Anda di halaman 1dari 290

1

PROFIL KESEHATAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TAHUN 2016 (Data Tahun 2015)

DINAS KESEHATAN D I YOGYAKARTA

TAHUN 2016

Profil Kesehatan DIY 2015


2

PROFIL KESEHATAN
Tahun 2015

PEMERINTAH DAERAH

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DINAS KESEHATAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2016

Profil Kesehatan DIY 2015


3

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016 ini dapat tersusun.

Sebagai salah satu produk Sistem Informasi Kesehatan, maka Profil Kesehatan Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 2016 ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada para
pembaca mengenai kondisi dan situasi kesehatan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada
tahun 2015.

Kondisi kesehatan yang digambarkan dalam Profil Kesehatan Daerah Istemewa Yogyakarta
Tahun 2016 ini disusun berdasarkan data-data yang dihimpun dari Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota, data dari Laporan Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta (SIRS) serta dari
beberapa buku terbitan Badan Pusat Statistik (BPS)

Berbeda dengan Buku profil kesehatan tahun-tahun sebelumnya, penyusunan Buku profil
Kesehatan kali ini mengacu pada Pedoman profil terbaru yang diterbitkan oleh Pusat Data
Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008.

Kami menyadari bahwa penyusunan profil kesehatan ini masih banyak kekurangan baik
kelengkapan maupun akurasi serta ketepatan waktu maupun penyajianya. Untuk itu guna
kesempurnaan penyusunan profil ini dimasa datang kami harapkan kritik dan saran dari
pembaca.

Demikian atas bantuan berbagai pihak yang terkait dalam penyusunan profil ini kami ucapkan
terimakasih.

Yogyakarta, Mei 2016

Plt. Kepala Dinas Kesehatan D.I. Yogyakarta

Drs.Sulistiyo SH, CN,M.Si.

Profil Kesehatan DIY 2015


4

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II GAMBARAN UMUM 4

A. Kondisi Geografis 4

B. Keadaan demografi 7

C. Kondisi Sosial Ekonomi 8

BAB III SITUASI DERAJAT & UPAYA KESEHATAN 13

A. Derajat Kesehatan Masyarakat 13

1. Umur Harapan Hidup 13

2. Tingkat Kematian (Mortalitas) 14

3. Status Gizi 17

4. Tingkat Kesakitan (Morbiditas) 26

B. Situasi Upaya Kesehatan 51

1. Pelayanan Kesehatan Dasar & Rujukan 51

2. Perbaikan Gizi Masyarakat 53

Profil Kesehatan DIY 2015


5

3. Pelayanan Kesehatan Ibu & Anak 55

4. Pembinaan Kesehatan Lingkungan 57

5. Perilaku Hidup Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat 59

BAB IV SITUASI SUMBERDAYA KESEHATAN 62

A. Tenaga Kesehatan 62

B. Pembiayaan Kesehatan 65

BAB V PENUTUP (KESIMPULAN) 71

Profil Kesehatan DIY 2015


6

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penduduk berdasarkan Kab/Kota di DIY Tahun 2015

Tabel 2. Penduduk berumur 15 tahun menurut lapangan pekerjaan

Tabel 3 Jumlah penduduk menurut kelompok umur

Tabel.4 Jumlah kematian ibu dan anak di DIY

Tabel 5 Persentase Balita BGM di DIY Tahun 2013 – 2015

Tabel 6 Jumlah kasus baru neoplasma tahun 2015

Tabel 7 Jumlah sarana pelayanan kesehatan dasar di DIY

Tabel 8 Jumlah sarana kesehatan rujukan di DIY

Tabel 9 Kinerja pelayanan rujukan di DIY tahun 2014

Tabel 10 Jumlah tenaga kesehatan di DIY tahun 2015

Tabel 11 Jumlah pegawai Dinas Kesehatan DIY tahun 2015

Tabel 12 Jumlah kepesertaan Jaminan Kesehatan DIY tahun 2015





Profil Kesehatan DIY 2015


7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta DIY

Gambar 2 Piramida penduduk DIY hasil sensus penduduk

Gambar 3 Grafik Umur Harapan Hidup DIY hasil sensus penduduk

Gambar 4 Peta Prevalensi Balita Gizi Buruk di DIY tahun 2014

Gambar 5 Peta Prevalensi Gizi Kurang di DIY tahun 2014

Gambar 6 Peta Prevalensi Balita Pendek di DIY tahun 2014

Gambar 7 Peta Prevalensi Balita Gizi Lebih di DIY tahun 2014

Gambar 8 Prevalensi bayi mendapat ASI eksklusif di DIY tahun 2014

Gambar 9 Prevalensi bumil anemia di DIY tahun 2014

Gambar 10 Prevalensi bumil KEK di DIY tahun 2014

Gambar 11 Pola 10 besar penyakit berdasarkan STP Puskesmas tahun 2014

Gambar 12 Pola 10 besar penyakit berdasarkan STP RS rajal tahun 2014

Gambar 13 Jumlah kasus DBD di DIY tahun 2009 sd 2014

Gambar 14 Cakupan penemuan penderita penyakit TB di DIY

Gambar 15 Distribusi jenis parasit penyebab malaria di DIY

Gambar 16 Trend kasus malaria di DIY

Gambar 17 Distribusi kasus HIV-AIDS tahun 2014

Gambar 18 Distribusi faktor resiko HIV-AIDS di DIY

Gambar 19 Perilaku makanan cukup sayur dan buah

Gambar 20 Pola penyebab kematian di DIY berdasarkan laporan SIRS

Gambar 21 Cakupan Balita datang dan ditimbang di Posyandu

Gambar 22 Persentase bumil mendapat vitamin A di DIY

Profil Kesehatan DIY 2015


8

Gambar 23 Persentase bumil mendapat tablet tambah darah di DIY

Gambar 24 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu di DIY

Gambar 25 Cakupan KN1 dan KNL di DIY

Gambar 26 Jumlah kasus persalinan usia remaja di DIY

Gambar 27 Kualitas air minum di DIY tahun 2014

Gambar 28 Cakupan tempat tempat umum memenuhi syarat kesehatan

Gambar 29 Jumlah Posyandu menurut strata di DIY tahun 2014

Gambar 30 Distribusi desa siaga di DIY tahun 2014

Gambar 31 Rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk di DIY

Gambar 32 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan DIY

Gambar 33 Proporsi Anggaran Kesehatan di DIY menurut sumber dana

===

Profil Kesehatan DIY 2015


9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sehat merupakan kondisi yang optimal secara fisik, mental, dan sosial sehingga
seseorang memiliki produktivitas, bukan hanya terbebas dari bibit penyakit (World Health
Organization, 1948). Oleh karena itu, kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi
setiap manusia. Tanpa kesehatan yang baik manusia akan sulit melaksanakan aktivitasnya
sehari-hari. Selain itu, gangguan terhadap kesehatan masyarakat akan menyebabkan kerugian
ekonomi yang besar bagi negara (Undang-Undang RI No 36 Tahun 2009).
Kesehatan adalah hak asasi setiap manusia. Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengungkapkan bahwa kesehatan adalah salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai macam upaya untuk mengoptimalkan
derajat kesehatan masyarakatnya. Upaya kesehatan telah dilakukan secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan. Selain itu, berbagai macam pendekatan juga telah dilakukan,
antara lain pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), serta pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Namun, masalah-
masalah kesehatan masih banyak dijumpai di Indonesia.
Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah institusi yang ditunjuk
untuk menyelenggarakan urusan Pemerintah Daerah DIY di bidang kesehatan. Dinas
Kesehatan DIY memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai penggerak pembangunan di bidang
kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat DIY.
Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah gambaran situasi kesehatan di
DIY yang diterbitkan setiap tahun sekali. Maksud diterbitkannya buku ini adalah untuk
menampilkan berbagai data tentang kesehatan dan data pendukung lain yang dideskripsikan
dengan analisis dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Sedangkan tujuan yang ingin
dicapai adalah tersampaikannya informasi kesehatan yang merupakan pencapaian
Pembangunan Kesehatan Tahun 2015.
Profil Kesehatan DIY Tahun 2015 disusun secara sistematis mengikuti pedoman
penyusunan profil kesehatan yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi Departemen
Kesehatan RI.

Profil Kesehatan DIY 2015


10

Sistimatika penyajian Profil Kesehatan DIY tahun 2015 ini adalah sebagai berikut :
Bab I – Pendahuluan

Bab ini Berisi tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan sistematika dari penyajiannya.

Bab II – Gambaran Umum

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Provinsi DIY. Selain uraian tentang letak
geografis, administratif, dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan,
ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dan lingkungan.

Bab III – Situasi Derajat & Upaya Kesehatan

A. Situasi Derajat Kesehatan

Sub Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai mortalitas, morbiditas, dan status
gizi masyarakat

B. Situasi Upaya Kesehatan

Sub Bab ini menguraikan pelaksanakan pembangunan kesehatan, pelayanan kesehatan


dasar & rujukan, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pembinaan
kesehatan lingkungan, serta perilaku hidup bersih dan sehat.

Bab IV – Situasi Sumber Daya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan, organisasi Dinas Kesehatan,
serta pembiayaan kesehatan.

Bab V – Penutup (Kesimpulan)

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih
lanjut dari Profil Kesehatan DIY di tahun 2015.

Lampiran

Profil Kesehatan DIY 2015


11

Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian DIY dan 78 tabel data yang merupakan
gabungan tabel indikator Provinsi sehat dan Indikator pencapaian kinerja Standar
Pelayanan Minimal bidang kesehatan.

Profil Kesehatan DIY 2015


12

BAB II GAMBARAN UMUM

A. Kondisi Geografis
Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa. Sementara
itu, secara astronomis terletak pada 7°33’-8°12’ Lintang Selatan dan 110°00’-110°50’ Bujur
Timur. Luas DIY adalah 3.185,80 km2 atau 0,17 % dari luas Indonesia (1.890.754 km2)
(Sumber : RPJMD).
DIY bagian selatan berbatasan dengan Lautan Indonesia (Samudera Hindia).
Sementara itu, di bagian Timur Laut, Tenggara, Barat dan Barat Laut berbatasan dengan
Provinsi Jawa Tengah. Batas-batas wilayah DIY meliputi :
1. Sebelah Timur Laut berbatasan dengan Kabupaten Klaten
2. Sebelah Tenggara berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo
4. Sebelah Barat Laut berbatasan dengan Kabupaten Magelang
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), secara administratif, terdiri dari 1 kota, 4
kabupaten, 78 kecamatan, dan 438 kelurahan/desa. Wilayah administratif DIY adalah :
1. Kota Yogyakarta (luas 32,50 km2, 14 kecamatan, dan 45 kelurahan);
2. Kabupaten Bantul (luas 506,85 km2, 17 kecamatan, dan 75 desa);
3. Kabupaten Kulon Progo (luas 586,27 km2, 12 kecamatan, dan 88 desa);
4. Kabupaten Gunungkidul (luas 1.485,36 km2, 18 kecamatan, dan 144 desa);
5. Kabupaten Sleman (luas 574,82 km2, 17 kecamatan, dan 86 desa).
Berikut tampilan wilayah DIY dalam bentuk peta :

Gambar 1. Peta DIY

Profil Kesehatan DIY 2015


13

DIY, menurut altitude, terbagi menjadi daerah dengan ketinggian <100 meter, 100-500
meter, 500–1.000 meter (sebagian besar di Kabupaten Bantul), dan 1.000–2000 meter diatas
permukaan laut terletak di Kabupaten Sleman. Sementara itu, secara fisiografi, DIY dapat
dikelompokkan menjadi 4 satuan wilayah :
1. Satuan fisiografi Gunungapi Merapi, mulai dari kerucut gunung hingga bentang lahan
vulkanik, meliputi Sleman, Kota Yogyakarta dan sebagian Bantul. Daerah kerucut dan
lereng gunung api merupakan daerah hutan lindung sebagai kawasan resapan air daerah
bawahan. Wilayah ini memiliki luas kurang lebih 582,81 km2 dengan ketinggian 80–2.911
meter.
2. Satuan fisiografi Pegunungan Seribu Gunungkidul, merupakan kawasan perbukitan batu
gamping dan bentang karst tandus dan kurang air permukaan, di bagian tengah merupakan
cekungan Wonosari yang terbentuk menjadi Plato Wonosari. Wilayah pegunungngan ini
memiliki luas kurang lebih 1.656,25 km2 dengan ketinggian 150-700 meter.
3. Satuan fisiografi Pegunungan di Kulon Progo bagian utara, merupakan bentang lahan
struktural denudasional dengan topografi berbukit, kemiringan lereng curam dan potensi
air tanah kecil. Luas wilayah ini mencapai kurang lebih 706,25 km2 dengan ketinggian 0-
572 meter.
4. Satuan fisiografi Dataran Rendah, merupakan bentang lahan fluvial (hasil proses
pengendapan sungai) yang didominasi oleh dataran aluvial, membentang mulai dari Kulon
Progo sampai Bantul yang berbatasan dengan Pegunungan Seribu. Wilayah ini memiliki
luas 215,62 km2 dengan ketinggian 0–80 meter.
Kondisi fisiografi tersebut membawa pengaruh terhadap persebaran penduduk,
ketersediaan sarana prasarana, sosial, ekonomi, serta ketimpangan kemajuan pembangunan.
Daerah-daerah yang relatif datar, (dataran faluvial meliputi Sleman, Kota, dan Bantul) adalah
wilayah padat penduduk, memiliki intensitas sosial ekonomi tinggi, maju, dan berkembang.
Namun, di daerah ini banyak terjadi pencemaran lingkungan.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki iklim tropis dengan curah hujan berkisar
38-409 mm dengan hari hujan per bulan antara 0-28 kali. Suhu udara rata-rata berkisar
27,210C. Kelembaban udara berkisar antara 53,42-98,33 persen dan tekanan udara 1.009,58–
1.018,25 mb dengan arah angin antara 60-240 derajat dan kecepatan angin antara 0-26 knot
(BPS, 2013).

Profil Kesehatan DIY 2015


14

Curah hujan tertinggi pada tahun 2010 tercatat 512,3 mm dengan hari hujan per bulan
sebanyak 25 kali. Kondisi ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2009. Kecepatan
angin maksimum pada tahun 2010 mencapai 47 knot, jauh lebih tinggi dibandingkan tahun
2009 (43 knot) (Profil Dinas Kesehatan DIY, 2013).
DIY mempunyai potensi bencana alam, terutama yang berkaitan dengan bahaya
geologi, antara lain :
1. Gunung Merapi, mengancam wilayah Kabupaten Sleman bagian utara dan wilayah sekitar
sungai yang berhulu di Puncak Merapi;
2. Gerakan tanah/batuan dan erosi, berpotensi terjadi pada lereng Pegunungan Kulon Progo
(bagian utara dan barat), lereng Pengunungan Selatan (Kabupaten Gunungkidul), dan
bagian timur (Kabupaten Bantul);
3. Bahaya banjir, terutama berpotensi mengancam daerah pantai selatan Kabupaten Kulon
Progo dan Kabupaten Bantul;
4. Bahaya kekeringan berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian selatan,
khususnya kawasan karst;
5. Bahaya tsunami, berpotensi di pantai selatan Kulon Progo, Bantul, dan Gunungkidul,
khususnya pada elevasi kurang dari 30 meter di atas permukaan laut;
6. Bahaya gempa bumi (tektonik, vulkanik) berpotensi terjadi di seluruh wilayah DIY.
Gempa tektonik berpotensi di tumbukan lempeng dasar Samudra Yogyakarta yang terletak
di sebelah selatan DIY;
7. Bahaya angin puting beliung, berpotensi terjadi di seluruh wilayah DIY.
Gunung Merapi mengalami erupsi sangat hebat pada tanggal 26 Oktober 2010. Erupsi
Gunung Merapi ini menghasilkan lahar panas yang meluluhlantahkan harta kekayaan
masyarakat setempat, termasuk ternak dan lahan pertanian.
Pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang tidak berkelanjutan dan mengabaikan
kelestarian fungsi lingkungan hidup menyebabkan daya dukung lingkungan menurun dan
ketersediaan SDA menipis. Kawasan hutan dengan luas 23,54% dari luas wilayah DIY kurang
mencukupi sebagai standar lingkungan hidup. Menurunnya daya dukung dan ketersediaan
SDA juga terjadi karena kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang rendah
sehingga tidak mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk.

Profil Kesehatan DIY 2015


15

Pencemaran air, udara, dan tanah juga masih belum tertangani secara tepat karena
semakin pesatnya aktivitas pembangunan yang kurang memperhatikan aspek kelestarian
fungsi lingkungan. Oleh karena itu, kebijakan pengelolaan lingkungan hidup secara tepat akan
dapat mendorong perilaku masyarakat untuk menerapkan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan agar tidak terjadi krisis SDA, khususnya air, pangan, dan energi.
Kerusakan dan pencemaran lingkungan yang terjadi baik di perkotaan maupun
pedesaan terus terjadi. Kerusakan sumber daya alam (SDA) dan penurunan mutu lingkungan
secara drastis tersebut menyebabkan perubahan tatanan dan fungsi lingkungan hidup. Hal ini
menyebabkan munculnya ancaman global seperti perubahan iklim global, rusaknya
keanekaragaman hayati, serta meningkatnya produksi gas rumah kaca.

B. Keadaan Demografi
DIY memiliki penduduk sebesar 3.637.116 jiwa pada tahun 2014, sedangkan menurut
proyeksi BPS jumlah penduduk DIY tahun 2015 sebesar 3.720.912 jiwa dengan kepadatan
penduduk sebesar 1.085 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan tertinggi terdapat di Kota
Yogyakarta yaitu sebesar 11.958 jiwa per kilometer persegi.

Tabel 1. Penduduk Berdasarkan Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2015

Kabupaten/Kota Jumlah

Kulon Progo 416.683

Bantul 983.527

Gunung Kidul 722.479

Sleman 1.180.479

Yogyakarta 417.744

DI Yogyakarta 3.720.912

Sumber :BPS DIY, 2015

Profil Kesehatan DIY 2015


16

Perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan pada DIY relatif seimbang.


Penduduk dengan jenis kelamin laki-laki adalah 49,5%. Sementara itu, penduduk perempuan
adalah 50,5%. Perbandingan yang relatif seimbang ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk
perempuan sedikit lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.

Gambar 2. Piramida Penduduk D.I.Yogyakarta

Sumber : BPS DIY (hasil Sensus Penduduk tahun 2010)

C. Kondisi Sosial Ekonomi


Komitmen pertama dalam MDG’s adalah penanggulangan kemiskinan dan kelaparan.
Hal ini menyiratkan bahwa kemiskinan merupakan masalah yang mendesak untuk segera
ditanggulangi. Penduduk miskin secara makro dihitung dengan pendekatan kebutuhan
minimum seseorang untuk dapat hidup layak (basic needs approach). Kebutuhan minimum
tersebut mencakup kebutuhan makanan dan kebutuhan non makanan. Berdasarkan
pengukuran kebutuhan minimum komoditas makanan dan non makanan tersebut diperoleh
batas yang disebut sebagai “garis kemiskinan”. Garis tersebut merupakan penjumlahan dari
garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Orang-orang yang mempunyai

Profil Kesehatan DIY 2015


17

pendapatan di bawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Sebaliknya,


orang-orang yang mempunyai pendapatan di atas garis kemiskinan dikategorikan sebagai
penduduk tidak miskin. Laju pertumbuhan ekonomi di DIY selama tiga tahun terakhir
mengalami peningkatan yaitu : pada tahun 2013 sebesar 5,5, tahun 2014 sebesar 5,58 dan
tahun 2015 sebesar 5,97.
Indikator kemiskinan di DIY secara berturut-turut mengalami penurunan sejak tahun
2006 sampai 2011. Pada tahun 2006, persentase penduduk miskin di DIY sebesar 19,15%,
tahun 2008 sebesar 18,02%, tahun 2009 sebesar 16,86%, tahun 2010 sebesar 16,83%.
Sementara itu, data terakhir pada tahun 2011 menunjukkan bahwa angka kemiskinan di DIY
sebesar 16%, tahun 2013 sebesar 15,08%, tahun 2014 sebesar 14,48% dan pada tahun 2015
prosentase penduduk miskin di DIY sebesar 13,84%.

1. Tingkat Pendidikan
DIY mempunyai institusi pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga
Perguruan Tinggi (PT). Jumlah TK hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) tercatat 5.178
unit. Perinciannya, Kota Yogyakarta 533 unit, Sleman 1.297 unit, Gunungkidul 1.409,
Bantul 1.094 unit, serta 845 unit di Kulon Progo. Sementara itu, jenjang Perguruan
Tinggi (PT) pada tahun 2011 tercatat 10 perguruan tinggi negeri dan 112 perguruan tinggi
swasta.
Angka melek huruf merupakan salah satu indikator dalam mencapai Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Angka melek huruf di DIY yang sebesar 90,84%. Kondisi
ini menempatkan DIY pada peringkat ke-23 dalam IPM secara nasional. Meskipun
begitu, rata-rata lama sekolah di DIY masih dirasa cukup tinggi yaitu sebesar 9,07 tahun
yang merupakan peringkat ke-3 secara nasional setelah Provinsi Riau dan DKI.
Indikator mutu pendidikan di DIY dapat dilihat dari tingginya angka partisipasi di
dalam bidang pendidikan, yang terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka
Partisipasi Murni (APM). APK untuk jenjang SD/MI DIY pada tahun 2010 sebesar
99,69%. Sementara itu, APM tingkat SLTP pada tahun 2010 sebesar 94,02% dan 73,06%
untuk SLTA (tahun sebelumnya 72,26 %). Angka-angka tersebut mengalami kenaikan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya walaupun relatif kecil.

Profil Kesehatan DIY 2015


18

Tingkat partisipasi pendidikan anak usia dini (0-6 tahun) dalam mengikuti
pendidikan pra-sekolah sudah mencapai 70%. Angka Partisipasi Sekolah (APS)
penduduk usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun sebesar 100%. Sementara itu, APS penduduk
usia 16-18 tahun sebesar 79,89 %. Masing-masing angka APS tersebut telah melampaui
Standard Partisipasi Minimal (SPM) yaitu sebesar 95%, 95%, dan 60,00%.
Anak berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan telah mencapai 63,24%.
Sementara itu, angka melek aksara penduduk usia 15 tahun ke atas mencapai 85,8% dan
sebagian besar berusia lebih dari 45 tahun. Angka melek huruf pada penduduk pria dan
wanita relatif sama yaitu sekitar 70,8%.
Produksi tenaga kesehatan oleh sarana pendidikan cukup tinggi namun daya
serapnya masih rendah. Institusi pendidikan kesehatan di DIY terus mengalami
perkembangan. Sejak tahun 2009, tercatat jumlah institusi penyelenggara pendidikan
kesehatan di DIY mencapai 51 institusi yang terdiri dari jenjang D3 dan S1. Perincian
untuk jenjang D3 adalah sebagai berikut : (1) D3 keperawatan sebanyak 11 institusi, (2)
D3 Gizi 3 institusi, (3) D3 Analis 2 institusi, (4) D3 Lingkungan 2 institusi, (5) D3
Kebidanan 7 institusi, dan (6) D3 Farmasi 1 institusi. Sementara itu, untuk jenjang S1
perinciannya adalah sebagai berikut : (1) Fakultas Kedokteran 4 institusi, (2) Fakultas
Kedokteran Gigi 1 institusi, (3) Farmasi 4 institusi, (4) Kesehatan Masyarakat 4 institusi,
(5) Keperawatan 8 institusi, dan (6) Gizi 1 institusi.
Pola manajemen pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan telah menyesuaikan
dengan Pemerintah Daerah. Meskipun begitu, koordinasi peningkatan kualitas tenaga
dengan lembaga pendidikan masih kurang. Sementara itu, peran swasta cenderung kurang
terkendali karena kegunaan dan mutu belum sesuai kebutuhan dan kemampuan
penyerapan yang diakibatkan terbatasnya dana dalam rekruitmen dan pemeliharaan
tenaga, profesionalisme, kompetensi dan etika SDM kesehatan, serta berkaitan dengan
proses produksi (pendidikan dan training).
2. Pekerjaan
Keterbatasan lapangan kerja menyebabkan tidak semua angkatan kerja yang
tersedia dapat terserap di pasar kerja. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mencatat
jumlah pencari kerja pada tahun 2012 sebanyak 87.541 orang, meningkat sekitar 0.94%
dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 86.726 orang. Mereka terdiri dari 52,13% laki-

Profil Kesehatan DIY 2015


19

laki dan 47,87% perempuan. Dari jumlah tersebut sebesar 2,74% berpendidikan SD,
5,03% berpendidikan SLTP, 34,32% berpendidikan SLTA, 13,06% berpendidikan D1-
D3, 43,40% berpendidikan D4-S1, serta 1,45% berpendidikan S2-S3. Sementara itu,
persentase lowongan pekerjaan yang tersedia dalam penempatan masing-masing adalah
18,06% dan 13,82% dari total pencari kerja.
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada bulan Agustus 2012 membagi
penduduk DIY umur 15 tahun ke atas berdasarkan kegiatannya. Hasilnya menunjukkan
bahwa 70,85% merupakan angkatan kerja (68,04% bekerja dan 2,81% pengangguran).
Sementara itu, sisanya sebesar 29,15% merupakan bukan angkatan kerja (sekolah
10,18%, mengurus rumah tangga 15,03%, dan lainnya 3,94%).

Tabel 2. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan


Pekerjaan Utama dan Kabupaten/Kota di D.I Yogyakarta

Lapangan Pekerjaan Kabupaten/Kota


No
Utama
K. Progo Bantul G.Kidul Sleman Yogyakarta DIY
1 Pertanian 96.333 76.393 218.034 111.054 756 502.570
2 Industri Pengolahan 36.657 110.605 43.641 68.569 23.130 282.602
3 Perdagangan Besar, Eceran, 36.853 126.532 67.468 137.877 95.685 464.415
& Rumah Makan
4 Jasa-jasa 30.749 89.673 42.704 133.798 53.458 350.382
5 Lainnya 17.450 85.570 42.968 93.140 28.611 267.739
Total 218.042 488.773 414.815 544.438 201.640 1.867.708
Sumber : Sakernas Agustus 2012, BPS D.I. Yogyakarta

Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian
kemudian disusul sektor jasa-jasa lainnya. Realitas ini menunjukkan bahwa sektor
pertanian dan sektor jasa memberikan kontribusi paling banyak dalam menyerap tenaga
kerja. Sektor pertanian dan jasa cukup dominan dalam menciptakan lapangan kerja.
Selain itu, sektor yang potensial untuk dikembangkan antara lain sektor pariwisata, sektor
perdagangan, dan egara industri terutama industri kecil menengah serta kerajinan.
Sektor-sektor tersebut dapat dikembangkan sebagai penunjang keterserapan tenaga kerja.
Jumlah angkatan kerja DIY tahun 2013 adalah 1.946.438 orang, tahun 2014
sebanyak 1.953.928 orang sedangkan pada tahun 2015 tercatat sebesar 1.968.909 orang.
Sedangkan pengangguran terbuka di DIY mengalami penurunan selama tiga tahun

Profil Kesehatan DIY 2015


20

terakhir yaitu : tahun 2013 sejumlah 88.23 orang, tahun 2014 sebesar 84.285 orang dan
tahun 2015 sebesar 80.147 orang.

3. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)


Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah
penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat
dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua.
Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun
dengan jumlah penduduk umur 15–64 tahun. Rasio Ketergantungan Tua adalah
perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia
15-64 tahun. Berdasarkan data umur tahun 2012, dependency ratio DIY adalah sebagai
berikut :
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Kelompok umur Jumlah


0 – 14 792.348
15 – 64 2.495.896
≥65 344.592
Sumber : BPS DIY Tahun 2013

Berdasarkan data di atas dapat ditentukan dependency ratio muda sebesar


792.348/2.495.896=0.32*100%=32%. Sementara itu, dependency ratio tuanya sebesar
344.592/2.495.896=0.14*100%=14%. Berdasarkan hasil tersebut dapat kita
interpretasikan bahwa dependency ratio total adalah sebesar 46%. Artinya, pada setiap
100 orang yang berusia kerja (produktif) mempunyai tanggungan terhadap 46 orang yang
dianggap tidak produktif.

Profil Kesehatan DIY 2015


21

BAB III SITUASI DERAJAT & UPAYA KESEHATAN

A. Derajat Kesehatan Masyarakat


Derajat kesehatan masyarakat adalah gambaran kemampuan atau kinerja petugas
kesehatan untuk mencapai egara or kesehatan. Sementara itu, egara or kesehatan
masyarakat adalah rangkuman angka yang dirancang untuk menggambarkan aspek-aspek
tertentu dari kinerja kesehatan atau egara kesehatan (AIHW, 2013). Indikator kesehatan
yang dinilai paling peka dan telah disepakati secara nasional sebagai ukuran derajat kesehatan
suatu wilayah meliputi : (1) Umur Harapan Hidup (UHH), (2) Angka Kematian Ibu (AKI), (3)
Angka Kematian Bayi (AKB), (4) Angka Kematian Balita (AKABA), dan (5) Status Gizi
Bayi/Balita (Kementrian Kesehatan, 2010).

1. Umur Harapan Hidup (UHH)


Derajat kesehatan masyarakat yang tinggi dapat digunakan sebagai egara or
keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan egara ekonomi yang secara
tidak langsung dapat meningkatkan umur harapan hidup (UHH). Menurut Statistik
Indonesia, umur harapan hidup pada saat lahir (life expectancy at birth) ialah rata-rata
tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu. Umur
harapan hidup di suatu wilayah berbeda dengan wilayah lainnya tergantung dari kualitas
hidup yang mampu dicapai oleh penduduk (Sugiantari, 2013).
World Health Organization (2014) menyebutkan bahwa angka harapan hidup saat
lahir mencerminkan tingkat kematian keseluruhan populasi. Angka harapan hidup saat
lahir merangkum pola mortalitas yang berlaku di semua kelompok umur pada tahun
tertentu (anak dan remaja, dewasa, dan orang tua).
Umur harapan hidup diperoleh melalui egara yang dilaksanakan oleh Badan Pusat
Satatistik (BPS) yang pelaksanaannya tidak tentu setiap tahunnya. Akibatnya, angka
tersebut tidak tersedia setiap tahun. Oleh karena itu, usia harapan hidup dapat diperoleh
melalui laporan rutin yang diperoleh melalui fasilitas kesehatan dengan mekanisme
tertentu dan disampaikan kepada Dinas Kesehatan DIY.

Profil Kesehatan DIY 2015


22

Umur harapan hidup di DIY lebih tinggi dibandingkan dengan umur harapan hidup
nasional. Umur harapan hidup nasional adalah 69.43 tahun (Kementrian Kesehatan, 2010).
Sementara itu umur harapan hidup di DIY mencapai 74 tahun. Umur harapan hidup di DIY
tergolong tinggi jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia. Selain DIY,
provinsi lain yang memiliki umur harapan hidup tinggi adalah DKI Jakarta dan Bali. Umur
harapan hidup di DKI Jakarta adalah 76,2 tahun. Sementara itu, umur harapan hidup di
Bali adalah 74,3 tahun (BPS Indonesia, 2012).

Gambar 3. Grafik Umur Harapan Hidup di DIY Hasil Sensus Penduduk

Grafik di atas menunjukkan bahwa umur harapan hidup di DIY mengalami


peningkatan sejak 40 tahun terakhir. Peningkatan ini terjadi di semua jenis kelamin.
Meskipun begitu, umur harapan hidup perempuan (76 tahun) lebih tinggi dibandingkan
laki-laki (72 tahun).
Peningkatan umur harapan hidup yang terjadi di DIY dipengaruhi oleh banyak
egara. Kesehatan menjadi salah satu egara yang memiliki peran penting dalam
peningkatan tersebut. Peran pengaruh kesehatan dalam meningkatkan usia harapan hidup
ditunjukkan dari semakin menurunnya angka kematian, perbaikan egara pelayanan
kesehatan, dan perbaikan gizi di masyarakat.

2. Tingkat Kematian (Mortalitas)


a. Kasus Kematian Ibu
Kematian ibu atau maternal death menurut batasan dari Tenth Revision of The
International Classification of Disease (ICD-10) adalah kematian wanita yang terjadi
pada saat kehamilan, atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan. Kematian ibu

Profil Kesehatan DIY 2015


23

disebabkan oleh kejadian yang berhubungan dengan kehamilan, atau yang diperberat
oleh kehamilan tersebut atau penanganannya. Kematian ibu bukan kematian yang
disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan (WHO, 2010).
Angka kematian ibu (AKI) termasuk di dalam target pencapaian Millenium
Development Goals (MDGs) nomor lima. MDGs menargetkan bahwa setiap egara
yang telah menyepakati MDGs harus berhasil mengurangi ¾ resiko jumlah kematian
ibu. Oleh karena itu, Indonesia harus berhasil menurunkan angka kematian ibu menjadi
102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Indonesia terancam gagal memenuhi target MDGs tahun 2015. Data
menunjukkan bahwa AKI di Indonesia berdasarkan SDKI tahun 2012 (359 per 100.000
kelahiran hidup) mengalami peningkatan dibandingkan SDKI tahun 2007 (228 per
100.000 kelahiran hidup). Padahal, sebelumnya, AKI sempat menurun secara bertahap,
dari 390 (1991) menjadi 334 (1997), 307 (2003), dan 228 (2007).

Gambar 4. Jumlah Kematian Ibu, Bayi dan Balita di DIY

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah kematian ibu di DIY tahun 2014 (40
ibu) mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013 (46 ibu). Pada tahun 2015
penurunan jumlah kematian ibu sangat siknifikan yaitu sebesar 29 kasus. Penurunan
jumlah kematian juga terjadi pada kematian neonatus, bayi dan balita. Penyebab
kematian ibu yang paling banyak ditemukan di DIY adalah lain-lain, yaitu karena
jantung (1), TB (5), Emboli (1), tyroid (1), strok (1).

Profil Kesehatan DIY 2015


24

Gambar 5. Penyebab Kematian Ibu Tahun 2015 di DIY


b. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate) merupakan salah satu indikator
penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat karena dapat menggambarkan
kesehatan penduduk secara umum. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat
kesehatan dan kesejahteraan. Angka kematian bayi tersebut dapat didefenisikan sebagai
kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu
tahun (BPS Indonesia, 2014).
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator kesehatan yang termasuk di
dalam salah satu target MDGs. MDGs menargetkan bahwa setiap negara yang telah
berkomitmen di dalam MDGs harus mampu menurunkan ⅔ angka kematian bayi dari
kondisi tahun 1999. Oleh karena itu, AKB di Indonesia harus berada kurang dari atau
sama dengan 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Hasil SDKI 2012 menunjukkan bahwa AKB DIY menduduki peringkat lima
besar terbaik secara nasional bersama dengan Kalimantan Timur, DKI Jakarta, Riau,
dan Sulawesi Selatan (SDKI, 2012). Meskipun begitu, DIY belum mampu memenuhi
target MDGs karena AKB tahun 2012 masih berada di angka 25 per 1000 kelahiran
hidup.

Profil Kesehatan DIY 2015


25

Gambar 6. Angka Kematian Bayi, SDKI 2012 & 2007


Penyebab umum kematian bayi di DIY adalah berat bayi lahir rendah (BBLR)
dan sepsis. Selain itu, penyebab lain kematian bayi yang sering dijumpai di DIY antara
lain asfiksi pada saat lahir karena lama di jalan kelahiran, letak melintang, serta
panggul sempit.

c. Angka Kematian Balita (AKBA)


Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru
lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari). Oleh
karena itu, angka kematian balita adalah jumlah kematian anak berusia 0 sampai
menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari) selama satu tahun tertentu per 1000
anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi) (BPS
Indonesia, 2014).
Angka Kematian Blaita (AKBA) termasuk di dalam salah satu target MDGs.
MDGs menargetkan AKBA tahun 2015 mampu berkurang menjadi ⅔ dari kondisi
tahun 1999. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia menargetkan agar AKBA Indonesia
berada pada angka 32 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2015.
Hasil SDKI tahun 2012 menunjukkan bahwa AKBA DIY sebesar 30 per 1000
kelahiran hidup. Sementara itu, profil kesehatan DIY tahun 2012 menyebutkan bahwa
AKBA DIY adalah 9,8 per 1000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan bahwa DIY
telah memenuhi target Pemerintah Indonesia (32 per 1000 kelahiran hidup).

Profil Kesehatan DIY 2015


26

3. Status Gizi
Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan sumber daya manusia dan
kualitas hidup. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat (Almatsier, 2001:3). Sedangkan menurut Suhardjo (2003:256) status
gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan
makanan.

a. Status Gizi Bayi/Balita


Status gizi bayi/balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Penilaian status gizi bayi/balita dapat dilakukan dengan
pengukuran antropometri. Indikator yang diukur ada 3 macam, yaitu berat badan menurut
umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB). Indikator yang sering digunakan adalah berat badan menurut umur (BB/U). Hasil
yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan data dari WHO, dimana gizi normal
adalah nilai z-score didalam ±2SD, gizi kurang adalah nilai z-score kurang dari -2SD tetapi
lebih dari -3SD, gizi buruk adalah nilai z-score kurang dari -3SD dan gizi lebih adalah nilai
z-score lebih dari 2SD (Arisman, 2007).
(i) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir dengan berat badan saat
lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram). Prevalensi BBLR di DIY tahun
2015 adalah 5,32%. Angka ini lebih rendah dari prevalensi BBLR tingkat nasional yang
mencapai 8,8% (Kemenkes RI, 2010). Angka prevalensi BBLR (%) selama 3 tahun
terakhir adalah sebagai berikut :
No. Kabupaten/Kota Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
1. Kulon Progo 6,05 7,11 6,95
2. Bantul 3,49 3,58 3,62
3. Gunung Kidul 6,45 6,19 7,33
4. Sleman 4,30 4,85 4,81
5. Yogyakarta 5,15 5,65 6,45
DIY 4,73 4,71 5,32

Profil Kesehatan DIY 2015


27

(ii) Gizi Buruk dan Gizi Kurang


Keadaan gizi buruk dan kurang dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap
berbagai penyakit, terutama penyakit infeksi yang mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan fisik, serta mental dan jaringan otak.

Gambar 7. Prevalensi Balita Gizi Buruk & Kurang (KEP) DIY

Gambar di atas menunjukkan bahwa prevalensi balita Kurang Energi Protein (Gizi
Buruk dan Kurang) di DIY tahun 2015 sebesar 8,04. Prevalensi KEP ini menurun
dibandingkan dengan tahun 2013 tetapi sedikit lebih tinggi dari tahun 2014. Angka
prevalensi selama tiga tahun terakhir masih berkisar pada angka 8 yang menunjukan bahwa
upaya yang dilakukan dalam rangka penurunan prevalensi KEP Balita di DIY belum
tercapai secara maksimal. Kondisi paling tinggi prevalensi balita KEP adalah Kabupaten
Kulon Progo dan Bantul.

Profil Kesehatan DIY 2015


28

Gambar 8. Prevalensi Balita Gizi Kurang DIY tahun 2014

(iii) Bawah Garis Merah (BGM)


Bawah Garis Merah (BGM) merupakan standar yang biasa digunakan untuk
menggambarkan status gizi balita. Balita BGM adalah balita yang ditimbang berat
badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat
(KMS). BGM dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh serta menganggu
pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan jaringan otak.
BGM memang bukan menunjukkan keadaan gizi buruk, tetapi sebagai peringatan
untuk konfirmasi dan tindak lanjut, karena apabila balita BGM tidak segera ditangani,
maka akan semakin memperburuk kesehatan Balita tersebut sehingga bisa menimbulkan
kematian Balita. Padahal, badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan 54% kematian
bayi dan anak dilatarbelakangi oleh keadaan gizi yang buruk. Sementara itu, hasil
penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa gizi buruk menyebabkan 80% kematian anak
(WHO, 2011).
Tabel 5. Persentase BGM di DIY Tahun 2013-2015

Kab/kota 2013(%) 2014(%) 2015(%)


Kota Yogyakarta 1.9 1.06 1.06
Bantul 1.06 0.74 0.60
Kulon Progo 0.91 0.88 0.87
Gunungkidul 1.15 0.90 1.69
Sleman 0.74 0.58 0.47
Provinsi 0.98 0.77 0.84
Sumber : Seksi Gizi Dinas Kesehatan DIY, 2016

Profil Kesehatan DIY 2015


29

Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase BGM di DIY mengalami peningkatan


pada tahun 2015, persentase BGM di DIY mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
tahun 2013 (0,98%) dan naik pada tahun 2015 (0,84%) dibanding tahun 2014 (0,77%).
Angka ini menunjukkkan bahwa upaya penurunan prevalensi BGM di DIY masih belum
berjalan secara optimal mengingat hasil cakupan penemuan kasus BGM pada Balita masih
fluktuatif.

(iv) Stunted
Stunted adalah pertumbuhan yang terhambat (tumbuh pendek). Stunted terjadi
akibat kegagalan pada saat proses tumbuh kembang seorang anak karena kondisi kesehatan
dan asupan gizi yang tidak optimal. Stunted sering berkaitan erat dengan kondisi sosial
ekonomi, paparan suatu penyakit, dan asupan gizi yang kurang secara kuantitas dan
kualitas (WHO, 2014). Stunted merupakan keadaan tubuh yang pendek dan sangat pendek
sehingga melampaui defisit -2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan (Manary &
Solomons, 2009).
Stunted merupakan masalah kesehatan masyarakat karena berhubungan dengan
meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan motorik terlambat,
dan terhambatnya pertumbuhan mental (Waterlow, 1994). Anak-anak stunted menghadapi
kemungkinan yang lebih besar untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang kurang
berpendidikan, miskin, kurang sehat dan lebih rentan terhadap penyakit tidak menular
(UNICEF, 2004).

Gambar 9. Prevalensi Balita stunting di DIY Tahun 2015

Profil Kesehatan DIY 2015


30

Prevalensi balita pendek di DIY pada tahun 2015 sebesar 14,36 tidak ada
penurunan dari tahun 2014 meskipun pada tahun 2013 berada pada angka 15,88.
Kabupaten yang memiliki angka prevalensi balita pendek terbesar adalah Gunung Kidul
(19,82) disusul Kulon Progo yaitu 16,74. Hal ini menunjukkan bahwa prevalensi balita
pendek di DIY lebih tinggi jika dibandingkan dengan Riskesdas tahun 2010 (10.2%).

(v) Gizi Lebih


Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada saat ini mengalami permasalahan gizi
ganda. Di satu sisi, masih banyak ditemukan Balita menderita gizi kurang dan gizi buruk.
Di sisi lain, Balita dengan kasus gizi lebih mulai banyak ditemukan di DIY.
Gizi lebih pada anak umum-nya lebih ringan dibandingkan dengan obesitas pada
orang dewasa. Akan tetapi, kasus gizi lebih derajat berat pada anak mungkin telah disertai
gangguan pernapasan, hipertensi, dermatitis, dan lain-lain. Meskipun begitu, gizi lebih
yang dibiarkan cenderung akan berlanjut menjadi kelebihan berat badan pada saat dewasa.
Gizi lebih di DIY juga merupakan masalah kesehatan yang harus mendapatkan
perhatian. Berdasarkan Pemantauan Status Gizi di DIY dari tahun 2013 sampai tahun 2015
bahwa Balita kegemukan (berat badan per Umur) tahun 2013 adalah 6,44%, menurun
menjadi 5,84% (Tahun 2014) dan 3,81% (tahun 2015). Permasalahan balita kegemukan
berdasarkan pemantauan status gizi (BB/U) dari tiap Kabupaten/Kota menunjukkan Kota
Yogyakarta tertinggi, tetapi dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan yang
signifikan, sedangkan untuk Kabupaten Kulon Progo hampir tidak mengalami perubahan
yang berarti.

Profil Kesehatan DIY 2015


31

Gambar 10. Prevalensi Balita Kegemukan DIY tahun 2013 - 2015

(vi) ASI Ekslusif


ASI adalah gold-standard bagi nutrisi dan pertumbuhan bayi. (AAP, 2005; WHO,
2006). ASI adalah salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi bayi umur 0-6 bulan.
Selain itu, pemberian ASI secara eksklusif menghindarkan bayi dari kematian yang
disebabkan oleh penyakit anak, mempercepat penyembuhan selama sakit, dan membantu
dalam proses kelahiran (Baker, 2009).
ASI eksklusif adalah pemberian makanan kepada bayi berupa ASI saja tanpa
tambahan makanan apapun kecuali obat dan air putih yang diminum bersama dengan obat
dari usia 0-6 bulan (WHO, 2006). Definisi ASI eksklusif yang dikeluarkan oleh WHO ini
sangat sulit diterapkan karena berbagai macam faktor sosial dan budaya.
Jumlah ibu menyusui di Indonesia semakin menurun meskipun ASI eksklusif
memiliki banyak keunggulan. Ibu Indonesia cenderung memilih memberikan susu formula
kepada bayinya. Perilaku ini berkembang menjadi gengsi pada sebagian ibu. Perilaku salah
ini ditiru oleh ibu dari keluarga kurang mampu. Akibatnya, ibu dari keluarga kurang
mampu memberikan susu formula sangat encer dan tidak memenuhi kebutuhan gizi bayi
(Roesli, 2008).

Gambar 11. Prosentase Bayi Mendapat ASI Eksklusif DIY

Grafik di atas menunjukkan bahwa persentase pemberian ASI eksklusif di DIY


terus mengalami peningkatan sejak tahun 2013. Peningkatan tersebut juga terjadi di
seluruh Kabupaten/Kota di DIY. Sementara itu, persentase pemberian ASI eksklusif paling
tinggi terjadi di Kabupaten Sleman dan paling rendah terjadi di Gunungkidul. Upaya

Profil Kesehatan DIY 2015


32

promosi melalui berbagai media tentang pentingnya ASI eksklusif masih terus dilakukan
meskipun capaian program semakin meningkat.

b. Status Gizi Ibu Hamil


Status gizi selama kehamilan adalah salah satu faktor penting dalam menentukan
pertumbuhan janin. Status gizi ibu hamil akan berdampak pada berat badan lahir, angka
kematian perinatal, keadaan kesehatan perinatal, dan pertumbuhan bayi setelah kelahiran
(Adair dan Bisgrove, 1991). Situasi status gizi ibu hamil sering digambarkan melalui
prevalensi anemia dan Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil.
(i) Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah hemoglobin dalam darah kurang dari
normal. Hemoglobin ini dibuat di dalam sel darah merah, sehingga anemia dapat terjadi
baik karena sel darah merah mengandung terlalu sedikit hemoglobin maupun karena
jumlah sel darah yang tidak cukup.
American Society of Hematology mengungkapkan bahwa anemia ringan (9-10,4
g/dL) adalah kondisi normal yang dialami selama kehamilan karena adanya peningkatan
volume darah. Sementara itu, anemia berat (<7,5 g/dL) dapat menyebabkan bayi berisiko
menderita anemia pada masa kanak-kanak. Anemia pada dua trimester pertama akan
meningkatkan risiko persalinan premature atau BBLR. Selain itu, anemia akan
meningkatkan risiko pendarahan selama persalinan dan membuat ibu lebih sulit melawan
infeksi.
Hasil penelitian Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa
prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia adalah 50-63%. Sementara itu, penelitian
Pusponegoro dan Anemia World Map pada waktu yang sama menyebutkan 51% wanita
hamil menderita anemia sehingga menyebabkan kematian hingga 300 jiwa perhari.

Profil Kesehatan DIY 2015


33

Gambar 12. Prevalensi Bumil Anemia di DIY

Prevalensi anemia ibu hamil di DIY mengalami penurunan sejak tahun 2009,
prevalensi anemia ibu hamil di DIY tahun 2015 (14,85%) sudah memenuhi target Renstra
DIY (56%). Meskipun begitu, peningkatan prevalensi anemia masih terjadi di beberapa
Kabupaten/Kota di DIY antara lain; Yogyakarta dan Sleman. Upaya menuruman
prevalensi anemia ibu hamil harus lebih dilakukan secara optimal mengingat target
penurunan jumlah kematian ibu menjadi prioritas permasalahan kesehatan di DIY.

(ii) Kurang Energi Kronis (KEK)


Kurang Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana seseorang mengalami
kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Dengan
ditandai berat badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus dan dengan Lingkar Lengan Atas
(LILA) kurang dari 23,5 cm (Depkes,1999).
Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa persentase ibu hamil di Indonesia
yang mengkonsumsi energi di bawah 70% Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah 44.8%.
Sementara itu, proporsi ibu hamil KEK usia 15-19 tahun di Indonesia mencapai 31%
(Bappenas, 2012).

Profil Kesehatan DIY 2015


34

Gambar 13. Prevalensi Bumil KEK DIY

Prevalensi ibu hamil yang menderita KEK di DIY tahun 2015 adalah 9,11%.
Prevalensi Bumil KEK di DIY selama tahu 2013 sampai dengan tahun 2015 mengalami
penurunan, begitu juga dengan angka di masing-masing Kabupaten/Kota, akan tetapi
beberapa Kabupaten masih menunjukkan angka yang tinggi diatas rata rata DIY, yaitu
Kota Yogyakarta, Gunung Kidul dan Kulon Progo. Permasalahan Bumil KEK merupakan
permasalahan mendasar yang perlu mendapatkan penanganan yang lebih baik, mengingat
status kesehatan ibu hamil sangat menentukan dalam penurunan angka kematian ibu dan
bayi.

4. Morbiditas
a. Pola Penyakit
Pola penyakit di DIY dipantau oleh sistem Surveilans Terpadu Penyakit (STP) dan
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Puskesmas, Rumah Sakit, dan tempat pelayanan
kesehatan lainnya. Pemantauan dilakukan terhadap kunjungan pasien di tempat-tempat
pelayanan kesehatan tersebut.
(i) Surveillans Terpadu Penyakit (STP)
Pemantauan STP dilakukan setiap bulan berdasarkan laporan dari Puskesmas
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Selanjutnya, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
akan meneruskan ke Dinas Kesehatan DIY untuk dilakukan pengolahan dan pengamatan
secara terus menerus terhadap penyakit yang berpotensi menyebabkan terjadinya wabah.

Profil Kesehatan DIY 2015


35

Gambar 14. Pola 10 Besar Penyakit di DIY Tahun 2015


berdasarkan STP Puskesmas

Grafik di atas menunjukkan bahwa diare adalah penyakit yang sering muncul di
DIY pada tahun 2015 berdasarkan STP Puskesmas. Secara berurutan, 10 penyakit yang
sering muncul di tahun 2015 adalah diare, hipertensi, influenza, diabetes mellitus, tifus
perut klinis, pneumoni, tersangka Tuberkolosis (TBC) paru, DBD, Demam Dengue dan
TBC paru (BTA) (+).

Grafik 15. Pola Penyakit di DIY Tahun 2015 berdasarkan STP Rawat Inap RS

Grafik di atas menunjukkan bahwa 10 besar penyakit di DIY berdasarkan STP


rawat inap di rumah sakit berbeda dengan STP Puskesamas. STP rawat inap di rumah sakit
menunjukkan bahwa Penyakit Tidak Menular (PTM) masuk dalam 10 besar penyakit di
DIY . Sementara itu, diare menjadi penyakit paling dominan berdasarkan STP rawat inap
di rumah sakit.
(ii) Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
Profil Kesehatan DIY 2015
36

SIRS merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data rumah
sakit. Data-data dari rumah sakit tersebut dikirimkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kementrian Kesehatan RI. Jenis
pelaporan jika ditinjau dari waktu pelaporannya adalah laporan updating, laporan bulanan,
dan laporan tahunan. Laporan updating ditetapkan berdasarkan kebutuhan informasi untuk
pengembangan program dan kebijakan dalam bidang perumahsakitan.

Gambar 16. Pola 10 Besar Penyakit Ranap RS di DIY Tahun 2014

Grafik di atas menunjukkan bahwa 10 besar penyakit di DIY berdasarkan SIRS


didominasi oleh penyakit menular (diare & demam berdarah). ISPA masih menjadi
penyakit utama berdasarkan SIRS rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit.
Sementara itu, hipertensi adalah penyakit tidak menular yang masuk dalam 10 besar
penyakit di DIY berdasarkan SIRS.

b. Penyakit Menular
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aealbopictus yang
terinfeksi. Virus DBD biasa disebut dengan DEN. Ada beberapa tipe virus dengue
antara lain DEN-1, DEN-2, dan DEN-3 (Shepherd, 2012).
Penelitian yang dilakukan di Malaysia menunjukkan bahwa terdapat 10.000
kasus DBD di Malaysia setiap tahunnya dan menyebabkan negara tersebut mengalami

Profil Kesehatan DIY 2015


37

kerugian US$ 13 juta per tahun. Kerugian ini setara dengan 940.000 hari kerja yang
hilang.

Gambar 17. Pola Kasus DBD di DIY Tahun 2014 - 2015

Laporan yang didapatkan dari Seksi Penanggulangan Penyakit (P2)


menunjukkan bahwa angka kejadian (IR) DBD meningkat menjadi 90,70/100.000
penduduk pada tahun 2013. Tetapi pada tahun 2014 mengalami sedikit penurunan.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional (18/100.000
penduduk).
Peningkatan case fatality rate (CFR) DBD terjadi pada tahun 2010
(0,64/100.000 penduduk) seiring dengan peningkatan tajam angka IR DBD pada tahun
tersebut. Meskipun begitu, trend CFR penyakit DBD di DIY terlihat menurun sejak
tahun 2010. Pada tahun 2011, angka CFR penyakit DBD sebesar 0,5/100.000
penduduk. Pada tahun 2012, CFR akibat penyakit DBD turun menjadi 0,21/100.000
penduduk. CFR DBD di DIY tahun 2013 adalah 0,51% masih lebih rendah
dibandingkan CFR DBD pada tingkat nasional (0,89%). Jumlah kematian pada tahun
2014 mengalami penurunan (13 orang).
Jumlah kasus DBD paling banyak ditemukan di Kota Yogyakarta
(235,44/100.000 penduduk). Sementara itu, jumlah kasus DBD paling sedikit
ditemukan di Kabupaten Kulonprogo (34,97/100.000 penduduk). Kasus DBD pada

Profil Kesehatan DIY 2015


38

Tahun 2014 tercatat paling sedikit di Kabupaten Kulon Progo (124 kasus) sedangkan
kasus di Kota Yogyakarta (411 kasus), Bantul (555 kasus), Sleman (538 kasus), dan
Gunung Kidul (327 kasus). Jumlah kasus DBD dan Inciden Rate DBD di DIY selama
tahun 2009 sampai 2015 sebagai berikut :

Gambar 18. Jumlah Kasus DBD di DIY


Angka IR maupun CFR DBD di DIY masih memiliki kemungkinan untuk
meningkat. Alasannya, faktor risiko penularan penyakit DBD di DIY masih tinggi di
masyarakat. Angka bebas jentik di DIY pada tahun 2012 adalah 91,81%. Angka ini
telah mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 (76,85%). Meskipun begitu,
angka ini masih berada di bawah standard minimal yang seharusnya (95%).

2. Tuberkulosis (TBC)
Penyakit tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit infeksi kronis yang terutama
menyerang paru-paru namun bisa juga menyerang organ-organ lain. Penyakit ini
disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis kompleks antara lain Mycobacterium
tuberculosis, Mycobacterium bovis, Mycobacterium africanum. Bakteri tersebut
merupakan bakteri tahan asam berbentuk batang dan bersifat aerobik. Penyakit TBC
menular melalui droplet yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi TBC. Selain itu
penularan TBC bersifat kontak lama dan terus menerus (Raviglione, 2009).
TBC adalah penyakit yang dapat mengancam derajat kesehatan masyarakat.
TBC dapat menimbulkan angka kematian yang tinggi. Selain itu, TBC mampu
menjadi comorbid berbagai penyakit fatal lainnya seperti HIV/AIDS, penyakit paru
obstruksi, dan lain sebagainya. TBC memegang peranan penting dalam kasus

Profil Kesehatan DIY 2015


39

kematian dan kesakitan akibat penyakit infeksi saluran pernafasan. Padahal, ISPA
merupakan penyebab kematian terbesar dan memiliki kecenderungan peningkatan.
TBC memegang peranan penting pada angka kesakitan dan kematian pada infeksi
saluran pernafasan karena sifat penularannya.
Target program penanggulangan TBC adalah tercapainya penemuan pasien
baru TBC BTA positif paling sedikit 70% dari perkiraan dan menyembuhkan 85%
dari semua pasien tersebut serta mempertahankannya. Target ini diharapkan dapat
menurunkan tingkat prevalensi dan kematian akibat TBC hingga separuhnya pada
tahun 2010 dibanding tahun 1990, dan mencapai tujuan millenium development goals
(MDGs) pada tahun 2015.

Gambar 19. Cakupan Penemuan Penderita Penyakit Tuberkolosis (TBC) di DIY

Prevalensi penyakit TBC mengalami peningkatan sejak tahun 2000. Pada tahun
2012, prevalensi penyakit TBC adalah 76,89%. Angka ini meningkat dari tahun 2011
(65,65%). Peningkatan prevalensi tersebut terjadi akibat adanya 1351 kasus baru TBC
yang ditemukan pada tahun 2012. Prevalensi penyakit TBC di DIY paling banyak
terdapat di Kabupaten Gunungkidul (64/100.000 penduduk) dan Kota Yogyakarta
(63/100.000 penduduk). Sementara itu, prevalensi TBC paling rendah ditemukan di
Kabupaten Kulon Progo (25/100.000 penduduk). Secara keseluruhan, prevalensi
penyakit TBC di DIY adalah 43 per 100.000 penduduk.

Profil Kesehatan DIY 2015


40

Gambar 20. Sukses Rate TB di DIY


Pada tahun 2012, angka kesembuhan penyakit TBC masih berkisar 84,07%.
Angka ini lebih baik dari tahun sebelumnya yang berkisar 81,31%. Tahun 2014 angka
kesembuhan telah mencapai 86,48%, target nasional (85%). Angka ini dipengaruhi
oleh 5,8% penderita TBC drop out, 1,9% penderita gagal pengobatan (tetap positif),
3,6% penderita pindah pengobatan, dan 4,7% penderita meninggal dunia.
Penemuan penderita tuberkolosis di DIY belum mencapai target yang
diinginkan. Target penemuan penderita TBC adalah 70%. Pada tahun 2009, penemuan
penderita tuberkolosis adalah 52,6%. Pada tahun 2010, angka ini meningkat sedikit
menjadi 53,3%. Sementara itu, pada tahun 2011, angka ini justru mengalami
penurunan menjadi 50,8%. Pada tahun 2012, angka ini meningkat menjadi 53%.
Tahun 2013 cakupan penemuan penderita mencapai 56,51% dan Tahun 2014
meningkat menjadi 58,6%. Tahun 2015menurun menjadi sebesar 56,58%.Rendahnya
angka penemuan kasus TBC di DIY terjadi akibat masih ada Puskesmas dan Rumah
Sakit yang tidak berhasil menemukan penderita baru TBC BTA positif.

Gambar 21. Penemuan BTA TB Anak di DIY Tahun 2015

Profil Kesehatan DIY 2015


41

Case Detection Rate (CDR) atau angka penemuan kasus yang masih rendah
merupakan masalah lain dari penanganan TBC. Penderita yang tidak memperoleh
pengobatan karena belum ditemukan, merupakan sumber penularan yang akan
meningkatkan prevalensi penyakit TBC di DIY.

3. Malaria
Malaria adalah penyakit yang mengancam keselamatan jiwa yang disebabkan
oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.
Parasit yang menjadi penyebab malaria antara lain Plasmodium Falciparum,
Plasmodium Vivax, Plasmodium Malariae, dan Plasmadium Ovale. Namun,
Plasmodium Falciparum dan Plasmodium Vivax merupakan jenis yang paling sering
dijumpai.

Gambar 22. Distribusi Jenis Parasit Penyebab Malaria DIY

Grafik di atas menunjukkan bahwa parasit yang paling banyak menyebabkan


malaria di DIY adalah Plasmodium Falciparum. Plasmodium Falciparum merupakan
jenis yang paling mematikan. Hanya sebagian kecil malaria di DIY yang terjadi akibat
Plasmodium Vivax.
Masalah malaria di suatu wilayah (endemisitas) dapat digambarkan dengan
beberapa macam ukuran, antara lain Annual Parasite Incidence (API) dan Annual
Malaria Incidence (AMI). AMI adalah angka kesakitan malaria (berdasarkan gejala
klinis) per 1000 penduduk dalam 1 tahun yang dinyatakan per mil (‰). Sementara itu,
API adalah angka kesakitan malaria (berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium) per
1000 penduduk dalam 1 tahun yang dinyatakan dalam permil (‰). Sebelum tahun 2007,
AMI sering digunakan sebagai angka kesakitan malaria karena fasilitas pemeriksaan
laboratorium di tingkat Puskesmas masih terbatas. Sementara itu, saat ini API lebih

Profil Kesehatan DIY 2015


42

sering digunakan sehingga diagnosis malaria tidak hanya berdasarkan gejala klinis
tetapi juga hasil laboratorium.

Gambar 23. Trend Kasus Malaria di DIY

Grafik di atas menunjukkan bahwa trend kasus malaria di DIY sempat


mengalami penurunan sejak tahun 2009-2011. Peningkatan tajam terjadi pada tahun
2012 (241 kasus). Kasus-kasus malaria tersebut ditemukan di daerah Kulonprogo.
Kasus malaria pada tahun 2013 menurun jika dibandingkan dengan tahun 2012, etapi
pada tahun 2015 mengalami sedikit peningkatan lagi. Data yang didapatkan dari Seksi
Penanggulangan Penyakit (P2) Dinas Kesehatan DIY menunjukkan bahwa kasus
malaria pada tahun 2013 hanya sebesar 85 kasus dan kasus pada Tahun 2014 sebanyak
86 kasus dan tahun 2015 sebanyak 117 kasus.
Angka API pada tahun 2012 di DIY adalah 0,1 per 1000 penduduk (0,01%) dan
API malaria pada tahun 2013 adalah 0,024%. Angka ini telah memenuhi target yang
diharapkan oleh Pemerintah Indonesia (0,1%).
Malaria tetap menjadi masalah kesehatan di DIY. Episentrum KLB malaria
terjadi di Kabupaten Kulonprogo. Kondisi lingkungan yang belum memadai dan
pemanasan global yang masih terus berlanjut akan memberikan peluang yang tinggi
bagi perkembangan penyakit ini di DIY. Pencanangan DIY Bebas Malaria pada tahun
2016 sudah dipersiapkan dan segera diwujudkan sesuai komitmen bersama Gubernur
dan Bupati Kulon Progo.

4. HIV-AIDS

Profil Kesehatan DIY 2015


43

Penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah penyakit yang


disebabkan oleh virus HIV dan menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sedangkan
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sindrom atau kumpulan gejala
yang timbul karena sangat turunnya kekebalan tubuh penderita HIV dan merupakan
stadium akhir dari HIV (Fauci, 2009).
DIY menempati urutan ke-9 sebagai provinsi dengan penderita HIV-AIDS
terbanyak. Total penderita HIV di DIY tahun 2013 adalah 1323 orang dan total
penderita AIDS di DIY adalah 965 orang. Kejadian HIV pada tahun 2014 untuk laki-
laki 1.118 dan perempuan 377 kasus, sedangkan AIDS untuk laki laki 802 kasus dan
perempuan 366 kasus. Kasus HIV laki laki di tahun 2015 adalah 2078 orang,
perempuan 1000 orang, sedangkan AIDS laki-laki 830 orang dan perempuan 409 orang.
Penemuan kasus HIV berfluktuatif setiap tahunnya. Pada tahun 2010 dan 2011,
penemuan kasus HIV sempat mengalami penurunan hingga di bawah 100 kasus.
Sementara itu, penemuan kasus mengalami peningkatan kembali pada tahun 2012 (244
kasus) dan menurun kembali pada tahun 2013 (134 kasus). Pasien HIV-AIDS di DIY
yang meninggal pada tahun 2013 (9.66%) dan tidak diketahui (2.23%).

Gambar 24. Distribusi Kasus HIV-AIDS Tahun 2015 di DIY

Kasus HIV paling banyak ditemukan pada penduduk usia 20-29 tahun. Kasus
HIV paling sedikit ditemukan pada penduduk usia lebih dari 60 tahun. Meskipun begitu,
kasus HIV-AIDS masih ditemukan pada bayi usia kurang dari 1 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa penularan HIV-AIDS dari ibu ke bayi masih terjadi di DIY.

Profil Kesehatan DIY 2015


44

Gambar 25. Distribusi Faktor Risiko HIV-AIDS

Grafik di atas menunjukkan bahwa faktor risiko HIV-AIDS yang paling banyak
ditemukan di DIY adalah heteroseksual (51%). Hanya sebagian kecil HIV-AIDS yang
disebabkan oleh transfusi darah dan biseksual (1%). Selain itu, masih banyak kasus
HIV-AIDS yang belum diketahui penyebab pastinya (25%).

5. Filariasis
Filariasis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang
ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Terdapat tiga spesies cacing penyebab
Filariasis yaitu: Wuchereria Bancrofti; Brugia malayi; dan Brugia timori. Semua
spesies tersebut terdapat di Indonesia. Namun, lebih dari 70% kasus filariasis di
Indonesia disebabkan oleh Brugia malayi.
Kasus filariasis di DIY ditemukan pada tahun 2011. Kasus filariasis pada saat itu
hanya ditemukan di Kabupaten Gunungkidul. Jumlah kasus yang ditemukan pada saat
itu adalah 6 kasus yang meliputi laki-laki 1 kasus dan perempuan 5 kasus.
Kasus-kasus filariasis yang ditemukan di DIY pada saat itu berasal dari daerah di
luar DIY. Sementara itu, tidak ditemukan kasus baru pada tahun 2013 dan 2014. Oleh
karena itu, kasus-kasus filariasis yang ditemukan pada saat ini adalah kasus filariasis
tahun 2011 yang sudah bersifat kronis. Kasus-kasus tersebut saat ini sudah memasuki
fase L4 atau sudah tidak bersifat menular.
6. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman leptospira yang
ditemukan dalam air seni dan sel-sel hewan yang terkena. Gejala dini leptospirosis
adalah demam, sakit kepala parah, nyeri otot, gerah, muntah, dan mata merah.
Profil Kesehatan DIY 2015
45

Sayangnya, gejala-gejala yang muncul seringkali meniru gejala penyakit lain seperti
salesma yang menyebabkan kesulitan ditegakkannya diagnose. Leptospirosis dalam
tahap lebih parah akan menyebabkan penderitanya mengalami kegagalan ginjal, sakit
kuning, dan pendarahan masuk ke kulit dan selaput lender.

Gambar 26. Jumlah Kasus dan Kematian Leptospirosis di DIY Tahun 2015
Peningkatan kasus leptospirosis terjadi di DIY sejak tahun 2008. Puncaknya,
peningkatan kasus sangat besar terjadi pada tahun 2011 (626 kasus). Pada tahun 2012,
kasus leptospirosis menurun drastis menjadi 72 kasus dengan kematian sebanyak 7
orang. Angka ini meningkat kembali menjadi 161 kasus pada tahun 2013 dengan
kematian sebanyak 6 orang. Jumlah kematian akibat Leptospirosis tahun 2014
dilaporkan 9 orang.
Terjadi peningkatan kasus leptospirosis pada tahun 2013 di semua
Kabupaten/Kota. Selain itu, urutan Kabupaten/Kota berdasarkan jumlah kasus
leptospirosis terbanyak tidak berubah dari tahun 2012 dan tahun 2013. Kasus
leptospirosis paling banyak ditemukan di Kabupaten Bantul dan paling sedikit di
Kabupaten Gunungkidul.

7. Kusta
Penyakit kusta merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh
Mycobacterium Leprae. Penyakit ini menyerang saraf dan ditularkan melalui kontak
langsung dan udara (droplet penderita). Akan tetapi, penularannya harus melalui kontak
yang terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama. Fakta lain tentang kusta yang
jarang diketahui oleh masyarakat adalah bahwa kusta adalah penyakit yang dapat
diobati.

Profil Kesehatan DIY 2015


46

Penyakit kusta terdiri dari dua tipe, Pausi Basiler (PB) dan Multi Basiler (MB).
Pausi Basiler adalah kusta kering yang ditandai dengan bercak putih seperti panu dan
mati rasa atau kurang merasa. Permukaan bercak tersebut kering, kasar, tidak
berkeringat, tidak tumbuh rambut/bulu, dan terjadi di 1-5 tempat. Jika diperiksa
menggunakan laboratorium maka hasil pemeriksaan bakteriologis negatif (-). Kusta
jenis ini mengakibatkan kerusakan saraf tepi namun bersifat tidak menular. Sementara
itu, Multi Basiler adalah kusta basah yang ditandai dengan bercak putih kemerahan
yang tersebar satu-satu atau merata di seluruh tubuh. Bercak terjadi di lebih dari 5
tempat. Selain itu, terjadi penebalan dan pembengkakan di bercak tersebut. Jika
diperiksa menggunakan tes laboratorium maka hasil pemeriksaan bakteriologisnya
positif (+). Kusta jenis ini menyebabkan banyak kerusakan pada saraf tepi dan sangat
mudah menular.
Kusta tidak terlalu banyak dijumpai di DIY. Jumlah penderita kusta tidak terlalu
banyak mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, penderita kusta
mencapai 45 orang. Angka ini menurun pada tahun 2010 menjadi 31 orang dan
meningkat kembali di tahun 2011 menjadi 44 orang. Pada tahun 2012, angka ini
mengalami penurunan kembali menjadi 38 kasus. Distribusi kasus baru kusta yang
ditemukan di DIY pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Gambar 27. Jumlah Penemuan Penderita Baru Kusta Tahun 2015


Sebagian besar penderita kusta di DIY termasuk dalam tipe Multi Basiler (MB).
Penderita kusta yang mengalami cacat tingkat dua sebanyak 10 orang. Penderita cacat
tingkat dua tersebut paling banyak berasal dari Kabupaten Gunungkidul. Sementara itu,

Profil Kesehatan DIY 2015


47

seluruh penderita kusta (3 orang) yang berada di Kota Yogyakarta mengalami cacat
tingkat dua.

Gambar 28. Penderita Kusta berdasarkan Jenis & Kelompok Umur


Jumlah kasus baru kusta yang ditemukan di DIY berdasarkan kelompok umur,
yaitu umur kurang dari 15 tahun sebanyak 4 orang (2 PB dan 2 MB), sedangkan yang
berusia 15 tahun atau lebih sebanyak 81 orang (10 PB, 71 MB). Kusta di DIY
didominasi oleh usia produktif, sehingga apabila tidak menadapatkan penanganan
yang baik maka akan mengganggu produksifitas kerja.

8. ISPA dan Pneumonia


ISPA merupakan kepanjangan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut dan mulai
diperkenalkan pada tahun 1984 setelah dibahas dalam lokakarya Nasional ISPA di
Cipanas. Istilah ini merupakan padanan istilah bahasa inggris yakni Acute Respiratory
Infections (ARI).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk
jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA umumnya
berlangsung selama 14 hari. Penyakit yang termasuk dalam ISPA antara lain batuk pilek
biasa, sakit telinga, radang tenggorokan, influenza, bronchitis, dan juga sinusitis.
Pneumonia adalah penyakit infeksi saluran pernafasan yang menyerang bagian
bawah paru-paru, yang ditandai dengan batuk dan disertai nafas cepat dan atau nafas
sesak serta tarikan ke dalam pada dinding dada bagian bawah. Pneumonia umumnya

Profil Kesehatan DIY 2015


48

terjadi pada anak kecil, terutama apabila terdapat gizi kurang ditambah dengan keadaan
lingkungan yang tidak sehat, seperti contohnya terdapat asap rokok di dalam rumah, dan
polusi udara. Risiko pneumonia lebih tinggi terjadi pada anak-anak karena
meningkatnya kemungkinan infeksi silang, tingginya beban immunologis karena
dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya
pemakaian antibiotik.
Pneumonia selalu masuk dalam 10 besar penyakit di Indonesia. Prevalensi balita
Indonesia yang menderita pneumonia adalah 38%. Sementara itu, hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menyebutkan bahwa pneumonia menduduki peringkat
kedua sebagai penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia. Oleh karena itu,
pemberantasan penyakit ISPA dititikberatkan dan difokuskan pada penanggulangan
penyakit pneumonia balita.

Gambar 29. Jumlah Kasus ISPA berdasarkan klasifikasi di DIY Tahun 2015
Data pneumonia balita di DIY berasal dari laporan berbagai sarana pelayanan
kesehatan pemerintah di DIY. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah kasus pneumonia
balita ditemukan dan ditangani di DIY tahun 2015 mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Prosentase penemuan penderita pada
setiap Kabupaten/Kota adalah : Kabupaten Kulon Progo 23,88%, Kabupaten Sleman
hanya menemukan 13,30% penderita pneumonia. Sementara itu, penemuan kasus
pneumonia di Kabupaten Bantul adalah 19,76%. Secara keseluruhan, angka penemuan
kasus pneumonia di DIY tahun 2015 adalah 18,06%. Angka ini jauh lebih rendah
dibandingkan dengan angka nasional (60%).

Profil Kesehatan DIY 2015


49

9. Diare
Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang
encer dan frekuensinya lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila
frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali. Sementara itu, untuk bayi berumur
lebih dari satu bulan dan anak dikatakan diare bila frekuensinya lebih dari 3 kali.
Diare selalu menjadi 10 besar penyakit yang paling banyak dijumpai kasusnya di
DIY. Hal ini ditunjukkan dengan angka penderita diare di Puskesmas wilayah
Kabupaten/Kota yang tinggi setiap tahunnya. Namun, sulit untuk mengetahui jumlah
penderita diare yang sesungguhnya karena mengingat banyaknya penderita yang tidak
terdata karena tidak mengunjungi tempat-tempat pelayanan kesehatan.
Penderita diare di DIY tergolong tinggi. Sementara itu, kasus diare yang terdata
mengalami peningkatan dari 64.857 kasus pada tahun 2011 menjadi 74.689 kasus pada
tahun 2012. Dari laporan STP Puskesmas tahun 2013 kasus diare dilaporkan sebanyak
39.710 kasus dan tahun 2014 sebanyak 40.432 kasus, sedangkan pada tahun 2015
sebanyak 33.157 kasus diare.

10. Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)


Penyakit-penyakit yang termasuk dalam program PD3I antara lain adalah difteri,
tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio, dan tuberculosis (Notoatmodjo,
2007). Program pengendalian PD3I berada satu bagian dengan program imunisasi di
Dinas Kesehatan DIY.
DIY merupakan provinsi yang memiliki tingkat pencapaian kinerja program
imunisasi terbaik di Indonesia. Sejak tahun 2012, seluruh desa (100%) yang ada di DIY
telah masuk dalam kategori desa UCI (Universal Coverage Immunization). UCI adalah
suatu indikasi yang menggambarkan bahwa 90% penduduk di desa tersebut telah
menjalankan imunisasi (RPJMN, 2014).

Profil Kesehatan DIY 2015


50

Gambar 30. Hasil Cakupan Immunisasi Bayi Tahun 2015

Target cakupan imunisasi di DIY adalah 95% dan telah terpenuhi untuk wilayah
DIY dimana hasil laporan menunjukkan bahwa cakupan semua imunisasi tahun 2014
sudah memenuhi target karena sudah berada di atas angka 95%.
Hasil pencapaian program imunisasi juga terlihat dari jumlah kasus berbagai
penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi, antara lain campak, polio, postusis, dan
tetanus neonatum. Pada tahun 2015, tidak ditemukan kasus polio dan tetanus neonatum
di DIY. Sementara itu, hanya 91 kasus pertusis ditemukan di DIY pada tahun 2015
(laporan STP Puskesmas).
Penyakit lain yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah campak. Campak
adalah penyakit yang sangat menular, terutama jika terjadi pada anak-anak. Campak
dapat sembuh setelah 2-3 minggu. Akan tetapi, jika campak terjadi pada anak yang gizi
kurang atau manusia dewasa dengan kekebalan kurang maka akan dapat menyebabkan
komplikasi yang serius (WHO, 2014).
Jumlah kasus campak berfluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2011, 140 kasus
campak ditemukan di DIY. Angka ini mengalami penurunan pada tahun 2012 (31
kasus) dan meningkat kembali menjadi 68 kasus pada tahun 2013. Sedangkan pada
tahun 2014 jumlah kasus baru campak sebanyak 856 kasus dan tahun 2015 hanya 49
kasus baru campak. (sesuai laporan STP Puskesmas).
DIY menjadi satu diantara 4 provinsi yang melakukan imunisasi pentavalen.
Vaksin pentavalen adalah vaksin DPT-HB ditambah Hib. Penyakit yang dapat dicegah

Profil Kesehatan DIY 2015


51

dengan imunisasi ini antara lain difteri, batuk rejan atau batuk 100 hari, tetanus,
hepatitis B, serta radang otak (meningitis) dan radang paru (pneumonia) yang
disebabkan oleh kuman Hib (Haemophylus influenza tipe B).

11. New Emerging Disease


New emerging disease adalah penyakit baru yang harus diwaspadai karena dapat
mengancam kesehatan masyarakat. Hasil laporan dari masing-masing kabupaten/kota
menunjukkan bahwa di semua kabupaten/kota di DIY telah terdeteksi unggas (lebih dari
1 jenis) positif Avian Influenza. Sementara itu, potensi penyakit Avian Influenza masih
sangat terbuka lebar karena masih buruknya pemahaman dan perilaku masyarakat untuk
melakukan pencegahan. Selain itu, H1N1, SARS, dan penyakit baru lainnya akan tetap
mengancam kesehatan masyarakat karena semakin tingginya mobilitas penduduk dan
pola perilaku sehat masyarakat.
c. Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi
bakteri atau virus. Penyakit tidak menular yang sering dijumpai antara lain hipertensi,
diabetes mellitus, asma, penyakit kardiovaskuler, gangguan jiwa, dan kecelakaan.
Peningkatan status ekonomi, perubahan gaya hidup, dan efek modernisasi menyebabkan
prevalensi penyakit tidak menular mengalami peningkatan pada beberapa tahun
terakhir. Laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas di DIY pada tahun
2015 menunjukkan bahwa kasus baru hipertensi esensial (26.749 kasus) dan diabetes
mellitus (6.931 kasus) masuk dalam urutan ketiga dan kelima 10 besar penyakit di DIY.
Peningkatan prevalensi kasus penyakit tidak menular tersebut diikuti dengan
pergeseran dominasi penyebab kematian di DIY. Penyebab kematian di DIY telah
bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular sejak tahun 1997.
Kondisi ini diprediksi akan terus terjadi di tahun-tahun yang akan datang karena jumlah
penduduk usia tua yang semakin bertambah dan gaya hidup modern yang semakin
berkembang. Faktor-faktor risiko penyakit tidak menular terlihat mengalami
peningkatan. Data di DIY menunjukkan bahwa jumlah rumah bebas asap rokok pada
tahun 2012 (46.67%) cenderung mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun
2011 (66.1%). Sedangkan hasil Riskesdas 2013 prevalensi obesitas pada penduduk usia

Profil Kesehatan DIY 2015


52

lebih dari 18 tahun sebesar 15,8 sedangkan prosentase merokok penduduk usia 15 – 19
tahun sebesar 21,3%. Sementara itu, kebiasaan makan cukup sayur dan buah mengalami
cenderung menglami penurunan.

Gambar 31. Grafik Perilaku Makan Cukup Sayur dan Buah


Sumber : Riskesdas 2013
Grafik di atas menunjukkan bahwa DIY menempati urutan terbawah terkait
dengan perilaku cukup makan sayur dan buah dibandingkan dengan provinsi lainnya
berdasarkan Riskesdas 2013. Selain itu, persentase perilaku cukup makan sayur dan
buah di DIY terlihat mengalami penurunan pada tahun 2013 (84.9%) dibandingkan
dengan tahun 2007 (86%).

1. Hipertensi
Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus menerus
sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg.
Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh darah perifer dan kardiak output
(Wexler, 2002).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi
lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg (Sheps, 2005).
Hipertensi adalah faktor risiko terjadinya stroke, gagal jantung, gagal ginjal,
serta penyakit serius lainnya. Oleh karena itu, penelitian di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa hipertensi mengakibatkan kerugian ekonomi sebesar US$ 73.4 di
negara tersebut.
Profil Kesehatan DIY 2015
53

Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi atas hipertensi esensial dan hipertensi


sekunder (Setiawati dan Bustami, 2005).
a. Hipertensi esensial disebut juga dengan hipertensi primer atau idiopatik. Lebih dari
90% kasus hipertensi termasuk dalam kelompok ini. Kelainan hemodinamik utama
pada hipertensi esensial adalah peningkatan resistensi perifer. Penyebab hipertensi
esensial adalah multifactor, terdiri dari faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik
(keturunan) bersifat poligenik dan terlihat dari adanya riwayat penyakit
kardiovaskuler dari keluarga. Faktor predisposisi genetik ini dapat berupa sensitivitas
pada natrium, kepekaan terhadap stress, peningkatan reaktivitas vascular (terhadap
vasokonstriktor), dan resistensi insulin. Paling sedikit ada 3 faktor lingkungan yang
dapat menyebabkan hipertensi yakni, makan garam (natrium) berlebihan, stress
psikis, dan obesitas.
b. Hipertensi sekunder. Prevalensinya hanya sekitar 5-8% dari seluruh penderita
hipertensi. Hipertensi ini dapat disebabkan oleh penyakit ginjal (hipertensi renal),
penyakit endokrin (hipertensi endokrin), obat, dan lain-lain. Penyakit lain yang dapat
menimbulkan hipertensi adalah koarktasio aorta, kelainan neurogenik, stress akut,
polisitemia, dan lain-lain.
Angka pasti kasus hipertensi sulit untuk didapatkan mengingat hipertensi adalah
penyakit yang tidak menimbulkan gejala khusus kecuali dengan pemeriksaan.
Hipertensi baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan
fungsi jantung dan stroke. Oleh karena itu, tidak jarang hipertensi ditemukan secara
tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain.
Bahkan, 76% penduduk tidak mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi (tidak
terdiagnosis). Padahal, hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling
berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. (Yoga, 2012).
Prevalensi hipertensi di DIY menurut Riskesdas adalah 35,8% atau lebih tinggi
jika dibandingkan dengan angka nasional (31,7%). Prevalensi ini menempatkan DIY
pada urutan ke-5 sebagai provinsi dengan kasus hipertensi yang tinggi. Hipertensi selalu
masuk dalam 10 besar penyakit sekaligus 10 besar penyebab kematian di DIY selama
beberapa tahun terakhir berdasarkan STP maupun SIRS. Laporan STP Puskesmas

Profil Kesehatan DIY 2015


54

Tahun 2015 tercatat kasus hipertensi 26.749 kasus. Sedangkan laporan STP Rumah
Sakit Rawat Jalan sebanyak 7.467 kasus.

2. Jantung
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa tidak
mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Gangguan fungsi
jantung ditinjau dari efek-efeknya terhadap perubahan tiga penentu utama dari fungsi
miokardium yaitu freeload (beban awal), afterload (beban akhir), dan kontraktilitas
miokardium.
Freeload (beban awal) yaitu derajat peregangan serabut miokardium pada akhir
pengisian ventrikel atau diastolic. Afterload (beban akhir) yaitu besarnya tegangan
dinding ventrikel yag harus dicapai selama sistol untuk memompa darah. Kontraktilitas
miokardium yaitu perubahan kekuatan kontraksi.
Gagal jantung yang sering dijumpai di DIY antara lain infark miokard. Infark
miokard adalah nekrosis miokard yang berkembang cepat oleh karena
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen otot-otot jantung (Fenton,
2009). Hal ini biasanya disebabkan oleh ruptur plak yang kemudian diikuti oleh
pembentukan trombus oleh trombosit. Lokasi dan luasnya miokard infark bergantung
pada lokasi oklusi dan aliran darah kolateral (Irmalita, 1996). Infark miokard terdiri dari
infark miokard akut dan infark miokard subsequent.
Laporan hasil Survailans Terpadu Penyakit (STP), penyakit jantung
dikelompokkan menjadi infark miokard akut, infark miokard subsequent, jantung
hipertensi, serta jantung dan ginjal hipertensi. Gagal jantung menduduki urutan nomor 4
penyebab kematian DIY berdasarkan laporan SIRS. Sementara itu, penyakit jantung
iskemik lainnya dan infark miokard akut menduduki urutan nomor 6 dan 9 penyebab
kematian DIY berdasarkan laporan SIRS. Data dari laporan utin Survailans Terpadu
Penyakit Rawat Jalan Rumah Sakit tahun 2015, jumlah kasus baru penyakit jantung
hipertensi sebanyak 496 kasus, sedangkan rawat inap sebanyak 57 kasus baru.

3. Diabetes Mellitus (DM)

Profil Kesehatan DIY 2015


55

Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh warisan dari
orang tua dan atau kekurangan produksi insulin oleh pancreas, atau oleh tidak efektifnya
insulin yang diproduksi. Akibatnya, terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam
darah, yang pada akhirnya akan merusak banyak sistem tubuh, khusunya pembuluh
darah dan syaraf (WHO, 2014).
Diabetes mellitus terdiri dari dua type :
a. Type 1
Diabetes mellitus type 1 (insulin-dependent) adalah kondisi dimana pancreas gagal
memproduksi insulin yang penting untuk keberlangsungan hidup. Kondisi ini paling
sering dialami oleh anak-anak dan remaja.
b. Type 2
Diabetes mellitus type 2 (non-insulin-dependent) adalah kondisi dimana insulin yang
dihasilkan oleh pancreas tidak dapat berfungsi dan merangsang reseptor dengan
benar. Diabetes mellitus type 2 terjadi lebih umum dan menyumbang 90% dari
semua kasus diabetes di dunia. Hal ini terjadi paling sering pada orang dewasa.
Namun, akhir-akhir ini sudah terjadi pada remaja.
STP Dinas Kesehatan DIY mengelompkkan diabetes mellitus menjadi DM
bergantung insulin, DM tidak bergantung insulin, DM berhubungan malnutrisi, DM
YTD lainnya, dan DM YTT. Hasil STP Puskesmas menunjukkan bahwa DM adalah
penyakit terbanyak nomer 4 di DIY pada tahun 2014. Sementara itu, DM YTT menjadi
penyebab kematian nomer 7 di DIY berdasarkan laporan SIRS Dinas Kesehatan DIY
2014. Jumlah kasus diabetes militus dari laporan STP Puskesmas tahun 2014 sebesar
9.497 kasus. Sedangkan untuk tahun 2015 jumlah kasus diabetes di Puskesmas
sebanyak 6.931 kasus baru, di rumah sakit berdasarkan laporan STP RS Ralan senayak
2.223 kasus DM tanpa insulin.

4. Kanker (Neoplasma)
Kanker adalah istilah yang digunakan untuk suatu kondisi di mana sel telah
kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan
yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali. Sel-sel kanker tumbuh dan
berkembangbiak membentuk suatu massa berupa jaringan ganas yang menyusup ke

Profil Kesehatan DIY 2015


56

jaringan sehat di sekitarnya atau disebut dengan invasive. Selain bersifat invasive, sel
kanker dapat menyebar (metastasis) ke bagian alat tubuh lain yang jauh dari tempat asal
melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening sehingga tumbuh sel kanker baru
di tempat lain dan hasil akhirnya adalah suatu kondisi serius yang sangat sulit untuk
diobati. Terdapat lebih dari 100 jenis kanker dan setiap jenis diklasifikasikan
berdasarkan jenis sel yang terlibat.
Angka kanker di DIY dapat dilihat dari STP rawat jalan dan rawat inap rumah
sakit. Meskipun begitu, angka pasti mengenai kanker sulit didapatkan. STP Dinas
Kesehatan DIY mengelompokkan kanker menjadi neoplasma ganas serviks uteri,
payudara, hati dan saluran empedu intrahepatik, dan bronchus paru.
Tabel 6. Kasus Baru Neoplasma di DIY Tahun 2015
Kasus Baru
Jenis Neoplasma
Rawat Jalan Rawat Inap
Neoplasma Ganas Serviks Uteri 87 41
Neoplasma Ganas Payudara 395 216
Neoplasma Ganas Hati dan Saluran Empedu 48 28
Intrahepatik
Neoplasma Ganas Bronkhus dan Paru 68 44
Sumber : STP Dinas Kesehatan DIY, 2015
Tabel di atas menunjukkan bahwa kasus baru neoplasma ganas payudara terlihat
paling tinggi jika dibandingkan dengan kasus baru neoplasma lainnya baik di rawat
jalan (395 kasus) maupun rawat inap (216 kasus). Sementara itu, kasus baru neoplasma
ganas serviks uteri menduduki peringkat nomer dua baik di rawat jalan (87 kasus) dan
rawat inap (41 kasus).
Deteksi dini kanker leher rahim telah dilakukan pada setiap tahun oleh Dinas
Kesehatan DIY melalui metode IVA. Data dari Seksi Pengendalian Penyakit Tahun
2015 menunjukkan bahwa sampel yang dilakukan pemeriksaan IVA di seluruh
kabupaten/kota.

Profil Kesehatan DIY 2015


57

Gambar 32. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

5. Asma dan Penyakit Paru


Dinas Kesehatan DIY menyatakan bahwa penyakit yang berhubungan dengan
organ paru termasuk dalam penyakit yang perlu diwaspadai di DIY. Hasil Survey
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa asma dan penyakit paru
lainnya selalu masuk 10 penyebab langsung dan tidak langsung kesakitan dan kematian
utama di DIY. Kualitas udara yang buruk merupakan salah satu penyebab tinggiya
morbiditas dan mortalitas penyakit yang berhubungan dengan organ paru.
Kota Yogyakarta menjadi Kabupaten/Kota dengan kualitas udara paling buruk
dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di DIY. Suhu udara yang panas dan
meningkatnya asap kendaraan bermotor di Kota Yogyakarta mengakibatkan beberapa
parameter pencemaran udara sudah memasuki taraf waspada. Hasil pantauan kualitas
udara oleh Kantor Penanggulangan Dampak Lingkungan Kota Yogyakarta
menunjukkan beberapa kadar zat berbahaya di udara melebihi batas baku mutu udara.
Selain itu, hasil dari berbagai jenis survey menunjukkan bahwa jumlah perokok di
Yogyakarta mencapai >30%.

6. Kecelakaan
Kecelakaan (intra cranial injury) memperlihatkan trend peningkatan sebagai
penyebab kematian di DIY. Data Polisi Daerah (Polda) DIY mengungkapkan bahwa
kecelakaan di DIY cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Setiap
tahunnya, paling tidak terdapat 130 orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di

Profil Kesehatan DIY 2015


58

DIY. Sementara itu, 88% penyebab kematian tersebut adalah cedera pada bagian kepala.
Peningkatan paling tajam terjadi dalam tiga tahun terakhir (tiga kali lipat dibandingkan
enam tahun yang lalu).
Angka kecelakaan tertinggi terjadi di Kabupaten Sleman (1.548 kasus).
Sementara itu, angka kecelakaan terendah terdapat di Kabupaten Kulon Progo (323
kasus) sesuai data dai Polda DIY tahun 2014. Dari laporan STP rawat jalan Rumah
Sakit di DIY tahun 2015 kasus baru kecelakaan lalulintas sebesar 2.558 kasus,
sedangkan rawat inap sebesar 709 kasus.
Peningkatan angka kematian dini akibat kecelakaan sesungguhnya masih dapat
dicegah. Dinas Kesehatan DIY melakukan upaya peningkatan peran sistem rujukan
gawat darurat, penanganan pra rujukan, dan kualitas pelayanan di sarana pelayanan
kesehatan untuk memperiangan penderitaan korban dan meminimalisir angka kematian
dini akibat kecelakaan tersebut. Unit Reaksi Cepat di beberapa Kabupaten/Kota terus
dikembangkan untuk memperingan penderitaan dan mempercepat penanganan korban.
Unit Reaksi Cepat ini melibatkan instansi terkait seperti PMI. Selain itu, “Yes 118”
semakin dioptimalkan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten lain. Sementara itu, upaya
lain yang tidak kalah penting adalah peningkatan kapasitas tenaga medis melalui
berbagai pelatihan kegawatdaruratan. Pada Tahun 2015 mulai dikembangkan Sistem
Informasi kegawat Daruratan (SI SPGDT).

d. Pola Kematian Akibat Penyakit


Data kematian akibat penyakit didapatkan melalui pencatatan dan pelaporan rutin
Rumah Sakit di DIY melalui mekanisme SIRS. Selanjutnya, data tersebut diolah sehingga
didapatkan gambaran pola penyebab kematian di Rumah Sakit.

Profil Kesehatan DIY 2015


59

Gambar 33. Pola Penyebab Kematian di Rumah Sakit Tahun 2014

Grafik di atas menunjukkan bahwa penyebab kematian di DIY didominasi oleh


penyakit-penyakit tidak menular. Septisima adalah penyebab kematian paling tinggi di
DIY, sedangkan urutan ke-5 penyebab kematian di DIY adalah gagal jantung.

B. Situasi Upaya Kesehatan


Dinas Kesehatan DIY sebagai institusi yang ditunjuk dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai penggerak pembangunan kesehatan telah melaksanakan
program-program pembangunan kesehatan sesuai dengan Rencana Strategik Dinas Kesehatan
tahun 2009-2013. Beberapa upaya kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan DIY
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya adalah pelayanan kesehatan dasar dan rujukan,
perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pembinaan kesehatan
lingkungan, dan peningkatan perilaku hidup sehat masyarakat DIY.
1. Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
Pelayanan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di wilayah DIY meliputi
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Sarana pelayanan kesehatan dasar dilaksanakan
oleh Puskesmas dan jajarannya Sementara itu, pelayanan kesehatan rujukan diampu oleh
Rumah Sakit. Jumlah sarana kesehatan dasr di DIY relative tidak mengalami peningkatan
tetapi dari sisi kualitas sudah semakin meningkat, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya
jumlah puskesmas yang telah melaksanakan akreditasi puskesmas. Tatun 2015 sebanyak
30 Puskesmas telah dilakukan akreditasi, dan diharapkan pada tahun 2019 seluruh
puskesmas di DIY telah terakreditasi.

Profil Kesehatan DIY 2015


60

Gambar 34. Sarana Kesehatan Dasar di DIY


Pelayanan kesehatan rujukan Jumlah Rumah Sakit di DIY adalah 75, terdiri dari 54
RS Umum dan 21 RS Khusus. Jumlah Rumah Sakit menurut jenis dan klasifikasinya dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Rujukan DIY

Penduduk di DIY memiliki kemampuan yang cukup baik dalam mengakses sarana
pelayanan kesehatan. Hal ini ditunjukkan dengan prevalensi jarak jangkauan penduduk
dengan sarana pelayanan kesehatan. Data Dinas Kesehatan DIY tahun 2012 menunjukkan
bahwa lebih dari 80% penduduk DIY hanya berjarak 1-5 km dari Puskesmas. Selain itu,
lebih dari 70% penduduk DIY hanya berjarak 1-5 km dari rumah sakit dan dokter swasta.
Sementara itu, tidak ditemukan penduduk yang memiliki jarak tempuh lebih dari 10 km

Profil Kesehatan DIY 2015


61

dari sarana pelayanan kesehatan, dokter praktek swasta, dan bidan. Kinerja pelayanan
kesehatan di DIY khususnya di beberapa Rumah Sakit dapat dilihat pada gambar berikut :

Tabel 9. Kinerja Layanan Kesehatan Rujukan di DIY

No. Rumah Sakit BOR LOS TOI


(%) (hari) (hari)
1. RSU Jogja 63 4,2 2,4
2. RSU Bantul 73,68 4,57 58,85
3. RSU Wates 94,5 3,27 0,2
4. RSU Wonosari 82,86 4 0,81
5. RSU Sleman 67,94 5,31 2,009
6. RS Muh Yk 68,15 4,05 2,01
7. RS Panti Rapih 79,31 4,73 1,25
8. RS Bethesda 64,75 4,67 2,79
9. RS Dr. Hardjolukito 53,7 3,15 3,3
10. RS Ghrasia 69,71 27,43 11,25
11. RSUP Dr Sardjito 74,52 7,57 2,43

Sumber Data : Seksi Pelayanan Rujukan &Kesehatan Khusus 2015

2. Perbaikan Gizi Masyarakat


Posyandu adalah salah satu upaya kesehatan yang terkait dengan perbaikan gizi
masyarakat. Posyandu adalah kegiatan yang berbasis masyarakat sekaligus sarana untuk
mengetahui status gizi anak balita. Oleh karena itu, Posyandu memiliki peran penting
dalam rangka memantau status gizi masyarakat sekaligus mengevaluasi program yang
berkaitan dengan upaya perbaikan status gizi masyarakat.
Partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan Posyandu terlihat dari persentase
masyarakat yang datang di Posyandu dibandingkan dengan semua masyarakat sasaran
(D/S). Hasil survey Dinas Kesehatan DIY menunjukkan bahwa D/S tahun 2012 (84%)
meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 (70-79%). Meskipun mengalami peningkatan,
angka ini tetap menunjukkan bahwa belum semua sasaran datang ke Posyandu. Hasil dari
pendataan di Posyandu tahun 2014 menunjukkan bahwa persentase balita yang datang dan
ditimbang di Posyandu berkisar antara 80%. Kota Yogyakarta merupakan wilayah dengan
persentase terendah (77,52%). Persentase cakupan secara merata di Kabupaten
Gunungkidul, Bantul, dan Sleman.

Profil Kesehatan DIY 2015


62

Gambar 35. Grafik Persentase Balita Datang & Ditimbang di Posyandu DIY

Upaya kesehatan lain terkait dengan perbaikan gizi adalah pemberian kapsul
Vitamin A. Cakupan pemberian kapsul Vitamin A pada bayi di DIY telah mencapai 100%.
Sementara itu, cakupan pemberian kapsul Vitamin A pada balita di DIY mencapai 99,13%.
Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2011 (98,10%). Gambaran
pemberian Vitamin A pada Balita di DIY tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Persentase Balita Mendapat Vit A


DIY Tahun 2014

Gambar 36. Persentase Balita Mendapat Vitamin A di DIY

Upaya perbaikan gizi pada ibu hamil adalah pemberian tablet penambah darah.
Anemia pada ibu hamil, yang merupakan salah satu faktor risiko kematian ibu, terjadi
karena ibu hamil mengalami defisiensi zat besi. Oleh karena itu, pemberian tablet tambah
darah diharapkan mampu mengurangi kasus anemia pada ibu hamil yang pada akhirnya
akan menurunkan risiko kematian ibu.

Profil Kesehatan DIY 2015


63

Persentase Bumil Mendapat 90 Tablet Tambah Darah


DIY Tahun 2014

Gambar 37. Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Tablet Tambah Darah di DIY
Tahun 2014

Grafik di atas menunjukkan persentase ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah
darah di masing-masing Kabupaten/Kota di DIY pada Tahun 2014. Kabupaten Sleman
memiliki persentase terendah (<70%). Sementara itu, persentase 79-88% terjadi di
Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, dan Kulonprogo.

3. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


a. Pelayanan Kesehatan Ibu
Upaya kesehatan juga menyasar pada pelayanan kesehatan ibu dan anak. Kualitas
pelayanan kesehatan ibu dan anak dapat terlihat dari proporsi persalinan yang ditangani
oleh tenaga kesehatan serta pemeriksaan pada saat hamil.

Profil Kesehatan DIY 2015


64

Gambar 38. Grafik Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu

Grafik di atas menunjukkan bahwa cakupan pelayanan K1 dan K4 dari tahun ke


tahun mengalami peningkatan. Proporsi persalinan di DIY yang ditolong tenaga kesehatan
mengalami peningkatan sejak tahun 2010. Pada tahun 2014 dan 2015 pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan sudah hampir mencapai 100%.
Pemeriksaan ibu pada saat hamil merupakan upaya lain untuk menurunkan angka
kematian ibu karena melahirkan. Pemeriksaan pada saat hamil diharapkan mampu
mendeteksi secara dini gangguan-gangguan yang terjadi pada kehamilan sehingga
mencegah terjadinya komplikasi pada saat kehamilan maupun melahirkan.
Indikator yang digunakan untuk menilai cakupan tersebut adalah K1 dan K4. K1
adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapatkan pelayanan antenatal yang
menunjukkan indikator akses. Sementara itu, K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sebanyak minimal empat kali sesuai distribusi waktu dan
sesuai standard yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah.

b. Pelayanan Kesehatan Anak


Upaya pelayanan kesehatan anak dilakukan dengan menilai kunjungan neonatus.
Kunjungan neonatus merupakan langkah untuk mengurangi angka kematian pada bayi (0-
28 hari). Indikator yang digunakan adalah Kunjungan Neonatus 1 (KN-1) dan Kunjungan
Neonatus Lanjutan (KN-L). KN-1 adalah cakupan pelayanan neonatal minimal sesuai
dengan standard pada usia 6-48 jam setelah lahir. Sementara itu, KN-L adalah cakupan
pelayanan neonatal minimal tiga kali sesuai distribusi i waktu dan standar.

Gambar 38. Grafik Persentase Cakupan KN-1 dan KN-L

Profil Kesehatan DIY 2015


65

Grafik di atas menunjukkan bahwa cakupan KN-1 pada tahun 2012 (99,33%)
mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan tahun 2011 (98,99%). Pada Tahun
2014 cakupan Kn1 sudah mencapai 99,63% (sedikit mengalami penurunan dibandingkan
pada tahun sebelumnya). Sementara itu, KN-L tahun 2012 masih sebesar 88,28%, angka
ini sedikit mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 (88,26%), dan pada tahun
2014 mencapai 94,72%. Cakupan pelayanan kesehatan bayi pada tahun 2014 mencapai
92% sedangkan untuk cakupan pelayanan kesehatan Balita sebesar 87,27%. Tahun 2015
cakupan KN1 dan KN L mengalami peningkatan (99,64% dan 95,23%).
c. Pembinaan Kesehatan Remaja
Program pembinaan kesehatan di DIY lebih diutamakan pada pencegahan
terhadap kesehatan reproduksi remaja serta edukasi dan informasi bekerjasama dengan
lintas sektor terkait. Jumlah kasus persalinan usia remaja yang makin memprihatinkan
sangat memerlukan dukungan preventif dan promotif agar dapat ditekan. Berikut gambaran
kasus persalinan usia remaja yang dilaporkan di DIY selama tahun 2015 :

Gambar 39. Distribusi Kasus Persalinan Usia Remaja di DIY


Berbagai upaya telah dilakukan dan akan lebih dioptimalkan dalam pembinaan
kesehatan reproduksi remaja, diantaranya Puskesmas PKPR yang terintegrasi dengan
program UKS, kampanye kesehatan remaja di sekolah, jamboree kesehatan remaja dengan
pemilihan duta remaja sehat serta edukasi dan konsultasi serta sosialisasi program
kesehatan reproduksi remaja melalui media sosial (web site sub domain web Dinkes DIY)
: www.duniaremaja.dinkes.jogjaprov.go.id .

4. Pembinaan Kesehatan Lingkungan

Profil Kesehatan DIY 2015


66

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan DIY juga meliputi
pembinaan kesehatan lingkungan. Pembinaan kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh
Dinas Kesehatan DIY antara lain kualitas air minum memenuhi syarat, jamban sehat, dan
tempat-tempat umum memenuhi syarat.
Rumah memenuhi syarat kesehatan di DIY cakupan tahun 2014 sebesar 76,84%,
sedikit kurang dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 79%. Cakupan tertinggi di
Kabupaten Sleman (96,21%) sedangkan cakupan terendah pada Kabupaten Kulon Progo
(60,48%), diikuti Gunung Kidul (67,88%), Bantul (87,88%) dan Kota Yogyakarta
(92,53%).

Gambar 40. Cakupan Kualitas Air Minum di DIY Tahun 2015

Cakupan kualitas air minum Tahun 2015 di DIY (93,13%) pada umumnya telah
memenuhi syarat dari target yang ditetapkan. Cakupan air minum memenuhi syarat
tertinggi terdapat di Sleman (100%). Sementara itu, Kota Yogyakarta, dan Bantul juga
memiliki cakupan kualitas air minum memenuhi syarat (>90%).
Jamban adalah sarana penting yang mampu mencegah berbagai macam penyakit
menular dan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sayangnya, kebutuhan
penting ini belum dimiliki oleh semua penduduk di DIY. Persentase penduduk yang
menggunakan jamban di DIY tahun 2014 sebesar 90,79% (Target Tahun 2014, 75%)
cakupan terendan terdapat di Kabupaten Bantul (82,11%).

Profil Kesehatan DIY 2015


67

Gambar 41. Cakupan Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat

Gambar di atas menunjukkan cakupan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat


kesehatan di DIY tahun 2015 (84,67%). Kabupaten Kulon Progo memiliki tingkat cakupan
terendah tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan di DIY pada tahun 2015
(74,55%).

5. Perilaku Hidup Sehat Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat


Pencegahan penyakit yang dilakukan dengan mengurangi atau menghilangkan
faktor risiko dapat dilakukan dengan penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Indikator-indikator yang terdapat di dalam PHBS antara lain persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan, pemberian ASI secara eksklusif, penimbangan balita, penggunaan air
bersih, cuci tangan, penggunaan jamban, pemberantasan jentik nyamuk, konsumsi buah
dan sayur, serta tidak merokok di dalam rumah.
DIY telah memiliki indikator untuk melakukan evaluasi terhadap penerapan PHBS
di tingkat rumah tangga. Hasilnya menunjukkan bahwa persentase rumah tangga yang
menerapkan PHBS pada tahun 2012 adalah 33,07%. Angka ini mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2011 (31,40%). Cakupan PHBS pada Tahun 2013 meningkat yaitu
sebasar 36,27% dan tahun 2014 mencapai 37,74% serta tahun 2015 mencapai 40,42%.
Penerapan PHBS paling rendah terjadi pada perilaku tidak boleh merokok di dalam
rumah. Perilaku ini hanya diterapkan oleh 46,67% rumah tangga di DIY. Angka ini
menurun dibandingkan Hasil Riskesdas tahun 2010 (66,1%).

Profil Kesehatan DIY 2015


68

Gambar 42. Prosentase Rumah Tangga berPHBS di DIY


Perilaku pemberian ASI eksklusif, konsumsi buah dan sayur, serta aktivitas fisik
juga belum diterapkan di semua rumah tangga di DIY. ASI ekslusif hanya dilakukan oleh
77,70% penduduk di DIY. Konsumsi buah dan sayur hanya dilakukan oleh 83,35%
penduduk DIY. Sementara itu, aktivitas fisik hanya dilakukan oleh 87,48% penduduk di
DIY.

Gambar 43. Jumlah Pos Yandu Menurut Strata di DIY

Peningkatan peran serta masyarakat di DIY dilaksanakan dengan pembinaan


terhadap Posyandu yang tersebar di seluruh wilayah DIY. Posyandu di DIY sebanyak
5.703 terstrata dalam 4 tatanan, yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Jumlah
posyandu yang masih strata pratama 122 posyandu (2,1%). Sedangkan pengembanyan
Desa Siaga di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dilihat pada gambar berikut :

Profil Kesehatan DIY 2015


69

Gambar 44. Distribusi Desa Siaga di DIY


Peningkatan peran serta masyarakat di DIY dalam rangka pencegahan penyakit
tidak menular, maka dilaksanakan dengan pembinaan terhadap Posbindu yang tersebar di
seluruh wilayah DIY. Jumlah posbindu ditiap Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :

Gambar 45. Capaian Posbindu di DIY

Profil Kesehatan DIY 2015


70

BAB IV SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. Tenaga Kesehatan

Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mendefinisikan


bahwa yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sedangkan sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, maka
tenaga kesehatan terbagi atas 7 (tujuh) jenis tenaga yaitu tenaga medis, tenaga
kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan
tenaga keteknisian medis.

Ketersediaan tenaga di sarana kesehatan baik di puskesmas maupun rumah sakit


pada umumnya sudah baik. Rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk di DIY
sudah mencukupi apabila dilihat dari ketersediaan tenaga kesehatan, akan tetapi bila
dilihat dari distribusi tenaga kesehatan di 5 Kabupaten/Kota di DIY masih melum
merata, terutama untuk Kabupaten Kulon Progo dan Gunung Kidul.

Gambar 46. Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 penduduk DIY

Profil Kesehatan DIY 2015


71

Jumlah tenaga kesehatan yang ada di seluruh DIY yang terdiri dari RSU
Pemerintah dan Swasta, Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota, Dinas Kesehatan
DIY tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 10. Jumlah Tenaga Kesehatan di DIY Tahun 2013

No. JENIS TENAGA JUMLAH (ORANG)

1 Dokter Spesialis 1.267

2 Dokter Umum 1.379

3 Dokter Gigi 454

4 Dokter Gigi Spesialis 144

5 Perawat 6.560

6 Perawat Gigi 606

7 Bidan 1.927

8 Teknis Kefarmasian 1.117

9 Apoteker 1.075

10 Kesehatan Masyarakat 684

11 Sanitarian 296

12 Gizi 399

Dinas Kesehatan DIY merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah di
DIY yang membidangi masalah kesehatan. Visi Dinas Kesehatan DIY adalah : “Dinas
Kesehatan yang mendukung terciptanya status kesehatan DIY yang tinggi serta sebagai
pusat pelayanan dan pelatihan kesehatan yang bermutu, beretika dan berbudaya”.
Sedangkan Misi dari Dinas Kesehatan adalah :

1. Mencegah meningkatnya resiko penyakit dan masalah kesehatan

2. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan

Profil Kesehatan DIY 2015


72

3. Menyediakan upaya kesehatan pemerintah dan swasta yang merata, bermutu


dan berkualitas.

Inastansi Dinas Kesehatan DIY mempunyai struktur organisasi sesuai dengan


Peraturan Gubernur nomor 45 Tahun 2008 dengan susunan sebagai berikut :

Kepala Dinas
Kesehatan
Prov DIY

Kelompok Jabatan Fungsional Sekretaris


Dinas Kesehatan
Prov DIY

Subag Umum Subag Keuangan Subag Program

Bidang Pencegahan dan


Bidang Pelayanan Bidang Kesehatan Bidang Sumberdaya
Penanggulangan masalah
Kesehatan Masyarakat Kesehatan
Kesehatan

Seksi Pembiayaan dan


Seksi Pengendalian Penyakit Seksi Kesehatan Dasar Seksi Kesehatan Keluarga
Jaminan Kesehatan

Seksi Surveilans dan Seksi Kesehatan Rujukan & Seksi Bina Tenaga dan
Seksi Promkes dan Kemitraan
Imunisasi Kesehatan Khusus Sarana Kesehatan

Seksi Pelayanan Informasi Seksi Farmasi, Makanan,


Seksi Penyehatan Lingkungan Seksi Gizi
Kesehatan Minuman dan Alat kesehatan

UPTD :
1. Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru
2. Balai Laboratorium Kesehatan
3. Balai Pelatihan Kesehatan
4. Balai Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Sosial

Gambar 47. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan DIY

Sumberdaya manusia di lingkungan Dinas Kesehatan DIY tersebar di instansi


induk Dinas Kesehatan DIY maupun pada Unit Pelaksana Teksi (UPT) Dinkes. Dinas
Kesehatan DIY mempunyai 4 UPT, yaitu : Balai Pelatihan Kesehatan, Badan
Penyelenggara Jaminan Kesehatan, Rumah Sakit Khusus Paru “Respira” dan Balai
Laboratorium Kesehatan. Berikut ini adalah pegawai Dinas Kesehatan menurut tingkat
pendidikan. Jumlah pegawai pada Dinas Kesehatan dan UPT Dinas Kesehatan pada
Tahun 2014 menurut tingkat pendidikan adalah sebagai berikut :

Profil Kesehatan DIY 2015


73

Tabel 12. Jumlah Pegawai Dinas Kesehatan DIY

NO. INSTANSI JUMLAH PEGAWAI


S3 S2 S1 SM D3 D2/D1 SLTA SLTP SD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Dinas Kesehatan 0 35 53 16 35 0 24 1 5
2 Rumah Sakit Khusus Paru Respira 0 6 49 17 50 1 37 6 1
3 Balai Laboratorium Kesehatan 0 7 22 0 16 1 9 1 1
4 Balai Pelatihan Kesehatan 0 8 12 3 12 0 23 0 0
Balai Penyelenggara Jaminan
5 Kesehatan Sosial 0 3 5 2 3 0 6 2 0
0 59 141 38 116 2 99 10 7

Jumlah pegawai Dinas Kesehatan DIY berikut UPT seluruhnya adalah sejumlah 472
orang terdiri atas 220 laki-laki dan 252 orang perempuan. Jumlah terbesar dengan jenjang
pendidikan S1 yaitu sebesar 141 orang.

B. Pembiayaan Kesehatan

1. Jaminan Pembiayanan Kesehatan Masyarakat

Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk daerah dengan angka kemiskinan yang


tinggi diantara propinsi lain di Indonesia sehingga pembiayaan kesehatan utamanya pada
masyarakat miskin harus diupayakan. Program pembiayaan terutama khusus bagi
masyarakat miskin dan upaya untuk pembiayaan kesehatan semesta dilaksanakan di DIY
sejak beberapa tahun.

Program Pembiayaan Kesehatan telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman di tingkat


Pusat, diantaranya untuk Program Jaminan Kesehatan untuk masyarakat miskin. Selain
program Jamkesmas, pembiayaan kesehatan masyarakat miskin juga dilaksanakan melalui
program Askes, Jamsostek, Jamkesos dan Jamkesda. Berbagai upaya program pembiayaan
kesehatan telah dilakukan di dimonitor terhadap implementasinya di lapangan khususnya
terhadap cakupan kepesertaan serta mutu pelayanan kesehatan masyarakat .

Profil Kesehatan DIY 2015


74

Bapel Jamkessos merupakan UPT Dinas Kesehatan pelaksana pembiayaan


kesehatan masyarakat miskin di DIY dengan bekerjasama melalui Pemberi Pelayanan
Kesehatan di DIY. Tugas pokok Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial DIY
berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 47 Tahun 2008
yang telah dirubah terakhir kalinya dengan peraturan Gubernur Nomor 60 Tahun 2012
adalah “Menyelenggarakan kegiatan di bidang jaminan kesehatan bagi masyarakat
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”.
Fungsi Bapel Jamkesos DIY adalah sebagai berikut:
1) penyusunan program balai;
2) penyelenggaraan manajemen kepesertaan jaminan kesehatan sosial;
3) penyelenggaraan manajemen pemeliharaan kesehatan;
4) penyelenggaraan manajemen keuangan;
5) pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;
6) evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program balai;
7) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsi

Profil Kesehatan DIY 2015


75

Gambar 48. Kepesertaan PBI-COB Jamkessos DIY


Perkembangan Kepesertaan
1) Regulasi kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) membagi penduduk DIY
menjadi 6 kelompok kepesertaan berdasar jenis pekerjaan sumber pendapatan keluarga
dan kemampuan membayar iuran. Kelompok tersebut adalah (1) fakir miskin; (2)
sektor nonformal tidak mampu; (3) sektor nonformal area kritis; (4) sektor nonformal
mampu; (5) sektor formal manpu; dan (6) bukan pekerja mampu.
2) Keluarga fakir miskin dan tidak mampu yang belum menjadi peserta PBI JKN BPJS
Kesehatan dijamin melalui Jamkesda dan Jamkesos. Keluarga PBI diluar peserta JKN
BPJS Kesehatan diutamakan menjadi peserta Jamkesta CoB. Dapat dipahami ketika
terjadi peningkatan kepesertaan Jamkesta CoB dan penurunan PBI Jamkesos karena
kepesertaan PBI Jamkesos menjadi kepesertaan Jamkesda yang kemudian oleh
Jamkesda didaftarkan sebagai kepesertaan Jamkesta CoB.

Gambar 49. Kepesertaan PBI-Maskin Jamkessos DIY

Profil Kesehatan DIY 2015


76

Gambar 50. Proporsi Kunjungan Kepesertaan Jamkessos DIY

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin di DIY selama tahun


2014 sebagai berikut :

- Jumlah kunjungan pasien miskin di sarana kesehatan strategis adalah sebesar :


4.236.229 orang,

- Jumlah kunjungan rawat inap pasien miskin di sarana pelayanan kesehatan strata
1 sebesar : 12.902 orang,

- Jumlah kunjungan rawat inap pasien miskin di sarana pelayanan kesehatan strata
2 dan 3 sebesar : 192.081 orang,

- Jumlah kunjungan rawat jalan pasien miskin di sarana pelayanan kesehatan strata
1 sebesar : 2.752.054 orang,

- Jumlah kunjungan rawat jalan pasien miskin di sarana pelayanan kesehatan strata
2 dan 3 sebesar : 1.369.162 orang.

2. Anggaran Pembangunan Kesehatan

Profil Kesehatan DIY 2015


77

Anggaran pembiayaan program kesehatan di DIY bersumber kepada


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapaten dan
Belanja Daerah (APBD) dan sebagian Anggaran Bantuan Luar Negeri (BLN). Jumlah
total aggaran program kesehatan di Dinas Kesehatan DIY Tahun Anggaran 2015
sebesar Rp.253.727.981.012,-. dengan proporsi sebagai berikut.

Gambar 51. Proporsi Anggaran Dinas Kesehatan DIY Tahun 2015

Jenis anggaran kesehatan pada Dinas Kesehatan DIY Tahun 2014 terdiri atas :
APBD DIY, Hibah/Bansos, Dana Alokasi Khusus untuk Rujukan, Farmasi dan DAK
Yandas serta Dana Tugas Pembantuan (TP) Bantuan Operasional Khusus), TP P2MK dan
TP Bina Upaya Kesehatan (BUK).

Profil Kesehatan DIY 2015


78

Gambar 52. Alokasi Anggaran Kesehatan Tahun 2015 di DIY

Profil Kesehatan DIY 2015


79

BAB V PENUTUP

KESIMPULAN

Pembangunan kesehatan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2015


berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data berbagai indikator kesehatan yang
dilakukan oleh para pengelola program kesehatan mulai dari tingkat Puskesmas, Rumah Sakit
maupun dinas kesehatan di Kabupaten/Kota dan DIY telah berhasil dilaksanakan dengan baik
sesuai dengan target yang ditetapkan. Adapun gambaran kondisi kesehatan di wilayah DIY
pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :
1. Angka Kematian (Mortalitas)
a. Kasus Kematian Ibu tahun 2015 sejumlah 29 kasus, menurun dibanding tahun 2014
(40 kasus)
b. Kasus Kematian Bayi Tahun 2015 sejumlah 248 bayi, menurun dibandingkan tahun
2014 (405 bayi)
2. Angka Kesakitan (Morbiditas)
a. Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Tahun 2015 adalah 3.420 kasus
b. Tuberculosis (TBC)
Angka kesembuhan TBC pada tahun 2015 (83,13%), penemuan kasus TBC tahun
2015 meningkat (58,6%) dibanding Tahun 2014
c. Kasus HIV (wanita 1000 dan pria 2078) sedangkan AIDS (wanita 409 dan pria 830)
d. Penyakit Degeneratif (Hipertensi, Diabetes Mellitus, dan Jantung)
Hipertensi dan Diabetes Mellitus selalu masuk 10 besar penyakit dan 10 besar
penyebab kematian selama beberapa tahun terakhir berdasarkan STP dan SIRS.
Sementara itu, penyakit jantung termasuk dalam 10 besar penyebab kematian di DIY.
3. Status Gizi
DIY mengalami beban gizi ganda, gizi lebih pada balita meningkat pada tahun
2015 (3,81%), sementara itu, prevalensi balita pendek dan sangat pendek pada Tahun
2015 ( 4,36%). balita Kurang Energi Protein (Gizi Buruk dan Kurang) di DIY tahun 2015
sebesar 8,04.

Profil Kesehatan DIY 2015


RESUME PROFIL KESEHATAN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 2,600 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 350 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 539 525 1,063.448 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 2.2 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 823.7 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 46.1 per 100 penduduk produktif
Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 102.7 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 94.77 89.09 91.88 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 136,091.14 129,149.71 265,240.85 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 183,393.04 160,416.02 343,809.06 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 78.49 58.49 136.98 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 4,368.81 5,557.19 9,926.00 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 13,943.15 16,755.51 30,698.66 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 45,171.35 42,305.22 87,476.58 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 4,082.55 2,572.16 6,654.71 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 22,184 22,009 44,193 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 6 6 per 1.000
6 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 156 138 294 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 7 6 per 1.000
7 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 205 142 347 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 9 6 per 1.000
8 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 272 240 436 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 12 11 per 1.000
10 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 26 Ibu Tabel 6
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 59 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6

B.2 Angka Kesakitan


19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 731 503 1,234 Kasus Tabel 7
Proporsi kasus baru TB BTA+ 59.24 40.76 % Tabel 7
CNR kasus baru BTA+ 28.56 19.65 48.21
per 100.000 penduduk Tabel 7
Jumlah seluruh kasus TB 1,338 1,061 2,372 Kasus Tabel 7
CNR seluruh kasus TB 52.27 41.45 92.66
per 100.000 penduduk Tabel 7
Kasus TB anak 0-14 tahun 7.46 % Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek 9.67 7.83 7.04 % Tabel 8
Angka kesembuhan BTA+ 69.27 67.19 78.01 % Tabel 9
Angka pengobatan lengkap BTA+ 9.48 8.60 9.49 % Tabel 9
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 78.75 75.79 87.50 % Tabel 9
Angka kematian selama pengobatan 1.05 0.63 1.72
per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 48.01 45.06 37.37 % Tabel 10
21 Jumlah Kasus Baru HIV 70 17 87 Kasus Tabel 11
22 Jumlah Kasus Baru AIDS 24 13 37 Kasus Tabel 11
23 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 1 2 3 Kasus Tabel 11
24 Jumlah Kematian karena AIDS 0 0 #DIV/0! Jiwa Tabel 11
25 Donor darah diskrining positif HIV 0.32 0.14 0.32 % Tabel 12
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0.00 0.00 0.00 % Tabel 13
27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 22 8 30 Kasus Tabel 14
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 2068.74 752.27 2821.01
per 100.000 penduduk Tabel 14
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0.00 % Tabel 15
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.00 % Tabel 15
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.00
per 100.000 penduduk Tabel 15
Angka Prevalensi Kusta 482.64 65.82 310.31
per 10.000 Penduduk Tabel 16
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 100.00 0.00 100.00 % Tabel 17
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100.00 100.00 100.00 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
AFP Rate (non polio) < 15 th 3.03 penduduk <15 tahun
per 100.000 Tabel 18
Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Difteri #DIV/0! % Tabel 19
Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 3 0 3 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 2 3 1 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0 % Tabel 19
Jumlah Kasus Campak 407 422 829 Kasus Tabel 20
Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20
Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20
Jumlah Kasus Hepatitis B 54 17 71 Kasus Tabel 20
29 Incidence Rate DBD 76.78 63.28 140.06
per 100.000 penduduk Tabel 21
30 Case Fatality Rate DBD 4.06 4.28 4.15 % Tabel 21
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22
32 Case Fatality Rate Malaria 0.00 1.69 0.82 % Tabel 22
33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 per0 100.000 penduduk Tabel 23
34 Cakupan pengukuran tekanan darah 28.88 50.90 39.98 % Tabel 24
35 Cakupan pemeriksaan obesitas 2.80 3.13 2.98 % Tabel 25
36 Cakupan pemeriksaan IVA+ #DIV/0! % Tabel 26
37 Cakupan pemeriksaan CBE #DIV/0! % Tabel 26
38 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 100.00 % Tabel 28

C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 100 % Tabel 29
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 92.69 % Tabel 29
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 99.95 % Tabel 29
42 Pelayanan Ibu Nifas 94.82 % Tabel 29
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 98.24 % Tabel 29
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 92.84 % Tabel 30
45 Wanita usia subur dengan imunisasi TT2+ 3.55 % Tabel 31
46 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 88.64 % Tabel 32
47 Penanganan komplikasi kebidanan 91.22 % Tabel 33
48 Penanganan komplikasi Neonatal 93.65 87.95 92.71 % Tabel 33
49 Peserta KB Baru 5.91 % Tabel 36
50 Peserta KB Aktif 79.64 % Tabel 36
51 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 37
52 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 5.26 5.90 5.58 % Tabel 37
53 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 99.64 99.62 99.63 % Tabel 38
54 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 95.78 94.95 95.37 % Tabel 38
55 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 72.80 74.72 73.75 % Tabel 39
56 Pelayanan kesehatan bayi 92.31 92.88 92.60 % Tabel 40
57 Desa/Kelurahan UCI 100.00 % Tabel 41
58 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 88.20 89.23 88.70 % Tabel 42
59 Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak (1.88) 0.94 (0.46) % Tabel 42
60 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 87.63 88.12 87.87 % Tabel 43
61 Bayi Mendapat Vitamin A 93.43 92.65 93.04 % Tabel 44
62 Anak Balita Mendapat Vitamin A 99.55 99.59 498.33 % Tabel 44
63 Baduta ditimbang 81.19 58.50 70.01 % Tabel 45
64 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0.37 0.50 0.55 % Tabel 45
65 Pelayanan kesehatan anak balita 87.26 86.99 87.12 % Tabel 46
66 Balita ditimbang (D/S) 78.99 79.91 79.44 % Tabel 47
67 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0.81 0.83 0.82 % Tabel 47
68 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100.00 107.32 100.00 % Tabel 48
69 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan 99.90 99.97 99.93 %
Setingkat Tabel 49
70 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 1.68 Tabel 50
71 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 62.73 sekolah Tabel 51
72 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 95.79 sekolah Tabel 51
73 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 38.70 41.24 39.92 % Tabel 51
74 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 66.56 72.55 72.10 % Tabel 51
75 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut 66.56 72.55 72.10 % Tabel 51
76 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 36.92 52.37 45.14 % Tabel 52
77 Kegiatan promosi kesehatan:
a. Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan 4061 Tabel 53
b. Jumlah kunjungan rumah 10655 Tabel 53
c. Penyebaran informasi 2084 Tabel 53

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


Persentase

78 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan - - 41,630.62 % Tabel 54


79 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 397,913.14 549,842.78 677,642.63 % Tabel 55
80 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 25,081.86 30,137.36 29,778.51 % Tabel 55
81 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS #REF! #REF! per
#REF!
100.000 pasien keluar Tabel 56
82 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS #REF! #REF! per
#REF!
100.000 pasien keluar Tabel 56
83 Bed Occupation Rate (BOR) di RS #REF! % Tabel 57
84 Bed Turn Over (BTO) di RS #REF! Kali Tabel 57
85 Turn of Interval (TOI) di RS #REF! Hari Tabel 57
86 Average Length of Stay (ALOS) di RS #REF! Hari Tabel 57

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat


87 Rumah Tangga ber-PHBS 58.58 % Tabel 58

C.4 Keadaan Lingkungan


88 Persentase rumah sehat 74.43 % Tabel 59
89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 93.40 % Tabel 60
90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 54.42 % Tabel 61
91 Penduduk yang memiliki akses sanitasi layak 85.53 % Tabel 62
92 Desa STBM 84.42 % Tabel 63
93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 80.96 % Tabel 64
TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 65.29 % Tabel 65
TPM tidak memenuhi syarat dibina 45.77 % Tabel 66
TPM memenuhi syarat diuji petik 9.50 % Tabel 66

D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
94 Jumlah Rumah Sakit Umum 53.00 RS Tabel 68
95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 17.00 RS Tabel 68
119 Jumlah Puskesmas Rawat Inap - Tabel 68
120 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap - Tabel 68
Jumlah Puskesmas Keliling - Tabel 68
Jumlah Puskesmas pembantu - Tabel 68
121 Jumlah Apotek 28.00 Tabel 68
122 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 79.45 % Tabel 69
124 Jumlah Posyandu 5,703.00 Posyandu Tabel 70
125 Posyandu Aktif 80.90 % Tabel 70
126 Rasio posyandu per 100 balita 8,730.73 per 100 balita Tabel 70
127 UKBM
Poskesdes 222.00 Poskesdes Tabel 71
Polindes 5.00 Polindes Tabel 71
Posbindu 218.00 Posbindu Tabel 71
Posmaldes 28.00 Posmaldes Tabel 71
Pos Tb desa - Pos Tb desa Tabel 71
128 Jumlah Desa Siaga 438.00 Desa Tabel 72
129 Persentase Desa Siaga 100.00 % Tabel 72

D.2 Tenaga Kesehatan


130 Jumlah Dokter Spesialis - 4.00 10.00 Orang Tabel 73
132 Jumlah Dokter Umum 69.00 180.00 328.00 Orang Tabel 73
133 Rasio Dokter (spesialis+umum) 31,783.41
per 100.000 penduduk Tabel 73
134 Jumlah Dokter Gigi 15.00 99.00 154.00 Orang Tabel 73
135 Jumlah Bidan 1,491.00 Orang Tabel 74
136 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 284,138.55 per 100.000 penduduk Tabel 74
137 Jumlah Perawat 1,318.00 4,259.00 6,178.00 Orang Tabel 74
136 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 580,940.49
per 100.000 penduduk Tabel 74
138 Jumlah Perawat Gigi 48.00 221.00 341.00 Orang Tabel 74
139 Jumlah Tenaga Kefarmasian 99.00 654.00 814.00 Orang Tabel 75
141 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 25.00 32.00 89.00 Orang Tabel 76
142 Jumlah Tenaga Sanitasi 48.00 52.00 142.00 Orang Tabel 76
140 Jumlah Tenaga Gizi 32.00 86.00 167.00 Orang Tabel 77

D.3 Pembiayaan Kesehatan


145 Total Anggaran Kesehatan ############ Rp Tabel 82
146 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota - % Tabel 82
147 Anggaran Kesehatan Perkapita - Rp Tabel 82
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

LUAS JUMLAH JUMLAH


JUMLAH
NO KABUPATEN WILAYAH DESA + RUMAH
DESA KELURAHAN PENDUDUK
(km2) KELURAHAN TANGGA
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KULON PROGO 586.28 87 1 88 417,570 135,973
2 BANTUL 506.90 75 75 971,511 320,402
3 GUNUNG KIDUL 1,485.40 144 0 144 755,744 198,601
4 SLEMAN 574.80 86 0 86 1.063.448 320,402
5 KOTA YOGYAKARTA 32.50 45 45 413,936 128,843

JUMLAH (KAB/KOTA) 2,599.6 305 45 350 2,141,191 968,248

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota


Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY
GGA,

RATA-RATA KEPADATAN
JIWA/RUMAH PENDUDUK
TANGGA per km2
9 10
3.07 712
3.03 1,917
3.81 509
3,32 185
3.21 12,736

2.21 824
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) LAKI- RASIO JENIS
LAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI+PEREMPUAN KELAMIN
1 2 3 4 5 6

1 0-4 49,480.176 46,646.803 96,126.979 106.07


2 5-9 59,222.491 55,417.023 114,639.514 106.87
3 10 - 14 59,544.153 56,802.584 116,346.737 104.83
4 15 - 19 58,516.033 56,544.999 115,061.032 103.49
5 20 - 24 58,684.454 56,039.504 114,723.958 104.72
6 25 - 29 52,219.688 51,746.472 103,966.160 100.91
7 30 - 34 60,508.555 59,460.874 119,969.429 101.76
8 35 - 39 58,545.140 57,937.626 116,482.766 101.05
9 40 - 44 56,881.771 59,070.880 115,952.651 96.29
10 45 - 49 57,953.510 61,344.858 119,298.368 94.47
11 50 - 54 50,489.958 55,180.905 105,670.863 91.50
12 55 - 59 46,253.237 50,965.571 97,218.808 90.75
13 60 - 64 37,335.577 37,754.564 75,090.141 98.89
14 65 - 69 25,109.657 30,168.256 55,277.913 83.23
15 70 - 74 22,838.216 27,726.631 50,564.847 82.37
16 75+ 22,088.893 29,814.021 51,902.914 74.09

JUMLAH 775,671.509 792,621.571 1,568,293.080 97.86

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO)

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


TABEL 3

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF


DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 675,560 702,161 1,377,721 0
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
2
MELEK HURUF 640,199 625,587 1,265,786 94.77
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
3
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 98,229 108,370 206,599 14.54
b. SD/MI 170,596 189,059 359,654 25.25
c. SMP/ MTs 136,091 129,150 265,241 20.14
d. SMA/ MA 183,393 160,416 343,809 27.15
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 78 58 137 0.01
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 4,369 5,557 9,926 0.65
g. AKADEMI/DIPLOMA III 13,943 16,756 30,699 2.06
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 45,171 42,305 87,477 6.69
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 4,083 2,572 6,655 0.60

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


PERSENTASE
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
PEREMPUAN
7 8

0 0

89.09 91.88

15.43 15.00
26.93 26.11
18.39 19.25
22.85 24.95
0.01 0.01
0.79 0.72
2.39 2.23
6.03 6.35
0.37 0.48
TABEL 4

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JUMLAH KELAHIRAN
NO KABUPATEN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPU
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP
1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 KULON PROGO 2,668 26 2,694 2,656 17 2,673 5,324
2 BANTUL 6,263 43 6,306 6,307 37 6,344 12,570
3 GUNUNG KIDUL 4,040 46 4,086 3,756 26 3,782 7,796
4 SLEMAN 7,001 21 7,022 7,133 26 7,159 14,134
5 KOTA YOGYAKARTA 2,212 7 2,219 2,157 28 2,185 4,369
JUMLAH (KAB/KOTA) 22,184 143 22,327 22,009 134 22,143 44,193
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 6.4 6.1

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
MATI HIDUP + MATI
11 12
43 5,367
80 12,650
72 7,868
49 14,183
17 4,386
261 44,454
5.9
TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JUMLAH KEMATIAN

NO KABUPATEN LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMP


ANAK ANAK
NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL
BALITA BALITA
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KULON PROGO 25 32 8 40 8 16 6 22 33
2 BANTUL 41 58 8 107 35 47 6 88 76
3 GUNUNG KIDUL 42 48 7 55 62 33 44 77 104
4 SLEMAN 20 26 2 28 20 25 1 26 40
5 KOTA YOGYAKARTA 28 41 1 42 13 21 6 27 41
JUMLAH (KAB/KOTA) 156 205 26 272 138 142 63 240 294
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 7 9 1 12 6 6 3 11 7

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
UPATEN

LAKI - LAKI + PEREMPUAN


ANAK
BAYI BALITA
BALITA
13 14 15
48 14 62
105 14 119
81 51 132
51 3 54
62 7 69
347 89 436
8 2 10
TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IB
NO KABUPATEN
HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20
≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KULON PROGO 5,232 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1
2 BANTUL 12,570 0 1 0 2 0 1 1 2 0 4 2 7 0
3 GUNUNG KIDUL 7,796 0 0 2 2 0 0 0 0 0 3 2 5 0
4 SLEMAN 14,143 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 2 3 0
5 KOTA YOGYAKARTA 4,369 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 44,110 0 3 2 6 1 1 1 3 0 10 6 17 1
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN)

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
JUMLAH KEMATIAN IBU
20-34
≥35 tahun JUMLAH
tahun
18 19 20
1 0 2
8 3 11
3 4 7
2 2 4
2 0 2
16 9 26
59
TABEL 7

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PE
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JUMLAH SELURUH
JUMLAH KASUS BARU BTA+
JUMLAH PENDUDUK KASUS TB
NO KABUPATEN L P L P
L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KULON PROGO 206,128 211,442 417,570 66 56.41 51 43.59 117 123 52.34 112 47.66
2 BANTUL 481,510 490,001 971,511 193 60.12 128 39.88 321 360 57.60 292 46.72
3 GUNUNG KIDUL 375,217 380,527 755,744 106 66.25 54 33.75 160 169 61.23 107 38.77
4 SLEMAN 538.704 524.744 1,063 233 56.14 182 43.86 415 411 55.17 334 44.83
5 KOTA YOGYAKARTA 202,296 211,640 413,936 133 60.18 88 39.82 221 275 56.01 216 43.99
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,265,690 1,294,135 2,559,824 731 59 503 41 1,234 1,338 56 1,061 45

CNR KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 28.56 19.65 48.21

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 52.27 41.45

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Keterangan: null
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 2141191
ON RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK

ELURUH
S TB KASUS TB ANAK
0-14 TAHUN
L+P
JUMLAH %
16 17 18
235 25 10.64
625 86 13.76
276 8 2.90
745 9 1.21
491 49 9.98
2,372 177 7

92.66

S, Lembaga Pemasyarakatan,
TABEL 8

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

TB PARU
SUSPEK % BTA (+)
NO KABUPATEN BTA (+)
TERHADAP SUSPEK
L P L+P L P L+P L P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KULON PROGO 1,815 51
2 BANTUL 3,256 2,158 5,414 193 128 321 6.00 6.00
3 GUNUNG KIDUL 1,535 1,510 3,045 125 71 196 8.14 4.70
4 SLEMAN 2,286 2,325 4,611 233 182 415 10.19 7.83
5 KOTA YOGYAKARTA 0 0 5,155 133 88 428 N/A N/A
JUMLAH (KAB/KOTA) 7,077 5,993 20,040 684 469 1,411 9.67 7.83

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Keterangan: null
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
% BTA (+)
ADAP SUSPEK
L+P
12
2.81
6.00
6.44
9.00
8.30
7.04

, RS, Lembaga Pemasyarakatan,


TABEL 9

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP


ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) ANGKA KEBERHASILAN
(COMPLETE RATE)
BTA (+) DIOBATI PENGOBATAN
NO KABUPATEN L P L+P L P L+P (SUCCESS RATE/SR)

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P


1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 KULON PROGO 71 62 133 0.00 0.00 105 78.95 0.00 0 0.00 4 3.01 0.00 0.00
2 BANTUL 144 80 224 93 64.58 49 61.25 142 63.39 41 58.00 30 42.00 71 32.00 134.00 79.00
3 GUNUNG KIDUL 118 75 193 97 82.20 61 81.33 158 81.87 6 5.08 3 4.00 9 4.66 87.29 85.33
4 SLEMAN 170 133 303 143 84.12 123 92.48 266 87.79 7 4.12 0 0.00 7 2.31 88.24 92.48
5 KOTA YOGYAKARTA 151 92 243 120 79.47 64 69.57 184 75.72 8 5.30 5 5.43 13 5.35 84.77 75.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 654 442 1,096 453 69.27 297 67.19 855 78.01 62 9.48 38 8.60 104 9.49 78.75 75.79
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Keterangan: null
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
MIN DAN KABUPATEN

GKA KEBERHASILAN
JUMLAH KEMATIAN
PENGOBATAN
SELAMA PENGOBATAN
UCCESS RATE/SR)

L+P L P L+P
21 22 23 24
81.95 1
213.00 11 0 11
86.53 7 8 15
90.10 5 2 7
81.07 4 6 10
87.50 27 16 44
1.1 0.6 1.7
TABEL 10

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

PNEUMONIA PADA BALITA


JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA DITEMUKAN DAN DITAN
NO KABUPATEN
PENDERITA L P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KULON PROGO 13,071 12,461 25,532 1,307 1,246 2,553 409 31.3 287
2 BANTUL 30,305 29,753 60,058 262 257 519 567 216.4 467
3 GUNUNG KIDUL 16,461 16,467 32,928 563 563 1,126 287 51.0 288
4 SLEMAN 42,649 42,646 85,295 1,842 1,842 3,684 355 19.3 464
5 KOTA YOGYAKARTA - - 19,369 - - 1,937 290 N/A 255
JUMLAH (KAB/KOTA) 102,486 101,327 223,182 3,974 3,908 9,819 1,908 48.0 1,761

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Keterangan: null
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
N KABUPATEN

BALITA
A DITEMUKAN DAN DITANGANI
P L+P
% JUMLAH %
13 14 15
23.0 696 27.3
181.7 1,034 199.2
51.2 575 51.1
25.2 819 22.2
N/A 545 28.1
45.1 3,669 37.4
TABEL 11

JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JUMLAH KEMATIAN
HIV AIDS SYPHILIS
AKIBAT AIDS
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI PROPORSI PROPORSI
L P L+P L P L+P L P L+P L P
KELOMPOK UMUR KELOMPOK UMUR KELOMPOK UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 ≤ 4 TAHUN 2 2 2.30 0 0.00 0 0 0.00 0 0

2 5 - 14 TAHUN 0 0.00 0 0.00 0 0


3 15 - 19 TAHUN 6 1 7 8.05 1 1 2.70 0 0 0 0

4 20 - 24 TAHUN 14 0 14 16.09 2 3 5 13.51 0 0


5 25 - 49 TAHUN 27 9 36 41.38 18 7 25 67.57 1 1 0

6 ≥ 50 TAHUN 23 5 28 32.18 4 2 6 16.22 1 1 2 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 70 17 87 24 13 37 1 2 3 0 0
PROPORSI JENIS KELAMIN 80.46 19.54 64.86 35.14 33.33 66.67 #DIV/0! #DIV/0!

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KEMATIAN
AKIBAT AIDS

L+P

17
#DIV/0!

#DIV/0!
#DIV/0!

#DIV/0!
#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!
TABEL 12

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP
NO UNIT TRANSFUSI DARAH POSITIF HIV
JUMLAH PENDONOR HIV
L P L+P L P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
KULON PROGO 4,074 516 4,590 4,074 100.00 516 100.00 4,590 100.00 21 0.52 3
BANTUL 7,401
GUNUNG KIDUL 3,623 640 4,263 3,623 100.00 640 100.00 4,263 100.00 23 0.63 2
SLEMAN 7,484 1,073 8,557 7,484 100.00 1,073 100.00 8,557 100.00 29 0.39 3
KOTA YOGYAKARTA 33,214. 4,192. 37,406. 33,214. 100. 4,192. 100. 37,406. 100. 80. 0.24 1.

JUMLAH 48,395 6,421 54,816 48,395 100.00 6,421 100.00 62,217 113.50 153 0.32 9

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


POSITIF HIV
P L+P
% JUMLAH %
15 16 17
0.58 24 0.52
35 0.47
0.31 25 0.59
0 32 0.37
0. 81. 0.22

0 197 0.32
TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN,DAN KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

DIARE
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PERKIRAAAN DIARE DITANGANI
NO KABUPATEN KASUS L P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KULON PROGO 206,128 211,442 417,570 4,411 4,525 8,936 4,163 94.38 4,070
2 BANTUL 30,305 29,753 60,058 2,727 2,678 5,405 2,262 82.95 2,191
3 GUNUNG KIDUL 375,217 380,527 755,744 8,030 8,143 16,173 5,571 69.38 6,445
4 SLEMAN 538,704 524,744 1,063,448 11,528 11,230 22,758 8,346 72.40 9,309
5 KOTA YOGYAKARTA 202,296 211,640 413,936 4,329 4,529 8,858 4,838 111.76 5,766
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,352,650 1,358,106 2,710,756 31,025 31,105 62,130 25,180 81.2 27,781
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
N

DIARE DITANGANI
P L+P
% JUMLAH %
13 14 15
89.94 8,233 92.13
81.81 4,453 82.39
79.15 12,016 74.30
82.89 17,655 77.58
127.31 10,604 119.71
89.31 52,961 85.24
TABEL 14

JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

KASUS BARU
NO KABUPATEN Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L
1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 KULON PROGO 0 0 0 1 0 1 1
2 BANTUL 0 2 2 1 1 2 1
3 GUNUNG KIDUL 2 0 2 15 5 20 17
4 SLEMAN 2 1 3 1 0 1 3
5 KOTA YOGYAKARTA 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 4 3 7 18 6 24 22
PROPORSI JENIS KELAMIN 57.14 42.86 75.00 25.00 73.33
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE) PER 100.000 PENDUDUK 2,068.74

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


PB + MB
P L+P
11 12
0 1
2 3
5 22
1 4
0 0
8 30
26.67
752.27 2,821.01
TABEL 15

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

KASUS BARU
PENDERITA KUSTA
NO KABUPATEN PENDERITA KUSTA
0-14 TAHUN
L P L+P JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8
1 KULON PROGO - - - - #DIV/0!
2 BANTUL 3 - 33.00
3 GUNUNG KIDUL - - 22 -
4 SLEMAN 3 1 4 - 0.00
5 KOTA YOGYAKARTA - - N/A - N/A
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 1 29 - 0.00
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


MIN, DAN KABUPATEN

CACAT TINGKAT 2

JUMLAH %
9 10
- #DIV/0!
33.00
0
- 0.00

- 0.00
-
TABEL 16

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

KASUS TERCATAT
NO KABUPATEN Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L
1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 KULON PROGO 0 0 0 2 0 2 2
2 BANTUL 1 2 3 1 0 1 2
3 GUNUNG KIDUL 2 0 2 15 5 20 17
4 SLEMAN 3 0 3 2 0 2 5
5 KOTA YOGYAKARTA 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 6 2 8 20 5 25 26
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 482.6

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


N, DAN KABUPATEN

JUMLAH
P L+P
11 12
0 2
2 4
5 22
0 5
0 0
7 33
65.8 310.3
TABEL 17

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

KUSTA (PB) KUSTA (MB)


RFT PB RFT MB
NO KABUPATEN PENDERITA PB PENDERITA MB
L P L+P L
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KULON PROGO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 BANTUL 1 0 1 1 0,0 0 0,0 1 0 0 0 0 0 0
3 GUNUNG KIDUL 1 0 1 1 1 0 1 9 2 11 9
4 SLEMAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
5 KOTA YOGYAKARTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 0 2 2 100.0 0 0.0 2 100.0 9 3 12 9 100

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY

Keterangan : Penderita kusta PB/MB merupakan penderita pada kohort yang sama
X = tahun data.
AN KABUPATEN

RFT MB
P L+P
JUMLAH % JUMLAH %
18 19 20 21
0 0
0 0 0 0
2 11
1 0 1 0
0 0 0 0
3 100 12 100
TABEL 18

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KABUPATEN


D.I. YOGYAKARTA
2015

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP


NO KABUPATEN
<15 TAHUN (NON POLIO)
1 2 4 5
1 KULON PROGO 85,256 2
2 BANTUL 220,929 6
3 GUNUNG KIDUL 100,776 4
4 SLEMAN 227,581 9
5 KOTA YOGYAKARTA 92,574 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 727,116 22
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 3.03

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Keterangan: null
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun224
pada tabel 2, yaitu sebesar:
ng ditemukan di RS
TABEL 19

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN KAB KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JUMLAH KASUS PD3I


DIFTERI TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATOR
NO KABUPATEN PERTUSIS
JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
MENINGGAL MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 KULON PROGO 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0 0 0
2 BANTUL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 GUNUNG KIDUL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3
4 SLEMAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 KOTA YOGYAKARTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0 2 3
CASE FATALITY RATE (%) #DIV/0! 0.00

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


BUPATEN

TETANUS NEONATORUM
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
L+P
17 18
0 0
0 0
1 0
0 0
0 0
1 0
0.00
TABEL 20

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPA
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JUMLAH KASUS PD3I

NO KABUPATEN CAMPAK
POLIO
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 KULON PROGO 8 15 23 0 0 0 0
2 BANTUL 30 24 54 0 0 0 0
3 GUNUNG KIDUL 3 1 4 0 0 0 0
4 SLEMAN 302 342 644 0 0 0 0
5 KOTA YOGYAKARTA 64 40 104 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 407 422 829 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 0.0

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN

HEPATITIS B

L P L+P
11 12 13
0 0 0
54 17 71
0 0 0
0 0 0
0 0 0
54 17 71
TABEL 21

JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


NO KABUPATEN JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
L P L+P L P L+P L P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KULON PROGO 69 53 122 0 0 0 0.0 0.0
2 BANTUL 798 643 1,441 6 7 13 0.8 1.1
3 GUNUNG KIDUL 264 234 498 3 1 4 1.1 0.4
4 SLEMAN 291 229 520 5 4 9 1.7 1.7
5 KOTA YOGYAKARTA 222 196 418 1 2 3 0.5 1.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,644 1,355 2,999 15 14 29 4.1 4.3
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK
76.8 63.3 140.1

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
PATEN

CFR (%)
L+P
12
0.0
0.9
0.8
1.7
0.7
4.2

emukan di RS
TABEL 22

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
PROV. D. I . YOGYAKARTA
TAHUN 2013

MALARIA
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
NO KABUPATEN SUSPEK MENINGGAL CFR
POSITIF
L P L+P
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KULON PROGO 0 0 0 - - 19,296 63 #DIV/0! 59 #DIV/0! 122. 0.63 0 1 1 0
2 BANTUL 0 0 0 2 1 3 2 100.00 - - 3,00 100,00 0 0 0 0.00
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN 1 0 0 1 - 1 0.00 - 0. - 0 0 0 0.00
5 KOTA YOGYAKARTA 0 0 0 - - - - N/A - N/A N/A N/A 0 0 0 N/A
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 0 0 3 1 4 65 2,166.67 59 5,900 122. 3,050.00 0 1 1 0.00
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
CFR

P L+P
20 21
1.694915 0.819672
0.00 0.00

0.00 0.00
N/A N/A
1.69 0.82
TABEL 23

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

PENDERITA FILARIASIS
NO KABUPATEN KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS
L P L+P L P
1 2 4 5 6 7 8
1 KULON PROGO 0 0 0 0 0
2 BANTUL 0 0 0 0 0
3 GUNUNG KIDUL 0 0 0 0 0
4 SLEMAN 0 0 0 0 0
5 KOTA YOGYAKARTA 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
EN

LURUH KASUS
L+P
9
0
0
0
0
0
0
0

ang ditemukan di RS
TABEL 24

CAKUPAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH


JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN
NO KABUPATEN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
PEREMPUAN
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KULON PROGO 162,223 170,091 332,314 172,792 106.52 336,035 197.56 508,827
2 BANTUL 0 0 0 0 0.00 0 0.00 0
3 GUNUNG KIDUL 178,090 185,617 363,707 44,387 24.92 60,353 32.51 107,327
4 SLEMAN 400,646 394,900 795,546 19,171 4.79 25,871 6.55 45,042
5 KOTA YOGYAKARTA 125,746 130,840 256,586 13,948 11.09 26,415 20.19 40,363
JUMLAH (KAB/KOTA) 866,705 881,448 1,748,153 250,298 28.88 448,674 50.90 698,972

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


ARAH
LAKI-LAKI + PEREMPUAN

%
12
153.12
0.00
29.51
5.66
15.73
39.98
TABEL 25

CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS


JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN
LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
PEREMPUAN
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KULON PROGO 170,685 317,794 488,479 0 0 0
2 BANTUL 0 0 0 0 0.00 0 0.00 0
3 GUNUNG KIDUL 87,404 94,839 182,243 925 1.06 1,140 1.20 2,065
4 SLEMAN 459,200 449,982 909,182 19,171 4.17 25,871 5.75 45,042
5 KOTA YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA) 717,289 862,615 1,579,904 20,096 2.80 27,011 3.13 47,107

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY KULON PROGO : DATA BARU DIKOMPILASI DARI HASIL PENJARINGAN REMAJA
SLEMAN TIDAK ADA DATA
S
LAKI-LAKI + PEREMPUAN

%
12

0.00
0.23
4.95

2.98
TABEL 26

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CB
MENURUT KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

PEMERIKSAAN KLINIS PAYUDA


PEREMPUAN PEMERIKSAAN IVA
NO KABUPATEN (CBE)
USIA 30-49 TAHUN
JUMLAH % JUMLAH
1 2 4 5 6 7
1 KULON PROGO 62,414 1,007 1.61 346
2 BANTUL 147,752 0.00
3 GUNUNG KIDUL 107,632 0.00
4 SLEMAN 154,640 13 0.01 432
5 KOTA YOGYAKARTA 69,599 6 0.01 314
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,026 #DIV/0! 1,092

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
CBE: Clinical Breast Examination
EMERIKSAAN KLINIS (CBE)

IKSAAN KLINIS PAYUDARA


(CBE)
%
8
0.55
0.00
0.00
0.28
0.45
#DIV/0!
TABEL 27

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015
SLEMAN
YANG TERSERANG JUMLAH JUMLAH JUMLAH PENDUDUK
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA ATTACK RATE (%) CFR (%)
JENIS KEJADIAN PENDERITA KEMATIAN TERANCAM
NO JUMLAH JUMLAH
LUAR BIASA 15- 20- 45- 55-
KEC DESA/KEL DIKETAHUI DITANGGU- 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 60-69 70+
AKHIR L P L+P 19 44 54 59 L P L+P L P L+P L P L+P L P
LANGI HARI HARI BLN THN THN THN THN THN
THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
1 Keracunan makanan 1 1 8/1/2015 8/1/2015 9/1/2015 22 44 66 11 9 15 23 4 4 0 0 0 77 78 155 28.57 56.41 42.58 - -
2 Keracunan makanan 1 1 13-1-2015 13-1-2015 13-1-2015 1 3 4 4 0 0 0 12 18 30 8.33 16.67 13.33 - -
3 Keracunan makanan 1 1 17-1-2015 17-1-2015 18-1-2015 4 7 11 11 0 0 0 6 6 12 66.67 116.67 91.67 100 ####
4 Keracunan makanan 21-1-2015 21-1-2015 21-1-2015 2 145 147 1 19 115 12 0 0 0 6 2 8 33.33 7,587.65 1,858.17 - -
5 Penyakit Brucellosis 1 1 26-3-2015 26-3-2015 3 0 3 3 0 0 0 77 2 79 3.90 - 3.80 - -
6 Keracunan makanan 1 1 8/4/2015 8/4/2015 8/4/2015 0 5 5 5 0 0 0 25 30 55 - 16.67 9.09 - -
7 Keracunan makanan 1 1 18-7-2015 18-7-2015 18-7-2015 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - -
8 Keracunan makanan 1 1 30-10-2015 30-10-2015 30-10-2015 14 17 31 3 28 0 0 0 25 36 61 56.00 47.22 50.82 - -
9 Keracunan makanan 1 1 30-10-2015 30-10-2015 30-10-2015 30 42 72 50 22 0 0 0 40 44 84 75.00 95.45 85.71 - -
10 Keracunan makanan 1 1 13-11-2015 13-11-2015 13-11-2015 25 27 52 41 11 0 0 0 160 177 337 15.63 15.25 15.43 - -
KULON PROGO
1 Keracunan Makanan 1 1 01/18/2015 01/18/2015 01/20/2015 28 36 64 2 13 28 17 4 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - -
2 Keracunan Makanan 1 1 01/25/2015 01/25/2015 01/27/2015 3 19 22 3 4 8 7 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - -
3 Keracunan Makanan 1 1 11/2/2015 11/1/2015 12/2/2015 1 1 2 1 1 0 0 0 1 1 2 100.00 100.00 100.00 - -
4 Hepatitis A 1 1 02/17/2015 02/17/2015 04/14/2015 12 13 25 2 3 16 2 2 0 0 0 1,056 1,150 2,206 1.14 1.13 1.13 - -
5 Campak 1 1 11/3/2015 11/3/2015 11/4/2015 1 4 5 3 2 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - -
6 Keracunan Makanan 1 1 11/4/2015 11/4/2015 04/13/2015 12 5 17 2 2 1 1 5 5 1 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - -
7 Keracunan Makanan 1 1 04/28/2015 04/28/2015 04/29/2015 14 2 16 16 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - -
8 Keracunan Makanan 1 1 9/6/2015 9/6/2015 10/6/2015 13 13 11 2 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### -
9 Keracunan Makanan 1 1 06/24/2015 06/24/2015 06/25/2015 1 1 2 1 1 0 0 0 1 1 2 100.00 100.00 100.00 - -
10 Keracunan Makanan 1 1 5/7/2015 5/7/2015 7/7/2015 1 6 7 1 3 3 0 1 1 28 14 42 3.57 42.86 16.67 - 17
11 Keracunan Makanan 1 1 07/19/2015 07/19/2015 07/24/2016 3 3 6 2 1 3 0 0 0 3 3 6 100.00 100.00 100.00 - -
12 Keracunan Makanan 1 1 12/8/2015 12/8/2015 08/14/2015 3 7 10 7 3 0 0 0 36 27 63 8.33 25.93 15.87 - -
13 Malaria 1 1 08/20/2015 08/20/2015 12/31/2015 6 8 14 1 2 9 2 0 0 0 11,633 11,900 23,533 0.05 0.07 0.06 - -
14 Malaria 1 1 08/29/2015 08/29/2015 12/31/2015 14 15 29 2 1 1 25 0 0 0 12,621 13,311 25,932 0.11 0.11 0.11 - -
15 Rubella 1 1 5/10/2015 5/10/2015 5/12/2015 2 3 5 2 1 1 1 0 0 0 3,303 3,246 6,549 0.06 0.09 0.08 - -
16 Keracunan Makanan 1 1 5/11/2015 5/11/2015 5/11/2015 1 5 6 6 0 0 0 9 #DIV/0! #DIV/0! 66.67 - -
17 Keracunan Makanan 1 1 11/15/2015 11/15/2015 11/16/2015 4 3 7 2 3 1 1 0 0 0 4 3 7 100.00 100.00 100.00 - -
18 Rubella 1 1 12/11/2015 12/11/2015 1/3/2016 5 5 10 10 0 0 0 171 #DIV/0! #DIV/0! 5.85 - -
19 Malaria 1 1 3/12/2015 3/12/2015 1/2/2016 1 1 2 2 0 1 1 54 #DIV/0! #DIV/0! 3.70 - 100
20 Keracunan Makanan 1 1 12/19/2015 12/19/2015 12/20/2015 9 4 13 13 0 0 0 112 142 254 8.04 2.82 5.12 - -
BANTUL
1 Chikungunya 1 1 12/1/2014 12/1/2014 12/2/2014 11 9 20 2 4 6 3 5 0 0 0 196 10,20 - -
2 Diare 1 1 22/01/14 22/01/14 22/02/14 5 2 7 3 2 1 1 0 0 0 97 7,22 - -
3 Chikungunya 1 1 29/01/14 29/01/14 29/02/2014 12 12 29 3 1 4 8 4 3 2 0 0 0 235 12,34 - -
4 Chikungunya 1 1 29/01/14 29/01/14 29/02/2014 9 19 28 4 11 12 1 0 0 0 500 5,60 - -
5 Chikungunya 1 1 24/04/14 24/01/14 24/02/14 5 10 15 1 8 3 3 0 0 0 310 4,84 - -
6 Campak 1 1 3/2/2014 3/2/2014 3/3/2014 5 5 10 4 5 1 0 0 0 150 6,67 - -
7 Diare 1 1 3/9/2014 3/9/2014 3/9/2014 1 0 1 1 0 0 0 215 0,47 - -
8 rubella 1 1 4/3/2014 4/3/2014 4/3/2014 4 3 7 3 4 0 0 0 90 7,78 - -
9 campak 1 1 10/3/2014 10/3/2014 10/4/2014 15 0 15 6 7 2 0 0 0 1000 1,50 - -
10 Campak 1 1 3/24/2014 3/24/2014 4/24/2014 68 48 116 2 48 36 23 3 4 0 0 0 700 16,57 - -
11 GHPR 1 1 4/8/2014 4/8/2014 4/8/2014 0 1 1 1 0 0 0 5 20,00 - -
12 Chikungunya 1 1 4/26/2014 4/26/2014 5/26/2014 4 8 12 1 5 2 2 2 0 0 0 250 4,80 - -
13 Chikungunya 1 1 4/26/2014 4/26/2014 5/26/2014 5 7 12 3 3 6 0 0 0 300 4,00 - -
14 Chikungunya 1 1 5/2/2014 5/2/2014 6/2/2014 12 8 20 1 7 4 3 5 0 0 0 132 15,15 - -
15 Chikungunya 1 1 5/18/2014 5/19/2014 6/18/2014 16 15 31 2 1 13 7 1 7 0 0 0 255 12,16 - -
16 Keracunan makanan 1 1 6/5/2014 6/5/2014 6/6/2014 9 4 13 13 0 0 0 22 59,09 - -
17 Chikungunya 1 1 6/10/2014 6/11/2014 7/10/2014 21 29 50 3 7 4 21 7 3 2 3 0 0 0 450 11,11 - -
18 Keracunana makanan 1 1 7/1/2014 7/1/2014 7/2/2014 4 2 6 1 3 1 1 0 0 0 200 3,00 - -
19 Keracunana makanan 1 1 6/30/2014 6/30/2014 7/1/2014 50 56 106 8 10 10 41 16 9 7 5 0 0 0 300 35,33 - -
20 Chikungunya 1 1 6/12/2014 6/12/2014 7/12/2014 60 0 0 0 250 24,00 - -
21 Keracunan makanan 1 1 7/1/2014 7/1/2014 7/1/2014 11 28 39 4 9 4 15 3 2 2 0 0 0 150 26,00 - -
22 Campak 1 1 7/2/2014 02 Juli 2014 7/18/2014 12 26 38 8 26 4 0 0 0 500 7,60 - -
23 Keracunan makanan 1 1 7/30/2014 7/30/2014 7/30/2014 1 2 3 1 2 0 0 0 3 100,00 - -
24 Chikungunya 1 1 7/30/2014 7/30/2014 7/31/2014 45 47 92 3 10 8 8 34 12 6 6 5 0 0 0 800 11,50 - -
25 Keracunan Makanan 1 1 8/4/2014 8/4/2014 8/4/2014 1 3 4 4 0 0 0 150 2,67 - -
26 Keracunan makanan 1 1 10/9/2014 10/9/2014 10/9/2014 8 5 13 13 0 0 0 128 10,16 - -
27 Keracunan makanan 1 1 10/11/2014 10/11/2014 10/11/2014 4 3 7 7 0 0 0 120 5,83 - -
28 Chikungunya 1 1 10/1/2014 10/1/2014 11/1/2014 12 8 20 8 6 6 0 0 0 130 15,38 - -
29 Keracunan makanan 1 1 11/21/2014 11/21/2014 11/23/2014 1 207 208 208 0 0 0 929 22,39 - -
30 keracunan makanan 1 1 11/27/2014 11/27/2014 11/27/2014 7 13 20 10 10 0 0 0 35 57,14 - -
31 Diare 1 1 11/28/2014 11/28/2014 11/28/2014 1 11 12 1 1 4 1 2 3 0 0 0 150 8,00 - -
32 chikungunya 1 1 11/21/2014 11/21/2014 12/21/2014 17 20 37 4 1 11 5 3 13 0 0 0 300 12,33 - -
33 Rubella 1 1 10/5/2014 10/5/2014 10/25/2014 1 7 8 7 1 0 0 0 40 20,00 - -
34 Diare 1 1 12/17/2014 12/17/2014 12/17/2014 6 7 13 2 1 5 1 2 1 1 0 0 0 400 3,25 - -
35 Kermak 1 1 12/6/2014 12/6/2014 12/6/2014 0 3 3 1 2 0 0 0 4 75,00 - -
36 Kematian Diare 1 1 12/16/2014 12/16/2014 12/16/2014 0 1 1 1 0 0 0 200 0,50 - -
KOTA YK
1 CHIKUNGUNYA 1 1 - - 30-Jan-14 24 28 52 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
2 CHIKUNGUNYA 1 1 4-Feb-14 4-Feb-14 26-Jan-14 6 14 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
3 CHIKUNGUNYA 1 1 - - 22-Jan-14 13 19 32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
4 CHIKUNGUNYA 1 1 - - 26-Jan-14 13 20 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
5 CHIKUNGUNYA 1 1 - - 4-Feb-14 18 19 37 0 0 0 3 5 2 4 17 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
6 CHIKUNGUNYA 1 1 - - 11-Feb-14 9 10 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
7 LEPTOSPIROSIS 1 1 - - - 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
8 LEPTOSPIROSIS 1 1 - - - 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
100,00
9 CAMPAK 2 2 2-Feb-14 2-Feb-14 19-Mar-14 6 5 11 0 0 1 5 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
10 RUBELLA 1 1 4-Feb-14 4-Feb-14 28-Mar-14 0 24 24 0 0 0 0 0 11 6 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
11 HFMD KLINIS 1 1 12-Feb-14 12-Feb-14 22-Feb-14 6 2 8 0 0 0 6 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
12 CAMPAK 2 2 23-Mar-14 23-Mar-14 - 3 4 7 0 0 0 2 0 0 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
13 HFMD KLINIS 1 1 - - - 2 3 5 0 0 1 3 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
14 HFMD KLINIS 1 1 - - - 3 2 5 0 0 0 2 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
15 LEPTOSPIROSIS 1 1 - - - 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
16 CHIKUNGUNYA KLINIS 1 1 - - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
17 HFMD KLINIS 1 1 - - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
18 CHIKUNGUNYA KLINIS 1 1 - - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
19 HFMD KLINIS 1 1 - - - 0 2 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
20 LEPTOSPIROSIS 1 1 - - - 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
21 KERACUNAN MAKANAN 1 1 20-Jun-14 20-Jun-14 18-Jun-14 10 13 23 0 0 0 1 1 2 5 6 2 1 3 2 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
22 RUBELLA 2 2 4-Jun-14 4-Jun-14 - 6 8 14 0 0 1 1 8 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
23 KERACUNAN MAKANAN 1 1 8-Jul-14 8-Jul-14 - 0 0 0 0 0 0 0 2 3 3 12 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
24 CAMPAK KLINIS 1 1 4-Jul-14 4-Jul-14 - 0 0 0 0 0 0 3 4 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
25 LEPTOSPIROSIS 1 1 15-Aug-14 15-Aug-14 5-Sep-14 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
26 CAMPAK KLINIS 1 1 - - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
27 KERACUNAN MAKANAN 1 1 21-Oct-14 21-Oct-14 21-Oct-14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
28 KERACUNAN GAS CO (ASAP1 GENSET) 1 21-Oct-14 21-Oct-14 22-Oct-14 7 1 8 0 0 0 0 0 0 6 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
29 LEPTOSPIROSIS 1 1 20-Oct-14 20-Oct-14 9-Nov-14 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!

Sumber
Buku Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015
CFR (%)

L+P
34
-
-
100
-
-
-
-
-
-
-

-
-
-
-
-
-
-
-
-
14
-
-
-
-
-
-
-
-
50
-

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
100,00
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
TABEL 28

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM


D.I. YOGYAKARTA
2015

KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN
JUMLAH DITANGANI <24 JAM
1 2 4 5
1 KULON PROGO 20 20
2 BANTUL 26 26
3 GUNUNG KIDUL 11 11
4 SLEMAN 10 10
5 KOTA YOGYAKARTA 29 29
JUMLAH (KAB/KOTA) 96 96

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


DITANGANI < 24 JAM

URAHAN
%
6
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
TABEL 29

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS


PERSALINAN MENDAPAT
NO KABUPATEN K1 K4
JUMLAH JUMLAH DITOLONG NAKES YANKES NIFAS
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 KULON PROGO 6207 6206 100.0 5601 90.2 5234 5,231. 99.94 5,113 97.7
2 BANTUL 14,275 14,275 100.0 12,988 91.0 12,585 12,580. 99.96 11,968 95.0
3 GUNUNG KIDUL 9086 9086 100.0 8162 89.8 7813 7,804. 99.88 7,236 92.6
4 SLEMAN 15870 15870 100.0 15358 96.8 14131 14,129. 99.99 13,448 95.2
5 KOTA YOGYAKARTA 4,781 4,781 100.0 4,439 92.8 4,358 4,353. 99.89 4,071 93.4
JUMLAH (KAB/KOTA) 50,219 50,218 100.0 46,548 92.7 44,121 44,097. 99.95 41,836 94.8

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


HATAN IBU NIFAS

NIFAS
IBU NIFAS
MENDAPAT VIT A
JUMLAH %
14 15
5,224 99.81
12,498 99.00
7,692 99.00
13,813 97.75
4,117 94.47
43,344 98.24
TABEL 30

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL


JUMLAH IBU
NO KABUPATEN TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
HAMIL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 KULON PROGO 6,207 19 333 2,747 2,088 807
2 BANTUL 14,275 156 1.1 133 0.9 5,034 962.0 5,249 36.8 3,703
3 GUNUNG KIDUL 9,086 58 0.6 165 1.8 1,441 15.9 1,748 19.2 988
4 SLEMAN 15,179 165 1.1 410 2.7 4,901 32.3 4,878 32.1 4,204
5 KOTA YOGYAKARTA 4,855 35 0.7 232 4.8 2,574 53.0 2,029 41.8 2,232
JUMLAH (KAB/KOTA) 49,602 433 0.9 1,273 2.6 16,697 33.7 15,992 32.2 11,934

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


AMIL
TT2+
% JUMLAH %
14 15 16
5,975
25.9 14,275 100.0
10.9 4,342 47.8
27.7 14,393 94.8
46.0 7,067 145.6
24.1 46,052 92.8
TABEL 31

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS


JUMLAH WUS
NO KABUPATEN TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
(15-39 TAHUN)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 KULON PROGO 72,029 89 0.1 144 0.2 4,192 5.8 2,468 3.4 1,114 1.5
2 BANTUL 186,023 223 0,12 331 0,18 6,127 3,29 5,263 2,83 3,637 1,96
3 GUNUNG KIDUL 116,319 26 0.0 86 0.1 770 0.7 321 0.3 70 0.1
4 SLEMAN 4,001. 160 4.0 192 4.8 3,684 92.1 600 15.0 552 13.8
5 KOTA YOGYAKARTA 80,274 56 0.1 73 0.1 1,544 1.9 325 0.4 384 0.5
JUMLAH (KAB/KOTA) 458,646 554 0.1 826 0.2 16,317 3.6 8,977 2.0 5,757 1.3

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


TT2+
JUMLAH %
15 16
7,918 11.0
0.0
8,354 7.2

0.0
16,272 3.5
TABEL 32

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JUMLAH FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)


NO KABUPATEN
IBU HAMIL JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8
1 KULON PROGO 6207 5,653 91.07 5,317 85.66
2 BANTUL 14275 13,443 94.17 12,072 84.57
3 GUNUNG KIDUL 9086 8,510 93.66 8,066 88.77
4 SLEMAN 15870 15,870 100.00 15,098 95.14
5 KOTA YOGYAKARTA 4781 3,973 83.10 3,959 82.81
JUMLAH (KAB/KOTA) 50219 47,449 94.48 44,512 88.64

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


TABEL 35

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL


MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

PERKIRAAN PENANGANAN
PERKIRAAN NEONATAL PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH LAHIR HIDUP
JUMLAH KOMPLIKASI
NO KABUPATEN DENGAN KEBIDANAN L P
IBU HAMIL
KOMPLIKASI
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 KULON PROGO 6,207 1,241 1358 109.4 2,668 2,564 5,232 400 385 785 487 121.7 490
2 BANTUL 14,283 2,857 2507 88.0 6,690 6,681 13,371 1,004 1,002 2,006 818 82.0 749
3 GUNUNG KIDUL 9,086 1,817 1467 80.7 4,040 3,756 7,796 606 563 1,169 491 81.0 423
4 SLEMAN 15,870 3,174 2844 89.6 7,001 7,133 14,134 1,050 1,070 2,120 1,080 102.8 993
5 KOTA YOGYAKARTA 4,781 956 987 103.2 2,212 2,157 4,369 332 324 655 301 90.7 286
JUMLAH (KAB/KOTA) 50,227 10,045 9163 91.2 22,611 22,291 44,902 3,392 3,344 6,735 3,177 93.7 2,941

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


AL

GANAN KOMPLIKASI NEONATAL

P L+P
% S %
17 18 19
127.4 977 124.5
75.0 1,693 84.0
75.1 914 78.2
92.8 2,073 97.8
88.4 587 89.6
87.9 6,244 92.7
TABEL 34

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

PESERTA KB AKTIF
MKJP NON MKJP
NO KABUPATEN
IM KON OBAT LAIN
IUD % MOP % MOW % % JUMLAH % % SUNTIK % PIL % % %
PLAN DOM VAGINA NYA
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 KULON PROGO 13,339 25.3 678 1.3 2,898 5.5 7,139 13.5 24,054 45.6 2,445 4.6 21,473 40.7 4,757 9.0 0.0 0.0
2 BANTUL 28,406 23.6 1,138 0.9 5,760 4.8 5,930 4.9 41,234 34.2 8,123 6.7 57,327 47.6 13,736 11.4 0 0.0 0 0.0
3 GUNUNG KIDUL 13,111 14.2 372 0.4 2,918 3.2 9,202 10.0 25,603 27.8 2563 2.8 51543.0 55.9 12529.0 13.6 0.0 0.0 0 0.0
4 SLEMAN 35,531 27.7 714 0.6 5,521 4.3 7,183 5.6 48,949 38.1 8,909 6.9 59,223 46.1 11,359 8.8 0 0.0 0 0.0
5 KOTA YOGYAKARTA 10,317 29.8 208 0.6 2,024 5.9 999 2.9 13,548 39.2 5,254 15.2 10,096 29.2 3,623 10.5 0 0.0 2,071 6.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 100,704 70.0 629 0.4 2,824 2.0 6,986 4.9 111,143 77.2 2,366 1.6 23,183 16.1 5,170 3.6 0 0.0 2,071 1.4

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
MKJP + % MKJP +
JUMLAH % NON MKJP NON MKJP

24 25 26 27
28,675 54.4 52,729 100.0
79,186 65.8 120,420 100.0
66,635 72.2 92,238 100.0
79,491 61.9 128,440 100.0
21,044 60.8 34,592 100.0
32,790 22.8 143,933 100.0
TABEL 35

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

PESERTA KB BARU
MKJP NON MKJP
NO KABUPATEN
OBAT LAIN
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % %
VAGINA NYA
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 KULON PROGO 798 22.1 36 1.0 38 1.1 611 16.9 1,483 41.1 139 3.9 1,565 43.4 423 11.7 0 0.0 0
2 BANTUL 3,839 27.7 105 0.8 343 2.5 790 5.7 5,077 36.6 912 6.6 6,404 46.1 1,488 10.7 0 0.0 0
3 GUNUNG KIDUL 1,399 19.9 23 0.3 193.0 2.7 1,065 15.1 2,680 38.1 193 2.7 3,686 52.4 480 6.8 0 0.0 0
4 SLEMAN 1,564 23.5 16 0.2 55 0.8 402 6.1 2,037 30.7 205 3.1 3,994 60.1 408 6.1 0 0.0 0
5 KOTA YOGYAKARTA 945 49.0 1 0.1 50 2.6 91 4.7 1,087 56.3 72 3.7 675 35.0 96 5.0 0 0.0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 8,545 25.8 181 0.5 679 2.1 2,959 8.9 12,364 37.3 1,521 4.6 16,324 49.3 2,895 8.7 0 0.0 0

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
MKJP + % MKJP
NON + NON
% JUMLAH % MKJP MKJP
23 24 25 26 27
0.0 2,127 58.9 3,610 100.0
0.0 8,804 63.4 13,881 100.0
0.0 4,359 61.9 7,039 100.0
0.0 4,607 69.3 6,644 100.0
0.0 843 43.7 1,930 100.0
0.0 20,740 62.7 33,104 100.0
TABEL 36

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JUMLAH PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF


NO KABUPATEN
PUS JUMLAH % JUMLAH
1 2 4 5 6 7
1 KULON PROGO 67,797 3,610 5.3 52,729
2 BANTUL 149,683 13,881 9.3 120,420
3 GUNUNG KIDUL 120,002 5,718 4.8 92,239
4 SLEMAN 154,640 6,644 4.3 128,440
5 KOTA YOGYAKARTA 45,795 1,930 4.2 34,592
JUMLAH (KAB/KOTA) 537,917 31,783 5.9 428,420

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


ESERTA KB AKTIF
%
8
77.8
80.5
76.9
83.1
75.5
79.6
TABEL 37

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KABUPATEN L P L+P L P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 KULON PROGO 2,668 2,564 5,232 2,654 99.5 2,551 99.5 5,205 99.5 168 6.33 194 7.6
2 BANTUL 6,263 6,307 12,570 6,263 100.0 6,307 100.0 12,570 100.0 211 3.37 244 3.9
3 GUNUNG KIDUL 4,040 3,756 7,796 4,019 99.5 3,734 99.4 7,753 99.4 310 7.71 258 6.9
4 SLEMAN 7,000 7,134 14,134 6,998 100.0 7,134 100.0 14,132 100.0 358 5.12 465 6.5
5 KOTA YOGYAKARTA 2,212 2,157 4,369 2,212 100.0 2,157 100.0 4,369 100.0 117 5.29 130 6.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 22,183 21,918 44,101 22,146 99.8 21,883 99.8 44,029 99.8 1,164 5.26 1,291 5.9

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


BBLR
L+P
JUMLAH %
17 18
362 7.0
455 3.6
568 7.3
823 5.8
247 5.7
2,455 5.6
TABEL 38

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LE


JUMLAH BAYI
NO KABUPATEN L P L+P L P
L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KULON PROGO 2,668 2,564 5,232 2,668 100.0 2,563 100.0 5,231 100.0 2,580 96.7 2,507
2 BANTUL 6,263 6,307 12,570 6,221 99.3 6,238 98.9 12,459 99.1 6,014 96.0 6,006
3 GUNUNG KIDUL 4,040 3,756 7,796 4,011 99.3 3,744 99.7 7,755 99.5 3,812 94.4 3,526
4 SLEMAN 7,001 7,133 14,134 6,998 100.0 7,134 100.0 14,132 100.0 6,768 96.7 6,721
5 KOTA YOGYAKARTA 2,212 2,157 4,369 2,207 99.8 2,155 99.9 4,362 99.8 2,073 93.7 2,050
JUMLAH (KAB/KOTA) 22,184 21,917 44,101 22,105 99.6 21,834 99.6 43,939 99.6 21,247 95.8 20,810

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


N NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)
P L+P
% JUMLAH %
16 17 18
97.8 5,087 97.2
95.2 12,020 95.6
93.9 7,338 94.1
94.2 13,489 95.4
95.0 4,123 94.4
94.9 42,057 95.4
TABEL 39

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF


JUMLAH BAYI USIA 0-6 BULAN
NO KABUPATEN L P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 KULON PROGO 2,058 1,825 3,883 1,549 75.3 1,362 74.6
2 BANTUL 4,219 4,166 8,385 3,172 75.2 3,094 74.3
3 GUNUNG KIDUL 2,647 2,597 5,244 1,410 53.3 1,659 63.9
4 SLEMAN 4,241 4,254 8,495 3,453 81.4 3,481 81.8
5 KOTA YOGYAKARTA - - - - #VALUE! - #VALUE!
JUMLAH (KAB/KOTA) 13,165 12,842 26,007 9,584 72.8 9,596 74.7

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


N KABUPATEN

BERI ASI EKSKLUSIF


BULAN
L+P
JUMLAH %
11 12
2,911 75.0
6,266 74.7
3,069 58.5
6,934 81.6
- #DIV/0!
19,180 73.7
TABEL 40

HATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

PELAYANAN KESEHATAN BAYI


JUMLAH BAYI
NO KABUPATEN L P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 KULON PROGO 2,668 2,564 5,232 2,380 89.2 2,470 96.3
2 BANTUL 6,263 6,307 12,570 5,718 91.3 5,651 89.6
3 GUNUNG KIDUL 4,040 3,756 7,796 3,762 93.1 3,862 102.8
4 SLEMAN 7,001 7,133 14,134 6,663 95.2 6,443 90.3
5 KOTA YOGYAKARTA 2,212 2,157 4,369 1,956 88.4 1,931 89.5
JUMLAH (KAB/KOTA) 22,184 21,917 44,101 20,479 92.3 20,357 93

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


HATAN BAYI
L+P
JUMLAH %
11 12
4,850 92.7
11,369 90.4
7,624 97.8
13,106 92.7
3,887 89.0
40,836 92.6
TABEL 41

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KABUPATEN


D.I. YOGYAKARTA
2015

JUMLAH
NO KABUPATEN DESA/KEL UCI % DESA/KEL UCI
DESA/KELURAHAN

1 2 4 5 6
1 KULON PROGO 88 88 100.0
2 BANTUL 75 75 100.0
3 GUNUNG KIDUL 144 144 100.0
4 SLEMAN 86 86 100.0
5 KOTA YOGYAKARTA 45 45 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 438 438 100.0

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


TABEL 42

CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK
NO KABUPATEN
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16.0 17 18 19 20 21 22 23
1 KULON PROGO 2,668 2,564 5,232 2,762 103.5 2,542 99.1 5,304 101.4 2,761 103.5 2,541 99.1 5,302 101.3 2,758 103.4 2,542 99.1 5,300
2 BANTUL 6,254 6,095 12,349 5,809 92.9 6,151 100.9 11,960 96.8 6,077 97,17 5,855 96,06 11,932 96,62 6,030 96,42 5,850 95,98 11,880
3 GUNUNG KIDUL 4,040 3,756 7,796 3,895 96.4 3,920 104.4 7,815 100.2 3,891 96.3 3,923 104.4 7,814 100.2 3,866 95.7 3,994 106.3 7,860
4 SLEMAN 6,733 6,707 13,440 6,498 96.5 6,554 97.7 13,052 97.1 6,640 99.0 6,660 99.0 13,300 99.0 6,667 99.0 6,601 98.4 13,268
5 KOTA YOGYAKARTA 2,212 2,157 4,369 0.0 0.0 0 0.0 0.0 0.0 0 0.0 0.0 0.0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 21,907 21,279 43,186 18,964 86.6 19,167 90.1 38,131 88.3 19,369 88.4 18,979 89.2 38,348 88.8 19,321 88.2 18,987 89.2 38,308

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


DO RATE (%)
PAK
L+P
L P L+P
%
24 25 26 27
101.3 0.14 0.00 0.08
96,20 -3.80 4.89 0.67
100.8 0.74 -1.89 -0.58
98.7 -2.60 -0.72 -1.65
0.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
88.7 -1.88 0.94 -0.46
TABEL 43

CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI BCG POLIO4 IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KABUPATEN L P L+P L P L+P L P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 KULON PROGO 2,668 2,564 5,232 2,761 103.49 2,542 99.14 5,303 101 0.00 0.00 0 0.00 2,760 103.45 2,539
2 BANTUL 6,254 6,095 12,349 6,100 100,08 5,912 97,00 12,012 97,27 6,071 97,07 5,845 95,90 11,916 96,49 5,984 95,68 5,796
3 GUNUNG KIDUL 4,040 3,756 7,796 3,889 96.26 3,920 104.37 7,809 100 0 0.00 0 0.00 0 0.00 3,848 95.25 3,878
4 SLEMAN 6,733 6,707 13,440 6,702 99.54 6,741 100.51 13,443 100 0 0.00 0 0.00 0 0.00 6,606 98.11 6,538
5 KOTA YOGYAKARTA 2,212 2,157 4,369 0.00 0.00 0 - 0.00 0.00 0 0.00 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 21,907 21,279 43,186 19,452 88.79 19,115 89.83 38,567 89 6,071 27.71 5,845 27.47 11,916 27.59228 19,198 87.63 18,751

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


IMUNISASI DASAR LENGKAP
P L+P
% JUMLAH %
22 23 24
99.02 5,299 101.28
95,09 11,780 95,39
103.25 7,726 99.10
97.48 13,144 97.80
0.00 0 0.00
88.12 37,949 87.87
TABEL 44

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
NO KABUPATEN JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P  %  %  % L P L+P  %  %  % L P L+P  %  % 
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 KULON PROGO 2,598 2,442 5,040 2,598 100.00 2,442 100.00 5,040 100.00 10,490 10,303 20,793 10,489 99.99 10,303 100.00 20,792 100.00 13,088 12,745 25,833 13,087 99.99 12,745 100.00 25,832
2 BANTUL 6,373 6,321 12,694 6,367 100.00 6,303 100.00 12,670 100.00 24,912 24,182 49,094 24,809 100.00 24,090 100.00 48,899 100.00 31,285 30,503 61,788 31,176 100.00 30,393 100.00 61,569
3 GUNUNG KIDUL 4,040 3,756 7,796 4,571 113.14 4,586 122.10 9,157 117.46 16,461 16,467 32,928 16,266 98.82 16,299 98.98 32,565 98.90 20,501 20,223 40,724 21,032 102.59 20,885 103.27 41,917
4 SLEMAN 7,001 7,133 14,134 7,227 103.23 6,876 96.40 14,103 99.78 26,648 25,984 52,632 26,593 99.79 25,927 99.78 52,520 99.79 33,649 33,117 66,766 33,820 100.51 32,803 99.05 66,623
5 KOTA YOGYAKARTA 2,212 2,157 4,369 0.00 4,049 - 0.00 16,155 #DIV/0! #DIV/0! 16,098 99.65 20,524 #DIV/0! #DIV/0! 20,147
JUMLAH (KAB/KOTA) 22,224 21,809 44,033 20,763 93.43 20,207 92.65 40,970 93.04 78,511 76,936 171,602 78,157 99.55 76,619 99.59 170,874 498 98,523 96,588 215,635 99,115 #DIV/0! 96,826 #DIV/0! 216,088

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


AT VIT A
L+P
%
30
100.00
100.00
102.93
99.79
98.16
501
TABEL 45

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMINDAN KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)


JUMLAH BADUTA DITIMBANG BGM
NO KABUPATEN
DILAPORKAN (S) JUMLAH (D) % (D/S) L P
JUMLA JUMLA
L P L+P L P L+P L P L+P %
H H
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KULON PROGO 4,872 4,640 9,512 4,191 3,983 8,174 86.0 85.8 85.9 10 0.2 16
2 BANTUL 12,569 12,429 24,998 10,400 1,304 11,704 82.7 10.5 46.8 43 0.4 44
3 GUNUNG KIDUL 8,706 8,341 17,047 6,782 6,809 13,591 77.9 81.6 79.7 29 0.4 16
4 SLEMAN 12,513 12,162 24,675 10,016 9,885 19,901 80.0 81.3 80.7 35 0.3 34
5 KOTA YOGYAKARTA 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 38,660 37,572 76,232 31,389 21,981 53,370 81.2 59 70.0 117 0.4 110

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


BGM
P L+P
JUMLA
% %
H
16 17 18
0.40 26 0.32
3.37 87 0.74
0.23 45 0.33
0.34 69 0.35
#DIV/0! 66 #DIV/0!
0.50 293 0.55
TABEL 46

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

ANAK BALITA (12-59 BULAN)


MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
NO KABUPATEN JUMLAH
L P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 KULON PROGO 10,830 10,415 21,245 9,844 90.9 10,019 96.20
2 BANTUL 27,838 28,343 56,181 23,904 85.9 23,330 82.31
3 GUNUNG KIDUL 16,461 16,467 32,928 14,437 87.7 14,365 87.24
4 SLEMAN 30,989 30,939 61,928 28,585 92.2 28,560 92.31
5 KOTA YOGYAKARTA 10,660 10,321 20,981 7,676 72.0 7,655 74.17
JUMLAH (KAB/KOTA) 96,778 96,485 193,263 84,446 87.3 83,929 86.99

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


TEN

EHATAN (MINIMAL 8 KALI)


L+P
JUMLAH %
11 12
19,863 93.49
47,234 83.00
28,802 87.47
57,145 92.28
15,331 73.07
168,375 87.12
TABEL 47

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

BALITA
JUMLAH BALITA DITIMBANG BGM
NO KABUPATEN
DILAPORKAN (S) JUMLAH (D) % (D/S) L P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 KULON PROGO 13,071 12,461 25,532 10,840 10,405 21,245 82.9 83.5 83.2 83 0.77 102 0.98
2 BANTUL 30,305 29,753 60,058 24,295 24,116 48,411 80.2 81.1 80.6 142 0.58 148 0.61
3 GUNUNG KIDUL 20,150 20,075 40,225 15,230 15,388 30,618 75.6 76.7 76.1 277 1.82 240 1.56
4 SLEMAN 30,931 30,254 61,185 24,246 24,041 48,287 78.4 79.5 78.9 106 0.44 123 0.51
5 KOTA YOGYAKARTA 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! N/A #DIV/0! 0 #DIV/0! 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 94,457 92,543 187,000 74,611 73,950 148,561 79.0 80 79.4 608 0.81 613 0.83

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


BGM
L+P
JUMLAH %
17 18
185 0.87
290 0.60
517 1.69
229 0.47
0 #DIV/0!
1,221 0.82
TABEL 48

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

KASUS BALITA GIZI BURUK


MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN JUMLAH DITEMUKAN
L P L+P
L P L+P S % S % S
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KULON PROGO 9 6 15 9 100.0 6 100.0 15
2 BANTUL 25 12 40 25 100.0 15 100.0 40
3 GUNUNG KIDUL 9 8 17 9 100.0 8 100.0 17
4 SLEMAN 14 15 29 14 100.0 15 100.0 29
5 KOTA YOGYAKARTA - - 165 - #DIV/0! - #DIV/0! 165
JUMLAH (KAB/KOTA) 57 41 266 57 100.0 44 107.3 266

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


AN KABUPATEN

N
L+P
%
12
100.0
100,0
100.0
100.0
100.0
100.0
TABEL 49

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT


SD DAN SETING
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
JUMLAH
NO KABUPATEN L P L+P
JUMLAH
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 KULON PROGO 3,361 3,004 6,365 3,361 100.0 3,004 100.0 6,365 100.0 366
2 BANTUL 7,585 6,947 14,532 7,585 100.0 6,947 100.0 14,532 100.0 394
3 GUNUNG KIDUL 5,215 4,693 9,908 5,202 99.8 4,685 99.8 9,887 99.8 556
4 SLEMAN 8,768 7,993 16,761 8,768 100.0 7,993 100.0 16,761 100.0 546
5 KOTA YOGYAKARTA 3,855 3,647 7,502 3,839 99.6 3,647 100.0 7,486 99.8 167
JUMLAH (KAB/KOTA) 28,784 26,284 55,068 28,755 99.9 26,276 100.0 55,031 99.9 2,029
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 99.9 100.0 99.9

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


N KABUPATEN

SD DAN SETINGKAT

MENDAPAT
PELAYANAN
%
KESEHATAN
(PENJARINGAN)
14 15
366 100
394 100
556 100
546 100
167 100
2,029 100
TABEL 51

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAW
NO KABUPATEN JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 KULON PROGO 365 192 52.6 362 99.2 14,049 13,373 27,422 7,897 56.2 8,296 62.0 16,193 59.1 3,105 3,298 6,835 2,538
2 BANTUL #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! -
3 GUNUNG KIDUL 299 125 41.8 244 81.6 8,408 7,713 16,121 45.1 45.5 - 0.0 -
4 SLEMAN 548 548 100.0 548 100.0 53,138 48,800 101,938 19,004 35.8 18,385 37.7 37,389 36.7 6,644 6,851 13,495 3,951
5 KOTA YOGYAKARTA 167 - 0.0 167 100.0 3,839 3,647 7,486 3,839 100.0 3,647 100.0 7,486 100.0 - - 2,889 -
JUMLAH (KAB/ KOTA) 1,379 865 62.7 1,321 95.8 79,434 73,533 152,967 30,740 38.7 30,328 41.2 61,068 39.9 9,749 10,149 23,219 6,489

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


MENDAPAT PERAWATAN

% P % L+P %
22 23 24 25 26
81.7 2,879 87.3 5,417 79.3
#DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
59.5 4,484 65.5 8,435 62.5
#DIV/0! - #DIV/0! 2,889 100.0
66.6 7,363 72.5 16,741 72.1
TABEL 50

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KABUPATEN


D.I. YOGYAKARTA
2015

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


NO KABUPATEN PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/
TUMPATAN GIGI TETAP
TETAP PENCABUTAN
1 2 4 5 6
1 KULON PROGO 11,173 6,968 1.6
2 BANTUL #DIV/0!
3 GUNUNG KIDUL 3,907 2,627 1.5
4 SLEMAN 16,920 7,809 2.2
5 KOTA YOGYAKARTA 8,607 6,808 1.3
JUMLAH (KAB/ KOTA) 40,607 24,212 1.7

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


TABEL 52

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

USILA (60TAHUN+)
NO KABUPATEN JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KULON PROGO 33,072 39,466 72,538 6,893 20.84 13,708 34.73 20,601
2 BANTUL 57,011 66,170 123,181 18,416 32.30 44,715 67.58 63,131
3 GUNUNG KIDUL 62,065 62,933 124,998 9,005 14.51 10,379 16.49 19,384
4 SLEMAN 54,018 63,346 117,364 38,989 72.18 50,000 78.93 88,989
5 KOTA YOGYAKARTA 11,894 15,653 27,547 7,211 60.63 10,853 69.33 18,064
JUMLAH (KAB/KOTA) 218,060 247,568 465,628 80,514 36.92 129,655 52.37 210,169

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


UPATEN

HATAN
%
12
28.40
51.25
15.51
75.82
65.58
45.14
TABEL 53

JUMLAH KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN

NO KABUPATEN PUSKESMAS JUMLAH KEGIATAN JUMLAH


PENYEBARAN
PENYULUHAN KUNJUNGAN
INFORMASI
KESEHATAN RUMAH
1 2 3 4 5 6
1 KULON PROGO 21 4061 10655 2084
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL 30
4 SLEMAN 25
5 KOTA YOGYAKARTA
SUB JUMLAH I 4061 10655 2084
1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2 Rumah Sakit
JUMLAH (KAB/KOTA) 4061 10655 2084

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


TABEL 54

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN


NO JENIS JAMINAN KESEHATAN JUMLAH %
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8

1 JAMKESMAS 442,720 0.00 0.00 41,630.62

2 ASKES PNS 0.00 0.00 0.00

3 JPK JAMSOSTEK 0.00 0.00 0.00

TNI/POLRI/PNS/
4 0.00 0.00 0.00
KEMHAN/PNS POLRI

5 ASURANSI PERUSAHAAN 0.00 0.00 0.00

6 ASURANSI SWASTA 0.00 0.00 0.00

7 JAMKESDA MASKIN 0.00 0.00 0.00

8 JAMKESDA RENTAN MISKIN 0.00 0.00 0.00

9 JAMKESDA MANDIRI 0.00 0.00 0.00

10 PERANGKAT DESA 0.00 0.00 0.00

11 PTT 0.00 0.00 0.00

12 KADER MASYARAKAT 0.00 0.00 0.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 442,720 0.00 0.00 41,630.62

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
00
00
KULON PROGO
PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
NO JENIS JAMINAN KESEHATAN JUMLAH %
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Jaminan Kesehatan Nasional
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 113,702 118,563 232,265 55.16 56.07 55.62
1.2 PBI APBD (DIY) 141,846 0.00 0.00 33.97
1.3 Pekerja Penerima Upah (PPU) 26,626 25,332 51,958 12.92 11.98 12.44
1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 2,846 2,836 5,682 1.38 1.34 1.36
1.5 Bukan pekerja (BP) 7,614 9,962 17,576 3.69 4.71 4.21
2 Jamkesda 89,640 0.00 0.00 21.47
3 Asuransi Swasta
4 Asuransi Perusahaan
JUMLAH (KAB/KOTA) 150,788 156,693 538,967 129.07

Sumber: ……………….. (sebutkan)


CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
00
00
BANTUL
PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
NO JENIS JAMINAN KESEHATAN JUMLAH %
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 JAMKESMAS 472,445 0.00 0.00 44,425.77
2 ASKES PNS 92,209 0.00 0.00 8,670.76
3 JPK JAMSOSTEK 0.00 0.00 0.00
TNI/POLRI/PNS/
4 0.00 0.00 0.00
KEMHAN/PNS POLRI
5 ASURANSI PERUSAHAAN 0.00 0.00 0.00
6 ASURANSI SWASTA 0.00 0.00 0.00
7 JAMKESDA MASKIN 220,000 0.00 0.00 20,687.42
8 JAMKESDA RENTAN MISKIN 0.00
9 JAMKESDA MANDIRI 50,000 4,701.69
10 PERANGKAT DESA 0.00
11 PTT 0.00
12 KADER MASYARAKAT 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 834,654 0.00 0.00 78,485.64

Sumber: ……………….. (sebutkan)


CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
00
00
GUNUNG KIDUL
PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
NO JENIS JAMINAN KESEHATAN JUMLAH %
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 JAMKESMAS 0.00 0.00 0.00
2 ASKES PNS 0.00 0.00 0.00
3 JPK JAMSOSTEK 0.00 0.00 0.00
4 TNI/POLRI/PNS/ 0.00 0.00 0.00
5 ASURANSI PERUSAHAAN 0.00 0.00 0.00
6 ASURANSI SWASTA 0.00 0.00 0.00
7 JAMKESDA MASKIN 0.00 0.00 0.00
8 JAMKESDA RENTAN MISKIN 0.00
9 JAMKESDA MANDIRI 0.00
10 PERANGKAT DESA 0.00
11 PTT 0.00
12 KADER MASYARAKAT 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0.00 0.00 0.00

Sumber: ……………….. (sebutkan)


CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
00
00
SLEMAN
PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
NO JENIS JAMINAN KESEHATAN JUMLAH %
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 JAMKESMAS 303,871 333,647 261,056 56,408 63,583 24,548
2 ASKES PNS 0.00 0.00 0.00
3 JPK JAMSOSTEK 0.00 0.00 0.00
4 TNI/POLRI/PNS/ 0.00 0.00 0.00
5 ASURANSI PERUSAHAAN 0 0.00 0.00 0.00
6 ASURANSI SWASTA 71,534 65,001 136,535 13,279 12,387 12,839
7 JAMKESDA MASKIN
8 JAMKESDA RENTAN MISKIN
9 JAMKESDA MANDIRI
10 PERANGKAT DESA
11 PTT
12 KADER MASYARAKAT
JUMLAH (KAB/KOTA) 375,405 398,648 397,591 69,686.69 75,970.00 37,386.97

Sumber: ……………….. (sebutkan)


CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
00
00
KOTA YK
PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
NO JENIS JAMINAN KESEHATAN JUMLAH %
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Jaminan Kesehatan Nasional 0 0 N/A 0.00 0.00 N/A
2 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 105,632 0.00 0.00 214,821.44
3 PBI APBD N/A 0.00 0.00 N/A
4 Pekerja penerima upah (PPU) 163,211 0.00 0.00 331,918.57
5 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri N/A 0.00 0.00 N/A
6 Bukan pekerja (BP) N/A 0.00 0.00 N/A
7 Jamkesda 145,093 0.00 0.00 295,072.40
8 Asuransi Swasta N/A 0.00 0.00 N/A
9 Asuransi Perusahaan N/A 0.00 0.00 N/A
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 413,936 0.00 0.00 100.00

Sumber: ……………….. (sebutkan)


TABEL 55

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas …..
KULON PROGO 248,471 414,624 663,095 1,791 2,480 4,271 2,697 1,848 4,545
BANTUL 1,008,852 5,068 4,055 9,123
GUNUNG KIDUL 119,330 179,838 330,319 1,418 1,678 3,096 1,127 1,176 2,303
SLEMAN 357,391 650,268 1,007,659 1,334 2,429 3,763 13,060 13,189 26,249
KOTA YOGYAKARTA 0 0 705,196 0 0 0 0 0 9,944
SUB JUMLAH I 725,192 1,244,730 3,715,121 4,543 6,587 11,130 21,952 20,268 52,164
1 KULON PROGO 128,365 186,674 315,039 12,260 18,208 30,468 4,885 4,140 9,025
2 BANTUL 204,603 91,749 488,797 8,840 11,391 43,648 36 69 105
3 GUNUNG KIDUL 73,299 77,324 150,623 22,686 22,881 45,567 2,856 2,358 5,214
4 SLEMAN 525,611 717,300 1,242,911 43,373 59,348 102,722 0 0 0
5 KOTA YOGYAKARTA 452,688 524,299 976,987 42,923 38,988 81,911 3,271 2,779 6,050
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1,384,566 1,597,346 3,174,357 130,082 150,816 304,316 11,048 9,346 20,394
1 KULON PROGO 33,816 43,191 77,007 492 741 1,233 0 0 0
2 BANTUL 0 0 0
3 GUNUNG KIDUL 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 SLEMAN 0 0 239,892 0 0 0 0 0 0
5 KOTA YOGYAKARTA 0 0 0
SUB JUMLAH III (FASKES LAIN) 33,816 43,191 316,899 492 741 1,233 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,143,574 2,885,267 7,206,377 135,117 158,144 316,679 33,000 29,614 72,558
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 539 525 1,063 539 525 1,063
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 397,913.1 549,842.8 677,642.6 25,081.9 30,137.4 29,778.5

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
TABEL 56

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JUMLAH PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR MATI


(HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI GDR NDR
NO NAMA RUMAH SAKITa TEMPAT ≥ 48 JAM DIRAWAT
TIDUR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
KULON PROGO
1 RSUD Wates 232 7,378 11,953 19,331 425 342 767 175 140 315 57.6 28.6 39.7 23.7 11.7 16.3
2 RSUD Nyi Ageng Serang 15 266 388 654 - - - - - - 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
3 RSU ST.Yusuf Boro 50 291 320 611 8 11 19 2 4 6 27.5 34.4 31.1 6.9 12.5 9.8
4 RSU PKU MUH.Nanggulan 37 263 346 609 2 4 6 - 1 1 7.6 11.6 9.9 0.0 2.9 1.6
5 RSU Rizki Amalia Temon 50 872 965 1,837 9 9 18 1 1 2 10.3 9.3 9.8 1.1 1.0 1.1
6 RSU Kharisma Paramedika 50 987 1,650 2,637 6 6 12 3 6 9 6.1 3.6 4.6 3.0 3.6 3.4
7 RSU Riski Amalia Lendah 50 837 1,050 1,887 18 18 36 9 6 15 21.5 17.1 19.1 10.8 5.7 7.9
8 RSU Pura Raharja 38 1,357 1,538 2,895 19 24 43 12 17 29 14.0 15.6 14.9 8.8 11.1 10.0
Bantul
1 RSUD. Panembahan Senopati 284 20,437 633 327 35,76 18,98
2 RS. Rajawali Citra 52 1,810 1,754 3,564 23 20 17,243 15 14 11,629 12,70 11,40 9664,10 8,29 7,98 16,27
3 RSKIA Ummi Khasanah 25 161 569 730 1 - 1 - - - 0,01 0,00 1,38
4 RSU PKU Muh Bantul 138 2,954 5,215 8,169 121 122 243 44 80 124 41,00 23,4 29,7 14,9 15,3 15,2
5 RSKB Ring Road Selatan 25 1,361 2 14 - - 1,01
6 RS Permata Husada 38 963
7 RS Rahma Husada 50 1,795 2,349 4,144 44 46 90 22 22 44 24,51 19,58 21,72 12,26 9,37 10,62
8 RS Elisabeth 50 993 1,269 2,262 25 21 46 6 11 17 25,18 16,55 23,79 6,04 8,67 7,52
9 RSU Patmasuri
10 RSU Nur Hidayah
11 RSU dr. Hardjolukito
12 RS Griya Mahardika
GUNUNG KIDUL
1 RSUD Wonosari 177 6,214 7,740 13,954 193 197 390 103 104 207 31.1 25.5 27.9 16.6 13.4 14.8
2 RS PKU Muh 32 343 350 693 2 2 4 1 3 4 5.8 5.7 5.8 2.9 8.6 5.8
3 RS Pelita Husada 44 1,129 1,062 2,191 31 34 65 10 11 21 27.5 32.0 29.7 8.9 10.4 9.6
4 RS Panti Rahayu 50 1,306 1,341 2,647 45 46 91 15 19 34 34.5 34.3 34.4 11.5 14.2 12.8
5 RS Nurrohmah 52 13,820 9,214 23,034 88 62 150 14 12 26 6.4 6.7 6.5 1.0 1.3 1.1
SLEMAN
1 RS Sardjto 823 10,506,052 12,259,503 22,765,555 1 1 2 1 951 2 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
2 RSUD Sleman 230 4 6 10 94 82 176 120 123 243 21,2 13,8 17,0 27,1 20,7 23,5
3 RSUD Prambanan 65 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 RS UGM 152 2 2 4 60 59 119 30 33 63 33,2 31,4 32,3 16,6 17,6 17,1
5 RS Bhayangkara 47 846 1 2 10 1 11 6 1 7 11,8 0,9 5,5 7,1 0,9 3,5
6 RS PDHI 100 3 3 6 110 82 192 54 41 95 36,5 24,1 29,9 17,9 12,1 14,8
7 RS JIH 201 2 3 4 47 24 71 26 18 44 25,3 9,3 16,0 14,0 7,0 9,9
8 RS Concat 50 1 1 2 17 18 35 8 9 17 16,5 12,3 14,1 7,8 6,2 6,8
9 RS Panti Nugroho 50 1 2 3 31 41 72 14 19 33 21,6 23,9 22,9 9,8 11,1 10,5
10 RS Atturots 52 19 22 40 45 25 70 20 19 39 2,4 1,1 1,7 1,1 0,9 1,0
11 RS PKU Muh Gamping 105 5 6 11 123 107 230 66 72 138 25,3 17,0 20,6 13,6 11,4 12,4
12 RS Panti Rini 50 2 2 3 47 36 83 20 22 42 31,1 18,4 24,0 13,2 11,3 12,1
13 RS Pantibaktiningsih 50 1 1 3 60 36 96 45 35 80 49,6 27,1 37,8 37,2 26,3 31,5
14 RS Mitra Medika 50 1 1 2 12 9 21 5 4 9 11,7 8,2 9,9 4,9 3,6 4,2
15 RS Mitra Sehat 50 263 352 615 5 12 17 1 3 4 19,0 34,1 27,6 3,8 8,5 6,5
16 RS Holistika Medika 50 55 64 119 3 2 5 3 2 5 54,5 31,3 42,0 54,5 31,3 42,0
17 RS Gramedika 10 50 149 193 342 2 1 3 1 1 2 13,4 5,2 8,8 6,7 5,2 5,8
18 RSK Gigi Mulut 5 3 3 6 - - - - - - - - - - - -
19 RSKB Sinduadi 25 5 4 9 - - - 2 1 3 - - - 0,4 0,2 0,3
20 RSKB Annur 25 566 161 727 1 1 2 - - - 1,8 6,2 2,8 - - -
21 RSKIA Sakina Idaman 50 1 3 3 3 - -
22 RSKIA Arvita Bunda 27 161 416 - - - -
23 RS Sadewa 38 231 5 - - - -
24 RS Queen Latifa 50 15 19 23 18 10 7
25 RS Puri Husada 64
26 RS Grasia 210 2 - -
27 RSKIA Hermina 50
KOTA YK
1 RS BETHESDA 445 11,067 11,323 22,390 605 518 1,123 384 392 776 54.7 45.7 50.2 34.7 34.6 34.7
2 RS Bethesda Lempuyangwangi 50 8,196 6,135 14,331 12 10 22 6 4 10 1.5 1.6 1.5 0.7 0.7 0.7
3 RS DKT Dr Soetarto 72 876 890 1,766 6 11 17 2 5 7 6.8 12.4 9.6 2.3 5.6 4.0
4 RS Happyland Medical Center 39 - - 2,132 13 6 19 8 4 12 6.1 2.8 8.9 3.7 1.9 5.6
5 RS Islam Hidayatullah 92 3,857 4,119 7,976 31 37 68 5 20 25 8.0 9.0 8.5 1.3 4.9 3.1
6 RS JOGJA 200 4,498 5,227 9,725 242 194 436 136 108 244 53.8 37.1 44.8 30.2 20.7 25.1
7 RS Ludirahusadatama 50 745 888 1,633 22 23 45 15 13 28 29.5 25.9 27.6 20.1 14.6 17.1
8 RS Pantirapih 378 10,371 11,523 21,894 563 443 1,006 392 334 726 54.3 38.4 45.9 37.8 29.0 33.2
9 RS Mata "Dr. YAP" - - - - - - - - - - 0.0 0.0 - - - -
10 RS PKU Muhammadiyah 205 6,003 6,168 12,171 324 269 593 161 188 349 54.0 43.6 48.7 26.8 30.5 28.7
11 RS GMP UMY YK - - - - - - - - - - 0.0 0.0 - - - -
12 RS Bersalin Fajar 26 - 227 227 - - - - - - N/A 0.0 - N/A - -
13 RS Bersalin Rachmi 25 267 546 813 - - - - - - 0.0 0.0 - - - -
14 RS KIA PKU Muhammadiyah 44 - - 2,248 - - 5 1 2 3 N/A N/A 2.2 N/A N/A 1.3
15 RS KIA Permata Bunda - - - - - - - - - - 0.0 0.0 - - - -
16 RSK Anak 45 30 689 538 1,227 1 - 1 - - - 1.5 0.0 0.8 - - -
17 RSK Puri Nirmala - - - - - - - - - - 0.0 0.0 - - - -
18 RSK Bhakti Ibu - - - - - - - - - - 0.0 0.0 - - - -
19 RSK Bedah Soedirman - - - - - - - - - - 0.0 0.0 - - - -
20 JIH

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY tahun 2015


Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 57

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JUMLAH
PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA
NO NAMA RUMAH SAKITa TEMPAT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI)
(HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT
TIDUR

1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
KULON PROGO
1 RSUD Wates 232 19,331 66,497 4,003 78.5 83.3 0.94
2 RSUD Nyi Ageng Serang 15 654 2,015 1,886 36.8 43.6 5.3
3 RSU ST.Yusuf Boro 50 291 321 1,885 1.8 5.8 61.6
4 RSU PKU MUH.Nanggulan 37 609 1,416 1,921 10.5 16.5 19.9
5 RSU Rizki Amalia Temon 50 1,837 4,003 5,360 21.9 36.7 7.8
6 RSU Kharisma Paramedika 50 2,649 13,659 11,010 74.8 53.0 1.7
7 RSU Riski Amalia Lendah 50 1,887 - 7,735 64.0 37.7 9.7
8 RSU Pura Raharja 38 2,895 2,895 735 20.9 76.2 3.8
BANTUL
1 RSUD. Panembahan Senopati 284 20,437 83,330 102,314 77,81 69,74 1,19
2 RS. Rajawali Citra 52 3,564 12,561 9,942 66,00 68,54 1,80
3 RSKIA Ummi Khasanah 25 730 - - 1775,00 0,19 3,00
4 RSU PKU Muh Bantul 138 8,169 36,699 23,451 72,9 59,1 1,67
5 RSKB Ring Road Selatan 25 1,361 4,988 4,988 54,66 54,44 3,04
6 RS Permata Husada 38 963 365 3,447 24,89 2,11 11,21
7 RS Rahma Husada 50 4,144 16,528 12,960 90,56 82,88 0,42
8 RS Elisabeth 50 2,261 7,387 7,579 40,48 45,22 4,80
9 RSU Patmasuri
10 RSU Nur Hidayah
11 RSU dr. Hardjolukito
12 RS Griya Mahardika
GUNUNG KIDUL
1 RSUD Wonosari 177 13,954 54,437 54,972 84.3 78.84 0.73
2 RS PKU Muh 32 693 2,772 4 23.7 21.65625 12.9
3 RS Pelita Husada 44 2,191 5,097 8,278 31.7 49.79545455 5.0
4 RS Panti Rahayu 50 2,647 7,538 7,489 41.3 52.94 4.046845485
5 RS Nurrohmah 52 23,034 14,470 11,659 76.2 442.9615385 0.2
1 RS Sardjto 823 22,765,555 186,281,923 186,294,504 62012.0 27,662 -8.169426487
2 RSUD Sleman 230 10,360 53,070 57,326 63.0 45.043 3.0
3 RSUD Prambanan 65 3,475 52.3 65.16 2.7
4 RS UGM 152 3,687 17,127 17,006 31.0 24.26 10.40
5 RS Bhayangkara 47 2,013 5,892 6,095 34.0 42.83 5.60
6 RS PDHI 100 6,413 18,061 18,244 49.0 64.13 2.88
7 RS JIH 201 4,441 31,646 18,155 43.0 22.09 9.40
8 RS Concat 50 2,489 6,578 6,817 36.0 49.78 4.70
9 RS Panti Nugroho 50 3,146 11,424 11,217 63.0 62.92 2.17
10 RS Atturots 52 40,435 10,337 7,775 54.0 777.6 0.20
11 RS PKU Muh Gamping 105 11,164 32,276 36,106 84.0 106.32 0.50
12 RS Panti Rini 50 3,465 10,762 10,821 59.0 69.3 2.20
13 RS Pantibaktiningsih 50 2,539 8,838 11,698 48.0 50.78 3.70
14 RS Mitra Medika 50 2,127 6,304 5,166 35.0 42.54 5.60
15 RS Mitra Sehat 50 615 2,205 1,642 12.0 12.30 26.10
16 RS Holistika Medika 50 119 593 471 3.0 2.38 148.40
17 RS Gramedika 10 50 342 874 868 5.0 6.84 50.80
18 RSK Gigi Mulut 5 5,543 - - - 1108.60 0.30
19 RSKB Sinduadi 25 9,410 2,311 2,020 25.0 376.40 0.70
20 RSKB Annur 25 727 2,308 2,497 25.0 29.08 9.40
21 RSKIA Sakina Idaman 50 4,231 14,843 17,107 81.0 84.62 1.00
22 RSKIA Arvita Bunda 27 577 1,557 1,536 16.0 21.37 14.00
23 RS Sadewa 38 5,288 15,985 11,766 115.0 139.16 0.00
24 RS Queen Latifa 50 33,684 1,362 4,948 7.0 673.68 1.00
25 RS Puri Husada 64 - - - #VALUE! 0 #VALUE!
26 RS Grasia 210 1,671 47,356 29,144 62.0 7.96 18.00
27 RSKIA Hermina 50 - - - #VALUE! 0 #VALUE!
1 RS Bethesda 445 22,390 105,168 95,750 64.8 50.31 2.56
2 RS Bethesda Lempuyangwangi 50 14,331 6,455 6,653 35.4 286.62 0.8
3 RS DKT Dr Soetarto 72 1,766 4,736 5,214 18.0 24.53 12.2
4 RS Happyland Medical Center 39 2,132 - - 0.0 54.67 6.68
5 RS Islam Hidayatullah 92 7,976 24,053 24,672 71.6 86.7 1.2
6 RS JOGJA 200 9,725 38,937 39,890 53.3 48.63 3.5
7 RS Ludirahusadatama 50 1,633 5,494 5,471 30.1 32.66 7.8
8 RS Pantirapih 378 21,894 109,483 108,382 79.4 57.92 1.3
9 RS Mata "Dr. YAP" - - - - - - -
10 RS PKU Muhammadiyah 205 12,171 50,734 49,812 67.8 59.37 2.0
11 RS GMP UMY YK - - - - - - -
12 RS Bersalin Fajar 26 227 709 692 7.5 8.73 38.7
13 RS Bersalin Rachmi 25 813 4,319 4,310 47.3 32.52 5.9
14 RS KIA PKU Muhammadiyah 44 2,248 6,809 6,729 54.0 101 4.1
15 RS KIA Permata Bunda - - - - - - -
16 RSK Anak 45 30 1,227 5,426 5,511 49.6 40.9 4.5
KABUPATEN/KOTA 5,392 23,113,544 187,286,408 187,207,633 95.16 4286.64 -8.0

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015


Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
ALOS (HARI)

10
#DIV/0!

0.2
2.9
6.5
3.2
2.9
4.2
4.1
0.3

4,90
2,79
10,00
2,9
3,66
3,59
3,13
3,35
3.9
0.0
3.8
2.8
0.5
8.20
5.50
4.61
4.60
3.0
2.80
4.10
2.70
3.60
0.20
3.20
3.10
4.60
2.40
2.70
4.00
2.50
0.00
0.20
3.40
4.00
2.70
2.20
0.10
#VALUE!
17.40
#VALUE!
4.3
0.5
3.0
0.0
3.1
4.1
3.4
5.0
-
4.1
-
3.0
5.3
36.0
-
4.5
8.1
TABEL 58

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

RUMAH TANGGA
NO KABUPATEN JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % DIPANTAU
DIPANTAU BER- PHBS
1 2 4 5 6 7
1 KULON PROGO 116,750 92,133 78.9 31,803
2 BANTUL 224,786 151,391 67.3 147,547
3 GUNUNG KIDUL 186,224 120,909 64.9 33,322
4 SLEMAN 361,263 117,025 32.4 56,057
5 KOTA YOGYAKARTA 128,843 68,660 53.3 53,538
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,017,866 550,118 54.0 322,267

Sumber : Profil Kesehatan


NURUT KABUPATEN

% BER- PHBS
8
34.5
97.5
27.6
47.9
78.0
58.6
TABEL 58

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

2014 2015
RUMAH MEMENUHI SYARAT JUMLAH RUMAH DIBINA MEMENUHI
JUMLAH RUMAH DIBINA
(RUMAH SEHAT) RUMAH YANG SYARAT
NO KABUPATEN SELURUH
BELUM
RUMAH
JUMLAH % MEMENUHI JUMLAH % JUMLAH %
SYARAT
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KULON PROGO 116,604. 67,077. 57.53 49,527. 15,035 30.36 10381 69.05
2 BANTUL 239,787. 134,796. 56.21 104,160. 43,669 41.92 19927 45.63
3 GUNUNG KIDUL 206,892. 118,384. 57.22 88,508. 19,777 22.34 13057 66.02
4 SLEMAN 266,696. 231,426. 86.78 35,270. 15,577 44.17 7746 49.73
5 KOTA YOGYAKARTA 82,713. 70,188. 84.86 12,525. 13,952 111.39 6344 45.47
JUMLAH (KAB/KOTA) 912,692. 621,871. 68.14 108,010 #DIV/0! 57455 53.19

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


5
RUMAH MEMENUHI SYARAT
(RUMAH SEHAT)

JUMLAH %
12 13
77,458 66.43
154,723 64.53
131,441 63.53
239,172 89.68
76,532 92.53
679,326 74.43
TABEL 60

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUTKABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN

SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR MATA AIR TERLINDUNG PENAMPUNGAN AIR HUJAN

MEMENUHI MEMENUHI MEMENUHI MEMENUHI


MEMENUHI SYARAT JUMLA MEMENUHI SYARAT JUMLA
NO KABUPATEN PENDUDUK JUMLAH SYARAT SYARAT JUMLAH SYARAT JUMLAH SYARAT
JUMLA H JUMLA JUMLA JUMLA H JUMLA JUMLA PENDU JUMLA
JUMLAH JUMLAH PENDUD JUMLAH PENDU JUMLAH
JUMLAH JUMLAH H PENDU JUMLA H JUMLA H H PENDU JUMLA H H JUMLA H JUMLA
PENDUDUK PENDUDU SARAN UK DUK PENDUDU SARAN DUK PENDUD
SARANA SARAN DUK PENDU SARAN DUK PENDU SARAN PENGG
PENGGUNA JUMLAH PENDUDUK H
K PENGGU H H H
K PENGG H
UK
SARANA PENGGUN A PENGG SARAN A SARAN DUK A PENGG SARAN DUK A SARAN A SARAN
PENGGUN NA UNA PENGGUN UNA PENGGU
A UNA A A PENGG UNA A PENGG A A
A A NA
UNA UNA
1 2 4 5 6 8 9 10 11 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 KULON PROGO 417,570 71,099 248572 52338 206,416 804 4577 801 3970.00 88 471 88 471 7 87 5 84 4254 82881 2090 49767.00 32 191 29 126
2 BANTUL 971,511 209,277 515759 125431 852,464 - 0 0 0.00 0 - 0 0 0 - - 0 1675 23527 1675 23,527 904 4614 931 7,642
3 GUNUNG KIDUL 755,744 55,921 216777 42226 213,195 635 0 215 1062.00 72 17,480 68 17,460 20 200 20 295 244 12894 152 10,903 41053 165987 34065 147,099
4 SLEMAN 1,063,448 236,440. 1,003,985. 225,313. 1,003,985. 98. 294. 98. 294. 5. 15. 5. 15. 0. 0. 0. 0 5. 15. 5. 15. 1,304. 3,912. 1,304. 3,912.
5 KOTA YOGYAKARTA 413,936 52,052 319,211. 50,699. 314,046. 4. 46. 7. 49. 21. 29. 11. 22. 68. 0. 0. 0. 5. 999. 9. 1,023. 0. 0. 0. 0.
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,622,209 624,789. 2304304 496007 2590106 1541 4917 1121 5375 186 17995 172 17968 95 287 25 379 6183 120316 3931 85235 43293 174704 36329 158779

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


PENDUDUK YANG
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM) MEMILIKI AKSES AIR
MINUM

MEMENUHI
JUMLAH SYARAT
PENDUDU JUMLAH
JUMLAH
K JUMLAH PENDUD JUMLAH %
SARANA
PENGGUN SARAN UK
A A PENGGU
NA
31 32 33 34 35 36
21090 74010 21685 75,809. 336643 80.62
15335 83293 15335 83,293. 966926 99.53
47086 172102 44474 217,250. 607264 80.35
19,391. 1,063,448. 19,391. 55,227. 1063448 100.00
21,115. 64,415. 23,157. 93,748. 408888 98.78
124017 1457268 124042 525,327. 3383169 93.40
TABEL 61

PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JUMLAH MEMENUHI SYARAT


JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA
NO KABUPATEN PENYELENGGARA (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)
AIR MINUM JUMLAH % JUMLAH
1 2 4 5 6 7
1 KULON PROGO 26664 365 1.37 121
2 BANTUL 19 120 631.58 78
3 GUNUNG KIDUL 13336 721 5.41 680
4 SLEMAN 989 989 100.00 64.61
5 KOTA YOGYAKARTA 273 257 94.14 251
JUMLAH (KAB/KOTA) 41008 2195 5.35 1194.61

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


SYARAT KESEHATAN

MEMENUHI SYARAT
AKTERIOLOGI, DAN KIMIA)
%
8
33.15
65.00
94.31
6.53
97.67
54.42
TABEL 62

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN DAN KABUPATEN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JENIS SARANA JAMBAN


KOMUNAL LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
JUMLAH JUMLAH JUMLAH
NO KABUPATEN % % JUMLAH % JUMLAH JUMLAH
PENDUDUK PENDUDU JUMLA JUMLAH PENDUD
JUMLAH JUMLAH PENDUDU JUMLAH JUMLAH PENDUDU JUMLAH PENDUDU PENDUDU JUMLAH PENDUDUK PENDUDU
K H PENDUDUK JUMLAH UK JUMLAH JUMLAH
SARANA SARANA SARANA SARANA PENGGUN
PENGGUN SARAN PENDUDUK K PENGGUNA SARANA
PENDUDUK K PENGGU SARANA K K
SARANA
K
PENGGUNA PENGGUN PENGGUNA PENGGUN PENGGU PENGGUN A PENGGUN
A A NA
A A NA A A

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 KULON PROGO 417570 10,122 3,758 205 2,282 60.72 89,609 302,041 109,535 241,689 80.02 3,288 14,564 2,664 10,058 69.06 11,680 37,205 6,597 24,532
2 BANTUL 971511 274 2,606 236 2,525 96.89 187,304 735,842 174,897 729,402 99.12 2,486 - - 12,095 1,55 15,334 34,067 15,336 34,069
3 GUNUNG KIDUL 755744 8 71 8 71 100.00 145,089 524,689 151,309 571,224 108.87 105 555 70 370 66.67 36,224 132,194 28,213 109,960
4 SLEMAN 1,063,448.00 358. 13,563. 61. 13,563. 100.00 254,564. 992,345. 82,925. 992,345. 100.00 4. 18. 3. 18. 100.00 580. 1,776. 327. 1,776.
5 KOTA YOGYAKARTA 413936 435. 6,327. 400. 6,327. 100.00 90,980. 406,622. 87,311. 402,365. 98.95 - - - - N/A 5. 5. 5. 16.
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,622,209 11,197 26,325 910 24,768 94.09 767,546 2,961,539 605,977 2,937,025 99.17 5,883 15,137 2,737 22,541 148.91 63,823 205,247 50,478 170,353

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


MPLUNG PENDUDUK DENGAN
AKSES SANITASI LAYAK
MEMENUHI SYARAT

%
PENDUDU
K JUMLAH %
PENGGUN
A

24 25 26
65.9374 278561 66.7
100.006 778091 80.1
83.1808 625138 82.7
100 1007702 94.8
320 408708 98.7
82.999 3,098,200 85.5
TABEL 63

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

NO KABUPATEN JUMLAH DESA DESA MELAKSANAKAN DESA STOP BABS


DESA STBM
STBM (SBS)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 4 5 6 7 8 9
1 KULON PROGO 87 80 92.0 20 25.00 32
2 BANTUL 75 75 100,0 54 72.00 75
3 GUNUNG KIDUL 144 144 100.0 0 0.00 128
4 SLEMAN 86 86 100.0 51 59.30 86
5 KOTA YOGYAKARTA 45 45 100.0 45.0 100.00 42
MLAH (KAB/KOTA) 430 #DIV/0! 0.00 363

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


(STBM)
DESA STOP BABS
(SBS)
%
10
40.00
100.00
88.89
100.00
93.33
84.42
TABEL 64

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

TEMPAT-TEMPAT UMUM
YANG ADA MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN HOTEL


SARANA
SARANA PENDIDIKAN HOTEL
KESEHATAN RUMAH SAKIT
SD SLTP SLTA PUSKESMAS BINTANG
NO KABUPATEN UMUM
JUMLAH
TTU
RUMAH NON
PUSKES BINTAN
SD SLTP SLTA SAKIT BINTAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
MAS G
UMUM G

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 KULON PROGO 371 77 46 87 8 - 32 621 342 92.2 61 79.2 39 84.8 79 90.8 8 100.0 0 #DIV/0!
2 BANTUL 389 106 81 47 12 1 11 624 281 72.2 64 60.4 46 56.8 43 91.5 11 91.7 1 100.0
3 GUNUNG KIDUL 546 134 67 35 4 1 69 856 456 83.5 102 76.1 44 65.7 36 102.9 4 100.0 1 100.0
4 SLEMAN 1,084. 248. 212. 25. 28. 30. 378. 2,005 990. 91.3 228. 91.9 200. 94.3 24. 96.0 23. 82.1 22. 73.3
5 KOTA YOGYAKARTA 172. 61. 81. 28. 24. 40. 238. 644 163. 94.8 60. 98.4 78. 96.3 28. 100.0 24. 100.0 30. 75.
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,562 626 487 222 76 72 728 4,773 2,232 87.1 515 82.3 407 83.6 210 94.6 70 92.1 54 75.0

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


HOTEL
TEMPAT-TEMPAT
UMUM
NON BINTANG

JUMLAH % JUMLAH %

24 25 26 27
31 96.9 560 90.2
11 100.0 457 73.2
44 63.8 687 80.3
66. 17.5 1,553 77.5
224. 94.1 607 94.3
376 51.6 3,864 81.0
TABEL 65

TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
JUMLAH RUMAH DEPOT AIR RUMAH DEPOT AIR
NO KABUPATEN MAKANAN MAKANAN
TPM JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL % JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL
JAJANAN JAJANAN
RESTORAN (DAM) RESTORAN (DAM)
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KULON PROGO 1546 158 292 44 406 900 58.21 67 178 31 370 646
2 BANTUL 2409 88 504 98 779 1660 68,91 51 245 15 400 749
3 GUNUNG KIDUL 1396 56 325 46 362 789 56.52 35 234 8 191 468
4 SLEMAN 1649 85 602 94 228 1009 61.19 40 346 25 229 640
5 KOTA YOGYAKARTA 736 110 317 87 179 693 94.16 3 14 11 15 43
JUMLAH (KAB/KOTA) 7736 497 2040 369 1954 5051 65.29 196 1017 90 1205 2546

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


ENE SANITASI

16
41.79
31,09
33.52
38.81
5.84
32.91
TABEL 66

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH JUMLAH TPM DIUJI PETIK


JUMLAH TPM
TPM PERSEN MEMENU
TIDAK RUMAH DEPOT TASE HI RUMAH DEPOT
NO KABUPATEN MAKANA MAKANA
MEMENU JASA MAKAN/ AIR TPM SYARAT JASA MAKAN/ AIR
N TOTAL N TOTAL
HI BOGA RESTOR MINUM DIBINA HIGIENE BOGA RESTOR MINUM
JAJANAN JAJANAN
SYARAT AN (DAM) SANITAS AN (DAM)
I
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 KULON PROGO 711 65 139 20 251 475 66.81 900 65 3 14 17 99
2 BANTUL 749 0 0 0 0 0 0,00 1660 0 0 0 0 0
3 GUNUNG KIDUL 468 27 144 8 217 396 84.62 789 13 13 9 18 53
4 SLEMAN 640 14 102 11 68 195 30 1009 28 31 14 2 75
5 KOTA YOGYAKARTA 43 16 61 20 32 129 300.00 693 14 111 118 10 253
JUMLAH (KAB/KOTA) 2611 122 446 59 568 1195 45.77 5051 120 158 155 47 480

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


PERSEN
TASE
TPM
DIUJI
PETIK

17
11.00
0,00
6.72
5
36.51
9.50
TABEL 67

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8.
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 45,191. 43,100. 41,800. 84900 187.87
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 212,693. 125,700. 135,900. 261600.00 122.99
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 107. 285. 75. 360.00 336.45
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 19,008. 15,900. 8,100. 24000.00 126.26
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 0. 0.00 #DIV/0!
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 1,357,644. 912,400. 514,600. 1427000.00 105.11
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 16,746. 5,500. 0. 5500.00 32.84
8 Metampiron tablet 500 mg tablet 855,611. 0. 0. 0.00 0.00
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul 269. 0. 0. 0.00 0.00
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida tablet 828,956. 542,400. 235,300. 777700.00 93.82
200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg

11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin tube 5,033. 2,675. 2,175. 4850.00 96.36
10.000 IU/g

12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + supp 2,999. 1,160. 3,150. 4310.00 143.71
Heksaklorofen 250 mg

13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3% pot 1,133. 880. 240. 1120.00 98.85

14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 23,417. 14,300. 0. 14300.00 61.07


15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa tablet 0. 1,400. 3,600. 5000.00 #DIV/0!
250 mg

16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 770. 800. 230. 1030.00 133.77
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 655,669. 861,000. 176,000. 1037000.00 158.16
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 27,908. 27,500. 28,500. 56000.00 200.66
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet 3,692. 2,300. 0. 2300.00 62.30
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet 0. 400. 800. 1200.00 #DIV/0!
21 Atropin tetes mata 0,5% botol 0. 0.00 #DIV/0!
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 0. 123. 227. 350.00 #DIV/0!
23 Betametason krim 0,1 % krim 15,245. 13,300. 775. 14075.00 92.33
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 4,131. 2,500. 1,600. 4100.00 99.25
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 1,065,980. 644,800. 435,400. 1080200.00 101.33
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol 30. 0. 0. 0.00 0.00
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 9,638. 0. 0. 0.00 0.00
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 97,703. 0. 0. 0.00 0.00
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 284. 133. 160. 293.00 103.17
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 23,198. 53,100. 46,300. 99400.00 428.49
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 27,956. 0. 0. 0.00 0.00
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 3,351. 1,800. 2,970. 4770.00 142.35
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 10,724. 8,800. 600. 9400.00 87.65
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 16,176. 3,000. 2,000. 5000.00 30.91
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 3,828. 0. 0. 0.00 0.00
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 516. 690. 0. 690.00 133.72
37 Etakridin larutan 0,1% botol 0. 0.00 #DIV/0!
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul 0. 200. 0. 200.00 #DIV/0!
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 96. 0. 0. 0.00 0.00
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 65,543. 175,000. 0. 175000.00 267.00
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet 2,153. 0. 0. 0.00 0.00
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet 1,101. 800. 1,100. 1900.00 172.57
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 3,116. 3,080. 480. 3560.00 114.25
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 633. 660. 270. 930.00 146.92
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 12,243. 8,900. 3,100. 12000.00 98.02
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 63,140. 48,300. 16,500. 64800.00 102.63
47 Gameksan lotion 1 % botol 0. 0.00 #DIV/0!
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium klorida sach 46,112. 36,300. 22,000. 58300.00 126.43
0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 3,408. 3,035. 75. 3110.00 91.26
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 221,219. 149,600. 165,900. 315500.00 142.62
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 1,090,917. 301,000. 0. 301000.00 27.59
52 Gliserin botol 0. 0.00 #DIV/0!
53 Glukosa larutan infus 5% botol 1,800. 1,165. 690. 1855.00 103.06
54 Glukosa larutan infus 10% botol 140. 243. 19. 262.00 187.14
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 15. 0. 0. 0.00 0.00
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 27,257. 19,500. 11,400. 30900.00 113.37
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 19,452. 11,100. 13,100. 24200.00 124.41
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 138,689. 101,200. 35,200. 136400.00 98.35
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 0. 1,900. 9,800. 11700.00 #DIV/0!
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 129,842. 3,000. 0. 3000.00 2.31
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 14,075. 8,376. 5,160. 13536.00 96.17
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 185,091. 137,200. 40,400. 177600.00 95.95
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 360,756. 310,500. 83,900. 394400.00 109.33
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 15,506. 14,300. 0. 14300.00 92.22
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 416,447. 266,000. 146,000. 412000.00 98.93
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 638,609. 442,100. 22,300. 464400.00 72.72
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 45,953. 37,500. 4,300. 41800 90.96
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial 0. 40. 0. 40.00 #DIV/0!
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul 0. o 0.00 #DIV/0!
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 51,009. 50,000. 18,000. 68000.00 133.31
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 4,944. 2,188. 3,312. 5500.00 111.25
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 1,926,474. 1,384,000. 381,000. 1765000.00 91.62
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 26,061. 36,900. 0. 36900.00 141.59
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 81,244. 45,500. 72,000. 117500.00 144.63
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 tablet 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
mg
79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + botol 6,845. 4,871. 2,979. 7850.00 114.68
Trimetoprim 40 mg/ 5 ml
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, tablet 113,541. 81,700. 60,800. 142500.00 125.51
Trimetoprim 80 mg
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 tablet 2,141. 0. 0. 0.00 0.00
mg, Trimetoprim 20 mg
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet 621. 0. 0. 0.00 0.00
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 9,083. 5,600. 2,620. 8220.00 90.50
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 74. 198. 2. 200.00 270.27
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg tablet 6,080. 11,800. 2,700. 14500.00 238.49

91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 530. 292. 108. 400.00 75.47
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 87,672. 22,400. 45,500. 67900.00 77.45
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet 1,500. 2,000. 8,000. 10000.00 666.67
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 2,179. 1,863. 157. 2020.00 92.70
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 2,079. 2,100. 900. 3000.00 144.30
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 19,994. 15,077. 2,619. 17696.00 88.51
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 431. 0. 3,000. 3000.00 696.06
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 480. 406. 151. 557.00 116.04
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 28,515. 21,004. 6,384. 27388.00 96.05
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 0. 0.00 #DIV/0!
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 2,744,071. 2,117,200. 1,108,000. 3225200.00 117.53
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 7,661. 4,100. 6,740. 10840.00 141.50
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 597,146. 385,000. 408,000. 793000.00 132.80
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 1,629. 855. 930. 1785.00 109.58
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 311. 306. 75. 381.00 122.51
111 Prednison tablet 5 mg tablet 434,298. 284,600. 89,000. 373600.00 86.02
112 Primakuin tablet 15 mg tablet 4,542. 0. 0. 0.00 0.00
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 9,401. 5,600. 1,300. 6900.00 73.40
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 3,650. 1,000. 3,600. 4600.00 126.03
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
117 Ringer Laktat larutan infus botol 25,179. 18,289. 3,359. 21648.00 85.98
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% tube 3,597. 2,376. 860. 3236.00 89.96

119 Salisil bedak 2% kotak 9,249. 6,290. 6,016. 12306.00 133.05


120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial 93. 146. 72. 218.00 234.41
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 348. 271. 121. 392.00 112.64
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 10,113. 2,900. 9,700. 12600.00 124.59
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul 7,914. 37,000. 0. 37000.00 467.53
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 17,892. 27,200. 0. 27200.00 152.02
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 15. 0. 0. 0.00 0.00
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 823,389. 566,000. 253,000. 819000.00 99.47
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 148,158. 107,150. 8,000. 115150.00 77.72
134 Vaksin Rabies Vero vial 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 498,977. 161,200. 248,800. 410000.00 82.17
VAKSIN 0.00
136 BCG vial 11,103. 31,640. -14,640. 17000.00 153.11
137 TT vial 4,136. 13,200. -10,200. 3000.00 72.53
138 DT vial 3,576. 17,549. -17,549. 0.00 0.00
139 CAMPAK 10 Dosis vial 12,230. 36,080. -26,080. 10000.00 81.77
140 POLIO 10 Dosis vial 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
141 DPT-HB vial 12,484. 34,060. -15,560. 18500.00 148.19
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
143 POLIO 20 Dosis vial 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!
144 CAMPAK 20 Dosis vial 0. 0. 0. 0.00 #DIV/0!

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY

BANTUL

NO NAMA OBAT SATUAN KEBUTUHAN TOTAL SISA STOK JUMLAH PERSENTASE


1 2 TERKECIL
3 4. PENGGUNAAN
5. 6. OBAT/VAKSIN
7.00 KETERSEDIAAN
8.00
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 108. 101.6 126.4 228.00 211,11
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 180. 211. 1.1 212.10 117,83
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 270. 277. 180. 457.00 169,26
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 39.6 25.8 29.4 55.20 139,39
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 216. 104.28 279.72 384.00 177,78
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 1.944.000 1.268.600 2.031.400 3.300.000 169,75
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 25.2 16.952 19.448 36.40 144,44
8 Metampiron tablet 500 mg tablet
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida tablet 1.260.000 860.5 1.059.500 1.920.000 152,38
11 200 mg
Anti + Magnesium
Bakteri Hidroksida
DOEN saleb 200
kombinasi mg
: Basitrasin 500 IU/g + polimiksin tube 7.65 3.525 24.765 28.29 369,80
12 10.000 IU/g DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +
Antihemoroid supp 11.7 7.841 9.36 17.20 147,02
13 Heksaklorofen
Antifungi DOEN250 mg
Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3% pot 4.32 3.624 - 3.62 83,89
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 43.2 26. 22. 48.00 111,11
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa tablet - - -
16 250 mg
Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 1.35 1.56 740. 2.30 170,37
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 1.530.000 1.006.000 424. 1.430.000 93,46
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 36. 39.1 25.7 64.80 180,00
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet - - -
20 121 tablet - - -
21 Atropin tetes mata 0,5% botol - - -
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 216. 61. 340. 401.00 185,65
23 Betametason krim 0,1 % krim 15.3 -
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 1.8 1.26 1.7 2.96 164,44
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 990. 597.7 816.6 1.414.300 142,86
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol 18. -
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 15. 16.171 11.429 27.60 184,00
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 135. 65.8 140.2 206.00 152,59
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 540. 291. 47. 338.00 62,59
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 216. 89.2 174.8 264.00 122,22
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 18. 28.5 5.5 34.00 188,89
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 1.08 605. 845. 1.45 134,26
33 Digoksin tablet 0,25 mg tablet 36. 20.4 22.8 43.20 120,00
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 166.5 43.5 - 43.50 26,13
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet - -
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 1.08 420. 1.805 2.23 206,02
37 Etakridin larutan 0,1% botol 900. - - -
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul - -
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 25. 45. 70.00
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 55.8 38.8 45.2 84.00 150,54
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet - - -
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet - - -
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 8.64 6.432 4.512 10.94 126,67
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 4.5 6.66 2.51 9.17 203,78
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 18. 2.9 15.2 18.10 100,56
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 97.2 65.8 82.4 148.20 152,47
47 Gameksan lotion 1 % botol -
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium klorida sach 162. 2.5 245.6 248.10 153,15
49 0,30 g, Tribatrium
Gentian Sitrt dihidrat
Violet Larutan 1% 0,58 g botol 4.5 3.708 3.532 7.24 160,89
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 450. 256.5 563.8 820.30 182,29
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 1.620.000 911. 1.509.000 2.420.000 149,38
52 Gliserin botol - - -
53 Glukosa larutan infus 5% botol 810. 455. 240. 695.00 85,80
54 Glukosa larutan infus 10% botol 18. - - -
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 18. - - -
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 36. 25.9 27.7 53.60 148,89
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 54. 24.7 42.6 67.30 124,63
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 370.8 251.2 357.4 608.60 164,13
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 90. 51.8 21.7 73.50 81,67
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 216. 160. 2. 162.00 75,00
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 19.44 12.9 13.018 25.92 133,32
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 288. 178.7 181.3 360.00 125,00
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 324. 211.7 447.4 659.10 203,43
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 27. 16.2 9.2 25.40 94,07
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 1.386.000 661. 813. 1.474.000 106,35
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 630. 484.5 535.5 1.020.000 161,90
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 1.215.000 687.8 692.2 1.380.000 113,58
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 43.2 26.5 33.5 60.00 138,89
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial - - -
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul - - -
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 31.5 13. 40.5 53.50 169,84
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 64.8 4.931 - 4.93 7,61
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 2.070.000 1.350.000 1.290.000 2.640.000 127,54
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul -
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul 60. 43. 60. 103.00 171,67
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 198. 121. 119. 240.00 121,21
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 292.5 111.75 188. 299.75 102,48
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 tablet - - -
79 mg
Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + botol 12.85 8.73 6.1 14.83 115,41
80 Trimetoprim
Kotrimosazol40 mg/ 5I (dewasa)
DOEN ml Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, tablet 228.6 116.4 211.6 328.00 143,48
81 Trimetoprim 80
Kotrimosazol mg II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100
DOEN tablet 2.7 - - -
82 mg, Trimetoprim
Kuinin 20200
(kina) tablet mg mg tablet 540. 900. 1.44
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul -
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 9.18 5.93 42.84 48.77 531,26
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial - - -
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 180. 107. 436. 543.00 301,67
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach - - -
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol 270. - - -
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet 5.4 2.31 6.33 8.64 160,00
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg tablet 36. 13.3 17.9 31.20 86,67
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 2.16 620. 400. 1.02 47,22
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 25.2 21.3 58.8 80.10 317,86
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet 1.7 3.3 5.00
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol -
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 3.6 2.134 2.282 4.42 122,67
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - -
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 720. 600. 600. 1.20 166,67
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 5.4 5.3 13.95 19.25 356,48
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 30.6 18.429 22.37 40.80 133,33
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 4.5 2.5 3.25 5.75 127,78
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial - - -
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 2.7 1.4 1.637 3.04 112,48
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 43.2 34.168 37.382 71.55 165,63
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 99. 86.9 56.7 143.60 145,05
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 4.860.000 2.548.700 3.458.200 6.006.900 123,60
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol - - -
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 12.6 10.9 20.8 31.70 251,59
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 1.530.000 742. 535. 1.277.000 83,46
109 Povidon Iodida larutan 10 % @ 30ml botol 1.8 1.125 3.002 4.13 229,28
110 Povidon Iodida larutan 10 % @ 300ml botol 540. 38. 675. 713.00 132,04
111 Prednison tablet 5 mg tablet 324. 188. 224. 412.00 127,16
112 Primakuin tablet 15 mg tablet 18.65 1.25 19.90
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 8.1 5.3 4.3 9.60 118,52
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 6.3 5.4 2.2 7.60 120,63
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet - - -
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet - - -
117 Ringer Laktat larutan infus botol 20. 20.585 13.85 34.44 172,18
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% tube 5.184 3.624 2.112 5.74 110,65
119 Salisil bedak 2% kotak 12.6 7.725 9.075 16.80 133,33
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial 18. 25. 4. 29.00 161,11
Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial - - -
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial - - -
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 1.26 1.374 42. 1.42 112,38
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial - - -
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 3.6 2.915 2.98 5.90 163,75
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 3.6 4.824 264. 5.09 141,33
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol - - -
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul 1.8 - - -
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 25.2 18.6 5.5 24.10 95,63
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 2.7 1.06 770. 1.83 67,78
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 1.800.000 1.116.000 636.4 1.752.400 97,36
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul - - -
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 450. 336.2 313.8 650.00 144,44
134 Vaksin Rabies Vero vial - - -
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 900. 926. 417. 1.343.000 149,22
VAKSIN -
136 BCG vial - #DIV/0!
137 TT vial - #DIV/0!
138 DT vial - #DIV/0!
139 CAMPAK 10 Dosis vial - #DIV/0!
140 POLIO 10 Dosis vial - #DIV/0!
141 DPT-HB vial - #DIV/0!
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial - #DIV/0!
143 POLIO 20 Dosis vial - #DIV/0!
144 CAMPAK 20 Dosis vial - #DIV/0!

Kulon Progo
TOTAL RATA-RATA SISA STOK TINGKAT
NO NAMA OBAT KEMASAN
PENGGUNAA PENGGUNAAN PER 31 KECUKUPAN
1 2 3 4 5 6 7
1 Asiklovir krim 5%-5g tube 5 g 2,900 290 1,000 1290
2 Asiklovir tablet 400 mg tablet 40,700 4,070 14,300 18370.00
3 Albendazole tablet 400 mg tablet 4,220 422 2,430 2852.00
4 Alopurinol tablet 100 mg tablet 73,210 7,321 188,900 196221.00
5 Aminofilin tablet 200 mg tablet 12,700 1,270 10,200 11470.00
6 Aminofilina injeksi 24 mg/ml - 10 ml ampul @ 10 1,212 121 108 229.00
7 Amitriptilin HCl tablet salut 25 mg ml
tablet 2,900 290 7,100 7390.00
8 Amlodipin tablet 5 mg tablet 108,040 10,804 52,860 63664.00
9 Amlodipin tablet 10 mg tablet 62,280 6,228 56,370 62598.00
10 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 768,960 76,896 601,100 677996.00
11 Amoksisilin sirup kering 250 mg/ 5 mg botol 60 ml 6,373 637 4,471 5108.00
12 Antasida DOEN tab kunyah , kombinasi: Mg-Hidroksida 200 mg + tablet 526,000 52,600 426,500 479100.00
13 Al.
AntiHidroksida. 200 mg
Bakteri DOEN salep kombinasi: tube 5 g 1,750 175 2,975 3150.00
14 Basitrasin
Anti Hemoroid DOENPolimiksin
500 IU/g + 10.000
Kombinasi: IU/gsubgalat 150 mg,
Bismuth suppo 2,730 273 2,830 3103.00
15 heksaklorofen
Antifungi DOEN2,5Kombinasi:
mg, lidokain 10 mg, seng oksida 120 mg pot @ 30 g 821 82 1,200 1282.00
16 Asam Benzoat
Antimigren: 6% + Asam
Ergotamin Salisilat
Tartrat 1 mg3%+ Kofein 50 mg tablet 2,550 255 1,400 1655.00
17 AntiparkinsonDOEN tablet kombinasi:Karbidopa 25 mg + Levodopa tablet
18 250
AsammgAskorbat (Vit C) tablet 50 mg tablet 530,800 53,080 453,500 506580.00
19 Asam Asetisalisilat tablet 80 mg tablet
20 Asam asetil salisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 15,300 1,530 36,000 37530.00
21 Atropin Sulfat tablet 0.5 mg tablet
22 Atropin Sulfat injeksi 0,25 mg/ml - 1 ml ampul @ 1 813 81 67 148.00
23 Betametason krim 0.1% ml5 g
tube 7,545 755 4,900 5655.00
24 Bisakodil tablet tablet 900 90 - 90.00
25 Deksametason injeksi 5 mg/ml - 1 ml ampul @ 1 221 22 600 622.00
26 Deksametason tablet 0,5 mg ml
tablet 360,228 36,023 222,480 258503.00
27 Diazepam injeksi 5 mg/ml - 2 ml ampul @ 2 59 6 150 156.00
28 Diazepam rectal 5 mg ml
tube
29 Diazepam tablet 2 mg tablet 36,496 3,650 3,900 7550.00
30 Diazepam tablet 5 mg tablet
31 Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1 ml ampul @ 1 275 28 680 708.00
32 Digoksin tablet 0,25 mg ml
tablet 7,600 760 14,500 15260.00
33 Doksisiklin kapsul 100 mg tablet 8,000 800 34,200 35000.00
34 Efedrin HCl tablet 25 mg tablet 5,002 500 1,500 2000.00
35 Epinefrina HCl/Bitartrat ( Epinefrina / Adrenalina ) ampul @ 1 122 12 252 264.00
36 Injeksi 0,1% - injeksi
Fenobarbital 1 ml 50 mg/ml - 1 ml ml @ 1
ampul 19 2 19 21.00
ml
37 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 14,650 1,465 12,500 13965.00
38 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet
39 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol @ 5 ml 3,892 389 3,356 3745.00
40 Fitomenadion (Vit.K1) injeksi 10 mg/ml - 1 ml ampul @ 1 425 43 1,523 1566.00
41 Fitomenadion (Vit.K1) tablet salut gula 10 mg ml
tablet 9,600 960 14,600 15560.00
42 Furosemid tablet 40 mg tablet 39,600 3,960 28,100 32060.00
43 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g ,Kalium klorida kantong 41,000 4,100 21,100 25200.00
44 0,30 g, Tribatrium
Glibenklamid Sitrt
tablet dihidrat 0,58 g
5 mg tablet 65,220 6,522 64,680 71202.00
45 Kalsium Glukonas injeksi 100 mg/ml ampul 23 2 70 72.00
46 Glukosa larutan infus 5 % steril (Produk lokal) botol 500 ml 890 89 3,701 3790.00
47 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 18,596 1,860 17,600 19460.00
48 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 95,900 9,590 226,200 235790.00
49 Haloperidol tablet 5 mg tablet 16,200 1,620 50,100 51720.00
50 Hidroklorotiazid (HCT) tablet 25 mg tablet 78,700 7,870 205,600 213470.00
51 Hidrokortison krim 2,5 % tube 5 g 5,856 586 6,816 7402.00
52 Hyoscyamin tablet tablet
53 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 85,400 8,540 112,300 120840.00
54 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 125,000 12,500 64,700 77200.00
55 Isosorbid Dinitrat tablet sublingual 5 mg tablet 9,000 900 13,700 14600.00
56 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 342,100 34,210 344,000 378210.00
57 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 259,200 25,920 369,600 395520.00
58 Kaptopril tablet 25 mg tablet 239,800 23,980 274,100 298080.00
59 Karbamazepin tablet 200 mg tablet 1,500 150 5,200 5350.00
60 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 31,360 3,136 49,580 52716.00
61 Kloramfenikol tetes mata 0,5 % botol 5 ml 6,980 698 3,750 4448.00
62 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 5 ml 1,680 168 984 1152.00
63 Klorfeniramin Maleat (CTM) tablet 4 mg tablet 802,750 80,275 631,000 711275.00
64 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCl) ampul
65 Klorpromazin HCl tablet salut 25 mg tablet 18,700 1,870 20,500 22370.00
66 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg tablet 40,768 4,077 23,250 27327.00
67 Kotrimoksazol tablet kombinasi: Sulfametoksazol 400 mg + tablet 87,800 8,780 57,200 65980.00
68 Trimetoprim
Kotrimoksazol80 Suspensi
mg komb: Sulfametoksazol 200 mg + botol 60 ml 3,436 344 3,739 4083
69 Trimetoprim
Kuinin (kina)40 mg /200
tablet 5 mlmg tablet 240 24 120 144.00
70 Kuinin Dihidroklorida injeksi 25% - 2 ml ampul @ 2 1,500 150 - 150.00
71 Lidokain komp. injeksi, Kombinasi: ml @ 2
ampul 4,188 419 8,280 8699.00
72 Lidokain HCl Sulfat
Magnesium 2% + Epinefrin 1:80.000
inj (IV) 20% - 25 ml- 2 ml vialml
25 ml 43 4 20 24.00
73 Magnesium Sulfat inj (IV) 40% - 25 ml vial 10 1 - 1.00
74 Metformin tablet 500mg tablet 235,700 23,570 338,800 362370.00
75 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet 4,417 442 6,800 7242.00
76 tablet salut 0,125Maleat
Metilergometrin mg inj 0,200 mg-1 ml ampul @ 1 170 17 165 182.00
77 Metronidazol tablet 500 mg ml
tablet 43,300 4,330 27,400 31730.00
78 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet
79 Natrium Diklofenak tablet 25 mg tablet 5,900 590 - 590.00
80 Natrium Fenitoina kapsul 100mg kapsul 4,462 446 24,100 24546.00
81 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % steril (Produk lokal) botol 500 ml 1,131 113 1,583 1696.00
82 Natrium Thiosulfat injeksi i.v 25 % ampul
83 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 606 61 1,100 1161.00
84 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g ovula 5,230 523 8,600 9123.00
85 Obat Antituberkulosis FDC Katagori Anak paket 41 4 23 27.00
86 Obat Antituberkulosis Kategori 1 dewasa paket 226 23 137 160.00
87 Obat Antituberkulosis Kategori 2 dewasa paket 262 26 8 34.00
88 Obat Batuk Hitam ( O.B.H. ) cairan Botol 100 ml 7,666 767 3,584 4351.00
89 Oksitetrasiklin HCl salep mata 1 % tube @ 3,5 g 1,125 113 1,475 1588.00
90 Oksitosin injeksi 10 IU/ml - 1 ml ampul @ 1 350 35 380 415.00
91 Parasetamol sirup 120 mg/5 ml Botolml60 ml 20,518 2,052 19,181 21233.00
92 Parasetamol tablet 500 mg tablet 2,069,500 206,950 1,617,300 1824250.00
93 Pirantel tablet 125 mg tablet 3,800 380 5,400 5780.00
94 Piridoksin HCl (Vit.B6) tablet 10 mg tablet 410,600 41,060 499,000 540060.00
95 Povidon Iodida 10 % botol 300 ml 128 13 182 195.00
96 Prednison tablet 5 mg tablet 47,496 4,750 114,500 119250.00
97 Primakuin tablet 15 mg tablet 2,640 264 8,500 8764.00
98 Propillitiorasil tablet 100mg tablet 101 10 4,700 4710.00
99 Propanolol tablet 10 mg (HCl) tablet
100 Ranitidine tablet 150mg tablet 177,073 17,707 295,500 313207.00
101 Ringer Laktat larutan infus steril (Produk lokal) botol 500 ml 13,946 1,395 16,389 17784.00
102 Salbutamol tablet 2 mg tablet 139,500 13,950 152,200 166150.00
103 Salep 2-4 , Kombinasi: pot 30 gram 1,584 158 720 878.00
104 Asam
SalisilSalisilat
Bedak 22% % + Belerang Endap 4% kotak 50 g 2,556 256 2,851 3107.00
105 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial 5 ml 29 3 37 40.00
106 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul @ 1 669 67 867 934.00
107 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/ampul (A.T.S.) ml
ampul
108 Sianokobalamin (Vit B12) tablet 50 mcg tablet 340,400 34,040 336,100 370140.00
109 Siprofloksasin tablet 500 mg tablet 80,100 8,010 53,200 61210.00
110 Tablet Tambah Darah Kombinasi : Besi II Sulfat 200 mg + Asam tablet 446,000 44,600 269,400 314000.00
111 Folat 0,25 mg
Tetrasiklin HCl kapsul 500 mg kapsul 3,900 390 800 1190.00
112 Tiamin HCl (Vit.B1) injeksi 100 mg/ml-1 ml ampul @ 1 - - -
113 Tiamin HCl / Mononitrat (Vit.B1) tablet 50 mg ml
tablet 584,000 58,400 750,000 808400.00
114 Triheksifenidil Hidroklorida tablet 2 mg tablet 95,402 9,540 107,500 117040.00
115 Vaksin Rabies Vero ampul
116 Vitamin B Kompleks tablet tablet 253,700 25,370 233,800 259170.00
117 Zink talet dispersible tablet 62,630 6,263 60,600 66863.00

VAKSIN
118 Vaksin Hepatitis B ampul 4,660 388 122 510.00
119 Vaksin BCG ampul 1,476 123 220 343.00
120 Vaksin Polio IPV ampul 2,303 192 390 582.00
121 Vaksin Campak 10 dosis vial 2,707 226 260 486.00
122 Vaksin DT ampul 36 3 - 3.00
123 Vaksin Td ampul 1,858 155 - 155.00
124 Vaksin TT ampul 1,064 89 360 449.00
125 Vaksin DPT-HB-HiB ampul 4,769 397 250 647.00
Gunungkidul

1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 45191 43100 41800 84900 187.87


2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 212693 125700 135900 261600 122.99
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 107 285 75 360 336.45
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 19008 15900 8100 24000 126.26
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 0 0 #DIV/0!
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 1357644 912400 514600 1427000 105.11
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 16746 5500 0 5500 32.84
8 Metampiron tablet 500 mg tablet 855611 0 0 0 0.00
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul 269 0 0 0 0.00
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida tablet 828956 542400 235300 777700 93.82
11 200
Anti mg + Magnesium
Bakteri Hidroksida
DOEN saleb 200
kombinasi mg
: Basitrasin 500 IU/g + polimiksin tube 5033 2675 2175 4850 96.36
12 10.000 IU/g DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +
Antihemoroid supp 2999 1160 3150 4310 143.71
13 Heksaklorofen
Antifungi DOEN250 mg
Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3% pot 1133 880 240 1120 98.85
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 23417 14300 0 14300 61.07
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa tablet 0 1400 3600 5000 #DIV/0!
16 250
AquamgPro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 770 800 230 1030 133.77
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 655669 861000 176000 1037000 158.16
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 27908 27500 28500 56000 200.66
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet 3692 2300 0 2300 62.30
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet 0 400 800 1200 #DIV/0!
21 Atropin tetes mata 0,5% botol 0 0 #DIV/0!
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 0 123 227 350 #DIV/0!
23 Betametason krim 0,1 % krim 15245 13300 775 14075 92.33
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 4131 2500 1600 4100 99.25
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 1065980 644800 435400 1080200 101.33
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol 30 0 0 0 0.00
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 9638 0 0 0 0.00
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 97703 0 0 0 0.00
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 284 133 160 293 103.17
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 23198 53100 46300 99400 428.49
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 27956 0 0 0 0.00
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 3351 1800 2970 4770 142.35
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 10724 8800 600 9400 87.65
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 16176 3000 2000 5000 30.91
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 3828 0 0 0 0.00
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 516 690 0 690 133.72
37 Etakridin larutan 0,1% botol 0 0 #DIV/0!
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul 0 200 0 200 #DIV/0!
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 96 0 0 0 0.00
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 65543 175000 0 175000 267.00
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet 2153 0 0 0 0.00
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet 1101 800 1100 1900 172.57
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 3116 3080 480 3560 114.25
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 633 660 270 930 146.92
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 12243 8900 3100 12000 98.02
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 63140 48300 16500 64800 102.63
47 Gameksan lotion 1 % botol 0 0 #DIV/0!
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium klorida sach 46112 36300 22000 58300 126.43
49 0,30 g, Tribatrium
Gentian Sitrt dihidrat
Violet Larutan 1% 0,58 g botol 3408 3035 75 3110 91.26
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 221219 149600 165900 315500 142.62
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 1090917 301000 0 301000 27.59
52 Gliserin botol 0 0 #DIV/0!
53 Glukosa larutan infus 5% botol 1800 1165 690 1855 103.06
54 Glukosa larutan infus 10% botol 140 243 19 262 187.14
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 15 0 0 0 0.00
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 27257 19500 11400 30900 113.37
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 19452 11100 13100 24200 124.41
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 138689 101200 35200 136400 98.35
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 0 1900 9800 11700 #DIV/0!
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 129842 3000 0 3000 2.31
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 14075 8376 5160 13536 96.17
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 185091 137200 40400 177600 95.95
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 360756 310500 83900 394400 109.33
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 15506 14300 0 14300 92.22
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 416447 266000 146000 412000 98.93
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 0 0 0 0 #DIV/0!
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 638609 442100 22300 464400 72.72
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 45953 37500 4300 41800 90.96
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial 0 40 0 40 #DIV/0!
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul 0 o 0 #DIV/0!
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 51009 50000 18000 68000 133.31
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 4944 2188 3312 5500 111.25
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 1926474 1384000 381000 1765000 91.62
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul 0 0 0 0 #DIV/0!
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul 0 0 0 0 #DIV/0!
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 26061 36900 0 36900 141.59
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 81244 45500 72000 117500 144.63
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 tablet 0 0 0 0 #DIV/0!
79 mg
Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + botol 6845 4871 2979 7850 114.68
80 Trimetoprim
Kotrimosazol40 mg/ 5I (dewasa)
DOEN ml Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, tablet 113541 81700 60800 142500 125.51
81 Trimetoprim 80 mg
Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 tablet 2141 0 0 0 0.00
82 mg, Trimetoprim
Kuinin 20200
(kina) tablet mg mg tablet 621 0 0 0 0.00
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul 0 0 0 0 #DIV/0!
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 9083 5600 2620 8220 90.50
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 0 0 0 0 #DIV/0!
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 74 198 2 200 270.27
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach 0 0 0 0 #DIV/0!
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol 0 0 0 0 #DIV/0!
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet 0 0 0 0 #DIV/0!
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg tablet 6080 11800 2700 14500 238.49
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 530 292 108 400 75.47
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 87672 22400 45500 67900 77.45
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet 1500 2000 8000 10000 666.67
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol 0 0 0 0 #DIV/0!
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 2179 1863 157 2020 92.70
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul 0 0 0 0 #DIV/0!
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 0 0 0 0 #DIV/0!
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 2079 2100 900 3000 144.30
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 19994 15077 2619 17696 88.51
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 431 0 3000 3000 696.06
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial 0 0 0 0 #DIV/0!
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 480 406 151 557 116.04
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 28515 21004 6384 27388 96.05
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 0 0 #DIV/0!
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 2744071 2117200 1108000 3225200 117.53
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol 0 0 0 0 #DIV/0!
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 7661 4100 6740 10840 141.50
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 597146 385000 408000 793000 132.80
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 1629 855 930 1785 109.58
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 311 306 75 381 122.51
111 Prednison tablet 5 mg tablet 434298 284600 89000 373600 86.02
112 Primakuin tablet 15 mg tablet 4542 0 0 0 0.00
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 9401 5600 1300 6900 73.40
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 3650 1000 3600 4600 126.03
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet 0 0 0 0 #DIV/0!
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet 0 0 0 0 #DIV/0!
117 Ringer Laktat larutan infus botol 25179 18289 3359 21648 85.98
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% tube 3597 2376 860 3236 89.96
119 Salisil bedak 2% kotak 9249 6290 6016 12306 133.05
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial 93 146 72 218 234.41
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial 0 0 0 0 #DIV/0!
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial 0 0 0 0 #DIV/0!
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 348 271 121 392 112.64
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial 0 0 0 0 #DIV/0!
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 10113 2900 9700 12600 124.59
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 0 0 0 0 #DIV/0!
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol 0 0 0 0 #DIV/0!
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul 7914 37000 0 37000 467.53
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 17892 27200 0 27200 152.02
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 15 0 0 0 0.00
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 823389 566000 253000 819000 99.47
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul 0 0 0 0 #DIV/0!
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 148158 107150 8000 115150 77.72
134 Vaksin Rabies Vero vial 0 0 0 0 #DIV/0!
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 498977 161200 248800 410000 82.17
VAKSIN -
136 BCG vial 11103 31640 -14640 17000 153.11
137 TT vial 4136 13200 -10200 3000 72.53
138 DT vial 3576 17549 -17549 0 0.00
139 CAMPAK 10 Dosis vial 12230 36080 -26080 10000 81.77
140 POLIO 10 Dosis vial 0 0 0 0 #DIV/0!
141 DPT-HB vial 12484 34060 -15560 18500 148.19
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 0 0 0 0 #DIV/0!
143 POLIO 20 Dosis vial 0 0 0 0 #DIV/0!
144 CAMPAK 20 Dosis vial 0 0 0 0 #DIV/0!

BANTUL
NO NAMA OBAT SATUAN KEBUTUHAN TOTAL SISA STOK JUMLAH PERSENTASE
1 2 TERKECIL
3 4 PENGGUNAAN
5 6 OBAT/VAKSIN
7 KETERSEDIAAN
8.00
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 108 101.6 126.4 228 211,11
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 180 211 1.1 212.1 117,83
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 270 277 180 457 169,26
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 39.6 25.8 29.4 55.2 139,39
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 216 104.28 279.72 384 177,78
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 1.944.000 1.268.600 2.031.400 3.300.000 169,75
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 25.2 16.952 19.448 36.4 144,44
8 Metampiron tablet 500 mg tablet
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida tablet 1.260.000 860.5 1.059.500 1.920.000 152,38
11 200 mg
Anti + Magnesium
Bakteri Hidroksida
DOEN saleb 200
kombinasi mg
: Basitrasin 500 IU/g + polimiksin tube 7.65 3.525 24.765 28.29 369,80
12 10.000 IU/g DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +
Antihemoroid supp 11.7 7.841 9.36 17.201 147,02
13 Heksaklorofen
Antifungi DOEN250 mg
Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3% pot 4.32 3.624 - 3.624 83,89
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 43.2 26 22 48 111,11
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa tablet - - -
16 250 mg
Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 1.35 1.56 740 2.3 170,37
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 1.530.000 1.006.000 424 1.430.000 93,46
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 36 39.1 25.7 64.8 180,00
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet - - -
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet - - -
21 Atropin tetes mata 0,5% botol - - -
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 216 61 340 401 185,65
23 Betametason krim 0,1 % krim 15.3 -
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 1.8 1.26 1.7 2.96 164,44
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 990 597.7 816.6 1.414.300 142,86
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol 18 -
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 15 16.171 11.429 27.6 184,00
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 135 65.8 140.2 206 152,59
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 540 291 47 338 62,59
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 216 89.2 174.8 264 122,22
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 18 28.5 5.5 34 188,89
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 1.08 605 845 1.45 134,26
33 Digoksin tablet 0,25 mg tablet 36 20.4 22.8 43.2 120,00
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 166.5 43.5 - 43.5 26,13
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet - -
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 1.08 420 1.805 2.225 206,02
37 Etakridin larutan 0,1% botol 900 - - -
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul - -
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 25 45 70
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 55.8 38.8 45.2 84 150,54
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet - - -
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet - - -
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 8.64 6.432 4.512 10.944 126,67
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 4.5 6.66 2.51 9.17 203,78
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 18 2.9 15.2 18.1 100,56
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 97.2 65.8 82.4 148.2 152,47
47 Gameksan lotion 1 % botol -
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium klorida sach 162 2.5 245.6 248.1 153,15
49 0,30 g, Tribatrium
Gentian Sitrt dihidrat
Violet Larutan 1% 0,58 g botol 4.5 3.708 3.532 7.24 160,89
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 450 256.5 563.8 820.3 182,29
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 1.620.000 911 1.509.000 2.420.000 149,38
52 Gliserin botol - - -
53 Glukosa larutan infus 5% botol 810 455 240 695 85,80
54 Glukosa larutan infus 10% botol 18 - - -
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 18 - - -
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 36 25.9 27.7 53.6 148,89
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 54 24.7 42.6 67.3 124,63
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 370.8 251.2 357.4 608.6 164,13
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 90 51.8 21.7 73.5 81,67
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 216 160 2 162 75,00
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 19.44 12.9 13.018 25.918 133,32
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 288 178.7 181.3 360 125,00
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 324 211.7 447.4 659.1 203,43
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 27 16.2 9.2 25.4 94,07
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 1.386.000 661 813 1.474.000 106,35
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 630 484.5 535.5 1.020.000 161,90
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 1.215.000 687.8 692.2 1.380.000 113,58
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 43.2 26.5 33.5 60 138,89
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial - - -
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul - - -
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 31.5 13 40.5 53.5 169,84
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 64.8 4.931 - 4.931 7,61
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 2.070.000 1.350.000 1.290.000 2.640.000 127,54
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul -
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul 60 43 60 103 171,67
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 198 121 119 240 121,21
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 292.5 111.75 188 299.75 102,48
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 tablet - - -
79 mg
Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + botol 12.85 8.73 6.1 14.83 115,41
80 Trimetoprim
Kotrimosazol40 mg/ 5I (dewasa)
DOEN ml Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, tablet 228.6 116.4 211.6 328 143,48
81 Trimetoprim 80
Kotrimosazol mg II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100
DOEN tablet 2.7 - - -
82 mg, Trimetoprim
Kuinin 20200
(kina) tablet mg mg tablet 540 900 1.44
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul -
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 9.18 5.93 42.84 48.77 531,26
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial - - -
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 180 107 436 543 301,67
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach - - -
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol 270 - - -
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet 5.4 2.31 6.33 8.64 160,00
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg tablet 36 13.3 17.9 31.2 86,67
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 2.16 620 400 1.02 47,22
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 25.2 21.3 58.8 80.1 317,86
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet 1.7 3.3 5
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol -
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 3.6 2.134 2.282 4.416 122,67
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - -
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 720 600 600 1.2 166,67
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 5.4 5.3 13.95 19.25 356,48
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 30.6 18.429 22.37 40.799 133,33
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 4.5 2.5 3.25 5.75 127,78
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial - - -
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 2.7 1.4 1.637 3.037 112,48
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 43.2 34.168 37.382 71.55 165,63
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 99 86.9 56.7 143.6 145,05
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 4.860.000 2.548.700 3.458.200 6.006.900 123,60
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol - - -
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 12.6 10.9 20.8 31.7 251,59
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 1.530.000 742 535 1.277.000 83,46
109 Povidon Iodida larutan 10 % @ 30ml botol 1.8 1.125 3.002 4.127 229,28
110 Povidon Iodida larutan 10 % @ 300ml botol 540 38 675 713 132,04
111 Prednison tablet 5 mg tablet 324 188 224 412 127,16
112 Primakuin tablet 15 mg tablet 18.65 1.25 19.9
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 8.1 5.3 4.3 9.6 118,52
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 6.3 5.4 2.2 7.6 120,63
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet - - -
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet - - -
117 Ringer Laktat larutan infus botol 20 20.585 13.85 34.435 172,18
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% tube 5.184 3.624 2.112 5.736 110,65
119 Salisil bedak 2% kotak 12.6 7.725 9.075 16.8 133,33
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial 18 25 4 29 161,11
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial - - -
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial - - -
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 1.26 1.374 42 1.416 112,38
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial - - -
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 3.6 2.915 2.98 5.895 163,75
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 3.6 4.824 264 5.088 141,33
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol - - -
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul 1.8 - - -
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 25.2 18.6 5.5 24.1 95,63
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 2.7 1.06 770 1.83 67,78
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 1.800.000 1.116.000 636.4 1.752.400 97,36
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul - - -
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 450 336.2 313.8 650 144,44
134 Vaksin Rabies Vero vial - - -
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 900 926 417 1.343.000 149,22
VAKSIN -
136 BCG vial 4.473 2.492 2.492 55,71
137 TT vial 2.462 3.497 3.497 142,04
138 DT vial 1.6 1.6 - 1.6 100,00
139 CAMPAK 10 Dosis vial 3.355 3.415 3.415 101,79
140 POLIO 10 Dosis vial 5.033 6.35 6.35 126,17
141 DPT-HB vial 10.065 31.83 31.83 316,24
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 13.419 4.147 4.147 30,90
143 POLIO 20 Dosis vial -
144 CAMPAK 20 Dosis vial -

KAB. SLEMAN
NO NAMA OBAT SATUAN KEBUTUHAN TOTAL SISA STOK JUMLAH PERSENTASE
1 2 TERKECIL
3 4 PENGGUNAAN
5 6 OBAT/VAKSIN
7 KETERSEDIAAN
8.00
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 207,000 100,400 210,100 310,500 150.00
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 21,600 22,600 12,600 35,200 162.96
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 54 27 44 71 131.48
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 18,000 14,600 13,300 27,900 155.00
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul - - - -
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 1,580,688 1,072,600 1,086,700 2,159,300 136.61
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 19,800 12,463 17,137 29,600 149.49
8 Metampiron tablet 500 mg tablet - - - -
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul - - - -
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida 200 mg
tablet
+ Magnesium Hidroksida
614,250200 mg 380,300 612,400 992,700 161.61
11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin 10.000
tube IU/g 21,420 11,675 20,602 32,277 150.69
12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + Heksaklorofen
supp250 mg 6,300 4,552 10,040 14,592 231.62
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3% pot 2,700 1,385 1,714 3,099 114.78
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 13,194 5,100 - 5,100 38.65
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa 250
tablet
mg - - - -
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial - - - -
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 590,688 360,500 524,500 885,000 149.83
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 10,800 12,600 800 13,400 124.07
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet - -
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet - - -
21 Atropin tetes mata 0,5% botol - -
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul - 24 6 30
23 Betametason krim 0,1 % krim 12,150 8,315 9,997 18,312 150.72
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 270 257 52 309 114.44
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 377,550 281,200 286,300 567,500 150.31
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol - -
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol - -
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet - -
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 54 43 31 74 137.04
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 34,488 26,100 26,400 52,500 152.23
31 Diazepam tablet 5 mg tablet - -
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 108 136 17 153 141.67
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 4,050 2,700 1,700 4,400 108.64
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 14,994 13,000 34,000 47,000 313.46
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet - -
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 396 246 165 411 103.79
37 Etakridin larutan 0,1% botol - -
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul - -
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul - - 30 30 #DIV/0!
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 9,594 5,000 - 5,000 52.12
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet 1,800 1,200 600 1,800 100.00
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet 3,900 2,000 3,700 5,700 146.15
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 5,400 3,920 4,197 8,117 150.31
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 1,116 1,110 3,486 4,596 411.83
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 9,594 7,400 7,000 14,400 150.09
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 43,056 63,800 1,500 65,300 151.66
47 Gameksan lotion 1 % botol - -
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium klorida 0,30 g,
sach
Tribatrium Sitrt dihidrat
120,006
0,58 g 87,400 96,100 183,500 152.91
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 3,240 3,078 3,442 6,520 201.23
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 180,000 86,100 23,800 109,900 61.06
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 1,174,500 229,000 - 229,000 19.50
52 Gliserin botol - - - -
53 Glukosa larutan infus 5% botol 234 113 225 338 144.44
54 Glukosa larutan infus 10% botol - -
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul - -
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 55,800 21,900 60,500 82,400 147.67
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet - -
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 216,000 142,800 181,900 324,700 150.32
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 10,800 9,500 7,100 16,600 153.70
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 436,500 117,100 538,400 655,500 150.17
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 17,190 12,392 13,556 25,948 150.95
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet - -
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 1,003,050 687,600 813,200 1,500,800 149.62
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 9,756 7,800 7,000 14,800 151.70
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 725,994 543,700 554,500 1,098,200 151.27
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 77,400 93,900 44,200 138,100 178.42
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 720,000 425,100 397,000 822,100 114.18
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 10,350 7,900 7,900 15,800 152.66
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial - -
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul - -
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 59,130 48,840 86,500 135,340 228.89
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 4,896 3,646 3,064 6,710 137.05
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 1,800,000 1,178,700 932,300 2,111,000 117.28
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul - -
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul - -
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet - -
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 84,906 67,000 60,500 127,500 150.17
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 mgtablet - -
79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + Trimetoprim
botol40 mg/ 5 ml 6,174 4,595 4,724 9,319 150.94
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim
tablet 80 mg 162,000 89,500 157,500 247,000 152.47
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 mg,tablet
Trimetoprim 20
- mg -
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet - -
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul - -
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 12,456 8,780 720 9,500 76.27
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 36 46 22 68 188.89
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial - -
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach - -
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol - -
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet - -
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg tablet 3,150 1,900 2,700 4,600 146.03
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 252 245 60 305 121.03
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 18,000 9,700 17,100 26,800 148.89
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet - -
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol - -
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 1,152 959 793 1,752 152.08
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - -
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet - -
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 6,768 6,680 3,550 10,230 151.15
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 27,792 21,734 12,660 34,394 123.76
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube - -
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial - -
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 1,494 1,009 1,283 2,292 153.41
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 54,000 37,524 43,858 81,382 150.71
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 36,000 34,400 11,800 46,200 128.33
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 3,131,244 2,357,200 2,784,600 5,141,800 164.21
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol - -
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 1,962 896 1,400 2,296 117.02
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 673,506 384,900 553,200 938,100 139.29
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 306 159 234 393 128.43
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 306 217 248 465 151.96
111 Prednison tablet 5 mg tablet 40,500 40,000 28,000 68,000 167.90
112 Primakuin tablet 15 mg tablet 1,494 - 1,000 1,000 66.93
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet - -
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 594 700 8,900 9,600 1,616.16
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet - -
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet 19,512 5,000 17,000 22,000 112.75
117 Ringer Laktat larutan infus botol 14,940 12,145 10,875 23,020 154.08
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% tube 2,052 1,806 2,343 4,149 202.19
119 Salisil bedak 2% kotak 9,720 7,194 6,354 13,548 139.38
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial - -
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial - -
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial - -
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 1,890 1,209 1,537 2,746 145.29
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial - -
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul - -
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol - -
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol - -
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul - -
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul - -
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul - -
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 1,582,506 600,000 997,000 1,597,000 100.92
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul - -
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 240,588 159,500 215,100 374,600 155.70
134 Vaksin Rabies Vero vial - -
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 711,000 568,100 500,600 1,068,700 150.31
VAKSIN -
136 BCG vial 4,200 3,090 430 3,520 83.81
137 T T vial 3,062 2,160 580 2,740 89.48
138 D T vial 2,835 2,150 250 2,400 84.66
139 CAMPAK 10 Dosis vial 9,720 6,063 832 6,895 70.94
140 POLIO 10 Dosis vial 7,244 5,800 680 6,480 89.45
141 DPT-HB vial 18,765 11,938 1,170 13,108 69.85
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 17,483 14,605 1,540 16,145 92.35
143 POLIO 20 Dosis vial - -
144 CAMPAK 20 Dosis vial - -
KOTA
YOGYAK
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 164,800 151,100 155,000 306,100 185.74
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 48,100 23,500 49,800 73,300 152.39
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet - - - 0 N/A
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 11,850 8,100 11,500 19,600 165.40
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul - - - 0 N/A
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 1,096,200 790,300 1,037,600 1,827,900 166.75
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 23,390 10,029 12,475 22,504 96.21
8 Metampiron tablet 500 mg tablet 167,500 89,600 161,300 250,900 149.79
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul - - - 0 N/A
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida tablet 447,200 310,200 622,200 932,400 208.50
11 200 mg
Anti + Magnesium
Bakteri Hidroksida
DOEN saleb 200
kombinasi mg
: Basitrasin 500 IU/g + polimiksin tube 6,914 5,481 5,666 11,147 161.22
12 10.000 IU/g DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +
Antihemoroid supp 9,080 7,440 420 7,860 86.56
13 Heksaklorofen
Antifungi DOEN250 mg
Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3% pot 1,723 1,059 165 1,224 71.04
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 22,300 13,700 27,600 41,300 185.20
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa tablet 2,500 - 400 400 16.00
16 250
AquamgPro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 596 262 698 960 161.07
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 756,000 484,000 22,400 506,400 66.98
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 91,900 79,600 85,900 165,500 180.09
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet 0 N/A
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet 0 N/A
21 Atropin tetes mata 0,5% botol 0 N/A
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 228 9 156 165 72.37
23 Betametason krim 0,1 % krim 21,250 9,411 48,559 14,270 67.15
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 453 321 564 885 195.36
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 425,900 301,885 382,700 684,585 160.74
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol - - - 0 N/A
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol - 1,028 - 1,028 N/A
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet - 47,800 - 47,800 N/A
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 3,669 79 44 123 3.35
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 95,200 54,000 111,300 165,300 173.63
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 1,000 300 400 700 70.00
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 75 78 - 78 104.00
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 22,805 15,900 15,600 31,500 138.13
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 88,900 43,750 57,750 101,500 114.17
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet - - - 0 N/A
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 3,172 145 33 178 5.61
37 Etakridin larutan 0,1% botol 2,707 501 1,396 1,897 70.08
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul - - - 0 N/A
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul - - - 0 N/A
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 25,056 27,900 - 27,900 111.35
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet - - - 0 N/A
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet - - - 0 N/A
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 2,618 2,109 1,587 3,696 141.18
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul - - - 0 N/A
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 8,375 4,800 9,000 13,800 164.78
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 39,400 40,300 13,200 53,500 135.79
47 Gameksan lotion 1 % botol - - - 0 N/A
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium klorida sach 57,500 42,000 29,900 71,900 125.04
49 0,30 g, Tribatrium
Gentian Sitrt dihidrat
Violet Larutan 1% 0,58 g botol 2,459 1,615 1,906 3,521 143.19
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 150,400 82,900 164,600 247,500 164.56
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 570,000 380,000 533,000 913,000 160.18
52 Gliserin botol - - - 0 N/A
53 Glukosa larutan infus 5% botol 81 48 40 88 108.64
54 Glukosa larutan infus 10% botol - - - 0 N/A
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 47 5 40 45 95.74
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet - 600 5,400 6,000 N/A
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 4,400 4,700 2,600 7,300 165.91
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 131,500 90,600 118,700 209,300 159.16
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 26,400 23,800 21,800 45,600 172.73
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 380,000 255,300 156,400 411,700 108.34
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 12,407 8,739 2,545 11,284 90.95
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 284,600 159,500 53,400 212,900 74.81
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 147,800 102,300 120,000 222,300 150.41
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 26,500 15,800 18,300 34,100 128.68
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 486,000 295,500 513,500 809,000 166.46
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 509,500 310,800 541,700 852,500 167.32
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 456,500 260,200 394,400 654,600 143.40
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 4,350 4,000 6,800 10,800 248.28
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial - - - 0 N/A
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul - - - 0 N/A
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 13,400 4,800 13,450 18,250 136.19
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 3,282 1,571 1,084 2,655 80.90
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 701,000 393,000 747,000 1,140,000 162.62
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul - - - 0 N/A
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul - - - 0 N/A
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 23,200 6,200 44,400 50,600 218.10
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 88,700 60,100 83,800 143,900 162.23
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 tablet - - - 0 N/A
79 mg
Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + botol 5,378 3,053 5,091 8,144 151.43
80 Trimetoprim
Kotrimosazol40 mg/ 5I (dewasa)
DOEN ml Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, tablet 119,800 98,600 10,800 109,400 91.32
81 Trimetoprim 80 mg
Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 tablet - - - 0 N/A
82 mg, Trimetoprim
Kuinin 20200
(kina) tablet mg mg tablet - 60 - 60 N/A
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul - - - 0 N/A
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 3,480 1,417 7,005 8,422 242.01
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial - 5 9 14 N/A
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 57 23 103 126 221.05
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach - - - 0 N/A
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol - - - 0 N/A
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet - - - 0 N/A
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg tablet 5,800 2,200 2,500 4,700 81.03
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 1,550 966 817 1,783 115.03
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet - - - 0 N/A
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet - - - 0 N/A
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol - - - 0 N/A
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 466 389 404 793 170.17
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - - - 0 N/A
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet - - - 0 N/A
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 7,340 5,480 5,070 10,550 143.73
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 12,660 9,591 1,071 10,662 84.22
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 120 60 65 125 104.17
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial - - - 0 N/A
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 1,444 1,491 1,729 3,220 222.99
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 24,120 14,912 21,658 36,570 151.62
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 47,500 42,000 13,000 55,000 115.79
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 1,502,400 1,078,300 1,362,000 2,440,300 162.43
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol - - - 0 N/A
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 4,316 1,932 2,500 4,432 102.69
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 509,000 250,000 414,000 664,000 130.45
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 908 455 943 1,398 153.96
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 307 242 203 445 144.95
111 Prednison tablet 5 mg tablet 82,900 45,000 51,000 96,000 115.80
112 Primakuin tablet 15 mg tablet - - - 0 N/A
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 5,860 3,700 6,300 10,000 170.65
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet - - - 0 N/A
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet - - - 0 N/A
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet 15,000 6,300 7,900 14,200 94.67
117 Ringer Laktat larutan infus botol 2,099 1,229 2,021 3,250 154.84
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% tube 2,050 1,149 1,624 2,773 135.27
119 Salisil bedak 2% kotak 9,833 6,939 3,644 10,583 107.63
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial 7 4 8 12 171.43
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial - - - 0 N/A
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial - - - 0 N/A
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 123 87 1 88 71.54
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial 3 - 2 2 66.67
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul - - - 0 N/A
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 2,142 991 56 1,047 48.88
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol - - - 0 N/A
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul - - - 0 N/A
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 3,700 500 - 500 13.51
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul - - - 0 N/A
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 523,000 284,000 575,000 859,000 164.24
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul - - - 0 N/A
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 172,700 121,516 46,300 167,816 97.17
134 Vaksin Rabies Vero vial 32 22 16 38 118.75
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 565,000 477,000 119,000 596,000 105.49
VAKSIN 0 N/A
136 BCG vial 2,000 1,435 96 1,531 76.55
137 TT vial 1,300 904 92 996 76.62
138 DT vial 950 984 - 984 103.58
139 CAMPAK 10 Dosis vial 2,700 3,376 267 3,643 134.93
140 POLIO 10 Dosis vial 2,500 1,124 - 1,124 44.96
141 DPT-HB vial 5,000 679 222 901 18.02
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 7,500 6,509 333 6,842 91.23
143 POLIO 20 Dosis vial - - - 0 N/A
144 CAMPAK 20 Dosis vial - - - 0 N/A
TABEL 68
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 2 0 7 3 0 41 53
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 2 0 0 0 14 17
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 6 0 0 0
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 80 0 0 0
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 15 0 0 0
3 PUSKESMAS KELILING 0 0 21 0 0 0
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 63 0 0 0
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 12 12
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 0 0 0 0 0 12 12
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 0 -
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 0 0 0 0 103 103
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0 -
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 0 0 0 1 1
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 3 3
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 0 0 -
6 APOTEK 0 0 0 0 0 28 28
7 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 4 4
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 -

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


TABEL 69

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
JUMLAH %
1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 52 43

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 21 15

JUMLAH (KAB/KOTA) 73 58 79.45


Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY
TABEL 70

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA DAN KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

STRATA POSYANDU
NO KABUPATEN PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KULON PROGO 25 2.60 72 7.50 266 27.71 597 62.19
2 BANTUL 43 3,80 342 30,21 480 42,40 267 23,59
3 GUNUNG KIDUL 1 0.07 204 13.92 711 48.50 550 37.52
4 SLEMAN 52 3.42 175 11.51 698 45.92 595 39.14
5 KOTA YOGYAKARTA 1 0.16 174 27.84 251 40.16 199 31.84
JUMLAH (KAB/KOTA) 122 2.14 967 16.96 2406 42.19 2208 38.72
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


POSYANDU AKTIF
JUMLAH
JUMLAH %
12 14 15
960 863 89.90
1132 747 65,99
1466 1261 86.02
1520 1293 85.07
625 450 72.00
5703 4614 80.90
8731
TABEL 71

JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

NO KABUPATEN DESA/ UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)


KELURAHAN POSKESDES POLINDES POSBINDU POSMALDES
1 2 6 7 8 9 10
1 KULON PROGO 88 40 2. 53 28.
2 BANTUL 75 75 21
3 GUNUNG KIDUL 144 21 0. -
4 SLEMAN 86 86 3. 93
5 KOTA YOGYAKARTA 45 51
JUMLAH (KAB/KOTA) 438 222 5 218 28

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


N

AKAT (UKBM)
POS TB DESA
11
-
TABEL 72

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KABUPATEN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH DESA/
NO KABUPATEN
KELURAHAN PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH

1 2 4 5 6 7 8 9
1 KULON PROGO 88 7 37.00 30 14. 88
2 BANTUL 75 7.00 43 25. 75
3 GUNUNG KIDUL 144 87 33.00 14 10. 144
4 SLEMAN 86 16 42.00 25 3. 86
5 KOTA YOGYAKARTA 45 3 6 5 31 45
JUMLAH (KAB/KOTA) 438 113 125 117 83 438

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


%

10
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
TABEL 70

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

DOKTER
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
NO UNIT KERJA SPESIALIS GIGI
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Puskesmas ………
KULON PROGO - - - 11 26 37 11 26 37 4 15 19 - - - 4
BANTUL - - 6 - - 79 - - 85 - - 40 - - 1 -
GUNUNG KIDUL - - - 28 40 68 28 40 68 7 31 38 - - - 7
SLEMAN - 1 1 17 61 78 17 62 79 1 29 30 - 4 4 1
KOTA YOGYAKARTA 3 3 13 53 66 13 56 69 3 24 27 - 1 1 3
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - 4 10 69 180 328 69 184 338 15 99 154 - 5 6 15
1 RS ………… - - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - -
dan swasta dan termasuk - - - - -
pula Rumah Bersalin) - - - - -
KULON PROGO 53 24 77 60 81 141 113 105 218 6 23 29 2 - 2 8
BANTUL 49 32 131 23 24 72 72 56 261 3 7 15 1 - 5 30
GUNUNG KIDUL - - - - - - - - - - - - - - - -
SLEMAN 297 162 466 122 120 242 419 282 701 12 30 42 20 26 46 476
KOTA YOGYAKARTA 234 117 351 66 111 177 300 228 528 8 14 22 10 10 20 18
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - 4 10 69 180 328 69 184 338 15 99 154 - 5 6 15
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 940.33747 30843.1 31783.4 14481.2 564.202

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Keterangan : a termasuk S3
TOTAL

P L+P
19 20

15 19
- 40
31 38
33 34
25 28
104 159
- -
-
-
-
23 31
34 73
- -
310 786
24 42
- -

- -
- -
104 159
14951.4
TABEL 74

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

PERAWATa PERAWAT GIGI


NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P L P
1 2 3 4 5 6 7 8
1.00 Puskesmas ………
KULON PROGO 98 54 94 148. 4 31
BANTUL 267 0 0 68. 0 0
GUNUNG KIDUL 133 94 110 204. 9 25
SLEMAN 147 49 139 188. 7 51
KOTA YOGYAKARTA 92 20 62 82. 8 37
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 737 217 405 690. 28 144
1.00 RS ………… 0.
dst. (mencakup RS Pemerintah 0.
dan swasta dan termasuk 0.
pula Rumah Bersalin) 0.
KULON PROGO 119 114 291 405. 1 4
BANTUL 137 50 225 808. 1 3
GUNUNG KIDUL 23 39 97 136. 0 1
SLEMAN 257 483 1534 2,017. 15 43
KOTA YOGYAKARTA 218 415 1,707 2,122. 3 26
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 754 1101 3854 5488 20 77
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0.
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0.
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0.
JUMLAH (KAB/KOTA) 1491 1318 4259 6,178. 48 221
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 284,138.551369811 580,940.487922305

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
PERAWAT GIGI
L+P
9

35.
66.
34.
58.
45.
238.
0.
0.
0.
0.
5.
10.
1.
58.
29.
103
0.
0.
0.
341.
32,065.5076693924
TABEL 75

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

TENAGA KEFARMASIAN

NO UNIT KERJA TENAGA TEKNIS KEFARMASIANa APOTEKER TOTAL

L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14
1 Puskesmas ………
KULON PROGO 4 19 23 2 4 6 6 23 29
BANTUL - - 25 - - 12 - - 37
GUNUNG KIDUL 9 17 26 1 - 1 10 17 27
SLEMAN 6 39 45 1 5 6 7 44 51
KOTA YOGYAKARTA 1 30 31 2 16 18 3 46 49
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 9 17 26 1 - 1 10 17 27
1 RS ………… - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - -
dan swasta dan termasuk - - -
pula Rumah Bersalin) - - -
KULON PROGO 6 44 50 7 24 31 12 68 80
BANTUL 4 39 192 2 11 25 6 50 117
GUNUNG KIDUL - - -
SLEMAN 34 215 249 8 63 71 42 278 320
KOTA YOGYAKARTA 24 187 211 5 54 59 29 241 270
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 68 485 702 22 152 186 89 637 787
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 77 502 728 23 152 187 99 654 814
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 76543.4699

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
TABEL 76

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Puskesmas ………
KULON PROGO 10 19 29 13 10 23
BANTUL - - 32 - - 42
GUNUNG KIDUL 10 7 17 17 7 24
SLEMAN 5 3 8 9 24 33
KOTA YOGYAKARTA - 3 3 9 11 20
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 25 32 89 48 52 142
1 RS ………… - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - -
dan swasta dan termasuk - -
pula Rumah Bersalin) - -
KULON PROGO 1 1 2 6 7 13
BANTUL - - 16 2 - 18
GUNUNG KIDUL - - - 1 2 3
SLEMAN 1 4 34 8 7 42
KOTA YOGYAKARTA 2 9 11 8 9 17
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 25 32 89 48 52 142
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 8369.003468 13352.79205

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


TABEL 77

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Puskesmas ………
KULON PROGO 9 17 26 - - - 9 17
BANTUL - - 49 - - -
GUNUNG KIDUL 13 10 23 - - - 13 10
SLEMAN 8 37 45 - - - 8 37
KOTA YOGYAKARTA 2 22 24 - - - 2 22
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 32 86 167 - - - 32 86
1 RS ………… - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - -
dan swasta dan termasuk - -
pula Rumah Bersalin) - -
KULON PROGO 1 16 17 1 6 7 - 22
BANTUL 1 7 25 3 1 4 4 8
GUNUNG KIDUL 1 2 3 1 - 1 2 2
SLEMAN 20 61 81 - - - - -
KOTA YOGYAKARTA 3 22 24 2 39 41 3 61
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 32 86 167 - - - 32 86
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 15703.63572 0

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


TOTAL
L+P
11

26
49
23
45
24
167
-
-
-
-
24
29
4
81
66
-
-
-
-
167
15703.63572
TABEL 78

JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

TENAGA TEKNISI MEDIS


TOTAL
NO UNIT KERJA FISIOTERAPI TERAPI OKUPASI TERAPI WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Puskesmas ………
KULON PROGO - - - - - - - - - - - - -
BANTUL - - 16 - - - - - - - - - -
GUNUNG KIDUL - - - - - - - - - - - - -
SLEMAN 5 6 11 - - - - - - - - - 5
KOTA YOGYAKARTA - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 5 6 27 - - - - - - - - - 5
1 RS ………… - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - -
dan swasta dan termasuk - - - -
pula Rumah Bersalin) - - - -
KULON PROGO 5 8 13 - - - - - - 1 - 1 6
BANTUL 3 13 24 1 - 2 - - - - - - 2
GUNUNG KIDUL - - - -
SLEMAN 9 16 62 2 3 6 1 4 5 1 - 2 13
KOTA YOGYAKARTA 16 34 50 2 1 3 3 1 4 1 2 3 22
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 33 71 149 5 4 11 4 5 9 3 2 6 43
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA -
JUMLAH (KAB/KOTA) 38 77 176 5 4 11 4 5 9 3 2 6 48
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 16550 1034.4 846.3 564.2

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


TOTAL

P L+P
16 17

- -
- 16
- -
6 11
- -
6 27
-
-
-
-
8 14
11 26
-
23 75
38 60
80 175
- -
- -
- -
86 134
12601
TABEL 79

JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

TENAGA TEKNISI MEDIS

NO UNIT KERJA REKAM MEDIS TEKNISI TEKNISI


TEKNISI ANALISIS REFRAKSIONIS ORTETIK
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI GIGI DAN INFORMASI TRANSFUSI KARDIOVASKULE JUMLAH
ELEKTROMEDIS KESEHATAN OPTISIEN PROSTETIK
KESEHATAN DARAH R
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 Puskesmas ………
KULON PROGO 1 2 3 - - - - - - - - - 6 31 37 - - - - - - 3 8 11 - - - - - - 10 41 51
BANTUL 1 42 14 56
GUNUNG KIDUL - 1 1 - - - 1 - 1 - - - 10 19 29 - - - - - - 2 5 7 - - - - - - 13 25 38
SLEMAN 3 2 5 - - - - 2 2 - - - 10 46 56 - - - - - - 5 36 41 - - - - - - 18 86 104
KOTA YOGYAKARTA 1 1 2 - - - - - - - - - 10 33 43 - - - - - - 4 16 20 - - - - - - 15 50 65
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 5 6 11 - - - 1 2 4 - - - 36 129 207 - - - - - - 14 65 93 - - - - - - 56 202 314
1 RS ………… - - - - - - - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - - - - - -
dan swasta dan termasuk - - - - - - - - - - -
pula Rumah Bersalin) - - - - - - - - - - -
KULON PROGO 13 7 20 - - - 3 - 3 - - - 14 34 48 - - - - - - 4 23 27 - - - - - - 34 64 98
BANTUL 13 8 40 - - - 2 - 5 - - - 3 29 66 - - - - - - 2 18 51 - 3 3 - - - 15 47 165
GUNUNG KIDUL 1 3 4 - - - - - - - - - 6 11 17 - - - - - - 3 1 4 - - - - - - 10 15 25
SLEMAN 54 41 95 1 1 2 9 6 15 - - - 56 112 168 - - - 2 1 - 37 77 114 3 14 17 - - - 162 252 414
KOTA YOGYAKARTA 28 30 58 - - - 10 2 12 - - - 26 94 120 - - - - 1 1 28 67 95 3 3 6 - - - 93 197 290
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 6 11 - - - 1 2 4 - - - 36 129 207 - - - - - - 14 65 93 - - - - - - 56 202 314
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK ####

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


Keterangan:
*yang memiliki klinik/pelayanan kesehatan
TABEL 80

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

TENAGA KESEHATAN LAINNYA


TOTAL
NO UNIT KERJA PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA

L P L+P L P L+P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Puskesmas ………
KULON PROGO - - - - - - - -
BANTUL 43
GUNUNG KIDUL - - - 1 2 3 1 2
SLEMAN - - - 7 4 11 7 4
KOTA YOGYAKARTA - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 8 6 57 8 6
1 RS ………… - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - -
dan swasta dan termasuk - -
pula Rumah Bersalin) - -
KULON PROGO 1 7 8 15 21 36 16 28
BANTUL - 1 286 4 50 5
GUNUNG KIDUL - - - - - - - -
SLEMAN - - - - - - - -
KOTA YOGYAKARTA - - - 2 4 6 2 4
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - 8 6 57 8 6

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


TOTAL

L+P
11

-
43
3
11
-
57
-
-
-
-
44
335
-
-
6
-
-
-
-
57
TABEL 81

JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

TENAGA NON KESEHATAN

STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA PENUNJANG TOTAL


NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL TENAGA PENDIDIK TENAGA KEPENDIDIKAN JURU
ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KESEHATAN

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Puskesmas ………
KULON PROGO 18 23 41 112 66 178 - - - - - - - - - - - - - - - 130 89
BANTUL 137
GUNUNG KIDUL 36 23 59 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 36 23
SLEMAN 23 32 55 100 114 214 4 15 19 - - - - - - - - - - - - - - - 127 161
KOTA YOGYAKARTA 12 24 36 82 121 203 - - - - - - - - - - - - 79 23 102 173 168
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 89 102 191 294 301 732 4 15 19 - - - - - - - - - 79 23 102 466 441
1 RS ………… - - - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - -
dan swasta dan termasuk - - - - - - -
pula Rumah Bersalin) - - - - - - -
KULON PROGO 20 40 60 133 101 234 5 - 5 3 1 4 - - - - - - 19 6 25 180 148
BANTUL - 66 104 74 43 117 2 - 2 - - - - - - - - - 20 12 32 - 8 8 134 132
GUNUNG KIDUL 9 5 14 63 41 104 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 72 46
SLEMAN - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
KOTA YOGYAKARTA 158 223 381 446 427 860 14 2 16 6 4 10 - - - - - - 87 96 183 544 540
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) #VALUE! 102 191 294 301 #VALUE! 4 15 #VALUE! - - #VALUE! - - #VALUE! - - #VALUE! 79 23 #VALUE! #VALUE! 441

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY


TOTAL

L+P
26

219
137
59
288
341
1,044
-
-
-
-
328
266
118
-
1,084
-
-
-
-
1,044
TABEL 82

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


PROV. D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

ALOKASI ANGGARAN
NO SUMBER BIAYA KESEHATAN
Rupiah %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 653,608,131,448 72.05

a. Belanja Langsung 416,047,319,479 45.87


b. Belanja Tidak Langsung 167,192,666,954 18.43
34,422,101,600 3.79
2 APBD PROVINSI 178,067,046,672 19.63
#VALUE! #VALUE!
3 APBN : 70,388,897,000 7.76

- Dana Dekonsentrasi 18,378,268,000 2.03


- Dana Alokasi Khusus (DAK) 19,838,268,000 2.19

- ASKESKIN - 0.00
- Lain-lain (TP & TP BOK) 32,171,759,000 3.55
0.00
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 4,196,310,340 0.46
(GF AIDS dan GF TB) - 0.00
- 0.00
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 850,000,000 0.09
0.00
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 907,110,385,460 100.00

TOTAL APBD KAB/KOTA

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

Sumber: Profil Kesehatan Kab/kota DIY

Anda mungkin juga menyukai