Anda di halaman 1dari 2

FutuhatIslamiyah di MasaPemerintahan Umar Bin Khattab (634-644 M /13-24 H)

FutuhatIslamiyah di MasaKepemimpinan Umar bin Khattab (634-644 M/13 - 24 H)

Nama lengkapnya adalah Umar bin Khattab bin Nufal bin AbdUzza bin Raba’ah bin Abdillah bin Qurth
bin Huzail bin Ady bin Ka’ab bin Luway bin Fihr bin Malik. Beliau lahir pada tahun 513 M. Umur beliau
adalah 63 tahun dan beberapa bulan. Salah satu gelar pujian beliau adalah al-Faruq (elang) yang
diberikan oleh Rasulullah saw.

Selama menjabat khalifah (10 tahun enam bulan), Umar bin hattab banyak melakukan ijtihad atau
terobosan berupa langkah konkret untuk memajukan rakyatnya dalam penegakkan keadilan,
penegakan hukum, pendidikan, ekonomi, politik, serta peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan
rakyatnya.

Kepedulian terhadap rakyat tidak dapat diragukan lagi. Bahkan terhadapr akyat yang beragama
Kristen maupun Yahudi sekalipun. Bagi orang miskin yang beragama Kristen dan Yahudi, Umar bin
Khattab memberikan gaji terhadap mereka. Tidak jarang Umar bin Khattab menyamar jadi rakyat
biasa untuk mendekati sekaligus memberikan solusi terhadap rakyat yang sedang kelaparan.

Khalifah kedua ini sangat selektif dalam memilah pejabatnya. Pejabat yang diangkat harus memiliki
integritas, kemampuan, dan keahlian di bidangnya.Yang tidak kalah penting adalah memiliki
semangat, keberanian moral, serta komitmen tinggi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
yang dilakukan secara professional juga ikhlas semata-mata mencari ridha Allah SWT.

Beberapa terobosan dilakukan, misalnya di bidang pemerintahan, langkah pertama yang dilakukan
Umar sebagai khalifah adalah meneruskan kebijaksanaan yang telah ditempuh Abu Bakar dalam
perluasan wilayah Islam keluar Semenanjung Arabia.Pada masanya terjadi ekspansi kekuasaan
Islam secara besar-besaran sehingga periode ini lebihdikenal dengan nama periode Futuhat al-
Islamiyyah (perluasan wilayah Islam). Berturut-turut pasukan Islam berhasil menduduki Suriah, Irak,
Mesir, Palestina, dan Persia.

Di bidang administrasi pemerintahan, Umar berjasa membentuk Majelis Permusyawaratan, Anggota


Dewan, dan memisahkan lembaga pengadilan.la juga membagi wilayah Islam kedalam 8 propinsi
yang membawahi beberapa distrik dan subdistrik. Kedelapan propinsi itu adalah Mekah, Madinah,
Suriah, Jazirah, Kufah, Basra, Mesir, dan Palestina. Untuk masing-masing distrik itu, diangkat
pegawai khusus selaku gubernur. Gaji mereka ditertibkan. Selain itu, administrasi perpajakan juga
dibenahi.

Untuk kepentingan pertahanan, keamanan, dan ketertiban dalam masyarakat, didirikanlah lembaga
kepolisian, korps militer dengan tentara terdaftar.Mereka digaji yang besarnya berbeda-beda sesuai
dengan tugasnya.Dia juga mendirikan pos-pos militer di tempat-tempat strategis.

Umar melakukan pembenahan peradilan Islam. Beliaulah yang mula-mula meletakkan prinsip-prinsip
peradilan dengan menyusun sebuah risalah yang kemudian dikirimkan kepada Abu Musa al-
Asy’ari.Risalah itu disebut Dustur ‘Umar atau Risalah al-Qada’.

Dalam upaya meningkatkan mekanisme pemerintahan di daerah, Umar melengkapi gubernurnya


dengan beberapa staf yang terdiri dari katib (sekretaris kepala), katib ad-Diwan (sekretaris pada
secretariat militer), sahib al-kharaj (pejabat perpajakan), sahib al-ahdas (pejabat kepolisian), sahib
bait al-mal (pejabat keuangan), danqadi (hakim dan pejabat jawatan keagamaan).Selain itu, ada staf
yang langsungdikirim dari pusat.

Kebijaksanaan lain yang dilakukan Umar adalah mendaftar seluruh kekayaan pejabat yang akan
dilantik. Ini ditempuh untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan wewenang dan tindakan korupsi.
Adapun rangkaian penaklukan wilayah yang terjadi pada masa Umar bin Khattab adalah:

1. Penaklukkan Syam (13 H), meskipun memangawal serangan dimulai pada masa Abu Bakar, akan
tetapi kota ini baru bisa ditaklukkan pada masa awal pemerintahan Umar bin Khattab. Penaklukan ini
dipimpin oleh Khalid bin Walid, yang kemudian dipecat oleh Umar bin Khatta br.apadahari
kemenangannya.

2. Penaklukkan Damasqusoleh Abu Ubaidah yang diteruskanke Baalbek, Homs dan Hama (13 H).

3. Yerussalem (638).

4. Caesaria (640) yang berlanjutke Selatan Syiria, Harran, Edessa danNabisin.

5. Mesiroleh Amr bin Ash (641 H/20 H) termasuk Heliopolis dan Babylonia, sedangkan Alexandria
baru ditaklukkan pada tahun (643).

6. Syiria ditaklukkan pada perang Qadisiyah (637 M/14 H).

7. serangkaian penaklukan lainnya adalah Mosul (641 M/16 H), Nihawan, Hamadazan (21 H), Rayy
(22 H), Isfahan dankota-kotaUtama Iran Barat (644 M), Khurasan (22 H).

8. Pasukan lainnya menguasai Ahwaz (Khuzistan) (640 M/17 H).

9. Sijistandan Kerman (23 H)

Makawilayah kekuasaan Umar bin Khattab pada saat itu meliputi: benua Afrika hingga Alexandria,
Utara hingga Yaman dan Hadramaut, Timur hingga Kerman dan Khurasan, Selatan hingga Tabristan
dan Haran.

Selain itu pada masa Umar bin Khattabr.a juga tercatat ijtihad-ijtihadb aru. Beberapa sebab-sebab
munculnya ijtihad baru di masaawal Islam berkataitan dengan Alquran maupun sunnah.

Di dalam Alquran pada saat itu sudah mulai ditemukan kata-kata yang musytarak, makna lugas dan
kiasan, adanya pertentang annash, juga makna tekstual dan makna kontekstual. Sedangkan tentang
sunnah itu sendiri, karena ternyata para sahabat tidak mempunyai pengetahuan yang merata tentang
sunnah nabi, karena kehati-hatian para sahabat untuk menerima suatu riwayat, terjadinya perbedaan
nilai hadist, dana dan yasunnah yang bersifat kondisional.

Selain beberapa alas an diatas , tentu saja factor lainnya ikut mewarnai beberpa kemunculan ijtihad
pada masa Umar bin Khattab, seperti factor militer, yakni dengan meluasnya wilayah kekuasaan
Islam, factor sosial yang semakin heterogennya rakyat negara Islam, dan factor ekonomi.

Contoh ijtihad Umar pada kasus tentang pemotongan tangan bagi pencuri. Pada beberapa kasus
ternyata Umar bin Khattab tidak melaksanakan hukuman ini, terutama pada masa musim kemarau
yang berkepanjangan pada tahun 18 H, dimana mereka hamper kehabisan bekal makanan. Selain itu
dalam beberapa kisah dikatakan bahwa dua orang budak telah terbukti mencuri unta, akan tetapi
Umar bin Khattabr.a tidak menjatuhinya hokum potong tangan karena alasan bahwa mereka mencuri
karena kelaparan, sebagai gantinya beliau membebankan ganti harga dua kali lipat dengan barang
yang mereka curi.

Anda mungkin juga menyukai