Anda di halaman 1dari 22

QBL2

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA


PENGETIAN KELUARGA
SEJAHTERA
Keluarga Sejahtera adalah Keluarga yang dibentuk berdasarkan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi
yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang
selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan
masyarakat dan lingkungan. (BKKBN,1994:5)
Menurut Solih (1986: 14-15) keluarga yang sejahtera adalah keluarga
yang dapat mencapai kesuksesan di dalam hidupnya, baik materil maupun
mental spiritual, yang memberikan nilai-nilai kepuasan yang mendalam
kepada para anggota keluarga dalam situasi penuh kebahagiaan dan
ketenteraman hidup bersama.
Menurut UU No.10 tahun 1992 pasal 3 ayat 2 menyebutkan bahwa
pembangunan keluarga sejahtera diarahkan pada pembangunan kualitas
keluarga yang bercirikan kemandirian dan ketahanan keluarga
• Keluarga sejahtera adalah suatu kondisi di mana kehidupan secara materil,
mental spiritual, dan sosial dapat dipenuhi secara seimbang bagi para
anggota keluarga dalam situasi penuh kebahagiaan dan ketenteraman hidup
bersama.
Tahapan Pra Sejahtera

Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara


minimal yaitu, pengajaran agama, sandang pangan papan dan
kesehatan
Tahapan Keluarga Sejahtera 1

Keluarga yang telah mampu memenuhi kebutuhan


dasar secara minimal, tapi belum dapat memenuhi
kebutuhan sosial psikologisnya, yaitu pendidikan ,
tranportasi, interaksi dengan lingkungan
Tahapan Keluarga Sejahtera II

Keluarga yang telah mampu memenuhi kebutuhan dasar


secara minimal, serta telah memenuhi kebutuhan sosial
psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi pengembangan ,
yaitu memperoleh informasi dan kebutuhan untuk menabung
Tahapan Keluarga Sejahtera III

Keluarga yang telah dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan


dasar, kebutuhan sosial psiklogis serta belum dapat memberikan
sumbangan kepada masyarakat secara teratur, juga berperan aktif
dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan
Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus

• Keluarga yang dapat memenuhi seluruh


kebutuhannya, baik dalam kebutuhan dasar, sosial
psikologis serta mampu memberikan sumbangan
yang nyata dan berguna bagi masyarakat.
INDIKATOR KELUARGA
SEJAHTERA
1. Keluarga prasejahtera

• Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara


minimal yaitu, pengajaran agama, sandang, pandang,papan, atau
kelaurga yang belum dapat memenuhi indikator keluarga tahap
1 (satu)
2. Keluarga Sejahtera Tahap 1

Adalah keluarga yang baru dapat memenuhi indikator-indikator berikut:


• Melaksanakan ibadah sesuai agama masing-masing
• Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
• Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk dirumah, bekerja atau
sekolah dan berpergian.
• Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik
3. Keluarga Sejahtera Tahap II

Adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi indikator Tahapan Keluarga Sejahtera I :
• Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing
• Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/telur
• Seluruh anggota memperoleh paling kurang satu pasang pakaian baru dalam setahun
• Luas lantai rumah tidak dari tanah
• Ada seseorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan
• Seluruh anggota keluarga umur 10 – 60 tahun bisa baca tulisan latin
• Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat kontrasepsi
LANJUTAN …

• Anak umjur 7 sampai 15 tahun bersekolah


• Makan 2 kali atau lebih dalam sehari
4. Keluarga Sejahtera Tahap III

• Melakukan ibadah sesuai agama masing-masing


• Pakaian berbeda dalam berbagai keperluan
• Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama
• Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang
• Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali dimanfaatkan
untuk berkomunikasi
• Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal
• Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/radio/televisi
• Kesehatan ( anak atau PUS/pasangan usia subur segera membawa keruamh sakit )
LANJUTAN….
• Makan daging, telur sebagai lauk pauk minimal seminggu sekali
• Usia 7-15 tahun bersekolah
• Bisa baca tulis bagi seluruh anggota keluarga dari usia 10-60 tahun
• Alas rumah tidak terbuat dari tanah
5. Keluarga Sejahtera Tahap III plus

• Keluarga secara teratur dengan sukarela memberikan sumbangan materil untuk


kegiatan sosial
• Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan
sosial/yayasan/institusi masyarakat
• Keluarga mampu menggunakan sarana transportasi
• Ikut serta dalam kegiatan masyarakat
Keluarga Miskin
Keluarga miskin adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah, yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hidup
material yang layak khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, sandang dan
pangan (Rhina, 1999).
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 1996 tentang
pembangunan Keluarga Sejahtera Dalam Rangka Peningkatan Penanggulangan
Kemiskinan, keluarga miskin adalah keluarga Pra-sejahtera dan keluarga
sejahtera I (KS I).
Tahun 2000 Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) menetapkan sembilan indikator keluarga miskin, yaitu:

• Tidak bisa makan dua kali sehari atau lebih.


• Tidak bisa menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk paling kurang seminggu
sekali.
• Tidak bisa memiliki pakaian yang berbeda untuk setiap aktivitas.
• Tidak bisa memperoleh pakaian baru minimal satu stel setahun sekali.
• Bagian terluar lantai rumah dari tanah.
• Luas lantai rumah kurang dari delapan meter persegi untuk setiap penghuni rumah.
• Tidak ada anggota keluarga berusia 15 tahun mempunyai penghasilan tetap.
• Bila anak sakit tidak bisa ke fasilitas kesehatan.
• Anak berumur 7-15 tahun tidak bersekolah.
Ciri-ciri keluarga miskin menurut Susanto
(2012)

• Pendapatan yang sangat rendah, tidak ada simpanan aset, tidak memiliki
jaringan kekuasaan, status pendidikan.
• Luas lantai hunian kurang dari 8 meter persegi per anggota keluarga, jenis
lantai sebagian besar tanah, tidak memiliki fasilitas air bersih, tidak ada
jamban, konsumsi lauk pauk tidak bervariasi, tidak mampu membeli pakaian
baru minimal 1 tahun sekali, dinding rumah terbuat dari papan atau triplek.
• Rumah tangga yang memiliki penghasilan kurang dari 2 dollar per hari.

Anda mungkin juga menyukai