Anda di halaman 1dari 62

ABSTRAK

RANCANG BANGUN PENGUKURAN PANAS PERALATAN


LISTRIK DENGAN THERMOPILLE ARRAY MLX 90620
BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 2560 DAN
RASPBERRY PI

Oleh

AKHMAD HARRY SUSANTO

Teknologi Inframerah dalam berbagai bidang saat ini berkembang dengan pesat.
Salah satu penggunan teknologi inframerah yaitu pada pemantauan peralatan
listrik. Teknologi inframerah dapat mengetahui panas yang dihasilkan dari suatu
peralatan listrik yang sudah digunakan. Fokus utama dalam penelitian ini adalah
mengetahui jarak efektif dari pengukuran menggunakan sistem yang dibangun
dan mendapatkan citra panas yang sebenarnya dari objek peralatan listrik yang
diukur.

Sistem yang dibangun menyerupai embeded sistem yaitu penggabungan dari


beberapa perangkat pemrosesan menjadi satu perangkat. Sistem ini terdiri dari
hardware dan software. Hardware berupa perangkat beberapa sensor, kontroler
yang berupa Arduino Mega dan pemrosesan data yaitu Raspberry Pi. Selanjutnya
software berupa pemrosesan data menjadi citra berwarna yaitu Python 2.7.

Telah dilakukan pengujian pada hardware dan software. Berdasarkan hasil


pengujian sistem pengukuran dengan menggunakan thermopille array MLX
90620 memiliki jarak efektif pengukuran 35 cm serta dapat mengidentifikasi titik
letak panas yang diukur. Selain itu, sistem yang dibangun sudah dapat
menggambarkan pola panas yang dihasilkan dari peralatan listrik.

Kata kunci : Inframerah, thermopille array, MLX 90620, embeded sistem,


Peralatan listrik,Raspberry Pi, Arduino Mega.
ABSTRACT

HEAT MEASURING DESIGN OF ELECTRIC TOOLS WITH


THERMOPILLE ARRAY MLX 90620 BASED ON MICROCONTROLLER
ATMEGA 2560 AND RASPBERRY PI

By

AKHMAD HARRY SUSANTO

Nowadays, technology of Infra red is developing in every sector rapidly. One of


it’s function is to monitor electric tools. It can detect heat caused by the use of
electric tools. The main focus of this research is to know the effective distance
using the measurement of built systems and to get the real heat image of electric
tools measurable object.

The system having been built resembles embeded system which is a merger of
some processing tools. It consists of hardware and software. Hardware is a
device consisting some sensors and controlers like Arduino Mega, then data
processing like Raspberry Pi. Furthermore, software is in the form of data
processing that becomes colored image, Python 2.7.

A testing also had been done on hardware and software. Based on the result of
measurement system test using thermopille array, MLX 90620 has an effective
range of measurement of 35 cm and it also can identify the measured heat spot.
Besides that, the system that is developing has been capable to represent the heat
pattern resulted from electric tools.

Keywords : Infra red, thermopille array, MLX 90620, embeded system,


electric tools , Raspberry Pi, Arduino Mega.
\

RANCANG BANGUN PENGUKURAN PANAS PERALATAN


LISTRIK DENGAN THERMOPILLE ARRAY MLX 90620
BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 2560 DAN
RASPBERRY PI
Oleh

AKHMAD HARRY SUSANTO

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar


SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 25 November

1992, sebagai anak teakhir dari empat bersaudara, dari

Bapak Sumarno Sastradiwirya dan Ibu Fammy Umiyati.

Pendidikan di Sekolah Dasar di SDN Jakasetia IV

Rajabasa diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah

Menengah Pertama di SMPN 199 Jakarta diselesaikan

pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas di SMAN 91 Jakarta diselesaikan

pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Pada semester 5 penulis memilih Konsentrasi

Sistem Isyarat Elektronika sebagai fokus dalam perkuliahan dan penelitian.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di lembaga kemahasiswaan Himatro

(Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro) sebagai anggota Deprtemen Informasi

dan Komunikasi tahun 2011-2012. Kemudian di tahun 2012-2013 penulis

menjabat sebagai Kepala Departemen Informasi dan Komunikasi di Himatro.

Selain itu penulis juga merupakan asisten praktikum teknik digital dan asisten

mata kuliah Algoritma dan Pemrograman . Pada tahun 2013 penulis melaksanakan

Kerja Praktik (KP) di PT. Krakatau Steel untuk menambah pengalaman di dunia

kerja sesungguhnya. Selama Kerja Praktik mendapatkan pengalaman terutama


bidang kendali elektronika dan Pneumatic. Selama kerja praktik penulis

mengangkat judul : “ Sistem Pengiriman Sample Capsule dengan menggunakan

Siemens S700 di Pabrik Billet Baja PT. Krakatau Steel ”

Penulis tergabung juga dalam tim URO (Unila Robotika dan Otomasi) dan telah

mengikuti berbagai macam perlombaan tingkat nasional. Diantaranya Kontes

Robot Pemadam Api 2013 dan 2014 divisi beroda serta berhasil meraih Juara 2

pada Kontes Robot Pemadam Api tahun 2013. Selain itu penulis juga pernah

membimbing Tim Robot SMAN 9 Bandarlampung dan SMAN 2 Bandarlampung

pada Pesta Rakyat Fisika UI tahun 2012.


“Kita tidak akan tahu hasil akhirnya, Tapi kita
Patut Mencoba”

Bergeraklah maka kamu akan


mendapatkan HASILNYA

Takperlulah kita bercerita tentang apa yang


telah kita BERIKAN biarkan ‘mereka’
mendengarnya dari orang lain : )
DENGAN BANGGA
KUPERSEMBAHKAN KARYA
SEDERHANA INI UNTUK
AYAHANDA DAN IBUNDA TERCINTA:

Sumarno Sastradiwirya dan


Fammy Umiyati

SERTA

KAKAKku Tersayang :
Irdam Ranuhardi, Danu Hendra Subrata,
dan Widya Kartika
SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamiin, penulis memanjatkan puji syukur kehadirat

Alloh SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penelitian Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.

Tugas akhirdenganjudul “Rancang Bangun Pengukuran Panas Peralatan

Listrik dengan Thermopille Array MLX90620 Berbasis Mikrokontroller Atmega

2560 dan Raspberry Pi” ini merupakan salah satusyarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Suharno, M.Sc, Ph.D. selaku DekanFakultasTeknikUniversitas

Lampung.

2. Bapak AgusTrisanto, Ph.D. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas


Teknik Universitas Lampung.

3. M. Komarudin, S.T., M.T selaku Kepala Puskom Unila dan sekaligus sebagai
pembimbing utama skripsi yang telah memberikan bimbingan di sela-sela

kesibukan sebagai Kepala Puskom.

4. Dr. Lukmanul Hakim S.T., selaku pembimbing pendamping yang telah

memberikan bimbingan, arahan serta sarannya.


5. Bapak Ageng Sadnowo Repelianto, S.T., M.T selaku dosen penguji skripsi
yang telah memberikan saran dan krikitikan yang sangat membangun dalam

penyusunan skripsi.

6. Yuliarto Raharjo S.T., M.T sebagai pembina Unila Robotika dan Otomasi

yang telah memberikan banyak wawasan serta pengalamannya pada saat

penulis menjadi anggota Unila Robotika dan Otomasi.

7. Segenap dosen dan pegawai di Jurusan Teknik Elektro yang telah


memberikan ilmu dan wawasan yang tak terlupakan oleh penulis.

8. Ayahanda Sumarno Sastradiwirya (Bapak), ibunda fammy Umiyati (Mamah),


Mas Irdam, Mas Danu dan Mbak Wiwid yang selama ini telah memberikan

kasih sayang, semangat, doa, nasihat serta dukungan.

9. Teman-teman Elektro angkatan 2010 : M. Jerry Jeliandra Suja, Anwar


Solichin, Ahmad Surya Arifin, Derry Ferdiyansyah, Haki Midia Haliman

Hakim, Victor Farhan W., Fendi Antoni serta teman – teman yang tidak

disebuktan satu persatu terima kasih atas dukungan dan semangat

10. Seluruh penghuni Laboratorium Terpadu Teknik Elektro khususnya Teknik

Digital, Mas Legino, Ka Cahyo, Ka Hadi, Ka Supri, ka Hendi, Ka Hadi,

Yusuf Tamtomi, Nanang, Arosyiq, Choi, Gata, Chandra ‘Ucok’, nanang,

Yasin dan lain – lain terima kasih atas dukungannya sangat bangga pernah

menjadi bagian dari kalian.

11. Bella Nurbaitty Shafira terima kasih banyak atas perhatian yang selalu

diberikan.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas bantuan dan

dukungannya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.


Penulis meminta maaf atas segala kesalahan dan ketidaksempurnaan dalam

penyusunan tugas akhir ini. Saran dan kritik membangun sangat diharapkan

penulis demi kebaikan di masa yang akan datang. Sekali lagi penulis ucapkan

terima kasih dan semoga Alloh SWT membalas kebaikan Anda semua dan diberi

kemudahan dalam segala urusannya. Aamiin.

Bandar Lampung, Agustus 2015

Penulis,

Akhmad Harry Susanto


i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ..................................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

1.3. Manfaat Penelitian ................................................................................. 3

1.4.Rumusan Masalah ................................................................................... 4

1.5.Batasan Masalah...................................................................................... 4

1.6.Hipotesis.................................................................................................. 5

1.7.Sistematika penulisan .............................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Termografi Infra Merah ......................................................................... 7

2.2. Aplikasi Termografi Infra Merah .......................................................... 8

2.2.1.Pemantauan Lingkungan .................................................................. 8

2.2.2. Pemantauan Kualitas Buah .............................................................. 9

2.2.3. Aplikasi dalam Bidang Kesehatan ................................................... 10

2.2.4. Preventive Maintanance Peralatan Listrik ....................................... 11


ii

2.3. Penggunaan Sensor Thermopille Array ................................................ 12

2.3.1. Sensor TPA 81 ................................................................................. 12

2.3.2. Sensor MLX 90614 ......................................................................... 13

2.3.3. Sensor MLX 90620 ......................................................................... 14

III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian ................................................................................. 16

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 17

3.3. Alat dan Bahan ...................................................................................... 18

3.4. Metode / Prosedur Kerja ....................................................................... 20

3.4.1. Studi Literatur .................................................................................. 21

3.4.2. Perancangan Blok Diagram ............................................................. 21

3.4.3. Perancangan Perangkat Keras.......................................................... 22

3.4.4. Pembuatan Program Mikrokontroller .............................................. 23

3.4.5. Pengujian Perangkat Keras dan Program ........................................ 24

3.4.6. Pembuatan Program Python 2.7 pada Raspberry Pi ........................ 25

3.4.7. Pengujian Sistem Pengukuran ......................................................... 25

a. Melakukan Kalibrasi dengan sensor LM 35 ................................. 26

b. Melakukan Kalibrasi dengan Infrared Thermometer Fluke ......... 26

3.4.8. Analisa dan Pembahasan ................................................................. 27

3.4.9. Pembuatan Laporan ......................................................................... 27

3.5. Spesifikasi dan Perancangan Sistem ..................................................... 27

3.5.1. Karakteristik Sistem ........................................................................ 27

3.5.2. Cara Kerja Sistem ............................................................................ 28

3.6. Diagram Alir Sistem Pengukuran Panas ............................................... 29


iii

3.6.1. Diagram Alir Sensor MLX 90620 ................................................... 31

3.6.2. Diagram Alir Sensor LM 35 ............................................................ 32

3.6.3. Diagram Alir Sensor HC – SR04 .................................................... 34

3.6.4. Diagram Alir Pembuatan Citra Pada Software Python 2.7 .............. 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil ...................................................................................................... 37

4.1.1. Tampilan Fisik Keseluruhan ............................................................ 37

4.1.2. Spesifikasi dari Sistem..................................................................... 39

4.1.3. Hasil Pengujian Sistem .................................................................... 40

a. Hasil Pengujian Pembacaan Sensor LM 35.................................. 41

b. Hasil Pengujian Pembacaan Sensor HC – SR04 .......................... 42

c. Hasil Pengujian Pembacaan Sensor MLX 90620 ......................... 44

d. Hasil Pengujian LED Indikator .................................................... 46

e. Hasil Pengujian Interpolasi........................................................... 47

4.1.4. Hasil Pengujian Kecepatan Pemrosesan .......................................... 50

a. Perbandingan Kecepatan Pemrosesan Secara Keseluruhan ......... 50

b. Perbandingan Waktu Tunda ......................................................... 51

4.1.5. Hasil Pengujian Akurasi Pembacaan Pengukuran ........................... 53

a. Pengujian Suhu Tanpa Panas........................................................ 53

b. Pengujian Suhu Panas Solder ....................................................... 55

c. Pengujian Suhu Panas Setrika ...................................................... 58

4.1.6. Hasil Pengujian Bentuk Benda Panas .............................................. 65

a. Setrika ........................................................................................... 66

b. Solder ........................................................................................... 68

c. Transformator ............................................................................... 69

4.2. Pembahasan ........................................................................................... 73


iv

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan ............................................................................................... 79

5.2. Saran ..................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1. Spektrum Eketromagnetik .................................................................. 8

2.2. Gambar Infra merah dan gambar greyscle ......................................... 9

2.3. Pendeteksian memar pada apel .......................................................... 9

2.4. Citra RGB dan citra greyscale ............................................................ 10

2.5. Gambar input dan gambar output ...................................................... 11

2.6. TPA 81 ................................................................................................ 12

2.7. MLX 90614 ........................................................................................ 13

2.8. MLX 90620 ........................................................................................ 14

3.1. Konsep cara kerja sensor infra merah................................................. 16

3.2. Diagram alir penelitian ....................................................................... 20

3.3. Blok diagram sistem ........................................................................... 22

3.4. Pemrograman pada IDE Arduino ....................................................... 23

3.5. Pemrograman pada Python ................................................................. 25

3.6. Perancangan bentuk sistem pengukuran panas peralatan listrik ......... 27

3.7. Cara kerja sistem ................................................................................ 28

3.8. Diagrm alir sistem ............................................................................. 30

3.9. Diagram alir sensor MLX 90620 ........................................................ 31

3.10. Rangkaian MLX 9620 ........................................................................ 32

3.11. Diagram alir snsor LM 35 .................................................................. 32


v

3.12. Rangkaian LM 35 ............................................................................... 33

3.13. Diagram alir sensor HC-SR04 ........................................................... 34

3.14. Rangkaian HC-SR04 .......................................................................... 35

3.15. Diagam alir pembuatan citra pada software Python 2.7 .................... 35

4.1. Sistem tampak dari atas ...................................................................... 38

4.2. Sisem tampak dari dalam .................................................................... 38

4.3. Sisem tampak dari depan .................................................................... 38

4.4. Sisem tampak dari sisi kanan.............................................................. 39

4.5. Sisem tampak dari sisi belakang ......................................................... 39

4.6. Program dari LM 35........................................................................... 41

4.7. Serial monitor dari sensor LM35 ........................................................ 41

4.8. Program dari HC-SR04 ..................................................................... 42

4.9. Serial monitor dari HC-SR04 ............................................................. 43

4.10. Program dari sensor MLX 90620 ....................................................... 44

4.11. Serial monitor dari sensor MLX 90620 ............................................. 45

4.12. Program dari LED indikator................................................................ 46

4.13. Hasil dari program LED indikator ...................................................... 46

4.14. Program interpolasi pada python ........................................................ 47

4.15. Citra dari program interpolasi matriks................................................ 48

4.16. Citra dengan collor bar statis .............................................................. 49

4.17. Citra dengan collor bar dinamis.......................................................... 49

4.18. Grafik perbandingan kecepatan pemrosesan ...................................... 51

4.19. Grafik perbandingan waktu tunda ...................................................... 52

4.20. Susunan matriks MLX 90620 ............................................................ 53


vi

4.21. Gambar interpolasi pengukuran tanpa panas sensor MLX 9620 ........ 55

4.22. Pengujian suhu panas solder dengan MLX 90620 ............................ 57

4.23. pengujian suhu panas solder dengan Infrared Thermometer ............. 57

4.24. Hasil pengukuran Infrared Thermometer dari plat Setrika ................ 59

4.25. Pengkuran plat setrika dengan jarak 13 cm ........................................ 62

4.26. Pengkuran plat setrika dengan jarak 20 cm ........................................ 62

4.27. Pengkuran plat setrika dengan jarak 27 cm ........................................ 63

4.28. Pengkuran plat setrika dengan jarak 35 cm ........................................ 63

4.29. Pengkuran plat setrika dengan jarak 39 cm ........................................ 64

4.30. Pengkuran plat setrika dengan jarak 50 cm ........................................ 65

4.31. Pengkuran panas setrika dengan jarak 10 cm ..................................... 66

4.32. Pengkuran panas setrika dengan jarak 20 cm ..................................... 66

4.33. Pengkuran panas setrika dengan jarak 30 cm ..................................... 66

4.34. Pengkuran panas setrika dengan jarak 40 cm ..................................... 67

4.35. Pengkuran panas setrika dengan jarak 50 cm ..................................... 67

4.36. Pengkuran panas solder dengan jarak 20 cm ...................................... 68

4.37. Pengkuran panas solder dengan jarak 30 cm ...................................... 68

4.38. Pengkuran panas solder dengan jarak 40 cm ...................................... 68

4.39. Pengkuran panas solder dengan jarak 50 cm ...................................... 69

4.40. Interpolasi Nearest panas Transformator ........................................... 69

4.41. Interpolasi Billinear panas Transformator ......................................... 69

4.42. Interpolasi Bicubbic panas Transformator ......................................... 70

4.43. Hasil foto dari kamera Raspberry Pi................................................... 71

4.44. Hasil foto dari penggabungan foto dengan nilai sensor MLX 90620 . 71
vii

4.45. Hasil pengukuran dengan Infrared Thermometer .............................. 72


vi

DAFTAR TABEL
Tabel Halaman

3.1. Tabel kegiatan peneltian ..................................................................... 18

4.1. Daftar perbandingn kecepatan pemrosesan keseluruhan anara

windows dan Raspberry Pi .................................................................. 50

4.2. Daftar perbandingan tunda antara Windows dan Raspberry Pi .......... 52

4.3. Pembacaan suhu tanpa panas dari sensor MLX 90620 ...................... 54

4.4. Pengujian suhu panas solder ............................................................... 56


1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Listrik merupakan suatu kebutuhan penting bagi manusia dalam menjalankan

aktivitas sehari-hari, dimana pada yang zaman modern ini sudah banyak alat

pendukung kehidupan manusia yang membutuhkan tenaga listrikuntuk

mengoperasikannya, seperti lampu, mesin cuci, mesin pompa air, televisi,

radio, komputer dan perangkat elektronik lainnya.

Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : pembangkit

listrik, saluran transmisi, dan sistem distribusi listrik. Tenaga listrik yang

dihasilkan oleh pembangkit listrik dengan tegangan dati 11 kV sampai 24 kV

dinaikan tegangannya oleh gardu induk transformator penaik tegangan

menjadi 70 kV, 154 kV, 220kV atau 500 kV. Selanjutnya disalurkan melalui

saluran transmisi. Dari saluran transmisi, tegangan di turunkan menjadi 20 kV

dengan transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi.

Banyak permasalahan yang tibul saat penyaluran listrik ini salah satunya yaitu

transformator distribusi yang meledak akibat kurangnya perawatan ataupun


2

mempunyai beban berlebih. Transformator adalah peralatan listrik yang

sangat vital dalam pendistribusian energi listrik, untuk itu keandalannya harus

tetap terjaga agar proses penyaluran energi listrik berjalan lancar. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya faktor umur, naik turunnya

tegangan dan juga kurangnya sistem monitoring menyebabkan transformator

sering mengalami kerusakan. Proses perbaikan transformator juga

mempengaruhi jangka waktu dalam penggunaannya.

Kurangnya sistem monitoring dan keterbatasan sumber daya manusia

mengakibatkan kurang terjaganya kualitas dari peralatan listrik yang ada. ini

juga diakibatkan dari alat monitoring berupa kamera termal FLIR (Forward

looking infrared) yang harganya cukup mahal. Kamera termal FLIR

merupakan alat yang mengukur radiasi inframerah yang dipancarkan dan

menunjukannya dalam bentuk gambaran suhu dari permukaan objek yang

diukur.

Melihat permasalahan diatas, di rancanglah suatu model pengukuran panas

peralatan listrik tanpa sentuh (non-contact) menggunakan sensor thermopille

array MLX 90620. Dengan adanya model pengukuran ini diharapkan dapat

menjadikan alat ini digunakan sebagai fungsi yang sama dikarenakan

penggunaan kamera FLIR yang harganya relatif mahal sehingga pengukuran

panas peralatan listrik dapat menjadi efisien waktu, tenaga dan biaya.
3

1.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Merancang dan membuat sistem pengukuran panas suatu benda

menggunakan sensor thermopille array MLX 90620.

2. Mengetahui jarak efektif pengukuran panas menggunakan sensor

thermopille array MLX 90620.

3. Mendapatkan informasi suhu panas suatu benda yang diukur melalui citra

berwarna.

4. Mengaplikasikan sistem pengukuran yang dibuat untuk mengukur

peralatan listrik transformator.

1.3. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, manfaat yang dapat diperoleh dari sistem yang

dibangun adalah :

1. Dapat mengetahui suhu objek tanpa menyentuh objek yang diukur.

2. Dapat menggambarkan suhu panas objek yang diukur melalui visual

gambar.

3. Dapat menghemat biaya dari alat ukur yang mahal dengan fungsi yang

sama.

4. Dapat menggantikan fungsi kamera thermal imager dengan fungsi dan

kegunaan yang sama.


4

1.4. Rumusan Masalah

Mengacu pada permasalahan yang ada maka perumusan perancangan ini

difokuskan pada aspek berikut:

1. Bagaimana menentukan desain dari mekanik dan bahan sensor yang

digunakan dalam pengukuran panas peralatan listrik.

2. Bagaimana membaca data yang keluar dari sensor MLX 90620, HC –

SR04 dan LM35.

3. Bagaimana menentukan akurasi dari pembacaan panas oleh sensor MLX

90620.

4. Bagaimana mengimplementasi data MLX 90620 untuk menggambarkan

panas melalui matriks berwarna.

5. Bagaimana mengoptimalkan jarak pengukuran panas yang dilakukan.

1.5. Batasan Masalah

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah seperti diuraikan di

bawah ini:

1. Sensor yang digunakanhanya sensor MLX90620, sensor jarak HC -

SR04 dan sensor LM 35.

2. Pengukuran panas dilakukan hanya pada peralatan listik.

3. Pengujian panas peralatan listrik menggunakan alat ukur suhu Infrared

Thermometer Fluke sebagai data pembanding dari pembacaan sensor

MLX 90620.

4. Tidak membahas / menganalisa secara mendetail hasil pengukuran dari

peralatan listrik khususnya transformator.


5

5. Collor maps yang digunakan berasal dari library mathplolib yang

sudah ada sehinga warna yang dihasilkan merupakan hasil terjemahan

data yang dihasilkan.

1.6. Hipotesis

Output dari pengukuran panas menggunakan sensor MLX 90620 dapat

menggambarkan panas sebenarnya dariperalatan listrik yang di ukur dengan

membandingkan hasil pengukurannya dengan alat ukur Infrared

Thermometer.

1.7. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan dan pemahaman mengenai materi tugas akhir

yang di buat, maka tulisan ini akan dibagi menjadi lima bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Memuat latar belakang, tujuan, perumusan masalah, batasan

masalah, manfaat, hipotesis, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang teori singkat tentang termografi infra

merah, aplikasi termografi infra merah dan penggunaan sensor

thermopille array dalam bidang thermografi infra merah. Dalam

bab ini juga dijelaskan sedikit tentang penelitian-penelitian


6

sebelumnya yang menggunakan thermal imager dalam berbagai

bidang.

BABIII METODE PENELITIAN

Berisi rancangan pengukuran panas transformator distribusidengan

sensor MLX 90620, meliputi alat dan bahan, langkah-langkah

pengerjaan yang akan dilakukan, penentuan spesifikasi rangkaian,

blok diagram rangkaian, cara kerjanya, dan penjelasan masing-

masing bagian blok diagram.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Menjelaskan prosedur pengujian, hasil pengujian dan analisa.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Memuat simpulan yang diperoleh dari pembuatan dan pengujian

alat, dan saran-saran untuk pengembangan lebih lanjutpenelitian

sistem pengukuran panas dengan thermopille array yang akan

dibuat selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Termografi Infra Merah

Termografi adalah alat diagnostik yang menggunakan energi panas ( mendeteksi

temperatur permukaan). Saat ini termografi telah diterapkan dalam berbagai

bidang yang diantaranya adalah bidang kesehatan, bidang teknik, bidang

lingkungan, maupun bidang militer. Termografi dalam bidang kesehatan

digunakan untuk pemantauan dini kanker payudara. Pada bidang teknik,

Termografi digunakan untuk mendeteksi overheating pada komponen - komponen

motor, generator, kabel ataupun yang lainnya. Dalam bidang lingkungan

termografi sudah dikenal dapat mendeteksi tingkat kualitas udara lingkungan.

Selanjutnya dalam bidang militer, termografi sudah digunakan untuk proses

pengintaian musuh dalam peperangan.

Semua bidang tersebut memanfaatkan termografi dikarenakan semua benda yang

mempunyai temperatur diatas nol akan memancarkan energi panas ke sekeliling

dalam bentuk inframerah. Energi panas ini memiliki ion positif dan ion negatif

sehingga tercipta suatu pergerakan partikel–partikel atom yang bermuatan di

dalam benda yang diubah menjadi radiasi elektromagnetik. Gambar 2.1

menunjukan spektrum dari elekromagnetik.


8

Gambar 2.1. Spektrum Elektromagnetik[1]

Inframerah merupakan bagian dari gelombang elektromagnetik. Panjang

gelombang inframerah antara 700 nm dan 1 nm[1].Sehinggabentuk dari infra

merah ini tidak dapat dilihat oleh mata manusia karena mata manusia tidak dapat

menangkap panjang gelombang yang dipancarkan dari inframerah.

2.2. Aplikasi Termografi Infra Merah

Termografi Infra merah sudah banyak di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut ini beberapa aplikasi termografi yang sudah ditulis dalam jurnal :

2.2.1. Pemantauan Lingkungan

Leonardo Simanullang dalam jurnal ELECTRICIAN yang berjudul Penentuan

Kondisi Udara (Lingkungan) Menggunakan Citra Inframerah menjelaskan

kualitas udara dapat dibedakan dengan citra Inframerah[2]. Melalui penelitiannya

alat yang digunakan kamera Fujifilm Fineplex A400 dan kamera Casio QV –

R200 serta filter optik yang digunakan berupa negatiffilm. Penentuan kualitas

udara ditentukan berdasarkan perubahan histogram setiap 2 jam dan nilai SNR
9

(Signal to Noise Ratio) yang di dapat setelah citra mengalami proses LPF (Low

Pass Filter), Medium filter dan HPF (High Pass Filter). Hasil dari penelitian ini

adalah kondisi udara yang kotor maupun kondisi udara yang bersih terdapat

perbedaan saat mengalami citra inframerah. Sedangkan nilai dari SNR belum

dapat menentukan kondisi udara di lokasi penelitian.

Gambar 2.2. (a) Gambar infra merah dan (b) gambar greyscale[2]

2.2.2. Pemantauan Kualitas Buah

Gambar 2.3. Pendeteksian memar pada apel[3]

J. Varith, G.M Hyde, dkk dalam jurnal Innovative Food Science & Emerging

Technologies 4 (2003) 211-218 yang berjudul Non – Contact Bruise Detection in

Apples by Thermal Imaging menjelaskan buah yang memiliki memar memiliki

perbedaan dengan buah yang tidak memar[3]. Pada penelitiannya menggunakan

buah apel sebagai objek penelitiannya. Alat yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu ThermalCam PM 390 (FLIR System). Hasil dari penelitian yang dilakukan

adalah saat suhu lingkungan dilakukan perbedaan, memar apel dapat terdeteksi.

Namun sebaliknya saat suhu lingkungan di buat standar ThermalCam tidak dapat

mendeteksi suatu memar di apel. Hal ini mengindikasiakan bahwa ThermalCam

mendeteksi dikarenakan perbedaan suhu bukan karena perbedaan emisivitas.


10

2.2.3. Aplikasi dalam Bidang Kesehatan

Gambar 2.4. (a) Citra RGB dan (b) Citra Greyscale[4]

Dringhuzen Jekke Mamahit, ST., M.ENG dalam jurnal yang berjudul Detection

Early Breast Cancerby Using Digital Infrared Image Based on

AsymmetryThermal menjelasakan kanker payudara dapat dideteksi lebih dini

menggunakan gambar digital Infrared[4]. Alat yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Fluke Thermal Imager Model Ti20 dan Matlab sebagai pengolah citra

yang dihasilkan oleh kamera thermal. Dalam hasil penelitian di jelaskan kamera

citra Infra merah Fluke dapat mendeksi dini kanker payudara dengan dibuktikan

hasil USG dari pasien yang terdeteksi dini kanker payudara. Selain itu dari

pengolahan citra segmentasi deteksi tepi, ekstraksi dan histogram dapat

memberikan informasi perbandingan citra yang terdeteksi sakit dengan citra yang

sehat.
11

2.2.4. Preventive Maintenance Peralatan Listrik

Gambar 2.5. (a) Gambar input dan (b) Gambar output[5]

Djoko Hari Nugroho, dkk dalam Prosiding PPI – PDIPT 2007 dengan judul

Pendekatan Color Segmentation Pada Citra Kamera Termografi Infra Merah

untuk Diagram NOSIS Kerusakan Secara Otomatik menjelaskan teknik

pendekatan color segmentation mendeteksi lokasi yang memiliki beda panas

dengan daerah sekitarnya[6]. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kamera dan software delphi 7.0. Teknik yang dilakukan yaitu dari data gambar

yang didapat dari kamera diubah dalam bentuk RGB ( RED, Green, Blue) dan

kemudian dikonversi ke dalam bentuk citra model CMYK ( Cyan, Magenta,

Yellow, Key for Black). Citra CMYK diproses menggunakan pendekatan color

segmentation untuk mengetahui adanya kerusakan yang mengasumsikan

kerusakan ditampilkan oleh warna kuning citra yang menandakan adanya

titikpanas. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah perangkat ini dapat

otomatis mendeteksi adanya kerusakan dengan persentase 80 % dari citra gambar

masukan.
12

2.3. Penggunaan Sensor Thermopille Array

Ada beberapa macam dari bentuk dari sensor Thermopille Array. Yang

membedakannya adalah banyaknya piksel di dalam sensor. Berikut ini dijelaskan

tentang TPA 81, MLX 90616 dan sensor MLX 90620.

2.3.1. Sensor TPA 81

Gambar 2.6. TPA 81[7]

Sensor TPA 81 merupakan sensor yang diproduksi oleh Devantect. Sensor TPA

81 dapat mendeteksi sinar infra merah dengan panjang gelombang 2um – 22um[7].

Seperti diketahui 1 mikro meter adalah seperjuta meter. Panjang gelombang ini

dihasilkan oleh benda yang memiliki panas. Oleh karena itu yang dideteksi oleh

sensor TPA 81 hanya radiasi panasnya saja. Dalam Datasheet dijelaskan bahwa

sensor TPA 81 dapat mendeteksi lilin dalam jarak 2 meter tanpa terpengaruh

cahaya ruangan. Sensor TPA 81 memiliki 8 buah piksel didalamnya dengan

memiliki sudut pandang 41o terhadap sumbu horizontal serta 6o dalam sumbu

vertikal. Sensor TPA memiliki 7 buah pin yang berfungsi untuk mengaktifkan

sensor ini. Diantaranya adalah pin VCC 5v, SDA, SCL, GND, Pulsa Servo, Power

Servo, dan GND Servo. Didalam sensor TPA 81 terdapat register yang berfungsi

untuk mengaktifkan servo sehingga sensor ini dapat bergerak 180 derajat. Penulis

pernah menggunakan sensor TPA 81 sebagai aplikasi pada robot pemadam api.
13

Robot pemadam api ini melakukan misi pencarian lilin kemudian mematikannya

secepat mungkin.

2.3.2. Sensor MLX 90614

Sensor MLX 90614 merupakan sensor infra merah thermometer yang hanya

mempunyai satu piksel di dalamnya[8]. Akurasi yang ditawarkan dalam sensor

MLX 90620 ini yaitu 0.5oC dengan range pembacaan antara 0oC hingga 50oC.

Sensor MLX 90614 menggunakan komunikasi i2c untuk pengaktifan sensor.

Dimana terdapat 4 pin yang terdapat dalam sensor MLX 90614 yaitu 3V VCC,

GND, SDA, SCL. Dalam penggunaan sensor ini dapat digunakan secara pararel

hingga 100 buah sensor MLX 90614. Sudut pandang dari sensor ini yaitu 10o.

Pada datasheet MLX 90616 dapat di aplikasikan sebagai sensor panas pada

gudang, pengukuran suhu tubuh, kontrol suhu pada printer, hingga kontrol suhu

pada industri.

Gambar 2.7. MLX 90614[8]


14

2.3.3. Sensor MLX 90620

Gambar 2.8. MLX 90620[9]

Sensor MLX 90620 merupakan sensor yang di produksi oleh MELEXIS yaitu

perusahaan yang bergerak dalam pembuatan komponen elektronika yang berfokus

pada bidang sensor[9]. Sensor MLX 90620 memiliki 64 piksel sensor di dalamnya.

64 piksel tersebut terbagi dalam 4 baris dan 16 kolom. Sudut pandang dari sensor

MLX 90620 yang digunakan yaitu 40o horizontal dan 10.4o vertikal. Melexis

sebagai pengembang dari sensor ini menyediakan perhitungan kalibrasi dari

sensor ini dikarenakan setiap device sensor MLX 90620 memiliki kalibrasi yang

berbeda. Sama seperti TPA 81 dan MLX 90614, sensor MLX 90620 dalam

pengoprasiannya menggunakan komunikasi i2c. Tegangan yang diperlukan pada

sensor ini yaitu 2.6 V dengan konsumsi arus kurang dari 9 mA. Dalam datasheet

MLX 90620, aplikasi yang dapat diterapkan pada sensor ini adalah thermal

scanner, penentuan banyaknya penumpang dalam suatu kendaraan, mendeteksi

suhu kondisi udara untuk perumahan, perkantoran dan industri. Temperatur

Ambient atau temperatur lingkungan dalam pengoprasian sensor ini adalah – 40

C hingga 85 oC. Selain itu sensor ini dapat mendeteksi panas dari objek dari – 50
o

o
C hingga 300 oC.
15

Pada penelitian ini menggunakan sensor ini dikarenakan temperatur objek yang

dapat dideteksi oleh sensor ini yaitu 300 oC sehingga objek yang dapat diteliti

banyak. Selain itu, dari segi biaya harga yang relatif murah untuk piksel yang

terdapat didalamnya yaitu 64 buah.


16

III. METODE PENELITIAN

3.1.Metode Penelitian

SO SL

SB

Keterangan :

SO = Suhu Objek

SB = Suhu Balik

SL = Suhu Lingkungan

Gambar 3.1 Konsep cara kerja sensor infra merah

Gambar 3.1 menggambarkan prinsip cara kerja dari sensor infra merah yang

dimana terdapat sebuah objek yang akan diukur. Suatu objek yang mepunyai suhu

ditas 0oC akan memancarkan sinar Infra merah. Cara kerja sensor ini yaitu akan

menangkap sinar infra merah yang dipancarkan suatu benda. Suhu yang ditangkap

akan memiliki variasi tinggi rendahnya suhu benda yang diukur. Untuk
17

membedakan antara suhu lingkungan dengan suhu objek, sensor MLX 90620

memiliki internal sensor didalamnya. Sehingga sensor ini dapat mengukur suhu

lingkungan yang kemudian akan dibandingkan dengan suhu benda objek yang

diukur. Suhu balik kemudin dapat diketahui dengan penambahan antra suhu

lingkungan dengan suhu objek yang diukur. Suhu balik dapat didefinisikan

sebagai berikut :

SB = SL + SO (3-1)

dimana ; SL > TO

SL = TO

SL < TO

Dari rumus (3-1) dapat didefinisikan suhu balik yaitu suhu sumber ditambah suhu

objek, Dimana suhu sumber dapat lebih besar dari suhu objek, suhu sumber

samadengan suhu objek atau suhu sumber dapat kurang dari suhu objek. Selisih

dari suhu sumber dan suhu balik dapat diterjemahkan objek benda yang sedang

diukur apakah suhunya lebih tinggi ataupun lebih rendah.

3.2.Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilaksanakan mulai dari Juli 2014

sampai Februari 2015, bertempat di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro,

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung. Jadwal kegiatan penelitian rancang


18

bangun pengukuran panas peralatan listrik dengan thermopille array MLX 90620

berbasis mikrokontroller Atmega 2560 dan Raspberry Pi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Tabel kegiatan penelitian

Kegiatan Juli 2014 Agustus 2014 September 2014


I II III IV I II III IV I II III IV
Studi Literatur
Perancangan Hardware
Pembuatan Program
Ujicoba Hardware &
program
Seminar Proposal
Pengambilan Data I
Pengambilan Data II
Pengambilan Data III
Pengambilan Data IV
Analisa & Pembahasan
Seminar Hasil
Komprehensif

Kegiatan Oktober2014 November 2014 Desember 2014


I II III IV I II III IV I II III IV
Studi Literatur
Perancangan Hardware
Pembuatan Program
Ujicoba Hardware &
program
Seminar Proposal
Pengambilan Data I
Pengambilan Data II
Pengambilan Data III
Pengambilan Data IV
Analisa & Pembahasan
Seminar Hasil
Komprehensif

3.3.Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam ini penelitian rancang bangun ini

adalah sebagai berikut :


19

1. Hardware

a. Personal komputer / Laptop

b. Arduino Mega

c. Raspberry Pi

d. 1 Sensor Suhu LM 35

e. 1 Sensor Thermopille Array MLX 90620

f. 2 sensor Hc – SR04

g. 1 Data logger shield

h. 1 buah catu daya power bank 10.000 mAh

i. LED indikator

2. Software

a. Ide Arduino digunakan untuk proses pemrograman mikrokontroller Arduino

Uno.

b. Microsoft excell 2007 digunakan sebagai pencatatan data yang dilakukan oleh

data logger.

c. Python 2.7 digunakan sebagai proses pemrograman pada Raspberry Pi untuk

melakukan pengolahan citra matriks.


20

3.4.Metode/Prosedur Kerja

Dalam penelitian ini, langkah-langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

Mulai 1

Pengujian Perangkat
IDE ( Perancangan Konsep)
Mikrokontroller
Perbaikan

Studi Literatur
Tidak Perangkat
Mikrokontroller
berhasil ?

Perancangan Blok
Ya
Diagram

Pembuatan Program
pada Raspberry Pi
Realisasi Perancangan
Perbaikan
Perangkat Keras
Perbaikan
Perangkat
Tidak Mikrokontroller &
Tidak Raspberry Pi
Perangkat Keras berhasil ?
Bekerja ?
Ya

Ya Pengambilan Data

Pembuatan Program
pada Arduino
Analisa dan
Perbaikan Pembahasan

Tidak
Program Bekerja ?
Penulisan Laporan

Ya
Selesai
1

Gambar 3.2. Diagram alir penelitian


21

3.4.1.Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mempelajari berbagai sumber referensi atau teori

yang berkaitan dengan sistem perancangan pengukuran panas peralatan listrik

menggunakan sensor thermopille array MLX90620, antara lain :

a. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam mikrokontroler AVR,

pemrograman mikrokontroller Arduino, dan bahasa python.

b. Aplikasi-aplikasi mikrokontrolerAVR.

c. Mempelajari Thermografi.

d. Penggunaan FLIR sebagai pencitraan visual panas.

e. Memperlajari pengolahan citra melalui python.

f. Pengolahan citra matriks output data melalui python.

g. Pengolahan output sensorMLX90620 untuk pencatatan data secara berkala.

h. Pengolahan output sensor lainnya sebagai pembanding data sensor MLX90620.

3.4.2 Perancangan Blok Diagram

Perancangan blok diagram ini dilakukan agar lebih mudah merealisasikan alat

yang akan dibuat. Secara umum gambar blok diagram sistem dapat di lihat pada

gambar 3.3. dibawah ini


22

Prossesing Sensor Data Image Prosessing

MLX 90620

USB Serial

HC – SR04
Arduino Mega 2560 Raspberry Pi

HC – SR04

LM 35 Data Logging

Gambar 3.3 Blok diagram sistem

3.4.3. Perancangan Perangkat Keras

Implementasi rangkaian dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Menentukan sensor dan komponen yang digunakan dalam setiap bagian

perangkat yang akan dibuat.

b. Merangkai perbagian sensor dan komponen ke dalam board Arduino mega

2560.

c. Melakukan pengujian terhadap rangkaian yang telah dibuat pada masing-

masing bagian sensor dan komponen tersebut.

d. Menggabungkan rangkaian perblok yang telah diuji pada sebuah papan

percobaan (project board), melakukan pengujian ulang setelah dilakukan

penggabungan rangkaian.
23

3.4.4. Pembuatan Program Mikrokontroller

Gambar 3.4. Pemrograman pada IDE Arduino

Pemrograman pada IDE Arduino ini menggunakan bahasa C. Pada IDE Arduino

terdapat library-library yang dapat membantu penulisan pemrograman. Interface

pada IDE arduino ini sangat memudahkan bagi pemula dikarenakan arduino sudah

open source. Sebelum tulisan pemrograman yang kita buat di upload ke

mikrokontroller harus melewati complier. Complier ini yang akan memverifikasi

apakah pemrograman yang ditulis sudah benar ataupun salah. Jika salah complier

akan memberitahukan kepada pengguna letak kesalahan penulisan pada

pemrograman. Complier itu sendiri berguna untuk merubah file C ke dalam

bentuk HEX sehingga tulisan yang dibuat dapat di identifikasi oleh

mikrokontroller.
24

3.4.5. Pengujian Perangkat Keras dan Program

Pengujian perangkat keras dan program ini dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar nilai pembacaan suhupada sensor MLX 90620. Pengujian ini dilakukan

beberapa tahap diantaranya :

a. Komunikasi serial kontroler dengan komputer.

b. Pengendalian pengukuran dengan MLX90620.

c. Penyimpanan data melalui data logging shield.

d. Komunikasi serial antara Raspberry Pi dengan Arduino Mega 2560

e. Pengolahan citra dari data hasil sensor MLX 90620.

f. Pengujian temperature ruangan dengan sensor MLX 90620.

g. Pengujian temperature ruangan menggunakan sensor MLX 90620

dibandingkan dengan sensor LM 35.

h. Pengujian temperature suatu objek misalnya solder, cangkir dengan air

hangat, dan komputer dengan sensor MLX 90620. Dari pengujian ini didapat

data seharusnya objek yang diujikan terdetect dengan sensor MLX 90620.
25

3.4.6. Pembuatan Program Python pada Raspberry Pi

Gambar 3.5. Pemrograman pada Python

Pembuatan program Raspberry Pi ini dilakukan dengan menggunakan program

Python 2.7. Pembuatan program ini dilakukan untuk pemprosesan citra dari data

yang diterima melalui serial menjadi matriks berwarna yang mengimpretasikan

suhu dari benda yang diukur. Matriks berwarna ini mengidentifikasikan tingkat

kepanasan suatu objek yang dituju atau yang diukur. Warna biru menandakan

objek tersebut mempunyai temperature normal sedangkan temperature merah

menandakan objek yang diukur memiliki tingkat temperature yang tinggi.

3.4.7. Pengujian Sistem Pengukuran

Pengujian sistem pengukuran ini dilakukan dalam beberapa tahap. Hal ini

dimaksudkan agar pembacaan yang dilakukan oleh sensor MLX 90620

merupakan nilai yang benar dari temperature objek yang diukur. Untuk menguji

kebenaran nilai tersebut dilakukan beberapa cara diantaranya :


26

a. Melakukan kalibrasi dengan sensor LM 35

Pengujian ini dimaksudkan melihat akurasi pembacaan temperature

lingkungan dari sensor MLX 90620 terhadap sensor LM 35. Dalam

pengukuran ini sistem tidak melakukan pengukuran terhadap benda panas

melainkan sistem akan melakukan pengukuran terhadap suhu lingkungan.

Hasil yang didapat nantinya akan mereprentasikan akurasi dari pembacaan

setiap pixel sensor MLX 90620.

b. Melakukan kalibrasi dengan Infrared Temperature Fluke

Dalam melakukan kalibrasi dengan Infrared Temperature Fluke ini

menggunakan sebuah plat besi berukuran 18 cm x 58 cm. Dalam melakukan

kalibrasi dengan Infrared Temperature ini berbeda dengan kalibrasi dengan

sensor LM 35. Dalam kalibrasi ini, plat besi diberi ukuran 1 cm x 1 cm

dengan menyesuaikan matriks yang dihasilkan dari sensor MLX 90620.

Matriks yang dihasilkan dari MLX 90620 ini yaitu 4 baris dengan 16 kolom.

Sebuah plat besi dalam pengujian kali ini menggunakan benda seterika akan

ditempelkan ke plat besi tersebut. Kemudian plat besi ini akan diukur

menggunakan Infrared Temperature Fluke setiap kotak satu per satu.

Selanjutnya sistem akan melakukan pengukuran dengan cara memindahkan

jarak pengukuran antara sistem dengan objek plat ini. Sehingga nantinya akan

mendapatkan jarak optimal yang menyerupai pengukuran dari Infrared

Temperature Fluke.
27

3.4.8. Analisa dan Pembahasan

Analisa dilakukan dengan cara membandingkan antarahasilpengukuran panas

transformator yang didapat dengan hasil datasheet dari transformator distribusi

yang diukur sehingga di dapat kesimpulan mengenai sistem pengukuran panas

transformator ini efektif dan efisien.

3.4.9 Pembuatan Laporan

Akhir dari tahap penelitian ini adalah pembuatan laporan dari semua kegiatan

penelitian yang telah dilakukan.

3.5. Spesifikasi dan Perancangan Sistem

3.5.1. Karakteristik Sistem

Gambar 3.6. Perancangan bentuk sistem pengukuran panas peralatan listrik


28

Spesifikasi alat yang dibuat adalah sebagai berikut :

1. Pengolahan sensor MLX90620, sensor LM35, dan Sensor HC-SR04 dilakukan

di mikrokontroler Arduino Mega 2560.

2. Sensor MLX 90620 memiliki 64 pixel sensor yang terdiri dari 4 baris dan 16

kolom pixel.

3. Hasil keluaran sensor MLX90620 kemudian dikirim ke Raspberry Pi melalui

USB serial untuk diolah citra yang dihasilkan oleh sensor tersebut.

4. Citra yang di peroleh kemudian di interpolasi dengan 3 cara yaitu interpolasi

Nearest, interpolasi Bilinear, dan interpolasi Bicubbic.

5. Hasil pengolahan sensor MLX90620 ini menggunakan i2c dalam komunikasi

dengan mikrokontroller Atmega 2560.

6. Hasil dari pengukuran oleh sensor MLX 90620, LM 35, dan sensor HC-

7. SR04 ini disimpan di data logger berupa file .txt .

3.5.2.Cara Kerja Sistem

Secara umum, cara kerja sistem pengukur panas peralatan listrik ini akan

menggunakan sistem kendali open loop. Ilustrasi sistem dapat dilihat pada gambar

3.7.

Masukan Kontroller Keluaran

MLX 90620

LM 35 Arduino Mega 2560 Raspberry Pi Citra Matriks

HC – SR04

Gambar 3.7. Cara kerja sistem


29

Masukan dari sistem ini yaitu sensor MLX 90620, sensor LM 35, dan Sensor HC-

SR04. Sensor Ketiga sensor ini kemudian diolah dengan mikrokontroller Arduino

Mega 2560. Selanjutnya data ketiga sensor ini akan disimpan dengan sebuah

datalogger. Di datalogger ini akan tersimpan nilai dari pembacaan sensor MLX

90620, Sensor LM 35, sensor HC – SR04, dan waktu melakukan pengukuran.

Sesudah disimpan dalam datalogger data MLX 90620 akan dikirimkan ke mini

komputer Raspberry Pi melalui USB serial. Nilai data sensor MLX 90620

diharapkan mendapatkan nilai yang ideal dengan cara pengukuran jarak antara

alat yang dibuat dengan objek yang akan diukur. Selanjutnya data yang diterima

akan diolah menjadi sebuah matriks yang berukuran 4 baris dan 16 kolom yang

kemudian akan diubah menjadi citra berwarna yang mereprentasikan suhu dari

objek yang diukur dengan software Python 2.7. Citra berwarna yang di hasilkan

kemudian diinterpolasi dengan 3 cara interpolasi yaitu interpolasi Nearest,

interpolasi Bilinear dan interpolasi Bicubic.

3.6. Diagram Alir Sistem Pengukuran Panas

Dari gambar 3.8. dapat dilihat diagram alir dari sistem pengukuran panas dengan

thermopille array MLX 90620. Diagram alir ini tidak memiliki caption atau

meriview dari pembacaan masing - masing sensor dikarenakan sistem yang

dibangun adalah sistem dengan kendali openloop.

Pada sistem pengukur panas peralatan listrik yang akan dibuat ini, diagram alir

sistemnya pada gambar 3.8 berikut ini :


30

Mulai 1

MLX 90620,
Kirim Data melalui
LM35, dan HC -
Serial
SR04

Baca MLX 90620 Pembentukan


Gambar

Baca LM 35
Simpan
Gambar

Baca HC – SR04

Stop

Simpan
Datalogger

Gambar 3.8. Diagram alir sistem

Sistem akan dimulai dengan pembacaan nilai dari temperature MLX 90620.

Untuk diagram alir pembacaan temperature MLX 90620 dapat dilihat pada

gambar 3.8. Selanjutnya yaitu pembacaan berturut-turut adalah pembacaan sensor

oleh sensor LM 35 dan sensor HC-SR04. Kemudian semua data yang didapat

akan disimpan dalam datalogger dan selanjutnya data MLX 90620 akan

dikirimkan ke Raspberry Pi untuk dilakukan pembentukan citra. (Rangkaian

secara keseluruhan terdapat pada lampiran)


31

3.6.1 Diagram Alir Sensor MLX 90620

Mulai

MLX 90620,
EEPROM, TA, TO

Cetak
Temperature

Baca EEPROM

Menghitung TA

Baca TO

Cetak
Temperature

Stop

Gambar 3.9. Diagram alir sensor MLX 90620

Dari gambar 3.9. yang merupakan diagram alir sensor MLX 90620 terdapat

persiapan yaitu diantaranya 64 pixel MLX90620 sebagai masukan, EEPROM

yang merupakan penyimpanan dari kalkulasi alpha i dan j, Temperature ambient

(TA) yang merupakan temperature lingkungan, dan Temperature Object (TO)

yang merupakan temperature dari objek yang diukur. Sensor MLX 90620

menggunakan rangkaian I2C yang terdiri dari SDA dan SCL. Pulsa dibangkitkan

melalui pin SCL dan data diterima melalui pin SDA.


32

Gambar 3.10 Rangkaian MLX 90620

Gambar 3.10 merupakan rangkaian dari sensor MLX 90620. Rangkaian MLX

90620 terdapat reistor pull up pada pin SDA. Tegangan yang diperlukan untuk

mngaktifkn sensor MLX 90620 yaitu 2.6 VDC.

3.6.2 Diagram Alir sensor LM 35

Mulai

PIN LM35, TEMPC

Baca PIN LM
35

Tempc = (5 *
PINLM35*100)/1024

Cetak
Tempc

Stop

Gambar 3.11. Diagram alir sensor LM 35

Diagram alir sensor LM 35 terdiri dari persiapan yaitu masukan pin analog pin

LM35 dan inisialisasi dari sensor LM 35. Sensor LM 35 memiliki sensivitas

hingga + 10 mv/oC. Maksudnya adalah setiap kenaikan 10 mv maka suhu yang


33

dibaca akan naik 1oC. Sensor LM 35 merupakan sensor degan penggunaan

analog. Sehingga pin keluaran dari sensor ini akan menjadi masukan pada

mikrokontroller Arduino Mega 2560. Rumus dari LM 35 menjadi :

∗� ∗
Temperatur = (3-2)

Dimana :

5 = Tegangan input

Out = Tegangan output dari LM 35



100 = Hasil dari pembagian
��

1024 = Hasil bilangan dari desimal dari 10 bit bilangan biner

Dapat dijelaskan dari rumus (3-2) tegangan output diubah menjadi temperatur.

Dengan mengingat bahwa 10 mV/oC maka didapat nilai 100 yaitu hasil pembagia

1 V dibagi 10 mV. Kemudian 1024 merupakan nilai dari 10 bit bilangan biner.

Gambar 3.12. Rangkaian LM 35


34

3.6.3. Diagram Alir sensor HC-SR04

Gambar 3.13. merupakan diagram alir dari sensor HC-SR04. Sensor HC-SR04

merupakan sensor jarak yang prinsip kerjanya adalah Pin trigger akan

mengeluarkan sonar yang kemudian akan ditangkap melalui pin Echo.

Perhitungan ini kemudian menggunakan kecepatan suara sebagai medianya.

Selanjutnya hasil jarak ini akan dicetak dan disimpan dalam datalogger.

Mulai

Echopin,
Triggerpin

High
Triggerpin

Sinyal diterima
Echopin

Menghitung Jarak

Cetak Jarak

Stop

Gambar 3.13. Diagram alir sensor HC – SR04

Pada gambar 3.14 merupakan rangkaian dari sensor HC-SR04. Tegangan yang

digunakan untuk mengaktifkan sensor HC-SR04 yaitu 5VDC. Pin echo

merupakan pin yang menerima sinyal. Kemudan pin Trigger adalah pin yang

mengeluarkan sinyal suara. Kedua pin ini akan dihubungkan dengan pin digital

pada mikrokontroller Arduino Mega 2560.


35

vcc echo
gnd trig

Gambar 3.14. Rangkaian HC – SR04

3.6.4 Diagram Alir Pembuatan Citra pada Software Python 2.7

Mulai

64 Data MLX
90620

Input 64
Data MLX
90620

Pembentukan
Matriks 4x16

Pembentukan
Gambar

Simpan
Gambar

Stop

Gambar 3.15. Diagram alir pembuatan citra pada software Python 2.7

Gambar 3.15. merupakan diagram alir pembuatan citra pada software Python 2.7.

Dari diagram diatas dapat dilihat masukan dari diagram ini yaitu 64 data MLX

90620. Selanjutnya 64 data tersebut dibentuk matriks berbentuk 4 baris dan 16


36

kolom. Pembentukan ini menggunakan library numpy dan matplotlib. Library ini

disediakan oleh python yang berguna untuk mengolah gambar. Dengan bantuan

library matplotlib pembentukan gambar akan semakin mudah. Dalam proses ini

akan dibentuk 3 buah gambar interpolasi yaitu interpolasi Nearest, interpolasi

Billinear dan interpolasi Bicubic. Selanjutnya gambar ini akan disimpan dengan

pengkodean nomor didepan nama gambar untukmembedakan gambar-gambar

yang diproses.
79

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari serangkaian penelitian, pengujian dan analisa dapat disimpulkan sistem

pengukuran panas dengan MLX 90620 adalah sebagai berikut :

1. Sistem pengukuran panas menggunakan thermopille array MLX 90620

memiliki jarak pengukuran ideal yaitu 35 cm. Hal ini didasarkan pada

hasil pengujian kalibrasi pembanding dengan Infrared Thermometer

Fluke.

2. Sistem pengukuran panas dengan thermopille array MLX 90620 terdapat

kerusakan pada 13 piksel dari 64 piksel yang ada. Hal ini sangat

mempengaruhi hasil pencitraan melalui visual dalam gambar.

3. Dalam melakukan pengukuran, letak dari sistem sangat menentukan hasil

dari pengukuran terhadap objek yang diukur.

4. Sistem pengukuran panas dengan MLX 90620 dapat melakukan

pengukuran hingga jarak lebih dari 50 cm yang dapat dilihat dari hasil

pengujian.

5. Sistem pengukuran panas dengan MLX 90620 dapat mencitrakan bentuk

suatu benda yang memiliki panas.

6. Sistem pengukuran dengan MLX 90620 belum diterapkan dalam suatu

payload Quadcopter.
5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai

berikut :

1. Membuat sistem yang terintegrasi dengan kamera Infrared pada Raspberry

Pi untuk meningkatkan akurasi dari pembacaan yang dilakukan oleh

sensor MLX 90620.

2. Membuat desainyang lebih ringan dan lebih ringkas sehingga kedepannya

sistem ini dapat sebagai muatan Quadcopter.

3. Menggunakan sensor Thermopille yang memiliki piksel yang lebih besar

agar cakupan FOV ( Field Of View ) lebih lebar dan akurat.

4. Menggunakan Raspberry Pi type 2 B yang memiliki kapasitas memori 1

GB agar pemrosesan gambar lebih cepat.

5. Mengembangkan sistem agar dapat dikendalikan secara manual dan

otomatis.

6. Mengembangkan sistem yang real time dimana data yang masuk adalah

data pada waktu pengukuran terjadi.


DAFTAR PUSTAKA

[1] David Cooper Wiliam. 1984. Electronic Instrumentation nd Measurment

Technique, 2nd ed. Penerbit Erlangga. Jakarta.

[2] Simanuang, Leonardo, dkk. 2013 . Penentuan Kondisi Udara (Lingkungan)

Menggunakan Citra Inframerah. Electrician Jurnal Rekayasa dan Teknik

Elekro. Lampung.

[3] Varith J, dkk. 2013. Non-Contact Bruise Detection in Apples by Thermal

Imaging Novative Food and Science and Emerging Technologies.

Washington.

[4] Jekke Mamahit, D. 2010. Detection Early Breast CancerBy Using Digital Infrared

Image Based on Asymmetry Thermal. Jurnal. Semarang.

[5] Hai Nugroho, Djoko. 2007. Pendekatan Color Segmentation Citra Kamera

Termografi Infra Merah untuk Diagnosis Kerusakan secara Otomatik.

Proshiding PPI. Yogyakarta.

[6] Datasheet TPA 81

[7] Datasheet MLX 90620

[8] Datasheet MLX 90614


FLIR System AB. 2011. Thermal Imaging Guidebook For Industrial Aplication

(Online), http://www.flir.com [13 Agustus 2014]

Kadir, Abdul. 2005. Dasar Pemrogrman Python. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Prasetyo, eko. 2011. Pengolahan Citra Digital dan Aplikasinya Menggunakan

Mathlab. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Rossum, Guido van, & Drake, Fred L. 2004. Python Library Reference Release 2.4.

Python Software Foundation.

Rahman Alma, Vidi. 2009. Aplikasi TPA pada Deteksi Posisi. Universitas

Diponegoro. Semarang.

Widada, W. 2005. Aplikasi Digital Expnential Filtering untuk Embeded Sensor

Payload Roket. Proshiding Semiloka Teknologi Simulasi dan Komputasi

serta Aplikasi. Lembaga Penerbangan dan Antarikasa Nasional. Bogor.

Datasheet Atmega 2560

Anda mungkin juga menyukai