2.1.1 Definisi
di tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh
sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin).
2.1.2 Etiologi
2
Diabetes tipe 2 ditandai dengan kelainan sekresi insulin, serta kerja
Diabetes tipe lain yang antara lain disebabkan oleh defek genetik
fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,
e. Mudah lelah
a. Kesemutan
3
d. Kram
e. Kelelahan
f. Mudah mengantuk
dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg
(fatimah, 2015)
2.1.4 Patofisiologi
menyebabkan produksi dan pelepasan insulin oleh sel beta pankreas serta
kurangnya sekresi insulin, namun karena sel sel sasaran insulin gagal atau
4
tidak mampu merespon insulin secara normal. Keadaan ini lazim disebut
juga terjadi produksi glukosa hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi
hanya bersifat relatif dan tidak absolut . Pada awal perkembangan diabetes
adalah Faktor risiko yang sudah ada dan melekat pada seseorang
5
Ras dan etnik
mendapat Diabetes melitus tipe 2 adalah 15% dan bila kedua orang
2008).
Usia
6
dan terjadi penurunan sekresi atau resistensi insulin sehingga
Riwayat kelahiran
Melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi yaitu lebih dari
(Kemenkes, 2008).
Obesitas abdominal
pria >90 cm sedangkan pada wanita >80 cm) maka berisiko 5,19
7
kali menderita Diabetes melitus Tipe 2. Hal ini dapat dijelaskan
tipe 2.
8
dalam darah ke sel menjadi terganggu. Seorang yang hipertensi
2010).
9
Kriteria diagnosis DM bisa dikategorikan sebagai berikut :
klasik.
Program (NGSP).
1. Komplikasi kronis
a. Mikrovaskular
b. Makrovaskuler
10
darah pada sebagian otak), mengalami Penyakit Jantung
2. Komplikasi Akut
a. Hipoglikemi
penderita Diabetes melitus tipe 1 yang dapat dialami 1-2 kali per
b. Hiperglikemia
(Fatimah, 2015).
2.1.8 Penatalaksanaan
adalah :
11
a. Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda Diabetes melitus,
1) Diet
12
Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupupakan
BeratBadan (Kg)
IMT = ----------------------------------------------
Tinggi Badan (m) X tinggi Badan (m)
3) Obat
13
4) Terapi Insulin
mengakibatkan hipoglikemia
5) Obat antidiabetes
a. Sulfonilurea
b. Metformin
(Fatimah, 2015).
14
Tabel 2.1.9 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan
(mg/dl)
darah puasa
Perkeni, 2015
15
2.2 DYSPEPSIA
2.2.1 Defenisi
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys- (buruk) dan -peptein
yang mencakup satu atau lebih dari gejala-gejala berikut: perasaan perut penuh
setelah makan, cepat kenyang, atau rasa terbakar di ulu hati, yang berlangsung
sedikitnya dalam 3 bulan terakhir, dengan awal mula gejala sedikitnya timbul 6
menjadi 3,3% pada tahun 2003. Istilah dispepsia sendiri mulai gencar
kumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di
regurgitasi, dan rasa panas yang menjalar di dada. Sindrom atau keluhan ini
dapat disebabkan atau didasari oleh berbagai penyakit, tentunya termasuk juga
di dalamnya penyakit yang mengenai lambung, atau yang lebih dikenal sebagai
penyakit maag.
16
2.2.2 Klasifikasi
2. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus
kelompok yaitu :
Kriteria penunjang sindrom dispepsia jenis ini adalah adanya rasa kembung
di daerah perut bagian atas atau mual setelah makan atau bersendawa yang
17
2. Epigastric pain syndrome
seminggu
c. Tidak menjalar atau terlokalisai di daerah perut atau dada selain daerah
daerah retrosternal
2.2.3 Etiologi
1. Dyspepsia organic
18
d. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
2. Dyspepsia non-organik
takaran dosis
2.2.4 Patofisiologi
depresi.
19
Helicobacter pylori
dispepsia fungsional sekitar 50% dan tidak berbeda bermakna dengan angka
lambung, baik sekresi basal maupun dengan stimulasi pentagastrin, yang rata-
Dismotilitas
20
Psikologis
2. Mual, muntah
3. Perut kembung
21
2.2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan diagnostik
organomegali.
infeksi seperti :
a. Leukositosis
b. Pancreatitis ( amylase/lipase )
e. Cek WIDAL
f. Tubex salmonella
keluhan sudah lama dan terjadi pada usia > 45 tahun. Keadaan ini
22
disebut sebagai alarm symptom karena sangat dicurigai sebagai suatu
2.2.7 Penatalaksanaan
dan medikamentosa.
1. Non-Medikamentosa
2. Medikamentosa
a. Antasida
b. Antagonis resptor H2
umum lainnya. Obat yang termasuk golongan ini adalah simetidin 200mg,
ranitidin 150 mg, famotidin 20/40 mg, dan nizatidin 75/150 mg.
23
Obat ini bekerja langsung pada pompa proton sel parietal dengan
d. Sitoprotektif
selain bersifat sitoprotektif juga menekan sekresi asam lambung oleh sel
e. Golongan prokinetik
f. Obat lain
2.2.8 Komplikasi
24
2.2.9 Prognosis
dispepsia organik. Tingkat kecemasan sedang hingga berat juga lebih sering
gangguan psikis.
Pola makan yang normal dan teratur. Pilih makanan yang seimbang
mengkonsumsi makanan yang berkadar asam tinggi, cabe, alkohol dan pantang
rokok. Bila harus makan obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala,
Edukasi
b. Olahraga teratur
25
f. Hindari minuman dengan kadar caffeine dan alcohol.
lambung.
26
2.3 IMPETIGO
2.3.1 Definisi
2.3.2 Klasifikasi
KLASIFIKASI
IMPETIGO KRUSTOSA
IMPETIGO BULOSA
2.3.3 Predileksi
2.3.5 Penatalaksanaan
Nonmedikamentosa
27
2. Memperkuat daya tahan tubuh, seperti mengonsumsi buah-
Medikamentosa
28