Anda di halaman 1dari 10

BAB 11

MEDAN DAN GAYA MAGNETIK

1. Karakteristik Magnet
Magnet ialah sejenis logam yang juga dikenali dengan nama besi berani. Bentuk
magnet ada beberapa macam seperti pada Gambar 1.
magnet batang magnet ladam atau U magnet jarum

Gambar 1. Jenis-jenis magnet

Magnet dapat diperoleh dengan cara buatan. Jika baja di gosok dengan sebuah
magnet, dan cara menggosoknya dalam arah yang tetap, maka baja itu akan menjadi
magnet. Baja atau besi dapat pula dimagneti oleh arus listrik. Baja atau besi itu
dimasukkan ke dalam kumparan kawat, kemudian kumparan kawat dialiri arus listrik
yang searah seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Baja dalam kumparan yang dialiri arus listrik

Magnet selalu memiliki dua kutub, yaitu Utara dan Selatan. Dari kedua kutub
tersebut mengalir garis gaya magnet , yaitu dari kutub Utara ke kutub Selatan. Garis
gaya magnet tersebut merambat lewat udara di sekitar batang magnet. Pada magnet
berbentuk batang, lintasan yang harus dilalui oleh garis gaya magnet melalui udara
relatif panjang, sehingga gaya magnet pada magnet batang lebih lemah. Pada magnet
berbentuk U, lintasan yang perlu dilalui oleh garis gaya magnet di udara lebih pendek,
maka gaya magnet berbentuk U lebih kuat. Garis gaya yang keluar dan menuju kutub
magnet pada setiap titik disekitar magnet berbeda kerapatannya setiap satuan luas yang
ditembus garis gaya tersebut. Kerapatan garis gaya ini disebut juga fluks magnetik yang
dirumuskan sebagai berikut :
φ = B A Cos q
Keterangan:
f = fluks magnetik (weber)
B = induksi magnetik (Weber/m2 atau maxwell/m2 atau Tesla (T))
A = luas bidang yang ditembus garis gaya magnetik (m2)
q = sudut antara arah garis normal bidang A dan arah B

2. Medan Magnet
a. Medan magnet di sekitar benda magnetik
Medan magnet merupakan area yang terpengaruh oleh suatu gaya magnet.
Kerapatan garis gaya magnet sangat dipengaruhi posisinya terhadap magnet. Makin
dekat ke magnet, garis gaya magnet semakin rapat. Ini berarti bahwa kekuatan magnet
pada setiap titik pada dan disekitar magnet tidaklah sama. Ini juga berarti bahwa
pengaruh gaya tolak atau gaya tarik kutub magnet pada titik-titik sekeliling kutub
magnet tidak sama besarnya, makin jauh dari kutub magnet makin berkurang pengaruh
gaya itu. Besar gaya tolak atau gaya tarik kutub magnet berbanding terbalik dengan
jarak kuadrat dari kutub yang bersangkutan. Pada garis-garis medan magnetik dapat kita
lihat bahwa :
1. Garis-garis medan magnetik tidak pernah saling berpotongan.
2. Garis-garis medan magnetik selalu mengarah radial ke luar menjauhi kutub utara
dan mengarah radial ke dalam mendekati kutub selatan.
3. Tempat di mana garis-garis medan magnetik rapat menyatakan medan magnetik
kuat, sebaliknya tempat di mana garis-garis medan magnetik renggang
menyatakan medan magnetik lemah.
Adapun kuat/lemahnya medan magnet tersebut ditunjukkan oleh intensitas magnet (H)
yang dirumuskan sebagai berikut :
B = µo H
Keterangan :
B = induksi magnetik (Weber/m2 atau maxwell/m2 atau Tesla (T))
H = intensitas magnet (Am-1)
µo = permeabilitas = 4π x 10-7 Wb.A-1.m-1 (diletakkan di udara)

Contoh soal:
Berapakah induksi magnetik dari sebuah magnet yang diletakkan di udara dengan
intensitas magnet sebesar 0,1 Am-1.
Jawab :
B = 4π x 10-7 Wb.A-1m-1 x 0,1 A.m-1 = 12,56 x 10-8 Weber/m2.

b. Medan magnet karena arus listrik pada penghantar lurus


Hans Christian Oerstead menemukan adanya hubungan antara fenomena listrik
dan kemagnetan, menurutnya, perpindahan muatan listrik (arus listrik) akan
menimbulkan medan magnet di sekitarnya.

a b c
Gambar 3. Perubahan posisi magnet jarum karena adanya arus listrik

Gambar 3a menunjukkan bahwa magnet jarum yang diletakkan sejajar di


sekitar kawat tidak berarus listrik, posisi magnet tidak mengalami perubahan.
Sedangkan pada Gambar 3b dan 3c menunjukkan bahwa sebuah magnet jarum yang
ditempatkan di sekitar kawat berarus listrik akan mengalami gaya yang menyimpangkan
posisi magnet jarum dari poisi semula. Arah penyimpangan posisi tersebut tergantung
kepada arah arus listrik dalam penghantar. Penyimpangan kutub-kutub magnet jarum
terhadap kawat berarus listrik menunjukkan adanya pengaruh timbal balik antara arus
listrik dengan kutub magnet.
Medan magnet di sekitar penghantar berarus digambarkan dengan garis-garis
gaya magnet yang melingkari penghantar dengan pusat lingkaran pada setiap titik di
sepanjang penghantar tersebut. Pada Kaidah Tangan Kanan Fleming, diketahui bahwa
garis gaya magnet yang terbentuk tersebut memiliki arah tertentu. Bila kawat berarus
listrik tersebut digenggam dengan tangan kanan, dan ibu jari mengarah ke arah aliran
arus, maka keempat jari lainnya menunjukkan arah garis gaya magnet. Hal ini
ditunjukkan pada gambar 4.
Gambar 4. Kaidah tangan kanan Fleming

Adapun besarnya induksi magnetik B di suatu titik yang berjarak r dari


penghantar sepanjang L dan ditimbulkan kuat arus I dapat dihitung dengan Hukum Biot
Savart :
B = k I L sin θ
r2
keterangan :
B = induksi magnetik (Weber/m2 atau maxwell/m2 atau Tesla (T))
k = µo /4π = 10-7 Wb.A-1m-1
I = kuat arus (A)
L = panjang kawat (m)
θ = besarnya perubahan sudut
r = jarak (m)

Contoh soal :
Misalkan suatau kawat lurus dialiri arus sebesar 0,4 Ampere sepanjang 10 m. Tentukan
besar induksi magnetik di titik P yang berjarak 20 cm dari penghantar dengan
kemiringan posisi titik 30°.
Jawab:

B = 10-7 Wb.A-1m-1.0,4 A. 10 m sin 30° = 10-7. 0,4. 10. ½ = 5 x 10-6 Wb/m2


(0,2 m)2 (0,2)2

Apabila kawat penghantar sangat panjang dan lurus yang terletak pada sumbu-x serta
dialiri arus listrik I, perhitungan besar medan induksinya adalah:
B = (µo I)
(2 π r)

Contoh soal :
Apabila kawat penghantar sangat panjang dan lurus yang terletak pada sumbu-x serta
dialiri arus listrik 0,2 A, tentukan besar medan induksinya yang berjarak 20 cm dari
penghantar.
Jawab
B = 4π x 10-7 Wb.A-1.m-1. 0,2 A
4π. 0,2 m
= 10-7 Wb/m2

c. Medan magnet karena arus listrik pada penghantar berbentuk lingkaran


Sebuah kawat penghantar berbentuk lingkaran (jari-jari = r) dialiri arus I maka
induksi magnetik terjadi di pusat lingkaran dan pada setiap titik sepanjang sumbu yang
melalui titik pusat lingkaran seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. Kawat penghantar berbenuk lingkaran


Kuat induksi magnetik pada pusat lingkaran O dari satu buah lilitan arus adalah
B = µo I
2a
Sedangkan untuk arus listrik yang mengalir pada lebih dari satu lilitan maka kuat
induksi magnetik di pusat lingkaran menjadi:
B = N µo I
2a
N = jumlah lilitan
Untuk induksi magnetik pada setiap titik pada sumbu yang menembus pusat lingkaran,
misalnya di titik P seperti ditunjukkan pada gambar, digunakan rumus:
B = µo I sin θ
2r2
Contoh soal :
Sepuluh buah lingkaran dengan jari-jari 40 cm disusun rapat sedemikian rupa sehingga
memiliki titik pusat yang relatif sama seperti pada Gambar 6. Pada lingkaran tersebut
mengalir arus listrik 0,1 A.

Gambar 6. Lingkaran kawat berarus listrik

a) Berapa kuat induksi magnetik pada pusat lingkaran


b) Berapa kuat induksi magnetik di titik sumbu yang berjarak 30 cm dari pusat
lingkaran.
Jawab:
a) B = 10 (4π × 10-7 ) × 10-1 : [2 × (4 × 10-2)2] = 125 × 10-6 Wb/m2
b) Dari gambar: Sin θ = a/r = 4/5
2r2 = 5.000 (rumus phitagoras)
Maka B = (4π × 10-7 × 10-1 × 4/5 ) : 5 × 103 = 0,64 × 10-10 Wb/m2

d. Medan magnet oleh solenoida dan toroida


Solenoida adalah kumparan kawat berbentuk tabung panjang dengan lilitan
yang sangat rapat seperti pada gambar 7 sedangkan toroida adalah solenoida yang
dilengkungkan sehingga sumbunya berbentuk lingkaran seperti pada gambar 8.

Gambar 7. Solenoida Gambar 8. Toroida

Induksi magnetik di tengah solenoida dapat dihitung dengan menggunakan rumus :


Bo = µ I n = µ I (N/L)
Adapun Induksi magnetik di ujung solenoida dapat dihitung dengan menggunakan
rumus
Bp = µ I (n/2) = µ I (N/2L) = Bo/2
Sedangkan Induksi magnetik di sumbu toroida dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
Bo = µ I = µ I N / 2 π R
Keterangan :
µ = permeabilitas bahan solenoida
N = jumlah lilitan
L = 2 π R = panjang keliling lingkaran
n = jumlah lilitan per satuan panjang = N/L

3. Pengaruh Medan Magnet


a. Induksi Magnet
Sebuah medan magnet mampu memberi pengaruh (induksi) terhadap bahan
magnet. Jika sepotong besi lunak diletakkan pada batang magnet atau pada kutub
magnet, maka besi lunak itu akan ditarik oleh batang magnet atau oleh kutub magnet.
Selama besi itu melekat atau berdekatan dengan kutub magnet, maka ia akan menjadi
magnet sementara. Magnet sementara ini mempunyai kutub utara dan kutub selatan
seperti magnet semula. Kutub utara magnet semula berhadapan dengan kutub selatan
magnet sementara, atau sebaliknya.

b. Pengaruh Medan Magnet Terhadap Muatan Bergerak


Sebuah partikel bermassa m bermuatan listrik q yang bergerak dengan
kecepatan v di dalam medan magnet dengan induksi magnetik B akan mengalami gaya
dari medan magnet yang mempengaruhi gerak muatan tersebut. Gaya tersebut dikenal
dengan istilah Gaya Lorentz. Jadi gaya yang terjadi (dialami) oleh benda bermuatan
yang bergerak di dalam suatu medan magnet disebut Gaya Lorentz yang dirumuskan
sebagai berikut :
F = q v B sin θ
Keterangan :
F = besar gaya gaya Lorentz (N)
q = besar muatan (Colomb (C))
B = kuat induksi magnetik (Wb/m2)
θ = sudut yang dibentuk oleh arah gerak muatan dengan arah induksi magnetik
Bila θ = 90º (v ⊥ B) maka F = q v B. Karena F selalu tegak lurus terhadap v.
Apabila lintasan partikel bermuatan merupakan lingkaran dengan jari-jari R, maka
rumusnya :
R = mv
q.B
keterangan :
R = panjang jari-jari (m)
m = massa partikel (kg)
dengan v = w R ω w = 2πf = 2π/T
Arah dari gaya magnetik ini, sesuai dengan aturan tangan kanan. Sebagaimana
ditunjukkan pada gambar 9.

Gambar 9. Aturan Tangan Kanan

Arah dari gaya magnetik F ini dapat diketahui melalui aturan tangan kanan tersebut, di
mana arah ibu jari menunjukkan arah gaya Lorenzt dan arah keempat jari yang lain
menunjukkan arah
medan magnet B, sedangkan arah telunjuk menunjukkan arah kecepatan muatan v. Gaya
ini terjadi setiap saat pada setiap posisi muatan dalam medan magnet seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 10. Besar gaya Lorentz tergantung pada: besar muatan benda,
kecepatan gerak muatan, besar medan magnet, serta arah gerak muatan listrik terhadap
arah medan magnet.
Gambar 10. Muatan dengan kecepatan v dalam sebuah medan magnet akan bergerak
berpilin (spiral) karena pengaruh gaya lorentz

c. Pengaruh Medan Magnet Terhadap Kawat Berarus


Melalui kawat lurus sepanjang yang terletak di sumbu-y mengalir arus listrik dengan
kuat arus = I. Bila kecepatan muatan-muatan positif adalah v dan jumlah muatan yang
mengalir adalah q
selama waktu t, maka Gaya Lorentz F:
F = I B sin θ
I = q/t
keterangan :
t = waktu (detik)
Penentuan arah gaya Lorentz mengikuti kaidah tangan kanan. Jika keempat jari
dikepalkan dari arah v ke B atau dari arah I ke B. maka ibu jari menunjukkan arah
gayanya seperti ditunjukkan pada Gambar 11.

Gambar 11. Pengaruh medan magnet terhadap kawat berarus

Jika dua penghantar yang dialiri arus didekatkan paralel (sejajar), maka gaya
Lorentz menimbulkan interaksi antara kedua penghantar tersebut berupa gaya tarik
menarik atau gaya tolak-menolak. Bila I1 dan I2 berlawanan arah maka kedua kawat
saling tolak sedangkan jika I1 dan I2 searah maka kedua kawat saling tarik seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 12.
Gambar 12. Gaya antar kawat lurus paralel

Adapun besar gaya persatuan panjang penghantar adalah:


F1 = F2 = µo I1 I2
2πd

Anda mungkin juga menyukai