Anda di halaman 1dari 69

SI-224 : PERANCANGAN STRUKTUR BAWAH

SHALLOW FOUNDATION-PONDASI DANGKAL-1

DOSEN:
Ir. M.Taufik Taib, MT.

JURUSAN TEKNIK SIPIL

BANDUNG 2016
Course Outline (COL)
Materi Perkuliahan – Time Line
Pertemuan
Materi
Ke-

1A Kontrak belajar dan pemaparan Concept Map (Rencana


27-01-16 Pembelajaran)

1B Jenis-jenis STRUKTUR BAWAH (SUB-STRUKTUR) beserta


27-01-16 metode konstruksinya.

2 Review Mengenai Parameter Tanah dari hasil Penyelidikan


29-01-16 Tanah di Lapangan & Pengujian di Laboratorium.
Daya dukung pondasi dangkal berdasarkan parameter
3-4 tanah hasil uji laboratorium : Daya Dukung Terzaghi,
Meyerhof & Brinch Hansen
Daya dukung pondasi dangkal berdasarkan parameter
5-6
tanah hasil uji lapangan : CPT & SPT.
7-8 Perancangan Pondasi Dangkal + Perhitungan Penurunan
2
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
Shallow Foundations

3
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
Shallow Foundations
Jenis-Jenis Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal adalah pondasi yang meneruskan beban
struktural pada lapisan tanah yang dekat dengan
permukaan tanah. Jenis pondasi dangkal dapat dibagi
menjadi 2 jenis yaitu pondasi telapak (spread footings)
dan pondasi rakit (mat footings). Jika beban terlalu besar
atau tanah terlalu lemah sehingga dibutuhkan pondasi
telapak dengan luas yang besar, maka dapat digunakan
jenis pondasi rakit atau dapat juga pondasi dalam.
Penentuan jenis pondasi mana yang dipergunakan,
disesuaikan dengan kondisi lapisan tanah yang ada
dengan mempertimbangkan segi kekuatan, kemudahan,
dan keekonomisannya. 4
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
Shallow Foundations
Jenis-Jenis Pondasi Dangkal
Pondasi telapak dapat berbentuk bujur sangkar, persegi
panjang, lingkaran, atau cincin. Luas kontak dasar pondasi
(A) dengan lapisan tanah adalah faktor yang menentukan
kuat dukung tanah tersebut.

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 5


Shallow Foundations
Jenis-Jenis Pondasi Dangkal

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 6


Shallow Foundations
DEFINISI PONDASI DANGKAL
• Ahli geoteknik umumnya membagi
pondasi menjadi pondasi dangkal dan
pondasi dalam. Batasan antar pondasi
dangkal dan pondasi dalam sangat
sukar ditentukan dengan eksak.
• Pondasi dangkal sebagai pondasi yang
didefinisikan mempunyai rasio
kedalaman berbanding lebarnya sama
atau kurang dari satu (Df/B ≤ 1) dan
daya dukungnya terutama didapat dari Referensi : Manual Pondasi Dangkal

reaksi tanah dasar pondasi dangkal.


• Dasar pondasi dangkal umumnya
datar.
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 7
Shallow Foundations
DEFINISI PONDASI DANGKAL menurut TERZAGHI :
Karl Terzaghi (1883-1963)

• Anggapan Penyebaran Tegangan dari struktur pondasi ke tanah


dibawahnya yang berupa Lapisan Penyangga (Bearing Stratum) yang
kuat setebal lebih kecil atau sama dengan lebar pondasi.
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 8
Shallow Foundations
Bentuk Konstruksi Pondasi Dangkal : Ref. Manual Pondasi Dangkal,HATTI

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 9


Shallow Foundations
KERUNTUHAN DAN SYARAT PONDASI
• Pondasi adalah bagian paling bawah dari suatu bangunan yang
berfungsi meneruskan seluruh beban struktur atas maupun
beban yang langsung bekerja pada elemen pondasi ke dalam
tanah.
• Pondasi harus direncanakan agar tidak mengalami keruntuhan,
untuk itu harus dipenuhi 2 syarat utama sebagai berikut :
• Syarat kekuatan : baik struktur pondasinya maupun tanah yang
mendukungnya harus kuat menahan tegangan yang diakibatkan
oleh beban dan kombinasi beban yang bekerja.
• Syarat batas deformasi : penurunan total maupun beda
penurunan tidak melampaui batas yang diijinkan.

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 10


Shallow Foundations
STABILITAS PONDASI Syarat kekuatan :
Baik struktur pondasinya
maupun tanah yang
mendukungnya harus kuat
menahan tegangan yang
diakibatkan oleh beban dan
kombinasi beban yang
bekerja.
qult = Kapasitas Daya Dukung Pondasi Dangkal

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 11


Shallow Foundations
STABILITAS PONDASI Syarat batas deformasi :
penurunan total maupun beda
penurunan tidak melampaui batas
yang diijinkan.

a. Penurunan seragam (uniform settlement) Penurunan ( settlement) :


a. Penurunan segera
(immediately settlement).
b. Penurunan konsolidasi
(consolidation settlement)

Bentuk terjadinya penurunan :


a. Penurunan seragam (uniform
settlement).
b. Penurunan tidak seragam
b. Penurunan tidak seragam
(differential settlement)
(differential settlement) MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
12
Shallow Foundations
Syarat batas deformasi

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 13


Shallow Foundations
Ada beberapa penyebab keruntuhan fondasi dangkal,
diantaranya :
• Kekuatan dukung tanah dilampaui (keruntuhan geser).
• Penurunan atau beda penurunan (differential
settlement) melebihi batas yang ditentukan.
• Tahanan tarik fondasi dilampaui.
• Erosi akibat aliran air pada dasar fondasi.
• Likuifaksi pada tanah pasir jenuh akibat gempa.
• Keruntuhan tanah (ground collapse) akibat pembuatan
terowongan, galian tambang, kavitasi batuan kapur dan
sebagainya yang tidak diperkirakan dalam desain.
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 14
Shallow Foundations
Bearing Capacity Failure

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 15


Shallow Foundations

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 16


Shallow Foundations
Differential Settlements failure
“Kissing Silos”

(from Sharma 2003)


MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 17
Shallow Foundations

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 18


Shallow Foundations
Ragam Keruntuhan Daya Dukung dan Batasannya
Tergantung dari kondisi kepadatan
atau konsistensi tanah, maka ragam
keruntuhan daya dukung tanah
dapat dikategorikan menjadi 3 pola
ragam keruntuhan :

a) Keruntuhan geser umum (general


shear failure)
b) Keruntuhan geser lokal (local shear
failure)
c) Keruntuhan geser pons (punching
shear failure)

Ragam keruntuhan tersebut di-


gambarkan oleh Vesic (1973)
seperti terlihat pada gambar

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


19
Shallow Foundations
Ragam Keruntuhan Daya Dukung dan Batasannya
a) Keruntuhan geser umum (general shear failure)
Keruntuhan geser umum terjadi
bilamana seluruh bidang keruntuhan
terbentuk sehingga pada permukaan
tanah tampak adanya penggembungan
tanah disamping pondasi. Biasanya
terjadi pada pasir padat (dense sand)
atau pada kebanyakan tanah lempung
teguh (stiff cohesive soil) pada
pembebanan nir-drainasi (undrained
condition).
Pada kasus ini keruntuhan dapat terjadi
tiba-tiba.
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
20
Shallow Foundations
Ragam Keruntuhan Daya Dukung dan Batasannya
b) Keruntuhan geser lokal (local shear failure)
Keruntuhan geser lokal mempunyai
bidang keruntuhan berbentuk segitiga
dan bidang gelincir dimulai dari ujung
pondasi, penggembungan tanah dan
bidang gelincir tidak sampai permukaan
tanah. Terjadi pada lapisan tanah yang
lunak (compressible soil).
Pada kasus ini, dengan bertambahnya
beban akan bertambah pula penu-
runannya. Keruntuhan geser lokal
merupakan transisi dari keruntuhan
geser umum dan keruntuhan geser
pons. MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
21
Shallow Foundations
Ragam Keruntuhan Daya Dukung dan Batasannya
c) Keruntuhan geser pons (punching shear failure)
Keruntuhan geser pons terjadi
bilamana bidang keruntuhan ter-
konsentrasi dibawah pondasi saja,
penggelembungan permukaan tanah
tidak terjadi. Akibat pembebanan,
pondasi bergerak kebawah/arah
vertikal dengan cepat.
Pola keruntuhan ini terjadi pada
Lapisan pasir sangat lunak (loose sand),
lapisan lempung lunak (soft clay),
lapisan tanah lunak yang dibebani
perlahan-lahan (long term) sehingga
terjadi kondisi drainase.
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
22
Shallow Foundations
Ragam Keruntuhan Daya Dukung dan Batasannya
Vesic (1973) menggambarkan batasan
keruntuhan daya dukung pondasi
dangkal pada tanah pasir .

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


23
Shallow Foundations
Ultimate Bearing Capacity
Kapasitas/daya dukung tanah (bearing capacity) adalah
kekuatan tanah untuk menahan suatu beban yang
bekerja padanya yang biasanya disalurkan melalui
pondasi.

Kapasitas/daya dukung tanah batas (qu = qult = ultimate


bearing capacity) adalah tekanan maksimum yang
dapat diterima oleh tanah akibat beban yang bekerja
tanpa menimbulkan kelongsoran geser pada tanah
pendukung tepat di bawah dan sekeliling pondasi.

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 24


Shallow Foundations
Ultimate Bearing Capacity Analisys
Analisis Daya Dukung
Untuk menghitung besarnya
daya dukung sistem pondasi
dangkal, terdapat beberapa
formula, a.l. Menurut
Terzaghi, Meyerhof, Hansen,
Vesic, dll.

Perbedaan antara beberapa


formula ini, disebabkan
adanya perbedaan asumsi
mekanisme keruntuhan .

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 25


Shallow Foundations
Ultimate Bearing Capacity Analisys
Analisis Daya Dukung
a) Pondasi Dangkal ;
Terzaghi dan Hansen
mengabaikan geseran
sepanjang bidang c-d.

b) Interaksi antara tanah-


pondasi secara umum
untuk perhitungan daya
dukung pondasi dangkal ;
kiri (asumsi Terzaghi &
Hansen), kanan (asumsi
Meyerhof).
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 26
Shallow Foundations
Terzaghi’s Bearing Capacity Theory
Terzaghi (1943) was the first to present a comprehensive theory for the evaluation
of the ultimate bearing capacity of rough shallow foundation.
Terzaghi (1943) adalah yang pertama untuk menyajikan sebuah teori yang komprehensif untuk
mengevaluasi daya dukung ultimate dari pondasi dangkal.

Terzaghi suggested that for a continuous or strip foundation, the failure surface in
soil at ultimate load may be assumed: general shear failure.
Terzaghi menyarankan bahwa untuk pondasi menerus atau jalur, keruntuhan permukaan dalam tanah
pada beban ultimit dapat diasumsikan: keruntuhan geser umum.

Bearing capacity failure in soil under a rough rigid continuous foundations.


27
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
Shallow Foundations
Terzaghi’s Bearing Capacity Theory
The failure zone under the foundation can be separated into three parts:
1) The triangular zone ACD immediately under the foundation.
2) The radial shear zones ADF and CDE, with the curves DE and DF being arcs of a
logarithmic spiral.
3) Two triangular Rankine passive zones AFH and CEG.

The angles CAD and ACD are assumed to be equal to the soil friction angle φ’.
With the replacement of the soil above the bottom of the foundation by an
equivalent surcharge q, the shear resistance of the soil along the failure surfaces
GI and HJ was neglected.
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 28
Shallow Foundations
Teori Kapasitas Daya Dukung Terzaghi
Analisis kapasitas daya dukung didasarkan kondisi general shear failure, yang
dikemukakan Terzaghi (1943) dengan anggapan-anggapan sebagai berikut :

a) Mengabaikan Tahanan geser tanah diatas bidang horisontal yang melewati


dasar pondasi, dan digantikan seolah-olah terdapat beban sebesar q =  . Df

b) Membagi distribusi tegangan di bawah pondasi menjadi tiga bagian

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 29


Shallow Foundations
Teori Kapasitas Daya Dukung Terzaghi

c) Tanah adalah material yang homogen, isotropis dengan kekuatan gesernya


yang mengikuti hukum Coulumb.
 = c +  . tan 
dimana :
 = tegangan geser
c = kohesi tanah
 = tegangan normal
 = sudut geser dalam tanah
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
30
Shallow Foundations
Teori Kapasitas Daya Dukung Terzaghi

 
  45 -
2
45 -
2

B

d) Dasar pondasi menerus, kasar, dan penyelesaian masalah seperti pada


analisa dua dimensi.

e) Zone elastis dibatasi oleh bidang lurus bersudut α = ø’ (sudut geser


dalam) , sedang zona plastis termobilisasi.

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


31
Shallow Foundations
Teori Kapasitas Daya Bidang keruntuhan dibawah dasar
Dukung Terzaghi pondasi dibagi menjadi 3 (tiga) zona
keruntuhan yaitu :
1) Zona I
Bagian ACD adalah bagian yang
langsung dibawah pondasi tertekan
  45 -

2
45 -

2 ke bawah, dicegah untuk bergerak
lateral oleh gaya friksi dan adhesi
antara tanah dan dasar pondasi yang
B menghasilkan keseimbangan elastis.
Sudut ACD = CAD= α = ø’ (sudut geser
dalam). Gerakan bagian tanah ACD ke
bawah mendorong tanah di-
sampingnya ke arah lateral.
2) Zona II (zona geser radial)
Bagian ADF dan CDE disebut radial shear zone (daerah geser radial) dengan curva DE dan
DF yang bekerja pada busur spiral logaritma dengan pusat ujung pondasi.
3) Zona III (zona geser linear)
Bagian AFH dan CEG dinamakan zona pasif Rankine dimana bidang tegangannya
merupakan bidang longsor yang mengakibatkan bidang geser di atas bidang horisontal
diabaikan (GI dan HJ) dan digantikan dengan beban sebesar : q =  . Df
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
32
Shallow Foundations
MEKANISME KERUNTUHAN PONDASI DANGKAL
Pada pondasi dangkal, saat pondasi dan beban bekerja, tanah di
dasar pondasi akan tertekan. Butir tanah terdorong mendesak
butiran lain di sekitarnya. Mekanisme tekan menekan antara
butiran tanah tersebut membentuk suatu pola seperti pada
gambar di bawah ini.

 
45 -

2
45 -

2
  45 -
2
45 -
2

33
MTT - PSB- MEKANISME RUNTUH
Shallow Foundations
Terzaghi’s Bearing Capacity Theory
Using equilibrium analysis, Terzaghi expressed the ultimate bearing
capacity in the form:

Assumed:
general
shear failure

B = width/diameter of foundation.
34
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
Shallow Foundations
Terzaghi’s Bearing Capacity Theory

35
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
Shallow Foundations
Terzaghi’s Bearing Capacity Theory
Terzaghi’s bearing
capacity factor:
(general shear failure)

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 36


Shallow Foundations
Terzaghi’s Bearing Capacity Theory
For foundations that exhibit the local shear failure mode in soils,
Terzaghi suggested the following modification:
Untuk pondasi yang menunjukkan modus kegagalan geser lokal di tanah, Terzaghi menyarankan
modifikasi berikut:

Nc’, Nq’ and Nγ’, the modified bearing capacity factors, can be
calculated by using the bearing capacity equations (for N c, Nq, and Nγ,
respectively) by replacing φ’ by φ’ = tan-1 (⅔ tan φ’)

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 37


Shallow Foundations
Terzaghi’s Bearing Capacity Theory
Terzaghi’s modified
bearing capacity
factor :
local shear failure

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


38
Shallow Foundations
Factor of Safety (FS)
Calculating the gross allowable load bearing capacity of shallow
foundation requires the application of a factor of safety (FS) to the
gross ultimate bearing capacity, or:

The net ultimate bearing capacity is defined as the ultimate


pressure per unit are of the foundation that can be supported by the
soil in excess of the pressure cause by the surrounding soil at the
foundation level.

So,

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


39
Shallow Foundations
Terzaghi’s Bearing Capacity Theory
Example #1
A square foundation is 1.5 m x 1.5 m in plan. The soil supporting
the foundation has a friction angle φ’=20o, and c’ = 15.2 KPa. The
unit weigh of soil, γ, is 17.8 KN/m3. Determine the allowable gross
load on the foundation with a factor of safety (FS) of 4. Assume
that the depth of the foundation (Df) is 1 meter and that general
shear failure occurs in soil.

Answer:
From table:

Allowable gross load:

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


40
Shallow Foundations
Terzaghi’s Bearing Capacity Theory
Example #1
From table:

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


41
Shallow Foundations
Terzaghi’s Bearing Capacity Theory
Example # 2

Answer:

From table:

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


42
Shallow Foundations
Terzaghi’s Bearing Capacity Theory
Example #3
Repeat example #1, asssuming that local shear failure occurs in
the soil supporting the foundation.

Answer:
From table:

Allowable gross load:

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


43
Shallow Foundations
Terzaghi’s Bearing Capacity Theory
Example #3 Terzaghi’s modified bearing capacity factor :

local shear failure

From table:

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


44
45
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
Shallow Foundations
Modification of Bearing Capacity Equations for Water Table
If the water table is close to the foundation, some modification of the
bearing capacity equations will be necessary:
Case I: If the water table is located so
that 0 ≤ D1 ≤ Df, the factor q in the
bearing capacity equations take the
form:

The value of γ in the last term of the


equations has to be replaced by γ’

Case II: If the water table is located so


that 0 ≤ d ≤ B:
The value of γ in the last term of the equations has to be
replaced by γ where

Case III: If the water table is located so that d ≥ B, the water will no
46
effect on the ultimate bearing capacity. MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
Shallow Foundations
Pengaruh Muka Air Tanah pada Kapasitas Daya Dukung
Kapasitas daya dukung berkurang dengan adanya muka air tanah yang tinggi. Hal ini
disebabkan karena berkurangnya overburden pressures dan rusaknya ikatan kohesi
didalam struktur tanah dengan adanya air.
Didalam penggunaan persamaan kapasitas daya dukung Terzaghi keberadaan muka air
tanah dihubungkan dengan dimensi atau lebar pondasi B.
Kasus I : Jika M.A.T terletak pada 0 ≤ D1 ≤ Df ,
faktor q pada rumus daya dukung pondasi
dihitung dengan persamaan berikut :

Sifat tanah diatas pondasi Sifat tanah dibawah


pondasi
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
47
Shallow Foundations
Pengaruh Muka Air Tanah pada Kapasitas Daya Dukung
Kasus II a : Jika M.A.T terletak pada dasar
pondasi maka rumus daya dukung pondasi
dihitung dengan persamaan berikut :

Sifat tanah diatas pondasi Sifat tanah dibawah pondasi

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


48
Shallow Foundations
Pengaruh Muka Air Tanah pada Kapasitas Daya Dukung
Kasus II b : Jika M.A.T terletak pada 0 ≤ d ≤ B ,
faktor q pada rumus daya dukung pondasi dihitung
dengan persamaan berikut :

Sehingga persamaan daya dukung menjadi :

Df ).Nq + 0.5 ( ͞g) B Ng


qu = c’Nc + (g.

Sifat tanah diatas pondasi Sifat tanah dibawah pondasi

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


49
50
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
Shallow Foundations
Meyerhof’s Bearing Capacity Theory
Meyerhof (1963) suggested the following form of the general bearing
capacity equation:

Where:

for the case of rectangular foundation (0 < B/L < 1) and


account the shearing resistance along the failure surface
in soil above the bottom the foundation.
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 51
Shallow Foundations
Meyerhof’s Bearing Capacity Theory

52
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
Shallow Foundations
Meyerhof’s Bearing Capacity Theory
φ Nq Nc Nγ φ Nq Nc Nγ
0 1 5.14 0.00 16 4.34 11.63 1.37
1 1.09 5.38 0.00 17 4.77 12.34 1.66
2 1.20 5.63 0.01 18 5.26 13.10 2.00
3 1.31 5.90 0.02 19 5.80 13.93 2.40
4 1.43 6.19 0.04 20 6.40 14.83 2.87
5 1.57 6.49 0.07 21 7.07 15.81 3.42
6 1.72 6.81 0.11 22 7.82 16.88 4.07
7 1.88 7.16 0.15 23 8.66 18.05 4.82
8 2.06 7.53 0.21 24 9.60 19.32 5.72
9 2.25 7.92 0.28 25 10.66 20.72 6.77
10 2.47 8.34 0.37 26 11.85 22.25 8.00
11 2.71 8.80 0.47 27 13.20 23.94 9.46
12 2.97 9.28 0.60 28 14.72 25.80 11.19
13 3.26 9.81 0.74 29 16.44 27.86 13.24
14 3.59 10.37 0.92 30 18.40 30.14 15.67
15 3.94 10.98 1.13

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


53
Shallow Foundations
Meyerhof’s Bearing Capacity Theory
Example #3

A square foundation has to carry a gross


allowable total mass of 15.290 kg. The depth
of foundation is 0.7m. The load is inclined at
an angle of 20o to vertical. Determine the
width of the foundation, B. Use Meyerhof’s
Bearing Capacity theory and a factor of safety
of 3.
Answer:
From table:
Nc = 30.14, Nq = 18.40, Nγ = 15.67
q = γ Df = 18 * 0.7 = 12.6 kN/m2

Fqs = Fγs = 1+0.1 (B/L) tan2 (45+φ’/2)

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


54
Shallow Foundations
QUIZ ?
Example #3A
The square footing shown below must be designed to carry a 294 kN load. Use
Terzaghi’s bearing capacity formula to determine B of the square footing with a
Factor of Safety =3.

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


55
Shallow Foundations
QUIZ ?
Solution #3A

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


56
Shallow Foundations
Example #3B
QUIZ ?
The square footing shown below must be designed to carry a 294 kN load. Use
Meyerhof’s bearing capacity formula to determine B with a factor of safety =3.

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 57


Shallow Foundations
Solution #3B
QUIZ ?

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 58


Shallow Foundations
Daya Dukung Pondasi Dangkal untuk Pembebanan Eksentris
(Eccentrically Loaded Foundations)
Dalam beberapa kasus, pondasi akan mengalami pembebanan vertikal
dan momen secara bersamaan. Dalam kondisi ini, distribusi tekanan
pada tanah menjadi tidak seragam.
Distribusi tekanan pada tanah menjadi :

Dimana :
Q = beban vertikal total
M= beban momen pada pondasi

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


59
Shallow Foundations
Daya Dukung Pondasi Dangkal untuk Pembebanan Eksentris
(Eccentrically Loaded Foundations)

60
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
Shallow Foundations
Daya Dukung Pondasi Dangkal untuk Pembebanan Eksentris
(Eccentrically Loaded Foundations)
Jika eksentrisitas : disubstitusi ke :

dan ke :

Distribusi tekanan pada tanah menjadi :

dan

Jika eksentrisitas e = B/6, qmin = 0.


Untuk e > B/6, qmin menjadi bernilai
negatip, artinya terjadi tegangan tarik pada
dasar pondasi. Karena tanah tidak bisa
menahan tegangan tarik, akan terjadi
pemisahan antara pondasi dan tanah yang e > B/6 nilai qmax :
mendukungnya MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 61
Shallow Foundations
Daya Dukung Pondasi Dangkal untuk Pembebanan Eksentris
(Eccentrically Loaded Foundations)
Angka keamanan untuk pembebanan eksentris dievaluasi
dengan metode luas efektif (effective area) oleh Meyerhoff
(1953), Prosedur perhitungan beban yang dapat dipikul oleh
pondasi dan angka keamanan adalah sebagai berikut :

1) Tentukan dimensi efektif pondasi :


B’ = lebar efektif = B – 2e
L’ = panjang efektif = L
(Jika eksentrisitas searah dengan panjang pondasi, maka L’
= L – 2e dan B’ = B., Harga terkecil dari dua parameter
tersebut (L’ dan B’ ) adalah lebar efektif pondasi.

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL


62
Shallow Foundations
Daya Dukung Pondasi Dangkal untuk Pembebanan Eksentris
(Eccentrically Loaded Foundations)
2) Gunakan persamaan umum daya dukung , B’ = lebar efektif
= B – 2e

Parameter shape factor dihitung menggunakan parameter


panjang efektif dan lebar efektif. Parameter depth factor
dihitung dengan menggunakan parameter lebar B (bukan B’).

3) Daya dukung total ultimate pondasi adalah :

4) Angka keamanan terhadap keruntuhan daya dukung tanah:

5) Cek angka keamanan terhadap qmax , FS = qu’/qmax


MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 63
Shallow Foundations
Daya Dukung Pondasi Dangkal untuk Pembebanan Eksentris
(Eccentrically Loaded Foundations)
Example #4
A continuous foundation is shown in
figure. If the load eccentricity is 0.2 m,
determine the ultimate load, Qult per
unit length of the foundation, use
Meyerhof’s effective area method.
Answer:

AND THEN ….?

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 64


Shallow Foundations
Daya Dukung Pondasi Dangkal untuk Pembebanan Eksentris
(Eccentrically Loaded Foundations)
Example #4

65
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
Shallow Foundations
Daya Dukung Pondasi Dangkal untuk Pembebanan Eksentris
(Eccentrically Loaded Foundations)
Example #4

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 66


Shallow Foundations
Eccentrically Loaded Foundations

Example #5
Q
A square foundation is shown in figure. Q
M
= 10 ton and M= 1 ton m. Use FS = 4
and determine the size of the footing.
Use bearing capacity, shape, and depth 1m
factors from Meyerhof.

Answer: γ = 1.6 t/m3


B
γsat = 1.8 t/m3

MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 67


68
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL
MTT-SIPIL ITENAS 2016-PONDASI DANGKAL 69

Anda mungkin juga menyukai