Anda di halaman 1dari 3

Pajak merupakan iuran yang wajib disetorkan bagi warga negara yang bersifat mengikat sesuai

dengan ketentuan undang- undang berlaku. Pembayar pajak tidak menerima imbalan secara
langsung karena nantinya keseluruhan pemasukan pajak akan digunakan untuk kemakmuran
seluruh warga negara yang bersifat umum, seperti pembangunan infrastruktur, subsidi bahan
bakar, dan kepentingan umum lainnya. Pajak sendiri memiliki dua fungsi secara umum, fungsi
Budgeter yaitu sebagai pemasukan utama anggaran negara dan fungsi Reguler yaitu sebagai
alat pelaksanaan kebijakan bidang sosial dan ekonomi.
Tarif pajak merupakan persentase yang telah ditetapkan pemerintah melalui undang- undang
sebagai dasar pengenaan pajak atas objek pajak yang menjadi tanggung jawab wajib pajak.
Dasar pengenaan pajak adalah nilai dalam bentuk uang yang dijadikan dasar untuk menghitung
pajak terutang. Secara struktural, tarif pajak dibagi menjadi 4 jenis, yaitu Tarif Progresif (a
progressive tax rate), Tarif Degresif (a degressive tax rate), Tarif Proporsional (a proportional
tax rate), dan Tarif Tetap (a fixed tax rate). Pada analisa ini kami akan lebih membahas pada
perbandingan sistem pajak yang berlaku di Indonesia dengan tarif pajak Progresif dan Estonia
dengan tarif pajak tetap. Tarif pajak progresif merupakan tarif pungutan pajak yang mana
persentase akan naik sebanding dengan dasar pengenaan pajaknya. Di Indonesia sendiri, tarif
pajak progresif diterapkan untuk pajak penghasilan (PPh) wajib pajak orang pribadi. Tarif tetap
adalah tarif pajak yang nominalnya tetap tanpa memerhatikan jumlah yang dijadikan dasar
pengenaan pajaknya. Tarif tetap juga dapat diartikan sebagai tarif pajak yang akan selalu tetap
sesuai dengan peraturan yang telah diberlakukan.
Setelah Uni Soviet kolaps di tahun 1991, Estonia segera memperoleh kemerdekaannya dan
mulai membenahi perekonomian negaranya. Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi,
pemerintah menerapkan suatu kebijakan baru pada sistem perpajakan. Pada tahun 1994 Estonia
mulai menerapkan Flat rate sebesar 26%.Alasan utama dari diberlakukannya tarif pajak tetap
dikarenakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tarif pajak
penghasilan dan menaikkan tarif pajak tidak langsung. Alasan lain yakni untuk membawa
sistem pajak yang baru tersebut menjadi sejajar dengan sistem pajak negara maju lainnya
terutama yang termasuk ke dalam EU (Europian Union).
Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki penduduk mencapai 267 juta jiwa
dengan pendapatan tiap orang yang berbeda- beda. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki tarif
pajak progresif dimana pengenaan pajak berbeda- beda berdasarkan kemampuan setiap wajib
pajak. Wajib pajak yang memiliki pendapatan lebih tinggi akan memperoleh pengenaan pajak
yang lebih tinggi pula daripada wajib pajak yang memiliki pendapatan lebih rendah. Alasan
penerapan tarif pajak progresif di Indonesia karena sistem ini dirasa paling adil melihat
kemampuan rakyat indonesia yang masih belum merata dari segi pendapatan penghasilan yang
diterima.
Sistem tarif pajak tetap yang diterapkan Estonia sejak tahun 1994 dan 1995 menjadi
sebuah bahasan dan menjadi strategi fiskal yang diimplementasikan di seluruh Eropa.
Penghasilan kena pajak di Estonia meliputi, penghasilan dari pekerjaan (gaji, upah, bonus, dan
remunerasi lainnya); pendapatan bisnis; bunga, royalti, pendapatan sewa; capital gain; pensiun
dan beasiswa (kecuali beasiswa yang dibiayai dari anggaran negara atau dibayar berdasarkan
hukum). Sejak 1 Januari 2000, UU Pajak Penghasilan yang baru berlaku untuk menetapkan
sistem CIT dari Estonia. Perubahan tax rate pada tahun 2003-2012 adalah 21% dari
penghasilan kena pajak .
Estonia memiliki sistem perpajakan yang secara keseluruhan mengenakan tarif pajak yang
rendah dan sederhana dengan tarif flat. Selain sederhana, sistem perpajakan Estonia merupakan
cerminan sistem pajak yang netral yang tidak mengganggu investasi dan tabungan. Sejak 1
Januari 2000, UU Pajak Penghasilan yang baru berlaku untuk menetapkan sistem CIT dari
Estonia. Penghasilan kena pajak di Estonia meliputi penghasilan dari pekerjaan (gaji, upah,
bonus, dan remunerasi lainnya); pendapatan bisnis; bunga, royalti, pendapatan sewa; capital
gain; pensiun dan beasiswa (kecuali beasiswa yang dibiayai dari anggaran
negara atau dibayar berdasarkan hukum). Pada tahun 2003-2012 terjadi perubahan tax
rate menjadi 21% dari penghasilan kena pajak .
Penerapan pajak Progresif di Indonesia secara khusus diimplementasikan pada pajak
penghasilan sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2008. Tarif progresif di Indonesia dibedakan
menjadi 3 yaitu : Tarif Progresif-Proporsional, yaitu persentasenya semakin besar jika dasar
pengenaan pajak meningkat dan besarnya peningkatan dari tarifnya sama besar. Contoh: Pasal
17 UU N0. 7 Tahun 1983 (berlaku :1984-1994). Tarif Progresif-Progresif, yaitu persentasenya
semakin besar jika dasar pengenaan pajak meningkat dan besarnya peningkatan dari tarifnya
semakin besar. Contoh: Undang-Undang No.17 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan Pasal
17. Tarif Progresif-Degresif, yaitu persentasenya semakin besar jika dasar pengenaan pajak
meningkat dan besarnya peningkatan dari tarifnya semakin kecil (ketentuan ini sudah tidak
berlaku). Perubahan tariff progresif pajak pengahasilan pribadi dari tahun ke tahun dapat dilihat
pada Tabel 1.

Sistem perpajakan untuk kewajiban pajak penghasilan di Estonia sangat unik dan
berbeda dengan yang lain. Pertama, kesederhanaan tarif pajak penghasilan flat yaitu 20 persen
untuk semua lapisan serta untuk capital gain tax juga memiliki tarif 20 persen. Kedua, lebih
uniknya lagi untuk Coorporate Income Tax dengan tarif 20 persen dari keuntungan penghasilan
tersebut hanya dikenakan ketika keuntungan tersebut didistribusikan sebagai dividen kepada
pemegang saham. Sementara semua keuntungan perusahaan yang belum dibagikan bebas
pajak. Rezim pajak ini tersedia bagi perusahaan penduduk Estonia dan Bentuk Usaha Tetap
(BUT) perusahaan non-residen yang terdaftar di Estonia. Ini berarti keuntungan produktif itu
sendiri tidak menimbulkan kewajiban pajak penghasilan.

Dari perspektif Estonia, pajak tesebut dianggap sebagai corporate income tax (CIT) dan
bukan withholding tax, jadi tarif pajaknya tidak terpengaruh oleh perjanjian pajak yang berlaku.
Untuk withholding tax, Estonia hanya mengenakan pajak atas royalti sebesar 10%.

Lebih uniknya lagi semua pengeluaran dapat dibebankan semua pada tahun dikeluarkan
termasuk pembelian aktiva. Berbeda dengan standar OECD di mana pengeluaran aktiva
dialokasikan lebih dari satu tahun sesuai standar umur manfaat. Uniknya lagi, penghasilan yang
diperoleh dari dividen yang diterima dari anak perusahaan atau dari BUT di negara lain tidak
dikenakan pajak di Estonia.

Adapun untuk tarif pajak orang pribadi, otoritas pajak Estonia (Tax and Customs
Board) menetapkan tarif standar 20%. Mulai 1 Juli 2009, tarif pajak pertambahan nilai (PPN)
standar ditetapkan sebesar 20%, namun pengurangan menjadi 9% akan diberikan atas barang-
barang tertentu seperti buku, koran, produk kesehatan dan produk akomodasi.

Pajak lainnya yang diterapkan di Estonia yaitu pajak alkohol, tembakau, bahan bakar
dan kemasan. Pajak perjudian, bea cukai, dan pajak atas kendaraan berat. Tidak hanya itu,
mulai 1 Januari 2018 pemerintah Estonia juga akan memberlakukan pajak gula (sugar tax)
sebesar €0,10.

Dalam hal perpajakan internasional, Estonia telah memiliki perjanjian penghindaran


pajak berganda (P3B) dengan lebih dari 57 negara di dunia termasuk Indonesia. Terkait dengan
aturan CFC rules, mengingat penerapan pajak penghasilan perusahaan yang unik, rezim CFC
di Estonia hanya berlaku untuk individu.

Anda mungkin juga menyukai