Anda di halaman 1dari 9

SURVEILANS VEKTOR FILARIASIS

DI KEL. JATI KARYA, KEC. JATI SAMPURNA KOTA BEKASI


PROP. JAWA BARAT
TANGGAL, 17 – 22 MEI 2019

I. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, baik untuk kehidupan


tumbuhan dan hewan, namun dapat pula menjadi tempat yang merugikan
dikarenakan tempat terbaik pula bagi perkembangan penyakit terutama
yang dibawa oleh vektor. Filariasis salah satu penyakit yang disebabkan
oleh vektor.

Filariasi adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria


yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening yang menyebabkan
lymphangitis dan elephantiasis (penyakit kaki gajah). Ada 3 jenis cacing
filaria penyebab kaki gajah yaitu Wucheria bancrofti, Brugia malayi dan
Brugia timori. W. Bancrofti mendominasi hampir 90% infeksi di dunia, 9%
oleh B. Malayi dibagian Tenggara dan Timur Asia, dan 1% infeksi dari B.
Timori di daerah Pasifik.

Di Indonesia, filariasis endemis hampir di seluruh Provinsi. Data tahun


2009 menunjukkan penderita kronis filariasis tersebar di 337 Kab/Kota,
674 wilayah Puskesmas dan 1.533 Desa. Diperkirakan 3,1% penduduk
Indonesia telah terinfeksi filariasis dengan kisaran Microfilaria rate (Mf-
Rate) antara 0,5 – 17,9%.

Berdasarkan data dari pengelola program filariasis Puskesmas


Jatisampurna Khusus di wilayah Kelurahan Jati Karya sejak Thn. 2013
terdapat 2 orang, Thn. 2014 ditemukan 5 penderita, Thn. 2017 terdapat 2
penderita. Dari riwayat tersebut sudah dilakukan pengobatan standar
program agar mencapai Mf-Rate nol (0), sehingga diharapkan lokasi
tersebut tidak mempunyai kasus filariasis lagi, akan tetapi dikarenakan
penderita tidak mematuhi anjuran minum obat standar teknis program
maka dilokasi tersebut masih terdeteksi secara microskopis terdapat 1
orang suspec penderita filariasis khususnya di wilayah RW 06 dan RW 05
Kelurahan Jati Karya. Dengan adanya penderita suspec filariasis tersebut
maka perlu dilakukan surveilans vektor agar diketahui apakah lokasi
tersebut terjadi oleh faktor lingkungan terhadap vektor.

II. TUJUAN

a. Menindaklanjuti berdasarkan surat dari Dinkes Prop. Jawa Barata No.


443.43/3091/P2P Tgl. 23 April 2019, Perihal permohonan pemetaan vektor
pada Kabupaten/Kota diwilayah Kelurahan Jati Karya, Kec. Jatisampurna.
b. Surveilans vektor vektor filariasis di lokasi persiapan eliminasi Kelurahan Jati
Karya, Kecamatan, Jati Sampurna, Kota Bekasi, Prop. Jawa Barat, bertujuan
untuk mendapatkan data vektor yang menyebabkan filariasis serta data
lingkungan habitat vektor filariasis.

III. METODA

a. Lokasi
Lokasi monitoring di wilayah RW. 05 dan RW. 06 Kelurahan Jati Karya, Kec.
Jati Sampurna, di wilayah layanan Pukesmas Jati Sampurna, Kota. Bekasi,
Provinsi Jawa Barat.

b. Tenaga survei
1. Subdit Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit, 2 orang
2. Subdit Filca 1 orang
3. BBTKL Jakarta 1 orang
4. Dinas Kota. Bekasi 2 Orang
5. Puskesmas Jati Sampurna, 2 orang
6. Kolektor/kader setempat, 6 orang

c. Alat dan bahan


1. Stereo mikroskop
2. Coumpound mikroskop
3. Larutan garam fisiologis
4. Petridish/cawan petri
5. Chloroform
6. Alkohol 70%
7. Senter
8. Paper cup
9. Kertas label
10. Objek glass
11. Deck glass
12. Jarum seksi
13. Gunting
14. Botol vial
15. Pipet plastik
16. Tissue
17. Alat dan bahan lain yang di perlukan

d. Cara kerja
1. Melakukan pengamatan keberadaan jenis gengangan-genangan air
(habitat vektor) di lingkungan sekitar penderita filariasis dan penganbilan
sample jentik untuk bahan identifikasi jenis species vektor filariasis.
2. Lokasi penangkapan nyamuk dewasa dilakukan pada sekitar rumah yang
pernah menderita filariasis yaitu di belakang, depan dan samping kiri
kanannya dengan mengerahkan 6 orang kader setempat.
3. Penangkapan di lakukan di luar rumah selama 40 menit dan penangkapan
nyamuk hinggap didalam rumah selama 10 menit untuk setiap jamnya,
dimulai dari jam 19.00 s/d jam 01.00
4. Pada esok pagi harinya dari jam 06.00 – jam 08.00 dilakukan penangkapan
nyamuk yang hinggap di dinding pada posisi dalan dan luar rumah suspect
penderita dan di sekitar rumah suspect penderita
5. Metoda Penangkapan diluar rumah dengan umpan badan ( human- bait
trap), dengan menangkap nyamuk yang menggigit pada lengan atau kaki
yang tidak terlindungi pakaian dengan menggunakan aspirator
6. Penangkapan nyamuk dewasa di dalam rumah dengan cara melakukan
penangkapan nyamuk istirahat pada dinding, baju yang menggantung,
perabotan dan lain-lain.
7. Penangkapan nyamuk dewasa di luar rumah dengan cara melakukan
penangkapan nyamuk istirahat pada dinding luar bangunan, sekitar jenis
tanaman dan lain-lain.
8. Nyamuk hasil penangkapan dari seluruh metoda selanjutnya diidentifikasi
agar diketahui jenis spesiesnya
9. Setelah diidentifikasi, dilakukan pembedahan abdomen, torak dan probosis
nyamuk dengan media cairan NaCl fisiologis untuk mengetahui
keberadaan cacing filaria dengan melakukan pengamatan di bawah
mikroskop.

IV. HASIL
A. Pengamatan lingkungan
1. Kelurahan Jati Karya, kondisi lingkungan huniannya cukup tertata dan
lahan huniannya cukup luas tetapi sekitar hunian terdapat aliran air berupa
parit / got, kolam limbah rumah tangga, dan tandon air lainnya. Dari
masing-masing genangan tersebut dilakukan monitoring larva vektor
filariasis yaitu genangan potensialnya berada di jenis genangan aliran
parit/got ditemukan jentik Culex spp sebagai suspek vector filariasis.

2. Dari jenis genangan yang lain disekitar jangkauan jarak terbang nyamuk
terdapat genangan air berupa barang bekas yang ditemukan jentik maka
genangan tersebut menjadi potensial juga untuk tempat berkembang biak
genus Armigeres dan Aedes, walaupun populasinya cukup rendah.
3. Berdasarkan informasi dari pengelola program bahwa hasil Survai Darah
Jari (SDJ) di Keluranan Jati Karya masih terdapat 1 orang penderita
suspec filariasis yang berawal terinfeksi sudah cukup lama kurang lebih
sudah 5 tahun namun kejadian tersebut dikarenakan kurang disiplinya
untuk minum obat yang tidak tuntas, maka thn. 2018 masih terdeteksi
suspec filariasis dan hasil MFR (˂ 1 %) Thn 2018 statusnya rendah.
Gambar 1. Genangan habitat potensial vektor filariasis di lingkungan
sekitar pemukimam penderita filariasis di Kel. Jati Karya

B. Penangkapan nyamuk
1. Penangkapan Nyamuk dewasa dengan metoda Umpan Orang Dalam
(UOD), Umpan Orang Luar (UOL), Penangkapan nyamuk Hinggap di
Dinding Dalam dan Dinding Luar disekitar rumah penderita filariasis, di
Kelurahan Limau dapat diketahui terdiri dari beberapa kelompok genus
nyamuk yaitu, Culex sp, Armigeres sp, Aedes sp,

Tabel 1. Jumlah dan pembedahan jenis nyamuk hasil penangkapan :


Umpan Orang Dalam dan Luar rumah, Hinggap Dindidng Dalam
dan Dinding Luar Rumah di Kelurahan Jati Karya sbb :

No Spesies nyamuk Jumlah Cacing filaria


nyamuk
1 Cx. Quinguefasciatus 113 Negatif
2 Armigeres sp 41 Negatif
3 Ae. albopictus 1 Negatif
4 Ae. aegypti 1 Negatif
5 Mansonia sp 0
6 Anopheles sp 0
Total 156 Negatif

Berdasarkan tabel 1 diatas nyamuk tertangkap berjumlah 156 dari


berbagai genus species, tetapi paling dominan adalah jenis Cx. quingue
fasciatus 113 (72,42 %), Armigeres sp 41 (26,30 %), Ae, albopictus 1
(0,64 % dan Ae. Aegypti 1 (0,26 %), sedangkan genus lain seperti
Mansonia dan Anopheles tidak ditemukan baik nyamuk, larva dan jenis
habitatnya. Ditemukan juga jenis nyamuk lain yaitu Ae. aegypti dan Ae.
albopictus tetapi populasinya rendah.
Hasil nyamuk yang tertangkap dari beberapa metoda dilakukan proses
identifikasi dan pembedahan secara mikroscopis untuk dapat diketahui
jenis species sebagai vektor filariasis
tetapi sampel hasil pembedahan pada abdomen, torak dan probosis
nyamuk tidak ditemukan cacing filariasis.

Gambar 1. Koordinasi dengan Kabid P2P Dinkes Kota Bekasi dan Lurah
Jati Karya

Gambar 2. Koordinasi dengan Kader Jati Karya untuk survei vektor


filariasis
Gambar 3. Tempat habitat vektor filariasis

Gambar 3. Tempat habitat vektor filariasis

V. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil surveilans vektor filariasis di Kelurahan Jati Karya
lingkungan hunian masyarakat ditemukan jenis genangan aliran air
/parit, kolam limbah rumah tangga dan tandon air lainnya sehingga
potensial sebagai tempat habitat genus Culex sp, Armigeres sp dan
Aedes sp.
2. Jenis nyamuk yang ditemukan adalah Cx. quenguefaciatus,
Armigeres, Ae, aegypti dan Ae. albopictus. Dari variasi species
nyamuk yang tertangkap sebanyak 156 nyamuk dan nyamuk tersebut
setelah dilakukan pembedahan pada abdomen, torak dan probosis
tidak ditemukan cacing filaria dari beberapa ukuran (L1,L2,L3) di lokasi
tersebut.

VI. Saran
1. Wilayah hunian masyarakat Kelurahan Jati Karya, Kecamatan Jati
Sampurna khususnya RW 05 dan RW 06 disekitarnya terdapat jenis
genangan potensial suspek vektor filariasis maka sebaiknya
masyarakat setempat perlu menjaga kebersihan lingkungan secara
berkata.

2. Saat dilakukan surveilans vektor tempat habitat potensial adalah pada


jenis aliran air limbah rumah tangga berupa parit/got dengan
kepadatan jentik genus Culex cukup tinggi, maka sebaiknya parit
tersebut harus bebas sampah sehingga aliran tersebut menjadi tidak
potensial menjadi habitat vektor.

Bekasi, 22 Juni 2019

Tim Surveilans Vektor :

1. Sarjono (Subdit Vektor BP2) ..............................

2. Selvia Nova (Subdit Vektor BP2) .......................

3. Crisman (Subdit Filca) ........................................

4. Herry (BBTKL Jakarta) .......................................

5. Tari (Dinkes Kota Bekasi) ...................................

6. Lilis (PKM, Jati Sampurna) ..................................


NIP. 196110101981031001

Anda mungkin juga menyukai