Anda di halaman 1dari 46

STIKes Santa Elisabeth Medan

PROPOSAL

HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN PERILAKU


KONSUMTIF PADA MAHASISWA PRODI NERS
DI STIKES SANTAELISABETH MEDAN
TAHUN 2020

Oleh:

NOVI AGRESTIN SINAGA


NIM:032017015

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN
2020

KATA PENGANTAR

1
STIKes Santa Elisabeth Medan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

dan kurnia-nya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik

dan tepat pada waktunya. Adapun judul proposal ini adalah “Hubungan Self

Control Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa Ners Tingkat III Di

Stikes Santa Elisabeth Medan”. proposal ini bertujuan untuk melengkapi tugas

dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ners STIKes Santa Elisabeth

Medan.

Saya menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini,

maka saya mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan ke masa yang akan

datang. Akhir kata, semoga skripsi ini berguna bagi kita semu

Penulis.

Medan ,mei 2020

(Novi agrestin sinaga)

DAFTAR ISI
Halaman

2
STIKes Santa Elisabeth Medan

SAMPUL DEPAN..............................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................

BAB1 PENDAHULUAN ..............................................................................1


1.1. Latar Belakang ...............................................................................1
1.2. Perumusan Masalah.......................................................................6
1.3. Tujuan............................................................................................6
1.3.1 Tujuan umum.....................................................................6
1.3. Tujuan khusus......................................................................6
1.4. Manfaat..........................................................................................6
1.4.1 Manfaat teoritis .................................................................7
1.4.2 Manfaat praktisi ................................................................7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................8


2.2. Self Control....................................................................................8
2.1.1 Pengertian...........................................................................8
2.1.2 Faktor-faktor self control....................................................8
2.1.3 Jenis-jenis self control........................................................9
2.1.4 Ciri-ciri self
control...........................................................10
2.1.5 Aspek-aspek self control...................................................11
2.1.6 Teknik-teknik self control.................................................13
2.2. Perilaku
Konsumtif.......................................................................14
2.2.1 Pengertian.........................................................................14
2.2.2 Faktor-faktor perilaku konsumtif.....................................15
2.2.3 Aspek-aspek perilaku konsumtif......................................17
2.2.4 Indikator Prilaku Konsumtif.............................................17
2.2.5 Ciri-ciri Perilaku Komsumtif ..........................................18
2.3. Hubungan Self Control dan Perilaku Konsumtif....................... 21

BAB 3 KERANGKA KONSEP .................................................................20


3.1. Kerangka Konsep Penelitian ....................................................20
3.2. Hipotesa .....................................................................................21

BAB 4 METODE PENELITIAN ...............................................................22


4.1. Rancangan Penelitian .................................................................22
4.2. Populasi dan Sample....................................................................23
4.3. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional.............................24
4.4. Instrumen Penelitian....................................................................26
4.5. Lokasi Dan Waktu Penenlitian....................................................28
4.6. Prosedur Pengambilan Dan Teknik Pengumupalan
Data.............28
4.7. Kerangka Operasional..................................................................30
4.8. Analisa Data.................................................................................31

3
STIKes Santa Elisabeth Medan

4.9. Etika Penelitian............................................................................32


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negaara sedang berkembang yang mengalami

perubahan karena dampak era globalisasi dan ini membawa banyak pengaruh

terhadap pola hidup masyarakat Indonesia, salah satu pengaruh yang sangat

dirasakan adalah tingkat konsumtif dan daya beli masyarakat yang semakin

bertambah, akibatnya kebiasaan gaya hidup berubah dalam waktu yang sangat

cepat menuju kearah yang lebih berlebihan(Hidayat & Kurniawan, 2016)

Mahasiswa yang berperilaku konsumtif cenderung mengikuti mode

dengan menggunakan uang untuk membeli barang-barang yang mendukung

penampilannya. Banyak kalangan mahasiswa saat ini menganggap kebutuhan

seperti pakaian, sepatu, tas, kosmetik, aksesoris, handphone, dan barang-barang

yang sangat bermerek, jika kebutuhan mereka ini terpenuhi membuat mereka

mempunyai status sosial yang tinggi dan percaya diri, sehingga mahasiswa saat ini

suka berbelanja untuk membeli barang-barang yang mereka sukai. Kebanyakan

mhasiswa saat ini membeli barang-barang tersebut hanya demi status sosial untuk

mendapatkan pujian dikalangan pergaulannya (Jasmadi & Azzama, 2016).

Mahasiswa saat ini ingin menunjukkan diri bahwa mereka juga dapat

mengikuti mode yang sedang terkenal padahal mode selalu berubah, sehingga

tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya, sehingga menyebabkan mereka

mengkonsumsi barang dan jasa tanpa berpikir panjang. Perilaku konsumtif ini

dapat terus mengakar di dalam gaya hidup seseorang atau dikalangan mahasiswa

4
STIKes Santa Elisabeth Medan

sekarang ini, dalam perkembangannya mereka akan menjadi orang-orang dengan

gaya hidup konsumtif jika tidak ditangani.

Gaya hidup konsumtif meliputi seluruh kalangan masyarakat dan ibu-ibu

ruamh tangga saat ini dan termasuk mahasiswa. Mahasiswa seharusnya mengisi

waktunya dengan menambah pengetahuan, ketrampilan, dan keahlian, serta

mengisi kegiatan mereka dengan berbagai macam kegiatan positif sehingga akan

memiliki orientasi ke masa depan sebagai manusia yang bermanfaat bagi

masyarakat dan bangsa, tetapi kehidupan kampus telah membentuk gaya hidup

khas di kalangan mahasiswa dan terjadi perubahan budaya sosial yang tinggi yang

membuat setiap individu mempertahankan polanya dalam berkonsumtif (Dikria &

Mintarti, 2016)

Mahasiswa mempunyai kepekaan terhadap yang sedang diperbincang-

bincangkan banyak orang, dan mahasiswa cenderung mengikuti mode-mode yang

terbaru dan yang sedang beredar saat ini, sedangkan mode yang sedang

diperbincangkan ini terus menuntut rasa ketidakpuasaan pada penggunanya,

sehingga mendorong seseorang ini terus mengkonsumsinya agar dikatakan

mengikuti perkembangan zaman saat ini, kenyataan seperti ini yang akan

membuat mahasiswa mempunyai pola hidup konsumtif dan tentunnya jika ini

terus berlanjut akan membawa dampak yang tidak baik terhadap mahasiswa dan

dikalangan masyarakat (Hidayat & Kurniawan, 2016)

Perilaku konsumtif merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan

konsumsi tiada batas, membeli sesuatu barang yang berlebihan dan tidak

terencanakan. Terbentuknya perilaku konsumtif ini dikalangan masyarakat dan

5
STIKes Santa Elisabeth Medan

dikalangan mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pada banyak kasus,

perilaku konsumtif ini tidak berdasarkan pada kebutuhan sebenarnya, tetapi

karena didorong oleh hasrat dan keinginan untuk memiliki sesuatu barang(Sam et

al., 2015)

Adapun pola-pola perilaku konsumtif mahasiswi dalam mengikuti trend

fashion masa kini yaitu: mengejar diskon di mall, toko maupun di online shop,

sering gonta-ganti pakaian saat berada di kampus maupun di luar kampus, sering

membeli baju di media sosial maupun di online shopping, sering menggunakan

produk fashion di kampus maupun di luar kampus, sering pergi ke pusat

perbelanjaan produk fashion, Sering membeli baju ke mahasiswi yang jualan

online.

Konsumtif terjadi di luar negeri, salah satunya di Amerika Serikat.

Dimana di Amerika Serikat, Pembeli impulsif sekitar 2,4 juta (5,8 %) pada

kalangan dewasa. Pembelian impulsif di perkirakan mencapai lebih dari 4 miliar

berbelanja dua kali seminggu dan bahkan lebih. Dampak dari pola perilaku

tersebut dipengaruhi oleh gaya hidup yang mencerminkan pola konsumtif (Ellias

& Turong, 2010).

Di Indonesia menunjukkan adanya kecenderungan perilaku konsumtif

pada remaja. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa 60% remaja di

Yogyakarta memiliki kecenderungan perilaku konsumtif. Selanjutnya penelitian

oleh Gumulya dan Widiastuti (2013) menunjukkan bahwa 48,9% remaja di

Jakarta memilik kecenderungan perilaku konsumtif. Sementara itu, penelitian oleh

6
STIKes Santa Elisabeth Medan

Sari (2009) menunjukkan bahwa 64,64% remaja di Medan memiliki perilaku

konsumtif ( Maula & Kustanti, 2018).

Saat ini Perilaku konsumtif lebih banyak terjadi pada mahasiswa putri

dan ibu rumah tangga saat ini karena mereka lebih bersifat konsumtif terhadap

pakaian dengan merek terkenal. Pakaian dengan merek terkenal dianggap jauh

lebih berkualitas dan lebih mampu meningkatkan rasa percaya diri, terutama saat

mereka mengenakannya. Mereka cenderung membeli barang yang mereka

inginkan bukan yang mereka butuhkan secara berlebihan dan tidak wajar

(Lestarina, Dkk 2016).

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif antara lain:

motivasi, proses belajar dan pengalaman, kepribadian dan konsep diri, keadaan

ekonomi, gaya hidup, sikap, keluarga, serta teman sebaya. Selain itu, perilaku

konsumtif dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya self-control (Chrisnawati

& Abdullah, 2011).

Kontrol diri merupakan suatu individu dalam kepekaan dalam membaca

situasi diri dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, kemampuan untuk mengontrol

dan menahan keinginan dan dapat mengelola perilaku sesuai dengan situasi dan

kondiri. Mampu menahan atau menengendalikan diri dalam melakukan suatu

tindakan (Ghufron & Risnawati, 2014).

Mahasiswa dengan kemampuan kontrol diri yang baik akan mampu

mengatur perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya, dan mampu

mengatur stimulus untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang

tidak dikehendaki dihadapi. Dan mahasiswa yang dapat mengontrol perilaku

7
STIKes Santa Elisabeth Medan

mereka dengan cara mencegah atau menajuhi stimulus, menghentikan stimlus

sebelum waktunya berakhir, dan membatasi intensitasnya (Arumsari, 2016).

Berdasarkan hasil penelitian di atas, kontrol diri merupakan salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif dapat

ditekan dan bahkan dihindari apabila mahasiswi memiliki sistem pengendalian

internal pada dirinya yang disebut kontrol diri (Haryani & Herwanto, 2016).

Peneliti menilai bahwa perilaku konsumtif juga terjadi di kalangan

mahasiswa/i Stikes santa Elisabeth Medan yang tinggal di Asrama, terutama Anak

Asrama Putri. Berdasarkan hasil wawancara dan survei data awal yang dilakukan

oleh peneliti terhadap 25 Mahasiswi Ners tingkat III STIKes Santa Elisabeth

Medan 2020 dengan melakukan wawancara dan didapatkan hasil bawa mereka

suka yang namanya berbelanja dan mode-mode terbaru saat ini.

Selain itu, banyak Mahasiswi mengatakan sangat setuju bahwa mereka

membeli sesuatu barang karena mereka menginginkan barang itu sebanyak 17

orang, membeli sesuatu barang karena mereka mempunyai ciri khas dalam

berpakaian dan berdandan sebanyak 13 orang, membeli suatu barang karena

barang yang di beli terlihat menarik sebanyak 13, membeli suatu barang karena

adanya diskon yang ditawarkan jika membeli barang tersebut sebanyak 11.

Mereka juga mengatakan bahwa mereka sangat suka berbelanja, menyukai

fashion agar terlihat keren dan sempurna. Hal ini mendorong mereka berperilaku

konsumtif agar dapat mempertahankan penampilannya supaya tetap menjadi yang

terbaik di mata teman-temannya.

8
STIKes Santa Elisabeth Medan

1.2. Rumusan Masalah

Apakah ada Hubungan Self Control dengan Perilaku Konsumtif Pada

Mahasiswa Tingkat III Ners di STIKes Santa Elisabeth Medan.

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Self Control dengan

Perilaku Konsumtif Pada Remaja di STIKes Santa Elisabeth Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengindentifikasi tingkat perilaku konsumtif pada Mahasiswa Tingkat III

Ners di STIKes Santa Elisabeth Medan

2. Mengindetikasi tingkat self-control pada Mahasiswa Tingkat III Ners di

STIKes Santa Elisabeth Medan

3. Menganalisis Hubungan Self-Control dengan Perilaku Konsumtif pada

Mahasiswa di STIKes Santa Elisabeth Medan

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Dapat digunakan untuk menambahkan wawasan dan pengetahuan

untuk dijadikan sebagai bahan informasi tambahan yang berguna terutama

yang berhubungan dengan self control yang menyangkut perilaku konsumtif

pada mahasiswa saat ini

1.4.2. Manfaat Praktis

1 Bagi Institusi Pendidikan STIKes Santa Elisabeth medan

9
STIKes Santa Elisabeth Medan

Sebagai informasi dan bahan untuk pendidikan bagi institusi Pendidikan

mengenai Hubungan Self-Control dengan Perilaku Konsumtif.

1 Bagi Responden

Sebagai informasi dan bahan bagi Responden untuk mampu mengontrol

diri nya dengan baik sehingga mampu mengurangi perilaku konsumtif.

1 Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat menanbah pengetahuan dan dapat mengembangkan

penelitian dengan beberapa ide atau kratif terbaru.

10
STIKes Santa Elisabeth Medan

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Self Control

2.1.1. Pengertian Self Control

Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan

membaca situasi diri dan lingkungannya. Selain itu, kontrol diri variabel

psikologis yang mencakup kemampuan individu untuk memodifikasi perilaku,

kemampuan individu dalam mengelola informasi yang tidak penting dan

kemampuan individu untuk memilih suatu tindakan yang diyakininya (Ghufron &

Riswati, 2014).

Kontrol diri merupakan jalinan secara utuh yang dilakukan individu

terhadap lingkungannya. Individu dengan kontrol diri tinggi sangat

memperhatikan cara-cara yang tepat untuk berperilaku dalam situasi yang

bervariasi, juga kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor

perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam

melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku (Dikria &

Mintarti, 2016).

Kontrol diri adalah kemampuan untuk mengendalikan impuls seseorang

ketika dihadapkan dengan tantangan dan godaan, dan dikaitkan dengan

kesejahteraan fisiologis dan psikologis, serta sebagai kapasitas untuk mengubah

impuls dan perilaku yang tidak diinginkan(Willems et al., 2019)

2.1.2. Faktor-Faktor Self-Control

11
STIKes Santa Elisabeth Medan

Kontrol diri dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, dan budaya.

Dalam lingkungan keluarga terurtama orang tua akan menentukan bagaimana

kemampuan kontrol diri seseorang. Faktor internal yang mempegaruhi kontrol diri

seseorang adalah faktor usia dan kematangan. Semakin bertambahnya usia

seseorang maka akan semakin baik kontrol dirinya, individu yang matang secara

psikologis akan mampu mengontrol perilakunya karena telah mampu

memprtimbangkan mana hal yang baik dan yang tidak baik bagi dirinya(Afandi,

2012)

Sebagaimana faktor psikologis lainya, kontrol diri dipengaruhi oleh

beberapa faktor (Ghufron & Risnawati, 2014).

1. Faktor Internal

Faktor internal meliputi usia dan kematangan. Semakin bertambah usia

seseorang, maka semakin baik kemampuan mengontrol dirinya, individu

yang matang secara psikologis juga akan mampu mengontrol perilakunya

karena telah mampu mempertimbangkan mana hal yang baik dan yang

tidak baik bagi dirinya.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal ini di antaranya adalah lingkungan keluarga terutama

orangtua menentukan bagaimana kemampuan mengontrol diri seseorang.

Oleh sebab itu, bila orang tua menerapkan sikap displin kepada anaknya

12
STIKes Santa Elisabeth Medan

secara intens sejak dini, dan orang tua tetap konsisten terhadap semua

konsekuensinya yang dilakukan anak bila menyimpang dari yang sudah

ditetapkan

2.1.3. Jenis-Jenis Self Control

a. Over Control

Over control adalah bentuk dari kontrol yang berlebihan. Hal ini

menyebabkan seseorang banyak mengontrol dan menahan diri untuk

bereaksi terhadap suatu stimulus

b. Under Control

Under control adalah bentuk dari kontrol diri yang rendah. Seseorang

yang memiliki under control akan memiliki kecenderungan untuk

melepaskan impuls yang bebas tanpa perthitungan yang masak.

c. Appropriate Control

Appropriate control adalah bentuk control diri yang adaptif, orang

dengan control diri seperti ini akan memungkinkannya menngendalikan

impulsnya secara tepat.

2.1.4. Ciri-ciri Self Control

Enam aspek elemen low self control yang menjadi ciri-ciri individu yang

memiliki self control rendah (Ardilasari & Firmanto, 2017)

13
STIKes Santa Elisabeth Medan

1. Impulsiveness

Yaitu individu ini memiliki orientasi “here and now”. Individu tidak

mempertimbangkan konsekuensi negatif dari perbuatan yang akan

dilakukannya, ia mudah tergoda untuk sesuatu yang menyenangkan.

2. Preference for Physical Activity

Menjelaskan individu denga self control yang rendah lebih memiliki

kegiatan yang tidak membutuhkan keahlian tertentu dibandingkan mencari

aktivitas yang membutuhkan pemikiran (kognitif). Individu ini senang

melakukan aktivitas secara fisik dibandingkan aktivitas mental.

3. Risk-Seeking Orientation

Menjelaskan bahwa individu dengan self control yang rendah suka terlibat

dalam aktivitas-aktivitas fisik yang beresiko, menyenangkan, dan

menegangkan. Mereka melalukan tindakan sembunyi-sembunyi,

berbahaya, atau manipulatif. Oleh kerena itu, individu yang memiliki self

control rendah cenderung pemberani dan aktif.

d. Self-Centeredness

Yaitu individu dengan self control yang rendah cenderung mementingkan

diri sendiri. Individu ini juga kurang peka terhadap penderitaan dan

kebutuhan orang lain. Individu ini sering tidak bersikap ramah, atau

dengan kata lain, cenderung kurang peduli dalam pembinaan hubungan

14
STIKes Santa Elisabeth Medan

dengan orang lain. Tindakan mereka merupakan refleksi dari self-interest

(minat pribadi) atau untuk keuntungan pribadi.

e. Preference for Simple Tasks

Yaitu individu dengan self control yang rendah akan cenderung

menghindari tugas-tugas sulit yang membutuhkan banyak pemikiran.

Individu ini lebih menyukai tugas sederhana yang dapat diselesaikan

dengan mudah. Dapat dikatakan bahwa individu yang memiliki self

control rendah cenderung kurang rajin, gigih, atau tekun dalam melakukan

suatu tindakan. Mereka lebih mencari kepuasaan hasrat yang mudah dan

sederhana.

f. Short-Tempered

Menjelaskan individu dengan self control yang rendah cenderung rentan

mengalami frustasi, emosi mudah meledak, dan temperamental. Ketika

terlibat permasalahan dengan orang lain, individu yang memiliki self

control rendah cenderung kesulitan untuk menyelesaikan secara verbal.

2.1.5. Aspek-Aspek Self-Control

Kontrol diri melibatkan tiga hal (Haryani & Herwanto) :

1. Kontrol Perilaku (Behavior control)

15
STIKes Santa Elisabeth Medan

Kontrol perilaku merupakan kesiapan tersedianya suatu respons yang

dapat secara langsung memengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan

yang tidak menyenangkan

2. Kontrol Kognitif (Cognitive control)

Kontrol merupakan kemampuan individu dalam mengelolah informasi

yang tidak diinginkan dengan cara menginterprestasikan, menilai, atau

menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai

adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan.

3. Mengontrol Keputusan (Decesional control)

Mengontrol keputusan merupakan kemampuan seseorang untuk memilih

hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau

disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi, baik

dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri

individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.

Dalam mengukur kontrol diri menggunakan empat aspek (Patty, dkk,

2016)

1. Kontrol terhadap pemikiran (kognitif) adalah kemampuan dari individu

untuk mengendalikan pikiran sehingga menghasilkan sikap yang positif

atau menagarah kepada perilaku yang objektif.

16
STIKes Santa Elisabeth Medan

2. Kontrol terhadap impulse (dorongan hati) adalah kemampuan individu

untuk mengendalikan diri serta bertindak secara bijak terhadap setiap

dorongan hati negatif yang muncul secara tiba-tiba.

3. Kontrol terhadap emosi adalah kemampuan individu untuk memiliki

kesadaran diri emosi dalam hubungan dengan diri sendiri maupun dengan

orang lain.

4. Kontrol terhadap unjuk kerja adalah kemampuan individu untuk

memperoleh nilai yang lebih baik dalam jangka waktu panjang, karena

mereka akan lebih baik dalam mengerjakan tugas tepat waktu, mencegah

dari aktivitas-aktivitas untuk menunda-nunda waktu saat bekerja, belajar

dengan efektif, memilih mata pelajaran dengan tepat dan mampu menjaga

emosi negatif yang merusak kinerja.

2.1.6. Teknik-Teknik Self-Control

Ada 5 (lima) teknik yang dapat digunakan untuk mengontrol diri. Teknik

mengontrol diri tersebut adalah (Dikria & Mintarti).

1. Teknik Pemantauan Diri

Teknik ini berdasarkan asumsi bahwa dengan memantau dan mencatat

perilakunya sendiri, individu akan memiliki pemahaman yang objektif

tentang perilakunya sendiri.

2. Teknik Pengukuhan Diri

17
STIKes Santa Elisabeth Medan

Dasar pikiran teknik ini ialah asumsi bahwa perilaku yang diikuti dengan

sesuatu yang menyenangkan akan cenderung diulangi di masa mendatang

Teknik ini menekankan pada pemberian pengukuh positif segera setelah

perilaku yang diharapkan muncul. Bentuk pengukuhan yang diberikan

seperti yang disarankan Sukadji yaitu bentuk pengukuhan yang wajar dan

bersifat intrinsik, seperti senyum puas atas keberhasilan usaha yang

dilakukan, serta pernyataan-pernyataan diri yang menimbulkan perasaan

bangga.

3. Teknik Kontrol Stimulus

Dasar teknik ini adalah asumsi bahwa respon dapat dipengaruhi oleh hadir

atau tidaknya stimulasi yang mendahului respon tersebut. Teknik ini

bertujuan untuk mengontrol kecemasan dengan cara mengatur stimulus

yang berpengaruh, cara ini bias berupa pengarahan diri untuk berfikir

positif, rasional dan objektif sehingga individu lebih mampu

mengendalikan dirinya.

4. Teknik Kognitif

Proses kognitif berpengaruh terhadap perilaku individu, dengan demikian

apabila individu mampu menggantikan pemikiran yang menyimpang

dengan pikiran-pikiran yang objektif, rasional, maka individu akan lebih

mampu mengendalikan dirinya.

5. Teknik Relaksasi

18
STIKes Santa Elisabeth Medan

Asumsi yang mendasari teknik ini adalah individu dapat secara sadar

belajar untuk merelaksasikan ototnya sesuai keinginannya melalui usaha

yang sistematis. Oleh karena itu, teknik ini mengajarkan kepada individu

untuk belajar meregangkan otot yang terjadi saat individu mengalami

kecemasan. Seiring dengan peredaan otot ini, reda pula kecemasannya.

2.2. Perilaku Konsumtif

2.2.1. Pengertian Perilaku Konsumtif

konsumtif adalah suatu bentuk tindakan memakai produk yang tidak

tuntas. Artinya, belum habis sebuah produk yang dipakai, seseorang telah

menggunakan produk jenis yang sama tetapi dari merek yang berbeda. Atau dapat

diartikan, membeli barang karena adanya hadiah yang ditawarkan atau membeli

suatu produk karena banyak orang memakai barang tersebut. perilaku konsumtif

adalah kecenderungan manusia untuk melakukan konsumsi tiada batas, tidak lebih

jarang manusia mementingkan faktor emosi dibandingkan faktor rasionalnya atau

lebih mementingkan keinginan dari pada kebutuhan (Indah Haryani & Jhon

Herwanto, 2014)

Perilaku konsumtif merupakan keinginan untuk mengkonsumsi barang-


barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai
kepuasan maksimal. Perilaku konsumtif ini terkesan tidak memiliki manfaat yang
baik bagi pelakunya, karena selain dapat menguras pendapatan tetapi juga dapat
menimbulkan sifat boros (Dikria & Mintarti, 2016)

2.2.2. Faktor-Faktor Perilaku Konsumtif

19
STIKes Santa Elisabeth Medan

Timbulnya perilaku konsumtif disebabkan oleh faktor internal dan faktor


eksternal. Adapun faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif
individu adalah usia, gaya hidup, motivasi, harga diri, observasi, pengetahuan,
kepribadian, serta sikap dan keyakian, sedangkan faktor eksternal yang
berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah kebudayaan, kelas sosial,
kelompok-kelompok sosial dan referensi serta keluarga (Lestarina, dkk, 2017).

1) Faktor Internal

a) Motivasi

Motivasi merupakan suatu konsep yang dipakai untuk


menerangkan kekuatan-kekuatan yang ada pada organisme untuk
memunculkan dan mengarahkan tingkah lakunya.

b) Proses Belajar dan Pengalaman

Konsumen mengamati dan mempelajari stimulus yang berupa


informasi-informasi yang diperolehnya. Hasil dari pengamatan dan
proses belajar tersebut dipakai konsumen sebagai referensi untuk
membuat keputusan dalam pembelian.
c) Kepribadian dan Konsep Diri.

Kepribadian merupakan pola perilaku yang konstan dan menetap


pada individu
d) Keadaan ekonomi.

Pilihan terhadap suatu produk sangat dipengaruhi oleh keadaan


ekonomi seseorang. Orang yang memiliki ekonomi rendah akan
menggunakan uangnya secara cermat dibandingkan orang yang
berekonomi tinggi.

e) Gaya hidup

20
STIKes Santa Elisabeth Medan

Gaya hidup senang berbelanja merupakan salah satu contoh gaya


hidup yang dianut remaja saat ini, hal tersebut menimbulkan
perilaku konsumtif.
f) Sikap.

Sikap merupakan pengarah bagi perilaku-perilaku sosial. Sikap


memiliki 3 komponen yaitu kognitif, afektif dan konatif yang
diperoleh seseorang dari belajar.

2) Faktor Eksternal

a. Faktor kebudayaan

Kebudayaan merupakan pola-pola perilaku yang disadari, diakui


dan dimiliki bersama serta berlangsung dalam kelompok, baik
kelompok besar maupun kelompok kecil.

b. Faktor kelas sosial

Kelas sosial merupakan kelompok-kelompok relative homogen dan


bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun dalam suatu
hirarki dan keanggotaannya mempunyai sistem nilai, minat dan
perilaku yang serupa.

c. Faktor keluarga

Keluarga, yaitu unit sosial terkecil yang memberikan contoh


fundamental yang utama bagi perkembangan remaja, Keluarga
memegang peranan terbesar dan terutama dalam pembentukan
individu.

d. Kelompok acuan. Merupakan suatu kelompok orang yang


mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumem.

2.2.3. Aspek-Aspek Perilaku Konsumtif

21
STIKes Santa Elisabeth Medan

Aspek-aspek perilaku konsumtif menurut (Lestarina,dkk, 2017)

1. Pembelian Impulsif

(impulsive buying)

Aspek ini menunjukkan bahwa seorang membeli semata-mata karena

didasari oleh hasrat tiba-tiba/keinginan sesaat, dilakukan tanpa terlebih

dahulu mempertimbangkannya, tidak memikirkan apa yang akan terjadi

kemudian dan biasanya bersifat emosional.

2. Pemborosan (wasteful

buying)

Perilaku konsumtif sebagai salah satu perilaku yang menghamburkan-

hamburkan banyak dana tanpa disadari adanya kebutuhan yang jelas.

3. Mencari kesenangan (non

rational buying)

Suatu perilaku dimana konsumen membeli sesuatu yang dilakukan semata-

mata untuk mencari kesenangan.

2.2.4. Indikator Perilaku Konsumtif

Indikator perilaku konsumtif yaitu: (Jasmadi & Azzama, 2016)

1. Membeli produk karena iming-iming hadia

Individu membeli suatu barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika

membeli barang tersebut.

2. Membeli produk karena kemasannya menarik

22
STIKes Santa Elisabeth Medan

Konsumen sangat mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus

dengan rapi dan dihias denga warna-warni menarik. Artinya motivasi

untuk membeli produk tersebut hanya karena produk tersebut dibungkus

rapi dan menarik.

3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi

Konsumen mempunyai keinginan membeli yang tinggi, karena pada

umumnya konsumen mempunyai ciri khas dalam berpakaian, berdandan,

gaya rambut dan sebagainya yang dapat menarik perhatian yang lain.

Konsumen membelanjakan yang dapat menarik perhatian yang lain.

4. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau

kegunaannya). Konsumen cenderung berperilaku yang ditandakan oleh

apadanya kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal

yang dianggap paling mewah.

5. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status

Konsumen mempunyai kemampuan membeli yang tinggi baik dalam

berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya sehingga hal tersebut

dapat menunjang sifat ekslusif dengan barang yang mahal dan memberi

kesan berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi.

6. Memakai produk kerena unsur konformitas terhadap model yang

mengiklankan.

Konsumen cenderung meniru perilaku tokoh yang diidolakannya dalam

bentuk menggunakan segala sesuatu yang dapat dipakai tokoh idolannya.

23
STIKes Santa Elisabeth Medan

7. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan

menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi.

8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).

2.2.5. Ciri-Ciri Perilaku Konsumtif

Ciri-ciri perilaku konsumtif dapat dilihat yaitu (Lestarina, dkk, 2017)

1. Remaja amat mudah terpengaruh oleh rayuan penjual,

2. Mudah terbujuk iklan, terutama pada kerapian kertas bungkus (apalagi jika

dihiasi dengan warna-warna yang menarik),

3. Tidak berpikir hemat,

4. Kurang realistis, romantis, dan mudah terbujuk (impulsif)

Ciri-ciri tersebut di atas telah cukup menggambarkan bahwa faktor

keinginan merupakan dasar bagi mereka melakukan tindakan tersebut. Selain itu,

perilaku ini sama sekali tidak menunjukkan faktor kebutuhan di dalamnya. Para

remaja tampak jelas berperilaku konsumtif untuk menunjang harga diri dalam

pergaulan semata tanpa memandang kebutuhan sebenarnya.

24
STIKes Santa Elisabeth Medan

BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangkan Konsep

Kerangka adalah keseluruhan dasar konseptual dalam sebuah penelitian.

Kerangka konsep dan skema konseptual merupakan sarana pengorganisasian

fenomena yang kurang formal daripada teori. Seperti teori, model konseptual

berhubungan dengan abstraksi (konsep) yang disusun berdasarkan relevansinya

dengan tema umum (Polit & Beck, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan self-control dengan perilaku konsumtif pada Mahasiswa

Tingkat lll Stikes Santa Elisabeth Medan.

Bagan 3.1. Kerangka Konseptual Hubungan Self-Control Dengan


Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa Tingkat III Ners Di
Stikes Santa Elisabeth Medan.

Variabel independen Variabel dependen

25
STIKes Santa Elisabeth Medan

Self Control Perilaku Konsumtif


1. Kontrol kognitif 1. Pembelian
2. Kontrol impulse kompulsif
3. Kontrol emosi 2. Pemborosan
4. Kontrol performance 3. Mencari kesenangan

Keterangan:

:Diteliti

:Hubungan

3.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan peneliti. Hipotesis di susun sebelum peneliti dilaksanakan karena

hipotesis akan bisa memberikan petunjuk pada tahap pengumpulan, analisis dan

interpretasi data ( Nursalam, 2014).

Ha : Ada Hubungan Self Control Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa

Ners Tingkat III Di Stikes Santa Elisabeth Medan

26
STIKes Santa Elisabeth Medan

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam

mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data

(Nursalam, 2014). Rancangan penelitian merupakan suatu rencana dalam

melakukan sebuah penelitian yang mampu mengendalikan faktor-faktor yang

dapat mengganggu hasil yang di inginkan sebuah penelitian (Grove, Gray, dan

Burns, 2015).

Jenis rancangan penelitian yang digunakan dalam proposal ini adalah

rancangan penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan cross

sectional. Cross-sectional merupakan rancangan penelitian yang mengumpulkan

27
STIKes Santa Elisabeth Medan

data pada satu titik waktu tertentu yang berarti fenomena yang sedang di teliti di

ambil selama satu periode dalam pengumpulan data. Cross-sectional mampu

menggambarkan suatu fenomena dan hubungannya dengan fenomena lain (Polit

& Beck, 2012). Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan self-control

dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa di Stikes Santa Elisabeth tahun 2020.

4.2. Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan kumpulan kasus dimana seorang

penelitian tertarik untuk melakukan penelitian tersebut (Polit & Beck, 2012).

Populasi juga merupakan subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

oleh peneliti (Nursalam, 2014). Populasi dalam proposal ini adalah seluruh

mahasiswa Ners tingkat III STIKes Elisabeth Medan sejumlah 112 Orang.

4.2.2. Sampel

Nursalam (2014) sampel adalah bagian yang terdiri dari populasi

terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling.

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili

populasi yang ada. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam proposal

ini menggunakan simple random sampling yaitu setiap elemen diambil secara

acak. Jumlah Sampel yang dibutuhkan dari total populasi yang ada, dapat di

hitung dengan menggunakan rumus slovin

Rumus Slovin
N= N
1 + ne 2
= 112

28
STIKes Santa Elisabeth Medan

1 + 112( 0,05 ¿ ¿2
= 112
1 + 0, 28
= 112 = 87,5 = 88
1,28

Sampel dalam proposal ini adalah sebanyak 88 orang mahasiswa Ners

Tingkat II STIKes Santa Elisabeth Medan.

4.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain). Dalam riset, variabel

dikarakteristikkan sebagai derajat, jumlah, dan perbedaan. Variabel juga

merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu

vasilitas untuk pengukuran dan atau memanipulasi suatu penelitian (Nursalam,

2014).

4.3.1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

nilainya menetukan variabel lain (Nursalam, 2014). Variabel Independen dalam

proposal ini adalah self control.

4.3.2. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan

oleh variabel lain (Nursalam, 2014). Variabel dependen dalam proposal ini adalah

perilaku konsumtif.

4.3.3. Definisi operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

29
STIKes Santa Elisabeth Medan

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik dapat diukur (diamati)

itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara

cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi

oleh orang lain. Ada dua macam definisi, definisi nominal menerangkan arti kata

sedangkan definisi rill menerangkan objek (Nursalam, 2014).

Tabel 4.3.3. Definisi Operasional Hubungan Self Control Dengan Perilaku


Konsumtif Pada Mahasiswa Ners III Di Stikes Santa Elisabeth
Medan Tahaun 2020
Variabe Definisi Indikator Alat ukur Skala Skor

l
Self control Kapasitas 1.Kontrol Kuesioner Ordinal 20-40
dalam diri kognitif sebanyak 20 (Rendah)
yang 2.Kontrol pertanyaan 41-60
dapat impulse Dengan skor (Sedang)
digunakan 3.Kontrol sangat setuju 61-80
untuk emosi (4), (Tinggi)
mengontr 4.Kontrolperf Setuju (3),
ol ormance Tidak setuju
variabel- (2), sangat
variabel Tidak setuju
luar (1)
Yang
menentuk
an tingkah
laku

30
STIKes Santa Elisabeth Medan

/ Suatu 1.Pembelian Kuesiner Ordinal 25-50


Perilaku bentuk Kompulsif sebanyak 25 (Rendah)
Konsumtif perilaku 2.Pemborosa pertanyaan 51-75
membeli n dengan skor (Sedang)
barang 3.Mencari sangat setuju 76-100
tanpa Kesenagan (4), setuju (3) (Tinggi)
pertimban Tidak setuju
gan (2), sangat
rasional tidak setuju
atau (1)
bukan
atas dasar
kebutuhan

4.4. Instrumen Penelitian

Nursalam (2014) instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan


digunakan untuk pengumpulan data. Pada tahap pengumpulan data,
diperlukan suatu instrumen yang dapat diklasifikasikan menjadi 5 bagian
meliputi pengukuran biofisiologis, observasi, wawancara, kuesioner, dan
skala.
Pada variabel self control, kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner self control yang diadopsi oleh Lina&Rasyid, (1997) yang telah

dimodifikasi Munazzah (2016). Setelah dilakukan uji validitas dan reabilitas

dengan jumlah item dari pertanyaan sebanyak 25. Kuesioner tersebut

digunakan Munazzah (2016) di Malang dalam penelitiannya yang berjudul

“Hubungan Kontrol Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa S1

Perbankan Syariah Uin Maulan Malik Ibrahim Di Malang”.

Dapat diketahui bahwa skala kontrol diri terdiri dari dari 36 item.

Dari hasil uji validitas instrumen pada kontrol diri didapatkan hasil bahwa

terdapat 16 aitem gugur, sedangkan jumlah aitem yang valid sebanyak 20 item

dikatakan valid karena menunjukkan rentan 0.308-0.528. sedangkan 16 item

31
STIKes Santa Elisabeth Medan

pernyataan lainnya yang memiliki koefisien <0.308 dinyatakan tidak valid,

dengan nilai Cronbach Alpa=0.841 (Munazzah,2016)

Setiap indikator diatas akan diuraikan sejumlah pernyataan favorable

(mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung). Dimana subjek diberikan

empat alternative pilihan yaitu Sangat Sestuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),

dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk item yang favorable, pilihan SS akan

mendapatkan skor empat, pilihan S akan mendaptkan skor tiga, Pilihan TS akan

mendapatkan skor dua, dan pilihan STS akan mendapat skor satu. Sedangkan

untuk item yang unfavorable pilihan SS akan mendapatkan skor satu, pilihan S

akan mendapatkan skor dua, pilihan TS akan mendapatkan skor tiga, dan pilihan

STS akan mendapatkan skor empat.

Rumus : Self Control


P= nilai tertinggi- nilai terendah
banyak kelas
P = 80 – 20
3
= 20
Dimana P = panjang kelas dengan rentang 60 (selisih nilai tertinggi dan

nilai terendah) dan banyak kelas sebanyak 3 (tinggi, sedang, rendah). Maka,

didapatkan panjang kelas sebesar 20. Dengan menggunakan P = 20, maka

didapatkan hasil penelitian dari self control dengan kategori : rendah (20-40),

sedang (41-60), tinggi (61-80).

Perilaku konsumtif diukur dengan menggunakan kuesioner perilaku

konsumtif. Alat ukut ini pertama kali dipublikasikan oleh Lina@Rasyid (1997).

32
STIKes Santa Elisabeth Medan

Kuesioner tersebut kemudian digunakan Munazzah, (2016) di malang dalam

penelitiannya yang berjudul “Hubungan Kontrol Diri Dengan Perilaku Konsumtif

Pada Mahasiswa S1 Perbankan Syariah Uin Maulan Malik Ibrahim Di Malang”.

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas yang diperoleh dalam

penelitian ini dari 30 aitem terdapat 25 aitem dikatakan valid karena menunjukkan

rentan 0.346-0.639. Sedangkan 5 aitem pernyataan lainnya yang memiliki

koefisen<0.346 dinyatakan tidak valid dan nilai Cronbach Alpha =0.891.

Kuesioner ini terdiri dari 25 aitem pertanyaan setiap indikator diatas akan

diuraikan sejumlah pernyataan favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak

mendukung). Dimana subjek diberikan empat alternative pilihan yaitu Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk

item yang favorable, pilihan SS akan mendapatkan skor empat, pilihan S akan

mendaptkan skor tiga, Pilihan TS akan mendapatkan skor dua, dan pilihan STS

akan mendapat skor satu. Sedangkan untuk item yang unfavorable pilihan SS akan

mendapatkan skor satu, pilihan S akan mendapatkan skor dua, pilihan TS akan

mendapatkan skor tiga, dan pilihan STS akan mendapatkan skor empat.

Rumus : Perilaku Konsumtif

P= nilai tertinggi- nilai terendah

banyak kelas

P = 100 – 25

3 =

= 25

33
STIKes Santa Elisabeth Medan

Dimana P = panjang kelas dengan rentang 75 (selisih nilai tertinggi dan

nilai terendah) dan banyak kelas sebanyak 3 (tinggi, sedang, rendah). Maka,

didapatkan panjang kelas sebesar 25. Dengan menggunakan P = 25, maka

didapatkan hasil penelitian dari penelitian dengan kategori : rendah (25-50),

sedang (51-75), tinggi (76-100).

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.5.1 Lokasi

Penulis akan melakukan penelitian di STIKes Santa Elisabeth Medan,

Padang Bulan Pasar VIII Jalan Bunga Terompet No. 118 Kecamatan Medan

Selayang. Penulis memilih lokasi ini karena belum pernah dilakukan penelitian

dengan judul yang sama.

4.5.2 Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari dan Maret 2020

4.6 Prosedur Pengambilan Dan Teknik Pengumpulan Data

4.6.1 Pengambilan data

Pengambilan data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data

primer merupakan data yang diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitian melalui

kuisioner, sedangkan data sekunder merupakan data yang di peroleh oleh peneliti

dari kampus.

4.2.2 Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data adalah sebuah proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nurslama, 2014). Jenis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

34
STIKes Santa Elisabeth Medan

adalah jenis data primer yakni memperoleh data secara langsung dari responden

melalui kuesioner dan juga data sekunder yakni data yang di peroleh peneliti dari

kampus. Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapat izin dari Ketua

STIKes Santa Elisabeth Medan. Setelah mendapatkan ijin, penulis menemui

menemui mahasiswa yang telah ditentukan untuk menjadi responden, meminta

kesediaan untuk menjadi responden dengan memberikan informed consent,

menentukan lokasi yang nyaman, dan melengkapi alat seperti kuesioner dan

pulpen.

Dalam penelitian responden mengisi data demografi meliputi nama inisial,

prodi/tingkat, jenis kelamin, usia, agama, suku, pendidikan. Saat pengisian

kuesioner peneliti membacakan pertanyaan dan memberikan waktu kepada

responden untuk berpikir sebelum menjawab, peneliti harus mendampingi

responden, apabila ada pernyataan yang tidak jelas peneliti dapat menjelaskan

kepada responden. Pastikan semua pertanyaan dijawab oleh responden. Setelah

selesai, kemudian mengumpulkan kuesioner kembali.

4.6.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah sebuah kesimpulan. Prinsip Validitas adalah pengukuran

dan pengamatan, yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan

data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Polit and

Beck 2012). Sedangkan, Reliabilitas merupakan keandalan sebuah instrument

penelitian yang berkaitan dengan keselarasan dan keharmonisan metode

pengukuran (Grove, Gray, dan Burns, 2015).

35
STIKes Santa Elisabeth Medan

Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan Kuesioner sebagai alat

pengukur, baik pada variabel self control maupun perilaku konsumtif. Penulis

tidak melakukan uji validitas dan realiabilitas karena kuesioner yang diadopsi

merupakan kuesioner yang telah baku (Munazzah, 2016).

Pada variabel kontrol diri, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner self

control yang diadopsi oleh Lina&Rasyid, (1997) yang telah dimodifikasi

Munazzah (2016). Setelah dilakukan uji validitas dan reabilitas , sebanyak 20 item

dikatakan valid dan realibel karena menunjukkan nilai r>0,3 dengan nilai

Cronbach Alpha =0.891

Begitu juga denga kuesioner pada variabel self perilaku konsumtif yang

menggunakan kuesioner perilaku konsumtif alat ukut ini pertama kali

dipublikasikan oleh Lina@Rasyid (1997). Kuesioner tersebut kemudian

digunakan Munazzah, (2016). Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas yang

diperoleh dalam penelitian ini dari 30 aitem terdapat 25 aitem dikatakan valid

karena menunjukkan nilai r>0,3 dengan nilai Cronbach Alpha=0.891

4.7 Kerangka Operasional

Bagan 4.7 Kerangka Operasional Hubungan Self Control Dengan Perilaku


Konsumtif Pada Mahasiswa Di Stikes Santa Elisabeth Medan
Tahun 2020

Pengajuan judul

Ijin pengambilan data

Informasi dan Infoormed consent

Membagikan Kuesioner Self Control dan Perilaku konsumtif

36
STIKes Santa Elisabeth Medan

Analisa Data

4.8. Analisa Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai

tujuan pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang

mengungkap fenomena, melalui berbagai macam uji statistik. Statistik merupakan

alat yang sering dipergunakan pada penelitian kuantitatif. Salah satu fungsi

statistik adalah menyederhanakan data yang berjumlah sangat besar menjadi

informasi yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca untuk membuat

keputusan, statistik memberikan metode bagaimana memperoleh data dan

menganalisis data dalam proses mengambil suatu kesimpulan berdasarkan data

tersebut (Nursalam, 2014).

Analisa univariat bertujuan untuk mendekskripsikan status masing-masing

variabel, sedangkan analisa bivariat bertujuan mengidentikasi hubungan antara

variabel yang satu dengan variabel yang lain (Polit & Beck, 2012). Dalam

penelitian ini, analisa univariat meliputi distribusi data dari responden berdasarkan

demografi yaitu umur, jenis kelamin, suku, agama, penghasilan, pendidikan, dan

riwayat kesehatan, serta menjelaskan atau mendeskripsikan karateristik setiap

variabel penelitian, baik pada manajemen diri (variabel independen) maupun

pada kualitas hidup (variabel dependen). Sedangkan analisa bivariat di lakukan

untuk menjelaskan hubungan dua variabel, yaitu variabel manajemen diri sebagai

variabel independen dengan kualitas hidup sebagai variabel dependen.

37
STIKes Santa Elisabeth Medan

Analisa data yang digunakan adalah Uji Spearman Rank. Spearman

rank-order correlation (Spearman’s rho) adalah koefisien korelasi yang

menunjukkan besarnya hubungan antara variabel yang di ukur dalam skala

ordinal. Apabila nilai P<0,05 maka dinyatakan bahwa kedua variabel adalah

reliabel dan ada hubungan antara manajemen diri dengan kualitas hidup.

4.9. Etika Penelitian

Dalam melaksanakan peneliti khususnya jika subjek penelitian adalah

manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Secara umum prinsip

etikanya dalah prinsip manfaat, menghargai hak-hak subjek dan prinsip keadilan

(Nursalam, 2016). Etika membantu dalam merumuskan pedoman etis atau norma-

norma yang diperlakukan dalam kelompok masyarakat, termasuk masyarakat

professional. Sedangkan etika dalam penelitian menunjuk pada prinsip-prinsip etis

yang diterapkan dalam kegiatan kegiatan penelitian. Peneliti akan memberikan

penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian. Responden

dipersilahkan untuk menandatangani informed consent karena menyetujui menjadi

responden.

Kerahasiaan informasi responden (confidentialidity) dijamin oleh peneliti

dan hanya kelompok tertentu saja yang akan digunakan untuk kepentingan

penelitian atau hasil riset. Beneficienci, peneliti sudah berupaya agar segala

tindakan kepada responden mengandung prinsip kebaikan. Nonmaleficienci,

tindakan atau penelitian yang dilakukan peneliti tidak mengandung unsur

berbahaya atau merugikan responden. Veracity, penelitian yang dilakukan telah

38
STIKes Santa Elisabeth Medan

dijelaskan secara jujur mengenai manfaatnya, efeknya dan apa yang didapat jika

responden dilibatkan dalam penelitian tersebut.

DAFTAR PUSTKA

Afandi, N. A. (2012). Pengaruh pelatihan mindfulness terhadap peningkatan

kontrol diri siswa SMA. Jurnal Pamator, 1(5), 19–28.

Anggreini, R., & Mariyanti, S. (2014). Hubungan Antara Kontrol Diri Dan

Perilaku Konsumtif Mahasiswi Universitas Esa Unggul. Jurnal Psikologi

Esa Unggul, 12(01).

39
STIKes Santa Elisabeth Medan

Ardilasari, N., & Firmanto, A. (2017). Hubungan Self Control Dan Perilaku

Cyberloafing Pada Pegawai Negeri Sipil. Jurnal Psikologi, 05(01), 19–

39.

Asri, A. (2017). Konsumtif Pada Siswa Kelas Xi Sma Negeri. Economic

Education Analysis Journal, 2(1), 489–500.

Astuti, E. D. (2013). Perilaku Konsumtif Dalam Membeli Barang. Ejournal

Psikologi, 1(2), 148–156.

Azzama, A., Psikologi, F., Islam, U., Aceh, B., Psikologi, P. S., Kedokteran, F.,

Kuala, U. S., Aceh, B., & Aceh, B. (2016). Pendahuluan. 1(1967), 325–

334.

Bagas Tripambudi, E. S. I. (2018). KONSUMTIF PEMBELIAN GADGET

PADA MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS

DIPONEGORO adalah kepribadian . Munandar ( 2001 ) bahwa kontrol

diri yaitu kemampuan untuk. 7(April), 189–195.

Dikria, O. dan, & Mintarti, S. U. (2016). Pengaruh Literasi Keuangan Dan

Pengendalian Diri Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Jurusan

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang

Angkatan 2013. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 9(2), 128–139.

Fakhri, N. (2017). Perbedaan Tingkat Berpikir Construal Terhadap Kontrol Diri

Pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Konseling: Jurnal

Kajian Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Konseling, 3(2), 37.

https://doi.org/10.26858/jpkk.v0i0.3018

40
STIKes Santa Elisabeth Medan

Gillebaart, M. (2018b). The “operational” definition of self-control. Frontiers in

Psychology, 9(JUL), 1–5. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2018.01231

Hidayat, A., & Kurniawan, C. (2016). Pengaruh Konsep Diri Dan Kepercayaan

Diri Terhadap Perilaku Konsumtif Pembelian Gadget Pada Mahasiswa

Fakultas Hukum Non Reguler Universitas Islam Riau. An-Nafs, 10(01),

1–10. http://jurnal.uir.ac.id/index.php/JAN/article/view/787

Indah Haryani, & Jhon Herwanto. (2014). Hubungan Konformitas dan Kontrol

Diri Dengan Perilaku Konsumtif Terhadap Produk Kosmetik pada

Mahasiswi. Jurnal Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 11(Juni), 5–

11.

Maula, Z., & Kustanti, E. R. (n.d.). HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL

WELL-BEING DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU

KONSUMTIF PADA SISWA PENGGUNA GO-PAY YANG

MENGGUNAKAN PROMO CASHBACK DI SMA NEGERI 2

SEMARANG. 8(Nomor 3), 7–14.

Nguyen, T. D., & Paswan, A. (2015). Self-Control and Sustainable Consumer

Behavior. Ideas in Marketing: Finding the New and Polishing the Old,

March, 560–563. https://doi.org/10.1007/978-3-319-10951-0_201

Nurhaini, D. (2018). DENGAN PERILAKU KONSUMTIF TERHADAP

GADGET REMAJA SMAN 1 TANAH GROGOT. 6(1), 211–223.

Patty, S., Setiawan, A., Kristen, U., & Wacana, S. (2016). Fakultas Psikologi,

Program Studi Magister Sains Psikologi, Universitas Kristen Satya

Wacana. 15.

41
STIKes Santa Elisabeth Medan

Putri, H., & Indrawati, E. (2016). Hubungan Antara Konformitas Terhadap Teman

Sebaya Dengan Perilaku Konsumtif Pada Siswi Di Sma Semesta

Semarang. Empati, 5(3), 503–506.

Rizkallah, E. G., & Truong, A. (2010). Preferences , And Shopping Patterns. 8(1).

Ruswanti, E. (2016a). DAMPAK IMPULSE PEMBELIAN DIMENSI Dan

pengutipan : AN Studi Empiris ( Konsumen Studi Kasus di sebuah mall

di Jakarta Pusat ) Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. 31(2013), 81–98.

Wahyuddin, M., Setyawan, A. A., & Nugroho, S. P. (2017). Shopping Behavior

Among Urban Women. Mediterranean Journal of Social Sciences, 8(1),

306–311. https://doi.org/10.5901/mjss.2017.v8n1p306

Willems, Y. E., Boesen, N., Li, J., Finkenauer, C., & Bartels, M. (2019). The

heritability of self-control: A meta-analysis. Neuroscience and

Biobehavioral Reviews, 100(October 2018), 324–334.

https://doi.org/10.1016/j.neubiorev.2019.02.012

Rizky, R., & Rachmatan, R. (2016). Hubungan Antara Citra Tubuh Dengan

Perilaku Konsumtif Pada Remaja Di Kota Banda Aceh Correlation

Between Body Image and Consumptive Behavior On Adolescents In

Banda Aceh. 4(2), 182–191.

Ruswanti, E. (2016a). DAMPAK IMPULSE PEMBELIAN DIMENSI Dan

pengutipan : AN Studi Empiris ( Konsumen Studi Kasus di sebuah mall

di Jakarta Pusat ) Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. 31(2013), 81–98.

42
STIKes Santa Elisabeth Medan

Sam, U., Angkatan, R., Chita, R. C. M., & David, L. (2015a). HUBUNGAN

ANTARA SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF

ONLINE SHOPPING PRODUK FASHION PADA MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran

Universitas Sam Ratulangi Manado Perilaku konsumtif merupakan

kecenderungan manusia untuk melakuk. 3(April).

KUESIONER SELF CONTROL

Ket :

43
STIKes Santa Elisabeth Medan

1. Favourable : Sangat Satuju (SS) = 4, Sutuju (S) = 3, Tidak Setuju (TS) =


2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1.
2. Unfavourable : Sangat Satuju (SS) = 1, Sutuju (S) = 2, Tidak Setuju (TS)
= 3, Sangat Tidak Setuju (STS) = 4.

No Pernyataan STS TS S SS
1. Saya fokus dalam mengerjakan tugas kuliah

Saya kebiasaan dalam menghilangkan kebiasaan


2.
buruk
Saya tetap meerjakan tugas saya meskipun banyak
3.
yang mengganggu saya
Saya mengatur pengeluaran keuangan saya dengan
4.
baik
Saya membicarakan sesuatu yang tidak benar
5.
Saya dapat diandalkan ketika diberikan tugas oleh
6.
dosen saya
7. Saya mudah marah dengan orang lain
Saya tidak menunjukkan emosi saya didepan
8.
umun
Saya menghabiskan banyak uang untuk berfoya-
9.
foya
Saya memikirkan konsekuensi yang terjadi dengan
10.
apa yang saya lakukan
11. Saya adalah orang yang tepat waktu
Saya mudah terpengaruh dengan perkataan orang
12.
lain
Saya termasuk orang yang teguh dalam
13.
berpendirian
Saya mengungkapkan apa saja yang ada dalam
14.
pikiran saya kepada orang lain
Saya mampu menahan godaan dari lingkunag luar
15.
16. Saya sulit untuk menolak ajakan teman
17. Saya percaya diri dengan penampilan saya saat ini
18. Saya mudah untuk lepas control
Saya adalah orang yang memiliki disiplin diri
19.
yang kuat menurut orang-orang disekitar saya
Saya adalah orang yang memiliki displin diri yang
20.
kuat menurut orang-orang disekitar saya

44
STIKes Santa Elisabeth Medan

KUESIONER PERILAKU KONSUMTIF

Ket :
1. Favourable : Sangat Satuju (SS) = 4, Sutuju (S) = 3, Tidak Setuju (TS) =
2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1.
2. Unfavourable : Sangat Satuju (SS) = 1, Sutuju (S) = 2, Tidak Setuju (TS)
= 3, Sangat Tidak Setuju (STS) = 4.

No Pernyataan STS TS S SS
Saya adalah orang yang mudah terpengaruh
1.
dengan produk pakaian terbaru
Saya mampu menahan godaan untuk tidak
2. membeli produk pakaian walaupun jenis yang
terbaru
Saya tidak mudah terpengaruh untuk membeli
3.
produk yang tiba-tiba saya lihat
Saya tiba-tiba membeli barang di mall yang
4.
sedang di pajang karena takut kehabisan
Produk yang saya inginkan tidak harus segera saya
5.
beli saat itu juga
Setiap kali ke mall, saya tertarik dengan barang
6.
nya dan langsung membelinya
Bagi saya tidak perlu memaksakan diri untuk
7. membeli suatu produk hanya karena ingin
diperhatikan orang lain
Saya lebih mementingkan membeli pakaian
8. daripada membeli kebutuhan saya sebagai
mahasiswa
Saya tidak malu membeli barang yang tidak
9.
bermerk
Saya tetap membeli barang yang sama, meskipun
10.
saya telah memilikinya
Saya merasa penampilan bukan segala, jadi tidak
11.
harus selalu mengikuti trend
Saya tidak segan membeli pakain di mall,
12.
meskipun saat itu uang saya pas-pasan
Saya hanya membeli barang sesuai kebutuhan
13.
Saya membeli barang yang sedang trend meskipun
14.
saya sudah mempunyai banyak barang
Saya lebih memilih menabung daripada membeli
15.
barang yang sedang trend
16. Bagi saya, menghabiskan uang saku untuk belanja

45
STIKes Santa Elisabeth Medan

adalah hal yang sudah biasa bagi saya


Ketika melihat pakaian yang saya suka modelnya,
17.
saya harus membelinya saat itu juga
Lebih baik memikirkan keperluan kuliah daripada
18.
memikirkan gaya berbusana
Saya membeli sesuatu produk karena tiba-tiba
19.
tertarik saja
20. Produk yang sedang trend tidak harus saya miliki
Barang yang saya beli, saya gunakan untuk
21.
memperbanyak koleksi
Saya mampu menahan diri untuk tidak
22.
terpengaruh rayuan penjual
Saya cenderung tidak perhitungan menggunkan
23.
uang saku untuk membeli produk di mall
24. Saya senang membeli produk yang sedang trend
Saya tetap membeli suatu produk walaupun uang
25.
saya pas-pasan

46

Anda mungkin juga menyukai