PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geometri adalah sebuah pembahasan yang membahas mengenai panjang, luas,
dan volume, dengan ungsur-ungsur dari ilmu matematika formal. Dalam makalah
ini kami menjelaskan secara singkat tentang Disen Pengumbinan Kordinat titik.
Untuk menemukan pola-pola pengubinan dan meningkatkan kreatifitas serta
daya tarik siswa terhadap keindahan pola serta dapat mengembangkan daya hayal
dan daya tanggap siswa terhadap komposisi bangunan-bangunan geometri.
Pada materi ini Pengubinan adalah penyusunan daerah-daerah segi banyak
yang sisinya berimpit sehingga membentuk bidang secara komplit (sempurna =
tidak ada bagian yang tidak tertutup).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pengumbinan?
2. Apakah saja macam-macam koordinat titik?
C. Tujuan Penulisan
1. Unuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengumbinan.
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam kordina titik.
1
BAB 11
PEMBAHASAN
2
poligon yang setiap jenisnya kongruen, panjang sisi semua poligon sama, urutan
siklis jenis poligon yang bersekutu di setiap titik persekutuan.1
Perhatikan gambar dibawah ini merupakan gambar dari pengubinan semi
beraturan:
1
Sufyani prabawanto, Bahan Belajar Mandiri 4 http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/PENDIDIKAN_MATEMATIKA_II/PND.MAT_II-BBM_PEMBANGUNAN_DATAR. 08/09/2019 pukul 06.47
wta.
3
Gambar di atas adalah segilima beraturan yang dibagi menjadi lima buah
segitiga kongruen. Setiap segitiga itu mempunyai jumlah ukuran sudut 180º,
akibatnya, lima buah segitiga mempunyai jumlah ukuran sudut 5 x 180º = 900º.
Ukuran sudut ini menunjukkan gabungan antara jumlah ukuran segilima beraturan
dan besar sudut pusatnya (sudut yang ada di tengah-tengah segilima). Karena ukuran
sudut pusat itu adalah 360º, jumlah ukuran segilima beraturan itu adalah 900º – 360º
= 540º. Dengan demikian, besar setiap sudut dalam segilima beraturan adalah 540º :
5 = 108º.
Segienam beraturan.
Gambar di atas adalah segienam beraturan yang dibagi menjadi enam buah
segitiga kongruen. Setiap segitiga itu mempunyai jumlah ukuran sudut 180º,
akibatnya, enam buah segitiga mempunyai jumlah ukuran sudut 6 x 180º = 1080º.
Ukuran sudut ini menunjukkan gabungan antara jumlah ukuran segienam beraturan
dan besar sudut pusatnya (sudut yang ada di tengah-tengah segienam). Karena ukuran
sudut pusat itu adalah 360, jumlah ukuran segienam beraturan itu adalah 1080º – 360º
= 720º. Dengan demikian, besar setiap sudut dalam segienam beraturan adalah 720º :
6º = 120º. 2
Dari hasil nomor 1 sampai dengan nomor 4 di atas, kita dapan memperoleh pola
untuk mencari besar setiap sudut segi banyak beraturan. Pola itu adalah sebagai
berikut:
2
Roebyanto, Goenawan. GEOMETRI, Pengukuran dan Statistik, ( Malang: Gunung Samudra, 2014), H. 26-27
4
B. Koordinat Titik
Korespendensi satu-satu dapat terjadi antara himpunan bilangan real dengan titik-titik
pada suatu garis. Bilangan real yang bersesuaian dengan suatu titik disebut koordinat titik itu.
Masing-masing bilangan-bilangan -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3 adalah koordinat suatu titik pada
gambar 2.22
A B C D E F G H
-3 -2 -1 0 1 2 3 4
Pada Gambar 2.22 titik yang memiliki koordinat 0 disebut titik pangkal dari sistem koordinat.
Ruas garis dari -3 ke -2 dan dari -2 ke -1, bersifat kongruen. Masing-masing ruas garis ini
dapat digunakan sebagai satuan pengukuran.
Pada gambar 2.23 ditunjukkan bahwa A dan B adalah titik-titik yang berkoordinat a
dan b, di mana a ≤ b.
A B
a b
setiap ruas garis dikaitkan dengan sebuah bilangan real yang disebut panjang atau ukuran dari
ruas garis itu. Jika a ≤ b, maka ukuran ruas garis AB dinyatakan dengan.
u (AB) = b – a
Oleh karena ruas garis AB dan BA kongruen, maka ukuran ruas garis didefinisikan sebagai
berikut.
Jika A dan B adalah titik-titik pada garis bilangan dengan koordinat a dan b dengan a
≤ b, maka ukuran ruas garis AB dinyatakan sebagai berikut.
u (AB) = u (BA) = b – a
oleh karna a ≤ b, maka ukuran ruas garis AB selalu noon negatif. Jika A = B, maka u
(AB) = a – b = b – b = 0. Sebaliknya, jika u (AB) = 0, maka A = B.
Setiap titip P pada bidang diberi notasi menggunakan pasangan bilangan atau
“koordinat” yang ditentukan oleh dua garis yang saling lurus (ditunjukkan pada Gambar
2.24).3
3
Marini. Anita, Gomtri dan Pengukuran,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2013), H. 31-34
5
B (0,b)
P (a, b)
A (a, 0)
Titik-titik pada sebuah bidang yang membentuk himpunan titik dan memenuhi suatu
kriteria tertentu dinamakan kedudukan titik (locus of points). Kedudukan titik dapat
dinyatakan sebagai suatu fungsi. Misalnya titik-titik pada lingkaran berjari-jari 1 cm
dinyatakan sebagai x2 + 𝑦2 = 1 secara geometris, hanya titik-titik berjarak 1 cm daro titik
pusat lingkaran tersebut yang memenuhi kedudukan titik yang dinyatakan oleh persamaan
x2+ y =1.
6
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pengubinan adalah penyusunan daerah-daerah segi banyak yang sisinya
berimpit sehingga membentuk bidang secara komplit (sempurna = tidak ada bagian
yang tidak tertutup). Kita dapat membentuk ubin dengan segitiga-segitiga. Setiap
segiempat juga akan membentuk ubin pada bidang. Pengubinan yang dibentuk oleh
segi banyak beraturan disebut pengubinan beraturan.
Korespendensi satu-satu dapat terjadi antara himpunan bilangan real dengan
titik-titik pada suatu garis. Bilangan real yang bersesuaian dengan suatu titik disebut
koordinat titik itu.
7
DAFTAR PUSTAKA