Anda di halaman 1dari 12

APLIKASI PENERAPAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI

CAESAR CHIPER BERBASIS WEB

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individu Implementasi Algoritma

Mata Kuliah Analisis dan Desain Algoritma

Disusun Oleh

Ellrica Dewi Herawati Jana (11170910000066)


PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M
DAFTAR ISI
No table of contents entries found.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kriptografi dalam mungkin masih menjadi suatu istilah yang asing bagi sebagian orang di
berbagai Negara. Namun sebenarnya kriptografi amat mudah dijumpai meskipun mungkin
hanya sebagian kecil dari masyarakat di dunia yang mampu merasakan langsung kegunaan
dari kriptografi tersebut. Dalam makalah ini akan dijelaskan apa itu kriptografi, teori-teori
yang berhubungan dengan kriptografi bidang protaksi, pengaplikasiannya dalam
kehidupan masyarakat, dan prinsip apa yang digunakan sehingga kriptografi mampu
diaplikasikan dalam suatu barang elektronik terutama dalam bidang keamanan dan
proteksi. Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memberi penjelasan tentang
berbagai aplikasi dari kriptografi dalam kehidupan modern.

1.2. Perumusan Masalah

1. Apa Pengertian Kriptografi ?


2. Bagaimana Sejarah dari Krtiptografi ?
3. Apa saja Jenis – Jenis dari Kriptografi ?
4. Apa saja Elemen- elemen dari Kriptografi?
5. Apa itu Caesar Cipher?
6. Bagaimana metode Enkripsi dan Denkripsi?

1.3. Manfaat Penelitian

Menambah wawasan dan ilmu tentang Kriptografi, Semoga setelah pembaca membaca
makalah ini apa yang menjadi tujuan penulisan makalah ini dapat tercapai.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kriptografi

Kriptografi adalah ilmu mengenai teknik enkripsi dimana “naskah asli” (plaintext) diacak
menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi “naskah acak yang sulit dibaca” (ciphertext) oleh
seseorang yang tidak memiliki kunci dekripsi. Dekripsi menggunakan kunci dekripsi bisa
mendapatkan kembali data asli. Probabilitas mendapat kembali naskah asli oleh seseorang yang
tidak mempunyai kunci dekripsi dalam waktu yang tidak terlalu lama adalah sangat kecil.
Teknik enkripsi yang digunakan dalam kriptografi klasik adalah enkripsi simetris dimana kunci
dekripsi sama dengan kunci enkripsi. Untuk public key cryptography, diperlukan teknik enkripsi
asimetris dimana kunci dekripsi tidak sama dengan kunci enkripsi. Enkripsi, dekripsi dan
pembuatan kunci untuk teknik enkripsi asimetris memerlukan komputasi yang lebih intensif
dibandingkan enkripsi simetris, karena enkripsi asimetris menggunakan bilangan – bilangan yang
sangat besar. (Kromodimoeljo, 2010).

Kriptografi memiliki beberapa aspek keamanan antara lain :

 Kerahasiaan (confidentiality), menjamin bahwa data-data tersebut hanya bisa diakses


oleh pihak-pihak tertentu saja. Kerahasiaan bertujuan untuk melindungi suatu informasi
dari semua pihak yang tidak berhak atas informasi tersebut.
 Otentikasi (authentication), merupakan identifikasi yang dilakukan oleh masing –
masing pihak yang saling berkomunikasi, maksudnya beberapa pihak yang
berkomunikasi harus mengidentifikasi satu sama lainnya. Informasi yang didapat oleh
suatu pihak dari pihak lain harus diidentifikasi untuk memastikan keaslian dari
informasi yang diterima.
 Integritas (integrity), menjamin setiap pesan yang dikirim pasti sampai pada
penerimanya tanpa ada bagian dari pesan tersebut yang diganti, diduplikasi, dirusak,
diubah urutannya, dan ditambahkan. Integritas data bertujuan untuk mencegah
terjadinya pengubahan informasi oleh pihak-pihak yang tidak berhak atas informasi
tersebut. Untuk menjamin integritas data ini pengguna harus mempunyai kemampuan
untuk mendeteksi terjadinya manipulasi data oleh pihak-pihak yang tidak
berkepentingan. Manipulasi data yang dimaksud di sini meliputi penyisipan,
penghapusan, maupun penggantian data.
 Nirpenyangkalan (Nonrepudiation), mencegah pengirim maupun penerima
mengingkari bahwa mereka telah mengirimkan atau menerima suatu pesan. Jika sebuah
pesan dikirim, penerima dapat membuktikan bahwa pesan tersebut memang dikirim
oleh pengirim yang tertera. Sebaliknya, jika sebuah pesan diterima, pengirim dapat
membuktikan bahwa pesannya telah diterima oleh pihak yang ditujunya. (Ariyus,
2008).

2.2 Sejarah Kriptografi


Penulisan rahasia ini dapat dilacak kembali ke 3000 tahun SM saat digunakan oleh bangsa Mesir.
Mereka menggunakan hieroglyphcs untuk menyembunyikan tulisan dari mereka yang tidak
diharapkan. Hieroglyphcs diturunkan dari bahasa Yunani hieroglyphica yang berarti ukiran
rahasia. Hieroglyphs berevolusi menjadi hieratic, yaitu stylized script yang lebih mudah untuk
digunakan. Sekitar 400 SM, kriptografi militer digunakan oleh bangsa Spartan dalam bentuk
sepotong papyrus atau perkamen dibungkus dengan batang kayu. Sistem ini disebut Scytale.
Sekitar 50 SM, Julius Caesar, kaisar Roma, menggunakan cipher substitusi untuk mengirim pesan
ke Marcus Tullius Cicero. Pada cipher ini, huruf-huruf apfabet disubstitusi dengan huruf-huruf
yang lain pada alfabet yang sama. Karena hanya satu alfabet yang digunakan, cipher ini
merupakan substitusi monoalfabetik. Cipher semacam ini mencakup penggeseran alfabet dengan
3 huruf dan mensubstitusikan huruf tersebut. Substitusi ini kadang dikenal dengan C3 (untuk
Caesar menggeser 3 tempat). Secar umum sistem cipher Caesar dapat ditulis sbb : ZiCn(Pi)

Dimana Zi adalah karakter-karekter ciphertext, Cn adalah transformasi substitusi alfabetik, adalah


jumlah huruf yang digeser, dan Pi adalah karakterkarakter plaintext. Disk mempunyai peranan
penting dalam kriptografi sekitar 500 th yang lalu. Di Italia sekitar tahun 1460, Leon Battista
Alberti mengembangkan disk cipher untuk enkripsi. Sistemnya terdiri dari dua disk konsentris.
Setiap disk memiliki alfabet di sekelilingnya, dan dengan memutar satu disk berhubungan dengan
yang lainnya, huruf pada satu alfabet dapat ditransformasi ke huruf pada alfabet yang lain. Bangsa
Arab menemukan cryptanalysis karena kemahirannya dalam bidang matematika, statistik, dan
lingiustik. Karena setiap orang muslim harus menambah pengetahuannya, mereka mempelajari
peradaban terdahulu dan mendekodekan tulisantulisannya ke huruf-huruf Arab. Pada tahun 815,
Caliph al-Mamun mendirikan House of Wisdom di Baghdad yang merupakan titik pusat dari
usaha-usaha translasi. Pada abad ke-9, filsuf Arab al-Kindi menulis risalat (ditemukan kembali th
1987) yang diberi judul “A Manuscript on Deciphering Cryptographic Messages”. Pada 1790,
Thomas Jefferson mengembangkan alat enkripsi dengan menggunakan tumpukan yang terdiri dari
26 disk yang dapat diputar secara individual. Pesan dirakit dengan memutar setiap disk ke huruf
yang tepat dibawah batang berjajar yang menjalankan panjang tumpukan disk. Kemudian, batang
berjajar diputar dengan sudut tertentu, A, dan huruf-huruf dibawah batang adalah pesan yang
terenkripsi.

Penerima akan menjajarkan karakter-karakter cipher dibawah batang berjajar, memutar batang
kembali dengan sudut A dan membaca pesan plaintext. Sistem disk digunakan secara luas selama
perang sipil US. Federal Signal Officer mendapatkan hak paten pada sistem disk mirip dengan
yang ditemukan oleh Leon Battista Alberti di Italia, dan dia menggunakannya untuk mengkode
dan mendekodekan sinyal-sinyal bendera diantara unitunit. Sistem Unix menggunakan cipher
substitusi yang disebut ROT 13 yang menggeser alfabet sebanyak 13 tempat. Penggeseran 13
tempat yang lain membawa alfabet kembali ke posisi semula, dengan demikian mendekodekan
pesan. Mesin kriptografi mekanik yang disebut Hagelin Machine dibuat pada tahun 1920 oleh
Boris Hagelin di Scockholm, Swedia. Di US, mesin Hagelin dikenal sebagai M-209. Gambar 2 :
mesin Enigma, digunakan olek militer Jerman pada akhir 1920 dan pada akhir dari Perang Dunia
II, menggunakan chipertext elektro mekanik yang kompleks untuk menjaga kerahasiaan
komunikasi yang sensitif. Pada tahun 20-an, Herbert O. Yardley bertugas pada organisasi rahasia
US MI-8 yang dikenal sebagai “Black Chamber”. MI-8 menjebol kode-kode sejumlah negara.
Selama konferensi Angkatan Laut Washington tahun 1921-1922, US membatasi negosiasi dengan
Jepang karena MI-8 telah memberikan rencana negosiasi Jepang yang telap disadap kepada
sekretaris negara US. Departemen negara menutup MI-8 pada tahun 1929 sehingga Yardley
merasa kecewa. Sebagai wujud kekecewaanya, Yardley menerbitkan buku The American Black
Chamber, yang menggambarkan kepada dunia rahasia dari MI-8. Sebagai konsekuensinya, pihak
Jepang menginstal kode-kode baru. Karena kepeloporannya dalam bidang ini, Yardley dikenal
sebagai “Bapak Kriptografi Amerika”.
2.3 Elemen-Elemen Kriptografi

1. Pesan, Plainteks dan Cipherteks


Pesan adalah data atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Nama lain untuk
pesan adalah plainteks. Agar pesan tidak bisa dimengerti maknanya oleh pihak lain, maka
pesan perlu disandikan ke bentuk lain yang tidak dapat dipahami. Bentuk pesan yan g tersandi
disebut cipherteks

2. Pengirim dan Penerima


Pengirim adalah entitas yang mengirim pesan kepada entitas lainnya. Penerima adalah entitas
yang menerima pesan. Entitas di sini dapat berupa orang, mesin (komputer), kartu kredit dan
sebagainya.
3. Enkripsi dan dekripsi
Proses menyandikan plainteks menjadi cipherteks disebut enkripsi. Sedangkan proses
mengembalikan cipherteks menjadi plainteks semula dinamakan dekripsi
4. Cipher
Algoritma kriptografi disebut juga cipher yaitu aturan untuk enciphering dan deciphering, atau
fungsi matematika yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi. Konsep matematis yang
mendasari algoritma kriptografi adalah relasi antara dua buah himpunan yaitu himpunan yang
berisi elemen-elemen plainteks dan himpunan yang berisi cipherteks. Enkripsi dan dekripsi
adalah fungsi yang memetakan elemen-elemen antara kedua himpunan tersebut.
5. Sistem kriptografi
Sistem kriptografi merupakan kumpulan yang terdiri dari algoritma kriptografi, semua
plainteks dan cipherteks yang mungkin dan kunci.
6. Penyadap
Penyadap adalah orang yang berusaha mencoba menangkap pesan selama ditransmisikan
dengan tujuan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem kriptografi yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan maksud untuk memecahkan cipherteks.

7. Kriptanalisis dan kriptologi


Kriptanalisis (cryptanalysis) adalah ilmu dan seni untuk memecahkan cipherteks menjadi
plainteks tanpa mengetahui kunci yang digunakan. Pelakunya disebut kriptanalis. Kriptologi
adalah studi mengenai kriptografi dan kriptanalisis.

2.4 Kriptografi Caesar Chiper

Dalam kriptografi, sandi Caesar, atau sandi geser, kode Caesar atau Geseran Caesar adalah salah
satu teknik enkripsipaling sederhana dan paling terkenal. Sandi ini termasuk sandi
substitusi dimana setiap huruf pada teks terang (plaintext) digantikan oleh huruf lain yang
memiliki selisih posisi tertentu dalam alfabet. Misalnya, jika menggunakan geseran 3, W akan
menjadi Z, I menjadi L, dan K menjadi N sehingga teks terang "wiki" akan menjadi "ZLNL"
pada teks tersandi.

Nama Caesar diambil dari Julius Caesar, diktator Romawi yang menggunakan sandi ini untuk
berkomunikasi dengan para panglimanya.

Langkah enkripsi oleh sandi Caesar sering dijadikan bagian dari penyandian yang lebih rumit,
seperti sandi Vigenère, dan masih memiliki aplikasi modern pada sistem ROT13. Pada saat ini,
seperti halnya sandi substitusi alfabet tunggal lainnya, sandi Caesar dapat dengan mudah
dipecahkan dan praktis tidak memberikan kerahasiaan bagi pemakainya.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Enkripsi dan Dekripsi Caesar Cipher

Cara kerja sandi ini dapat diilustrasikan dengan membariskan dua set alfabet; alfabet sandi disusun
dengan cara menggeser alfabet biasa ke kanan atau ke kiri dengan angka tertentu (angka ini
disebut kunci).

Misalnya sandi Caesar dengan kunci 3, adalah sebagai berikut:

Alfabet Biasa: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

Alfabet Sandi: D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C

Untuk menyandikan sebuah pesan, cukup mencari setiap huruf yang hendak disandikan di alfabet
biasa, lalu tuliskan huruf yang sesuai pada alfabet sandi. Untuk memecahkan sandi tersebut
gunakan cara sebaliknya. Contoh penyandian sebuah pesan adalah sebagai berikut.

teks terang: kirim pasukan ke sayap kiri

teks tersandi: NLULP SDVXNDQ NH VDBDS NLUL

Caesar cipher adalah dasar enkripsi yang sangat baik untuk dipahami sebelum membahas enkripsi
berbasis karakter lainnya yang lebih rumit. Perhatikan Caesar Wheel (Roda Kaisar).
Setiap abjad diasosiasikan dengan angka, misal: A = 0, B = 1, …, Z = 25, maka secara matematis
caesar cipher dirumuskan sebagai berikut:

Enkripsi: Ci = E(Pi) = (Pi + n) mod 26


Dekripsi: Pi = D(Pi) = (Ci - n) mod 26
dimana :
Ci : Karakter hasil enkripsi (cipher character) ke-i
Pi : Karakter pesan asli (plain character) ke-i
n : Jumlah pergeseran karakter sebanyak n digit.

Sehingga apabila dilakukan pergeseran ke kanan sebanyak 13 digit seperti Caesar Whell (Roda
Kaisar) di atas, maka karakter A menjadi N, H menjadi U, M menjadi Z dan seterusnya.

Setiap huruf yang sama digantikan oleh huruf yang sama di sepanjang pesan, sehingga sandi
Caesar digolongkan kepada, substitusi monoalfabetik, yang berlawanan dengan substitusi
polialfabetik.

Anda mungkin juga menyukai