini untuk interval 0   360 0 !
a. sin   1
2

b. cos  12 2
c. tan  3

Penyelesaian :
a. sin   12
sin   sin 1 12  30 0
Gunakan     n  3600 dan substitusi n=0, maka
    300
Gunakan   (180   )  n  3600 dan substitusi n=0, maka
  1800  300  1500
Jadi, solusinya adalah 300 dan 1500.

b. cos  12 2
cos  cos 1 12 2  45 0
Gunakan     n  3600 dan substitusi n=0, maka
30
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
    45 0
Gunakan     n  3600 dan substitusi n=1, maka
  450  3600  3150
Jadi, solusinya adalah 450 dan 3150.
c. tan  3
tan   cos 1 3  60 0
Gunakan     n  1800 dan substitusi n=0 dan n=1, maka
  45 0
dan
    180 0  60 0  180 0  240 0
Gunakan     n  3600 dan substitusi n=0, maka
  450  3600  3150
Jadi, solusinya adalah 600 , 2400 dan 3150.

Contoh 5.16 :
Carilah solusi persamaan trigonometri di bawah ini untuk interval 0     !
2sin 2   3sin   2  0

Penyelesaian :
Kita dapat menuliskan 2sin 2   3sin   2  0 dalam bentuk
 2sin   1 sin   2  0
Tidak ada solusi θ untuk sin   2 . Jadi, solusi hanya berasal dari
2sin   1  0
1
sin  
2
Untuk interval sudut 0     , solusinya adalah 300 dan 1500.

Grafik fungsi trigonometri

1. Grafik y = sinθ

1 y = sinθ

π 2π 3π θ

-1

2. Grafik y = cosθ

31
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
y

1 y = cosθ

π 2π 3π θ

-1

3. Grafik y = tanθ
y

y = tanθ

π 2π 3π θ

Sifat-sifat grafik sinus dan kosinus :


1. Sinθ dan cosθ keduanya berkisar antara -1 sampai 1
2. Kedua grafik berulang( periodik) pada selang yang berdampingan sepanjang 2π
3. Grafik y = sinθ sama seperti y = cosθ, tetapi digeser π/2 satuan ke kanan.

Operasi Bilangan Kompleks

Bilangan imajiner
Bilangan imajiner adalah bilangan tidak real atau tidak nyata. Satuan bilangan kompleks adalah 1
dan disimbolkan dengan i. Bilangan imajiner sangat penting dalam sains.
1  i

Contoh 5.17 :
4  4 1  2i
81  81 1  9i
i  1  1  1
2

i3  i i 2  i
 2i 4  24 i 4  16

Bilangan kompleks
Bilangan kompleks adalah gabungan bilangan real dan bilangan imajiner. Simbol z disebut sebagai
bilangan kompleks atau variabel kompleks.
Bentuk umum bilangan kompleks :
z  a  bi
di mana a bagian real dari z atau disimbolkan oleh Re{z} dan bi bagian imajiner atau biasa
disimbolkan oleh Im{z}. a dan b adalah bilangan real.

Contoh 5.18 :
z  2  3 i , z  5  4 i dan z  2  4 i
32
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
Konjugat bilangan kompleks
Konjugat bilangan kompleks z  a  b i adalah z  a  bi .

Contoh 5.19 :
Konjugat bilangan kompleks z  2  3 i adalah z  2  3 i .
Konjugat bilangan kompleks z  7  8 i adalah z  8  7 i .

Operasi bilangan kompleks


1. Penjumlahan dua bilangan kompleks
 a  bi    c  d i    a  c   b  d  i
2. Pengurangan dua bilangan kompleks
 a  bi    c  d i    a  c   b  d  i
3. Perkalian dua bilangan kompleks
 a  bi  c  d i   ac  adi  bci  bdi 2   ac  bd    ad  bc  i
4. Pembagian dua bilangan kompleks
a  bi a  bi c  di  ac  bd    ad  bc  i
 
c  di c  di c  di c2  d 2

Contoh 5.20 :
1.  2  3 i    5  6 i    2  5    3  6  i
2.  2  4 i   3  7 i    2  3   4  7  i  1  3i
3.  3  4 i  2  5 i    6  20   15  8  i  14  23i
2  4i 2  4i 5  3i 22  14i 11 7
4.     i
5  3i 5  3i 5  3i 34 17 17

Modulus bilangan kompleks


Modulus atau besar dari sebuah bilangan kompleks z  a  b i didefenisikan sebagai
r  z  a 2  b 2  zz 
Modulus biasanya disimbolkan dengan r.

Contoh 5.21 :
z  3  2i  32  22  13

Diagram Argand atau bidang kompleks


Bilangan kompleks z = x + yi dapat digambarkan dalam bidang xy yang disebut sebagai bidang
kompleks atau diagram argand. Sumbu x dan y berturut-turut adalah sumbu real dan imaginer.
Y
y P(x,y)

r
x
θ
O X
Kita dapat menuliskan letak titik P(x,y) dalam bidang polar :
x  r sin  , y  r cos
di mana r  x 2  y 2 dan θ adalah sudut yang dibentuk oleh garis OP terhadap sumbu x.
Kita dapat menuliskan bahwa
z  x  y i  r cos  i r sin   r  cos  i sin  
Sekarang kita gunakan formula euler bahwa ei  cos   i sin  . Karena itu,
33
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
z  rei

Contoh 5.22 :
  
1. z  6  cos 60  i sin 60   6  cos  i sin   6ei 3
 3 3
   1 1 
z  4ei 4  5  cos  i sin   4  2 i 2   2 2 1  i 
 4 4   2 2 

6. Irisan Kerucut

Bidang yang memotong kerucut dengan berbagai sudut akan menghasilkan kurva lingkaran, elips,
parabola dan hiperbola.

Hiperbola

Lingkaran
Elips
Parabola

Gbr. 1.10 : Irisan kerucut

Irisan kerucut menunjukkan kedudukan titik-titik terhadap garis l tetap (garis arah) dan sebuah titik
tetap (fokus) F.

Hiperbola, e > 1

Parabola, e = 1

L P Elips, 0 < e < 1

Lingkaran, e = 0
F

garis l

Gbr. 1.11 : Kurva irisan kerucut berdasarkan nilai eksentrisitas (e)

34
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
Himpunan titik-titik P yang perbandingan antara jarak PF dari fokus dan jarak PL dari garis arah
adalah suatu konstanta positif e (dinamakan keeksentrikan atau eksentrisitas).
| PF | e | PL |
Untuk e = 0, irisan kerucut tersebut adalah lingkaran, 0 < e < 1 sebuah elips, e = 1 sebuah parabola,
dan e > 1 sebuah hiperbola.

Persamaan lingkaran (e = 0)

Lingkaran merupakan tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap titik fokus.
Persamaan lingkaran yang pusatnya di titik O (0,0) dan jari-jarinya r adalah
x2  y 2  r 2
Persamaan lingkaran yang pusatnya di titik O (a,b) dan jari-jarinya r adalah
 x  a 2   y  b 2  r 2
atau
x2  y 2  Ax  By  C  0
2 2
 A B  A  A
dengan pusat lingkaran di titik O(a,b)= O   ,   dan jari-jari lingkaran r        C
 2 2  2 2
y
 x  a  2   y  b 2  r 2

O(a,b)

r x

Gbr.1.12 : Lingkaran dengan pusat di titik O (a,b)


Contoh 6.1 :
Sebuah lingkaran memiliki persamaan
 x  2 2   y  32  25
Tentukan titik pusat dan jari-jari lingkaran tersebut.

Penyelesaian :
Lingkaran berpusat di titik (2,3) dan memiliki radius 5 satuan.

Persamaan Parabola (e =1)

Parabola adalah himpunan titik-titik P yang berjarak sama dari garis arah l dan fokus F.
y

L (-p,y) P (x,y)

F(p,0) x

x= -p
Gbr.1.13

Dari syarat |PF|=|PL|, kita peroleh

35
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
( x  p) 2  ( y  0) 2  ( x  p) 2  ( y  y ) 2
Kita akan memperoleh bentuk persamaan umum parabola mendatar dan terbukan ke kanan adalah
y 2  4 px
dimana p sebagai jarak dari fokus ke puncaknya.

Contoh 6.2 :
Tentukan fokus dan garis arah parabol y2 = 8 x.

Penyelesaian :
Oleh karena y2 = 4(2) x, maka p=2. Sehingga fokus ada di titik (3,0); dan garis arah adalah x=-3.

Persamaan Elips ( 0 < e < 1)

Persamaan umum elips adalah


x2 x2
 1
a 2 b2
dimana b  a 1  e2 . Bilangan 2a dinamakan garis tengah panjang (sumbu mayor) dan 2b garis
tengah pendek (sumbu minor ).
y

B(b,0)

c x2 x2
b  1
a 2 b2

F′(-c,0) a x a 2  b2  c 2
F(c,0)
A′(-a,0) A(a,0) c
e
a

B′(-b,0)

Gbr. 1.14 : Elips


Contoh 6.3 :
Sebuah elips memiliki persamaan
x2 y 2
 1
25 16
Tentukan fokus, eksentrisitas, panjang sumbu mayor, panjang sumbu minor dari elips tersebut.

Penyelesaian :
Nilai a = 5 dan b= 4, sehingga
c  a 2  b2  25  16  3
Titik fokus elips adalah di (0,3) dan (0,-3).
Eksentrisitas elips adalah e = c/a = 3/5 =0,6.
Panjang sumbu mayor elips adalah 2a = 8 satuan.
Panjang sumbu minor elips adalah 2b= 4 satuan.

Persamaan Hiperbol (e >1)

Persamaan umum Hiperbol adalah


x2 y 2
 1
a 2 b2
dimana b  a e2  1 . Oleh karena c = ae, kita peroleh c2  a2  b2 . Sekarang kita nyatakan y dalam x,

36
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
b
y x2  a2
a
Untuk x →  , kita akan mendapatkan persamaan asimtot :
b
y x
a

y b
y x
a

x2 x2
 1
F′(-c,0) c a 2 b2
b F(c,0)
a x a 2  b2  c 2
A′(-a,0) A(a,0)
c
e
a

b
y x
a

Gbr. 1.15 : Hiperbol

1.7 Limit dan Turunan

Limit

Bentuk umum limit :

lim f ( x)  b
x a
dibaca limit dari f(x) untuk x mendekati a adalah b.

Perhatikan sebuah fungsi yang dibentuk oleh


x3  1
f ( x) 
x 1
Fungsi ini tidak terdefenisikan pada x=1, karena di titik ini f(x) =0/0, yang tidak memiliki arti. Akan
tetapi, kita masih menentukan nilai f(x) untuk x mendekati satu. Pengertian sederhana dari limit adalah
pendekatan.

f ( x)  xx 11
3
x
1,1 3,310
1,01 3,030
1,001 3,003
↓ ↓
1 ?
↑ ↑
0,999 2,997
0,99 2,970
0,9 2,710

Jadi, kita dapat menyimpulkan bahwa


x3  1
lim 3
x 1 x  1

Kita juga dapat menentukan nilai dari limit sutu fungsi menggunakan aljabar.

37
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
x3  1  x  1  x2  x  1
lim  lim  lim  x 2  x  1  12  1  1  3
x 1 x  1 x 1 x 1 x 1

Contoh 7.1 :
lim(2 x  1)  2  3  1  5
x 3

x2  4 x  5  x  5 x  1  lim x  1  6
lim
x 5 x 5
 lim
x 5 x 5 x 5
 
sin x
lim 1
x 0 x

Turunan

Masalah yang mendasari ide turunan adalah garis singgung suatu fungsi dan kecepatan sesaat suatu
benda.

Kemiringan garis suatu fungsi

Perhatikan grafik persamaan y=f(x). P kedudukannya di titik


y
y  f ( x)

f (x+∆x) Q Garis singgung dengan


gradien mtan
) ∆y
f(x) P
∆x
x
x x+∆x

Gbr.1.5 : Garis singgung f(x)

Kemiringan fungsi f(x) di titik P dapat dituliskan dalam bentuk


y f  x  x   f ( x)
mtan  lim  lim
x 0 x x 0 x

Contoh 7.2 :
Cari kemiringan garis singgung pada kurva y = f(x) = 2x2 sebagai fungsi x .

Penyelesaian :
f  x  x   f ( x) 2  x  x   2 x 2
2

mtan  lim  lim


x 0 x x 0 x
2 x  4(x) x  2x  2 x
2 2 2
mtan  lim
x 0 x
mtan  lim 2 x  4x  2 x
x 0
Kemiringan f(x) untuk x = 0 adalah mtan = 0 .
Kemiringan f(x) untuk x = 1 adalah mtan = 2 .

38
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
y
y = x2

2 (1,2)
1

- 2 -1 1 2 x

Kecepatan sesaat suatu benda

Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 10 m/s selama 5s dan memiliki kecepatan 20 m/s selama 5s.
Kecepatan rata-rata mobil adalah
v t  v t 10  5  20  5
v  11 22  m s 15 m s
t1  t2 55
Jika mobil bergerak dengan persamaan posisi mobil sebagai fungsi waktu
s  10t 2
Kecepatan sesaat benda pada setiap waktu dapat ditemukan menggunakan konsep kecepatan rata-rata
untuk limit t  0 . Kecepatan benda setiap waktu adalah
s s  t  t   s(t )
v  lim  lim
x 0 t x 0 t
10t 2  20(t )t  10t 2  10t 2
v  lim
t 0 t
v  lim 20t  10t  20t
t 0
Kecepatan sesaat benda pada t = 0 s adalah v = 0 m/s.
Kecepatan sesaat benda pada t = 1 s adalah v =20 m/s.
Kecepatan sesaat benda pada t = 1s memiliki arti bahwa gradien fungsi s = 10t 2 pada waktu t=1s. Jadi,
kecepatan sesaat menunjukkan gradien dari fungsi posisi terhadap waktu.

Defenisi Turunan
df ( x) dy
Turunan dari fungsi y = f(x) adalah fungsi lain f ( x)   yang dituliskan dalam bentuk
dx dx
dy y  x  x   y ( x)
 lim
dx x0 x

Contoh 7.3 :
Carilah turunan dari masing-masing fungsi dibawah ini terhadap variabel x :
a. y = 3
b. y = 2 x
c. y = 3 x2

Penyelesaian :
dy y ( x  x)  y ( x) 33
a. y   lim  lim 0
dx x0 x x 0 x
dy 2( x  x)  2 x 2x
b. y   lim  lim 2
dx x0 x x 0 x

dy 3( x  x) 2  3x 2
c. y   lim  6x
dx x 0 x

Aturan Turunan
1. Jika y  k , maka y  0 .
39
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
2. Jika y  k xn , maka y  k n xn1
3. Jika y  u  v , maka y  u  v
4. Jika y  u n , maka y  nu n1 u
5. Jika y  u v , maka y  uv  u v
u v  u v
, maka y  
u
6. Jika y 
v v2

Contoh 7.4 :
Carilah turunan dari masing-masing fungsi berikut ini:
a. y = 3
b. y = 2 x3
c. y = 2 x2 + 6x
d. y = (x2+2)10
e. y = (x3+2) (x+1)5
x2  2
f. y =
x 1

Penyelesaian :
a. y  0
b. y  2  3x31  6x2
c. y  2  2x21  6x11  4x  6
d. Misalkan u  x2  2 dan u  2 x .
y   nu n 1u   10  x 2  2   2 x   20 x  x 2  2 
10 1 9

e. Misalkan u  x2  2 dan v  ( x  1)5 .


y   u v  u v   2 x  x  1  5( x 2  1)  x  1
5 4

f. Misalkan u  x2  2 dan v  x  1
uv  u v (2 x)( x  1)  ( x 2  2) x 2  2 x  2
y   
v2 ( x  1)2 ( x  1)2

Turunan Trigonometri

1. Jika y  sin x , maka y  cos x


2. Jika y  cos x , maka y   sin x
3. Jika y  tan x , maka y  sec2 x
4. Jika y  cosec x , maka y  cosec x cot x
5. Jika y  sec x , maka y  sec x tan x
6. Jika y  cot x , maka y  cosec2 x
7. Jika y  sin u , maka y  u cos u
8. Jika y  cos u , maka y  u sin x

Contoh 7.5 :
Carilah turunan dari masing-masing fungsi berikut ini:
a. y  sin 2 x
b. y  sin (3 x  2)
c. y  cos 2 x
d. y  cos(3 x  5)

40
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
e. y  cos3 2x sin 2x

Penyelesaian :
a. y  2cos 2 x
b. y  3cos (3x  2)
c. y  2sin 2 x
d. y  3sin(3x  5) .
e. Misalkan u  cos3 2x  u  6cos2 2x dan v  sin 2 x  v  2cos 2 x .
y  uv  uv  6cos2 2x sin 2x  2cos3 2x

Turunan fungsi ln dan eksponensial


1
1. Jika y = ln x, maka y 
x
1
2. Jika y = ln u, maka y  u
u
3. Jika y = e , maka y  e
x x

4. Jika y = eu, maka y = u  eu

Contoh 7.6 :
Carilah turunan dari masing-masing fungsi berikut ini:
a. y  e2x
b. y  ln 2 x

Penyelesaian :
a. y  2 e2 x
2 1
b. y  
2x x

Aturan Rantai

Andaikata bahwa y = f(u) dan u = g(x). Aturan rantai memiliki bentuk


dy dy du

dx du dx

Contoh 7.7 :
dy
Cari dari y = (x2+1)10.
dx
Penyelesaian :
Misalkan u = x2+1, maka y = u10.
dy dy du
 10u 9  2 x   20 x( x 2  1)9
dx du dx

Turunan tingkat tinggi

Bentuk f  disebut turunan pertama dari f. f  disebut turunan kedua dari fungsi f. Turunan ke-n dari
dny
fungsi y = f(x) dilambangkan dengan .
dx n

Contoh 7.8 :
Jika y  2x3  2x  2 , maka

41
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
dy
y   3x 2  2
dx
d2y
y    6x
dx
d3y
y  3  6
dx

Turunan Implisit

Misalkan suatu persamaan memiliki bentuk


y 2  yx3  x2
dy
Untuk mendapatkan , kita gunakan aturan rantai pada setiap suku. Kita peroleh
dx
dy dy dx dx
2y  x3  3x 2 y  2x
dx dx dx dx
dy dy
2y  x3  3x 2 y  2 x
dx dx
 2 y  x3  dy
dx
 2 x  3x 2 y

dy 2 x  3x 2 y

dx 2 y  x3

Diferensial

Turunan y terhadap x dituliskan dalam bentuk dy/dx. Lambang dy dan dx sebenarnya memilii arti
tersendiri. Bentuk dy menunjukkan pertambahan kecil ∆y dan bentuk dx menunjukkan pertambahan
kecil ∆x. Andaikan y= f(x), maka
dy  f ( x) dx

Contoh 7.9 :
Cari dy jika (a) y = x3 + 2x . (b) y = 2πx2 .
Penyelesaian
a. dy  (3x2  2) dx
b. dy  2 x dx

Aturan diferensial
1. dk  0
2. d (ku )  k du
3. d (u  v)  du  dv
4. d (u  v)  du  dv
 u  vdu  udv
5. d   
v   v2
6. d  u n   nu n 1du

Konsep turunan sangat penting dalam menyelesaikan kasus-kasus dalam fisika seperti untuk
menentukan gradien, kecepatan, percepatan, nilai maksimum dan minimum suatu fungsi. Beberapa
kegunaan turunan dalam fisika :
a. Menentukan nilai maksimum dan minimum suatu fungsi.
Misalkan suatu fungsi y = f(x), maka y akan maksimum ketika
dy
 0 atau f ( x0 )  0 .
dx

42
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
Nilai x0 disebut titik stasioner yang menyebabkan fungsi y maksimum atau dapat kita sebut
sebagai titik setimbang.
b. Fungsi f naik pada interval I , ketika f ( x)  0
Fungsi f turun pada interval I , ketika f ( x)  0
c. Fungsi f cekung ke atas pada interval I , ketika f ( x)  0
Fungsi f cekung ke bawa pada interval I , ketika f ( x)  0

8. Deret Binomial Newton , Deret Taylor dan Deret Maclaurin

Deret Binomial Newton

Untuk setiap bilangan riil n dan |x|<1 berlaku


n(n  1) 2 n(n  1)  n  2  3
(1  x)n  1  nx  x  x 
2! 3!

Contoh 8.1 :
(2)(3) 2 (2)  3 4  3
a. (1  x)2  1  (2) x  x  x    1  2 x  3x 2  4 x3  
2! 3!
1
1 ( 1 )( 12 ) 2 ( 12 )(  12 )(  23 ) 3 1 1 1
b. (1  x) 2  1  x  2 x  x    1  x  x 2  x3  
2 2! 3! 2 8 16

Kita dapat melakukan pendekatan ketika x<<1 :


(1  x)n 1  nx
1
1
(1  x) 2 1 x
2
(1  x)1 1  x

Deret Taylor
Bentuk umum deret Taylor adalah

f (a) f (a)
f ( x)  f (a)  f (a)( x  a)  ( x  a) 2  ( x  a)3 
2! 3!

Contoh 8.2 :
Potensial interaksi dua buah atom dalam molekul diatomik memenuhi persamaan
A B
V  r   12  6
r r
Cari bentuk deret Taylor dari potensial ini di sekitar titik setimbangnya.

Penyelesaian:
Misalkan titik setimbang potensial ini adalah r0, sehingga
f (r0 )
f (r )  f (r0 )  f (r0 )( x  r0 )  (r  r0 ) 2 
2!
Kita akan mendapatkan titik setimbang
d 12 A 6 B
f  r   13  7  0  r0  6 2 A B
dr r r
Gunakan ekspansi Taylor, kita dapatkan
A B 1  156 A 42 B 
f (r )  12  6   14  8  (r  r0 ) 2 
r0 r0 2  r0 r0 

Deret Maclaurin

43
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
Apabila a = 0, kita peroleh deret Maclaurin
f (0) 2 f (0) 3
f ( x)  f (0)  f (0) x  x  x 
2! 3!

Contoh 8.3 :
Tentukan deret Maclaurin untuk f(x) = sin x.
Penyelesaian:
f ( x)  cos x f (0)  1
f ( x)   sin x f (0)  0
f ( x)   cos x f (0)  1
f (4) ( x)  sin x f (4) (0)  0

Sehingga,
x3 x5 x 7
sin x  x    
3! 5! 7!

Deret Maclaurin yang penting


x3 x5 x 7
1. sin x  x    
3! 5! 7!
x 2 x 4 x6
2. cos x 1    
2! 4! 6!
x3 2 x5 
3. tan x  x    | x |
3 15 2
1
4.  1  x  x 2  x3  x 4  
1 x
x 2 x3 x 4
5. ln(1  x)  x    
2! 3! 4!
x 2 x3 x 4
6. e x 1  x    
2! 3! 4!

Jika x<<1,
1 2
sin x  1 cos x  1  x tan x  1
2
(1  x) 1  1  x ln(1  x)   x ex  1  x

1.9 Integral

Konsep integral adalah kebalikan dari operasi pendifrensialan (turunan). Integral dibagai menjadi dua,
yaitu intergral tentu dan integral tak tentu.

Integral tak tentu

Misalkan f(x) adalah turunan dari fungsi F(x), maka F(x) disebut sebagai anti turunan dari f(x).
Anti turunan dari f(x) dinamakan integral dari f(x) yang dilambangkan
 f ( x) dx  F ( x)  c
Sifat-sifat integral tak tentu .
1.  0dx  c
2.  k dx  k x  c
1 n 1
3.  x n dx  x  c , n  1
n 1
44
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
Contoh 9.1 :
 dx  x  c
1 1
 x 2 dx  2  1 x 21  c  3 x3  c

1
1 1 1 2 3
 x dx   x 2 dx  1  1 x 2  c  3 x 2  c
2

4.  k f ( x) dx  k  f ( x) dx
Contoh 9.2 :
2 1
 2 x3 dx  2 x3 dx  3  1 x31  c  2 x 4  c
4
 4 x dx  4 x dx  1  1 x11  c  2 x 2  c
1 1 1  1 1
1

 dx   x 2 dx  1 x 2  c  2 x2  c
x  2 1

5.   f ( x)  g ( x) dx   f ( x) dx   g ( x) dx

Contoh 9.3 :
  4 x3  3x  8  dx  4 x3dx  3 x dx  8 dx  x 4  x 2  8x  c
3
  3x 4  2 x  5  dx  3 x 4 dx  2 x dx  5 dx  5 x5  x 2  5x  c

Integral fungsi eksponensial


a.  e x dx  e x  c
1
b.  eax dx  eax  c
a
1
c.  dx  ln x  c
x

Contoh 9.4 :
1
 e2t dt  2 e 2t  c
1
 e5t dt   5 e 5t  c

Integral fungsi trigonometri


a.  sin xdx   cos x  c
b.  cos xdx  sin x  c
c.  sec2 xdx  tan x  c
d.  cosec2 xdx   cot x  c
e.  sec x tan xdx  sec x  c
f.  cosec x cot x dx  cosec x  c
1
g.  sin  ax  b  dx   cos  ax  b   c
a
1
h.  cos  a x  b  dx  sin  ax  b   c
a
45
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
Contoh 9.5 :
1
 sin 2 x dx   2 cos 2 x  c
1
 cos5x dx  5 sin5x  c
1
 sin  3x    dx   3 cos  3x     c
1
 cos t  2  dt   sin  t  2   c

Integral substitusi

 f  g ( x)  g ( x) dx   f  u  du

Contoh 9.6 :
5x
a.  dx
 x  1
2 2

Misalkan u  x2  1  du  2 x dx
5x 5 5 5
Sehingga  dx   u 2 du   c c
 x 2  1
2
2 2u 2  x 2  1
1
b.  dx
ax  b
Misalkan u  ax  b  du  a dx
1 1 du 1 1
Sehingga  dx    ln u  c  ln  ax  b   c
ax  b a u a a

c.  cos3 x sin xdx


Misalkan u  cos x  du   sin dx
1 1
Sehingga  cos3 x sin x dx   u 3 du   u 4  c   cos4 x  c
4 4

Integral Parsial

 u dv  uv   vdu
Contoh 9.7 :
a.  x cos xdx
Misalkan u  x  du  dx
dv  cos x  v  sin x
Sehingga  x cos xdx  x sin x   sin xdx  x sin x  cos x  c
b.  x2 sin xdx
Misalkan u  x 2  du  2 x dx
dv  sin x x  v   cos x
Sehingga  x2 sin xdx   x2 cos x   x cos x dx   x2 cos x  x sin x  cos x  c

c.  ln xdx

46
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
dx
Misalkan u  ln x  du 
x
dv  dx  v  x
Sehingga  ln xdx  x ln x   dx  x ln x  x  c

Integral tentu

Bentuk Umum integral tentu :


b
 f ( x) dx   F ( x)a  F (b)  F (a)
b

Contoh 9.8 :
1 1
a.  2 x dx   x2  0  1  0  1
0
2
1  1  1  13
  x  2  dx   3 x3  2 x    3  23  2  2    3 13  2 1  3
2
2
b.
1  1    
 6
  1 1
 sin x dx    cos x 0    cos 3     cos 0    2  1  2
 2
c.
0  

Sifat-sifat Integral tentu


b b
1.  k f ( x) dx  k  f ( x) dx
a a
b b b
2.   f ( x)  g ( x) dx   f ( x) dx   f ( x) dx
a a a
b a
3.  f ( x) dx   f ( x) dx
a b
a
4.  f ( x) dx  0
a
a a
5.  f ( x) dx  2  f ( x) dx , untuk f ( x) fungsi genap  f ( x)  f ( x)
a 0
a
 f ( x) dx  0 , untuk f ( x) fungsi ganjil  f ( x)   f ( x)
a
c b c
6.  f ( x) dx   f ( x) dx   f ( x) dx
a a b

Beberapa integral yang sering digunakan :


dx 1 x
 x2  a2  tan 1
a a
dx x
  sin 1 , a2  x2  0
a2  x2 a


dx
x2  a2

 ln x  x 2  a 2 
x dx 1
 
 x2  a  2 32 x  a2
2

dx x
 
 x2  a  2 32 a2 x2  a2

47
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
10. Matriks

Matriks merupakan kumpulan bilangan yang berbentuk segi empat yang tersusun dalam baris dan
kolom. Bentuk umum matriks :
 a11 a12 a1n 
 
 a21 a22 a2 n 
Amn 
 
 
 am1 am 2 amn 
dimana m menunjukkan jumlah kolom dan n menunjukkan jumlah baris.

Contoh 10.1 :
 2 0
1. Matriks bujursangkar : A22   
1 4
2. Matriks baris : A13  1 7 5 
1 
3. Matriks kolom : A31  10 
6 
 
 0 0
4. Metriks nol : O 22   
 0 0
 2 0 0
5. Matriks Diagonal : A33   0 5 0 
 0 0 7
 
 1 0
6. Matriks Indentitas : I 22   
 0 1
7. Matriks transpose A (notasi , AT )
Matriks transpose diperoleh dengan mengubah baris matriks A menjadi kolom matriks pada
matriks AT .
 2 0 2 1
A   , maka A  
T

 1 4  0 4

Operasi Matriks

1. Penjumlahan matriks
a b  d e  a  d be 
   
 c d   f g  c  f d  g
 2 4 1 2  2 1 4  2 3 6
    
 3 6   3 2   3  3 6  2 0 8

2. Pengurangan matriks
a b  d e  a  d b e 
   
 c d   f g  c  f d  g 
10 8   3 2   7 6 
   
 7 2 1 1   6 1

3. Perkalian suatu matriks dengan skalar


 a b   ka kb 
k  
 c d   kc kd 
48
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
 2 3   8 12 
4  
 0 1  0 4 

4. Perkalian suatu matriks dengan matriks lain


Cmq  Amn  B pq
A  B bisa dilakukan jika n=p dan hasilnya berukuran m×q.
a b e f   ae  bg af  bh 
   
c d g h   ce  dg cf  dh 
2 3   6 5   2  6  3  8 2  5  3  9   36 37 
    
1 4   8 9   1  6  4  8 1  5  4  9   38 41 
 3 1   7   3  7  1  8   29 
      
 5 2   8   5  7  2  8   51 

Determinan Matriks

1. Determinan matriks berordo 2×2


a b a b
Jika matriks A=   , maka determinan matriks A = |A|= = ad-bc
c d c d
2 4
 2  6  4  5  8
5 6

2. Determinan matriks berordo 3×3

Metode Sarrus

a b c
A d e f  aei  bfg  cdh  gec  hfa  idb
g h i

Cara mudah untuk mengingat :


- - -
a b c a b c a b
 
d e f   d e f  d e  aei  bfg  cdh  gec  hfa  idb
g h i  g h i  g h
+ + +
Contoh 10.2 :
2 5 1  2 5 1 2 5
 
1 4 10   1 4 10  1 4  2  4  8  5 10  7  (1) 1  3  7  4  (1)  3 10  2  8 1  5
7 3 8  7 3 8  7 3
2 5 1
1 4 10  64  350  3  28  60  40  339
7 3 8

Metode Kofaktor

49
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
a b c
e f d f d g
d e f a b c
h i g i g h
g h i

Contoh 10.3 :
2 5 1
4 10 1 10 1 4
1 4 10  2 5  (1)  2(32  30)  5(8  70)  (3  28)  339
3 8 7 8 7 3
7 3 8

Matriks dan Persamaan linear

Solusi persamaa linear dua dan tiga variabel dapat diperoleh menggunakan determinan matriks yang
dikenal dengan metode Cramer.

1. Dua buah persamaan linear dua variabel x dan y,


a1 x  b1 y  c1
a2 x  b2 y  c2
semiliki solusi
D
x x
D
Dy
y
D
dimana
a b c b1 a1 c1
D 1 1 Dx  1 D
a2 b2 c2 b2 a2 c2

Contoh 10.3 4
Carilah solusi persamaan linear dari
x + 2y = 5
2x - 4y = -6
menggunakan metode Cramer!

Penyelesaian :
1 2 5 2 1 5
D  8 Dx   8 Dy   16
2 4 6 4 2 6
Jadi,
D 8
x x  1
D 8
Dy 16
y  2
D 8

2. Tiga buah persamaan linear tiga variabel x, y dan z,


a1 x  b1 y  c1 z  d1
a2 x  b2 y  c2 z  d 2
a3 x  b3 y  c3 z  d3
memiliki solusi
D Dy D
x x , y dan z  z
D D D
dimana

50
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com
a1 b1 c1 d1 b1 c1 a1 d1 c1 a1 b1 d1
D  a2 b2 c2 , Dx  d 2 b2 c2 , Dy  a2 d 2 c2 , Dz  a2 b2 d2
a3 b3 c3 d3 b3 c3 a3 d3 c3 a3 b3 d3

Persaman linear homogen

Bentuk umum :
a11 x1  a12 x2   a1n xn  0
a21 x1  a22 x2   a2 n xn  0

am1 x1  am 2 x2   amn xn  0

Dalam bentuk matriks :


 a11 a12 a1n  x1 
  
 a21 a22 a2 n  x2 
0
  
  
 am1 am 2 amn  xn 
Solusi persamaan di atas yang memiliki bentuk x1  x2   xn  0 disebut solusi trivial. Solusi
selain itu disebut solusi non trivial. Syarat agar dihasilkan solusi nontrivial adalah nilai determinan
sama matriks sama dengan nol.
a11 a12 a1n
a21 a22 a2 n
0

am1 am 2 amn

51
Pembina Olimpiade Fisika
davitsipayung.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai