Anda di halaman 1dari 9

PERHITUNGAN SUMBERDAYA PASIR PASANG DENGAN METODE

PENAMPANG MELINTANG DI AREAL IUP


CV. ANUGRAH BUMI BORNEO KECAMATAN BEDUAI KABUPATEN
SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Renita Mawarni1), Marsudi 2), Sutarto 2)

Abstrak
Kalimantan Barat merupakan sebuah wilayah yang kaya akan potensi sumberdaya
alam yang dimilikinya. Ada banyak potensi yang masih belum tereksplorasi yang bisa
dimanfaatkan demi kepentingan orang banyak, salah satu potensi bahan galian itu
adalah pasir pasang karena pasir pasang merupakan bahan pokok dari infrastruktur,
konstruksi maupun industri. Maka diperlukan suatu kajian atau perhitungan mengenai
jumlah sumberdaya yang terdapat pada CV. Anugrah Bumi Borneo.
Penaksiran sumberdaya yang dilakukan di CV. Anugrah Bumi Borneo
menggunakan metode cross section dengan tujuan untuk mengetahui berapa besar
sumberdaya pasir pada daerah penelitian.
Luas daerah pasir pada daerah penelitian adalah 6 Ha. Metode cross section
(penampang melintang) dilakukan dengan menghubungkan penampang satu dengan
penampang lainnya, sehingga setiap perhitungan volume dibatasi oleh dua penampang
dan sepanjang jarak antara dua sayatan yaitu 30 meter dengan hasil perhitungan
sebesar 135,165.00 .

Kata kunci : Cross section, pasir, sumberdaya.

1. PENDAHULUAN industri, maka perusahaan melakukan


Kalimantan Barat merupakan eksplorasi untuk pencarian bahan galian
sebuah wilayah yang kaya akan potensi tersebut.
sumberdaya alam yang dimilikinya. Ada CV. Anugrah Bumi Borneo
banyak potensi yang masih belum merupakan perusahaan bergerak
tereksplorasi yang bisa dimanfaatkan dibidang penambangan pasir yang
demi kepentingan orang banyak. Seiring berlokasi di Kecamatan Beduai,
dengan perkembangan jaman maka Kabupaten Sanggau, Provinsi
pembangunan secara fisik seperti Kalimantan Barat. CV. Anugrah Bumi
pembangunan industri dan perumahan Borneo telah melakukan kegiatan
pun meningkat pesat. Salah satu potensi operasi penambangan sejak
bahan galian mineral batuan (UU no. 4
tahun 2009 tentang pertambangan
mineral dan batubara) pada daerah
penelitian adalah pasir pasang. Sejalan
dengan rencana perusahaan untuk
mengantisipasi adanya permintaan pasar
akan kebutuhan pasir pasang yang
semakin meningkat dan upaya
perusahaan untuk menggunakan pasir
pasang sebagai bahan pokok dari
infrastruktur, konstruksi maupun

1) Mahasiswa Prodi Teknik Pertambangan FT. UNTAN


2) Dosen Prodi Teknik Pertambangan FT. UNTAN

1
tahun 2016, ada beberapa blok 3 METODE PENELITIAN
penambangan pada CV. Anugrah Bumi Metode penelitian adalah langkah
Borneo, blok yang sedang melakukan yang dilakukan oleh peneliti untuk
kegiatan penambangan pada tahun 2017 mengumpulkan informasi atau data.
adalah pada blok 4, sehingga perlu Jenis metode penelitian yang digunakan
dilakukan penelitian perhitungan oleh peneliti adalah metode observasi
sumberdaya pada blok tersebut. atau penelitian yang dilakukan dengan
pengamatan langsung dilapangan.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sumberdaya 3.1 Tahapan dan Metode Penelitian
Sumberdaya adalah keterdapatan 3.1.1 Studi Pustaka
material ekonomis didalam atau pada Studi pustaka dilakukan untuk
kerak bumi dalam berbagai bentuk, mempelajari literatur–literatur yang
kualitas dan kuantitas yang memiliki berhubungan dengan perhitungan
prospek baik untuk ekstraksi ekonomis sumberdaya, khususnya sumberdaya
yang berkesinambungan. Lokasi, pasir.
kuantitas, karakteristik geologi, dan
kesinambungan dari suatu sumberdaya 3.1.2 Pengambilan Data
mineral dapat diketahui, diperkirakan Pengambilan data yang dilakukan
atau ditafsirkan. dengan peninjauan lapangan untuk
melakukan pengamatan langsung
2.2 Pengukuran Batimetri terhadap topografi dan data-data
Batimetri (bathos: kedalaman, penunjang lainnya.
metry: pengukuran) adalah pengukuran
kedalaman laut dan memetakannya a. Data Primer
berdasarkan kondisi dan topografi dasar Data primer merupakan data yang
laut (Thurman, 2004). Awalnya, diambil dan diolah sendiri oleh peneliti.
batimetri mengacu kepada pengukuran Data yang dibuat oleh peneliti untuk
kedalaman samudra. Teknik-teknik awal maksud khusus menyelesaikan
batimetri menggunakan tali berat terukur permasalahan yang sedang ditangani.
atau kabel yang diturunkan dari sisi Pengambilan data primer penelitian
kapal. Secara manual kedalam suatu titik adalah dilakukan seperti berikut :
di perairan (termasuk lautan) dapat
diukur menggunakan mistar ukur/tali b. Pengukuran Kedalaman Sungai
yang ditenggelamkan sampai ke dasar Pengukuran kedalaman sungai
perairan. adalah salah satu cara untuk mengetahui
kedalaman sungai pada daerah
penelitian dengan cara sebagai berikut :
 ambil tali lalu ukur tali dengan
meteran kemudian pada ujung
tali diberi pemberat agar tali
dapat mencapai dasar sungai
dan tidak terbawa arus.
 pengukuran dilakukan secara
manual yang dilakukan
langsung turun ke sungai jika
ketinggian sungai mengalami

2
peningkatan maka digunakan bertujuan untuk uji laboratorium dimana
kayu yang telah diukur akan diketahui apa saja yang terdapat
sebelumnya terlebih dahulu, lalu pada daerah penelitian berupa
kayu atau tali diturunkan hingga presentase. Cara pengambilan sampel
menyentuh dasar sungai. dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 tarik tali atau kayu kemudian  pengambilan sampel pada aliran
ukur panjang tali atau kayu lalu yang tidak terganggu sampah
catat hasil pengukuran. dan tidak ada aliran yang
 pengukuran kedalaman pada 1 memutar.
penampang dilakukan 1 titik  pengambilan sampel pasir
sampai 4 titik (tergantung diambil di tengah sungai yang
kondisi dilapangan), ada 99 titik dangkal.
lokasi pengukuran kedalaman  pengambilan sampel diambil di
dengan jarak 30 meter kearah tepi sungai.
memanjang.
d. Data Sekunder
c. Penyedotan Pasir Pengambilan data sekunder yaitu
Penyedotan pasir bertujuan untuk perhitungan sumberdaya dari pihak
mengetahui ketebalan pasir yang perusahaan dan peta batas IUP CV.
dilakukan dengan cara sebagai berikut : Anugrah Bumi Borneo yang dapat
 penyedotan pasir dilakukan memberikan informasi lokasi penelitian
setelah mengetahui titik-titik dengan skala peta 1:10.000.
penyedotan yang telah diketahui
dari penggambaran rencana 3.2 Pengolahan Data
kerja yang telah dilakukan Pengolahan data dilakukan
sebelumnya. dengan bantuan software autocad
 penyedotan dilakukan dengan sehingga akan menggambarkan garis
menggunakan mesin sedot jet kontur kedalaman dasar sungai yang
pump yang berfungsi untuk menghubungkan titik kedalaman dasar
mengetahui tebal pasir tersebut. sungai. Data koordinat yang diperoleh
 dilakukan penyedotan, jika dijadikan peta topografi kemudian
didalam pipa tersebut terdapat dilanjutkan dengan membuat sayatan
lumpur yang ikut tersedot pada peta tersebut sehingga membentuk
setelah pasir hal tersebut penampang, dalam metode ini
menunjukan bahwa lumpur penampang/sayatan melintang diambil
adalah batas dari bawah sejajar dari batas awal pada
permukaan. dengan interval yang sama dengan
 penyedotan pasir dilakukan panjang sayatan dikarenakan mengikuti
disetiap 1 titik diantara 2 cross bentuk dari IUP yang ada pada daerah
section, sebanyak 40 titik tersebut. Dilanjutkan dengan
penyedotan yang dilakukan menghitung luas dan volume. Untuk
sesuai dengan keadaan geologi menghitung luas dari masing-masing
yang dapat mewakili daerah penampang dimana luasan sayatan pada
sekitarnya. metode cross section menggunakan
Setelah pengukuran sungai dan bantuan software computer yaitu
penyedotan pasir dilakukan selanjutnya autoCAD2007.
pengambilan sampel pasir yang

3
3.2.1 Perhitungan Luas Penampang 3.4 Kesimpulan dan Saran
Perhitungan luas dari masing- Kesimpulan merupakan hasil
masing penampang pada luasan sayatan akhir dari penelitian ini dan saran
menggunakan metode cross section merupakan solusi untuk perusahaan
dengan bantuan software computer yaitu dalam menyelesaikan permasalahan
autoCAD2007, perhitungan luas yang sehingga dapat menjadi bahan
digunakan dalam software ini pertimbangan untuk melakukan proses
menggunakan rumus koordinat. selanjutnya, yang didapat dengan
menyimpulkan data yang telah diolah
3.2.2 Perhitungan Volume oleh peneliti.
Sumberdaya
Perhitungan volume pada 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
sumberdaya pasir pada daerah penelitian 4.1 Hasil
menggunakan metode cross section 4.1.1 Data Elevasi Pasir
dengan menggunakan rumus mean area Data elevasi pasir dapat diperoleh
dan frustum. Pada daerah penelitian dengan melakukan pengukuran dengan
dihitung luasan masing-masing endapan cara penyedotan pasir di daerah sungai
pasir yang telah diketahui tersebut sekayam menggunakan mesin sedot (Jet
kemudian menghitung volumenya Pump) yang telah dimodifikasi sehingga
mengunakan jarak antar penampang. gambaran ketebalan dari endapan pasir
Perhitungan volume dengan pasang ini dapat diketahui.
menggunakan rumus sebagai berikut:
4.1.2 Pemetaan Batimetri Dasar
a. Jika luas sayatan berbanding ≥ Aliran Sungai
0,5 maka perhitungan dilakukan dengan Pemetaan batimetri dasar aliran
menggunakan rumus mean area : sungai yang nantinya bisa diketahui
kenampakan dasar sungai dan rata-rata
kedalaman sungai sehingga bisa
menentukan potensi lokasi yang akan
b. Jika luas sayatan berbanding ≤ dilakukan untuk dihitung keseluruhan
0,5 maka perhitungan dilakukan dengan sumberdaya di wilayah penelitian. Pada
menggunakan rumus frustum : proses ini dilakukan dengan pengolahan
data dengan bantuan software autocad
sehingga akan menggambarkan garis
kontur kedalaman dasar sungai yang
3.3 Verifikasi menghubungkan titik kedalaman dasar
Verifikasi bertujuan untuk sungai yang sama. Berikut peta batimetri
memastikan hasil dari perhitungan pada gambar 1.
penelitian dengan membandingkan hasil
perhitungan perusahaan. Jika dari hasil
penelitian tersebut sudah menjawab
tujuan maka akan dilanjutkan ke
kesimpulan dan saran jika tidak akan
kembali lagi dalam pengambilan data.

4
Kemudian dari data batimetri didapat
segmen pada tebal pasir. Dapat dilihat
pada gambar 2.

Gambar 1. Peta batimetri kedalaman


Gambar 2. Contoh peta sekmen tebal
dasar sungai -
pasir
Tabel 1. Perhitungan sumberdaya pasir
Luas Jarak Volume Pe rbandingan
No. Sayatan Rumus
:
1 A-A' 81 30 2,655.00 0.8 Luas rata-rata (mean area)
2 B-B' 96 30 3,360.00 0.8 Luas rata-rata (mean area )
3 C-C' 128 30 4,380.00 0.8 Luas rata-rata (mean area )
4 D-D' 164 30 3,945.00 1.7 Luas rata-rata (mean area )
5 E-E' 99 30 3,120.00 0.9 Luas rata-rata (mean area )
109 30
6 F-F' 3,885.00 0.7 Luas rata-rata (mean area )
150 30
7 G-G' 3,300.00 2.1 Luas rata-rata (mean area )
70 30
8 H-H' 2,310.00 0.8 Luas rata-rata (mean area )
84 30
9 I-I' 145 30 3,435.00 0.6 Luas rata-rata (mean area )
10 J-J' 110 30 3,825.00 1.3 Luas rata-rata (mean area )
11 K-K' 70 30 2,700.00 1.6 Luas rata-rata (mean area )
12 L-L' 2,535.00 0.7 Luas rata-rata (mean area )
99 30
13 M-M' 3,030.00 1.0 Luas rata-rata (mean area )
14 N-N' 103 30 3,690.00 0.7 Luas rata-rata (mean area )
143 30
15 O-O' 3,195.00 2.0 Luas rata-rata (mean area )
70 30
16 P-P' 72 30 2,130.00 1.0 Luas rata-rata (mean area )
17 Q-Q' 99 30 2,565.00 0.7 Luas rata-rata (mean area )
18 R-R' 2,805.00 1.1 Luas rata-rata (mean area )
88 30
19 S-S' 166 30 3,810.00 0.5 Luas rata-rata (mean area)
20 T-T' 5,460.00 0.8 Luas rata-rata (mean area)
198 30
21 U-U' 4,170.00 2.5 Luas rata-rata (mean area)
70 30
22 V-V' 2,445.00 1.0 Luas rata-rata (mean area)
83 30
23 W-W' 3,975.00 0.5 Luas rata-rata (mean area)
182 30
24 X-X' 3,855.00 2.4 Luas rata-rata (mean area)
75 30
25 Y-Y' 2,340.00 0.9 Luas rata-rata (mean area )
81 30
26 Z-Z' 3,015.00 0.7 Luas rata-rata (mean area )
120 30
27 AA-AA' 3,195.00 1.3 Luas rata-rata (mean area)
93 30 Luas rata-rata (mean area )
28 BB-BB' 2,640.00 1.1
83 30 Luas rata-rata (mean area )
29 CC-CC' 2,640.00 0.9
128 30 Luas rata-rata (mean area )
30 DD-DD' 3,315.00 0.7
93 30
31 EE-EE' 3,375.00 1.3 Luas rata-rata (mean area )
128 30
32 FF-FF' 2,625.00 1.2 Luas rata-rata (mean area )
33 GG-GG' 78 30 2,040.00 1.3 Luas rata-rata (mean area )
34 HH-HH' 58 30 3,375.00 0.4 Kerucut terpancung (frustum)
134 30 Luas rata-rata (mean area )
35 II-II' 4,380.00 0.8
158 30
36 JJ-JJ' 3,975.00 1.5 Luas rata-rata (mean area )
107 30
37 KK-KK' 165 30 4,080.00 0.6 Luas rata-rata (mean area )
38 LL-LL' 85 30 3,750.00 1.9 Luas rata-rata (mean area )
39 MM-MM' 4,020.00 0.4 Kerucut terpancung (frustum)
190 30
40 NN-NN' 5,820.00 1.0 Luas rata-rata (mean area )
41 OO-OO' 198 30 - - -
Volume Total - - 135,165.00 - -

5
4.2 Pembahasan atas akumulasi kumpulan-kumpulan dari
4.2.1 Pembahasan Data Elevasi Pasir mineral-mineral hasil pelapukan batuan
Data elevasi pasir dapat diperoleh yang kemudian tertransportasi jauh dari
dengan melakukan pengukuran dengan batuan induk oleh media air dan
cara penyedotan menggunakan alat terendapkan di dasar-dasar sungai.
mesin sedot. Sebelum dilakukan Selama proses pengendapan juga
penyedotan terlebih dahulu dilakukan membawa senyawa pengotor yang
pemetaan titik penyedotan agar bisa terbawa selama proses pengendapan.
menentukan potensi lokasi yang akan Dari hasil uji laboratorium untuk sampel
dilakukan penyedotan untuk dihitung dilokasi kecamatan beduai kabupaten
keseluruhan sumberdaya di wilayah sanggau ini diambil ditepi sungai dan
tersebut. Penyedotan yang dilakukan dalam sungai didapatlah presentase nilai
hanya sekali karena permintaan dari lanau, dan pasir.
pihak perusahaan, setelah sudah Hasil analisa laboratorium
menentukan titik sedot dari pemetaan mekanika tanah:
kemudian menuju ke posisi yang telah 1. Lokasi sampel ditepi sungai
ditentukan dengan menggunakan GPS didapatlah nilai presentase sebagai
lalu dari GPS didapatkan titik-titik berikut:
penyedotan. Setelah berada pada posisi a. Pasir : 80%
yang sudah ditentukan pada titik b. Lanau : 20%
koordinat, dilakukanlah mengukur 2. Lokasi sampel didalam sungai
kedalaman sungai dan tebal pasir didapatlah nilai presentase sebagai
dengan cara disedot menggunakan berikut:
mesin sedot yang berfungsi untuk a. Pasir : 70%
mengetahui tebal dari pasir tersebut, b. Lanau:30%
cara penyedotan menggunakan pipa
kemudian disedot hingga terdapat Pada daerah kecamatan beduai
lumpur jika didalam pipa tersebut kabupaten sanggau yang paling dominan
terdapat lumpur yang ikut tersedot presentasenya adalah pasir karena
setelah pasir hal tersebut menunjukan terjadinya pengendapan bahan padat
bahwa lumpur adalah batas dari bawah pada suatu tempat dipengaruhi oleh luas
permukaan dari sinilah didapat tebalnya daerah tangkapan dan karakteristik
pasir. sungai yaitu panjang sungai, besar
Kegiatan ini memiliki dampak kecilnya sedimentasi yang terjadi
pada dasar sungai yang menyebabkan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara
menurunnya elevasi dasar sungai. Akan lain besarnya erosi, longsoran tanah,
tetapi, seiring bertambahnya rusaknya tebing sungai dan lain-lain.
pembangunan, infrastruktur dan Begitu partikel sedimen terlepas maka
konstruksi maka semakin bertambah partikel akan tersangkut oleh gaya
pula kebutuhan pasirnya. Berdasarkan gravitasi, angin atau air. Angkutan
data yang diperoleh, penyebaran pasir sedimen di sungai yang bergerak oleh
pada daerah ini merata dikarenakan aliran air, sangat erat hubungan dengan
sedimen yang terbawa oleh aliran sungai erosi tanah pada permukaan karena
yang ada pada daerah penelitian, hal terjadinya hujan pada daerah tersebut.
tersebut disebabkan karena pasir pasang Air yang meresap ke tanah dapat
merupakan bahan galian yang terdiri mengakibatkan longsoran tanah yang

6
kemudian masuk ke sungai. Oleh karena dasar sungai yang menghubungkan titik
itu, keberadaan pasir di wilayah kedalaman dasar sungai yang sama.
penambangan dalam kondisi dinamis.
Tetapi seiring dengan adanya kegiatan 4.2.3 Perhitungan Sumberdaya
penambangan akan sangat Hasil data penyedotan dan hasil
dimungkinkan adanya peristiwa data batimetri selanjutnya membuat
sedimentasi pasir kembali. Berikut sayatan/penampang melintang pada
presentase hasil uji laboratorium yang endapan. Metode penampang melintang
telah dilakukan : atau biasanya disebut metode cross
section merupakan metode estimasi yang
Tabel 2. Presentase uji laboratorium paling umum digunakan dalam
Keteran Kerik Pasi Lan Lemp perhitungan sumberdaya. Dalam metode
gan il r au ung ini penampang/sayatan melintang diambil
(Grav (San (Silt (Clay) sejajar dari batas awal pada dengan
el) d) ) interval yang sama besar yaitu 30 m
Tepi 0% 80% 20 0% sebanyak 41 sayatan. Panjang sayatan
Sungai % yang terbentuk bervariasi antara 41-85 m
Dalam 0% 70% 30 0% dikarenakan mengikuti bentuk dari IUP
Sungai % yang ada pada daerah tersebut. Ketebalan
diantara dua penampang mempunyai satu
4.2.2 Pemetaan Batimetri Dasar nilai yang penentuannya merupakan rata-
Sungai rata ketebalan dari dua
Pemetaan batimetri dasar aliran penampang/sayatan, kontur diantara dua
sungai yang nantinya bisa diketahui sayatan permukaannya dianggap
kenampakan dasar sungai dan rata-rata linier/rata. Setelah itu menghitung luas
kedalaman sungai. Pada pemetaan dari masing-masing penampang dimana
batimetri ini terlebih dahulu kita sudah luasan sayatan pada metode cross section
melakukan pengukuran kedalaman menggunakan bantuan software computer
sungai dari titik penyedotan agar dapat yaitu autoCAD 2007, perhitungan luas
diketahui berapa rata-rata dari yang digunakan dalam software ini
kedalaman sungai di daerah penelitian. menggunakan rumus koordinat.
Alat yang digunakan pada penelitian ini Prinsip dasar dari perhitungan ini
dilakukan secara manual, teknik ini adalah dengan menghubungkan titik- titik
menggunakan tali panjang yang koordinatnya kemudian menghitung
ujungnya diikat dengan bandul timah volume endapan pasir secara keseluruhan
sebagai pemberat kemudian tali dengan menggunakan rumus mean area
ditenggelamkan sampai ke dasar sungai. dan rumus frustum, untuk menghitung
Pengukuran kedalaman sungai dengan volume pasir digunakan jarak antar
rata-rata bekisar antara 4-6 meter dan penampang. Jadi, hasil volume yang
dengan rata-rata tebal pasir bekisar 2.1 diperoleh dari perhitungan sumberdaya
meter, kemudian data tersebut di olah pasir di daerah penelitian dengan
dengan cara menghubungkan dari titik- menggunakan metode cross section
titik koordinat yang telah diketahui. dengan rumus mean area dan frustum
Pada proses ini dilakukan dengan adalah sebesar 135,165.00 .
pengolahan data dengan bantuan
software autocad2007 sehingga akan
menggambarkan garis kontur kedalaman

7
5. KESIMPULAN DAN SARAN dalam begitu juga sebaliknya
5.1 Kesimpulan tidak cocok dilakukan pada
a. Pada daerah penelitian sungai yang lebar dengan arus
kedalaman sungai rata-rata yang kuat dan dengan
bekisar antara 4-6 meter dengan kedalaman yang tinggi.
lebar sungai rata-rata 55 meter. b. Pengukuran kedalaman supaya
b. Ketebalan pasir rata-rata 2.1 tidak dilakukan pada satu titik
meter. saja.
c. Ada perbedaan hasil
perhitungan sumberdaya pasir, Daftar Pustaka
yaitu dari hasil perhitungan Abdul Rauf. 1998. Perhitungan
perusahaan dengan jarak 100 Cadangan Endapan Mineral.
meter diperoleh volume Yogyakarta: Jurusan Teknik
sumberdaya pasir sebesar Pertambangan, FTM, UPN
250,405.02 sedangkan “Veteran”,Yogyakarta.
perhitungan volume sumberdaya
pasir pada daerah penelitian Anugrah, Hamdi, Hariadi, dan
dengan luas 6 hektar dan jarak Muhammad Helmi. Pemetaaan
1.2 km menggunakan metode Kedalaman Perairan Sebagai
cross section diperoleh hasil DasarEvaluasi Pembangunan
sebesar 135,165.00 dengan PLTU Sumuradem Kabupaten
40 titik penyedotan dan 41 Indramayu. JURNAL
penampang dengan jarah ± 30 OSEANOGRAFI. Volume 4,
meter. Ada selisih perbedaan Nomor 2, Tahun 2015, Halaman
pada perhitungan volume 533 – 540.
sumberdaya perusahaan dan
volume sumberdaya penelitian Dahlan Ibrahim, 2007. Survey
yaitu sebesar 115,240.02 Pendahuluan Bitumen Padat DI
dikarenakan pada lokasi Kabupaten Sanggau Dan
penelitian pihak perusahaan Kabupaten Sekadau Provinsi
telah melakukan penambangan. Kalimantan Barat. Pusat
d. Dikecamatan beduai kabupaten Sumberdaya Geologi.
sanggau yang paling dominan
presentasenya adalah pasir dan Dody Widodo,Harimurti, dan As’ad
jenis sedimentasi yang ikut Munawir. 2012, Alternatif
terbawa oleh pasir yaitu lanau. Perkuatan Tanah Pair
Menggunakan Lapis Anyaman
5.2 Saran Bambu dengan Variasi Luas dan
Saran yang dapat disampaikan Jumlah Lapis. Jurnal Rekayasa
sebagai berikut : Sipil, Volume 1,No.1-2012 ISSN
a. Untuk metode cross section ini 1978-5658 Hal.3.
sangat cocok dilakukan pada
daerah yang dangkal dengan Eko Prasetyo, Pandu Mulyono, Sono.
arus yang tidak deras dan sungai 2013. Jasa Survey Pengukuran
yang tidak lebar dengan Topografi, diakses pada tanggal
kedalaman yang tidak terlalu 07 Desember 2017.

8
Geological Society of America. 1983.
Sekala Waktu (Geoological Time
Scale).

Modul Responsi. 2005, Departemen


Teknik Pertambangan Fakultas
Ilmu Kebumian Dan Teknologi
Mineral Institit Teknologi
Bandung. Metode Perhitungan
Cadangan.

Randa Pramana. 2011, Estimasi


Sumberdaya Pasir Batu dengan
Metode Cross Section dan
Metode Contour di Wilayah IUP
CV.Mega PutraKonstruksi Di
Desa Sumbung Kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali
Provinsi Jawa Tengah, Skripsi
Program Studi Teknik
Pertambangan FTM-UPN
“Veteran”, Yogyakarta

Thurman. 2004. Definisi Peta, Batimeti,


dan Peta Batimeti, diakses pada
tanggal 07 Desember 2017.

Anda mungkin juga menyukai