Disusun Oleh
JAKARTA
1440 H/2019 M
DAFTAR ISI
No table of contents entries found.
BAB I
PENDAHULUAN
Kriptografi dalam mungkin masih menjadi suatu istilah yang asing bagi sebagian orang di
berbagai Negara. Namun sebenarnya kriptografi amat mudah dijumpai meskipun mungkin
hanya sebagian kecil dari masyarakat di dunia yang mampu merasakan langsung kegunaan
dari kriptografi tersebut. Dalam makalah ini akan dijelaskan apa itu kriptografi, teori-teori
yang berhubungan dengan kriptografi bidang protaksi, pengaplikasiannya dalam
kehidupan masyarakat, dan prinsip apa yang digunakan sehingga kriptografi mampu
diaplikasikan dalam suatu barang elektronik terutama dalam bidang keamanan dan
proteksi. Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memberi penjelasan tentang
berbagai aplikasi dari kriptografi dalam kehidupan modern.
Menambah wawasan dan ilmu tentang Kriptografi, Semoga setelah pembaca membaca
makalah ini apa yang menjadi tujuan penulisan makalah ini dapat tercapai.
BAB II
LANDASAN TEORI
Kriptografi adalah ilmu mengenai teknik enkripsi dimana “naskah asli” (plaintext) diacak
menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi “naskah acak yang sulit dibaca” (ciphertext) oleh
seseorang yang tidak memiliki kunci dekripsi. Dekripsi menggunakan kunci dekripsi bisa
mendapatkan kembali data asli. Probabilitas mendapat kembali naskah asli oleh seseorang yang
tidak mempunyai kunci dekripsi dalam waktu yang tidak terlalu lama adalah sangat kecil.
Teknik enkripsi yang digunakan dalam kriptografi klasik adalah enkripsi simetris dimana kunci
dekripsi sama dengan kunci enkripsi. Untuk public key cryptography, diperlukan teknik enkripsi
asimetris dimana kunci dekripsi tidak sama dengan kunci enkripsi. Enkripsi, dekripsi dan
pembuatan kunci untuk teknik enkripsi asimetris memerlukan komputasi yang lebih intensif
dibandingkan enkripsi simetris, karena enkripsi asimetris menggunakan bilangan – bilangan yang
sangat besar. (Kromodimoeljo, 2010).
Penerima akan menjajarkan karakter-karakter cipher dibawah batang berjajar, memutar batang
kembali dengan sudut A dan membaca pesan plaintext. Sistem disk digunakan secara luas selama
perang sipil US. Federal Signal Officer mendapatkan hak paten pada sistem disk mirip dengan
yang ditemukan oleh Leon Battista Alberti di Italia, dan dia menggunakannya untuk mengkode
dan mendekodekan sinyal-sinyal bendera diantara unitunit. Sistem Unix menggunakan cipher
substitusi yang disebut ROT 13 yang menggeser alfabet sebanyak 13 tempat. Penggeseran 13
tempat yang lain membawa alfabet kembali ke posisi semula, dengan demikian mendekodekan
pesan. Mesin kriptografi mekanik yang disebut Hagelin Machine dibuat pada tahun 1920 oleh
Boris Hagelin di Scockholm, Swedia. Di US, mesin Hagelin dikenal sebagai M-209. Gambar 2 :
mesin Enigma, digunakan olek militer Jerman pada akhir 1920 dan pada akhir dari Perang Dunia
II, menggunakan chipertext elektro mekanik yang kompleks untuk menjaga kerahasiaan
komunikasi yang sensitif. Pada tahun 20-an, Herbert O. Yardley bertugas pada organisasi rahasia
US MI-8 yang dikenal sebagai “Black Chamber”. MI-8 menjebol kode-kode sejumlah negara.
Selama konferensi Angkatan Laut Washington tahun 1921-1922, US membatasi negosiasi dengan
Jepang karena MI-8 telah memberikan rencana negosiasi Jepang yang telap disadap kepada
sekretaris negara US. Departemen negara menutup MI-8 pada tahun 1929 sehingga Yardley
merasa kecewa. Sebagai wujud kekecewaanya, Yardley menerbitkan buku The American Black
Chamber, yang menggambarkan kepada dunia rahasia dari MI-8. Sebagai konsekuensinya, pihak
Jepang menginstal kode-kode baru. Karena kepeloporannya dalam bidang ini, Yardley dikenal
sebagai “Bapak Kriptografi Amerika”.
2.3 Elemen-Elemen Kriptografi
Dalam kriptografi, sandi Caesar, atau sandi geser, kode Caesar atau Geseran Caesar adalah salah
satu teknik enkripsipaling sederhana dan paling terkenal. Sandi ini termasuk sandi
substitusi dimana setiap huruf pada teks terang (plaintext) digantikan oleh huruf lain yang
memiliki selisih posisi tertentu dalam alfabet. Misalnya, jika menggunakan geseran 3, W akan
menjadi Z, I menjadi L, dan K menjadi N sehingga teks terang "wiki" akan menjadi "ZLNL"
pada teks tersandi.
Nama Caesar diambil dari Julius Caesar, diktator Romawi yang menggunakan sandi ini untuk
berkomunikasi dengan para panglimanya.
Langkah enkripsi oleh sandi Caesar sering dijadikan bagian dari penyandian yang lebih rumit,
seperti sandi Vigenère, dan masih memiliki aplikasi modern pada sistem ROT13. Pada saat ini,
seperti halnya sandi substitusi alfabet tunggal lainnya, sandi Caesar dapat dengan mudah
dipecahkan dan praktis tidak memberikan kerahasiaan bagi pemakainya.
BAB III
PEMBAHASAN
Cara kerja sandi ini dapat diilustrasikan dengan membariskan dua set alfabet; alfabet sandi disusun
dengan cara menggeser alfabet biasa ke kanan atau ke kiri dengan angka tertentu (angka ini
disebut kunci).
Alfabet Biasa: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Alfabet Sandi: D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C
Untuk menyandikan sebuah pesan, cukup mencari setiap huruf yang hendak disandikan di alfabet
biasa, lalu tuliskan huruf yang sesuai pada alfabet sandi. Untuk memecahkan sandi tersebut
gunakan cara sebaliknya. Contoh penyandian sebuah pesan adalah sebagai berikut.
Caesar cipher adalah dasar enkripsi yang sangat baik untuk dipahami sebelum membahas enkripsi
berbasis karakter lainnya yang lebih rumit. Perhatikan Caesar Wheel (Roda Kaisar).
Setiap abjad diasosiasikan dengan angka, misal: A = 0, B = 1, …, Z = 25, maka secara matematis
caesar cipher dirumuskan sebagai berikut:
Sehingga apabila dilakukan pergeseran ke kanan sebanyak 13 digit seperti Caesar Whell (Roda
Kaisar) di atas, maka karakter A menjadi N, H menjadi U, M menjadi Z dan seterusnya.
Setiap huruf yang sama digantikan oleh huruf yang sama di sepanjang pesan, sehingga sandi
Caesar digolongkan kepada, substitusi monoalfabetik, yang berlawanan dengan substitusi
polialfabetik.