SAW, yang telah mengajar dan membimbing umatnya dari segala bentuk
kejahilan dan kebodohan menuju umat yang berbudi luhur dan bermoral serta
Akreditasi RSIA-Annisa Kota Jambi Tahun 2018. Meskipun panduan ini sudah
bahwa masih banyak kekurangan dan penulis mengharapkan kritik dan saran
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
SURAT KEPUTUSAN.................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Definisi ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan....................................................................................... 3
1.4 Sasaran ..................................................................................... 3
BAB II ISI
2.1 Ruang Lingkup ......................................................................... 4
2.2 Kualifikasi dan Pelatihan Tambahan ........................................ 4
2.3 Fungsi-Fungsi Case Manager/MPP .......................................... 5
iv
BAB I
PENDAHULUAN
harus meminimalkan resiko baik klinis maupaun non klinis yang mungkin
pelayanan yang aman bagi pasien. Oleh karena itu keselamatan pasien
menjadi prioritas utama dalam semua bentuk kegiatan di rumah sakit. Untuk
mencapai kondisi pelayanan yang efektif, efisien dan aman bagi pasien
pentingnya faktor catatan medis yang lengkap dan baik, dimana semua
proses pelayanan terhadap pasien direkam secara real time dan akurat.
Sehingga apabila terjadi sengketa medis rekam medis ini benar benar dapat
1
menjadi alat bukti bagi rumah sakit bahwa proses pelayanan telah dijalankan
dengan benar dan sesuai prosedur, atau kalau terjadi sebaliknya dapat pula
Salah satu elemen dalam pemberian asuhan kepada pasien (patient care)
adalah asuhan medis . asuhan medis diberikan oleh dokter yang dalam
dibantu dan didukung oleh Case Manager. Panduan ini disusun untuk
1.2 Definisi
Suatu model klinis untuk manajemen stratejik mutu dan biaya pelayanan,
2
Manajer Pelayanan Pasien – MPP (Case Manager) adalah professional di
dengan DPJP serta PPA lainya, managemen rumah sakit, pasien dan keluarganya,
evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan pasien
dan keluarganya yang konfrehensif, melaui komunikasi dan sumber daya yang
tersedia sehingga memberi hasil (outcome) yang bermutu dengan biaya efektif
selama dan pasca rawat inap. Case manager dapat hadir di pelayanan komunitas,
rumah rumah sakait, diperusahaan asuransi, dan case manager dari profesi perawat
1.3 Tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
1.4 Sasaran
Komite medis
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kontinuitas pelayanan
7. Skrining pasien
anak, usia lanjut, pasien dengan penyakit kronis, resiko tinggi, kasus
c. Pelatihan Tambahan
4
1. Pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan klinis terkait dengan penyusunan dan
penerapan SPO pelayanan kedokteran yang terdiri dari panduan praktik klinis, alur
pelayanan
interpersonal, komunikasi).
Assesmen utilitas
Perencanaan
Koordinasi pelayanan
Evaluasi
1. Assesmen utilitas
assesmen diperluas dan lengkap terhadap pasien dan keluarga yang diperlukan
5
2. Perencanaan
pasien (case-management)
MPP melakukan advokasi untuk opsi pengobatan yang dapat diterima setelah
mengembangkan suatu hubungan kerja yang efektif. Membantu para DPJP untuk
baik karena psien sudah mau dipulangkan atau membutuhkan asuhan jangka panjang
keputusan medis.
6
Bekerja dengan para manager rumah sakit dan para DPJP, memberikan advokasi atas
nama pasien untuk menentukan pelaksanaan pelayanan terbaik bagi pasien sambil
Memberikan informasi klinis kepada para pembayar, mencarikan otorisasi asuhan yang
perlu.
koordinasi dengan pelayanan medis di komunitas dan admisi ke fasyankes asuhan pasca
4. Koordinasi pelayanan
orang lain yang penting untuk memampukan mereka menghadapi dampak penyakit
terhadap fungsi keluarga pasien dan untuk memperoleh manfaat maksimum dari
pelayanan kesehatannya.
5. Evaluasi
Melakukan telaah utilisasi, melalui tugas evaluasi Clinical Pathway. Telaah utilisasi
mencakup mekanisme kendali biaya, dan ketepatan, kebutuhan dan mutu pelayanan
Melaksanakan telaah atas utilisasi pelayanan secara tepat sejak admisi sampai
7
Reimbursement
DPJP
Perawat
/
Apoteke
r
Pasien,
Psikolog
keluarg Nurisionis/
Dietisien
Penata
Terapis
Anestesi
Lainny F iik
Yan kes/
RS lain
Case
Manager
MPP
Dokter
Yan keuangan/
Keluarga
Billing
Asuransi/ BPJS
perusahaan/
employer
8
BAB III
TATA LAKSANA
profesional pemberi asuhan (PPA), unit kerja, dan MPP. Selama dalam
yang tersedia di rumah sakit dan kalau perlu sumber daya dari luar.
terkini dan sebelumnya agar dapat dibuat keputusan yang tepat. Asuhan
9
komunikasi yang memadai terhadap profesional pemberi asuhan (PPA).
Pasien Terintegrasi);
10
g. komunikasi dan koordinasi;
pasien;
Rekam medis selama rawat inap dan rawat jalan dengan catatan terkini
11
catatan implementasi manajemen pelayanan pasien. Kedua form tersebut
(discharge planning).
pelayanan pasien.
pasien (MPP), pimpinan unit, dan staf lain sesuai dengan panduan di RSIA
Annisa di :
12
Proses koordinasi dan kesinambungan pelayanan dibantu oleh
pelayanan pasien, pada waktu admisi, atau bila dibutuhkan pada waktu
1. Resiko tinggi
2. Biaya tinggi
13
4. Kasus dengan penyakit kronis
dengan DPJP serta para anggota tim klinis lainnya, yang mencerminkan
6. Melakukan fasilitasi yang mencakup interaksi antara MPP dan DPJP serta
kontinuitas pelayanan.
mempengaruhi kinerja/hasil
finansial
14
9. Ada bukti dokumentasi kegiatan MPP, a.l. termasuk dalam rekam medis
15
BAB IV
DOKUMENTASI
16
BAB V
PENUTUP
Untuk dapat memenuhi standar akriditasi rumah sakit versi 2012, maka
RSIA ANNISA memerlukan regulasi yang adekuat tentang DPJP dalam asuhan
medis dan case manager dalam managemen rumah sakit. Panduan ini merupakan
acuan utama bagi rumah sakait. Diperlukan penganturan yang spesifik untuk setiap
rumah sakit karena keunikan budaya, situasi dan kondisi setiap rumah sakit,
pengelolaan risiko klinis dan pelayanan berfokus pada pasien ( patient centered
care). Regulasi tersebut agar dapat diterapkan oleh para pemberi asuhan, termasuk
17