Anda di halaman 1dari 24

BAB 2.

DASAR PADA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

PENDAHULUAN
Beberapa faktor telah mempercepat pengembangan praktik Pelayanan Primer
Kesehatan Jiwa di Amerika Serikat dan juga negara lain. Salah satu alasan paling
mendasar Mungkin alasan paling mendasar berkaitan dengan fakta bahwa model
Pelayanan Primer Kesehatan Jiwa lebih tentang praktik dan lebih sedikit tentang
teori. Namun, ada faktor-faktor lain yang mendorong ekspansi program Pelayanan
Primer Kesehatan Jiwa.
Pertama adalah evolusi Pelayanan Kesehatan Primer, yang berubah dari
dokter-sentris ke perawatan berbasis tim, sejalan dengan program Patient-Centered
Medical Home (PCMH). Faktor lain yang berkontribusi adalah adanya layanan
Kesehatan Jiwa pada Pusat Kesehatan Masyarakat. Faktor terakhir yang
mempengaruhi adalah semakin meningkatnya jumlah orang yang dapat mengakses
layanan kesehatan karena adanya reformasi layanan kesehatan.
Dalam bab ini, akan dibahas perkembangan Pelayanan Kesehatan Primer
secara lebih rinci mengenai misi, fungsi, serta peran fundamental dalam Sistem
Pelayanan Kesehatan.

MISI PERAWATAN PRIMER


Di seluruh penjuru Amerika Serikat, masyarakat dari berbagai usia, golongan,
dan status sosioekonomi mendatangi Pelayanan Kesehatan Primer, karena itu
merupakan pintu masuk pasien kepada Sistem Layanan Kesehatan maupun untuk
layanan kesehatan di masa depan. Definisi Pelayanan Kesehatan Primer adalah
penyediaan layanan kesehatan yang terintegrasi dan dapat diakses oleh dokter yang
bertanggung jawab untuk menangani sebagian besar kebutuhan perawatan kesehatan
pribadi, mengembangkan kemitraan berkelanjutan dengan pasien, dan berlatih dalam
konteks keluarga dan masyarakat (Institute of Medicine, 1996). Terdapat penekanan
pada integrasi, aksesibilitas, dan perawatan berkelanjutan dan pentingnya
berhubungan dengan keluarga dan masyarakat. Pelayanan Primer Kesehatan Jiwa
dibangun dengan fungsi yang sama.
Pelayanan Kesehatan Primer membantu pasien mencegah masalah kesehatan
(prevensi), mengatasi masalah kesehatan akut, dan mengelola kondisi kesehatan
kronis, melalui perawatan langsung dan koordinasi perawatan khusus. Hal ini juga
membantu pasien mengakses layanan sosial dan mengadvokasi kebutuhan kesehatan
pasien. Pelayanan Kesehatan Primer didapatkan melalui praktik mandiri, klinik, unit
perawatan jangka panjang, layanan perawatan di rumah, dan unit kesehatan sekolah.
Menurut Barbara Starfield dkk, Pelayanan Kesehatan Primer memagang
peranan penting untuk membentuk Sistem Layanan Kesehatan yang berfungsi dengan
baik. Negara dengan Sistem Layanan Kesehatan yang kuat memiliki populasi yang
sehat. Manfaat Pelayanan Kesehatan Primer yang kuat antara lain adalah tingkat
kesehatan masayarakat yang lebih baik, distribusi pelayanan kesehatan yang lebih
adil, dan pengeluaran pelayanan kesehatan yang lebih rendah. Sayangnya, Amerika
Serikat selama beberapa dekade gagal mengenali pentingnya Pelayanan Kesehatan
Primer, dan justru merancang sistem yang mendukung perawatan spesialistik. Ini
merupakan hal utama yang turut memberikan kontribusi kepada membengkaknya
anggaran kesehatan dan peringkat buruk terhadap berbagai masalah kesehatan.
Oleh karena itu, fokus Pelayanan Kesehatan Jiwa Primer adalah penguatan
pada Pelayanan Kesehatan Primer, sehingga dapat berjalan sesuai tujuan awal.
Pelayanan Primer Kesehatan Jiwa adalah tentang merangkul misi Pelayanan
Kesehatan Primer serta membantu Pelayanan Kesehatan Primer untuk bekerja lebih
baik sehingga dapat memenuhi misinya dan merealisasikan potensinya.

POIN BARU DALAM PELAYANAN KESEHATAN PRIMER


Perlu adanya komunikasi yang baik untuk menjalankan program Kesehatan
Jiwa dalam Pelayanan Kesehatan Primer. Komunikasi diperlukan untuk mengenalkan
program Pelayanan Primer Kesehatan Jiwa dan menyesuaikan dengan program yang
sudah ada dalam Pelayanan Kesehatan Primer.
• Konsep Medical Home
Pada tahun 2007, terbentuklah Prinsip Patient Centered Medical Home
(PCMH). Saat ini, terdapat 5 komponen tentang Patient Centered Medical Home:
1. Perawatan komperehensif
Memenuhi sebagian besar kebutuhan perawatan fisik dan perawatan lanjutan,
termasuk pencegahan, masalah kesehatan akut, dan perawatan kronis. Ini
dilakukan dengan membangun tim penyedia pelayanan yang beragam.
2. Berpusat pada pasien
Menganggap pasien sebagai mitra dengan mengormati budaya, nilai, dan
preferensi yang dianut.
3. Perawatan terkoordinasi
Semua penyedia layanan harus terkoordinasi sesuai bidangnya.
4. Pelayanan yang mudah diakses
Pasien memerlukan waktu yang lebih sedikit untuk segera mendapatkan
pelayanan. Harus tersedia kontak yang dapat dihubungi sewaktu-waktu.
5. Kualitas dan Keamanan
Perlu peningkatan kualitas yang berkelanjutan sesuai dengan evidence-based
serta strategi kesehatan komunitas.
Pada tahun 2011, terbentuklah standar untuk Patient Centered Medical Home
yaitu: (1) akses ke pelayanan kesehatan yang berpusat pada pasien (2) perawatan
berbasis tim (3) manajemen kesehatan masyarakat (4) manajemen perawatan dan
dukungan (5) pelacakan dan koordinasi perawatan (misalnya, untuk rujukan) dan (6)
mengukur dan meningkatkan kinerja. Diperlukan berbagai hal untuk menyiapkan hal
tersebut seperti rekam medis elektronik, proses registrasi yang canggih, alat untuk
manajemen kesehatan masayarakat, dan teknologi lainnya untuk membantunya
berkembang dan sesuai standar.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa PCMH dapat meningkatkan kualitas,
menurunkan biaya, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan kepuasan pasien (Reid
et al., 2010; Rosenthal, 2008). Menurut Freeman (2011), penyedia layanan kesehatan
jiwa biasanya tidak dianggap sebagai anggota tim PCMH. Kebijakan PCMH jarang
membahas kesehatan jiwa, selain yang ditulis oleh para profesional kesehatan jiwa
itu sendiri. Hal tersebut membuat The American Psychological Association (2009)
untuk meminta adanya perubahan program. Revisi pada tahun 2014 pada standar
PCMH memang mempromosikan perawatan yang ditingkatkan untuk masalah
kesehatan jiwa, tetapi sayangnya mereka masih tidak memerlukan penyedia layanan
kesehatan jiwa yang diintegrasikan ke dalam tim.
Kelalaian ini sangat disayangkan, mengingat bahwa sebagian besar tujuan
PCMH melibatkan komponen perilaku. Beberapa orang mungkin berpikir bahwa
beberapa tujuan PCMH akan jauh lebih mudah dipenuhi jika setiap tim PCMH
memiliki dukungan kesehatan jiwa yang kuat. Data dari analisis Blue Cross / Blue
Shield tentang hasil perawatan dalam PCMH dengan mengadakan layanan kesehatan
jiwa di Cherokee Health Systems, di Tennessee, menunjukkan hal itu (Freeman,
2011). Dibandingkan dengan pasien di Pelayanan Kesehtana primer lain di wilayah
yang sama, pasien di Cherokee lebih sedikit menggunakan ruang gawat darurat,
spesialis medis, dan perawatan rumah sakit secara signifikan; dan biaya keseluruhan
pasien Cherokee secara signifikan jauh lebih rendah. Cherokee adalah pengadopsi
awal model Pelayanan Primer Kesehatan Jiwa, dan satu-satunya perbedaan antara
Cherokee dan sistem Pelayanan Kesehatan Primer lainnya adalah adanya Pelayanan
Kesehatan Jiwa pada tim PCMH Cherokee (Freeman, 2011). Tim PCMH yang
menambahkan Pelayanan Kesehatan Jiwa harus berada di jalur yang tepat untuk
memenuhi pendekatan PCMH yang ideal.

• Triple Aim
Pada 2008, Berwick, Nolan, dan Whittington mendeskripsikan Triple Aim,
yang mengacu pada tiga kunci untuk meningkatkan sistem perawatan kesehatan
Amerika Serikat. Mereka mencatat bahwa meskipun menghabiskan jauh lebih banyak
daripada negara lain pada perawatan kesehatan, Amerika Serikat tertinggal jauh di
belakang negara-negara lain dalam hasil. Sebagai contoh yaitu masalah sistem,
mereka membahas gagal jantung kongestif, alasan paling umum untuk masuknya
pasien Medicare ke rumah sakit. Hampir 40% pasien dengan gagal jantung kongestif
diterima kembali dalam waktu 90 hari, meskipun proyek demonstrasi yang dirancang
dengan baik telah menunjukkan selama beberapa tahun bahwa manajemen pasien
yang tepat dapat mengurangi tingkat penerimaan kembali lebih dari 80%. Jadi, bukan
karena kurangnya pengetahuan atau teknologi, tetapi lebih karena berbagai defisit dan
ketidakefisienan dalam sistem saat ini. Dengan demikian, tujuan Triple Aim adalah
supaya sistem kesehatan mampu (1) meningkatkan pelayanan pasien, termasuk
kualitas dan kepuasan, (2) meningkatkan kesehatan masyarakat, dan (3) mengurangi
biaya per kapita untuk kesehatan. Berwick dkk (2008) menyarankan strategi untuk
mencapai Triple Aim, dan sebagian besar upaya reformasi kesehatan telah sejalan
dengan strategi yang disarankan. Perhatikan bahwa elemen kunci dari strategi Triple
Aim adalah mendesain ulang Pelayanan Kesehatan Primer agar konsisten dengan
tujuan PCMH.

• Undang-undang Pelayanan Terjangkau (Affordable Care Act)


Pada tanggal 23 Maret 2010, Presiden Obama menandatangani Undang-
Undang Perlindungan Pasien dan Perawatan Terjangkau, yang biasa disebut
Affordable Care Act (ACA), atau secara sehari-hari disebut "Obamacare." Untuk
tujuan buku ini, kami akan menyoroti beberapa aspek utama dari undang-undang baru
yang relevan dengan Pelayanan Primer Kesehatan Jiwa.
Pertama, ACA bertujuan untuk memastikan bahwa semua orang Amerika
memiliki akses ke opsi asuransi kesehatan yang terjangkau, termasuk jutaan orang
yang sebelumnya tidak diasuransikan. Kedua, undang-undang tersebut menekankan
pentingnya Pelayanan Kesehatan Primer dan upaya untuk memperkuatnya dalam
berbagai cara, termasuk memberi insentif kepada mahasiswa kedokteran untuk
bekerja di Pelayanan Kesehatan Primer, khususnya di bidang yang secara medis
kurang terlayani. Ketiga, undang-undang ini bertujuan untuk menjauhkan layanan
kesehatan dari model pemberian perawatan secara episodik dan berbayar ke arah
pencegahan dan koordinasi. Undang-undang tersebut menyatakan pengakses layanan
membayar asuransi tahunan, menciptakan dana 15 miliar dolar untuk pencegahan dan
kesehatan masyarakat, dan mendorong Penyedia Layanan Kesehatan Primer untuk
bergabung bersama dalam "Organisasi Perawatan yang Bertanggung Jawab
(Accountable Care Organization)" untuk meningkatkan koordinasi pelayanan.
Semua inisiatif ini kemungkinan akan menghasilkan perubahan besar dalam
bagaimana Pelayanan Kesehatan Primer diatur, disediakan, dan dibayar pada tahun-
tahun mendatang. Untuk Pelayanan Kesehatan Jiwa, ada dua konsekuensi signifikan.
Pertama, banyak klinik Pelayanan Kesehatan Primer yang mendapatkan pasien baru,
dan banyak dari pasien baru ini tidak diketahui riwayat kesehatan sebelumnya. Ini
akan membuat sistem Pelayanan Kesehatan Primer lebih stress. Diperkirakan bahwa
negara akan membutuhkan sekitar 52.000 Penyedia Layanan Kesehatan Primer
tambahan pada tahun 2025 untuk memenuhi permintaan baru yang akan memakan
waktu (Petterson et al., 2012). Kedua, akan ada kompetisi yang lebih besar untuk
mendapat pasien di antara organisasi layanan kesehatan, karena jenis yang baru
diasuransikan melalui pilihan perawatan. Ini sangat mungkin mempengaruhi pusat
kesehatan masyarakat, yang sebelumnya merupakan satu-satunya pilihan yang layak
untuk pasien yang tidak diasuransikan.
Tujuan dari Pelayanan Primer Kesehatan Jiwa adalah untuk membantu
Penyedia Layanan Kesehatan Primer menjadi lebih efisien dan efektif. Dengan
adanya persaingan pasien, banyak klinik yang harus berkembang untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Untuk banyak klinik, terutama pusat kesehatan masyarakat,
ini berarti membangun tim terbaik yang dapat memenuhi kebutuhan medis, sosial,
dan kejiwaan pasien, dan ini berarti potensi besar untuk Pelayanan Kesehatan Jiwa.
Jika tidak ada yang lain, penekanan bahwa ACA memakai Pelayanan Kesehatan
Primer berarti pasar kerja untuk Pelayanan Kesehatan Jiwa harus kuat dan peluang
berlimpah untuk melakukan pekerjaan yang bermakna. Dengan demikian, kami
mendorong BHC untuk merangkul tantangan dari lingkungan perawatan baru. Seperti
kata pepatah, "Dalam kekacauan ada juga kesempatan."

• Oragnisasi Pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan (Accountable Care


Organization)
Elliott Fisher memperkenalkan istilah Organisasi Perawatan yang
Bertanggung Jawab (ACO) pada tahun 2006, pada pertemuan Komisi Penasihat
Pembayaran Medicare. Itu termasuk dalam Undang-Undang Perlindungan Pasien dan
Perawatan Terjangkau dan sekarang ada ACO di setiap negara bagian. ACO memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Mereka adalah organisasi yang dipimpin oleh penyedia dengan basis
Pelayanan Kesehatan Primer yang kuat dan secara kolektif bertanggung jawab
atas kualitas dan total biaya per kapita di seluruh rangkaian perawatan untuk
populasi pasien.
2. Tautan pembayaran ke peningkatan kualitas yang mengurangi biaya
keseluruhan.
3. Kinerja diukur dengan andal.
Agar ACO berhasil dalam misinya untuk menumbuhkan perawatan yang
sangat baik sekaligus menghemat uang, sponsor mereka perlu menciptakan insentif
untuk rumah sakit, dokter, fasilitas perawatan pasca-akut, dan staf ACO untuk
bekerja bersama untuk memperkuat hubungan dan koordinasi pengiriman perawatan.
Iblis pasti akan berada dalam perincian tentang ide yang sangat bagus ini, dan para
Pelayanan Kesehatan Jiwa mungkin akan berada dalam posisi untuk memainkan
peran penting.
• Organisasi Pelayanan yang Terkoordinasi (Coordinated Care Organization)
Organisasi Perawatan Terkoordinasi (CCO) adalah jaringan berbagai jenis
penyedia layanan kesehatan (seringkali medis, rehabilitasi, Medical Home, dan
kadang-kadang gigi) yang telah sepakat untuk bekerja sama untuk lebih melayani
kebutuhan kesehatan dari komunitas mereka. Jika Anda menganggap PCMH sebagai
rumah medis pasien, Anda dapat menganggap ACO atau CCO sebagai lingkungan
medis pasien. Di negara bagian Oregon, 15 CCO menyediakan layanan pencegahan
dan manajemen perawatan kronis bagi penerima Medicaid negara bagian. Tujuan
negara adalah memenuhi pengukuran kualitas utama untuk meningkatkan kesehatan
bagi klien yang dilayani sambil mengurangi pertumbuhan belanja sebesar 2 poin
persentase per anggota selama 2 tahun ke depan.

PENYEDIA DAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER


Menyediakan Layanan Kesehatan Primer yang baik tidak hanya
membutuhkan dokter yang baik tetapi juga seluruh staf yang kompeten. Berikut akan
dijelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab staf pada Pelayanan Kesehatan
Primer.
• Penyedia Pelayanan Primer
Dalam buku ini, istilah PCP termasuk dokter dan juga praktisi perawat (ARNP),
asisten dokter (PA), dokter naturopati, dan penyedia lainnya yang secara independen
mengawasi semua aspek PC pasien. Dalam definisi ini, ahli gizi, BHC, akupunktur,
dan beberapa lainnya mungkin menjadi "penyedia," dalam arti mereka memberikan
perawatan, tetapi mereka bukan PCP karena mereka tidak mengatur semua aspek
perawatan.
PCP adalah seorang generalis yang memberikan perawatan untuk setiap tanda, gejala,
atau masalah kesehatan yang tidak terdiagnosis, terlepas dari usia pasien, asal
masalah (biologis, perilaku, atau sosial), atau sistem organ yang terlibat.
PCP menyediakan titik kontak pertama untuk perawatan semacam itu dan mengambil
tanggung jawab berkelanjutan untuk itu, berkonsultasi dengan atau merujuk ke
profesional kesehatan lainnya sesuai kebutuhan. Mayoritas praktik PCP dikhususkan
untuk populasi pasien tertentu ("panel"-nya), yang mungkin tetap berada di bawah
perawatannya selama seluruh rentang hidup. PCP juga merupakan advokasi bagi
pasien dalam mengoordinasikan penggunaan seluruh sistem perawatan kesehatan
untuk memberi manfaat kepada pasien.
➢ Dokter Layanan Primer
Istilah dokter berlaku untuk dokter medicine (MD) dan osteopati (DO).
Dokter perawatan primer memiliki pelatihan dalam satu atau lebih spesialisasi PC,
termasuk kedokteran keluarga, kedokteran internal umum, geriatri, dan pediatri
umum. Beberapa dokter PC mendapatkan sertifikasi tambahan untuk praktik
kebidanan-ginekologi. Pada 2010, ada sekitar 209.000 dokter PC yang berpraktik di
Amerika Serikat. Sekitar 80.000 di antaranya dalam pengobatan keluarga, 71.000 di
pengobatan internal umum, 45.000 di pediatri, dan 3.000 di geriatri. Dokter
perawatan primer mewakili kurang dari sepertiga dari dokter praktek di Amerika
Serikat (AHRQ, 2014).
Seperti profesional lainnya, dokter PC berbeda dalam gaya praktik, minat, dan
bidang spesialisasi. Dokter PC yang lebih tua cenderung memiliki pasien yang lebih
tua, sedangkan dokter yang lebih muda cenderung menarik pasien yang lebih muda
(Robinson et al., 1995). Panel penyedia biasanya beragam tetapi dapat mencerminkan
minat dan bidang keahlian penyedia hingga taraf tertentu. Beberapa penyedia
melahirkan bayi dan memberikan perawatan untuk banyak keluarga muda; yang lain
memberikan perawatan untuk sebagian besar pasien yang lebih tua dengan beberapa
masalah medis. Beberapa penyedia menikmati merawat pasien dengan gangguan
kejiwaan; yang lain memiliki sedikit minat dalam bidang ini.
Sebagai aturan umum, dokter keluarga kedokteran PC mengelola variasi
terbesar dan jumlah pasien terbanyak, internis mengelola orang dewasa yang paling
kompleks (seringkali memiliki ukuran panel yang lebih kecil), dan dokter anak
mengelola pasien anak yang paling kompleks. Pada kenyataannya, bagaimanapun,
sebagian besar panel dokter PC adalah campuran, dan dokter keluarga mengelola
banyak pasien kompleks dari segala usia. Institut Kedokteran Akademi Nasional
(1996) merekomendasikan kompetensi berikut untuk dokter PC:
• Penilaian berkala pasien tanpa gejala
• Pemeriksaan dan deteksi dini penyakit
• Evaluasi dan manajemen penyakit akut
• Evaluasi dan manajemen (atau rujukan) dari pasien dengan masalah yang lebih
kompleks
• Manajemen pasien dengan penyakit kronis yang sedang berlangsung
• Koordinasi perawatan di antara spesialis
• Penyediaan rumah sakit akut dan layanan perawatan jangka panjang.
Ada sedikit literatur tentang bagaimana meningkatkan praktek kompetensi
dokter PC untuk strategi kejiwaan. Penelitian yang ada menunjukkan bahwa ketika
dokter PC memang menggunakan strategi kejiwaan, mereka cenderung menggunakan
intervensi terapi perilaku kognitif (CBT) untuk pengobatan pasien depresi (Robinson
et al., 1995). Juga, kemungkinan dokter PC untuk menggunakan intervensi kejiwaan
meningkat dari waktu ke waktu ketika BHC adalah bagian dari tim PC (Katon et al.,
1996). Dalam kedokteran keluarga, setiap program residensi harus memiliki "ahli
kejiwaan" di fakultas, biasanya seorang psikolog atau pekerja sosial. Namun,
pelatihan yang diberikan oleh para ahli kejiwaan ini biasanya tidak memadai dan
tidak selaras dengan klinis. Secara historis, pelatihan telah melibatkan didaktik
mengenai diagnosa dan intervensi terapi, pengamatan ahli kejiwaan dalam intervensi
terapi keluarga selama 55 menit, kunjungan ke rumah dengan ahli kejiwaan, atau
kunjungan selama 55 menit dengan pasien. Dengan kata lain, sedikit yang diajarkan
yang sebenarnya bisa diterapkan di dunia nyata dari kunjungan 15 menit di PC.
Beberapa program residensi yang inovatif mulai mengubah ini. Di Residensi
Kedokteran Keluarga Central Washington, misalnya, para ilmuwan perilaku
beroperasi sebagai BHC, dan penduduk bekerja berdampingan dengan mereka selama
rotasi dalam pengobatan psikososial. Penduduk mengamati beberapa kunjungan BHC
singkat dengan pasien dan, jika siap, memberikan bagian dari kunjungan BHC dan
kemudian seluruh kunjungan (dengan pengawasan langsung BHC). Akhirnya,
penghuni berfungsi sebagai BHC otonom, memberikan kunjungan singkat,
berorientasi fungsional dan hanya mengakses ahli kejiwaan di BHC sebagai
pembimbing ketika dibutuhkan. Warga juga berpartisipasi dalam kunjungan medis
bersama dengan BHC. Banyak program residensi lain juga berusaha meningkatkan
cara mereka mempersiapkan para dokter PC di masa depan untuk banyak masalah
perilaku yang sering dijumpai di PC. Seperti penyedia MH yang di masa lalu telah
mencoba untuk mengintegrasikan PC dengan terapi tradisional, para ahli kejiwaan
telah mulai menyadari bahwa apa yang dibutuhkan untuk PC adalah keterampilan
yang sangat berbeda dari pendekatan terapis tradisional.
➢ Nonphysician Primary Care Provider
Terdiri dari ARNP atau PA. Ada sekitar 56.000 ARNP dan 30.000 PA yang
sekarang dipraktikkan sebagai PCP (Auerbach et al., 2013). Pelatihan PA khas
melibatkan 18-24 bulan kerja lulusan, setelah gelar sarjana, sedangkan ARNP
biasanya merupakan RN yang juga memegang gelar master dalam praktik
keperawatan lanjutan. Di beberapa negara, ARNP dapat mendiagnosis, mengobati,
dan meresepkan tanpa keterlibatan dokter, yang berarti mereka berfungsi secara
mandiri sebagai PCP. Mempertimbangkan bahwa mereka juga mendapatkan gaji
yang jauh lebih rendah daripada dokter, banyak organisasi mencari untuk memenuhi
peningkatan permintaan pasien (dan mengatasi kekurangan PCP) dengan
mempekerjakan ARNP daripada dokter. Jumlah ARNP yang berlatih di PC
diperkirakan akan naik dua kali lipat pada tahun 2025 (Auerbach et al., 2013). Jumlah
PA di PC juga diperkirakan akan meningkat, meskipun persentase sebenarnya dari
PA yang bekerja di PC versus spesialisasi lainnya telah menyusut selama beberapa
dekade (Coplan, Cawley & Stoehr, 2013). Tidak seperti ARNP, PA harus diawasi
oleh dokter, yang mungkin menghasilkan pasar ARNP yang lebih kuat. Apapun, PA
dan ARNP pasti akan dipanggil untuk memimpin banyak tim medis (Cooper, 2007).
➢ Naturopathic Physicians
Pada saat penulisan buku ini, 17 negara bagian di Amerika Serikat
mengizinkan dokter naturopati (ND) untuk berlatih, tetapi ruang lingkup praktik dan
otoritas preskriptif bervariasi di setiap negara. Meskipun ND menekankan
penggunaan agen penyembuhan alami, mereka juga dilatih dalam farmakologi, dan di
beberapa negara seperti Washington, Oregon, California, dan Arizona, mereka dapat
meresepkan sebagian besar obat-obatan sintetis. ND menyelesaikan 4-5 tahun
pelatihan pascasarjana di sekolah kedokteran naturopati. Mereka mempelajari ilmu
dasar dan klinis yang sama dengan MDs tetapi juga menerima pelatihan yang cukup
dalam nutrisi, konseling / psikologi, dan pengobatan homeopati dan botani. Selain itu,
mereka menerima pelatihan kedokteran fisik yang luas dan dapat memberikan
prosedur seperti manipulasi (mirip dengan manipulasi osteopatik atau chiro-praktik).
Pelatihan mereka juga menekankan pencegahan penyakit dan kesejahteraan
(American Association of Naturopathic Physicians, 2014). Jika berlatih di negara di
mana ND dapat dilisensikan, seorang BH mungkin mendapati dirinya bekerja
bersama yang bersangkutan. Seringkali, ND adalah mitra yang mudah untuk BHC,
karena minat dan pelatihan mereka dalam perawatan alami dan holistik.
➢ Penyedia Layanan Primer Sementara
Seperti semua orang, PCP terkadang membutuhkan liburan, sakit,
melanjutkan pendidikan, cuti hamil, atau alasan lain. Ketika ini terjadi, klinik sering
mempekerjakan PCP sementara untuk menggantikannya. Biasanya, klinik memiliki
kumpulan orang-orang yang mereka hubungi untuk meminta bantuan ketika
dibutuhkan. Sebuah klinik yang membutuhkan akan melakukan kontrak dengan agen
yang memasok mereka; klinik dapat membayar agensi, yang pada gilirannya
membayar dan mengatur perjalanannya ke klinik, penginapan, dan biaya lainnya.
Karena pasien dengan kondisi kronis sering lebih suka melihat PCP yang
sama secara konsisten, PCP sementara mungkin sebagian besar berakhir dengan
melihat pasien untuk masalah akut. Mereka juga kadang-kadang pada akhirnya
melihat lebih sedikit pasien daripada PCP biasa, karena alasan yang sama. Namun,
PCP sementara ini memiliki serangkaian stres unik. Status sementara mereka
melindungi mereka dari beberapa tantangan dalam mengelola sebuah panel, tetapi
juga merampas aspek-aspek yang bermanfaat, seperti melihat pasien mendapat
manfaat dari panduan mereka dan membantu serta membangun koneksi dengan
pasien dari waktu ke waktu. Mereka juga mengalami stres karena bekerja terus-
menerus dengan staf asing di klinik asing dengan kebijakan yang tidak dikenal.
BHC mapan yang mengetahui pasien dan kebijakan klinik dengan baik dapat
menjadi sumber daya berharga untuk PCP sementara, menawarkan wawasan dan
saran mengenai pasien yang dilihat PCP. Akan tetapi, pelampung atau locum baru
mungkin tidak tahu tentang atau memahami peran BHC, jadi meluangkan waktu
beberapa menit untuk pengenalan dan orientasi ke layanan BHC bisa sangat
membantu.

• Perawat Terdaftar
Meskipun bervariasi, sebagian besar klinik akan memiliki satu RN untuk
setiap lima atau enam PCP. Memiliki gelar sarjana (BSN) atau gelar associate
(ADN), RN melayani beberapa peran penting di klinik. RN dengan BSN mungkin
memiliki peran administratif, termasuk mengawasi staf asisten perawat. Di banyak
klinik, RN juga bertanggung jawab untuk menguji coba pasien yang menelepon atau
datang ke klinik meminta janji pada hari yang sama. Sebagian besar RN juga
menyediakan layanan untuk manajemen penyakit kronis (misalnya, pendidikan
diabetes, kepatuhan pengobatan depresi kronis), layanan pencegahan (misalnya,
panduan antisipatif selama pemeriksaan anak-anak), dan dalam beberapa kasus
perubahan perilaku gaya hidup (misalnya, berhenti merokok). Beberapa RN fokus
pada kelompok pasien tertentu dan disebut disease management RN atau care
coordination RN atau RN fasilitator RN.
Dalam konteks ACO dan CCO, staf keperawatan tertentu dapat bermitra
dengan BHC dalam tugas-tugas khusus mengenai kelompok pasien yang berisiko,
termasuk pasien di komunitas yang tidak memiliki koneksi dengan PCP. Ini adalah
pekerjaan baru untuk RN dan BHC, yang berkembang dari Undang-Undang
Perawatan yang Bertanggung Jawab dan langkah menuju penciptaan PCMH. Misi
RN dan BHC dalam organisasi ini termasuk membantu pasien menghindari
penggunaan gawat darurat (ED) yang tidak perlu dan rumah sakit yang tidak perlu
dengan membantu mereka di titik-titik transisi, seperti mendapatkan perawatan tindak
lanjut yang tepat waktu dengan PCP setelah masuk rumah sakit atau kunjungan ruang
gawat darurat.
Tidak seperti BHC, sebagian besar RN tidak membuat keputusan perawatan
dan oleh karena itu biasanya tidak dianggap sebagai “penyedia.” Namun, seperti
terbukti dari hal di atas, mungkin ada banyak tumpang tindih dalam kegiatan BHC
dan RN. Untuk menghindari konflik dan untuk memaksimalkan keterampilan
keduanya, kegiatan awal yang baik untuk BHC baru adalah untuk berkolaborasi
dengan RN pada perencanaan pembagian kerja yang menguntungkan jumlah
maksimum pasien. Misalnya, RN mungkin lebih suka bahwa BHC menangani
sebagian besar kunjungan penghentian tembakau sehingga RN dibebaskan untuk
melakukan lebih banyak edukasi diabetes.
BHC dan RN juga perlu mendiskusikan cara-cara lain mereka dapat saling
melengkapi pekerjaan masing-masing. Misalnya, seorang fasilitator RN dapat bekerja
terutama melalui panggilan telepon untuk membantu pasien yang depresi dengan
kepatuhan pengobatan, sementara BHC memberikan pelatihan keterampilan dalam
kunjungan klinik singkat dengan pasien yang mengalami depresi yang sama. RN juga
dapat mendukung intervensi yang dimulai oleh BHC dalam pemeriksaan telepon.
Ketika pasien siap untuk mengurangi penggunaan obat, mungkin BHC yang
mengembangkan rencana pencegahan kambuh. Fasilitator BHC dan RN juga dapat
menyediakan layanan kunjungan kelompok bersama-sama untuk kelompok pasien
tertentu yang membutuhkan keahlian medis dan perilaku (misalnya, pasien yang lebih
tua dengan dukungan sosial terbatas yang mengalami demoralisasi oleh berbagai
masalah medis). Dalam beberapa ACO dan CCO, RN dan penyedia kesehatan
perilaku juga fokus pada kegiatan promosi dan pencegahan kesehatan (misalnya,
membantu pasien memulai aktivitas latihan dalam program komunitas).
Mengingat tumpang tindih dalam beberapa tugas perawatan pasien, dan juga
peran mereka dalam triase, RN sering menjadi sumber rujukan yang bagus untuk
BHC. Namun, seperti anggota tim PCMH lainnya, mereka mungkin membutuhkan
pendidikan mengenai berbagai cara yang dapat dilakukan oleh BHC. Termasuk RN
dalam diskusi tentang bagaimana merujuk pasien untuk kunjungan dengan BHC pada
hari yang sama dengan layanan medis yang diminta dan / atau disediakan dan
membantu mereka memahami bagaimana BHC dapat membantu dengan masalah
nonpsikiatri (misalnya, perubahan gaya hidup untuk penyakit kronis atau
pencegahan) adalah kegiatan awal utama untuk BHC baru. Mengembangkan alur
kerja kapan harus melibatkan BHC dengan pasien yang berada dalam tekanan
emosional selama kunjungan atau panggilan triase RN juga bermanfaat. Seperti PCP,
RN sering menyampaikan berita buruk kepada pasien (misalnya, memanggil pasien
tentang hasil lab positif untuk infeksi menular seksual) dan selama kunjungan triase
pasien sering berada dalam tekanan emosional.

• Perawat Praktek Berlisensi, Asisten Perawat, Asisten Medis


Perawat praktis berlisensi (LPN), asisten perawat (NAs), dan asisten
medis (MA) memainkan peran penting dalam tim PCMH. Mereka biasanya telah
menyelesaikan kursus khusus setelah lulus dari sekolah menengah. Dari ketiganya,
LPNs memiliki pelatihan terbanyak, sedangkan NAs memiliki pelatihan paling
sedikit. Karena kekurangan staf perawat, klinik perawatan kesehatan mempekerjakan
lebih banyak LPN dan NAS untuk memikul beberapa tugas yang jika tidak akan
diselesaikan oleh RN.
Bersama-sama, anggota staf perawat mengoordinasikan berbagai kegiatan
perawatan pasien. Biasanya, NAs dan MA membawa pasien ke ruang pemeriksaan
dan menyelesaikan berbagai kegiatan pra-kunjungan bersama mereka. Mereka
menggunakan tanda vital, mengklarifikasi alasan kunjungan, memverifikasi obat, dan
sering mengajukan pertanyaan skrining tentang merokok atau masalah lain. Mereka
kemudian memasukkan informasi ini ke EHR. Anggota tim ini seringkali adalah
orang-orang yang melakukan tindakan pelaporan diri, seperti kualitas skala
kehidupan, sebelum kunjungan PCP. Karena itu, mereka mungkin perlu pelatihan
dari BHC tentang cara mengelola dan menilai langkah-langkah ini. Mereka juga,
menjadi kontak pertama dengan pasien, mungkin mendeteksi kekhawatiran pasien
yang dapat menjamin kunjungan BHC. Jika diberdayakan untuk membawa masalah-
masalah seperti itu menjadi perhatian PCP atau BHC, mereka dapat menghasilkan
rujukan BHC yang sebaliknya tidak akan terwujud.
Pada akhir pertemuan pasien-PCP, NA atau MA dapat mengantar pasien ke
halte berikutnya, seperti laboratorium atau meja depan. Mereka juga dapat
memberikan informasi kepada pasien tentang sumber daya, pamflet pendidikan
pasien, dll., Sebagaimana diarahkan oleh PCP. Karena alasan ini, BHC harus
memastikan bahwa mereka memiliki akses ke materi tentang topik perilaku dan
memberi mereka informasi tentang sumber daya masyarakat yang relevan. Dalam
buku ini, kami menggunakan istilah NA secara konsisten tetapi mengakui bahwa MA
dapat melakukan tanggung jawab yang sama atau bahkan lebih, konsisten dengan
pelatihan yang lebih luas.

• Staf Pendukung
Untuk beberapa staf pendukung di PC, seperti pekerja meja depan, peran dan
tanggung jawab serupa dengan yang setara di klinik MH. Bergantung pada ukuran
klinik, pekerja meja depan biasanya menyapa pasien, memverifikasi informasi
demografis dan asuransi, memberi pasien skrining atau formulir terkait kunjungan
lainnya, dan memberi tahu tim kedatangan pasien. Di klinik yang lebih kecil, petugas
meja depan juga dapat mengumpulkan pembayaran, menjawab telepon, dan
menjadwalkan pasien melalui telepon atau secara langsung untuk kunjungan kembali
setelah kunjungan medis berakhir. Di klinik yang lebih besar, bagian dari tanggung
jawab petugas meja depan dapat dialihkan ke petugas lingkungan atau pekerja yang
ditunjuk. Juga akan ada anggota staf pendukung yang menyediakan berbagai layanan
terkait dengan tagihan. Pekerjaan mereka termasuk meninjau informasi pengkodean,
meringkas data, menghasilkan informasi untuk penagihan, dan membuat laporan
untuk kepemimpinan. Adalah penting bahwa BHC mengembangkan hubungan yang
baik dengan anggota staf ini.
Anggota Staf Meja Depan adalah orang pertama dan terakhir yang melihat
sebagian besar pasien. Ketika seorang pasien memasuki klinik untuk penyedia apa
pun, petugas meja depan mendapatkan semua informasi yang diperlukan dan
menghasilkan dokumentasi untuk kunjungan tersebut. Jika EHR sedang digunakan, ia
memasukkan informasi pada komputer yang menunjukkan bahwa pasien telah tiba.
Apakah dikomunikasikan secara elektronik atau dengan cara lain, petugas meja depan
memastikan bahwa NA tahu kapan pasien siap dipanggil kembali. Pada akhir
kunjungan, pasien dapat diarahkan lagi ke staf meja depan untuk menyerahkan slip
tagihan, pembayaran, dan / atau jadwal janji tindak lanjut.
Di banyak klinik, pekerja meja depan akan menjadi orang-orang untuk
mendokumentasikan alur pasien, entah untuk perawatan lanjutan ataupun rujukan.
Anggota staf meja depan memiliki pekerjaan yang sulit dan dapat mengambil manfaat
dari bantuan dari BHC. Mereka seringkali adalah orang-orang yang memeriksa status
asuransi pasien, memberi tahu pasien yang datang terlambat bahwa dia tidak dapat
dilihat, dan menjaga informasi demografis dan penagihan UpTodate. Pasien sering
menyatakan frustrasi kepada mereka dan mungkin memandang mereka sebagai
hambatan yang mengganggu untuk perawatan. Pada akhir kunjungan, ketika pasien
ingin pulang, mereka sering harus kembali ke meja depan untuk membayar atau
menunggu dalam antrean untuk menjadwalkan tindak lanjut. BHC dapat memupuk
hubungan dengan staf meja depan dengan menyarankan strategi untuk menangani
pasien yang marah, menawarkan lokakarya pengurangan stres saat makan siang, atau
bahkan hanya membawakan mereka makanan ringan selama masa liburan. Mengakui
tantangan pekerjaan mereka bisa sangat berarti.
Panitera Ward Panitera ward adalah multitasker ahli yang juga memiliki
pekerjaan yang sulit. Panitera bangsal biasanya bekerja di depan komputer di area
stasiun perawatan mengenakan head-set sementara di telepon dengan pasien. Pada
saat yang sama, mereka biasanya memiliki pasien di jendela dengan permintaan atau
masalah dan NA di sisi mereka mencoba untuk memberi tahu mereka sesuatu. Seperti
halnya staf yang sibuk, perhatikan beban kerja mereka sebelum menyela mereka. Di
beberapa klinik, juru tulis lingkungan membuat jadwal penyedia dan membuat
perubahan pada mereka, artinya mereka mungkin adalah orang-orang yang akan
dikunjungi untuk mendapatkan bantuan dengan templat jadwal BHC.
Appointment Line. Di klinik yang lebih besar, mungkin ada satu atau lebih
pekerja jalur reservasi. Tugas mereka adalah menjawab telepon dan membantu pasien
dengan membuat janji temu. Mereka sering menjadwalkan pasien untuk beberapa
layanan. Adalah ide yang baik untuk berbicara dengan mereka di awal layanan BHC
baru, sehingga mereka memiliki pemahaman dasar tentang layanan BHC dan apa
yang mungkin dikatakan pasien ketika meminta layanan dari BHC. Mereka juga
pemain penting untuk dikonsultasikan ketika merencanakan kunjungan kelompok,
karena penjadwalan untuk kelompok sering berbeda dari kunjungan
individu. menyediakan layanan, sistem mungkin memiliki pengumuman layanan
publik tentang layanan BHC pada baris janji temu yang merekam pasien
mendengarkan sambil menunggu untuk membuat permintaan mereka ke garis janji
temu pekerja. Karena portal pasien menjadi lebih umum, akan ada peluang untuk
email "ledakan" yang menargetkan kelompok pasien tertentu untuk layanan BHC. Di
sini juga, petugas reservasi perlu mengetahui apa peledakan BHC agar siap untuk
menjadwalkan pasien dengan benar.
Spesialis Billing. Anggota staf ini juga dapat disebut sebagai spesialis
pengkodean. Mereka mencatat dan memproses catatan kesehatan pasien. Tanggung
jawab mereka termasuk mengatur file pasien dan memastikan bahwa catatan
kunjungan akurat dan dapat diakses. Selain itu, mereka dapat memproses
pembayaran, termasuk mengirimkan tagihan dan memproses klaim asuransi. Ketika
ada kebingungan tentang masalah penagihan atau tentang layanan apa yang diberikan
oleh penyedia, spesialis penagihan sering kali adalah orang yang bekerja untuk
menyelesaikannya.
Penerjemah Semua klinik berbeda dalam cara mereka menangani masalah
yang terkait dengan penafsiran. Latihan solo mungkin memiliki kebutuhan yang lebih
jarang untuk juru bahasa dan karenanya dapat mengandalkan layanan juru bahasa.
Pusat kesehatan yang memenuhi syarat dari pemerintah federal, yang melihat jumlah
penutur non-Inggris yang sangat tinggi, diperlukan sebagai syarat pendanaan untuk
menyediakan layanan juru bahasa. Di tempat-tempat seperti Hawaii, di mana pasien
berbicara antara 10 dan 15 bahasa yang berbeda, klinik cenderung memiliki banyak
juru bahasa. Klinik di mana banyak pasien berbicara dengan bahasa non-Inggris yang
sama (biasanya Spanyol di Amerika Serikat) sering mencoba untuk merekrut anggota
staf yang fasih dalam bahasa itu. Untuk pasien yang berbicara dengan bahasa yang
kurang umum, penerjemah dari lembaga luar mungkin dijadwalkan untuk datang
untuk kunjungan pasien atau untuk membantu dalam layanan berbasis telepon atau
video.

• Petugas Administrasi
Ada berbagai administrator dalam pengaturan PC. Mereka menyediakan
layanan penting dan mereka kemungkinan akan menjadi bagian dari tim yang
mewawancarai kandidat untuk posisi BHC. Dalam sistem yang lebih besar,
administrator ini bekerja dengan para pemimpin di klinik lain dalam sistem kesehatan
dan dengan para pemimpin tingkat sistem, termasuk chief executive officer (CEO)
dan kepala operasi.
Direktur Medis Posisi ini biasanya dipegang oleh PCP dan melibatkan
pengelolaan dan pengorganisasian staf penyedia lainnya, menerapkan kebijakan dan
praktik klinis (misalnya, pedoman perawatan diabetes atau layanan BHC baru), dan
memantau / meningkatkan kualitas peduli (misalnya, mengawasi penggunaan EHR
dan membantu PCP memenuhi harapan kualitas). Mereka memastikan ketersediaan
dukungan anggota tim untuk PCP konsisten dengan ukuran dan kompleksitas panel
dan membantu dalam penyedia perekrutan.
Dukungan dari direktur medis sangat penting bagi keberhasilan layanan BHC.
Secara khusus, itu adalah direktur medis yang akan memastikan bahwa BHC
memiliki dukungan operasional dan akses ke waktu staf klinis dan pendukung yang
diperlukan untuk pelatihan dalam model PCBH. BHC juga dapat berinteraksi dengan
direktur medis ketika menerapkan protokol atau jalur untuk meningkatkan
pengiriman layanan pencegahan perilaku dan intervensi kesehatan berbasis bukti.
Direktur medis bahkan dapat mengawasi BHC, dengan ulasan rutin metrik BHC,
seperti rata-rata jumlah kunjungan yang diselesaikan per hari, waktu rata-rata hingga
janji temu berikutnya, dan rata-rata tidak ada pertunjukan (ini adalah metrik yang
biasanya ditinjau untuk PCP). Memiliki direktur medis sebagai supervisor BHC
seringkali ideal. Ini membantu memastikan dia memahami berbagai layanan yang
dapat diberikan oleh BHC, membangun saluran pipa untuk komunikasi yang baik
antara BHC dan kepemimpinan, dan membantu melindungi waktu BHC dari terseret
jauh dari tugas klinis. Pentingnya memiliki direktur medis yang berkomitmen pada
inovasi dan kualitas tidak dapat dilebih-lebihkan.
Direktur Perawat Klinik kecil mungkin hanya memiliki satu RN, tetapi
klinik yang lebih besar atau yang merupakan bagian dari organisasi yang lebih besar
sering memiliki lebih banyak, termasuk direktur perawat. Direktur mengawasi RN
biaya (yaitu, RN yang bertanggung jawab atas departemen tertentu, seperti
kedokteran internal) di seluruh klinik. Setiap biaya RN mengawasi LPN, MA, dan
NA di wilayahnya.
Manajer Klinik atau Direktur Orang di posisi ini mungkin memiliki
beberapa pelatihan medis, pelatihan bisnis, atau keduanya. Tanggung jawab untuk
semua aspek operasi klinik ada pada manajer / direktur klinik. Tanggung jawab ini
termasuk mengawasi anggaran, membeli persediaan, mengelola properti, dan banyak
pekerjaan personil. Manajer biasanya mengawasi staf bagian penerima, staf
penagihan, dan petugas pemeliharaan minimal. Manajer juga bekerja erat dengan
kepemimpinan klinis, seperti direktur medis dan direktur keperawatan. Di beberapa
klinik, tripartit ini bertemu dengan "panitia pembangunan" yang mempertimbangkan
semua masalah yang terkait dengan pemberian layanan. Anggota komite bangunan
biasanya dipilih oleh atau dipilih dari departemen atau daerah yang mereka wakili
(misalnya, laboratorium, pencitraan, penagihan, dll.).
Pemimpin Lain Dalam sistem yang lebih besar dengan banyak klinik,
pemimpin lain memainkan peran penting. CEO bekerja dengan tim manajemen senior
dan dewan dan bertanggung jawab untuk menyatakan visi untuk organisasi dan
menentukan strategi yang digunakan untuk mengejar visi itu. CEO juga bekerja pada
anggaran dan memulai kemitraan komunitas. Fungsi penting CEO lainnya adalah
untuk menciptakan budaya organisasi. Chief operating officer (COO) membuat
keputusan tentang kebijakan produksi dan pekerjaan. Dia meninjau statistik tentang
berbagai operasi dalam klinik, mempertimbangkan kualitas, keamanan, dan efisiensi.
Dengan menggunakan informasi ini, ia dapat bekerja dengan orang lain untuk
menerapkan perubahan kebijakan. Secara keseluruhan, tujuan COO adalah untuk
memaksimalkan kualitas layanan yang diberikan, memastikan kelayakan finansial,
dan mencapai peringkat kepuasan pelanggan yang tinggi. Tentu saja,
mengembangkan hubungan yang baik dengan para pemimpin ini bisa sangat
membantu bagi BHC.

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER


Semua Penyedia Layanan Primer memiliki panel pasien di bawah perawatan
mereka. Panel adalah elemen dasar organisasi klinik, karena tujuannya selalu untuk
membangun hubungan pasien-Penyedia layanan yang berkelanjutan. Secara historis,
jumlah panel berkisar antara 1500 hingga 3000, dengan penyesuaian dibuat untuk
memperhitungkan jenis masalah yang dilihat oleh penyedia. Ukuran panel AS rata-
rata adalah 2300 (Alexander, Kurlander & Wynia, 2005). Penyedia yang merawat
sebagian besar pasien yang lebih tua dengan masalah kompleks mungkin memiliki
lebih sedikit pasien aktual di bawah perawatannya daripada penyedia yang merawat
panel yang kurang kompleks. Panel kadang-kadang akan ditutup untuk pasien baru
jika penyedia mencapai kapasitas maksimum. Penyedia saling mengcover apabila
penyedia layanan lainnya sedang sakit atau cuti, yang berarti mereka melihat pasien
dari panel penyedia yang tidak hadir.
Dalam model praktik tradisional, Pelayanan Kesehatan Primer perlu bekerja
21,7 jam sehari untuk menyediakan semua layanan perawatan preventif, akut, dan
kronis yang direkomendasikan kepada panel 2500 (McGlynn et al., 2003; Østbye et
al., 2005; Yarnall et al., 2009; Yarnall, Pollack, Østbye, Kraus & Michener, 2003).
Situasi ini menimbulkan dua model praktik lainnya. Ideal Model praktek medis
menetapkan ukuran panel di sekitar 1000; Namun, tanpa peningkatan besar dalam
Penyedia Layanan Kesehatan Primer di Amerika Serikat, standar ini tidak mungkin
tercapai. Konsisten dengan cita-cita PCMH, Scherger (2010) menunjukkan bahwa
model tim yang terorganisir adalah alternatif yang lebih layak. Dalam pendekatan ini,
Penyedia Layanan Kesehatan Primer dapat memiliki hari kerja yang wajar dengan
pasien yang menerima layanan yang diperlukan. Ini dicapai dengan meminta delegasi
Penyedia Layanan Kesehatan Primer bekerja kepada anggota tim nonklinis (mis.
NAs) dan anggota klinis tim (mis., BHC) atau untuk memiliki layanan terpilih yang
diberikan melalui penggunaan teknologi informasi kesehatan (misalnya, portal
pasien) tanpa memerlukan keterlibatan Penyedia Layanan Kesehatan Primer
langsung. Menggunakan tiga asumsi tentang tingkat pendelegasian tugas yang dapat
dicapai (77, 60, dan 50% perawatan preventif; 47, 30, dan 25% perawatan kronis),
Pelayanan Kesehatan Jiwa harus memperkirakan tentang ukuran panel di tempat kerja
mereka, berupaya memahami proses yang ada terkait pendelegasian perawatan
preventif dan kronis, dan menawarkan bantuan dalam bidang-bidang penting ini.
Perawatan berbasis tim berjalan jauh menuju pemecahan dilema ukuran panel
yang berlebihan dalam konteks kekurangan PCP. Namun, ini berdampak pada budaya
dan struktur PC dan implementasi yang sukses sangat bergantung pada pelatihan
PCP, RNS, BHC yang efektif, dan anggota tim nonklinis. Semua anggota tim perlu
tampil di puncak tingkat keahlian mereka. Pemetaan alur kerja yang bijaksana juga
merupakan bagian penting dari memastikan pengiriman layanan yang andal dan
terkoordinasi. Untuk terlibat secara optikal dalam perawatan berbasis tim, pasien juga
perlu orientasi pada pendekatan baru ini. Terakhir, pembayaran harus direformasi
untuk memperhitungkan desain ulang pengiriman PC yang muncul.

KESIMPULAN
1. Beberapa faktor mempromosikan ekspansi cepat layanan PCBH, termasuk
penelitian yang menunjukkan hasil positif untuk layanan BHC dan berbagai
inisiatif reformasi layanan kesehatan yang sejalan dengan praktik PCBH.
2. Misi PC adalah untuk menyediakan sebagian besar layanan kesehatan kepada
sekelompok warga. Layanan-layanan ini mencakup layanan intervensi dan
pencegahan, dan mereka, menurut definisi, berbasis holistik dan berbasis
masyarakat.
3. Perawatan primer adalah bagian penting dari sistem perawatan kesehatan yang
berfungsi dengan baik. Negara-negara dengan populasi tersehat memiliki layanan
PC paling kuat. Model PCBH dirancang untuk menghormati nilai PC dan untuk
menyelaraskan dengan tujuannya.
4. Terlepas dari nilai PC yang jelas, secara historis sebagian besar telah diabaikan di
Amerika Serikat, mendukung perawatan khusus. Ini sekarang mulai berubah, yang
berarti banyak peluang untuk integrasi dan untuk meningkatkan kesehatan
populasi.
5. Tujuan Triple Aim termasuk meningkatkan kesehatan populasi, meningkatkan
pengalaman pasien, dan mengurangi biaya per kapita. Tujuan dari model PCBH
selaras dengan Triple Aim.
6. ACA bertujuan untuk membantu pasien mengakses perawatan, dan banyak
penekanan diberikan pada peningkatan akses perawatan primer pada khususnya.
Ini dan tujuan lain dari ACA, seperti promosi pencegahan, dapat berarti lebih
banyak tekanan pada PC dalam jangka pendek tetapi juga lebih banyak peluang
untuk integrasi.
7. PCMH secara luas dianggap sebagai model ideal untuk pengiriman layanan PC.
Namun, sebagian besar telah mengecualikan kesehatan perilaku dari tim PC. Hasil
PCMH dapat meningkat dengan penambahan BHC.
8. Ada berbagai jenis PCP dan sejumlah anggota staf untuk mendukung praktik
mereka. Khusus untuk layanan BHC baru, BHC perlu mendidik PCP dan staf
tentang model PCBH dan membahas bagaimana masing-masing dapat mendukung
(dan didukung oleh) BHC.

Anda mungkin juga menyukai