PEMBIMBING:
dr.T. NINIK WIDYAWATI
dr. DWITA ARYADINA RACHMAWATI, M.KES
2019
LATAR BELAKANG
WHO (2017) 10,4 juta orang terinfeksi TB di dunia, artinya 120 kasus setiap
100.000 populasi dan 480.000 kejadian MDR TB
LATAR BELAKANG
Jawa Timur (2017) menduduki urutan kedua di Indonesia dengan 26.152 kasus
baru BTA +
LATAR BELAKANG
Manfaat
1. Informasi untuk menambah wawasan di bidang ilmu pengetahuan.
2. Bahan pertimbangan pemangku kebijakan untuk menentukan keputusan
terkait kejadian tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Patrang.
3. Dasar tindakan program promosi kesehatan dan usaha preventif
masalah penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas Patrang.
4. Bahan informasi bagi masyarakat mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi penularan tuberkulosis paru
TINJAUAN PUSTAKA
Tuberkulosis Penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang dapat
menyerang paru dan organ lainnya.
Etiologi Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang yang bersifat tahan asam. Kuman
sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultra violet
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala Tuberkulosis:
1. Batuk berdahak 2 minggu / >
2. Sesak nafas
3. Badan lemas
4. Nafsu makan menurun
5. Berat badan menurun
6. Malaise
7. Demam malam hari tanpa kegiatan fisik
8. Demam meriang > 1 bulan
KERANGKA TEORI
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
• Case Control
INKLUSI
1. Pasien baru yang terdiagnosis
secara bakteriologis mengalami TB
di Puskesmas Patrang Kabupaten
Jember
Analisis Penelitian
• Univariat
• Bivariat Chi square dan Spearmen’s rho
• Multivariat mengetahui variabel yang diduga saling mempengaruhi dan mengetahui
mana yang menjadi faktor utama meningkatkan kejadian TB Paru
INSTRUMEN PENELITIAN
Tabel Pengumpulan Data Sampel
No Jenis Usia IMT Status Riw. DM Tingkat Riwayat kontak Luas Jenis Kepada
Kelamin Imunisasi BCG Pendidi penderita TB ventilas Lantai tan
kan i (m2) Hunian
Ada Tidak Ada Tidak Ya Tidak (jiwa/m
2)
DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Jenis Data
1. Usia Usia responden yang Wawancara dan Buku register 1. Usia 0-18 tahun Ordinal
dihitung sejak lahir rekam medis pasien dan 2. Usia 19-40 tahun
sampai dilakukan kuesioner 3. Usia 41-60 tahun
wawancara 4. > 60 tahun
2. Jenis Perbedaan individu Wawancara dan Buku register 1. laki-laki Nominal
kelamin berdasarkan gender rekam medis pasien dan 2.Perempuan
kuesioner
3. Status Gizi Status gizi diukur dengan BB(kg)/TB2 (m2) Timbanga, 1. Kurang Ordinal
menentukan indeks microtoise, (IMT<18,5)
massa tubuh sampel kalkulator 2. Normal (IMT
penelitian. Menghitung 18,5-25,0)
perbandingan berat 3. Gemuk (25,1-
badan/tinggi badan 27,0)
kuadrat. 4. Sangat gemuk
(IMT>27,0)
DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Jenis Data
4. Status Adanya luka parut pada Pemeriksaan pada Buku register 1. Ada skar Nominal
imunisasi deltoid kanan sampel pasien dan 2. Tidak ada skar
BCG kuesioner
5. Riwayat Riwayat penyakit DM Peninjauan pada Buku register 1. Ada riwayat DM Nominal
Diabetes yang dimiliki oleh sampel catatan rekam pasien dan 2. Tidak ada riwayat
Mellius medis Puskesmas kuesioner DM
Patrang dan
anamnesis
6. Riwayat Riwayat pasien Wawancara Buku register 1. Ada kontak Nominal
kontak melakukan dengan pasien pasien dan 2. Tidak ada kontak
dengan yang terdiagnosis TB kuesioner
penderita
TB
DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Jenis Data
8. Luas Lubang yang digunakan Wawancara, Meteran 1. <10% luas lantai Nominal
ventilasi untuk pertukaran udara menggunakan Kuesioner 2. >10% luas lantai
di rumah. Luas bukaan meteran
ventilasi minimal 10%
luas lantai.
(Kepmenkes No
829/1999)
DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Jenis Data
9. Jenis lantai Jenis lantai rumah yang WawancaraObse Kuesioner 1. Standar Nominal
ditinggali sampel. Jenis lantai rvasi di rumah 2. Tidak standar
yang memenuhi syarat sampel
rumah sehat yaitu lantai
yang kedap air, tidak
lembab.
(Kepmenkes No 829/1999)
10. Kepadatan Luas rumah / jumlah Wawancara, Meteran 1. <10m2/orang Nominal
hunian anggota keluarga yang menggunakan Kuesioner 2. >10m2/orang
tinggal dalam 1 rumah. meteran
Kebutuhan luas ruang/jiwa
minimum adalah 10m2/jiwa
(Kepmenkes No 829/1999)
METODE PENELITIAN Gambar 3.2 Alur Penelitian
Rancangan Penelitian
Kriteria Inklusi
Riwayat Imunisasi Jumlah (n) Persentase (%) Riwayat DM Jumlah (n) Persentase (%)
BCG Ada diabetes mellitus 14 21,2
Tidak ada skar 40 60,6 Tidak ada diabetes 52 78,8
Ada skar 26 39,4 mellitus
Total 66 100 Total 66 100
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Riwayat kontak Jumlah (n) Persentase (%) Jenis Lantai Jumlah (n) Persentase (%)
Ada kontak 10 15,2 Standar 46 69,7
Tidak ada kontak 56 84,8 Tidak standar 20 30,3
Total 66 100 Total 66 100
Kepadatan hunian merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap kejadian TB Paru
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis maka kesimpulan dari penelitian ini yaitu faktor risiko yang berpengaruh
terhadap kejadian tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Patrang adalah indeks massa tubuh,
luas ventilasi, kepadatan hunian, jenis lantai, dan riwayat kontak dengan penderita TB. IMT
underweight memiliki korelasi lemah terhadap kejadian TB paru (r=0,260), luas ventilasi yang tidak
memenuhi syarat memiliki odd ratio 2,714 kali lipat untuk menimbulkan TB paru, kepadatan hunian yang
tidak memenuhi syarat memiliki odd ratio 4,241 kali lipat untuk menimbulkan TB paru, jenis lantai yang
tidak memenuhi syarat memiliki odd ratio 0,302 kali lipat menimbulkan TB paru, riwayat kontak dengan
penderita TB memiliki odd ratio 2,435 kali lipat untuk tertular TB paru. Faktor risiko yang paling
berpengaruh terhadap kejadian TB Paru adalah kepadatan hunian.
SARAN