Tugas Code of Ethics
Tugas Code of Ethics
TINJAUAN TEORI
Kode etik merupakan seperangkat system norma , nilai dan aturan baik tertulis
maupun tidak tertulis yang belaku bagi semua anggota organisasi profesi tertentu.
Kode etik merupakan standar profesional yang digungakan sebagai pedoman perilaku
dalam menjalankan kewajiban profesi. Perinsip dasar kode etik adalah menghargai
hak dan martabat manusia (Astuti, 2016).
Menurut Astuti (2016) keperawatan sebagai sebuah profesi juga memiliki kode
etik keperawatan. Kode etik keperawatan merupakan asas tertulis yang harus
dijadikan pedoman bagi setiap perawat dalam proses berinteraksi dalam pasien, agar
perilaku perawat tetap pada koridor kebenaran. Sumijatun (2010) menambahkan
salah satu ciri perawat sebagai profesi mempunyai kode etik yang dilandasi oleh
keyakinan tentang hakekat individu, keperawatan, kesehatan dan masyarakat.
Penerima dan pemberi pelayanan keperawatan dipandang sebagai individu/kelompok
yang memiliki hak azasi, tanggung jawab dan nilai-nilai. Pada waktu seseorang mulai
memasuki profesi keperawatan, maka secara langsung dia akan menerima tanggung
jawab kepercayaan dan kewajiban yang melekar pada kode etik itu sendiri.
Menurut Sumijatun (2010) fungsi kode etik perawat saat ini sebagai landasan bagi
status profesional dengan cara sebagai berikut :
Menurut Kozier & Erb (1989), fungsi kode etik keperawatan di bagi menjadi
beberapa hal, yaitu:
Menurut Utami, dkk (2016:106), etik keperawatan juga memiliki fungsi penting
bagi perawat dan seluruh individu yang menikmati pelayanan keperawatan. Fungsi-
fungsi tersebut adalah:
Berdasarkan hasil Munas PPNI VIII dalam Budiono & Pertami (2015:52), kode
etik keperawatan Indonesia dibagi menjadi beberapa poin, yaitu:
Kasus I
Penderitaan klien dengan kanker colon yang sudah mengalami metastase mengeluh
nyeri yang tidak berkurang dengan dosis morphin yang telah ditetapkan.
Keluargameminta penambahan dosis pemberian morphin untuk mengurangi keluhan
nyerinya dan memutuskan untuk tidak memberikan alat bantu apapun termasuk
oksigen, Keluarga mendukung keinginan klien agar terbebas dari keluhan nyeri.
Konflik yang terjadi adalah :
Pembahasan :
b) Tidak memenuhi keinginan klien terkait dengan pelanggaran hak klien yang
dapat melanggar nilai autonomy.
Kasus II
Ny. D seorang ibu rumah tangga, umur 35 tahun, mempunyai 2 orang anak yang ber
umur 6 dan 4 tahun, Ny.D. berpendidikan SMA, dan suami Ny.D bekerja sebagai
Sopir angkutan umum. Saat ini Ny.D dirawat di ruang kandungan RS. sejak 2 hari
yang lalu. Sesuai hasil pemeriksaan Ny.D positif menderita kanker Rahim grade III,
dan dokter merencanakan klien harus dioperasi untuk dilakukan operasi
pengangkatan kanker rahim, karena tidak ada tindakan lain yang dapat dilakukan.
Semua pemeriksaan telah dilakukan untuk persiapan operasi Ny.D. Klien tampak
hanya diam dan tampak cemas dan binggung dengan rencana operasi yang akan
dijalaninnya. Pada saat ingin meninggalakan ruangan dokter memberitahu perawat
kalau Ny.D atau keluarganya bertanya, sampaikan operasi adalah jalan terakhir. Dan
jangan dijelaskan tentang apapun, tunggu saya yang akan menjelaskannya.
Menjelang hari operasinya klien berusaha bertanya kepada perawat ruangan yang
merawatnya, yaitu:
“apakah saya masih bisa punya anak setelah dioperasi nanti”.karena kami masih ingin
punya anak. “apakah masih ada pengobatan yang lain selain operasi” dan “apakah
operasi saya bisa diundur dulu suster”
Dari beberapa pertanyaan tersebut perawat ruangan hanya menjawab secara singkat,
“ibu kan sudah diberitahu dokter bahwa ibu harus operasi”
“penyakit ibu hanya bisa dengan operasi, tidak ada jalan lain”
“yang jelas ibu tidak akan bisa punya anak lagi…”
“Bila ibu tidak puas dengan jawaban saya, ibu tanyakan lansung dengan
dokternya…ya.”
Sehari sebelum operasi klien berunding dengan suaminya dan memutuskan menolak
operasi dengan alasan, klien dan suami masih ingin punya anak lagi
Pembahasan :
Tidak memenuhi keinginan klien terkait dengan pelanggaran hak klien yang dapat
melanggar nilai autonomy.
Kasus III
Seorang perawat tidak sengaja menggunting jari bayi. Dan konyolnya, perawat itu
tidak meminta pertolongan dokter tetapi membuang jari tersebut ke bak sampah.
Kejadian tersebut mungkin tidak akan segera diketahui jika tidak ada seorang staf
RS anak di Inggris salford yang melihat tangan bayi tersebut berdarah. Bayi
tersebut baru berusia tiga minggu. Pencarian masih tetap dilakukan dan beruntung
jari bayi tersebut masih ditemukan di bak sampah