MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANGAN SANTO IGNATIUS
RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH
MEDAN TAHUN 2021
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Puji dan syukur kelompok panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa atas
kasih karuniaNya sehingga kelompok dapat menyusun laporan dengan judul
“Laporan Manajemen Keperawatan Ruangan Santa Ignatius Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2021”. Dalam penyusunan ini laporan kelompok
mendapatkan bimbingan dan nasihat dari berbagi pihak, maka masa kesempatan
ini kelompok menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Mestiana Br. Karo, M.Kep., DNSc., selaku Ketua STIkes Santa Elisabeth
Medan dan PJMA Manajemen Keperawatan Profesi, yang telah
memberikan kesempatan, dan fasilitasi, serta bimbingan selama
melakukan praktek manajemen asuhan keperawatan professional
2. Lindawati Tampubolon S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku ketua program studi
Ners STIkes Santa Elisabeth Medan, yang telah memberikan kesempatan
dan fasilitasi untuk dapat melakukan Pratik manajemen asuhan
keperawatan professional.
3. Dr. Riahsyah Damanik Sp.B.Onk., selaku Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan yang telah mengizinkan kelompok melakukan Pratik
keperawatan manajemen asuhan keperawatan professional di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan.
4. Kepala Ruangan (Ka Ru), Clinical instructure (CI). Para perawat serta
pegawai di ruangan Santo Ignatius atas kerja sama yang baik yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan manajemen
keperawatan diruangan Santo Ignatius, sehingga laporan pengkajian
manajemen keperawatan ini dapat di selesaikan dengan baik.
5. Lilis Novitarum, S. Kep. Ns., M. Kep., Indra H. P. Kep. Ns., M. Kep.,
Mardiati Barus, S.Kep., Ns., M.Kep., Maria Puji Astuti., S.Kep., Ns.,
M.Kep, Ernita Rante Rupang, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku dosen
pembimbing dalam stage manajemen keperawatan ini.
6. Rekan mahasiswa Profesi Ners Angkatan Ke-X STIKes Santa Elisabeth
Medan yang ikut serta dalam membantu menyelesaikan laporan praktik
manajemen ini.
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................
1.1. Latar Belakang MSKS..........................................................................................
1.2. Tujuan.....................................................................................................................
1.2.1 Tujuan umum.................................................................................................
1.2.2 Tujuan khusus ................................................................................................
1.3 Visi, Misi, & Motto .................................................................................................
BAB 6 PENUTUP.........................................................................................................
6.1. Sumber Daya Manusia (M1-MAN)......................................................................
6.2. Sarana & Pra sarana (M2-Material)....................................................................
6.3. Metode Asuhan Keperawatan (M3-Metode).......................................................
6.4. Mutu (M5-Mutu)....................................................................................................
Lampiran :
1. Struktur organisasi..........................................................................................................
2. Denah Ruangan...............................................................................................................
3. Alur MAKP....................................................................................................................
4. SOP Ronde.....................................................................................................................
5. Alur Ronde.....................................................................................................................
6. Formuir Injeksi...............................................................................................................
7. Formulir Non Injeksi......................................................................................................
8. Alur Sentalisasi Obat.......................................................................................................
9. Penerimaan pasien baru Covid 19/ Non Covid 19..........................................................
10. Format penerimaan pasien baru......................................................................................
11. Format Dischrge planning..............................................................................................
12. Alur Discharge Planning.................................................................................................
13. Alur Supervisi.................................................................................................................
14. Alur Timbang Terima.....................................................................................................
15. Dokumentasi Sosialisasi..................................................................................................
16. Master Data M1-M3.......................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan adalah rumah sakit tipe B dengan
Sakit Santa Elisabeth Medan didirikan dengan tujuan untuk menyediakan dan
IPTEK.
sesuai dengan visi misi rumah sakit tidak terlepas dari proses manajemen yang
merupakan salah satu pendekatan dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu
mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 1999). Manajemen juga diartikan
sebagai salah satu organisasi bisnis yang difokuskan pada produksi dan banyak
koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai
menopang.
cermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat, sehingga perawat mampu berkiprah
sesuai ilmu dan kiat serta kewenangan yang dimiliki. Salah satu strategi untuk
merupakan sebagai suatu subsistem rumah sakit yang memperoleh tempat dan
perhatian sama denagn manajemen lainnya, sehingga rumah sakit dapat dapat
merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan
kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari, tanpa adanya tata kelola yang
memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat serta perna aktif dari semua pihak
adalah:
2. Ekonomis
dengan baik
keperawatan (SPK).
kesehatan lainnya.
Keperawatan.
Sakit Santa Elisabeth Medan, metode yang digunakan adalah MAKP metode tim,
dimana terdiri atas Kepala Ruangan, CI (clinical instruction), Ketua Tim dan
Perawat Pelaksana dengan karakteristik ruangan yaitu ruang rawat penyakit dalam
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan bagi
POA.
Ruangan ST.Ignatius
1.3.1.1 Visi
Menjadi tanda kehadiran Allah ditengah dunia dengan membuka tangan dan
hati untuk memberikan pelayanan kasih yang meyembuhkan orang – orang sakit
1.3.1.2 Misi
1.3.2.1 Falsafah
dan Nilai Kristiani” bagi yang membutuhkan dan didukung dengan program
1.3.2.2 Visi
PENGUMPULAN DATA
KEPALA RUANGAN
CI ADM
PRT
PRT PRT
PRT PRT
PRT
2.1.2. Jumlah Tenaga di Ruangan Santo Ignatius Rs . Santa Elisabeth Medan
a. Keperawatan
3. Kebutuhan tenaga
143
BOR = x 100 %
1240
BOR = 11,5
BOR = 12
Jumlah Rata Rata pasien/Hari (X) pada bulan Oktober 2021 :
BOR X TT
X x=
100
12 X 40
x= 100
X = 5 Orang/Hari
A.Keperawatan Langsung
1. Keperawatan Langsung
1. Keperawatan mandiri 2 orang pasien 2 × 2 jam = 4 jam
2. Keperawatan parsial 1 orang pasien 1 × 3 jam
= 3 jam
3. Keperawatan total 2 orang pasien 2 × 6 jam
= 12 jam
Jumlah = 19 jam
2. Keperawatan tidak langsung: 12 orang pasien × 1 jam = 12 jam
3. Penyuluhan kesehatan : 12 orang pasien × 0,25 jam = 3 jam
Total jam secara keseluruhan adalah 34 jam
Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari
adalah 34 jam ÷ 12 pasien = 2,8 jam. Dibulatkan menjadi 3 jam.
Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah
langsung dengan menggunakan rumus Gillies di atas, sehingga didapatkan hasil
sebagai berikut.
4 jam /pasien/hari × 12 pasien/hari × 365 hari = 17.520 = 9 orang
(365 hari – 76) × 7 jam 2023
20% × 12 = 2 orang. orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 9 + 2 = 11 orang/ hari.
Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari,
yaitu: 12 orang × 3 jam = 5,1 orang
7 jam
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitu dengan
ketentuan menurut Eastler (Swansburg, 1990).
a) Shift pagi 58,8%= 2,9 orang (3 orang).
b) Shift sore 19,6%= 0,99 orang (1 orang).
c) Shift malam 19,6%= 0,99 orang (1 orang).
63 62 61 60
85 87 89
TANGGA
Tim III
DARURAT
Station
Nurse
Station
Tim II
Nurse
Nurse
Statio Slo Dispensing
65 64 n Tim 59 86 88 90
1
psin Obat
g
Selatan
Dapur
Kantor
Kamar
Mandi
Karu
Keterangan :
Selatan : Ruangan Materal Perinatal (ST.EA, ST.MONIKA, ST.KATARINA)
Utara
2.2.2. Peralatan dan Fasilitas
Tabel 2.1. Fasilitas Sarana Medis Nurse Station Ignatius Tahun 2021
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1. Monitog EKG 1 Baik
2. Infus pump 1 Baik
3. Srynge pump 2 Baik
4. Suction 1 Baik
5. Ambu bag 1 Baik
6. Tensi meter 3 Baik
7. Stetoskop 5 Baik
8. Timbangan 1 Baik
9. O2 tabung kecil 2 Baik
10. Thermometer 4 Baik
11. Kursi roda 3 Baik
12. Lampu baca foto 2 Baik
13. Reflex harmer 1 Baik
14. Troly obat stanies 2 Baik
15. Troly obat 2 Baik
16. Troly emergency 1 Baik
17. Standart infus beroda 4 Baik
18. Standar infus bed 24 Baik
19. Senter pupil 1 Baik
20 Keranjang oksigen 2 Baik
21. Tempat Tidur 40 Baik
Tabel 2.2. Fasilitas Sarana Nurse Station Non Medis Santo Ignatius
No. Nama Barang Jumlah Kondisi
1. Kitab Suci 1 Baik
2. Ziarah batin 1 Baik
3. Salib dinding 14 Baik
4. Tempat lilin 7 Baik
5. Computer 3 Baik
6. C. P.U 3 Baik
7. U. P. S 3 Baik
8. Printer 1 Baik
9. Telepon 2 Baik
10. Lampu baca foto rontgen 2 Baik
11. AC pendingin ruangan 4 Baik
12. Remot AC 4 Baik
13. Kipas angin 1 Baik
14. Spidol 2 Baik
15. Lemari File pasien 2 Baik
16. Lemari Kaca Gantung 1 Baik
17. Meja kaca 3 Baik
18. Meja kecil computer 3 Baik
19. Kursi putar 1 Baik
20. Kursi kayu 10 Baik
21. Kursi besi 2 Baik
22. Kaca wastapel 1 Baik
23. Wastafel 2 Baik
24. Tempat sampah 4 Baik
25. Tempat isolasi - Baik
26. Tempat lap tangan 1 Baik
27. Tempat lap tangan kotor 1 Baik
28. Stempel BPJS 2 Baik
29. Stempel reed back 2 Baik
30. Stempel pasien pulang - Baik
31. Bantalan stempel 3 Baik
32. Kotak kecil - Baik
33. Perpurator 2 Baik
34. Hekter 4 Baik
35. Lonceng kecil - Baik
36. Pembuka hekter 2 Baik
37. Kotak kunci - Baik
38. Jam dinding 2 Baik
39. Pensil Grafik 4 Baik
40. Penggaris 2 Baik
Tabel 2.5 Fasilitas Alat Kesehatan Ruangan Santa Ignatius Medan Tahun 2021
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1) Aqudest 1000 Ml 1 Baik
2) Aquadest 25 ml ots 40 Baik
3) Aquadest 25 ml ots (b) 48
4) Asering 500 ml 18
5) Asering 500 ml ots (b) 18
6) Bactigras 10x10 cm 450 cm
7) Cuticell 800 cm
8) Discofix 3 way gea 7
9) Dioscofix 3b braun (tree way) 7
10) Extention tube 12
11) Foley cath no 12 3
12) Foley cath no 14 3
13) Foley cath no 16 3
14) Foley cath no 18 4
15) Foley cath no - -
16) Guedel no 1 -
17) Handyplast 45
18) Infusan Ring As 500 Ml 18
19) Infusan Ns 500 Ml -
20) Infusan Rl -
21) Infusion Set/Injection Set 2
22) Kaen 1b -
23) Kaen 1b BPJS -
24) Kaen 3b -
25) Kaen 3b BPJS 19
26) Kasa Biru 16 x 16 BPJS 2
27) Kasa Verban Swallow 7
28) Nacl 0,9% 500 ml ttp Plast 13
29) Nacl 0,9% 500 ml ttp Plast BPJS 24
30) Nasal Oxygen Dewasa 7
31) Nasal Oxygen dewasa BPJS 14
32) Mesin Nebulizer 2
33) Nald no 23 BPJS 180
34) Nald no 26 BPJS 85
35) Nald no 19 17
36) Nald no 23 188
37) Nald no 26 78
38) One Swab 249
39) Penanda Merah 21
40) Penanda Kuning 30
41) Plesterin 34
42) Ringer Laktat 47
43) Sarung tangan 6,5 max -
44) Sarung Tangan 7 Max 2
45) Sarung Tangan 7,5 Max 5
46) Sarung Tangan 8 Max 4
47) Spuit 10cct 72
48) Spuit 10 cc (b) 300
49) Spuit 20 cc (b) 200
50) Spuit 20 T 300
51) Spuit 3 cc T 300
52) Spuit 3cc (b) 300
53) Spuit 5 cc (b) 300
54) Spuit 5 cct 300
55) Spuit 50 cct 200
56) Spuit 50 cc (b) 200
57) Spuit 50 cc Sonde t 5
58) Spuit 50 cc Sonde BPJS 5
59) Stomach Tube no 12 3
60) Stomach Tube no 14 2
61) Stomach Tube no 16 5
62) Stomach Tube No 18 4
63) Stomach Tube No 16 b 5
64) Stomach Tube No JMS (18) b 9
a. Buku Injeksi
Buku injeksi di gunakan di ruangan St.Ignatius buku yang digunakan terdiri dari nama,
tanggal lahir, no rekam medik, tanggal masuk, dan nama ruangan. Selain itu, terdiri juga daftar
pemberian obat dimana terdiri dari nama obat oral, obat injeksi, dan lain-lain serta dosis
b. Buku Observasi
Buku observasi yang di gunakan di ruangan St.Ignatius terdiri dari tanda-tanda vital
pasien yaitu temperatur/suhu,nadi,tekanan darah, dan pernapasan. Dan buku observasi tidak
digunakan lagi dan hanya menggunakan kertas sele-sele, buku observasi yang lama isinya
c. Lembar Dokumentasi
Lembar dokumentasi telah baku dan telah digunakan dalam mendokumentasikan seluruh
asuhan keperawatan dan catatan perkembangan pasien, seperti lembar pengkajian, lembar
Buku timbang terima sudah digunakan sejak bulan yang lalu. Perawat melakukan
timbang terima langsung dari buku pasien dan tidak mempunyai buku khusus untuk timbang
acuan ataupun standart bagi seluruh unit terkait terutama pelayanan keperawatan dan
memberikan pelayanan medis maupun non medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth terdapat 202
SOP yang telah dibakukan. SOP tersebut saat ini telah dijalankan oleh masing-masing perawat
didukung oleh adanya pengawasan yang dilakukan oleh kepala ruangan selaku pemimpin
f. SAK
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan telah menyusun standart asuhan keperawatan (SAK)
yang dipakai oleh seluruh ruangan. Dalam standart asuhan keperawatan tersebut terdapat 6 item
penyakit yang sering terjadi di ruangan Ignatius Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Dari
acuan standart tersebut pada ruangan Ignatius dimana penyakit terbanyak di antaranya Febris,
g. Buku visite
Ruangan Ignatius menggunakan buku visite dan dipakai pada saat dokter visite ke
ruangan Ignatius dan buku visite merupakan tempat untuk mencatat hasil visite dokter yang
meliputi tanggal, nama dokter, kamar pasien hasil pemeriksaan hari ini, instruksi dokter serta
tanda tangan.
h. Leaflet
Leaflet adalah salah satu media yang digunakan dalam pemberian promosi kesehatan di
Keperawatan
b. Tim 2: Epilepsi, Hipertensi, Tuberculosis Paru, Teknik Menyusui, HIV, Dokumentasi
Keperawatan
Keperawatan
pengawasan dengan tanggung jawab ketua tim yaitu membuat perencanaan, penugasan,
supervisi, dan evaluasi. Tanggung jawab anggota tim memberikan asuhan keperawatan kepada
Ruangan St.Ignatius menggunakan MAKP Metode TIM. Metode ini menggunakan tim
yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 3 tim/grup yang terdiri atas ketua tim dan
perawat pelaksana.
Berdasarkan hasil angket yang sudah di bagikan kepada 17 orang perawat di ruangan
didapatkan hasil bahwa model asuhan keperawatan sebanyak 17 orang (100%) mengatakan
model asuhan keperawatan yang digunakan perawat saat ini diruangan adalah metode tim. 17
orang (100%) mengatakan mengerti/memahami dengan model asuhan keperawatan metode tim
yang digunakan saat ini, sudah cocok dengan ruangan dan sesuai dengan visi misi ruangan. 17
orang (100%) mengatakan dengan model saat ini menjadikan semakin pendek lama rawat inap
bagi pasien 4-6 hari, 16 orang (94,1%) mengatakan terjadi peningkatan kepercayaan pasien
terhadap ruangan dan 1 orang (5,9%) mengatakan tidak terjadi peningkatan kepercayaan pasien
terhadap ruangan, 8 orang (47,1%) mengatakan model asuhan keperawatan yang digunakan saat
ini menyulitkan dan 9 orang (52,9%) mengatakan model asuhan keperawatan yang digunakan
saat ini tidak menyulitkan. 16 orang ( 94,1%) mengatakan model yang digunakan tidak mendapat
banyak kritikan dari pasien dan ruangan, 1 orang (5,9 %) mengatakan model yang digunakan
mendapat banyak kritikan dari pasien dan ruangan. 17 orang (100%) mengatakan telah
terlaksana komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lain. 16 orang (94,1%)
rencana keperawatan tidak terlaksana. 16 orang (94,1%) mengatakan tidak sering mendapat
teguran dari ketua tim dan 1 orang (5,9%) mengatakan sering mendapat teguran dari ketua tim.
16 orang (94,1%) mengatakan menjalankan kegiatan sesuai standar dan 1 orang (5,9%)
mengatakan menjalankan kegiatan tidak sesuai standar, Sebanyak 17 orang (100%) mengatakan
job description selama ini sudah jelas, 17 orang (100%) mengatakan mengenal atau mengetahui
Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dilakukan dan
St.Ignatius, 17 orang (100%) mengatakan timbang terima dilakukan 3 kali dalam 1 hari yakni
pada saat pergantian shift pagi, sore, dan malam. Mereka juga mengatakan tau apa saja hal-hal
yag disampaikan dalam timbang terima yakni nilai-nilai klinis rencana keperawatan, vital sign,
kondisi pasien, dan lain sebagainya, 17 orang (100%) mengatakan timbang terima dilaksanakan
tepat waktu, 17 orang (100%) mengatakan timbang terima dihadiri oleh semua perawat yang
berkepentingan, 17 orang (100%) mengatakan mengetahui apa saja yang harus disampaikan
dalam pelaporan timbang terima, 12 orang (70,6%) mengatakan terdapat buku khusus untuk
mencatat hasil laporan timbang terima dan 5 orang (29,4%) mengatakan tidak terdapat buku
khusus untuk mencatat hasil laporan timbang terima, 17 orang perawat (100%) mengatakan tidak
merasa kesulitan melakukan dokumentasi laporan timbang terima, 17 orang (100%) mengatakan
keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat di samping melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh
perawat primer dan/atau konselor, kepala ruangan, dan perawat associate yang perlu juga
Pada dasarnya ronde keperawatan dilaksanakan saat terjadi masalah yang terkait dengan
pasien. Proses ronde keperawatan dimulai saat perawat pelaksana menyampaikan masalah terkait
penyakit pasien kepada ketua tim dan ketua tim menyampaikan kepada kepala ruangan.
Seterusnya kepala ruangan menyampaikan kepada kepala komite keperawatan, yang kemudian
akan didiskusikan bersama dengan tenaga kesehatan yang merawat pasien seperti dokter
penanggung jawab pasien, ahli gizi, petugas laboratorium, petugas farmasi untuk dicari
Berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan kepada 17 orang perawat diruangan
St.Ignatius, 16 orang perawat (94,1%) mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan dan 1
orang perawat (5,9%) mengatakan sebaliknya, 17 orang (100%) mengatakan perawat pengerti
akan ronde keperawatan, 9 orang perawat (52,9%) mengatakan pelaksanaan ronde keperawatan
sudah optimal dan 8 orang perawat (47,1%) mengatakan pelaksanaan ronde keperawatan belum
optimal. 9 orang perawat (52,9%) mengatakan ronde keperawatan dilaksanakan dalam 1 bulan, 8
orang perawat (47,1%) mengatakan sebaliknya. 10 orang perawat (58,8%) mengatakan keluarga
pasien mengerti tentang adanya ronde keperawatan dan 5 orang perawat (29,4%) mengatakan
keluarga pasien belum mengerti tentang adanya ronde keperawatan. 17 orang perawat (100%)
mengatakan tim pelaksanaan ronde keperawataan telah dibentuk. 12 orang perawat (70,6%)
mengatakan tim yang dibentuk telah mampu melaksanakan kegiatan dengan optimal, 5 orang
Sentralisasi obat merupakan pengolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan
Berdasarkan data yang didapatkan, di ruangan St. Ignatius sudah tersedia ruangan khusus
dispensing obat, dimana di ruangan tersebut dilakukan kegiatan untuk mempersiapkan obat
sebelum diberikan kepada pasien. Sebelumnya alur sentralisasi obat sudah ada di farmasi dimana
nama obat di entri melalui computer sesuai dengan terapi yang dianjurkan kemudian diambil dan
dibawa ke ruangan. Obat kemudian di letakkan di masing-masing loker pasien sesuai dengan
nama pasien dan nomor rekam medis sambil memperhatikan kartu obat yang berisi jam dan rute
pemberian obat, daftar buku obat injeksi dan obat oral. Sebelum memberikan obat kepada pasien,
perawat terlebih dahulu menerapkan prinsip 6 benar. Namun dalam pelaksanaan, perawat masih
kurang memperhatikan penerapkan hand hygiene, dalam mengurangi risiko infeksi. Saat
memberikan obat, perawat memperkenalkan diri dan menjelaskan jenis serta fungsi obat pasien.
Berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan kepada 17 orang perawat diruangan St.
Ignatius, 17 orang (100%) mengatakan selama ini ada format persetujuan sentralisasi obat dari
pasien/keluarga pasein. 7 orang (41,2%) mengatakan diruangan terdapat ruangan khusus untuk
khusus sentralisasi obat. 8 orang (47,1%) mengatakan ada kelengkapan sarana dan prasarana
pendukung sentralisasi obat, 9 orang (52,9%) mengatakan tidak ada kelengkapan sarana dan
prasarana pendukung sentralisasi obat. 17 orang (100%) mengatakan selama ini memisahkan
kepemilikan antara obat-obat pasien. 16 orang ( 94,1%) mengatakan selama ini memberi etiket
dan alamat pada obat-obatan pasien, 1 orang (5,9%) mengatakan selama ini tidak memberi etiket
Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima kedatangan pasien baru (pasien
dan keluarga) di ruangan pelayanan keperawatan, khususnya pada rawat inap atau keperawatan
intensif. Dalam penerimaan pasien baru, maka sampaikan beberapa hal mengenai orientasi
penerimaan pasien baru, 17 orang (100%) mengatakan memberikan informasi dan edukasi ketika
melakukan penerimaan pasien baru pada pasien baru , 17 orang (100%) mengatakan bersedia
melakukan PPB, 14 orang (82,3%) mengatakan sudah ada pembagian tugas tentang PPB dan
sebanyak 3 orang (17,6%) mengatakan belum ada pembagian tugas tentang PPB, 10 orang
(58,8%) mengatakan belum ada pemberian brosur/leaflet saat melakukan PPB dan sebanyak 7
orang (41,2%) mengatakan sudah ada pemberian brosur/leaflet saat melakukan PPB, 16 orang
(94,1%) mengatakan teknik yang digunakan saat pemberian PPB secara lisan dan tertulis dan 1
orang (5,9%) mengatakan pemberian PPB ada secara lisan dan ada juga secara tertulis, 17 orang
Discharge Planning merupakan perencanaan mulai dari pasien datang hingga pasien
pulang, yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan pasien secara signifikan yang
disesuaikan dengan kondisi pasien dengan menggunakan media yang dapat mempermudah
dalam pemberian edukasi. Dengan adanya Discharge Planning pasien diharapkan dapat
Berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan kepada 17 orang perawat diruangan
St.Ignatius, 17 orang (100%) perawat mengatakan mengerti tentang discharge planning dan
bersedia melakukannya seperti mengingkatkan kemandirian pasien dan keluarga pasien, dan
selesai melakukan discharge planning mereka juga melakukan pendokumentasian. Bahasa yang
digunakan adalah bahasa Indonesia, dan kadang juga menggunakan bahasa Ibu, sesuai dengan
kemampuan pasien. Kemudian, 17 orang (100%) mengatakan sudah ada pembagian tugas
tentang discharge planning, 17 orang (100%) mengatakan tidak ada pemberian lefleat saat
2.3.7 Supervisi
pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan secara
efisien dan efektif. Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
Berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan kepada 17 orang perawat diruangan
St.Ignatius, 17 orang 17 orang perawat (100%) mengatakan mengerti tentang supervisi. 17 orang
perawat (100%) mengatakan supervisi telah dilakukan diruangan dan mengerti yang melakukan
supervisi adalah perawat. 13 orang (76,5%) mengatakan ada format baku untuk supervisi setiap
tindakan dan 4 orang (23,5%) mengatakan tidak ada format baku untuk supervisi setiap tindakan.
14 orang (82,4%) mengatakan format supervise yang digunakan sesuai dengan standard
keperawatan dan 3 orang (17,6%) mengatakan format supervise yang digunakan belum sesuai
dengan standard keperawatan. 14 orang (82,4%) mengatakan alat instrument untuk supervise
tersedia secara lengkap dan 3 orang (17,6%) mengatakan alat instrument untuk supervise tidak
tersedia secara lengkap. 17 orang (100%) mengatakan hasil supervisi disapaikan kepada perawat.
12 orang ( 70,6%) mengatakan selalu ada feed back dari supervisior untuk setiap tindakan, 5
orang (29,4%) mengatakan tidak selalu ada feed back dari supervisior untuk setiap tindakan. 11
orang (64,7%) mengatakan puas dengan feed back tersebut dan 6 orang (35,3%) mengatakan
tidak puas dengan feed back tersebut. 17 orang (100%) mengatakan ada follow up untuk setiap
hasil dari supervisi. 12 orang (70,6%) mengatakan menginginkan adanya perubahan untuk setap
tindakan sesuai dengan hasil perbaikan dari supervisi dan 5 orang (29,4%) mengatakan tidak
menginginkan adanya perubahan untuk setap tindakan sesuai dengan hasil perbaikan dari
supervisi, 17 orang (100%) mengatakan pernah mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang
supervisi.
asuhan keperawatan profesional dan diharapkan dapat menghadapi tuntutan tanggung jawab dan
tanggung gugat terhadap segala tindakan yang dilaksanakan. Kesadaran masyarakat terhadap
hukum semakin meningkat sehingga dokumentasi yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan.
Berdasarkan hasil angket yang telah dibagikan kepada 17 orang perawat diruangan
St.Ignatius, 17 orang (100%) mengatakan sudah ada format dokumentasi yang baku di ruangan
internis ini. 17 orang (100%) mengatakan sudah mengerti cara pengisian format dokumentasi.
Hal ini juga membantu perawat dalam melakukan pengkajian. 17 orang (100%) Mengatakan
format yang digunakan ini bisa membantu perawat dalam melakukan pengkajian. 17 orang
Namun, 12 orang (70,5%) mengatakan bahwa model dokumentasi keperawatan yang digunakan
tidak menambah beban kerja perawat dan 5 orang (29,4%) mengatakan sebaliknya.
2.4. M5-MUTU
2.4.1. Patient Safety
Kejadian kesalahan pemberian obat yang meliputi tidak tepat obat, tidak tepat
cara pemberian, tidak tepat dosis, tidak tepat pasien, tidak tepat waktu pemberian dan
tidak waspada terhadap efek pemberian obat tidak terjadi selama periode bulan Mei,
pemberian obat dilakukan secara benar sesuai indikasi yang diberikan oleh dokter.
Angka kejadian kesalahan pemberian obat oleh perawat dapat diketahui dari
Jumlah pasien yang terkena KTD dalam pemberian obatumlah pasien yang terkena KTD dalam
pemberian obat
Jumlah pasien pada hari tersebut
0x 100%
21
= 0%
1. Salah pasien
2. Salah obat: obat yang diberikan tidak sesuai dengan resep dokter
3. Salah dosis: dosis yang diberikan menjadi berlebih atau kurang dari yang diresepkan
dokter
4. Salah cara (route): oral IV, IM, SC, SUPP, Drip
5. Salah waktu:
a. terlambat pemberian obat (30 menit setelah jadwal)
b. terlalu cepat (30 menit sebelum jadwal)
c. obat stop tetap dilanjutkan
6. Salah dokumentasi
Dari data yang didapat dari ruangan St.Ignatius diperoleh bahwa persentase kesalahan
perawat dalam pemberian obat tidak ada. Dimana di ruangan sebelum pemberian obat
harus diperiksa dan diperhatikan obat
b. Flebitis
Flebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan baik oleh iritasi kimia maupun mekanik
yang sering disebabkan oleh komplikasi dari terapi intravena. Flebitis merupakan suatu
peradangan pada pembuluh darah (vena) yang dapat terjadi karena adanya injury. Kejadian
flebitis dari data yang didapatkan selama bulan Oktober tidak ada yang terjadi kejadian
flebitis (0%).
c. Dekubitus
Luka tekan (Presure Ulcer) atau dekubitus merupakan masalah serius yang sering terjadi
pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, sepeti pasien stroke, cedera tulang
belakang, atau penyakit degeneratif. Adanya dekubitus yang tidak ditangani dengan baik
dapat mengakibatkan masa perawatan pasien menjadi panjang dan peningkatan biaya rumah
sakit. Oleh karena itu, perawatan perlu memahami secara komprehensif tentang dekubitus
agar dapat memberikan pencegahan dan intervensi keperawatan yang tepat untuk pasien yang
berisiko. Kejadian dekubitus dari data yang didapatkan selama Oktober tidak terdapat pasien
yang mengalami dekubitus (0%).
d. Angka Kejadian Jatuh
Dari data hasil didapatkan bahwa 100% pasien diruangan tidak mengalami jatuh selama
dilakukan perawatan oleh perawat ruangan. Meskipun sebagian pasien mempunyai resiko
jatuh perawat ruangan memberikan penandaan berupa pemasangan gelang berwarna kuning
dan melakukan pemasangan palang tempat tidur.
e. Angka Kejadian ISK Pasien yang dipasang Kateter
Dari data hasil didapatkan bahwa 100% pasien diruangan tidak mengalami ISK akibat
pemasangan kateter.
2.4.2 Kenyamanan
Berdasarkan hasil kuisioner tentang kenyamanan pasien selama perawatan di ruangan St.
Ignatius yang dibagikan kepada 24 responden menyatakakan bahwa 24 orang (100%)
mengatakan nyaman selama perawatan diruangan.
2.4.3 Kecemasan
Berdasarkan hasil kuisioner tentang kecemasan pasien selama perawatan di ruangan St.
Ignatius yang dibagikan kepada 24 responden menyatakakan bahwa 24 orang (100%)
mengatakan tidak cemas selama perawatan diruangan.
2.4.4 Perawatan Diri
Berdasarkan hasil kuisioner tentang perawatan diri selama perawatan di ruangan St.
Ignatius yang dibagikan kepada 24 responden menyatakakan bahwa 19 orang (79,2%)
mengatakan baik selama perawatan diruangan St Ignatius dan 5 orang (20,8%) mengatakan tidak
baik selama perawatan di ruangan St Ignatius.
2.4.3 Pengetahuan
Berdasarkan hasil kuisioner tentang pengetahuan pasien tentang perawatan penyakit di
ruangan St. Ignatius yang dibagikan kepada 24 responden menyatakakan bahwa 24 orang (100%)
mengatakan baik selama perawatan diruangan St. Ignatius.
BAB 3
ANALISIS SWOT
1. Pengisian Item IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen yang ada dalam
pengumpulan data (bisa merujuk pada data fokus dan contoh pengumpulan data pada
bagian lain . Data tersebut dibedakan menjadi 2 yaitu IFAS (Internal factors) yang
2. Bobot
Beri bobot masing – masing faktor mulai 1,0 (paling penting) sampai dengan 0,0
3. Peringkat (Rating)
Hitung peringkat masing masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (sangat
baik) sampai dengan 1 (kurang/poor) berdasarkan pemgaruh faktor tersebut. Data rating
langsung. Faktor strength dan opportunity menggambarkan nilai kerja positif, sebaliknya
faktor Weakness dan Treatened menggambarkan nilai kerja yang negatif. Kemudian,
kalikan bobot dengan rating untuk mendapatkan nilai masing masing faktor.
No Analisa SWOT BOBOT RATING BOBOT x RATING
1. Sumber Daya Manusia (M1-Man)
Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Adanya pengembangan staf kepegawaian yang mengikuti berbagai 0,2 2 0,4
pelatihan seperti jenjang karir
2. Jenis ketenagakerjaan: 0,3 4 1,2
a. Medis (berdasarkan tingkat pendidikan)
- Ners : 2 orang (11,8%)
- S1 Kep : 6 orang (35,3%)
- D3 Kep : 6 orang (35,3%)
- D3 Keb : 3 orang (17,6%)
b. Non Medis
- ADM : 2 orang (28,6%)
- PRT : 5 orang (71,4%)
3. Masa Kerja : 0,3 4 1,2
a. Medis
- >10 tahun : 8 orang (47,1%)
- 5- 9 tahun : 6 orang (35,3%%)
S-W
- < 5 tahun : 3 orang (17,6%)
3,5-2,5 = 1
b. Non Medis
- >10 tahun : 1 orang (14,2%)
- 5-9 tahun : 2 orang (28,6%)
- <5 tahun : 4 orang (57,2%)
4. Struktur organisasi berjalan lancar (100%) 0,1 4 0,4
5. Perawat yang sudah mengikuti pelatihan: 0,1 3 0,3
a. BHD : 11 orang (64,7%)
b. APAR : 10 orang (58,8%)
TOTAL 1 3,5
Weakness
1. Perawat tidak bisa mengambil cuti (52,9%) 0,5 3 1,5
2. Masih ada perawat yang belum mengikuti pelatihan 0,5 2 1,0
a. (BCLS : 12 orang (70,5%)
b. EKG: 11 orang (64,7%)
c. PPGD : 13 orang (76,4%)
d. PPI : 10 orang (58,8%)
e. BLS: 3 orang. (25%)
TOTAL 1 2,5
Eksternal faktor (EFAS) 0-T =
Opportunity 2,6- 2=0,6
1. Adanya program pelatihan pendidikan dan beasiswa dalam 0,2 3 0,6
melakukan perawatan sesuai dengan kebijakan rumah sakit (82,4%)
2. Adanya kesempatan melanjutkan pendidikan yang diberikan kepada 0,2 2 0,4
perawat ke jenjang yang lebih tinggi.
3. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa keperawatan dengan 0,2 3 0,6
perawat ruangan
4. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat
menurut UU No.38 Tahun 2014 0,2 3 0,6
5. Adanya program akreditas RS dari pemerintah 0,2 2 0,4
TOTAL 1 2,6
Treathened
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih 0,2 2 0,4
profesional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum 0,3 2 0,6
3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 0,2 2 0,4
4. Persaingan antar RS yang semakin kuat 0,3 2 0,6
TOTAL 1 2
2. Sarana dan prasarana (M2) Internal faktor (IFAS)
Strengh
1. Mempunyai sarana dan prasana yang memadai dan nyaman untuk 0,2 3 0,6
pasien (bel digital, palang tempat tidur yang safety untuk pasien),
tenaga kesehatan, dan keluarga pasien termasuk sarana prasana
universal precaution untuk perawat (94,1%)
2. Terdapat administrasi penunjang seperti: buku injeksi, buku 0,2 3 0,6
observasi, lembar dokumentasi, buku timbang terima, SOP, SAK
(Standar Asuhan Keperawatan), lembar visite dokter (100%)
3. Tersedianya 3 nurse station sehingga pasien cepat kontak dengan 0,1 3 0,3 S-W=
perawat 3-2,5=0,5
4. Lokasi dan denah ruangan yang strategis (94,1%) 0,1 3 0,3
5. Tersedianya jaminan kesehatan kepada staf seperti BPJS 0,2 3 0,6
Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan
TOTAL 1 3
Weakness
1. Leaflet yang tersedia di ruangan belum dimanfaatkan 0,5 3 1,5
2. Kurangnya sentral oksigen di kamar pasien yaitu hanya berjumlah 0,5 2 1
28 (70%)
Total 1 2,5
Eksternal faktor (EFAS)
Opportunity
1. Adanya sosialisasi alat kesehatan oleh KARU kepada anggota 1 3 3
berdasakan SOP
TOTAL 1 3
Treathened
1. Makin tinggi pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan 0,6 3 1,8 0-T=
pentingnya protokol kesehatan. 3-2,6=0,4
2. Adanya tuntuntan dari pasien untuk meningkatkan kebersihan 0,4 2 0,8
sarana dan prasarana
TOTAL 1 2,6
3. Method (M3)
I. MAKP
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Model MAKP yang digunakan yaitu MAKP TIM (100%) 0,3 3 0,9
2. Model MAKP yang digunakan sesuai dengan visi dan misi ruangan 0,2 3 0,6
(100%)
3. Ruangan St.Ignatius memiliki visi, misi, dan motto sebagai acuan 0,1 2 0,2
melaksanakan kegiatan pelayanan.
4. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim 0,1 3 0,3 S-W=
kesehatan lain (100%) 2,8-0=2,8
TOTAL 1 2,8
Weakness
Tidak ada kelemahan
Total 0 0 0
b. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan/Profesi dalam praktik manajemen 0,6 4 2,4
keperawatan.
2. Adanya kebijakan rumah sakit tentang pelaksanaan MAKP 0,4 3 1,2
O-T=
TOTAL 1 3,6
3,6- 3=0,6
Treathened
1. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum. 0,5 3 1,5
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya 0,5 3 1,5
kesehatan.
Total 1 3
II. Sentralisasi Obat
Internal Faktor
Strength S-W=
1. Tersedianya etiket dan alamat pada sentralisasi obat (94,1%) 0,5 4 2 3,5-2,2=1,3
2. Terpisahnya kepemilikan obat antar pasien (100%) 0,5 3 1,5
TOTAL 1 3,5
Weakness
1. Kurang dimanfaatkannya ruangan khusus sentralisasi obat (58,8%) 0,4 2 0,8
2. Kurangnya Kelengkapan sarana dan prasarana sentralisasi obat (52,9%) 0,4 2 0,8
TOTAL 1 2,2
Eksternal Faktor
Opportunity
1. Adanya kerja sama yang baik antara sesama perawat dan perawat ke 0,5 3 1,5
mahasiswa
2. Adanya mahasiswa keperawatan yang praktik keperawatan. 0,5 3 1,5
TOTAL 4 3
Threathned O-T=
1. Adanya tuntutan pasien untuk mendapatkan pelayanan yang 0,6 3 1,8 3-2,6=0,4
profesional
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum. 0,4 2 0,8
TOTAL 1 2,6
III. SUPERVISI
Internal faktor
Strenght
1. Terlaksananya kegiatan supervisi di ruangan (100%) 0,3 3 0,6
2. Perawat mengerti tentang supervisi (100%) Tidak 0,2 3 0,6
3. Adanya format baku supervisi (76,5%), format supervise dan alat 0,3 2 0,6
instrument sesuai standar keperawatan (82,4%)
S-W=
4. Adanya feedback (70,6%) dan follow up dari supervisior untuk setiap 0,2 2 0,4
2,2 -0=2,4
tindakan (100%)
TOTAL 1 2,2
Weakness
1. Tidak Ditemukan 0 0 0
TOTAL 0 0
Eksternal factor
Opportunity
1. Perawat mendapat pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi (100%) 1 3 3
O-T=
TOTAL 1 3
3-2=1
Threathned
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan pelayanan 1 2 2
profesional.
TOTAL 1 2
III. PENERIMAAN PASIEN BARU
Internal faktor
Strenght
1. Perawat memberikan informasi dan edukasi ketika melakukan 0,3 3 0,9
penerimaan pasien baru pada pasien baru (100%)
2. Perawat bersedia melakukan penerimaan pasien baru (100%) 0,3 3 0,9
3. Sudah ada pembagian tugas tentang penerimaan pasien baru (82,3%) 0,2 2 0,4
4. Teknik yang digunakan saat penerimaan pasien baru dilakukan secara 0,2 2 0,4 S-W=
lisan dan tulisan (94,1%) 2,6-2=0,6
TOTAL 2,6
Weakness
1. Belum ada pemberian brosur/leaflet saat 1 2 2
melakukan penerimaan pasien baru (58,8%)
TOTAL 2
IV. TIMBANG TERIMA
Internal Faktor
Strenght
1. Timbang terima dilakukan 3 kali sehari (shift pagi di jam 07.000-14.00, 0,2 4 0,8
shift sore di jam 14.00-21.00 dan shift malam di jam 21.00-07.00) dan
dihadiri oleh semua perawat (100%)
2. Timbang terima sudah merupakan kegiatan rutin yang telah 0,2 3 0,6
dilaksanakan tepat waktu (100%)
3. Perawat tahu apa yang disampaikan saat timbang terima (100%) 0,2 2 0,4
4. Timbang terima juga dilakukan di nurse station dan ruang pasien (100%) 0,2 2 0,4
5. Perawat tidak merasa kesulitan melakukan pendokumentasian laporan 0,2 3 0,6
timbang terima dan selalu ada interaksi dengan pasie ketika timbang
S-W=
terima berlangsung (100%)
2,8 – 2 = 0,8
TOTAL 1 2,8
Weakness
1. Pelaksanaan timbang terima masih mengenai kondisi pasien dan 1 2 2
diagnosa medis (diagnose dan implementasi keperawatan masih belum
tersampaikan)
TOTAL 1 2
Eksternal faktor
Opportunity
1. Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa S1 keperawatan yang 0,6 4 2,4
praktik dengan perawat ruangan.
2. Kebijakan RS (bidang keperawatan) tentang timbang terima 0,4 3 1,2
TOTAL 1 3,6 O-T=
Threatened 3,6-3=0,6
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan 0,6 3 1,8
pelayanan.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan 0,4 3 1,2
tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan.
TOTAL 1 3
V. Discharge Planning
Internal Faktor
Strenght
1.Terlaksananya kegiatan discharge planning di ruangan (100%) 0,2 4 0,8
2.Pelaksanaan discharge planning saat pasien pulang dilakukan dengan 0,3 3 0,9
memberikan edukasi tentang obat yang dikonsumsi pasien, jadwal
control ulang serta pemberian edukasi terkait penyakit pasien
menggunakan leaflet.
S-W=
3.Perawat memberikan pendidikan kesehatan secara formal kepada 0,2 2 0,4
3,3 - 3=0,3
pasien/keluarga selama dirawat atau pulang.
4.Terlaksananya pendokumentasian setelah melakukan discharge planning 0,3 4 1,2
(100%)
TOTAL 1 3,3
Weakness
1. Pemanfaatan leaflet di ruangan masih kurang maksimal dikarenakan 1 3 3
tidak semua leaflet mencakup jenis penyakit yang ada diruangan
TOTAL 1 3
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang melakukan praktik 0,4 3 1,2
manajemen keperawatan.
2. Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan perawat. 0,6 3 1,8
TOTAL 1 3
Threatened
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan 0,2 3 0,6
keperawatan yang profesional.
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. 0,3 3 0,9 O-T=
3. Makin tingginya keinginan dari masyarakat untuk mengetahui jenis 0,5 2 1 3-2,5=0,5
penyakit yang diderita serta penanganan
TOTAL 1 2,5
VI. Ronde keperawatan
Internal Faktor
Strength
1. Terlaksananya kegiatan ronde keperawatan di ruangan telah optimal 0,3 2 0,6 S-W=
(52,9%) 2,4-0 = 2,4
2. Bidang perawatan dan ruangan mendukung adanya kegiatan ronde 0,2 3 0,6
keperawatan (94,1%)
3. Perawat mengerti tentang ronde keperawatan (100%) 0,2 3 0,6
4. Ronde keperawatan dilaksanakan dalam 1 bulan (52,9%) 0,2 2 0,4
5. Keluarga pasien mengerti tentang adanya ronde keperawatan (58,8%) 0,1 2 0,2
TOTAL 1 2,4
Weakness
1. Tidak ditemukan 0 0 0
TOTAL 0 0
Eksternal Faktor
Opportunity
1. Adanya pelatihan dan seminar tentang manajemen keperawatan. 0,6 4 2,4
2. Adanya kesempatan dari kepala ruangan untuk mengadakan ronde 0,4 3 1,2
keperawatan bersama perawat dan mahasiswa praktik O-T=
TOTAL 1 3,6 3,6-3=0,6
Threatened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan 1 3 3
pelayanan yang profesional.
TOTAL 1 3
Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Tersedianya format pendokumentasi yang baku diruangan internis 0,3 3 0,9
(100%)
2. Perawat sudah mengerti cara pengisian format dokumentasi (100%) 0,2 2 0,4
3. Perawat sudah melaksanakan pendokumentasian dengan tepat waktu 0,3 3 0,9
(100%).
4. Model dokumentasi keperawatan yang digunakan tidak menambah beban 0,2 3 0,6 S-W=
kerja perawat (70,5%) 2,8-2=0,8
TOTAL 1 2,8
Weakness
1. Sistem pendokumentasian untuk asuhan keperawatan masih dengan 1 2 2
sistem manual (belum terkomputerisasi)
TOTAL 1 2
Eksternal faktor
Opportunity
1. Adanya program pelatihan 0,6 3 1,8
2. Mahasiswa keperawatan praktik manajemen keperawatan untuk 0,4 3 1,2 O-T=
mengembangkan sistem dokumentasi. 3-2,6=0,4
TOTAL 1 3
Threatened
1. Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan keluarga) akan tanggung 0,6 3 1,8
jawab dan tanggung gugat.
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan. 0,4 2 0,8
TOTAL 1 2,6
M5 Mutu
Strenght
1. RS sudah terakreditasi tipe B 0,2 3 0,6
2. Adanya kolaborasi yang baik antara perawat dengan dokter, 0,1 2 0,2
laboratorium, gizi, dan farmasi.
3. Patient Safety 0,2 3 0,6
a. Kejadian pasien jatuh tidak ditemukan (100%).
b. Kesalahan pengobatan tidak ada terjadi diruangan (100%)
c. Assessment awal selalu dilakukan pada pasien baru sehingga tidak
ada terjadi alergi baik alergi obat maupun alergi makanan.
S-W=
4. Pasien tidak merasa cemasan pasien selama menjalani pengobatan 0,1 2 0,2
2,4 - 0 =-2,4
(100%)
5. Pasien merasa nyaman (100%) 0,1 2 0,2
6. Pengetahuan pasien tentang perawatan dan pengobatan diruangan 0,1 2 0,2
(100%)
7. Perawatan diri pasien baik (79,2%) 0,1 2 0,2
8. Ada peningkatan kepercayaan pasien terhadap ruangan (94,1%) 0,1 2 0,2
TOTAL 1 2,4
Weakness
1. Tidak ditemukan 0 0 0
TOTAL 1 0
Opportunity
1. Meningkatnya nilai mutu RS dikalangan masyarakat 0,5 4 2
2. Tingkat komplen pasien menurun. 0,3 3 0,9
3. Adanya pelayanan jaminan asuransi kesehatan (BPJS, PRUDENTIAL). 0,2 2 0,4
O-T=
TOTAL 1 3,3
3,3-2,6=0,7
Threatened
1. Adanya peningkatan standar pasien yang harus dipenuhi. 0,4 2 0,8
2. Persaingan antar Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan 0,6 3 1,8
keperawatan yang optimal.
Total 1 2,6
BAB 4
PERENCANAAN
a. M1 (Ketenagaan)
- Masih ada perawat yang belum mengikuti pelatihan (BCLS : 12 orang (70,5%),
EKG: 11 orang (64,7%), PPGD : 13 orang (76,4%), PPI : 10 orang (58,8%), BLS: 3
orang. (25%)
b. M2 (Sarana dan Prasarana)
- Tidak dimanfaatkannya leaflet yang tersedia di ruangan
c. M3 (Metode)
- Kurang dimanfaatkannya ruangan khusus sentralisasi obat (58,8%)
4. 3 Rencana Strategi
NO MASALAH TUJUAN PROGRAM INDIKATOR PJ TIME
1 Masih ada Untuk meningkatkan 1. Mengidentifikasi penyebab Peningkatan Adri 15
perawat yang kualitas pelayanan tenaga diruangan yang kinerja perawat di Hutagaol November
belum agar tenaga di belum mengikuti pelatihan Ruangan St. 2021
mengikuti Ruangan St. Ignatius 2. Mengusulkan tentang Ignatius
pelatihan (BCLS mendapatkan pengadakan pelatihan bagi
: 12 orang pelatihan perawat yang belum
(70,5%), EKG: mengikuti pelatihan
11 orang 3. Membantu kerja perawat
(64,7%), diruangan
PPGD : 13
orang (76,4%),
PPI : 10 orang
(58,8%), BLS: 3
orang. (25%)
2 Tidak Untuk meningkatkan 1. Identifikasi penyebab tenaga Terpenuhinya Marni 15
dimanfaatkanny terpenuhinya dirungan tidak memanfaatkan kebutuhan fasilitas Olivia November
a leaflet yang kebutuhan fasilitas leaflet yang ada di ruangan pelayanan di Sinaga 2021
tersedia di pelayanan di 2. Mengusulkan untuk lebih ruangan St.
ruangan ruangan St. Ignatius memanfaatkan leaflet yang ada ignatius
agar perawat diruangan
memanfaatkan
leaflet yang tersedia
di ruangan
3 Masih ada Untuk meningkatkan Evaluasi Peningkatan Nince 16
perawat yang kualitas pelayanan kinerja perawat di Waruwu November
belum agar tenaga di Ruangan St. 2021
mengikuti Ruangan St. Ignatius Ignatius
pelatihan (BCLS mendapatkan
: 12 orang pelatihan
(70,5%), EKG:
11 orang
(64,7%),
PPGD : 13
orang (76,4%),
PPI : 10 orang
(58,8%), BLS: 3
orang. (25%)
4 Kurang Untuk meningkatkan 1. Identifikasi penyebab Seluruh obat pasien Mei 18
dimanfaatkanny keoptimalan perawat tidak tersentralisasi Rahmatsar November
a ruangan sentralisasi obat di memanfaatkan ruangan dengan baik i Linia 2021
khusus ruangan St. Ignatius sentralisasi obat Lase
sentralisasi obat agar obat lebih steril 2. Mengusulkan agar
lebih dimanfaatkannya
tempat untuk
sentralisasi obat di
ruangan
5 Tidak Untuk meningkatkan Evaluasi Terpenuhinya Puspita 18
dimanfaatkanny terpenuhinya kebutuhan fasilitas Juwita November
a leaflet yang kebutuhan fasilitas pelayanan di Duha 2021
tersedia di pelayanan di ruangan St.
ruangan ruangan St. Ignatius ignatius
agar perawat
memanfaatkan
leaflet yang tersedia
di ruangan
6 Kurang Untuk meningkatkan Evaluasi Seluruh obat Quinta 19
dimanfaatkanny keoptimalan pasien Sihotang November
a ruangan sentralisasi obat di tersentralisasi 2021
khusus ruangan St. Ignatius dengan baik
sentralisasi obat agar obat lebih steril