PENDAHULUAN
Perluasan infeksi odontogenik atau infeksi yang mengenai struktur gigi (pulpa
danperiodontal) ke daerah periapikal, selanjutnya menuju kavitas oral dengan menembus
lapisan kortikal vestibular dan periosteum dari tulang rahang. Fenomena ini biasanya
terjadi di sekitar gigi penyebab infeksi, tetapi infeksi primer dapat meluas ke regio yang
lebih jauh, karena adanya perlekatan otot atau jaringan lunak pada tulang rahang. Dalam
hal ini, infeksi odontogenik dapat menyebar ke bagian bukal, fasail, dan subkutaneus
servikal kemudian berkembangan menjadi selulitis fasial, yang akan mengakibatkan
kematian kematian jika tidak segera diberikan perawatan yang adekuat (Berini, et al,
1999).
Selain itu infeksi odontogenik merupakan fokal infeksi yang dapat
memyebabkan Septicemboli, infeksi meluas melalui pembuluh darah dan pembuluh limfe
menyebabkan metastase bakteri sekunder ke paru-paru, otak , hati, ginjal dan organ-organ
lainnya. (Berini, et al, 1999)
Karakter klinis dari selulitis adalah suatu proses inflamasi yang disertai demam dan
kondisi umum pasien yang buruk, kelainan hematologik seperti peningkatan jumlah
leukosit dan laju endap darah. Penanggannya dengan pemberian antibiotik dan tindakan
drainase jika diperlukan.
1|Askep Selulitis
1.3 Tujuan
Pada makalah ini akan dibahas tentang penyakit selulitis dan konsep asuhan
keperawatannya
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui Definisi Selulitis
1.3.2.2 Mengetahui Klasifikasi Selulitis
1.3.2.3 Mengetahui Etiologi Selulitis
1.3.2.4 Mengetahui Manifestasi Klinik Selulitis
1.3.2.5 Mengetahui Patofisiologi Selulitis
1.3.2.6 Mengetahui Pathway Selulitis
1.3.2.7 Mengetahui Pemeriksaan Lab Selulitis
1.3.2.8 Mengetahui Penatalaksanaan Selulitis
1.3.2.9 Mengetahui Therapy Selulitis
1.3.2.10 Mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Selulitis
1.4 Manfaat
Diharapkan makalah ini mampu memberi informasi kepada pembaca tentang
Selulitis beserta manifestasi klinis, terapi dan konsep asuhan keperawatanya
2|Askep Selulitis
5.3 Metode Pemeriksaan Fisik
Yaitu dengan melakukan pemeriksaan fisik secara langsung dengan teknik
auskultasi, palpasi, dari ujung kepala sampai ujung kaki secara menyeluruh.
Dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. “K” dengan kasus Selulitis pada pre
operasi, dan post operasi di instalasi ruang rawat inap SungkaimRumah Sakit Umum
Daerah Sekayu, pengkajian dilakukan dari tanggal 23 November 2013 sampai dengan
tanggal 29 November 2013.
3|Askep Selulitis
BAB II
TINJAUAN LAPANGAN
Seiring dengan upaya mewujudkan visi dan misi Kabupaten Musi Banyuasin
tersebut, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 23 tahun 2005, tanggal 13 Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (BLU), Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu mengalami perubahan
status institusi dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kabupaten Musi Banyuasin ke
Badan Layanan Umum Daerah Musi Banyuasin berdasarkan Surat keputusan Bupati Musi
Banyuasin Nomor : 451 Tahun 2008 pada tanggal 31 Maret 2008, tentang Penetapan
Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Musi Banyuasin yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD) secara penuh.
Tujuan Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin mengubah status
kelembagaan Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu menjadi Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) adalah memberi kewenangan dalam pengelolaan keuangan dan tetap sebagai
Badan Layanan Umum nirlaba dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat.
Dalam melaksanakan kegiatannya, BLUD berfungsi social, professional dan etis dengan
pengelolaan yang ekonomis serta tidak semata-mata mencari keuntungan.
Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu dalam upaya menjadikan pelayanan RSUD
Sekayu sebagai Rumah Sakit Daerah yang berstandar Internasional, merupakan rumah
sakit rujukan dari 2 (dua) buah rumah sakit (RSUD Bayung Lincir dan RSUD Sungai
Lilin), 25 (dua puluh lima) unit Puskesmas, 103 (Seratus tiga) Puskesmas Pembantu, 142
(Seratus empat puluh dua) Poli Klinik Desa dan 22 (dua puluh dua) unit Puskesmas
Keliling serta sebagai lahan praktek bagi Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Musi Banyuasin dan Institusi Pendidikan Kesehatan lain yang berada di Propinsi Sumatera
Selatan.
Selain melayani masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin dengan Jamkesmas Muba
Semesta (bagi penduduk Muba), juga melayani masyarakat luar kabupaten baik dengan
Jamkessos Sumsel Semesta, maupun Jamkesmas Nasional, sehingga RSUD Sekayu
4|Askep Selulitis
mempunyai peranan yang cukup besar dalam menunjang pelayanan kesehatan di
Kabupaten Muba dan sekitarnya, dengan pelayanan unggulan di bidang Penyakit Dalam
khususnya Diabetes dan Klinik-klinik Rawat Jalan.
5|Askep Selulitis
pelayanan yang diberikan dapat diandalkan dan dipercaya oleh seluruh
penduduk Musi Banyuasin.
2.1.5 MOTTO
Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu, yang terletak di jalan Kolonel Wahid Udin
Lingkungan I Kayuara, Sekayu (Sebelah RSUD Sekayu gedung lama), mempunyai
fasilitas untuk menyelenggarakan berbagai jenis pelayanan spesialis dan sub spesialis dan
menjadi pusat rujukan di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dan sekitarnya. RSUD
Sekayu terdiri dari gedung A, B, C, D masing-masing 2 (dua) lantai, dengan uraian sebagai
berikut :
7|Askep Selulitis
Rumah sakit semakin memantapkan diri dengan melengkapi fasilitas dan sarana
penunjang dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Dengan kapasitas 159
tempat tidur. Dengan perincian sebagai berikut :
Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Sekayu mengacu pada Peraturan Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin dimana ada 1 (satu) Kepala Bagian dan 3 Kepala Bidang yang
membantu Direktur dalam menyelenggarakan operasional RSUD Sekayu ini. Selain itu
dibantu juga dengan Komite Medik dan Staf Medik Fungsional. Setiap Bagian dan Bidang
dibantu oleh 2 (dua) orang pejabat structural. Adapun susunan organisasi RSUD Sekayu
pada tahun 2013, sebagai berikut :
6. Kepala Instalasi :
1) Instalasi Rawat Jalan : Dr. Tien Suparmi
2) Instalasi Rawat Inap : Dr. Lita Haryati
3) Instalasi Gawat Darurat : Dr. Ernaliya
4) Instalasi Bedah Sentral : Dr.Febriyanto K ,Sp B
5) Instalasi ICU : Dr. Joko
6) Instalasi Farmasi : Dra. Hanifdar, Apt
7) Instalasi Laboratorium : Dr. Asep Zainuddin, SpPK
8) Instalasi Radiologi : Dr.Agus Perwira,Sp.Rad
9) Instalasi Rehabilitasi Medik : Dr. Jalalin,SpRM
10)Instalasi Gizi : Farida, SKM
11) Instalasi Pemeliharaan Sarana RS : Fauziah,SKM
12)Instalasi Ambulance : M.Firanha,Amd
9|Askep Selulitis
4) Fadilawati,SE
5) Yulrizal,SKM
6) Irman Madani
b. Supervisor Administrasi
1) Yulia Sylvianti,Am.Kep
2) Suaibatul Aslamiah Mair,Am.Kep
3) Nirwana,Am.Kep
4) Sumartono,Am.Kep
5) R.A Nurhidaya Oktaria,Am.Keb,SKM
6) Marni Elyzah,Am.Kep
7) Bambang Suprianti.SKM
8) Rohimi,SKM
BAB III
KONSEP TEORI
3.1 Definisi
Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan
subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit,
meskipun demikian hal ini dapat terjadi tanpa bukti sisi entri dan ini biasanya terjadi pada
ekstrimitas bawah (Tucker, 1998 : 633).
Selulitis adalah inflamasi supuratif yang juga melibatkan sebagian jaringan
subkutan (mansjoer, 2000; 82).
Selulitis adalah infeksi bakteri yang menyebar kedalam bidang jaringan (Brunner
dan Suddarth, 2000 : 496).
Jadi selulitis adalah infeksi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri stapilokokus
aureus, streptokokus grup Adan streptokokus piogenes.
3.2 Klasifikasi
10 | A s k e p S e l u l i t i s
Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua spasia fasial, yang
tidak jelas batasnya. Infeksi bakteri mengandung serous, konsistensinya sangat lunak dan
spongius. Penamaannya berdasarkan ruang anatomi atau spasia yang terlibat.
Prosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumskripta serous akut, hanya infeksi
bakteri tersebut juga mengandung suppurasi yang purulen. Penamaan berdasarkan spasia
yang dikenainya. Jika terbentuk eksudat yang purulen, mengindikasikan tubuh bertendensi
membatasi penyebaran infeksi dan mekanisme resistensi lokal tubuh dalam mengontrol
infeksi.
Selulitis kronis adalah suatu proses infeksi yang berjalan lambat karena terbatasnya
virulensi bakteri yang berasal dari fokus gigi. Biasanya terjadi pada pasien dengan selulitis
sirkumskripta yang tidak mendapatkan perawatan yang adekuat atau tanpa drainase.
11 | A s k e p S e l u l i t i s
Selulitis dimulai dari dasar mulut. Seringkali bilateral, tetapi bila hanya mengenai
satu sisi/ unilateral disebut Pseudophlegmon.
3.3 Etiologi
3.5 Patofisiologi
12 | A s k e p S e l u l i t i s
tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh streptokokus grup A, sterptokokus lain
atau staphilokokus aureus, kecuali jika luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi
microbial yang pasti sulit ditentukan, untuk absses lokalisata yang mempunyai gejala
sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun etiologi abses ini
biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran bakteri aerob
dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan gram pus menunjukkan
adanya organisme campuran. Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal
dan berindurasi dan dapat mengalami super infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin
merupakan hasil perubahan peradangan benda asing, nekrosis, dan infeksi derajat rendah
3.6 Pathway
13 | A s k e p S e l u l i t i s
3.7.1 Pemeriksaan darah, menunjukkan peningkatan jumlah sel darah
putih, eosinofil dan peningkatan laju sedimentasi eritrosit (Tucker,
1998:633).
3.7.2 Pewarnaan gram dan kultur pus atau bahan yang diaspirasi
diperlukan, menunjukkan adanya organisme campuran (Issebacher
1999:634)
3.7.3 Rontgen Sinus-sinus para nasal (selulitis perioribital).
3.8 Penatalaksananan
Rawat inap di rumah sakit, Insisi dan drainase pada keadaan terbentuk abses.
Pemberian antibiotik intravena seperti oksasilin atau nafsilin, obat oral dapat atau tidak
digunakan, infeksi ringan dapat diobati dengan obat oral pada pasien diluar rumah sakit,
analgesik, antipretik. Posisi dan imobilisasi ekstrimitas, Bergantian kompres lembab
hangat ( Long, 1996 : 670).
3.9 Therapi
Pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi ke darah dan organ
lainnya, yaitu :
a. Diberikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya cloxacillin).
b. Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral (ditelan).
c. Biasanya sebelum diberikan sediaan per-oral, terlebih dahulu diberikan suntikan
antibiotik jika:
penderita berusia lanjut
selulitis menyebar dengan segera ke bagian tubuh lainnya
demam tinggi.
14 | A s k e p S e l u l i t i s
Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai dibiarkan dalam posisi
terangkat dan dikompres dingin untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
Terapi rawat jalan dengan injeksi ceftriakson (rocephin) memberi perlindungan 24
jam dan dpt menjadi pilihan bagi beberapa pasien selulitis.
BAB IV
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
4.1.1 Biodata
Berisikan nama,tempat tangal lahir,jenis kelamin,umur,alamat,suku bangsa, dan
penyakit ini dapat menyerang segala usia namun lebih sering menyerang usia lanjut.
15 | A s k e p S e l u l i t i s
Apakah pasien sebelumnya pernah mengalami sakit seperti ini apakah pasien
alkoholisme dan malnutrisi
16 | A s k e p S e l u l i t i s
4.1.8.1 Pemeriksaan laboratorium
17 | A s k e p S e l u l i t i s
4. Ubah posisi sesering mungkin, pertahankan garis tubuh untuk menccegah
penekanan dan kelelahan
R/ posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk
relaksasi seoptimal mungkin.
5. Bantuan dan ajarkan penanganan terhadap nyeri, penggunaan imajinasi, relaksasi
dan distraksi
R/ teknik relaksasi dsan distraksi bisa mengurangi rasanyeri yang dirasakan pasien.
Kriteria hasil :
a. Lesi mulai pulih dan area bebas dari infeksi lanjut,
b. kulit bersih,
c. kering dan area sekitar bebas dari edema,
d. suhu normal.
Intervensi:
1. Kaji kerusakan, ukuran, kedalaman warna cairan
R/ pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu
dalam menentukan tindakan selanjutnya.
2. Pertahankan istirahat di tempat tidur dengan peningkatan ekstremitas dan
mobilitasasi
R/ sirkulasi yang lancar bisa mempercepat proses penyembuhan luka.
3. Pertahankan teknik aseptic
R/ dapat mempercepat proses penyembuhan luka.
4. Gunakan kompres dan balutan
R/ kompres dan balutan bisa mengurangi kontaminasi dari luar.
5. Pantau suhu laporan, laoran dokter jika ada peningkatan
R/ indikasi dini terhadap komlikasi infeksi.
18 | A s k e p S e l u l i t i s
diharapkan pasien mengerti tentang perawatan dirumah
Kriteria hasil :
a. melaksanakan perawatan luka dengan benar menggunakan: tindakan
kewaspadaan aseptic yang tepat.
b. Mengekspresikan pemahaman perkembangan yang diharapkan tanpa
infeksi dan jadwal obat.
Intervensi:
1. Demonstasikan perawatan luka dan balutan, ubah prosedur, tekankan pentingnya
teknik aseptic
R/ agar keluarga dapat melkukan perawatan secara aseptik di rumah sehingga luka
bisa sembuh.
2. Dorong melakukan aktivitas untuk mentoleransi penggunaan alat penyokong
R/ peningkatan perilaku yang adiktif pada pasien.
3. Jelaskan tanda-tanda dan gejala untuk dilaporkan ke dokter
R/ deteksi dini terhadap kegawatan dan penanganan yang sesuai.
4. Tekankan pentingnya diet nutrisi
R/ nutrisi yang adekuat mempercepat proses penyembuhan luka.
4.4 Implementasi
4.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini
adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan
tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.
Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai :
19 | A s k e p S e l u l i t i s
1. Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal yang
ditetapkan di tujuan.
2. Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan
dalam pernyataan tujuan.
3. Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku yang
diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.
BAB V
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny “K”
Umur : 54 tahun
Suku : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Kawin
20 | A s k e p S e l u l i t i s
Alamat : Tanjung Agung Selatan
B. RIWAYAT KESEHATAN
21 | A s k e p S e l u l i t i s
6. Genogram
Ket : = Klien
= Perempuan
= Laki - laki
= Tinggal Serumah
Penjelasan :
No Nama Umur Keterangan
1 Tn “Y” 54 tahun Suami
2 Ny “K” 60 tahun Klien
7. Kebiasaan sehari-hari
1. Pola nutrisi
Kebiasaan sebelum masuk Rumah Sakit Kebiasaan setelah masuk Rumah Sakit
Makan : 3 kali sehari Makan : 3 kali sehari
Minum : 8 gelas / hari Minum : 8 gelas / hari
Nyeri ulu hati : Ada Nyeri ulu hati : Ada
Mual : Ada Mual : Ada
Pantangan : Tidak ada Pantangan : Tidak ada
Diet : Tidak ada Diet : Tidak ada
Masalah : Tidak ada masalah Masalah : Tidak ada masalah
2. Pola eliminasi
Kebiasaan sebelum masuk Rumah Sakit Kebiasaan setelah masuk Rumah Sakit
BAB : 1 x 1 hari BAB : 1 x 1 hari
Warna : Coklat kekuningan Warna : Coklat kekuningan
Konsistensi : Tidak ada Konsistensi : lembek
22 | A s k e p S e l u l i t i s
BAK : 4 x 1 hari BAK : 3 x 1 hari ( + 600 cc )
Warna : Kuning bening Warna : Kuning bening
Pemasangan kateter : Tidak ada Pemasangan kateter : Tidak ada
Masalah : Tidak ada masalah Masalah : Tidak ada masalah
4. Personal Hygine
Kebiasaan sebelum masuk Rumah Sakit Kebiasaan setelah masuk Rumah Sakit
Mandi : 2 x / hari Mandi: 2 x / hari (hanya di lap)
Pola sikat gigi : 3 x / hari Pola sikat gigi : 1 x / hari
Kebiasaan memotong kuku : setiap Kebiasaan memotong kuku : selama di
minggu rumah sakit belum memotong kuku
Kebiasaan mencuci rambut : 2 x / hari Kebiasaan mencuci rambut : 2x/ hari
Kebiasaan mengganti pakaian: 2 x / hari Kebiasaan mengganti pakaian:2x / hari
C. PEMERIKSAAN FISIK
23 | A s k e p S e l u l i t i s
2 24 Nov 2013 / 12.00 TD : 100/70 mmHg 15
WIB Nadi : 92 x/m
Pernapasan : 25 x/m
Suhu : 37,0°C
3 25 Nov 2013 / 05.00 TD : 90/50 mmHg 15
WIB Nadi : 88 x/m
Pernapasan : 24 x/m
Suhu : 36,4 °C
4 25 Nov 2013 / 12.00 TD : 110/60 mmHg
WIB Nadi : 91 x/m
Pernapasan : 25 x/m
Suhu : 37,0°C
1 Post Operasi TD : 80/50 mmHg
25 Nov 2013 / 19.30 Nadi : 87 x/m 8
WIB Pernapasan : 27 x/m
Suhu : 37,0°C
TD : 90/50 mmHg 8
Nadi : 90 x/m
2 26 Nov 2013 / 06.00 Pernapasan : 25 x/m
WIB Suhu : 37,0°C
TD : 90/60 mmHg 12
Nadi : 90 x/m
3 26 Nov 2013 / 12.00 Pernapasan : 25 x/m
WIB Suhu : 37,0°C
TD : 100/60 mmHg 14
Nadi : 93 x/m
4 26 Nov 2013 / 18.00 Pernapasan : 26 x/m
WIB Suhu : 37,0°C
TD : 100/60 mmHg 14
Nadi : 91 x/m
5 27 Nov 2013 / 06.00 Pernapasan : 27 x/m
WIB Suhu : 36,0°C
TD : 100/60 mmHg 14
Nadi : 94 x/m
24 | A s k e p S e l u l i t i s
6 27 Nov 2013 / 12.00 Pernapasan : 25 x/m
WIB Suhu : 37,0°C
TD : 110/70 mmHg 15
Nadi : 93 x/m
7 27 Nov 2013 / 18.00 Pernapasan : 24 x/m
WIB Suhu : 36,5°C
TD : 90/70 mmHg 15
Nadi : 89 x/m
8 28 Nov 2013 / 06.00 Pernapasan : 23 x/m
WIB Suhu : 36,0°C
TD : 90/80 mmHg 15
Nadi : 92 x/m
9 28 Nov 2013 / 12.00 Pernapasan : 24 x/m
WIB Suhu : 37,0°C
10 28 Nov 2013 / 18.00 TD : 90/70 mmHg 15
WIB Nadi : 91 x/m
Pernapasan : 25 x/m
Suhu : 36,7°C
11 29 Nov 2013 / 06.00 TD : 90/60 mmHg 15
WIB Nadi : 85 x/m
Pernapasan : 22 x/m
Suhu : 36,0°C
12 29 Nov 2013 / 12.00 TD : 90/70 mmHg 15
WIB Nadi : 90 x/m
Pernapasan : 24 x/m
Suhu : 36,7°C
13 29 Nov 2013 / 18.00 TD : 90/70 mmHg 15
WIB Nadi : 87 x/m
Pernapasan : 24 x/m
Suhu : 37,0°C
2. Kepala
Struktur : Simetris
Rambut : Hitam
25 | A s k e p S e l u l i t i s
Lain – lain : tidak ada masalah
Orientasi
Waktu : Baik, klien mengetahui hari dan kapan ia di rawat di
rumah sakit
Tempat : baik, klien mengetahui ia tinggal dimana dan berada
di mana sekarang
Tremor : Ada (pada daerah luka klien sepanjang
tungkai kiri)
Tics : Tidak Ada
Kelumpuhan :Tidak Ada
Kejang : Tidak Ada
3. Pendengaran / Telinga
Struktur : Simetris
Fungsi Pendengaran : Mampu mendengar dengan jelas
Alat Bantu Dengar : Tidak Ada
Serumen : Ada
Lain – lain : tidak ada masalah
4. Penglihatan
Schlera : Putih Jernih
Konjungtiva : Merah Muda
Visus : 6/6
Alat Bantu yang dipakai : Tidak ada
5. Penciuman / Hidung
Stuktur : Simetris
Fungsi Penciuman : Mampu membedakan bau-bauan
Secret hidung : Tidak Ada
6. Pengecapan / Mulut
Keadaan gigi : Tidak utuh
Keadaan Lidah : Kotor
Faring : tidak ada radang
Fungsi Pengecapan : Dapat membedakan rasa manis, asam,
26 | A s k e p S e l u l i t i s
asin
Lain-lain : Tidak ada masalah
7. Tenggorokan/leher
Inspeksi
Bentuk : Simetris
Radang Tenggorokan : Tidak Ada
Keadaan Jakun : Datar
Kesulitan Menelan : Tidak Ada
8. Dada
Struktur Dada : Simetris
Irama Pernapasan : Reguler
Bunyi nafas : Vesikuler (Tidak ada bunyi tambahan dan
secret tidak ada)
Nyeri dada (Chest Pain) : Tidak Ada
Bunyi Jantung : BJ 1 & 2 (BJ 1 = Lup (saat kontraksi) BJ
2= Dup (saat relaksasi))
Palpitasi : Tidak Ada
Edema : Ada
9. Abdomen
Inspeksi
Asites : Tidak Ada
Palpasi
Nyeri Tekan : Ada
Pembesaran hati : Tidak Ada
10. Kulit
Pre Operasi Post Operasi
Inspeksi Inspeksi
Warna : Pucat Jenis Luka : Luka excisi pembedahan
Kondisi Kulit : - Lokasi luka : Kaki kiri/ sinistra bawah
Nyeri : Ada Warna luka : Merah muda
Panjang luka : 23 cm
Kedalaman luka : Diantara lapisan
kulit epidermis dan subkutis
27 | A s k e p S e l u l i t i s
Nyeri : Ada
Palpasi Palpasi
Suhu : Normal Suhu : Normal
Turgor : Tidak elastis Turgor : Tidak elastis
Kelembaban : Kering Kelembaban : Lembab
12. Ekstremitas
Ukuran : Atas : Simetris
Bawah: Simetris
Fraktur : Atas : Tidak ada
Bawah : Tidak ada
Hematoma : Atas : Tidak ada
Bawah : Ada
Anastesi/kebas: Atas : Tidak ada
Bawah : Tidak ada
Prostesi/alat bantu : Atas : Tidak ada
Bawah : Tidak ada
Persendian :
ROM : Atas : Aktif
Bawah : Pasif
Kekakuan : Atas : Tidak ada
Bawah : Ada
Luka : Ada di bagian kaki kiri / Sinistra bawah
Nyeri : Ada
Skala nyeri :8
Lokasi : Kaki kiri / sinistra bawah
Durasi : Sepanjang hari
Frekuensi: Hilang timbul
Postur : tidak ada masalah
28 | A s k e p S e l u l i t i s
Lordosis ( - )
Kyphosis ( - )
Scoliosis ( - )
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Tanggal : 22 November 2013
Hasil
Parameter Nilai Normal Ket
Pemeriksaan
Hematologi - CBC
(Perempuan dewasa)
Hematokrit 31 35-47 %
Hemoglobin 9,0 12,3-15,3 gr/dl
Leukosit 33100 5500-10000/mm3
Trombosit 225000 150-450 ribu /mm3
Hematologi – hitung jeni sel
Hitung jenis leukosit basofil 0 0.1 %
Hitung jenis leukosit eosingal 2 2-4 %
Hitung jenis leukosit batang 0 0-8 %
Hitung jenis leukosit segmen 88 50-70%
Hitung jenis leukosit limfosit 4 25-40 %
Hitung jenis leukosit menosil 6 2-8 %
Kimia klinik-faal ginjal
Asam urat perempuan : 60 th 2,2 25,7 mg/dl
Kimia klinik-gula darah
Glukosa sewaktu 101 ≤ 200 mg/dl
Kimia klinik-profil lipid
Total kolesterol 270 ≤ 200 mg/dl
Trigliserida 97 ≤ 200 mg/dl
2. Pemeriksaan EKG :
(Terlampir)
29 | A s k e p S e l u l i t i s
E. PROGRAM PENGOBATAN
Tanggal Cara
No Nama Obat Dosis Obat
Pemberrian Pemberian
1 21 Nov 2013 Ceftriaxon 2x1 amp/5ml Iv
Ranitidin 2x1ml/5mg Iv
Ketorolac 3x1ml/30mg Iv
IVFD RL Gtt 20 x/m Iv
2 22 Nov 2013 Cefepime 2x1amp/5ml Iv
Ketorolac 3x1ml/30mg Iv
Ranitidin 2x1/5mg Iv
Ondansentron 2x1amp/4mg Iv
Sucralfat 3x1stm oral
IVFD RL Gtt 20 x/m Iv
3 23 Nov 2013 Cefepime 2x1amp/5ml Iv
Ketorolac 3x1ml/30mg Iv
Ranitidin 2x1/5mg Iv
Ondansentron 2x1amp/4mg Iv
Sucralfat 3x1stm oral
IVFD RL Gtt 20 x/m Iv
4 24 Nov 2013 Cefepime 2x1amp/5ml Iv
Ketorolac 3x1ml/30mg Iv
Ranitidin 2x1/5mg Iv
Ondansentron 2x1amp/4mg Iv
Secralfat 3x1stm oral
IVFD RL Gtt 20 x/m Iv
Post Operasi keterolac 3x1amp/30mg Iv
25 Nov 2013 Cefipime 2x1amp/5mg Iv
Ondonsentron 2x1amp/4mg Iv
30 | A s k e p S e l u l i t i s
Ranitidin 2x1/5mg Iv
Paracetamol Cifo 3x1/100mg Iv
Cefoferazon 2x1amp/1g Iv
IVFD RL Gtt 20 x/m Iv
26 Nov 2013 Cefipime(stop) 2x1amp/5mg Iv
Ondonsentron(stop) 2x1amp/4mg Iv
Ranitidin 2x1/5mg Iv
Paracetamol 2x1/100mg Iv
Cifo(stop)
Cefoferazon 2x1amp/1g Iv
Sucralfat 3x1stm ORAL
dulcolax 2x1 Rektal
IVFD RL Gtt 20 x/m IV
27 Nov 2013 Cefipime(stop) 2x1amp/5mg Iv
Ondonsentron(stop) 2x1amp/4mg Iv
Ranitidin 2x1/5mg Iv
Paracetamol 2x1/100mg Iv
Cifo(stop)
Cefoferazon 2x1amp/1g Iv
Sucralfat 3x1stm Oral
dulcolax 2x1 Rektal
IVFD RL Gtt 20x/m Iv
28 Nov 2013 Cefipime(IC) 2x1amp/5mg Iv
Ondonsentron(stop) 2x1amp/4mg Iv
Ranitidin 2x1/5mg Iv
Paracetamol 2x1/100mg Iv
Cifo(stop)
Cefoferazon 2x1amp/1g Iv
Ketorolac 3x1ml/30mg Iv
IVFD RL Gtt 20x/m Iv
29 Nov 2013 Cefipime(stop) 2x1amp/5mg Iv
Ondonsentron(stop) 2x1amp/4mg Iv
Ranitidin 2x1/5mg Iv
Paracetamol 2x1/100mg Iv
Cifo(stop)
31 | A s k e p S e l u l i t i s
Cefoferazone 2x1amp/1g Iv
Metrodinazole fls 3x1 100ml Iv
Keterolac 3x1ml/30mg Iv
Sucralfat sirup 3x1stm Oral
dulcolax 2x1 Supose
IVFD RL Gtt 20x/m Iv
F. DATA PSIKOSOSIAL
Klien mengatakan takut kehilangan kaki kirinya dengan tingkat kecemasan ringan.
Klien dan keluarga dapat menerima keadaannya saat ini dan merasa yakin bahwa
keadannya akan kembali seperti semula.
G. DATA SPIRITUAL
Klien sebelum masuk rumah sakit suka beribadah (shalat wajib), namun setelah
masuk rumah sakit klien tidak pernah menjalankan ibadah seperti biasa melainkan klien
hanya berdo’a saja.
H. DATA SOSIAL
Selama klien di rumah sakit dapat berinteraksi dengan orang lain jika dimintai
pertanyaan.
32 | A s k e p S e l u l i t i s
Klien di rencanakan untuk di operasi pada tanggal 25 November 2013, pukul 18.00
WIB. Klien mendapat program pengobatan pre operasi antibiotika Ceftriaxon 2x1,
Ranitidin 2x1, Keterolak 3x1, dan Ivfd Ringer Laktat gtt 20x/m.
J. RESUME KEPERAWATAN POST OPERASI
Klien keluar dari ruangan operasi pada tanggal 25 November 2013 pukul : 19.30
WIB. Dalam keadaan kesadaran belum pulih seutuhnya masih dibawah pengaruh anastesi,
di tandai dengan : klien masih apatis, berprilaku selalu ingin tidur (mengantuk), klien di
lakukan operasi debridment + drainase + excisi pada sepanjang tungkai kaki kiri klien dan
pada operasi tersebut klien diberikan penggunaan anastesi total. Klien pun mulai sadar
penuh pada keesokkan harinya setelah operasi berlangsung tepatnya pukul 07.00 WIB.
Prilaku verbal :
- Klien mengeluh nyeri pada daerah luka operasi klien
- Klien menanyakan keutuhan kakinya setelah operasi berlangsung
- Skala nyeri pada klien adalah 8
33 | A s k e p S e l u l i t i s
ANALISA DATA
PRE OPERASI
DO : Peradangan jaringan di
Klien tampak meringis bawah kulit (subkutis)
Klien tampak menahan nyeri
yang di deritanya
TD Mengiritasi daerah
: 90/60 mmHg sekitar
Temp
: 37OC
Pols Merangsang reseptor
: 90x/m nyeri dari sistem saraf
RR pusat
: 25x/m
Skala nyeri :8
Frekuensi : Sepanjang hari mengeluarkan zat-zat
Durasi : Hilang timbul prostaglandin,
Lokasi : kaki kiri tradikinin, dan histamin
nyeri
34 | A s k e p S e l u l i t i s
2 DS : Pre operasi selulitis Ansietas
Klien mengatakan ia takut
kehilangan tungkai kaki
kirinya setelah operasi Informasi inadekuat
berlangsung nanti
Klien juga mengatakan ia tidak
pernah di operasi sebelumnya, Krisis situasi dan
sehingga klien mengatakan kondisi
benar-benar merasa cemas
untuk melewati prosedur ini.
DO : Ansietas
Klien tampak cemas dan takut
Tingkat kecemasan klien
ringan
TD
: 90/60 mmHg
Temp
: 37OC
Pols
: 90x/m
RR
: 25x/m
Pendidikan SD
Prioritas Masalah :
Nyeri
Ansietas
Diagnosa Keperawatan :
Nyeri berhubungan dengan luka
Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur operasi
35 | A s k e p S e l u l i t i s
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
36 | A s k e p S e l u l i t i s
: 37OC nyaman meredakan nyeri, management nyeri peredaan yang lebih efektif
5. Untuk melihat perkembangan dari
Pols - Klien
keberhasilan tindakan yang
: 90x/m tampak
dilakukan dan penggunaan strategi
RR tenang 5. Identifikasi dan dorong klien untuk
yang familiar dan dapat di terima
: 25x/m - TD : 120/80 menggunakan strategi yang
oleh klien
mmHg menunjukkan keberhasilan pada nyeri
6. Sarana terapi mempercepat peredaan
- Pulse : 80 sebelumnya
nyeri pada klien
x/m 6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
- RR : 20 x/m
- Temp : 36,5
⁰C
CATATAN PERKEMBANGAN
38 | A s k e p S e l u l i t i s
Nama : Ny. “K” No. Med Rec : 16.81.10
Umur : 54 tahun Dx Medis : Selulitis
Ruang Rawat : Sungkai K1 Alamat : Tj. Agung
Pre op 23 Nov 2013 – 25 Nov 2013
NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
1 23-11-13 Nyeri berhubungan dengan luka 05.00 WIB 23 Nov 2013 / jam 12.00 WIB
1. Mengobservasi tanda-tanda vital pada S : Klien mengatakan nyeri di daerah luka
klien O : Raut muka klien tampak meringis
TD : 90/60 mmHg Adanya luka di daerah kaki kiri klien
Temp : 37 0C tepatnya di sepanjang tungkai sampai
Pols : 90 x/m telapak kaki
RR : 25 x/m Pada luka klien terdapat gelembung yang
05.15 WIB berisi nanah dan darah
2. Mengkaji skala nyeri Kaki klien tampak merah dan bengkak
skala nyeri 8, sepanjang tungkai sampai telapak kaki kiri
05.30 WIB klien
3. Memberi penjelasan secara sederhana Klien berprilaku distraksi saat lukanya
dan mudah di mengerti tentang penyebab akan dibersihkan
nyeri yang di alami klien dan perawat Klien terlihat semakin merasa nyeri saat di
akan membantu untuk mengatasi pecahkan gelumbung pada kaki kirinya
nyerinya yang berisi nanah
07.00 WIB TD : 90/60 mmHg
4. Mengajarkan dan memberi contoh pada Temp : 37OC
39 | A s k e p S e l u l i t i s
klien teknik untuk mengatur nyeri yang Pols : 90x/m
di rasakan klien dengan mengatur posisi RR : 25x/m
yang nyaman dan melakukan teknik A : Masalah belum teratasi
nafas dalam yang menarik nafas dari P : Intervensi di lanjutkan
hidung lalu di keluarkan melalui mulut
secara perlahan Shift sore 19.00 WIB
07.30 WIB S : Klien mengatakan masih nyeri di daerah
5. Mengobservasi efek dari teknik mengatur lukanya
nyeri yang telah di lakukan, dan memuji O : Klien masih tampak menahan sakit karena
keberhasilan klien terhadap teknik yang nyeri pada lukanya
telah di lakukan oleh klien yaitu saat Gelembung pada luka klien tidak ada lagi
sakit datang klien menarik nafas dan Nanah dan darah pada luka klien
mengeluarkannya secara perlahan dari berkurang
hidung. Kaki klien masih terlihat tampak merah
15.00 WIB dan bengkak
6. Memberikan terapi analgetik Injeksi TD : 120/80
Ketorolak 3 x 1 ampul iv mmHg
Temp : 36,5OC
Pols : 88x/m
Shift malam 23.00 WIB
S : Klien masih mengatakan nyeri pada
daerah lukanya dan klien mengatakan ia
menggigil
40 | A s k e p S e l u l i t i s
O : Klien masih terlihat menahan sakit pada
daerah lukanya
Kaki klien masih terlihat bengkak dan
merah
Luka klien tidak mengeluarkan darah lagi
Nanah pada daerah luka berkurang
TD : 130/80 mmHg
Temp : 35,5OC
Pols : 85x/m
RR : 24x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN
41 | A s k e p S e l u l i t i s
Ruang Rawat : Sungkai K1 Alamat : Tj. agung
Pre op 22 Nov 2013 – 25 Nov 2013
NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
1 24-11-13 Nyeri berhubungan dengan luka 05.00 WIB Shift pagi 12.00 WIB
1. Mengobservasi tanda-tanda vital S : Klien masih mengatakan nyeri pada
pada klien daerah lukanya
TD : 120/80 mmHg O : Klien masih terlihat menahan sakit pada
Temp : 36,5OC daerah lukanya saat dibersihkan
Pols : 86 x/m Kaki klien masih terlihat bengkak, merah
RR : 22 x/m dan basah bernanah
05.30 WIB Nanah pada luka klien tidak henti-hentinya
2. Mengkaji skala nyeri berat, skala keluar dengan sendirinya
nyeri 7, rasa nyeri sedikit TD : 120/80 mmHg
berkurang, namun saat Temp : 36,5OC
menggerakkan kakinya klien masih Pols : 86 x/m
sulit karena masih merasa sakit RR : 22 x/m
pada sepanjang tungkai kirinya. A : Masalah teratasi sebagian
07.30 WIB P : Intervensi di lanjutkan
3. Mengajarkan kembali teknik
relaksasi dengan mengalihkan rasa Shift sore 19.00 WIB
nyeri klien dengan sering-sering S : Klien masih mengatakan nyeri di daerah
mengajak keluarga klien bercerita lukanya belum berkurang
mengenai apa yang di harapkan O : Klien masih terlihat menahan sakit pada
42 | A s k e p S e l u l i t i s
klien atau juga hal lainnya yang daerah lukanya saat di gerakkan
klien inginkan. Kaki klien masih terlihat bengkak, merah
08.00 WIB dan basah bernanah
4. Mengobservasi efek dari teknik Nanah pada luka klien tidak henti-hentinya
mengatur nyeri yang telah di keluar dengan sendirinya
lakukan, dan memuji keberhasilan TD : 110/80 mmHg
klien terhadap teknik yang telah di Temp : 37,0OC
lakukan oleh klien yaitu saat sakit Pols : 84 x/m
datang klien menarik nafas dan RR : 22 x/m
mengeluarkannya secara perlahan A : Masalah teratasi sebagian
dari hidung. P : Intervensi di lanjutkan
19.00 WIB
5. Memberikan terapi analgetik Shift malam 04.00 WIB
Injeksi Ketorolak 3 x 1 ampul iv S : Klien masih mengatakan nyeri di daerah
lukanya belum berkurang
O : Klien masih terlihat menahan sakit pada
daerah lukanya saat di gerakkan
Kaki klien masih terlihat bengkak, merah
dan basah bernanah
Nanah pada luka klien tidak henti-hentinya
keluar dengan sendirinya
TD : 120/80 mmHg
Temp : 37,0OC
43 | A s k e p S e l u l i t i s
Pols : 82 x/m
RR : 22 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN
44 | A s k e p S e l u l i t i s
NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
1 25-11-13 Nyeri berhubungan dengan luka 05.00 WIB Shift pagi 10.00 WIB
1. Mengobservasi tanda-tanda vital S : Klien masih mengatakan nyeri pada
pada klien daerah lukanya
TD : 130/80 mmHg O : Klien masih terlihat menahan sakit pada
Temp : 37,0OC daerah lukanya saat dibersihkan
Pols : 82 x/m Kaki klien masih terlihat bengkak, merah
RR : 22 x/m dan basah bernanah
05.15 WIB Nanah pada luka klien tidak henti-hentinya
2. Mengkaji skala nyeri berat, skala keluar dengan sendirinya
nyeri 7, rasa nyeri sedikit TD : 130/80 mmHg
berkurang, namun saat Temp : 37,0OC
menggerakkan kakinya klien masih Pols : 82 x/m
sulit karena masih merasa sakit RR : 22 x/m
pada sepanjang tungkai kirinya. A : Masalah teratasi sebagian
15.00 WIB P : Intervensi di lanjutkan
3. Memberikan terapi analgetik
Injeksi Ketarolak 3 x 1 ampul iv Shift sore 19.00 WIB
S : Klien masih mengatakan nyeri di daerah
lukanya belum berkurang
O : Klien masih terlihat menahan sakit pada
daerah lukanya saat di gerakkan untuk
mengubah posisi di tempat tidur
45 | A s k e p S e l u l i t i s
Kaki klien masih terlihat bengkak, merah
dan basah bernanah
Nanah pada luka klien tidak henti-hentinya
keluar dengan sendirinya
TD: 120/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 82 x/m
RR: 22 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan setelah operasi di
laksanakan
2 25-11-13 Ansietas berhubungan dengan kurang 05.00 WIB Shift pagi 10.00 WIB
pengetahuan tentang prosedur operasi 1. Mengobservasi tanda-tanda vital S : Klien masih cemas untuk menghadapi
pada klien operasi ini
TD : 130/80 mmHg O : Klien terlihat cemas dan gelisah terlihat
Temp : 37,0OC dari cara klien yang banyak menanyakan
Pols : 82 x/m semua tentang prosedur operasi yang akan ia
RR : 22 x/m hadapi
08.00 WIB Klien sudah berpuasa untuk persiapan
2. Mengkaji tingkat pengetahuan operasi pukul 18.00 WIB
klien tentang prosedur operasi TD : 110/80 mmHg
dengan pendidikan terakhir klien Temp : 36,5OC
46 | A s k e p S e l u l i t i s
adalah SD dan klien belum pernah Pols : 83 x/m
melaksanakan tindakan operasi RR : 26 x/m
sekecil apapun sehingga klien A : Masalah belum teratasi
benar-benar tidak mengetahui P : Intervensi di lanjutkan
tentang prosedur dari operasi yang
akan klien hadapi Shift pagi 12.00 WIB
09.00 WIB S : Klien mengatakan sudah tidak cemas lagi
3. Mengkaji tanda verbal dan non dan sudah memahami prosedur operasi yang
verbal kecemasan klien tentang akan ia hadapai sehingga klien merasa sudah
prosedur operasi dengan cara siap untuk di operasi
memberikan penjelasan singkat, O : Klien terlihat sudah tenang
sederhana dan jelas pada klien yang Klien tidak menanyakan lagi tentang
disertai contoh-contoh masyarakat prosedur operasinya karena ia telah
lain yang telah berhasil dalam memahami
melaksanakan operasinya dengan Klien masih berpuasa
baik. TD: 120/80 mmHg
17.30 WIB Temp : 37,0OC
4. Menganjurkan klien dan Pols : 81 x/m
keluarganya untuk banyak berdo’a RR : 22 x/m
dan meminta pertolongan kepada A : Masalah teratasi
Tuhan Yang Maha Esa juga P : Intervensi di hentikan
meyakinkan klien bahwa Allah Pukul 18.00 klien di antar oleh perawat ke
pasti mendengarkan setiap do’anya. ruang operasi, dan operasi berlangsung.
47 | A s k e p S e l u l i t i s
Yang pastinya Allah lebih
mengetahui yang terbaik untuk
klien sehingga klien lebih merasa
yakin akan tindakan yang di
hadapinya nanti
18.00 WIB
5. Klien dalam keadaan berpuasa
sebelum tindakan operasi di
laksanakan, dan klien di antar
keruang operasi oleh perawat serta
di dampingi sampai ke kamar
operasi, dengan melibatkan juga
keluarga klien.
48 | A s k e p S e l u l i t i s
ANALISA DATA
POST OPERASI
49 | A s k e p S e l u l i t i s
lapisan epidermis kulit dan berespon dengan
subkutis meningkatnya natibody
Panjang luka : 23 cm
sepanjang tungkai kiri Reaksi antigen
dan antibody
Cedera sel
Kerusakkan inyegritas
kulit
PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri
2. Kerusakan integritas kulit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan luka operasi
2. Kerusakan integritas kulit berhubyngan dengan luka eksisi pembedahan
50 | A s k e p S e l u l i t i s
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Askep Selulitis | 51
: 36,8OC nyaman membantunya dalam tersebut
Pols - Klien tampak menghadapi nyeri tersebut
: 88x/m tenang 4. Ajarkan klien strategi tambahan 4. Dengan strategi ini sejalan
RR - TD : 120/80 untuk meredakan nyeri, dengan analgetik dapat
: 22x/m mmHg management nyeri menghasilkan peredaan yang
Durasi : Hilang timbul - Pulse : 80 x/m 5. Identifikasi dan dorong klien lebih efektif
5. Untuk melihat perkembangan
Frekuensi : Sepanjang - RR : 20 x/m untuk menggunakan strategi
dari keberhasilan tindakan
hari - Temp : 36,5 ⁰C yang menunjukkan keberhasilan
yang dilakukan dan
- Analgetik stop pada nyeri sebelumnya
penggunaan strategi yang
familiar dan dapat di terima
6. Kolaborasi dengan tim
oleh klien
kesehatan lainnya dalam
6. Sarana terapi mempercepat
pemberian obat injeksi ketorolac
peredaan nyeri pada klien
3 x 1 ampul iv.
2 Kerusakan integritas Tupan : 1. Observasi tanda-tanda 1.Untuk mengetahui perkembangan
kulit berhubungan Terbentuknya jaringan vital secara fisiologis peran tubuh
dengan luka eksisi baru pada semua jaringan 2. Kaji ukuran luka, warna terhadap respon kenormalan dan
pembedahan di tandai yang rusak / mati setelah luka, kedalaman luka, keabnormalan akibat luka eksisi
dengan : perawatan. perhatikan jaringan pembedahan
2. Memberikan informasi dasar
DS : nekrotik dan kondisi
tentang penanaman kulit pada area
Klien mengatakan Tupen : sekitar luka.
luka.
kakinya merah dan Setelah di lakukan 3. Berikan perawatan luka
3. Menghindari adanya kontaminasi
Askep Selulitis | 52
bengkak perwatan 2 x 24 jam yang tepat dan tindakan pada area luka eksisi tersebut.
4. Sarana terapi mempercepat
DO : mendapatkan kriteria hasil kontrol infeksi.
pergantian jaringan kulit yang baru.
Kulit tampak merah dan : 4. Berkolaborasi dengan
bengkak pada area luka - Menunjukkan tim medis lainnya dalam
Luka di kaki kiri adanya pemberian obat
Kedalaman luka : regenerasi analgetik ketorolac 3 x 1
diantara lapisan jaringan ampul iv.
epidermis kulit dan - Mencapai
subkutis waktu yang
Panjang luka : 23 cm tepat untuk
sepanjang tungkai kiri penyembuhan
- Membuat kaki
klien bisa di
gerakkan tanpa
rasa sakit lagi
CATATAN PERKEMBANGAN
Askep Selulitis | 53
Ruang Rawat : Sungkai K1 Alamat : Tj. Agung
Post Operasi 25 Nov – 29 Nov 2013
NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
1 25-11- Nyeri berhubungan dengan luka 23.00 WIB Shift sore 23.30 WIB
13 operasi 1. Mengobservasi tanda-tanda S : Klien belum sadar total dan keluarga
vital pada klien mengatakan operasi telah di laksanakan
TD : 110/80 mmHg dengan lancar
Temp : 37,0OC O : Klien terlihat tampak tidak sadar
Pols : 82 x/m Setelah operasi klien lebih banyak tidur
RR : 20 x/m karena efek dari anastesi yang diberikan
05.00 WIB selama operasi
2. Mengkaji skala nyeri berat, TD : 110/80 mmHg
skala nyeri 9, rasa nyeri Temp : 37,0OC
meningkat kaki kiri klien post Pols : 82 x/m
operasi tidak mampu di RR : 20 x/m
gerakkan sedikit pun. A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
05.15 WIB
3. Memberi penjelasan secara Shift malam 08.00 WIB
sederhana dan mudah di S : Klien mengatakan nyeri pada daerah
mengerti tentang penyebab lukanya yang telah di operasi
nyeri yang di alami klien dan O : Klien sudah sadar total
Askep Selulitis | 54
perawat akan membantu Raut muka klien tampak meringis
untuk mengatasi nyerinya Ada luka operasi di sepanjang tungkai
05.30 WIB kiri
4. Mengajarkan kembali pada
klien teknik untuk mengatur
nyeri yang di rasakan klien
dengan mengatur posisi yang Luka klien tampak mengeluarkan cairan
nyaman dan melakukan teknik yang banyak terlihat dari perban klien
nafas dalam yang menarik yang basah sampai mengenai laken
nafas dari hidung lalu di tempat tidur klien
keluarkan melalui mulut TD :
secara perlahan 110/80 mmHg
06.00 WIB Temp : 37,0OC
5. Mengobservasi efek dari Pols : 82 x/m
teknik mengatur nyeri yang RR : 22
telah di lakukan, dan memuji x/m
keberhasilan klien terhadap A : Masalah belum teratasi
teknik yang telah di lakukan P : Intervensi di lanjutkan
oleh klien yaitu saat sakit
datang klien menarik nafas
dari hidung dan
mengeluarkannya secara
Askep Selulitis | 55
perlahan dari mulut.
07.00 WIB
6. Memberikan terapi analgetik
Injeksi Ketorolak 3 x 1 ampul
CATATAN PERKEMBANGAN
Askep Selulitis | 56
NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
1 26-11- Nyeri berhubungan dengan luka operasi 10.00 WIB Shift pagi 13.00 WIB
13 1. Mengobservasi tanda-tanda S : Klien mengatakan nyeri pada
vital pada klien daerah luka operasinya sedikit
TD : 120/80 mmHg berkurang
Temp : 36,8OC O : Meringis pada raut muka klien
Pols : 82 x/m sudah berkurang
RR : 20 x/m Luka operasi di sepanjang tungkai
10.15 WIB kiri masih tampak mengeluarkan
2. Mengkaji skala nyeri berat, cairan yang terlihat dari perban klien
skala nyeri 8, rasa nyeri masih yang basah sampai mengenai laken
terasa pada kaki kiri klien post tempat tidur klien
operasi masih tidak mampu di Saat luka di bersihkan, luka terlihat
gerakkan, berwarna merah dan luka terlihat
10.30 WIB luka sehat
3. Mengobservasi efek dari teknik Bengkak pada daerah luka klien
mengatur nyeri yang telah di masih ada
lakukan, dan memuji TD : 120/80 mmHg
keberhasilan klien terhadap Temp : 36,8OC
teknik yang telah di lakukan Pols : 82 x/m
oleh klien yaitu saat sakit RR : 20 x/m
datang klien menarik nafas dari A : Masalah teratasi sebagian
Askep Selulitis | 57
hidung dan mengeluarkannya P : Intervensi di lanjutkan
secara perlahan dari mulut.
15.00 WIB Shift sore 19.30 WIB
4. Memberikan terapi analgetik S : Klien mengatakan nyeri pada
Injeksi Ketorolak 3 x 1 ampul daerah luka operasinya semakin
iv berkurang
O : Meringis pada raut muka klien
sudah berkurang
Luka operasi di sepanjang tungkai
kiri masih tampak mengeluarkan
cairan yang terlihat dari perban klien
yang basah sampai mengenai laken
tempat tidur klien
TD : 110/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 80 x/m
RR : 22 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
Askep Selulitis | 58
daerah luka operasinya semakin
berkurang
O : Meringis pada raut muka klien
sudah tidak nampak lagi
Luka operasi di sepanjang tungkai
kiri masih tampak mengeluarkan
cairan yang terlihat dari perban klien
yang basah sampai mengenai laken
tempat tidur klien
TD : 110/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 80 x/m
RR : 22 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
2 26 Nov Kerusakan integritas kulit berhubungan 10.00 WIB Shift pagi 12.00 WIB
2013 dengan luka eksisi pembedahan 1. Mengobservasi tanda-tanda S : Klien mengatakan kaki kirinya
vital memerah
TD : 110/80 mmHg O : Kaki kiri klien tampak merah
Temp : 36,8OC Keadaan luka klien masih bash
Pols : 80 x/m mengeluarkan cairan terlihat dari
RR : 22 x/m perban klien
Askep Selulitis | 59
10.45 WIB Warna luka klien nampak merah
2. Mengkaji ukuran luka, dengan TD :
luka warna merah muda pada 110/80 mmHg
sepanjang tungkai kiri klien, Temp : 36,8OC
luka diantara lapisan epidermis Pols : 80 x/m
dan subkutis, panjang luka 23 RR : 22
cm, pada kaki kiri klien juga x/m
tampak bengkak. A : Masalah belum teratasi
11.00 WIB P : Intervensi di lanjutkan
3. Membersihkan area luka klien
dengan cairan NaCl dan Shift sore 19.30 WIB
mengganti perban klien. S : Klien mengatakan kaki kirinya
15.00 masih merah
4. Memberikan terapi obat untuk O : Kaki kiri klien tampak merah
klien dengan ketorolac 3 x 1 Keadaan luka klien masih basah
ampul iv. mengeluarkan cairan terlihat dari
perban klien
Warna luka klien nampak merah
TD: 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR: 22 x/m
Askep Selulitis | 60
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
Askep Selulitis | 61
CATATAN PERKEMBANGAN
Askep Selulitis | 62
Temp : 36,6OC O : Kaki kiri klien sudah bisa
Pols : 82 x/m digerakkan sedikit demi sedikit
RR : 22 x/m Luka operasi klien juga semakin
05.15 WIB nampak bersih dan merah
2. Mengkaji skala nyeri, skala Bengkak pada daerah tungkai belum
nyeri 7, rasa nyeri sedikit ada perubahan
berkurang, namun kaki kiri Luka operasi di sepanjang tungkai
klien masih blm mampu di kiri masih tampak mengeluarkan
gerakkan cairan yang terlihat dari perban klien
06.00 WIB yang basah sampai mengenai laken
3. Mengobservasi efek dari teknik tempat tidur klien
mengatur nyeri yang telah di TD : 110/80 mmHg
lakukan, dan memuji Temp : 36,6OC
keberhasilan klien terhadap Pols : 82 x/m
teknik yang telah di lakukan RR : 22 x/m
oleh klien yaitu saat sakit A : Masalah teratasi sebagian
datang klien menarik nafas dari P : Intervensi di lanjutkan
hidung dan mengeluarkannya
secara perlahan dari mulut. Shift sore 12.00 WIB
07.00 WIB S : Klien mengatakan nyeri pada
4. Memberikan terapi analgetik daerah luka operasinya semakin
Injeksi Ketarolak 3 x 1 ampul berkurang
Askep Selulitis | 63
iv O : Kaki kiri klien sudah bisa
digerakkan sedikit demi sedikit
Luka operasi di sepanjang tungkai
kiri masih tampak mengeluarkan
cairan yang terlihat dari perban klien
yang basah sampai mengenai laken
tempat tidur klien
Klien sudah bisa berbaring dengan
menegakkan lutut kirinya
Klien terlihat lebih sering duduk
TD : 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 82 x/m
RR : 20 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
Askep Selulitis | 64
digerakkan sedikit demi sedikit
Cairan yang keluar dari luka klien
sudah berkurang terlihat dari perban
klien yang basahnya sedikit
berkurang di bandingkan sebelumnya
TD: 110/80 mmHg
Temp : 37,0OC
Pols : 82 x/m
RR: 22 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
2 27 Nov Kerusakan integritas kulit berhubungan 10.00 WIB Shift pagi 12.00 WIB
2013 dengan luka eksisi pembedahan 1. Mengobservasi tanda-tanda S : Klien mengatakan kaki kirinya
vital memerah
TD : 110/80 mmHg O : Kaki kiri klien tampak merah
Temp : 36,8OC Keadaan luka klien masih bash
Pols : 80 x/m mengeluarkan cairan terlihat dari
RR : 22 x/m perban klien
10.45 WIB Warna luka klien nampak merah
2. Mengkaji ukuran luka, dengan TD :
luka warna merah muda pada 110/80 mmHg
sepanjang tungkai kiri klien, Temp : 36,8OC
Askep Selulitis | 65
luka diantara lapisan epidermis Pols : 80 x/m
dan subkutis, panjang luka 23 RR : 22
cm, pada kaki kiri klien juga x/m
tampak bengkak. A : Masalah belum teratasi
11.00 WIB P : Intervensi di lanjutkan
3. Membersihkan area luka klien
dengan cairan NaCl dan Shift sore 19.30 WIB
mengganti perban klien. S : Klien mengatakan kaki kirinya
15.00 masih merah
4. Memberikan terapi obat untuk O : Kaki kiri klien tampak merah
klien dengan ketorolac 3 x 1 Keadaan luka klien masih basah
ampul iv. mengeluarkan cairan terlihat dari
perban klien
Warna luka klien nampak merah
TD: 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR: 22 x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
Askep Selulitis | 66
S : Klien mengatakan kaki kirinya
memerah
O : Kaki kiri klien tampak merah
Keadaan luka klien masih basah
mengeluarkan cairan terlihat dari
perban klien
Warna luka klien nampak merah
Kaki kiri klien tidak bisa di gerakkan
TD : 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR : 22 x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
Askep Selulitis | 67
CATATAN PERKEMBANGAN
Askep Selulitis | 68
ringan, skala nyeri 5, rasa nyeri saat luka klien di bersihkan
berkurang kaki kiri klien post Bengkak pada daerah tungkai belum
operasi sudah mampu di ada perubahan
gerakkan sedikit demi sedikit Cairan pada luka klien sudah
07.00 WIB semakin berkurang terlihat dari
3. Memberikan terapi analgetik perban klien yang basahnya semakin
Injeksi Ketorolak 3 x 1 ampul berkurang
iv TD: 110/80 mmHg
Temp : 36,6OC
Pols : 82 x/m
RR: 22 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
Askep Selulitis | 69
Klien terlihat lebih banyak duduk
dengan raut wajah yang jauh lebih
segar
Cairan pada luka klien sudah
semakin berkurang terlihat dari
perban klien yang basahnya semakin
berkurang
TD: 110/80 mmHg
Temp : 36,6OC
Pols : 82 x/m
RR: 22 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
Askep Selulitis | 70
segar
Cairan pada luka klien sudah tidak
nampak lagi terlihat dari perban klien
yang tidak basah lagi, perban klien
terlihat bersih tanpa cairan
TD : 110/80 mmHg
Temp : 36,6OC
Pols : 82 x/m
RR : 22 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
2 28 Nov Kerusakan integritas kulit berhubungan 10.00 WIB Shift pagi 12.00 WIB
2013 dengan luka eksisi pembedahan 1. Mengobservasi tanda-tanda S : Klien mengatakan kaki kirinya
vital masih merah
TD : 110/80 mmHg O : Kaki kiri klien tampak merah
Temp : 36,8OC Keadaan luka klien basahnya
Pols : 80 x/m berkurang terlihat dari perban klien
RR : 22 x/m Warna luka klien nampak merah
10.45 WIB TD :
2. Mengkaji ukuran luka, dengan 110/80 mmHg
luka warna merah muda pada Temp : 36,8OC
sepanjang tungkai kiri klien, Pols : 80 x/m
Askep Selulitis | 71
luka diantara lapisan epidermis RR :
dan subkutis, panjang luka 23 22 x/m
cm, pada kaki kiri klien juga A : Masalah teratasi sebagian
tampak bengkak. P : Intervensi di lanjutkan
11.00 WIB
3. Membersihkan area luka klien Shift sore 19.30 WIB
dengan cairan NaCl dan S : Klien mengatakan kaki kirinya
mengganti perban klien. masih merah
15.00 O : Kaki kiri klien tampak merah
4. Memberikan terapi obat untuk Keadaan luka klien basahnya mulai
klien dengan analgetik berkurang terlihat dari perban klien
ketorolac 3 x 1 ampul iv. Warna luka klien nampak merah
TD: 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR: 22 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
Askep Selulitis | 72
O : Kaki kiri klien tampak merah
Keadaan luka klien basahnya mulai
berkurang terlihat dari perban klien
Warna luka klien nampak merah
Kaki kiri klien tidak bisa di gerakkan
TD: 110/80 mmHg
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR: 22 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
Askep Selulitis | 73
CATATAN PERKEMBANGAN
Askep Selulitis | 74
RR: 20 x/m
07.00 WIB Analgetik di hentikan
3. Memberikan terapi analgetik A : Masalah teratasi
Injeksi Ketorolak 3 x 1 ampul P : Intervensi di hentikan
2 29 Nov Kerusakan integritas kulit berhubungan 10.00 WIB Shift pagi 12.00 WIB
2013 dengan luka eksisi pembedahan 1. Mengobservasi tanda-tanda S : Klien mengatakan kaki kirinya
vital masih merah
TD : 110/80 mmHg O : Kaki kiri klien tampak merah
Temp : 36,8OC Keadaan luka klien basahnya
Askep Selulitis | 75
Pols : 80 x/m berkurang terlihat dari perban klien
RR : 22 x/m Warna luka klien nampak merah
10.45 WIB Luka klien masih nampak cairan
2. Mengkaji ukuran luka, dengan sedikit
luka warna merah muda pada TD: 110/80 mmHg
sepanjang tungkai kiri klien, Temp : 36,8OC
luka diantara lapisan epidermis Pols : 80 x/m
dan subkutis, panjang luka 23 RR: 22 x/m
cm, pada kaki kiri klien juga A : Masalah teratasi sebagian
tampak bengkak. P : Intervensi di lanjutkan
11.00 WIB
3. Membersihkan area luka klien Shift sore 19.30 WIB
dengan cairan NaCl dan S : Klien mengatakan kaki kirinya
mengganti perban klien. masih merah
4. Memberikan terapi obat untuk O : Kaki kiri klien tampak merah
klien dengan analgetik Keadaan luka klien basahnya mulai
ketorolac 3 x 1 ampul iv. berkurang terlihat dari perban klien
Warna luka klien nampak merah
Luka klien masih nampak cairan
sedikit
TD :
110/80 mmHg
Askep Selulitis | 76
Temp : 36,8OC
Pols : 80 x/m
RR :
22 x/m
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
Askep Selulitis | 77
RR: 22 x/m
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
Askep Selulitis | 78
EVALUASI AKHIR
BAB VI
Askep Selulitis | 79
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Selulitis merupakan suatu proses inflamasi yang mengenai jaringan lunak terutama
jaringan ikat longgar, sifatnya akut, oedematus difus, meliputi ruang yang luas, indurasi
tegas, biasanya disertai kondisi sistemik yang buruk. Selulitis dapat mengakibatkan
kematian jika tidak segera diberikan perawatan yang adekuat dan sesegera mungkin.
Selulitis fasial yang paling sering dijumpai adalah Angina Ludwig’s, selulitis
bilateral yang mengenai 3 spasium yaitu spasium submandibula, sublingual dan submental.
Penanganan selulitis hampir sama seperti penanganan infeksi odontogenik lainnya yaitu
menghilangkan causa, insisi drainase, pemberian antibiotik dan perawatan suportif, tetapi
yang perlu diperhatikan adalah penangganan kedaruratan untuk keadaan umum pasien
yang buruk, seperti sulit bernafas, deman tinggi, dan sebagainya
6.2 Saran
Pada makalah ini penulis menyarankan mahasiswa kesehatan senantiasa
menggunakan metode proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
klien dengan Selulitis pada Anak serta memberikan pendidikan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Askep Selulitis | 80
Peterson L J., et al. 2003. Contemporary Oral and Maxillofascial Surgery. 4th ed.
Mosby. Saint Louis. Missouri
Arif, Mansjoer, dkk..2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medica.
Aesculpalus, FKUI, Jakarta
Berini, et al, 1997, Medica Oral: Buccal and Cervicofacial Cellulitis. Volume 4,
(p337-50).
Brunner dan Suddarth.2000. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia ; Jakarta.
Dimitroulis, G, 1997, A Synopsis of Minor Oral Surgery, Wright, Oxford (71-81)
Falace, DA, 1995, Emergency Dental Care. A Lea & Febiger Book. Baltimore (p
214-26)
Isselbacher. 1997, A Synopsis Of Minor Oral Surgery, Wright, Oxford.
Long. 1995. Emergency Dental care A Lea dan Febiger Book. Baltimore.
Mansjoer. 2000. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan System
Pencernaan. Selemba Medika ; Jakarta.
Milloro, M., 2004, Peterson’s of Principles Oral and Maxillofacial Surgery, 2nd
edition, Canada: BC Decker Inc.
Neville, et al, 2004, Oral and Maxillofacial Pathology. WB Saunders, Philadephia
Pedlar, et al, 2001, Oral Maxillofacial Surgery. WB Saunders, Spanyotl (p90-100)
Tucker. 1988. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan.
Penerbit Buku Kedokteran EGC ; Jakarta.
Sumber :
Andy22061988.blogspot.com/2013/94/lp-teori-askep-selulitis-pedis.html.
Asuhankeperawatangastroenteritis.blogspot.com/2012/12/asuhan0keperawatan-cellulitis-
mari-konsul.html.
Askep Selulitis | 81