Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker merupakan pertumbuhan sel abnormal yang menunjukkan sifat
invasif serta dapat bermetastasis. Kanker kandung kemih merupakan tumor ganas
yang berasal dari sel epitel transisional yang melapisi lapisan mukosa kandung
kemih (Suciati, dkk, 2015).
Kanker kandung kemih merupakan kanker yang paling umum ke-4 terjadi pada
pria dan ke-12 pada wanita. Karsinoma urothelial merupakan salah satu jenis kanker
kandung kemih yang sering ditemukan di negara berkembang (Suciati, dkk, 2015).
Kanker kandung kemih yang sering ditemui di negara berkembang adalah
tipe karsinoma urothelial, yaitu sebanyak 90%-95%. Sedangkan tipe lain
yang dijumpai selain karsinomaurothelial adalah karsinoma sel skuamosa
(1,5%), adenokarsinoma (1,2%), dan karsinoma sel kecil (<1%).
Kanker buli termasuk dalam 10 besar daftar keganasan pada pria di
Indonesia, dengan peningkatan angka insiden sebesar 15% per tahun pada dekade
terakhir. Di Indonesia, mayoritas kasus kanker buli merupakan jenis karsinoma sel
transisional (KST) yang besarnya 78,8% dari seluruh kasus tumor buli.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana yang di maksud dengan defenisi Ca kandung kemih?
1.2.2 Bagaimana etiologi dari Ca kandung kemih?
1.2.3 Bagimana patofisiologi dari Ca kandung kemih
1.2.4 Bagaimana tanda dan gejala dari Ca kandung kemih?
1.2.5 Bagimana pemeriksaan diagnostik dari Ca kandung kemih?
1.2.6 Bagaimana komplikasi yang di sebabkan oleh Ca kandung kemih?
1.2.7 Bagimana penanganan dan prognosis dari Ca kandung kemih?
1.2.8 Bagaimana proses keperawatan Ca kandung kemih?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas asuhan keperawatan pada klien dengan Ca kandung
kemih pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

1.3.2 Tujuan Khusus


Agar mahasiswa STIKes St. Elisabeth Medan mengetahui
1. Defenisi Ca kandung kemih
2. Etiologi Ca kandung kemih
3. Patofisiologi Ca kandung kemih
4. Tanda dan gejala Ca kandung kemih
5. Pemeriksaan diagnostik Ca kandung kemih
6. Komplikasi Ca kandung kemih
7. Penanganan dan prognosis Ca kandung kemih
8. Proses keperawatan pada klien Ca kandung kemih

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Kanker kandung kemih (karsinoma buli-buli) adalah kanker yang mengenai
kandung kemih dan kebanyakan menyerang laki-laki (Nursalam & Fransisca, 2008).
Menurut Robinson (2014), tumor jinak dan ganas dapat berkembang pada permukaan
dinding atau tumbuh di dalam dinding dan dengan cepat menyerang otot di bawahnya.
Sekitar 90% kanker kandung kemih merupakan karsinoma sel transisional,
berasal dari epitel transisional dari membran mukosa, sementara tipe lainnya tumor
tersebut adalah sel skuamosa dan adenokarsinoma (Robinson, 2014).
Terdapat dua bentuk kanker kandung kemih, yaitu :
a. Bentuk superfisial (yang cenderung kambuhan).
b. Bentuk invasif

2.2 ETIOLOGI
Suharyanto dan Madjid (2008) mengemukakan bahwa penyebab kanker
kandung kemih tidak diketahui secara pasti. Faktor resiko kanker kandung kemih yaitu:
a. Zat karsinogen dalam lingkungan kerja, seperti bahan pewarna, karet, bahan kulit,
tinta atau cat.
b. Infeksi bakteri kambuhan atau kronis pada saluran kemih.
c. Kebiasaan merokok. Kanker kandung kemih dua kali lebih banyak menyerang
perokok daripada yang bukan perokok.
d. Kebiasaan minum kopi. Terdapat kemungkinan hubungan antara kebiasaan minum
kopi dan kanker kandung kemih.
e. Skistosomiasis (infeksi parasit yang mengiritasi kandung kemih).

3
2.3 PATOFISIOLOGI
Karsinoma kandung kemih yang masih dini merupakan tumor superfisial.
Tumor ini lama – kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propria, otot, dan
lemak perivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitarnya.

Tumor dapat menyebar secara secara limfogen maupun hematogen. Penyebaran


limfogen menuju kelenjar limfe, obturator, iliakaeksterna, dan iliaka komunis;
sedangkan penyebaran hematogen paling sering ke hepar, paru, dan tulang.

2.4 TANDA DAN GEJALA


Kanker ini biasanya muncul dari basis kandung kemih dan meliputi orifisium
uretra serta kolumna vesika urinaria (leher kandung kemih). Gejala dan tanda kanker
kandung kemih diantaranya :
a. Hematuria (terdapat darah dalam urine) berat tanpa nyeri, adalah gejala kanker
kandung kemih yang paling sering ditemukan.
c. Sering berkemih
d. Urgensi (adanya dorongan untuk berkemih)
e. Disuria (nyeri saat berkemih)
f. Perubahan pada urine
g. Nyeri didaerah panggul atau punggung dapat terjadi pada metasis

2.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Pemeriksaan diagnostik mencakup pemeriksaan urografi atau intravenous
pyelography (IVP), CT-scan, Ultrasonografi (USG), dan sitoskopi, serta biopsi tumor
dan mukosa di sekitarnya. Karsinoma sel transisional dan karsinoma in situ akan
melepaskan sel-sel kanker yang dapat dikenali (Surhayanto & Madjid, 2008).

4
2.6 KOMPLIKASI
Komplikasi pembedahan meliputi peredaran dan infeksi, efek samping dari
radiasi dapat menimbulkan struktur pada ureter, uretra, atau kolon. Komplikasi lain
dikaitkan dengan daerah metastase penyakit.

2.7 PENANGANAN DAN PROGNOSIS


Penanganan kanker kandung kemih bergantung pada :
a. Derajat tumornya (yang didasarkan pada derajat diferensiasi sel)
b. Stadium pertumbuhan tumor (derajat invasi lokal dan ada tidaknya metasis atau
penyebaran).
c. Multisentrisitas tumor (apakah tumor tersebut memiliki banyak pusat)
d. Usia pasien, status fisik, mental dan emosional.

Penanganan kanker kandung kemih meliputi :


a. Reseksi transuretra atau fulgurasi (kauterisasi) : dilakukan pada piloma yang
tunggal (tumor epitel benigna). Prosedur ini akan melenyapkan tumor lewat insisi
bedah atau atau arus listrik.
b. Kemoterapi : dengan menggunakan kombinasi metotrexat, vinblastin,doxorubisin
(adriamisin) dan cisplatin terbukti efektif untuk menghasilkan remisi parsial
karsinoma sel transisional kandung kemih pada sebagian pasien.
c. Kemoterapi topikal.

2.8 PROSES KEPERAWATAN


a. Pengkajian
Keluhan yang paling lazim didapatkan adalah darah pada urin (hematuria),
hematuria mungkin dapat dilihat denganmata telanjang (gross), tetapi mungkin
pula hanya dengan bantuan mikroskop (mikroskopis). Hematuria biasanya tidak
menimbulkan rasa sakit. Keluhan lainnya meliputi sering BAK dan nyeri saat
BAK (disuria).

5
Pasien dengan penyakit lanjut dapat hadir dengan nyeri panggul atau tulang,
edema ekstremitas bawah, dari kompresi korpus iliaka, atau nyeri panggul dari
obstruksi saluran kemih. Superficial kanker kandung kemih jarang ditemukan
selama pemeriksaan fisik. Kadang-kadang massa abdomen atau pelvis dapat
teraba.
b. Diagnosa Keperawatan
- Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan peradangan kandung kemih,
pasca diversi urin.
- Kecemasan berhubungan dengan tindakan invasif diagnostik, intervensi
medik, rencana bedah.
- Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas pasca
kemoterapi dan radiasi, port de entrée luka pascabedah.
c. Intervensi Keperawatan
1) Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan peradangan kandung
kemih, pasca diversi urin.
- Kaji kemampuan partisipasi asien keluarga.
- Lakukan dan ajarkan cara perawatan osotomi.
- Pantau proses penyembuhan luka insisi osotomi.
2) Kecemasan berhubungan dengan tindakan invasif diagnostik, intervensi
medik, rencana bedah.
- Biarkan pasien mengungkapkan perasan cemas.
- Berikan informasi realistis mengenai hasil pemeriksaan diagnostik,
pembedahan, dan pengobatan.
3) Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas pasca
kemoterapi dan radiasi, port de entrée luka pascabedah.
- Gunakan sabun antimicrobial untuk mencuci tangan.
- Pertahankan intake cairan adekuat.
- Ajarkan klien tentang gejala dan tanda infeksi, serta anjurkan untuk
melaporkannya.

6
- Lakukan mobilisasi miring kiri dan kanan tiap 2 jam.
- Lakukan perawatan luka.

7
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Ca kandung kemih (karsinoma buli-buli) adalah kanker yang mengenai
kandung kemih dan kebanyakan menyerang laki-laki. Sekitar 90% kanker kandung
kemih merupakan karsinoma sel transisional, berasal dari epitel transisional dari
membran mukosa, sementara tipe lainnya tumor tersebut adalah sel skuamosa dan
adenokarsinoma.
Beberapa diagnosa keperawatan untuk Ca kandung kemih adalah perubahan
eliminasi urin berhubungan dengan peradangan kandung kemih, pasca diversi urin,
kecemasan berhubungan dengan tindakan invasif diagnostik, intervensi medik, rencana
bedah dan risiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas pasca
kemoterapi dan radiasi, port de entrée luka pascabedah.

3.2 SARAN
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan Ca kandung kemih
kita dapat memahami konsep teori dan mampu menerapkan proses keperawatan secara
tepat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif, Kumala Sari. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta: Salemba Medika
Nursalam dan Fransisca. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika
Suharyanto, Toto, Abdul Madjid. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Trans Info Medika

Anda mungkin juga menyukai