Anda di halaman 1dari 52

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PELAYANAN KLINIS
DI
KLINIK WIJAYA MEDIKA

DISUSUN OLEH :
DR. SANTI KARTIKASARI

IKATAN DOKTER INDONESIA


JAKARTA UTARA
2017

LEMBAR PERSETUJUAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PELAYANAN KLINIS
DI
KLINIK WIJAYA MEDIKA
Untuk Menjamin Terlaksananya Praktik Kedokteran di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Berdasarkan Peraturan Perundangan Serta Standar Profesi
Ikatan Dokter Indonesia

DISUSUN OLEH:

DR. SANTI KARTIKASARI


NO.IAI: 24071975007255

DISETUJUI OLEH:
PENGURUS CABANG
IKATAN DOKTER KOTA JAKARTA UTARA

KETUA

DR. DHARMAWAN ARDY, SP.KJ


NA:

TAHUN
2017
DAFTAR ISI

1. SPO Menimbang Berat badan & mengukur tinggi badan pasien.............................1


2. SPO Pengukuran tekanan darah..........................................................................2
3. SPO Perhitungan denyut nadi..............................................................................4
4. SPO Perhitungan pernafasan...............................................................................5
5. SPO Mengukur suhu tubuh..................................................................................6
6. SPO Pemberian obat melalui suntikan subkutan....................................................8
7. SPO Pemberian obat melalui suntikan intrakutan..................................................9
8. SPO Pemberian obat melalui suntikan intramuskular...........................................12
9. SPO Pemberian obat melalui suntikan intravena..................................................14
10. SPO Pemberian O2............................................................................................16
11. SPO Pemasangan ambubag...............................................................................17
12. SPO Menimbang berat badan bayi......................................................................18
13. SPO Memakai sarung tangan.............................................................................19
14. SPO Memberikan terapi inhalasi dengan nebuleizer.............................................20
15. SPO Mencuci tangan biasa................................................................................21
16. SPO Penanggulangan kebakaran.......................................................................22
17. SPO Penanggulangan anaphilaktik syok.............................................................23
18. SPO Pengecekan gula darah.............................................................................24
19. SPO Pengecekan asam urat..............................................................................26
20. SPO Pengecekan kadar kolesterol.....................................................................28
21. SPO Pengecekan kehamilan.............................................................................29
22. SPO Perawatan luka........................................................................................31
23. SPO Jahit luka (Hecting) .................................................................................33
24. SPO Eksisi dan Ekstirpasi.................................................................................38
25. SPO Insisi.......................................................................................................40
26. SPO Ekstraksi Kuku.........................................................................................42
27. SPO Cuci tangan steril.....................................................................................44
28. SPO Bantuan hidup dasar................................................................................46
MENIMBANG BERAT BADAN
KLINIK DAN MENGUKUR TINGGI BADAN PASIEN
WIJAYA
MEDIKA No. Dokumen No. Revisi Halaman
01
A 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Suatu alat untuk mengukur berat badan dan tinggi badan.

TUJUAN 1. Mengetahui berat badan dan tinggi badan pasien


2. Mengetahui keadaan umum pasien
3. Membantu menentukan salah satu penyokong diagnosa
4. Menentukan diet pasien

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal 35

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


Timbangan berat badan dengan pengukur tinggi badan

B. Pelaksanaan :
1. Menimbang berat badan
a. Mengatur timbangan agar seimbang, skala
menunjukkan angka.
b. Mempersilakan pasien naik ketimbangan, tanpa alas
kaki
c. Melihat skala timbangan dengan menera secara tepat
d. Mempersilakan pasien turun dari timbangan.
2. Mengukur tinggi badan
a. Mempersilakan pasien naik ketimbangan berdiri tegak
merapat pada alat pengukur, pandangan lurus kedepan
b. Merapat alat pengukur pada kepala, kemudian
membaca skalanya
c. Mempersilakan pasien turun dari timbangan

C. Pemeliharaan :
1. Setelah selesai, alat timbangan dirapikan
2. Bila ada kerusakan segera laporkan ke teknisi

DILAKSANAKAN 1. DOKTER KLINIK WIJAYA MEDIKA


OLEH 2. PERAWAT KLINIK WIJAYA MEDIKA

1
PENGUKURAN TEKANAN DARAH

KLINIK No. Dokumen No. Revisi Halaman


WIJAYA
MEDIKA
A 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL
PROSEDUR 16/05/15
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Mengukur tekanan darah terhadap dinding pembuluh darah arteri
sebagai akibat dipompa dan dialirkannya darah ke pembuluh
darah.

TUJUAN 1. Mengetahui keadaan umum pasien


2. Mengetahui fungsi jantung secara dini
3. Mengetahui dan mengikuti perkembangan jalannya penyakit
4. Membantu menentukan salah satu penyokong diagnosa

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal 35

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


 Baki berisi :
1. Tensi meter (Sphyomo manometer) lengkap
2. Stetoskop
 Buku catatan dan alat tulis

B. Pelaksanaan :
2. Memberi tahukan dan menjelaskan tujuan pengukuran
tekanan darah pada pasien
3. Mencuci tangan
4. Mengatur posisi pasien seenak mungkin
5. Menarik keatas lengan baju pasien
6. Memasang manset tensi pada lengan atas kira-kira 3 cm
diatas fossa cubitti, dengan pipa karet diletakkan
disebelah luar lengan, dibalutkan tetapi tidak terlalu
kencang
7. Memakai stetoskop
8. Meraba denyut arteria brachialis dengan ujung jari tengah
dan jari telunjuk.
9. Pasien tidak diperkenankan menggenggamkan/
mengepalkan tangannya
10. Meletakkan piringan stetoskop diatas arteri brachialis
11. Mengunci sekrup balon karet
12. Memompakan udara kedalam kantong dengan cara
memijit balon manset berulang-ulang sampai terlihat air
2
raksa didalam pipa tensi meter naik, dipompa terus
sampai denyut arteria tidak terdengar lagi
13. Membuka sekrup balon dan menurunkan tekanan dengan
perlahan-lahan
14. Mendengar dengan teliti dan memperhatikan sampai
angka berapa skala pertama terdengar sebagai tekanan
systole
15. Menurunkan dan membuka sekrup tadi perlahan-lahan
sampai suara nadi terdengar lambat dan hilang sebagai
tekanan dyastole
16. Membuka manset tensi meter digulung dengan rapi dan
dimasukkan kedalam kotak tensi meter lalu ditutup
17. Merapikan pasien
18. Menyimpan tensi meter dan stetoskop pada tempatnya
19. Mencatat hasil tekanan darah
20. Mencuci tangan

DILAKSANAKAN 1. DOKTER KLINIK WIJAYA MEDIKA


OLEH 2. PERAWAT KLINIK WIJAYA MEDIKA

3
PENGHITUNGAN DENYUT NADI

KLINIK No. Dokumen No. Revisi Halaman


WIJAYA
MEDIKA
A 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL
PROSEDUR 16/05/15
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Menghitung mengembang dan mengempisnya permbuluh darah
arteri secara teratur, akibat desakan darah kedalam pembuluh
darah arteri sebagai hasil kontraksi ventrikel kiri.

TUJUAN 1. Mengetahui keadaan umum pasien


2. Mengetahui fungsi jantung secara dini
3. Mengetahui dan mengikuti perkambangan jalannya penyakit
4. Membantu menentukan salah satu penyokong diagnosa

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal 35

PROSEDUR A. Tempat pengambilan denyut nadi :


1. Arteri Radialis (dipergelangan tangan)
2. Arteri Temporalis (di pelipis)
3. Arteri Vemoralis ( kelangka paha, muka depan telinga)
4. Arteri Dorsalis ( di kaki )
5. Arteri Jugularis ( di leher)
6. Arteri Bronchialis ( di kaki, tangan dan paha)

B. Persiapan Alat :
1. Alat menghitung nadi / arloji
2. Buku catatan dan alat tulis

C. Pelaksanaan :
1. Mamberi tahukan dan menjelaskan tujuan penghitungan
denyut nadi
2. Membawa alat-alat kedekat pasien
3. Mencuci tangan

DILAKSANAKAN 1. DOKTER KLINIK WIJAYA MEDIKA


OLEH 2. PERAWAT KLINIK WIJAYA MEDIKA
3.

4
PENGHITUNGAN PERNAPASAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


KLINIK
WIJAYA
MEDIKA A 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Yang dimaksud dengan pernapasan adalah mengembang dan
mengempisnya paru-paru secara teratur akibat peristiwa
masuknya udara berisi zat asam (O2) ke dalam paru-paru dan
keluarnya udara berisi CO2,air dan sisa-sisa oksidasi dari paru-
paru

TUJUAN 1. Mengetahui keadaan umum pasien


2. Mengetahui perkembangan penyakit
3. Membantu menentukan salah satu penyokong diagnosa

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal 35

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


1. Alat menghitung nadi atau arloji
2. Buku catatan dan alat tulis

B. Pelaksanaan :
1. Memberi tahukan dan menjelaskan tujuan penghitungan
pernapasan pada pasien
2. Menghitung pernapasan dan melihat turun naik dada
sambil memegang pergelangan pasien
3. Cara menghitung sama dengan menghitung denyut nadi
4. Mencatat hasilnya
5. Mencuci tangan

DILAKSANAKAN 1. DOKTER KLINIK WIJAYA MEDIKA


OLEH 2. PERAWAT KLINIK WIJAYA MEDIKA

5
MENGUKUR SUHU TUBUH

KLINIK No. Dokumen No. Revisi Halaman


WIJAYA
MEDIKA
A 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Mengukur derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai
keseimbangan pembakaran dalam tubuh dengan pengeluaran
panas melalui keringat, pernapasan, sisa pembuangan dan
penyinaran, hantaran dan convection.

TUJUAN a. Mengetahui suhu badan pasien


b. Mengetahui adanya kelainan pada tubuh
c. Dipergunakan sebagai salah satu penyokong dalam
membantu menentukan diagnosa
d. Mengetahui perkembangan penyakit

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal 35

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


1. Baki yang berisi :
a. Thermometer dalam tempatnya
b. Tissu dalam tempatnya
c. vaselin / jelly dalam tempatnya
d. Nierbekken
2. Catatan perawat

B. Pelaksanaan :
1. Mengukur suhu pada Axilla (ketiak)
a. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pengukuran
suhu pada pasien
b. Membawa alat-alat kedekat pada
c. Mencuci tangan
d. Mengeringkan ketiak pasien
e. Memeriksa thermometer apakah air raksa telah turun
sampai ke reservoirnya.
f. Mengepitkan ujung thermometer ditengah-tengah
ketiak
g. Menekan lengan pasien yang ada thermometer pada
dada dengan tangannya memegang sebelahnya,
sedangkan tangan yang lain memegang siku
h. Mengangkat thermometer setelah 10 s/d 15 menit lalu
dilap dengan tissue

6
i. Membaca hasilnya dan di catat

7
PROSEDUR j. Membersihkan thermometer kemudian dikembalikan
ketempat semula
k. Mencuci tangan

2. Mengukur suhu pada rectal (anus)


a. Memberi tahukan dan menjelaskan tujuan pengukuran
suhu melalui anus pada pasien
b. Membawa alat-alat kedekat pasien
c. Mencuci tangan
d. Membebaskan pakaian pasien
e. Miringkan pasien
f. Menekukkan kaki pasien sebelah atas kearah perut
g. Mengoleskan vaselin pada ujung thermometer
h. Memasukkan thermometer kedalam anus kira-kira 3
cm, mengangkat thermometer setelah 5 mnt dilap
dengan tissu
i. Membaca hasilnya dan di catat
j. Merapikan pasien
k. Membersihkan thermometer, kemudian dikembalikan
ketempat semula
l. Mencuci tangan

DILAKSANAKAN 1. DOKTER KLINIK WIJAYA MEDIKA


OLEH 2. PERAWAT KLINIK WIJAYA MEDIKA

8
PEMBERIAN OBAT MELALUI
SUNTIKAN SUBCUTAN

KLINIK No. Dokumen No. Revisi Halaman


WIJAYA MEDIKA
A 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL
PROSEDUR 16/05/15
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Yang dimaksud dengan suntikan subcutan adalah
memasukkan obat di bawah kulit.

TUJUAN Mempercepat reaksi dari cairan obat,untuk penyembuhan.


KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik
Pasal 35
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
1. Baki berisi :
a. Spuit 1 cc
b. Kapas alkohol dalam tempatnya
c. Obat yang akan diberikan
d. Nierbekken
2. Catatan perawat

B. Pelaksanaan:
1. Periksa 5 tepat (Tepat nama pasien,Tepat obat,Tepat
dosis,Tepat cara,Tepat waktu dan waspada)
2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pemberian
obat suntikan pada pasien
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien
4. Mencuci tangan
5. Mengatur posisi pasien serta membebaskan daerah yang
akan disuntik dari pakaian
6. Menghapus hamakan kulit pasien dengan kapas alkohol,
membuang kapas alkohol bekas ke dalam nierbekken,
tunggu sampai kulit kering
7. Mengangkat kulit sedikit dengan jari telunjuk dan ibu jari
tangan kiri kemudian tangan kanan menusukkan jarum
perlahan lahan dengan lobang jarum mengarah keatas
8. Jarum dan permukaan kulit membuat sudut 45 derajat
9. Menarik penghisap spuit sedikit untuk memeriksa apakah
ada darah atau tidak, bila tidak ada darah
10. Semprotkan cairan obat perlahan lahan sampai habis
11. Meletakkan kapas alkohol yang baru di atas jarum,
kemudian menarik spuit dan jarum dengan cepat sambil
memegang pangkal jarum, lalu malakukan pengurutan

9
pada bekas suntikan
12. Rapikan pasien
13. Membawa alat-alat ke meja suntik untuk di rapikan
14. Mencuci tangan
15. Evaluasi setelah 30 menit pemberian obat untuk melihat
reaksi obat
16. Catat : tanggal dan jam pemberian,nama obat dan
dosisnya serta nama perawat yang memberikan

DILAKSANAKAN 1. DOKTER KLINIK WIJAYA MEDIKA


OLEH 2. PERAWAT KLINIK WIJAYA MEDIKA

10
PEMBERIAN OBAT MELALUI
SUNTIKAN INTRACUTAN
KLINIK
WIJAYA MEDIKA No. Dokumen No. Revisi Halaman

A 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL
PROSEDUR 16/05/15
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Memasukkan obat ke dalam jaringan kulit.
TUJUAN 1. Mendapat reaksi setempat.
2. Mendapat / menambahkan kekebalan, misalnya suntikan
BCG.
KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal 35
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
1. Baki obat berisi:
a. Spuit 1cc
b. Kapas alkohol dalam tempatnya
c. Obat yang akan diberikan
d. Nierbekken
2. Catatan perawat
B. Tempat Suntikan :
1. Pada lengan bawah bagian depan lengan bawah 1/3
dari lekukan siku (2/3 dari pergelangan tangan) untuk
mantoux.
2. Pada lengan atas 3 jari di bawah sendi bahu, di tengah-
tengah daerah muskulus deltoideus untuk BCG.
C. Pelaksanaan:
1. Periksa 5 tepat (Tepat nama pasien,Tepat obat,Tepat
dosis,Tepat cara,Tepat waktu dan waspada)
2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pemberian
obat suntikan pada pasien
3. Membawa alat-alat kedekat pasien
4. Mencuci tangan
5. Membebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian
6. Menghapus hamakan kulit pasien dengan kapas alkohol
7. Menegangkan kulit pasien dengan tangan kiri kemudian
tangan kanan menusukan jarum perlahan lahan dengan
lobang jarum mengarah keatas
8. Jarum dan permukaan kulit membuat sudut 15-20
derajat
9. Menyemprotkan cairan sampai terjadi gelembung
berwarna putih pada kulit,lalu jarum ditarik dengan
cepat,tidak dihapus hamakan dengan kapas alkohol dan
tidak boleh dilakukan pengurutan

11
10. Merapikan pasien
11. Membawa alat-alat ke meja suntik untuk dirapaikan
12. Mancuci tangan
13. Evaluasi setelah 30 menit pemberian obat untuk melihat
reaksi obat
14. Catat : tanggal dan jam pemberian, nama obat dan
dosisnya serta nama perawat yang memberikan

DILAKSANAKAN 1. DOKTER KLINIK WIJAYA MEDIKA


2. PERAWAT KLINIK WIJAYA MEDIKA
OLEH

12
PEMBERIAN OBAT MELALUI
SUNTIKAN INTRAMUSCULAR

KLINIK No. Dokumen No. Revisi Halaman


WIJAYA MEDIKA
A 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Yang dimaksud dengan suntikkan intramuscular
menyuntikkan obat kedalam jaringan otot

TUJUAN Mempercepat reaksi dari cairan obat, untuk penyembuhan


KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal 35
PROSEDUR A. Tempat suntikan :
1. Otot bokong kanan/kiri, yang tepat adalah pada 1/3
bagian dari spina illiaca anterior superior ke tulang
coxygeus
2. Otot paha bagian luar
3. Otot pangkal lengan

B. Persiapan Alat :
1. Baki berisi :
1. Spuit 3 cc – 5 cc
2. Kapas alkohol dalam tempatnya
3. Obat yang akan diberikan
4. Nierbekken
a. Catatan perawat

C. Pelaksanaan
:
1. Periksa 5 tepat (Tepat nama pasien,Tepat obat,Tepat
dosis, Tepat cara,Tepat waktu dan waspada)
2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pemberian
obat suntikan pada pasien
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien
4. Mencuci tangan
5. Mengatur posisi pasien serta membebaskan daerah
yang akan disuntik dari pakaian
6. Menghapus hamakan kulit pasien dengan kapas alkohol,
membuang kapas alkohol bekas ke dalam nierbekken,
tunggu sampai kulit kering
7. Mengangkat kulit sedikit dangan jari telunjuk dan ibu
jari tangan kiri pada daerah bokong atau mengangkat
otot, kemudian tangan kanan menusukkan jarum
perlahan lahan ke dalam otot tegak lurus dengan

13
permukaan kulit sedalam ¾ pajang jarum, menarik
penghisap spuit sedikit untuk memeriksa apakah ada
darah, bila tidak ada darah semprotkan cairan obat
perlahan lahan sampai habis
8. Setelah obat masuk seluruhnya, meletakkan kapas
alkohol yang baru di atas jarum, kemudian menarik
spuit dan jarum dengan cepat
9. Merapikan pasien
10. Membawa alat-alat ke meja suntik untuk di rapikan
11. Mencuci tangan
12. Evaluasi setelah 30 menit pemberian obat untuk melihat
reaksi obat
13. Catat : tanggal dan jam pemberian,nama obat dan
dosisnya serta nama perawat yang memberikan

DILAKSANAKAN 1. DOKTER KLINIK WIJAYA MEDIKA


OLEH 2. PERAWAT KLINIK WIJAYA MEDIKA

14
PEMBERIAN OBAT MELALUI
SUNTIKAN INTRAVENA
KLINIK
WIJAYA MEDIKA No. Dokumen No. Revisi Halaman

A 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Yang dimaksud dengan suntikan intravena adalah
menyuntikkan obat kedalam jaringan vena

TUJUAN Mempercepat reaksi dari cairan obat, untuk penyembuhan

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal 35


PROSEDUR A. Tempat suntikan :
1. Pada lengan : vena mediana/ vena cedhalica
2. Pada tungkai : vena Saphenous
3. Pada leher : vena Jugulasi untuk anak – anak
4. Pada kepala : vena Frontale/vena temporalis untuk
anak-anak/ bayi

B. Persiapan Alat :
1. Baki berisi :
1. Spuit 3 cc – 5 cc
2. Kapas alkohol dalam tempatnya
3. Obat yang akan diberikan
4. Zeil dan alasnya
5. Alat pembendung/torniquit
6. Nierbekken
7. Bak insrument
a. Catatan perawat

C. Pelaksanaan :
1. Periksa 5 tepat (Tepat nama pasien,Tepat obat,Tepat
dosis,Tepat cara,Tepat waktu dan waspada)
2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pemberian
obat suntikan pada pasien
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien
4. Mencuci tangan
5. Isi spuit dengan obat yang hendak di suntikan, udara
dalam spuit dikeluarkan.Masukkan spuit kedalam bak
instrumen
6. Membebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian,
dan mengatur posisi pasien
7. Pasang zeil dan alasnya, tangan pasien difiksasi
8. Menegakkan kulit pasien dengan tangan kiri, lalu

15
menusukkan jarum perlahan-lahan ke dalam vena
dengan lobang jarum mengarah keatas sejajar dengan
vena
9. Menarik penghisap sedikit spuit untuk memeriksa
apakah jarum sudah masuk kedalam vena yang di
tandai dengan masuknya darah kedalam spuit
10. Fiksasi dilepaskan, kemudian secara perlahan lahan
memasukkan cairan obat ke dalam vena sampai habis
11. Meletakkan kapas alkohol di atas jarum, kemudian
menarik spuit dan jarum dengan cepat sambil
memegang pangkal jarum bekas tusukkan
12. Merapikan pasien
13. Membawa alat-alat ke meja suntik untuk di rapikan
14. Mencuci tangan
15. Evaluasi setelah 30 menit pemberian obat untuk melihat
reaksi obat
16. Catat : tanggal dan jam pemberian, nama obat dan
dosisnya serta nama perawat yang memberikan
17. Menegakkan kulit pasien dengan tangan kiri, lalu
menusukkan jarum perlahan-lahan ke dalam vena
dengan lobang jarum mengarah keatas sejajar dengan
vena
18. Menarik penghisap sedikit spuit untuk memeriksa
apakah jarum sudah masuk kedalam vena yang di
tandai dengan masuknya darah kedalam spuit
19. Fiksasi dilepaskan, kemudian secara perlahan lahan
memasukkan cairan obat ke dalam vena sampai habis
20. Meletakkan kapas alkohol di atas jarum, kemudian
menarik spuit dan jarum dengan cepat sambil
memegang pangkal jarum bekas tusukkan
21. Merapikan pasien
22. Membawa alat-alat ke meja suntik untuk di rapikan
23. Mencuci tangan
24. Evaluasi setelah 30 menit pemberian obat untuk melihat
reaksi obat
25. Catat : tanggal dan jam pemberian, nama obat dan
dosisnya serta nama perawat yang memberikan

DILAKSANAKAN 1. DOKTER KLINIK WIJAYA MEDIKA


OLEH 2. PERAWAT KLINIK WIJAYA MEDIKA

16
PEMBERIAN OKSIGEN (O2)
KLINIK
WIJAYA No. Dokumen No. Revisi Halaman
MEDIKA
A 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Memasukkan O2 ( Zat Asam) kedalam paru-paru pasien
dengan gangguan system pernafasan, melalui saluran
pernafasan dengan menggunakan alat khusus.

TUJUAN 1. Untuk memenuhi kekuarangan zat asam pada pasien yang


dalam keadaan hipoksia/ anoksia
2. Metabolisme berjalan lancar

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal 35


PROSEDUR A. Persiapan Alat :
Tabung zat asam (O2) terdiri dari :
1. Manometer untuk mengetahui isi O2 dalam tabung.
2. Botol pelembab (humiclifer) diisi dengan aqos destilata.
3. Flowmeter (pengukur aliran) untuk mengetahui jumlah O 2
yang diberukan permenit.
4. Selang O2 dengan face mask/ nasal cateter/ nasal canula

B. Pelaksanaan :
1. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien bila pasien
dalam keadaan sadar.
2. Menempatkan alat-alat kedekat pasien.
3. Mencuci tangan.
4. Mengatur posisi pasien dan mengangkatnya .
5. Isi tabung diperiksa dan dicoba.
6. Mengatur volume O2 sesuai intruksi dokter dengan
membuka flow meter.
7. Memasang selang O2.
8. Mengawasi keadaan pasien/ menanyakan kepada pasien
apakah sesaknya berkurang.
9. Alat dibereskan dan perawat cuci tangan.
10. Catat tanggal/ jam pemakaian dengan kecepatan aliran
O2.
11. Monitoring minimal 1/2 -1 jam (K/P).

DILAKSANAKAN 1. DOKTER KLINIK WIJAYA MEDIKA


OLEH 2. PERAWAT KLINIK WIJAYA MEDIKA

17
PEMASANGAN AMBUBAG

No.Dokumen No.Revisi Halaman


KLINIK
WIJAYA MEDIKA
A 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


STANDAR 16/05/15 Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Sebuah alat untuk memasukkan zat asam atau oksigen kedalam
paru-paru yang mengalami gangguan sistem pernapasan,
melalui saluran pernapasan bagian atas.

TUJUAN 1. Untuk memenuhi kekurangan zat asam atau oksigen pada


pasien yang dalam keadaan hipoksia atao anoksia
2. Metabolise berjalan lancer

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal 35


PROSEDUR A. Persiapan Alat :
 Ambu bag.
 Selang O2
 Face Mask (sesuai ukuran).
 Gudel
 Katup in take dalam
 Katub in take luar
 Tabung O2 + meteran

B. Penggunaan :
1. Dekatkan alat-alat kepada pasien
2. Sambungkan selang O2 ke ambu dan hubungkan
ketabung O2
3. Buka O2 sesuai kebutuhan pasien
4. Buat posisi pasien tidur terlentang
5. Buka jalan nafas dengan memakai gudel dan tarik
mandibula keatas dengan tiga jari tangan kiri
6. Bantu nafas dengan memakai ambu dengan cara,
letakkan face mask menutupi mulut dan hidung dan
ditekan dari atas dengan ibu jari dan jari telunjuk
(supaya O2 tidak keluar dari cela-cela face mask)
Tangan kanan memompa balon ambe sampai maksimal.

DILAKSANAKAN 1. DOKTER KLINIK WIJAYA MEDIKA


OLEH 2. PERAWAT KLINIK WIJAYA MEDIKA

18
MENIMBANG BERAT BADAN BAYI

No.Dokumen No.Revisi Halaman


KLINIK
WIJAYA MEDIKA
A 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengukurberat badan
dengan Timbangan

TUJUAN 1. Untuk mengetahui berat badan bayi


2. Untuk mengetahui naik/turunnya berat badan bayi
3. Untuk menentukan diagnosis
4. Untuk menentukan dosis pengobatan dan kebutuhan nutrisi
bayi

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014


tentang Klinik Pasal 35
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
a. Timbangan bayi
b. Buku catatan
c. Kain pengalas timbangan

B. Kriteria pelaksanaan :
1. Perawat mencuci tangan
2. Timbangan diberi kain pengalas dan siap di pakai
3. Timbangan distel dengan angka petunjuk pada angka
nol
4. Selimut dan pakaian bayi dibuka, dibaringkan diatas
timbangan
5. Hasil berat badan dicatat dalam buku
6. Bayi dirapikan dan dibaringkan kembali ditempat tidur
7. Alat-alat dibereskan
8. Perawat cuci tangan
9. Dokumentasikan hasil

DILAKSANAKAN 1. DOKTER KLINIK WIJAYA MEDIKA


OLEH 2. PERAWAT KLINIK WIJAYA MEDIKA

19
MEMAKAI SARUNG TANGAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

KLINIK
WIJAYA A 1/1
MEDIKA

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Tindakan mengenakan sarung tangan (handscoen) steril
sebelum melakukan tindakan pembedahan/ operasi

TUJUAN 1. Menghindari kontak langsung dengan daerah operasi


2. Mencegah kontaminasi dengan daerah pembedahan
3. Mencegah timbulnya infeksi

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal 35

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


Handscoen 1 pasang

B. Pelaksanaan :
1. Sesudah mencuci tangan steril dan memakai jas operasi
sesuai prosedur
2. Pakai sarung tangan dengan cara :
a. Sarung tangan kanan diambil dengan tangan kiri
yaitu dengan memegang pada lipatan sarung tangan,
jari tangan kanan dimasukkan kedalam sarung
tangan
b. Lakukan hal yang sama dengan tangan kiri

DILAKSANAKAN 1. DOKTER KLINIK WIJAYA MEDIKA


OLEH 2. PERAWAT KLINIK WIJAYA MEDIKA

20
MEMBERIKAN TERAPI INHALASI DENGAN
NEBULEIZER

KLINIK No. Dokumen No. Revisi Halaman


WIJAYA
MEDIKA
A 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL
PROSEDUR 16/05/15
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Nebulezer merupakan alat untuk memberi obat melalui inhalasi.

TUJUAN 1. Untuk mengurangi sesak pada pasien asma


2. Untuk melonggarkan jalan nafas

KEBIJAKAN 1. Setiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannya baik


atau rusak dan perlu dirawat secara efektif.
2. Memberikan rasa aman dan tenang kepada pasien sebelum
dilakukan tindakan keperawatan.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
1. Alat nebulezer yang dilengkapi dengan:
a. Selang penyambung obat ke mesin
b. Kabel listrik ke alat
c. Corong inhalasi atau pace maker
2. Obat ventolin 1 ampul

B. Pelaksanaan:
1. Memasukkan obat ventolin ke tabung nebulezer
2. Mengatur posisi pasien dengan kapala lebih tinggi
3. Memasang face masker atau corong inhalasi menutup
hidung dan mulut dengan sempurna
4. Sambungkan kabel mesin ke listrik
5. Hidupkan mesin dengan memutar tombol warna putih ke
kanan
6. Bila pasien kooperatif ajari nafas dalam
7. Disaat pasien menarik nafas tekan tombol tabung
nebulezer
8. Setelah habis obatnya,lepaskan face masker/corong
inhalasi

1. DOKTER KLINIK WIJAYA MEDIKA


DILAKSANAKAN 2. PERAWAT KLINIK WIJAYA MEDIKA
OLEH

21
KLINIK MENCUCI TANGAN BIASA
WIJAYA
MEDIKA No. Dokumen No. Revisi Halaman

A 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Mencuci tangan selain merupakan suatu keharusan bagi setiap
perawat dalam menjalankan tugasnya yang berhubungan dengan
pasien juga untuk menjaga kesehatan perawat sendiri.

TUJUAN 1. Melatih suatu kebiasaan baik.


2. Membersihkan tangan dari kotoran .
3. Mencegah penularan.

KEBIJAKAN 1. Sebelum dan sesudah bersentuhan dengan pasien/alat


kesehatan.
2. Sebelum dan sesudah berdinas di Klinik.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
1. Air yang mengalir ( keran, ceret, tangki kecil ),bila
mempergunakan tangki kecil atau ceret, sediakan ember
kosong atau pasu cuci tangan (baskom)
2. Sabun
3. Handuk bersih yang kering

B. Pelaksanaan :
1. Melepaskan arloji / Jam tangan.
2. Membuka keran.
3. Membahasahi tangan dengan air sampai kesiku.
4. Menggosok tangan dengan sabun merata sampai ke
siku.
5. Menggosok putaran keran dengan sabun.
6. Membilas putaran keran.
7. Menutup keran.
8. Mengeringkan tangan dengan handuk yang bersih dan
kering.
DILAKSANAKAN 1. SELURUH PEGAWAI KLINIK WIJAYA MEDIKA
OLEH

22
KLINIK
WIJAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN
MEDIKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

P-IV-092-04-11 A 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL
PROSEDUR 16/05/15
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Suatu proses dalam menangani kebakaran dalam setiap unit
kerja.

TUJUAN Mengatasi agar tidak meluasnya kebakaran.

KEBIJAKAN Penanggulangan dan penyelamatan yang dilakukan pada


pasien dan seluruh pegawai Klinik agar terhindar dari
kebakaran.
PROSEDUR 1. Perawat memberitahukan kepada satpam melalui telepon /
bell.
2. Perawat mengambil alat pemadam kebakaran dari
tempatnya.
3. Buka tutup label, angkat selang ( Growsp ) jika gas telah
keluar arahkan selang kepenyebab kebakaran sampai gas
tersebut habis.
Perhatian :
a. Gas tidak dapat dihentikan atau di stop
b. Perhatikan arah datangnya angin, jangan melawan arus
angin.
4. Bila tidak dapat ditangani, hubungi petugas pemadam
kebakar.
5. Pasien di pindahkan keruangan lain.

DILAKSANAKAN 1. SELURUH PEGAWAI KLINIK WIJAYA MEDIKA


OLEH

23
KLINIK
WIJAYA MEDIKA PENANGGULANGAN ANAPHYILAKTIK SHOCK

No.Dokumen No.Revisi Halaman

P-IV-094-04-11
A 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Keadaan acut yang ditandai dengan hypotensi dan
berkurangnya perfusi jaringan akibat dari pemberian
obat-obatan atau bahan kontras.

TUJUAN Memberikan pengobatan adekuad secara tepat dan cepat.

KEBIJAKAN Melaksanakan tindakan keperawatan secara efektif pada


pasien.
PROSEDUR 1. Pasien ditidurkan dengan posisi terlentang.
2. Bebaskan jalan nafas.
3. Berikan O2.
4. Lakukan pengukuran vital sign.
5. Bila tekanan darah lebih kecil atau 90 mmHg, beri infus
NaCl 0,9%.
6. Beri injeksi Adrenalin :
a. Anafilaktik Ringan :
1 : 1000 ( 1 mg / ml ) atau dosis 0,1 – 0,5 mg IV atau 0,1
– 0,25 mg SC ( untuk dewasa ) untuk anak 0,01 mg /
kg BB
b. Anafilaktik Berat :
Selain pemberian obat yang tersebut diatas dilanjutkan
dengan infus 1 mg Adrenalin dalam 250 CC Detrose 5
% atau NaCl 0,9% atau Intra tracheal atau Intra
cardiac dosis 0,1 mg – 1 mg
Hal tersebut diatas dapat diulangi setelah 5 – 10 menit apabila
belum berhasil.
Pemberian :
a. Cortico steroid sebagai terapi adjuvant,
Dosis dewasa Hidrocortison 200 mg IV atau
Methylprednisolon 50 mg IV setiap 6 jam untuk 1 s/d 2
hari.
b. Anti Histamine sebagai terapi adjuvant,
Dosis dewasa Diphenhydramine 50 mg IV atau
Cimetidinen / Rantidine 50 mg IV.

DILAKSANAKAN 1. DOKTER KLINIK WIJAYA MEDIKA


2. PERAWAT KLINIK WIJAYA MEDIKA
OLEH

24
KLINIK PENGECEKAN GULA DARAH
WIJAYA
MEDIKA No. Dokumen No. Revisi Halaman

A 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengetahui gula darah pasien.
Macam- macam pemeriksaan gula darah:
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada
sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu ≤ 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa ≤ 140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam
kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2
jam post prandial (pp) ≤ 200 mg/dl

TUJUAN 1. Mengetahui kadar gula darah pasien


2. Mengetahui keadaan umum pasien
3. Membantu menentukan salah satu penyokong diagnosa

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal 35

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


a. Meja
b. Kursi
c. 1 set Alat cek Gula Darah
a. Lancet
b. Handscoen
c. Strip Gula Darah
d. Kapas alcohol

B. Pelaksanaan :
1. Petugas menyapa pasien atau keluarga pasien dengan
senyum, salam & sapa
2. Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien
3. Petugas mencuci tangan.
4. Petugas memakai handscoen
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin
6. Dekatkan alat didekat pasien
7. Pastikan alat bias digunakan
8. Pasang strip GDA padaglukometer
9. Menusuk lancet dijari tangan pasien
10. Menghidupkan alat glukometer yang sudah terpasang strip
25
Gula Darah
11. Meletetakkan strip GDA dijari tangan pasien
12. Menutup bekas tusukan lanset menggunakan kapas alkohol
13. Alat glukometer akan berbunyi dan hasilnya sudah di baca.
14. Petugas melepaskan sarung tangan

DILAKSANAKAN 1. DOKTER KLINIK WIJAYA MEDIKA


OLEH 2. PERAWAT KLINIK WIJAYA MEDIKA

26
KLINIK PENGECEKAN ASAM URAT
WIJAYA
MEDIKA No. Dokumen No. Revisi Halaman

A 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengetahui kadar asam urat pasien.

TUJUAN 1. Mengetahui kadar asam urat pasien


2. Mengetahui keadaan umum pasien
3. Membantu menentukan salah satu penyokong diagnosa

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal 35

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


Alat :
a. Asam Urat meter Stik Mission
b. Stik Asam Urat meter Mission
c. Jarum lancet
d. Alkohol Swab
C. Pelaksanaan :
a. Petugas mengusap ujung jari manis atau jari tengah
pasien dengan alkohol swab, tunggu kering .
b. Petugas menghidupkan alat Asam urat Stik Mission.
c. Petugas menyiapkan barcode jika ganti stik yang berbeda
kodenya.
d. Petugas memasukkan stik Asam urat Mission ke
alat,tunggu hingga muncul tanda darah.
e. Petugas menusuk ujung jari pasien dengan jarum lancet
steril disposable.
f. Petugas menekan ujung jari yang telah ditusuk sampai
mendapat sample 20 ul.
g. Petugas meneteteskan.darah ke dalam stik Asam urat
Mission
h. Petugas membaca angka yang muncul dalam LCD Asam
urat Mission
i. Petugas mencatat hasil pemeriksaan Asam urat ke dalam

27
blangko skrining

DILAKSANAKAN 1. Dokter Klinik Wijaya Medika


OLEH 2. Perawat Klinik Wijaya Medika

28
KLINIK PENGECEKAN KADAR KOLESTEROL
WIJAYA
MEDIKA No. Dokumen No. Revisi Halaman

A 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengetahui gula darah pasien.

TUJUAN 1. Mengetahui kadar kolesterol pasien


2. Mengetahui keadaan umum pasien
3. Membantu menentukan salah satu penyokong diagnosa

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal 35

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


a. Cholesterol Meter atau Alat Test Darah
b. Lanset atau Jarum
c. Alcohol pads

B. Pelaksanaan :

a. Siapkan alat dan bahan


b. Desinfeksi jari tengah klien dengan menggunakan Alcohol
Pads, lalu diamkan sejenak hingga mengering agar tidak
terkontaminasi alkohol pada saat di tusuk
c. Tusuk perlahan jari klien dengan lanset/jarum, tekan
sedikit untuk mengeluarkan darah
d. Arahkan jari pada sisi osmosis stick pengukur
e. Masukkan darah pada stick pengukur secukupnya sesuai
dengan panjang garis osmosis
f. Jika sudah cukup berikan alcohol pads di atas jari yang
telah di tusuk.
g. Tunggu beberapa saat hingga hasilnya keluar dari layar
digital. Lakukan pencatatan

DILAKSANAKAN 1. Dokter Klinik Wijaya Medika


OLEH 2. Perawat Klinik Wijaya Medika

29
KLINIK PENGECEKAN KEHAMILAN
WIJAYA
MEDIKA No. Dokumen No. Revisi Halaman

A 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Suatu tindakan untuk mengetahui kehamilan dengan mendeteksi
kandungan hormon kehamilan human chorionic
gonadotropin (hCG) yang terdapat dalam urine (air seni) atau
darah yang diproduksi oleh sel telur setelah dibuahi dan
menempel pada dinding rahim.
Setelah terjadinya proses pembuahan sel telur oleh sperma dan
anda hamil, maka sel telur akan memproduksi hCG dengan
pesat dengan produksi dua kali lipat tiap hari. Hormon ini yang
akan dibaca oleh tespek sekitar seminggu setelah pembuahan.

TUJUAN 1. Mengetahui keadaan umum pasien


2. Untuk mrngetahui cara pemeriksaan kehamilan dengan uji
kehamilan test pack
3. untuk menentukan adanya hormon gonadotropin dalam urine
manusia.

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal


35
PROSEDUR Persiapan Alat :
Wadah urin
Stik pemeriksaan PPT
Pipet tetes
urine
Pelaksanaan :
Ditampung urin dalam wadah kering dan bersih.
Diteteskan urin sebanyak 3 tetes pada stik pemeriksaan
PPT kehamilan.
Didiamkan sesaat hingga urin naik berdasarkan gaya
kapilaritasnya.
Diamati dan dicatat hasilnya.

Interprestasi hasil
30
1. Positif : Jika terdapat 2 garis di daerah control line
2. Negatif : Jika terdapat 1 garis di daerah control line
3. Invalid : Jika terdapat 1 garis di daerah test line

DILAKSANAKANPasien dan difasilitasi oleh klinik Wijaya Medika untuk penyediaan


OLEH testpack

31
PERAWATAN LUKA
KLINIK
WIJAYA No. Dokumen No. Revisi Halaman
MEDIKA
A 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari

PENGERTIAN Melakukan tindakan perawatan terhadap luka, mengganti balutan


dan membersihkan luka.

TUJUAN 1. Mencegah infeksi


2. Membantu penyembuhan luka
3. Meningkatkan harga diri klien

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal


35

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


a. Bak instrumen yang berisi:
1) 2 buah pinset anatomi 2) 2 buah pinset chirugis 3) Gunting
jaringan 4) Cucing 2 buah
b. Peralatan lain:
1) Trolly 2) Tromol berisi kasa steril 3) Korentang 4) 1 pasang
sarung tangan bersih 5) 1 pasang sarung tangan steril 6)
Hipafiks secukupnya 7) Gunting plester 8) Perlak kecil 9)
H2O2 (Perhidrol) 10) NaCl 0,9 % 11) Bengkok 12) Tas
kresek 13) Obat sesuai advis

B. Pelaksanaan :
Tahap Pra Interaksi :
1) Melakukan verifikasi program terapi
2) Mencuci tangan
3) Memakai sarung tangan bersih
4) Menempatkan alat ke dekat pasien
Tahap orientasi :
1) Mengucapakan salam dan menyapa klien
2) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan pada klien
3) Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan 4)

32
Memberi kesempatan bertanya pada klien sebelum tindakan
Tahap kerja :
1) Menjaga privacy klien
2) Mengatur posisi klien sehingga luka dapat terlihat dan
terjangkau oleh perawat
3) Membuka bak instrumen
4) Menuangkan NaCl 0,9% ke dalam cucing
5) Menuangkan H2O2 ke dalam cucing
6) Mengambil kasa steril secukupnya, kemudian masukan ke
dalam cucing yang berisi larutan NaCl 0,9%
7) Mengambil sepasang pinset anatomis dan cirugis
8) Memeras kasa yang sudah di tuangkan ke dalam cucing 9)
Taruh perasan kasa di dalam bak instrumen atau tutup bak
instrumen bagian dalam
10) Pasangkan perlak di bawah luka klien
11) Buka balutan luka klien, sebelumnya basahi dulu plester
atau hipafiks dengan NaCl atau semprot dengan alkohol
12) Masukan balutan tadi ke dalam bengkok atau tas kresek 13)
Observasi keadaan luka klien, jenis luka, luas luka, adanya
pus atau tidak dan kedalaman luka
14) Buang jaringan yang sudah membusuk (jika ada)
menggunakan gunting jaringan
15) Ganti sarung tangan bersih dengan sarung tangan streil 16)
Lakukan perawatan luka dengan kasa yang sudah di beri
larutan NaCl 0,9% dan larutan H2O2 sampai bersih dari arah
dalam ke luar
17) Oleskan obat luka (jika ada)
18) Tutup luka dengan kasa kering streil secukupnya
19) Fiksasi luka dengan hipafiks
20) Rapikan klien
Tahap terminasi :
1) Bereskan peralatan
2) Sampaikan pada klien bahwa tindakan sudah selesai
3) Sampaikan terimakasih atas kerjasamanya
4) Lepas sarung tangan
5) Cuci tangan
6) Dokumentasikan kegiatan

DILAKSANAKAN 1. Dokter Klinik Wijaya Medika


OLEH 2. Perawat Klinik Wijaya Medika

33
KLINIK JAHIT LUKA (HECTING)
WIJAYA
MEDIKA No. Dokumen No. Revisi Halaman

A 1/5

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
Menjahit luka (hecting) adalah tindakan mendekatkan tepi-tepi luka
PENGERTIAN dan mempertahankan dengan benang atau jahitan sampai
terjadi kontinuitas jaringan.
1. Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak
TUJUAN terjadi infeksi lanjut
2. Mempercepat proses penyembuhan luka

KEBIJAKAN 1 Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal 35

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


1. Brancat ( Heacting set )
a. gunting lurus
b. gunting benkok lancip
c. klem : kean,kocker
d. pinset anatomi
e. pinset chirrurghie
f. nalid voeder
g. jarum hecting bulat
h. jarum heacting
i. handscoon steril
j. benang jahit
k. duk bolong
l. kassa 1 trombol ukuran sedang
2. Cauter
3. Tempat sampah tertutup medis
4. Sterilisator
5. Tensimeter
6. Stetoskop
7. Bengkok
8. Gunting ferband
9. Ferban Gulung
10. Baskom steril / cucing

34
11. Masker
12. Ferband
13. Plester :
14. Betadine solution
15. H2O2 3 %
16. Cairan NaCl
17. Termometer axilla
18. Timer / Jam
19. Obat anesthesi,mis Lidokain
20. Spuit 3 cc
21. Spuit 5 cc
22. Pisau cukur

C. Pelaksanaan :
Persiapan Pasien
a. Jika luka ringan, / ekskoriasi / lecet / bersih dan tidak
perlu tindakan jahit, luka cukup dibersihkan dengan
desinfektan kemudian ditutup dengan kassa steril dan
dibalut dengan ferban. Pasien diberitahu bahwa luka akan
diobati tanpa dilakukan penjahitan.
b. Jika luka robek dan kotor, maka :
Menjelaskan pada pasien tntang tindakan yang akan
dil;akukan dibersihkan dan akan dilakukan.
c. Jika luka berat yaitu luka yang tergolong besar dan dalam
dengan perdarahan banyak, prinsip penangananya adalah
dengan :
1). Mencegah dan mengatasi shock, menghentikan
perdarahan, mencegah infeksi , mengurangi rasa sakit.
2). Melakukan rujukan ke Rumah Sakit.
Persiapan Lingkungan
a. Suasana ruangan tenang, ventilasi cukup serta
pencahayaan yang terang.
b. Menganjurkan pada keluarga pasien untuk keluar ruangan.
c. Pemasangan sketsel.
Persiapan Petugas
a. Mencuci tangan sesuai SOP.
b. Memakai handschoen steril sesuai SOP.

Penatalaksanaan Luka
Membersihkan luka dengan cara :
a. Memasang bengkok di bawah lokasi luka.
b. Irigasi dengan perlahan dengan cairan NaCL untuk
membuang kotoran di permukaan, kemudian luka dicuci
pakai H2O2 terus dibilas NaCL dengan
cara menyemprotkan cairan NaCl kedalam luka, jika luka
tak berongga semprotkan cairan irigasi dan pertahankan

35
ujung spuit sekitar 2,5 cm diatas luka, melakukan irigasi
beberapa kali sampai cairan irigasi tampak bening dan
bersih.
c. Membuang jaringan mati dan benda asing lainnya dengan
cara menggunting jaringan yang rusak/mati tergantung
pada factor bagaimana terjadinya cedera, umur luka dan
adanya potensi infeksi.
d. Klem dan ikat pembuluh darah yang mengalami
perdarahan atau melakukan hemostasis dengan jahitan
dengan cara mengambil klem steril dengan tangan kanan
yang sudah memakai handscoen steril, menjepitkan klaim
pada pembuluh darah yang terputus dan meminta tolong
paramedis lain untuk membantu memegangi, kemudian
mengikat pembuluh darah di bagian atas klaim dengan
menggunakan kedua tangan dan mengikat dengan
memakai benang serap (catgut). Pengikatan dilakukan
dengan menggunakan simpul bedah (surgeon’s knot).
e. Beri desinfektan daerah luka dengan cara :
1). Mencukur rambut di sekitar luka (apabila mengganggu
penutupan lukayang dilakukan oleh pendamping).
2). Membersihkan sekitar luka dengan cairan pembersih
(betadin) dengan cara mengusap dari sekitar pinggir
luka ke arah luar, jangan sampai cairan pembersih
masuk ke dalam luka.
f. Memasang duk di atas luka (caranya) dengan cara
meletakkan duk di atas luka sehingga yang tampak hanya
luka dan daerah sekeliling luka sekitar 1 cm.
g. Mempersempit lapangan dengan meletakkan duk steril
(duk lobang) di atas luka dengan cara meletakkan duk di
atas luka sehingga yang tampak hanya luka dan daerah
sekeliling luka sekitar 1 cm.
h. Melakukan tes sensitisasi terhadap lidocain dengan cara :
i. Bila hasil tes negatif dilakukan anastesi lokal dengan
menyuntikkan lidokain pada sekitar luka dengan
cara menyuntikan lidokain (dosis maksimum dewasa :
dengan epinefrin :7 mg/kgBB maksimum 500mg, tanpa
epinefrin : 4,5 mg/kgBB maksimum 300 mg) dipinggir luka
diarahkan ke samping kanan dan kiri luka sampai merata.
j. Menunggu kurang lebih 5 menit.
k. Memastikan anestesi sudah bekerja, dengan cara
menyentuh bagian yang dianestesi kemudian menanyakan
kepada pasien apakah masih merasakan sakit atau tidak,
tebal atau tidak.

l. Menjahit luka disesuikan dengan kondisinya, waktu selama


cedera berlangsung, derajat kontaminasi dan

36
vaskularisasi.: luka lebih dari 8 jam masuk kontaminasi
maka jarak jahitan satu dan lainya 1 sampai 1,5 cm Bila
kurang dari 8 jam jarak jahitan 0,5 cm.
1).Memasukan benang cutgut ke dalam jarum jahit.
Memotong benang disesuaikan dengan banyaknya
jahitan yang akan dilakukan (satu jahitan = 5 cm
benang).
2).Lemak subkutan disatukan dengan lemak sub cutan
yang terpisah dengan menggunakan pinset cirurgi
Sedikit jahitan untuk menutup ruang mati.
3). Lapisan subkutikular kemudian ditutup.
4). Epidermis ditutup, simpul jahitan ditempatkan di
samping tepi luka dan tepi kulit diratakan / dirapikan
dengan hati-hati untuk meningkatkan penyembuhan
optimal.
5). Luka diolesi betadin satu arah mengambil kasa dengan
pinset lalu membasahinya dengan betadin, kemudian
dioleskan di atas luka.
6). Permukaan luka ditutup dengan kasa steril kemudian
direkatkan dengan plester mengambil kasa steril yang
terlipat, kemudian diletakan di atas luka sampai
menutup jahitan dan sekitarnya. Kemudian diplester.
m. Mengangkat duk, mengambil bengkok kemudian
membuang sampah medis ketempat sampah.
n. Setelah itu melepas handscoen (sesuai SOP Melepas
Handscoen).
o. Mencatat hasil kegiatan pada status pasien.
p. Berikan profilaksis tetanus berdasarkan kondisi luka dan
status imunisasi pasien dengan cara :
1). Memberitahu pasien bahwa pasien akan mendapat
terapi ATS.
2). Mencuci tangan sesuai SOP.
3). Memakai handscoen sesuai SOP.
4). Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan
(sepertiga lengan atas bagian
dalam) menyingsingkan lengan baju ke atas sampai
sendi bahu.
5). Pasang perlak di bawah daerah yang akan dilakukan
injeksi intra cutan.
6). Ambil obat ATS dan ambil 0,1 cc diencerkan dengan
aqua bidest menjadi 1cc lalu siapkan pada bak steril.
7). Desinfeksi daerah yang akan dilakukan
suntikan dengan kapas alcohol mengambil kapas
dibasahi alkohol dan dioleskan memutar dari dalam
keluar.
8). Menegangkan dengan tangan kiri menggunakan ibu

37
jari dan jari telunjuk untuk meregangkan kulit
sepertiga lengan atas sebagai daerah tempat
penyuntikan.
9). Lakukan penusukan dengan jarum menghadap ke
atas dengan sudut 15 - 20 derajat terhadap
permukaan kulit disuntikkan subcutan.
10). Semprotkan obat sebanyak 0,1 cc hingga terjadi
gelembung dengan menekan pangkal spuit pelan-
pelan.
11). Tarik spuit dengan pelan-pelan.
12). Melingkari daerah sekitar gelembung dengan spidol
dengan diameter 2,5 cm ambil spidol untuk menandai
daerah suntikan dengan diameter 2,5 cm.
13). Tunggu reaksi obat selama 10-15 menit.
14). Amati daerah lingkaran bila positif tandanya adanya
kemerahan atau bengkak. Observasi adanya reaksi
alergi sistemik (misalnya : sulit bernafas, sulit
bernafas, keringat dingin, pingsan, mual dan muntah).
15). Kembalikan posisi klien mengatur lengan baju pada
posisi semula (diturunkan).
16). Buang peralatan yang tidak digunakan ditempat
sampah medis dan mengambili barang-barang yang
sudah kotor atau tidak dipakai dan dimasukkan
ketempat sampah medis.
17). Melepas handscoen (sesuai SOP).
18). Mencuci tangan (sesuai SOP).
19). Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (sesuai
SOP). Semua kegiatan yang telah dilakukan dicatat di
rekam medis pasien.

DILAKSANAKAN 1. Dokter Klinik Wijaya Medika


OLEH 2. Perawat Klinik Wijaya Medika

38
KLINIK EXISI DAN EKSTIRPASI
WIJAYA
MEDIKA No. Dokumen No. Revisi Halaman

A 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
Melakukan pembedahan pada jaringan kulit dan jaringan di
PENGERTIAN bawahnya untuk mengeluarkan jaringan yg abnormal.
Mengeluarkan jaringan patologis yang berada di kulit atau di
TUJUAN bawah kulit dengan ukuran kecil sampai sedang

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014


tentang Klinik Pasal 35
A. Persiapan Alat :
PROSEDUR a. Tromol steril berisi:
1) Desinfeksi klem
2) Pinset Anatomi
3) Pinset anatomi
4) Scalpel dan mess
5) Nald foeder
6) Arteri klem
7) Jarum jahit
8) Sarung tangan steril
9) Doek lubang
b. Dispossible spuit 1cc/2,5cc, betadine, lidocain 1-2%
c. Verban dan plester secukupnya

B. Pelaksanaan :
Desinfeksi pada lokasi pembedahan
1. Anestesi lokal pada lokasi
2. Tutup dengan doek steril
3. Lakukan pembedahan pada lapangan operasi
4. Mengeluarkan jaringan yang patologis
5. Mengatasi pendarahan yang terjadi
6. Memasang drain bila diperlukan
7. Menjahit luka lapis demi lapis dan merapikan daerah luka
8. Periksa lagi, masih ada perdarahan atau tidak
9. Melakukan perbaikan bila masih ada perdarahan
10. Menutup luka dengan kassa betadine dan lakukan dan
lakukan pembalutan/plester

39
DILAKSANAKAN  Dokter Klinik Wijaya Medika
OLEH

40
KLINIK INSISI
WIJAYA
MEDIKA No. Dokumen No. Revisi Halaman

A 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Dalam arti umum berarti melakukan irisan pada kulit.
Sedangkan dalam khusus, insisi abses berarti mengiris
abses untuk mengeluarkan pus yang ada didalamnya
Syarat
 Irisan harus langsung, tidak terputus-putus
langsung sampai ke jaringan subkutis
 Insisi harus sesuai garis Langer
 Irisan yang dekat garis persendian harus sejajar
dengan aksis / sumbu sendi
 Insisi sedapat mungkin disembunyikan, misal pada
abses mammae
 Sterilitas harus dijaga
 Arah insisi tidak boleh tegak lurus dengan alat
penting yang ada didaerah itu, missal arteri, vena, syaraf.
TUJUAN Mengeluarkan pus/nanah

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014


tentang Klinik Pasal 35

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


a. Minor set
b. Kassa steril
c. Sarung tangan
d. Larutan desinfektan
e. Spuit 3 cc
f. Lidokain / chlor etyl
g. Tampon

B. Pelaksanaan :
a. Beritahu pasien
tindakan yang akan dilakukan
b. Cuci tangan
c. Inform consent

41
d. Siapkan alat,
lakukan anastesi lokal
e. Pakai sarung
tangan
f. Lakukan insisi di
tempat fluktuasi yang maksimal irisan sampai fascia
g. Buka abses dengan
memasukkan sumbu atau klem (secara tumpul) supaya
pus keluar
h. Kelurkan semua
infiltrat dengan memakai sonde, pada alat yang lunak
(missal mammae) cukup memakai jari saja
i. Keluarkan pus
dengan bersih, masukkan tampon (lebar ± 1cm) yang
telah mengandung betadine kedalam rongga abses.
e. Tampon tidak boleh
dimasukkan terlalu padat, kemudian disisakan sepanjang
± 5cm untuk mempermudah pengangkatan atau gunakan
drain (dari bekas sarung tangan atau pipa infus),
dimasukkan kedalam rongga abses, difiksasi dengan kulit
dan ujung luar drain dipasang penampung infus
f. Ganti tampon tiap hari,
sampai secret yang berwarna jernih ( biasanya 5 hari )
g. Beri salep untuk
merangsang jaringan setelah tampon dikeluarkan
h. Tutup luka dengan kasa
dan betadine
i. Cuci tangan
DILAKSANAKAN 1. Dokter Klinik Wijaya Medika
OLEH

42
KLINIK EKSTRAKSI KUKU
WIJAYA
MEDIKA No. Dokumen No. Revisi Halaman

A 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
Melakukan tindakan menarik dan mengangkat kuku,
PENGERTIAN dilanjutkan dengan reseksi ringan jaringan granulasi
disekitarnya
Indikasi :
 unguis inkarnatus : bagian kuku masuk kedalam kulit pinggir
kuku
 paronikia : infeksi di sekeliling kuku
 abses sub ungula
 korpus alienum di bawah kulit
 trauma pada kuku
 radang / infeksi lain di dorsal dan proksimal kuku

TUJUAN Prosedur ini sebagai pedoman dalam melakukan atau


menjelaskan cara mencabut/ekstraksi kuku pada pasien.
KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal
35

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


a. Minor surgery set
b. Near Beken (Bengkok)
c. Kasa Steril
d. Cairan Bethadine
e. Spuit 3 cc
f. Cairan Lidocain
g. Sarung tangan Steril
h. Verban Gulung
i. Supratule
j. Plester

B. Pelaksanaan :
a. Baca Instruksi Dokter ( Perawat ) dan minta form
persetujuan tindakan medik yang sudah ditanda tangani
oleh dokter.
43
b. Jelaskan pada pasien tentang prosedur/tindakan yang
akan dilakukan.
c. Petugas mencuci tangan
d. Dekatkan alat-alat yang akan digunakan.
e. Atur posisi pasien untuk mempermudah petugas
melaksanakan tindakan.
f. Gunakan sarung tangan steril
g. Desinfeksi daerah kuku yang akan dicabut/ekstraksi
dengan menggunakan cairan bethadine.
h. Anastesi bagian kuku yang akan diekstraksi dengan
menggunakan lidokain.
i. Pastikan pasien sudah merasa baal (Mati rasa) pada
daerah kuku yang telah disuntikan lidokain.
j. Angkat kuku dengan menggunakan klem dari tepi kiri ke
kanan atau arah sebaliknya.
k. Bersihkan bagian atas jari yang kukunya telah diangkat,
perlahan-lahan dengan menggunakan kassa steril.
l. Letakan supratule di atas permukaan tersebut, kemudian
tempelkan kassa steril yang sudah di beri bethadine.
Balut daerah kuku dengan menggunakan verban gulung.
m. Rapihkan alat-alat dan letakan ditempat semula.
n. Petugas mencuci tangan.
o. Catat semua tindakan yang telah dilakukan ke dalam
catatan mutu.buku status dan Register.
DILAKSANAKAN 1. Dokter Klinik Wijaya Medika
OLEH 2. Perawat Klinik Wijaya Medika

44
KLINIK CUCI TANGAN STERIL
WIJAYA
MEDIKA No. Dokumen No. Revisi Halaman

A 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Mencuci tangan secara steril (suci hama) khususnya bila akan
melakukan tindakan steril
TUJUAN a) Mencegah infeksi silang
b) Membebaskan kuman dan mencegah kontaminasi tangan

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang


Klinik Pasal 35

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


a. Wastafel/air mengalir
b. Sabun biasa/antiseptik
c. Sikat lembut DTT
d. Spon
e. Handuk steril/lab bersih dan kering
f. Watafel/air mengalir

B. Pelaksanaan :
a. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
b. Lepaskan cincin, jam tangan dan gelang
c. Basahi kedua tangan dengan menggunakan air mengalir
sampai siku, gunakan sabun kearah lengan bawah,
lakukan hal yang sama pada sebelah tangan.
d. Bersihkan kuku dengan pembersih kuku atau sikat lembut
kearah luar, kemudian bersihkan jari hingga siku dengan
gerakan sirkular dengan spon. Mengulangi hal yang sama
pada lengan yang lain. Lakukan selama minimal 2 menit.
e. Membilas tangan dan lengan secara terpisah dengan air
mengalir, setelah bersih tahan kedua tangan mengarah
ketas sebatas siku. Jangan biarkan air bilasan mengalir ke
area bersih.
f. Menggosok seluruh permukaan kedua belah tangan, jari
dan lengan bawah dengan antiseptik minimal selama 2
menit.
g. Membilas setiap tangan dan lengan secara terpisah
dengan air mengalir, setelah bersih tangan diarahkan
keatas sebatas siku. Jangan biarkan air bilasan mengalir
ke area tangan.
h. Menegakkan kedua tangan kearah atas dan jauhkan dari
badan, jangan sentuh permukaan atau benda apapun.
45
i. Mengeringkan tangan menggunakan handuk steril atau
diangin-anginkan. Keringkan tangan mulai dari ujung jari
sampai dengan siku. Untuk tangan yang berbeda
gunakan sisi handuk yang berbeda.

DILAKSANAKAN 1. Dokter Klinik Wijaya Medika


OLEH 2. Perawat Klinik Wijaya Medika

46
KLINIK BANTUAN HIDUP DASAR
WIJAYA
MEDIKA No. Dokumen No. Revisi Halaman

A 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:


STANDAR Dokter Penanggung Jawab
OPERASIONAL 16/05/15
PROSEDUR
Dr. Santi Kartiksari
PENGERTIAN Bantuan hidup dasar dengan cepat, tepat dan efektif

TUJUAN Mengembalikan fungsi jantung dan paru

KEBIJAKAN 1. Permenkes No.9 Tahun 2014 tentang Klinik Pasal


35
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
1. Ambu Bag
2. O2
3. Guedel
4. Papan

B. Pelaksanaan :
1. CPR Dewasa 1 Penolong
a. Periksa keadaan sekitar
 Keluarga diberi penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan
 Mengamankan keadaan dari bahaya
 Mengatur posisi pasien dalm waktu 10
detik
b. Kesadaran
 Menepuk / mengguncang
bahu
 Menyebutkan kalimat/ kata
untuk periksa kesadaran dengan pendengaran pasien
 Meminta pertolongan
c. Airway
 Menopang dagu, memegang dahi, tengadahkan
kepala 3-5 detik
d. Breathing
 Memeriksa pasien bernafas atau tidak dengan cara
lihat, dengar dan rasa 3-5 detik
 Memberikan nafas buatan dari mulut ke mulut 2x 4-
6 detik
 Memberikan nafas buatan 10 - 12 x per detik
e. Circulation
 Memeriksa nadi leher / karotis 5-10 detik
 Menentukan posisi tengah

47
 Menekan dengan kedalaman 1,5 – 2 inchi (4-5 cm)
 Memberikan kompresi dada dan nafas buatan 4x
putaran dengan perbandingan 30 : 2 dalam 1 menit
 Memeriksa kembali nadi leher
f. Melakukan urutan tahap demi tahap
 Melakukan CPR menit pertama dalam waktu 90 detik

2. CPR Dewasa 2 orang penolong


a. Module 1 oleh 1 orang penolong
b. Orang ke dua datang dan mengatakan ‘ Saya dapat
bantu ?’
c. Orang pertama katakan ‘ ya ‘
Setelah putaran CPR 30 : 2, periksa nadi leher / Karotis.
Katakan Nafas tidak ada , nadi tidak teraba, berikan 1x
nafas kemudian Katakan lagi “ lanjutan CPR “ orang
kedua memulai kompresi dada (dilakukan 3-5 detik)
Kedua orang penolong melakukan :
 CPR dengan frekwensi = 5:1, selama satu menit
pergantian
 Penolong yang melakukan kompresi dada
memberikan tanda ganti Yaitu dalam hitungan : “
ganti, dua, tiga, empat, lima “.
 Setelah penolong yang melakukan pernafan buatan
memberikan 1 kali nafas, penolong yang kompresi
merunduk dan memeriksa nadi leher / Karotis,
kemudian mengatakan “ nafas tidak ada, nadi tidak
teraba“ memberikan satu kali nafas buatan,
kemudian “lanjutakan CPR“ (waktu ganti 3-5 detik)
 Penolong yang melakukan ventilasi pertama
melakukan kompresi dan melakukan CPR 5 : 1

3. Dewasa chocking tidak sadar


a. Mengatur posisi terlentang datar
b. Check kesadaran :
 Panggil, tepuk-tepuk dan guncang-guncang
 Buka jalan nafas : Pegang dahi dan Pegang dagu
c. Tengadahkan kepala
d. Periksa nafas :
 Lihat
 Dengar
 Rasa
e. Beri nafas buatan, (bila tidak mengembang)
f. Reposisi kepal dan ulangi tengadahkan.
g. Beri nafas buatan kembali, (bila tidak mengembang
juga)
h. Minta pertolongan.
Berikan Heimlich maneuvre / abdominal thrush 5 x posisi
badan dan tangan tepat 2 jari diatas pusat.
j. Bersihkan benda asing dengan metode buka mulut :
 Jari silang
 Mengangkat lidah dan rahang
 Mengorek menggunakan jari

48
DILAKSANAKAN 1. Dokter Klinik Wijaya Medika
OLEH 2. Perawat Klinik Wijaya Medika

49

Anda mungkin juga menyukai