Anda di halaman 1dari 118

 

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS MIPA
JURUSAN MATEMATIKA
PRODI MATEMATIKA
Sekip Utara Yogyakarta

Buku 2: RKPM
(Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)

GEOMETRI ANALITIK
Semester Genap/3 sks/Kode MMM1103
oleh
Atok Zulijanto

Didanai dengan dana BOPTN P3-UGM


Tahun Anggaran 2012

Desember 2012
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM)

Ming Capaian Pokok Bahasan Media Ajar Metode Pembelajaran Evaluasi dan Pus-
-gu pembelajaran Aktifitas Aktifitas penilaian taka
ke Dosen mahasiswa
1 Mahasiswa dapat Vektor di Թଶ dan Թଷ : - Teks - Menjelaskan - Mempelajari Tugas : P1
menjelaskan - Vektor secara - Slide deskripsi teks. - Vektor di P2
konsep-konsep geometri - Gambar singkat mata - Mempelajari sistem
dasar tentang - Vektor di sistem - Soal kuliah. materi yang koordinat.
vektor secara koordinat kartesius - Menjelaskan disampaikan - Dot product
geometri, vektor di - Dot product dan cross materi di kelas - Mengerjakan - Cross
bidang dan vektor product. - Memberikan tugas product
di ruang. soal tugas

2 - Mahasiswa dapat Persamaan garis di - Teks - Menjelaskan - Membaca Tugas : P1


menentukan bidang : - Gambar materi di kelas bahan ajar - Mencari P2
persamaan garis - Menentukan - Soal - Memandu sebelum persamaan
lurus di bidang persamaan garis di diskusi kelas kuliah garis
- Mahasiswa dapat bidang. - Memberikan - Mempelajari
mencari persaman - Hubungan antara dua soal tugas teks dan
garis yang sejajar garis lurus di bidang materi yang
atau tegak lurus disampaikan
dengan suatu garis dosen
yang diketahui. - Berpartisipa
si dalam
diskusi kelas
Mengerjakan
tugas
3 - Mahasiswa dapat Persaman garis di - Teks - Menjelaskan - Membaca Tes formatif 1 P1
menentukan sudut bidang : - Gambar materi di kelas bahan ajar - Vektor P2


 
antara dua garis - Sudut antara dua - Soal tes - Menyiapkan sebelum - Persamaan Modul
- Mahasiswa dapat garis formatif 1 soal tes kuliah garis
mencari - Jarak titik ke garis formatif 1 - Mempelajari - Sudut antara
persamaan garis teks dan dua garis
yang membentuk Tes Formatif 1 gambar.
sudut tertentu - Belajar untuk
dengan suatu garis tes formatif 1
- Mahasiswa dapat - Mengerjakan
mencari jarak tes formatif 1
titikke garis.
- Evaluasi
pemahaman
mahasiswa untuk
materi vektor dan
garis di bidang
4 - Mahasiswa dapat Persamaan derajat dua - Teks - Menjelaskan - Membaca Tugas: P1
menentukan di bidang : - Slide materi di kelas bahan ajar - Mencari P2
persamaan - Persamaan lingkaran - Gambar - Memberikan sebelum persamaan P3
lingkaran dan - Persamaan parabola soal tugas kuliah lingkaran
- Soal
persamaan garis - Mempelajari dan
singgung lingkaran teks, gambar parabola.
- Mahasiswa dapat dan materi - Mencari
menentukan yang puncak,
persamaan disampaikan fokus dan
parabola. dosen persamaan
- Mahasiswa dapat - Mengerjakan garis arah
mencari puncak, tugas parabola
fokus dan garis
arah parabola.
5 - Mahasiswa dapat Persamaan derajat dua - Teks - Menjelaskan - Mempelajari Tugas : P1
menentukan di bidang : - Slide materi di kelas teks, gambar - Menentukan P2
persamaan ellips - Persamaan ellips - Gambar - Mempersiap dan materi persamaan P3
dan hiperbola. - Persamaan hiperbola kan materi yang ellips dan


 
- Mahasiswa dapat - Soal problem disampaikan hiperbola.
menentukan pusat, solving dosen - Mencari
puncak dan fokus - Memberikan - Berpartisipa puncak,
ellips dan soal tugas Si dalam pusat dan
hiperbola serta problem fokus ellips
asymtot hiperbola. solving di dan
kelas. hiperbola.
- Mengerjakan
tugas
6 - Mahasiswa dapat Sistem koordinat kutub - Teks - Menjelaskan - Membaca Tugas: P1
menentukan - Slide materi di bahan ajar - Posisi titik di P2
- Menentukan
koordinat suatu - Gambar kelas. sebelum koordinat P3
koordinat titik di
titik di sistem - Memberikan kuliah. kutub.
dalam sistem - Soal
koordinat kutub. soal tugas - Mempelajari - Mengubah
koordinat kutub
- Mahasiswa dapat teks dan dari sistem
- Hubungan antara
menjelaskan materi yang koordinat
sistem koordinat
hubungan antara disampaikan kutub ke
kutub dengan sistem
sistem koordinat dosen kartesius dan
koordinat kartesius
kartesius dan - Mengerjakan sebaliknya.
sistem koordinat tugas
kutub.
7 - Mahasiswa dapat Sistem koordinat kutub - Teks - Menjelaskan - Mempelajari Tes formatif 2: P1
menggambar - Menggambar grafik di - Slide materi di kelas teks, gambar - Lingkaran P2
grafik di sistem koordinat - Gambar - Mempersiap dan materi - Parabola P3
sistemkoordinat kutub. kan soaluntuk yang - Ellips Modul
- Soal tes
kutub seperti tes formatif 2 disampaikan - Hiperbola
spiral, kardioida, Tes formatif 2 formatif 2 dosen. - Menggambar
limacon, dan - Belajar untuk grafik di
mawar. tes formatif 2 sistem
- Evaluasi - Mengerjakan koordinat
pemahaman tes formatif 2 kutub
mahasiswa untuk
materi persamaan


 
derajat dua di
bidang dan sistem
koordinat kutub
8 Evaluasi Ujian Tengah semester -Soal UTS Menyiapkan Mengerjakan Tes sumatif Semua
pemahaman UTS soal UTS di bahan
mahasiswa secara kelas secara ajar
menyeluruh. individu
9 - Mahasiswa dapat Persamaan dalam - Teks - Menjelaskan - Mempelajari Tugas : P1
mengubah bentuk parameter : - Slide materi di kelas teks dan - Episikloida
persamaandalam - Mengubah - Gambar - Memandu gambar.
bentuk kartesian persamaan dalam diskusi kelas - Berpartisipa
- Soal
mendai bentuk bentuk kartesian - Memberikan si dalam
parameter dan menjadi bentuk tugas diskusi kelas
sebaliknya. parameter - Mengerjakan
- Mahasiswa dapat - Persamaan tugas
membuktikan parameter untuk
persamaan lingkaran, sikloida,
sikloida, hyposikloida dan
hyposikloida dan astroida
astroida.
10 - Mahasiswa dapat Transformasi koordinat - Teks - Menjelaskan - Membaca Tugas: P1
menjelaskan - Translasi - Slide materi di kelas bahan ajar - Menyederha P2
tentang translasi - Rotasi - Gambar - Memberikan sebelum nakan
dan rotasi - Aplikasi translasi dan soal tugas kuliah persamaan
- Soal
- Mahasiswa dapat rotasi pada ellips - Mempelajari ellips
menggunakan teks dan
translasi dan rotasi gambar
untuk - Mengerjakan
menyederhanakan tugas
persamaan ellips
11 - Mahasiswa dapat Transformasi koordinat - Teks - Menjelaskan - Mempelajari Tes Formatif 3: P1
menggunakan - Aplikasi translasi dan - Slide materi di kelas teks dan - Ellips P2
translasi dan rotasi rotasi pada hiperbola - Gambar - Menyiapkan gambar - Hiperbola P3


 
untuk dan parabola - Soal tes materi - Berpartisipas - Parabola Modul
menyederhanakan formatif 3 problem i dalam
persamaan Tes Formatif 3 solving problem
hiperbola dan - Menyiapkan solving di
parabola. tes formatif 3 kelas
- Evaluasi - Belajar untuk
pemahaman tes formatif 3
mahasiswa untuk - Mengerjakan
materi persamaan tes formatif 3
dalam bentuk
parameter dan
transformasi
koordinat.
12 - Mahasiswa dapat Persamaan garis dan - Teks - Menjelaskan - Membaca Tugas : P1
menentukan bidang datar di ruang : - Gambar materi di kelas bahan ajar - Persamaan
persamaan bidang - Persamaan bidang di - Soal - Memberikan sebelum bidang
di ruang. ruang tugas kuliah - Persamaan
- Mahasiswa dapat - Jarak titik ke bidang - Mempelajari garis
mencari jarak titik - Persamaan garis di teks dan
ke bidang ruang gambar
- Mahasiswa dapat - Mengerjakan
menentukan tugas
persamaan garis di
ruang.
13 - Mahasiswa dapat Persamaanluasan - Teks - Menjelaskan - Membaca Tugas P1
menggambar derajat dua di ruang : - Slide materi di kelas bahan ajar - Menggambar P2
silinder, bola dan - Silinder - Gambar - Memandu sebelum silinder, bola,
ellipsoida. - Bola diskusi kelas kuliah ellipsoida
- Soal
- Ellipsoida - Memberikan - Mempelajari
tugas teks dan
gambar
- Berpartisipa
si dalam


 
diskusi kelas
- Mengejakan
tugas
14 - Mahasiswa dapat Persamaan luasan - Teks - Menjelaskan - Membaca Tugas P1
menggambar derajat dua di ruang : - Slide materi di kelas bahan ajar - Membuat P2
paraboloida, - Paraboloida - Gambar - Memandu sebelum gambar
hiperboloida, - Hiperboloida satu diskusi kelas kuliah paraboloida
- Soal
paraboloida lembar - Memberikan - Mempelajari dan
hiperbolik dan - Hiperboloida dua tugas teks dan hiperboloida
kerucut. lembar gambar
- Paraboloida - Berpartisipa
hiperbolik si dalam
- Kerucut diskusi kelas
- Mengejakan
tugas
15 - Mahasiswa dapat Sistem koordinat - Teks - Menjelaskan - Mempelajari Tes formatif 4: P1
menjelaskan silinder dan bola : - Gambar materi di kelas teks dan - Luasan P2
tentang sistem - Sistem koordinat - Soal tes - Menyiapkan Gambar. derajat dua Modul
koordinat silinder silinder tes formatif 4 - Belajar untuk di ruang
formatif 4
dan bola. - Sistem koordinat tes formatif 4 - Sistem
- Mahasiswa dapat bola. - Mengerjakan koordinat
menjelaskan tes formatif 4 silinder dan
hubungan sistem Tes formatif 4 bola
koordinat kartesius
dengan sistem
koordinat silinder
dan bola.
- Evaluasi
pemahaman
mahasiswa untuk
materi persamaan
garis dan bidang di
ruang, luasan


 
derajat dua di
ruang dan sistem
koordinat kartesius
dan bola.
16 Evaluasi Ujian Akhir Semester -soal UAS Menyiapkan Mengerjakan Tes sumatif Semua
pemahaman UAS UAS secara bahan
mahasiswa secara individu di ajar
menyeluruh. kelas

Keterangan
P1 : Pustaka 1
P2 : Pustaka 2
P3 : Pustaka 3


 
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS MIPA
JURUSAN MATEMATIKA
PRODI MATEMATIKA
Sekip Utara Yogyakarta

BAHAN AJAR (DIKTAT)

GEOMETRI ANALITIK

oleh
Atok Zulijanto

Dengan dana BOPTN P3-UGM


Tahun Anggaran

Desember 2012
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
TINJAUAN MATA KULIAH i
BAB I Vektor di dan 1
1.1 Vektor Secara Geometri 1
1.2 Vektor-vektor di dalam Sistem Koordinat Kartesius 3
1.3 Dot Product dan Cross Product 6
BAB II Persamaan Garis di Bidang 8
2.1 Persamaan Garis di Bidang 8
2.2 Hubungan Antara Dua Buah Garis 9
2.3 Sudut Antara Dua Garis 11
2.4 Jarak Titik ke Garis 13
BAB III Persamaan Derajat Dua di Bidang 15
3.1 Lingkaran 15
3.2 Parabola 18
3.3 Ellips 24
3.4 Hiperbola 28
BAB IV Sistem Koordinat Kutub 35
4.1 Cara Menentukan Koordinat Suatu Titik pada Koordinat Kutub 35
4.2 Hubungan Antara Koordinat Kutub dan Koordinat Kartesius 37
4.3 Grafik Fungsi dalam Sistem Koordinat Kutub 39
BAB V Persamaan dalam Bentuk Parameter 44
BAB VI Transformasi Koordinat 52
6.1 Translasi 52
6.2 Rotasi 53
6.3 Penggunaan Translasi dan Rotasi pada Persamaan derajat Dua 56
BAB VII Persaman Garis dan Bidang Datar di Ruang 63
7.1 Persamaan Bidang Datar di Ruang 63
7.2 Jarak Titik ke Bidang 66
7.3 Persamaan Garis Lurus di Ruang 68
BAB VIII Persamaan Luasan Derajat Dua 72
BAB IX Sistem Koordinat Silinder dan Bola 84
9.1 Sistem Koordinat Silinder 84
9.2 Sistem Koordinat Bola 86
DAFTAR PUSTAKA 89
LAMPIRAN TES SUMATIF 90
KATA PENGANTAR

Pertama, penulis panjatkan puja dan puji syukur kepada ALLAH atas karunia
dan pertolongan Nya sehingga modul (bahan ajar) mata kuliah Geometri Analitik A ini
dapat diselesaikan sesuai waktunya.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada Pusat Pengembangan Pendidikan (P3) Universitas Gadjah Mada dan
Ketua Program Studi Matematika Universitas Gadjah Mada yang telah
mempercayakan penulisan bahan ajar ini kepada penulis. Penulisan bahan ajar ini
didanai dengan dana BOPTN P3-UGM tahun anggaran 2012.
Akhirnya penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya bahan ajar ini .
Kritik dan saran dari para pembaca akan penulis terima dengan rasa terimakasih

Yogyakarta, Desember 2012


Penulis

Atok Zulijanto
TINJAUAN MATA KULIAH

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib 3 sks. Tujuan mata kuliah ini adalah
untuk memberikan konsep-konsep dasar tentang geometri analitik melalui pendekatan
vektor. Dengan bekal pengetahuan yang memadai tentang geometri analitik ini, akan
membantu mahasiswa untuk memahami materi-materi mata kuliah yang membutuhkan
konsep-konsep di gometri analitik, seperti mata kuliah kalkulus II, kalkulus multivariabel I dan
kalkulus multivariabel II. Di samping itu, dengan mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat
menyelesaikan persoalan-persoalan tentang geometri dan yang terkait dengan geometri,
khususnya permasalahan geometri yang dapat dianalisa secara analitik, yaitu dengan
menggunakan aritmetika dan persamaan. Alat utama yang digunakan di mata kuliah ini
adalah vektor.
Materi yang dipelajari di dalam mata kuliah geometri analitik adalah geometri bidang
dan geometri ruang. Geometri bidang mencakup pokok bahasan tentang garis, persamaan
derajat dua di bidang (lingkaran, parabola, ellips dan hiperbola), sistem koordinat kutub,
kurva dengan persamaan dalam bentuk parameter dan transformasi koordinat. Geometri
ruang mencakup garis dan bidang datar di ruang, luasan derajat dua di ruang (silinder,
ellipsoida,paraboloida, paraboloida hiperbolik dan kerucut), dan sistem koordinat silinder dan
bola.
Bahan ajar ini disusun dalam 9 bab. Di dalam Bab I dibahas tentang vektor, khususnya
vektor di dan . Materi ini merupakan materi dasar yang menjadi alat untuk
pembahasan di bab-bab berikutnya. Bab II membahas tentang persamaan garis di bidang.
Pada bab ini, persamaan garis di cari dengan memanfaatkan vektor yang sejajar dengan garis.
Pada Bab III disajikan persamaan derajat dua di bidang (irisan kerucut) yang meliputi
lingkaran, parabola, ellips dan hiperbola. Bab IV membahas tentang sistem koordinat kutub.
Di dalam Bab V dibahas tentang kurva dengan persamaan parameter seperti sikloida,
hyposikloida dan astroida. Bab VI membahas tentang transformasi koordinat. Transformasi
koordinat yang dibahas adalah translasi dan rotasi, selanjutnya transformasi tersebut
digunakan untuk menyederhanakan persamaan derajat dua di bidang. Pada Bab VII
dibicarakan tentang persamaan garis dan bidang datar di ruang. Bab VIII membahas tentang
luasan derajat dua di ruang, mencakup silinder, ellipsoida, paraboloida, paraboloida
hiperbolik dan kerucut. Terakhir, pada Bab IX dibahas tentang sistem koordinat silinder dan

i
bola. Di dalam bahan ajar ini dilampirkan pula soal-soal sumatif (Ujian tengah semester dan
ujian akhir semester) yang telah digunakan untuk evaluasi mahasiswa.
Untuk menggunakan bahan ajar ini, mahasiswa harus berusaha untuk memahami
konsep yang diberikan, kemudian mencoba mengerjakan contoh-contoh soal dan selanjutnya
mengerjakan soal-soal latihan.

ii
Modul Pembelajaran Minggu ke 1 
 
Materi  
  Vektor di Թଶ  dan Թଷ  
Deskripsi singkat  
Pada bagian ini diberikan materi tentang konsep‐konsep dasar vektor yang 
akan digunakan dalam menganalisa obyek‐obyek geometri di bidang dan di 
ruang. Pembahasan di mulai dari konsep vektor secara geometri dengan 
memperkenalkan pengertian vektor, kesamaan dua vektor, penjumlahan 
vektor dan selisih dua vektor. 
Pembahasan dilanjutkan dengan memperkenalkan vektor di bidang dan ruang 
dimulai dengan vektor posisi dan dilanjutkan dengan aljabar vektor. Terakhir 
dibicarakan tentang dot product dan cross product. 
Tujuan dan manfaat 
Pemberian materi ini bertujuan untuk memberikan konsep‐konsep dasar 
tentang vektor sehingga mahasiswa dapat menggunakannya untuk 
menganalisa obyek‐obyek geometri di bidang dan di ruang yang akan 
diberikan pada pembahasan berikutnya. 
Capaian pembelajaran 
Setelah mempelajari materiini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan 
konsep‐konsep dasar tentang vektor secara geometri,vektor di bidang dan 
vektor di ruang. 
 
 
 
 
 
 
 
BAB I
VEKTOR DI dan

1.1 Vektor Secara Geometri

Secara geometri, vektor adalah ruas garis berarah (a directed line segment).
Vektor mempunyai dua entitas, yaitu arah (direction) dan panjang/besar (magnitude).
Setiap entitas yang mempunyai arah dan panjang dapat direpresentasikan dengan
suatu vektor. Vektor dinotasikan dengan huruf kecil dengan garis di atasnya seperti
dan ̅ . Selain itu, vektor juga dapat dinotasikan dengan dua huruf besar yang
melambangkan titik pangkal dan titik ujung vektor dengan tanda anak panah di

atasnya, seperti ⃗⃗⃗⃗⃗ dengan dan berturut-turut menyatakan pangkal dan ujung
vektor (Lihat Gambar 1.1)
B

Gambar 1.1

Panjang vektor ̅ dinyatakan dengan | ̅|, demikian pula panjang vektor ⃗⃗⃗⃗⃗

dinyatakan dengan |⃗⃗⃗⃗⃗ |. Vektor nol adalah vektor yang mempunyai panjang dan

ditulis dengan . Vektor satuan adalah vektor yang mempunyai panjang satu satuan.
Dua vektor dikatakan sama apabila besar dan arahnya sama, dengan kata lain vektor-
vektor yang dipakai di sini adalah vektor bebas (free vektor), kecuali disebutkan lain.
Jika dan dengan , maka adalah vektor yang panjangnya
| | kali panjang dan searah vektor apabila dan berlawanan arah dengan
vektor jika . Jika atau maka

1
Jumlahan dua vektor dan ditulis adalah vektor yang berpangkal di
pangkal dan berujung di ujung , apabila ujung vektor diletakkan pada pangkal
vektor (Lihat Gambar 1.2).

Gambar 1.2
Sebagai alternatif, vektor dan dapat dipandang mempunyai titik pangkal
yang sama, kemudian dibentuk jajaran genjang seperti pada Gambar 1.3. Jumlahan
adalah diagonal jajaran genjang tersebut dengan pangkal di titik pangkal vektor
dan .

Gambar 1.3

2
Vektor yang besarnya sama dengan vektor tetapi arahnya berlawanan
dinamakan dengan negatif vektor dan dinotasikan dengan . Selisih dua vektor
didefinisikan sebagai , lihat Gambar 1.4.

Gambar 1.4
1.2 Vektor-vektor di dalam sistem koordinat kartesius.
Di dalam sistem koordinat kartesius, suatu vektor di bidang dapat dinyatakan
sebagai pasangan terurut dua bilangan real. Diketahui vektor mempunyai pangkal
di pusat koordinat dan berujung di titik . Vektor tersebut dapat
dinyatakan sebagai komponen-komponen dan , yaitu .
Secara analog, apabila adalah vektor di ruang yang berpangkal di pusat
koordinat dan berujung di titik maka dapat dinyatakan sebagai
. Vektor-vektor yang berpangkal di pusat koordinat seperti ini
dinamakan dengan vektor posisi.
Vektor-vektor di bidang maupun di ruang, seringkali berada pada posisi di
mana titik pangkal tidak berada pada pusat koordinat. Misalkan adalah vektor di
bidang yang berpangkal di dan berujung di maka
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
Perhatikan Gambar 1.5 berikut . Secara analog hal ini dapat dikerjakan di ruang .

3
Gambar 1.5

Jika dan berturut-turut adalah vektor di bidang

dan di ruang, maka | | √ dan | | √ . Jika dan


vektor-vektor di dan , maka
1. jika dan hanya jika dan .
2.
3.
Analog apabila Jika dan vektor-vektor di dan
, maka
1. jika dan hanya jika dan dan
2.
3.
Vektor-vektor satuan dan di bidang dan vektor-vektor satuan

, dan di ruang di sebut vektor-vektor satuan


standart. Setiap vektor di bidang maupun di ruang dapat dinyatakan dengan vektor-
vektor satuan standart. Misalkan jika maka dapat dinyatakan

4
1.3 Dot product dan cross product
Diberikan dan vektor-vektor di dan dan adalah sudut antara
kedua vektor tersebut. Dot product dan ditulis didefinisikan sebagai
| || | .
Jika dan vektor-vektor di , dengan aturan cosinus (lihat
Gambar 1.4) diperoleh
| | | | | | | || |
| || |
| || |
Jadi . Dengan cara sama, apabila dan
vektor-vektor di maka . Dengan
pengertian dot product tersebut diperoleh sifat-sifat dot product sebagai berikut.
1.
2.
3.
Diberikan vektor-vektor dan di ruang, akan
dicari vektor yang tegak lurus dengan dan , namakan . Didapat

{ (1.1)

Karena dan tidak sejajar maka bukan kelipatan sehingga paling sedikit satu

dari | |,| | atau | | tidak bernilai nol. Misalkan | | .

Dengan aturan Cramer diperoleh

| | | |

| | | |

| | | |

| | | |

5
Karena hanya dicari vektor yang tegak lurus dan bukan panjangnya, maka
dapat diambil sebarang. Untuk menghindari bentuk pecahan dari dan , diambil

| | sehingga didapat

| | | | | |

| | | | | |

| |

Vektor tersebut dinamakan dengan cross product dari dan dan dinotasikan
dengan . Cross product tersebut mempunyai panjang | |
| || | dan arahnya tegak lurus pada bidang yang melalui dan dengan
sudut antara dan dengan arah dari ke . Arah tersebut dapat ditentukan
dengan menggunakan kaidah tangan kanan, jika arah diwakili oleh jari telunjuk dan
arah diwakili oleh arah jari tengah maka arah diwakili oleh arah ibu jari. (Lihat
Gambar 1.6)

Gambar 1.6

6
Soal-soal latihan :

1. Diketahui vektor-vektor dan . Tentukan


a.
b.
c. | |
d. Sudut antara vektor dan

2. Diketahui titik –titik dan , tentukan vektor ⃗⃗⃗⃗⃗


3. Buktikan
a. | | | || | dengan sudut antara vektor dan .
b. .

7
 
Modul Pembelajaran Minggu ke 2 dan 3 
 
Materi 
Persamaan Garis di Bidang 
Deskripsi singkat 
Di dalam modul ini dibahas tentang persamaan garis di bidang. Pertama, 
dibicarakan cara menentukan persamaan garis di bidang dengan 
menggunakan vektor. Persamaan garis yang diperoleh disajikan dalam bentuk 
parameter, bentuk standart dan bentuk umum.  Selanjutnya dibicarakan 
tentang hubungan dua garis, yaitu dua garis yang sejajar dan dua garis yang 
tegak lurus.  Terakhir dibicarakan tentang sudut antara dua garis dan jarak titik 
ke garis. 
Tujuan dan manfaat 
Pemberian materi ini bertujuan untuk memberikan konsep persamaan garis di 
bidang secara komprehensif melalui pendekatan vektor. Dengan menguasai 
materi ini secara memadai, mahasiswa dapat menyelesaikan persoalan‐
persoalan yang berkaitan dengan garis lurus di bidang. 
Capaian pembelajaran 
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan 
1. Dapat menentukan persamaan garis lurus  di bidang 
2. Dapat mencari persaman garis yang sejajar atau tegak lurus dengan 
suatu garis yang diketahui. 
3. Dapat menentukan sudut antara dua garis. 
4. Dapat mencari persamaan garis yang membentuk sudut tertentu 
dengan garis yang diketahui. 
5. Dapat mencari jarak titik ke garis. 
 
 
BAB II

PERSAMAAN GARIS DI BIDANG

2.1 Persamaan garis di bidang


Berikut ini, dengan memanfaatkan vektor akan ditentukan persamaan garis di
bidang. Diberikan garis yang membentuk sudut dengan vektor satuan standart
dengan dan . Diketahui sebarang vektor yang sejajar

dengan garis . Diperoleh yang dinamakan dengan gradien atau

kemiringan garis Selanjutnya disebut dengan vektor arah garis .


Diberikan garis dengan vektor arah dan suatu titik
yang terletak pada garis . Perhatikan ilustrasi pada Gambar 2.1

Gambar 2.1

Diambil sebarang titik pada garis , diperoleh ⃗⃗⃗⃗⃗ untuk suatu


. Karena itu,

sehingga diperoleh
dan (2.1)
Berdasarkan persamaan (2.1) diperoleh persaman garis dalam bentuk parameter

8
Berdasarkan (2.1) didapat dan sehingga diperoleh persamaan

garis dalam bentuk standart

(2.2)

Menurut persamaan (2.2) diperoleh

Jika dinamakan dan maka diperoleh persamaan garis


dalam bentuk umum .
Persamaan (2.2) dapat pula ditulis dengan atau

dengan merupakan gradien garis .

Selanjutnya apabila diketahui garis melalui dua titik dan

maka dapat dibentuk vektor arah garis yaitu ⃗⃗⃗⃗⃗ .


Jadi menurut persamaan (2.2) diperoleh persamaan garis adalah

Contoh 2.1
Tentukan persamaan garis yang melalui titik dan .
Solusi : Garis mempunyai persamaan

2.2 Hubungan antara dua buah garis


Dua buah garis dan di bidang bisa saja berpotongan di satu titik atau
sejajar. Pada bagian ini akan dibahas ciri-ciri dua garis yang sejajar dan ciri-ciri dua
garis yang berpotongan tegak lurus. Pertama, diperhatikan persamaan garis dalam
bentuk umum dengan dan tidak keduanya nol. Persamaan
garis tersebut dapat ditulis dalam bentuk

( )

yaitu persamaan garis dengan gradien dan melalui titik serta mempunyai

vektor arah atau .

9
Selanjutnya pandang dua garis dan yang berturut-turut mempunyai
persamaan dan . Jika gradien garis dan
masing-masing dinamakan dengan dan serta vektor arah garis dan
berturut-turut dinamakan dengan dan maka diperoleh

Garis dan sejajar jika dan hanya jika yaitu .

Karena itu diperoleh dan sehingga . Dengan kata lain

garis dan sejajar jika dan hanya jika . Jika dan


disubstitusi ke persamaan garis maka diperoleh sehingga

. Jadi persamaan garis yang sejajar dengan garis

adalah dengan suatu konstanta.


Garis dan tegak lurus jika dan hanya jika tegak lurus sehingga
diperoleh

| || | ( )( )

Karena itu

Jadi garis dan tegak lurus jika dan hanya jika . Dengan menggunakan

didapat sehingga apabila disubstitusikan ke

persamaan garis diperoleh

Jadi persamaan garis yang tegak lurus garis adalah


dengan suatu konstanta.
Contoh 2.2
Tentukan persamaan garis yang tegak lurus garis serta melalui titik
.
Solusi : Persamaan garis yang tegak lurus dengan garis adalah

10
dengan suatu konstanta. Untuk mencari nilai digunakan titik
. Karena garis yang dicari melalui titik maka
sehingga . Jadi persamaan garis yang dicari tersebut adalah .
2.3 Sudut antara dua garis
Diketahui garis dengan gradien dan garis dengan gradien dan
sudut antara kedua garis tersebut dengan arah berlawanan arah jarum jam.
Perhatikan Gambar 2.2 dan Gambar 2.3 berikut.

Gambar 2.2

Gambar 2.3

11
Sudut yang dibentuk oleh sumbu dan garis dinamakan dengan dan sudut yang
dibentuk oleh sumbu dengan garis dinamakan dengan . Diperoleh
dan . Kasus seperti pada Gambar 2.2 diperoleh sehingga

dengan . Selanjutnya untuk kasus seperti Gambar 2.3, diperoleh


sehingga

dengan .
Contoh 2.3
Tentukan persamaan garis yang melalui titik dan membentuk sudut
dengan garis .
Solusi : Namakan garis yang dicari dengan dan gradiennya dengan . Ada dua
kemungkinan yang terjadi (seperti ilustrasi pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.3).
Kemungkinan pertama,

sehingga diperoleh

Karena itu persamaan garis adalah atau .

Kemungkinan kedua,

sehingga diperoleh

Karena itu persamaan garis adalah atau .

12
2.4 Jarak titik ke garis
Diketahui garis dengan persamaan yang tidak sejajar
dengan salib sumbu koordinat dan titik berada di luar garis . Garis
mempunyai vektor arah dan memotong sumbu di

titik . Lihat Gambar 2.4.

Gambar 2.4

Namakan jarak titik ke garis dengan , diperoleh |⃗⃗⃗⃗⃗ | . Karena itu,

| ⃗⃗⃗⃗⃗ | | ||⃗⃗⃗⃗⃗ | | |
Karena

⃗⃗⃗⃗⃗ | | ( )

maka
| ⃗⃗⃗⃗⃗ | | |
| | √
Contoh 2.4
Cari jarak titik ke garis
Solusi : Jarak titik ke garis adalah

13
| |
√ √
Soal latihan
1. Tentukan jarak titik ke garis
2. Tentukan sudut antara garis dan garis .
3. Tentukan sudut-sudut pada segitiga dengan , dan
.
4. Tentukan persamaan garis yang tegak lurus dengan garis
Serta melalui titik potong garis dan .
5. Buktikan jarak antara dua garis sejajar dan garis
| |
adalah .

14
 
Modul Pembelajaran Minggu ke 4 dan 5 
 
Materi 
Persamaan derajat dua di bidang 
Deskripsi singkat 
Di dalam modul ini, dibahas tentang persamaan derajat dua di bidang yang 
secara geometri dapat dipandang sebagai irisan kerucut dengan suatu bidang 
datar.  Bentuk‐bentuk geometri yang dibicarakan adalah lingkaran, parabola, 
ellpis dan hiperbola. Untuk setiap bangun geometri tersebut, pembahasan 
dimulai dengan definisi, unsur‐unsur yang ada di dalam bangun geometri yang 
dimaksud seperti pusat, puncak dan fokus, dan selanjutnya  menentukan 
persamaannya berdasarkan definisi. 
Tujuan dan manfaat 
Pemberian materi ini bertujuan untuk memberikan konsep‐konsep tentang 
lingkaran, parabola, ellpis dan hiperbola dan sifat‐sifatnya yang dipelajari 
dengan menggunakan persamaan masing‐masing bangungeometri tersebut. 
Dengan penguasaan materi ini mahasiswa dapat menyelesaikan persoalan‐
persoalan tentang lingkaran, parabola, ellips dan hiperbola dan persoalan 
yang menggunakan bangun‐bangun geometri tersebut. 
Capaian pembelajaran 
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan : 
1. Dapat menentukan persamaan lingkaran dan persamaan garis singgung 
lingkaran. 
2. Dapat menentukan persamaan parabola. 
3. Dapat mencari puncak,fokus dangaris arah parabola. 
4. Dapat menentukan persamaan ellips dan hiperbola. 
5. Dapat menentukan pusat, puncak dan fokus ellips dan hiperbola serta 
asimtot hiperbola. 
BAB III 
PERSAMAAN DERAJAT DUA DI BIDANG 
 
  Persamaan derajat dua di bidang mempunyai bentuk umum 
0. 
Pada bab ini dibicarakan beberapa persamaan derajat dua di bidang, yaitu lingkaran 
(circle), parabola, ellips (ellipse) dan hiperbola (hyperbola). Kurva persamaan‐
persamaan tersebut sering dipandang sebagai irisan kerucut dengan suatu bidang 
datar. Lingkaran misalnya, dapat dipandang sebagai irisan antara luasan berbentuk 
kerucut tegak dengan bidang datar yang sejajar alas kerucut. Parabola dapat 
dipandang sebagai irisan antara luasan berbentuk kerucut dengan bidang datar yang 
sejajar dengan garis pelukis kerucut. 

 
Gambar 3.1 (Sumber :www.andrews.edu) 
 
3.1 Lingkaran 
  Lingkaran didefinisikan sebagai tempat kedudukan semua titik‐titik yang 
berjarak sama terhadap suatu titik tertentu. Selanjutnya titik tertentu tersebut 
dinamakan dengan pusat lingkaran dan jarak sebarang titik pada lingkaran ke pusat 
lingkaran dinamakan dengan jari‐jari lingkaran. 

15 
 
  Diberikan lingkaran   berada pada sistem koordinat kartesius dengan pusat 
berada di titik  ,  dan jari‐jari lingkaran sama dengan  . Akan dicari persamaan 
lingkaran  . Untuk itu, diambil sebarang titik  ,  pada lingkaran  , lihat 
Gambar3.2 
 
   

  ,
 
 
 
,
 
 
   

 
Gambar 3.2 
 

Diperoleh vektor   . Menurut definisi lingkaran diperoleh 


Dengan mengkuadratkan kedua ruas diperoleh 
.                                            (3.1) 
Persamaan lingkaran (3.1) dinamakan persamaan lingkaran dalam bentuk standart. 
Berdasarkan (3.1), diperoleh  2 2 0. Jika diambil 
2 , 2 , , didapat persaman lingkaran dalam bentuk 
umum  
0.                                    (3.2) 
Mudah dilihat bahwa persamaan lingkaran dalam bentuk umum (3.2) mempunyai 

pusat  ,  dan jari‐jari  .  

 
 

16 
 
Contoh 3.1 
Tentukan persamaan lingkaran dengan pusat  3,1  dan menyinggung garis 
3 4 2 0.  
Solusi : Namakan lingkaran tersebut dengan   dan jari‐jarinya dengan  . Karena 
pusatnya di titik  3,1  maka   mempunyai persamaan  3 1 . 
Karena lingkaran  menyinggung garis 3 4 2 0 maka   sama dengan jarak 
titik  3,1  ke garis tersebut. Jadi 
3. 3 4.1 2 15
3. 
3 4 3

Jadi persamaan lingkaran   adalah  3 1 9. 


  Berikutnya akan dicari persamaan garis yang menyinggung lingkaran di suatu 
titik. Diberikan lingkaran   dengan persamaan  . Titik 
,  berada pada lingkaran   dan garis   menyinggung lingkaran   di titik  , 
lihat Gambar 3.3 
 
 
 
 
 
 
  ,

 
 
 
 
 
 
Gambar 3.3 
 

17 
 
Vektor   adalah vektor yang tegak lurus dengan 
. Vektor   tersebut dapat diambil sebagai vektor arah garis  . 
Karena itu garis   mempunyai persamaan 

sehingga diperoleh  


 
 

Jadi persamaan garis singgung lingkaran   di titik  ,  
adalah  . 
Soal latihan  
1. Tentukan persamaan lingkaran yang salah satu diameternya mempunyai titik‐
titik ujung  5,2  dan  2,10 . 
2. Tentukan persamaan lingkaran yang menyinggung garis 2 5 1 0 di 
titik  2,1  dan mempunyai jari‐jari 3. 
3. Tentukan persamaan da garis yang sejajar garis 3 5 4 dan 
menyinggung lingkaran  2 25. 
4. Tentukan persamaan dua garis yang tegak lurus garis  2 1 dan 
menyinggung lingkaran  4 2 0. 
5. Tentukan persamaan lingkaran yang melalui titik‐titik  2,3 ,  1,4  dan  5,2 . 
 
3.2 Parabola 
Parabola didefinisikan sebagai tempat kedudukan semua titik‐titik yang 
jaraknya ke suatu titik tertentu sama dengan jaraknya ke suatu garis tertentu. 
Selanjutnya titik tertentu tersebut dinamakan titik fokus dan sering dinotasikan 
dengan   dan garis tertentu tersebut dinamakan garis arah/direktris, dinotasikan 
dengan  . Garis yang melalui titik fokus dan tegak lurus garis arah disebut sumbu 

18 
 
simetri parabola. Titik potong antara parabola dengan sumbu simetri dinamakan 
puncak parabola (vertex). Jelas bahwa jarak titik puncak parabola ke titik fokus sama 
dengan jarak titik puncak ke garis arah. Selanjutnya jarak titik puncak ke fokus 
dilambangkan dengan  . Latus rectum suatu parabola adalah suatu ruas garis yang 
kedua titik ujungnya berada pada parabola, melalui titik fokus parabola dan sejajar 
dengan garis arah. Mudah dipahami bahwa latus rectum tersebut mempunyai 
panjang 4 . 
Selanjutnya akan dicari persamaan parabola yang titik puncaknya berada di 
titik  0,0  dan fokus di titik  , 0  dengan  0. Jelas bahwa parabola tersebut 
mempunyai garis arah dengan persaman  . Perhatikan Gambar 3.4 

     
Gambar 3.4 
 
Untuk mencari persamaan parabola tersebut, diambil sebarang titik  ,  pada 
parabola. Jelas bahwa jarak titik   ke garis   sama dengan  . Karena itu 
menurut definisi parabola diperoleh  


Dengan mengkuadratkan kedua ruas diperoleh 
 
2 2  
4 . 
Jadi parabola dengan titik puncak  0,0 , titik fokus  , 0  dengan  0 dan 
persamaan garis arah  , mempunyai persamaan  

19 
 
4                                                            (3.3) 
  Dengan cara sama diperoleh parabola dengan puncak di titik  0,0 , titik 
fokus di  , 0  dengan  0 dan persamaan garis arah   mempunyai 
persamaan  
4                                                 (3.4) 
Lihat Gambar 3.5 berikut 

       
Gambar 3.5 
 
Parabola dengan puncak di  0,0 , titik fokus di  0,  dengan  0 dan 
persamaan garis arah   mempunyai persamaan  
4           (3.5) 
Perhatikan Gambar 3.6 

 
Gambar 3.6 

20 
 
Selanjutnya parabola dengan puncak di titik  0,0 , titik fokus  0,  
dengan  0 dan persamaan garis arah   mempunyai persamaan  
4           (3.6) 
Perhatikan Gambar 3.7 berikut 

       
Gambar 3.7 
  Selanjutnya akan dicari persamaan parabola dengan puncak di titik  , , 
sumbu simetri parabola sejajar sumbu   dan parabola berada di sebelah kanan garis 
arahnya, lihat Gambar 3.8 

     
Gambar 3.8 (Sumber :www.wyzant.com) 

21 
 
Jelas bahwa titik fokus parabola tersebut adalah ,  dan garis arahnya 
mempunyai persamaan  . Untuk mencari persamaan parabola dimaksud 
dibuat salib sumbu tegak   dngan pusat koordinat titik  . Jika sebarang  titik 
pada bidang, terhadap salib sumbu   mempunyai koordinat  ,  dan terhadap 
sumbu koordinat   mempunyai koordinat  ,  maka diperoleh hubungan 
 dan  . Berdasarkan persamaan (3.3), terhadap sumbu koordinat 
 parabola dengan puncak   tersebut mempunyai persamaan  4 . 
Selanjutnya, dengan mensubstitusikan   dan   k persamaan 
tersebut, diperoleh persamaan parabola  
4         (3.7) 
  Dengan cara sama, parabola dengan titik puncak  ,  , titik fokus 
,  dan persamaan garis arah   mempunyai persamaan  
4         (3.8) 
Selanjutnya parabola dengan titik puncak  , , titik fokus  ,  dan garis 
arah   mempunyai persamaan  
4         (3.9) 
Terakhir,  parabola  dengan  titik  puncak  , ,  titik  fokus  ,   dan  garis 
arah   mempunyai persamaan 
4         (3.10) 
Contoh 3.2 
Tentukan persamaan parabola yang mempunyai titik puncak  3, 2  dan garis arah dengan 
persamaan  3. 
Solusi : Berdasarkan yang diketahui, parabola berada di atas garis arahnya seperti tampak 
pada Gambar  3.9 berikut 

22 
 
       
Gambar 3.9 (Sumber : mathforgenius.blogspot.com) 
 
Karena titik puncaknya di  3, 2  maka berdasarkan persamaan (3.9) , parabola tersebut 
mempunyai persamaan 
3 4 2 . 
Karena titik puncaknya di  3, 2  dan persamaan garis arahnya  3, maka 
didapat  3 2 sehingga  1. Jadi persamaan parabola yang dicari adalah 
3 4 2 . 
Contoh 3.3 
Diketahui parabola dengan persamaan  4 3 1 0, tentukan titik puncak, 
titik fokusdan persamaan garis arah parabola tersebut. 
Solusi : Terlebih dahulu persamaan parabola tersebut diubah ke bentuk standart 
sebagai berikut. 
4 3 1 0 
3 4 1 
9 5
3 4  
4 4
3 5
4  
2 16

23 
 
Jadi, titik puncak parabola adalah  ,  dan  1. Karena itu, berdasarkan 

persamaan (3.8) diperoleh titik fokus  1 , ,  dan persamaan garis 

arah  1 . 

  3.3 Ellips 
  Ellips didefinisikan sebagai tempat kedudukan semua titik‐titik sehingga 
jumlah jaraknya terhadap dua titik tertentu selalu konstan. Selanjutnya kedua titik 
tertentu tersebut dinamakan dengan fokus dan ditulis dengan   dan  . Jarak antara 
 dan   ditulis dengan 2  dan jumlah jarak sebarang titik pada ellips terhadap   
dan   ditulis dengan 2 . 
  Jelas bahwa ellips simetri terhadap garis yang melalui   dan  , garis tersebut 
dinamakan dengan sumbu transversal. Selain itu, ellips juga simetri terhadap garis 
yang tegak lurus sumbu transversal dan membagi ruas garis    sama panjang. 
Garis tersebut dinamakan dengan sumbu konjugat. Perpotongan antara sumbu 
transversal dan sumbu konjugat dinamakan pusat ellips. 
  Ellips memotong sumbu transversal di dua titik namakan   dan   yang 
disebut puncak mayor. Ellips memotong sumbu konjugat di dua titik,namakan   dan 
 yang disebut dengan puncak minor. Lihat Gambar 3.10 
  Sumbu 
  konjugat

 
 
 
     

 
 
  Sumbu 
  transversal 

 
Gambar 3.10 

24 
 
  Selanjutnya, panjang ruas garis   ditulis dengan | |. Diperoleh 
| | | | | | | | 
| | | | | | 
| | | | | | 2  
Jadi, panjang sumbu mayor sama dengan 2 . Jika panjang sumbu minor dinamakan 
dengan 2  maka diperoleh hubungan  . Perbandingan antara   dengan   
disebut eksentrisitas dan ditulis dengan  , jadi  .  

  Ruas garis yang melalui fokus, tegak lurus dengan sumbu mayor dan kedua 
titik ujungnya berada pada ellips disebut latus rectum. Jika   adalah salah satu ujung 
latus rectum yang melalui  , dan | |  maka | | 2 , sehingga 
| | | | | | 2 4  
4 4 4  
 

Jadi panjang latus rectum adalah  . 

  Diketahui ellips dengan pusat di titik  0,0 , puncak mayor di  , 0  dan 


, 0 , puncak minor di  0,  dan  0,    serta fokus di  , 0  dan 
, 0 . Sebagai ilustrasi lihat Gambar 3.11. Selanjutnya akan dicari persamaan 
ellips tersebut. 

       
   
Gambar 3.11 

25 
 
Diambil sebarang titik  ,  pada ellips, menurut definisi ellips diperoleh 

2 | | | |  

2 . 
Dengan mengkuadratkan kedua ruas diperoleh  

2 4 2 4 . 

sehingga  . Selanjutnya kedua ruas dikuadratkan lagi 
sehingga diperoleh 
2 2  
 
 

1. 

Jadi ellips dengan pusat di titik  0,0  dan sumbu transversal adalah sumbu   


mempunyai persamaan  

1          (3.11) 

Dengan cara sama, diperoleh bahwa ellips dengan pusat di titik  0,0  , puncak 


mayor di  0,  dan 0, , puncak minor di  , 0  dan  , 0  dan fokus 
di  0,  dan  0,  mempunyai persamaan  

1          `(3.12) 

Gambar 3.12 

26 
 
  Selanjutnya akan dicari persamaan ellips dengan pusat di titik  ,  dan 
sumbu transversal sejajar sumbu  . Mudah dipahami bahwa ellips tersebut 
mempunyai koordinat puncak mayor  ,  dan  , , koordinat 
puncak minor  ,  dan  ,  serta fokus di  ,  dan 
, . 
  Untuk mendapatkan persamaan ellips tersebut, dibuat salib sumbu tegak 
 dengan pusat koordinat  , . Untuk sebarang titik di bidang, jika di sumbu 
koordinat   mempunyai koordinat  ,  dan di sumbu koordinat   
mempunayi koordinat  , , maka diperoleh hubungan  
  dan   
Menurut persamaan (3.11), terhadap sumbu koordinat   ellips dengan pusat 
,  tersebut mempunyai persamaan 

1. 

Apabila disubstitusikan   dan  , diperoleh persamaan ellips 

1      (3.13) 

  Dengan cara sama, ellips dengan pusat di  , , koordinat puncak mayor di 
,  dan  , , koordinat puncak minor di  ,  dan 
,  serta fokus di  ,  dan  ,  mempunyai persamaan 

1      (3.14) 

Contoh 3.4 
Diketahui ellips dengan persamaan 3 4 12 24 12 0. Tentukan 
koordinat titik pusat, titik puncak dan titik fokus. 
Solusi : Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, persamaan ellips di atas di ubah 
dulu sebagai berikut: 
3 4 12 24 12 0 
3 4 4 4 6 9 12 12 36 
3 2 4 3 36 
2 3

12 9

27 
 
Berdasarkan persamaan (3.13), ellips tersebut mempunyai pusat di  2, 3 ,  12 
dan  9. Karena   maka  3. Jadi, ellips tersebut mempunyai titik 
puncak mayor di  2 2√3, 3  dan  2 2√3, 3 , titik puncak minor 

! 2,3 3 2,0  dan  2, 3 3 2, 6  serta titik fokus  2

√3, 3  dan  2 √3, 3 . 


Contoh 3.5 
Tentukan persamaan ellips yang mempunyai fokus di titik  2,1  dan  4,1  serta 

mempunyai eksentrisitas  . 

Solusi : Karena titik fokus tersebut adalah  2,1  dan  4,1  maka sumbu mayor ellips 


adalah garis  1, 2 4 2 6 sehingga  3 dan titik pusat ellips adalah 

,1 1,1 . Karena  , maka   sehingga  2 6 dan 

36 9 27. Jadi ellips tersebut mempunyai pesamaan  
1 1
1. 
36 27
Soal latihan 
1. Tentukan persamaan ellips yang mempunyai pusat di titik  0,0 , salah satu 
puncak di titik  6,0  dan salah satu foku di titik 2,0 . 
2. Tentukan persamaan ellips yang mempunyai pusat di titik  1, 2 , salah satu 

puncak di  1, 2  dan eksentrisitas  . 

3. Tentukan persamaan ellips yang mempunyai puncak mayor di titik  7, 2  dan 
5, 2  dan melalui titik  3,2 . 
4. Tentukan titik pusat, puncak dan fokus ellips dengan persamaaa 
3 2 6 16 11 0. 
 
3.4 Hiperbola  
  Hiperbola didefinisikan sebagai tempat kedudukan semua titik‐titik yang 
selisih jaraknya terhadap dua titik tertentu selalu konstan. Selanjutnya kedua titik 
tertentu tersebut dinamakan dengan titik fokus (focus) dan ditulis dengan   dan  . 
Jarak antara   dan  dinamakan dengan 2  dan selisih jarak sebarang titik pada 

28 
 
hiperbola terhadap   dan   dinamakan 2 . Garis yang melalui  dan   disebut 
sumbu transversal (transverse axis) dan sumbu transversal tersebut memotong 
hiperbola di dua titik   dan   yang disebut titik puncak (vertex). Ruas garis   
disebut sumbu mayor (major axis) . Diperoleh 
| | | | | | | | 2 . 
Jadi, panjang sumbu mayor sama dengan 2 . Garis yang tegak lurus sumbu 
transversal dan membagi ruas garis   menjadi dua sama panjang disebut sumbu 
konjugat (conjugate axis). Perpotongan antara sumbu konjugat dan sumbu 
transversal disebut pusat hiperbola. Titik   dan   adalah titik‐titik pada sumbu 

konjugat sehingga | | | | √  dengan   titik pusat hiperbola . 

Selanjutnya dinamakan  √ . Ruas garis   disebut dengan sumbu minor 


(minor axis). Perbandingan jarak antara   dan   disebut eksentrisitas dan ditulis 
dengan  , jadi  . Selanjutnya, dibuat persegi panjang yang sisi‐sinya sejajar 

dengan sumbu‐sumbu hiperbola dan persegi panjang tersebut simetris terhadap 
kedua sumbu hiperbola. Kedua diagonal persegi panjang tersebut diperpanjang 
sehingga menjadi garis , kedua garis tersebut berpotongan di pusat hiperbola dan 
tidak pernah memotong hiperbola . Kedua garis itu dinamakan dengan asimptot 
hiperbola,perhatikan Gambar 3.13 berikut 
 

     
Gambar 3.13 (Sumber :sites.csn.edu) 

29 
 
  Sama seperti pada ellips, ruas garis yang melalui fokus hiperbola, tegak lurus 
dengan sumbu mayor dan kedua titik ujungnya terletak pada hiperbola dinamakan 
dengan latus rectum.  Jika   adalah salah satu ujung latus rectum yang melalui  , 
dan | |  maka | | 2 , sehingga 
| | | | | | 2 4  
4 4 4  
 

Jadi panjang latus rectum adalah  . 

  Selanjutnya akan dicari persamaan hiperbola dengan pusat  0,0 , puncak di 


, 0  dan  , 0 , titik‐titik ujung sumbu minor di  0,  dan  0, serta 
fokus di  , 0  dan  , 0 . Jelas bahwa hiperbola tersebut mempunyai asymtot 

dengan persamaan   dan  . Perhatikan ilustrasi pada Gambar 3.14 

berikut. 

     
Gambar 3.14 
 
Diambil sebarang titik  ,  pada hiperbola, menurut definisi hiperbola, diperoleh 
| | | | 2  atau | | | | 2 . Untuk kasus | | | | 2  
diperoleh 

2  

2  
sehingga 

2 2 4 4  

30 
 

Dengan mengkuadratkan kedua ruas diperoleh  
2 2  
 
 

Dengan cara sama akan diperoleh hasil serupa untuk kasus | | | | 2 . 
Jadi, ellips dengan pusat di  0,0  tersebut mempunyai persamaan 

1          (3.15) 

  Selanjutnya dengan cara sama, hiperbola dengan pusat di titik  0,0 , puncak 


di  0,  dan  0, , ‐titik ujung sumbu minor di  , 0  dan  , 0  dan 
fokus di  0,  dan  0,  mempunyai persamaan  

1          (3.16)   

Hiperbola dengan persamaan (3.16) di atas mempunyai asymtot dengan persamaan 
 dan  . Perhatikan Gambar 3.15 berikut: 

       
 
Gambar 3.15 

31 
 
  Selanjutnya akan dicari persamaan hiperbola dengan pusat di titik  ,  
dan sumbu transversal sejajar sumbu  . Mudah dipahami bahwa hiperbola tersebut 
mempunyai koordinat puncak  ,  dan  , , koordinat titik‐titik 
ujung sumbu minor  ,  dan  ,  serta fokus di  ,  dan 
, .  
  Untuk mendapatkan persamaan hiperbola tersebut, dibuat salib sumbu tegak 
 dengan pusat koordinat  , . Untuk sebarang titik di bidang, jika di sumbu 
koordinat   mempunyai koordinat  ,  dan di sumbu koordinat   
mempunayi koordinat  , , maka diperoleh hubungan  
  dan   
Menurut persamaan (3.15), terhadap sumbu koordinat  hiperbola dengan pusat 
,  tersebut mempunyai persamaan 

1. 

Apabila disubstitusikan   dan  , diperoleh persamaan hiperbola 

1      (3.17) 

Hiperbola dengan persamaan (3.17) di atas mempunyai asymtot dengan persamaan 

 dan  . 

  Dengan cara sama, hiperbola dengan pusat di  , , koordinat puncak di 
,  dan  , , koordinat titik‐titik ujung sumbu minor di 
,  dan  ,  serta fokus di  ,  dan  ,  
mempunyai persamaan 

1      (3.18) 

Hiperbola dengan persamaan (3.18) di atas mempunyai asymtot dengan persamaan 
 dan  . 

Contoh 3.5 
Tentukan persamaan hiperbola yang mempunyai puncak di titik  1,3  dan  7,3  

dan melalui titik  1, . 

32 
 
Solusi : Karena puncak hiperbola di titik  1,3  dan  7,3  maka sumbu transversal 
hiperbola adalah garis  3,  2 1 7 6 sehingga  3, dan titik pusat 

hiperbola adalah  ,3 4,3 .  Karena itu hiperbola mempunyai persamaan 

4 3
1. 
9
Perhatikan gambar berikut: 

     
Gambar 3.16 (Sumber : www.nabla.hr) 
 

Karena hiperbola melalui titik  1,  maka  

1 4 3 25 64 64
1 1 4. 
9 9 9 16
Jadi persamaan hiperbola tersebut adalah  
4 3
1. 
9 4
Contoh 3.6 
Diberikan hiperbola dengan persamaan 9 16 18 64 199 . Tentukan 
titik pusat, puncak, fokus dan persamaan asymtot hiperbola tersebut. 
Solusi : Persamaan hiperbola di atas di ubah sebagai berikut 
9 16 18 64 199 
9 2 1 16 4 4 199 9 64 144 
9 1 16 2 144 

33 
 
1 2
1. 
16 9
Berdasarkan persamaan (3.17) diperoleh pusat hiperbola  1, 2  ,  16 dan 
9 sehingga  25. Jadi hiperbola mempunyai puncak di 
3, 2 dan  5, 2 , titik fokus di  4, 2  dan  6, 2 . Selanjutnya 
diperoleh asymtot hiperbola dengan persamaan 

2 1  dan  2 1 . 

Soal latihan : 
1. Tentukan persamaan hiperbola yang mempunyai pusat di  0,0 , salah satu 
puncak di  2,0  dan salah satu fokus di titik  4,0 .  
2. Tentukan persamaan hiperbola yang salah satu titik puncaknya  0,6  dan 
salah satu asymtotnya mempunyai persamaan 2 3 0. 
3. Tentukan persamaan hiperbola yang mempunyai pusat  5,1 , salah satu 

puncak di titik  5, 5  dan eksentrisitas  . 

4. Tentukan titik pusat, titik puncak, titik ujung sumbu minor, fokus dan 
persamaan asymtot hiperbola yang mempunyai persamaan  
9 16 18 64 89 0. 
 
 
 
 
 
 

34 
 
Modul Pembelajaran Minggu ke 6 dan 7 
 
Materi 
Sistem koordinat kutub 
Deskripsi singkat 
Selain sistem koordinat kartesius, terdapat beberapa sistem koordinat yang 
juga digunakan, diantaranya adalah sistem koordinat kutub. Di dalam modul 
ini dibahas tentang sistem koordinat kutub, dimulai dengan pengertian sistem 
koordinat kutub dan cara menentukan koordinat suatu titik di sistem 
koordinat kutub. Hubungan antara sistem koordinat kutub dengan sistem 
koordinat kartesius juga diberikan. Selanjutnya dibahas tentang cara 
menggambar grafik di sistem koordinat kutub. 
Tujuan dan manfaat  
Modul ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa 
tentang koordinat kutub dan cara menggunakannya, termasuk cara 
menggambar grafik di sistem koordinat kutub. Dengan pemahaman tentang 
sistem koordinat kutub, mahasiswa dapat melihat posisi suatu bangun 
geometri tidak hanya melalui koordinat kartesius tetapi juga melalui koordinat 
kutub. 
Capaian pembelajaran 
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan: 
1. Dapat menentukan koordinat suatu titik di sistem koordinat kutub. 
2. Dapat menjelaskan hubungan antara sistem koordinat kutub dengan 
sistem koordinat kartesius. 
3. Dapat menggambar grafik di sistem koordinat kutub seperti spiral, 
kardioida, limacon dan mawar. 
 
 
 
BAB IV
SISTEM KOORDINAT KUTUB
4.1 Cara Menentukan Koordinat Suatu Titik pada Koordinat Kutub
Sistem koordinat kutub terdiri dari suatu titik tertentu dan sebuah sinar
garis horisontal dari dengan arah ke kanan. Titik tersebut dinamakan dengan
kutub (pole) dan sinar garis tersebut dinamakan dengan sumbu kutub (polar axis).
Lihat Gambar 4.1

Gambar 4.1

Pada sistem koordinat kutub, sebarang titik pada bidang dinyatakan dengan
pasangan dengan menyatakan jarak berarah (directed distance) titik ke
dan adalah sudut dari sumbu kutub ke sinar garis . Yang dimaksud jarak berarah
di sini adalah jarak antara dua titik yang tandanya bisa positif atau negatif. Berbeda
dengan sistem koordinat kartesius, di dalam sistem koordinat kutub letak suatu titik
dapat dinyatakan dalam tak berhingga banyak koordinat.

Diberikan sebarang titik pada bidang yang berjarak ke kutub dan


membentuk sudut dengan sumbu kutub, lihat Gambar 4.2.

Gambar 4.2 (Sumber : xpmath.com)

35
Titik di atas, dinyatakan dengan koordinat . Selain itu, titik tersebut dapat
dinyatakan dengan koordinat dengan bilangan asli. Titik juga dapat
dinyatakan dengan jarak bertanda negatif. Hal ini diperoleh apabila sudut diambil
dari sumbu kutub ke sinar garis dengan bayangan titik terhadap . Dalam
hal ini koordinat titik dapat dinyatakan dengan dengan , lihat
Gambar 4.3

Gambar 4.3

Titik juga dapat dinyatakan dengan pengukuran dilakukan dengan arah


searah arah jarum jam. Dalam hal ini sudutnya akan bertanda negatif, yaitu dapat
dinyatakan dengan koordinat . Titik juga dapat dinyatakan dengan
koordinat .

Representasi titik di atas dengan sering disebut dengan representasi


primer apabila dan .

Contoh 4.1

Titik berjarak satuan dari kutub dan membentuk sudut dengan sumbu kutub,
lihat Gambar 4.4.

36
Gambar 4.4

Titik tersebut dapat dinyatakan dengan koordinat atau atau


atau atau dengan bilangan asli.

4.2 Hubungan antara koordinat kutub dan koordinat kartesius

Diberikan sebarang titik berkoordinat di dalam sistem koordinat


kartesius dan mempunyai koordinat di sistem koordinat kutub. Apabila kutub
dan titik asal salib sumbu koordinat kartesius dihimpitkan, demikian pula dengan
sumbu kutub dengan sumbu positif,maka diperoleh hubungan

dengan

Lihat Gambar 4.5 berikut

Gambar 4.5 (Sumber : sparknotes.com)

37
Contoh 4.2

Di dalam koordinat kutub diberikan titik dengan koordinat . Di dalam


koordinat kartesius, titik tersebut mempunyai koordinat dengan
dan √ Jadi di koordinat kartesius titik mempunyai
koordinat √ .

Contoh 4.3

Di dalam koordinat kartesius diberikan titik dengan koordinat √ . Didalam


koordinat kutub, titik tersebut mempunyai koordinat dalam bentuk representasi

primer dengan √( √ ) dan . Jadi di


koordinat kutub titik mempunyai koordinat .

Contoh 4.4

Nyatakan persamaan ke dalam sistem koordinat kartesius.

Solusi : Persamaan dapat ditulis menjadi


sehingga diperoleh

√ √

Dengan mengkuadratkan kedua ruas diperoleh

Contoh 4.5

Nyatakan persamaan ke dalam sistem koordinat kutub.

Solusi : Dengan menggunakan hubungan antara koordinat kartesius dan koordinat


kutub diperoleh dan Karena itu diperoleh

Sehingga di dapat atau . Karena grafik hanya terdiri dari


satu titik, yaitu satu titik di kutub dan grafik memuat titik di kutub
tersebut, misalnya maka persamaan jika dinyatakan dalam
koordinat kutub cukup diwakili oleh persamaan

38
4.3 Grafik fungsi dalam sistem koordinat kutub

Grafik suatu fungsi di sistem koordinat kutub adalah tempat kedudukan


semua titik sehingga paling sedikit satu representasi titik memenuhi aturan
fungsi tersebut.

Contoh 4.6

Gambarkan grafik fungsi .

Solusi :

Titik-titik yang memenuhi persamaan adalah titik-titik yang berjarak


satuan dari kutub . Jadi himpunan titik-titik ini akan membentuk lingkaran berjari-
jari dan berpusat di . Lihat Gambar 4.6 berikut

Gambar 4.6

Salah satu metode untuk menggambar grafik suatu fungsi di dalam sistem
koordinat kutub adalah dengan mencari pasangan-pasangan secukupnya yang
memenuhi persamaan fungsi tersebut. Selanjutnya dari pasangan-pasangan
tersebut dibuat titik-titiknya pada koordinat kutub, kemudian dengan menggunakan
beberapa analisa, titik-titik tersebut dihubungkan. Cara seperti ini dinamakan dengan
plotting. Berikut ini beberapa sifat simetri yang dapat digunakan untuk membantu
dalam menggambar grafik di sistem koordinat kutub. Diberikan fungsi .

1. Jika diganti dengan persamaan tidak berubah maka


grafik simetri terhadap sumbu kutub dan sinar garis dari kutub yang
berlawanan arah dengan sumbu kutub.
2. Jika diganti dengan persamaan tidak berubah maka
grafik simetri terhadap sinar garis dan .

39
3. Jika diganti dengan persamaan tdak berubah maka
grafik simetri terhadap kutub .

Contoh 4.7

Gambarkan grafik fungsi dan .

Solusi : Tabel berikut memberikan beberapa titik yang memenuhi persamaan fungsi
di atas.

 r  2 sin  r = 2  2 sin 

0 0 2

 1 3
6


4 2 2+ 2

3 3 2+ 3
 2 4
2

2
3 3 2+ 3
3
4 2 2+ 2
5 1 3
6

 0 2

7 -1 1
6

5
4 - 2 2- 2
4
3 - 3 2- 3
3 -2 0
2

5
3 - 3 2- 3
7
4 - 2 2- 2

Selanjutnya dengan menggunakan sifat fungsi sinus untuk menghubungkan titik-titik


pada tabel di atas diperoleh grafik fungsi seperti pada Gambar 4.7 dan
grafik fungsi seperti pada Gambar 4.8

40
Gambar 4.7

Gambar 4.8

Berikut ini diberikan grafik beberapa fungsi di sistem koordinat kutub. Gambar
4.9 berikut merupakan grafik untuk fungsi , yang grafiknya sering dinamakan
dengan spiral Archimedes.

Gambar 4.9

41
Gambar 4.10 berikut grafik untuk fungsi , yang grafiknya sering
dinamakan dengan mawar daun tiga.

Gambar 4.10

Gambar 4.11 berikut grafik untuk fungsi , yang grafiknya sering


dinamakan dengan limacon.

Gambar 4.11

Selanjutnya, Gambar 4.12 berikut grafik untuk fungsi yang grafiknya


sering dinamakan dengan cardioida.

42
Gambar 4.12.

Soal latihan

1. Nyatakan persamaan berikut ke dalam sistem koordinat kutub.


a. .
b. .
2. Nyatakan persamaan berikut ke dalam sistem koordinat kartesius.
a. .
b. .
c.
3. Gambarkan grafik fungsi-fungsi berikut di sistem koordinat kutub.
a.
b.
c.
d.

43
 
Modul Pembelajaran Minggu ke 9 
 
Materi 
Persamaan dalambentuk parameter 
Deskripsi singkat 
Di dalam modul ini, dibahas pengertian persamaan dalam bentuk parameter 
dan hubungannya dengan persamaan dalam bentuk kartesian. Materi utama 
di dalam modul ini adalah cara mendapatkan persamaan‐persamaan kurva 
yang dapat dinyatakan dalam bentuk parameter. Kurva‐kurva yang dibahas 
adalah kurva yang sering digunakan di dalam pembelajaran kalkulus satu 
variabel dan kalkulus multi variabel seperti sikloida dan astroida. 
Tujuan dan manfaat 
Materi ini bertujuan untuk menjelaskan kepada mahasiswa tentang kurva‐
kurva yang persamaannya dinyatakan dalam bentuk parameter. Pemahaman 
materi ini akan mempermudah mahasiswa mempelajari materi derivatif dan 
aplikasi integral . 
Capaian pembelajaran 
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan : 
1. Dapat mengubah persamaan dalam bentuk kartesian menjadi bentuk 
parameter dan sebaliknya. 
2. Dapat membuktikan persamaan sikloida,hyposikloida dan astroida. 
 
 
 
 
 
 
 
BAB V
PERSAMAAN DALAM BENTUK PARAMETER
Seringkali relasi di misalnya dalam variabel dan , kedua variabel dan
tersebut dinyatakan dalam variabel ketiga, misalnya , sehingga diperoleh
persamaan dalam bentuk

{ (5.1)

Persamaan (5.1) disebut persamaan dalam bentuk parameter dan dinamakan


parameter.
Contoh 5.1
Lingkaran dengan pusat dan jari-jari mempunyai persamaan .
Persamaan lingkaran tersebut dapat dinyatakan ke dalam bentuk parameter. Diambil
sebarang titik pada lingkaran dan adalah sudut antara sumbu dan ruas
garis , lihat Gambar 5.1

Gambar 5.1

Dengan memanfaatkan pengertian sinus dan cosinus diperoleh dan

Karena itu persamaan mempunyai bentuk parameter

{ dengan

44
Contoh 5.2

Diberikan persamaan dalam bentuk parameter { dengan .

Berdasarkan persamaan tersebut, yaitu diperoleh dan jika disubstitusi

ke diperoleh ( ) . Untuk diperoleh . Jadi

persamaan parameter tersebut dapat ditulis menjadi dengan .

Berikut ini akan dicari persamaan dalam bentuk parameter untuk kurva yang
disebut dengan cycloid. Cycloid adalah kurva yang berupa lintasan yang dilalui suatu
titik tertentu pada suatu lingkaran yang berputar (rolls) sepanjang garis lurus tanpa
tergelincir (slip), lihat Gambar 5.2

Gambar 5.2 (Sumber : images.dictionary.com )

Untuk mendapatkan persamaan ini, diberikan lingkaran dengan jari-jari ,


pusat di dan adalah titik pada lingkaran yang bersinggungan dengan garis lurus
tempat lingkaran tersebut berputar. Garis tersebut diambil sebagai sumbu dan titik
berada pada posisi di pusat koordinat , lihat Gambar 5.3.

45
Gambar 5.3

Gambar 5.4 berikut memberikan ilustrasi posisi lingkaran setelah berputar


sejauh dengan adalah sudut antara dengan , dengan adalah proyeksi
titik ke sumbu .

Gambar 5.4

Untuk mendapatkan persamaan cycloid, pertama diasumsikan . Namakan


koordinat titik dengan . Dari titik dibuat garis tegak lurus sumbu dan

46
memotong sumbu di titik . Dari titik dibuat garis sejajar sumbu dan
memotong garis di , lihat Gambar 5.5 berikut.

Gambar 5.5

Perhatikan bahwa sudut sama dengan sehingga | | dan


| | . Karena itu diperoleh

| | | | ( )

| | | | ( )

Hasil yang sama juga diperoleh untuk kasus , dan


. Selanjutnya untuk juga memenuhi persamaan di atas. Jadi
diperoleh persamaan cycloid sebagai berikut.

{ (5.2)

Selanjutnya, kurva yang berupa lintasan suatu titik tertentu (namakan pada suatu
lingkaran dengan jari-jari yang berputar (rolls) tanpa tergelincir (slip) sepanjang

47
keliling lingkaran bagian dalam suatu lingkaran dengan jari-jari disebut
hypocycloid. Sebagai ilustrasi hypocycloid diberikan pada Gambar 5.6 dan Gambar
5.7 berikut.

Gambar 5.6

Gambar 5.7

48
Untuk mendapatkan persamaan hypocycloid tersebut, pusat lingkaran diletakkan
di pusat koordinat dan titik diletakkan pada perpotongan antara lingkaran
dan sumbu dan diambil arah perputaran lingkaran ke atas. Posisi titik
setelah lingkaran berputar sejauh dengan adalah sudut antara sumbu positif
dan garis yang menghubungkan pusat lingkaran dan pusat lingkaran
diilustrasikan pada Gambar 5.8 berikut.

Gambar 5.8

Dapat dibuktikan (sebagai latihan) bahwa hypocycloid mempunyai persamaan

{ (5.3)

49
Apabila maka hypocycloid tersebut dinamakan dengan astroid .
Berdasarkan persamaan hypocycloid di atas diperoleh

( )

( )

( )

Dengan cara sama diperoleh . Jadi astroid mempunyai persamaan

{ (5.4)

Berdasarkan persamaan (5.4) diperoleh

Ilustrasi kurva astroid diberikan pada Gambar 5.9

Gambar 5.9

50
Soal Latihan

1. Buktikan persamaan cycloid (5.2) untuk kasus dan .


2. Buktikan persamaan hypocycloid (5.3).

51
 
Modul Pembelajaran minggu ke 10 dan 11 
 
Materi 
Transformasi koordinat 
Deskripsi singkat 
Di dalam modul ini, transformasi koordinat yang dipelajari adalah translasi dan 
rotasi. Translasi dan rotasi ini akan digunakan untuk menyederhanakan 
persamaan derajat dua di bidang diantaranya ellips, hiperbola dan parabola. 
Pada modul pembelajaran ke 4 dan 5 telah dipelajari ellips, hiperbola dan 
parabola dengan posisi horisontal dan vertikal. Dengan transformasi koordinat 
ini memungkinkan untuk mempelajari ellips, hiperbola dan parabola dengan 
posisi miring. 
Tujuan dan manfaat 
Tujuan pembelajaran ini adalah untuk mempelajari ellips, hiperbola dan 
parabola dengan posisi miring dengan menggunakan transformasi koordinat. 
Dengan penguasaan materi ini, mahasiswa dapat menganalisa persamaan 
derajat dua di bidang termasuk menggambar grafiknya sehingga mahasiswa 
dapat menggunakannya untuk persoalan‐persoalan yang menggunakan 
persamaan derajat dua ini. 
Capaian pembelajaran 
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan : 
1. Dapat menjelaskan tentang translasi dan rotasi. 
2. Dapat menggunakan translasi dan rotasi untuk menyederhanakan 
persamaan derajat dua di bidang berupa ellips, hiperbola dan parabola. 
 
 
 
 
BAB VI
TRANSFORMASI KOORDINAT
Transformasi koordinat yang dibahas pada bab ini meliputi translasi dan
rotasi. Selanjutnya translasi dan rotasi tersebut digunakan untuk mempelajari
persamaan derajat dua di bidang.
6.1 Translasi
Diberikan salib sumbu kartesius di bidang. Salib sumbu kartesius
digeser (ditranslasi) sejauh sehingga titik bergeser ke titik dan hasil
pergeserannya dinamakan salib sumbu . Jelas sejajar dengan sumbu dan
sejajar dengan sumbu dan mejadi pusat koordinat sistem , lihat
Gambar 6.1.

Gambar 6.1
Diberikan sebarang titik pada bidang. Jika terhadap salib sumbu titik
mempunyai koordinat dan terhadap salib sumbu titik mempunyai
koordinat maka diperoleh hubungan

atau (6.1)

52
Contoh 6.1
Diberikan persamaan , apabila salib sumbu ditranslasi sejauh
sehingga menjadi salib sumbu , tentukan hasil transformasi
terhadap sistem koordinat .
Solusi : Dengan translasi sejauh tersebut diperoleh hubungan dan
. Apabila dan tersebut disubstitudi ke persamaan ,
diperoleh atau .
Untuk selanjutnya untuk mempermudah pembahasan, apabila diberikan
persamaan derajat dua
(6.2)
, , , , dan pada persamaan (6.2) berturut-turut disebut dengan
suku bentuk , suku bentuk , suku bentuk , suku bentuk , suku bentuk dan
konstanta. Kemudian yang dimaksud dengan persamaan (6.2) tidak memuat suku
bentuk adalah , demikian pula untuk suku-suku bentuk .
Contoh 6.2
Translasikan salib sumbu koordinat ke salib sumbu koordinat , sehingga
hasil transformasi persamaan lingkaran tehadap salib
sumbu tidak memuat suku bentuk dan .
Solusi : Perhatikan bahwa persamaan lingkaran dapat
diubah ke bentuk standart menjadi
(6.3)
Jika diambil dan maka pada sistem persamaan (6.3)
menjadi . Karena itu supaya hasil translasinya tidak memuat suku
bentuk dan pada sistem maka pusat harus ditranslasi ke
.
6.2 Rotasi
Diberikan sistem koordinat kartesius . Salib sumbu kartesius dirotasi
terhadap pusat koordinat sebesar dengan arah berlawanan arah jarum jam
sehingga diperoleh sumbu koordinat yang baru yaitu dengan . Lihat
Gambar 6.2

53
x

Gambar 6.2

Diambil sebarang titik di bidang. Titik mempunyai koordinat terhadap


sistem dan mempunyai koordinat terhadap salib sumbu
Panjang ruas garis dinamakan sudut antara dengan sumbu dinamakan ,
lihat Gambar 6.3. Dengan menggunakan pengertian sinus dan cosinus diperoleh
dan . Mudah dipahami bahwa sudut sama dengan
sehingga diperoleh

Jadi dengan rotasi tersebut diperoleh

(6.4)

54
Gambar 6.3

Contoh 6.3
Diberikan persamaan , tentukan persamaan hasil transformasi apabila salib
sumbu koordinat dirotasi terhadap sejauh menjadi sistem .

Solusi : Karena salib sumbu koordinat dirotasi terhadap sejauh maka

menurut persamaan (6.4) diperoleh

√ √

√ √
Selanjutnya apabila dan di atas disubstitusi ke persamaan , diperoleh

( )( )
√ √ √ √
sehingga diperoleh hasil transformasi

55
3.3 Penggunaan translasi dan Rotasi pada Persamaan Derajat Dua
Diberikan persamaan derajat dua
(6.5)
Namakan . Salib sumbu ditranslasi
sejauh sehingga menjadi salib sumbu . Menurut persamaan (6.1),
diperoleh hubungan dan . Jika kedua persamaan tersebut
disubstitusi ke persamaan (6.5), diperoleh
.

Jika dinamakan dengan maka diperoleh


. Apabila diinginkan persamaan hasil transformasi di atas tidak memuat
suku bentuk dan , haruslah

{ (6.6)

Supaya sistem persamaan (6.6) mempunyai penyelesaian untuk dan ,


haruslah

| |

Jadi, hasil transformasi persamaan (6.5) ke sistem akan berbentuk


(6.7)
apabila salib sumbu ditranslasi sejauh dengan memenuhi sistem
persamaan (6.6).
Selanjutnya salib sumbu dirotasi sejauh terhadap pusat sehingga
diperoleh salib sumbu . Berdasarkan persamaan (6.4) diperoleh hubungan

(6.8)

Selanjutnya apabila persamaan-persamaan pada (6.8) disubsitusi ke persamaan (6.7)


diperoleh

dengan

56
Apabila diinginkan hasil transformasi ke salib sumbu tidak memuat suku
bentuk haruslah , yaitu

sehingga dengan .

Contoh 6.4
Gunakan transformasi koordinat supaya hasil transformasi persamaan
(6.9)
ke sistem koordinat hasil transformasi menjadi bentuk yang paling sederhana.
Solusi : Untuk menyelesaikan persoalan ini, namakan , , ,
, dan dan .
Salib sumbu koordinat ditranslasi sejauh sehingga memenuhi

Diperoleh

(6.10)

Sistem persamaan (6.10) mempunyai penyelesaian untuk dan sebab

| |

dan penyelesaian (6.10) adalah . Mudah dihitung bahwa


sehingga hasil transformasi persamaan (6.9) ke sistem
adalah
(6.11)
Selanjutnya salib sumbu dirotasi sejauh terhadap sehingga
menjadi salib sumbu . Supaya hasil transformasi persamaan (6.11)
Ke sistem tidak memuat suku bentuk , harus memenuhi

57
Karena maka sudut berada di kuadran I atau III. Jika diambil di

kuadran I, diperoleh , sehingga




Berdasarkan persamaan (6.4) diperoleh


Selanjutnya jika dan di atas disubstitusi ke persamaan (6.11), diperoleh

Apabila persamaan di atas disederhanakan, diperoleh

(6.12)

Gambar 6.10 berikut memberikan ilustrasi untuk kurva persamaan (6.9). Perhatikan
bahwa grafik persamaan (6.9) berupa ellips dengan pusat di titik .
Ellips pada Gambar 6.10 tersebut terhadap salib sumbu mempunyai persamaan

terhadap salib sumbu mempunyai persamaan

dan terhadap salib sumbu mempunyai persamaan

58
Gambar 6.10

Contoh 6.5
Diberikan persamaan derajat dua
(6.13)
Gunakan transformasi koordinat sehingga terhadap sistem koordinat hasil
transformasi, persamaan (6.13) mempunyai bentuk paling sederhana.
Solusi : Namakan , , , , , .
Karena , maka dengan translasi terlebih dulu tidak akan membantu
menyelesaikan persoalan. Karena itu, akan dilakukan rotasi terlebih dulu. Salib sumbu
dirotasi sejauh terhadap pusat koordinat sehingga menjadi salib sumbu

59
. Supaya hasil transformasi persamaan (6.13) ke sistem koordinat tidak
memuat suku bentuk , harus dipenuhi

Karena maka berada di kuadran I atau III. Jika diambil dikuadran I,

diperoleh sehingga dengan menggunakan identitas trigonometri,

diperoleh

√ √ ( )

√ √ ( )

Berdasarkan persamaan (6.4) diperoleh

Apabila dan di atas disubstitusi ke persamaan (6.13) diperoleh

( ) ( )( ) ( )

( ) ( )

Persamaan di atas dapat disederhanakan sehingga diperoleh

( ) (6.14)

Selanjutnya salib sumbu ditranslasi sejauh dan menjadi salib

sumbu . Dengan persamaan (6.1) diperoleh hubungan dan

. Karena itu hasil transformasi persamaan (6.14) terhadap sistem koordinat


adalah
. (6.15)
Sebagai ilustrasi, perhatikan Gambar 6.11 berikut.

60
Gambar 6.11
Perhatikan bahwa parabola pada Gambar 6.11 terhadap salib sumbu
mempunyai persamaan

terhadap salib sumbu mempunyai persamaan

( )

dan terhadap salib sumbu mempunyai persamaan


.
Soal Latihan
Gunakan transformasi koordinat untuk mentransformasikan persamaan-persamaan
berikut sehingga terhadap salib sumbu hasil transformasi, mempunyai bentuk
persamaan paling sederhana.
1.
2. √ √
3. √

61
4.
5.

62
 
Modul Pembelajaran Minggu ke 12 
 
Materi 
Persamaan garis dan bidang di ruang 
Deskripsi singkat 
Di dalam modul pembelajaran ini, dibahas tentang persamaan bidang datar di 
ruang dengan menggunakan vektor yang tegak lurus dengan bidang yang 
dinamakan dengan vektor normal. Dibahas pula persamaan‐persamaan bidang 
yang khusus seperti yang sejajar salib sumbu dan melalui titik asal. Selanjutnya 
di berikan tentang jarak titik ke bidang yang analog dengan jarak titik ke garis.  
Terakhir, dibahas tentang persamaan garis lurus di ruang yang merupakan 
perluasan persamaan garis lurus di bidang. Persamaan garis lurus di ruang, 
selain dinyatakan dalam bentuk parameter dan bentuk standart juga 
dinyatakan sebagai irisan antara dua bidang datar. 
Tujuan dan manfaat 
Modul pembelajaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang 
persamaan bidang datar dan garis di ruang. Selain itu, juga untuk memberikan 
keahlian kepada mahasiswa untuk menentukan persamaan bidang dan garis di 
ruang dan juga untuk menganalisa bidang dan garis di ruang memalui 
persamaannya. Dengan penguasaan materi ini, mahasiswa dapat 
menyelesaikan persoalan‐persoalan tentang bidang datar dan garis lurus di 
ruang termasuk aplikasinya. 
Capaian pembelajaran 
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan: 
1. Dapat menentukan persamaan bidang di ruang. 
2. Dapat mencari jarak titik ke bidang. 
3. Dapat menentukan persamaan garis di ruang 
 
 
BAB VII
PERSAMAAN GARIS DAN BIDANG DATAR DI RUANG
7.1 Persamaan Bidang Datar di Ruang
Pada bab ini akan dibahas persamaan derajat satu di ruang, yaitu persamaan
(7.1)
dengan , ,dan tidak semuanya . Berikut ini akan dibuktikan bahwa persamaan
tersebut merupakan persamaan untuk bidang datar di ruang.
Untuk membuktikan bahwa persamaan (7.1) merupakan persamaan bidang
datar di ruang, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. Diambil suatu titik
yang memenuhi persamaan (7.1), diperoleh . Dengan
mensubstitusikan ke persamaan (7.1), diperoleh

(7.2)
Persamaan (7.2) menyatakan bahwa dot product vector-vektor tidak nol
̅ ̅ ̅ dengan ̅ ̅ ̅ bernilai . Dengan kata lain

vektor ̅ ̅ ̅ dan ̅ ̅ ̅ saling tegak lurus. Karena

itu, jika titik memenuhi persamaan (7.1) maka vektor yang dibentuk titik
dengan titik tertentu di atas selalu tegak lurus dengan vektor
̅ ̅ ̅ . Karena itu berada pada bidang datar yang melalui
dan tegak lurus ̅ ̅ ̅.

Sebaliknya diketahui vektor ̅ ̅ ̅ ̅ adalah vektor yang tegak lurus

pada bidang datar yang melalui titik . Diambil sebarang titik

pada bidang , dibentuk vektor ⃗⃗⃗⃗⃗ ̅ ̅ ̅ . Karena ̅

tegak lurus pada bidang dan ⃗⃗⃗⃗⃗ terletak pada bidang maka ̅ tegak lurus ⃗⃗⃗⃗⃗
sehingga

̅ ⃗⃗⃗⃗⃗ ( ̅ ̅ ̅) ( ̅ ̅ ̅ )

63
Vektor ̅ yang tegak lurus bidang tersebut, dinamakan normal bidang . Jadi
persamaan bidang datar yang melalui titik dan mempunyai normal
̅ ̅ ̅ ̅ adalah

(7.3)
Persamaan (7.3) dapat diubah bentuknya menjadi

atau
(7.4)
dengan .
Contoh 7.1
Tentukan persamaan bidang yang melalui titik dan mempunyai normal
̅ ̅ ̅ ̅.

Solusi : Berdasarkan persamaan (7.3) bidang mempunyai persamaan


sehingga diperoleh . Bidang memotong
sumbu di , memotong sumbu di dan memotong sumbu di
, sebagai ilustrasi lihat Gambar 7.1

Gambar 7.1

64
Contoh 7.2
Tentukan persamaan bidang yang melalui titik-titik , dan
.

Solusi : Berdasarkan yang diketahui, diperoleh vector-vektor ⃗⃗⃗⃗⃗ ̅ ̅ ̅ dan

⃗⃗⃗⃗⃗ ̅ ̅ Sebagai ilustrasi lihat Gambar 7.2

Gambar 7.2
Karena
̅ ̅ ̅
̅ ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ | | ̅ ̅ ̅

tegak lurus bidang yang melalui , dan maka ̅ dapat diambil sebagai vektor
normal bidang yang melalui , dan . Karena itu diperoleh persamaan bidang yang
melalui , dan adalah dan setelah
dilakukan penyederhanaan diperoleh .
Berikut ini beberapa keadaan khusus untuk bidang datar di ruang. Diberikan
bidang dengan persamaan .
1. Jika maka bidang tegak lurus bidang (sejajar sumbu ).
2. Jika maka bidang tegak lurus bidang (sejajar sumbu ).

65
3. Jika maka bidang tegak lurus bidang (sejajar sumbu ).
4. Jika maka bidang tegak lurus sumbu (sejajar bidang ).
5. Jika maka bidang tegak lurus sumbu (sejajar bidang ).
6. Jika maka bidang tegak lurus sumbu (sejajar bidang ).
7. Jika maka bidang melalui pusat .

7.2 Jarak Titik ke Bidang


Diberikan bidang dengan persamaan dan titik
berada di luar bidang . Pada subbab ini, akan dicari jarak titik
tersebut ke bidang . Namakan jarak tersebut dengan . Karena
merupakan persamaan bidang, maka tidak semuanya nol. Jika

diasumsikan , maka titik berada pada bidang , dan diperoleh

vektor ⃗⃗⃗⃗⃗ ( ) ̅ ̅ ̅ . Namakan normal bidang dengan ̅, jadi

̅ ̅ ̅ ̅ Selanjutnya sudut yang dibentuk oleh ⃗⃗⃗⃗⃗ dan ̅ dinamakan

dengan , perhatikan bahwa atau , tergantung arah normal

̅. Perhatikan Gambar 7.3 dan Gambar 7.4 berikut.

Gambar 7.3

66
̅

Gambar 7.4

Diperoleh |⃗⃗⃗⃗⃗ | jika atau |⃗⃗⃗⃗⃗ |

|⃗⃗⃗⃗⃗ | jika . Karena

̅ ⃗⃗⃗⃗⃗ ( ) | ̅||⃗⃗⃗⃗⃗ |

maka

( ) | |
| |
| ̅| √

Untuk kasus dan diperoleh hasil yang sama. Jadi jarak titik ke
bidang adalah
| |

Contoh 7.3
Tentukan jarak antara bidang dengan persamaan dan bidang
dengan persamaan .

67
Solusi : Bidang mempunyai vektor normal ̅ ̅ ̅ ̅ dan bidang

mempunyai vektor normal ̅ ̅ ̅ ̅ . Karena vektor ̅ dan ̅ sejajar maka

bidang dan juga sejajar. Diambil salah satu titik pada bidang , misalnya
, maka jarak antara bidang dan bidang sama dengan jarak titik
ke bidang Jadi, jarak kedua bidang tersebut adalah
| |
√ √ √
7.3. Persamaan Garis Lurus di Ruang
Diketahui garis melalui titik dan mempunyai vektor arah (vektor yang
sejajar garis ̅ ̅ ̅ ̅ . Diambil sebarang titik pada garis ,

diperoleh vektor ⃗⃗⃗⃗⃗ ̅ ̅ ̅ , lihat ilustrasi pada

Gambar 7.5.

Gambar 7.5

68
Karena ̅ vektor arah garis maka ⃗⃗⃗⃗⃗ ̅ sehingga
̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅
Dengan demikian diperoleh persamaan garis dalam bentuk parameter

{ (7.5)

Berdasarkan persamaan (7.5) diperoleh sehingga

diperoleh persamaan garis dalam bentuk standart

Garis lurus di ruang dapat pula dipandang sebagai perpotongan dua buah
bidang yang tidak sejajar. Diberikan bidang dengan persamaan
dan bidang dengan persamaan . Jika bidang
dan bidang tidak sejajar maka kedua bidang tersebut pasti berpotongan dan
perpotongannya berupa garis lurus, namakan garis tersebut dengan . Namakan
normal bidang dengan ̅ dan normal bidang dengan ̅ . Karena ̅ dan ̅
keduanya tegak lurus dengan garis , maka ̅ ̅ ̅ sejajar dengan garis
sehingga ̅ bisa diambil sebagai vektor arah garis . Lihat ilustrasi pada Gambar 7.6

Gambar 7.6

69
Jadi, garis dapat dinyatakan sebagai

dengan vektor arah ̅ ̅ ̅ .


Contoh 7.4
Tentukan persamaan bidang yang melalui titik dan memuat garis dengan

persamaan .

Solusi : Sebagai ilustrasi perhatikan Gambar 7.7 berikut

Gambar 7.7
Namakan bidang yang dicari dengan . Garis mempunyai vektor arah ̅ ̅
̅ ̅ . Jelas bahwa titik terletak pada garis . Diperoleh vektor
⃗⃗⃗⃗⃗ ̅ ̅ ̅ , sehingga ̅ ̅ ⃗⃗⃗⃗⃗ tegak lurus bidang . Karena itu

̅ ̅ ̅
̅ | | ̅ ̅ ̅

dapat diambil sebagai vektor normal bidang . Jadi persamaan bidang adalah
atau .

70
Contoh 7.5
Cari persamaan bidang yang melalui titik dan memuat garis dengan
persamaan

Solusi : Bidang dengan persamaan mempunyai vektor normal


̅ ̅ ̅ ̅ dan bidang dengan persamaan mempunyai vektor
normal ̅ ̅ ̅ ̅ . Vektor

̅ ̅ ̅
̅ ̅ ̅ | | ̅ ̅ ̅

merupakan vektor arah garis . Dapat dilihat bahwa titik terletak pada garis

. Diperoleh vektor ⃗⃗⃗⃗⃗ ̅ ̅ ̅ dan vektor

̅ ̅ ̅
̅ ̅ ⃗⃗⃗⃗⃗ | | ̅ ̅ ̅

tegak lurus bidang sehingga dapat diambil sebagai vektor normal bidang . Jadi
persamaan bidang adalah dan jika
disederhanakan menjadi .

Soal Latihan
1. Tentukan persamaan bidang yang memotong sumbu-sumbu koordinat di titik-
titik , dan .
2. Cari persamaan bidang yang melalui titik dan sejajar garis

3. Cari persamaan bidang yang melalui titik dan memuat garis

4. Cari jarak titik ke bidang yang melalui titik-titik , dan


.

5. Cari jarak titik ke garis {

71
 
Modul Pembelajaran ke 13 dan 14 
 
Materi 
Persamaan luasan derajat dua di ruang 
Deskripsi singkat 
Di dalam modul ini dibahas tentang persamaan‐persamaan derajat dua di 
ruang yang dinamakan dengan luasan derajat dua sepeti silinder, ellipsoida 
dan paraboloida. Di dalam pembelajaran ini akan dibahas cara menggambar 
luasan‐luasan derajat dua tersebut dengan terlebih dahulu diperkenalkan 
tentang trace dan section suatu luasan derajat dua. 
Tujuan dan manfaat 
Pembelajaran ini bertujuan untuk memberikan keahlian untuk menggambar 
luasan‐luasan derajat dua di ruang  dan juga menganalisanya. Dengan 
kemampuan tersebut, mahasiswa dapat memahami materi‐materi di kalkulus 
multivariabel dengan baik. 
Capaian pembelajaran 
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan mahasiswa dapat 
menggambar luasan‐luasan derajat dua di ruang dan mengaplikasikannya. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB VIII
PERSAMAAN LUASAN DERAJAT DUA
Pada bab ini dibahas mengenai persamaan derajat dua di ruang. Secara
geometri persamaan derajat dua di ruang berupa luasan dan sering dinamakan
dengan luasan derajat dua. Irisan antara luasan derajat dua dengan salah satu bidang
koordinat berupa kurva yang disebut dengan trace. Irisan antara luasan derajat dua
dengan bidang datar selain bidang koordinat berupa kurva yang dinamakan dengan
section.
Contoh 8.1
Tentukan persamaan trace untuk luasan derajat dua dengan persamaan
di bidang .
Solusi : Di bidang , nilai , karena itu dengan mensubstitusikan ke
persamaan diperoleh

yang merupakan persamaan hiperbola di bidang .


Contoh 8.2
Tentukan persamaan section untuk luasan derajat dua dengan persamaan
di bidang .
Solusi : Dengan mensubstitusikan ke persamaan diperoleh
atau yang merupakan persamaanlingkaran di bidang
dengan jari-jari dan pusat ( )
Salah satu bentuk luasan derajat dua di ruang adalah silinder, yang
didefinisikan sebagai suatu luasan yang dibangun/dibentuk oleh garis lurus-garis lurus
(selanjutnya disebut dengan elemen silinder) yang sejajar dengan suatu garis yang
diberikan dan selalu beririsan dengan suatu kurva bidang yang diberikan. Teorema
berikut dapat digunakan untuk mengidentifikasikan suatu luasan yang berupa
silinder.

72
Teorema 8.1 Jika suatu persamaan luasan derajat dua hanya memuat dua dari tiga
variabel , , dan maka luasan persamaan tersebut berupa silinder yang elemen-
elemennya sejajar dengan
1. sumbu jika persamaannya hanya memuat variabel dan .
2. sumbu jika persamaannya hanya memuat variabel dan .
3. sumbu jika persamaannya hanya memuat variabel dan .
Contoh 8.3
Sketsalah luasan persamaan di ruang
Solusi : Berdasarkan Teorema 8.1, persamaan di ruang berupa silinder dengan
elemen-elemennya sejajar sumbu . Untuk membuat sketsa luasan pertama
kali dibuat trace dari di bidang . Selanjutnya dibuat section dari
pada suatu bidang datar yang sejajar bidang . Setelah itu dibuat garis-garis yang
sejajar sumbu dan menghubungakn trace dan section yang telah dibuat, perhatikan
Gambar 8.1 berikut.

Gambar 8.1
Contoh 8.4
Sketsalah luasan dengan persamaan di ruang
Solusi : Menurut Teorema 8.1, luasan persamaan berupa silinder dengan
elemen-elemennya sejajar sumbu . Untuk membuat sketsa luasannya, pertama kali

73
dibuat trace dari pada bidang , lalu digambar section dari
pada suatu bidang yang sejajar dengan bidang , dan selanjutnya
dibuat garis-garis yang sejajar dengan sumbu dan menghubungakn trace dan
section yang telah dibuat di atas, lihat Gambar 8.2 berikut

Gambar 8.2

Berikutnya, dibicarakan luasan derajat dua yang berbentuk bola. Bola


didefinisikan sebagai tempat kedudukan semua titik-titik di ruang yang mempunyai
jarak sama terhadap suatu titik tertentu. Titik tertentu tersebut dinamakan dengan
pusat bola dan jarak sebarang titik pada bola ke pusat dinamakan dengan jari-jari.
Diberikan bola dengan pusat ( ) dan jari-jari . Untuk mendapatkan persamaan
bola tersebut, diambil sebarang titik ( ) pada bola dan dibentuk vektor
⃗⃗⃗⃗⃗ ( )̅ ( ) ̅ ( ) ̅ Karena jari-jari bola tersebut adalah , maka
⃗⃗⃗⃗⃗ sehingga diperoleh

√( ) ( ) ( )
Jadi persamaan bola tersebut adalah
( ) ( ) ( )
Seperti halnya garis singgung pada suatu lingkaran, pada bola juga dapat dicari
bidang singgung yang menyinggung bola di suatu titik pada bola. Analog dengan garis

74
singgung pada lingkaran, bidang singgung pada bola juga tegak lurus terhadap garis
yang menghubungkan pusat bola dan garis singgung. Diberikan bola dengan
persamaan ( ) ( ) ( ) dan titik ( ) pada bola.

Karena bola berpusat di ( ) maka ⃗⃗⃗⃗⃗ tegak lurus bidang singgung di karena

itu ⃗⃗⃗⃗⃗ ( )̅ ( ) ̅ ( ) ̅ dapat diambil sebagai normal bidang


singgung di . Karena itu diperoleh persamaan bidang singgung bola ( )
( ) ( ) di titik ( ) pada bola adalah
( )( ) ( )( ) ( )( )
( )( ) ( )( ) ( )( )
( ) ( ) ( )
( )( ) ( )( )( )( )

Luasan derajat dua di ruang yang mempunyai persamaan

dengan disebut ellipsoida dengan pusat di ( ). Untuk membuat

sketsa luasan ellipsoida di atas, pertamakali dibuat trace dari . Trace

pada bidang diperoleh apabila sehingga diperoleh persamaan trace

yang berupa ellips pada bidang . Dengan cara sama, dibuat trace

pada bidang dan sehingga diperoleh persamaan trace berturut-turut

dan . Selanjutnya dibuat section dari ellipsoida tersebut,

misalnya di bidang dengan | | , maka diperoleh persamaan section

atau

Karena | | maka sehingga persamaan merupakan

Sebagai ilustrasi diberikan gambar ellipsoida pada Gambar 8.3 dan 8.4 berikut.

75
Gambar 8.3 (Sumber : en.wikipedia.org)

Gambar 8.4 (Sumber : furthermathematicst.blogspot.com )

Luasan derajat dua di ruang yang mempunyai persamaan ,

atau dengan dinamakan paraboloida elliptis dengan

pusat di ( ). Untuk menggambar paraboloida elliptis, misalnya untuk

persamaan , pertama kali dibuat trace dari paraboloida elliptis tersebut.

Jelas bahwa trace di bidang hanyalah titik ( ), trace di bidang berupa


parabola dengan persamaan dan trace di bidang berupa parabola
dengan persamaan . Selanjutnya jika dibuat section dengan bidang

diperoleh persamaan atau yang berupa ellips

pada bidang . Gambar 8.5 mengilustrasikan luasan persamaan .

76
Gambar 8.5 (Sumber :www.anthena-theory.com)
Selanjutnya Gambar 8.6 berikut memberikan ilustrasi untuk luasan derajat dua

Gambar 8.6 (Sumber : engr.mun.ca)

Luasan derajat dua di ruang yang mempunyai persamaan ,

atau , dengan dinamakan paraboloida

hiperbolis. Sebagai ilustrasi cara menggambar paraboloida hiperbolis, diberikan

luasan derajat dua dengan persamaan selanjutnya akan dibuat trace dan

section paraboloida hiperbolis tersebut. Jika parabola hiperbolis diiris

77
dengan bidang diperoleh persamaan trace yang berupa parabola

pada bidang . Trace parabola hiperbolis di bidang berupa

parabola dengan persamaan . Jika , diperoleh

( )( )

sehingga atau yang merupakan persamaan garis di bidang .

Selanjutnya akan dicari beberapa persamaan section untuk paraboloida

hiperbolis tersebut. Section parabola hiperbolis di bidang

mempunyai persamaan atau yang berupa

hiperbola dengan fokus terletak di sumbu . . Section parabola hiperbolis

di bidang dan berturut-turut adalah dan

. Sebagai ilustrasi, perhatikan Gambar 8.7 berikut

Gambar 8.7(Sumber : furthermathematicst.blogspot.com)

Luasan derajat dua di ruang dengan persamaan ,

atau dengan , dinamakan hiperboloida satu

lembar. Selanjutnya dijelaskan cara menggambar hiperboloida satu lembar. Untuk

itu,diberikan hiperboloida satu lembar dengan persamaan dan

78
dicari trace dan section hiperbola tersebut. Trace hiperboloida di

bidang berupa ellips dengan persamaan , trace di bidang

berupa hiperbola dengan persamaan dan trace di bidang berupa

hiperbola dengan persamaan . Selanjutnya, jika dibuat section di bidang

, diperoleh persamaan yang berupa ellips di bidang .

Gambar hiperboloida satu lembar diilustrasikan pada Gambar 8.8

berikut.

Gambar 8.8 (Sumber : quizlet.com)

Berikutnya, dengan cara sama gambar untuk hiperboloida satu lembar

dan diilustrasikan pada Gambar 8.9 dan 8.10.

79
Gambar 8.9

Gambar 8.10

Luasan derajat dua di ruang dengan persamaan ,

atau dengan dinamakan hiperboloida

dua lembar. Selanjutnya dijelaskan cara menggambar hiperboloida dua lembar

tersebut. Diberikan luasan derajat dua . Luasan tersebut tidak

punya trace di bidang karena tidak ada titik yang memenuhi persamaan

. Trace luasan di bidang dan berturut-

80
turut berupa hiperbola dengan persamaan dan .

Selanjutnya jika dibuat section di bidang diperoleh persamaan

yang berupa ellips di bidang . Ilustrasi luasan derajat dua

diberikan pada Gambar 8.11 berikut.

Gambar 8.11 (Sumber : planetmath.org)

Gambar 8.12 berikut memberikan ilustrasi luasan derajat dua

Gambar 8.12 (Sumber : engr.mun.ca)

81
Luasan derajat dua di ruang dengan persaaan , atau

dengan dinamakan dengan kerucut. Untuk menggambar

kerucut di atas, misalnya untuk persamaan , akan dicari trace dan

section luasan tersebut. Jelas bahwa trace di bidang berupa satu titik ( )

karena untuk diperoleh yang hanya dipenuhi oleh ( ). Trace di

bidang berupa pasangan garis karena untuk diperoleh persamaan

( )( )

Sehingga diperoleh garis dengan persamaan atau . Selanjutnya, jika

dibuat section di bidang diperoleh persamaan yang berupa ellips

di bidang . Gambar luasan diilustrasikan pada Gambar 8.13.

Gambar 8.13 (Sumber : planetmath.org)

Latihan :

Gambarkan luasan derajat dua dengan persamaan-persamaan berikut :

1.

2.

82
3.

4.
( )
5.

83
 
Modul Pembelajaran minggu ke 15 
 
Materi 
Sistem koordinat silinder dan bola 
Deskripsi singkat 
Di dalam modul‐modul sebelumnya, telah digunakan sistem koordinat 
kartesius dan sistem koordinat kutub. Pada modul ini akan dibicarakan 
tentang sisem koordinat silinder dan sistem koordinat bola. Sistem koordinat 
silinder dan bola ini hanya di gunakan untuk koordinat ruang, tidak untuk 
bidang. Hubungan antara sistem koordinat silinder dan bola dengan sistem 
koordinat kartesius juga dibahas. 
Tujuan dan manfaat 
Tujuan pembelajaran ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang 
sistem koordinat silinder dan bola serta hubungannya dengan sistem 
koordinat kartesius. Dengan pemahaman sistem kodinat ini mahasiswa dapat 
menyelesaikan persoalan‐persoalan yang menggunakan sistem koordinat 
seperti persoalan integral double dan triple dan juga aplikasinya seperti 
masalah navigasi. 
Capaian pembelajaran 
Setelah memelajari materi ini mahasiswa diharapkan  
1. Dapat menjelaskan sistem koordinat silinder dan bola. 
2. Dapat menjelaskan hubungan sistem koordinat kartesius dengan sistem 
koordinat silinder dan bola. 
BAB IX
SISTEM KOORDINAT SILINDER DAN BOLA
Pada Bab I-VIII, digunakan sistem koordinat kartesius dan sistem koordinat
kutub. Disamping sistem-sistem koordina tersebut, masih ada beberapa sistem
koordinat yang lain diantaranya adalah sistem koordinat silinder dan sistem koordinat
bola.
9.1 Sistem Koordinat Silinder
Di dalam sistem koordinat silinder, posisi suatu titik di ruang dinyatakan
dengan pasangan terurut dengan adalah koordinat kutub titik
dengan adalah proyeksi titik ke bidang dan menyatakan jarak titik ke .
Perhatikan gambar 9.1 berikut.

Gambar 9.1 (Sumber : mathinsight.org)


Dengan menggunakan pengertian-pengertian di trigonometri dan Teorema
Phitagoras, dapat diketahui hubungan antara sistem koordinat kartesius dan sistem
koordinat silinder. Jika sebarang titik di ruang mempunyai koordinat di
sistem koordinat silinder dan mempunyai koordinat di sistem koordinat
kartesius, maka diperoleh hubungan
, , dan asalkan

Contoh 9.1
Di dalam sistem koordinat silinder, titik mempunyai koordinat , tentukan

koordinat titik di dalam sistem koordinat kartesius.

84
Solusi : Di dalam sistem koordinat kartesius, titik mempunyai koordinat
dengan √ , dan . Jadi, di dalam sistem

koordinat kartesius, titik mempunyai koordinat √ .


Contoh 9.2
Di dalam sistem koordinat kartesius, titik mempunyai koordinat . Tentukan
koordinat titik di dalam sistem koordinat silinder.
Solusi : Di dalam sistem koordinat silinder, titik mempunyai koordinat

dengan √ √ , dan . Jadi di dalam

sistem koordinat silinder,koordinat titik adalah √ .

Contoh 9.3
Di dalam sistem koordinat silinder, luasan dengan persamaan memuat semua
titik di ruang yang mempunayi koordinat untuk semua sudut dan untuk
semua bilangan real . Jadi luasan tersebut berbentuk silinder seperti tampak pada
Gambar 9.2 berikut

Gambar 9.2
Contoh 9.4
Ubahlah persamaan di dalam sistem koordinat kartesius menjadi
persamaan di dalam sistem koordinat silinder.
Solusi : Dengan melakukan substitusi , ke dalam persamaan
diperoleh persamaan di dalam sistem koordinat silinder

85
9.2 Sistem Koordinat Bola.
Di dalam sistem koordinat bola, setiap titik di ruang dinyatakan dengan
pasangan terurut dengan adalah sudut seperti yang digunakan pada
sistem koordinat silinder, sudut diukur dari sumbu positif sehingga
dan adalah jarak dari titik ke pusat koordinat . Perhatikan Gambar 9.3
berikut

Gambar 9.3(Sumber : mathinsight.org)


Jika adalah proyeksi titik ke bidang , proyeksi titik ke sumbu
maka diperoleh |̅̅̅̅| sehingga |̅̅̅̅| |̅̅̅̅|
Dengan cara sama, diperoleh |̅̅̅̅| ddan |̅̅̅̅|
. Lihat Gambar 9.4.

Gambar 9.4 (Sumber : msemac.redwoods.edu)

86
Dengan menggunakan uraian di atas, diperoleh hubungan antara sistem
koordinat kartesius dan sistem koordinat bola. Jika suatu titik di dalam sistem
koordinat kartesius mempunyai koordinat dan di dalam sistem koordinat
bola mempunyai koordinat maka
,
dan

√ , ,

Contoh 9.5
Di dalam sistem koordinat bola, titik mempunyai koordinat , tentukan

koordinat titik di dalam sistem koordinat kartesius.


Solusi : Jika di dalam sistem koordinat kartesius, koordinat adalah maka

diperoleh , √ dan √ .

Jadi koordinat titik di dalam sistemkoordinat kartesius adalah √ √ ).

Contoh 9.6
Di dalam sistem koordinat kartesius, titik mempunyai koordinat √ ,
nyatakan posisi titik ke dalam sistem koordinat bola.
Solusi : Jika di dalam sistem koordinat bola , posisi titik adalah maka

√ ( √ )

Jadi di dalam sistem koordinat bola koordinat titik adalah ( )

Contoh 9.7
Ubahlah persamaan di dalam sistem koordinat kartesius menjadi
persamaan di dalam sistem koordiant bola.
Solusi : Dengan mensubstitusikan dan
ke dalam persamaan diperoleh

87
sehingga atau . Persamaan hanya terdiri dari satu
titik, yaitu titik di pusat koordinat dan jika diambil maka

sehingga . Karena itu grafik juga memuat grafik

. Jadi persamaan jika dinyatakan ke dalam sistem koordinat bola


menjadi

Soal-soal latihan
1. Ubahlah koordinat titik-titik di sistem koordinat silinder berikut ke sistem
koordinat kartesius.
a.

b.
2. Ubahlah koordinat titik-titik di sistem koordinat kartesius tersebut ke sistem
koordinat silinder.
a.
b.
3. Tuliskan persamaan-persamaan berikut ke dalam sistem koordinat silinder
a.
b.
4. Tuliskan persamaan-persamaan berikut ke sisitem koordinat bola
a.
b.

88
DAFTAR PUSTAKA

G. L Bradley and K.J Smith, 1995, Calculus, Prentice-Hall. Inc.


C.C. Carico and I. Drooyan, 1980, Analytic Geometry, John Wiley and Son.
C. Wexler, 1962, Analytic Geometry : A vector approach, Addison-Wesley Publishing
Company. Inc.,

89
LAMPIRAN TES SUMATIF 

1. Ujian Tengah Semester 2010/2011 
2. Ujian Akhir Semester 2010/2011 
3. Ujian Tengah Semester 2011/2012 
4. Ujian Akhir Semester 2011/2012 

 
UJIAN TENGAH SEMESTER II 2010/2011 FMIPA UGM
MATA UJIAN : GEOMETRI ANALITIK A (MAT-A)
HARI, TANGGAL : RABU, 6 APRIL 2011
WAKTU : 120 MENIT
SIFAT : BUKU TERTUTUP
DOSEN : ATOK ZULIJANTO
1. Suatu parabola mempunyai garis arah x = 5 , dan titik fokusnya terletak pada
⎧ x = 3+t
garis ⎨ . Jika jarak fokus ke garis arah sama dengan 6, tentukan
⎩ y = 10 + 2t
persamaan parabola tersebut. (ada 2 parabola).
2. Garis y = 1 dan garis x = −2 berturut-turut merupakan sumbu transversal dan
sumbu konjugat suatu ellips. Ellips tersebut melalui titik (1,1 − 2 3 ) dan
16
mempunyai latus rectum dengan panjang 3
. Tentukan persamaan ellipsnya.
3. Suatu hiperbola mempunyai asymtot dengan persamaan 2 x − 3 y − 1 = 0 dan
2 x + 3 y − 7 = 0 . Salah satu koordinat titik fokusnya (2,1 + 12 13 ) . Cari
persamaan hiperbola tersebut.
4. Tentukan titik potong kedua kurva di dalam system koordinat kutub berikut,
dan gambarkan kurvanya.
a. r = 1 − 2 sin θ dan r = 1 + 2 sin θ
b. r = 2 sin 2θ dan θ = π 4
5. Lingkaran L1 mempunyai jari-jari a , dengan pusat di O(0,0) . Lingkaran L2
mempunyai jari-jari b , dengan b < a , diletakkan sehingga pusatnya berada
pada sumbu X positif dan menyinggung lingkaran L1 di titik P (Gambar 1) .
Lingkaran L2 diputar sekeliling lingkaran L1 , sehingga titik P membentuk
suatu lintasan . Buktikan bahwa lintasan titik P mempunyai persamaan
⎧ a −b
⎪ x = ( a − b ) cos θ + b cos θ
b
⎨ a−b
⎪ y = (a − b) sin θ − b sin θ
⎩ b
dengan θ posisi sudut seperti pada gambar 2.
UJIAN AKHIR SEMESTER II 2010/2011 FMIPA UGM
Mata Ujian : Geometri Analitik A (Mat A)
Hari, tanggal : Rabu, 15 Juni 2011
Waktu : 120 menit
Sifat : Buku Tertutup
Dosen : Atok Zulijanto

1. Sebuah kurva berupa himpunan semua titik yang jumlah jaraknya terhadap titik
A(2,1) dan B (−3,−1) selalu sama dengan 7.
a. Tentukan persamaan kurva tersebut
b. Deskripsikan kurva tersebut (nama kurva, pusat dan fokus).

2. Gunakan transformasi koordinat sehingga persamaan

4 xy + 3 y 2 − 8 x − 8 y + 20 = 0
menjadi bentuk standart paling sederhana, kemudian gambarkan grafiknya.

⎧x + 2 y − 2z + 4 = 0
3. Tentukan persamaan bidang yang melalui garis ⎨ dan tegak lurus
⎩ 3x − y + z + 5 = 0
⎧ x− y+z =5
garis ⎨
⎩− x + 2 y − z = 1
4. Gambarkan luasan-luasan berikut dengan benar dan baik
a). z = sin 2 y, 0 ≤ y ≤ 32 π

b). − 36 x 2 + 9 y 2 − 4 z 2 − 18 y = 27
5. Garis g tegak lurus bidang 2 x − y + z = 11 dan melalui titik (1, 2, 3) . Hitung jarak

titik P (−1, 2, 4) ke garis g .

@@@@@Selamat Bekerja@@@@@
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2011/2012 FMIPA UGM

Mata ujian : Geometri Analitik A


Hari, tanggal : Kamis, 26 April 2012
Waktu : 120 menit
Sifat : Buku tertutup
Dosen : Atok Zulijanto

1. Tentukan persamaan garis yang melalui titik fokus parabola


2 8 17 0 dan membentuk sudut dengan garis
2 1 0 (ada dua garis).

2. Tentukan persamaan lingkaran yang melalui titik potong lingkaran


3 2 11 0 dan 4 5 0
serta pusatnya terletak pada garis .

3. Tentukan persamaan semua ellips yang mempunyai eksentrisitas ,


salah satu titik fokus 2, 1 dan jarak titik fokus tersebut ke
puncak mayor terdekat adalah 1.

4. Tentukan persamaan hiperbola yang melalui titik 1, 8 dan


mempunyai asymtot 2 3 7 0 dan 2 3 1 0.

5. Gunakan translasi dan rotasi sehingga persamaan


7 12 2 22 11 0
menjadi bentuk standart paling sederhana, kemudian gambarkan
grafiknya.

@@@@@Selamat Bekerja@@@@@
UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2011/2012 FMIPA UGM

Mata ujian : Geometri Analitik A (Kelas B)


Hari, tanggal : Kamis, 5 Juli 2012
Waktu : 120 menit
Sifat : Buku tertutup
Dosen : Atok Zulijanto

1. Carilah persamaan salah satu garis yang melalui titik potong garis
2 5 0 dan 2 3 0 serta membentuk sudut
dengan garis 2 3.

2. Tentukan persamaan hiperbola yang mempunyai asymtot √3


2 2√3 2 0 dan √3 2 2√3 2 0 dan jarak antara
kedua titik fokusnya 4√7 (Ada dua hiperbola)

3. Gunakan translasi dan rotasi sehingga persamaan


6 5 6 22 19 18 0
menjadi bentuk standart paling sederhana, kemudian gambarkan
grafiknya.

4. Bidang melalui tiga titik 1, 0, 1 , 0, 1, 2 dan 2, 1, 1 .


Tentukan persamaan bidang yang tegak lurus bidang dan
2 3
memuat garis 1
1 2

5. Gambarkan luasan derajat dua berikut


a. 16 4 16 0
b.

@@@@@Selamat Bekerja@@@@@
Jawaban soal ujian tengah semester 2011/2012 No 2. 
 
Soal : Tentukan persamaan lingkaran yang melalui titik potong lingkaran  
  3 2 11 0 dan  4 5 0 serta pusatnya 
terletak pada garis  . 
 
Solusi : 
Persamaan lingkaran yang dicari adalah  
3 2 11 4 5 0                  (1) 
dengan   dan   suatu konstanta yang akan dicari, dengan  , 0. 
Persamaan (1) ekuivalen dengan 
3 2 4 11 5 0 
3 2 4 11 5

Lingkaran yang dicari tersebut mempunyai pusat  – , . Karena pusat 
lingkaran tersebut terletak pada garis  , diperoleh 
3 2 4
 
2 2
Sehingga di dapat  3 2 4 . 
Jika hubungan   disubstitusi ke (1) diperoleh persamaan lingkaran yang dicari 
adalah 
3 2 11 4 5 0 
2 2 2 2 16 0 
8 0. 
Jadi, persamaan lingkaran yang dicari adalah  
8 0. 
 

Anda mungkin juga menyukai