BAB I
PENDAHULUAN
harus bekerja keras dan selalu berusaha dalam menentukan strategi pemasaran
yang tepat untuk memasarkan produk barang atau jasa kepada konsumen agar
fenomena yang sangat menarik untuk disimak, terlebih dengan adanya globalisasi
indutri property menjadi semakin maju. Seperti apartemen, perumahan, dan hotel.
Berkembang dengan pesatnya bisnis property ini salah satunya untuk
menyediakan tempat hunian bagi konsumen yang akan menetap beberapa waktu.
untuk beristirahat sejenak dalam melepas penat, atau menjadi pilihan hunian
antara produk berupa Desain bangunan hotel, interior dan eksterior kamar hotel
serta restoran, suasana yang tercipta di dalam kamar hotel, restoran beserta
makanan dan minuman yang ditawarkan dan jual beserta semua fasilitas yang ada
merupakan contoh produk yang dijual pada hotel. Sedangkan pelayanan yang
2
karyawan hotel dalam melayani para tamu hotel. Dalam industry perhotelan, setiap
konsumen yang akan menginap akan mendapatkan pelayanan yang baik dari staf
merasa puas dalam menginap di hotel yang menjadi tempat tinggal sementara
untuk beberapa malam. Pelayanan dalam hotel adalah sesuatu yang sangat penting
dilakukan, pelayanan yang baik akan menciptakan respon yang baik pula dari
konsumen.
Perhotelan sebagai bisnis jangka panjang, akan selalu mengembangkan
menginap kembali di hotel yang sama. Oleh karena itu, pihak manajemen harus
layanan dan strategi pemasaran apa yang harus diterapkan sehingga konsumen akan
Data tersebut dilihat dari badan pusat statistika (BPS) Kota Karawang yang
masing Kecamatan yang ada di Karawang. Berikut adalah data yang kami dapat dari
Tabel 1.1
Jumlah Akomodasi Hotel Menurut Kecamatan di Kabupaten Karawang, 2015
30 PAKISJAYA 3 36 36
Karawang 29 1.057 1.414
Sumber : Publikasi Karawang dalam angka tahun 2016
Dapat dilihat bahwa jumlah hotel di Karawang sejak tahun 2015 sudah
Sedangkan untuk kamar mencapai 1.057 kamar hotel yang disediakan untuk para
membuktikan bahwa persaingan bisnis property hotel sangat ketat. Sehingga pihak
memiliki niat untuk kunjung ulang pada hotel tersebut dimasa yang akan datang.
konsumen yang melakukan perjalanan bisnis atau wisata dan tidak memiliki relasi di
tempat tujuan. Namun sekarang, fungsi hotel sudah mengalami peningkatan. Saat
ini, seringkali hotel digunakan untuk acara pernikahan, rapat perusahaan, launching
untuk produk baru suatu perusahaan dan tak jarang pula hotel digunakan untuk
selaku sales and marketing manager mengatakan bahwa saat ini pihak hotel sedang
melakukan peningkatan berupa layanan kepada para tamu hotel dengan cara
pendekatan secara psikologis sehingga dapat mengetahui kemauan para tamu hotel
Pemilik Swiss Belinn Hotel terdiri dari Andre Kusuma, Anton Darmawan,
Bruno Tjahjono, dan Tan Tjiak Hauw. Bapak Andre adalah seorang pengusaha,
ke dunia hotel. Dia adalah pemilik PT. Mitra Karawang Sejahtera dan hotel ini
dinaungi oleh PT tersebut. Kantor utama pemilik kami berada di Jakarta. Ia juga
memiliki beberapa hotel di Jakarta, Kalimantan dan daerah lain yang akan
karena property ini berada di kawasan industry, dapat diakses dari Jakarta melalui
jalan tol Cikampek dan jalan lingkar luar Karawang. Hanya beberapa menit
berkendara dari pintu tol Karawang Barat, memungkinkan arah yang mudah ke
kawasan bisnis, lapangan golf, perbelanjaan dan hiburan kota, sehingga mudah
Tanjung Pakis, Pantai Pisangan, Curug Cigentis, dll. Juga memiliki kegiatan hiburan
dan hiburan. Dan 5 menit ke Karawang Central Plaza, 3 menit ke pusat perbelanjaan
Resinda kota.
Swiss- Belinn Hotel berdiri pada tahun 2015 namun baru bisa beroprasi pada
tahun 2016. Pengunjung hotel ini selama dua tahun terakhir memiliki peningkatan
jumlah pengunjung hotel baik dari lokal maupun luar negeri. Berikut adalah data
Table 1.2
Pengunjung hotel swiss-belinn karawang tahun 2016 dan 2017
No Tahun Tahun
6
2016 2017
Negara Jumlah Tamu Negara Jumlah
Tamu
1 Indonesia 46488 Indonesia 51526
2 Jepang 1708 Thailand 1724
3 Thailand 1148 Jepang 1312
4 Bulgaria 288 India 982
5 Malaysia 190 Malaysia 236
6 China 164 Korea Selatan 132
7 India 158 Saudi Arabia 116
8 Saudi Arabia 86 China 110
9 Omania 72 United Arab 104
Emiret
10 Korea Selatan 66 Singapure 62
Jumlah 50368 54992
Sumber : Hotel Swiss-Belinn
dari tahun 2016 ke tahun 2017. Ini mungkin terjadi karena pihak hotel selalu
pengunjung meningkat dari 2016 ke 2017. Dapat dilihat bahwa peningkatan jumlah
pengunjung dari tahun 2016 ke 2017 adalah sebesar 4.624 tamu Hotel Swiss-Belinn
Karawang.
tamu hotel dengan selalu meningkatkan pelayanan dan lidah atau rasa pada
restaurant didalamnya sehingga para tamu hotel akan mendapatkan sarapan pagi
dari pihak hotel. Dan jika melakukan perjalanan bisnis, restaurant yang ada di swiss-
7
belinn ini bisa dijadikan tempat untuk meeting dengan para klien apabila tamu
pelanggan sehingga pelanggan memiliki niat untuk mengunjungi ulang tempat itu
memberikan atau menyebarkan nilai positif terhadap hotel melalui mulut ke mulut.
Komunitas yang heterogen yang berasal dari berbagai latar belakang, sifat,
kebiasaan, daerah, budaya, dan tingkat ekonomi adalah konsumen. Dengan dilatar
sikap, norma subjektif, dan pengendalian perilaku yang dirasakan, keseluruhan citra
dan kepuasan konsumen. Sikap tamu yang positif kepada hotel akan menempatkan
hotel tersebut pada suatu tempat yang istimewa dihati pengunjung hotel tersebut.
signifikan terhadap niat kunjung ulang pada Boutique Hotels (Nee-Gooh, 2015) dan
juga ada penelitian yang menyatakan bahwa sikap memiliki hubungan positif dan
signifikan terhadap niat membayar harga hotel konvensional di Hotel Hijau (kim dan
han,2010). Untuk faktor norma subyektif dalam penelitian (Nee-Gooh, 2015) secara
signifikan dan positif berpengaruh terhadap niat kunjung ulang, begitu pula
8
penelitian (han dan Kim, 2010) secara positif dan signifikan mempengaruhi niat
positif namun tidak signifikan terhadap niat kunjung ulang, sedangkan ( Kim & Han,
menyatakan bahwa keseluruhan citra memiliki hubungan yang positif namun tidak
signifikan terhadap niat kunjung ulang. Kemudian Ada bukti empiris berpendapat
bahwa keseluruhan citra hotel berkontribusi pada niat perilaku yang lebih
menguntungkan (yaitu niat kunjung ulang) (Han & Kim, 2010; Lee et,al., 2010).
Secara keseluruhan, literatur yang ada menyarankan adanya efek positif dari
Dari uraian di atas, penulis sangat tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi
dalam judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Kunjung Ulang Untuk
fungsi hotel.
4. Hal-hal yang dilakukan perusahaan dalam mengembangkan pelayanannya dalam
Belinn Karawang.
2. Factor apa saja yang dapat mempengaruhi niat kunjung ulang pada Hotel Swiss-
Belinn Karawang.
3. Faktor-faktor apa saja yang dominan mempengaruni niat kunjung ulang pada
Tujuan penelitian ini sebenarnya untuk mengetahui mengenal jawaban yang ada di
dalam rumusan masalah. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk menguji dan
Belinn Karawang.
2. Mengetahui dan menganalisi faktor-faktor yang mempengaruhi niat kunjung
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
Karawang.
1.7 Tempat, Dan Waktu Penelitian
Tempat dan waktu penelitian sebagai berikut :
11
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Hotel Swiss-Belinn Karawang Jalan Raya Jenderal
Tabel 1.3
Jadwal Penelitian
BAB II
control berarti memeriksa, to guide berarti memimpin. Jadi jika dilihat dari
daya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
ada dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien.
dan efektivitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau
oleh perusahaan.
perusahaan.
sesuatu.
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2012) mendefinisikan Niat
faktor motivasi atau dorongan dari dalam yang kuat sebagai tindakan
destinasi.”
Niat berkunjung ulang dapat diukur dengan beberapa indikator yang
telah dikembangkan oleh Kim et.al (2013) diantarnya adalah konsumen yang
kembali dan konsumen yang akan lebih sering berkunjung. Tujuan dari
kesediaan untuk merekomendasikan hal ini kepada orang lain (Yuniawati &
Finardi, 2016).
Niat berkunjung ulang atau niat beli ulang adalah keinginan yang
muncul dari dalam diri konsumen untuk membeli produk atau jasa yang
untuk membeli ulang produk atau jasa yang sama berdasarkan hasil evaluasi
16
atas kesesuaian antara kinerja produk atau jasa dengan harapan konsumen
perilaku pasca pembelian dan kinerja bisnis. Pelanggan yang merasa puas
dan sebagainnya.
Niat pembelian ulang erat kaitannya dengan konsep keinginan untuk
berprilaku yang dibangun atas sikap konsumen terhadap objek dan sikap
perusahaan harus memahami sikap dan perilaku dari konsumen itu sendiri.
evaluative.
b) Karakteristik utama yang membedakan sikap dari konsep lainnya
c) Sikap merupakan inti dari rasa suka dan tidak suka bagi orang,
akan pelayanan yang diberikan, serta sesuai dengan harapan atau presepsi
para pelanggan. Harapan yang tidak sesuai akan dapat berdampak pada
kepada orang lain atas kinerja produk atau jasa yang dirasakan.
Menurut Songshan (Sam) Huang and Cathy HC. Hsu (2009) dalam
berkunjung ulang.
2.2.4 Dimensi Niat Kunjung Ulang
Menurut Jurnal Investigating Revisit Intentions for the Boutique
berikut :
1. Sikap (Attitudes)
Theory Planned Behaviour (TBP) mengasumsikan sikap terhadap
orang lain, objek atau isu-isu (Azwar, 2013). Sikap dapat didefinisikan
a) Afective Component
20
tersebut. Sebaliknya komponen afektif dari sikap kita bisa bersifat netral
apabila kita bersikap tidak acuh terhadap orang yang berbicara dengan
b) Cognitive Component
dimiliki orang tentang objek atau situasi. Apa yang kita pikirkan tentang
c) Behavioral Component
didekatnya.
21
sebagai berikut :
a. Sikap kognitif yaitu keyakinan dan pengetahuan konsumen
Swiss-Belinn karawang.
b. Sikap Afektif yaitu perasaan dan reaksi emosional terhadap Hotel
Swiss-Belin Karawang.
c. Sikap Konatif yaitu perasaan dan kecenderungan dalam diri
Karawang.
2. Norma Subjektif (Subjective Norm)
Dalam model TPB, norma subjektif diartikan sebagai penentu
beliefs yang secara spesifik seseorang setuju atau tidak setuju untuk
22
tersebut.
Norma subjektif yaitu sejauh mana konsumen memiliki
disebut sebagai control beliefs, yaitu belief individu mengenai ada atau
observasi pada pengetahuan yang dimiliki diri maupun orang lain yang
dikenal individu, dan juga oleh berbagai faktor lain yang dapat
lebih besar kontrol yang mereka rasakan atas perilaku tersebut dan
suatu perilaku, maka lebih besar kontrol yang mereka rasakan atas
hotel
2. Power of control belief, yaitu dimensi untuk melihat seberapa
dibentuk melalui tiga fase berurutan :citra kognitif, citra afektive dan
keseluruhan citra.
hasilnya evaluasi kognitif dan afektif dari atribut suatu objek. Sementara
suatu objek. Perspektif ini konsisten dengan dua dimensi utama dari
teoritis ini, ada studi yang dilakukan oleh Lin et al, (2007) mengatakan
dengan harapannya.
2012).
a) Word of Mouth .
b) Citra Merek
c) Keputusan berkunjung
28
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap niat
kunjung ulang,
29
sedangkan control
perilaku yang
dipresepsikan
,keseluruhan citra,
tidak signifikan
terhadap niat
kunjung ulang.
2 Application of the faktor norma Variabel Waktu
Hijau.
3 Empirical keseluruhan citra Variabel Objek
customers’ eco-
friendly decision-
et,.al (2009)
sikap, norma subjektif, dan pengendalian perilaku yang dirasakan, keseluruhan citra
dan kepuasan konsumen. Sikap tamu yang positif kepada hotel akan menempatkan
hotel tersebut pada suatu tempat yang istimewa dihati pengunjung hotel tersebut,
kepuasan pelanggan memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap niat kunjung
ulang pada Boutique Hotels, sedangkan kontrol perilaku yang dirasakan dan
keseluruhan citra memiliki hubungan yang positif namun tidak signifikan terhadap
1. Sikap
2. Norma subjektif
3. Perceived
behavioural control
4. Keseluruhan citra
5. Kepuasan pelanggan
31
Revisit Intention
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel
ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
keseluruhan citra, kepuasan konsumen dan 1 variable terikat yaitu niat kunjung
ulang.
3.2.1 Definisi Konseptual
Definisi konseptul adalah definisi simpulan dari beberapa ahli yang
yang kuat sebagai tindakan konsumen untuk memperoleh barang dan jasa
melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur
maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebt
33
kajian lapangan.
Berikut ini adalah instrumen penelitian ini di sajikan sebagai berikut :
Tabel 3.1
hotel lainnya
2. Makan 6
Makanan
Sehat dan
Segar
3. Tetap setia
7
menginap di
Hotel Swiss
Belinn karena
memberikan
kualitas yang
baik.
1. Keluarga Saya 8
Berpikir, Saya
Harus Menginap di
Hotel Swiss Belinn
Karawang
Norma
2. Teman Saya 9
Subjektif Berpikir, Saya
Normative Beliefs Likert
Harus Menginap di
(Subjective Hotel Swiss-Belinn
Karawang
Norm)
3. Rekan Kerja Saya 10
Bepfikir, Saya
Harus Menginap di
Hotel Swiss-Belinn
Karawang
Pengendalian Control Beliefs 1. Tarif di Hotel likert 11
Swiss-Belinn
Perilaku yang
Karawang
Dirasakan
merupakan alasan
(Perceived saya menginap di
hotel
Behavioural
2. Menemukan Hotel
12
Control) Swiss-Belinn
Karawang
35
membutuhkan
waktu dan usaha.
3. Lokasi Hotel Swiss-
Belinn nyaman dan 13
strategis
1. Hotel Swiss-Belinn 14
Menawarkan harga
Citra Kognitif yang sesuai
2. Harga yang
1. Nilai 15
2. Kualitas Atribut dikenakan Hotel
Swiss-Belinn Wajar
Keseluruhan
Likert
Citra (Overall 1. Hotel Swiss-Belinn 16
Memiliki Area
Image)
Makan yang
Citra Afektif Higienis dan
Swiss-Belinn
Karawang karena
kunjungan
sebelumnya
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
2017.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi. Bila populasi memiliki jumlah
N
n=
1+ Ne2
Keterangan :
n = Sample
N = Populasi
51.526
n= = 100
1+51.526 ( 0,1 )2
tahun 2017 didapat populasi sebanyak 51.526 tamu hotel dan menurut
rumus Slovin untuk populasi 51.526 didapat sampel 100 dengan taraf
kesalahan 10%.
3. Teknik Sampling
Adapun jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data
pengumpul data.
2. Data Sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung
atau lewat dokumen. Bila dilihat dari segi cara atau teknik
1. Data Internal
39
Swiss-Bellin Karawang.
2. Data Eksternal
dari konsumen.
teori, informasi yang sesuai, jelas dan mendukung agar dapat memberikan
a. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
b. Kuesioner ( Angket )
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
pembuatan kuesioner.
c. Observasi
Observasi digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang
yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala ratio. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 397 kuesioner. Skala yang
Pada penelitian ini yang digunakan jenis angka nominal dan angka
Dalam penelitian ini angka nominalnya yang ada pada kuesioner lembar
41
data responden yaitu usia, jenis kelamin, status pekerjaan, nama handphone
pintar (smartphone).
berdasarkan pada ranking, diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai
jenjang terendah atau sebaliknya. Dalam penelitian ini angka ordinal yang
skala likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
Table 3.2
Skala likert
dengan pasti hal apa yang akan diteliti. Uji validitas ini diperoleh dengan
dengan teknis belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus
berikut :
43
2.rb
ri=
1+rb
Keterangan :
ri = realibiltas internal seluruh instrument
rb = kolerasi produk momen antara belahan pertama dan kedua
Dengan kesimpulan variabel yang reabel memiliki nilai diatas 0,5 dan
Normalitas data dalam penelitian ini dilihat dngan cara memperhatikan titik-
dalam uji normalitas ialah dengan menyebar data disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian model regresi akan
memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal
dan/atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tiak memenuhi
asumsi normalitas.
3.4.3 Transformasi Data
Transformasi data berasal dari transform, merubah bentuk data.
Merubah bentuk data dari bentuk asli ke bentuk lain tanpa merubah
datanya. Jika data yang dianalisis berskala ordinal, maka perlu ditransformasi
terlebih dahulu menjadi skala interval agar dapat digunakan analisis lebih
Successive Interval).
Langkah-langkah kerja methode of successive interval (MSI) menurut
frekuensi.
6. Tentukan nilai desitas untuk setiap nilai z yang diperoleh (dari tabel).
menggunakan rumus :
Y = NS + K
K = 1 + [NSmin]
Analisis data yang dimaksud adalah untuk menguji faktor-faktor apa saja
yang berpengaruh pada niat kunjung ulang untuk tamu Hotel Swiss-Belinn
Karawang. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan
analisis faktor.
dan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas, baik
tentang informasi data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk meganalisis
deviasi.
46
skala likert.
1. Analisis frekuensi
menganilisis data dengan secara teratur didalam suatu tabel. Data diatur
secara berurutan sesuai besar kecilnya angka atau digolong kan didalam
kelas-kelas yang sesuai dengan tingkatan dan jumlah yang sesuai dalam
skoritu. Cara sepertti ini akan menghasilkan data distribusi frekuensi data
rata-rata.
47
¿ 1× 100=100
¿ 5 ×100=500
Table 3.3
Skala
Rentang Skala Deskripsi Skor
Skor
1 100 – 180 Sangat tidak setuju
2 180,1 – 260 Tidak setuju
3 260,2 – 340 Ragu-ragu
4 340,3 – 420 Setuju
5 420,4 – 500 Sangat setuju
Sumber : Sugiyono (2013)
48
STS TS CS S SS
Gambar 3.1
Bar scale untuk niat kunjung ulang
Sumber : sugiyono (2013)
acak (random quantities) yang dapat diamati atau diukur secara langsung.
atau dengan kata lain melakukan peringkasan sejumlah variabel yang akan
2006:202).
(2014:52) adalah :
Dimana:
F = Common faktor
Dimana:
51
Fi = faktor ke I estimasi
X K = jumlah variabel
a. Besar korelasi atau korelasi antar independet variabel harus cukup kuat.
meliputi:
satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji
variabel sebelumnya.
faktor tertentu.
e. Interpretasi atau faktor yang telah terbentuk, yang dianggap bisa mewakili
f. Validasi atas hasil faktor untuk mengtahui apakah faktor yang terbentuk
telah valid.
pengujian.
tersebut akan mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan variabel lain.
Sebaliknya, variabel dengan korelasi yang lemah dengan variabel yang lain,
Uji KMO dan Bartlett Test, memiliki beberapa hal yaitu angka KMO
haruslah berada diatas 0,5 dan signifikan harus berada dibawah 0,05.
sedangkan pada uji MSA angkanya haruslah berada pada 0 sampai 1, dengan
kriteria:
a. MSA= 1, Variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain.
b. MSA > 0,5, Variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.
c. MSA < 0,5, Variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih
variabel yang split ditentukan akan masuk ke dalam faktor mans, maka
yang telah dikumpulkan bisa diperas menjadi sejumlah kecil faktor yang
yang nilainya telah kita kumpulkan, juga kita tidak tahu variabel mana
termasuk faktor yang mana. Analisis faktor , dalam situasi ini, akan
54
statistika yang telah dikenal luas. Pada awalnya SPSS adalah singkatan
dari Statistical Package for the Social Sciences, yaitu suatu program yang
saja. Perlahan - lahan SPSS mulai menyentuh bidang ilmu eksakta. Oleh
sampai yang rumit sekalipun, dimana jika dilakukan secara manual akan
BAB IV
Basalamah selaku sales and marketing manager mengatakan bahwa saat ini
keinginannya.
Darmawan, Bruno Tjahjono, dan Tan Tjiak Hauw. Bapak Andre adalah
Karawang Sejahtera dan hotel ini dinaungi oleh PT tersebut. Kantor utama
adalah karena property ini berada di kawasan industry, dapat diakses dari
Jakarta melalui jalan tol Cikampek dan jalan lingkar luar Karawang. Hanya
56
Purwakarta.
Laut Tanjung Pakis, Pantai Pisangan, Curug Cigentis, dll. Juga memiliki
beroprasi pada tahun 2016. Pengunjung hotel ini selama dua tahun terakhir
memiliki peningkatan jumlah pengunjung hotel baik dari local maupun luar
negeri. Berikut adalah data pengunjung hotel pada tahun 2016 dan 2017.
Gambar 4.1
Struktur organisasi Hotel Swiss Belinn Karawang
57
WiFi gratis di seluruh area. Hotel Swiss Belinn Karawang dihiasi warna-warna
Kamar mandi marmer menyediakan shower air panas dan dingin, juga
meja depan 24-jam, staf Swiss-Belinn Karawang yang ramah siap membantu
pertemuan/perjamuan.
Untuk pertemuan perusahaan maupun perkumpulan sosial, tersedia
Grand Diamond Ballroom yang dapat menampung hingga 1000 tamu dan 9
Tabel 4.1
Data Deskriptif Responden
Bellin Karawang adalah tamu yang menginap dengan alasan istirahat dan
3.000.000-Rp 6.000.000.
Responden yang menggunakan Superior Twin Room Only sebanyak
Bellin Karawang adalah tamu yang menggunakan kamar Superior Twin Room
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Seluruh Indikator Niat Kunjung Ulang
Jika r > 0,3 = Valid, r < 0,3 = tidak valid, berdasarkan tabel 4.2 maka
seluruh instrumen dinyatakan valid.
yaitu konsisten tentang data yang diambil. Untuk pengujian reliabilitas akan
instrumen niat kunjung ulang untuk tamu Hotel Swiss-Belinn Karawang dari
sehingga reliabilitasnya :
2.rb 2.0,786
ri= = = 0,88
1+rb 1+0,786
62
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
NIAT_KUNJUNG
_ULANG
N 100
Positive .073
Negative -.058
Kolmogorov-Smirnov Z .726
untuk tamu Hotel Swiss-Belinn Karawang, yang sudah di uji dengan bantuan
untuk suatu taraf signifikan (α = 0,05) tertentu. Sebaliknya, jika hasil uji
normal.
64
1. Sikap
Tabel 4.4
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Variabel Sikap
setuju 4 17 17%
sangat setuju 5 2 2%
rata-rata skor aktual/ total skor ideal 309 500 100%
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2018
Kategori : (1) Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Cukup Setuju, (4) Setuju, (5)
Sangat Setuju
responden dari dimensi sikap (attitude) yang diukur pada indikator sikap
kognitif dengan skor aktual sebesar 342, pada indikator sikap afektif
dengan skor aktual sebesar 318 dan pada indikator sikap konatif dengan
memiliki skor aktual paling rendah yaitu indikator sikap konatif dengan hasil
skor sebesar 267 artinya sikap konatif yang dimiliki tamu Hotel Swiss-Belinn
Karawang memiliki nilai yang paling kecil dalam niat kunjung ulang
menginap di Hotel Swiss-Belinn Karawang. Maka dalam hal ini pihak Hotel
tamu sehingga tamu memiliki niat untuk berkunjung ulang di hotel tersebut.
dari dimensi sikap yang diukur dengan indikator yaitu sebesar 309.
Gambaran tentang dimensi sikap ini dapat dijelaskan melalui bar scale
sebagai berikut :
STS TS CS S SS
66
Gambar 4.2
Distribusi Tanggapan Responden
Terhadap Dimensi Variabel Sikap
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
dimensi sikap yang diukur dengan indikator sikap kognitif, sikap afektif dan
sikap konatif berada pada kriteria cukup setuju. Artinya responden yang
2. Norma Subjektif
Berdasarkan hasil penelitian dari 100 responden yaitu para
Tabel 4.5
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Variabel Norma Subjektif
responden dari dimensi norma subjektif (subjektif norm) yang diukur pada
dimensi norma subjektif yang diukur dengan indikator yaitu sebesar 346.
Gambaran tentang dimensi norma subjektif ini dapat dijelaskan melalui bar
STS TS CS S SS
Gambar 4.3
Distribusi Tanggapan Responden
Terhadap Dimensi Variabel Norma Subjektif
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
baik.
3. Pengendalian Perilaku yang Dirasakan
pada tabel :
Tabel 4.6
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap
Dimensi Variabel Pengendalian Perilaku Yang Dirasakan
behavioural control) yang diukur pada indikator control beliefs dengan skor
aktual sebesar 393. Artinya responden yang merupakan tamu Hotel Swiss-
69
Belinn Karawang merasa setuju bahwa memiliki niat kunjung ulang ke Hotel
STS TS CS S SS
Gambar 4.4
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap
Dimensi Variabel Pengendalian Perilaku yang Dirasakan
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
Tabel 4.7
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Variabel Keseluruhan Citra
responden dari dimensi keseluruhan citra (overall image) yang diukur pada
71
indikator citra kognitif dengan skor aktual sebesar 362 dan pada indikator
tersebut, indikator yang memiliki skor aktual paling besar yaitu indikator
citra afektif dengan hasil skor sebesar 399 artinya citra afektif yang dimiliki
tamu Hotel Swiss-Belinn Karawang memiliki nilai yang paling besar dalam
dimensi keseluruhan citra yang diukur dengan indikator yaitu sebesar 380,5.
STS TS CS S SS
Gambar 4.5
Distribusi Tanggapan Responden
Terhadap Dimensi Variabel Keseluruhan Citra
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
72
demikian dimensi keseluruhan citra yang ada pada tamu Hotel Swiss-
5. Kepuasan Pelanggan
Tabel 4.8
Distribusi Tanggapan Responden
Terhadap Dimensi Variabel keputusan berkunjung
sebesar 367, pada indikator menciptakan citra merek dengan skor aktual
sebesar 387 dan keputusan berkunjung dengan skor aktual sebesar 370.
besar yaitu indikator menciptakan citra merek dengan hasil skor sebesar
STS TS CS S SS
Gambar 4.6
Distribusi Tanggapan Responden
74
Tabel 4.9
Rekapitulasi Seluruh Indikator Niat Kunjung Ulang
jawaban responden dari setiap indikator niat kunjung ulang yang diukur
pada indikator sikap kognitif memperoleh nilai sebesar 342, sikap afektif
75
memperoleh nilai sebesar 318, sikap konatif memperoleh nilai sebesar 267,
memperoleh nilai sebesar 393, citra kognitif memperoleh nilai sebesar 362,
STS TS CS S SS
Gambar 4.7
Rekapitulasi Seluruh Indikator Niat Kunjung Ulang
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
indikator niat kunjung ulang berada dalam posisi “S” dengan skor
355,1 , artinya seluruh indikator niat kunjung ulang dalam posisi baik.
mengetahuinya menggunakan alat bantu SPSS versi 16, maka hasil yang
Tabel 4.10
Analisis Kaiser Meyer Olkin
KMO and Bartlett's Test
Df 45
Sig. .000
ini dapat diproses lebih lanjut karena nilai KMO > 0,5. Kemudian nilai
Adapun hasil yang didapatkan disajikan didalam Tabel 4.11 sebagai berikut:
77
Tabel 4.11
Analisis Faktor Niat Kunjung Ulang
Anti-Image Matrices
Selanjutnya hasil analisis total variance di jelaskan pada Tabel 4.12 sebagai
berikut:
Tabel 4.12
Total Variance Explained
Total Variance Explained
varian dijelaskan oleh Extraction Sums of Scuared Loading dan Initial Eigen
varian yang diperoleh pada hasil output ada varian, yaitu : 19,379% ;
Tabel 4.13
Componen Matrix
Component Matrixa
Component
1 2 3 4
KEPUTUSAN
.704 -.353 .057 .190
BERKUNJUNG
SIKAP KONATIF .633 .042 -.205 -.401
SIKAP AFEKTIF .495 -.336 .093 .414
CITRA AFEKTIF .385 -.678 .093 -.145
CITRA KOGNITIF .434 .473 .216 -.162
MENCIPTAKAN WOM .104 .437 .321 .372
NORMATIVE BELIEFS .247 .418 -.312 -.367
SIKAP KOGNITIF .332 .116 -.711 -.011
CONTROL BELIEFS .352 .213 .669 -.390
MENCIPTAKAN CITRA
.392 .463 -.107 .599
MEREK
Sumber : hasil pengolahan data, 2018
Tabel 4.14
Roated Componen Matrix
Rotated Component Matrixa
Component
1 2 3 4
KEPUTUSAN
.791 .143 .069 .094
BERKUNJUNG
SIKAP AFEKTIF .700 -.077 .197 -.056
CITRA AFEKTIF .653 -.025 -.452 .065
SIKAP KOGNIIF .100 .692 .087 -.364
SIKAP KONATIF .294 .650 -.132 .281
NORMATIVE BELIEFS -.215 .627 .042 .164
MENCIPTAKAN CITRA
.182 .193 .813 -.081
MEREK
MENCITAKAN WOM -.042 -.160 .601 .232
CONTROL BELIEFS .074 -.026 -.007 .874
CITRA KOGNITIF .004 .313 .309 .540
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018
1. Sikap Kognitif
Pada indikator sikap kognitif nilai faktor 1 adalah 0,100, faktor 2 adalah
0,692, faktor 3 adalah 0,087 dan faktor 4 adalah -0,364. Karena nilai
2. Sikap Afektif
Pada indikator sikap afektif nilai faktor 1 adalah 0,700, faktor 2 adalah
-0,077, faktor 3 adalah 0,197 dan faktor 4 adalah -0,056. Karena nilai
3. Sikap Konatif
Pada indikator sikap konatif nilai faktor 1 adalah 0,294, faktor 2 adalah
0,650, faktor 3 adalah -0,132 dan faktor 4 adalah 0,281. Karena nilai
4. Normative Beliefs
adalah 0,627, faktor 3 adalah 0,042 dan faktor 4 adalah 0,164. Karena
2.
5. Control Beliefs
Pada indikator control beliefs nilai faktor 1 adalah 0,074, faktor 2 adalah
-0,026, faktor 3 adalah -0,007 dan faktor 4 adalah 0,874. Karena nilai
6. Citra Kognitif
Pada indikator citra kognitif nilai faktor 1 adalah 0,004, faktor 2 adalah
0,313, faktor 3 adalah 0,309 dan faktor 4 adalah 0,540. Karena nilai
7. Citra Afektif
82
Pada indikator citra afektif nilai faktor 1 adalah 0,653, faktor 2 adalah
-0,025, faktor 3 adalah -0,452 dan faktor 4 adalah 0,065. Karena nilai
faktor 2 adalah -0,160, faktor 3 adalah 0,601 dan faktor 4 adalah 0,232.
faktor 2 adalah 0,193, faktor 3 adalah 0,813 dan faktor 4 adalah -0,081.
termasuk faktor 3.
2 adalah 0,143, faktor 3 adalah 0,069 dan faktor 4 adalah 0,094. Karena
faktor 1.
Tabel 4.15
Faktor 1
No Faktor
1 Sikap Afektif
2 Citra Afektif
3 Keputusan Berkunjung
Sumber : Hasil Pengolahan Data,2018
faktor sikap afektif , pada umumnya niat kunjung ulang pada tamu Hotel
Faktor citra afektif, pada umumnya niat kunjung ulang pada tamu Hotel
Faktor keputusan berkunjung, pada umumnya niat kunjung ulang pada tamu
itu sendiri.
pada factor 1 dapat dibuat dimensi baru dengan nama faktor emosional.
Tabel 4.16
Faktor 2
No Faktor
1 Sikap Kognitif
2 Sikap Konatif
3 Normative Beliefs
Sumber : Hasil Pengolahan Data,2018
faktor sikap kognitif , pada umumnya niat kunjung ulang pada tamu Hotel
84
Swiss-Belinn Karawang berdasarkan sikap kognitif yang ada pada tamu hotel
tersebut. Faktor sikap konatif, pada umumnya niat kunjung ulang pada
normative beliefs, pada umumnya niat kunjung ulang pada Hotel Swiss-
tersebut.
pada faktor 2 dapat dibuat dimensi baru dengan nama faktor keyakinan.
Tabel 4.17
Faktor 3
No Faktor
1 Menciptakan WOM
2 Menciptakan Citra Merek
Sumber : Hasil Pengolahan Data,2018
menciptakan WOM , pada umumnya niat kunjung ulang pada tamu Hotel
tersebut. Faktor menciptkan citra merek, pada umumnya niat kunjung ulang
pada faktor 3 dapat dibuat dimensi baru dengan nama faktor kepuasan.
85
Tabel 4.18
Faktor 4
No Faktor
1 Control Beliefs
2 Citra Kognitif
Sumber : Hasil Pengolahan Data,2018
control beliefs, pada umumnya niat kunjung ulang pada tamu Hotel Swiss-
Faktor citra kognitif, pada umumnya niat kunjung ulang pada tamu Hotel
pada faktor 4 dapat dibuat dimensi baru dengan nama faktor nilai.
ulang untuk tamu hotel Swiss-Belinn Karawang. Faktor yang diteliti yaitu sikap,
cukup setuju dengan 1 dimensi yaitu dimensi sikap meliputi indikator sikap
86
kognitif, sikap afektif dan sikap konatif dan setuju dengan 4 dimensi yaitu
meliputi indikator citra kognitif dan citra afektif, dan kepuasan pelanggan
kunjung ulang berada dalam posisi “S” dengan skor 355,1 artinya seluruh
mempengaruhi niat kunjung ulang karena nilai seluruh faktor > 0,5
perilaku yang dirasakan dan keseluruhn citra, faktor 2 yaitu sikap, norma
BAB V
PENUTUP
87
5.1 Kesimpulan
niat kunjung ulang untuk tamu Hotel Swiss-Belinn Karawang, maka beberapa hal
1. Faktor yang mempengaruhi niat kunjung ulang untuk tamu Hotel Swiss-
kepuasan dan faktor nilai dapat menjelaskan alasan tamu hotel untuk
sedangkan sisanya 40.282% diterangkan oleh faktor lain yang tidak diteliti
dari tamu hotel karena dimensi sikap memiliki nilai rata-rata yang
paling kecil di bandingkan dengan dimensi yang lain yakni memiliki skor
309.
.2.1 Saran Terhadap Penelitian Berikutnya
1. Peneliti berikutnya diharapkan dapat meneliti variabel berbeda jika
DAFTAR PUSTAKA
Ekinci,Y.,Dawes, P. L., & Massey, G. (2008). An extended model of the antecedents and
Han, H., & Back, K. J. (2007). Investigating the effects of consumption emotions on customer
satisfaction and repeat visit intentions in the lodging industry. Journal of Hospitality and
Han, H., Hsu, L. T., & Lee, J. S. (2009). Empirical investigation of the roles of attitudes toward
green behaviors, overall image, gender and age in hotel customers’ eco-friendly decision
http://dx.doi.org/10.1016/j.ijhm.2009.02.004
Han, H., & Kim, Y. (2010). An investigation of green hotel customers’ decision formation:
Huang, S. S., & Hsu, C. H. C. (2009). Effects of travel motivation, past experience, perceived
constraint and attitude on revisit intention. Journal of Travel Research, 48(1), 29-44.
http://dx.doi.org/10.1177/0047287508328793
Nee-Goh (2015). Investigating Revisit Intentions for the Boutique Hotels of Penang-A
UNESCO World Heritage Site. Canadian Center of Science and Education. 1911-2017
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, CV.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Cetakan ke 16. Bandung : Alfabeta
Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : PT Alfabeta