Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AKUNTANSI PERPAJAKAN

REPORT AND ANALYSIS


MINGGU KE-3

Kelompok 10
Muhammad Vakollad Wibowo [17/411781/EK/21431]
Raadifah Faradina C [17/414154/EK/21556]

Dosen Mata Kuliah : Annisa Hayatun Nazmi Burhan, S.E., M.Sc.

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS GADJAH MADA
2019
OVERVIEW
Tarif pajak merupakan persentase yang telah ditetapkan pemerintah melalui undang- undang sebagai dasar
pengenaan pajak atas objek pajak yang menjadi tanggung jawab wajib pajak. Dasar pengenaan pajak adalah nilai
dalam bentuk uang yang dijadikan dasar untuk menghitung pajak terutang. Secara struktural, tarif pajak dibagi
menjadi 4 jenis, yaitu Tarif Progresif (a progressive tax rate), Tarif Degresif (a degressive tax rate), Tarif
Proporsional (a proportional tax rate), dan Tarif Tetap (a fixed tax rate).Pada analisa ini kami akan membahas lebih
pada perbandingan sistem pajak yang berlaku di Indonesia dengan tarif pajak Progresif dan Estonia dengan tarif
pajak tetap. Tarif pajak progresif merupakan tarif pungutan pajak yang mana persentase akan naik sebanding dengan
dasar pengenaan pajaknya dan kenaikan persentase untuk setiap jumlah tertentu setiap kali naik. Di Indonesia sendiri,
tarif pajak progresif diterapkan untuk pajak penghasilan (PPh) wajib pajak orang pribadi. Tarif tetap adalah tarif
pajak yang nominalnya tetap tanpa memerhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya. Tarif tetap juga
dapat diartikan sebagai tarif pajak yang akan selalu tetap sesuai dengan peraturan yang telah diberlakukan.

ANALISA

Latar Belakang
Setelah Uni Soviet kolaps di tahun 1991, Estonia segera memperoleh kemerdekaannya dan mulai membenahi
perekonomian negaranya. Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, pemerintah menerapkan suatu kebijakan baru
pada sistem perpajakan. Pada tahun 1994 Estonia mulai menerapkan Flat rate sebesar 26%. Alasan utama dari
diberlakukannya tarif pajak tetap dikarenakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tarif
pajak penghasilan dan menaikkan tarif pajak tidak langsung. Alasan lain yakni untuk membawa sistem pajak yang
baru tersebut menjadi sejajar dengan sistem pajak negara maju lainnya terutama yang termasuk ke dalam EU
(Europian Union).
Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki penduduk mencapai 267 juta jiwa dengan
pendapatan tiap orang yang berbeda- beda. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki tarif pajak progresif dimana
pengenaan pajak berbeda- beda berdasarkan kemampuan setiap wajib pajak. Wajib pajak yang memiliki pendapatan
lebih tinggi akan memperoleh pengenaan pajak yang lebih tinggi pula daripada wajib pajak yang memiliki
pendapatan lebih rendah. Alasan penerapan tarif pajak progresif di Indonesia karena sistem ini dirasa paling adil
melihat kemampuan rakyat indonesia yang masih belum merata dari segi pendapatan penghasilan yang diterima.

Implementasi Kebijakan
Estonia memiliki sistem perpajakan yang secara keseluruhan mengenakan tarif pajak yang rendah dan
sederhana dengan tarif flat. Selain sederhana, sistem perpajakan Estonia merupakan cerminan sistem pajak yang
netral yang tidak mengganggu investasi dan tabungan. Sejak 1 Januari 2000, UU Pajak Penghasilan yang baru
berlaku untuk menetapkan sistem CIT dari Estonia. Penghasilan kena pajak di Estonia meliputi penghasilan dari
pekerjaan (gaji, upah, bonus, dan remunerasi lainnya); pendapatan bisnis; bunga, royalti, pendapatan sewa; capital
gain; pensiun dan beasiswa (kecuali beasiswa yang dibiayai dari anggaran negara atau dibayar berdasarkan hukum).
Pada tahun 2003-2012 terjadi perubahan tax rate menjadi 21% dari penghasilan kena pajak.
Penerapan pajak Progresif di Indonesia secara khusus diimplementasikan pada pajak penghasilan sesuai
dengan UU No. 36 Tahun 2008. Tarif progresif di Indonesia dibedakan menjadi 3 yaitu, Tarif Progresif-Proporsional,
yaitu persentasenya semakin besar jika dasar pengenaan pajak meningkat dan besarnya peningkatan dari tarifnya
sama besar. Contoh: Pasal 17 UU N0. 7 Tahun 1983 (berlaku :1984-1994). Tarif Progresif-Progresif, yaitu
persentasenya semakin besar jika dasar pengenaan pajak meningkat dan besarnya peningkatan dari tarifnya semakin
besar. Contoh: Undang-Undang No.17 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan Pasal 17. Tarif Progresif-Degresif,
yaitu persentasenya semakin besar jika dasar pengenaan pajak meningkat dan besarnya peningkatan dari tarifnya
semakin kecil (ketentuan ini sudah tidak berlaku). Perubahan tarif progresif pajak penghasilan pribadi dari tahun ke
tahun dapat dilihat pada Tabel 1.

Dampak Implementasi Kebijakan


Di Indonesia, tarif pajak progresif yang diterapkan pemerintah memberikan dampak salah satunya pada
kebermanfaatan sosial di masyarakat. Konsep dasar pajak progresif sejatinya adalah membebankan tarif yang
berbeda-beda untuk tiap golongan pendapatan masyarakat. Pajak Progresif membantu dalam hal redistribusi
pendapatan masyarakat. Masyarakat golongan menengah keatas membayar pajak yang lebih mahal dibandingkan
dengan masyarakat menengah kebawah. Dampaknya, masyarakat kelas menengah kebawah tidak merasa terbebani
oleh tarif pajak yang besar. Di negara baltik seperti Estonia, masyarakatnya tidak dibingungkan dengan penghitungan
pajak yang rumit dan membingungkan. Karena negaranya menerapkan prinsip flat tax, semua warganya
mendapatkan persentase pajak yang sama satu sama lainya. Namun, bukan berarti penerapan pajak flat tanpa
kerugian sama sekali. Karena menerapkan prinsip flat tax, masyarakat yang memilki gaji diambang batas upah
minimun akan merasakan pemotongan pajak yang sangat besar dan sangat berdampak pada kehidupan mereka.
Pada segi pertumbuhan penerimaan negara, dapat dilihat pada Tabel 2 yang terdapat pada lampiran,
persentase pertumbuhan penerimaan pajak di estonia lebih tinggi jika dibandingkan dengan indonesia. Indonesia
justru pada saat itu mengalami penurunan penerimaan pajak. Dari tabel tersebut, penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa pajak dengan sistem flat rate lebih dapat menarik orang-orang untuk membayar pajak
dibandingkan dengan progressive tax rate.
Pada segi tingkat kepatuhan pembayaran pajak, dapat diamati dengan melihat rasio tax gap di kedua negara
tersebut. Tax gap adalah selisih antara jumlah pajak yang seharusnya dibayarkan oleh masyarakat dan jumlah pajak
yang sebenarnya dibayarkan. Semakin tinggi rasio tax gap terhadap GDP, menandakan tingkat tax avoidance disana
juga ikut tinggi (Raczkwoski, 2015). Apabila melihat tabel 3, Rasio tax gap di Estonia lebih kecil jika dibandingkan
dengan indonesia, yang artinya metode flat tax di estonia lebih ampuh untuk menghilangkan tax avoidance yang
terjadi jika dibandingkan dengan indonesia.

KESIMPULAN
Kebijakan tarif yang diambil setiap Negara berbeda berdasarkan pada keadaan Negara tersebut. Estonia
menerapkan flat tax rate agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Negara nya yang baru saja merdeka.
Dengan jumlah penduduk yang tidak terlalu banyak dan penghasilan yang meningkat akibat dampak dari flat tax
rate, Estonia dapat menjadi salah satu negara yang cenderung tumbuh cepat dalam perekonomian. Indonesia sendiri
menerapkan kebijakan progressive tax rate melihat dari latar belakang negara yang masih dalam kondisi
berkembang. Jumlah penduduk yang banyak juga pendapatan yang masih belum merata menjadikan pemerintah
Indonesia lebih memilih menggunakan Progressive tax rate karena dirasa lebih mencerminkan keadilan bagi
rakyatnya. Pajak yang dikenakan akan sesuai dengan seberapa penghasilan yang didapatkan, maka setiap orang akan
mendaapatkan pajak yang berbeda-beda.
Setelah menganalisis dampak implementasi kebijakan flat tax dan progressive tax, dapat diambil kesimpulan
bahwa negara yang menganut sistem flat tax mendapat keuntungan pada segi pertumbuhan penerimaan negara dan
tingkat kepatuhan pembayaran pajak. Namun pada segi kebermanfaatan sosial, sistem progressive tax memberikan
keadilan yang lebih terasa bagi masyarakat menengah kebawah.
Sumber

Syuhada. 2019. Dasar-Dasar Pajak: Pengertian Pajak, Fungsi Pajak dan Jenis-Jenis Pajak. Diakses online pada
https://akuntansikeuangan.com/pengertian-pajak/ tanggal 25 Agustus 2019
Maulida, Rani. 2018. Jenis Tarif Pajak yang Perlu Anda Ketahui. Diakses online pada https://www.online-
pajak.com/tarif-pajak tanggal 25 Agustus 2019.

Ramadhani, Wina. 2011. Gambaran Umum Mengenai Flat Rate dan Sejarah Pajak Penghasilan Badan di
Indonesia.pdf. Didownload dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124721-SK-Fis%20011%202008%20Ram%20K-
Kebijakan%20penerapan-Analisis.pdf tanggal 26 Agustus 2019

Kasperowicz-Stępień A. 2014. Taxation in the Baltic States – the case of Estonia, Zeszyty Naukowe Uniwersytetu
Szczecińskiego nr 802, „Finanse, Rynki Finansowe, Ubezpieczenia” nr 65, Wydawnictwo Naukowe Uniwersytetu
Szczecińskiego, Szczecin, s. 105–114. www.wneiz.pl/frfu [Accessed August 26, 2019]

Bitar.2019.Tarif Pajak – Pengertian, Dasar, Umum, Jenis, Penghasilan, Progresif, Proporsional, Contoh, Para Ahli.
Diakses online pada https://www.gurupendidikan.co.id/tarif-pajak/ tanggal 26 Agustus 2019

Anggraini, Relita. 2018. Sistem Perpajakan di Estonia.pdf. BAB III. Halaman 4-6.
LAMPIRAN

Tabel 1
Data perubahan tarif pajak progresif penghasilan pribadi
Tahun PKP Tarif PKP Tarif PKP Tarif PKP Tarif PKP Tarif

1983 0-10 15% 10-50 25% >50 35% - - - -

1994 0-25 10% 25-50 15% >50 30% - - - -

2000 0-25 5% 25-50 10% 50-100 15% 100-200 25% >200 35%

2008 0-50 5% 50-250 15% 250-500 25% >500 30% - -


Keterangan: PKP dalam jutaan rupiah
Sumber: Rahman, Abdul. 2017. Tax Compliance in Indonesia: The Role of Public Officials as Taxpayers. Diakses
online pada https://ris.utwente.nl/ws/portalfiles/portal/6046131 26 Agustus 2019

Tabel 2
Tahun Tax Rate Penerimaan Pajak di Tingkat Pertumbuhan Penerimaan Tingkat
di Estonia Indonesia (USD) Penerimaan Pajak di Pajak di Estonia Pertumbuhan
(%) Indonesia (%) (euro) Penerimaan Pajak di
Estonia (%)

2011 21 99,575,292 - 5,252,000 -

2012 21 104,485,619 4,93 5,680,000 8,15

2013 21 102,988,187 -1,43 5,988,000 5,42

2014 21 96,641,722 -6,16 6,473,000 8,09


Keterangan : Data Tingkat Penerimaan Pajak dan Pertumbuhannya di Estonia dan Indonesia
Sumber: CEIC Data. diakses online pada https://www.ceicdata.com/en/indicator/indonesia/tax-revenue dan
https://www.ceicdata.com/en/indicator/estonia/tax-revenue 26 Agustus 2019.

Tabel 3
Tahun Tax Rate di Estonia Tax Gap di Estonia (thd Tax Gap di Indonesia (thd GDP)
GDP)

2011 21% 16,53% 31%

2012 21% 19,56% 32%

2013 21% 14% 46%

2014 21% 13,6% 46%

Rata-rata 15,92% 38,75%


Keterangan: Data tax gap di Estonia dan Indonesia.
Sumber: CEIC Data. diakses online pada https://www.ceicdata.com/en/indicator/indonesia/tax-revenue dan
https://www.ceicdata.com/en/indicator/estonia/tax-revenue 26 Agustus 2019.

Anda mungkin juga menyukai