Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA TB PARU


DI RUNGKUT SURABAYA

A. Data Identitas
1. Nama kepala keluarga : Bp. A
2. Alamat : RT01/15 Rungkut Surabaya
3. Komposisi keluarga :

No Nama Jenis kelamin Hub Umur Pekerjaan Pendidikan


1 Bp. A L KK 35 tahun Buruh pabrik rokok SD

2 Ibu L P Istri 30 tahun Tidak bekerja SD

3 D L Anak 10 tahun Tidak Bekerja SD

Genogram:

Mati 1980 Mati 1985 keduanya Mati 1970 Mati 1955 Mati 1965

Mati 1945
Mati 1965
Mati tua Mati TB 1999 DM sejak 2000 sehat
2000
7 75
0

4 25
Mati Mati TB Mati Diare mati stroke 0
sehat sehat
Kecelakaan 2005 2001 1999
1995 35 3
0
TB Paru sehat
2008 10
sehat

Keterangan

: Perempuan

: Laki-laki

: Meninggal
: Klien (Pak “A”)

: Tinggal serumah

: Menikah

4. Tipe keluarga : The Nuclear Family (Keluarga Inti)


5. Latar belakang budaya
Latar belakang budaya keluarga adalah suku Madura, bahasa yang dipakai
adalah bahasa Indonesia dan bahasa Madura. Keluarga masih terpengaruh dengan
budaya setempat dalam hal merokok. Menurut masyarakat setempat menganggap jika
seorang laki-laki tidak merokok maka dinilai tidak gagah. Sampai sekarang Bp. A
masih menjalankan kebiasaan merokok tersebut.

6. Identifikasi agama
Seluruh anggota keluarga beragama Islam. Tidak ada kebiasaan agama yang
berdampak pada masalah kesehatan.

7. Status sosial ekonomi keluarga :


Bp. A bekerja sebagai buruh pabrik rokok, sedangkan Ny L tidak bekerja, sehingga
yang mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari adalah Bp A. Penghasilan keluarga
seluruhnya kurang lebih yaitu Rp 500.000,-/bulan. Penghasilan tersebut dipakai untuk
makan, biaya kontrak rumah dan biaya sekolah anaknya. Keluarga Bp. A tidak
mempunyai tabungan, baik untuk pendidikan jangka panjang anaknya maupun untuk
tabungan kesehatan keluarga. Perabotan rumah tangga yang dimiliki keluarga adalah 1
set kursi tamu, televisi 14 inch, bufet dan 1 tempat tidur.

8. Aktivitas rekreasi keluarga :


Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah berkunjung ke rumah saudara
yang masih dalam kawasan surabaya. Keluarga ini jarang berekreasi ke tempat
perbelanjaan seperti mall karena keterbatasan ekonomi.
A. Riwayat Perkembangan Keluarga
9. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga yang memiliki anak usia
sekolah yaitu mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah
dan hubungan dengan teman sebaya yang sehat, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota
keluarga.

10. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi adalah mensosialisasikan anak-anak


termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan hubungan dengan teman sebaya yang
sehat. Ny L tidak mengizinkan anaknya keluar rumah untuk bermain dengan teman
sebayanya,

11. Riwayat keluarga inti :


Bp. A dan Ibu L menikah berdasarkan rasa saling mencintai, menikah pada tahun
1998. Bp. A menikah pada umur 23 tahun dan Ibu L umur 18 tahun. Saat ini Bp A
mengeluh batuk yang tidak kunjung sembuh, dan sulit mengeluarkan dahak,
kadang-kadang badannya panas, Bp A memiliki kebiasaan merokok.Tn A
mengatakan sering sesak dan mudah lelah apabila bekerja terlalu berat. Ibu L
mengeluh kelelahan dengan pekerjaan rumah tangga. D saat ini menjalankan
pendidikan sekolah dasar dan biasanya sering batuk pilek.

12. Riwayat keluarga sebelumnya


Bp A dan Ibu L mengetahui riwayat kesehatan ayah dan ibunya. Ayah dari Bp A
sudah meninggal pada tahun 1999 karena penyakit TBC, sedangkan ibu dari Bp A
sudah meninggal tahun 2000 dikarenakan penyakit penuaan. Kedua orangtua Ny L
masih hidup. Saudara Bp A juga ada yang sudah meninggal dengan riwayat TB
Paru. Kakek dan nenek dari Tn A dan Ny L meninggal dan tidak tahu disebabkan
oleh karena apa.
B. Data Lingkungan
13. Karakteristik Rumah
Status kepemilikan rumah yang ditempati sekarang adalah kontraak. Luas rumah
yang ditempati 36m2 terdiri dari 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 ruang dapur, 1
kamar mandi dan WC. Bangunan rumah berbentuk rumah sangat sederhana. Lantai
rumah terbuat dari semen. Penataan alat / perabot rumah tangga sedikit berantakan,
pencahayaan dan ventilasi kurang sehingga ruangan menjadi lembab. Sumber air
minum dari air isi ulang dan untuk keperluan cuci dan mandi menggunakan air
PDAM. Keluarga membuang sampah di sungai. Lingkungan sekitar rumah agak
kumuh.

Denah rumah :
R. Tidur KM/WC

R Tamu Dapur

14. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Jarak rumah keluarga Bp. A berdekatan dengan tetangga. Hubungan dengan tetangga
terjalin kurang baik. Keluarga Bp. A hidup dilingkungan tempat tinggal yang
sebagian besar adalah penduduk pendatang. Tipe penduduk adalah penduduk urban.
Tipe hunian adalah daerah perkampungan. Kelas sosial ekonomi masyarakat adalah
menengah ke bawah. Status pekerjaan masyarakat di daerah tersebut rata-rata sebagai
buruh pabrik. Fasilitas yang ada di komunitas adalah masjid dan sekolah. Jarak antara
rumah ke Puskesmas adalah + 4km. Transportasi yang biasa dipakai masyarakat
adalah motor dan angkutan umum. Kebersihan lingkungan masyarakat cukup baik.

15. Mobilitas Geografis Keluarga


Keluarga ini tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah. Anak Tn A masih
bersekolah dan tinggal bersama dengan Tn A dan Ny L. Ny L pergi ke pasar
sendirian, kecuali saat hari libur sekolah, D selalu ikut ke pasar.
16. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Masyarakat
Keluarga ini tidak aktif mengikuti kegiatan ibadah yang dilaksanakan oleh kelompok
setempat. Ny L tidak pernah mengikuti pengajian dan arisan. Keluarga mengatakan
jarang memeriksakan diri ke Puskesmas di tempat tinggalnya.

17. Sistem Pendukung Keluarga


Yang merawat Tn A saat sakit yaitu Ny L dan anaknya. Biaya periksa dan pengobatan
di puskesmas di tanggung oleh pabrik tempat dia bekerja (Jamsostek). Saat kontrol
klien berangkat sendiri terkadang ditemani istrinya.Jarak antara rumah dan
Puskesmas ± 4 km.

B. Struktur Keluarga
18. Pola dan proses komunikasi keluarga
Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan dengan anggota keluarga yang ada di
rumah setiap hari. Permasalahan yang dirasakan oleh anaknya selalu diceritakan
kepada kedua orang tuanya. Seluruh anggota keluarga hidup rukun, jarang ada
pertengkaran, meskipun sesekali ada perbedaan antar anggota keluarga.

19. Struktur Kekuatan Keluarga:


Apabila ada permasalahan Bp A bermusyawarah dengan istrinya dan mengambil
keputusan dari hasil kesepakatan itu. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah
Bp. A.

20. Struktur Peran Keluarga


a. Bp. A sebagai kepala keluarga, pengambil keputusan dalam keluarga,pencari
nafkah dalam keluarga,dan pemimpin dalam keluarga
b. Ny L adalah ibu rumah tangga, mengatur keuangan keluarga dan ikut dalam
membimbing anaknya.
c. D adalah anak pertama, sekarang berusia 10 tahun dan sekarang masih
bersekolah di sekolah dasar. Dia termasuk anak penurut dan selalu membantu
pekerjaan rumah.
21. Nilai-nilai dan norma keluarga
Keluarga meyakini bahwa agama telah mengajarkan segala sesuatu dengan baik
dan benar. Keluarga mengikuti ajaran agama Islam. Keluarga meyakini bahwa sakit
yang diderita Tn A berasal dari hukuman Allah. Ia selalu berdoa sendiri agar diberi
kesembuhan.

E. Fungsi Keluarga
22. Fungsi Afektif
Menurut keterangan Bp. A dan Ny L keluarga merasa membutuhkan anggota
keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Antar anggota keluarga saling menghargai
perbedaan satu dengan yang lain. Setiap ada masalah keluarga Bp A selalu
menyelesaikan dengan musyawarah dan menghargai pendapat istrinya serta
mengkomunikasikan masalah dengan baik.

23. Fungsi Sosial


Semua anggota keluarga dapat berinteraksi dengan baik dalam lingkungan rumah.
Tetapi kurang mampu bersosialisasi dengan masyrakat. Ny L tidak pernah
mengizinkan anaknya untuk bermain dengan teman sebaya kecuaali untuk urusan
sekolah.

24. Fungsi Perawatan Kesehatan.


a. Kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan bahwa penyakit Tuberkulosis paru yang di derita Tn A
diketahui setelah memeriksakannya ke Puskesmas setempat. Keluarga
mengatakan belum mengerti atau memahami penyebab, penyebaran, maupun
cara perawatannya, Keluarga juga bertanya apakah penyakit Tuberkulosis paru
itu menular, kalau menular maka menularnya itu melalui apa dan ia juga tidak
mengetahui apakah tanda dan penyakit Tuberkulosis paru tersebut.
b. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan yang
tepat.
Keluarga ini mengatakan, apabila ada anggota keluarganya yang sakit,
keluarga berupaya mencari bantuan pelayanan kesehatan. Keluarga ini tidak
memahami bahwa Tn A perlu menjaga kesehatannya sehingga Ny L
membiarkan Tn A menjalani aktifitas sperti biasanya.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Yang merawat Tn A saat sakit yaitu Ny L. Keluarga kurang memberi dukungan
untuk berobat ke Puskesmas terdekat bila ada salah satu anggota keluarga yang
sakit. Keluarga mengatakan masih menggunakan peralatan makan secara
bersama. Tn A mengatakan masih membuang dahak sembarangan. Ny L
mengatakan sudah berusaha merawat Tn A semampunya.
d. Kemampuan keluarga memelihara / memodifikasi rumah yang sehat Keluarga
kurang mengetahui bahwa pemeliharaan lingkungan sangat penting bagi
kesehatan dan pencegahan penyakit. Keluarga mengatakan kadang 1 x
seminggu atau tidak tentu untuk membersihkan kamar mandi. Tidak ada sinar
matahari yang dapat masuk melalui genting kaca.
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Jika sakit, biasanya keluarga pergi ke Puskesmas terdekat. Tn A dan Ny L
percaya terhadap fasilitas dan petugas kesehatan. Selama ini Tn A tidak teratur
mengikuti program pengobatan TB selama 6 bulan di Puskesmas.

C. Stress dan Koping Keluarga


25. Stressor yang dimiliki oleh keluarga adalah masalah ekonomi.
Penghasilan keluarga yang terbatas, sering membuat bingung keluarga untuk
mengatur agar mencukupi kebutuhan keluarga selama satu bulan dan untuk
merencanakan biaya pendidikan jangka panjang anaknya.

26. Keluarga melakukan tindakan untuk mengatasi stres dengan


pasrah pada keadaannya dan tetap menjadikan kepala keluarga sebagai pengambil
keputusan.

27. Strategi koping internal dari keluarga untuk mengatasi stressor


adalah pengaturan keuangan secara lebih teliti oleh Ny L. Berapapun uang yang
diterima keluarga harus diatur dengan baik. Sedangkan strategi koping eksternal
yang digunakan adalah tetap bekerja seperti biasa walaupun Bp A dalam kondisi
batuk yang tidak sembuh-sembuh.

D. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang diidentifikasi
sebagai klien atau sasaran pelayanan asuhan keperawatan keluarga.
Pemeriksaan Tn Dj Ny A D
 Keadaan Umum Cukup Cukup Cukup
 Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis
 GCS 4–5–6 4–5–6 4–5–6
 TTV T 130/80 mmHg 120 / 70 mmHg 100 / 70 mmHg
N 88x/menit 84 x/menit 100x / menit
S 36,5 0C 36,2 0C 36,5 0C
RR 26 x / menit 20 x/menit 20 x/menit
 BB BB sebelum : 65 Kg BB : 69 Kg BB : 20kg
BB sekarang : 62 Kg
 Kepala
Kulit Kepala Bersih, tidak terdapat Bersih, tidak terdapat Bersih, tidak terdapat
benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada
bekas luka, bersih bekas luka, bersih bekas luka, bersih
tidak ada ketombe tidak ada ketombe tidak ada ketombe
Rambut Merata, lurus, tidak Lurus, panjang, Hitam, lurus, bersih,
rontok, tidak berbau. merata, bersih, tidak tidak rontok
berbau
Wajah Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
bekas luka bekas luka bekas luka
Mata Simetris, konjungtiva Simetris, konjungtiva Simetris, konjungtiva
merah muda, sklera merah muda, sklera merah muda, sklera
putih, fungsi putih, fungsi putih, fungsi
penglihatan baik, penglihatan baik, penglihatan baik,
pupil isokor. pupil isokor. pupil isokor.
Hidung Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkokan, tidak pembengkokan, tidak pembengkokan, tidak
ada polip nasi, fungsi ada polip nasi, fungsi ada polip nasi, fungsi
penciuman baik, penciuman baik, penciuman baik,
simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak ada
sekret, tidak ada sekret, tidak ada sekret, tidak ada
pernafasan cuping pernafasan cuping pernafasan cuping
hidung hidung hidung
Telinga Simetris, bersih, tidak Simetris, bersih, tidak Simetris, bersih, tidak
ada kelainan, fungsi ada kelainan, fungsi ada kelainan, fungsi
pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran baik.
Mulut Tidak ada stomatitis, Tidak ada stomatitis, Tidak ada stomatitis,
gigi lengkap. Fungsi gigi lengkap. Fungsi gigi lengkap. Fungsi
pengecapan baik, bibir pengecapa baik, bibir pengecapa baik, bibir
kering. lembab. lembab.
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, tidak kelenjar tyroid, tidak kelenjar tyroid, tidak
terdapat bendungan terdapat bendungan terdapat bendungan
kelenjar getah bening, kelenjar getah bening, kelenjar getah bening,
tidak ada bendungan tidak ada bendungan tidak ada bendungan
vena jugularis. vena jugularis vena jugularis
 Thorax
Inspeksi Simetris, terdapat Simetris, tidak Simetris, tidak
tarikan intercosta. terdapat tarikan terdapat tarikan
intercosta. intercosta.
Palpasi Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
benjolan abnormal, benjolan abnormal, benjolan abnormal,
tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan

Auskultasi Wheezing - , ronchi Wheezing - , ronchi Wheezing - , ronchi


+ , S1 S2 tunggal - , S1 S2 tunggal - , S1 S2 tunggal

 Abdomen Tidak ada bekas luka, Tidak ada bekas luka, Tidak ada bekas luka,
Inspeksi tidak ascites, tidak ada tidak ascites, tidak ada tidak ascites, tidak ada
benjolan abnormal. benjolan abnormal. benjolan abnormal.
Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan,
Palpasi pembesaran hepar tak pembesaran hepar tak pembesaran hepar tak
teraba. teraba. teraba.
Suara tympani Suara tympani Suara tympani
Perkusi Bising usus 8 x / menit Bising usus 10 x / Bising usus 10 x /
Auskultasi menit menit
Akral dingin, tidak ada Akral hangat, tidak Akral hangat, tidak
 Ekstremitas oedem, pergerakan ada oedem, pergerakan ada oedem,
baik, kadang sering baik., tidak ada bekas pergerakan baik., tidak
kesemutan,sianosis luka. ada bekas luka.

Kulit sawo matang Kulit kuning, bersih, Kulit sawo matang


 Integumen bersih, turgor cukup, /turgor cukup, kulit bersih, turgor cukup,
kulit lembab lembab kulit lembab

E. Harapan Keluarga
Keluarga Bp A berharap agar dapat segera disembuhkan dan petugas kesehatan dapat
membantu masalah kesehatan yang sedang dihadapi serta menjelaskan perawatan yang
benar untuk keluarganya.
Analisa Data

DATA Kemungkinan Masalah keperawatan


NO penyebab
1 Data Subyektif : -Ketidakmampuan Ketidakefektifan
 Tn A mengatakan sering keluarga dalam bersihan jalan nafas
batuk-batuk merawat penyakit pada Tn A keluarga
 Tn A mengatakan kalau TB Paru Tn A
batuk dahaknya sulit dikeluarkan -Ketidakmampuan
 Tn A mengatakan bahwa keluarga mengenal
dirinya tidak pernah datang ke penyakit TB Paru
puskesmas untuk kontrol -Ketidakmampuan
 Tn A mengatakan tidak keluarga untuk
pernah minum obat TB paru memanfaatkan
selama program 6 bulan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada
 Tn A tetap merokok
meskipun dirinya tahu kalau
terkena TB Paru
Data Obyektif :
 Batuk berdahak
 Ronchi +
 Suara parau
 RR 26X/menit
 Jarak rmah ke puskesmas 4
km
2 Data Subyektif : -Ketidakmampuan Resiko tinggi
 Ny L mengatakan masih keluarga merawat terjadinya penularan

menggunakan alat makan anggota keluarga penyakit TB Paru


dengan TB Paru
bersama. oleh Tn A terhadap
 Tn A mengatakan tidak pernah -Ketidakmampuan anggota keluarga
membatasi komunikasi dengan keluarga mengenal yang lain
penyakit TB Paru
keluarganya walaupun dalam
-Ketidakmampuan
kondisi batuk
 Tn A mengatakan anaknya sering keluarga untuk
mengalami sakit batuk pilek memanfaatkan

 Tn A tidak lagi memeriksakan fasilitas pelayanan


kesehatan yang ada
penyakitnya setelah mengetahui
-Ketidakmampuan
menderita penyakit TB.
keluarga untuk
Data Obyektif :
memodifikasi
 Keluarga bertanya apakah
lingkungan yang
penyakit TB itu menular, kalau sehat
menular maka menular melalui
apa dan ia juga tidak
mengetahui apa tanda dan
gejala penyakit Tuberkulosis
itu.
 Keadaan rumah Bp A kurang
pencahayaan
 Kurang ventilasi
 Lingkungan tempat tinggal
yang agak kumuh
 Kondisi rumah Tn A yang
lembab
3 Data Subyektif : -Ketidakmampuan Risiko gangguan

 Bp A mengatakan sering keluarga merawat pertukaran gas pada Tn

sesak apabila bekerja berat anggota keluarga A


dengan TB Paru
 Keluarga mengatakan sering
capek jika melakukan aktivitas -Ketidakmampuan
keluarga mengenal
yang berat
penyakit TB Paru
Data Obyektif :
-Ketidakmampuan
 Terdapat tarikan intercosta
keluarga untuk
 Ronchi + memanfaatkan
 Sianosis fasilitas kesehatan
 Akral dingin yang ada

 Kadang kesemutan
Rumusan diagnosa keperawatan keluarga:

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada Tn A keluarga Tn A berhubungan dengan


Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan TB Paru yang ditandai dengan
 Tn A mengatakan sering batuk-batuk
 Tn A mengatakan kalau batuk dahaknya sulit dikeluarkan
 Tn A mengatakan bahwa dirinya tidak pernah datang ke puskesmas untuk kontrol
 Tn A mengatakan tidak pernah minum obat TB paru selama program 6 bulan
 Tn A tetap merokok meskipun dirinya tahu kalau terkena TB Paru
 Batuk berdahak
 Ronchi +
 Suara parau
 RR 26X/menit
 Jarak rmah ke puskesmas 4 km
2. Resiko tinggi terjadinya penularan penyakit TB Paru oleh Tn A terhadap anggota
keluarga yang lain berhubungan dengan merawat anggota Ketidakmampuan keluarga
keluarga dengan TB Paru
3. Resiko gangguan pertukaran gas pada Tn A keluarga Tn A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan TB Paru

Skoring prioritas masalah


Ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada Tn A keluarga Tn A berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan TB Paru
Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
a. Sifat masalah : 3 1 3/3x1=1 Bp A mengalami TB Paru ditandai
aktual dengan Batuk yang tidak sembuh-
sembuh, secret yang sulit
dikeluarkan, mudah sesak bila
kelelahan, berat badan semakin
turun.
Bp. A memiliki keinginan untuk
1 2 1/2x2= 1
sembuh dan bersikap kooperatif
b. Kemungkinan
pada perawat yang memberikan
masalah dapat diubah :
informasi tentang perawatan
sebagian
untuk penyakit TB Paru
3 1 3/3x1=1 Masalah sudah terjadi, Tn A
c. Potensial masalah memiliki keinginan untuk sembuh
untuk dicegah : tinggi karena kondisi tersebut
mengganggu pekerjaanya serta
adanya dukungan dari istri untuk
mengontrol kesehatan Tn A

2 1 2/2x1=1 Keluarga merasakan adanya


d. Menonjolnya masalah, Tn A tidak menjalankan
masalah: Segera terapi secara teratur . Tn A saat ini
ditangani tidak minum obat TB secara
teratur.
Total skor 4

Resiko tinggi terjadinya penularan penyakit TB Paru oleh Tn A terhadap anggota


keluarga yang lain berhubungan dengan merawat anggota Ketidakmampuan keluarga
keluarga dengan TB Paru

Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


a. Sifat masalah :
Resiko 2 1 2/3x1=2/3 Masalah ini belum terjadi tetapi
sudah ada gejala awal dari
penyebaran TB, jadi bila dibiarkan
bisa menular pada anggota
keluarga yang lain.

b. Kemungkinan 1 2 1/2x2= 1 Bp. A memiliki keinginan untuk


masalah dapat sembuh dan bersifat kooperatif pada
diubah : perawat yang memberikan informasi
Sebagian tentang perawatan untuk penyakit TB
Paru

c. Potensial 2 1 2/3x1=2/3 Masalah lebih lanjut belum terjadi


masalah untuk tetapi keluarga memiliki rasa
dicegah : sedang kawatir jika penyakitnya menulah
kepada anggota keluarga yang
lain ,sementara ini Tn A masih
beraktifitas seperti biasa.
d. Menonjolnya 1 1 1/2x1=1/2 Keluarga memiliki persepsi bahwa
masalah : tidak kondisi ini bukan merupakan
segera masalah yang tidak memerlukan
penanganan segera
Total skor 2 5/6

Resiko gangguan pertukaran gas pada Tn A keluarga Tn A berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan TB Paru
Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
a. Sifat masalah :
resiko 2 1 2/3x1=2/3 Masalah ini belum terjadi tetapi
sudah ada gejala awal dari
gangguan pertukaran gas, jadi bila
dibiarkan bisa mengancam
kesehatan.

b. Kemungkinan 1 2 1/2x2= 1 Bp. A memiliki keinginan untuk


masalah dapat sembuh dan bersifat kooperatif pada

diubah : perawat yang memberikan informasi


tentang perawatan untuk penyakit TB
Sebagian
Paru

Masalah lebih lanjut belum terjadi


c. Potensial 3 1 3/3x1=1
namun Bp. A kurang mengontrol
masalah untuk
kebiasaan merokok dan tidak
dicegah : tinggi
pernah kontrol ke puskesmas
unutk memeriksakan penyakitnya.

Masalah sangat dirasakan oleh Tn


d. Menonjolnya 2 1 2/2x1=1
A, karena Tn A sering merasakan
masalah : segera
keluhan saat bekerja sehingga hal
ini sangat mengganggu baginya
dan perlu penyelesaian segera.
Total skor 3 2/3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

D Tujuan Kriteria evaluasi Rencana Tindakan


Umum Khusus Kriteria Standar
X
1 Setelah dilakukan Tujuan Khusus :
tindakan keluarga Setelah melakukan kunjungan 4 x
mampu merawat anggota 60 menit keluarga dapat mencapai:
keluarga yang
mengalami Tuk 1 :
Ketidakefektifan Keluarga mampu mengenal
bersihan jalan nafas. masalah ketidakefektifan bersihan
jalan nafas :
a. Menyebutkan pengertian Verbal Keluarga dapat menyebutkan Diskusikan dengan keluarga :
tentang ketidakefektifan pengertian ketidakefektifan  Pengertian ketidakefektifan
bersihan jalan nafas bersihan jalan nafas yaitu bersihan jalan nafas pada penderita
terjadinya gangguan pada TB Paru
jalan nafas akibat adanya
sumbatan oleh dahak
b. Menjelaskan penyebab Verbal Penyebab ketidakefektifan  Penyebab terjadinya
terjadinya ketidakefektifan bersihan jalan nafas karena ketidakefektifan bersihan jalan
bersihan jalan nafas peningkatan produksi secret nafas
dan akumulasi secret/lender  Berikan kesempatan keluarga untuk
di jalan nafas bertanya apabila ada hal yang
kurang dimengerti

c. Menjelaskan tentang dampak Verbal Dampak dari ketidakefektifan  Dampak dari ketidakefektifan
ketidakefektifan bersihan jalan bersihan jalan nafas adalah bersihan jalan nafas
nafas terjadinya gangguan terhadap  Berikan reward pada keluarga
suplai oksigen ke paru-paru apabila dapat menjelaskan kembali
akibat tersumbatnya saluran hasil diskusi
pernafasan
Tuk 2
Keluarga mampu melakukan
tindakan untuk mengatasi dan
mencegah serta merawat masalah
ketidakefektifan bersihan jalan
nafas dengan:
Melakukan latihan batuk efektif,
clupping
a. Keluarga mengerti Verbal dan Keluarga dapat menjelaskan  Jelaskan tentang manfaat batuk
manfaat dan cara latihan batuk psikomotor manfaat dari batuk efektif efektif
efektif yaitu untuk mengeluarkan  Jelaskan tentang cara melakukan
secret dengan tanpa batuk efektif
mengeluarkan tenaga yang  Anjurkan pada keluarga untuk
berlebih. Caranya: mempraktikkan batuk efektif yang
1. Tarik nafas lewat telah diajarkan
hidung tahan,lalu
keluarkan lewat mulut 3x
2. Tarik nafas lagi pelan
pelan lewat hidung lalu
batukkan

Verbal dan Keluarga dapat menjelaskan  Diskusikan tentang manfaat dari


b. Keluarga dapat mengerti manfaat psikomotor manfaat dari clupping yaitu clupping
dan cara melakukan clupping untuk mempermudah  Ajarkan pada keluarga senam kaki
pengeluaran secret dengan untuk penderita DM
cara:  Anjurkan pada keluarga untuk
1. Tepuk punggung dengan mempraktikkan clupping yang telah
kedua tangan saling diajarkan
bergantian
2. Pusisi tangan sedikit
telungkup
3. Kemudian
vibrating/getarkan
punggung dengan kedua
tangan

Verbal dan Keluarga dapat  Diskusikan cara mencegah masalah


c. Keluarga dapat melakukan cara- psikomotor memprakpraktekkan cara- peumpukan sekret
cara untuk menghindari cara untuk menghindari  Berikan reward pada keluarga
penumpukan sekret penumpukan sekret yaitu : apabila mampu melakukan
Mengurangi konsumsi perawatan secara mandiri
rokok

Tuk 5
Keluarga mampu memanfaatkan Verbal Keluarga mengerti tentang  Diskusikan bersama klien tentang
fasilitas pelayanan kesehatan yang Kunjungan manfaat fasilitas pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada untuk mengatasi masalah ke kesehatan yang disediakan disediakan untuk pederita TB Paru
ketidakeektifan bersihan jalan nafas Puskesmas bagi penderita TB Paru di  Diskusikan bersama klien tentang
akibat penyakit TB Paru puskesmas yaitu program manfaat control secara rutin ke
pengobatan TB Paru selama 6 puskesmas
bulan secara rutin  Berikan penghargaan apabila Tn A
jika sudah kontrol secara rutin ke
puskesmas
2 Setelah dilakukan Tujuan Khusus :
tindakan keluarga Setelah melakukan kunjungan 4 x
mampu merawat anggota 60 menit keluarga dapat mencapai: Keluarga dapat menjelaskan
keluarga yang pengertian gangguan
mengalami gangguan Tuk 1 : pertukaran gas pada penderita
pertukaran gas Keluarga mampu mengenal TB Paru yaitu gagguan  Kaji tingkat pengetahuan
masalah gangguan pertukaran gas : pertukaran gas oksigen dan keluarga tentang gangguan
karbondioksida yang masuk pertukaran gas pada penderita TB
a. Menyebutkan pengertian Respon dan keluar dari paru-paru. Paru.
gangguan pertukaran gas pada Verbal  Diskusikan dengan keluarga
penderita TB Paru Keluarga dapat menjelaskan tentang pengertian gangguan
penyebab gangguan pertukaran gas pada penderita TB
pertukaran gas pada Paru
b. Menyebutkan penyebab penderita TB Paru yaitu
gangguan pertukaran gas pada kerusakan ekspansi alveoli  Diskusikan kepda keluarga
penderita TB Paru kapiler Penyebab terjadinya gangguan
pertukaran gas
Respon Keluarga dapat menjelaskan  Berikan kesempatan keluarga
Verbal tanda gangguan pertukaran untuk bertanya apabila ada hal
c. Menyebutkan tanda dan gas pada penderita TB Paru yang kurang dimengerti
gangguan pertukaran gas pada yaitu sianosis,akral
penderita TB Paru dingin,sering  Diskusikan bersama dengan klien
kesemutan,pucat tentang tanda-tanda gangguan
,sesak,hipoksia pertukaran gas
Respon  Ajurka kepada Tn A untuk
Verbal mengevaluasi apakah tanda-tanda
Keluarga dapat menjelaskan tersebut ada pada dirinya
d. Menyebutkan dampak gangguan dampak gangguan pertukaran  Berikan kesempatan pada
pertukaran gas pada penderita gas pada penderita TB Paru keluarga untuk bertanya jika
TB Paru yaitu suplai oksigen ke sluruh kurang mengerti
tubuh akan berkurang  Diskusikan dengan keluarga
tentang dampak pertukaran gas
pada penderita TB Paru
Respon  Anjurkan keluarga untuk
Verbal menyebutkan dampak gangguan
pertukaran gas pada penyakit TB
Tuk 3 paru
Keluarga mampu melakukan  Berikan reward untuk setiap
tindakan untuk mengatasi dan jawaban yang benar
mencegah serta merawat masalah
gangguan pertukaran gas dengan:
Melakukan latihan nafas dalam
dan memberikan posisi yang
nyaman
a. Keluarga mengerti manfaat dan verbal Latihan nafas dalam
cara latihan nafas dalam dan berfungsi untuk
psikomotor meningkatkan ekspansi paru
dan melatih otot –otot
pernapasan
b. Berikan posisi tidur yang verbal
nyaman dengan kepala sedikit dan Posisi kepala lebih tinggi in  Diskusikan dengan keluarga
ditinggikanpada psikomotor dapat tentang latihan nafas dalam
Meningkatkan inspirasi  Anjurkan klien untuk mencoba
maksimal, meningkatkan latihan tersebut
ekpsnsi paru dan ventilasi
pada sisi yang tidak sakit
 Diskusikan dengan keluarga
tentang posisi meniggikan kepala
ini pada saat istirahat
Verbal dan  Anjurkan klien untuk mencoba
Tuk 5 psikomotor Keluarga mengerti tentang latihan tersebut
Keluarga mampu memanfaatkan manfaat fasilitas pelayanan  Berikan penguat apabila klien
fasilitas pelayanan kesehatan yang kesehatan yang disediakan sudah melakukan hal yang
ada untuk mengatasi masalah bagi penderita TB Paru di diajarkan
gangguan pertukaran gas akibat puskesmas yaitu program
penyakit TB Paru pengobatan TB Paru selama 6
bulan secara rutin untuk  Diskusikan bersama klien tentang
mencegah komplikasi dan fasilitas pelayanan kesehatan yang
meningkatkan pengetahuan disediakan untuk pederita TB Paru
terutama untuk mengatasi  Diskusikan bersama klien tentang
gangguan pertukaran gas manfaat control secara rutin ke
puskesmas
 Berikan penghargaan apabila Tn A
jika sudah kontrol secara rutin ke
puskesmas

3 Setelah dilakukan Tujuan Khusus :


tindakan keperawatan Setelah melakukan kunjungan 5 x
tidak terjadi penyebaran 60 menit keluarga dapat mencapai
penyakit TB paru pada Tuk 1
anggota keluarga lainya. 1. Keluarga mengenal adanya
masalah penyebaran kuman Respon Menjelaskan tentang  Kaji pengetahuan
tuberkulosi dengan : verbal pengertian penyebaran keluarga tentang penyebaran
a. Menjelasakan kuman tuberculosis yaitu kuman tuberkulosis
tentang pengertian penyebaran kuman kuman  Diskusikan dengan
penyebaran kuman penyebab penyakit TB Paru keluarga tentang pengertian
tuberkulosis yang terjadi melalui droplet penyebaran kuman tuberkulosis

Menjelaskan tanda dan gejala


b. Menjelaskan tanda Respon  Diskusikan dengan
dari penyebaran kuman yaitu
dan gejala penyebaran kuman verbal keluarga tentang tanda dan gejala
anggota keluarga ada yang
tuberkulosis dari penyebaran kuman
menderita seperti TN
tuberkulosis
A,seperti batuk
 Anjurkan kepada
derbahak,demam,badan
keluarga apakah ada anggota
menjadi kurus.
keluarga yang menderita seperti
Tn A
 Berikan kesempatan pada
Tuk 3 Penyebab dari penyebaran keluarga untuk bertanya
Keluarga mampu melakukan Respon kuman adalah lingkungan
tindakan untuk mencegah verbal yang lembab,ventilasi yang  Diskusikan dengan
terjadinya masalah akibat kurang sebagai media keluarga tentang penyebab dari
penyebaran kuman tuberkulosis transportasi penyebaran kuman tuberkulosis
dengan :  Berikan pengutan pada anggota
keluarga jika sudah melakukan
Keluarga dapat mencegah
a. Mengidentifikasi tindakan Respon hal yang positif
yang dapat dilakukan untuk verbal dan terjdinya penyebaran kuman
mencegah penyebaran psikomotor dengan tidak membuang  Diskusikan dengan keluarga
kuman dengan tidak sputum sembarangan ataun tindakan yang dapat dilakukan
membuang sputum berdahak sembarangan,tidak untuk mencegah penyebaran
sembarangan menggunakan alat makan kuman tuberculosis misalnya
secara bersama karena dengan tidak membuang sputum
sputum dan alat alat makan sembarangan
tersebut dapa menyebabkan  Diskusikan dengan keluarga
penularan kuman tindakan yang dapat dilakukan
tuberkulosis untuk mencegah penyebaran
kuman tuberculosis dengan tidak
menggunakan alat makan bersama
untuk sementara waktu
b. Mengidentifikasi tindakan Respon  Berikan kesempatan
yang dapat dilakukan untuk verbal dan Keluarga dapat mencegah pada keluarga untuk bertanya
mencegah penyebaran psikomotor terjdinya penyebaran kuman  Anjurkan pada keluarga
kuman melalui droplet melalui droplet dengan mengidentifikasi kembali
menghindari kontak langsung tindakan yang dapat dilakukan
dengan anggota keluarga lain untuk mencegah penyebaran
pada saat bersin atai batuk kuman tuberculosis
 Diskusikan dengan keluarga
untuk tidak melakukan kontak
langsung pada saat batuk
 Berkomunikasi dengan klien
dengan cara berlawanan arah
angin dengan posisi klien
 Berikan penguatan
pada keluarga jika hal ini sudah
Tuk 4 dilakukan
Keluarga mampu memodifikasi Respon
lingkungan untuk mencegah verbal Cara memelihara lingkungan
penyebaran penyakit TB Paru Psikomotor yang kondusif adalah dengan  Diskusikan dengan
c. Menjelaskan tentang pencahayaan ruang yang keluarga tentang teknik
lingkungan yang kondusif cukup,ventilasi yang cukup pencahayaan ruang yang cukup
bagi penderita TB paru sehingga ruangan tidak untuk mencegah penyebaran
lembab dan tidak menjadi penyakit
media pertumbuhan kuman  Diskusikan dengan keluarga
tentang teknik pengaturan
ventilasi ruangan yang cukup
d. Melakukan Respon untuk mencegah penyebaran
modifikasi lingkungan yang verbal Keluarga melakukan penyakit
sehat bagi penderita modifikasi lingkungan yang
sehat yaitu lingkungan yang
tidak kumuh,dan asri  Diskusikan dengan
keluarga tentang cara membuat
lingkungan yang sehat yaitu
dengan membuang sampah pada
temppatnya sehingga lingkungan
tidakkotor
 Berikan kesempatan
pada keluarga untuk bertanya
Tuk 5  Anjurkan pada
Keluarga mampu memanfaatkan Respon keluarga untuk mengulang
fasilitas kesehatan untuk verbal Fasilitas yang dapat kembali hasil diskusi tentang cara
mencegah terjadinya penyebaran digunakan adalah Puskesmas pencegahan penyebaran penyakit
penyakit TB Paru. untuk kontrol TB Paru dan TB Paru.
a. Menjelaskan fasilitas pemberian pengobatan
kesehatan yang dapat program TB paru untuk 6  Diskusikan bersama keluarga
digunakan dan manfaatnya bulan tentang fasilitas layanan
kesehatan yang dapat
b. Memanfaatkan fasilitas Kunjungan dimanfaatkan untuk penderita TB
kesehatan puskesmas Kunjungan TN A ke Paru
Puskesmas untuk kontrol TB
Paru dan pengobatan dan
pencegahan komplikasi
 Motivasi keluarga untuk
memanfaatkan fsilitas kesehatan
untukm kontrol penyakit dan
pengobatan TB Paru secara rutin

Anda mungkin juga menyukai