Anda di halaman 1dari 10

NAMA : DILA SARI PUTRI

NIM : 1710711071

A. BUDAYA ORGANISASI
1. PENGERTIAN

 Budaya organisasi adalah kumpulan asumsi dan nilai baik yang


disadari maupun tidak yang dapat mengintegrasikan organisasi.
Asumsi dan nilai tersebut menjadi penentu tingkah laku anggota
organisasi (Walter R. Freytag).
 Definisi budaya organisasi yaitu pola dari rangkaian asumsi dasar
yang ditemukan, dibentuk dan berkembang pada kelompok. Asumsi
tersebutk memiliki tujuan agar organisasi mampu mengahadapi
permasalahan yang muncul diakbatkan penyesuaian eksternal dan
integrasi internal yang telah berjalan dengan baik. Sehingga harus
diajarkan kepada generasi berikutnya mengenai metode untuk
mencapai pemahaman, bagaimana memikirkan dan merasakan
terkait problematika yang ada (Schein).
 Budaya organisasi merupakan nilai-nilai yang menjadi acuan SDM
dalam menyelesaikan problem eksternal serta usaha untuk
menyesuaikan integrasi ke internal perusahaan sehingga tiap
anggota organisasi perlu mengerti nilai-nilai yang ada untuk
berperilaku di dalam organisasi (Susanto).

2. FUNGSI
Menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2001:73) budaya
organisasi memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Memberi anggota identitas organisasional


2. Memfasilitasi komitmen kolektif
3. Meningkatkan stabilitas system social
4. Membentuk perilaku dengan membantu anggota menyadari
lingkungannya

3. KARAKTERISTIK BUDAYA ORGANISASI

Budaya organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang perlu diketahui dan dipahami.
Adapun karakteristik terssebut adalah :

1. Adanya Inovasi dan Pengambilan Resiko. Karakteristik ini mencoba


mendorong anggota untuk bersikap selalu inovatif dalam bekerja
khususnya pada penyelesaian masalah. Selain itu anggota diminta
tidak takut dalam mengambil resiko asalkan telah melalui
perhitungan yang matang.
2. Memperhatikan secara mendetail. Para anggota organisasi diminta
fokus pada hal yang dikerjakan dan selalu teliti dan mendetail dalam
menganalisis
3. Berorientasi pada kebermanfaatan. Manajemen organisasi
memusatkan pada keluaran khususnya pada kebermanfaatan bagi
berbagai pihak.
4. Berorientasi pada orang. Setiap keputusan yang diambil oleh
organisasi harus melalui pertimbangan bahwa dampaknya harus
positif terhadap anggota dalam organisasi.
5. Berorientasi pada tim. Program dan tindakan dalam organisasi
condong pada kinerja tim dibandingkan kinerja personal.
6. Bersifat Agresif. Budaya organisasi membuat anggota bertindak
agresif dalam bekerja.
7. Stabilitas. Budaya dalam organisasi memberi penmekanan pada
stabilitas status quo.

4. CONTOH BUDAYA ORGANISASI

Contoh budaya organisasi dapat ditemukan di setiap organisasi yang telah


memiliki manajemen yang baik. Sebagai contoh budaya pada suatu kota
yang sering ditemukan di Indonesia seperti :

 Purworejo BERIRAMA ( Bersih,Indah,Rapi,Aman,Makmur ).


 Wonosobo ASRI ( Aman,Sehat,Rapi,Indah ).
 Kebumen BERIMAN ( Bersih Indah,Manfaat,Aman,Nyaman ).
 Demak BERAMAL (Bersih, Elok, Rapi, Anggun, Maju, Aman dan
Lestari).

B. Pengertian struktur dan desain organisasi

a. Struktur Organisasi

Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun organisasi yang


merupakan suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk
mencapai sebuah tujuan.
Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.
Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan,
dan dikoordinasikan secara formal.
Struktur organisasi ialah susunan pembagian tugas secara formal yang
ada dalam sebuah organisasi.

b. Desain Organisasi
Selain memiliki struktur, organisasi juga memiliki desain organisasi.
Desain organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai
proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja
jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian,
keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan
sebuah struktur organisasi.
Struktur Organisasi

Berdasarkan pola hubungan kerja dan aktivitas, wewenang serta


tanggungjawab, maka bentuk-bentuk organisasi dibedakan sebagai
berikut

a. Struktur fungsional yaitu struktur organisasi yang terdiri dari


orang-orang dengan keterampilan yang sama dan melakukan
tugas-tugas serupa yang kemuadian dikelompokkan bersama
menjadi beberapa unit kerja.

Anggota-anggotanya bekerja di bidang fungsional sesuai


dengan keahlian mereka. Jenis struktur organisasi seperti ini
tidak terbatas pada bisnis saja. Jenis struktur seperti ini juga
dapat bekerja dengan baik untuk organisasi kecil yang
memproduksi beberapa produk atau jasa. Orang-orang
dikelompokkan ke dalam departemen – departemen menurut
kesamaan keterampilan dan aktivitas-aktivitas kerja.

Keunggulan :

1. Penggunaan sumberdaya yang efisien, skala ekonomis


2. Spesialisasi keterampilan yang mendalam dan
pengembangan
3. Kemajuan karier dalam departemen fungsional
4. Panduan dan pengendalian dari manajemen Puncak

Kekurangan

1. Komunikasi lintas departemen fungsional yang buruk


2. Tanggapan lambat yang diberikan pada perubahan
lingkungan, ketinggalan inovasi
3. Keputusan terkonsentrasi pada hirarki puncak, menciptakan
penundaan
4. Tanggung jawab bagi masalah yang muncul sulit
ditunjukkan secara tepat

b. Stuktur divisional : organisasi yang dikelompokkan berdasarkan


pada produk yang sama, proses yang sama, kelompok orang
yang melayani pelanggan yang sama, dan atau berlokasi di
daerah yang sama di suatu wilayah geografis. Perbedaan
keterampilan merupakan dasar departementalisasi, dan
bukannya kesamaan keterampilan

keunggulan keunggulan

1. Cepat tanggap, fleksibilitas pada lingkungan yang tidak stabil


2. Memperhatikan kebutuhan konsumen
3. Koordinasi yang luar biasa lintas departemen fungsional
4. Pembebanan tanggung jawab yang jelas bagi permasalahan
produk

Kelemahan

1. Duplikasi sumberdaya lintas divisi


2. Kurang pendalaman teknis dan spesialisasi dalam divisi-
divisi
3. Koordinasi yang buruk lintas divisi
4. Kurangnya kendali sumberdaya menajemen puncak

c. Bentuk struktur matriks : yaitu struktur organisasi yang


menggabungkan antara struktur fungsional dengan struktur
divisional untuk mendapatkan keuntungan dari kedua struktur
tersebut dan meminimalkan kekurangan dari masing-masing
struktur tersebut.

Keunngulan :

1. Penggunaan sumberdaya yang lebih efisien dibandingkan


pada hirarki tunggal
2. Fleksibilitas dan adaptabilitas terhadap lingkungan yang
terus berubah
3. Pengembangan keterampilan manajemen umum dan
spesialis
4. Kerja sama interdisiplin, ketersediaan ahli untuk seluruh
divisi

Kelemahan :

1. Frustasi dan kebingungan dari rantai komando ganda


2. Konflik tinggi antara dua sisi matriks
3. Banyak pertemuan, lebih banyak diskusi daripada tindakan
4. Membutuhkan pelatihan hubungan manusia

d. Bentuk struktur tim : secara luas stuktur organisasi seperti ini


menggunakan tim permanen atau sementara untuk
memecahkan masalah, atau jika ada proyek khusus yang harus
diselesaikan. Organisasi membentuk serangkaian tim untuk
menyelesaikan tugas-tugas khusus dan untuk
mengkoordinasikan departemen-departemen utama.
Keuntungan

1. Punya beberapa keunggulan struktur fungsional


2. Mengurangi hambatan antar departemen, meningkatkan
kompromi
3. Mengurangi waktu untuk merespon, keputusan lebih cepat
diambil
4. Moril yang lebih baik, antusiasme dari keterlibatan karyawan

Kelemahan

1. Loyalitas ganda dan konflik


2. Waktu dan sumberdaya lebih banyak untuk pertemuan
3. Desentralisasi tidak terencana

e. Bentuk struktur jaringan : Organisasi menjadi suatu pusat yang


kecil, terhubung secara elektronis dengan organisasi lainnya
yang melakukan fungsi-fungsi vital.

Keunggulan

1. Daya saing global


2. Fleksibilitas tenaga kerja / tantangan
3. Mengurangi biaya administratif

Kelemahan

1. Tidak ada pengendalian langsung


2. Dapat kehilangan bagian organisasi
3. Lemahnya loyalitas karyawan

Pengertian komunikasi
Pengertian komunikasi menurut Bartol ,komunikasi adalah
pertukaran pesan – pesan antara orang –orang yang bertujuan untuk
mencapai kesamaan arti atau pengertian / pemahaman. Menurut konntz
dan O’Donnel mendefinisikan komunikasi adalah komunikasi diterima
sebagai transfer informasi dari satu orang ke orang lain apakah informasi
tersebut menghasilkan kepercayaan diri atau tidak tetapi informasi harus
dapat di mengerti oleh penerima tersebut.
a. Unsur –unsure dalam proses komunikasi
1) Pengirim (sender) adalah orang yang memiliki kebutuhan,
keinginan, atau informasi serta kepentingan untuk
mengkomunikasikannya kepada satu atau lebih orang lain.
2) Pesan (message) adalah bentuk fisik ke dalam mana pengirim
mengkodekan informasinya
3) Penerima (receiver) adalah orang yang pada akhirnya harus
menafsirkan pesan darisi pengirim.
4) Umpan balik sangat berperan dalam menunjang efektivitas
proses komunikasi, komunikasi akan berlangsung dua arah

b. Jenis Komunikasi Organisasi


Terdapat dua jenis komunikasi dalam kehidupan organisasi antara
lain:
1. Komunikasi Internal
Organisasi sebagai kerangka (framework) menunjukan adanya
pembagian tugas antara orang – oran dapat di klasifikasikan
sebagai tenaga pimpinan dan tenaga yang di pimpin. Untuk
menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan tujuan yang
akan dicapai, ketua dan pengurus mengadakan peraturan
sedemikian rupa sehingga tidak perlu berkomunikasi
langsung dengan seluruh anggota. Anggota membuat
kelompok – kelompok menurut jenis pekerjaannya dan
mengangkat seseorang sebagai penanggung jawab atas
kelompoknya. Dengan demikian, pimpinan cukup
berkomunikasi dengan para penanggung jawab kelompok.
Jumlah kelompok serta besarnya kelompok bergantung pada
besar kecilnya organisasi.
Jenis komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal dan
horisontal.
a) Komunikasi Vertikal Komunikasi vertikal yakni komunikasi
dari atas ke bawah (downward communication) dan
komunikasi dari bawah ke atas (upward communication)
yang merupakan komunikasi dari pimpinan kepada
bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara
timbal balik (two-way traffic communication). Dalam
komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi,
petunjuk, informasi dan penjelasan kepada bawahannya.
Dalam komunikasi dari bawahan ke pimpinan, bawahan
memberikan laporan, saran serta pengaduan kepada
pimpinan. Komunikasi dua arah secara timbal balik
tersebut dalam organisasi penting sekali karena jika hanya
satu arah saja dari pimpinan kepada bawahan, roda
organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Pimpinan
perlu mengetahui laporan, tanggapan atau saran anggota
sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan dapat di
ambil dalam rangka mencapai tujuan yang telah di
tetapkan.
b) Komunikasi Horisontal Komunikasi horisontal adalah
komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan
anggota staf, karyawan dengan karyawan dan
sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang
sifatnya lebih formal, komunikasi horisontal sering kali
berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu
sama lain bukan pada waktu mereka sedang bekerja,
melainkan pada saat waktu – waktu luang. Dalam situasi
komunikasi seperti ini, desas – desus cepat sekali
menyebar dan menjalar, dan yang menjadi pokok
pembicaraan sering kali mengenai hal – hal yang
menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan yang
merugikan mereka. Menjalarnya desas – desus di
kalangan anggota mengenai suatu hal sering kali di
sebabkan oleh interpretasi yang salah. Antara komunikasi
vertikal dan komunikasi horisontal tersebut kadang –
kadang terjadi apa yang disebut dengan komunikasi
diagonal. Komunikasi diagonal atau yang disebut juga
dengan komunikasi silang (cross communication) adalah
komunikasi pimpinan divisi dengan anggota lain.

2. Komunikasi Eksternal Komunikasi eksternal adalah


komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak
diluar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri atas dua jalur
secara timbal balik yaitu komunikasi dari organisasi kepada
khalayak dan komunikasi dari khalayak kepada organisasi.
a) Komunikasi dari Organisasi Kepada Khalayak Komunikasi
dari organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat
informatif, yang di lakukan sedemikian rupa sehingga
khalayak merasa memiliki keterlibatan. Kegiatan ini sangat
penting dalam usaha memecahkan suatu masalah jika
terjadi tanpa di duga.
b) Komunikasi dari Khalayak Kepada Organisasi Komunikasi
dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik
sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang di lakukan
oleh organisasi. Jika informasi yang di sebarkan kepada
khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya kontroversial
(menyebabkan adanya pro dan kontra di kalangan
khalayak), maka itu disebut opini publik. Opini publik ini
seringkali merugikan organisasi. Karenanya harus di
usahakan agar segera dapat diatasi dalam arti kata tidak
menimbulkan permasalahan.

(Buku business an
introduction,Husein
Umar,2000
Source:

Agile Portfolio Management. Jochen Krebs. 2009

Dasar-dasar organisasi / oleh Sutarto - Cet.18 - Yogyakarta Gajah Mada


University Press, 1998

Makmur, H. 2007. Patologi Serta Terapinya dalam Ilmu Administrasi dan


Organisasi. Bandung : PT. Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai