i
Pembukaan IKM FTUI
PEMBUKAAN
Perjuangan mencapai cita – cita serta proses pendewasaan yang dilalui oleh Mahasiswa
Fakultas Teknik Universitas Indonesia telah sampailah pada awal perubahan yang menyatukan
perbedaan di dalamnya.
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh satu sikap
moral bersama yang bertujuan untuk membentuk Mahasiswa yang berguna bagi agama,
bangsa, dan negara, maka dengan ini kami menyatakan terbentuknya Ikatan Keluarga
Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (IKM FTUI).
Kemudian daripada itu, disusunlah IKM FTUI itu dalam suatu Garis – garis Besar
Haluan Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Peraturan Dasar,
dan Peraturan Rumah Tangga Ikatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas
Indonesia yang berdasar kepada iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, komitmen
yang tinggi pada dunia pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Bangsa
Indonesia, kepedulian yang tinggi terhadap perkembangan politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan dan keamanan di masyarakat, semangat kebersamaan, kekeluargaan, persatuan dan
kesatuan IKM FTUI yang didasari hukum, serta penghormatan terhadap almamater dan seluruh
warga FTUI.
ii
DAFTAR ISI
PEMBUKAAN ..........................................................................................................................ii
BAB V KEANGGOTAAN.................................................................................................... 8
iii
BAB I NAMA, DEFINISI, BENTUK, WAKTU, KEDAULATAN DAN KEDUDUKAN
.............................................................................................................................................. 15
iv
BAGIAN PERTAMA KETENTUAN DASAR ............................................................. 30
v
BAGIAN KEDUA KEWAJIBAN BSO FTUI ............................................................... 44
vi
BAB IX KELOMPOK PEMINATAN DEPARTEMEN ................................................... 60
BAB XV PENUTUP........................................................................................................... 79
vii
BAGIAN KEDUA ATURAN TAMBAHAN ................................................................ 80
viii
Kode Etik IKM FTUI
KODE ETIK
1. Anggota IKM FTUI merupakan insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Anggota IKM FTUI merupakan insan terpelajar yang selalu menunjukkan integritas
dan komitmen yang tinggi pada dunia pendidikan.
3. Anggota IKM FTUI merupakan mahasiswa yang berperan aktif dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi Bangsa Indonesia.
4. Anggota IKM FTUI merupakan insan yang berjiwa kemanusiaan tinggi dan peka
terhadap perkembangan politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan ,keamanan, dan
lingkungan hidup di masyarakat.
6. Anggota IKM FTUI selalu menghormati dan menjunjung tinggi serta menjaga nama
baik almamater dan warga FTUI.
1
Kode Etik IKM FTUI
1. Anggota IKM FTUI merupakan insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, sehingga segala sikap dan tindakannya harus mencerminkan manusia yang
beragama dan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Anggota IKM FTUI menunjukkan disiplin yang tinggi pada pengembangan dan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki perhatian penuh pada
teknologi berbasis kerakyatan.
4. Anggota IKM FTUI senantiasa peka dan berkontribusi dalam kegiatan- kegiatan
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, dan lingkungan hidup yang
dinaungi oleh IKM FTUI.
b. Anggota IKM FTUI selalu menjaga kerukunan antar sesamanya dan tolong-
menolong dalam kebaikan dan kebenaran.
d. Anggota IKM FTUI memiliki kedudukan yang sama dalam hukum yang berlaku di
lingkungan IKM FTUI.
e. Anggota IKM FTUI harus menaati dan menjunjung tinggi hukum yang berlaku di
lingkungan IKM FTUI.
2
Kode Etik IKM FTUI
b. Anggota IKM FTUI selalu menjaga hubungan baik dengan seluruh warga FTUI.
d. Anggota IKM FTUI selalu menaati hukum-hukum yang berlaku di IKM FTUI
3
Garis-garis Besar Haluan IKM FTUI
I. Definisi
II. Strategi
2. Membudayakan penerapan kode etik IKM FTUI, ketaatan pada hukum yang
berlaku, serta norma yang ada di masyarakat.
Uraian: Mengoptimalkan sistem hukum, dan membina mahasiswa agar dapat
menerapkan kode etik IKM FTUI, menaati hukum yang berlaku di IKM FTUI dan
menghormati norma-norma diluar kode etik yang ada di masyarakat.
4
Garis-garis Besar Haluan IKM FTUI
11. Mendorong pengembangan diri mahasiswa untuk mendapat nilai tambah dalam
menghadapi persaingan di dunia internasional
12. Mendorong mahasiswa untuk mempersiapkan diri berkarir setelah lulus dari
FTUI
5
Peraturan Dasar IKM FTUI
PERATURAN DASAR
BAB I
NAMA, DEFINISI, BENTUK, WAKTU, KEDAULATAN, DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama dari wadah kemahasiswaan Fakultas Teknik Universitas Indonesia adalah Ikatan
Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia, yang selanjutnya disebut IKM
FTUI.
Pasal 2
IKM FTUI adalah satu-satunya wadah perjuangan bersama yang menghimpun kelompok
mahasiswa FTUI dalam satu ikatan dan satu sikap moral.
Pasal 3
Bentuk IKM FTUI adalah wadah kemahasiswaan dengan konsep trias politika yang
disesuaikan dengan kebutuhan dalam kehidupan kemahasiswaan di FTUI.
Pasal 4
IKM FTUI didirikan pada tanggal 15 September 1971 di Tugu, Puncak, Jawa Barat.
Pasal 5
Kedaulatan berada di tangan mahasiswa FTUI, dilaksanakan sepenuhnya oleh mahasiswa
FTUI, dan dikomandoi oleh lembaga tertinggi IKM FTUI.
Pasal 6
IKM FTUI berkedudukan di Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
6
Peraturan Dasar IKM FTUI
BAB II
LANDASAN, STATUS, DAN SIFAT
Pasal 7
(1) IKM FTUI memiliki landasan ideologi, landasan konstitusional dan landasan
operasional.
(2) Landasan ideologi IKM FTUI adalah Kode Etik IKM FTUI dan Pancasila.
(3) Landasan konstitusional IKM FTUI adalah Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah
Tangga IKM FTUI.
(4) Landasan operasional IKM FTUI adalah peraturan di IKM FTUI selain landasan
konstitusional, sementara landasan operasional empat tahunan IKM FTUI adalah Garis-
garis Besar Haluan IKM FTUI.
Pasal 8
Status IKM FTUI adalah sebagai wadah tunggal dari kesatuan kemahasiswaan di FTUI.
Pasal 9
Sifat IKM FTUI adalah independen, kekeluargaan, dan kemahasiswaan.
BAB III
USAHA IKM FTUI
Pasal 10
Usaha dari IKM FTUI adalah:
1. Menciptakan kehidupan kemahasiswaan yang progresif, dinamis, dan madani.
2. Memfasilitasi peningkatan kualitas dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan.
3. Mengoptimalkan iklim dan wadah bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Membangun dan memfasilitasi kontribusi mahasiswa yang berdampak masyarakat.
5. Membekali anggota IKM FTUI agar berdaya saing global untuk menghadapi dinamika
kehidupan pasca kampus.
7
Peraturan Dasar IKM FTUI
BAB IV
IDENTITAS
Pasal 11
Identitas IKM FTUI adalah bentuk - bentuk yang menunjukkan atau melambangkan
jati diri IKM FTUI terdiri dari:
1. Bendera IKM FTUI.
2. Mars Teknik UI.
3. Yel Teknik UI.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 12
(1) Keanggotaan IKM FTUI terdiri dari anggota muda dan anggota aktif.
(2) Anggota muda yaitu setiap mahasiswa FTUI yang terdaftar di FTUI, meliputi S1
Reguler, S1 Paralel, S1 Paralel (Ekstensi), dan S1 Program Internasional.
(3) Anggota aktif yaitu anggota muda yang telah lulus proses pembinaan yang ditetapkan
dan disahkan MPM FTUI dengan keterlibatan semua lembaga IKM FTUI sesuai
dengan mekanisme yang ditetapkan.
BAB VI
KELEMBAGAAN
Pasal 13
Kelengkapan lembaga IKM FTUI terdiri dari :
1. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia, selanjutnya
disebut MPM FTUI, adalah lembaga tertinggi dalam IKM FTUI dan pemegang kekuasaan
legislatif dan yudikatif.
8
Peraturan Dasar IKM FTUI
5. Badan Semi Otonom Fakultas Teknik Universitas Indonesia, selanjutnya disebut BSO
FTUI, adalah lembaga eksekutif IKM FTUI yang menampung, mengembangkan, dan
menyalurkan aspirasi, minat, bakat, dan kreasi anggota IKM FTUI yang menunjang tujuan
dan usaha IKM FTUI, yang mendapatkan pembinaan dari BEM FTUI.
9
Peraturan Dasar IKM FTUI
BAB VII
FORUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN TATA URUTAN PERUNDANGAN
Pasal 14
Forum Pengambilan Keputusan IKM FTUI terdiri dari :
1. Musyawarah Kerja IKM FTUI.
2. Sidang MPM FTUI.
3. Rapat Koordinasi Lembaga IKM FTUI.
4. Rapat Kerja Lembaga Eksekutif IKM FTUI.
5. Rapat Kerja Lembaga Eksekutif Departemen atau Program Internasional IKM FTUI.
Pasal 15
Tata Urutan Peraturan IKM FTUI adalah :
1. Ketetapan Musyawarah Kerja IKM FTUI.
2. Ketetapan MPM FTUI.
3. Hasil Rapat Koordinasi Lembaga IKM FTUI.
4. Hasil Rapat Kerja Lembaga Eksekutif IKM FTUI.
5. Peraturan Lembaga Eksekutif tingkat fakultas.
6. Ketetapan MPM FTUI Fraksi.
7. Peraturan Lembaga Eksekutif tingkat departemen atau program internasional.
BAB VIII
KEUANGAN
Pasal 16
Sistem keuangan lembaga kemahasiswaan IKM FTUI mencakup 3 fungsi, yaitu:
1. Kebendaharaan (Treasurer)
2. Pengawasan (Controller)
3. Pencarian dana (Fund Raiser)
10
Peraturan Dasar IKM FTUI
Pasal 17
Sistem keuangan lembaga kemahasiswaan IKM FTUI berjalan berdasarkan dengan prinsip:
1. Transparansi
2. Tanggung Jawab
3. Integritas
4. Objektif
5. Efektivitas
6. Efisiensi
BAB IX
PEMILIHAN UMUM DAN PERIODISASI
Pasal 18
(1) Pemilihan Umum dilakukan untuk memilih anggota MPM FTUI, Ketua BEM FTUI,
serta Ketua IMD dan IMPI FTUI dengan mekanisme pemilihan yang ditetapkan oleh
MPM FTUI.
(2) Mekanisme pemilihan pimpinan lembaga eksekutif selain lembaga di atas diatur
secara otonom oleh lembaga bersangkutan.
Pasal 19
(1) Periodisasi kepengurusan MPM, BEM, BOK, BSO, IMD, IMPI, dan KPD FTUI adalah
satu periode yaitu dari Januari hingga Desember.
(2) Periodisasi BO ditentukan oleh kebijakan otonom lembaga bersangkutan dengan syarat
dan ketentuan yang ditentukan oleh MPM dan berkoordinasi dengan BEM FTUI.
11
Peraturan Dasar IKM FTUI
BAB X
PENUTUP
BAGIAN PERTAMA
PEMBUBARAN IKM FTUI
Pasal 20
Pembubaran IKM FTUI hanya dapat dilaksanakan melalui referendum atas kebijakan
Musyawarah Kerja IKM FTUI yang hasilnya akan disahkan dalam Musyawarah Kerja IKM
FTUI.
BAGIAN KEDUA
PERUBAHAN PERATURAN DASAR
Pasal 21
Perubahan Peraturan Dasar hanya dapat dilaksanakan pada Musyawarah Kerja IKM FTUI.
BAGIAN KETIGA
ATURAN PERALIHAN
Pasal 22
(1) Masa peralihan adalah masa sejak Peraturan Dasar disahkan sampai dengan berlakunya
secara keseluruhan.
(2) Hal-hal yang menyangkut berlakunya Peraturan Dasar secara keseluruhan diatur dalam
hasil ketetapan Musyawarah Kerja IKM FTUI.
(3) Peraturan Dasar yang ada masih tetap berlaku hingga berlakunya Peraturan Dasar yang
telah diperbaharui dan disahkan dalam Musyawarah Kerja IX IKM FTUI.
12
Peraturan Dasar IKM FTUI
BAGIAN KEEMPAT
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 23
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Dasar akan ditetapkan dalam Peraturan Rumah
Tangga dan/atau peraturan lainnya sesuai dengan tata urutan peraturan IKM FTUI dan tidak
bertentangan dengan Peraturan Dasar IKM FTUI.
BAGIAN KELIMA
PENGESAHAN
Pasal 24
(1) Peraturan Dasar IKM FTUI ini disusun oleh Musyawarah I FTUI di Tugu, Puncak,
Jawa Barat pada tanggal 14 September 1971 dan diubah serta disempurnakan pada
Musyawarah Mahasiswa II FTUI di Tugu, Puncak, Jawa barat pada tanggal 18 April
1974; pada Musyawarah Kerja III IKM FTUI di Wisma Departemen Sosial, Puncak,
Jawa Barat pada tanggal 7 Mei 1976 yang dilanjutkan di kampus FTUI, Jakarta; pada
Musyawarah Kerja IV IKM FTUI yang dilaksanakan di Puncak pada tanggal 26-29
April 1995 dan dilanjutkan di kampus FTUI, Depok, pada tanggal 1-6 Mei 1995,
dilanjutkan 12-13 Mei 1995, dilanjutkan pada tanggal 30 Mei 1995 – 3 Juli 1995; pada
Musyawarah Kerja V IKM FTUI di Kampus FTUI, Depok, Jawa Barat, pada tanggal 6
Januari sampai 28 Februari 2003; pada Musyawarah Kerja VI IKM FTUI yang
dilaksanakan di kampus FTUI, Depok, pada tanggal 10-26 Januari 2007; pada
Musyawarah Kerja VII IKM FTUI yang dilaksanakan di Kampus FTUI, Depok, pada
24 Januari – 6 Februari 2011 dan dilanjutkan pada tanggal 6-8 Juni 2011; pada
Musyawarah Kerja VIII IKM FTUI yang dilaksanakan di Kantin FTUI, Depok, pada 9
April – 8 Mei 2015; dan ditetapkan kembali dalam Musyawarah Kerja IX IKM FTUI
yang dilaksanakan di Kampus FTUI, Depok pada 28 Februari – 27 Mei 2019.
13
Peraturan Dasar IKM FTUI
(2) Peraturan Dasar IKM FTUI ini sah sejak ditandatangani oleh pimpinan sidang
Musyawarah Kerja IKM FTUI.
(3) Semua ketentuan dan peraturan yang bertentangan dengan Peraturan Dasar IKM FTUI
ini dinyatakan tidak berlaku.
14
Peraturan Dasar IKM FTUI
BAB I
NAMA, DEFINISI, BENTUK, WAKTU, KEDAULATAN DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Ikatan berarti sekumpulan dari berbagai kelompok atau wadah kegiatan kemahasiswaan yang
ada.
Pasal 2
Wadah perjuangan bersama berarti seluruh mahasiswa FTUI mempunyai satu sikap moral
bersama dalam melaksanakan tujuan IKM FTUI dan fungsi mahasiswa; Satu sikap moral
berarti satu kesepahaman perjuangan yang berlandaskan Kode Etik IKM FTUI; Fungsi
Mahasiswa yang dimaksud adalah iron stock, moral force, dan agent of change.
Pasal 3
Trias politika adalah sistem pemerintahan yang terdiri dari fungsi legislatif, eksekutif, dan
yudikatif; trias politika yang disesuaikan tersebut mencakup kekuatan legislatif, eksekutif, dan
yudikatif, serta didistribusikan dalam lembaga- lembaga yang berada dalam IKM FTUI.
Pasal 5
Mahasiswa yang dimaksud adalah anggota aktif dan anggota muda IKM FTUI; Lembaga
tertinggi yang dimaksud adalah MPM FTUI.
15
Peraturan Dasar IKM FTUI
BAB II
LANDASAN, STATUS, DAN SIFAT
Pasal 7
(1) Ketiga hal tersebut merupakan landasan berpikir dan bertindak bagi seluruh anggota
IKM FTUI.
(4) Peraturan IKM FTUI yang dimaksud adalah yang tertuang dalam tata urutan
perundangan IKM FTUI.
Pasal 8
Wadah tunggal kemahasiswaan berarti tempat seluruh aktivitas mahasiswa untuk mencapai
tujuan IKM FTUI berada dalam satu wadah yang terdiri dari elemen yang saling mendukung.
Pasal 9
Independen berarti mandiri, tidak terikat, dan tidak bergantung dengan lembaga mana pun dan
obyektif dalam berpikir serta bertindak; Kekeluargaan berarti saling menghargai dan
menghormati dalam semangat persaudaraan; Kemahasiswaan berarti seluruh aktivitas
mahasiswa yang sesuai dengan Kode Etik IKM FTUI.
BAB III
USAHA IKM FTUI
Pasal 10
Poin 1: Progresif yang dimaksud berdasarkan KBBI adalah bertahap dan berkesinambungan;
Dinamis yang dimaksud adalah mahasiswa FTUI dapat menyesuaikan dengan keadaan;
Madani mencakup norma dan moral yang ada di masyarakat, juga termasuk norma yang ada di
kode etik
Poin 3: Salah satu poin tridarma perguruan tinggi adalah penelitian sehingga usaha yang dapat
dilakukan adalah mengoptimalkan iklim dan wadah.
16
Peraturan Dasar IKM FTUI
BAB IV
IDENTITAS
Pasal 11
Poin 1: Bendera IKM FTUI berwarna dasar biru (#000139), berisikan makara UI dan
bertuliskan IKM FTUI; Makara UI dan tulisan IKM FTUI berwarna kuning dan terletak di
bagian tengah bendera; Warna kuning Makara UI dan tulisan IKM FTUI sesuai dengan standar
format Makara yang disahkan; Tulisan IKM FTUI menggunakan jenis huruf Arial;
Perbandingan ukuran panjang dan lebar bendera yakni tiga berbanding dua; Warna biru
menunjukkan warna dasar FTUI, warna kuning pada makara dan tulisan IKM FTUI
menunjukkan warna UI.
Poin 2: Mars Teknik UI dinyanyikan dalam posisi berdiri tegak dengan mengepalkan salah satu
tangan ke udara. Mars Teknik UI memiliki lirik sebagai berikut:
17
Peraturan Dasar IKM FTUI
Poin 3: Yel Teknik UI dikumandangkan dalam posisi berdiri tegak dengan mengepalkan salah
satu tangan ke udara. Isi dari Yel Teknik UI adalah sebagai berikut:
Teknik
Yahud
Ho hi ho ha ha
Ho hi ho ha ha
18
Peraturan Dasar IKM FTUI
BAB VIII
KEUANGAN
Pasal 16
Poin 1: Fungsi kebendaharaan (Treasurer) yang dimaksud adalah pengelolaan dan pembukuan
kas.
Poin 2: Fungsi pengawasan (Controller) yang dimaksud adalah pengauditan internal dan
pembuatan laporan keuangan.
Poin 3: Fungsi pencarian dana (Fund Raiser) yang dimaksud adalah usaha atau kegiatan untuk
mendapatkan pemasukan atau peningkatan kas.
Pasal 17
Poin 1: Transparansi berarti keterbukaan dan kejelasan dalam pencarian dan pengelolaan
keuangan.
Poin 2: Tanggung jawab berarti keadaan wajib untuk menanggung segala sesuatunya, jika ada
permasalahan bisa dituntut.
Poin 3: Integritas berarti perilaku yang menunjukan kemampuan dalam pengelolaan keuangan.
Poin 4: Objektif berarti pengelolaan seusai dengan prioritas dan kebutuhan yang ada.
Poin 5: Efektivitas berarti membawa hasil atau berhasil guna, tepat pada sasaran.
Poin 6: Efisiensi berarti ketepatan cara usaha dan kerja dengan tidak membuang-buang waktu
dan biaya.
19
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAB I
KEANGGOTAAN
BAGIAN PERTAMA
KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 1
(1) Menaati dan mengamalkan Landasan-landasan, peraturan dan ketentuan dalam IKM
FTUI.
(2) Menjaga dan ikut serta menjunjung tinggi nama baik almamater FTUI.
(3) Membayar iuran anggota IKM FTUI sekali selama masa studi yang mekanismenya
diserahkan kepada MPM FTUI.
(4) Berperan aktif dalam minimal satu kegiatan yang bermanfaat bagi IKM FTUI selama
menjadi mahasiswa aktif.
(5) Setiap anggota muda mempunyai kewajiban yang sama dengan anggota, kecuali
membayar iuran anggota dan mengikuti kepanitiaan dan/atau organisasi.
BAGIAN KEDUA
HAK ANGGOTA
Pasal 2
(1) Setiap anggota aktif berhak mendapatkan pelayanan yang disediakan oleh IKM FTUI
dan fasilitas yang digunakan oleh IKM FTUI menurut prosedur yang berlaku.
(2) Setiap anggota aktif berhak untuk mengeluarkan pendapat secara lisan maupun tulisan.
20
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(4) Setiap anggota aktif berhak untuk membela diri dan/atau dibela jika dikenakan sanksi
dan/atau tuntutan di dalam ataupun di luar lingkungan FTUI selama tidak melanggar
landasan IKM FTUI dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(5) Setiap anggota aktif berhak untuk melakukan tuntutan kepada anggota IKM FTUI yang
lain dan/atau lembaga kemahasiswaan di dalam lingkungan FTUI sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
(6) Setiap anggota aktif berhak untuk berpartisipasi dalam semua kegiatan IKM FTUI
menurut prosedur yang berlaku.
Pasal 3
(1) Setiap anggota muda berhak untuk mengikuti prosedur menjadi anggota aktif.
(2) Setiap anggota muda mempunyai hak yang sama dengan anggota aktif, kecuali:
Pasal 4
Pemenuhan hak-hak anggota harus sesuai dengan Landasan-landasan, peraturan dan ketentuan
dalam IKM FTUI.
BAGIAN KETIGA
PEMBINAAN ANGGOTA
Pasal 5
(1) Pembinaan anggota diperuntukkan bagi anggota IKM FTUI.
(2) Pembinaan anggota merupakan tanggung jawab seluruh lembaga kemahasiswaan IKM
FTUI dan dikoordinasikan oleh MPM FTUI.
(3) Tujuan pembinaan anggota adalah untuk mewujudkan tujuan IKM FTUI.
21
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Pasal 6
Pembinaan anggota bersifat berkesinambungan untuk jangka waktu selama masa
keanggotaannya masih berlaku.
BAGIAN KEEMPAT
SANKSI
Pasal 7
(1) Anggota IKM FTUI dapat diberi sanksi karena melanggar peraturan dan ketentuan
dalam IKM FTUI.
(2) Anggota IKM FTUI diberi sanksi sesuai dengan prosedur yang berlaku.
(3) Pembuatan prosedur dan penjatuhan sanksi diserahkan kepada MPM FTUI.
BAGIAN KELIMA
TUNTUTAN DAN PEMBELAAN
Pasal 8
(1) Peraturan tentang tuntutan dan pembelaan dibuat oleh MPM FTUI.
BAGIAN KEENAM
KEHILANGAN KEANGGOTAAN
Pasal 9
Setiap anggota IKM FTUI kehilangan keanggotaan jika :
1. Lulus dari FTUI.
2. Keluar dari FTUI.
3. Meninggal dunia.
22
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAB II
MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA
BAGIAN PERTAMA
KETENTUAN DASAR
Pasal 10
Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia, selanjutnya
disebut MPM FTUI, adalah lembaga tertinggi dalam IKM FTUI dan pemegang kekuasaan
legislatif dan yudikatif.
Pasal 11
Anggota MPM FTUI terdiri dari anggota-anggota MPM FTUI Fraksi yang dipilih secara
langsung oleh anggota IKM FTUI pada masing-masing departemen dan program internasional.
BAGIAN KEDUA
FUNGSI MPM FTUI
Pasal 12
(1) Fungsi legislatif adalah melakukan perancangan, penetapan, dan pengawasan
peraturan–peraturan yang ada di IKM FTUI.
(2) Fungsi legislatif dibagi menjadi empat, yaitu legislasi, pengawasan, anggaran, dan
representasi
(3) Fungsi yudikatif adalah melakukan pelaksanaan sistem kehakiman di IKM FTUI.
(4) Fungsi yudikatif dibagi menjadi penindaklanjutan terhadap pelanggaran peraturan, dan
pemberian sanksi.
23
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAGIAN KETIGA
KELENGKAPAN MPM FTUI
Pasal 13
Dalam melaksanakan tugasnya, kelengkapan MPM FTUI terdiri dari :
1. Pimpinan MPM FTUI.
2. Komisi.
3. Fraksi.
4. Staf.
Pasal 14
(1) Pimpinan MPM FTUI dipilih dalam Sidang Pleno yang dipimpin oleh Pimpinan
Sementara Sidang Pleno.
(2) Pimpinan Sementara Sidang Pleno adalah anggota MPM FTUI dengan usia tertua dan
termuda.
(3) Pimpinan MPM FTUI dipilih oleh anggota MPM FTUI dengan adanya pengesahan di
sidang pleno.
Pasal 15
(1) Komisi adalah kelengkapan MPM FTUI yang dibentuk untuk menjalankan tugas MPM
FTUI.
(2) Pembagian komisi dan anggota komisi ditentukan dan disahkan dalam Sidang Pleno.
(4) Pimpinan Komisi dipilih oleh anggota komisi dengan adanya pengesahan di sidang
pleno.
Pasal 16
(1) Fraksi adalah kelengkapan MPM FTUI yang dibentuk untuk menjalankan tugas MPM
FTUI dalam lingkup departemen yang bersangkutan atau program internasional.
24
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(2) Anggota Fraksi adalah anggota MPM FTUI yang mewakili departemen yang
bersangkutan atau program internasional.
Pasal 17
(1) Staf adalah kelengkapan MPM FTUI yang bertugas membantu tugas MPM FTUI.
BAGIAN KEEMPAT
KEWAJIBAN MPM FTUI
Pasal 18
(1) Menaati dan melaksanakan Landasan-landasan IKM FTUI serta Ketetapan
Musyawarah Kerja.
(2) Menampung dan mempertimbangkan segala aspirasi warga FTUI yang disampaikan
kepada MPM FTUI.
(6) Menyelesaikan masalah yang timbul dalam IKM FTUI dan berpotensi mengganggu
stabilitas IKM FTUI.
25
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(10) Memberikan mandat kepada masing-masing ketua terpilih sebagai Ketua Umum BEM,
BO, BOK, BSO, IMD, IMPI dan/atau KPD FTUI.
(11) Mengevaluasi laporan pertanggungjawaban BEM, IMD, IMPI, BO, BSO, BOK, dan
KPD FTUI setelah masa pengumpulan.
(12) Menyusun dan mengesahkan Garis-garis Besar Program Kerja (GBPK) BEM, BO,
BOK, BSO, IMD, IMPI dan KPD FTUI.
(14) Mengesahkan BO, BOK, BSO atau KPD yang berada dalam IKM FTUI.
(15) Mensosialisasikan laporan pertanggungjawaban yang telah disahkan oleh MPM FTUI
kepada anggota IKM FTUI selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah disahkan.
(16) Membela anggota IKM FTUI yang akan atau telah dikenakan sanksi di dalam dan/atau
di luar lingkungan FTUI selama dalam lingkup UI dan tidak melanggar landasan IKM
FTUI.
(17) Mengusut dan memeriksa penyimpangan yang dilakukan oleh fungsionaris dan/atau
lembaga kemahasiswaan di lingkungan FTUI.
(18) Mengevaluasi keberadaan dan/atau status BO, BOK, BSO dan KPD FTUI setiap 1
tahun sekali sejak pendirian.
(19) Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas MPM FTUI dalam satu
periode kepengurusan kepada anggota IKM FTUI di akhir masa jabatan.
(21) Bertanggungjawab atas pengarsipan segala kegiatan di IKM FTUI yang melibatkan
MPM FTUI.
(22) Bertanggung jawab atas pengajuan nama perwakilan legislatif FTUI di luar IKM FTUI.
(23) Bersama BEM FT UI bertanggung jawab atas pembinaan BSO FTUI dalam hal
kaderisasi.
26
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(24) Bertanggung jawab atas terlaksananya kajian tahunan terhadap materi Musyawarah
Kerja IKM FTUI.
(25) Bertanggung jawab atas terlaksananya sidang pra Musyawarah Kerja IKM FTUI
hingga terlaksananya Musyawarah Kerja IKM FTUI.
(27) Bertanggung jawab atas stabilitas dan ketertiban IKM FTUI serta memastikan hukum
yang berlaku berjalan dengan baik.
BAGIAN KELIIMA
HAK MPM FTUI
Pasal 19
(1) Hak Budget, Interpelasi, Angket, dan Grasi.
(2) Mencabut mandat Ketua Umum BEM, BO, BOK, BSO, IMD, IMPI, dan/atau KPD
FTUI.
(3) Menerima atau menolak peraturan yang diajukan BEM, BO, BOK, BSO, IMD, IMPI,
dan/atau KPD FTUI.
(4) Mengesahkan atau menolak permohonan BO, BOK, BSO, dan/atau KPD yang akan
berdiri atau berubah status dalam IKM FTUI.
(5) Mencabut kembali status pengesahan BO, BOK, BSO, dan/atau KPD yang berstatus
dalam IKM FTUI.
(6) Menolak atau menerima pengunduran diri Ketua Umum BEM, IMD, dan/atau IMPI
FTUI.
(8) Menolak atau menerima pengajuan pembelaan dari anggota IKM FTUI.
27
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(10) Setiap anggota MPM FTUI berhak untuk mengundurkan diri sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
(11) Setiap anggota MPM FTUI berhak untuk mengajukan rangkap jabatan sesuai dengan
ketetapan MPM FTUI.
(12) MPM FTUI berhak untuk menentukan keberlanjutan proses mediasi ketika terdapat
perbedaan persepsi dalam penentuan proses hukum yang berada di IKM FTUI.
BAGIAN KEENAM
MEKANISME PENCALONAN DAN PEMILIHAN ANGGOTA MPM FTUI
Pasal 20
Persyaratan calon anggota MPM FTUI adalah :
1. Anggota aktif IKM FTUI.
2. Tidak dicabut haknya untuk dipilih.
3. Bersedia mencalonkan diri.
4. Tidak terancam drop out ketika pemilihan berlangsung.
5. Bersedia untuk tidak menjabat dan/atau terlibat dalam kepengurusan dan/atau kepanitiaan
apapun dalam lembaga kemahasiswaan di IKM FTUI, UI dan/atau organisasi apapun di
luar UI, kecuali jabatan dan/atau kepanitiaan yang disebabkan posisinya sebagai anggota
MPM FTUI atau setelah melewati mekanisme rangkap jabatan yang telah disahkan oleh
MPM FTUI
6. Lulus dari Standar Kelayakan.
Pasal 21
(1) Pemilihan anggota MPM FTUI diselenggarakan oleh Panitia Pemilihan Umum IKM
FTUI.
(2) Anggota MPM FTUI dipilih secara langsung oleh departemen masing-masing atau
program internasional.
(3) Jumlah minimal anggota MPM FTUI untuk setiap departemen dan program
internasional adalah 5 (lima) orang.
28
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(4) Jika calon kurang dari jumlah minimal, maka departemen dan program internasional
yang bersangkutan diwakili 5 (lima) orang untuk menjadi anggota MPM FTUI yang
mekanismenya diserahkan kepada MPM FTUI Fraksi departemen tersebut.
(5) Untuk menjadi anggota MPM FTUI, setiap calon harus mendapatkan minimal 10%
suara dari departemen dan program internasional tempatnya berasal.
(6) Jika calon yang mendapatkan 10% suara kurang dari jumlah minimal, maka dipilih 5
(lima) orang yang memperoleh suara terbanyak.
(7) Jika jumlah suaranya sama, maka mekanisme pemilihannya diserahkan pada MPM
FTUI Fraksi departemen dan program internasional tersebut.
BAGIAN KETUJUH
MEKANISME PEMBERHENTIAN DAN PENGUNDURAN DIRI
ANGGOTA MPM FTUI
Pasal 22
Setiap anggota MPM FTUI dapat diberhentikan apabila:
1. Tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai anggota MPM FTUI berdasarkan tap MPM
FTUI.
2. Melanggar Ketetapan Musyawarah Kerja IKM FTUI.
3. Melakukan perbuatan kejahatan yang bertentangan dengan Undang-Undang dan peraturan
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan diputuskan bersalah oleh pengadilan.
4. Tidak dapat menjaga nama baik IKMFTUI.
5. Jika memenuhi salah satu poin di atas maka diberhentikan.
Pasal 23
Mekanisme pemberhentian anggota MPM FTUI adalah :
1. Seorang anggota MPM FTUI yang dipilih melalui pemilu, dapat diberikan mosi tidak
percaya yang diajukan oleh anggota IKM FTUI departemennya atau program internasional
sebanyak suara yang diperoleh ketika Pemilihan Umum ditambah 1 (satu) serta dibuktikan
dengan tanda tangan dan NPM mahasiswa yang setuju.
29
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
2. Seorang anggota MPM FTUI yang tidak melalui proses pemilu, dapat diberikan mosi tidak
percaya yang diajukan oleh anggota IKM FTUI departemennya atau program internasional
sebanyak 10% warga departemen atau program internasional serta dibuktikan dengan tanda
tangan dan NPM mahasiswa yang setuju.
3. Anggota MPM FTUI yang diberikan mosi tidak percaya dapat melakukan pembelaan.
4. Apabila mosi tidak percaya tersebut ditolak, maka anggota MPM FTUI yang bersangkutan
wajib memberikan penjelasan kepada departemen atau program internasional tempat ia
berasal.
5. Apabila mosi tidak percaya tersebut diterima, maka anggota MPM FTUI yang
bersangkutan diberhentikan.
6. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah keputusan pemberhentian dijatuhkan
maka departemen atau program internasional yang diwakilinya harus mengajukan
pengganti yang mekanisme pemilihannya diserahkan kepada MPM FTUI.
Pasal 24
Mekanisme pengunduran diri anggota MPM FTUI adalah :
1. Mengajukan surat pengunduran diri kepada MPM FTUI.
2. Mendapatkan persetujuan dari MPM FTUI Fraksi yang diwakilinya.
3. Mendapatkan persetujuan dari anggota IKM FTUI departemennya atau program
internasional sebanyak suara yang diperoleh ketika Pemilihan Umum ditambah 1 (satu)
serta dibuktikan dengan tanda tangan serta penulisan NPM mahasiswa yang setuju.
4. Disahkan dalam Sidang Pleno.
5. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah pengunduran diri diterima, maka
departemen atau program internasional yang diwakilinya harus mengajukan pengganti
yang mekanisme pemilihannya diserahkan kepada MPM FTUI.
BAB III
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
BAGIAN PERTAMA
KETENTUAN DASAR
30
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Pasal 25
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia, selanjutnya disebut BEM
FTUI, adalah lembaga eksekutif tingkat fakultas dan koordinator tertinggi lembaga eksekutif
IKM FTUI.
BAGIAN KEDUA
STRUKTUR BEM FTUI
Pasal 26
Struktur BEM FTUI terdiri dari :
1. Ketua Umum BEM FTUI.
2. Badan Pengurus Harian, selanjutnya disebut BPH, BEM FTUI yaitu sekurang-kurangnya
terdiri dari Sekretaris Umum, Bendahara Umum, Ketua-ketua Bidang.
3. Badan Pengurus, selanjutnya disebut BP, BEM FTUI.
Pasal 27
Persyaratan BPH BEM FTUI adalah :
1. Anggota aktif IKM FTUI.
2. Dipilih oleh Ketua Umum BEM FTUI.
3. Tidak dicabut haknya untuk dipilih.
4. Tidak terancam drop out ketika akan diangkat menjadi BPH BEM FTUI.
5. Bersedia untuk tidak menjabat dan/atau terlibat dalam kepengurusan dan/atau kepanitiaan
apapun dalam lembaga kemahasiswaan di IKM FTUI, UI dan/atau organisasi apapun di
luar UI, kecuali jabatan dan/atau kepanitiaan yang disebabkan posisinya sebagai BPH BEM
FTUI yang diatur dalam Ketetapan MPM FTUI atau setelah melewati mekanisme rangkap
jabatan yang telah disahkan oleh MPM FTUI
31
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAGIAN KETIGA
KEWAJIBAN BEM FTUI
Pasal 28
(1) Menaati dan melaksanakan Landasan-landasan IKM FTUI serta ketetapan Musyawarah
Kerja IKM FTUI, Sidang Terbuka IKM FTUI, dan MPM FTUI.
(2) Mengkoordinasikan arah gerak kegiatan kemahasiswaan BO, BOK, BSO, KPD, IMD
dan IMPI FTUI.
(4) Menyerahkan rencana program kerja dan anggaran belanja BEM FTUI kepada MPM
FTUI.
(5) Mempublikasikan program kerja dan anggaran belanja BEM FTUI yang telah disahkan
oleh MPM FTUI.
(6) Memberikan laporan kepada MPM FTUI tentang perkembangan program kerja dan
anggaran belanja BEM FTUI pada masa pengumpulan yang diatur oleh MPM FTUI
atau jika diminta sewaktu-waktu.
(7) Memberikan penjelasan atas pertanyaan yang diajukan oleh MPM FTUI.
(8) Memberikan laporan pertanggungjawaban pada masa pengumpulan yang diatur oleh
MPM FTUI atau jika diminta sewaktu-waktu.
(10) Bersama MPM FT UI bertanggung jawab atas pembinaan BSO FTUI dalam hal
kaderisasi.
(12) Bertanggungjawab atas kaderisasi calon ketua umum BEM FTUI selanjutnya
(13) Bertanggung jawab atas terlaksananya kajian tahunan terhadap materi Musyawarah
Kerja IKM FTUI.
32
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAGIAN KEEMPAT
HAK BEM FTUI
Pasal 29
(1) Memberikan rekomendasi arah gerak kegiatan kemahasiswaan kepada MPM FTUI.
(5) Mengusut dan memeriksa penyimpangan yang dilakukan oleh kepanitiaan- kepanitiaan
yang dibentuk oleh BEM FTUI.
(7) Mengajukan usulan-usulan kepada Ketua lembaga eksekutif lain dan MPM FTUI.
(8) Memberikan penghargaan kepada orang yang dianggap berjasa kepada IKM FTUI
dengan persetujuan MPM FTUI.
(9) Melakukan pembelaan terhadap tuntutan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
BAGIAN KELIMA
RAPAT BEM FTUI
Pasal 30
Rapat BEM FTUI diatur secara rinci dalam peraturan BEM FTUI.
33
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAGIAN KEENAM
MEKANISME PEMILIHAN KETUA UMUM BEM FTUI
Pasal 31
(1) Proses pemilihan diselenggarakan oleh Panitia Pemilihan Umum IKM FTUI.
(2) Ketua Umum BEM FTUI dipilih langsung oleh anggota IKM FTUI.
(3) Pemilihan ketua dapat dilakukan bila terdapat 2 (dua) calon atau lebih.
(4) Apabila ayat (3) di atas tidak terpenuhi, maka masing-masing departemen wajib
mengajukan calon yang kemudian dalam pemilihan tidak lagi mengatasnamakan
departemen.
(5) Calon Ketua Umum BEM FTUI dengan suara terbanyak ditetapkan menjadi ketua
BEM FTUI terpilih.(ayat sebelumnya)
(6) Jumlah pemilih Ketua Umum BEM FTUI yang representatif diatur oleh Ketetapan
MPM FTUI.
(7) Jika hasil perolehan suara mendapatkan jumlah yang sama dari tiap calon atau tidak
memenuhi jumlah pemilih representatif maka diadakan mekanisme yang diatur oleh
Ketetapan MPM FTUI.
Pasal 32
Persyaratan calon Ketua Umum BEM FTUI adalah :
1. Anggota IKM FTUI.
2. Minimal duduk di tingkat III.
3. Tidak dicabut haknya untuk dipilih.
4. Bersedia dicalonkan dan/atau mencalonkan diri.
5. Bersedia melepaskan jabatan kepanitiaan dan/atau kelembagaan di IKM FTUI, UI dan/atau
organisasi apapun di luar UI.
6. Tidak mencalonkan diri sebagai pengurus lembaga-lembaga kemahasiswaan lain yang
berada di lingkungan FTUI dan/atau UI.
7. Tidak terancam drop out selama pemilihan dan tidak akan menyelesaikan studi selama
menjabat.
34
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
8. Bersedia untuk tidak menjabat dan/atau terlibat dalam kepengurusan dan/atau kepanitiaan
apapun dalam lembaga kemahasiswaan di IKM FTUI, UI dan/atau organisasi apapun di
luar UI, selama memegang jabatan sebagai Ketua Umum BEM FTUI.
9. Lulus dari Standar Kelayakan.
BAGIAN KETUJUH
MEKANISME PEMBERHENTIAN, PENGUNDURAN DIRI, DAN PEMILIHAN
KEMBALI KETUA UMUM BEM FTUI
Pasal 33
Persyaratan pemberhentian Ketua Umum BEM FTUI adalah :
1. Melakukan perbuatan kejahatan yang bertentangan dengan Undang- Undang dan peraturan
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan diputuskan bersalah oleh pengadilan.
2. Tidak menjaga nama baik IKM FTUI.
3. Melanggar Landasan-landasan IKM FTUI dan/atau Ketetapan MPM FTUI.
4. Tidak dapat menjalankan program kerja BEM FTUI dengan alasan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan yang diatur dalam TAP MPM FTUI
5. Tidak dapat memberikan pertanggungjawaban kepada MPM FTUI selambat-lambatnya 1
(satu) minggu setelah waktu yang ditentukan oleh MPM FTUI.
Pasal 34
Mekanisme pemberhentian Ketua BEM FTUI adalah :
1. MPM FTUI mengeluarkan Surat Peringatan kepada Ketua Umum BEM FTUI apabila
dianggap telah memenuhi persyaratan pemberhentian Ketua Umum BEM FTUI.
2. Setelah Surat Peringatan 3 diputuskan, maka MPM FTUI mengeluarkan putusan
pelaksanaan Sidang Istimewa MPM FTUI.
3. Ketua Umum BEM FTUI menyampaikan pertanggungjawaban pada Sidang Istimewa
MPM FTUI.
4. Selama masa demisioner, pimpinan tertinggi diambil alih oleh MPM FTUI.
5. Setelah Ketua Umum BEM FTUI diberhentikan, maka MPM FTUI menetapkan Pejabat
sementara (Pjs.) Ketua Umum BEM FTUI.
6. Pjs. Ketua Umum BEM FTUI tidak berhak membuat kebijakan baru.
35
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
7. Pjs. Ketua Umum BEM FTUI menjabat hingga terpilihnya Ketua Umum BEM FTUI yang
baru.
Pasal 35
Mekanisme pengunduran diri Ketua Umum BEM FTUI adalah:
1. Mengajukan surat pengunduran diri kepada MPM FTUI.
2. Menyampaikan alasan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum BEM FTUI kepada
MPM FTUI dan anggota IKM FTUI pada Sidang Istimewa MPM FTUI.
3. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban dirinya sebagai Ketua Umum BEM FTUI
kepada MPM FTUI dan anggota IKM FTUI pada Sidang Istimewa MPM FTUI.
4. Mendapatkan persetujuan dari MPM FTUI atas pengunduran dirinya.
5. Selama masa demisioner, pimpinan tertinggi BEM FTUI diambil alih oleh MPM FTUI.
6. Setelah Ketua Umum BEM FTUI mengundurkan diri, maka MPM FTUI menetapkan
Pejabat sementara (Pjs.) Ketua Umum BEM FTUI pada Sidang Istimewa MPM FTUI.
7. Pjs. Ketua Umum BEM FTUI tidak berhak membuat kebijakan baru.
8. Pjs. Ketua Umum BEM FTUI menjabat hingga terpilihnya Ketua Umum BEM FTUI yang
baru.
Pasal 36
Mekanisme pemilihan Ketua Umum BEM FTUI pasca pemberhentian atau pengunduran diri
Ketua Umum BEM FTUI adalah :
1. Ketua Umum BEM FTUI yang telah diberhentikan atau diterima pengunduran dirinya tidak
boleh mencalonkan diri sebagai Ketua Umum BEM FTUI.
2. Pemilihan Ketua Umum BEM FTUI diatur oleh MPM FTUI yaitu melalui proses Pemilihan
Umum Khusus.
3. Selambat-lambatnya dalam waktu satu bulan setelah penjatuhan Ketua Umum BEM FTUI,
Ketua Umum BEM FTUI pengganti harus sudah terpilih.
4. Jika masa jabatan Ketua Umum BEM FTUI yang dijatuhkan tinggal dua bulan menjelang
berakhirnya masa jabatan, maka tidak diadakan Pemilihan Umum Khusus.
5. Untuk membantu penyelenggaraan Pemilihan Ketua Umum BEM FTUI, maka dibentuk
Panitia Pemilihan Umum Khusus.
36
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
6. Persyaratan dan mekanisme Pemilihan Umum Khusus selain di atas sama dengan
persyaratan dan mekanisme Pemilihan Umum.
7. Panitia Pemilihan Umum Khusus dapat menetapkan peraturan lain sepanjang tidak
bertentangan dengan tata urutan peraturan IKM FTUI.
8. Ketua Umum BEM FTUI yang terpilih melalui Pemilihan Umum Khusus hanya
diperkenankan untuk melanjutkan kebijakan yang telah dibuat oleh Ketua Umum BEM
FTUI yang telah diberhentikan atau diterima pengunduran dirinya.
BAGIAN KE DELAPAN
MEKANISME PEMBERHENTIAN, PENGUNDURAN DIRI, DAN PEMILIHAN
KEMBALI BPH BEM FTUI
Pasal 37
(1) Mekanisme pemberhentian, pengunduran diri BPH BEM FTUI diatur dalam Ketetapan
MPM FTUI dengan persetujuan ketua BEM FTUI.
(2) Mekanisme pemilihan kembali BPH BEM FTUI diatur oleh internal BEM FTUI.
BAB IV
BADAN OTONOM
BAGIAN PERTAMA
KETENTUAN DASAR
Pasal 38
(1) Badan Otonom Fakultas Teknik Universitas Indonesia, selanjutnya disebut BO FTUI,
adalah lembaga eksekutif IKM FTUI yang menampung, mengembangkan, dan
menyalurkan aspirasi minat, bakat, dan kreasi anggota IKM FTUI yang menunjang
tujuan dan usaha IKM FTUI.
(2) BO FTUI adalah lembaga eksekutif tingkat fakultas yang keanggotaannya terbuka bagi
seluruh anggota IKM FTUI dan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh BO FTUI
yang bersangkutan.
37
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAGIAN KEDUA
KEWAJIBAN BO FTUI
Pasal 39
(1) Menaati dan melaksanakan Landasan-landasan IKM FTUI dan Ketetapan MPM FTUI.
(2) Memiliki PD/PRT yang tidak menyimpang dari Landasan-landasan IKM FTUI dan
Ketetapan MPM FTUI.
(3) Melaporkan rencana program kerja, anggaran, dan pengurus kepada MPM FTUI.
(4) Memberikan laporan perkembangan program kerja dan anggaran pendapatan dan
belanja kepada MPM FTUI pada waktu yang disepakati sekurang-kurangnya 6 (enam)
bulan sekali atau jika diminta.
(5) Memberikan penjelasan atas pertanyaan yang diajukan oleh MPM FTUI.
(6) Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada MPM FTUI ketika masa jabatan
berakhir atau jika diminta sewaktu-waktu.
(7) Bertanggung jawab atas berlangsungnya Riset Tahunan Musyawarah Kerja IKM FTUI.
BAGIAN KETIGA
HAK BO FTUI
Pasal 40
(1) Menggunakan fasilitas IKM FTUI sesuai dengan prosedur yang berlaku.
(2) Mendapatkan sumbangan baik internal maupun eksternal selama tidak bertentangan
dengan Landasan-landasan IKM FTUI dan Ketetapan MPM FTUI.
(4) Mewakili IKM FTUI dalam kegiatan-kegiatan keluar dalam bidang masing-masing.
(5) Memiliki otonomi dalam menentukan hal-hal yang bersifat internal dari BO FTUI itu
sendiri.
38
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(7) Melakukan pembelaan terhadap tuntutan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
BAGIAN KEEMPAT
MEKANISME PENDIRIAN DAN PERUBAHAN STATUS BO FTUI
Pasal 41
Mekanisme pendirian BO FTUI seperti berikut:
1. Mengajukan permohonan untuk menjadi BO FTUI dengan mengirimkan PD/PRT BO
FTUI, daftar usulan program kerja, daftar calon pengurus, dan daftar anggota kepada MPM
FTUI.
2. Telah menjadi BSO FTUI selama minimal 3 (tiga) tahun periode kepengurusan.
3. Laporan pertanggungjawabannya sebagai BSO FTUI diterima oleh MPM FTUI selama
minimal 3 (tiga) tahun periode kepengurusan berturut-turut.
4. Mendapatkan rekomendasi dari BEM FTUI pada saat menjadi BSO FTUI di kepengurusan
sebelumnya.
5. Tidak mengalami hambatan dalam hal kaderisasi berdasarkan hasil penilaian MPM FTUI.
6. Keanggotaannya terbuka bagi seluruh anggota IKM FTUI.
7. Memiliki jumlah anggota minimal 50 anggota IKM FTUI selama 2 tahun sebelum
pengajuan menjadi BO.
8. Dibuktikan dengan dukungan 100% anggota BSO FTUI tersebut dengan adanya
perwakilan dari setiap departemen dan data yang membuktikan kebutuhan didirikannya
BO melalui verifikasi sah oleh MPM FTUI.
9. Persyaratan pengesahan peraturan verifikasi anggota ditetapkan oleh MPM FTUI.
10. Disahkan oleh Sidang Pleno MPM FTUI setelah melalui presentasi terbuka yang
melibatkan lembaga bersangkutan.
11. Memiliki kepengurusan sesuai PD/PRT BO FTUI bersangkutan setelah lembaga tersebut
disahkan oleh MPM FTUI dan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal
pengesahan.
39
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Pasal 42
(1) Jika salah satu mekanisme pendirian BO FTUI tidak terpenuhi, maka pendirian BO
FTUI dapat ditolak atau dicabut kembali pengesahannya.
(2) BO FTUI dapat berubah status kembali menjadi BSO FTUI jika memenuhi salah satu
kriteria perubahan status BO FTUI menjadi BSO FTUI dan telah disahkan oleh MPM
FTUI sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Pasal 43
Kriteria perubahan status kembali BO FTUI menjadi BSO FTUI adalah:
1. Tidak melaksanakan minimal 3 (tiga) program kerja selama 2 (dua) tahun periode
kepengurusan berturut-turut.
2. Tidak menyerahkan laporan pertanggungjawaban kepada MPM FTUI selama 2 (dua) tahun
periode kepengurusan berturut-turut.
3. Mengalami hambatan dalam hal kaderisasi untuk pimpinan lembaga selama 2 (dua) tahun
periode kepengurusan berturut-turut.
BAGIAN KELIMA
PEMBUBARAN BO FTUI
Pasal 44
BO FTUI dapat dinyatakan bubar setelah memenuhi salah satu kriteria pembubaran BO FTUI
dan telah disahkan oleh MPM FTUI sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Pasal 45
Kriteria pembubaran BO FTUI dibagi menjadi:
1. Melanggar Landasan-landasan IKM FTUI dan/atau peraturan dalam IKM FTUI.
2. Kesepakatan internal BO FTUI tersebut untuk membubarkan diri.
40
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAB V
BADAN OTONOM KEAGAMAAN
BAGIAN PERTAMA
KETENTUAN DASAR
Pasal 46
(1) Badan Otonom Keagamaan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, selanjutnya disebut
BOK FTUI, adalah lembaga eksekutif IKM FTUI yang menampung, mengembangkan,
dan menyalurkan keagamaan serta aspirasi anggota IKM FTUI.
(2) BOK FTUI adalah lembaga eksekutif tingkat fakultas yang keanggotaannya terbuka
bagi seluruh anggota IKM FTUI sesuai dengan agama yang bersangkutan dan sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan oleh BOK FTUI yang bersangkutan.
BAGIAN KEDUA
KEWAJIBAN BOK FTUI
Pasal 47
(1) Menaati dan melaksanakan Landasan-landasan IKM FTUI dan Ketetapan MPM FTUI.
(2) Memiliki PD/PRT yang tidak menyimpang dari Landasan-landasan IKM FTUI dan
Ketetapan MPM FTU.
(3) Melaporkan rencana program kerja, anggaran, dan pengurus kepada MPM FTUI.
(4) Mengkoordinasikan kondisi dan aktivitas lembaga yang diwakilinya yang berkaitan
dengan aktivitas kemahasiswaan IKM FTUI kepada MPM FTUI.
(5) Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada MPM FTUI ketika masa jabatan
berakhir atau jika diminta sewaktu-waktu.
(6) Bertanggung jawab atas terlaksananya kajian tahunan terhadap materi Musyawarah
Kerja IKM FTUI.
41
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAGIAN KETIGA
HAK BOK FTUI
Pasal 48
(1) Menggunakan fasilitas IKM FTUI sesuai dengan prosedur yang berlaku.
(2) Melakukan koordinasi dengan Badan Khusus Kerohanian IMD dan/atau IMPI dalam
hal pembinaan dan kegiatan keagamaan
(3) Mendapatkan sumbangan baik internal maupun eksternal selama tidak bertentangan
dengan Landasan-landasan IKM FTUI dan Ketetapan MPM FTUI.
(5) Mewakili IKM FTUI dalam kegiatan-kegiatan keluar dalam bidang keagamaan
masing-masing.
(6) Memiliki otonomi dalam menentukan hal-hal yang bersifat internal dari BOK FTUI itu
sendiri.
(8) Melakukan pembelaan terhadap tuntutan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(9) Melakukan penjagaan terhadap nilai keagamaan dalam agenda IKM FTUI.
(10) Memiliki otonomi dalam menentukan hal-hal yang bersifat kerohanian dari BOK FTUI
itu sendiri.
BAGIAN KEEMPAT
MEKANISME PENDIRIAN BOK FTUI
Pasal 49
(1) Mengajukan permohonan untuk menjadi BOK FTUI dengan mengirimkan PD/PRT
BOK FTUI, daftar usulan program kerja, daftar calon pengurus dan daftar calon
anggota kepada MPM FTUI.
42
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(2) Memiliki ruang lingkup dalam keagamaan yang berbeda dengan BOK FTUI yang telah
ada, dimana keagamaan tersebut merupakan agama yang diakui oleh Pemerintah
Republik Indonesia.
(4) Disahkan oleh MPM FTUI melalui Sidang Pleno yang melibatkan BOK FTUI yang
bersangkutan.
(5) Memiliki kepengurusan sesuai PD/PRT BOK FTUI bersangkutan setelah BOK FTUI
disahkan oleh MPM FTUI dan selambat-lambatnya 30 hari setelah tanggal pengesahan.
Pasal 50
Jika salah satu mekanisme pendirian BOK tidak terpenuhi, maka pendirian BOK FTUI tersebut
dapat ditolak atau dicabut kembali pengesahannya.
BAGIAN KELIMA
PEMBUBARAN BOK FTUI
Pasal 51
BOK FTUI dapat dinyatakan bubar setelah memenuhi salah satu perspektif kriteria
pembubaran BOK FTUI dan telah disahkan oleh MPM FTUI sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
Pasal 52
Kriteria pembubaran BOK FTUI dibagi menjadi 2 perspektif :
Kinerja Lembaga
1. Tidak melaksanakan dan/atau memiliki program kerja selama 2 (dua) tahun periode
kepengurusan berturut-turut.
2. Tidak memiliki kepengurusan.
3. Melanggar Landasan-landasan IKM FTUI dan/atau peraturan dalam IKM FTUI.
Internal Lembaga
1. Kesepakatan internal BOK FTUI tersebut untuk membubarkan diri.
43
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAB VI
BADAN SEMI OTONOM
BAGIAN PERTAMA
KETENTUAN DASAR
Pasal 53
(1) Badan Semi Otonom Fakultas Teknik Universitas Indonesia, selanjutnya disebut BSO
FTUI, adalah lembaga eksekutif IKM FTUI yang menampung, mengembangkan, dan
menyalurkan aspirasi minat, bakat, dan kreasi anggota IKM FTUI yang menunjang
tujuan dan usaha IKM FTUI, yang mendapatkan pembinaan dari BEM FTUI dalam hal
kaderisasi.
(2) BSO FTUI adalah lembaga eksekutif tingkat fakultas yang keanggotaannya terbuka
bagi seluruh anggota IKM FTUI dan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh BSO
FTUI yang bersangkutan.
BAGIAN KEDUA
KEWAJIBAN BSO FTUI
Pasal 54
(1) Menaati dan melaksanakan Landasan-landasan IKM FTUI dan Ketetapan MPM FTUI.
(2) Memiliki PD/PRT yang tidak menyimpang dari Landasan-landasan IKM FTUI dan
Ketetapan MPM FTUI.
(3) Melaporkan rencana program kerja, anggaran, dan pengurus kepada MPM FTUI.
(4) Memberikan laporan perkembangan program kerja dan anggaran pendapatan dan
belanja kepada MPM FTUI pada waktu yang disepakati sekurang-kurangnya 6 (enam)
bulan sekali atau jika diminta.
(5) Memberikan penjelasan atas pertanyaan yang diajukan oleh MPM FTUI.
(6) Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada MPM FTUI ketika masa jabatan
berakhir atau jika diminta sewaktu-waktu.
44
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(7) Memberikan laporan perkembangan kepada BEM FTUI sekurang- kurangnya 3 (tiga)
bulan sekali atau jika diminta sewaktu-waktu.
(8) Bertanggung jawab atas terlaksananya kajian tahunan terhadap materi Musyawarah
Kerja IKM FTUI.
BAGIAN KETIGA
HAK BSO FTUI
Pasal 55
(1) Menggunakan fasilitas IKM FTUI sesuai dengan prosedur yang berlaku.
(2) Mendapatkan sumbangan baik internal maupun eksternal selama tidak bertentangan
dengan Landasan-landasan IKM FTUI dan Ketetapan MPM FTUI.
(4) Mewakili IKM FTUI dalam kegiatan-kegiatan keluar dalam bidang masing-masing.
(5) Memiliki otonomi dalam menentukan hal-hal yang bersifat internal dari BSO FTUI itu
sendiri.
(8) Melakukan pembelaan terhadap tuntutan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
BAGIAN KEEMPAT
MEKANISME PENDIRIAN BSO FTUI
Pasal 56
Mekanisme pendirian BSO FTUI adalah:
1. Mengajukan permohonan untuk menjadi BSO FTUI dengan mengirimkan PD/PRT BSO
FTUI, daftar usulan program kerja, daftar calon pengurus, dan daftar calon anggota kepada
MPM FTUI.
45
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
2. Memiliki ruang lingkup yang berbeda dengan BO atau BSO FTUI yang telah berdiri
sebelumnya.
3. Keanggotaannya terbuka bagi seluruh anggota IKM FTUI.
4. Dibuktikan dengan dukungan minimal 5 (lima) orang anggota dari setiap departemen yang
dibuktikan dengan verifikasi sah oleh MPM FTUI.
5. Persyaratan pengesahan peraturan verifikasi anggota ditetapkan oleh MPM FTUI.
6. Telah melakukan koordinasi dengan BEM FTUI.
7. Disahkan oleh MPM FTUI melalui Sidang Pleno yang melibatkan BSO FTUI yang
bersangkutan.
8. Memiliki kepengurusan sesuai PD/PRT BSO FTUI bersangkutan setelah BSO FTUI
disahkan oleh MPM FTUI dan selambat-lambatnya 30 hari setelah tanggal pengesahan.
Pasal 57
Jika salah satu mekanisme pendirian BSO FTUI tidak terpenuhi, maka pendirian BSO FTUI
tersebut dapat ditolak atau dicabut kembali pengesahannya.
BAGIAN KELIMA
PEMBUBARAN BSO FTUI
Pasal 58
BSO FTUI dapat dinyatakan bubar setelah memenuhi salah satu perspektif kriteria pembubaran
BSO FTUI dan telah disahkan oleh MPM FTUI sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Pasal 59
Kriteria pembubaran BSO FTUI dibagi menjadi 2 perspektif :
Kinerja Lembaga
1. Tidak melaksanakan dan/atau memiliki program kerja selama 2 (dua) tahun periode
kepengurusan berturut-turut.
2. Tidak memiliki kepengurusan.
3. Melanggar Landasan-landasan IKM FTUI dan/atau peraturan dalam IKM FTUI.
4. Apabila dalam 8 tahun atau 2 kali Muker IKM FTUI, tidak menjadi BO.
46
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Internal Lembaga
1. Kesepakatan internal BO FTUI tersebut untuk membubarkan diri.
BAB VII
IKATAN MAHASISWA DEPARTEMEN
BAGIAN PERTAMA
KETENTUAN DASAR
Pasal 60
Ikatan Mahasiswa Departemen Fakultas Teknik Universitas Indonesia, selanjutnya disebut
IMD FTUI, adalah lembaga eksekutif tingkat departemen FTUI.
BAGIAN KEDUA
STRUKTUR IMD FTUI
Pasal 61
Struktur kepengurusan IMD FTUI terdiri dari :
1. Ketua Umum IMD FTUI.
2. BPH IMD FTUI, yang sekurang-kurangnya terdiri dari Sekretaris Umum, Bendahara
Umum, dan Ketua-ketua Bidang serta Ketua Bidang Khusus Keagamaan.
3. BP IMD FTUI.
Pasal 62
Persyaratan BPH IMD FTUI adalah :
1. Anggota aktif IKM FTUI dari departemen yang bersangkutan.
2. Dipilih oleh Ketua Umum IMD FTUI.
3. Tidak dicabut haknya untuk dipilih.
4. Tidak terancam drop out ketika akan diangkat menjadi BPH IMD FTUI.
5. Bersedia untuk tidak menjabat dan/atau terlibat dalam kepengurusan dan/atau kepanitiaan
apapun dalam lembaga kemahasiswaan di IKM FTUI, UI dan/atau organisasi apapun di
luar UI, kecuali jabatan dan/atau kepanitiaan yang disebabkan posisinya sebagai BPH IMD
47
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
FTUI yang diatur dalam Ketetapan MPM FTUI atau setelah melewati mekanisme rangkap
jabatan yang telah disahkan oleh MPM FTUI.
BAGIAN KETIGA
KEWAJIBAN IMD FTUI
Pasal 63
(1) Menaati dan melaksanakan Landasan-landasan IKM FTUI serta Ketetapan
Musyawarah Kerja IKM FTUI, Sidang Terbuka IKM FTUI, dan MPM FTUI.
(3) Menyerahkan rencana program kerja dan anggaran belanja IMD FTUI kepada MPM
FTUI.
(4) Mempublikasikan program kerja dan anggaran belanja IMD FTUI yang telah disahkan
oleh MPM FTUI kepada warga departemen masing-masing.
(5) Memberikan laporan kepada MPM FTUI tentang perkembangan program kerja dan
anggaran belanja IMD FTUI pada masa pengumpulan yang diatur oleh MPM FTUI
atau jika diminta sewaktu-waktu.
(6) Memberikan penjelasan atas pertanyaan yang diajukan oleh MPM FTUI.
(9) Bertanggung jawab atas terlaksananya kajian tahunan terhadap materi Musyawarah
Kerja IKM FTUI.
48
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAGIAN KEEMPAT
HAK IMD FTUI
Pasal 64
(1) Membentuk kepanitiaan-kepanitiaan yang diperlukan untuk melaksanakan program-
program kerja IMD FTUI.
(3) Membubarkan kepanitiaan yang telah menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan atau
bila diperlukan.
(7) Memberikan penghargaan kepada orang yang dianggap berjasa kepada IKM FTUI di
lingkup departemen dengan persetujuan MPM FTUI Fraksi departemen masing-
masing.
(8) Melakukan pembelaan terhadap tuntutan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
BAGIAN KELIMA
RAPAT IMD FTUI
Pasal 65
Rapat IMD FTUI diatur secara rinci dalam peraturan IMD FTUI. (Peraturan IMD dibuat oleh
IMD masing-masing)
49
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAGIAN KEENAM
MEKANISME PEMILIHAN KETUA UMUM IMD FTUI
Pasal 66
(1) Proses pemilihan diselenggarakan oleh Panitia Pemilihan Umum IKM FTUI.
(2) Ketua Umum IMD FTUI dipilih langsung oleh anggota IKM FTUI departemennya.
(3) Pemilihan ketua dapat dilakukan bila terdapat 2 (dua) calon atau lebih.
(4) Apabila ayat (3) di atas tidak terpenuhi, maka mekanisme pencarian calon Ketua Umum
IMD FTUI diserahkan kepada MPM FTUI Fraksi departemen masing-masing, yang
kemudian disahkan oleh panitia Pemilihan Umum.
(5) Calon Ketua Umum IMD FTUI yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan menjadi
Ketua Umum IMD FTUI terpilih.
(6) Jumlah pemilih Ketua Umum IMD FTUI yang representatif diatur oleh Ketetapan
MPM FTUI Fraksi Departemen.
(7) Jika hasil perolehan suara mendapatkan jumlah yang sama dari tiap calon atau tidak
memenuhi jumlah pemilih representatif maka diadakan mekanisme yang diatur oleh
Ketetapan MPM FTUI Fraksi Departemen.
Pasal 67
Persyaratan calon Ketua Umum IMD FTUI adalah:
1. Anggota IKM FTUI dari departemen yang bersangkutan.
2. Minimal mahasiswa di tingkat II.
3. Tidak dicabut haknya untuk dipilih.
4. Bersedia dicalonkan dan/atau mencalonkan diri.
5. Bersedia melepaskan jabatan kepanitiaan dan/atau kelembagaan di IKM FTUI, UI dan/atau
organisasi apapun di luar UI.
6. Pernah aktif dalam kepanitiaan-kepanitiaan dan/atau lembaga-lembaga kemahasiswaan di
IKM FTUI.
7. Tidak mencalonkan diri untuk lembaga-lembaga kemahasiswaan lain yang berada di
lingkungan FTUI dan/atau UI.
50
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
8. Tidak terancam drop out selama pemilihan dan tidak akan menyelesaikan studi selama
menjabat.
9. Bersedia untuk tidak menjabat dan/atau terlibat dalam kepengurusan dan/atau kepanitiaan
apapun dalam lembaga kemahasiswaan di IKM FTUI, UI dan/atau organisasi apapun di
luar UI, selama memegang jabatan sebagai Ketua Umum IMD FTUI.
10. Lulus dari standar kelayakan.
BAGIAN KETUJUH
MEKANISME PEMBERHENTIAN, PENGUNDURAN DIRI, DAN PEMILIHAN
KEMBALI KETUA UMUM IMD FTUI
Pasal 68
Persyaratan pemberhentian Ketua Umum IMD FTUI adalah:
1. Melakukan perbuatan kejahatan yang bertentangan dengan Undang-Undang dan peraturan
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan diputuskan bersalah oleh pengadilan.
2. Tidak menjaga nama baik IKM FTUI.
3. Melanggar Landasan-landasan IKM FTUI dan/atau Ketetapan MPM FTUI.
4. Tidak dapat menjalankan program kerja IMD FTUI dengan alasan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan Ketetapan MPM FTUI
5. Tidak dapat memberikan pertanggungjawaban kepada MPM FTUI selambat-lambatnya 1
(satu) minggu setelah waktu yang ditentukan oleh MPM FTUI.
Pasal 69
Mekanisme pemberhentian Ketua Umum IMD FTUI adalah:
1. MPM FTUI mengeluarkan Surat Peringatan kepada Ketua Umum IMD FTUI apabila
dianggap telah memenuhi persyaratan pemberhentian Ketua Umum IMD FTUI.
2. Setelah Surat Peringatan 3 (tiga) diputuskan, maka MPM FTUI Fraksi departemen yang
bersangkutan mengeluarkan putusan pelaksanaan Sidang Fraksi.
3. Ketua Umum IMD FTUI menyampaikan laporan pertanggungjawaban pada Sidang Fraksi.
4. Selama masa demisioner, pimpinan tertinggi diambil alih oleh MPM FTUI Fraksi
departemen yang bersangkutan.
51
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
5. Setelah Ketua Umum IMD FTUI diberhentikan, maka MPM FTUI Fraksi departemen yang
bersangkutan menetapkan Pejabat sementara (Pjs.) Ketua Umum IMD FTUI.
6. Pjs. Ketua Umum IMD FTUI tidak berhak membuat kebijakan baru.
7. Pjs. Ketua Umum IMD FTUI menjabat hingga terpilihnya Ketua Umum IMD FTUI yang
baru.
Pasal 70
Mekanisme pengunduran diri Ketua Umum IMD FTUI adalah:
1. Mengajukan surat pengunduran diri kepada MPM FTUI.
2. Menyampaikan alasan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum IMD FTUI kepada
MPM FTUI Fraksi dan anggota IKM FTUI departemennya pada Sidang Fraksi.
3. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban dirinya sebagai Ketua Umum IMD FTUI
kepada MPM Fraksi dan anggota IKM FTUI departemennya dalam Sidang Fraksi.
4. Mendapatkan persetujuan dari MPM FTUI Fraksi atas pengunduran dirinya.
5. Selama masa demisioner, pimpinan tertinggi diambil alih oleh MPM FTUI Fraksi
departemen yang bersangkutan.
6. Setelah Ketua Umum IMD FTUI mengundurkan diri, maka MPM FTUI fraksi departemen
yang bersangkutan menetapkan Pejabat sementara (Pjs.) Ketua Umum IMD FTUI.
7. Pjs. Ketua Umum IMD FTUI tidak berhak membuat kebijakan baru.
8. Pjs. Ketua Umum IMD FTUI menjabat hingga terpilihnya Ketua Umum IMD FTUI yang
baru.
Pasal 71
Mekanisme pemilihan Ketua Umum IMD FTUI pasca pemberhentian atau pengunduran diri
Ketua Umum IMD FTUI adalah :
1. Ketua Umum IMD FTUI yang telah diberhentikan atau diterima pengunduran dirinya tidak
boleh mencalonkan diri sebagai Ketua Umum IMD FTUI.
2. Pemilihan Ketua Umum IMD FTUI diatur oleh MPM FTUI Fraksi departemen yang
bersangkutan melalui proses Pemilihan Umum Khusus.
3. Selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan setelah pemberhentian atau pengunduran
diri Ketua Umum IMD FTUI, Ketua Umum IMD FTUI pengganti harus sudah terpilih.
52
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
4. Jika masa jabatan Ketua Umum IMD FTUI yang diberhentikan atau diterima pengunduran
dirinya hanya tersisa dua bulan menjelang berakhirnya masa jabatan, maka tidak diadakan
Pemilihan Umum Khusus.
5. Untuk membantu penyelenggaraan pemilihan Ketua Umum IMD FTUI, maka dibentuk
Panitia Pemilihan Umum Khusus.
6. Persyaratan dan mekanisme Pemilihan Umum Khusus selain di atas sama dengan
persyaratan dan mekanisme Pemilihan Umum.
7. Panitia Pemilihan Umum Khusus dapat menetapkan peraturan lain sepanjang tidak
bertentangan dengan tata urutan peraturan IKM FTUI.
8. Ketua Umum IMD FTUI yang terpilih melalui Pemilihan Umum Khusus hanya
diperkenankan untuk melanjutkan kebijakan yang telah dibuat oleh Ketua Umum IMD
FTUI yang telah diberhentikan atau diterima pengunduran dirinya.
BAGIAN KEDELAPAN
MEKANISME PEMBERHENTIAN, PENGUNDURAN DIRI, DAN PEMILIHAN
KEMBALI BPH IMD FTUI
Pasal 72
(1) Mekanisme pemberhentian, pengunduran diri BPH IMD FTUI diatur dalam Ketetapan
MPM FTUI Fraksi Departemen dengan persetujuan ketua IMD.
(2) Mekanisme pemilihan kembali BPH IMD FTUI diatur oleh internal IMD FTUI.
BAB VIII
IKATAN MAHASISWA PROGRAM INTERNASIONAL
BAGIAN PERTAMA
KETENTUAN DASAR
Pasal 73
Ikatan Mahasiswa Program Internasional Fakultas Teknik Universitas Indonesia, selanjutnya
disebut IMPI FTUI, adalah lembaga eksekutif pada Program Internasional FTUI.
53
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAGIAN KEDUA
STRUKTUR IMPI FTUI
Pasal 74
Struktur IMPI FTUI terdiri dari :
1. Ketua Umum IMPI FTUI.
2. BPH IMPI FTUI, sekurang-kurangnya terdiri dari Sekretaris Umum, Bendahara Umum,
dan Ketua-ketua Bidang serta Ketua Bidang Khusus Keagamaan.
3. BP IMPI FTUI.
Pasal 75
Persyaratan Badan Pengurus Harian IMPI FTUI adalah :
1. Anggota aktif IKM FTUI dari Program Internasional.
2. Dipilih oleh Ketua Umum IMPI FTUI.
3. Tidak dicabut haknya untuk dipilih.
4. Masih menjalani masa studi di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat selama menjabat.
5. Tidak terancam drop out ketika akan diangkat menjadi BPH IMPI FTUI.
6. Bersedia untuk tidak menjabat dan/atau terlibat dalam kepengurusan dan/atau kepanitiaan
apapun dalam lembaga kemahasiswaan di IKM FTUI, UI dan/atau organisasi apapun di
luar UI, kecuali jabatan dan/atau kepanitiaan yang disebabkan posisinya sebagai BPH IMPI
FTUI yang diatur dalam Ketetapan MPM FTUI atau setelah melewati mekanisme rangkap
jabatan yang telah disahkan oleh MPM FTUI.
BAGIAN KETIGA
KEWAJIBAN IMPI FTUI
Pasal 76
(1) Menaati dan melaksanakan Landasan-landasan IKM FTUI serta Ketetapan
Musyawarah Kerja IKM FTUI, Sidang Terbuka IKM FTUI, dan MPM FTUI.
(2) Menyerahkan rencana program kerja dan anggaran belanja IMPI FTUI kepada MPM
FTUI.
54
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(3) Mempublikasikan program kerja dan anggaran belanja IMPI FTUI yang telah disahkan
oleh MPM FTUI kepada warga Program Internasional.
(4) Memberikan laporan kepada MPM FTUI tentang perkembangan program kerja dan
anggaran belanja IMPI FTUI sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali selama kepengurusan.
(5) Memberikan penjelasan atas pertanyaan yang diajukan oleh MPM FTUI.
(7) Mengontrol dan bertanggung jawab atas kepanitiaan-kepanitiaan yang telah dibentuk
oleh IMPI FTUI.
(8) Bertanggung jawab atas terlaksananya kajian tahunan terhadap materi Musyawarah
Kerja IKM FTUI.
BAGIAN KEEMPAT
HAK IMPI FTUI
Pasal 77
(1) Membentuk kepanitiaan-kepanitiaan yang diperlukan untuk melaksanakan program-
program kerja IMPI FTUI.
(3) Membubarkan kepanitiaan yang telah menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan atau
bila diperlukan.
55
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(7) Memberikan penghargaan kepada orang yang dianggap berjasa kepada IKM FTUI di
lingkup Program Internasional dengan persetujuan MPM FTUI Fraksi Program
Internasional.
(8) Melakukan pembelaan terhadap tuntutan sesuai dengan peraturan yang berlaku di IKM
FTUI.
(9) Mengajukan upaya kolaborasi atas kegiatan kemahasiswaan kepada IMD dengan
persetujuan MPM FTUI.
BAGIAN KELIMA
RAPAT IMPI FTUI
Pasal 78
Rapat IMPI FTUI diatur secara rinci dalam peraturan IMPI FTUI.
BAGIAN KEENAM
MEKANISME PEMILIHAN KETUA UMUM IMPI FTUI
Pasal 79
(1) Proses pemilihan diselenggarakan oleh Panitia Pemilihan Umum IKM FTUI.
(2) Ketua Umum IMPI FTUI dipilih langsung oleh anggota IKM FTUI Program
Internasional.
(3) Pemilihan ketua dapat dilakukan bila terdapat 2 (dua) calon atau lebih.
(4) Apabila ayat 3 di atas tidak terpenuhi, maka mekanisme pencarian calon Ketua Umum
IMPI FTUI diserahkan kepada MPM FTUI Fraksi Program Internasional dan disetujui
setengah dari jumlah kuorum ditambah satu, yang kemudian disahkan oleh panitia
Pemilihan Umum.
(5) Calon Ketua Umum IMPI FTUI yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan menjadi
Ketua Umum IMPI FTUI terpilih.
56
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(6) Jika perolehan suara sama banyak, mekanisme pemilihan ulang diatur oleh MPM Fraksi
PI
Pasal 80
Persyaratan calon Ketua Umum IMPI FTUI adalah :
1. Anggota IKM FTUI dari Program Internasional.
2. Minimal mahasiswa di tingkat II.
3. Tidak dicabut haknya untuk dipilih.
4. Bersedia dicalonkan dan/atau mencalonkan diri.
5. Bersedia melepaskan jabatan kepanitiaan dan/atau kelembagaan di IKM FTUI, UI dan/atau
organisasi apapun di luar UI.
6. Masih menjalani masa studi di Indonesia selama pemilihan dan menjabat.
7. Tidak mencalonkan diri untuk lembaga-lembaga kemahasiswaan lain yang berada di
lingkungan FTUI dan/atau UI.
8. Tidak terancam drop out selama pemilihan dan tidak akan menyelesaikan studi selama
menjabat.
9. Bersedia untuk tidak menjabat dan/atau terlibat dalam kepengurusan dan/atau kepanitiaan
apapun dalam lembaga kemahasiswaan di IKM FTUI, UI dan/atau organisasi apapun di
luar UI, selama memegang jabatan sebagai Ketua Umum IMPI FTUI.
BAGIAN KETUJUH
MEKANISME PEMBERHENTIAN, PENGUNDURAN DIRI, DAN PEMILIHAN
KEMBALI KETUA UMUM IMPI FTUI
Pasal 81
Persyaratan pemberhentian Ketua Umum IMPI FTUI adalah :
1. Melakukan perbuatan kejahatan yang bertentangan dengan Undang- Undang dan peraturan
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan diputuskan bersalah oleh pengadilan.
2. Tidak menjaga nama baik IKM FTUI.
3. Melanggar Landasan-landasan IKM FTUI dan/atau ketetapan MPM FTUI.
57
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
4. Tidak dapat menjalankan program kerja IMPI FTUI dengan alasan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan Ketetapan MPM FTUI
5. Tidak dapat memberikan pertanggungjawaban kepada MPM FTUI selambat-lambatnya 1
(satu) minggu setelah waktu yang ditentukan oleh MPM FTUI.
Pasal 82
Mekanisme pemberhentian Ketua Umum IMPI FTUI adalah :
1. MPM FTUI mengeluarkan Surat Peringatan kepada Ketua Umum IMPI FTUI apabila
dianggap telah memenuhi persyaratan pemberhentian Ketua Umum IMPI FTUI.
2. Setelah Surat Peringatan 3 (tiga) diputuskan, maka MPM FTUI Fraksi Program
Internasional dan IMPI FTUI mengeluarkan putusan pelaksanaan Sidang Fraksi.
3. Ketua Umum IMPI FTUI menyampaikan laporan pertanggungjawaban pada Sidang Fraksi.
4. Selama masa demisioner, pimpinan tertinggi diambil alih oleh MPM FTUI Fraksi Program
Internasional yang bersangkutan.
5. Setelah Ketua Umum IMPI FTUI diberhentikan, maka MPM FTUI Fraksi Program
Internasional menetapkan Pejabat sementara (Pjs.) Ketua Umum IMPI FTUI.
6. Pjs. Ketua Umum IMPI FTUI tidak berhak membuat kebijakan baru.
7. Pjs. Ketua Umum IMPI FTUI menjabat hingga terpilihnya Ketua Umum IMPI FTUI yang
baru.
Pasal 83
Mekanisme pengunduran diri Ketua Umum IMPI FTUI adalah:
1. Mengajukan surat pengunduran diri kepada MPM FTUI dan mengumumkannya kepada
warga.
2. Menyampaikan alasan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum IMPI FTUI kepada
MPM Fraksi dan anggota IKM FTUI Program Internasional pada Sidang Fraksi.
3. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban dirinya sebagai Ketua Umum IMPI FTUI
kepada MPM FTUI Fraksi dan anggota IKM FTUI Program Internasional dalam Sidang
Fraksi.
4. Mendapatkan persetujuan dari MPM FTUI Fraksi dan anggota IKM FTUI Program
Internasional.
58
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
5. Selama masa demisioner, pimpinan tertinggi diambil alih oleh MPM FTUI Fraksi Program
Internasional.
6. Setelah Ketua Umum IMPI FTUI mengundurkan diri, maka MPM FTUI Fraksi Program
Internasional menetapkan Pejabat sementara (Pjs.) Ketua Umum IMPI FTUI.
7. Pjs. Ketua Umum IMPI FTUI tidak berhak membuat kebijakan baru.
8. Pjs. Ketua Umum IMPI FTUI menjabat hingga terpilihnya Ketua Umum IMPI FTUI yang
baru.
Pasal 84
Mekanisme pemilihan Ketua Umum IMPI FTUI pasca pemberhentian atau pengunduran diri
Ketua Umum IMPI FTUI adalah :
1. Ketua Umum IMPI FTUI yang telah diberhentikan atau diterima pengunduran dirinya tidak
boleh mencalonkan diri sebagai Ketua Umum IMPI FTUI.
2. Pemilihan Ketua Umum IMPI FTUI diatur oleh MPM FTUI Fraksi Program Internasional
melalui proses Pemilihan Umum Khusus.
3. Selambat-lambatnya dalam waktu satu bulan setelah pemberhentian atau pengunduran diri
Ketua Umum IMPI FTUI, Ketua Umum IMPI FTUI pengganti harus sudah terpilih.
4. Jika masa jabatan Ketua Umum IMPI FTUI yang diberhentikan atau diterima pengunduran
dirinya hanya tersisa dua bulan menjelang berakhirnya masa jabatan, maka tidak diadakan
Pemilihan Umum Khusus.
5. Untuk membantu penyelenggaraan pemilihan Ketua Umum IMPI FTUI, maka dibentuk
Panitia Pemilihan Umum Khusus.
6. Persyaratan dan mekanisme Pemilihan Umum Khusus selain di atas sama dengan
persyaratan dan mekanisme Pemilihan Umum.
7. Panitia Pemilihan Umum Khusus dapat menetapkan peraturan lain sepanjang tidak
bertentangan dengan tata urutan peraturan IKM FTUI.
8. Ketua Umum IMPI FTUI yang terpilih melalui Pemilihan Umum Khusus hanya
diperkenankan untuk melanjutkan kebijakan yang telah dibuat oleh Ketua Umum IMPI
FTUI yang telah diberhentikan atau diterima pengunduran dirinya.
59
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAGIAN KE DELAPAN
MEKANISME PEMBERHENTIAN, PENGUNDURAN DIRI, DAN PEMILIHAN
KEMBALI BPH IMD FTUI
Pasal 85
(1) Mekanisme pemberhentian, pengunduran diri BPH IMPI FTUI diatur dalam Ketetapan
MPM FTUI Fraksi PI dengan persetujuan ketua IM
(2) Mekanisme pemilihan kembali BPH IMPI FTUI diatur oleh internal IMPI FTUI
BAB IX
KELOMPOK PEMINATAN DEPARTEMEN
BAGIAN PERTAMA
KETENTUAN UMUM
Pasal 86
(1) Kelompok Peminatan Departemen Fakultas Teknik Universitas Indonesia, selanjutnya
disebut KPD FTUI, adalah lembaga eksekutif IKM FTUI yang merupakan wadah untuk
menampung, mengembangkan, dan menyalurkan peminatan anggota IKM FTUI sesuai
dengan kompetensi departemen tempat KPD FTUI tersebut didirikan.
(2) KPD FTUI adalah lembaga eksekutif tingkat departemen IKM FTUI, yang
keanggotaannya terbuka bagi seluruh anggota IKM FTUI dan sesuai dengan peraturan
yang ditetapkan oleh KPD FTUI yang bersangkutan.
BAGIAN KEDUA
KEWAJIBAN KPD FTUI
Pasal 87
(1) Menaati dan melaksanakan Landasan-landasan IKM FTUI dan Ketetapan MPM FTUI.
(2) Memiliki PD/PRT sepanjang tidak menyimpang dari PD/PRT IKM FTUI dan
Ketetapan MPM FTUI.
60
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(3) Melaporkan rencana program kerja, anggaran, dan pengurus kepada MPM FTUI.
(4) Memberikan laporan perkembangan program kerja dan anggaran pendapatan dan
belanja kepada MPM FTUI pada waktu yang disepakati sekurang- kurangnya 6 (enam)
bulan sekali atau jika diminta.
(5) Memberikan penjelasan atas pertanyaan yang diajukan oleh MPM FTUI.
(6) Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada MPM FTUI ketika masa jabatan
berakhir atau jika diminta sewaktu-waktu.
BAGIAN KETIGA
HAK KPD FTUI
Pasal 88
(1) Menggunakan fasilitas IKM FTUI sesuai dengan prosedur yang berlaku.
(2) Mendapatkan sumbangan baik internal maupun eksternal selama tidak bertentangan
dengan Landasan-landasan IKM FTUI dan Ketetapan MPM FTUI.
(4) Mewakili IKM FTUI dalam kegiatan-kegiatan keluar dalam bidang masing-masing.
(5) Memiliki otonomi dalam menentukan hal-hal yang bersifat internal dari KPD FTUI itu
sendiri.
(7) Melakukan pembelaan terhadap tuntutan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(8) Memiliki PD/PRT sepanjang tidak menyimpang dari PD/PRT IKM FTUI dan
Ketetapan MPM FTUI.
61
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAGIAN KEEMPAT
MEKANISME PENDIRIAN KPD FTUI
Pasal 89
Mekanisme pendirian KPD FTUI adalah :
1. Mengajukan permohonan untuk menjadi KPD FTUI dengan mengirimkan PD/PRT KPD,
daftar usulan program kerja, daftar calon pengurus, dan daftar anggota kepada MPM FTUI.
2. Ruang lingkup dari KPD FTUI terkait dengan kompetensi keilmuan departemen masing-
masing.
3. Keanggotaannya terbuka bagi anggota IKM dan sesuai dengan peraturan.
4. Dibuktikan dengan dukungan minimal 20 (dua puluh) anggota departemen yang
bersangkutan dibuktikan dengan verifikasi sah oleh MPM FTUI.
5. Persyaratan pengesahan peraturan verifikasi anggota ditetapkan oleh MPM FTUI.
6. Telah melakukan koordinasi dengan IMD FTUI tempat KPD FTUI tersebut akan didirikan.
7. Ditetapkan sebagai KPD FTUI oleh MPM FTUI Fraksi departemen tempat KPD tersebut
akan didirikan melalui Sidang Fraksi yang melibatkan KPD FTUI yang bersangkutan.
8. Disahkan oleh MPM FTUI melalui Sidang Pleno yang melibatkan MPM FTUI Fraksi
departemen yang bersangkutan.
9. Memiliki kepengurusan sesuai PD/PRT KPD FTUI bersangkutan setelah KPD FTUI
disahkan oleh MPM FTUI selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal
pengesahan.
Pasal 90
Jika salah satu mekanisme pendirian KPD FTUI tidak terpenuhi, maka pendirian KPD FTUI
tersebut dapat ditolak atau dicabut kembali pengesahannya.
BAGIAN KELIMA
PEMBUBARAN KPD FTUI
Pasal 91
KPD FTUI dinyatakan bubar setelah memenuhi kriteria pembubaran KPD FTUI dan telah
disahkan oleh MPM FTUI sesuai dengan prosedur yang berlaku.
62
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Pasal 92
Kriteria pembubaran KPD FTUI dibagi menjadi 2 perspektif :
Kinerja Lembaga
1. Tidak melaksanakan dan/atau memiliki program kerja selama 2 (dua) tahun periode
kepengurusan berturut-turut.
2. Tidak memiliki kepengurusan.
3. Melanggar Landasan-landasan IKM FTUI dan/atau peraturan dalam IKM FTUI.
4. Apabila dalam 8 tahun atau 2 kali Muker IKM FTUI, tidak menjadi BO.
Internal Lembaga
1. Kesepakatan internal BO FTUI tersebut untuk membubarkan diri.
BAB X
LAMBANG-LAMBANG LEMBAGA KEMAHASISWAAN
Pasal 93
Lambang-lambang lembaga kemahasiswaan merupakan simbol yang menunjukkan jati diri
suatu lembaga IKM FTUI.
Pasal 94
Lambang resmi dari suatu lembaga kemahasiswaan merupakan hak dan wewenang penuh dari
lembaga tersebut.
Pasal 95
Penggunaan lambang lembaga kemahasiswaan oleh pihak selain lembaga kemahasiswaan yang
bersangkutan di dalam maupun di luar lingkup IKM FTUI harus mendapatkan izin dari
lembaga yang bersangkutan.
63
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAB XI
MASA JABATAN, LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN, DAN SERAH TERIMA
JABATAN
Pasal 96
(1) Masa jabatan MPM, BEM, BO, BOK, BSO, IMD, IMPI dan KPD FTUI adalah 1 (satu)
tahun kepengurusan terhitung sejak serah terima jabatan dan setelah itu dapat dipilih
kembali.
(2) Jika Ketua Umum BEM, IMD, atau IMPI FTUI diberhentikan atau diterima
pengunduran dirinya, maka ketua baru meneruskan sisa masa jabatan ketua yang
digantikan.
Pasal 97
Anggota MPM FTUI serta Ketua Umum BEM, BO, BOK, BSO, IMD, IMPI dan KPD FTUI
harus sudah terpilih sebelum akhir periode kepengurusan lembaga.
Pasal 98
(1) Penyampaian laporan pertanggungjawaban Ketua Umum BEM, IMD, dan IMPI FTUI
kepada MPM FTUI dilaksanakan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum serah
terima jabatan MPM FTUI.
Pasal 99
Serah terima jabatan anggota MPM FTUI serta Ketua Umum BEM, IMD, dan IMPI FTUI
dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu setelah Ketua Umum BEM FTUI terpilih.
64
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAB XII
HUBUNGAN KELEMBAGAAN
Pasal 100
(1) MPM FTUI merupakan lembaga tertinggi dalam IKM FTUI dan memiliki garis
komando terhadap BEM, BO, BOK, BSO, IMD, IMPI dan KPD FTUI.
(2) BEM FTUI merupakan lembaga eksekutif tertinggi di IKM FTUI dan
mengkoordinasikan segala kegiatan kemahasiswaan BEM, BO, BOK, BSO, IMD dan
IMPI FTUI dalam hal waktu pelaksanaan kegiatan.
(3) BEM FTUI mengkoordinasikan sikap keluar yang mengatasnamakan FTUI terhadap
BO, BOK, BSO, IMD, dan IMPI FTUI.
(4) BEM FTUI memiliki garis koordinasi dengan BSO FTUI dalam hal
mengkoordinasikan pembinaan BSO FTUI.
(5) BOK FTUI memiliki garis koordinasi dengan IMD dan IMPI FTUI dalam hal
mengkoordinasikan kegiatan keagamaan di tingkat departemen atau program
internasional FTUI.
(6) IMD FTUI memiliki garis koordinasi dengan KPD FTUI dalam hal mengkoordinasikan
segala kegiatan kemahasiswaan IMD FTUI dengan KPD FTUI di departemen masing-
masing dalam hal waktu pelaksanaan kegiatan.
BAB XIII
FORUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BAGIAN PERTAMA
MUSYAWARAH KERJA IKM FTUI
Pasal 101
Musyawarah Kerja IKM FTUI merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di IKM
FTUI yang pelaksanaannya diputuskan dalam sidang pra-Muker
65
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Pasal 102
(1) Sidang pra Musyawarah Kerja diadakan paling lama 3 tahun setelah Musyawarah Kerja
terakhir
(3) Apabila pada sidang pra-Muker dihasilkan keputusan untuk tidak mengadakan
Musyawarah Kerja, maka sidang pra Musyawarah Kerja kembali dilaksanakan satu
tahun setelahnya
Pasal 103
(1) Sidang pra Musyawarah Kerja memiliki wewenang memutuskan dibutuhkan atau
tidaknya Musyawarah Kerja, serta menentukan agenda yang akan dibahas dalam
Musyawarah Kerja
(2) Peserta sidang pra Musyawarah Kerja adalah anggota MPM FTUI, ketua lembaga , dan
Dewan Pengarah Musyawarah Kerja
(3) Kuorum untuk sidang pra Musyawarah Kerja adalah dua pertiga peserta yang harus
hadir
Pasal 104
Musyawarah Kerja IKM FTUI mempunyai wewenang :
1. Pembubaran IKM FTUI.
2. Menetapkan tujuan, usaha, kode etik IKM FTUI,GBHI, dan peraturan dasar beserta
peraturan rumah tangga IKM FTUI.
Pasal 105
Peserta Musyawarah Kerja IKM FTUI terdiri dari peserta penuh, peserta peninjau, dan peserta
undangan.
66
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Pasal 106
Peserta Penuh Musyawarah Kerja IKM FTUI adalah:
1. Dewan Pengarah Musyawarah Kerja IKM FTUI di tahun terakhir sebelum dilaksanakannya
Muker.
2. Pleno MPM FTUI.
3. Ketua Umum dan BPH BEM FTUI.
4. Ketua Umum dan BPH BO FTUI.
5. Ketua Umum dan BPH BOK FTUI.
6. Ketua Umum dan BPH BSO FTUI.
7. Ketua Umum dan BPH IMD FTUI.
8. Ketua Umum dan BPH IMPI FTUI.
9. Ketua Umum dan BPH KPD FTUI.
10. Anggota IKM FTUI yang mendaftar.
Pasal 107
Peserta Peninjau Musyawarah Kerja IKM FTUI adalah seluruh anggota IKM FTUI yang bukan
sebagai Peserta Penuh Musyawarah Kerja IKM FTUI.
Pasal 108
Peserta Undangan Musyawarah Kerja IKM FTUI adalah pihak-pihak di luar IKM FTUI yang
dianggap perlu dilibatkan.
Pasal 109
Hak-hak peserta Musyawarah Kerja IKM FTUI yaitu :
1. Peserta Penuh memiliki hak suara, hak mengeluarkan pendapat, hak interupsi, serta hak
memilih dan dipilih.
2. Peserta Peninjau memiliki hak mengeluarkan pendapat dan hak interupsi, tapi tidak
memiliki hak suara serta hak memilih dan dipilih.
3. Peserta Undangan tidak memiliki hak suara, hak interupsi, maupun hak memilih dan
dipilih, tapi memiliki hak mengeluarkan pendapat jika diminta.
4. Hak-hak selain yang diatur di atas dapat ditentukan dalam tata tertib sidang Musyawarah
Kerja IKM FTUI.
67
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Pasal 110
(1) Kuorum untuk Musyawarah Kerja IKM FTUI adalah dua pertiga dari jumlah peserta
penuh yang harus hadir.
(2) Bila Kuorum tidak tercapai maka dapat diminta persetujuan dua pertiga dari jumlah
peserta penuh yang hadir.
Pasal 111
Hal-hal selain yang diatur di atas dapat ditentukan oleh MPM FTUI atau diatur kemudian
dalam tata tertib sidang Musyawarah Kerja IKM FTUI selama tidak bertentangan dengan
Landasan-landasan IKM FTUI.
BAGIAN KEDUA
SIDANG MPM FTUI
Pasal 112
Sidang MPM FTUI terdiri dari :
1. Sidang Istimewa.
2. Sidang Pleno.
3. Sidang Fraksi.
SIDANG ISTIMEWA
Pasal 113
(1) Sidang Istimewa memiliki wewenang :
68
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
a. Dihadiri minimal oleh tiga per empat dari jumlah anggota MPM FTUI dan Ketua
Umum BEM FTUI.
b. Bila tidak terpenuhi, maka sidang ditunda selambat-lambatnya 48 jam.
c. Bila tidak terpenuhi, maka sidang dinyatakan sah dengan persetujuan anggota MPM
FTUI yang hadir.
d. Semua keputusan diambil secara musyawarah untuk mufakat atau disetujui oleh dua
per tiga dari anggota MPM FTUI yang hadir.
SIDANG PLENO
Pasal 114
(1) Sidang pleno memiliki kewenangan untuk menetapkan peraturan yang tidak termasuk
kewenangan PDPRT dan sidang Istimewa.
a. Dihadiri minimal oleh setengah dari jumlah anggota MPM FTUI ditambah satu.
(4) Semua keputusan diambil secara musyawarah untuk mufakat atau disetujui oleh dua
per tiga dari anggota MPM FTUI.
69
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
SIDANG FRAKSI
Pasal 115
(1) Sidang Fraksi memiliki kewenangan:
a. Meminta laporan pertanggungjawaban Ketua Umum IMD atau IMPI FTUI sebelum
berakhirnya masa jabatan.
b. Mengajukan putusan pemberhentian Ketua Umum IMD atau IMPI sebelum masa
jabatannya berakhir.
c. Menerima pengunduran diri Ketua Umum IMD atau IMPI sebelum masa
jabatannya berakhir.
d. Menetapkan peraturan tingkat departemen yang belum ditetapkan oleh PDPRT dan
ketetapan MPM FTUI
a. Anggota MPM FTUI Fraksi, memiliki hak bicara dan hak suara.
b. BPH IMD atau IMPI yang bersangkutan sebagai undangan wajib, memiliki hak
bicara tapi tidak hak suara.
c. Anggota IKM FTUI departemen atau program internasional yang bersangkutan
sebagai undangan, memiliki hak bicara tapi tidak hak suara.
Pasal 116
(1) Pengambilan keputusan dalam Sidang MPM FTUI dilakukan dengan musyawarah
mufakat.
(2) Jika musyawarah mufakat tidak berhasil, maka dilakukan pemungutan suara.
70
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAGIAN KETIGA
RAPAT KOORDINASI LEMBAGA IKM FTUI
Pasal 117
(1) Rapat Koordinasi Lembaga IKM FTUI dilaksanakan sewaktu-waktu bila dianggap
perlu.
(2) Rapat Koordinasi Lembaga IKM FTUI dipimpin oleh MPM FTUI.
Pasal 118
Rapat Koordinasi Lembaga IKM FTUI memiliki kewenangan :
1. Mengkoordinasikan seluruh lembaga dalam IKM FTUI.
2. Mengevaluasi pelaksanaan peraturan, pembinaan, dan program kerja.
3. Mengeluarkan kesepakatan sikap bersama keluar yang tidak bertentangan dengan
Landasan-landasan IKM FTUI.
Pasal 119
Peserta Penuh Rapat Koordinasi Lembaga IKM FTUI adalah :
1. Perwakilan MPM FTUI, minimal satu orang dari masing-masing MPM FTUI Fraksi.
2. Seluruh lembaga eksekutif IKM FTUI, yaitu Ketua Umum atau perwakilannya.
Pasal 120
Peserta Peninjau Rapat Koordinasi Lembaga IKM FTUI adalah seluruh anggota dan/atau
pengurus lembaga eksekutif IKM FTUI.
Pasal 121
Peserta Undangan Rapat Koordinasi Lembaga IKM FTUI adalah pihak-pihak yang dianggap
perlu dilibatkan.
Pasal 122
Hak-hak peserta Rapat Koordinasi Lembaga IKM FTUI:
1. Peserta Penuh memiliki hak suara, hak mengeluarkan pendapat, hak interupsi, serta hak
memilih dan dipilih.
71
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
2. Peserta Peninjau memiliki hak mengeluarkan pendapat dan hak interupsi, tapi tidak
memiliki hak suara serta hak memilih dan dipilih.
3. Peserta Undangan tidak memiliki hak suara, hak interupsi, maupun hak memilih dan
dipilih, tapi memiliki hak mengeluarkan pendapat jika diminta.
4. Hak-hak selain yang diatur di atas dapat ditentukan dalam tata tertib Rapat Koordinasi
Lembaga IKM FTUI.
Pasal 123
(1) Kuorum untuk Rapat Koordinasi Lembaga IKM FTUI adalah setengah dari jumlah
peserta penuh yang harus hadir ditambah satu.
(2) Bila Kuorum tidak tercapai maka dapat diminta persetujuan dua pertiga dari jumlah
peserta penuh yang hadir untuk melanjutkan Rapat Koordinasi Lembaga IKM FTUI.
Pasal 124
Mekanisme Rapat Koordinasi Lembaga IKM FTUI secara lebih rinci akan diatur dalam tata
tertib Rapat Koordinasi Lembaga IKM FTUI.
Pasal 125
(1) Tata tertib dalam pelaksanaan Rapat Koordinasi Lembaga IKM FTUI dapat disahkan
dalam Rapat Koordinasi Lembaga IKM FTUI.
(2) Tata tertib yang disahkan tidak boleh bertentangan dengan landasan-landasan IKM
FTUI.
BAGIAN KEEMPAT
RAPAT KERJA LEMBAGA EKSEKUTIF IKM FTUI
Pasal 126
(1) Rapat Kerja Lembaga Eksekutif IKM FTUI dilaksanakan sewaktu-waktu bila dianggap
perlu.
(2) Rapat Kerja Lembaga Eksekutif IKM FTUI dipimpin oleh BEM FTUI.
72
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Pasal 127
Rapat Kerja Lembaga Eksekutif IKM FTUI memiliki kewenangan :
1. Mengkoordinasikan seluruh lembaga eksekutif IKM FTUI dalam hal waktu pelaksanaan
program kerja.
2. Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan anggota IKM.
Pasal 128
Peserta Penuh Rapat Kerja Lembaga Eksekutif IKM FTUI adalah seluruh Lembaga eksekutif
IKM FTUI, yaitu Ketua Umum atau perwakilannya.
Pasal 129
Peserta Peninjau Rapat Kerja Lembaga Eksekutif IKM FTUI adalah seluruh anggota MPM
FTUI dan seluruh anggota dan/atau pengurus lembaga IKM FTUI.
Pasal 130
Peserta Undangan Rapat Kerja Lembaga Eksekutif IKM FTUI adalah pihak-pihak yang
dianggap perlu dilibatkan.
Pasal 131
Hak-hak peserta Rapat Kerja Lembaga Eksekutif IKM FTUI yaitu :
1. Peserta penuh memiliki hak suara, hak mengeluarkan pendapat, hak interupsi, serta hak
memilih dan dipilih.
2. Peserta Peninjau memiliki hak mengeluarkan pendapat dan hak interupsi, tapi tidak
memiliki hak suara serta hak memilih dan dipilih.
3. Peserta Undangan tidak memiliki hak suara, hak interupsi, maupun hak memilih dan
dipilih, tapi memiliki hak mengeluarkan pendapat jika diminta.
4. Hak-hak selain yang diatur di atas dapat ditentukan dalam tata tertib Rapat Kerja Lembaga
Eksekutif IKM FTUI.
Pasal 132
(1) Kuorum untuk Rapat Kerja Lembaga Eksekutif IKM FTUI adalah setengah dari jumlah
peserta yang harus hadir ditambah satu.
73
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(2) Bila Kuorum tidak tercapai maka dapat diminta persetujuan dua pertiga dari jumlah
peserta yang hadir untuk melanjutkan Rapat Kerja Lembaga Eksekutif IKM FTUI.
Pasal 133
Mekanisme Rapat Kerja Lembaga Eksekutif IKM FTUI secara lebih rinci akan diatur dalam
tata tertib Rapat Kerja Lembaga Eksekutif IKM FTUI.
Pasal 134
(1) Tata tertib pelaksanaan Rapat Kerja Lembaga Eksekutif IKM FTUI disahkan dalam
Rapat Kerja Lembaga Eksekutif IKM FTUI.
(2) Tata tertib yang disahkan tidak boleh bertentangan dengan landasan-landasan IKM
FTUI.
BAGIAN KELIMA
RAPAT KERJA LEMBAGA EKSEKUTIF DEPARTMEN ATAU PROGRAM
INTERNASIONAL IKM FTUI
Pasal 135
(1) Rapat Kerja Lembaga Eksekutif Departemen atau Program Internasional IKM FTUI
dilaksanakan sewaktu-waktu bila dianggap perlu.
(2) Rapat Kerja Lembaga Eksekutif Departemen IKM FTUI dipimpin oleh IMD FTUI.
(3) Rapat Kerja Lembaga Eksekutif Program Internasional IKM FTUI dipimpin oleh IMPI
FTUI.
Pasal 136
(1) Rapat Kerja Lembaga Eksekutif Departemen IKM FTUI memiliki kewenangan
mengkoordinasikan seluruh lembaga eksekutif IKM FTUI di departemen yang
bersangkutan dalam hal waktu pelaksanaan program kerja.
74
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(2) Rapat Kerja Lembaga Eksekutif Program Internasional IKM FTUI memiliki
kewenangan mengkoordinasikan seluruh lembaga eksekutif IKM FTUI di program
internasional dalam hal waktu pelaksanaan program kerja.
Pasal 137
(1) Peserta Penuh Rapat Kerja Lembaga Eksekutif Departemen IKM FTUI adalah:
(2) Peserta Penuh Rapat Kerja Lembaga Eksekutif Program Internasional IKM FTUI
adalah:
Pasal 138
(1) Peserta Peninjau Rapat Kerja Lembaga Eksekutif Departemen IKM FTUI adalah MPM
FTUI Fraksi departemen dan seluruh anggota dan/atau pengurus lembaga eksekutif
IKM FTUI di departemen yang bersangkutan.
(2) Peserta Peninjau Rapat Kerja Lembaga Eksekutif Program Internasional IKM FTUI
adalah MPM Fraksi Program Internasional dan seluruh anggota dan/atau pengurus
lembaga eksekutif IKM FTUI di program internasional.
Pasal 139
(1) Peserta Undangan Rapat Kerja Lembaga Eksekutif Departemen IKM FTUI adalah
seluruh anggota IKM FTUI di departemen yang bersangkutan.
(2) Peserta Undangan Rapat Kerja Lembaga Eksekutif Program Internasional IKM FTUI
adalah seluruh anggota IKM FTUI di program internasional.
75
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Pasal 140
Hak-hak peserta Rapat Kerja Lembaga Eksekutif Departemen atau Program Internasional IKM
FTUI yaitu :
1. Peserta penuh memiliki hak suara, hak mengeluarkan pendapat, hak interupsi, serta hak
memilih dan dipilih.
2. Peserta Peninjau memiliki hak mengeluarkan pendapat dan hak interupsi, tapi tidak
memiliki hak suara serta hak memilih dan dipilih.
3. Peserta Undangan tidak memiliki hak suara, hak interupsi, maupun hak memilih dan
dipilih, tapi memiliki hak mengeluarkan pendapat jika diminta.
4. Hak-hak selain yang diatur di atas dapat ditentukan dalam tata tertib Rapat Kerja Lembaga
Eksekutif Departemen atau Program Internasional IKM FTUI.
Pasal 141
(1) Kuorum untuk Rapat Kerja Lembaga Eksekutif Departemen atau Program
Internasional IKM FTUI adalah setengah dari jumlah peserta penuh yang harus hadir
ditambah satu.
(2) Bila Kuorum tidak tercapai maka dapat diminta persetujuan dua pertiga dari jumlah
peserta penuh yang hadir untuk melanjutkan Rapat Kerja Lembaga Eksekutif
Departemen atau Program Internasional IKM FTUI.
Pasal 142
Mekanisme Rapat Kerja Lembaga Eksekutif Departemen atau Program Internasional IKM
FTUI secara lebih rinci akan diatur dalam tata tertib Rapat Kerja Lembaga Eksekutif
Departemen atau Program Internasional IKM FTUI.
Pasal 143
(1) Tata tertib pelaksanaan Rapat Kerja Lembaga Eksekutif Departemen atau Program
Internasional IKM FTUI disahkan dalam Rapat Kerja Lembaga Eksekutif departemen
atau Program Internasional IKM FTUI.
(2) Tata tertib yang disahkan tidak boleh bertentangan dengan Landasan-landasan IKM
FTUI.
76
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAGIAN KEENAM
RAPAT LEMBAGA EKSEKUTIF
Pasal 144
(1) Rapat Lembaga Eksekutif IKM FTUI dilaksanakan sewaktu-waktu bila dianggap perlu.
(2) Mekanisme Rapat Lembaga Eksekutif IKM FTUI diatur oleh masing-masing lembaga
eksekutif IKM FTUI yang bersangkutan.
(3) Ketetapan Rapat Lembaga Eksekutif IKM FTUI hanya berlaku untuk internal lembaga
itu sendiri.
BAB XIV
KEUANGAN
BAGIAN PERTAMA
KETENTUAN UMUM
Pasal 145
Keuangan di Lembaga IKM FTUI meliputi segala:
1. Uang Tunai
2. Tabungan
3. Surat-surat berharga
Yang pengelolaannya dilakukan sepenuhnya oleh lembaga-lembaga kemahasiswaan tersebut
dan dilaporkan ke MPM FTUI
Pasal 146
(1) Segala transaksi yang menyangkut persoalan keuangan dalam fungsi kebendaharaan
dan pengawasan baik yang masuk maupun keluar harus dibukukan.
(2) Pembukuan harus disertai bukti yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan.
77
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAGIAN KEDUA
DANA IKM FTUI
Pasal 147
Dana IKM adalah dana yang dimiliki oleh IKM FTUI yang pemasukan dan pengeluarannya
dikelola oleh MPM FTUI dengan persetujuan Lembaga di IKM FTUI.
Pasal 148
Pemasukan Dana IKM berasal dari:
1. Iuran anggota aktif IKM FTUI.
2. Iuran Lembaga Kemahasiswaan IKM FTUI.
3. Usaha-usaha dan sumber yang sah serta tidak bertentangan dengan landasan-landasan IKM
FTUI.
4. Dana-dana dan sumbangan lain yang tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan
landasan-landasan IKM FTUI.
BAGIAN KETIGA
PENGELOLAAN KEUANGAN LEMBAGA
Pasal 149
Seluruh kegiatan lembaga kemahasiswaan IKM FTUI tidak diperkenankan menerima dana
dari:
1. Perusahaan Rokok, Minuman Keras, dan/atau Alat Kontrasepsi.
2. Hasil penjualan rokok, minuman keras, obat-obatan terlarang dan/atau alat kontrasepsi.
3. Hasil perjudian dan/atau pemerasan.
4. Partai politik.
Pasal 150
Seluruh Lembaga IKM FTUI harus memberikan dana turunan yang dapat digunakan oleh
kepengurusan selanjutnya.
78
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Pasal 151
Pengelolaan keuangan kepanitiaan harus dirundingkan sebelum berjalannya kegiatan yang
hasilnya disetujui oleh Ketua Pelaksana dan Ketua Lembaga terkait yang dilaporkan ke MPM
FTUI.
BAGIAN KEEMPAT
LAPORAN KEUANGAN
Pasal 152
(1) Laporan Keuangan atas dana IKM FTUI harus dibuat oleh MPM FTUI yang kemudian
ditransparasikan kepada warga IKM FTUI.
(2) Laporan Keuangan lembaga IKM FTUI harus dibuat oleh lembaga IKM FTUI yang
kemudian ditransparasikan kepada warga IKM FTUI.
(3) Waktu pengumpulan dan format laporan anggaran pendapatan dan belanja lembaga
eksekutif IKM FTUI ditentukan dalam ketetapan MPM FTUI.
BAB XV
PENUTUP
BAGIAN PERTAMA
ATURAN PERALIHAN
Pasal 153
(1) Masa peralihan adalah masa sejak Peraturan Rumah Tangga disahkan sampai dengan
berlakunya secara keseluruhan.
(2) Hal-hal yang menyangkut berlakunya Peraturan Rumah Tangga secara keseluruhan
diatur dalam hasil ketetapan Musyawarah Kerja atau Sidang Terbuka IKM FTUI.
(3) Peraturan Rumah Tangga yang ada masih tetap berlaku hingga berlakunya Peraturan
Rumah Tangga yang telah diperbaharui dan disahkan dalam Musyawarah Kerja VII
IKM FTUI.
79
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAGIAN KEDUA
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 154
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Rumah Tangga akan ditetapkan dalam
peraturan lainnya sesuai dengan tata urutan peraturan IKM FTUI dan tidak bertentangan
dengan Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI.
BAGIAN KETIGA
PENGESAHAN
Pasal 155
(1) Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI ini disusun oleh Musyawarah I FTUI di Tugu,
Puncak, Jawa Barat pada tanggal 14 September 1971 dan diubah serta disempurnakan
pada Musyawarah mahasiswa II FTUI di Tugu, Puncak, Jawa barat pada tanggal 18
April 1974, dan ditetapkan kembali dalam Musyawarah Kerja III IKM FTUI di Wisma
departemen Sosial, Puncak, Jawa Barat pada tanggal 7 Mei 1976 yang dilanjutkan di
kampus FTUI, Jakarta. Diubah serta disempurnakan pada Musyawarah Kerja IV IKM
FTUI yang dilaksanakan di Puncak pada tanggal 26-29 April 1995 dan dilanjutkan di
kampus FTUI, Depok pada tanggal 1-6 Mei 1995, dilanjutkan 12-13 Mei 1995,
dilanjutkan pada tanggal 30 Mei 1995 – 3 Juli 1995, diubah serta disempurnakan pada
Musyawarah Kerja V IKM FTUI di Kampus FTUI, Depok, Jawa Barat, pada tanggal 6
Januari sampai 28 Februari 2003. Diubah serta disempurnakan pada Musyawarah Kerja
VI IKM FTUI di Kampus FTUI, Depok, Jawa Barat pada tanggal 10 – 26 Januari 2007,
yang dilanjutkan pada Rapat Kerja IKM FTUI yang dilaksanakan di kampus FTUI,
Depok, pada tanggal 6-26 Februari 2007; pada Musyawarah Kerja VII IKM FTUI yang
dilaksanakan di Kampus FTUI, Depok, Jawa Barat pada 24 Januari – 6 Februari 2011
dan dilanjutkan pada tanggal 6-8 Juni 2011; pada Musyawarah Kerja VIII IKM FTUI
yang dilaksanakan di Kantin FTUI, Depok, pada 9 April – 8 Mei 2015; dan ditetapkan
kembali dalam Musyawarah Kerja IX IKM FTUI yang dilaksanakan di Kampus FTUI,
Depok pada 28 Februari – 27 Mei 2019.
80
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(2) Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI ini sah sejak ditandatangani oleh pimpinan
sidang.
(3) Semua ketentuan dan peraturan yang bertentangan dengan Peraturan Rumah Tangga
IKM FTUI ini dinyatakan tidak berlaku.
81
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
(1) Peraturan dan ketentuan dalam IKM FTUI yang dimaksud adalah peraturan dan
ketentuan yang disebutkan dalam tata urutan perundangan IKM FTUI serta kebijakan
yang diberikan oleh MPM FTUI dan/atau lembaga eksekutif IKM FTUI yang tidak
diatur dalam tata urutan perundangan IKM FTUI.
(4) Kegiatan yang dimaksud adalah organisasi, kepanitiaan, prestasi atau lomba, dan
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kemahasiswaan di tingkat departemen,
fakultas, dan universitas.
Pasal 2
(1) Pelayanan yang dimaksud adalah program kerja lembaga eksekutif dan kegiatan
pembinaan; Fasilitas yang dimaksud adalah semua fasilitas yang digunakan oleh IKM
FTUI, seperti ruang BEM, Pusgiwa FTUI, mading; Prosedur untuk mendapatkan
pelayanan dan fasilitas IKM FTUI ditetapkan oleh lembaga yang terkait.
(4) Membela diri yang dimaksud adalah sesuai dengan peraturan dan hak-haknya yang ada
dan berlaku di tempat anggota tersebut melanggar; Dibela yang dimaksud adalah
pembelaan oleh IKM FTUI sesuai dengan peraturan dan hak-haknya yang ada dan
berlaku di tempat anggota tersebut melanggar.
Pasal 3
(1) Prosedur menjadi anggota ditetapkan dan disahkan MPM FTUI dengan keterlibatan
seluruh lembaga IKM FTUI.
82
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(2) Poin 3 : Bergabung dalam lembaga kemahasiswaan yang dimaksud adalah terdaftar
secara struktural sebagai pengurus lembaga kemahasiswaan tersebut; Anggota
yang dimaksud adalah di luar pengurus lembaga tersebut.
Pasal 4
Peraturan dan ketentuan dalam IKM FTUI yang dimaksud adalah peraturan dan ketentuan yang
disebutkan dalam tata urutan perundangan IKM FTUI serta kebijakan yang diberikan oleh
MPM FTUI dan/atau lembaga eksekutif IKM FTUI yang tidak diatur dalam tata urutan
perundangan IKM FTUI.
Pasal 5
(1) Pembinaan anggota yang dimaksud merupakan upaya membentuk dan
mengembangkan diri mahasiswa untuk mencapai perubahan ke arah yang lebih baik
dari sisi paradigma, kemampuan, dan sikap.
(2) Tanggung jawab seluruh lembaga yang dimaksud mencakup: pembuatan konsep,
pelaksanaan, dan evaluasi; Koordinasi yang dilakukan oleh MPM FTUI berupa
mengkoordinasikan, menetapkan dan mengevaluasi penyusunan konsep serta
pelaksanaan pembinaan anggota.
Pasal 6
Berkesinambungan yang dimaksud adalah pembinaan dilakukan secara bertahap sesuai dengan
tahapan yang telah ditetapkan oleh MPM FTUI dengan keterlibatan seluruh lembaga dalam
IKM FTUI.
Pasal 7
(1) Peraturan dan ketentuan dalam IKM FTUI yang dimaksud adalah peraturan dan
ketentuan yang disebutkan dalam tata urutan perundangan IKM FTUI serta kebijakan
yang diberikan oleh MPM FTUI dan/atau lembaga eksekutif IKM FTUI yang tidak
diatur dalam tata urutan perundangan IKM FTUI.
(2) Sanksi yang dimaksud adalah bentuk hukuman atas pelanggaran yang berlaku di IKM
FTUI.
83
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Pasal 9
Kehilangan keanggotaan yang dimaksud adalah pencabutan status dari anggota IKM FTUI
menjadi non-anggota IKM FTUI.
Poin 1: Lulus yang dimaksud adalah ketika telah dinyatakan lulus setelah proses yudisium.
Poin 2: Keluar dari FTUI yang dimaksud adalah drop out, pindah, atau mengundurkan diri.
BAB II
MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA
Pasal 12
(1) Legislasi adalah upaya Merancang dan mengesahkan peraturan yang akan berlaku di
IKM FTUI.
(2) Pengawasan yaitu terkait upaya memastikan pelaksanaan dari lembaga eksekutif dalam
melaksanakan fungsinya.
(3) Anggaran yaitu terkait dengan kemampuan untuk membahas dan memberikan
persetujuan terhadap rancangan keuangan yang diajukan oleh lembaga eksekutif.
Pasal 13
Poin 4: Staf sebagai kelengkapan MPM FTUI bersifat pilihan yang disesuaikan dengan
kebutuhan MPM FTUI.
Pasal 14
(2) Pimpinan Sementara Sidang Pleno memimpin hingga terpilihnya Pimpinan MPM
FTUI.
Pasal 15
(2) Pembagian komisi yang dimaksud mencakup jumlah komisi serta nama komisi.
84
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Pasal 17
(1) Staf tidak berasal dari anggota MPM FTUI dan bukan merupakan anggota MPM FTUI.
Pasal 18
(2) Mekanisme dan tata cara penyampaian aspirasi diatur oleh MPM FTUI.
(7) Masalah yang dimaksud adalah masalah antar anggota, masalah antara anggota
dengan lembaga kemahasiswaan, masalah antar lembaga kemahasiswaan, dan/atau
masalah antara anggota dan/atau lembaga kemahasiswaan dengan pihak luar, yang
berhubungan dengan IKM FTUI; Mekanisme dan tata cara penyelesaian masalah diatur
oleh MPM FTUI.
(9) Penyelenggaraan pelantikan dilakukan oleh panitia pelaksana yang diberikan mandat
oleh MPM FTUI.
(10) Dalam pelaksanaannya, MPM FTUI memberikan mandat kepada panitia pelaksana.
(11) Mandat diberikan pada saat serah terima jabatan lembaga eksekutif FTUI.
(16) Dalam pelaksanaannya, MPM FTUI memberikan mandat kepada panitia pelaksana.
(20) Membela yang dimaksud adalah memperjuangkan hak-hak anggota IKM FTUI
yang bersangkutan sesuai mekanisme yang berlaku.
(21) Fungsionaris lembaga kemahasiswaan yang dimaksud adalah pengurus atau anggota
pada salah satu lembaga IKM FTUI.
(22) Mekanisme pengusutan dan pemeriksaan ditentukan dan ditetapkan oleh MPM FTUI.
Pasal 19
(1) Hak Legislasi adalah hak untuk membuat peraturan dan undang-undang; Hak Yudikasi
adalah hak untuk membuat mekanisme dan melaksanakan peradilan; Hak Budget
adalah hak untuk mengusulkan anggaran; Hak Interpelasi adalah hak untuk meminta
keterangan kepada mandataris MPM FTUI; Hak Angket adalah hak untuk melakukan
penyelidikan; Hak Grasi adalah hak untuk memberi ampunan.
85
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
(3) Mekanisme dan tata cara penyampaian aspirasi diatur oleh MPM FTUI.
Pasal 20
Poin 2: Jika ketika menjabat, anggota MPM FTUI melakukan pelanggaran dan dikenakan
sanksi dicabut hak pilihnya, maka otomatis keanggotaannya di MPM FTUI dapat dicabut juga.
Poin 4: Terancam drop out yang dimaksud adalah sesuai dengan evaluasi putus studi dari FTUI.
Poin 5: Jika ada kasus tertentu yang menyebabkan adanya rangkap jabatan dalam IKM FTUI
maka harus mendapatkan persetujuan dari MPM FTUI sesuai mekanisme yang berlaku.
Pasal 21
Poin 3: Pengadilan yang dimaksud adalah pengadilan yang ada di Negara Republik Indonesia
BAB III
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
Pasal 25
Koordinator tertinggi lembaga eksekutif kecuali dalam aspek kerohanian yang sudah diwadahi
di IKM FTUI
Pasal 26
Poin 2: Penamaan Sekretaris Umum, Bendahara Umum, dan Bidang merupakan hak prerogatif
dari Ketua Umum BEM FTUI.
Pasal 27
Poin 3: Jika ketika menjabat, BPH BEM FTUI melakukan pelanggaran dan dikenakan
sanksi dicabut hak pilihnya, maka otomatis kedudukannya sebagai BPH BEM FTUI akan
dicabut juga.
86
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Poin 4: Terancam drop out yang dimaksud adalah sesuai dengan evaluasi putus studi dari FTUI.
Poin 5: Jika ada kasus tertentu yang menyebabkan adanya rangkap jabatan dalam IKM FTUI
maka harus mendapatkan persetujuan dari MPM FTUI sesuai mekanisme yang berlaku.
Pasal 28
(6) Dalam pelaksanaannya, Ketua Umum BEM FTUI dapat mengundang BPH dan/atau
BP BEM FTUI dalam sidang laporan pertanggungjawaban Ketua Umum BEM FTUI.
(8) Pembinaan dalam hal kaderisasi yang dimaksud adalah memastikan keberlangsungan
dan keberlanjutan BSO FTUI.
Pasal 32
Poin 2: Minimal berada di semester 5.
Poin 3: Jika ketika menjabat, Ketua Umum BEM FTUI melakukan pelanggaran dan dikenakan
sanksi dicabut hak pilihnya, maka dapat diberhentikan sebagai Ketua Umum BEM FTUI.
Poin 8: Terancam drop out yang dimaksud adalah sesuai dengan evaluasi putus studi dari FTUI.
Poin 10: Penilaian standar kelayakan dari calon dilaksanakan oleh MPM.
Pasal 33
Poin 1: Pengadilan yang dimaksud adalah pengadilan yang ada di Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pasal 34
Poin 1: Tiap-tiap syarat pada pasal 32 dapat berupa satu surat peringatan.
Poin 2: Pelanggaran syarat pada pasal 32 dapat berupa surat peringatan 1, 2 atau 3 yang
klasifikasinya diatur oleh MPM FTUI.
Poin 4: Masa demisioner yang dimaksud adalah masa kekosongan kekuasaan ketika Ketua
Umum BEM FTUI dicabut mandatnya sampai dengan ditetapkannya Pjs. Ketua Umum BEM
FTUI.
87
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Poin 6: Kebijakan baru yang dimaksud adalah perubahan terhadap program kerja, struktur
kepengurusan, dan visi/misi yang dibuat Ketua Umum BEM FTUI yang telah diberhentikan.
Pasal 35
Poin 5: Masa demisioner yang dimaksud adalah masa kekosongan kekuasaan ketika Ketua
Umum BEM FTUI dicabut mandatnya sampai dengan ditetapkannya Pjs. Ketua Umum BEM
FTUI.
Poin 7: Kebijakan baru yang dimaksud adalah perubahan terhadap program kerja, struktur
kepengurusan, dan visi/misi yang dibuat Ketua Umum BEM FTUI yang telah diberhentikan
Pasal 36
Poin 8: Kebijakan yang dimaksud adalah visi misi dan struktur kepengurusan, sedangkan
kebijakan lainnya dapat diubah, jika terjadi dalam tiga (3) bulan awal kepengurusan dan/atau
melalui persetujuan MPM FTUI.
BAB IV
BADAN OTONOM
Pasal 37
(2) Keanggotaan yang dimaksud adalah status sebagai anggota di luar pengurus BO FTUI
tersebut.
Pasal 40
(6) Peraturan yang dimaksud adalah peraturan yang berkenaan dengan BO tersebut.
Pasal 41
Poin 2: Periode kepengurusan yang dimaksud adalah periode setiap pergantian kepengurusan.
Poin 3: Periode kepengurusan yang dimaksud adalah periode setiap pergantian kepengurusan.
88
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Poin 5: Hambatan dalam kaderisasi yang dimaksud adalah kesulitan dalam meneruskan
atau mengader pengurus untuk kepengurusan selanjutnya.
Poin 7: Perwakilan dari setiap departemen yang dimaksud adalah anggota minimal satu orang
dari setiap departemen di FTUI.
Pasal 43
Poin 1: Program kerja yang dimaksud adalah program kerja yang sudah disahkan oleh MPM
FTUI; Periode kepengurusan yang dimaksud adalah periode setiap pergantian kepengurusan.
Poin 2: Periode kepengurusan yang dimaksud adalah periode setiap pergantian kepengurusan.
Poin 3: Hambatan dalam kaderisasi yang dimaksud adalah kesulitan dalam meneruskan atau
mengader pengurus untuk kepengurusan selanjutnya.
Poin 4: Kesulitan dalam merekrut anggota yang dimaksud adalah tidak memiliki anggota di
luar pengurus.
Pasal 45
Poin 1: Program kerja yang dimaksud adalah program kerja yang sudah disahkan oleh MPM
FTUI; Periode kepengurusan yang dimaksud adalah periode setiap pergantian kepengurusan.
Poin 3: Peraturan dalam IKM FTUI yang dimaksud adalah peraturan yang disebutkan
dalam tata urutan perundangan IKM FTUI.
BAB V
BADAN OTONOM KEAGAMAAN
Pasal 46
(2) Keanggotaan yang dimaksud adalah status sebagai anggota di luar pengurus BOK FTUI
tersebut.
89
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Pasal 48
(9) Penjagaan yang dimaksud adalah menjadikan kegiatan keagamaan menjadi prioritas
dibandingkan kegiatan IKM FTUI yang lain dan penjagaan nilai-nilai keagamaan
dalam agenda IKM FTUI
Pasal 52
Poin 1: Program kerja yang dimaksud adalah program kerja yang sudah disahkan oleh MPM
FTUI; Periode kepengurusan yang dimaksud adalah periode setiap pergantian kepengurusan.
Poin 3: Peraturan dalam IKM FTUI yang dimaksud adalah peraturan yang disebutkan
dalam tata urutan perundangan IKM FTUI.
BAB VI
BADAN SEMI OTONOM
Pasal 53
(2) Keanggotaan yang dimaksud adalah status sebagai anggota di luar pengurus BSO FTUI
tersebut.
Pasal 55
(6) Pembinaan dalam kaderisasi yang dimaksud adalah memastikan
keberlangsungan dan keberlanjutan BSO FTUI.
Pasal 56
Poin 1: Program kerja yang dimaksud adalah program kerja yang sudah disahkan oleh MPM
FTUI; Periode kepengurusan yang dimaksud adalah periode setiap pergantian kepengurusan.
Poin 3: Peraturan dalam IKM FTUI yang dimaksud adalah peraturan yang disebutkan
dalam tata urutan perundangan IKM FTUI.
90
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAB VII
IKATAN MAHASISWA DEPARTEMEN
Pasal 61
Poin 2: Penamaan Sekretaris Umum, Bendahara Umum, dan Bidang merupakan hak Prerogatif
dari masing-masing Ketua Umum IMD FTUI.
Poin 3: Pimpinan BKK yang dimaksud adalah ketua dan wakil, ketua dan sekretaris umum,
atau dua orang yang ditunjuk dan disepakati sebagai Pimpinan BKK oleh MPM FTUI Fraksi
departemen dan Ketua Umum IMD FTUI yang bersangkutan; Pimpinan BKK memiliki
kedudukan setara dengan BPH IMD FTUI.
Pasal 62
Poin 3: Jika ketika menjabat, BPH IMD FTUI melakukan pelanggaran dan dikenakan
sanksi dicabut hak pilihnya, maka otomatis kedudukannya sebagai BPH IMD FTUI akan
dicabut juga.
Poin 4: Terancam drop out yang dimaksud adalah sesuai dengan evaluasi putus studi dari FTUI.
Poin 5: Jika ada kasus tertentu yang menyebabkan adanya rangkap jabatan dalam IKM FTUI
maka harus mendapatkan persetujuan dari MPM FTUI sesuai mekanisme yang berlaku.
Pasal 67
Poin 2: Minimal berada di semester 3.
Poin 3: Jika ketika menjabat, Ketua Umum IMD FTUI melakukan pelanggaran dan dikenakan
sanksi dicabut hak pilihnya, maka dapat diberhentikan sebagai Ketua Umum IMD FTUI.
Poin 8: Terancam drop out yang dimaksud adalah sesuai dengan evaluasi putus studi dari FTUI.
Poin 10: Penilaian standar kelayakan dari calon dilaksanakan oleh MPM.
Pasal 68
Poin 1: Pengadilan yang dimaksud adalah pengadilan yang ada di Negara Republik Indonesia.
91
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Pasal 69
Poin 1: Tiap-tiap syarat pada pasal 68 dapat berupa satu surat peringatan.
Poin 2: Pelanggaran syarat pada pasal 66 dapat berupa surat peringatan 1, 2 dan 3 yang
klasifikasinya diatur oleh MPM FTUI.
Poin 4: Masa demisioner yang dimaksud adalah masa kekosongan kekuasaan ketika Ketua
Umum IMD FTUI dicabut mandatnya sampai dengan ditetapkannya Pjs. Ketua Umum IMD
FTUI.
Poin 6: Kebijakan baru yang dimaksud adalah perubahan terhadap program kerja, struktur
kepengurusan dan visi/misi yang dibuat Ketua Umum IMD FTUI yang telah diberhentikan.
Pasal 70
Poin 5: Masa demisioner yang dimaksud adalah masa kekosongan kekuasaan ketika Ketua
Umum IMD FTUI dicabut mandatnya sampai dengan ditetapkannya Pjs. Ketua Umum IMD
FTUI.
Poin 7: Kebijakan baru yang dimaksud adalah perubahan terhadap program kerja, struktur
kepengurusan, dan visi/misi yang dibuat Ketua Umum IMD FTUI yang telah diberhentikan.
Pasal 71
Poin 8: Kebijakan yang dimaksud adalah visi misi dan struktur kepengurusan, sedangkan
kebijakan lainnya dapat diubah, jika terjadi dalam tiga (3) bulan awal kepengurusan dan/atau
melalui persetujuan MPM FTUI.
BAB VIII
IKATAN MAHASISWA PROGRAM INTERNASIONAL
Pasal 74
Poin 2: Penamaan Sekretaris Umum, Bendahara Umum, dan Bidang merupakan hak Prerogatif
dari Ketua Umum IMPI FTUI. Pimpinan BKK yang dimaksud adalah ketua dan wakil, ketua
dan sekretaris umum, atau dua orang yang ditunjuk dan disepakati sebagai Pimpinan BKK oleh
92
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
MPM FTUI Fraksi Program Internasional dan Ketua Umum IMPI FTUI; Pimpinan BKK
memiliki kedudukan setara dengan BPH IMPI FTUI.
Pasal 75
Poin 3: Jika ketika menjabat, BPH IMPI FTUI melakukan pelanggaran dan dikenakan
sanksi dicabut hak pilihnya, maka otomatis kedudukannya sebagai BPH IMPI FTUI akan
dicabut juga.
Poin 5: Terancam drop out yang dimaksud adalah sesuai dengan evaluasi putus studi dari FTUI.
Poin 6: Jika ada kasus tertentu yang menyebabkan adanya rangkap jabatan dalam IKM FTUI
maka harus mendapatkan persetujuan dari MPM FTUI sesuai mekanisme yang berlaku.
Pasal 80
Poin 2: Jika ketika menjabat, Ketua Umum IMPI FTUI melakukan pelanggaran dan dikenakan
sanksi dicabut hak pilihnya, maka dapat diberhentikan sebagai Ketua Umum IMPI FTUI.
Poin 7: Terancam drop out yang dimaksud adalah sesuai dengan evaluasi putus studi dari FTUI.
Pasal 81
Poin 1: pengadilan yang dimaksud adalah pengadilan yang ada di Negara Republik Indonesia.
Pasal 82
Poin 1: Tiap-tiap syarat pada pasal 80 dapat berupa satu surat peringatan.
Poin 2: Pelanggaran syarat pada pasal 78 dapat berupa surat peringatan 1, 2 dan 3 yang
klasifikasinya diatur oleh MPM FTUI.
Poin 4: Masa demisioner yang dimaksud adalah masa kekosongan kekuasaan ketika Ketua
Umum IMPI FTUI dicabut mandatnya sampai dengan ditetapkannya Pjs. Ketua Umum IMPI
FTUI.
Poin 6: Kebijakan baru yang dimaksud adalah perubahan terhadap program kerja, struktur
kepengurusan dan visi/misi yang dibuat Ketua Umum IMPI FTUI yang telah diberhentikan.
93
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
Pasal 83
Poin 5: Masa demisioner yang dimaksud adalah masa kekosongan kekuasaan ketika Ketua
Umum IMPI FTUI dicabut mandatnya sampai dengan ditetapkannya Pjs. Ketua Umum IMPI
FTUI.
Poin 7: Kebijakan baru yang dimaksud adalah perubahan terhadap program kerja, struktur
kepengurusan, dan visi/misi yang dibuat Ketua Umum IMPI FTUI yang telah diberhentikan.
Pasal 84
Poin 8: Kebijakan yang dimaksud adalah visi misi dan struktur kepengurusan, sedangkan
kebijakan lainnya dapat diubah, jika terjadi dalam tiga (3) bulan awal kepengurusan dan/atau
melalui persetujuan MPM FTUI.
BAB IX
KLUB PEMINATAN DEPARTEMEN
Pasal 86
(2) Keanggotaan yang dimaksud adalah status sebagai anggota di luar pengurus KPD FTUI
tersebut.
Pasal 89
Poin 1: Program kerja yang dimaksud adalah program kerja yang sudah disahkan oleh MPM
FTUI; Periode kepengurusan yang dimaksud adalah periode setiap pergantian kepengurusan.
Poin 3: Peraturan dalam IKM FTUI yang dimaksud adalah peraturan yang disebutkan
dalam tata urutan perundangan IKM FTUI.
94
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAB XI
MASA JABATAN, LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN, DAN SERAH TERIMA
JABATAN
Pasal 97
Periode kepengurusan lembaga yang dimaksud adalah periode kepengurusan lembaga IKM
FTUI yaitu Januari hingga Desember, dengan pengecualian untuk lembaga yang masih dalam
proses penyesuaian masa periodisasi disesuaikan dengan kebijakan lembaga tersebut.
BAB XII
HUBUNGAN KELEMBAGAAN
Pasal 100
Ayat (1) sampai (6) mengenai hubungan kelembagaan di IKM FTUI dapat digambarkan dalam
bentuk bagan struktur seperti berikut:
Keterangan:
: garis komando dari MPM FTUI kepada seluruh lembaga IKM FTUI
: garis koordinasi BEM FTUI dengan BO, BOK, BSO, IMD dan IMPI FTUI
95
Peraturan Rumah Tangga IKM FTUI
BAB XIV
KEUANGAN
Pasal 146
(1) Bukti yang sah yang dimaksud dapat berupa bon, surat pernyataan, kuitansi
dan/atau laporan pertanggungjawaban.
Pasal 147
Dalam pelaksanaannya diadakan koordinasi antara MPM dengan IMD atau IMPI FTUI.
96
MUSYAWARAH KERJA IX
IKATAN KELUARGA MAHASISWA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
Project Officer
Humas
Desain
Bidang Operasional
Ketua Bidang : Rahmat Al K., S’16 [ 081295975407 / rahmatherman.andro@gmail.com ]
Wakil Ketua Bidang : Farras Ammar M., S’16 [ 081283091700 / farasamar@gmail.com ]
Bidang HPD
Ketua Bidang : Intan Chairina, K’16 [ 087722787616 / intan.chairina1717@gmail.com ]
- PJ Humas : Fikri Alfalah, Mt’18 [ 081281477568 / alfalahfikri46@gmail.com ]
- PJ Desain : M. Fath Alwi, Mt’18 [ 085216972167 / fathalwisrg@gmail.com ]
MUSYAWARAH KERJA IX
IKATAN KELUARGA MAHASISWA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
SPE UI SC SBE UI SC