Anda di halaman 1dari 19

BAB III

HASIL PELAKSANAAN PKL

3.1 Unit Kerja PKL

Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI)


merupakan lembaga penyiaran negara yang siarannya ditujukan untuk kepentingan
Negara. Sejak berdirinya 24 Agustus 1962, TVRI mengemban tugas sebagai
televisi yang mengangkat citra bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran
peristiwa yang berskala internasional. TVRI terdiri dari beberapa divisi yang salah
satunya yaitu divisi Jaringan Transmisi. Divisi ini bertanggung jawab untuk proses
uplink dan downlink program siaran televisi, baik siaran tidak langsung (recording)
maupun siaran langsung (live).
Struktur organisasi merupakan pembagian wewenang dan tugas dalam
menjalankan setiap amanat yang diberikan kepada pekerjaan dari perusahaan
tersebut dalam pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Adapun struktur organisasi pada LPP TVRI divisi Transmisi Pemancar yaitu seperti
pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Divisi Transmisi Pemancar LPP TVRI


3.2 Uraian Praktik Kerja Lapangan

Kegiatan PKL dilaksanakan setiap hari senin s/d jumat dengan jam kerja mulai
pukul 08.00 s/d 16.00. Kegiatan selama PKL adalah sebagai berikut:

Pada minggu pertama, penulis diperkenalkan oleh pembimbing perusahaan


mengenai divisi penempatan yaitu divisi Transmisi Pemancar beserta jobdesk dan
peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan di divisi Transmisi Pemancar
LPP TVRI. Penulis juga diperkenalkan mengenai alur uplink dan downlink di
stasiun transmisi TVRI, serta diberikan kesempatan untuk melakukan proses
downlink siaran tidak langsung di stasiun transmisi TVRI.
Kemudian pada minggu kedua dan ketiga, pembimbing menjelaskan beberapa
komponen yang terdapat pada perangkat IRD serta proses terjadinya downlink
secara rinci. Kemudian penulis diberi kesempatan oleh pembimbing untuk
melakukan kegiatan uplink bersama tim SNG pada acara siaran langsung solat
jumat di Masjid Istiqlal Jakarta.
Pada minggu keempat penulis diajak berkunjung oleh pembimbing ke MCR
(Master Control Room) serta dijelaskan proses penerimaan video audio dari divisi
transmisi pemancar sampai ke MCR. Selanjutnya penulis berkunjung ke PC
(Program Countunity) dan dijelaskan mengenai penambahan logo yang dilakukan
oleh divisi tersebut.
Pada minggu kelima, penulis melakukan proses setting uplink untuk live acara
Pidato Presiden di Gedung MPR. Selain itu penulis mulai mengumpulkan data
berupa dokumentasi dari kegiatan yang diperlukan untuk judul yang telah dibuat
oleh penulis yaitu proses downlink siaran langsung SIRNAS Djarum Jakarta 2019
melalui VSAT diterima Divisi Transmisi Pemancar di LPP TVRI”.
Pada minggu keenam, penulis dijelaskan perangkat serta poses yang dilakukan
pada saat uplink ke satelit palapa. Penulis juga diajak berkunjung ke stasiun pusat
(Joglo) serta dijelaskan beberapa perangkat yang digunakan serta proses
pemancaran ke televisi daerah.
Dan pada minggu terakhir, penulis menyicil penulisan laporan praktek kerja
lapangan (PKL) dengan dibantu oleh pembimbing serta perpisahan kepada segenap
kru di divisi Transmisi Pemancar LPP TVRI.
3.3 Pembahasan Hasil PKL

Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil yang telah dilaksanakan selama
PKL berkenaan dengan proses downlink siaran langsung SIRNAS Djarum Jakarta
2019 dari Gor Gelanggang Pemuda Tanjung Priuk melalui VSAT hingga diterima
stasiun Transmisi TVRI Senayan. Downlink siaran langsung bertujuan untuk
mendapatkan hasil siaran langsung dari lapangan yang telah diambil oleh kru di
lapangan. Adapun diagram blok siaran langsung SIRNAS Djarum Jakarta adalah
seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3.2 berikut

Stasiun transmisi
Senayan

Gambar 3.2 Diagram blok Downlink


Sedangkan untuk alur kerja downlink pada sistem transmisi TVRI seperti yang
ditunjukkan oeh gambar 3.3 berikut:

Gambar 3.3 Alur Kerja Downlink


Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum memulai downlink adalah
memastikan bahwa SNG telah siap untuk melakukan uplink, kesiapan SNG dapat
dipastikan dengan konfirmasi dari tim SNG bahwa SNG telah siap untuk proses
uplink. Kemudian tim SNG memberikan parameter yang diperlukan untuk proses
downlink kepada tim transmisi di stasiun televisi.

3.3.1 Parameter-Parameter Downlink

Berikut parameter-parameter yang harus dikirimkan oleh tim SNG kepada


tim transmisi di stasiun TVRI Senayan untuk proses downlink meliputi:
1. Frekuensi uplink dan downlink
Frekuensi downlink yang digunakan pada kegiatan downlink siaran
langsung SIRNAS Djarum 2019 dari Gor Gelanggang Pemuda adalah
3912.5 MHz dengan frekuensi uplink sebesar 6137.5 MHz. Frekuensi
uplink dan downlink harus dibedakan agar proses uplink dari lokasi siaran
dan proses downlink di stasiun transmisi TVRI Senayan tidak saling
bertabrakan atau biasa disebut interverernce.

2. FEC
Forward Error Correction (FEC) adalah salah satu metode dalam
meningkatkan reliabilitas. Dalam komunikasi satelit melalui VSAT di
stasiun transmisi senayan, FEC yang digunakan pada proses downlink
pada siaran langsung SIRNAS Djarum Jakarta 2019 dari Gor Gelanggang
Pemuda Tanjung Priuk adalah 3/4.
Pemilihan besar FEC bergantung pada besarnya data yang
ditransmisikan, semakin besar data yang dikirim maka harus semakin
besar pula FEC yang digunakan. Hal ini bertujuan agar jumlah data yang
dikirim sama seperti jumlah data yang diterima.
3. Symbol Rate
Symbol rate yang digunakan selama proses transmisi peliputan siaran
langsung SIRNAS Djarum Jakarta 2019 di Gor Gelanggang Pemuda
adalah sebesar 3100 MHz dengan toleransi kemiringan sudut atau Rolloff
sebesar 20%. Sehingga dapat dihitung besar bandwith yang digunakan
menggunakan rumus :
B = ( 1 + Rollof ). Symbol rate
= ( 1 + 0.2 ) .3100
= 3720

4. BER
Bit error rate (BER) merupakan jumlah kesalahan bit yang terjadi pada
paket data yang terkirim dalam satu detik. Pada komunikasi satleit melalui

VSAT di stasiun transmisi Senayan, besar BER yang digunakan adalah

sebesar 10-7 atau biasa disebut -7. Artinya, dari 10.000.000 bit data yang
dikirimkan oleh tim SNG di lapangan, hanya 1 bit yang rusak.
5. C/N dan C/N Margin
Carrier to noise ratio (C/N) merupakan perbandingan ampliudo
gelombang sinyal carrier dengan amplitudo gelombang sinyal noise.Pada
standarisasi di stasiun transmisi Senayan, C/N dikatakan baik jika
memiliki nilai 6 dB sampai 12 dB.
Sementara carrier to noise margin atau C/N margin adalah batasan
aman yang digunakan agar dapat menerima sinyal yang baik. .Pada
standarisasi di stasiun transmisi TVRI Senayan, C/N dikatakan baik jika
memiliki nilai diatas 1dB. C/N dan C/N Margin dapat dilihat hasilnya
setalah setup VSAT berhasil atau status = locked.

6. Modulasi
Modulasi yang digunakan pada proses liputan siaran langsung
SIRNAS Djarum dari Gor Gelanggang Pemuda melalui VSAT di stasiun
transmisi Senayan TVRI adalah menggunakan modulasi terbaru yang ada
di Indonesia, yaitu modulasi DVB S-2. Dipilihnya modulasi DVB-S2 ialah
dikarenakan DVB-S2 merupakan teknik modulasi broadcast terbaru yang
telah masuk ke Indonesia, selain itu DVB-S2 juga telah tersedia LDPC dan
Mode VCM yang menjamin kualitas video serta menjamin sedikitnya nilai
error pada video yang dikirimkan.
3.3.2 Proses Downlink
Untuk melakukan downlink diperlukan beberapa proses atau tahapan
seperti berikut ini :
1. Parabola untuk Telkom 3s yang digunakan TVRI memiliki ukuran
dengan diameter 5m. Kemudian Pastikan antenna sudah di Pointing
terhadap koordinat satelit yang mengarah ke satelit Telkom 3s.
Koordinat yang dipakai yaitu 108°E dengan sudut Azimuth 10.9°, dan
Elevasi 82.5°.

Gambar 3.4 Tampilan Aplikasi Sat finder

2. Selanjutnya sinyal yang diterima antenna Downlink Telkom 3S TVRI


Pusat diperkuat dengan gain yang dimiliki oleh antena. Kemudian
sinyal memasuki perangkat Low Noise Block (LNB) down converter
dan pada LNB terdapat local osccillator (Lo) sebesar 5150 MHz untuk
menurunkan frekuensi C- band menjadi L-band. Sinyal audio video
yang diterima oleh LNB dari satelit di kirim ke IRD menggunakan
media penghubung kabel kawat koaksial.
Sebelum Sinyal audio dan video diolah pada IRD, teknisi pada stasiun
pusat harus memastikan bahwa sinyal uplink sudah sampai dan di
pancarkan kembali oleh satelit ke bumi (downlink) menggunakan alat
ukur spectrum analyzer, spectrum analyzer yang digunakan TVRI
masih analog yaitu dengan merk “ADVANTEST” dan tipenya
“TR4133A” seperti yang ditampilkan pada Gambar 3.3

Gambar 3.3 Perangkat Spectrum Analyzer LPP TVRI


Sebelum melihat nilai pada spectrum, pastikan port input 50 ohm
pada spectrume analyzer sudah terhubung dengan kabel koaksial LNB
dari antena, frekuensi spectrum, yang dilihat berupa sinyal L-band yang
sudah ditranslasi oleh LNB.
Translasi adalah proses penjumlahan dan pengurangan nilai frekuensi
dengan local oscillator (Lo) suatu perangkat untuk menaikkan dan
menurunkan band frekuensi tersebut agar didalam pengiriman sinyal
akan terhindar dari noise dan gangguan lainnya. Nilai dari L-band
tersebut diperoleh dari translasi frekuensi downlink dengan LO pada
LNB, atau dapat dihitungan sebagai berikut :

Frekuensi L-band = Lo LNB- Frekuensi downlink


= 5150 MHz – 3912.5 MHz
= 1237.5 MHz

Dari perhitungan frekuensi tersebut diketahui frekuensi L-band yang


dilihat pada spectrume analyzer yaitu 1237.5 MHz yang merupakan
hasil dari pengurangan Lo LNB dan frekuensi downlink. Hasil dari
translasi ini ditampilkan pada Gambar 3.4
Gambar 3.4 Tampilan Power Sinyal Downlink pada Spectrume
Analyzer

Gambar 3.4 menampilkan power dari sinyal downlink siaran


langsung SIRNAS Djarum Jakarta yang dipancarkan oleh satelit
Telkom 3S. Power yang dihasilkan yaitu 10 dB, bandwidth sebesar 5
MHz, dan frekuensi L-band 1237.5 MHz dan hasil penerimaan sinyal
yang ditampilkan spectrum analyzer dalam kualitas baik. Selanjutnya
sinyal tersebut akan masuk ke perangkat Integrated Receiver Decoder
(IRD) sebagai input.

3. Kemudian Sinyal audio video siaran langsung SIRNAS Djarum yang


sudah dalam bentuk RF L-band masuk ke perangkat IRD, melalui port
RF input 2. Jenis IRD yang digunakan adalah Harmonic Proview 7100.
Selanjutnya setting IRD dengan cara memasukkan parameter-
parameter yang telah diterima dari tim SNG. Berikut langkah-langkah
setting IRD melalui perangkat keras IRD maupun melalui softwarenya.

 Setting IRD menggunakan perangkat keras IRD :


1. Pada tampilan IRD dalam kondisi on masuk ke menu
konfigurasidengan menekan tombol enter, hingga masuk ke menu
“input”.
2. Setelah menu “input” tampil, selanjutnya menekan tombol enter
pada menu “port”. Pada menu “port” terdapat pilihan untuk jenis
port yang digunakan
3. Selanjutnya memilih menu “DVBS 2- port 2” karena pada siaran
langsung SIRNAS Djarum Jakarta 2019 yang digunakan DVBS 2
- port 2.
4. Kemudian masukkan parameter-parameter yang diterima dari tim
SNG.

5. Setelah melakukan konfigurasi parameter, selanjutnya menyimpan


konfigurasi dengan menekan f1 sehingga status pada IRD akan
berubah menjadi locked yang artinya sinyal downlink telah
berhasil diterima.
 Setting IRD menggunakan software :
1. Masukkan IP sesuai dengan type dan merk IRD pada menu search
chrome, kemudian masukkan username dan password.
2. Klik menu physical input kemudian pilih sesuai port yang
digunakan. Pada proses downlink siaran langsung SIRNAS
Djarum Jakarta 2019 menggunakan RF input port 2. Pemilihan
port bertujuan untuk memilih jalur kabel RF yang akan digunakan
dari keempat jalur RF input yang tersedia pada pengaturan
physical input.

IP = 192.168.1.6

Physical Inputs
DVB-S/S2 /S2X Port #2

3. Setelah klik menu RF input port 2, isi Satelite Frequency, dan


Symbol rate sesuai parameter yang dikirimkan oleh tim SNG.
Pada proses downlink siaran langsung SIRNAS Djarum Jakarta
2019 melalui VSAT, menggunakan frekuensi di kanal 3912.5
MHz dengan symbol rate sebesar 3100, untuk LNB LO Frequency
nilai dibiarkan tetap pada 5150 MHz sebab LNB LO Frequency
merupakan batas tertinggi frekuensi yang dapat diproses oleh
decoder serta LNB LO Frequency juga bukan merupakan
parameter downlink yang diberikan oleh tim SNG di lapangan.

Symbol Rate :
3100

Frekuensi Downlink:
3912.5 MHZ

Polarisasi : Horizontal

LNB : 5150 MHz

3.3.3 Monitoring Downlink

Setalah melakukan setup decoder/IRD, langkah selanjutnya ialah


melakukan proses pemantauan atau biasa disebut monitoring.
Monitoring sendiri berfungsi untuk melihat apakah audio video
telah diterima dengan baik oleh decoder atau IRD yang digunakan.
Berikut ini merupakan langkah melakukan monitoring hasil
downlink:

1. Hasil penerimaan video melalui VSAT dapat dilihat secara


otomatis yaitu pada bagian reception untuk megetahui apakah
penerimaanya baik atau tidak.

Status : Locked
C/N : 6.43 dB
Link Margin : 2.4 dB
LNB : 1237.5 MHz

Penerimaan dikatakan baik apabila status memiliki predikat


locked. Status Locked sendiri ialah suatu kondisi dimana
decoder atau IRD telah menangkap dan mengolah sinyal pada
frekuensi downlink yang telah ditetapkan. Status Locked dapat
diperoleh apabila signal level telah memenuhi standar yaitu
sebesar 45 dBm atau sebesar 25 Watt, BER sebesar 10-7, C/N
sebesar 6 dB hingga 12 dB dan C/N margin sebesar lebih dari
1 dB.
Dari gambar 3.10 dapat dilihat bahwa status telah memperoleh
predikat locked, dimana signal levelnya sebesar 60 dBm
dengan BER 10-7, C/N sebesar 6.43 dB dan C/N margin
sebesar 2.4 dB. Hal ini membuktikan bahwa parameter –
parameter tersebut telah melampaui standar penerimaan, itu
artinya penerimaan sudah baik.

2. Ketika status input memiliki predikat locked. Kondisi


penerimaan atau downlink yang baik dapat ditunjukkan dengan
tampilan layar monitor yang menampilkan gambar atau video
siaran dari SNG di lapangan seperti pada gambar 3.12.
Input status locked memiliki arti bahwasannya IRD atau
decoder telah berhasil melakukan proses downlink sesuai
dengan parameter dan frekuensi yang telah ditetapkan oleh tim
SNG di lokasi peliputan.

3. Namun pada saat terjadi kesalahan dalam memasukkan besar


nilai parameter-parameter downlink maka input status akan
otomatis memiliki predikat not locked.

Status : not Locked

4. Ketika status input memiliki predikat not locked. Kondisi


penerimaan atau downlink dapat ditunjukkan dengan tampilan
layar monitor dengan background gelap dikarenakan IRD
tidak sedang memproses suatu siaran downlink di frekuensi
tertentu.
Monitor :
Full Black Background

Signal : Not locked


Setelah video berhasil di downlink kemudian akan dikirimkan
ke MCR ( Master Control Room ) sebagai tempat kendali siaran
televisi dimana proses selsnjutnya siaran akan di cek dengan
perangkat DFS (HD / SD Frame Synchronizer) yang berfungsi
sebagai sinkronisasi dalam memperbaiki kualitas audio video,
terkadang ada video yang levelnya terlalu rendah atau gelap dan
suara lambat atau delay dapat diatur kualitasnya menggunakan
DFS. Pada hasil downlink siaran langsung SIRNAS Djarum
Jakarta DFS yang digunakan adalah DFS 6 . Selanjutnya untuk
siaran yang sedang on-air dan siaran yang dikirim dari MCR di
olah ke perangkat switcher. Pada switcher terdapat 4 source input
eksternal yaitu eksternal 1, eksternal 2, eksternal 3 dan eksternal
4, terdapat banyak source karena sebagai back-up jika terjadi
masalah pada eksternal lain. Monitor sebagai preview untuk
melighat apakah yang di on -airkan sudah sesuai atau belum dan
ada monitor lain sebagai perbandingan TV lain.
Parameter pada DFS 6
Video dari MCR kemudian dikirimkan ke PC ( Program
Countunity ) untuk penambahan logo alat yang pakai berupa
mixer. Setelah dari PC sudah diberikan logo kemudian video itu
dikirimkan kembali ke transmisi karena akan di uplink ke semua
chanel TVRI.

Tampilan setelah
diberi logo
Audio video
dari MCR

Logo TVRI

Anda mungkin juga menyukai